Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

“Manajemen Risiko Agribisnis”

Dosen Pengampu : HENDRA SAPUTRA

Disusun Oleh:

Devi Tesya Ria Uly Situmorang 7193510016

Dini Arfah Laily S 7193510060

Irma Shintya Sianturi 7193510019

Sri Lili Dewi 7193510027

Gilang Maarif 7193510028

MANAJEMEN C 2019

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa  yang
memberikan  kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manajemen Risiko Agribisnis” tepat pada waktunya.
       Dalam penyusunan makalah ini, Kenulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, Kenulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Hendra Saputra atas bimbingan, dan arahan yang telah di
berikan kepada penulis.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Manajemen Resiko dalam Agribisnis.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan Makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda semua demi perbaikan makalah ini di waktu
yang akan datang.

Medan, April 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3

A. Pengertian Manajemen Risiko.................................................................................3


B. Macam-Macam Risiko dalam Agribisnis................................................................3
C. Komponen Pokok Risiko Usaha..............................................................................5
D. Cara Mengelola risiko dalam Agribisnis................................................................6
E. Tahap-Tahap Manajemen Risik..............................................................................7
F. Cara Mengidentifikasi Risiko..................................................................................8

Contoh Kasus...............................................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10

3.2. Saran...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari
kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko
kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan
sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak
kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang
dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan
kompetitif organisasi. Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan
disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini
secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan
yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami
kerugian sangat kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat
hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere
relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko? Jawabannya adalah hal ini juga tergolong
resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko. Menurut
Smith : 1990, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan
kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah
perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu
risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Manajemen Risiko ?
2. Apa Risiko dalam Agribisnis?
3. Apa Saja Komponen Pokok Risiko Usaha?
4. Bagaimana Cara Mengelola Risiko dalam Agribisnis?
5. Apa Tahap- tahap Manajemen Risiko ?
6. Bagaimana Mengidentifikasi Risiko ?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk mempelajari secara mendasar mengenai Manajemen
agribisnis menjelaskan “Manajemen Resiko Agribisnis” yang meliputi Pengertian manajemen
resiko, Risiko dalam agribisnis, Komponen pokok risiko usaha, Cara mengelola risiko dalam
agribisnis, Tahap-tahap manajemen resiko, dan Bagaimana mengidentifikasi resiko.

1.4 Manfaat
Untuk memberikan informasi dan masukan mengenai manajemen sumber daya manusia
agribisnis yaitu materi “Manajemen Resiko Agribisnis”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek
negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen
resiko tradisional terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum). Menurut
Vibiznews.com, manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko,
serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi
yang dapat digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari
resiko tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh
lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di sisi lain, pelaksanaan manajemen
resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas manajemen
resiko (manusia, staff, organisasi).

2.2 Macam-Macam Risiko dalam Agribisnis

Macam- macam manajemen risiko dalam agribisnis dikelompokkan menjadi 3 kelompok,


yaitu:
1. Risiko berdasarkan sifatnya

a). Risiko Spekulatif Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif
kadangkadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang
dihadapi seperti adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang
dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian. Jenis
risiko spekulatif adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar
terjadinya ketidakpastian memberikan peluang keuntungan kepadanya. Umumnya tidak bisa
diasuransikan.

b). Risiko Murni Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
contohnya adalah kebakaran, apabila perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan
tersebut akan mengalami kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran.
Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan,
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Salah satu cara
menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat
diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni dapat dikenal dengan istilah risiko yang dapat
diansuransikan (insurable risk).

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan

a). Risiko yang dapat dialihkan Risiko yang dapat dialihkan yaitu risiko yang dapat
dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan
membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban)
perusahaan asuransi.

b). Risiko yang tidak dapat dialihkan, Risiko yang tidak dapat dialihkan yaitu semua risiko
yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan
asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya

a). Risiko Internal Risiko Internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko
kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

b). Risiko Eksternal Risiko Eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau
lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan
politik, dan sebagainya.
2.3 Komponen Pokok Risiko Usaha

Komponen-komponen manajemen risiko adalah sebagai berikut:

A. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang terbentuk dalam suatu organisasi/perusahaan


sebagai hasil dari filosofi, gaya operasional, dan struktur organisasi perusahaan. Lingkungan
internal memiliki pengaruh besar dalam suatu organisasi sehingga struktur organisasi, budaya
kerja, dan pendelegasian wewenang harus jelas dan tertulis.

B. Penentuan Sasaran

Agar bisa sampai pada tujuan perusahaan, pertama-tama Anda harus tentukan terlebih dahulu
sasarannya. Tentukan apa yang menjadi tujuan perusahaan sehingga risiko yang mungkin
terjadi lebih mudah diidentifikasi dan dikelola. Oleh karena itu, segala kegiatan yang
dilakukan oleh manajemen akan mengarahkan dan menunjang perusahaan untuk sampai pada
tujuan yang telah ditentukan.

C. Identifikasi Peristiwa

Manajemen harus mengidentifikasi kejadian yang berpotensi memengaruhi strategi dan


pencapaian tujuan perusahaan. Peristiwa tersebut bisa memberikan dampak positif atau
negatif.

D. Penilaian Risiko

Setelah mengidentifikasi peristiwa yang memiliki potensi untuk memengaruhi upaya


pencapaian tujuan, langkah manajemen selanjutnya adalah menilai peristiwa-peristiwa
tersebut. Apakah peristiwa tersebut mendekatkan perusahaan kepada tujuannya? Atau justru
menjauhkan darinya?

E. Tanggapan Risiko

Setelah penilaian risiko, perusahaan harus menentukan tanggapannya terhadap risiko


tersebut. Tanggapan itu dapat berupa menghindari, mengurangi, memindahkan, atau bahkan
menerimanya.
F. Aktivitas Pengendalian

Proses ini adalah pembuatan kebijakan untuk memastikan bahwa tanggapan yang telah
ditentukan dilaksanakan dengan baik.

G. Informasi dan Komunikasi

Manajemen harus mengidentifikasi informasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait


supaya setiap orang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

H. Pemantauan

Pada komponen ini, manajemen melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa setiap
komponen berjalan dengan baik.

2.4 Cara Mengelola Risiko dalam Agribisnis

Upaya mengurangi dampak resiko dalam agribisnis:

Resiko penurunan produksi Dengan penanggungan resiko pada asuransi Resiko


penurunan mutu produk Penerapan teknologi budidaya dan pasca panen Resiko keuangan dan
pembiayaan Diversivikasi, integrasi vertical Resiko perubahan harga Kontrak dimuka, future
market, hedging, agricultural options

Ada empat langkah dasar yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk membuat
pengelolaan risiko

1. Identifikasi risiko
Agar bisa menyusun manajemen risiko, pelaku perlu mempertimbangkan terlebih
dahulu risiko apa saja yang dapat timbul pada kegiatan usaha, yakni risiko internal
sepertu kelancaran arus kas, kelancaran pasokan bahan baku, dil, serta risiko bencana
alam, perubahan peraturan, perubahan peraturan, perubahan, dsb.
2. Penilaian tiap risiko
Setelah semua risiko dapat diidentifikasi dan didaftar, pelaku usaha yang memberikan
penilaian apapun dampak yang besar dari risiko tersebut pada kelangsungan usaha.
Misalnya kelancaran arus kas memiliki nilai risiko risiko, sedangkan pasokan bahan
baku memiliki nilai risiko sedang.
Selain itu, lakukan juga pada terhadap kemampyan perusahaan dalam menghadapi
risiko-risiko tersebut. Jangan lupa, beri perhatian lebih terhadap risiko kritikal, yakni
risiko yang jika terjadi akanberdampak paling signifikan bahkan bisa melumpuhkan
usaha.
3. Rencana penanggulangan
Langkah selanjutnya adalah dengan membuat rencana penanggulangan untuk setiap
risiko, terutamauntuk risiko kritikal. Rencana tersebut termasuk hal apa saja yang
perlu dipersiapkan dan dilakukansupaya terhindar dari risiko, atau jika risiko terjadi.
Misalnya, dengan mengasuransikan aset perusahaan, mengasuransikan kesehatan
karyawan, menerapkan standar keamanan untuk mencegah kecelakaan kerja, dan
menghindari transaksi dengan pihak yang memiliki risiko gagal bayar.
4. Monitor dan evaluasi secara berkala
Jika semua rencana penanggulangan selesai, jangan lupa untuk selalu melakukan
pemantauan pada rencana-rencana yang telah disusun tersebut.

2.5 Tahap- tahap Manajemen Risiko


Risiko dalam Manajemen Risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh
karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Adapun
tahap – tahapnya yaitu: Tahap-tahap manajemen risiko:
 Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan
 Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya
 Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan ataupun
secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)
 Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian,
misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi
maksimum 60 km/jam
 Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian,
misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan
pengawasan mutu (quality control)
 Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya
dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal
terjadi (retensi sendiri)
 Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau risiko yang
mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi

2.6 Cara Mengidentifikasi Risiko


Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis dan
berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Oleh
karena itu, diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan
kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu
checklist adalah; kerugian hak milik (property losses), kewajiban mengganti kerugian orang
lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang dibangun
sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi
oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan
dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi.
Metode yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Questioner analisis resiko (risk analysis questionnaire)

2. Metode laporan Keuangan (financial statement method)

3. Metode peta aliran (flow-chart)

4. Inspeksi langsung pada objek

5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan

6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu

7. Analisis lingkungan Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin,


peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat
mempelajari kemungkinan tentang hazard.

Oleh karena itu, keberhasilannya dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama
yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan
Contoh Kasus:

ANALISIS RISIKO USAHATANI BUNGA KRISAN POTONG (Chrysanthenum


indicum L) Studi kasus di PT Alam Indah Bunga Nusantara

Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan
banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Bunga krisan juga memiliki
kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong
penting. Pada perdagangan tanaman hias dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang
banyak diminati oleh beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapore dan Hongkong, serta Eropa
seperti Jerman, Perancis dan Inggris.

PT Alam Indah Bunga Nusantara merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak di
bidang tanaman hias yang terletak di Jawa Barat. Tanaman yang paling unggul dihasilkan perusahaan
adalah krisan. Perusahaan ini mampu meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan bunga
potong (khususnya bunga krisan potong) dari dalam negeri maupun luar negeri. Sampai saat ini ada
lebih dari 33 varietasbunga krisan yang diproduksi oleh PT Alam Indah Bunga Nusantara.

Sumber-sumber risiko usahatani yang dihadapi PT Alam Indah Bunga Nusantara adalah perubahan
cuaca dan iklim yang tidak dapat diprediksi, fluktuasi permintaan pasar lokal, kerusakan greenhouse
karena faktor alam, sifat produkyang mudah rusak, tingkat kesuburan lahan, keterbatasan sumber
daya manusia. Pengelolaan risiko yang sudah dilakukan PT Alam Indah Bunga Nusantara adalah
dengan cara preventif, yaitu mengembangkan sumber daya manusia. Mengadakan peningkatan
pendidikan dari sekolah dasar menjadi setara dengan sekolah menengah pertama. Tindakan
tersebut dilakukan untuk memperkecil terjadinya ketidaktelitian dalam perhitungan bibit dan untuk
meningkatkan kreatifitas tenaga kerja tersebut. PT Alam Indah Bunga Nusantara membuat
perencanaan produksi agar penanaman jumlah varietas krisan dapat disesuaikan dengan bagian
produksi dan nursery. Penyemprotan pestisida dilakukan lebih awal dengan tujuan dapat menekan
dan meminimalisir pertumbuhan hama dan penyakit.

Strategi yang dapat dilakukan PT Alam Indah Bunga Nusantara dalam proses produksi adalah dengan
memperbaiki kondisi greenhouse sehingga penggunaannya dapat lebih optimal. Guna memperkecil
sumber risiko keuangan dapat dilakukan dengan cara penyitaan aset dan melakukan sistem
pembayaran di awal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Resiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Sedangkan Manajemen Risiko yaitu upaya-upaya dalam bentuk
aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas
suatu portfolio sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan
sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam
kebijakan perusahaan. Manajemen risiko dan pengendalian internal memiliki kesamaan
materi dan komponen, dan saling terkait satu dengan lainnya. Manajemen risiko yang ada
perlu dievaluasi keandalannya. Sementara itu, aktifitas pengendalian akan menjadi optimal
dengan menggunakan pendekatan risiko.

3.2 Saran

Demikian makalah makalah yang kami buat, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam tulisan maupun dari referensi yang diperlukan, untuk itu kami harap kritik dan saran
yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah ini.semoga makalah inidapat bermanfaat
bagi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.spexotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko. Ahira, Anne. Manajemen


Resiko. 2012.

http://www.anneahira.com/manajemen-resiko.htm Darmawi, Herman. Manajemen Risiko.


Bumi Aksara, 2005.

http://sangid-com.blogspot.com/2013/12/makalah-manajemen-resiko.html

Anda mungkin juga menyukai