Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
nasional mempunyai peranan strategis dalam pemulihan ekonomi nasional.
Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam penyediaan pangan,
penyediaan bahan baku industri, peningkatan eksport dan devisa negara,
penyediaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan
pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat
Pada sektor pertanian, prioritas pembangunan pertanian dewasa ini
adalah melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan
mengurangi pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja,
meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan
utama pembangunan pertanian maka sangat diharapkan perkembangan
agribisnis daerah yang berdaya saing sesuai dengan keunggulan komparatif
masing-masing daerah, berkelanjutan, berkeadilan dan demokrasi.
Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya merumuskan
dan mengaplikasikan kerangka teori kedalam kebijakan ekonomi dan program
pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan
mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan
yang optimal dan berkelanjutan.
Tuntutan pasar global membawa perubahan semua sektor kehidupan
termasuk di dalamnya terjadi persaingan kualitas dan profesionalisme tenaga
kerja, tidak terkecuali tuntutan kepada penyuluh pertanian yang memiliki peran
strategis dalam pembangunan pertanian. Amanah Undang-undang SP3K
mengisyaratkan bahwa pekerjaan penyuluh pertanian merupakan profesi, yang
sudah diterjemahkan ke dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia no.43 tahun 2013 tentang penetapan SKKNI
sektor pertanian bidang penyuluhan pertanian. Oleh karena itu tuntutan
peningkatan kualitas penyuluh melalui lembaga pendidikan STPP perlu
ditingkatkan dengan mengacu kepada standar kompetensi kerja tersebut.
Selanjutnya, pendidikan program Diploma IV STPP Malang dilaksanakan
dengan pola pembelajaran in and out campus learning system. Pelaksanaan

1
pembelajaran in campus dilaksanakan pada semester ganjil, sedangkan out
campus dilaksanakan pada semester genap diramu dalam mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Proses pembelajaran memfasilitasi perubahan internal
maupun eksternal stratejik untuk menghasilkan perubahan standar kompetensi
kerja nasional indonesia (SKKNI) sektor pertanian bidang penyuluhan pertanian.
Kendala utama yang dihadapi petani saat ini adalah bagaimana petani
memanfaatkan dan menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis,
menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat spesifik lokasi,
membuat peta pangsa pasar dan membuat peta usaha sehingga setiap usaha
yang dikembangkan memiliki peluang dan pangsa pasar yang baik sehingga
tercapai peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Berdasarkan hal tersebut STPP Malang sebagai salah satu lembaga
pendidikan kedinasan dibidang pertanian dalam Praktik kerja lapang I
mahasiswa semester II diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut
sehingga mahasiswa mampu mencapai kompetensi antara lain :
1. Menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis wilayah desa.
2. Menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat spesifik lokasi.
3. Membuat peta usaha tani desa Lokasi PKL sebagai dasar penyusunan programa
penyuluhan pertanian Desa
Memperhatikan hal tersebut maka PKL I akan dilaksanakan pada tanggal
27 Pebruari s/d 25 April 2015 di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu,
Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, karena memiliki potensi yang luas
dalam pengembangan Memperhatikan Agribisnis Pertanian serta peternakan.
1.2. Tujuan Praktek Lapangan (PKL)
1. Mengetahui dan menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis di wilayah
Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
2. Mengetahui dan menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat
spesifik di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
3. Membuat peta usahatani desa sebagai bahan penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
1.3. MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1.3.1.Manfaat bagi mahasiswa adalah:
a. Mengetahui dan menetapkan potensi dan permasalahan agribisnis di wilayah
Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
b. Mengetahui dan menetapkan komoditas agribisnis unggulan yang bersifat
spesifik di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.
c. Membuat peta usahatani desa sebagai bahan penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro.

2
1.3.2. Manfaat bagi pihak terkait :
a) Mengenal STPP sebagai penyelenggara pendidikan program D IV Penyuluhan
Pertanian.
b) Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin terkait dengan penyuluhan
pertanian yang di lakukan instansi, pengusaha dan petani.
c) Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dibidang penelitian
maupun pemberdayaan SDM pertanian.
1.3.3. Manfaat bagi STPP Malang adalah:
a Dihasilkan SDM Penyuluh Pertanian Ahli yang memiliki integritas moral,
professional, inovatif, kredibel, dan berwawasan global serta memiliki etos kerja
yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan pertanian;
b Dapat melaksanakan tanggung jawab STPP Malang dalam rangka
menyebarluaskan inovasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha di daerah
asal/wilayah kerja mahasiswa;
c Meningkatkan eksistensi STPP Malang sebagai lembaga pendidikan penyuluhan
pertanian;
d Meningkatkan kerjasama STPP Malang dengan instansi maupun stakeholder
lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan


Penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha pendidikan yang
bersifat non-formal untuk para petani dan keluarganya dipedesaan.
Menurut UU SP3K no 16 tahun 2006 disebutkan bahwa penyuluhan
pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, ketrampilan serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui
penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

3
permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah untuk menumbuhkan perubahan
yang lebih terarah dalam kegiatan usaha tani pedesaan.Perubahan yang
dimaksud adalah dalam bentuk pengetahuan, kecakapan, sikap dan motif
tindakan petani. Dengan adanya perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan
motif tindakan, diharapkan petani akan bersifat lebih terbuka, aktif dan dinamis
sesuai dengan tujuan dari penyuluhan pertanian.
Adapun tujuan dari penyuluhan pertanian meliputi 2(dua) aspek yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
Menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani
yang meliputi : perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani
keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dengan
berubahnya perilaku petani dan keluarganya , diharapkan dapat mengelola
usaha taninya dengan produktif, efektif dan efisien.
2. Tujuan Jangka Panjang
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani yang diarahkan pada
terwujudnya perbaikan teknis petani(better farming), perbaikan usaha tani(better
business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakat(better living).
2.3 Identifikasi potensi wilayah
Identifikasi wilayah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
topografi, jenis tanah, vegetasi, tata guna lahan dan informasi mengenai
gambaran umum kondisi desa(kehidupan, kebiasaan, kecenderungan,
kebutuhan aspirasi, potensi dan masalah yang ada dimasyarakat) yang
dilakukan secara partisipatif. Tujuan dari identifikasi potensi wilayah ini adalah
untuk mengetahui permasalahan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayah
tersebut sehingga akan diperoleh data primer dan data sekunder yang akurat
sebagai acuan untuk penyusunan progama penyuluhan tingkat desa.
a. Data Primer merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan
pendekatan secara partisipatif dan wawancara semi terstruktur yang
menggunakan teknik PRA.
b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem yang berasal dari data
monografi desa, kacamatan dan lain-lain.
Manfaat Identifikasi Potensi Wilayah :

4
1. Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran yang akurat
mengenai potensi wilayah.
2. Tersedianya data dan informasi yang akan pergunakan dalam pengambilan
keputusan baik bagi perencanaan usahatani maupun pelaksanaan penyuluhan
pertanian.
2.4 PARTICIPATORI RURAL APPRAISAL (PRA)
Participatori Rural Appraisal (PRA) diterjemahkan secara harafiah
sebagai penilaian/pengkajian/penelitian desa secara partisipatif. Dengan
demikian metode PRA diartikan cara yang digunakan dalam melakukan kajian
untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi
masyarakat. Namun dengan adanya perkembangan PRA itu sendiri yang sangat
pesat dan pentingnya fungsi membelajarkan masyarakat, maka PRA dikenal
dengan pendekatan dan metode pembelajaran mengenai kondisi dan kehidupan
pedesaan dari dan oleh masyarakat desa sendiri.
Dengan catatan :
Pengertian belajar ini luas, meliputi kegiatan menganalisis merencanakan dan
bertindak.
PRA lebih cocok disebut sekumpulan metode (Jamak) bukan hanya metode
tunggal.
PRA memiliki teknik-teknik dan instrumen-instrumen yang biasa kita pilih.
Sifatnya selalu terbuka untuk menerima cara-cara dan metoda-metoda yang baru
dianggap cocok.
Dengan demikian defenisi PRA disepakati sebagai: sekumpulan
pendekatan dan metoda-metoda yang mendorong masyarakat pedesaan untuk
turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka (Masyarakat
tersebut) mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat
membuat rencana dan tindakan untuk memperbaiki kehidupannya (Anonimous
2008).
2.4.1 Tujuan PRA
1. Tujuan Strategis adalah untuk mencapai pemberdayaan masyarakat dan
perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan pendekatan
pembelajaran
2. Tujuan Praktis :
Untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang keadaan, masalah,
kebutuhan dan potensi (masyarakat dan wilayah) pedesaan secara menyeluruh
(holistic).

5
Mendorong partisipasi masyarakat pedesaan dalam menggali dan memahami
situasi, kondisi dan potensi daerah serta kebutuhannya.
Meningkatkan efisiensi dalam mengidentifikasi dan menggali informasi tentang
situasi, kondisi dan potensi wilayah perdesaan dengan selalu
mempertimbangkan akurasi data/informasi yang dihimpun.
2.2.2 Prinsip-Prinsip PRA
1. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (Keberpihakan).
Ditujukan agar masyarakat yang terabaikan mendapat kesempatan untuk
memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan.
2. Prinsip pemberdayaan (Penguatan) masyarakat.
Ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bantuan orang lain.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator.
Ditujukan untuk menempatkan masyarakat sebagai pusat kegiatan
pembangunan bukan sebagai obyek.
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan.
Ditujukan untuk melahirkan sesuatu yang lebih baik dari proses pertukaran
pengalaman dan pengetahuan masyarakat dengan pengetahuan dari luar.
5. Prinsip santai dan informal.
Ditujukan untuk menimbulkan hubungan yang akrab sehingga kegiatan bersifat
luwes, terbuka, tidak memaksa dan informative.
6. Prinsip triangulasi.
Ditujukan untuk mencari titik temu dari keanekaragaman disiplin ilmu dan
pengalaman, keragaman sumber informasi dan keragaman teknik yang
digunakan.
7. Prinsip mengoptimalkan hasil.
Ditujukan untuk mencari informasi yang benar-benar akurat dalam upaya
pencapaian tujuan.
8. Prinsip orientasi praktis.
Ditujukan untuk optimalisasi pengembangan kegiatan yang dikembangkan
bersama masyarakat.
9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu.
Ditujukan untuk mengantisipasi dan menyesuaikan perkembangan masyarakat.
10. Prinsip belajar dari kesalahan.
Ditujukan untuk melakukan penerapan yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuan

6
11. Prinsip terbuka.
Ditujukan untuk mengembangkan teknik sesuai dengan keadaan sebenarnya
dan sesuai dengan kebutuhan setempat
2.2.3. Unsur-unsur PRA
Proses Belajar
dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman peserta belajar, diharapkan
saling bertukar pengalaman dan pengetahuan yang di miliki masing-masing.
Alat Belajar
Alat belajar PRA menyangkut didalamnya metode, teknik dan peralatan PRA.
Metode PRA bermanfaat bagi banyak tujuan, antara lain untuk mengumpulkan
data dan informasi, menganalisis informasi, mengumpulakan dan menganalisis
data dan dapat juga untuk berkomunikasi
Hasil Belajar atau Output Belajar
Hasil belajar yang di harapkan yaitu tercapainya tujuan jangka pendek yaitu
rencana program serta tercapainya tujuan jangka panjang yaitu tercapainya
kearah pemberdayaan masyarakat yang sekaligus perubahan social.
2.2.4. Teknik PRA
Penelusuran sejarah desa
Pembuatan bagan kecenderungan perubahan
Kalender musim
Jadwal sehari
Pembuatan peta desa
Penelusuran desa (transek)
Kajian lembaga-lembaga desa (diagram venn)
Bagan alur
Kajian mata pencaharian
Bagan urutan (matrix rangking)
Wawancara keluarga petani

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu


Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan I (PKL I) dimulai pada tanggal 27
Februari sampai dengan tanggal 25 April 2015, tempat pelaksanaan di Desa
Sidodadi, Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur
3.1.1. Penentuan Sasaran
Sasaran yang terlibat adalah pelaku Gapoktan dan kelompok tani serta pelaku
usaha lainya dan aparat desa.
3.1.2. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan out campus yaitu menggunakan
wawancara dan pengamatan langsung/observasi/ survei. Metode ini ditujukan
agar masalah dan data yang diperoleh bersifat partisipatif dan aspiratif yaitu dari
oleh dan untuk petani.
3.2. KEGIATAN IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH (IPW)

8
Dalam pemetaan potensi dan pengumpulan, pengolahan data potensi
wilayah desa menggunakan alat dan bahan buku panduan, kertas karton, spidol,
peta desa, format pengumpulan data, alat tulis serta bahan lain yang
dipergunakan.
3.2.1. Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi mengumpulkan data potensi wilayah Desa Sidodadi dengan
menggunakan metode wawancara langsung dengan petani. Langkah-langkah
sebagai berikut :
A. Pengumpulan Data Primer
Teknik wawancara petani adalah teknik yang digunakan untuk mengkaji
sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan keluarga petani yang
disusun dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini sifatnya semi
terbuka karena hanya merupakan bahan acuan wawancara. Yang dapat dirubah
dan disesuaikan proses diskusi untuk mencapai tujuan kajian
1) Wawancara individu
a. Wawancara informan kunci : dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan sumber
informasi khusus. Informasi kunci adalah orang yang dianggap pengalaman dan
memiliki pengalaman luas mengenai sesuatu yang terkait dengan keadaan di
masyarakat tersebut baik sosial, ekonomi, budaya maupun yang lainnya.
b. Wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat dianggap
mewakili kelompok masyarakat tertentu misalnya ketua kelompok
tani/poktan/gapoktan, petani buruh, tuan tanah, hasil tersebut disebut profil
perorangan.
2) Wawancara keluarga / rumah tangga petani
a. Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek kehidupan
keluarga petani, hasilnya disebut profil keluarga petani.
b. Yang disebut keluarga adalah keluarga inti (ayah, ibi, dan anak) atau keluarga
besar. Rumah tangga adalah unit pengelolaan perekonomian di dalam keluarga
B. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa/wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung untuk
penyuluhan agribisnis antara lain :
Data agroklimat wilayah
Batas wilayah

9
Kependudukan
Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
Tata guna lahan
Jenis usaha masyarakat
Tingkat pendidikan rata-rata
Sarana dan prasarana di wilayah
Teknologi yang diterapkan
Data produksi, luas areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang
dikembangkan di wilayah
Jenis data yang dilakukan identifikasi dengan menggunakan metode
wawancara, adalah sebagai berikut :
1. Data sumberdaya manusia (SDM)
Data penduduk berdasarkan umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, dan mata
pencaharian
Data kelembagaan meliputi : lembaga pemerintah, lembaga agama, lembaga
adat, lembaga sosial, dan lembaga kelompoktani.
2. Data sumber daya alam (SDA)
Karakteristik tanah
Data curah hujan 5 tahun terakhir
Data luas wilayah berdasarkan penggunaan meliputi : bangunan dan
pekarangan, luas tanaman pangan dan hortikultura, luas tanaman perkebunan,
luas kehutanan, dan luas padang rumput
Data populasi tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, dan
populasi ternak
C. Teknik pengolahan dan analisis data
1) editing , dalam bahasa Indonesia adalah mengedit atau mengubah atau
memperbaiki yang merupakan serapan dari bahasa inggris. Editing berasal dari
bahasa latin editus yang artinya menyajikan kembali . editing dalam bahasa
Indonesia bersinonim dengan kata editing.
2) coding . dapat di istilahkan sebagai pemrogramman
3) tabulasi , penyusunan menurut lajur yang telah tersedia penyajian data dalam
bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi.
Contoh teknik tabulasi :
No Subsistem Agribisnis Masalah Pemecahan Masalah
1 Agro Input

10
2 Agro Onfarm
3 Agro Industry
4 Agro Niaga
5 Agro support
4) analisis, kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti
struktur bahasa tersebut secara mendalam.
3.4 Penetapan Komoditas Agribisnis Unggulan Spesifik Lokasi
Kegiatan Penetapan komoditas agrbisnis unggulan dilakukan dengan
cara musyawarah bersama pelaku agribisnis/ petani di lokus PKL dengan
memperhatikan kesesuaian dengan subsistem agribisnis dan luas usaha, kondisi
social budaya, ekonomi dan kelayakan agribisnis serta analisis factor internal dan
eksternal
3.5 pembuatan peta usaha tani
pembuatan peta usaha tani desa dilaksanakan secara musyawarah berdasarkan
data potensi dan permasalahan dan yang dihadapi berdasarkan identifikasi
potensi wilayah dan agroekosistem desa lokasi PKL.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Potensi Wilayah


Menurut Ismulhadi (2006) Identifikasi potensi wilayah merupakan proses
menerjemahkan keterkaitan suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk
merumuskan alternatif rekomendasi pengembangan usaha tani berupa rencana
pemanfaatan sumberdaya alternatif jenis komoditas prioritas, serta sistem usaha
tani yang sesuai dengan wilayah tersebut. Identifikasi Potensi Wilayah dilakukan
untuk memperoleh data keadaan wilayah dan agroekosistem meliputi keadaan
fisik wilayah, keadaan sosial, keadaan ekonomoi dan potensi pendukung yang
diperoleh dari data primer maupun data sekunder.
4.1.1 Keadaan Umum Wilayah
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari Balai Desa Sidodadi
Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro, maka diketahui keadaan umum
wilayah desa adalah sebagai berikut :
a. Letak Geografi Lokus
Tabel 1. Keadaan Lahan

11
Tabel 2. Keadaan Iklim

Berdasarkan data pada tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa Desa Sidodadi


memiliki luas wilayah 541,6 Ha. Dan merupakan salah satu desa di Kecamatan
Sukosewu Kabupaten Bojonegoro, yang terdiri atas 5 dusun. Letak dari
permukaan laut yaitu 15 m dpl, dan topografi yang relative datar . desa sidodadi
memiliki tanah dengan tingkat kesuburan yang baik dengan jenis tanahnya
grumosol dimana Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari material
halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur.
Tanah ini tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan
Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah grumusol adalah padi,
jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati. dengan suhu udara minimum
35oCelcius dan maksimal 37o Celsius, ini memungkinkan masyarakat untuk
mengembangkan jenis tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan. Sehingga
dalam penggunaan tanah lebih banyak dipergunakan untuk usaha pertanian.
Tabel 3. Data Curah Hujan Lima Tahun Terakhir

12
Keterangan :
mm : milimeter
hh : hari hujan

Menurut data dari BPP kecamatan Sukosewu tahun 2014 menunjukan di


tahun 2009-2013 pola musim hujan mulai bulan Nopember hingga April dan
musim kemarau bulan Mei hingga Oktober. Dengan rata-rata hujan pertahun 119
mm dengan jumlah hari hujan rata-rata pertahun 10 hari. Dengan jumlah bulan
basah selama 6 bulan dan 6 bulan kering , Curah hujan tertinggi bulan
Desember, Januari, Pebruari dan Maret, curah hujan terendah bulan April dan
Nopember . Kawasan pertanian umumnya di Tanami padi pada musim
penghujan, dan kedelai atau jagung pada musim kemarau. Sementara itu
menanggulangi kekurangan air, untuk keperluan pengairan lahan pertanian di
musim kemarau, dilakukan dengan menaikkan air dari waduk pacal melalui
pompanisasi.

Tabel 4. Jarak dengan wilayah yang lebih luas

13
Desa Sidodadi memiliki luas wilayah 635,34 Ha/m2 adalah merupakan
salah satu desa yang berada di sebelah utara kabupaten Bojonegoro. Secara
geografis letaknya sangat strategis karena cukup dekat dengan pusat kota
Bojonegoro. Pada umumnya masyarakat desa Sidodadi untuk menempuh
perjalanan dari desa menuju wilayah yang lebuh luas, baik itu ke pusat ke
pemerintahan kecamatan maupun ibu kota kabupaten Bojonegoro lebih dominan
menggunakan kendaraan roda dua/ sepeda motor, hal ini berpengaruh langsung
terhadap keberadaan sarana transportasi yang minim.
b. Batas Wilayah
Desa Sidodadi merupakan desa yang paling luas di kecamatan Sukosewu
Wilayah Desa Sidodadi berbatasan dengan :
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedaton Kec. Kapas
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidobandung Kec. Balen
Sebalah selatan berbatasan dengan Desa Sukosewu Kec. Sukosewu
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjungharjo Kec. Kapas

c. Jumlah Penduduk di Lokus PKL


Jumlah penduduk Desa Sidodadi pada Tahun 2013 sebanyak 5.642 jiwa
yang tergabung dalam 1627 Kepala Keluarga (KK) dengan perincian laki-laki
2876 jiwa dan perempuan 2766 jiwa. Dari jumlah KK tersebut, mata pencaharian
yang terbanyak di bidang pertanian yang tergolong sebagai petani pemilik, petani
penggarap (penyewa), dan buruh tani. Secara terperinci tentang jumlah
penduduk yang ada di Desa Sidodadi digolongkan dalam beberapa kriteria
berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan dan mata pencaharian. Untuk lebih
jelasnya dapat disajikan pada tabel sbb :
Tabel 5. Data Penduduk Secara Umum

Penggambaran penduduk menurut struktur usia berguna untuk mengetahui


jumlah penduduk produktif. Hal ini akan berpengaruh pada angkatan kerja
disuatu wilayah serta tingkat ketergantungan penduduk non produktif. Selain itu

14
penggambaran penduduk menurut struktur usia juga di perlukan untuk
perhitungan penyediaan fasilitas social dan ekonomi. Bisa di lihat pada tabel
berikut
Tabel 6. Data Penduduk Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa golongan umur terbanyak


adalah golongan umur 20 - <50 sebanyak 2.728 atau 51% yang merupakan usia
produktif di Desa Sidodadi.
Hal ini merupakan potensi SDM dalam pengembangan usaha pertanian
maupun usaha non pertanian. Kondisi tersebut dinyatakan bahwa di Desa
Sidodadi mempunyai ketersediaan tenaga kerja yang cukup tinggi.
Umur seseorang pada umumnya dapat mempengaruhi aktivitas petani
dalam mengelola usahataninya, kondisi fisik dan kemampuan berpikir. Makin
muda umur petani, cenderung memiliki fisik yang kuat dan dinamis, sehingga
mampu bekerja lebih kuat dan dinamis dalam mengelola usaha taninya, daripada
petani yang umurnya tua. Selain itu petani yang lebih muda mempunyai
keberanian untuk menanggung resiko dalam mencoba inovasi baru demi
kemajuan usaha taninya.
Pendidikan adalah merupakan faktor penentu perubahan suatu daerah
dengan dasar argumentasi bahwa apapun profesi yang diemban seseorang,
kecerdasannya akan sangat ditentukan penguasaannya tentang bidang ilmu apa
yang terkait dengan profesi dimaksud.
Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Sidodadi sebagian besar


bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah 2405 jiwa yang meliputi

15
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan urutan kedua adalah sektor buruh
tani dan lain-lain.
Komoditas Padi sawah merupakan yang paling banyak dibudidayakan oleh
petani. Alasan petani membudidayakan padi sawah adalah karena keadaan iklim
yang sesuai, pengalaman yang cukup dan komoditas padi sawah memiliki peran
yang sangat strategis dalam kehidupan terutama untuk memenuhi kebutuhan
pangan.
Jumlah penduduk yang bekerja selain pada sektor pertanian lebih banyak
dikarenakan kesempatan untuk bekerja pada sektor pertanian lebih kecil
terutama lahan pertanian yang mulai banyak beralih fungsi menjadi perumahan.
Penduduk yang tidak berminat bekerja pada sektor pertanian lebih memilih
bidang swasta, seperti penggalian, Industri pengolahan, Listrik dan Air bersih,
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restaurant, Angkutan, Keuangan,
Persewaan, Jasa-jasa. Kelompok ini cenderung terjadi pada generasi muda yang
mana menganggap pertanian tidak lagi menjanjikan bagi masa depan mereka
dan adanya kecenderungan bahwa pertanian dianggap sebagai pekerjaan kelas
bawah.
Pada tabel 7 memberikan pengertian bahwa sektor pertanian masih
merupakan sektor pilihan bagi sebagian penduduk Desa Sidodadi sehingga akan
lebih tepat bila arah kebijakan pembangunan desa ditujukan pada sektor
pertanian dengan tetap melibatkan masyarakat sebagi subjek dan objek
pembangunan.
Tabel 8. Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan indicator kualitas sumberdaya manusia


disuatu wilayah, tingginya jumlah penduduk dengan tingkat kelulusan pada
bangku sekolah dasar menggambarkan bahwa tingkat penduduk cenderung
rendah. Pendidikan merupakan factor penentu perubahan suatu daerah dengan
dasar argumentasi bahwa apapun profesi yang diemban seseorang

16
kecerdasannya akan sangat di tentukan penguasaanya tentang bidang ilmu apa
yang terkait dengan profesi dimaksud.
Berdasarkan Monografi desa Sidodadi tahun 2013 bahwa sebagian besar
tingkat pendidikan penduduk Desa Sidodadi adalah Tidak Sekolah atau bisa
dikatakan Belum Sekolah dan juga ada yang Sudah Tamat Sekolah tetapi hanya
sampai SD (Sekolah Dasar) karena penduduk yang pernah pendidikan SD
sebanyak 1761 jiwa atau 68,8% sedangkan tamatan SLTP atau sederajat sampai
tamatan Diploma/Sarjana lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa tingkat
pendidikan yang tamatan SD lebih banyak dari tamatan perguruan tinggi dan
lainnya, sedangkan belum tamat sekolah 2386 jiwa atau 52% merupakan
generasi tua yang masih tergolong non produktif.
Dengan kondisi seperti ini akan sangat mempengaruhi penyebaran dan
penerapan inovasi baru dibidang pertanian. Dengan melihat pendidikan seperti
ini seorang penyuluh harus memilih metode yang tepat.
Data jumlah penduduk tingkat wilayah yang lebih luas di dapat dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten. Populasi penduduk desa Sidodadi di tinjau dari
komposisi penduduk yang lebih luas. Bisa dilihat dari tabel berikut :

Tabel 9. Data Jumlah Penduduk


Data BPS Kab.bojonegoro tahun 2013 menunjukan perbandingan volume
penduduk berdasarkan batasan wilayah, dimana penduduk Desa Sidodadi juga
merupakan bagian di dalam wilayah yang lebih luas mulai desa hingga nasional.
Jumlah penduduk kabupaten bojonegoro yang berjumlah 1.209.073 jiwa adalah
3,03 % dari populasi penduduk propinsi jawa timur dengan total jumlahnya
mencapai 38.850.000 jiwa.
d. Keadaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Tabel 10. Jumlah KK,KKT dan Kepemilikan Lahan

17
Berdasarkan isian data monografi Desa Sidodadi tahun 2013 menunjukkan
bahwa berdasarkan jenis kelamin maka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
sekitar 1,9 % dari jumlah penduduk perempuan serta jumlah penduduk yang
memiliki lahan penggarap adalah yang paling banyak yaitu 856 KKT sedangkan
penggarap (penyewa) adalah 341 KKT berasal dari luar wilayah Desa Sidodadi.
Tabel 11. Luas Alokasi Penggunaan Lahan

e. Organisasi Petani (Kelompok Tani dan Gapoktan )


Para petani di desa sidodadi sudah membentuk kelompok mulai tahun 1985
an . dan berikut disajikan tabel jumlah kelompok tani yang ada di desa Sidodadi.
Tabel 12. Jumlah Kelompok Tani

Secara kelembagaan kelompok tani di Desa Sidodadi terdiri dari 7


kelompok tani yang terdiri dari tani dewasa dengan jumlah anggota 1.474 orang.
Kelompok tani yang ada telah telah mendapatkan SK dari Bupati dengan jenis
usaha tani pokok adalah tanaman padi. Sebagian besar masyarakat desa
Sidodadi menjadikan usaha peternakan sebagai usaha sampingan dan dijual
pada waktu wakktu tertentu.

18
Tabel 13. Nama Kelompok Tani dan Kedudukan

Keterangan :
L : Lanjut
P : Pemula

Keadaan kelompok Tani di Desa Sidodadi memiliki peran penting.


Susunan kepengurusan kelompok tani terdiri dari ketua,sekretaris dan
bendahara sedangkan wakil tidak ada dalam kepengurusan kelompok tani.
Kebersamaan dan gotong royong masih cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
kegiatan usaha secara bersama-sama dan gotong royong serta pertemuan rutin
kelompok tani.
Jumlah kelompok tani Desa Sidodadi sebanyak 7 kelompok dengan jenis
usaha tani pokok adalah tanaman pangan (Padi) dengan luasan masing-masing
berkisar 60 - 130 Ha. Komoditi ikutan adalah, Cabai, Jagung, Kedelai,Kacang
Hijau, Ubi Jalar, Ubi Kayu, Kacang Panjang.
Usaha peternakan masih merupakan usaha sambilan berupa sapi, ayam
dan bebek dengan jumlah yang masih sangat terbatas untuk masing-masing
anggota yaitu : Sapi berkisar 1-4 ekor tiap anggota, dan ayam/bebek antara 5-10
ekor.
Tabel 14. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

19
Secara kelembagaan maka Desa Sidodadi memiliki satu Gapoktan yaitu
Gapoktan Dadi Akur dengan jumlah anggota 1.474 orang yang tergabung dari 7
kelompok tani yang ada di Desa Sidodadi.
Dalam pengembangan usaha agibisnis perdesaan 60% bergerak pada
agribisnis Pangan (padi sawah) 40% bergerak pada usaha sektor hortikultura
dan sebagian kecil ternak sapi, bebek dan ayam.
f. Data Usaha Tani/Kelompok Tani
Berdasarkan data monografi desa tahun 2013, kelompok tani di desa Sidodadi
memiliki fasilitas usaha tani guna mendukung kegiatan usaha tani . bisa dilihat
dalam tabel berikut
Tabel 15. Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani (Pertanian)

Dengan melihat tabel fasilitas usaha tani dapat disimpulkan bahwa jumlah
fasilitas usaha petani sangat terbatas bahkan bisa dikatakan minim teknologi
pertanian yang ada di desa. Dilihat dari luas pertanian yang ada di desa Sidodadi
jumlah sprayer dan hand traktor tersebut masih kurang dalam melakukan
pengolahan tanah dan pengendalian hama penyakit tanaman, sehingga hal ini
menjadi kendala bagi petani dalam melakukan kegiatan usaha taninya.
Tabel 16. Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani (Peternakan)

Berdasarkan monografi desa tahun 2013 menunjukkan bahwa setiap


petani memilik kandang untuk ternaknya sendiri . Pernah dibentuk kandang
bersama, tetapi tidak dilanjutkan karena kendala para anggota yang tergabung
tidak melaksanakan tugasnya , dan ada perasaan ketidakpercayaan antara
anggota dan minimnya teknologi yang digunakan oleh masyarakat seperti
Inseminasi Buatan (IB), mesin tetas, dan alat pendingin. Kandang yang dimilki

20
oleh masyarakat desa sidodadi sangat konvensional dan lokasinya sangat
berdekatan dengan dapur yang dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan
masyarkat.
Tabel 17. Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani (Perkebunan)

Berdasarkan tabel 17 menunjukkan bahwa alat untuk usaha tani di bidang


perkebunan tidak dimiliki, karena di desa tersebut sedikit sekali yang bergerak di
bidang perkebunan. Adapun perkebunan yang ada di desa Sidodadi milik dinas
perkebunan kabupaten bojonegoro. Dan pohon yang ditanami adalah pohon jati.
Tabel 18. Produksi Usaha Tani di bidang Pertanian

Keterangan :
Harga Pupuk :
Ponska/kg = Rp 1.200
Urea/kg = Rp 950
Organik = Rp 500
Harga jual/kg = Rp 6.400
Dengan melihat Tabel 18, fasilitas Usahatani Petani, Kelompok Tani (Tabel
16 dan 17) maka dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas usaha petani sangat
terbatas bahkan bisa dikatakan minim teknologi pertanian.Hal ini menjadi

21
kendala bagi petani dalam melakukan kegiatan usahataninya sehingga dapat
menghambat perekonomian di desa dan pendapatan petani. Rata-rata hasil
panen yang saya dapatkan dari ketua kelompok tani Mukti Sari 8 ton/hektar .
dengan harga jual gabah kering giling Rp.6.400,00 jadi pendapatan bersih petani
desa Sidodadi perhektar Rp.12.000.000 dengan catatan harga jual GKG yang
bagus dan hasil panen yang baik.
Untuk fasilitas perkebunan, Desa Sidodadi tidak memiliki fasilitas
perkebunan sehingga tidak ada data yang perlu kami masukkan dari fasilitas
tersebut.

Tabel 19. Produksi Usaha Tani di bidang Tanaman Pangan

Pada tabel 19 diketahui bahwa komoditi Padi sawah memiliki luas


tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi utama tanaman pangan adalah
Padi . Dapat dilihat juga bahwa dari usaha di komoditi hortikultura tanaman
Jagung, Kacang Hijau, Kedelai, Ubi kayu juga lebih banyak diusahakan di Desa
Sidodadi, namun hanya mengandalkan pengalaman secara turun temurun dan
musim dalam melaksanakan kegiatan pertanian
Dari tabel 19 diketahui bahwa data produksi dari usaha tani masih belum
optimal, misalnya tanaman padi masih 6,5 Ton/ha, padahal realita produksi bisa
diusahakan hingga >8 ton/ha, salah satunya adalah dengan meningkatkan
volume pengembalian bahan organik/bokashi ke lahan sawah dan penerapan
teknologi budidaya yang baru.

Tabel 20. Produksi Usaha Tani di bidang Tanaman Perkebunan

22
Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa di Desa Sidodadi sangat
minim beragribisnis di bidang tanaman perkebunan karena masyarakat menilai
perputaran uang begitu lama . 2 hektar pohon jati itupun bukan milik masyarakat
melainkan milik perhutani daerah tersebut. Sebenernya tanah grumosol sangat
cocok untuk pohon jati.
Tabel 21. Produksi Usaha Tani di bidang Tanaman Hortikultura

Berdasarkan tabel 21 menunjukkan bahwa sebagian keluarga tani di desa


sidodadi juga bergerak di bidang tanaman hortikulkutura musiman seperti
bayam,terong dan juga tanaman hortikultura tahunan seperti mangga dan
pisang. Untuk tanaman hortikultura petani pada umumnya menanam pada
musim tanam ketiga/MP3, hal itu dilakukan ada pihak stake holder yang
membeli/menampung produksi petani. Namun desa ini dikenal dengan
pisangnya yang bentuknya besar. Dan keberadaannya begitu melimpah dan
hampir setiap masyarakat memiliki pohon pisang dipekarangannya.
Tabel 22. Produksi dan Populasi Ternak

23
Berdasarkan tabel 22 menunjukkan bahwa masyarakat petani memelihara
ternaknya secara mandiri, tidak ada kelompok ternak di Desa Sidodadi. Jenis
ternak yang paling banyak dipelihara adalah ayam kampong (buras) dengan
jumlah 854 ekor. System dan pemeliharaan ternak yang ada di desa Sidodadi
masih bersifat sambilan/ usaha sampingan dan belum merupakan sumber
pendapatan bagi petani.
Tabel 23. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak

Berdasarkan tabel. 23 menunjukkan bahwa ketersediaan lahan untuk


pakan ternak tidak tersedia, dikarenakan petani yang memiliki ternak,
menggunakan limbah pertanian untuk pakan ternak mereka ketersedian hijauan
pakan ternak di desa Sidodadi belum memadai pennyebaranya tidak satu
hamparan . hal ini karena permodalannya yang masih minim dan teknologi yang
belum menyentuh dalam pengembangan usaha peternakan.
Tabel 24. Pemilik Usaha Pengelolaan Hasil Ternak

24
Berdasarkan tabel 24 menunjukkan bahwa masyarakat petani yang
memiliki ternak, dan yang memiliki usaha di bidang pengelolaan hasil ternak
sangat minim, dikarenakan keterampilan, pengetahuan dan peralatan tidak
dimiliki dan hanya ada satu orang yang mengolah limbah peternakannya menjadi
biogas. Namun pada kenyataannya biogas tersebut tidak kami temui di
lapangan.

Tabel 25. Ketersediaan Lahan Pemeliharaan Peternakan

Berdasarkan tabel. 25 menunjukkan bahwa masyarakat memelihara ternak


mereka pada lahan mereka sendiri, seperti pekarangan dibelakang rumah
mereka, atau kebun kosong yang petani miliki dan itu kalau dirata-rata hanya
seluas setengah hektar.
Tabel 26. Pemasaran

25
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa kelompok tani di Desa Sidodadi
menjual padi mereka di daerah Kalitidu dikarenakan sudah ada stake holder /
tengkulak yang membeli hasil panen mereka.
g. Potensi Eksternal Stratejik (Primer/Sekunder)
Tabel 27. Keadaan Penduduk

Berdasarkan tabel.27 yang di ambil dari BPS Kabupaten Bojonegoro tahun


2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Sidodadi sebanyak 5.642 jiwa
atau 0,11% dari jumlah penduduk kecamatan. Jumlah penduduk Kecamatan
Sukosewu sebanyak 47.165 jiwa, jumlah penduduk Kabupaten Bojonegoro
sebanyak 1.209.973 jiwa, propinsi jawa Timur sebanyak 38.850.000 jiwa, dan
keseluruhan jumlah penduduk di tingkat nasional sebanyak 249.000.000 jiwa.
Tabel 28. Keadaan Infrastruktur

Berdasarkan tabel.28 menunjukkan bahwa jarak desa Sidodadi ke


kecamatan sekitar 5 km, dan jarak ke kabupaten sekitar 12 km. masyarakat
Sidodadi biasa menggunakan kendaraan roda dua untuk menempuh ke wilayah
yang lebih jauh. Karena keterbatasan transportasi umum pedesaan.
Tabel 29. Kelembagaan Ekonomi Pedesaan

26
Dari data kelembagaan ekonomi pedesaan pada tabel 29, masyarakat
petani mengakses permodalan dengan dana swadaya yang dikumpulkan oleh
anggota di tiap-tiap kelompok pada setiap pertemuan. Dikarenakan tidak adanya
lembaga yang bergerak di bidang permodalan di desa tersebut. Disamping itu
aset ekonomi di desa Sidodadi yang dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) adalah PUAP dengan jumlah keuangan dan pengelolaan yang baik
oleh anggotanya. Dan desa Sidodadi dengan wilayah yang cukup luas hanya
memiliki satu lumbung padi dan banyak memiliki kios Saprotan.
Tabel 30. Identifikasi Stake-Holders/Kemitraan

Dari hasil penelusuran dan wawancara langsung dengan petani yang ada
bahwa di Desa Sidodadi terdapat kelompok tani yang tergabung kedalam
kemitraan yang terbentuk di tahun 2009, tetapi sekarang kelompok tersebut
sudah tidak tergabung di dalam kemitraan, dengan alasan, mereka berpikir
terlalu rumit/terlalu berbelit-belit jika tergabung di dalam suatu kemitraan. Maka
dari itu tugas penyuluh di desa tersebut untuk memberikan pengarahan tentang
manfaat bergabungnya suatu kelompok tani ke dalam suatu kemitraan.
Tabel 31. Kebijakan Pemerintah Desa
Visi :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat , dengan melaksanakan pembangunan
secara adil, merata, seimbang , dan berkelanjutan dengan mengutamakan
kebersamaan , keterbukaan , berdaya guna serta berdaya saing.

27
Misi :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat , mengembangkan perekononmiaan


dengan mengoptimalkan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan
khususnya di sector pertanian.
2. Mewujudkan SDM yang professional dengan meningkatkan sarana dan
prasarana melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pelatihan-pelatihan.
3. Mewujudkan pemerintah desa yang bersih dan baik serta berwibawa dengan
menciptakan suasana tertib, aman melalui kepastian penegakan/ perlindungan
hokum.

Berdasarkan data tabel.31 menunjukkan bahwa visi misi Desa Sidodadi yaitu
mensejahterakan masyarakat, mengembangkan perekonomian penduduknya,
memanfaatkan SDA, mewujudkan SDM yang profesional, dan menciptakan
suasana tertib,aman dan tentram untuk seluruh penduduk DesaSidodadi. Target
capaian pembangunan ini diupayakan secara bertahap dengan mendahulukan
kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat pada berbagai bidang kegiatan yang
ada . namun pelaksanaan kegiatan juga akan disesuaikan dengan perolehan
anggaran yang mampu di akses oleh desa. Untuk kegiatan dalam skala
pembiayaan yang besar pembiayaannya diupayakan dari APBN, PNPM, dan
SKPD ditambah kesediaan swadaya masyarakat.Skala kecil diarahkan dari
swadaya. Visi desa sidodadi yang Meningkatkan kesejahteraan masyarakat ,
dengan melaksanakan pembangunan secara adil, merata, seimbang , dan
berkelanjutan dengan mengutamakan kebersamaan , keterbukaan , berdaya
guna serta berdaya saing.

28
Tabel 32. Data Pesaing Usaha di Luar Wilayah PKL

Produktivitas hasil pertanian desa sidodadi jauh lebih tinggi (kuantitas)


untuk komoditas padi , tingginya produktivitas hasil pertanian masyarakat tidak
berdampak kepada penurunan harga jual, hal ini dikarenakan kualitas produksi
pertanian untuk komoditas padi, sama dengan daerah pesaing dan mampu
bersaing .hal ini didukung pula oleh adanya pedagang/ pembeli ditingkat local.
Berdasarkan data tabel.32 menunjukkan bahwa pesaing usaha yang terdapat di
luar lingkungan wilayah PKL yaitu di Kecamatan Kanor, tetapi Desa Sidodadi
merupakan desa dengan jumlah produksi terbanyak di tingkat Kecamatan
Sukosewu
4.1.2 Identifikasi Data Primer
a. peta sumber daya desa
salah satu instrument PRA yang pertama yaitu peta sumber daya dimana
dalam pembuatan peta peta sumber daya desa melibatkan petani, ketua
kelompok tani, perangkat desa, dan penyuluh. Manfaat penyusunan peta sumber
daya bagi masyarakat desa adalah merenungkan keadaan desanya dan
termotivasi untuk merencanakan arah perubahan dan pembangunan desa.
Sedangkan bagi masyarakat luar desa dapat mengetahui gambaran keadaan
wilayah, masalah, dan sumber daya alam .
Dalam mengidentifikasi Sumber Daya Alam yang dianggap penting oleh
masyarakat yang berada di desa Sidodadi kecamatan sukosewu menunjukkan
bahwa komoditas pangan khususnya padi menjadi komoditas unggulan
masyarakat desa Sidodadi. Komoditas padi memiliki cakupan luas tanam yang
lebih besar dari komoditas lainya. Sedangkan untuk komiditas hortikultura
(sayuran dan buahan) budidayanya dengan memanfaatkan pematang sawah
dan lahan pekarangan.

Gambar 1. Peta Sumber Daya Desa

Laporan PKL 1 Page 29


U Kebun jati
Sungai besar
persawahan
masjid rumah

mts
perumahan
Kebun pepaya
Jalan desa
Balai desa persawahan

persawahan

Sungai irigasi

Potensi yang terdapat di desa Sidodadi dalam bidang tanaman pangan


adalah padi, jagung , dan ubi. Sedangkan di bidang hortikultura lebih banyak di
jumpai buah pisang, buah papaya, dan sayur terong. Terbukti bahwa lahan
sawahnya +- dari luas total daratan yang ada di dalam desa. Secara otomatis
ini menjadi potensi yang cukup besar yang di miliki oleh desa Sidodadi.
Selain itu, juga di dukung oleh sumber daya lainnya baik berupa jalan
desa, kantor desa, perumahan, masjid, dan sarana pendidikan. Dari hasil
wawancara yang kami lakukan di dapat peta sumber daya desa pada form 1
yang tertera pada lampiran.
b.Kegiatan usaha tani.
Di tinjau dari potensi lahan yang ada di Desa Sidodadi maka
pengembangan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan masih
memungkinkan untuk dapat dikembangkan secara baik dengan menerapkan
teknologi baru. Padi merupakan komoditi unggulan dimana tanaman padi
merupakan tanaman utama yang di budidayakan dengan produksi rata 70 kw/ ha
dan merupakan sawah irigasi dengan dengan 2 kali penanaman dalam setahun.
Untuk usaha paternakan yang ada di Desa Sidodadi adalah sapi, kambing,
domba, ayam buras dan itik hasilnya cukup lumayan, namun umumnya
penerapan teknologi yang dilakukan masih belum begitu baik karena masih
bersifat usaha sampingan bagi petani desa setempat sehingga hasil yang di

Laporan PKL 1 Page 30


peroleh masih belum maksimal. Potensi-potensi yang ada di Desa Sidodadi
merupakan peluang yang sangat besar untuk dikembangkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat desa sehingga dapat hidup yang lebih
layak.
Tabel 33. Kegiatan usaha atau mata pencaharian

NO JENIS USAHA WAKTU / MUSIMKEGIATAN SETIAP JENIS USAHA


PERTANIAN DAN NON PERTANIAN
1 Padi 3 kali/tahun Pembibi1. tan,penanaman,
perawatan, panen

2 Pisang 2 kali/tahun Penanaman, perawatan, panen


3 Pepaya 3 kali/tahun Penanaman, perawatan, panen
4 Sapi 4 x/1,5 tahun Penggemukan, pembibitan
5 Ayam kampung 1,5-2 bulan Pedaging, petelur

SUMBER BULAN JUMLAH


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PENDAPATAN RANK-ING
Padi ..... ..... ..... 15 I
Pisang .. . 9 IV
Pepaya .. .. .. 6 V
Sapi ..... 10 III
Ayam kampung . . . . . . . . . . 12 II

Catatan: Nilai didasarkan jumlah uang dihasilkannya per bulan


Ranking diberikan atas dasar jumlah uang yang dihasilkan per tahun
Teknik ini merupakan gabungan antara matrik ranking dengan kalender musim

c. Transek desa Sidodadi


Dalam penelusuran desa Sidodadi membuktikan bahwa keluarga petani
dalam penggunaan lahan untuk berusaha tani yang paling banyak diusahakan
adalah tanaman pangan berupa padi dan jagung.
Sebelum membuatnya dalam bentuk gambar kami melakukan observasi
atau penelusuran desa. Yang kami lakukan dengan berjalan dari ujung utara
sampai ujung selatan desa. Berikut form Transek desa Sidodadi

Gambar 2. Peta Penelusuran/Transek desa

Ketinggian 15,00 Dpl 15,00 Dpl 15,00 Dpl 15,00 Dpl

Laporan PKL 1 Page 31


Pemanfaa Perumahan, Sawah Sawah Tegalan
Kebun Kebun
tan dan toko
status
lahan
Bahan Padi Padi Jati
Pisang beras Pisang
mentah
pepaya
dan
produk
olahan
Kelembag Individu Kelompok Kelompok
aan Tani Tani
Gabungan
kelompok
tani
Jenis Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
perempuan perempuan perempuan perempuan
kelamin
Potensi Ruko Produksi Produksi padi Produksi
dapat lebih dapat lebih dapat lebih
maksimal maksimal maksimal
Masalah- Masih SDM petani Penggunaka Produktivita
masalah rendahnya kurang, n pupuk s rendah
produkitivitas tanah Organik
terkandung belum
kapur, optimal,SDM
Penggunaka
petani kurang
n pupuk
Organik
belum
optimal

d. Kalender Musiman
Kalender musim kegiatan usaha tani masyarakat desa Sidodadi dibuat
dengan maksud untuk memudahkan menentukan komoditas yang akan
diusahakan sehingga petani dapat mengatur dan menentukan usaha mereka
dapat memperhatikan waktu dan keadaan kesesuaian lokasi akan komoditas
yang akan dikembangkan. Dengan menentukan kalender musim kegiatan
diharapkan dapat membantu masyarakat tani dalam menentukan pola usaha tani

Laporan PKL 1 Page 32


sesuai dengan kondisi agroekosistem. Kegiatan usaha tani masyarakat desa
Sidodadi cenderung mengarah ke bidang pertanian tanaman pangan dengan
hasil utama komoditas padi.
Dari hasil analisis kalender musim ditemukan dua jenis musim yang terjadi
didaerah Sidodadi yaitu musim penghujan dan musim kemarau Dengan kondisi
musim yang seperti ini masyarakat desa Sidodadi memilih pola tanam padi
padi jagung/bero yang tersaji pada lampiran

Gambar 3. Kalender Musiman


Kegiatan 1 1 1
3 4 5 6 7 8 9 1 2
Bulan/ keadaan 0 1 2
PANC
KEMARAU MUSIM HUJAN
AROBA
Hujan - - - - -

Penyakit -

Hama

Panas

Pancaroba

Padi

Kedelei

Bero

Tembakau/Jagung

Kekeringan

e. Bagan kecenderungan dan perubahan


Pembuatan bagan dan kecenderungan dan perubahan dimaksudkan agar
petani dapat mengetahui dan mengikuti perubahan di sector pertanian sehingga
dapat membuat perencanaan dan penetapan jenis usaha tani yang sesuai serta
dapat berkreasi dalam menghadapi masalah yang timbul akibat perubahan
tersebut

Laporan PKL 1 Page 33


Dalam bagan ini menjelaskan perkembangan mengenai berbagai macam
jenis usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Berikut bagan kecendrungan
perubahan.

Tabel 34. Bagan Kecenderungan dan Perubahan


Jenis Tahun Keterangan
Usaha 2013 2014 2015
Pertanian ***** ***** ***** Lahan pertanian
***** **** *** beralih fungsi

Peternakan ***** ***** ***** menjadi

*** *** *** bangunan

Perkebunan ***** **** ***


Pegawai ***** ***** ***** Banyak
Negeri * ** *** pendatang
sebagai pegawai
Pegawai ***** ***** *****
Generasi muda
Swasta * * *
banyak kerja di
kota
Pedagang ***** ***** ***** Berkembangnya
* usaha kecil di

Penduduk ** **** ***** pedesaan

Pendatang
Buruh Tani ***** ***** *****

Akhir- akhri ini lahan di Desa Sidodadi mulai banyak beralih fungsi menjadi
bangunan tempat tinggal. Pada tahun- tahun sebelumnya tidak menunjukkan
perubahan tetapi pada tahun terakhir ada perubahan selain itu para pemuda
enggan menjadi petani dan cenderung menjadi pekerja swasta dan karyawan
pabrik di kota.

f. Kegiatan Harian Keluarga Tani

Laporan PKL 1 Page 34


Gambar 4. Bagan kegiatan harian keluarga tani
CATATAN :
1. Gambar ini pada diskusi dengan masyarakat dibuat dalam 3 buah lingkaran
yang terpisah (bapak, ibu, dan anak)
2. Cara menentukan jenis kegiatan adalah dengan menjawab pertanyaan
tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh bapak, ibu dan anak.
3. Cara menentukan jam dan jumlah jam kegiatan adalah : biasanya kegiatan
tersebut dilakukan pada jam berapa? dan biasanya sampai jam berapa?
4. Meskipun tidak setiap hari kegiatan yang dilakukan dan jumlah waktunya
sama, ambil jenis kegiatan yang paling umum & jumlah jam yang biasa
tersedia (perkiraan saja).
5. Jadwal sehari-hari keluarga petani akan sangat bergantung pada kalender
musim kegiatan pertanian : pada musim kerja kebun telah selesai, jadwal
kegiatan menjadi berbeda.
Pembuatan jadwal kegiatan sehari keluarga petani untuk dapat memberikan
pengetahuan kepada para petani agar dapat mengatur managemen waktu suatu
kegiatan dalam satu keluarga tani Berdasarkan alokasi waktu kegiatan seharian
dikeluarga petani maka penulis menyimpulkan bahwa:

Laporan PKL 1 Page 35


1. untuk kegiatan ibu tani dimulai dari pukul 04.00 : bangun pagi, sholat,
memasak dan bersih-bersih rumah. Mempersiapkan makan pagi pukul 06.00
sarapan pagi dilakukan bersama-sama, dan selanjutkan melanjutkan
pekerjaan rumah tangga mulai dari mencuci pakaian dsb. Santai, sholat,
istirahat. Pukul 15.00 sholat, kemudian ikut bapak pergi kesawah/ ladang.
Pukul 17.00 istirahat, mandi, santai, sholat, nonton TV. Pukul 21.30 tidur/
istirahat.
2. Untuk kegiatan bapak tani dimulai dari pukul 04.00 sholat, santai, ngopi,
persiapan kesawah . Pukul 06.00 sarapan pagi. Pukul 06.30 bekerja disawah .
Pukul 11.00 istirahat, sholat. berangkat kesawah lagi pada pukul 14.00. Pukul
16.00 sholat. istirahat, mandi, santai sholat. Pukul 18.30 menyelesaikan tugas
dari kantor bila ada , santai, jagong maton dengan tetangga, nonton TV. Pukul
22.30 tidur, istirahat.
3. Untuk kegiatan anak-anak dimulai dari pukul 04.00 sholat, bantu ibu
sebentar, persiapan ke sekolah. Pukul 06.00 sarapan pagi. Pukul 06.30 pergi
ke sekolah. Pukul 13.30 istirahat, bermain. Pukul 15.00 belajar. Pukul 18.00
sholat, mengaji. Pukul 20.00 nonton TV. Pukul 21.00 tidur, istirahat. Rata- rata
anak-anak waktu yang digunakan untuk sekolah, belajar, bermain dan
mengaji, khusus untuk belajar mengaji waktu mereka lebih banyak sebelum
solat asyar sedangkan untuk anak-anak SLTP dan SLTA kegiatan belajar ngaji
lebih banyak dilakukan pada waktu setelah solat magrib . keterlibatan anak-
anak dalam usaha tani keluarga cukup berarti, kontribusi waktu kegiatan
harian anak-anak setelah pulang sekolah adalah membantu kegiatan orang
tua walaupun Cuma sedikit dan sebentar.
f. bagan hubungan kelembagaan (diagram venn)
Dalam bagan tersebut menjelaskan keadaan seberapa besar partisipasi warga
dalam hubungan kelembagaan kelembagaan yang ada di desa . pada
dasarnya seluruh lembaga yang ada di desa, beradaGAPOKTAN
di bawah naungan desa.
PETANI POKTAN
Berikut bagan hubungan kelembagan (diagram Venn)

Gambar 5. Bagan Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn)


PPL
PETERNAK

PEDAGANG
MASYARAKAT POSANDU

PERANGKAT & PKK


KESEHATAN

TOGA & TOMA


PENDIDIKAN

Laporan PKL 1 Page 36


RT & RW BPD
Keterangan
TOGA DAN TOMA : Tokoh agama dan Tokoh Masyarakat
PPL : Petugas Penyuluh Lapangan
POSYANDU : Pos Pealayanan Terpadu
BPD : Badan permusyawaratan Desa

Di dalam bagan di jelaskan bahwa masyarakat desa Sidodadi merupakan


komponen yang sangat dominan dalam setiap terjadinya kelembagaan yang ada
di desa. Secara garis besar ada beberapa lembaga dominan di lakukan oleh
masyarakat desa yaitu pemerintah desa, Gapoktan dan poktan. Namun pada
saat pkl gapoktan nya tidak terlalu aktif karna pergantian ketua gapoktan , karena
adanya masa transisi pergantian kepengurusan Gapoktan, maka kegiatannya
terlihat vakum dan hanya memiliki kegiatan rutin setelah panen saja. Di luar
waktu tersebut tidak ada pertemuan. Namun jika ada salah salah satu anggota
yang merasa memilki masalah dengan tanamannya , ketua Gapoktan siap untuk
membantu memecahkan masalah yang di hadapi anggotanya. Dampak dari
ketidakaktifan gapoktan berimbas pada keaktifan poktan dimasing- masing
kelompok tani. Sehingga di rasa sulit untuk mengumpulkan petani meski hanya
untuk menjalin silaturrahmi. Pola pikir bahwa setiap pertemuan pasti
membicarakan bantuan terbentuk sudah cukup lama, dan hal ini sedikit
mempersulit dalam hal melakukan kegiatan PRA yaitu berkaitan dengan dana
jika ingin mengumpulkan petani. Gambar tersebut menunjukkan bahwa proses
perekonomian di Desa Sidodadi didukung juga beberapa lembaga terkait baik itu
lembaga dari pemerintah dan non pemerintah yang memberikan input dalam
proses perekonomian masyarakat desa sidodadi.
Lembaga-lembaga tersebut memiliki peran yang sangat mempengaruji
jalur kegiatan perekonomian masyarakat desa Sidodadi dalam memberikan
informasi yang dapat mendukung atau menunjang kegiatan usaha agribisnis
masyarakat tani.
Keberadaan penyuluh dirasakan kurang memberikan kontribusi maksimal
terhadap kehidupan masyarakat tani.. hal ini disebabkan karena tenaga penyuluh
pertanian yang ada sangat minim . peranan penyuluh lebih mengarah pada
kepentingan program dinas kondisi hubungan antara lembaga yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat desa Sidodadi

Laporan PKL 1 Page 37


4.2 Penentuan Komoditas Agribisnis Unggulan
Tabel. 35 Komoditas Unggulan Spesifik Lokalita

keterangan :
5 ; sangat kurang
6 ; kurang cukup
7 ; cukup
8 ; baik
9 ; sangat baik
Nilai ditentukan berdasarkan data primer, data sekunder, dan kesepakatan
dengan petani dan pelaku usaha yang ada di desa sidodadi.
Berdasarkan data tabel.33 menunjukkan bahwa komoditas unggulan untuk
daerah Desa Sidodadi yaitu Padi karena didukung dengan agroniaga yang
berupa ketersediaan pasar yang cukup banyak, dan agrosupport yang berupa
lembaga-lembaga/mitra yang siap membantu menangani masalah permodalan
dan menunjang juga usaha peternakan sapi dan ayam buras.
Komoditas unggulan yang kedua yakni sapi , hampir setiap masyarakat
desa Sidodadi memiliki Sapi karena melimpahnya pakan yakni jerami. Namun
pertambahan Bobot sapi tersebut lambat karena memang tujuan utama
memelihara nya adalah untuk tabungan. Dan komoditas unggulan yang ketiga
adalah ayam buras (kampong).

Laporan PKL 1 Page 38


Tabel.36 Analisis Masalah Berdasarkan Komoditas Unggulan

Laporan PKL 1 Page 39


panen mencapai rata-rata 7 ton/hektar. Hasil ini merupakan tertinggi
sekecamatan sukosewu. Setiap dusun di desa sidodadi mempunyai komoditas
unggulan yang sama yakni padi. Masyarakat sidodadi sudah sangat tekun
dalam berbudidaya padi itu terbukti dengan tidak adanya hama yang serius
menyerang padi mereka di tambah lagi waktu kita PKL yang masih masuk di
musim kemarau hasil padinya begitu melimpah dan kualitas nya bagus.
Gambar 6. Peta usaha agribisnis desa sidodadi

Desa kedaton
U

Desa Tanjung harjo


Desa sidobandung
Dsn. kendal
Dsn. Gempol

Dsn. Kedung papak


Dsn. Balong

BDeas
Desa sukosewu Dsn. Bitingan

Keterangan :

Tanaman pangan
Komoditas perkebunan
Hortikultura (sayuran
Hortikultura
) Pemukiman & peternakan
(buahan) Batas dusun
Padi jati Cabe Pisang Sapi
Jagung Tomat Mangga Kambing
Kedelei Terong Papaya Domba
Ubi jalar Bayam Nangka ayam
Ubi kayu Kacang sirkaya

Seperti yang kita lihat pada gambar peta agribisnis diatas desa sidodadi
sendiri di bagi atas 5 dusun yaitu dusun Kendal, dusun gempol, dusun balong,
dusun kedungpapak, dan dusun bitingan. Lebih dari 50% tanah sidodadi
merupakan tanah persawahan yang mayoritas di tanamai tanaman pangan yaitu
padi. Padi merupakan tanaman agribisnis andalan yang dimiliki desa sidodadi.

Laporan PKL 1 Page 41


Indeks Pertanaman (IP) desa Sidodadi sudah mencapai 300% dalam arti
ditanami tanaman padi sebanyak 3 kali. Di sela-sela tanaman padi biasanya
masyarakat sidodadi menanami pohon jagung, jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi
kayu dengan system tumpang sari. Adapun komoditas perkebunan hanya
terdapat di dusun Kendal yaitu pohon jati. Pohon jati biasa diolah menjadi
furniture rumah tangga oleh masyarakat Sidodadi. Tanaman hortikultura seperti
cabe tomat terong bayam dan kacang, sedangkan buah seperti pisang papaya
mangga nangka dan sirkaya banyak di temui di dusun kedungpapak dan dusun
balong. Namun jumlahnya tidak begitu banyak. 1/3 wilayah desa sidodadi adalah
pemukiman di sepanjang jalan utama kanan jalan merupakan persawahan dan
kiri jalan pemukiman warga. Hampir setiap warga Sidodadi mempunyai hewan
ternak misalnya sapi hampir setiap warga desa Sidodadi mempunyai 2-3 ekor
sapi yang dipelihara dibelakang rumahnya. Sedangkan kambing dan domba
hanya sedikit sekali warga sidodadi yang memeliharanya karena keterbasan
pakan dan hijauan . Adapun orang yang memelihara kambing dan domba
memberikan pakan dari bungkil kedelei, ampas tahu dan dedaunan dari pohon
nangka. Sedangkan ternak ayam dipelihara secara konvensional oleh hampir
setiap warga sidodadi, kandang yang digunakan adalah dapur rumah tangga
atau biasa disebut pawon oleh masyarakat Sidodadi. Setiap sore ayam ayam itu
dimasukkan dapur (pawon) dan ketika pagi dikeluarkan dari pawon untuk
mencari pakan. Sebenarnya ternak ayam merupakan potensi yang perlu
dikembangkan di desa sidodadi karena di desa tersebut melimpah dedak yang
merupakan sisa penggilingan gabah. Dan dedak tersebut kurang begitu
dimanfaatkan oleh masyarakat sidodadi dan biasa dibuang begitu saja. Sehingga
ayam ayam tersebut biasa dikasih pakan sisa seperti nasi dan sayur-sayuran
yang berakibat lambatnya pertumbuhan bobot ayam. Namun desa Sidodadi
mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Tinggal memaksimalkan Sumber
Daya Manusia untuk lebih mengetahui dan terampil dalam mengelola kekayaan
alam.
Penyebaran tiap jenis komoditas pada wilayah desa sidodadi sangat
dipengaruhi oleh karakteristik tanah, ketersidaan air dan pasar. Komoditas padi
jagung dan umbi-umbian lebih banyak berada di semua dusun . komditas
tersebut mendominasi pada MP3 untuk MP1 Dan MP2 keseluruhan petani
menanam komoditas padi. Karena pasar sudah ada dan disediakan. Penyebaran
komoditas tanaman hortikultura (buah dan sayuran) tidaklah banyak, masyarakat

Laporan PKL 1 Page 42


dalam usahanya hanya memanfaatkan lahan-lahan kosong berupa pematang
sawah dan pekarangan sehingga usaha ini bukanlah sumber pendapatan pokok
bagi masyarakat. Penyebaran komoditas peternakan (sapi, kambing, domba dan
ayam buras) hampir disetiap dusun, lokasi usaha menyatu dengan tempat tinggal
atau pemukiman , tidak ada lokasi khusus yang disediakan dan usaha ini
merupakan usaha sampingan, masyarakat menyebutnya sebagai celengan /
tabungan.
Perkebunan jati hanya sekitar 2 hektar yang ada di desa sidodadi . itupun
di tanam di tanah milik pemerintah/ Desa. Sedikit sekali masyarakat yang
menanam pohon jati karena di anggap belum menguntukan.
4.4 Matrik identifikasi masalah dan upaya pemecahannya
Tabel 38 identifikasi masalah dan upaya pemecahannya
no Masalah Penyebab masalah Potensi Tindakan
yang di
butuhkan
1 pengairan Keterbatasan stok air untuk - Pembuatan
pengairan sawah Embung
2 Pola Tanam Petani yang tahu dan mau Ketrampilan Penyuluhan
mengatur pola tanam masih petani yang tentang pola
terbatas. perlu di tanam
kembangkan
3 Penggunaan Pemupukan berimbang atau Distribusi Penyuluhan
pupuk pengolahan hara spesifik lokasi pupuk yang tentang
dengan tepat jenis, tepat dosis, lancar pemupukan
tepat mutu / kualitas, tepat berimbang
waktu pemberian,tepat lokasi
dan waktu yang di butuhkan,
tepat harga.
4 Terbatasnya Terbatasnya alat pertanian. - Pengadaan
alsistan alsistan
5 Budidaya Terbatasnya petani yang tahu Lingkungan Penyuluhan
ternak dan terampil tentang budidaya ternak yang mengenai
domba, ayam dan aneka ternak. mendukung budidaya
ternak
6 Informasi Kurangnya pelaku utama yang Keingintahuan demplot
teknologi tahu dan memanfaatkan petani yang
informasi teknologi pertanian/ tinggi

Laporan PKL 1 Page 43


peternakan (sapi potong)

7 Agribisnis Kurangnya pengetahuan dan Lahan yang penyuluhan


tanaman keterampilan petani tentang belum di
organik agribisnis tanaman organic. maksimalkan

8 Penggunaan Kurangnya pelaku utama yang Pupuk organic Penyuluhan


pupuk tahu tentang penggunaan yang belum di mengenai
anorganik bahan organic dalam rangka optimalkan penggunaan
secara pengendalian OPT. pupuk
berlebih

9 Pengendalia Pengetahuan dan ketrampilan Kemauan Penyuluhan


n OPT poktan tentang pemanfaatan yang tinggi OPT
SDA melalui SLPTT,SLPHT,
masih terbatas.

10 Pekarangan Terbatasnya pengetahuan Lahan Pembentukan


yang belum masyarakat desa sidodadi pekarangan KRPL
optimal tentang pengoptimalisasiaan belum optimal
lahan pekarangan

11 Pasca panen Terbatasnya petani yang Hasil yang Mencari


dan mempunyai pengetahuan dan melimpah pangsa pasar
pemasaran ketrampilan tentang pasca
panen dan pemasaran

Matrik 2. Uji peroritas masalah dan faktor penentu


Tabel 39 Uji peroritas masalah
no Masalah Skor skor
gawat mendesak penyebaran
1 Pengairan 2 3 3 8
2 Pola Tanam 2 3 2 7
3 Penggunaan pupuk 2 2 2 6
4 Terbatasnya alsistan 2 2 3 7
5 Budidaya ternak 2 4 4 10
6 Informasi teknologi 1 1 1 3
7 Agribisnis tanaman 1 2 2 5

Laporan PKL 1 Page 44


organik
8 Penggunaan pupuk 2 2 2 6
anorganik secara
berlebih
9 Pengendalian OPT 1 2 3 6
10 Pekarangan yang 3 3 3 9
belum optimal
11 Pasca panen 2 2 3 7
danpemasaran
Sumber: ketua poktan mukti sari 2015
Gawat *) 3**)
Agak gawat 2
Tidak gawat 1
Mendesak 3
Agak mendesak 2
Tidak mendesak 1
Penyebaran tinggi 3
Penyebaran cukup 2
Penyebaran rendah 1
*) Skor ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan petani
**) jumlah skor tertinggi menjadi prioritas

Tabel 40 Daftar faktor penentu


Jenis Masalah Tinjauan aspek masalah
pengetahuan ketrampilan sikap
usaha
tani
Budidaya Terbatasnya petani yang tahu
ternak dan terampil tentang
budidaya domba, ayam dan
aneka ternak.
Kurangnya pelaku utama
yang tahu dan
memanfaatkan informasi
teknologi pertanian/
peternakan (sapi potong)
Pekarang Terbatasnya pengetahuan
an yang masyarakat desa sidodadi
belum tentang pengoptimalisasiaan
optimal lahan pekarangan
Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan petani tentang

Laporan PKL 1 Page 45


agribisnis tanaman organic.

Padi Keterbatasan stok air untuk


sawah pengairan sawah
Petani yang tahu dan mau
mengatur pola tanam masih
terbatas.
Pemupukan berimbang atau
pengolahan hara spesifik
lokasi dengan tepat jenis,
tepat dosis, tepat mutu /
kualitas, tepat waktu
pemberian,tepat lokasi dan
waktu yang di butuhkan,
tepat harga.
Terbatasnya alat pertanian.

Kurangnya pelaku utama
yang tahu tentang
penggunaan bahan organic
dalam rangka pengendalian
OPT.
Pengetahuan dan
ketrampilan poktan tentang
pemanfaatan SDA melalui
SLPTT,SLPHT, masih
terbatas
Terbatasnya petani yang
mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan tentang
pasca panen dan pemasaran

Dari pembuatan matriks identifikasi masalah dan upaya pemecahannya dapat


kita ketahui masalah-masalah yang ada di bidang pertanian, kita mengetahui
secara riil atau nyata potensi-potensi yang ada untuk dikembangkan, dari matriks
ini juga kita mengetahui tindakan apa yang dibutuhkan dan menyusun materi
penyuluhan. Materi penyuluhan yang diberikan dengan melihat uji peroritas
masalah, permasalahan yang mendesak dan segera terselesaikan. Dan dari

Laporan PKL 1 Page 46


tabel daftar factor penentu kita mengetahui apakah dari pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Misalnya pengetahuan petani terbatas bisa kita beri
materi penyuluhan dengan metode ceramah atau dari ketrampilan yang kurang
mempuni maka kita berikan penyuluhan dengan menggunakan metode
demonstrasi. Matriks identifikasi masalah dan upaya pemecahannya sangat
diperlukan oleh petani guna mendukung dan mentuntaskan materi
penyuluhannya dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP) yang telah
dibuat. Dengan adanya matriks ini seorang penyuluh mampu membuat konsep
tentang pemecahan masalah yang di hadapi oleh wilayah binaannya dengan
menggunakan analisi SWOT (strength, weakness, oppoertunity, and threat)
maksudnya seorang penyuluh dalam menyelesaikan permasalah yang di hadapi
harus observatif dan obyektif, menimbang sisi kekuatan dan kelemahan solusi
serta kesempatan dan ancaman terhadap solusi yang tengah diberikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. potensi dan permasalahan agribisnis
Desa Sidodadi adalah termasuk desa dalam lingkup Kecamatan Sukosewu, yang
memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang cukup potensial
dalam pertanian khususnya budidaya padi dan sudah mampu menjadi petani
yang mandiri. Desa Sidodadi memiliki jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang
baik Karena struktur tanahnya terdiri dari 90% grumosol dan sisanya alluvial
sehingga berpotensi bagi masyarakat untuk menanam tanaman pangan seperti
padi dan sangat cocok untuk ditanami pohon jati. Beras yang dihasilkan di desa
sidodadi masih sedikit terkandung kapur. Sector pertanian desa sidodadi memiliki
potensi komoditi unggulan berupa padi sedangkan di sector peternakan seperti
sapi, kambing, dan ayam buras belum bisa menjadi komoditas unggulan karena
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk beternak masih kurang serta cara
pemeliharaanya yang masih belum menerapkan teknologi modern padahal jika
dikembangkan secara optimal desa sidodadi bisa menjadi Sentra peternakan
karena sumber pakan ternak tersebut sangat tersedia.
2. Komoditas agribisnis unggulan
Padi merupakan komoditas unggulan desa Sidodadi dengan rata-rata
produktifitas/hasil panen mencapai 7 ton/hektar.
3. Peta usaha tani

Laporan PKL 1 Page 47


Komoditas usaha tani yang dikembangkan oleh masyarakat desa Sidodadi
antara lain padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar
sedangkan tanaman hortikultura bayam terong tomat mangga, pisang, nangka
dan salak serta usaha ternak sapi, kambing, ayam buras. Penyebaran tiap jenis
komoditas pada wilayah desa Sidodadi sangat dipengaruhi oleh karakteristik
tanah, ketersediaan air dan pasar. Perubahan komoditas yang dihasilkan oleh
petani akan sangat bervariasi pada saat musim tanam ketiga/MP3.
5.2. Saran
a. Bagi mahasiswa : agar sebelum terjun ke lapangan harus mempersiapkan diri
dengan sebaik mungkin sehingga dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan dapat menjalankannya dengan baik dan memberikan hasil yang
baik pula.
b. Bagi pemerintah/ dinas terkait :
Turut berperan aktif dalam membantu dan memfasilitasi selama
berlangsungnya kegiatan PKL agar dapat berjalan dengan baik, karena
kegiatan PKL ii sangat membantu menyelesaikan pekerjaan rutin terkait
dengan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh pelaku utama dan pelaku
usaha.
Pendampingan penyuluh yang lebih intensif agar kelompok tani atau gapoktan
yang di bina lebih terstruktur dan terarah
Mengupayakan pembenahan dalam system irigasi, karena di desa Sidodadi
khususnya dalam mengairi lahan hanya mengandalkan waduk dan air hujan.
c. Bagi STPP Malang : sebelum mahasiswa diterjunkan ke lapangan agar di beri
pembekalan yang matang agar mahasiswa lebih mengerti dan memaknai
segala kegiatan yang berkaitan dengan PKL, baik dalam pelaksanaan
kegiatan dilapangan maupun dalam penulisan laporan. Hal ini terkait tentang
pemahaman mahasiswa terhadap modul atau panduan PKL yang diberikan
ada perbedaan.

Laporan PKL 1 Page 48

Anda mungkin juga menyukai