Anda di halaman 1dari 25

ASPEK PENERAPAN K3

DI PKBM DEMFARM KECAMATAN JAYAKERTA


KABUPATEN KARAWANG

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1

MUHAMAD MAULANA YUSUF


021119045

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Aspek Penerapan K3 di PKBM Demfarm Kecamatan


Jayakerta Kabupaten Karawang
Nama/NIRM : Muhamad Maulana Yusuf / 021119045
Program Studi : Teknologi Mekanisasi Pertanian
Jurusan : Pertanian

Disetujui Oleh,

Pembimbing I
Ir. Kusmiyati, MM
NIP. 195903071987032001

Pembimbing II
Dr. Tri Ratna Saridewi, S.Pi., M.Si
NIP. 197412151999012003

Diketahui Oleh,

Ketua Program Studi


Dr. Ir. Yul Harry Bahar
NIP. 196006071991031001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal Praktik Kerja
Lapangan (PKL) 1 dengan judul “Penerapan K3 di PKBM Demfarm Kecamatan
Jayakerta Kabupaten Karawang” tanpa adanya halangan yang berarti.
Dalam proses penyusunan proposal ini saya ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ir. Kusmiyati, MM selaku pembimbing I, Dr. Tri Ratna
Saridewi, S.Pi., M.Si selaku pembimbing II, yang telah membimbing dan
membantu penulis dalam penyusunan proposal. Penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik
dalam pelaksanaan praktik maupun dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
untuk membangun agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bogor, 20 Juli 2021

M.Maulana Yusuf
NIM. 021119045

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
UPJA – PKBM 4
Manajemen Usahatani dan Alsintan 5
Kapasitas Kerja Lapangan 7
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 8
METODE PELAKSANAAN 13
Nama dan Lokasi Kegiatan 13
Waktu Kegiatan 13
Rencana Kegiatan 13
PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu di antara berbagai potensi sumber
daya alam yang seharusnya didesain, diusahakan, dan dikelola dengan sebaik-
baiknya. Usaha pokok pembangunan pertanian bukan hanya meliputi
pengembangan diversifikasi dan intensifikasi pertanian serta rehabilitasi pertanian,
melainkan yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya inventarisasi sumber
daya pertanian yang ada termasuk di dalamnya teknologi yang mudah dioperasikan,
yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan rumah tangga
pertanian, peningkatan produktifitas kerja, kenyamanan dalam bekerja,
peningkatan kemampuan penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi pertanian serta peningkatan kualitas produksi pangan dan gizi
(Partowijoto 2011).
Alat dan mesin pertanian merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang
pertanian untuk melancarkan dan mempermudah dalam mengolah hasil-hasil
pertaian. Alat dan mesin pertanian berperan penting dalam berbagai kegiatan
pertanian diantaranya menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga
kerja , meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil
dapat diandalkan serta mutu terjamin, meningkatkan kenyamanan dan keamanan
sehingga menambah produktivitas kerja. (Anne Ahhira 2012)
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 program studi Teknologi
Mekanisasi Pertanian (TMP) Polbangtan Bogor adalah kegiatan yang dilakukan
untuk pengembangan dan optimalisasi penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan).
Kegiatan ini merupakan kegiatan terstruktur yang dilakukan kampus Polbangtan
Bogor dengan kompetensi mampu melakukan pengoperasian dan perawatan alat
mesin pertanian, manajemen usaha tani, serta analisis ekonomi.
Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan mampu membentuk jiwa usaha
mahasiswa dalam berwirausaha serta meningkatkan kompetensi mahasiswa di
bidang mekanisasi pertanian. Alat dan mesin pertanian sangatlah penting untuk
mendukung keberlangsungan usaha tani, karena alat dan mesin pertanian ini
mampu mengoptimalkan dan memaksimalkan hasil pertanian sehingga mampu

1
meningkatkan perekonomian masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (Widata et
al 2015).

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini, diantaranya:
1. Mampu menguraikan profil dan keorganisasian yang ada di PKBM Demfarm
Karawang.
2. Mampu menganalisis aspek penerapan K3 yang harus digunakan saat
mengoperasikan Alsintan di Lapangan.
3. Mampu mengoperasikan Alsintan dengan prinsip K3.
4. Mampu memperluas pemahaman dan keterampilan di bidang teknologi dan
mekanisasi pertanian khususnya dalam aspek penerapan K3.

Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan PKL 1 ini, yaitu manfaat bagi mahasiswa
terkait dan manfaat bagi PKBM Demfarm.
Manfaat PKL 1 bagi mahasiswa, diantaranya:
1. Mengetahui dan memahami manajemen sebuah perusahaan di bidang pertanian.
2. Mengembangkan keterampilan dan rasa percaya diri mahasiswa untuk
melaksanakan usaha di bidang pertanian.
3. Menambah ilmu dan wawasan mahasiswa dalam pengelolaan usaha dibidang
pertanian.

Manfaat PKL 1 bagi PKBM Demfarm Karawang, diantaranya:


1. Membantu pekerjaan yang dilakukan para karyawan PKBM Demfarm
Karawang yang berkaitan dengan Alsintan.
2. Menciptakan kerjasama antara PKBM Demfarm Karawang dengan Polbangtan
Bogor untuk mengoptimalkan pemanfaatan Alsintan.

2
TINJAUAN PUSTAKA

UPJA-PKBM
UPJA-PKBM adalah lembaga yang dibentuk dengan tujuan memperluas
keterbatasan para petani, mempermudah keterbatasan tenaga kerja petani, dan
mengajarkan para petani mengenai mekanisasi modern. Tujuan utama dibentuk nya
UPJA-PKBM ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian agar lebih maju,
sehingga dapat menumbuhkan perekonomian yang memadai. UPJA-PKBM harus
membetuk kepengurusan untuk menjalankan program kerja yang dibentuk
contohnya yaitu untuk mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian merupakan
tugas dari UPJA-PKBM. Pengadaan UPJA-PKBM dapat menambah kesempatan
kerja di bidang pertanian bagi masyarakat terutama pada bidang mekanisasi
pertanian. UPJA-PKBM ini sebagai sarana pengembangan modernisasi pertanian
untuk mengikuti perkembangan zaman yang serba canggih.
PKBM Demfarm Karawang merupakan kegiatan pertanian korporasi.
Kegiatan korporasi di Karawang dipilih karena daerah tersebut merepresentasikan
kawasan pengembangan padi dataran rendah, dimana hampir sebagian besar usaha
tani padi di Indonesia ada pada wilayah tersebut. Demfarm ini berlokasi di
Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang. PKBM Demfarm ini program dari
Kementerian Pertanian untuk mendukung segala kegiatan pertanian agar lebih
berkembang maju. Dibentuknya Demfarm ini sangat bermanfaat bagi masyarakat
luas karena menambah kesempatan kerja di bidang pertanian terutama di bidang
mekanisasi pertanian. PKBM bersama dengan UPJA menjadi lembaga korporasi di
daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2008
tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis
Korporasi Petani.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 18 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi, korporasi petani
merupakan kelembagaan ekonomi petani berbadan hokum yang sebagian besar
modalnya berasal dari petani. Tujuan dari pertanian korporasi ini adalah untuk
meningkatkan produktivitas pertanian, nilai tambah, dan kesejahteraan petani.

3
Manajemen Usahatani dan Alsintan
Manajemen adalah usaha perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber
daya yang ada demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Lawrence A.
Appley dan Oey Liang Lee, dalam buku manajemen personalia (2014), manajemen
merupakan bentuk pendekatan pemanfaatan tenaga dan pikiran orang lain untuk
melakukan sesuau sesuai arahan yang telah dibentuk sebelumnya. Manajemen
dalam pengembangan UPJA berfungsi agar pelayanan memenuhi kebutuhan petani
dalam lingkup pertanian dapat berjalan dengan baik, serta dapat dikerjakan secara
serentak, serta meningkatkan efisiensi pengaturan lahan pertanian.
Manajemen Usahatani
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam lingkup
pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah
Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor
pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor memiliki arti yang sangat penting
dalam menentukan pembentukkan berbagai relitas ekonomi, dan social masyarakat
diberbagai wilayah Indonesia. Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian
dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah
biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-
ilmu pendukung.
Usahatani merupakan bagian inti dari pertanian karena menyangkut
sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Manajemen adalah suatu
seni, dimana setiap orang akan memiliki suatu hasil yang berbeda dengan
mengelola suatu usaha yang sama. Demikian pula dalam usahatani, dengan modal
dan hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi iklim yang
sama, suatu usahatani yang dikelola orang yang berbeda akan mendatangkan hasil
yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan pola pikir seseorang dalam
mengambil keputusan dan mengelola usaha tidak pernah sama antara orang per
orang.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan
menggunakan sumberdaya organisasi. Manajemen usahatani bersifat uni, karena
kegiatan usahatani sangat dipengaruhi musim. Demikian pula dalam usahatani,

4
dengan modal dan hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi
iklim yang sama, suatu usahatani yang dikelola oleh orang berbeda akan dapat
mendatangkan hasil yang berbeda.
Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen
yang dijalankan dalam usaha tersebut, bagaimana pengelolaan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, dan modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien.
Beberapa hal yang membedakan manejemen usahatani dengan manajemen usaha
yang lain antara lain adalah:
a. Keanekaragaman jenis tanaman yanag sangat besar dalam sector pertanian.
b. Besarnya jumlah petani.
c. Keanekaragaman skla usaha di bidang pertanian, suatu usahatani dimungkinkan
dilaksanakan mulai dari skala yang sangat kecil hingga ke skala perkebunan
yang sangat besar.
d. Kecenderugan berorientasi keluarga dan masyarakat sekitar saja.
e. Usahatani sangat berkaitan dengan gejala alam.
f. Karakteristik produk pertanian yang musimn, mudah rusak, dan tidak tahan
lama.
g. Produk pertanian selalu dibutuhkan sebagai bahan pangan masyarakat yang
harus selalu cukup tersedia.
Hal-hal di atas tersebut menjadikan manajemen usahatani memerlukan
penanganan yang berbeda dibandingkan dengan penanganan usaha lain diluar
sektor pertanian. Manajemen akan terlaksana dengan baik dengan memerhatikan
unsur-unsur yang terkait, yaitu: (1) Manusia yang melaksanakan manajemen; (2)
Seni untuk menjalankan manajemen; (3) Keberhasilan.
Dalam sebuah manajemen perlu dibentuknya keorganisasian, karena
manajemen merupakan suatu proses pencapaian sebuah tujuan melalui kerjasama
antara dua orang atau lebih. Menurut Syifa 2019:40. Roda organisasi yang
menjalankan system manajemen usahatani terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,
seksi bidang, pemasaran, dan anggota. Pengorganisasian dalam manajemn
berfungsi untuk mengatur tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap individu
dalam manajemen, menjadi suatu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan.

5
Manager

Sekretaris Bendahara

Operator

Gambar 1. Struktur Kelompok Usahatani


Struktur organisasi diatas menggambarkan aliran tugas dari manajer,
sekretaris, bendahara, dan operator. Antara manajer dan operator terjalin hubungan
timbal balik, yang berarti bahwa operator bekerja berdasarkan perintah manajer,
sedangkan manajer bertugas untuk mengawasi hasil kerja operator. Bedahara dan
sekretaris bertanggung jawab kepada manajer dan bekerja atas perintah manajer
sebagai penanggung jawab organisasi.
Alsintan
Introduksi teknologi pertanian di Indonesia yang telah digencarkan dalam
40 tahun terakhir melalui revolusi hijau mendorong perubahan kelembagaan
usahatani. Usahatani yang sebelumnya dikelola secara subsisten oleh petani dalam
rumah tangganya telah mengalami perubahan. Kegiatan proses produksi usahatani
seperti pengadaan dan pengolahan lahan, pembenihan, penanaman, pemeliharaan,
pemanenen, pengolahan hasil panen, dan pembiayaan, sudah berada di luar
penguasaan petani dan rumah tangganya (Yunus et al 2016).
Dalam meningkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi
kegitan prapanen sampai pada pascapanen memerlukan dukungan dari berbagai
sarana dan prasarana produksi yang efektif, diantaranya adalah dukungan alat mesin
pertanian. Sejalan dengan kemajuan teknologi, penggunaan teknologi mekanisasi
sudah dikembangkan pada subsector pertanian tanaman pangan. Dengan teknologi
mekanisasi pertanian, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang tersedia
akan lebih termanfaatkan dalam rangka peningkatan produksi pertanian yang
sekaligus akan mengembangkan ekonomi masyarakat. Alsintan yang lazim

6
digunakan di antaranya adalah hand traktor, traktor roda empat, pompa air,
perontok, dan gilingan padi (Rice Milling Unit) (Priyati 2015).

Kapasitas Kerja Lapangan Alsintan


Kapasitas suatu mesin pertanian adalah laju mesin tersebut untuk
mengerjakan lahan sesuai dengan fungsi yang dimaksud atau manfaat
pekerjaannya. Biasanya kapasitas ini dinyatakan dengan luas dalam akre yang dapat
dikerjakan oleh mesin per jam. Faktor-faktor yang terlibat di dalamnya adalah lebar
kerja yang berguna dan kecepatan berjalan dengan memerhatikan kehilangan waktu
dalam pembelokkan serta perawatan mesin (Dadhich et al 2011).
Kapasitas kerja dapat dibedakan menjadi kapasitas efektif dan kapasitas
teoritis. Kapasitas efektif merupakan waktu nyata yang diperlukan di lapangan
dalam menyesuaikan suatu unit pekerjaan tertentu. Kapasitas teoritis adalah hasil
kerja yang akan dicapai alat dan mesin bila seluruh waktu digunakan pada
spesifikasi operasinya.
Kapasitas Lapang Efektif
Menurut Zulfakri 2019:66 kapasitas kerja lapang efektif merupakan nilai
rata-rata kemampuan kerja dari suatu alat untuk menyelesaikan pekerjaannya atau
rata-rata luasan pekerjaan per jumlah waktu yang dibutuhkan, semakin dekat nilai
kapasitas lapang efektif dengan nilai kapasitas lapang teoritis maka semakin efektif
dapat dihitung menggunakan rumus:
KLE = L/T
Keterangan:
KLE = Kapasitas Lapang Efektif (Ha/jam)
L = Luas lahan (m2)
T = Total waktu tempuh (jam)
Kapasitas Lapang Teoritis
Kapasitas lapang teoritis merupakan kemampuan atau waktu yang
dibutuhkan suatu alat untuk menyesuaikan pekerjaan dengan asumsi tidak terdapat
hambatan selama pengoperasian alat (Zulfakri et al 2019:66).
Kapasitas lapang teoritis dihitung menggunakan rumus:
KLT = V x W

7
Keterangan:
KLT = Kapasitas Lapang teoritis (ha/jam)
V = Kcepatan rata-rata (m/jam)
W = Lebar lat kerja (m)
Efisiensi
Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu
proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya
dikatakan semkin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses
sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat (Harry 2011). Efisiensi suatu mesin
tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif, karena
efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang teoritis dengan kapasitas
lapang efektif yang dinyatakan dalam (%) (Zulfakri et al 2019:66).
Efisiensi = KLE x KLT x 100%
Keterangan:
KLE = Kapasitas lapang efektif (ha/jam)
KLT = Kapasitas lapang teoritis (ha/jam)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban, maupun
pencemaran. Kecelakaan kerja terjadi akibat adanya hubungan kerja. Dengan
kondisi fisik yang menurun atau menjadi tidak mampu lagi untuk bekerja,
penghasilan berkurang atau menjadi tidak ada. Oleh sebab itu perlu pemberian
kompensasi akibat kecelakaan dan penyakit kerja.
Manajemen perlu meninjau semua program kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) sebagai bagian dari rencana keseluruhan perusahan dan harus
memperlakukannya sama seperti program-program penting lainnya. Peningkatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam pekerjaan adalah sebuah fungsi dari
manajemen yang baik. Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja bukan hanya
dari sebuah manajemen yang baik, tetapi harus menjadi suatu fungsi normal.
Manajemen K3 harus dapat melakukan semua fungsi-fungsi manajemen
secara utuh yaitu :

8
1. Menyusun rencana kerja pencegahan dan mengatasi kasus kecelakaan dan
penyakit kerja.
2. Menyusun organisasi K3 dan menyediakan alat perlengkapannya.
3. Melaksanakan berbagai program, termasuk:
a) Mengindentifikasi sebab-sebab kasus kecelakaan kerja, menganalisis
dampak kecelakaan kerja bagi pekerja sendiri, bagi pengusaha, dan bagi
masyarakat pada umumnya.
b) Menghimpun informasi dan data kasus kecelakaan secara periodic.
c) Merumuskan saran-saran bagi pemerintah, pengusaha, dan pekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja.
d) Merumuskan system dan sarana pengawasan, pengamanan lingkungan
kerja, pengukuran tingkat bahaya, serta sosialisasi menumbuhkan kesadaran
dan penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Melakukan pengawasan program. Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
pada dasarnya mencari dan mengungkapkan keselamatan operasional yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan. Tetapi selain itu faktor Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) sangatlah berperan penting karena tanpa itu maka
biaya, waktu, dan kinerja akan terbengkalai.
Penerapan Prosedur K3
Setiap UPJA-PKB diwajibkan melaksanakan ketentuan-ketentuan
penerapan prosedur K3 sebagai berikut:
1. Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin terhadap penerapan system
manajemen K3.
2. Merencankan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3.
3. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan
dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapau kebijakan, tujuan, dan
sasaran K3.
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan system K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.
Peralatan Pelindung yang Dibutuhkan untuk Bekerja

9
Alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari kecelakaan kerja atau penyakit yang diakibatkan oleh
adanya kontak dengan bahay di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis,
radiasi, fisik dan mekanik (Novita 2019). Penggunaan alat pelindung diri
bermanfaat sebagai pelindung tenaga kerja dari berbagai resiko kecelakaan kerja.
Adapun berbagai jenis pelindung diri, antara lain:
a. Pakaian Kerja
Pakaian kerja yang dipakai bagi pekerja dalam bidang pertanian untuk di
lapangan harus memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah sebagai
berikut:
1. Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap
kering dan berada pada temperatur yang nyaman. Pakaian pelindung yang
sesuai jika ada suatu resiko potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan
beracun, infeksi dan binatang.
2. Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian
untuk memastikan bahwa para pekerja kelihatan dengan jelas.
3. Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya
terakhir, bila pengurangan resiko dengan cara-cara teknik atau organisatoris
tidak mungkin dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang
berhubungan dengan resiko spesifik tersebut digunakan.
4. Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian di lapangan harus
memiliki fungsi yang spesifik.
5. Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat
pelindung diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan
bahan kimia di tempat kerja. Alat pelindung diri harus memenuhi standar
internasional atau nasional.
b. Alat Pelindung Diri
Ada beberapa jenis alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan
sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu lapangan, topi
pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, penutup mulut.
1. Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan
bahanbahan kimia beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk
dansebagainya.

10
2. Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang digunakan adalah
jenis pekerjaan lapangan. Alat ini digunakan untuk melindungi kaki pada
saat bekerja dilapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang
berbahaya di lapangan.
3. Topi pengaman (Helmet). Jenis alat ini digunakan untuk melindungi kepala
dari kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat
memanen buah.
4. Penutup muka dipergunakan untuk jenis pekerjaan dilapangan, jika kondisi
lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dan debu-debu yang
bertebangan pada saat bekerja dari awal perkembangan usaha keselamatan
kerja diperusahaan.
5. Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk melindungi mata
pada saat bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-
benda yang berbahaya di lapangan seperti halnya debu, ataupun pada saat
bekerja di laboratorium.
6. Alat pelindung mulut (masker). Jenis alat ini untuk melindungi mulut dan hidung
dari bahan-bahan berbahaya saat bekerja di lapangan dengan menggunakan
pestisida, gas beracun atau debu.
Penerapan SOP K3
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam
upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu
organisasi perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa maka
diperlukan adanya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan
istilah Prosedur Operasi Standar (POS). Produk perkebunan dan pertanian memiliki
sifat relatif mudah rusak, baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat
pengaruh faktor internal yaitu bahwa secara alamiah produk pertanian atau
perkebunan bersifat biologis, sehingga pada proses penanganan sejak di
kebun/lahan sampai dengan dipanen terjadi proses metabolisme secara terus
menerus. Sehingga produk tersebut perlu prosedur penanganan atau operasi kerja
terstandar agar produk tidak rusak atau penurunan kualitas. Demikian pula
pengaruh faktor eksternal dapat memicu laju penurunan kualitas produk. Misal
pengaruh kekeringan dapat menimbulkan gangguan fisiologi tanaman yang

11
diusahakan sehingga dapat terjadi kematian atau gagal panen. Demikian pula hasil
panen yang tidak ditangani secara baik hingga suhu dan kelembaban tinggi dalam
suatu ruang pasca panen maka dapat terjadi kerusakan karena infeksi fungi.
Memperhatikan fenomena resiko yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja
yang tidak baik maka proses kegiatan pertanian atau perkebunan memerlukan cara
- cara kerja yang berpedoman pada standar. Penanganan proses produksi di kebun
harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan
benar yaitu dikenal dengan istilah Good Agricultural Practices disingkat GAP.
Perusahaan perkebunan besar biasanya telah memiliki suatu pedoman kerja dan
standar prestasi kerja. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar disusun untuk
pekerjaan di kebun atau di lahan dan untuk pekerjaan pengolahan hasil dipabrik.
SOP atau POS merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh
pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya memberi penjelasan bagaimana
suatu proses pekerjaan yang seharusnya dijalankan secara konsisten, efektifitas dan
efisien agar dapat dicapai hasil yang berkualitas. Berikut contoh SOP budidaya
tanaman dan SOP pasca panen.

12
METODE PELAKSANAAN

Waktu Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dilaksanakan selama 1 bulan dimulai
pada tanggan 26 Juli 2021.

Lokasi Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dilaksanankan di PKBM Demfarm
yang berlokasi di Jaya Makmur. Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Rencana Kegiatan
Pada proses Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 kompetensi/kegiatan yang
harus dicapai yaitu menerapkan prinsip keamanan, keselamatan, dan kesehatan
kerja (K3) dilapangan serta pengoperasian dan perawatan alsintan. Rencana
kegiatan yang akan dilakukan di PKBM Demfarm Karawang diantaranya :
1. Menyajikan informasi tentang profil dan keorganisasian dari PKBM Demfarm
Karawang. Penyajian tersebut meliputi lokasi perusahaan, profil, sejarah, dan
struktur organisasi.
2. Menerapkan prinsip keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja (K3).
Rencana kegiatannya yaitu mengoperasikan Alsintan sesuai dengan SOP yang
berlaku, menerapkan prinsip K3 dalam mengoperasikan Alsintan, dan
memeriksa kelengkapan Alsintan sebelum dioperasikan.
3. Mengidentifikasi dan pendataan teknis Alsintan yang ada di PKBM Demfarm
Karawang. Kegiatannya meliputi identifikasi jumlah dan jenis Alsintan yang
ada dan menghitung kapasitas kerja lapangan Alsintan.
4. Pengoperasian Alsintan dilapangan. Pada proses pengoperasian Alsintan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pemanenan
menggunakan Alsintan samapai dengan proses Pascapanen dengan menerapkan
sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
5. Melakukan perawatan dan perbaikan alsintan yang perlu diperbaiki. Kegiatan
tersebut meliputi pembersihan, perawatan, dan perbaikan secara ringan Alsintan

13
yang ada di PKBM Demfarm Karawang dengan memerhatikan Standard
Operating Procedure (SOP) dan menerapkan K3.
Pada kegiatan penerapan prinsip K3, untuk mengurangi resiko kecelakan
kerja harus dilakukan perawatan secara rutin pada Alsintan yang digunakan.
Kegiatan perawatan Alsintan dalam konteks K3 antara lain
1. Pengecekkan bahan bakar, pelumas, dan saringan udara.
2. Penggunaan K3 sesuai dengan SOP yang ada.
3. Memeriksa mur dan baut pada setiap komponen Alsintan, jika ada yang kendur
segera kencangkan agar tidak terjadi lepasnya komponen pada saat Alsintan
dioperasikan.
4. Melakukan pembersihan pada komponen-komponen Alsintan yang kotor,
berdebu dan bertanah.

14
PENUTUP

Demikian proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini saya buat sebagai
acuan dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan di lapangan. Besar
harapan saya agar Bapak/Ibu berkenan memberikan bantuan moril demi
terlaksananya kegiatan-kagiatan di lapangan. Atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anne, Ahhira. 2012. Alat dan Mesin Pertanian. http://www.anneahhira.com/alat-


dan-mesin-pertanian.htm. Diakses pada hari Minggu, tanggal 08 April
2012. Makassar.

Dadhich, H., Poudel, K.R., dan Baral, T. 2011. Economics of Custom Hiring of
Tractor and Tractor Driven Farm Implements in the Sunsari Distric of
Nepal. Thailand: International Agricultural Engineering Conference 7-10
December 2011.

Hadiutomoa K. 2012. Mekanisasi Pertanian. PT Penerbit IPB Press.

Novita, Nela. 2019. Deskripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada PT.
Lembah Karet Padang. Laporan Akhir Magang. Universitas Andalas,
[diakses 03 April 2021] dikutip dari
http://repo.unand.ac.id/24861/1/laporan%20magang%29Nela.pdf

Partowijoto, Achmadi. 2010. Pengembangan Teknologi dan Aplikasi Mekanisasi


Untuk Mewujudkan Pertanian Modern dan Berkelanjutan. Pros. Seminar
Nasional Teknik Pertanian (PERTETA), vol. 1 Juli 11-12 Juli. Hlm 1-9.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/PL.130/5/2008 tentang


Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan
Mesin Pertanian.

Priyati, A. 2015. Studi Keberadaan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian
(UPJA) Kaliaji. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.3, No.
1, Maret 2015 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan
dan Agroindustri Universitas Mataram.

16
Yunus, A., D. Salman, Demmallino, E.B., Viantika, N.M., 2016. Sociotechincal
Change and Institutional Adjustment in Paddy Rice Farming During Post
Green Revolution in Indonesia. IJAS, Vol.2, Issue 2.

Zulfakri, Fachruddin, dan Defrian A. 2019. Pengaruh pemberian bahan Organik


dan Kapur Terhadap Kapasitas Kerja dan Efisiensi Traktor pada Lahan
Kering. Fakultas Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

17
LAMPIRAN

Lembar 1 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL PKL 1 – PRODI TMP
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
TA 2021/2022

No Bln/Tgl Koreksi Pembimbing Paraf Pembimbing

18
Lembar 2 Jurnal Harian PKL 1

JURNAL KEGIATAN PKL 1


Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Nama/NIM : Muhamad Maulana Yusuf/021119045


Lokasi PKL : PKBM Demfarm Karawang Kec. Jayakerta Kab. Bogor
Bulan/Minggu ke : …… Minggu ke ……

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan


1. Senin
Tanggal

2. Selasa
Tanggal

3. Rabu
Tanggal

4. Kamis
Tanggal

5. Jumat
Tanggal

19
Lembar 3 Jadwal Kegiatan PKL 1

Juli – Agustus -
Minggu Minggu ke
Ke
No. Rencana Kegiatan Juni

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Survey

2. Persiapan :

a. Pembekalan

b. Penyusunan proposal

c. Konsultasi/pembimbingan

d. Penyediaan Perangkat PKL

e. Persetujuan proposal

3. Pelaksanaan :

a. Lapor ke PKBM Denfarm


karawang

b. Pengumpulan data/informasi

20
c. Pendataan teknis Alsintan
yang ada

d. Analisis layanan
pengelolaan jasa

e. Perawatan, pembersihan
Alsintan
dan perbaikan

Alsintan
f. Proses optimalisasi
pemanfaatan

Alsintan di lapangan
g. Mengoperasikan alsintan di
lapangan
h. Menganalisis ekonomi
dan kinerja Alsintan di
lapangan

4. Penyusunan Laporan
a. Laporan daft 1

b. Konsultasi

c. Laporan Akhir

21

Anda mungkin juga menyukai