Oleh
Nama : Dian Safitri
NIM : D31170798
Gol :B
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka terdapat tujuan
antara lain :
1. Dapat mengetahui tanaman yang termasuk dalam usaha di bidang agribisnis
kehutanan.
2. Dapat mengetahui komoditas ikan yang termasuk dalam usaha di bidang
agribisnis perikanan.
3. Dapat mengetahui pengembangan bisnis bambu
4. Dapat mengetahui potensi dan penyebaran serta pemanfaatan bambu
4
BAB 2. USAHA AGRIBISNIS BIDANG KEHUTANAN DAN PERIKANAN
5
3. Budidaya tanaman sengon
Sengon yang mempunyai nama latin Falcataria Moluccana merupakan
salah satu jenis tanaman yang dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman
industri maupun hutan rakyat. Tanaman jenis ini merupakan tanaman yang cepat
tumbuh dan paling banyak dibudidayakan dengan pola agroforesty oleh
masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Tanaman ini mempunyai mempunyai
masa masa tebang relatif pendek yaitu 5-7 tahun, pengelolaannya relatif mudah,
persyaratan tempat tumbuh tidak rumit, kayunya serbaguna dan dapat
memberikan kegunaan serta keuntungan yang relatif tinggi. budidaya tanaman
sengon meliputi perbenihan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan
(penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penjarangan),
pengendalian hama dan penyakit dan pertumbuhan. Kayu sengon dapat
dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan peti, papan penyekat, bahan baku
pulp dan kertas, pengecoran konstruksi, industri korek api, papan partikel, bahan
baku konstruksi ringan, kerajinan tangan. Daunnya dapat digunakan sebagai
pakan ternak serta limbah gergaji kayu sengon dapat dipergunakan sebagai media
tanam jamur tiram.
4. Budidaya tanaman jati
Tanaman jati merupakan sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi dan
memiliki nilai ekonomis tinggi. Pohon jati mempunyai kekuatan dan keawetan
yang baik dan tidak mudah berubah bentuk atau lapuk akibat perubahan cuaca.
Bagi pembudidaya, usaha agribisnis kayu jati menjadikan peluang yang tinggi
karena memiliki banyak keunggulan daripada kayu yang lainnya, terlebih saat ini
kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar. Kayu jati dapat
digunakan sebagai bahan baku furniture dan meubel, infrastruktur bangunan,
dalam industri kayu jati diolah menjadi venir serta dijadikan keping-keping parket
penutup lantai, dan lain-lain. Budidaya kayu jati meliputi persipan lahan,
penanaman (penanaman dengan cara membuat lubang 40 cm x 40 cm x 40 cm
dengan jak ideal 3 m x 3 m), perawatan dan panen. Tanaman ini dapat tumbuh
pada topografi yang relatif datar (hutan dataran rendah) atau memiliki kemiringan
lereng <20 %.
6
5. Budidaya pohon cendana
Cendana atau cendana wangi merupakan sejenis pohon penghasil kayu.
Kayu cendana memang tergolong langka sehingga harganya cukup tinggi. kayu
cendana dapat dimanfaatkan sebagai aroma terapi, campuran parfum, kosmetik,
obat-obatan, rempah-rempah dan lain-lain. permintaan di pasar akan kayu cendana
sangat tinggi, berbagai industri memang membutuhkan pasokan cendana yang
besar namun stok yang tersedia terbilang rendah. Hal ini menjadikan peluang
budidaya bagi masyarakat.
6. Budidaya pohon damar
Damar atau bahasa latinnya Agathis Dammara merupakan salah satu
tanaman yang dikenal sebagai tanaman khas Indonesia dan telah dibudidayakan
hingga ke Filiphina. Tanaman ini dibudidaya untuk diambil getahnya. Getah
pohon damar dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna dalam dunia industri,
sebagai bahan baku pembuatan cat, bahan baku pembuatan tinta seperti tinta
spidol atau bolpoin, bahan baku kosmestik, bahan membuat korek api, bahan
pembuatan plastik, bahan pembuatan lilin, dan lain-lain. Budidaya pohon damar
meliputi pembibitan, penanaman dan pemeliharaan.
7. Budidaya rotan
Rotan merupakan hasil hutan non kayu yang mempunya nilai ekonomis
yang sangat tinggi dan hampir digunakan hampir disemua segi kehidupan
manusia, tetapi secar umum rotan ini digunakan sebagai meubel. Rotan
merupakan sumber devisa bagi negara yang besar, karena Indonesia merupakan
satu-satunya negara penghasil rotan terbesar di dunia. Rotan mencapa masa
tebang antara 7 sampai 10 tahun. Budidaya rotan meliputi persiapan lahan,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil. Rotan dapat hidup
dalam berbagai kondisi tanah, terutama tanah-tanah yang lokasinya berada
dipinggiran sungai, dengan permukaan air tanah relatif dangkal. Rotan tumbuhnya
merambat oleh karena itu diperlukan pohon sebagai panjatannya. Pohon yang
akan menjadi panjatannya harus mempunyai habitat yang sama dengan rotan.
Disamping itu, pohon juga harus memiliki percabangan yang rendah,
pertumbuhan yang cepat dan mudah diperbanyak. Pada proses pembibitan, bibit
7
rotan yang dipergunakan dari anakan yang diambil dari alam yang dipilih dan
tingginya sudah mencapai 20-30 cm. Pada proses penanaman dilakukan pada awal
musim penghujan dan pada proses pemeliharaan, penyiangan tanaman dilakukan
3 sampai 4 kali dalam setahun yaitu pada periode tanaman hingga menghadapi
masa kritis sampai berumur 3 tahun. Pada proses pemungutan hasil, cara yang
baik yaitu dengan tebang pilih (selectif cutting) atau hanya menebang batang rotan
pada umur yang sudah tua. Tanda-tanda batang yang sudah tua atau sudah siap
tebang yaitu apabila upil atau pelepah daunnya sudah kering dan mengelupas dari
batangnya. Bagi rotan yang tidak berupih, batang yang sudah tua ditandai dengan
warnanya yang menguning.
8. Budidaya tanaman nilam
Nilam merupakan salah satu tanaman semak tropis yang dapat
menghasilkan minyak nilam dari pengolahan daunnya. Minyak nilam dalam
perdagangan internasional dikenal dengan minyak pathcouli karena minyak ini
berasal dari sulingan daun. Minyak nilam sering digunakan sebagai pembuatan
wangi-wangian seperti parfum, sabun dan lain-lan. Daun nilam dapat
dimanfaatkan menjadi minyak nilam ynag mempunyai nilai jual tinggi dibanding
dengan jenis minyak atsiri lainnya. Tanaman nilam dapat tumbuh dengan baik
dengan ketinggian 10 mdpl hingga 700 mdpl. Budidaya tanaman nilam meliputi
persipan bibit, penanaman dan pemeliharaan. Pada persiapan bibit, bibit nilam
diperoleh dengan cara vegetatif (stek). Pada penanaman dilakukan secara
langsung dengan cara langsung ditanam ke lahan tanam dan dapat dilakukan
secara tidak langsung yaitu dengan cara bibit stek harus disemai terlebih dahulu.
Pada tahap pemeliharaan dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti
penyulaman, pemupukan, penyiangan, pembumbunan dan pemangkasan.
9. Budidaya pohon jabon
Jabon merupakan satu-satunya pohon komorsial yang cepat tumbuh dan
penyebarannya merta secara alami di seluruh Indonesia. Tanaman jabon termasuk
dalam famili Rubiaceae atau suku kopi-kopian. Pohon jabon cocok ditanam pada
tanah lempung, podsolik cokelat, aluvial lembab dipinggir sungai, daerah
peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang digenangi air. Tipe
8
iklim yang tepat untuk pertumbuhan jabon yaitu iklim basah sampai kering
dengan tipe curah hujan A sampai D. Tanaman jabon dapat dipanen pada umur 5
tahun untuk kepentingan produksi bahan baku pulp dan korek api, dan dapat
dipanen umur 10 tahun untuk bahan bangunan. Jabon memiliki prospek yang baik
untuk dikembangkan karena bernilai ekonomis tinggi, memiliki pangsa pasar yang
baik, daur yang relatif singkat dengan pertambahan rata-rata per tahun relatif
tinggi serta kualitas kayunya yang baik. Selan itu, pemasaran kayu jabon cukup
tinggi baik untuk keperluan domestik maupun ekspor.
10. Usaha gaharu
Usaha gaharu dilakukan guna pengembangan bisnis yang mendukung
kegiatan aneka usaha kehutanan. Gaharu merupakan komoditas hasil hutan yang
bernilai tinggi. Gaharu merupakan sebuah produk yang berbentuk gumpalan padat
berwarna coklat kehitamana sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada
bagian kayu atau akar tanaman pohon inang yang telah mengalami perubahan
fisika dan kimia akibat terinfeksi oleh jamur. Manfaat gaharu sendiri yatu untuk
pengobatan, incense, parfum, antijamur, kayunya dapat dimanfaatkan sebagai
desain interior, kerajinan dan lain-lain.
11. Usaha industri wood pellet
Usaha wood pellet bertujuan untuk mendukung pengembangan aneka usaha
kehutanan. Wood pellet (WP) merupakan sumber energi alternatif yang
ketersediaan bahan bakunya sangat melimpah terutama didaerah kalimantan.
Bahan baku wood pellet ini yaitu limbah industri penggergajian, limbah tebangan
hutan, dan limbah industri kayu lainnya. Limbah-limbah tersebut diolah dan
dikemas dalam bentuk pellet. Wood pellet dapat digunakan sebagai bahan bakar
kebutuhan rumah tangga, pertanian dan industri besar bahkan juga bisa digunakan
sebagai sember energi pada industri pembangkit tenaga. Peluang mengembangkan
bahan bakar dari wood pellet sangat terbuka luas, mengingat limbah hasil hutan
sangat besar baik dari limbha industri kayu maupun dari hutan tanaman. Saat ini
pengembangan aneka usaha wood pellet sedang dikembangkan di daerah
Wonosobo, Jawa Tengah oleh PT. Solar Park yang bekerja sama dengan perum
9
perhutani mengolah limbah kayu sengon dan kaliandra dan di daerah Kalimantan
Selatan oleh PT. SL Agro Industri yang bekerja sama dengan PT. Inhutani III.
12. Usaha bioprospeksi jamur hutan tropis
Usaha bioprospeksi jamur hutan tropis bertujuan untuk mendukung aneka
usaha kehutanan. Bioprospeksi didefinisikan sebagai kegiatan mengeksplorasi,
mengoleksi, meneliti, memanfaatkan sumber daya genetik dan biologi secara
sistematis untuk memperoleh sumber-sumber baru senyawa kimia. Kegiatan
bioprospeksi yang banyak dilakukan saat ini yaitu bioprospeksi terhadap
mikroorganisme yang ada di alam, salah satunya adalah jamur. Jamur dikenal
memiliki peran sebagai dekomposer pada rantai makanan. Bioprospeksi jamur
hutan tropis dapat digunakan sebagai sumber pembuatan obat-obatan, didunia
pertanian bioprospeksi jamur hutan tropis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian contohnya untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan
penyerapan nutrisi tanaman, dan lain-lain.
10
budidaya ikan, jenis crustacea (seperti udang, kepiting), moluska, dan biota air
lainnya di laut, air payau dan air tawar. Dari berbagai pemahaman di atas, maka
usaha perikanan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Usaha pra produksi perikanan
Usaha pra produksi perikanan merupakan usaha pendukung dan penyedia
sarana, input,saprodi, dan berbagai perbekalan nelayan maupun pembudidaya
ikan, misalnya usaha pembuatan kapal ikan, usaha penyedia alat tangkap ikan
(jaring, pancing, pelampung, dan lain-lain), usaha produksi mesin penangkapan
ikan (diesel, sparepart, dan lain-lain), usaha penyediaan pupuk, pakan ikan, es,
keranjang, box, cold box, obat-obatan perikanan, usaha penyediaan teknologi
reproduksi buatan, usaha pertokoan sembako, makanan dan minuman untuk
perbekalan melaut dan budidaya, sampai usaha jasa penyediaan tenaga kerja
produksi perikanan, dan lain-lain.
2. Usaha pembudidayaan ikan (aquaculture effort)
Usaha pembudidayaan ikan (aquaculture effort) adalah kegiatan
untukmemelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen
hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/atau mengawetkannya. Orang yang mata pencahariannya
melakukan pembudidayaan ikan disebut pembudidaya ikan. Contoh usaha
pembudidayaan ikan : usaha budidaya ikan lele, ikan nila, ikan mujaer, dll.
3. Usaha Penangkapan ikan (fishing effort)
Usaha Penangkapan ikan (fishing effort) adalah kegiatan untuk
memperolehikan di perairan yang tidak dalam keadaandibudidayakan dengan alat
atau cara apa pun,termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untukmemuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan,menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya. Orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
disebut nelayan (fisherman).
Menurut Ningsih (2005) sumber daya perikanan laut dapat dikelompokkan
ke dalam empat kelompok besar yaitu: (1) sumber daya ikan demersal, yaitu jenis
ikan yang hidup di atau dekat dasar perairan; (2) sumber daya ikan pelagis, yaitu
11
jenis sumber daya ikan yang hidup di sekitar permukaan perairan; (3) sumber
daya ikan pelagis besar, yaitu jenis ikan oceanik seperti tuna, cakalang, tenggiri
dan lain-lain; (4) sumber daya udang dan biota laut non ikan lainnya seperti kuda
laut. Contoh usaha penangkapan ikan : penangkapan ikan sarden, ikan tuna, ikan
bawal laut, dsb.
4. Usaha pengolahan ikan(fish processing effort)
Usaha pengolahan ikan(fish processing effort) merupakan usaha yang
bertujuan menciptakan dan atau menambah kegunaan (utility) ikan, baik kegunaan
waktu (time utility) maupun kegunaan bentuk (form utility). Orang yang
melakukan usaha pengolahan ikan disebut pengolah ikan (fish processor). Contoh
usaha pengolahan ikan : usaha nugget ikan, bakso ikan, sarden, kerupuk ikan, dsb.
5. Usaha pemasaran ikan (fish marketing effort)
Usaha pemasaran ikan (fish marketing effort) merupakan semua upaya
untuk menyampaikan ikan dari produsen ke konsumen. Orang yang melakukan
kegiatan pemasaran ikan disebut pedagang atau pemasar ikan (fish middlemen).
Menurut Crawford (1997), kegiatan pemasaran menurut fungsinya ada 3
kelompok, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitasi. Dari ketiga
fungsi tersebut terbagi menjadi 9 kegiatan, yaitu buying, selling, storage,
transportation, processing, standardization, financing, risk bearing, market
intelligence. Berdasarkan apa yang ditulis oleh Crawford, ternyata pengolahan
(processing) merupakan bagian kegiatan pemasaran, sedangkan pemerintah RI
melalui UU 31/2004 tentang Perikanan dan UU 45/2009 tentang Perubahan atas
UU Perikanan 31/2004 mengklasifikasikan usaha pengolahan sebagai salah satu
usaha mandiri dalam sistem bisnis perikanan yang meliputi usaha praproduksi,
produksi,pengolahan, dan pemasaran.
6. Sebagai tambahan, ada usaha jasa dan kelembagaan pendukung keseluruhan
usaha perikanan (rantai agribisnis perikanan), misalnya lembaga keuangan
penyedia kredit/permodalan untuk usaha agribisnis perikanan seperti bank,
koperasi, bakul (pedagang) ikan yang sekaligus meminjami modal ke nelayan,
dan sejenisnya.
12
BAB 3. USAHA AGRIBISNIS BIDANG KEHUTANAN
13
Inventarisasi hasil hutan non kayu (IHHNK) dilakukan untuk
mengumpulkan data potensi dan penyebaran hasil hutan non kayu yang pada saat
ini mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti bambu. IHHNK dilakukan pada areal
yang berisi hasil-hasil hutan tersebut baik secara murni maupun bagian dari
ekosistem hutan (Rahmawaty, 2006). Dengan ketersediaan data mengenai potensi
dan penyebaran rotan dan bambu sebagai salah satu komodity hasil hutan bukan
kayu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, semoga dapat berguna untuk
sistem pengelolaannya pada tahapan selanjutnya. Bambu adalah tanaman jenis
rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak
tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena
memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh
sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah
dan klimatologi tempat ia ditanam.
Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159
spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88
jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik. Bambu
merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota
famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu
tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari. Indonesia merupakan salah satu
wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh,
aur, dan eru ini. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di
Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia.
14
mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan
beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh
menjadi batang. Tanaman bambu hidup merumpun, kadang-kadang ditemui
berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik
dengan batas desa di Jawa. Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai
macam konstruksi seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air,
tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik,
dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan sebagainya.
15
3. Bambu dalam Bidang Budaya
Digunakan dalam pembuatan anyaman, kerajinan tangan, maupun lukisan.
Bahan baku pembuatan alat musik seperti suling, angklung, dan beberapa alat
musik tradisional Cina.Rongga pada batang bambu digunakan untuk memasak
makanan.Sebagai bahan pembuat rumah, atap, tiang, dinding, penyekat ruangan
hingga lantai rumah. Rumah yang 100% terbuat dari bambu telah terbukti tahan
terhadap gempa bumi.Sebagai bahan baku furnitur yaitu kursi, meja, lemari, dan
lain-lain. Sebagai bahan bangunan untuk pembuatan jembatan, pagar, toilet, pipa
air, dan sebagainya. Sebagai bahan baku pembuatan peralatan makan (sumpit,
mangkok, gelas,dll), pisau, arang bakar, mainan anak-anak, topi, keranjang,
sepeda, kandang hewan, senjata pada seni bela diri tradisional hingga kano atau
perahu kecil.
4. Bidang kesehatan
Rebung dan daun bambu dijadikan pakan pada ternak dan sumber pangan
utama binatang yang dilindungi di Cina, yaitu panda. Rebung, bagian pucuk
bambu, merupakan bagian yang dapat dimakan. Masyarakat mengolahnya dalam
masakan tradisional, seperti gulai rebung, sayur lodeh, hingga lumpia. Diolah
menjadi acar, minuman (soft drink), dan penyedap rasa. Kandungan serat rebung
yang tinggi mencegah penyakit konstipasi yang kronis, penyakit cacingan,
mengurangi kandungan kolesterol yang merugikan, mengatasi obesitas, mencegah
hipertensi dan obat pada beberapa kasus keracunan. Terdapat jenis rebung yang
mengandung zat sianida yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga pemilihan dan
pengolahan rebung harus dilakukan secara tepat. Bambu mengandung silicic
acid yang efektif sebagai penyerap racun dalam perut. Di Cina, daun bambu
digunakan sebagai bahan tambahan pada salah satu jenis minuman
beralkohol, Zhúyèqing jiu.
5. Bambu dalam Bidang Estetika
Sebagai tanaman hias, karena keanekaragaman ukuran hingga warna daun.
Hal ini telah menarik insan perfilman dunia yang menggunakan bambu sebagai
latar, contohnya beberapa film terkenal produksi Hollywood, yaitu Crouching
16
Tiger Hidden Dragon dan The Last Samurai. Simbol umur panjang dan
kesejahteraan masyarakat Cina, simbol persahabatan di India, karena tumbuh
secara berkelompok (rumpun bambu), dan tanaman “3 Sahabat” di Jepang, yaitu
bambu, cemara dan plum.
17
bahan bangunan rumah, pondok, pagar, jembatan, alat angkutan (rakit), pipa
saluran air, alat peraga, mebel dan berbagai peralatan rumah tangga serta sebagai
bahan baku untuk pulp kertas. Selain itu, tunas mudanya (rebung) dapat dimakan
serta dapat digunakan sebagai obat liver atau hepatitis/sakit kuning dan obat
bengkak.
c. Bambu Apus (Gigantochloa apus)
Nama Daerahnya Bambu apus, awi tali (Sunda), Deling apus, pring kera,
Bambu Apus, Bambu tali (banyuwangi). Buluh kasar, daun pelepah buluh
berketuk balik. Tinggi mencapai 22 m, warna hijau, Panjang 20-50 cm, diameter
4-15 cm, tebal 1,5 mm. Percabangan sekitar 1,5 diatas permukaan tanah,
termasuk un equal, jumlah percabangan 5-11 cabang. Daun Pada permukaan
bawah daun agak berbulu, kuping pelepah daun kecil dan membulat, gundu ligula
rata dan gundul. Pelepah buluh tidak mudah luruh, tertutup bulu coklat, kuping
pelepah buluh seperti bingkai, daun pelepah buluh berketuk balik menyegi tiga
dengan ujung sempit. Rebung hijau tertutup bulu hitam dan coklat. Sebarannya
India, Indo-China: Myanmar, Thailand; Malesia: Indonesia – Jawa. Biasanya
digunakan sebagai tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat dipakai sebagai
alat pembuatan pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan (rak
buku), industri pulp dan kertas dan penghalau angin kencang (wind-break).
d. Bambu Legi (Gigantochloa atter)
Nama daerahnya yaitu awi temen, Awi teme (Sunda), Bambu ater, pring
benel, pring jawa, Bambu Jawa, Bambu legi (Banyuwangi). Buluh lurus dengan
akar udara dari node, tinggi bisa mencapai 22 m, panjang bisa mencapai 50
cm, berdinding tipis, diameter 5-10 cm, tebal 8 mm. Percabasngan jauh
diatas permukaan tanah, termasuk Un equal (percabangan tidak sama). Daun
gundul, kuping plepah buluh kecil, ligula rata tinggi kurang 2 mm dan gundul.
Pelepah buluh Tertutup bulu hitam, mudah luruh, kuping pelepah buluh membulat
dengan ujung melengkung keluar, daun pelepah buluh berketuk balik dan
menyegi tiga. Rebung berwarna hijau hingga keunguan tertutup bulu hitam.
Sebarannya di Asia Tenggara, dikepulauan Sunda kecil tersebar di Pulau Lombok
18
hingga Pulau Timor. Memiliki manfaat sebagai Mebel, Konstruksi, Alat-alat
musik, penenunan serta Kerajinan.
19
gelombang panas, dan habisnya sumber air bersih dunia. Semua itu akibat dari
pemanasan global.
Penyebab terbesar terjadinya pemanasan global yaitu gas Karbon Dioksida
(CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO), dan Chlorofluorocarbon (CFC).
Hutan yang diharapkan menjadi tempat penimbunan gas CO2 telah rusak. Bahkan
rusaknya hutan ini menambah jumlah CO2 di udara. Pohon-pohon yang telah mati
akan menghasilkan gas CO2 dan melepasnya ke atmosfer. Oleh karena itu, yang
harus dilakukan adalah menghilangkan Karbon Dioksida di udara yang dapat
menumpuk di lapisan atmosfer. Untuk menghilangkan gas Karbon Dioksida di
udara dilakukan penghijauan yaitu memperbanyak menanam pohon sehingga gas-
gas CO2 dari berbagai sumbernya dapat diserap dan tidak sampai ke atmosfer.
Gas-gas CO2 tersebut diserap dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh
tanaman hijau tersebut.
Berkaitan dengan upaya penghijauan maka tanaman hijau yang sebaiknya
ditanam adalah tanaman bambu, bukan tanaman kayu-kayuan ataupun buah-
buahan. Alasan ini berdasarkan pada prediksi seorang ahli iklim NASA bernama
dr. H. J. Zwally yang mengatakan bahwa hampir semua es di kutub utara akan
lenyap pada akhir musim panas 2012 akibat pemanasan global. Tanaman bambu
dapat tumbuh dengan cepat yang hanya membutuhkan waktu sekitar tiga tahun
saja, dibandingkan dengan tanaman kayu-kayuan dan buah-buahan yang
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai usia dewasa. Selain itu,
dalam hal penyerapan Karbon Dioksida, bambu lebih banyak menyerap Karbon
Dioksida dari pada tanaman kayu-kayuan ataupun buah-buahan. Studi
menunjukkan bahwa satu hektar tanaman bambu dapat menyerap lebih dari 12 ton
karbon dioksida di udara. Ini merupakan jumlah yang cukup besar. Dengan
melestarikan hutan bambu, berarti kita telah memiliki mesin penyedot karbon
dioksida dalam kapasitas yang besar.
20
3.7 Prospek Usaha Bambu
Bambu dapat dikategorikan sebagai hasil hutan non-
kayu yang memiliki potensi besar sebagai bahan baku industri charcoal, furniture,
bambu lapis, laminasi bambu dan bahan bangunan serta bahan bakar/energi ramah
lingkungan (seperti arang) untuk mengatasi krisis energi. Adanya perkembangan
industri berbasis bambu tersebut, membuka peluang
untuk dikembangkannya HHBK bambu. Pengembangan HHBK bambu dapat
dimulai dengan usaha budidaya bambu. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada tahun 2009 terkait dengan “Kelayakan pengembangan hutan
bambu untuk bahan baku industri pengolahan bamboo” di daerah Jawa Barat dan
Banten. Budidaya bambu dapat dikembangkan sebagai sistem inti-plasma, dimana
petani bambu berperan sebagai plasma dan perusahaan berperan sebagai inti kuat,
yang dapat memanfaatkan bambu. Selain hal tersebut, sebagai alternative bamboo
dapat dikembangkan menjadi perkebunan. Perkebunan bambu dapat
dikembangkan sebagai sistem kehutanan industri.
Prospek perkebunan bambu untuk mendukung bambu berbasis industri
seperti arang bambu, mebel, laminasi bambu, papan partikel bambu, industri
kertas dll. Untuk tujuan ini, 13 variabel dari bambu telah diidentifikasi sebagai
varietas yang sesuai untuk bahan baku industri, terutama arang. Kelayakan
ekonomi pembangunan hutan bambu akan ditinjau dalam mendukung industri
primer maupun sekunder yang terintegrasi dengan hutan bambu yaitu sebagai
konsep kawasan bambu berbasis industri. Analisis ini menggunakan 2
variabel bambu, yaitu bambu temen (Gigantochioa pseudoarundinacae) dan
bambu andong (Giganthoochica pseudoarundinacae). Berdasarkan hasil analisis
kelayakan usaha yang dilakukan, dalam unit bambu perkebunan seluas 500 ha,
dengan 50 tahun investasi, pada tingkat suku bunga 10,95% memiliki
nilai kelayakan sebagai berikut : Biaya (diskon) sebesar Rp
35.028.510.000; pendapatan diskon sebesar Rp 80.521.716.000; NPV ( Net
Present Value) sebesar Rp 45.493.206.000; BCR (Benefit Cost Ratio) 2,30% dan
IRR (Internal Rate of Return) 32,30%. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa pengusahaan budidaya bambu memiliki prospek yang bagus untuk
21
dikembangkan, karena hasil kelayakan menunjukan hasil yang sangat layak yaitu
nilai BCR lebih besar sama dengan 1 dan IRR lebih besar dari suku bunga yang
ditetapkan (Effendi, 2009).
22
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Usaha di bidang agribisnis memang banyak digemari dan diusahakan
mengingat bahwa usaha di bidang agribisnis tergolong ke dalam usaha yang
menjanjikan. Beberapa sektor usaha di bidang agribisnis yang layak untuk
diusahakan yaitu sektor kehutanan dan perikanan. Banyak usaha-usaha yang dapat
diusahakan di bidang kehutanan dan perikanan, dan banyak sekali potensi usaha
baik di bidang kehutanan dan perikanan yang dapat diusahakan. Usaha di bidang
kehutanan sangat berpotensi untuk diusahakan mengingat bahwa Indonesia
memiliki banyak hutan dan merupakan salah satu paru-paru dunia, begitu pula
dengan sektor usaha perikanan mengingat Indonesia merupakan negara maritim
yang dikelilingi oleh laut, usaha agribisnis di bidang perikanan sangat berpotensi
baik di bidang perikanan budidaya, perikanan tangkap, pengolahan perikanan,
maupun pemasaran perikanan.
4.2 Saran
Sebaiknya usaha di bidang agribisnis di bidang kehutanan dan perikanan
lebih ditingkatkan lagi, mengingat bahwa potensi kehutanan dan perikanan di
Indonesia sangat melimpah sehingga dapat membuka peluang usaha dan juga agar
para wirausaha lebih bisa berpikir inovatif dan kreatif untuk memanfaatkan
potensi alam agar lebih maksimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/makalah-jenis-dan-peranan-
hasil-hutan.html
http://umyhailah.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-potensi-hail-hutan-
dan.html
Ningsih, 2005. Strategi Mengelola dan Memanfaatkan Sumber Daya Laut dan
Perikanan. Majalah Info Kajian Bappenas, Volume 2, 2005.
24