Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN

AGROEKOSISTEM

(322 G 3 203)

STUDI KASUS EKSPOR KAKAO & MENTE PT COMEXTA MAJORA


KOLAKA, SULAWESI TENGGARA

OLEH :
KELOMPOK 9/A
ARSY MULYANI G021181011
NUR ATIKA G021181013
RONAL GUNAWAN HAMJAYA G021181030
ERICH SIGIANTO SAMUDA G021181320
WILDA WIDAYANTI G021181329

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PROLOG

Indonesia merupakan salah satu produsen utama kakao di dunia.


Pasar internasional kakao memiliki potensi besar dilihat dari pertumbuhan
konsumsi dunia. Sejak pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan
ekspor kakao biji dalam rangka untuk mengembangkan industri
pengolahan kakao, ada perubahan dalam komposisi ekspor kakao. Kakao
merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia,
dengan volume produksi terbesar kelima setelah kelapa sawit, kelapa,
karet, dan tebu. Menurut International Cocoa Organization (ICCO), pada
tahun 2011 produksi kakao Indonesia mencapai 480.000 ton sehingga
menempatkan Indonesia sebagai produsen kakao biji terbesar ketiga di
dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2010), produksi biji kakao
Indonesia dalam beberapa tahun terus meningkat, dari 62,913 ton (2008)
menjadi 67,602 ton (2009). Tren peningkatan ekspor kakao Indonesia dan
peningkatan konsumsi kakao dunia menunjukkan bahwa potensi pasar
kakao masih tinggi di pasar internasional. Namun demikian mutu yang
dihasilkan masih rendah dan beragam antara lain kurangnya
terfermentasi, tidak cukup kering, ukuran biji tidak seragam, kadar kulit
tinggi, keasaman tinggi, cita rasa sangat beragam dan tidak konsisten.
Namun disisi lain kakao Indonesia juga memiliki keunggulan yaitu
mengandung lemak cokelat dan menghasilkan bubuk kakao yang dengan
mutu baik. Selain itu kakao Indonesia tidak mudah meleleh sehingga
cocok bila dipakai untuk blending.

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang


peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya
sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara.
Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan
wilayah dan pengembangan agroindustri.
Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan
kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani
yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta
memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan
setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US$ 701 juta.
Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam
kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan
kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut
sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% dikelola
perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta.

Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai


jenis makanan salah satunya adalah cokelat. Cokelat dihasilkan dari biji
kakao yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga
bentuk dan aromanya seperti yang terdapat di pasaran. Saat ini
perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap permintaan
komoditi kakao, terutama untuk komoditas ekspor biji kering yang siap
diolah sebagai bahan baku dalam membuat berbagai macam produk.
Kabupaten Kolaka adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia yang Ibu kotanya adalah Kota Kolaka. Kabupaten
Kolaka (induk) telah dua kali mengalami pemekaran, yakni Kabupaten
Kolaka Utara, dan yang terbaru adalah Kabupaten Kolaka Timur yang
telah disahkan pada akhir tahun 2012. PT Comextra Majora adalah
perusahaan yang bergerak di bidang ekspor komoditi hasil bumi terutama
Mete dan Kakao.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan


anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan ANALISIS
PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN AGROSISTEM ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan Laporan


yang menjadi tugas ANALISIS PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN
AGROSISTEM ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan
Laporan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah Laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran
terhadap Laporan ini agar kedepannya dapat kami perbaiki .

Kolaka, 18 November 2021


DAFTAR ISI
BAB I

STUDI KASUS AGROSISTEM

1.1. Visi dan Misi Agrosistem Kasus


Sejak awal, filosofi perusahaan PT Comextra Majora berlandaskan
pada kepercayaan, profesionalisme, dan integritas. PT Comextra Majora
selalu melakukan pengembangan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas produk-produk. Adapun visi dan misi PT Comextra
Majora adalah sebagai berikut
Visi : Tampak bahwa penilaian pencitraan yang berkesinambungan
atas operasional usaha dan pencarian terus menerus akan garis bidang
usaha yang baru merupakan kebijaksanaan perusahaan yang tidak dapat
dihindarkan. Manajemen perusahaan selalu siap, berkemauan, dan
mampu untuk mengantisipasi semua tantangan yang akan datang, dan
selalu akan mencari solusi yang tepat untuk penyelesaiannya. Konsistensi
evaluasi yang responsif dan terus menerus adalah hal yang paling
merefleksikan pergerakan dan mobilitas usaha kami
di masa mendatang.
Misi : Kami menyadari bahwa bekerja sama dengan para petani,
tidak diragukan lagi akan menjaga bisnis kami tetap berkesinambungan.
Kami menjaga hubungan timbal balik tersebut untuk memperkuat posisi
petani dan untuk menjamin tersedianya bahan baku yang berkualitas
tinggi. Kami melayani petani dengan konsultasi gratis yang mencakup
pemupukan, metode baru sistem pertanian, pengendalian hama dan
penyakit, peningkatan kualitas dan sampai batas tertentu memberikan
bahan dan benih tanaman yang berproduktivitas tinggi. Keberadaan kami
di sentra produksi membuat kami dapat membangun jaringan sumber
bahan baku sekaligus mendekatkan ke petani yang merupakan pemegang
peran terpenting dalam perdagangan kakao dan jambu mete.
1.2. Posisi Sumber Daya Agrosistem Kasus
1.2.1. Sumber daya Lahan dan Bangunan
Pemilihan lokasi suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi
risiko dan keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan,
mengingat lokasi sangat mempengaruhi biaya tetap maupun biaya
variabel, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Pemilihan
lokasi usaha secara efektif berarti menghindari risiko negatif seminimal
mungkin atau dengan kata lain mendapatkan lokasi yang memiliki risiko
positif paling maksimal. Pemilihan lokasi juga akan berdampak pada
biaya-biaya yang muncul dikemudian hari akibat telah dipilihnya suatu
daerah/lokasi sebagai tempat usaha.
Pertimbangan pemilihan lokasi usaha akan berbeda ketika tipe bisnis
yang akan dijalankan juga berbeda. Perusahaan industri biasanya
menggunakan cost minimizing strategy (strategi minimalisasi biaya). Dilain
pihak, usaha jasa biasanya menggunakan revenue maximizing strategy
(strategi maksimalisasi pendapatan). Sedangkan untuk pemilihan lokasi
gudang, biasanya ditentukan dengan mengkombinasikan faktor biaya dan
kecepatan pengiriman. Dari berbagai strategi pemilihan lokasi, semua
bertujuan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai prioritas tersendiri dalam
mempertimbang-kan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
usaha. Faktor-faktor yang secara umum perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi perusahaan, adalah lingkungan masyarakat, kedekatan
dengan pasar, ketersediaan tenaga kerja, kedekatan dengan bahan
mentah dan supplier, fasilitas dan biaya transportasi, sumber daya alam
lain. Selain faktor-faktor tersebut, berbagai faktor lainnya berikut ini perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi: harga tanah, dominasi
masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi,
kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan
maupun para pesaing.
PT Comextra Majora bertempat di Jl. Abadi, Kolakasi, Kabupaten
Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam menentukan lokasinya ini,
perusahaan PT Comextra Majora juga mempertimbangkan banyak hal
agar dengan lokasi yang ditempatinya ini dapat memberikan keuntungan
dalam usaha yang dijalankannya. Pertimbangan-pertimbangan yang
dilakukan oleh PT Comextra Majora diantaranya yaitu lokasi perusahaan
berada di tempat yang strategis dimana dekat dengan jalan raya serta
mudah dijumpai. Pemilihan lokasi di pinggir jalan ini dilakukan oleh PT
Comextra Majora dengan maksud agar perusahaan dapat dengan mudah
ditemukan oleh para calon pembeli sehingga meminimalisir adanya
customer atau relasi yang kesasar dan juga lokasi di pinggir jalan dengan
semakin banyak orang yang berlalu lalang maka semakin besar
kemungkinan calon pembeli berkunjung dan semakin besar pula
kemungkinan mereka membeli produk yang ditawarkan. Selain itu,
pemilihan lokasi juga dilakukan dengan pertimbangan transportasi
terjamin serta akses jalan yang mudah.
Kondisi lahan yang luas pun menjadi salah satu pertimbangan
dimana luas lahan PT Comextra Majora yaitu 100 m2. Lahan ini
merupakan milik pribadi yang diperoleh pemiliknya sebagai warisan dari
orang tua. Di lahan dengan luas tersebut, dikelilingi dengan tembok tinggi
sebagai pagar dan di dalamnya terdapat beberapa bangunan seperti
gudang, kantor ataupun perumahan karyawan yang disediakan oleh
perusahaan bagi karyawan yang bertempat tinggal diluar wilayah serta
belum menikah. Luas bangunan kerja PT Comextra Majora yaitu 50 x 60
m3 dengan bentuk yang masih kokoh serta terlihat rapi yang terbuat dari
susunan batu bata dengan hiasan berupa ornamen-ornamen klasik serba
putih dengan mempunyai corak kecoklatan.
1.2.2. Sumber daya Alat dan Mesin
Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu
kekuatan/tenaga yang di pergunakan untuk membantu manusia dalam
mengerjakan produk atau bagian produk tertentu. Apabila perhatian
diarahkan pada sisi mesin, sebenarnya terdapat dua hal yang
mempengaruhinya yaitu waktu dan yang. Mesian adalah barang modal
yang dibeli dengan uang. Uang yang digunakan untuk membeli mesin
akan tertanam di dalam mesin tersebut dan nilai uang itu akan menyusut
sejalan dengan bertambahnya umur mesin yang bersangkutan. Pada saat
mesin tersebut tidak lagi bermanfaat, maka nilai uang yang tertanam di
dalam ajab menjadi nol.
Dalam hal ini perusahaan bersedia menanamkan uangnya untuk
membeli mesin dengan harapan bahwa uang itu akan kembali dalam
bentuk peran mesin tersebut dalam menghasilkan uang dalam kegiatan
pengolahan. Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah
mesin dan peralatan harus di pertimbangkan secara ekonomis dan
disesuaikan dengan jumlah produksi barang yang di hasilkan.
Pertimbangan dalam memilih atau membeli mesin harus dipertimbangkan
agar tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban
dan terlalu mahal dibandingkan dengan tingkat produksi yang dihasilkan.
Selain faktor pemilihan mesin juga dipertimbangkan penentuan jumlah
mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya
manusia yang dimilikinya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh PT Comextra Majora dimana
perusahaan memilih menggunakan mesin dan peralatan dalam
melakukan pengolahan dalam usahanya. Mesin dan peralatan yang
dimiliki oleh PT Comextra Majora juga tidak terlalu banyak, hal ini
disesuaikan dengan kapasitas produksi yang dapat dilakukan.
Adapun mesin peralatan yang dimiliki PT. Comextra Majora yakni
berupa 2 mesin kasir, 2 mesin pengupas buah, 1 mesin pencuci lendir
kakao, 2 mesin pengering kakao, 3 mesin fermentasi, 1 mesin sortasi, dan
2 mesin penyangrai. Keseluruhan mesin dan peralatan diletakkan pada
bagian pabrik pengolahan. Mesin-mesin disusun dengan rapi dengan
memberikan jarak antar satu mesin dengan mesin yang lainnya agar
operator dapat bekerja secara leluasa tanpa menganggu operator lainnya.
Mesin dan peralatan yang digunakan semuanya masih dalam kondisi
yang baik karena PT Comextra Majora memberikan perhatian dalam hal
perawatan mesin dan peralatan yang dimilikinya. Adapun tempat
pembelian atau sumber memperoleh mesin dan peralatan tersebut
berasal dari luar daerah seperti Jakarta atau PT Comextra Majora di
Makassar. Sebagian besar mesin-mesin pengolahan tersebut
membutuhkan daya listrik untuk beroperasi dimana kapasitas mesin yang
satu dengan yang lainnya seragam.
1.2.3. Sumber daya Manusia
Seorang pemimpin yang berada di suatu perusahaan, tidak akan
bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
pemimpin apabila tanpa adanya bantuan atau kerjasama dengan
karyawan. Pemberdayaan sumber daya manusia melalui manajemen
sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
menjalankan usaha agar dapat survive dan berkembang. Sumber daya
manusia memiliki peranan yang sangat penting dan dominan dalam
sebuah manajemen. penting bagi perusahaan untuk mengelola dan
melakukan pengembangan sumber daya manusia yang juga turut
mendukung pertumbuhan atau kemajuan perusahaan yang tidak
dipungkiri erat kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia.
Keberadaan sumber daya manusia merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam sebuah perusahaan, baik perusahaan dalam
skala besar maupun kecil. Sumber daya manusia yang ada di dalam
perusahaan menjadi saling terkait dengan setiap bagian perusahaan dan
memiliki peran yang sangat penting untuk keberlangsungan eksistensi
perusahaan. Perkembangan dalam perusahaan akan tercapai apabila
ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Perusahaan
dengan kualitas SDM yang tinggi mampu menjalankan fungsi-fungsi
organisasi dengan baik sehingga mampu mencapai tujuan dan
meningkatkan keberhasilan perusahaan.
Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, permasalahan yang
akan dihadapi manajemen bukan hanya terdapatpada bahan mentah,
alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja,
tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola
faktor-faktor produksi tersebut.
Penanganan sumber daya manusiasangat tergantung pada tingkat
kesadaran manajemen terhadap pentingnya sumber daya manusia dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dariadanya
perbedaan antar perusahaan dalam penyediaan waktu, biaya, dan usaha
dalam pengelolaan SDM. Melalui SDM yang efektif mengharuskan
manajer atau pimpinan dapat menemukan cara terbaik dalam
mendayagunakan orang- orang yang ada dalam lingkungan
perusahaannya agar tujuan-tujuan yang diinginkan
dapat tercapai (Rivai, 2005).
Sumberdaya manusia yang saat ini dimiliki oleh PT Comextra Majora
sebanyak 40 orang karyawan yang dipimpin oleh seorang direktur dan
dibagi kedalam tiga bagian yaitu bagian pengumpul, pengolahan dan
pemasaran. Pada bagian pengumpul jumlah karyawan sebanyak 9 orang
yang terdiri atas seorang kepala bagian, seorang bendahara, dua orang
staf dan lima orang anggota.
Adapun pada bagian pengolahan jumlah karyawan sebanyak 13
orang yang terdiri atas seorang kepala bagian, seorang kasir, seorang
kepala seksi operasional, tiga orang staf dan tujuh orang anggota. Dan
yang terakhir pada bagian pemasaran berjumlah 18 orang yang terdiri
atas seorang kepala bagian, seorang kasir, seorang kepala seksi
operasional, seorang bendahara, lima orang staf dan sembilan anggota.
Semua karyawan uang dimiliki oleh PT Comextra Majora memiliki
kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu, karyawan juga memiliki kemampuan yang baik dalam hal
mengoperasikan mesin dan peralatan perusahaan. Hal ini dikarenakan PT
Comextra Majora memberikan pelatihan kepada para karyawannya
khususnya pada bagian pengolahan agar dapat menghasilkan produk
terbaik. PT Comextra Majora juga melakukan pengarahan, pengontrolan
dan evaluasi terhadap kinerja karyawannya. Sumber daya finansial adalah
sumber daya yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Sumber
modal yang berasal dari kemampuan untuk mengakses sumber keuangan
berdampak pada keberhasilan mengembangkan bisnis.
Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang
yang harus disediakan untuk memperoleh faktorfaktor produksi seperti
membeli bahan baku dan alat-alat yang dibutuhkan, serta membiayai gaji
tenaga kerja. Modal juga dapat diperoeh dari tabungan. Dimaksud dengan
pengertian “menabung” menurut ilmu Ekonomi ialah tidak mengkonsumir
pendapatan atau sebagian dari pendapatannya. Dengan demikian maka
tabungan ialah pendapatan yang tidak dikonsumir. Tabungan dapat
digunakan untuk keperluan konsumsi dan dapat pula dipergunakan untuk
investasi. Tabungan yang digunakan untuk kepentingan konsumsi tidak
memperbesar dana modal, sedangkan tabungan yang digunakan untuk
investasi memperbesar dana modal.
Investasi dapat dilakukan oleh penabung sendiri atau dapat
dilakukan oleh pihak lain di mana dalam hal yang terakhir ini penabung
baik secara langsung ataupun tidak menyerahkan tabungannya kepada
pihak lain, yang membutuhkannya. Setiap subyek ekonomi dapat
mengadakan tabungan, misalnya perseorangan atau perusahaan.
1.2.4. Sumber daya Finansial
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari
pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari
sudut likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu
waktunya”. Modal sendiri selain berasal dari “luar” perusahaan dapat juga
berasal dari “dalam” perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau
dibentuk sendiri di dalam perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari
“sumber intern” ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Pada PT Comextra Majora, sumberdaya finansial pada awal
pendirian perusahaan berasal dari modal sendiri yang dimana merupakan
tabungan pemilik perusahaan yang kemudian diinvestasikan untuk
membangun perusahaan ini. Pemilik cabang PT Comextra Majora ini
memang dikenal oleh masyarakat di daerahnya sebagai seseorang yang
kaya yang memiliki harta serta banyak tanah. Adapun mengenai investor,
perusahaan tidak memberikan informasi lebih kepada kami.
1.3. Kinerja Agrosistem Kasus
1.3.1. Proses Pengadaan Bahan
Perusahaan dalam menunjang kegiatanya di perlukan suatu bahan
dasar yang lebih di kenal dengan istilah bahan baku (raw material), di
samping itu faktor-faktor produksi lainya. Bahan baku ini merupakan
bagian dari faktor produksi sebagai input guna melancarkan proses
produksi. Tanpa bahan baku proses produksi akan terhenti dan
perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan
konsumen. Tersedianya bahan baku yang cukup akan dapat di harapkan
kegiatan operasional produksi yang berkesinambungan.
Jadi bahan baku merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam perusahaan untuk menghasilkan barang jadi. Pengertian bahan
baku ini menurut para ahli antara satu dengan yang lainya berbeda-beda
berdasarkan cara pandangnya masing-masing. 15 Ketersediaan bahan
baku biji kakao sangat diperlukan dalam pengolahan biji kakao fermentasi
tanpa adanya bahan baku maka proses produksi tidak akan berjalan.
Menurut (Mulyadi, 2005) bahan baku adalah bahan yang membentuk
bagian integral produk jadi. Penyediaan bahan baku yang dilakukan oleh
PT Comextra Majora yaitu dengan cara membeli dari petani kecil. Petani
disini sebagai supplier bagi PT Comextra Majora yang menyediakan
bahan baku dimana dalam proses penjualan dan pembeliannya telah
terjadi kesepakatan antara petani dan PT Comextra Majora. Adapun
sistem pembayaran yang dilakukan berupa pembayaran melalui cek atau
nota yang diberikan oleh perusahaan kepada petani sesuai dengan harga
yang telah disepakati.
Banyaknya petani kakao di sekitar pabrik cukup menguntungkan
karena pabrik tidak perlu jauh mencari bahan baku sehingga biaya
pengadaan bahan baku bisa lebih murah. Bahan baku yang yang dibeli
dari petani atau supplier dapat berupa kakao mentah yang baru dipetik,
biji kakao yang setengah basah ataupun setengah kering. Dalam
pengadaan bahan bakunya ini, PT Comextra Majora memberikan
perhatian lebih berupa pemilihan atau menyeleksi kakao yang memiliki
kualitas atau mutu terbaik sebelum dibawah ke pabrik
untuk dilakukan pengolahan.
Bahan baku yang berasal dari sumbernya tidak begitu saja sampai
keperusahaan. Untuk itu perlu adanya kegiatan pengangkutan, dimana
kegiatan ini akan memakan waktu dan biaya yang sangat besar. Tanpa
adanya kegiatan pengangkutan kegiatan pengadaan bahan baku tidak
akan terlaksana dengan lancar.
Begitu pula halnya dengan PT Comextra Majora dalam menjalankan
aktifitas perusahaanya menggunakan sarana pengangkutan atau
transportasi darat yang digunakan untuk pengangkutan bahan baku yang
berasal dari petani. Transportasi yang digunakan berupa mobil pick up
yang disediakan oleh PT Comextra Majora untuk membawa bahan
bakunya ke perusahaan.
1.3.2. Proses Produksi
Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat.
Untuk memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses
produksi. Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk
penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Agus Ahyari,
2002). Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk mengetahui
penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat
atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen.
(Sukanto Reksohadiprodjo, 2000).
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengenai proses produksi, yang dimaksud dengan proses produksi
adalah suatu cara, metode maupun teknik bagaimanapenambahan
manfaat ataupenciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-
faktor produksi sehingga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan
konsumen. Dari pengertian di atas, dapat kita lihat proses produksi
merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk
memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang.
Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat
dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi.
Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai
atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi
yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Agar tujuan
berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis
produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh
konsumen, maka proses produksi perlu diatur.
Untuk jumlah produksi PT Comextra Majora, tidak disebutkan secara
rinci. Akan tetapi, proses produksi yang dilakukan selalu disesuaikan
dengan ketersediaan bahan baku serta permintaan yang ada. Adapun
proses produksi yang dilakukan oleh PT Comextra Majora untuk
menghasilkan produk berupa biji kakao kering yaitu sebagai berikut :
Setelah ada bahan baku, terlebih dahulu dilakukan peyortiran secara
manual yaitu memilih kakao yang kualitas baik. Sortasi buah merupakan
salah satu tahapan proses produksi yang penting untuk menghasilkan biji
kakao bermutu baik. Sortasi buah ditujukan untuk memisahkan buah
kakao yang sehat dari buah yang rusak terkena penyakit, busuk atau
cacat.Buah sehat akan tercemar oleh buah busuk jika ditimbun
dalam satu tempat sama.
Selanjutnya, pengupasan kulit buah pada kakao yang masih
berbentuk bulat. Tujuan pengupasan buah adalah untuk mengeluarkan
dan memisahkan biji kakao dari kulit buah dan plasentanya. Biji kakao
kemudian ditampung di wadah yang bersih, sedang kulit buah dan
plasentanya dibuang sebagai limbah. Pemecahan buah harus dilakukan
secara hati-hati agar biji tidak terlukai atau terpotong oleh alat pemecah.
Proses selanjutnya merupakan inti dari proses pengolahan biji kakao
yaitu proses fermentasi. Fermentasi tidak hanya bertujuan untuk
membebaskan biji dari pulp dan mencegah pertumbuhan biji, namun
terutama juga untuk memperbaiki dan membentuk citarasa cokelat yang
khas (enak dan menyenangkan) serta mengurangi rasa sepat
dan pahit pada biji.
Misnawi (2005) menyatakan bahwa fermentasi merupakan tahapan
pengolahan yang sangat vital untuk menjamin dihasilkannya citarasa
cokelat yang baik. Praktek fermentasi yang salah dapat menyebabkan
kerusakan citarasa yang tidak dapat diperbaiki melalui modifikasi
pengolahan selanjutnya. Citarasa biji kakao dan produk olahannya
ditentukan oleh fermentasi yang sempurna, buah yang masak dan sehat
serta pengeringan yang baik. Fermentasi sempurna yang dimaksud
adalah fermentasi selama 5 hari.
Pencucian pada biji kakao setelah fermentasi sebelum dikeringkan
dilakukan untuk mengurangi lapisan lendir, agar pengeringan cepat dan
kadar kulit arinya rendah. Biji kakao kering yang dicuci mempunyai
penampilan yang baik, bersih, dan mengkilat, tetapi kulit ari relatif tipis dan
rapuh sehingga agak mudah terserang hama dan terinfeksi jamur
(Hardjosuwito, 1982). Ada kecenderungan bahwa pada fermentasi yang
sempurna hanya memerlukan pencucian ringan karena pulp tidak melekat
erat pada kulit biji sehingga mudah dilepas, sedangkan pada fermentasi
yang belum sempurna membutuhkan pencucian yang berat untuk dapat
melepaskan pulp dari kulit biji, karena pulp masih melekat erat pada kulit.
Kemudian proses pengeringan biji kakao. Tujuan utama pengeringan
adalah mengurangi kadar air dalam biji kakao. Pada akhir fermentasi
kandungan air harus diturunkan menjadi 7 % untuk menjamin
penyimpanan yang aman (Effendi, 1989). Lamanya pengeringan sangat
berpengaruh pada pembentukan aroma dan mutu biji kakao kering.
Pengeringan yang lambat dapat menyebabkan tumbuhnya jamur,
sebaliknya bila pengeringan terlalu cepat dapat menyebabkan oksidasi
sehingga biji menjadi asam.
Metoda pengeringan biji kakao ada dua yaitu pengeringan dengan
sinar matahari dan pengeringan buatan (artificial). Biji yang dikeringkan
dengan panas sinar matahari mutunya lebih baik bila dibandingkan
dengan biji kakao yang dikeringkan secara artificial.
Pengeringan dengan sinar matahari akan membuat warna lebih
menarik, merah kecoklatan, mengkilap dan mempunyai rasa coklat lebih
enak karena aerasi selama penjemuran (Ansari, 1979). Pada PT
Comextra Majora ini, proses pengeringan dilakukan dalam dua tahap yaitu
tahap pertama diawali dengan proses penjemuran menggunakan sinar
matahari kemudian diikuti dengan tahap kedua yaitu proses pengeringan
secara mekanis. Dengan kombinasi cara engeringan tersebut, resiko
kerusakan biji kakao karena serangan jamur dapat diminimalkan, dan
biaya pengeringan dapat ditekan.
Setelah proses pengeringan, kembali dilakukan sortasi pada biji
kakao hasil pengeringan. Tahapan ini sangat diperlukan karena biji kakao
hasil fermentasi harus seragam. Sortasi ditujukan untuk mengelompokkan
biji kakao berdasarkan ukuran fisiknya dan sekaligus memisahkan
kotoran-kotoran yang tercampur di dalamnya. Mesin sortasi ukuran
yangumumdigunakan adalah jenis silinder berputar atau jenis datar
dengan getaran dengan kapasitas antara 500-1.250 kg per jam. Mesin
sortasi mempunyai tiga saringan dengan memisahkan biji dengan
golongan mutu A, B dan C.
Kemudian dilakukan penyangraian terhadap hasil sortasi biji kakao
yang telah di fermentasi. Selama proses penyangraian, biji kakao akan
mengalami perubahan sifat fisika dan kimia, dimana senyawa pembawa
citarasa dan aroma khas cokelat seperti pirazin, karbonil, ester dan
sebagainya meningkat secara nyata selama proses penyangraian.
Tahap terakhir yaitu pengemasan dan penyimpanan. Pengemasan
dilakukan dengan memasukkan biji kakao kedalam karung goni yang
kemudian setiap karung tersebut akan diberikan label yang menunjukkan
jenis mutu dan identitas perusahaan. Setelah proses pengemasan, karung
goni tersebut akan disimpan di dalam gudang . Penggudangan bertujuan
untuk menyimpan biji kakao hasil sortasi dalam kondisi yang aman
sebelum di pasarkan ke konsumen.
1.3.3. Proses Pemasaran
Kinerja pemasaran yang baik merupakan konsep untuk mengukur
prestasi pasar dari produk, seperti tingginya volume produksi, tingginya
penjualan, serta tingginya profitabilitas pemasaran,yang digunakan
sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di kancah persaingan dunia
usaha. Sedangkan kinerja pemasaran yang buruk ditandai dengan
menurunnya penjualan, kemunduran penjualan dibanding tahun
sebelumnya maupun kompetitor industri yang sama.
Berkaitan dengan hal tersebut, Challagalla dan Sharvani (1996)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa kinerja tenaga penjualan adalah
suatu tingkat di mana tenaga penjualan dapat mencapai target penjualan
yang ditetapkan pada dirinya. Adanya kinerja pemasaran yang buruk dari
suatu organisasi bisnis perlu untuk dicari permasalahannya karena
dengan kinerja yang buruk tentu akan mengancam keberlangsungan
perusahaan itu sendiri sehingga perusahaan di tuntut untuk terus
berinovasi dengan strategi-strategi yang dapat mempertahankan kinerja
atau bahkan dapat meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Kinerja
pemasaran yang buruk dapat dipengaruhi oleh rendahnya kreatifitas
strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Bila strategi pemasaran perusahaan baik maka pasar akan dapat
dikuasai. Kinerja pemasaran atau market performance merupakan
konstruk (faktor) yang umum untuk mengukur dampak dari strategi
perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan
kinerja perusahaan, baik dalam pemasaran maupun dalam keuangan.
Produk kompetitif haruslah didukung dengan para pelaku bisnis yang
memiliki kemampuan dalam pemasaran. Hal demikian dikarenakan bahwa
pemasaran bukan hanya sebagai kegiatan penjualan produk, namun
penjualan merupakan bagian dari pemasaran.
Pemasaran yang dilakukan oleh PT Comextra Majora dilakukan
dengan menjual produk biji kakao kering secara langsung dengan
mengirimkannya kepada konsumen akhir atau mengirimkan produknya ke
perusahaan pusat yang berada di Makassar. Pengiriman ke konsumen
langsung umumnya ke daerah Jakarta dan Kalimantan pada PT Comextra
Majora yang berada di Sulawesi Tenggara ini.
1.3.4. Proses Pengendalian Keuangan
Proses pembelian produk oleh konsumen dilakukan dengan sistem
dimana konsumen melakukan pemesanan langsung ke perusahaan,
setelah terjadi kesepakatan dalam hal jumlah, mutu produk, harga serta
proses distribusinya kemudian dilakukan pembayaran dalam bentuk nota
atau cek sesuai dengan harga yang ditentukan dan barulah produk
dikirimkan oleh perusahaan ke konsumen tersebut.
Adapun prosedur pemasaran ke perusahaan pusat di Makassar
oleh pada PT Comextra Majora di Sulawesi Tenggara dilakukan dengan
mengirimkan produk sesuai dengan jumlah pesanan baru selanjutnya
perusahaan pusat yang menjualnya ke konsumen akhir atau
mengekspornya ke luar negeri. Kepuasan konsumen PT Comextra Majora
ini dapat dikatakan baik dengan melihat jumlah permintaan yang terus
meningkat setiap minggunya. Jumlah produk yang dipasarkan dalam
setahun mencapai lebih dari 2 ton. Volume penjualan ini disesuaikan
dengan kapasitas produksi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Dari
pemasarannya ini, PT Comextra Majora memperoleh penghasilan atau
laba sebanyak Rp 600.000.000 per tahunnya.
BAB II

STUDI PROBLEMATISASI

2.1. Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem

2.1.1 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah adalah kegiatan tindak lanjut dari analisis
masalah pengembangan usaha setelah ditetapkannya posisi penilaian.
Masalah situasi yang memerlukan kita untuk bertindak sepenuhnya atau
sebagian saja menjadi tanggung jawab kita. Problematisasi masalah
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari dan menemukan berbagai
persoalan yang menghambat kegiatan perusahaan yang dijalankan
selama ini. Tujuan pelaksanaan problematisasi adalah untuk
memudahkan seorang manajer dalam mengindetifikasi dan
mengantisipasinya dengan tindakan pencegahan atau penanggulangan
dari persoalan yang dihadapi tersebut. (Mantra dalam Fadhilah, 2018)
Terdapat beberapa permasalah yang dialami Bapak Yunus dalam
menjalankan usahataninya yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya Hasil Produksi Petani
Petani disini sebagai supplier bagi PT Comextra Majora yang
menyediakan bahan baku dimana dalam proses penjualan dan
pembeliannya telah terjadi kesepakatan antara petani dan PT Comextra
Majora. Sehingga apabila produksi petani menurun maka bahan baku
untuk PT.Comextra Majora juga berkurang.
2. Kurangnya Sarana Pengangkutan Bahan Baku
Bahan baku yang berasal dari sumbernya tidak begitu saja sampai
keperusahaan. Untuk itu perlu adanya kegiatan pengangkutan. Tanpa
adanya kegiatan pengangkutan kegiatan pengadaan bahan baku tidak
akan terlaksana dengan lancar.
Begitu pula halnya dengan PT Comextra Majora dalam
menjalankan aktifitas perusahaanya menggunakan sarana pengangkutan
atau transportasi darat yang digunakan untuk pengangkutan bahan baku
yang berasal dari petani. Transportasi yang digunakan berupa mobil pick
up yang disediakan oleh PT Comextra Majora untuk membawa bahan
bakunya ke perusahaan. Namun, PT.Comextra Majora hanya memiliki
satu mobil pick up sebagai transportasi hal tersebut dapat menyebabkan
kurangnya ketersediaan bahan baku serta lamanya proses produksi.
3. Kurangnya Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku adalah hal utama yang harus
diperhatikan dalam suatu usaha. Pada PT.Comextra Majora kurangnya
ketersediaan bahan baku adalah kendala yang dihadapi karena tidak
selamanya petani dapat memasok kakao sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan serta kurangnya sarana untuk pengangkutan
bahan baku. Oleh karena itu jika penyediaan bahan baku kakao menurun
maka mengambil opsi untuk mengelola jambu mente yang disediakan
oleh petani mente yang terdapat dikolaka.
4. Lamanya Proses Produksi
Dari kurangnya ketersedian bahan baku hal tersebut dapat
mengakibatkan proses produksi yang lama. Proses produksi yang lama
yaitu membutuhkan waktu yang lama sehingga dalam hal ini akan
mengakibatkan pada terjadinya hasil yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
5. Kurangnya Mesin Pengering
Dalam hal ini, perusahaan PT.Comextra Majora hanya
menggunakan satu buah mesin pengering. Sehingga hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada mesin yang apabila dipakai terus
menerus dengan muatan yang melampaui batas.
6. Kerusakan Mesin Pengering
Pada suatu usaha mesin adalah salah satu penggerak jalannya
usaha dengan baik. Namun pada PT.Comextra Majora kurangnya mesin
pengering yang disediakan oleh perusahaan sehingga bahan baku yang
terus menerus diolah oleh mesin akan membuat dynamo pada mesin
tersebut cepat panas dan dapat menimbulkan bau hangus serta dapat
mengakibatkan terjadinya korsleting.
7. Kinerja Pekerja Menurun
Ketika bahan baku pada produksi kakao berkurang maka pekerja
yang mengolah kakao akan pindah ke pengolahan mente namun kinerja
para pekerja kakao ketika pindah ke mente rasa semangat serta rasa
kemauan ingin bekerjanya meredup karena mereka memiliki mindshet
bahwa pengolahan kakao dan mente itu berbeda.
8. Pendapatan Berkurang
Dalam hal ini Pendapatan sangat berpengaruh pada proses
produksi dalam suatu usaha. Maka dari itu apabila produksi sedikit maka
pendapatan juga berkurang seperti pada PT.Comextra Majora yang
apabila mengalami kekurangan bahan baku juga kan mengalami produksi
yang kurang sehingga pendapatan pun ikut menurun.
9. Minimnya Upah Pekerja
Pendapatan yang dialami oleh PT.Comextra Majora yang akan
berkurang apabila kekurangan ketersediaan bahan baku maka juga
berdampak pada pekerja. Jika hal tersebut terjadi maka pekerja
mengalami penurunan upah.
2.1.2 Masalah Utama
Masalah utama merupakan inti dari penentuan tindakan-tindakan
yang akan dilakasanakan. Pemilihan masalah dimaksudkan untuk melihat
dan membedakan masalah-masalah yang akan dianalisis lebih lanjut.
yang dapat digolongkan dalam beberapa bagian yaitu bahan baku,
produksi, pemasaran, finansial, dan sumber daya manusia. Pemilahan-
pemilahan tersebut akhirnya akan menuju pada pokok suatu masalah
yang kemudian akan menjadi suatu acuan untuk dilakukannya suatu
tindakan penyelesaian masalah (Hanny dkk, 2017).
Pada produksi yang dilakukan oleh PT.Comextra Majora masalah
yang sering dihadapi yaitu kerusakan pada mesin pengeringan.
Kerusakan pada mesin pengeringan menjadi salah satu masalah utama
disebabkan oleh seringnya terjadi konsleting pada perusahaan tersebut.
2.1.3 Struktur Pohon Masalah
Menurut Sartono dalam Fadhilah (2018), pohon masalah adalah
suatu teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu
situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian
hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama.
Sebagai hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah
tersebut dalam forum curah pendapat. Mulailah dengan rumusan
pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikirkan apa akibat yang
mungkin timbul dari masalah tersebut secara bertahap, lukislah dalam
sebuah bagan pohon.
Pohon masalah merupakan teknik yang dilakukan untuk
memecahkan suatu konsep, target ataupun sasaran secara lebih
kompleks. Pohon masalah dilakukan untuk mencari akar permasalahan
dari suatu masalah utama. Pohon masalah menggambarkan hubungan
sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait. Hal ini terlihat dari
masalah yang ada menjadi penyebab masalah yang lain.
Berikut ini merupakan diagram hubungan sebab akibat atau
strukturisasi masalah yang digambarkan melalui diagram pohon masalah
berikut:

MINIMNYA UPAH
TENAGA KERJA

PENDAPATAN
BERKURANG

LAMANYA PROSES KINERJA PEKERJA


PRODUKSI MENURUN

KEKURANGAN KERUSAKAN MESIN


BAHAN BAKU PENGERINGAN

KURANGNYA KURANGNYA SARANA KURANGNYA MESIN


PRODUKSI PETANI PENGANGKUTAN
PRODUKSI
BAHAN BAKU

Gambar 1. Struktur Pohon Masalah PT.Comextra Majora


Berdasarkan pada gambar tersebut, dapat diketahui bahwa pada
PT.Comextra Majora mengalami adanya suatu kendala yakni kekurangan
bahan baku yang disebabkan oleh kurangnya hasil produksi pada petani
kakao yang disebabkan karena banyak pohon kakao yang mati dan buah
yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Perusahaan. Kemudian, kurangnya sarana pengangkutan yang dimiliki,
sehingga terjadi keterlambatan proses pada produksi.
Selain itu terdapat pula masalah lain yakni kurangnya mesin
pengering kakao yang disediakan oleh perusahaan akibatnya jika mesin
tersebut dipakai secara menerus tanpa henti maka akan menyebabkan
kerusakan pada dinamo mesin yang bisa menimbulkan bau hangus serta
terjadinya korsleting. Pada hal ini, apabila hasil produksi kakao menurun
maka para pekerja mengambil alih untuk mengolah jambu mente yang
menjadi opsi produksi sampingan pada perusahaan ini. Namun para
pekerja juga beranggapan bahwa sistem pengolahan kakao dan mente itu
berbeda sehingga kinerja para pekerja menjadi menurun. Jika masalah
tersebut terjadi yaitu kurangnya produksi kakao maka akan menimbulkan
pendapatan menurun yang akan berdampak pada upah para pekerja.
2.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem
Analisis sasaran merupakan suatu usaha untuk mencapai jawaban
terhadap masalah yang telah diidentifikasi pada tahap analisis masalah.
Analisis sasaran ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dengan
hasil yang akan diperoleh dari tindakan tersebut. Analisis sasaran ini akan
diperoleh suatu informasi mengenai rangkaian hubungan tindakan hasil
yang ditunjukkan dalam bentuk diagram pohon.
Setelah menetapkan masalah yang ada, maka diperlukan analisis
yang lebih lanjut terhadap masalah yang disebut dengan analisis sasaran.
Analisis sasaran bertujuan untuk mengubah masalah yang merupakan
kalimat negatif menjadi kalimat positif pada sasaran. Analisis sasaran
membuat perusahaan dapat menetapkan tindakan yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan masalah yang ada. Analisis ini dapat memberikan
suatu informasi yang di dalamnya terdapat rangkaian hubungan tindakan
hasil yang ditunjukkan dalam suatu diagram.
2.2.1 Penetapan Sasaran
Berdasarkan masalah yang sudah dijelaskan, maka langkah
selanjutnya yaitu penentuan sasaran yang harus dicapai oleh PT
Comextra Majora adalah sebagai berikut :
1. Produksi Petani Meningkat
Produksi petani sangat berpengaruh bagi perusahaan PT Comextra
Majora, diharapkan agar produksi petani meningkat agar PT Comextra
Majora tudak kekuraangan bahan baku.
2. Sarana Pengangkutan Bahan Baku Meningkat
Bahan baku yang berasal dari petani tidak begitu saja sampai
keperusahaan sehingga dibutuhkan sarana transporatsi pengangkut
bahan baku agar bahan baku tersebut bisa tiba di perusahaan dengan
jangka waktu yang telah ditentukan, kurangnya sarana pengangkut bahan
baku di PT Comextra Majora mengakibatya perusahaan kekurangan
bahan baku. Diharapkan ketersediaan sarana pengangkut bahan baku
dapat meningkat agat ketersediaan bahan baku tidak terhambat.
3. Ketersediaan Bahan Baku Meningkat
Ketersediaan bahan baku adalah hal utama yang harus
diperhatikan dalam suatu usaha. Ketersediaan bahan baku adalah hal
utama yang harus diperhatikan dalam suatau usaha. Pada PT.Comextra
Majora kurangnya ketersediaan bahan baku adalah kendala yang
dihadapi karena tidak selamanya petani dapat memasok kakao sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Diharapkan
ketersediaan bahan baku kakao dapat meningkat agar petani tidak lagi
mengambil opsi untuk mengelola jambu mente.
4. Mempercepat Proses Produksi
Apabila produksi meningkat makan penghasilan PT Comextra
Majora juga dapat meningkat, sehingga diharapkan hasil produksi
usahatani 30.000 ton dalam satu kali produksi. Maka produksi perlu
ditingkatkan agar sejalan dengan pendapatan usahatani.
5. Pengadaan Mesin Pengering
Mesin meruapakan alat bantu untuk mempermudah pekerjaan
manusia, dengan adanya mesin maka pekerjaan manusia akan selesai
dengan lebih mudah dan tidak memakan banyak waktu. Oleh karena itu
pengadaan mesin pengering sangat dibutuhkan oleh PT Comextra Majora
agar proses produksi juga dapat meningkat.
6. Perbaikan Mesin Pengering
Pada suatu usaha mesin adalah salah satu penggerak jalannya
usaha dengan baik. Mesin pengering yang digunakan oleh PT Comextra
Majora bisa terbilang masih kurang sehingga pemakaian mesin secara
terus menerus dengan jangka waktu yang lama mengakibatkan mesin
tersebut rusak, diharapkan agar para pekerja lebih memperhatikan lagi
kinerja dari mesin-mesin tersebut agar mesin tidak mudah rusak.
7. Kinerja Pekerja Meningkat
Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan dalam melaksanakan pekerjaan. Kinerja tenga kerja
yang meningkat dapat dilihat dari pendapatan pekerja yang meningkat.
8. Pendapatan Meningkat
Pendapatn suatu perusahaan sangat berpengaruh bagi
perusahaan itu sendiri, PT Comextra mengalami penurunan pendapat
karena bahan baku yang didapatkan dari petani juga berkurang sehingga
hal tersebut membuat proses produksi menerun dan berdampak pada
pendapatan perusahaan. Diharapkan PT Comextra Majora menurunkan
standar bahan baku yang telah di ajukan kepada para petani agar bahan
baku yang disediakan oleh petani dapat terus berjalan sehingga proses
produksi meningkat dan pendapatan meningkat.
9. Upah Pekerja Meningkat
Upah pekerja yang meningkat sangat memengaruhi kinerja para
pekerja di suatu perusahaan. Dalam hal ini kinerja pekerja di PT Comextra
Majora menurun karena pendapatan yang diterima para pekerja tersebut
juga menurun. Diharapkan agar upah para pekerja dapat meningkat agar
kinerja para pekerja tersebut juga meningkat.

2.2.2 Sasaran Utama


Sasaran utama adalah upaya untuk menyelesaikan masalah utama
yang telah diidentifikasi. Diantara semua sasaran yang ada, harus ada
sasaran yang ditentukan sebagai sasaran utama. Untuk menentukan
sasaran utama, tentunya kita harus menganalisis semua sasaran
terhadap masalah yang ada pada PT Comextra Majora. Sasaran utama
berasal dari masalah utama, dan setelah dianalisis, ditetapkan bahwa
yang menjadi sasaran utama pada PT Comextra Majora ini adalah
“Pendapatan Meningkat”
2.2.3 Struktur Pohon Sasaran
Struktur pohon sasaran merupakan suatu diagram yang hampir
sama dengan struktur pohon masalah. Pada struktur pohon masalah
terdapat masalah yang bersifat negatif sehinggah pada struktur pohon
sasaran terdapat tindakan yang akan dicapai bersifat positif untuk
menyelesaikan masalah yang ada pada struktur pohon masalah.
Strukturisasi sasaran dalam diagram pohon sasaran
pengembangan perusahaan merupakan bentuk diagram positif dari
diagram pohon masalah pengembangan perusahaan yang bertujuan
untuk mengetahui sasaran yang akan dicapai dan diselesaikan. Oleh
karena itu, strukturisasi merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi
tujuan yang dicapai dalam rangka pemecahan persoalan pada kasus
perusahaan yang dipilih.
Berikut ini merupakan strukturisasi sasaran yang digambarkan
melalui diagram pohon sasaran sebagai berikut:

UPAH TENAGA
KERJA
MENINGKAT

BERKURANG
MENINGKAT

PROSES PRODUKSI KINERJA PEKERJA


MENINGKAT MENINGKAT

BAHAN BAKU PERBAIKAN MESIN


MENINGKAT PENGERINGAN

PRODUKSI PETANI SARANA PENGANGKUT PENGADAAN MESIN


MENINGKAT BAHAN BAKU
PRODUKSI
MENINGKAT

Gambar 2. Struktur Pohon Sasaran PT Comextra Majora


Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa sasaran urama
yang ingin dicapai pada PT Comextra Majora adalah “ Pendapatan
Meningkat”. Adapun struktur pohon sasaran yang ingin dicapau dimulai
pada bagaian akar yaitu pengadaan mesin produksi, sarana pengangkut
bahan baku meningkat, dam produksi petani meningkat.
Dengan pengadan mesin produksi maka mesin-mesin yang
digunakan oleh perusahaan tidak akan cepat rusak dan mempercepat
kinerja para pekerja. Dengan meningkatnya sarana pengangkut bahan
baku maka produksi PT Comextra Majora tidak akan terhambat karena
bahan baku yang diperoleh oleh petani belum tiba di perusahaan. Dengan
produksi petani meningkat maka proses produksi PT Comextra Majora
juga akan meningkat sehingga pendapatn PT Comextra Majora
senantiasa meningkat pula.
BAB III

DESAIN TINDAKAN TRANSFOTMATIF


3.1 Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem
Menurut Amran dalam Sakaruddin (2015), Analisis alternatif
adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan pilihan
hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran
yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. digunakan
untuk menilai masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu
proyek. Analisis alternatif ini pada akhirnya mengarah pada salah
satu rangkaian tujuan.
3.1.1 Alternatif Tindakan
Secara lebih terinci Hastie dalam Hidayat (2016), megemukakan
bahwa sebuah tindakan dapat disebut rasional bila memenuhi empat
kriteria. Pertama, tindakan itu dilandasi oleh pertimbangan yang
menyeluruh terhadap seluruh alternatif tindkan lain yang tersedia. Dengan
kata lain pelaku tidakan telah mempertimbangkan seluruh kemungkinan
yang tersedia. Kedua, pemilihan alternative tindakan tersebut diambil
berdasarkan pertimbangan terhadap konsekuensi atau hasil yang mugkin
menyertai setiap alternatif tindakan.
Altrnatif tindakan yang dipilih adalah yang memberikan hasil yang
terbaik atau tertinggi bagi pelaku. Ketiga, ketika hasil atau konsekueni
tersebut masih berupa kemungkinan atau tidak dapat dipastikn benar atau
tidaknya, maka nilai dari hasil atau konsekuensi tindakan diperkirakan
dengan cara menggunakan aturan-aturan sebagaiman digariskan dalam
teori probabilitas. Terakhir, keseluruhan proses pengambilan keputusan
rasional ini mencerminkan pertimbangan yang menyeluruh terhadap unsur
ketidak pastian dan ketidakjelasan terkait hasil dari sebuah tindakan,
dalam kaitan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
melalui tindakan tersebut.
Hasil Produksi
Meningkat

Kemampuan Produksi
Meningkat

Unit Peralatan Manajemen


Jumlah Bahan
Mesin Bertambah Perusahaan Baik
Baku Terkontrol

Membeli Mesin
Pengolahan
Melakukan Pencatatan
Keuangan

Membuat Job Melakukan


Description Pelatihan

Menempatkan
Tenaga Kerja
yang Sesuai

Melakukan
Perekrutan
Tenaga Kerja
Keterangan:

Sasaran Akar
Menambah Produk
Promosi Memiliki Brand Sasaran Antara

Sasaran Di Luar Sasaran Utama


Bertambahnya Bertambahnya Sasaran Utama
Pengamanan Motivasi
Pabrik Tenaga Kerja Tindakan
3.1.2 Analisis Keputusan
Menurut Hadari Nawawi dalam Raihan (2016), keputusan pada
dasarnya berarti hasil akhir dalam mempertimbangka sesuatu yang akan
dilaksanakan secara nyata. Keputusa juga dapat diartikan sebagai hasil
terbaik da lam memilih satu diantara dua atau beberapa alternatif yang
dihadapi. Semetara itu, pengambilan keputusan merupakan proses atau
rangkaian kegiatan menganalisis berbagai fakta, informasi, data daan
teori/pendapat yang akhirnya sampai padasatu kesimpulan yang dinili
paling baik dan tepat. Berdasarkan alternatif tindakan yang telah
diuraikan, maka alternaif tindakan tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan langkah-langkah analisis keputusan untuk memperoleh
alternatif keputusan yang terbaik. Adapun analisis keputusan untuk
alternatif-alternatif tindakan tersebut sebagai berikut:
1. Analisis keputusan untuk tindakan “tenaga kerja kompeten”
a. Pernyataan keputusan yaitu menentukan tenaga kerja yang
kompeten
b. Kriteria keputusan Bobot
K1 : Biaya murah 0,40
K2 : Dampak langsung terlihat 0,60
1,00
K2 memiliki nilai bobot tertinggi yaitu 0,60 sedangkan K 1 memiliki
bobot sebesar 0,40. Hal tersebut disebabkan karena kualitas tenaga kerja
yang kompeten sangat dibutuhkan dalam peningkatan Usaha.
c. Alternatif keputusan
A1: Merekrut tenaga kerja kompeten
A2: Tenaga kerja lama mengikuti pelatihan
d. Evaluasi Alternatif
Tabel 1. Evaluasi Alternatif Tindakan Usaha
Bobot
Kriteria Bobot Alternatif (BA) BK x BA
Kriteria
Keputusan A1 A2 A1 A2
(BK)
K1 0,40 0,40 0,60 0,16 0,24
K2 0,60 0,60 0,40 0,36 0,24
Total 0,52 0,48
Prioritas I II
Sumber : Analisa Penulis, 2019.
Pada Tabel 14 terlihat bahwa A1 memiliki nilai tertinggi sebesar 0,52.
Hal ini disebabkan usaha ekspor PT Comextra Majora Kolaka dapat
berjalan dengan baik apabila beliau merekrut tenaga kerja yang sudah
berkompeten. Sedangkan untuk A2 memiliki nilai terendah yaitu 0,48
dikarenakan tenaga kerja yang mengikuti pelatihan terlebih dahulu
membutuhkan waktu yang lama untuk menerapkan pengetahuan yang
didapatkan dari proses pelatihan.
3.1.3 Tindakan Terpilih
Sebuah keputusan harus diposisikan sebagai sarana, bukan hasil,
karena keputusan adalah respon organisasi terhadap suatu
permasalahan. Keputusan adalah suatu proses yang dinamis yang
terpengaruh oleh bermacam-macam kekuatan. Untuk permasalahan yang
jarang dan mengandung ketidakpastian, pengambilan keputusan harus
mengetahui seluruh proses pengambilan keputusan, sementara untuk
masalah yang rutin dihadapi dan sudah ada kebijakannya tidak perlu
mengetahui seluruh proses pengambilan keputusanya (Adnan, 2017).
Hasil analisis keputusan dari beberapa alternatif tindakan, telah
terpilih satu keputusan tindakan yang terbaik yaitu dengan nilai yang
tertinggi dibandingkan dengan alternatif lainnya pada masing-masing
persoalan agrosistem.
Keputusan tindakan terpilih ini diharapkan dapat membantu
perusahaan dalam pengembangan usaha. Alternatif tindakan terpilih
tersebut antara lain :
1. Membeli mesin pengolahan
2. Melakukan pencatatan keuangan & administrasi dengan system
komputerisasi
3. Membuat Job Description
4. Menambah tenaga kerja
Kemampuan Produksi
Meningkat

Unit Peralatan Jumlah Bahan Manajemen


Mesin Bertambah Baku Terkontrol Perusahaan Baik

Membeli Mesin
pengeringan buah
kakao Melakukan
Pencatatan Keuangan
& Administrasi
Dengan Sistem
Komputerisasi

Membuat Job
Description

Menambah 2 Orang
Tenaga Kerja

Keterangan:

Menambah Produk Sasaran Akar


Promosi Memiliki Brand
Sasaran Antara

Sasaran Di Luar Sasaran Utama


Bertambahnya Bertambahnya
Pengamanan Tenaga Kerja Sasaran Utama
Pabrik
Tindakan Terpilih
3.2 Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem
Matriks perencanaan pengembangan agrosistem merupakan suatu
usaha untuk mengembangkan rancangan proyek yang dapat memberikan
suatu ringkasan mengenai rancangan proyek pengembangan usaha
dalam bentuk sebuah matriks. Dalam matriks perencanaan proyek
pengembangan agrosistem ini menguraikan alternatif yang terpilih dari
hasil analisa keputusan dan mengidentifikasikan masing-masing sasaran
terhadap ukuran tercapainya sasaran dan spesifikasi sistem informasi
untuk pengendalian manajerial serta menentukan besarnya kebutuhan
biaya dan sarana-sarana yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan
tersebut (Rangkuti dalam Sakaruddin, 2015).
Berikut ini adalah matriks perencanaan pengembangan usaha pada
PT Comextra Majora Kolaka:
Uraian Tujuan Sesuai Tindakan Ukuran Tercapainya Tujuan Sistem Pengendalian Inform

Dampak :
 Pendapatan bersih meningkat  Pendapatan Bersih meningkat sekali musim tanam  Laporan bagian administrasi/keu
setiap sekali musim tanam
Sasaran Utama
 Produktivitas meningkat Tahun 2021  Laporan bagian produksi setiap
Produktivita November Juni musim tanam
s
14 ton 14 ton
meningkat
Sasaran Antara
 Pemberian input yang sesuai Tahun 2021  Laporan bagian pengadaan bah
Pemberian November April
input yang 2 ton 2 ton

sesuai pupuk pupuk


organik organik

 Laporan bagian produksi


 Kinerja tenaga kerja meningkat  Hasil produksi maksimal

 Laporan bagian produksi


 Meningkatnya motivasi kerja  Adanya pembaharuan pada usahataninya

 Laporan bagian produksi


 Tenaga kerja lebih banyak  Kerja akan lebih evisien

 Laporan bagian administrasi/keu


 Tersedianya pencatatan mengenai pengeluaran dan setiap sekali musim tanam
 Adanya pencatatan penerimaan hasil produksi

Khusus Tindakan Sarana yang Diperlukan Biaya (Rp.)


 Menanbah mesin produksi  Dana

 Merekrut tenaga kerja kompeten


 Perekrutan tenaga kerja

Total Biaya Rp
3.3 Rencana Kerja Tindakan
Rencana kerja tindakan merupakan rangkaian tindakan dengan
menetapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang
berdasarkan fakta dan pemikiran yang matang dalam rangka pencapaian
tujuan yang diinginkan. Rencana kerja tindakan ini merupakan langkah
lanjut dari data dalam matriks rencana kerja tindakan yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan.
Rencana kerja tindakan dalam hal ini yang dilakukan oleh agrosistem
kasus (usaha tani kakao) bertujuan untuk mengatur kegiatan operasional
sehingga sasaran yang ingin dicapai yakni peningkatan produktivitas
dapat terlaksana sesuai yang diharapkan. Sebagai langkah awal usaha
dilakukan penjadwalan rencana kerja yang dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 2. Rencana Kegiatan Tindakan pada usaha ekspor PT
Comextra Majora Kolaka.
Penanggung
Bulan 2019-2020
Kegiatan Output Jawab
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tersediannya
Membeli mesin
mesin pengupas Produksi
pengupas buah kakao
buah kakao
Tenaga kerja
Merekrut tenaga kerja
kompeten Pimpinan
kompeten
bertambah
Sumber: Data Primer Diolah, 2019.
3.4 Analisis Persoalan Potensial

Anda mungkin juga menyukai