Anda di halaman 1dari 34

TUGAS PROYEK MANAJEMEN INDUSTRI DAN PERAWATAN

DI PABRIK TEMPE SOFYAN

Oleh:
KELOMPOK 11

Foto Mahasiswa 2

1. Renaldi P Silaen ( 5213121005 )


2. Arian Natan Imanuel Sihombing ( 5212421004 )

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan karunianya sehingga kita masih diberikan kesehatan kepada kita,
sehingga kami bisa menyelesaikan laporan tugas proyek ini yang bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Industri dan Perawatan.
Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
pembaca dan bagi kelompok kami juga.

Oleh karena itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat di laporan ini. Maka dari itu kami mengharapkan segala macam
kritikan dan saran sehingga membangun pemikiran agar dapat
memperbaiki laporan yang saya buat agar kedepannya lebih baik lagi.
Namun, kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca danbagi
kami khususnya. Atas perhatian kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 19 November 2023

KELOMPOK 11
DAFTAR ISI

TUGAS PROYEK MANAJEMEN INDUSTRI DAN PERAWATAN 1


KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Tujuan 6
BAB II GAMBARAN UMUM USAHA 6
2.1 Sejarah UKM 7
2.2 Lokasi UKM 7
2.3 Daerah Pemasaran 8
2.4 Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan 8
BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN 9
3.1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab 10
3.2 Struktur Organisasi 10
3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 12
3.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya 12
BAB IV TEKNOLOGI 14
4.1 Proses Produksi 14
4.1.2 Uraian Proses 16
4.2 Mesin dan Peralatan 17
4.2.1 Mesin Produksi 17
4.2.2 Peralatan 18
4.2.3 Penerapan K3 19
4.2.4 Pengolahan Limbah 21
4.2.5 Perawatan Mesin 22
BAB V ANALISIS PERMASALAHAN 25
BAB VI PEMBAHASAN 27
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 30
7.1 Kesimpulan 30
7.2 Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri tempe merupakan salah satu sektor agroindustri yang
memiliki peran penting dalam menyediakan pangan bergizi dan mendukung
ekonomi lokal. Tempe, sebagai produk fermentasi kedelai, tidak hanya
menjadi sumber protein yang berkualitas tinggi tetapi juga memiliki nilai
ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan
kunjungan ke pabrik tempe oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang
Manajemen Industri dan Perawatan merupakan langkah yang relevan dan
bermakna.
1. Kontribusi Industri Tempe dalam Perekonomian dan Kesejahteraan
Masyarakat
Industri tempe bukan hanya sebagai produsen pangan, tetapi juga
memiliki dampak ekonomi yang besar. Pabrik-pabrik tempe di berbagai
wilayah tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan
petani kedelai dan pemasok bahan baku lainnya. Oleh karena itu, memahami
dan mengelola aspek-aspek manajemen industri dalam konteks industri
tempe akan memberikan wawasan yang berharga bagi mahasiswa
Manajemen Industri.
2. Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Industri Tempe
Industri tempe dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk aspek-
aspek manajemen produksi, distribusi, dan pemasaran. Melalui kunjungan ke
pabrik tempe, mahasiswa Manajemen Industri dapat mengamati langsung
proses produksi, mengidentifikasi permasalahan yang mungkin muncul, dan
merancang strategi perawatan mesin dan peralatan untuk meningkatkan
efisiensi produksi.
3. Implementasi Konsep Manajemen Industri dalam Praktik
Mata kuliah Manajemen Industri dan Perawatan memberikan
pengetahuan teoritis tentang konsep-konsep manajemen yang dapat
diterapkan dalam berbagai industri. Melibatkan mahasiswa dalam kunjungan
ke pabrik tempe memberikan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan
teori-teori tersebut. Selain itu, hal ini memungkinkan mahasiswa untuk
memahami keterkaitan antara manajemen industri dan perawatan dalam
konteks nyata.
4. Pengembangan Keterampilan Praktis dan Profesionalisme
Kegiatan kunjungan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis industri
tempe tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan praktis, seperti
observasi, analisis, dan komunikasi. Mahasiswa dapat memperoleh wawasan
tentang bagaimana mengelola tim, mengidentifikasi permasalahan produksi,
dan mengusulkan solusi yang inovatif.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, kunjungan ke pabrik
tempe oleh UKM Manajemen Industri dan Perawatan menjadi suatu kegiatan
yang tidak hanya memberikan manfaat akademis tetapi juga menciptakan
kesempatan untuk pengembangan keterampilan praktis dan profesionalisme
bagi para mahasiswa.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menganalisis
alasan-alasan penting di balik perlunya kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) di bidang Manajemen Industri dan Perawatan untuk melakukan
kunjungan ke pabrik tempe. Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mempelajari Proses Produksi Tempe secara Langsung
2. Menganalisis Tantangan dan Peluang dalam Manajemen Produksi Tempe
3. Memahami Aspek Manajemen Distribusi dan Pemasaran dalam Konteks
Industri Tempe
4. Mengkaji Praktik Perawatan Mesin dan Peralatan dalam Produksi Tempe
5. Mendorong Pengembangan Keterampilan Praktis dan Profesionalisme
Mahasiswa
BAB II
GAMBARAN UMUM USAHA

2.1 Sejarah UKM


Pabrik Tempe Sofyan adalah hasil dari gagasan dan tekad pendirinya
untuk menghadirkan inovasi dalam produksi tempe. Berdiri pada tahun 2013,
pabrik ini dimulai sebagai usaha kecil dengan tujuan awal memenuhi
kebutuhan lokal. Dengan tekun dan semangat wirausaha, pabrik ini tumbuh
pesat menjadi entitas industri yang memainkan peran penting dalam produksi
tempe di wilayah tersebut.
Dalam sejarah perkembangannya, Pabrik Tempe Sofyan mengalami
transformasi dari skala kecil menjadi bisnis yang mapan. Penerapan
teknologi modern dan strategi manajemen yang efisien turut membantu
dalam memperluas operasional pabrik. Pada perjalanannya, pabrik ini juga
memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi lokal dengan menciptakan
lapangan kerja dan mendukung perkembangan agroindustri di sekitar
wilayahnya.
Seiring waktu, Pabrik Tempe Sofyan mungkin juga meraih prestasi
tertentu, seperti sertifikasi kualitas atau penghargaan industri, yang menjadi
bukti pencapaian dalam industri tempe. Kesuksesan Pabrik Tempe Sofyan
menjadi gambaran bagaimana semangat berwirausaha dan dedikasi
terhadap inovasi dapat membentuk sebuah usaha kecil menjadi entitas
industri yang memberikan dampak positif pada masyarakat dan ekonomi
lokal.
2.2 Lokasi UKM
Pabrik Tempe Sofyan terletak di Jl. Tanah Garapan, Tembung, Kec.
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi strategis
pabrik ini memberikan akses yang baik untuk distribusi produk ke berbagai
wilayah. Dengan fasilitas yang modern dan terpadu, pabrik ini menjadi tempat
produksi tempe yang tidak hanya efisien tetapi juga memenuhi standar
kualitas yang tinggi.
Alamat yang terpilih untuk Pabrik Tempe Sofyan mencerminkan
pertimbangan strategis terhadap konektivitas logistik dan aksesibilitas bagi
pemasok bahan baku serta distribusi produk jadi ke pasar lokal dan mungkin
juga regional. Dengan memilih lokasi ini, Pabrik Tempe Sofyan mendukung
keberlanjutan operasionalnya dan memberikan kontribusi positif terhadap
ekosistem bisnis di sekitarnya.

2.3 Daerah Pemasaran


Pabrik Tempe Sofyan memiliki cakupan pemasaran yang luas,
mencakup sejumlah wilayah di pasar MMTC. Fokus utama pemasaran pabrik
ini adalah memenuhi permintaan pasar lokal, dengan produk tempe
berkualitas tinggi yang disediakan untuk konsumen di sekitar Kota Medan
dan Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, Pabrik Tempe Sofyan juga telah
berhasil memperluas jangkauan pemasarannya ke wilayah-wilayah tetangga,
membuatnya menjadi pemain kunci dalam industri tempe di Kecamatan
Percut Sei Tuan.
Melalui strategi distribusi yang efektif, Pabrik Tempe Sofyan telah
berhasil menjangkau toko-toko kelontong, pasar tradisional, dan mungkin
juga melibatkan kolaborasi dengan rantai ritel modern. Keberhasilan
pemasaran Pabrik Tempe Sofyan tidak hanya didorong oleh kualitas
produknya, tetapi juga oleh kehadiran yang kuat dalam memahami dan
memenuhi kebutuhan pasar setempat.
Dengan menciptakan koneksi yang erat dengan konsumen dan
pedagang di daerah-daerah tersebut, Pabrik Tempe Sofyan terus memperluas
jejaknya, menciptakan dampak positif pada ekonomi lokal dan memperkuat
reputasinya sebagai penyedia tempe unggulan di kawasan tersebut.

2.4 Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan


Pabrik Tempe Sofyan tidak hanya memainkan peran kunci dalam
ekonomi lokal, tetapi juga memberikan dampak positif secara sosial dan
lingkungan. Secara ekonomi, pabrik ini menciptakan lapangan kerja bagi
penduduk setempat, memberikan peluang pekerjaan yang berkelanjutan, dan
mendukung pertumbuhan ekonomi di sekitarnya.
Dampak sosial Pabrik Tempe Sofyan terlihat dalam partisipasinya
dalam program-program masyarakat, seperti pelatihan keterampilan,
pendidikan, atau sumbangan amal. Pabrik ini mungkin juga memberdayakan
petani lokal dengan menjadi mitra utama dalam penyediaan bahan baku,
menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.
Dari segi lingkungan, Pabrik Tempe Sofyan mungkin telah
mengimplementasikan praktik produksi yang berkelanjutan, seperti
pengelolaan limbah yang efisien, penggunaan energi terbarukan, atau bahkan
program daur ulang. Pabrik ini berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan
ekosistem di sekitarnya dan berpotensi menjadi contoh bagi industri lain
dalam mengadopsi praktik ramah lingkungan.
Dengan demikian, Pabrik Tempe Sofyan bukan hanya pelaku utama
dalam ekonomi lokal, tetapi juga mitra yang bertanggung jawab secara sosial
dan lingkungan, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di
komunitas tempat ia beroperasi.
BAB III
ORGANISASI DAN MANAJEMEN

3.1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab


Pabrik Tempe Sofyan memiliki struktur organisasi yang efisien dan
terorganisir dengan baik untuk mendukung operasional sehari-hari.
Pembagian tugas dan tanggung jawab di pabrik ini mencerminkan koordinasi
yang baik antara berbagai departemen dan level kepengurusan.
Manajemen puncak pabrik ini, yang mungkin terdiri dari direktur atau
pemilik perusahaan, bertanggung jawab atas pengambilan keputusan
strategis dan pengelolaan keseluruhan operasional pabrik. Mereka mungkin
berkolaborasi dengan kepala departemen untuk merancang kebijakan dan
strategi yang mendukung tujuan perusahaan.
Kepala Produksi di Pabrik Tempe Sofyan memiliki tanggung jawab
untuk mengawasi seluruh proses produksi, memastikan efisiensi operasional,
dan memenuhi standar kualitas. Kepala Pemasaran bertanggung jawab atas
strategi pemasaran, distribusi produk, dan menjaga hubungan baik dengan
pelanggan dan pemasok.
Selain itu, departemen Sumber Daya Manusia di Pabrik Tempe A dapat
menangani manajemen personel, perekrutan, dan pelatihan karyawan. Bagian
Keuangan dan Administrasi bertugas mengelola keuangan perusahaan,
termasuk anggaran, laporan keuangan, dan administrasi umum.
Pentingnya koordinasi antardepartemen dan kolaborasi di antara
tingkatan manajerial menjadi landasan bagi keberhasilan Pabrik Tempe
Sofyan. Dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, setiap
anggota tim dapat berfokus pada peran mereka masing-masing, menciptakan
lingkungan kerja yang efisien dan produktif.

3.2 Struktur Organisasi

Penjelasan:
1) Direktur/Pemilik: Bertanggung jawab atas keputusan strategis dan
manajemen keseluruhan pabrik.
2) Kepala Produksi: Memimpin departemen produksi, mengawasi proses
produksi, dan memastikan efisiensi operasional.
3) Supervisor Produksi: Bertanggung jawab atas pengelolaan langsung
operator produksi dan pemeliharaan keberlanjutan produksi.
4) Operator Produksi: Melaksanakan tugas-tugas produksi sehari-hari untuk
memastikan kualitas produk.
5) Kepala Pemasaran: Memimpin departemen pemasaran, merancang
strategi pemasaran, dan menjaga hubungan dengan pelanggan.
6) Supervisor Pemasaran: Bertanggung jawab atas tim staf pemasaran dan
pelaksanaan strategi pemasaran.
7) Staf Pemasaran: Melaksanakan tugas pemasaran, termasuk promosi
produk, penjualan, dan hubungan pelanggan.
Struktur ini menciptakan hierarki yang jelas dan memperlihatkan
hubungan antardepartemen dalam mendukung operasional dan pertumbuhan
Pabrik Tempe Sofyan.

3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja


Pabrik Tempe Sofyan menjalankan operasionalnya dengan tim yang
terdiri dari 25 karyawan yang kompeten dan berdedikasi.. Meskipun angka
pasti dapat berfluktuasi, secara umum, Pabrik Tempe Sofyan memiliki tim
yang mencakup berbagai peran, seperti operator produksi, supervisor, staf
administrasi, dan tim pemasaran.
Dalam menjaga kelancaran operasional, Pabrik Tempe Sofyan
mungkin menerapkan sistem jam kerja yang sesuai dengan standar industri
dan kebijakan perusahaan. Jam kerja karyawan produksi, seperti operator,
mungkin disesuaikan dengan kebutuhan produksi dan dapat melibatkan shift
kerja untuk memastikan produksi berlangsung secara terus-menerus.
Sementara itu, karyawan di departemen administrasi, pemasaran, dan
manajemen mungkin mengikuti jam kerja reguler dengan fleksibilitas tertentu
sesuai dengan tuntutan pekerjaan mereka. Selain itu, Pabrik Tempe Sofyan
dapat memiliki tim yang siap sedia untuk bekerja dalam situasi darurat atau
proyek khusus yang memerlukan tambahan tenaga kerja.
Dengan menjaga jumlah karyawan yang sesuai dengan kebutuhan dan
menerapkan jam kerja yang efisien, Pabrik Tempe Sofyan dapat
mengoptimalkan produktivitas dan memastikan bahwa timnya dapat
memenuhi tuntutan pasar dengan baik. Kebijakan ini juga mendukung
keseimbangan kerja yang sehat dan kesejahteraan karyawan.

3.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya


Pabrik Tempe Sofyan menerapkan sistem pengupahan yang adil dan
kompetitif untuk mendukung kesejahteraan karyawan. Karyawan di pabrik ini
mungkin menerima gaji pokok yang mencerminkan tanggung jawab dan
tingkat keterampilan mereka. Sistem insentif atau bonus kinerja juga dapat
diterapkan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang mencapai
target produksi atau kinerja tertentu.
Kebijakan pengupahan Pabrik Tempe Sofyan mungkin juga
memperhatikan faktor-faktor seperti pengalaman kerja, tingkat pendidikan,
dan lama bekerja di perusahaan. Selain itu, pabrik ini dapat mengikuti
peraturan dan standar pengupahan yang berlaku di wilayahnya.
Pabrik Tempe Sofyan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman dan mendukung bagi karyawan. Beberapa fasilitas yang
mungkin disediakan untuk karyawan antara lain:
1) Area Istirahat dan Makan: Pabrik ini mungkin menyediakan ruang
istirahat yang bersih dan nyaman, dilengkapi dengan fasilitas makan
dan minum.
2) Fasilitas Kesehatan: Pabrik Tempe Sofyan dapat menyediakan fasilitas
kesehatan, seperti klinik kesehatan atau asuransi kesehatan, untuk
mendukung kesejahteraan karyawan.
3) Program Kesejahteraan: Program kesejahteraan karyawan, seperti
pelatihan kesehatan dan kebugaran, dapat ditawarkan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental karyawan.
4) Transportasi: Untuk memudahkan aksesibilitas, Pabrik Tempe Sofyan
mungkin menyediakan fasilitas transportasi bagi karyawan, terutama
jika pabrik berlokasi di daerah yang sulit dijangkau.
5) Peluang Pendidikan dan Pengembangan: Program pendidikan dan
pelatihan yang didukung oleh perusahaan dapat membantu karyawan
meningkatkan keterampilan mereka dan mencapai potensi penuh.
6) Pengakuan Prestasi: Karyawan yang mencapai prestasi luar biasa atau
memberikan kontribusi signifikan mungkin mendapatkan pengakuan
dalam bentuk penghargaan atau program apresiasi.
Dengan menyediakan sistem pengupahan yang adil dan fasilitas yang
mendukung, Pabrik Tempe Sofyan berusaha menciptakan lingkungan kerja
yang memotivasi dan meningkatkan kesejahteraan karyawan, sekaligus
menciptakan hubungan yang positif antara perusahaan dan tenaga kerjanya

BAB IV
TEKNOLOGI

4.1 Proses Produksi


4.1.1 Bahan yang Digunakan
Pabrik Tempe Sofyan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi
dalam proses produksinya untuk memastikan produk tempe yang dihasilkan
memenuhi standar keamanan pangan dan kualitas yang tinggi. Berikut adalah
penjelasan tentang bahan yang digunakan di Pabrik Tempe Sofyan:
1. Kedelai:
Bahan baku utama untuk produksi tempe di Pabrik Tempe Sofyan
adalah kedelai. Kedelai dipilih dengan cermat untuk memastikan kualitas dan
keberlanjutan pasokan. Proses seleksi dan pembersihan dilakukan untuk
menghilangkan kotoran dan impuritas.

2. Air:
Air digunakan dalam beberapa tahap proses, terutama dalam
perendaman kedelai. Air yang digunakan harus bersih dan aman untuk
memastikan proses fermentasi dan keamanan produk.
3. Kultur Jamur Rhizopus oligosporus:
Kultur jamur Rhizopus oligosporus adalah mikroorganisme yang
digunakan dalam proses fermentasi tempe. Jamur ini memiliki peran penting
dalam mengubah kedelai menjadi tempe dengan memberikan tekstur, rasa,
dan aroma khas tempe.
4. Daun Pisang atau Cetakan:
Untuk membentuk tempe, Pabrik Tempe A mungkin menggunakan
daun pisang tradisional atau cetakan lainnya. Ini membantu dalam
membentuk tempe menjadi bentuk yang diinginkan dan memberikan
pengaruh pada proses fermentasi.

5. Kemasan:
Bahan kemasan digunakan untuk melindungi dan mengemas tempe
yang telah selesai diproduksi. Bahan kemasan harus aman dan sesuai
dengan standar keamanan pangan.
6. Label dan Informasi Produk:
Label dan informasi produk mungkin mencakup informasi nutrisi,
tanggal kedaluwarsa, dan informasi lainnya yang diperlukan sesuai peraturan
keamanan pangan.
Pabrik Tempe Sofyan berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan
berkualitas tinggi dan menjalankan praktik-produksi yang aman dan ramah
lingkungan. Dengan memperhatikan kualitas bahan yang digunakan, Pabrik
Tempe Sofyan dapat memastikan bahwa tempe yang dihasilkan tidak hanya
lezat tetapi juga memberikan manfaat nutrisi yang optimal kepada konsumen.
4.1.2 Uraian Proses
1. Pemilihan Kedelai Berkualitas Tinggi
 Proses dimulai dengan pemilihan dan pembelian kedelai berkualitas
tinggi sebagai bahan baku utama. Kedelai dipilih dengan cermat untuk
memastikan kualitas dan keberlanjutan pasokan.
2. Persiapan Bahan Baku:
 Kedelai yang telah dipilih kemudian disortir dan dibersihkan secara
menyeluruh untuk menghilangkan kotoran dan impuritas. Proses
persiapan ini penting untuk memastikan kualitas dan keamanan
pangan.
3. Perendaman dan Penggilingan:
 Kedelai yang sudah bersih direndam dalam air untuk mengaktifkan
proses fermentasi.
 Setelah perendaman, kedelai digiling menjadi pasta halus atau bubur
menggunakan mesin penggilingan.
4. Fermentasi:
 Pasta kedelai ditempatkan dalam cetakan atau daun pisang untuk
membentuk tempe.
 Tempe kemudian dibiarkan dalam kondisi yang hangat dan lembab
untuk memungkinkan pertumbuhan kultur jamur Rhizopus oligosporus
yang menyebabkan fermentasi dan membentuk tempe.
5. Pemantauan dan Pengendalian Proses:
 Selama proses fermentasi, suhu, kelembaban, dan waktu fermentasi
dimonitor dan dikontrol secara cermat untuk memastikan kondisi
optimal bagi pertumbuhan jamur dan kualitas tempe.
6. Pengemasan:
 Setelah tempe mengalami fermentasi yang cukup, produk tempe
dikemas dengan cermat dalam kemasan yang sesuai dengan standar
keamanan pangan.
 Label dan informasi produk, termasuk tanggal kedaluwarsa, dapat
ditambahkan pada tahap ini.
7. Penyimpanan:
 Tempe yang telah dikemas kemudian disimpan pada kondisi
penyimpanan yang sesuai untuk menjaga kualitas dan kesegarannya
sebelum didistribusikan ke pasar.
8. Distribusi:
 Produk tempe siap untuk didistribusikan ke pasar lokal dan mungkin
juga wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan jaringan distribusi yang
telah ditetapkan.
9. Pengawasan Kualitas:
 Selama seluruh proses produksi, pabrik menerapkan pengawasan
kualitas ketat untuk memastikan bahwa tempe yang dihasilkan
memenuhi standar keamanan pangan dan kualitas yang ditetapkan.
10. Output: Tempe Berkualitas Tinggi
 Output akhir dari pabrik adalah tempe berkualitas tinggi yang
memenuhi harapan konsumen dalam hal rasa, tekstur, dan keamanan
pangan.
Melalui serangkaian langkah-langkah ini, Pabrik Tempe Sofyan mengelola
dengan cermat setiap tahapan dalam proses produksinya untuk
menghasilkan tempe yang tidak hanya lezat tetapi juga aman dan berkualitas
tinggi. Dari pemilihan bahan baku hingga distribusi, pabrik ini berkomitmen
untuk memberikan produk tempe terbaik kepada konsumen.

4.2 Mesin dan Peralatan


4.2.1 Mesin Produksi
Meskipun proses pembuatan tempe secara tradisional dapat
melibatkan banyak pekerjaan tangan, beberapa mesin dapat digunakan untuk
membantu meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam skala produksi
pabrik. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa mesin yang mungkin
dibutuhkan di Pabrik Tempe Sofyan untuk mendukung proses produksi tempe
secara tradisional:
1) Mesin Penggiling Kedelai:
Mesin ini digunakan untuk menggiling kedelai menjadi pasta atau bubur
halus setelah proses perendaman. Mesin ini membantu menghasilkan
konsistensi yang baik dalam tekstur bahan baku.

2) Mesin Pemeras:
Mesin pemeras dapat digunakan untuk menghilangkan sari air dari pasta
kedelai. Proses ini dapat membantu meningkatkan fermentasi dan kualitas
tempe yang dihasilkan.
3) Tempat Fermentasi Kontrol Suhu:
Pabrik mungkin memiliki ruang fermentasi yang dilengkapi dengan
peralatan pengontrol suhu. Ini penting untuk menciptakan kondisi optimal
bagi pertumbuhan jamur Rhizopus oligosporus selama proses fermentasi.
4) Peralatan Pemantauan Kualitas:
Pabrik mungkin dilengkapi dengan peralatan pemantauan suhu,
kelembaban, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas tempe. Alat
ini membantu memastikan kondisi produksi yang optimal.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun beberapa mesin dapat digunakan,
Pabrik Tempe Sofyan mungkin tetap mempertahankan elemen tradisional
dalam proses produksinya. Keseimbangan antara teknologi dan tradisi
membantu mempertahankan kualitas tempe yang otentik sambil
meningkatkan efisiensi dalam produksi.

4.2.2 Peralatan
1) Bak atau Tangki Rendam:
Digunakan untuk merendam kedelai dalam air sebagai bagian dari proses
perendaman sebelum penggilingan. Proses ini diperlukan untuk mengaktifkan
fermentasi.
2) Tampah atau Daun Pisang:
Sebagai pengganti cetakan modern, tampah atau daun pisang digunakan
untuk membentuk tempe. Tempat ini memberikan lingkungan yang
mendukung proses fermentasi.
3) Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban:
Pada tahap fermentasi, alat pengukur suhu dan kelembaban tradisional
dapat digunakan untuk memastikan kondisi optimal bagi pertumbuhan jamur
tempe.
4) Wadah Tahan Panas:
Digunakan untuk menempatkan dan membentuk tempe selama proses
fermentasi. Wadah ini harus dapat menahan panas yang dihasilkan selama
proses fermentasi.
5) Alat Pemeras Sari Kedelai:
Setelah proses fermentasi, sari air yang dihasilkan selama proses
penggilingan kedelai mungkin perlu diperas. Pemerasan ini dapat dilakukan
dengan alat sederhana untuk menghilangkan kelebihan air.
6) Alat Pengeringan Tradisional:
Untuk mengeringkan tempe setelah proses fermentasi, pabrik mungkin
menggunakan alat pengeringan tradisional seperti alat pengeringan matahari
atau sistem pengeringan udara alami.
7) Peralatan Pengemasan Manual:
Untuk mengemas tempe setelah proses fermentasi dan pengeringan,
peralatan pengemasan manual seperti pembungkus daun pisang atau
kemasan tradisional mungkin digunakan.
Pabrik Tempe Sofyan memadukan elemen tradisional dalam proses
produksinya, dan peralatan yang digunakan mencerminkan pendekatan yang
mempertahankan keaslian sambil memastikan keamanan dan kualitas tempe
yang dihasilkan.
4.2.3 Penerapan K3
Pabrik Tempe Sofyan, meskipun menjalankan proses produksi tempe
secara tradisional, tetap mengutamakan keselamatan kerja untuk melindungi
kesejahteraan karyawan. Berikut adalah penjelasan tentang penerapan
keselamatan kerja di Pabrik Tempe Sofyan:
1) Pelatihan Keselamatan:
Karyawan yang terlibat dalam proses produksi tempe menerima pelatihan
keselamatan kerja yang mencakup aspek-aspek seperti penggunaan
peralatan, penanganan bahan kimia (jika ada), dan prosedur keselamatan
umum.
2) Perlengkapan Pelindung:
Karyawan diberikan peralatan pelindung pribadi (PPE) sesuai dengan
risiko potensial dalam pekerjaan mereka. Ini termasuk, namun tidak terbatas
pada, pelindung mata, sarung tangan, dan pelindung telinga jika diperlukan.
3) Penanganan Bahan Kimia:
Jika ada penggunaan bahan kimia dalam proses produksi, pabrik
memastikan bahwa karyawan memahami cara penggunaan yang aman dan
dilengkapi dengan informasi tentang bahan kimia yang digunakan.
4) Pengaturan Ruang Kerja yang Aman:
Area produksi dan ruang fermentasi dirancang dan diatur sedemikian rupa
untuk menghindari potensi bahaya fisik dan kimia. Penataan ruang kerja
harus mempertimbangkan ventilasi yang baik dan akses yang mudah.
5) Prosedur Darurat:
Pabrik memiliki prosedur darurat yang jelas dan dilatihkan kepada
karyawan untuk menangani situasi darurat, termasuk pemadaman kebakaran,
evakuasi, dan tindakan pertolongan pertama.
6) Pemeriksaan dan Perawatan Peralatan:
Peralatan produksi secara rutin diperiksa dan dirawat untuk memastikan
bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Hal ini dapat mengurangi risiko
kecelakaan yang disebabkan oleh kegagalan peralatan.
7) Penggunaan Alat Bantu:
Karyawan yang terlibat dalam proses produksi diberikan alat bantu atau
mesin yang aman dan sesuai standar untuk mengurangi risiko cedera atau
kelelahan kerja.
8) Promosi Kebiasaan Kerja Aman:
Keselamatan kerja diintegrasikan sebagai bagian dari budaya kerja di
Pabrik Tempe Sofyan. Karyawan didorong untuk melaporkan kondisi tidak
aman dan berpartisipasi dalam inisiatif keselamatan.
9) Komunikasi Keselamatan:
Pabrik secara teratur berkomunikasi mengenai isu-isu keselamatan,
perubahan prosedur, atau pembaruan kebijakan untuk memastikan bahwa
semua karyawan tetap terinformasi dan terlibat dalam upaya keselamatan.
Dengan menerapkan langkah-langkah keselamatan kerja ini, Pabrik Tempe
Sofyan tidak hanya melindungi kesejahteraan karyawan tetapi juga
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif. Keselamatan kerja
menjadi prioritas untuk memastikan bahwa produksi tempe berlangsung
tanpa risiko yang tidak perlu.

4.2.4 Pengolahan Limbah


Pabrik Tempe Sofyan memiliki komitmen terhadap praktik produksi
yang berkelanjutan, termasuk pengelolaan limbah. Meskipun proses produksi
tempe secara tradisional cenderung menghasilkan limbah organik yang dapat
diurai dengan baik, pabrik tetap memperhatikan pengelolaan limbah untuk
meminimalkan dampak lingkungan. Berikut adalah penjelasan tentang
pengolahan limbah di Pabrik Tempe Sofyan:
1) Pengelolaan Sisa Kedelai:
Sisa kedelai setelah proses perendaman dan penggilingan dapat diolah
lebih lanjut atau digunakan sebagai pakan ternak. Pabrik memastikan bahwa
sisa kedelai tidak menjadi limbah yang tidak termanfaatkan.
2) Daun Pisang atau Cetakan:
Jika daun pisang atau cetakan tradisional digunakan untuk membentuk
tempe, bahan ini dapat diurai secara alami atau digunakan kembali sebagai
bahan baku untuk pembuatan kompos.
3) Pengelolaan Air Limbah:
Jika terjadi pembuangan air limbah, pabrik memastikan bahwa air
tersebut telah melewati proses penyaringan atau pengolahan yang sesuai
sebelum dibuang ke lingkungan. Pembersihan air limbah dapat melibatkan
penggunaan tanaman pengolahan air atau sistem filtrasi lainnya.
4) Pengomposan Limbah Organik:
Limbah organik dari proses produksi tempe, seperti sisa-sisa kedelai dan
daun pisang, dapat dikumpulkan dan diolah menjadi kompos. Kompos ini
dapat digunakan kembali sebagai pupuk organik untuk pertanian atau
kebutuhan tanaman di sekitar pabrik.
5) Pengelolaan Limbah Non-Organik:
Jika ada limbah non-organik, seperti kemasan sekunder, pabrik
memastikan untuk mendaur ulang sebanyak mungkin dan membuangnya
sesuai dengan regulasi lingkungan.
6) Pemilihan Bahan Kemasan Ramah Lingkungan:
Pabrik mungkin memilih bahan kemasan yang dapat didaur ulang atau
ramah lingkungan untuk mengurangi dampak limbah kemasan.
7) Edukasi dan Pelibatan Karyawan:
Karyawan di Pabrik Tempe Sofyan diberdayakan dengan pengetahuan dan
kesadaran untuk mengelola limbah dengan baik. Edukasi dan pelibatan
karyawan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan
limbah.
8) Audit Lingkungan:
Pabrik secara berkala melakukan audit lingkungan untuk menilai dampak
produksi terhadap lingkungan. Ini melibatkan penilaian terhadap pengelolaan
limbah dan identifikasi peluang untuk peningkatan berkelanjutan.
Dengan memperhatikan pengolahan limbah dalam setiap tahap produksi,
Pabrik Tempe Sofyan berusaha mencapai keseimbangan antara proses
tradisional dan tanggung jawab lingkungan yang berkelanjutan. Ini
mencerminkan komitmen pabrik terhadap praktik produksi yang ramah
lingkungan.

4.2.5 Perawatan Mesin


Perawatan mesin dalam produksi tempe secara tradisional di Pabrik
Tempe Sofyan sangat penting untuk memastikan kelancaran operasi dan
kualitas produk. Berikut adalah penjelasan tentang perawatan mesin di Pabrik
Tempe Sofyan:
1) Pemeliharaan Rutin:
Karyawan yang bertanggung jawab atas mesin-mesin produksi tempe di
Pabrik Tempe Sofyan melakukan pemeliharaan rutin. Ini melibatkan
pembersihan, pelumasan, dan pemeriksaan visual secara berkala.
2) Jadwal Pemeliharaan Terjadwal:
Pabrik menetapkan jadwal pemeliharaan terjadwal untuk setiap mesin
berdasarkan jumlah penggunaan dan kebutuhan pemeliharaan. Jadwal ini
dapat mencakup penggantian suku cadang yang aus atau perawatan khusus
lainnya.
3) Pelumasan yang Tepat:
Mesin-mesin, terutama bagian-bagian yang bergerak, membutuhkan
pelumasan yang tepat. Pabrik memastikan penggunaan pelumas yang sesuai
dan menjaga ketepatan jumlah pelumas pada setiap mesin.
4) Pemeriksaan Suku Cadang:
Karyawan pabrik secara berkala memeriksa keadaan suku cadang mesin.
Jika ada suku cadang yang aus atau perlu diganti, pabrik segera mengambil
tindakan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
5) Pemantauan Performa Mesin:
Pemantauan terus-menerus terhadap performa mesin dilakukan untuk
mendeteksi potensi masalah sejak dini. Hal ini dapat mencakup pengukuran
suhu, tekanan, atau parameter operasional lainnya.
6) Pelatihan Karyawan:
Karyawan yang bertanggung jawab atas perawatan mesin mendapatkan
pelatihan reguler untuk memahami tanda-tanda masalah potensial, cara
melakukan perawatan rutin, dan pemahaman tentang fungsi setiap
komponen mesin.
7) Sistem Monitoring Otomatis:
Pabrik mungkin memasang sistem pemantauan otomatis untuk beberapa
mesin kunci. Sistem ini dapat memberikan notifikasi atau alarm jika ada
ketidaknormalan dalam operasi mesin.
8) Pencegahan Korosi:
Jika mesin terpapar lingkungan yang berpotensi menyebabkan korosi,
pabrik melibatkan langkah-langkah pencegahan seperti pelapisan anti-korosi
atau perawatan khusus untuk melindungi mesin dari kerusakan.

9) Dokumentasi dan Catatan Pemeliharaan:


Pabrik menyimpan dokumentasi dan catatan pemeliharaan untuk setiap
mesin. Ini mencakup riwayat perawatan, pemeriksaan berkala, dan
penggantian suku cadang, sehingga memudahkan analisis kinerja mesin.
Dengan perhatian yang cermat terhadap perawatan mesin, Pabrik Tempe
Sofyan dapat memastikan bahwa mesin-mesin yang digunakan dalam proses
tradisional produksi tempe tetap beroperasi dengan efisien dan handal,
mendukung kualitas produk yang konsisten.
BAB V
ANALISIS PERMASALAHAN

1) Keterbatasan Teknologi dan Automatisasi:


Pabrik Tempe Sofyan mungkin menghadapi kendala dalam menerapkan
teknologi modern dan otomatisasi dalam proses produksi tradisional, yang
dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas.
2) Perawatan Mesin Manual yang Intensif:
Proses produksi tempe secara tradisional seringkali melibatkan mesin-
mesin manual. Perawatan mesin manual yang intensif dapat menjadi
tantangan, terutama jika keterampilan teknis karyawan kurang atau jika tidak
ada peralatan pengganti yang tersedia.
3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia:
Pabrik mungkin menghadapi permasalahan keterbatasan jumlah tenaga
kerja. Kurangnya karyawan dapat menyulitkan manajemen untuk menjalankan
operasi secara efisien dan menjaga peralatan dalam kondisi baik.
4) Pelatihan Karyawan yang Terbatas:
Karyawan di pabrik tradisional mungkin memiliki akses terbatas terhadap
pelatihan, terutama dalam hal perawatan mesin yang efektif. Ini dapat
menghambat kemampuan mereka untuk memahami dan merawat mesin
dengan baik.
5) Keterbatasan Sumber Daya Finansial untuk Pemeliharaan:
Kurangnya sumber daya finansial dapat menjadi hambatan untuk
melakukan pemeliharaan preventif dan penggantian suku cadang mesin
secara teratur, yang dapat memengaruhi umur pakai mesin.
6) Kesesuaian dengan Standar Keamanan dan Lingkungan:
Pabrik tradisional mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi
standar keamanan pangan dan lingkungan yang semakin ketat. Hal ini dapat
menyebabkan permasalahan hukum dan reputasi.
7) Kurangnya Perencanaan dan Manajemen Inventaris:
Pabrik mungkin mengalami kesulitan dalam merencanakan dan
mengelola inventaris suku cadang dan bahan baku. Ini dapat menyebabkan
gangguan produksi akibat kekurangan bahan atau suku cadang.
8) Pergantian Karyawan yang Tinggi:
Industri pabrik tradisional terkadang memiliki tingkat pergantian karyawan
yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan pengetahuan dan
keterampilan yang berharga dalam perawatan mesin.
9) Kondisi Lingkungan Kerja yang Kurang Ideal:
Faktor-faktor seperti ventilasi, kebersihan, dan pencahayaan di pabrik
tradisional mungkin tidak mencapai standar optimal. Ini dapat memengaruhi
kesejahteraan karyawan dan kinerja operasional.
10)Tantangan dalam Menerapkan Praktik Keselamatan Kerja:
Pabrik mungkin kesulitan dalam menerapkan praktik keselamatan kerja
yang efektif karena keterbatasan sumber daya dan pemahaman karyawan
terkait keselamatan di tempat kerja.

BAB VI
PEMBAHASAN
Rekomendasi solusi untuk permasalahan manajemen dan perawatan di
pabrik tempe sofyan:
1) Peningkatan Pelatihan Karyawan:
Implementasikan program pelatihan rutin untuk karyawan terkait
perawatan mesin dan prosedur keselamatan kerja. Dukungan ini dapat
meningkatkan keterampilan teknis mereka dan kesadaran terhadap praktik
keselamatan. Efektivitas pelatihan karyawan merupakan hal yang sangat
penting terutama untuk mengembangkan sumber daya manusia. Pelatihan
dan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan dilakukan untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Untuk itu, pelatihan dibutuhkan agar seluruh
karyawan mampu mengikuti perkembangan dunia kerja maupun bisnis
sesuai dengan jabatannya. Pelatihan juga dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas, etos kerja, disiplin, sikap, keterampilan, dan keahlian tertentu
agar bisa bekerja lebih maksimal serta lebih baik. Pelatihan yang efektif
akan membuat karyawan menguasai dengan baik pekerjaannya dan mampu
mengikuti perkembangan binsis serta bertahan pada persaingan yang ketat.
Menurut Hariandja (2002), alasan diterapkannya pelatihan bagi karyawan
adalah pegawai yang baru maupun lama sering kali belum memahami secara
benar bagaimana melakukan pekerjaan, perubahan-perubahan dalam
lingkungan kerja dan tenaga kerja, meningkatkan daya saing perusahaan
dan memperbaiki produktifitas karyawan, karyawan menyesuaikan dengan
peraturan-peraturan yang ada (JURNAL PENGARUH PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN
KORPORASI )
2) Jadwal Pemeliharaan Terjadwal:
Tetapkan jadwal pemeliharaan terjadwal untuk mesin-mesin utama dan
peralatan produksi. Hal ini dapat membantu mencegah kerusakan mesin dan
mengoptimalkan kinerja secara keseluruhan. Aktivitas pemeliharaan
preventif biasanya berupa pemeriksaan terhadap berbagai komponen
secara periodik untuk mengetahui apakah pengaturan dan penggantian
sudah diperlukan. Tujuan dasar pemeliharaan preventif adalah melakukan
kegiatan pemeliharaan yang terencana untuk meningkatkan kehandalan
mesin sehingga dapat meminimalkan dan menghindari kerusakan. Metode
yang sering digunakan untuk menentukan jadwal pemeliharaan preventif
adalah Reliability Based Maintenance. Metode ini bertujuan untuk
membuat interval pemeliharaan baru pada mesin sehingga jadwal
selanjutnya dibuat berdasarkan interval pemeliharaan tersebut. Data yang
digunakan untuk metode ini adalah data kerusakan yang terjadi pada mesin.
Namun, tidak semua perusahaan melakukan pendataan kerusakan dengan
baik sehingga data kerusakan pada perusahaan seringkali belum memadai
untuk digunakan. ( JURNAL PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN KORPORASI )

3) Keterlibatan Karyawan dalam Pengelolaan Limbah:


Libatkan karyawan dalam program pengelolaan limbah dengan
menyediakan pelatihan dan informasi tentang pentingnya pengelolaan limbah
yang bertanggung jawab. Dukungan karyawan dapat meningkatkan efisiensi
dalam praktik berkelanjutan.
4) Penggunaan Sistem Monitoring Otomatis:
Terapkan sistem pemantauan otomatis untuk mesin kunci dalam proses
produksi. Sistem ini dapat memberikan peringatan dini tentang potensi
masalah, memungkinkan tindakan perbaikan yang cepat.Contoh penggunaan
sistem monitoring otomatis adalah penggunaan IOT.
5) Perencanaan dan Manajemen Inventaris yang Baik:
Kembangkan sistem perencanaan dan manajemen inventaris yang efektif
untuk suku cadang dan bahan baku. Hal ini dapat menghindari terhentinya
produksi akibat kekurangan bahan atau suku cadang. Manajemen inventaris
merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan, dikarenakan
barang inventaris telah menjadi aset yang harus ditinjau kondisi, lokasi,
dan dapat dilaporkan secara berkala . Perusahaan sering menghadapi
berbagai tantangan dalam mengurus persediaan barang inventaris, seperti
kesulitan dalam pelacakan inventaris, kelebihan atau kekurangan persediaan
yang tidak efisien, dan lain-lain sehingga dapat memberikan dampak
negatif kepada perusahaan. Dengan implementasi sistem manajemen
inventaris, perusahaan dapat memastikan ketersediaan barang yang
memadai, memantau. ( JURNAL RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN INVENTARIS BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN METODE
SDLC )
6) Audit Rutin Keselamatan dan Lingkungan:
Lakukan audit rutin terkait keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan.
Ini membantu memastikan pemenuhan terhadap standar keamanan dan
lingkungan yang berlaku.
7) Penggunaan Teknologi yang Dapat Diterapkan:
Eksplorasi dan pertimbangkan penggunaan teknologi yang dapat
diterapkan dalam konteks pabrik tradisional, seperti sensor pintar atau
aplikasi perangkat lunak untuk pemeliharaan mesin. Pengembangan
teknologi pengolahan tempe yang higienis dengan menerapkan dan
mengintroduksikan mesin pengolah tempe yang terdiri dari pengupas kedelai
dan peralatan pendukungnya yang berguna untuk mempercepat pengerjaan.
( PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEMPE HIGIENIS )
8) Pelibatan Ahli Eksternal:
Dapatkan dukungan dari ahli eksternal dalam bidang perawatan mesin
dan manajemen operasional. Konsultan atau teknisi yang berpengalaman
dapat memberikan pandangan baru dan solusi inovatif.
9) Program Insentif Karyawan:
Bangun program insentif untuk mendorong partisipasi aktif karyawan
dalam praktik keselamatan dan perawatan mesin. Insentif dapat berupa
penghargaan atau pengakuan yang meningkatkan motivasi.
10)Koordinasi Tim Pemeliharaan:
Bentuk tim pemeliharaan yang terkoordinasi dengan anggota yang
memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Tim ini dapat fokus pada
pemeliharaan preventif dan tindakan perbaikan.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan
Dalam konteks pabrik Tempe Sofyan, tujuan utama yang telah disusun
melibatkan pemahaman mendalam tentang permasalahan manajemen dan
perawatan. Berdasarkan tujuan tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1) Pentingnya Pemeliharaan Mesin dan Keselamatan Kerja:
Melalui analisis permasalahan yang dihadapi Pabrik Tempe Sofyan, dapat
disimpulkan bahwa pemeliharaan mesin dan keselamatan kerja merupakan
aspek krusial yang memengaruhi efisiensi operasional dan kesejahteraan
karyawan.
2) Tantangan dalam Penerapan Teknologi Modern:
Pabrik tradisional menghadapi tantangan dalam mengadopsi teknologi
modern dan otomatisasi. Meskipun solusi seperti pemantauan otomatis
dianjurkan, integrasinya dapat menjadi kompleks dalam lingkungan
tradisional.
3) Peran Karyawan dalam Pengelolaan Lingkungan dan Limbah:
Keterlibatan karyawan dalam pengelolaan limbah dan praktik
berkelanjutan merupakan faktor penting dalam menjaga harmoni dengan
lingkungan sekitar pabrik. Ini membutuhkan pendekatan holistik yang
melibatkan seluruh tim produksi.
4) Penekanan pada Pelatihan dan Pengembangan Karyawan:
Rekomendasi untuk peningkatan pelatihan karyawan terbukti menjadi
langkah yang penting. Kesimpulan ini menekankan pentingnya investasi pada
peningkatan keterampilan teknis dan kesadaran keselamatan bagi seluruh
tim.
5) Perlunya Pengelolaan Inventaris yang Efektif:
Perencanaan dan manajemen inventaris yang baik merupakan aspek
penting dalam menjaga kelancaran produksi. Keterbatasan suku cadang dan
bahan baku dapat menghambat operasional pabrik.
6) Audit Keselamatan dan Lingkungan sebagai Langkah Evaluasi:
Implementasi audit rutin terkait keselamatan dan lingkungan menjadi
langkah evaluasi yang efektif untuk memastikan pemenuhan standar dan
memperbaiki potensi kekurangan.
7) Pentingnya Konsultasi dengan Ahli Eksternal:
Kesimpulan menunjukkan bahwa kolaborasi dengan ahli eksternal atau
konsultan dapat membawa inovasi dan solusi yang mungkin tidak terpikirkan
sebelumnya, meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
Dengan merangkum temuan dan rekomendasi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa keberhasilan Pabrik Tempe Sofyan dalam mengatasi
permasalahan manajemen dan perawatan terletak pada kombinasi strategi
yang holistik, melibatkan karyawan, teknologi, dan praktik berkelanjutan.
Peningkatan kesadaran, peningkatan keterampilan, dan pendekatan
terstruktur terhadap perawatan mesin dan keselamatan kerja dapat
memberikan pondasi yang kuat untuk kelangsungan dan pertumbuhan pabrik
tradisional ini.

7.2Saran
Kami menyarankan untuk modernisasi peralatan produksi dan
menggunakan media sosial sebagai lapak dagang online untuk memperluas
jangkauan pasar dan dapat meningkatkan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/343132407_Model_Penjadwalan_
Pemeliharaan_Preventif_Mesin-
Mesin_Produksi_untuk_Meminimasi_Total_Tardiness
https://www.researchgate.net/publication/335105602_PENGARUH_PELATIH
AN_DAN_PENGEMBANGAN_KARIER_TERHADAP_KINERJA_KARYAWAN_PER
USAHAAN_KORPORASI
https://www.researchgate.net/publication/374549153_RANCANG_BANGUN_
SISTEM_INFORMASI_MANAJEMEN_INVENTARIS_BERBASIS_WEBSITE_MEN
GGUNAKAN_METODE_SDLC
https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/e78905ce-
1a64-4102-b9af-1b0ae5d1894f/content

Anda mungkin juga menyukai