PENDAHULUAN
1
pembelajaran in campus dilaksanakan pada semester ganjil, sedangkan out
campus dilaksanakan pada semester genap diramu dalam mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Proses pembelajaran memfasilitasi perubahan internal
maupun eksternal stratejik untuk menghasilkan perubahan standar kompetensi
kerja nasional indonesia (SKKNI) sektor pertanian bidang penyuluhan pertanian.
Kendala utama yang dihadapi petani saat ini adalah bagaimana petani
memanfaatkan dan menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis,
menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat spesifik lokasi,
membuat peta pangsa pasar dan membuat peta usaha sehingga setiap usaha
yang dikembangkan memiliki peluang dan pangsa pasar yang baik sehingga
tercapai peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Berdasarkan hal tersebut STPP Malang sebagai salah satu lembaga
pendidikan kedinasan dibidang pertanian dalam Praktik kerja lapang I
mahasiswa semester II diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut
sehingga mahasiswa mampu mencapai kompetensi antara lain :
1. Menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis wilayah desa.
2. Menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat spesifik lokasi.
3. Membuat peta usaha tani desa Lokasi PKL sebagai dasar penyusunan programa
penyuluhan pertanian Desa
Memperhatikan hal tersebut maka PKL I akan dilaksanakan pada tanggal
27 Pebruari s/d 25 April 2015 di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu,
Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, karena memiliki potensi yang luas
dalam pengembangan Memperhatikan Agribisnis Pertanian serta peternakan.
1.2. Tujuan Praktek Lapangan (PKL)
1. Mengetahui dan menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis di wilayah
Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
2. Mengetahui dan menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat
spesifik di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
3. Membuat peta usahatani desa sebagai bahan penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
1.3. MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1.3.1.Manfaat bagi mahasiswa adalah:
a. Mengetahui dan menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis di wilayah
Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
b. Mengetahui dan menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat
spesifik di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
c. Membuat peta usahatani desa sebagai bahan penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
2
1.3.2. Manfaat bagi pihak terkait :
a) Mengenal STPP sebagai penyelenggara pendidikan program D IV Penyuluhan
Pertanian.
b) Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin terkait dengan penyuluhan
pertanian yang di lakukan instansi, pengusaha dan petani.
c) Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dibidang penelitian
maupun pemberdayaan SDM pertanian.
1.3.3. Manfaat bagi STPP Malang adalah:
a Dihasilkan SDM Penyuluh Pertanian Ahli yang memiliki integritas moral,
professional, inovatif, kredibel, dan berwawasan global serta memiliki etos kerja
yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan pertanian;
b Dapat melaksanakan tanggung jawab STPP Malang dalam rangka
menyebarluaskan inovasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha di daerah
asal/wilayah kerja mahasiswa;
c Meningkatkan eksistensi STPP Malang sebagai lembaga pendidikan penyuluhan
pertanian;
d Meningkatkan kerjasama STPP Malang dengan instansi maupun stakeholder
lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah untuk menumbuhkan perubahan
yang lebih terarah dalam kegiatan usaha tani pedesaan.Perubahan yang
dimaksud adalah dalam bentuk pengetahuan, kecakapan, sikap dan motif
tindakan petani. Dengan adanya perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan
motif tindakan, diharapkan petani akan bersifat lebih terbuka, aktif dan dinamis
sesuai dengan tujuan dari penyuluhan pertanian.
Adapun tujuan dari penyuluhan pertanian meliputi 2(dua) aspek yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
Menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani
yang meliputi : perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani
keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dengan
berubahnya perilaku petani dan keluarganya , diharapkan dapat mengelola
usaha taninya dengan produktif, efektif dan efisien.
2. Tujuan Jangka Panjang
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani yang diarahkan pada
terwujudnya perbaikan teknis petani(better farming), perbaikan usaha tani(better
business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat(better living).
2.3 Identifikasi potensi wilayah
Identifikasi wilayah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
topografi, jenis tanah, vegetasi, tata guna lahan dan informasi mengenai
gambaran umum kondisi desa(kehidupan, kebiasaan, kecenderungan,
kebutuhan aspirasi, potensi dan masalah yang ada dimasyarakat) yang
dilakukan secara partisipatif. Tujuan dari identifikasi potensi wilayah ini adalah
untuk mengetahui permasalahan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayah
tersebut sehingga akan diperoleh data primer dan data sekunder yang akurat
sebagai acuan untuk penyusunan progama penyuluhan tingkat desa.
a. Data Primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan
pendekatan secara partisipatif dan wawancara semi terstruktur yang
menggunakan teknik PRA.
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem yang berasal dari data
monografi desa, kacamatan dan lain-lain.
Manfaat Identifikasi Potensi Wilayah :
4
1. Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran yang akurat
mengenai potensi wilayah.
2. Tersedianya data dan informasi yang akan pergunakan dalam pengambilan
keputusan baik bagi perencanaan usahatani maupun pelaksanaan penyuluhan
pertanian.
2.4 PARTICIPATORI RURAL APPRAISAL (PRA)
Participatori Rural Appraisal (PRA) diterjemahkan secara harafiah
sebagai penilaian/pengkajian/penelitian desa secara partisipatif. Dengan
demikian metode PRA diartikan cara yang digunakan dalam melakukan kajian
untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi
masyarakat. Namun dengan adanya perkembangan PRA itu sendiri yang sangat
pesat dan pentingnya fungsi membelajarkan masyarakat, maka PRA dikenal
dengan pendekatan dan metode pembelajaran mengenai kondisi dan kehidupan
pedesaan dari dan oleh masyarakat desa sendiri.
Dengan catatan :
Pengertian belajar ini luas, meliputi kegiatan menganalisis merencanakan dan
bertindak.
PRA lebih cocok disebut sekumpulan metode (Jamak) bukan hanya metode
tunggal.
PRA memiliki teknik-teknik dan instrumen-instrumen yang biasa kita pilih.
Sifatnya selalu terbuka untuk menerima cara-cara dan metoda-metoda yang baru
dianggap cocok.
Dengan demikian defenisi PRA disepakati sebagai: sekumpulan
pendekatan dan metoda-metoda yang mendorong masyarakat pedesaan untuk
turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka (Masyarakat
tersebut) mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat
membuat rencana dan tindakan untuk memperbaiki kehidupannya (Anonimous
2008).
2.4.1 Tujuan PRA
1. Tujuan Strategis adalah untuk mencapai pemberdayaan masyarakat dan
perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan pendekatan
pembelajaran
2. Tujuan Praktis :
Untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang keadaan, masalah,
kebutuhan dan potensi (masyarakat dan wilayah) pedesaan secara menyeluruh
(holistic).
5
Mendorong partisipasi masyarakat pedesaan dalam menggali dan memahami
situasi, kondisi dan potensi daerah serta kebutuhannya.
Meningkatkan efisiensi dalam mengidentifikasi dan menggali informasi tentang
situasi, kondisi dan potensi wilayah perdesaan dengan selalu
mempertimbangkan akurasi data/informasi yang dihimpun.
2.2.2 Prinsip-Prinsip PRA
1. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (Keberpihakan).
Ditujukan agar masyarakat yang terabaikan mendapat kesempatan untuk
memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan.
2. Prinsip pemberdayaan (Penguatan) masyarakat.
Ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bantuan orang lain.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator.
Ditujukan untuk menempatkan masyarakat sebagai pusat kegiatan
pembangunan bukan sebagai obyek.
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan.
Ditujukan untuk melahirkan sesuatu yang lebih baik dari proses pertukaran
pengalaman dan pengetahuan masyarakat dengan pengetahuan dari luar.
5. Prinsip santai dan informal.
Ditujukan untuk menimbulkan hubungan yang akrab sehingga kegiatan bersifat
luwes, terbuka, tidak memaksa dan informative.
6. Prinsip triangulasi.
Ditujukan untuk mencari titik temu dari keanekaragaman disiplin ilmu dan
pengalaman, keragaman sumber informasi dan keragaman teknik yang
digunakan.
7. Prinsip mengoptimalkan hasil.
Ditujukan untuk mencari informasi yang benar-benar akurat dalam upaya
pencapaian tujuan.
8. Prinsip orientasi praktis.
Ditujukan untuk optimalisasi pengembangan kegiatan yang dikembangkan
bersama masyarakat.
9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu.
Ditujukan untuk mengantisipasi dan menyesuaikan perkembangan masyarakat.
10. Prinsip belajar dari kesalahan.
Ditujukan untuk melakukan penerapan yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan
6
11. Prinsip terbuka.
Ditujukan untuk mengembangkan teknik sesuai dengan keadaan sebenarnya
dan sesuai dengan kebutuhan setempat
2.2.3. Unsur-unsur PRA
Proses Belajar
dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman peserta belajar, diharapkan
saling bertukar pengalaman dan pengetahuan yang di miliki masing-masing.
Alat Belajar
Alat belajar PRA menyangkut didalamnya metode, teknik dan peralatan PRA.
Metode PRA bermanfaat bagi banyak tujuan, antara lain untuk mengumpulkan
data dan informasi, menganalisis informasi, mengumpulakan dan menganalisis
data dan dapat juga untuk berkomunikasi
Hasil Belajar atau Output Belajar
Hasil belajar yang di harapkan yaitu tercapainya tujuan jangka pendek yaitu
rencana program serta tercapainya tujuan jangka panjang yaitu tercapainya
kearah pemberdayaan masyarakat yang sekaligus perubahan social.
2.2.4. Teknik PRA
Penelusuran sejarah desa
Pembuatan bagan kecenderungan perubahan
Kalender musim
Jadwal sehari
Pembuatan peta desa
Penelusuran desa (transek)
Kajian lembaga-lembaga desa (diagram venn)
Bagan alur
Kajian mata pencaharian
Bagan urutan (matrix rangking)
Wawancara keluarga petani
7
BAB III
METODE PELAKSANAAN
8
Dalam pemetaan potensi dan pengumpulan, pengolahan data potensi
wilayah desa menggunakan alat dan bahan buku panduan, kertas karton, spidol,
peta desa, format pengumpulan data, alat tulis serta bahan lain yang
dipergunakan.
3.2.1. Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi mengumpulkan data potensi wilayah Desa Sidodadi dengan
menggunakan metode wawancara langsung dengan petani. Langkah-langkah
sebagai berikut :
A. Pengumpulan Data Primer
Teknik wawancara petani adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji
sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani yang
disusun dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi
terbuka karena hanya merupakan bahan acuan wawancara. Yang dapat dirubah
dan disesuaikan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian
1) Wawancara individu
a. Wawancara informan kunci : dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan sumber
informasi khusus. Informasi kunci adalah orang yang dianggap pengalaman dan
memiliki pengalaman luas mengenai sesuatu yang terkait dengan keadaan di
masyarakat tersebut baik sosial, ekonomi, budaya maupun yang lainnya.
b. Wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat dianggap
mewakili kelompok masyarakat tertentu misalnya ketua kelompok
tani/poktan/gapoktan, petani buruh, tuan tanah, hasil tersebut disebut profil
perorangan.
2) Wawancara keluarga / rumah tangga petani
a. Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek kehidupan
keluarga petani, hasilnya disebut profil keluarga petani.
b. Yang disebut keluarga adalah keluarga inti (ayah, ibi, dan anak) atau keluarga
besar. Rumah tangga adalah unit pengelolaan perekonomian di dalam keluarga
B. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung untuk
penyuluhan agribisnis antara lain :
Data agroklimat wilayah
Batas wilayah
9
Kependudukan
Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
Tata guna lahan
Jenis usaha masyarakat
Tingkat pendidikan rata-rata
Sarana dan prasarana di wilayah
Teknologi yang diterapkan
Data produksi, luas areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang
dikembangkan di wilayah
Jenis data yang dilakukan identifikasi dengan menggunakan metode
wawancara, adalah sebagai berikut :
1. Data sumberdaya manusia (SDM)
Data penduduk berdasarkan umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, dan mata
pencaharian
Data kelembagaan meliputi : lembaga pemerintah, lembaga agama, lembaga
adat, lembaga sosial, dan lembaga kelompoktani.
2. Data sumber daya alam (SDA)
Karakteristik tanah
Data curah hujan 5 tahun terakhir
Data luas wilayah berdasarkan penggunaan meliputi : bangunan dan
pekarangan, luas tanaman pangan dan hortikultura, luas tanaman perkebunan,
luas kehutanan, dan luas padang rumput
Data populasi tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, dan
populasi ternak
C. Teknik pengolahan dan analisis data
1) editing , dalam bahasa Indonesia adalah mengedit atau mengubah atau
memperbaiki yang merupakan serapan dari bahasa inggris. Editing berasal dari
bahasa latin editus yang artinya menyajikan kembali . editing dalam bahasa
Indonesia bersinonim dengan kata editing.
2) coding . dapat di istilahkan sebagai pemrogramman
3) tabulasi , penyusunan menurut lajur yang telah tersedia penyajian data dalam
bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi.
Contoh teknik tabulasi :
No Subsistem Agribisnis Masalah Pemecahan Masalah
1 Agro Input
10
2 Agro Onfarm
3 Agro Industry
4 Agro Niaga
5 Agro support
4) analisis, kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti
struktur bahasa tersebut secara mendalam.
3.4 Penetapan Komoditas Agribisnis Unggulan Spesifik Lokasi
Kegiatan Penetapan komoditas agrbisnis unggulan dilakukan dengan
cara musyawarah bersama pelaku agribisnis/ petani di lokus PKL dengan
memperhatikan kesesuaian dengan subsistem agribisnis dan luas usaha, kondisi
social budaya, ekonomi dan kelayakan agribisnis serta analisis factor internal dan
eksternal
3.5 pembuatan peta usaha tani
pembuatan peta usaha tani desa dilaksanakan secara musyawarah berdasarkan
data potensi dan permasalahan dan yang dihadapi berdasarkan identifikasi
potensi wilayah dan agroekosistem desa lokasi PKL.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Tabel 2. Keadaan Iklim
12
Keterangan :
mm : milimeter
hh : hari hujan
13
Desa Sidodadi memiliki luas wilayah 635,34 Ha/m2 adalah merupakan
salah satu desa yang berada di sebelah utara kabupaten Bojonegoro. Secara
geografis letaknya sangat strategis karena cukup dekat dengan pusat kota
Bojonegoro. Pada umumnya masyarakat desa Sidodadi untuk menempuh
perjalanan dari desa menuju wilayah yang lebuh luas, baik itu ke pusat ke
pemerintahan kecamatan maupun ibu kota kabupaten Bojonegoro lebih dominan
menggunakan kendaraan roda dua/ sepeda motor, hal ini berpengaruh langsung
terhadap keberadaan sarana transportasi yang minim.
b. Batas Wilayah
Desa Sidodadi merupakan desa yang paling luas di kecamatan Sukosewu
Wilayah Desa Sidodadi berbatasan dengan :
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedaton Kec. Kapas
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidobandung Kec. Balen
Sebalah selatan berbatasan dengan Desa Sukosewu Kec. Sukosewu
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjungharjo Kec. Kapas
14
penggambaran penduduk menurut struktur usia juga di perlukan untuk
perhitungan penyediaan fasilitas social dan ekonomi. Bisa di lihat pada tabel
berikut
Tabel 6. Data Penduduk Berdasarkan Usia
15
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan urutan kedua adalah sektor buruh
tani dan lain-lain.
Komoditas Padi sawah merupakan yang paling banyak dibudidayakan oleh
petani. Alasan petani membudidayakan padi sawah adalah karena keadaan iklim
yang sesuai, pengalaman yang cukup dan komoditas padi sawah memiliki peran
yang sangat strategis dalam kehidupan terutama untuk memenuhi kebutuhan
pangan.
Jumlah penduduk yang bekerja selain pada sektor pertanian lebih banyak
dikarenakan kesempatan untuk bekerja pada sektor pertanian lebih kecil
terutama lahan pertanian yang mulai banyak beralih fungsi menjadi perumahan.
Penduduk yang tidak berminat bekerja pada sektor pertanian lebih memilih
bidang swasta, seperti penggalian, Industri pengolahan, Listrik dan Air bersih,
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restaurant, Angkutan, Keuangan,
Persewaan, Jasa-jasa. Kelompok ini cenderung terjadi pada generasi muda yang
mana menganggap pertanian tidak lagi menjanjikan bagi masa depan mereka
dan adanya kecenderungan bahwa pertanian dianggap sebagai pekerjaan kelas
bawah.
Pada tabel 7 memberikan pengertian bahwa sektor pertanian masih
merupakan sektor pilihan bagi sebagian penduduk Desa Sidodadi sehingga akan
lebih tepat bila arah kebijakan pembangunan desa ditujukan pada sektor
pertanian dengan tetap melibatkan masyarakat sebagi subjek dan objek
pembangunan.
Tabel 8. Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan
16
kecerdasannya akan sangat di tentukan penguasaanya tentang bidang ilmu apa
yang terkait dengan profesi dimaksud.
Berdasarkan Monografi desa Sidodadi tahun 2013 bahwa sebagian besar
tingkat pendidikan penduduk Desa Sidodadi adalah Tidak Sekolah atau bisa
dikatakan Belum Sekolah dan juga ada yang Sudah Tamat Sekolah tetapi hanya
sampai SD (Sekolah Dasar) karena penduduk yang pernah pendidikan SD
sebanyak 1761 jiwa atau 68,8% sedangkan tamatan SLTP atau sederajat sampai
tamatan Diploma/Sarjana lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tingkat
pendidikan yang tamatan SD lebih banyak dari tamatan perguruan tinggi dan
lainnya, sedangkan belum tamat sekolah 2386 jiwa atau 52% merupakan
generasi tua yang masih tergolong non produktif.
Dengan kondisi seperti ini akan sangat mempengaruhi penyebaran dan
penerapan inovasi baru dibidang pertanian. Dengan melihat pendidikan seperti
ini seorang penyuluh harus memilih metode yang tepat.
Data jumlah penduduk tingkat wilayah yang lebih luas di dapat dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten. Populasi penduduk desa Sidodadi di tinjau dari
komposisi penduduk yang lebih luas. Bisa dilihat dari tabel berikut :
17
Berdasarkan isian data monografi Desa Sidodadi tahun 2013 menunjukkan
bahwa berdasarkan jenis kelamin maka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
sekitar 1,9 % dari jumlah penduduk perempuan serta jumlah penduduk yang
memiliki lahan penggarap adalah yang paling banyak yaitu 856 KKT sedangkan
penggarap (penyewa) adalah 341 KKT berasal dari luar wilayah Desa Sidodadi.
Tabel 11. Luas Alokasi Penggunaan Lahan
18
Tabel 13. Nama Kelompok Tani dan Kedudukan
Keterangan :
L : Lanjut
P : Pemula
19
Secara kelembagaan maka Desa Sidodadi memiliki satu Gapoktan yaitu
Gapoktan Dadi Akur dengan jumlah anggota 1.474 orang yang tergabung dari 7
kelompok tani yang ada di Desa Sidodadi.
Dalam pengembangan usaha agibisnis perdesaan 60% bergerak pada
agribisnis Pangan (padi sawah) 40% bergerak pada usaha sektor hortikultura
dan sebagian kecil ternak sapi, bebek dan ayam.
f. Data Usaha Tani/Kelompok Tani
Berdasarkan data monografi desa tahun 2013, kelompok tani di desa Sidodadi
memiliki fasilitas usaha tani guna mendukung kegiatan usaha tani . bisa dilihat
dalam tabel berikut
Tabel 15. Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani (Pertanian)
Dengan melihat tabel fasilitas usaha tani dapat disimpulkan bahwa jumlah
fasilitas usaha petani sangat terbatas bahkan bisa dikatakan minim teknologi
pertanian yang ada di desa. Dilihat dari luas pertanian yang ada di desa Sidodadi
jumlah sprayer dan hand traktor tersebut masih kurang dalam melakukan
pengolahan tanah dan pengendalian hama penyakit tanaman, sehingga hal ini
menjadi kendala bagi petani dalam melakukan kegiatan usaha taninya.
Tabel 16. Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani (Peternakan)
20
oleh masyarakat desa sidodadi sangat konvensional dan lokasinya sangat
berdekatan dengan dapur yang dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan
masyarkat.
Tabel 17. Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani (Perkebunan)
Keterangan :
Harga Pupuk :
Ponska/kg = Rp 1.200
Urea/kg = Rp 950
Organik = Rp 500
Harga jual/kg = Rp 6.400
Dengan melihat Tabel 18, fasilitas Usahatani Petani, Kelompok Tani (Tabel
16 dan 17) maka dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas usaha petani sangat
terbatas bahkan bisa dikatakan minim teknologi pertanian.Hal ini menjadi
21
kendala bagi petani dalam melakukan kegiatan usahataninya sehingga dapat
menghambat perekonomian di desa dan pendapatan petani. Rata-rata hasil
panen yang saya dapatkan dari ketua kelompok tani Mukti Sari 8 ton/hektar .
dengan harga jual gabah kering giling Rp.6.400,00 jadi pendapatan bersih petani
desa Sidodadi perhektar Rp.12.000.000 dengan catatan harga jual GKG yang
bagus dan hasil panen yang baik.
Untuk fasilitas perkebunan, Desa Sidodadi tidak memiliki fasilitas
perkebunan sehingga tidak ada data yang perlu kami masukkan dari fasilitas
tersebut.
22
Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa di Desa Sidodadi sangat
minim beragribisnis di bidang tanaman perkebunan karena masyarakat menilai
perputaran uang begitu lama . 2 hektar pohon jati itupun bukan milik masyarakat
melainkan milik perhutani daerah tersebut. Sebenernya tanah grumosol sangat
cocok untuk pohon jati.
Tabel 21. Produksi Usaha Tani di bidang Tanaman Hortikultura
23
Berdasarkan tabel 22 menunjukkan bahwa masyarakat petani memelihara
ternaknya secara mandiri, tidak ada kelompok ternak di Desa Sidodadi. Jenis
ternak yang paling banyak dipelihara adalah ayam kampong (buras) dengan
jumlah 854 ekor. System dan pemeliharaan ternak yang ada di desa Sidodadi
masih bersifat sambilan/ usaha sampingan dan belum merupakan sumber
pendapatan bagi petani.
Tabel 23. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak
24
Berdasarkan tabel 24 menunjukkan bahwa masyarakat petani yang
memiliki ternak, dan yang memiliki usaha di bidang pengelolaan hasil ternak
sangat minim, dikarenakan keterampilan, pengetahuan dan peralatan tidak
dimiliki dan hanya ada satu orang yang mengolah limbah peternakannya menjadi
biogas. Namun pada kenyataannya biogas tersebut tidak kami temui di
lapangan.
25
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa kelompok tani di Desa Sidodadi
menjual padi mereka di daerah Kalitidu dikarenakan sudah ada stake holder /
tengkulak yang membeli hasil panen mereka.
g. Potensi Eksternal Stratejik (Primer/Sekunder)
Tabel 27. Keadaan Penduduk
26
Dari data kelembagaan ekonomi pedesaan pada tabel 29, masyarakat
petani mengakses permodalan dengan dana swadaya yang dikumpulkan oleh
anggota di tiap-tiap kelompok pada setiap pertemuan. Dikarenakan tidak adanya
lembaga yang bergerak di bidang permodalan di desa tersebut. Disamping itu
aset ekonomi di desa Sidodadi yang dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) adalah PUAP dengan jumlah keuangan dan pengelolaan yang baik
oleh anggotanya. Dan desa Sidodadi dengan wilayah yang cukup luas hanya
memiliki satu lumbung padi dan banyak memiliki kios Saprotan.
Tabel 30. Identifikasi Stake-Holders/Kemitraan
Dari hasil penelusuran dan wawancara langsung dengan petani yang ada
bahwa di Desa Sidodadi terdapat kelompok tani yang tergabung kedalam
kemitraan yang terbentuk di tahun 2009, tetapi sekarang kelompok tersebut
sudah tidak tergabung di dalam kemitraan, dengan alasan, mereka berpikir
terlalu rumit/terlalu berbelit-belit jika tergabung di dalam suatu kemitraan. Maka
dari itu tugas penyuluh di desa tersebut untuk memberikan pengarahan tentang
manfaat bergabungnya suatu kelompok tani ke dalam suatu kemitraan.
Tabel 31. Kebijakan Pemerintah Desa
Visi :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat , dengan melaksanakan pembangunan
secara adil, merata, seimbang , dan berkelanjutan dengan mengutamakan
kebersamaan , keterbukaan , berdaya guna serta berdaya saing.
27
Misi :
Berdasarkan data tabel.31 menunjukkan bahwa visi misi Desa Sidodadi yaitu
mensejahterakan masyarakat, mengembangkan perekonomian penduduknya,
memanfaatkan SDA, mewujudkan SDM yang profesional, dan menciptakan
suasana tertib,aman dan tentram untuk seluruh penduduk DesaSidodadi. Target
capaian pembangunan ini diupayakan secara bertahap dengan mendahulukan
kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat pada berbagai bidang kegiatan yang
ada . namun pelaksanaan kegiatan juga akan disesuaikan dengan perolehan
anggaran yang mampu di akses oleh desa. Untuk kegiatan dalam skala
pembiayaan yang besar pembiayaannya diupayakan dari APBN, PNPM, dan
SKPD ditambah kesediaan swadaya masyarakat.Skala kecil diarahkan dari
swadaya. Visi desa sidodadi yang Meningkatkan kesejahteraan masyarakat ,
dengan melaksanakan pembangunan secara adil, merata, seimbang , dan
berkelanjutan dengan mengutamakan kebersamaan , keterbukaan , berdaya
guna serta berdaya saing.
28
Tabel 32. Data Pesaing Usaha di Luar Wilayah PKL
mts
perumahan
Kebun pepaya
Jalan desa
Balai desa persawahan
persawahan
Sungai irigasi
d. Kalender Musiman
Kalender musim kegiatan usaha tani masyarakat desa Sidodadi dibuat
dengan maksud untuk memudahkan menentukan komoditas yang akan
diusahakan sehingga petani dapat mengatur dan menentukan usaha mereka
dapat memperhatikan waktu dan keadaan kesesuaian lokasi akan komoditas
yang akan dikembangkan. Dengan menentukan kalender musim kegiatan
diharapkan dapat membantu masyarakat tani dalam menentukan pola usaha tani
Penyakit -
Hama
Panas
Pancaroba
Padi
Kedelei
Bero
Tembakau/Jagung
Kekeringan
Pendatang
Buruh Tani ***** ***** *****
Akhir- akhri ini lahan di Desa Sidodadi mulai banyak beralih fungsi menjadi
bangunan tempat tinggal. Pada tahun- tahun sebelumnya tidak menunjukkan
perubahan tetapi pada tahun terakhir ada perubahan selain itu para pemuda
enggan menjadi petani dan cenderung menjadi pekerja swasta dan karyawan
pabrik di kota.
PEDAGANG
MASYARAKAT POSANDU
keterangan :
5 ; sangat kurang
6 ; kurang cukup
7 ; cukup
8 ; baik
9 ; sangat baik
Nilai ditentukan berdasarkan data primer, data sekunder, dan kesepakatan
dengan petani dan pelaku usaha yang ada di desa sidodadi.
Berdasarkan data tabel.33 menunjukkan bahwa komoditas unggulan untuk
daerah Desa Sidodadi yaitu Padi karena didukung dengan agroniaga yang
berupa ketersediaan pasar yang cukup banyak, dan agrosupport yang berupa
lembaga-lembaga/mitra yang siap membantu menangani masalah permodalan
dan menunjang juga usaha peternakan sapi dan ayam buras.
Komoditas unggulan yang kedua yakni sapi , hampir setiap masyarakat
desa Sidodadi memiliki Sapi karena melimpahnya pakan yakni jerami. Namun
pertambahan Bobot sapi tersebut lambat karena memang tujuan utama
memelihara nya adalah untuk tabungan. Dan komoditas unggulan yang ketiga
adalah ayam buras (kampong).
Desa kedaton
U
BDeas
Desa sukosewu Dsn. Bitingan
Keterangan :
Tanaman pangan
Komoditas perkebunan
Hortikultura (sayuran
Hortikultura
) Pemukiman & peternakan
(buahan) Batas dusun
Padi jati Cabe Pisang Sapi
Jagung Tomat Mangga Kambing
Kedelei Terong Papaya Domba
Ubi jalar Bayam Nangka ayam
Ubi kayu Kacang sirkaya
Seperti yang kita lihat pada gambar peta agribisnis diatas desa sidodadi
sendiri di bagi atas 5 dusun yaitu dusun Kendal, dusun gempol, dusun balong,
dusun kedungpapak, dan dusun bitingan. Lebih dari 50% tanah sidodadi
merupakan tanah persawahan yang mayoritas di tanamai tanaman pangan yaitu
padi. Padi merupakan tanaman agribisnis andalan yang dimiliki desa sidodadi.
5.1 Kesimpulan
1. potensi dan permasalahan agribisnis
Desa Sidodadi adalah termasuk desa dalam lingkup Kecamatan Sukosewu, yang
memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang cukup potensial
dalam pertanian khususnya budidaya padi dan sudah mampu menjadi petani
yang mandiri. Desa Sidodadi memiliki jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang
baik Karena struktur tanahnya terdiri dari 90% grumosol dan sisanya alluvial
sehingga berpotensi bagi masyarakat untuk menanam tanaman pangan seperti
padi dan sangat cocok untuk ditanami pohon jati. Beras yang dihasilkan di desa
sidodadi masih sedikit terkandung kapur. Sector pertanian desa sidodadi memiliki
potensi komoditi unggulan berupa padi sedangkan di sector peternakan seperti
sapi, kambing, dan ayam buras belum bisa menjadi komoditas unggulan karena
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk beternak masih kurang serta cara
pemeliharaanya yang masih belum menerapkan teknologi modern padahal jika
dikembangkan secara optimal desa sidodadi bisa menjadi Sentra peternakan
karena sumber pakan ternak tersebut sangat tersedia.
2. Komoditas agribisnis unggulan
Padi merupakan komoditas unggulan desa Sidodadi dengan rata-rata
produktifitas/hasil panen mencapai 7 ton/hektar.
3. Peta usaha tani