Oleh:
Kelompok 6
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat limpahan rahmat – Nya
kami selaku penulis dapat Menyusun makalah yang berjudul “Studi Kelayakan
dan Resiko Bisnis pada Komoditi Kakao” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta
salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstriktif dari pembaca sangat
penulis harapnkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rencana Usaha Bisnis
1.2 Gambaran Umum Usaha Bisnis
1.3 Tujuan dan Manfaat Usaha Bisnis
BAB II ASPEK PENILAIAN USAHA BISNIS
2.1 Aspek Teknis
2.2 Aspek Manajerial dan Administratif
2.3 Aspek Organisasi dan Hukum
2.4 Aspek Pemasaran
2.5 Aspek finansial
2.6 Aspek Ekonomi
2.7 Aspek Lingkungan Hidup
BAB III HASIL USAHA BISNIS dan PEMBAHASANNYA
3.1 Analisis Finansial (Cash Flow)
3.2 Analisis Finansial (Kriteria Investasi)
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang Rencana Usaha
4
1.2 Gambaran Umum Usaha Bisnis
sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Selain itu
memiliki nilai yang tinggi, dan Indonesia merupakan produsen kakao terbesar
ketiga di dunia.
Kedua, kegiatan usaha ini 95% melibatkan petani kecil dengan tingkat
kakao ini secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap
besar usaha tani kakao rakyat ini masih memiliki beberapa kekurangan dan perlu
ditingkatkan.
potensi yang dimiliki, usahatani ini berpeluang untuk dibenahi baik secara teknis
5
dalam pengembangan pertanian kakao. Dapat dikatakan bahwa tidak ada
tumbuh sendiri tanpa dukungan yang signifi kan dari pemda. Di tingkat pusat, ada
pemberdayaan petani. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi lebih lanjut dari
kebij akan daerah terkait dengan pengembangan usaha kakao, serta memberikan
bagi Peningkatan Rantai Nilai Produksi Kakao”. Melalui program ini diharapkan
bagi aktivitas usaha kakao. Program ini juga dimaksudkan untuk evaluasi dan
6
Mengingat luasnya lingkup rantai nilai kakao tersebut, program ini lebih
kabupaten.
finansial.
finansial.
yaitu:
7
dan syarat untuk menyesalaikan tugas “Studi Kelayakan dan Resiko
Bisni.
3. Bagi pembaca, tugas ini harapkan dapat menjadi salah satu referensi
BAB II
8
2.1 Aspek Teknis.
proyek, perolehan bahan baku produksi, serta pemilihan mesin dan jenis teknologi
dalam Kusrina (2011) beberapa hal yang perlu dikaji dalam aspek teknis:
1) Lokasi Bisnis.
(a) Ketersedian bahan baku, bila suatu usaha memerlukan bahan baku
dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi variabel yang cukup
baku, kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan baku, serta biaya
(b) Letak pasar yang dituju, informasi yang perlu diperoleh antara lain
(c) Tenaga listrik dan air, pada perusahaan yang menggunakan listrik
(d) Supply tenaga kerja yang sangat mempengaruhi biaya produksi yang
9
ditanggung oleh perusahaan harus tersedia dengan baik.
(b) Sikap dari masyarakat setempat yang mendukung atau tidak pada
bisnis.
2) Luas Produksi.
produksi di masa yang akan datang. Pada produk baru, kapasitas produksi
3) Proses Produksi.
Proses produksi terdiri atas tiga jenis yaitu proses produksi yang terputus-
10
putus, proses produksi yang kontinu, dan proses produksi kombinasi.
4) Layout.
Layout ini mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan bukan
yang lancar dari satu proses ke proses lain, penggunaan ruangan yang
Saat ini digunakan pula teknologi tepat yang dalam hal ini dapat digunakan
kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis
pemeliharaan, dan perbaikan mesin dan peralatan yang ada di sekitar lokasi
11
manajemen dalam operasi. Manajemen dalam pembangunan proyek mengkaji
mencakup pengadaan sumber daya manusia, jumlah tenaga kerja serta kualifikasi
kesiapan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut, kemudian
mencari bentuk struktur organisasi yang sesuai dengan usaha Kasmir, (2004).
yang berhubungan dengan pihak luar kebun. Kepala tata usaha (KTU)
ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk operasional kebun. Kepala
dari badan usaha yang telah dibangunnya. Pertimbangan ini didasarkan dari
disediakan bila akan menggunakan sumber dana berupa pinjaman, berbagai akta,
12
sertifikat, dan izin. Dengan kata lain perijinan yang dilakukan oleh perusahaan
merupakan suatu cara untuk menghindari kesulitan yang mungkin dihadapi yang
perusahaan telah terdaftar sebagai badan usaha dan diakui keberadaannya oleh
share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat
1) Permintaan (Demand)
Jumlah yang diminta untuk jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh
dan jumlah penduduk. Kajian permintaan perlu dianalisis baik secara total
2) Penawaran (Supply)
Jumlah yang ditawarkan untuk jumlah komoditi yang ingin dijual oleh
13
yang dilakukan oleh suatu industri (perusahaan) adalah harga barang
tersebut, harga barang lain, harga faktor produksi, dan teknologi. Kajian
penawaran perlu dianalisis baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari
akan datang.
3) Program Pemasaran
(marketing mix), yang terdiri dari empat komponen yaitu produk (product),
aspek finansial merupakan bagian dari analisis studi kelayakan bisnis yang sangat
diperlukan untuk menentukan manfaat yang diterima dari bisnis tersebut. Oleh
karena itu analisis finansial yang dilakukan ini akan mencakup definisi-definisi
manfaat dan biaya yang berkaitan dengan suatu bisnis. Analisis finansial terhadap
suatu bisnis dilakukan untuk menganalisis berbagai aspek finansial dalam bisnis
tersebut.
14
jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan
bisnis. Selain itu, aspek ini juga memperhitungkan penerimaan yang diperoleh
selama suatu usaha berjalan. Beberapa data yang diperlukan antara lain biaya
investasi, biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel serta
penerimaan yang diperoleh selama umur bisnis. Data-data ini akan diolah dengan
menggunakan analisis kelayakan bisnis berupa kriteria investasi seperti NPV (Net
Present Value), Net B/C (Benefit-Cost Ratio), IRR (nternal Rate of Return), dan
dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Menurut Wessel dan Quist-
Wessel (2015), saat ini kondisi produksi yang berkelanjutan tidak terpenuhi
kelayakan ekonomi kakao di petani kecil, penggunaan lahan yang luas dan
dampak ekologis dari praktik penanaman kakao saat ini. Implementasi dari
Sulvaran, (2016) menyatakan bahwa hanya ada satu sistem produksi kakao
15
rendah dan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik
pascapanen yang direkomendasikan oleh para ahli. Sumber daya air dan tanah
berlanjutan dan sangat penting untuk mengubah situasi ini secara integrasi.
lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu
bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang bertahan lama apabila tidak
BAB III
16
3.1 Analisis Finansial ( cash flow)
pendekatan analisis kriteria investasi : Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara present value dari
benefit dan present value dari biaya selama umur proyek. Net Present
dimana :
n = Umur ekonomis
t = Tahun
keterangan :
Cara menentukan NPV kita harus menentukan discount factor dengan rumus
17
DF= 1/ (1+r)^t
D = Discount rate
i = interest rate
t = tahun
Umur proyek kakao 4 tahun dengan tingkat DF yang berlaku 10%. Biaya yang
dikeluarkan hanya pada tahun ke-1 dan ke-2 masing – masong sebesar
Rp.3.330.000 dan Rp.3.260.000. Manfaat yang diterima mulai tahun ke-3 sampai
Ct = 310
18
Berdasarkan kriteria Net B/C (perbandingan present value positif dengan
present value negative) sehingga Net B/C = 3,20. Artinya dari setiap satu satuan
biaya yang dikeluarkan proyek atau usaha bisnis mampu menghasilkan manfaat
bersih sebesar 3,20. Dengan demikian berdasarkan kriteria Net B/C usaha bisnis
= 0,7929
Artinya, dari setiap dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan
dilaksanakan.
19
1 3.33 _ (3.330) 0,909 (3.026,97) 0,869 (2.893,77)
Karena pada tingkat DF 15% NPV bernilai negative (8.830,62) maka mulai
(-8.830,62)}
IRR =13,56 %
d.) Nilai PP
PP = 2+1 = 3 TAHUN
tahun.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan yang melalui
Hidup layak untuk dijalankan dan berdasarkan aspek keuangan perhitungan NPV
memperoleh hasil sebesar 40.486,16 sehingga layak untuk menjalankan usaha tersebut
karena hasil analisis menunjukan hasil yang positif karena NPV > 0.
4.2 Saran
pembangunan usaha, karena dapat memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis di masa
mendatang, juga agar tidak banyak usaha serupa yang dibuka terlebih dahulu. Banyak
melakukan promosi supaya banyak orang yang mengetahui usaha tersebut dan mencapai
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23