Anda di halaman 1dari 8

BAB 3.

KEGIATAN BUDIDAYA TANAMAN KACANG PANJANG

Selama kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan yakni


mengikuti seluruh kegiatan yang dijadwalkan oleh pihak PT. BISI International
Tbk, Farm Sumberagung. Adapun tanaman yang menjadi komoditas pada
kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adalah tanaman kacang panjang. Budidaya
tanaman kacang panjang di PT. BISI International Tbk, Sumberagung meliputi :

3.1 Persiapan Lahan


Persiapan lahan merupakan langkah awal yang perlu dilakukan Sebelum
penanaman kacang panjang, yaitu melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu
dengan pembajakan yang bertujuan untuk membalik tanah sehingga tanah
dibawah yang subur berpindah ke bagian atas serta membersihkan gulma yang
tersisa dan penggaruan pada lahan untuk memperoleh struktur tanah yang gembur
dan remah. Setelah itu, lahan dibasahi kemudian diratakan kembali menggunakan
pupuk kompos atau pupuk kandang, lalu lahan didiamkan selama kurang lebih 4
hari agar dapat meresap ke bagian dalam tanah. Setelah pengolahan tanah
dilakukan, kemudian dilakukan penyemprotan dengan menggunakan EM4 lalu
didiamkan kembali selama 2-4 hari. Proses pengolahan lahan ini dilakukan ± 2
minggu sebelum penanaman. Setelah tanah dianggap siap, kemudian dilakukan
plotting tanah untuk dibentuk menjadi bedengan dengan panjang 22 m dan lebar
80 cm setiap bedengnya.

Gambar 3.1 Persiapan dan Pembajakan tanah


3.2 Pemasangan Mulsa
Pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari saat cuaca panas, antara pukul 9
hingga 11 siang agar mudah ditarik, direnggangkan dan dipotong sesuai panjang
bedengan. Pada bagian tepinya digunakan pasak bambu untuk menguncinya
sehingga mulsa tidak mudah lepas terutama saat angin kencang.
Penggunaan mulsa untuk penanaman kacang panjang sangat
direkomendasikan karena mulsa bermanfaat dalam menjaga kelembaban tanah,
menekan pertumbuhan gulma serta menekan perkembangan hama dan penyakit.

Gambar 3.2 Pemasangan Mulsa

3.3 Penanaman
Kebutuhan benih kacang panjang berkisar antara 21-23 kg/ha. Sebelum
penanaman dilakukan, pengairan perlu dilakukan sebanyak 2 kali untuk menjaga
kelembaban tanah. Setelah itu, membuat lubang tanam dengan cara ditugal
dengan jarak tanam 60 cm antar lubang dan setiap lubang tanam diisi 2 biji, hal ini
dimaksudkan dalam satu lanjaran dapat menghasilkan maksimal 4 tanaman.
Setelah biji ditanam, kemudian lubang ditutup dengan tanah bercampur pupuk
kandang yang sudah lembut/remah. Kemudian hari ketiga, hari keenam dan hari
kedua belas dilakukan pengairan secara rutin untuk mendukung daya tumbuh
tanaman.
3.4 Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat 3 hari setelah tanam (hst) dan maksimal
hari ketujuh, apabila dilakukan lebih dari itu maka pertumbuhan tidak akan
maksimal karena sudah tertinggal jauh pertumbuhannya dengan tanaman lain
sehingga menghasilkan tanaman tidak tumbuh seragam.

3.5 Pemeliharaan Tanaman.


3.5.1 Pemupukan
Pemupukan dilakukan bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman
kacang panjang agar tumbuh baik dan subur serta ketersediaan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman tetap terjaga. Pemupukan pertama (I) dilakukan pada umur ±
15 hari setelah tanam (hst) dengan dosis ZA=50 kg/ha, SP-36=100 kg/ha,
KCL=50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal pada sisi samping
yang jaraknya 5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan tanah.
Pemupukan kedua (II) dilakukan pada umur ± 30 hari setelah tanam (hst)
menggunakan pupuk NPK Mutiara=200 kg/ha dengan cara ditugal pada jarak 10
cm di sisi bawah lubang tanam yang terletak pada kemiringan mulsa. Pemberian
pupuk pada sisi bawah lubang tanam bertujuan untuk mempermudah tanah untuk
meresapnya karena dekat dengan akar sehingga penyerapan nutrisi dari
pemupukan akan lebih optimal. Pemupukan ketiga (III) dilakukan pada umur ± 45
hari setelah tanam (hst) juga dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara=200
kg/ha pada sisi bawah lubang tanam.
3.5.2 Pemasangan Lanjaran
Pemasangan lanjaran dilakukan 10-15 hari setelah tanam (hst). Kira-kira
saat tinggi tanaman 15-25 cm. Pemasangan lanjaran dilakukan diantara 2 lubang
tanam sehingga jarak antar lanjaran 120 cm. Setiap 5 lanjaran perlu ditambah
lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang menyilang. Pemasangan lanjaran
digunakan sebagai media tumbuh yang mana bertujuan agar tanaman kacang
panjang dapat tumbuh merambat pada lanjaran tersebut.
Gambar 3.3 Pemasangan Lanjaran

3.5.3 Pemasangan Tali


Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai. Tali
berguna membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Pemasangan tali ada dua
tahap. Tahap I pada ketinggian ± 70 cm dari lanjaran dan tahap II pada ketinggian
± 150 cm dari lanjaran.
3.5.4 Merambatkan
Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan
tanaman kacang panjang baik pucuk tanaman maupun cabang-cabang tanaman.
Diharapkan tanaman merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang,
sehingga buah/polong tidak tergeletak di tanah.
3.5.5 Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan semua jenis tanaman
pengganggu (gulma) yang tumbuh disekitar tanaman kacang panjang. Gulma
tersebut dapat berupa rerumputan dan tanaman lainnya yang mana sifat dari gulma
tersebut adalah tanaman pengganggu yang dapat mengambil unsur hara dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tanaman kacang panjang sehingga penyiangan perlu
dilakukan secara rutin agar pertumbuhan tanaman dapat berjalan dengan baik.
Penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, atau dilakukan sewaktu-
waktu jika gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman.

Gambar 3.4 Penyiangan

3.5.6 Pengairan
Pada awal pertumbuhan tanaman kacang panjang memerlukan air yang
cukup untuk pertumbuhannya. Penyiraman dilakukan secara kontinu 6 hari sekali
pada pagi hari atau sore hari tergantung pada keadaan tanah dan cuaca. Pengairan
dilakukan dengan cara disiram pada sekeliling tanaman ataupun dengan cara
membendung air sungai yang kemudian dialirkan kedalam parit yang selanjutnya
akan langsung diserap oleh tanah pada tanaman. Dalam melakukan pengairan
jangan terlalu basah (menggenang) karena jika akar tanaman terendam air dapat
mengakibatkan kebusukan.
Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar tanaman
tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya dilakukan setelah
pemupukan dilakukan. Sedangkan pada musim hujan, pengairan cukup dengan air
hujan.
Tujuan dari pengelolaan air ialah mengatur ketersediaan air, baik saat
kekeringan maupun kelebihan air. Bila kekurangan air, tanaman akan layu dan
akhirnya mati, sebaliknya bila kelebihan air, tanaman tidak dapat mengambil
makanan dengan baik dari tanah akibat dari aerasi yang buruk. Selain itu, akarnya
cepat membusuk akibat serangan penyakit, terutama cendawan dan bakteri.
(Sunarjono,2010)
3.5.7 Check Off Type (Tipe Simpang)
Dilakukan setelah tanaman kacang panjang keluar polong. Secara visual,
polong bisa dibedakan dari warna dan panjang polong. Apabila terdapat polong
yang berbeda (polong pendek) atau tidak sesuai kriteria varietas maka perlu
dibuang agar tanaman yang lain tetap menjadi seragam. Bila polong yang berbeda
tidak dibuang, hasil biji tetap tidak akan maksimal karena pada dasarnya bentuk
polong tersebut tidak memenuhi standart biji yang baik.

Gambar 3.5 Tipe Simpang

3.6 Hama dan Penyakit


3.6.1 Hama dan Pengendaliannya
Hama-hama pada tanaman kacang panjang antara lain :
1. Thrips
Thrips menyerang bagian pucuk tanaman sehingga tanaman menjadi
keriting dang kering, sering juga menyerang tunas atau pucuk, sejak
tanaman masih kecil hingga besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat
kerontokan pada bunga dan serangan terjadi pada musim kemarau.
Pengendalian thrips dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida
Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dengan dosis sesuai anjuran.
2. Tungau
Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang
menggulung kebawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi
parah, tanaman dapat mengalami kerontokan daun. Pengendalian tungau
dapat dilakukan dengan menggunakan Samite, Omite, Mitac dengan dosis
sesuai anjuran.
3. Aphids sp.
Serangan Aphids sp.hampir sama dengan serangan thrips, hanya
bedanya jika pada serangan Aphids, daun mejadi hitam karena tumbuh
jamur jelaga yang tumbuh pada kotoran Aphids. Pengendalian Aphids.
Dapat dilakukan dengan menggunakan Winder, Supracid dengan dosis
sesuai anjuran.
4. Ulat Polong
Hama ulat bunga menyebabkan kerontokan pada bunga. Sedangkan
ulat polong menyebabkan kerusakan pada bagian polong. Kerusakan ini
menimbulkan pembusukan pada bagian tersebut akibat aktivitas
mikroorganisme yang berasal dari kotoran ulat tersebut. Pengendalian ulat
polong dapat dilakukan dengan menggunakan Winder dengan dosis sesuai
anjuran.

3.6.2 Penyakit dan Pengendaliannya


1. Penyakit Layu
Penyakit layu biasa disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh
bakteri Pseudomonas sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan
pengocoran menggunakan Kocide 77, maupun dengan semprot.
Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor Bactomcyin atau Agrimcyn
dengan dosis sesuai anjuran.
3.7 Panen dan Pasca Panen
Setelah usia tanaman kacang panjang varietas KP14 mencapai 90-
100 hari, panen pertama dapat dilakukan setelah polong tampak kering
berwarna coklat. Panen dilakukan dengan memetik polong yang sudah tua
dan biji sudah mulai mengeras. Panen dapat dilakukan dua kali dalam
seminggu selama 1 bulan. Kemudian hasil panen dijemur diatas terpal
yang langsung terpapar sinar matahari selama ± 2 hari. Setelah polong
kering lalu dipipil dengan alat perontok biji dengan cara dipukul. Biji hasil
pipilan dikeringkan lagi kemudian disortir, untuk memisahkan biji yang
baik dengan bijji yang kurang baik (berlubang, kepeng, kecil).

Anda mungkin juga menyukai