Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

KOMPETENSI AGRIBISNIS

AGRIBISNIS TANAMAN KENTANG INDUSTRI (Solanum


tuberosum L.)
DI TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KECAMATAN CIKAJANG KABUPATEN GARUT

PROPOSAL

DIVA AYU AMALIA


020121206

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSALPRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama : Diva Ayu Amalia


NIRM : 02.01.21.206
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian
Judul : Agribisnis Tanaman Kentang Industri (Solanum tuberosum
L.) di Taman Teknologi Pertanian Kecamatan Cikajang
Kabupaten Garut

Menyetujui,

Pembimbing l
Prof. Dr. Drs. Lukman Efendy. M.Si.
NIP. 19580801 198603 1 001

Pembimbing ll
Suherlan, SST.
NIP. 19770305 200912 1 001

Diketahui,
Ketua Program Studi
Ait Maryani, SP., M.Pd.
NIP. 19591009 198202 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penyusunan proposal kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) dengan judul
Agribisnis Tanaman Kentang Industri (Solanum tuberosum L.) di Taman
Teknologi Pertanian Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut ini tepat pada
waktunya.
Penyusunan laporan ini tentu tidak terlaksana dengan baik tanpa adanya
motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Drs. Lukman
Efendy. M.Si. selaku dosen pembimbing I, Suherlan, SST., selaku dosen
pembimbing II, serta kedua orang tua dan seluruh pihak yang telah memberikan
dukungan dan do'a dalam proses penyusunan laporan ini.
Penyusunan Proposal kegiatan PKL I ini disusun dengan sebaik-baiknya,
namun masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal PKL 1 ini, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan. Dan tidak lupa harapan kami semua proposal PKL ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan untuk kami.

Bogor, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Sistem Agribisnis 3
Tanaman Kentang 4
Teknik Budidaya Kentang 5
Good Agriculture Practice 11
Good Handling Practices 12
Pemasaran 12
Strategi Pemasaran 13
Analisa Usaha Tani 13
METODE PELAKSANAAN 15
Waktu Dan Tempat 15
Materi Kegiatan 15
Prosedur Pelaksanaan 15
DAFTAR PUSTAKA 18

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Materi kegiatan PKL 15


Tabel 2 Prosedur Pelaksanaan 15
Tabel 3 Tahap Pelaksanaan 16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tanaman Kentang 4


Gambar 2 Persiapan Bibit Kentang 6
Gambar 3 Pengolahan Lahan 7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Harian Kegiatan 19


Lampiran 2 Lembar Konsultasi 20
Lampiran 3 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I 21

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Agribisnis merupakan rangkaian kegiatan budidaya di lini on-farm (di
dalam lahan budidaya) dan peningkatan nilai tambah komoditas on-farm, melalui
proses pengolahan, pemasaran dan distribusinya (off-farm). Vogeler (1981) di
dalam Samuel et.al. (1996) menyebutkan bahwa agribisnis adalah interelasi dan
koordinasi sistem pangan dan serat yang didominasi oleh sejumlah input dan
perusahaan-perusahaan pengolahnya. Dalam hal ini, agribisnis dinyatakan sebagai
bisnis pangan dan serat, yang di dalamnya selain terjadi kegiatan produksi, proses
pengolahan, distribusi, pasokan input dan pemasaran, juga berkaitan erat dengan
pengaruh kebijakan pemerintah dan pihak institusi pendidikan.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) merupakan penyelangara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan pendidikan di
polbangtan bertujuan menghasilkan job creator dan job seeker yang akan bermitra
dengan dunia usaha /dunia industri/dunia kerja. Sistem pendidikan yang diberikan
berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga
lulusannya mampu mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan
lingkungan. Dalam proses merealisasikan akademik yang baik, profesional dan
berkualitas, Polbangtan Bogor mengadakan program Praktik Kerja Lapang (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan mahasiswa untuk belajar
bekerja peraktis pada dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja yang diharapkan
dapat menjadi sarana penerapan dan keahlian mahasiswa. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dengan
cara ikut bekerja sehari hari pada dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja yang
layak dan representatif dijadikan PKL.
Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cikajang merupakan salah satu pilihan
yang tepat untuk dijadikan lokasi PKL. TTP Cikajang merupakan kawasan
implementasi inovasi yang telah dikembangkan pada Agro Science Park (ASP),
berskala pengembangan dan berwawasan agribisnis hulu-hilir yang bersifat
spesifik lokasi dengan kegiatannya meliputi penerapan teknologi pra produksi,

1
produksi, pra panen, pasca panen, pengolahan hasil, dan pemasaran serta wahana
untuk pelatihan dan pembelajaran bagi masyarakat serta pengembangan kemitraan
agribisnis dengan swasta (Balitbangtan, 2015).
Komoditas utama yang dikembangkan di TTP Cikajang adalah komoditas
kentang. Kentang adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki
permintaan yang tinggi di pasar domestik maupun internasional. Kentang
digunakan sebagai bahan makanan utama dalam berbagai bentuk seperti kentang
goreng, puree, keripik, dan banyak lagi. Dengan permintaan yang terus
meningkat, agribisnis tanaman kentang dapat menjadi peluang yang menjanjikan.
Akan tetapi, agar produk TTP Cikajang dapat dikenal oleh masyarakat maka perlu
dilakukan penanganan dibagian pemasarannya. Manajemen pada Taman
Teknologi Pertanian Cikajang sendiri mempunyai peranan yang sangat penting.
Oleh karena itu, untuk mengetahui manajemen pemasaran pada usaha ini
khususnya kentang perlu dilaksanakannya kegiatan PKL 1 untuk memenuhi ilmu
serta pengalaman dimasyarakat.
Tujuan
Kegiatan praktik kerja lapangan 1 bertujuan untuk :
1. Mempelajari tahapan budidaya tanaman kentang industri (Solanum
tuberosum L.) sesuai dengan prinsip Good Agricultural Practices (GAP).
2. Mempelajari teknis pemasaran tanaman kentang industri (Solanum
tuberosum L.) sesuai dengan prinsip Good Handling Practices (GHP).

Manfaat
Kegiatan PKL 1 diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam budidaya
kentang industri.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisa usaha tani.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pemasaran kentang.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Agribisnis
Davis, H.J and R.A Golberg (1957) dalam tulisannya yang berjudul (A
Concept of Agribusiness” menuliskan bahwa agribisnis berasal dari kata
Agribusiness dimana Agri = agriculture artinya pertanian dan business artinya
usaha atau kegiatan yang menghasilkan uang. Jadi agribisnis adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian,
peternakan, perikanan dan kehutanan) yang beriorientasi pasar dan peningkatan
nilai tambah. Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
subsistem yaitu:
1. Subsistem Agribisnis/ Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari
benih,bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit,
lembagakredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi
pertanian.
2. Subsistem budidaya / usahatani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan
danikan.
3. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir
Meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata niaga) produk pertanian dan
olahannya Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari
pengumpulan produk usaha tani pengolahan, penyimpanan,dan distribusi
debagian produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung
ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami
proses pengolahanlebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen.
4. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan)
Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau
supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi
untukmendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem
hulu,sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang

3
terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan
penelitian.
Tanaman Kentang

Gambar 1 Tanaman Kentang


Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman pangan
terpenting ketiga dunia setelah beras dan gandum untuk dikonsumsi manusia.
Kentang berasal dari daerah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan. International
Potato Centre (CIP) menyebutkan bahwa daerah tersebut merupakan pusat
konservasi keanekaragaman hayati kentang (Ma’rufatin, 2011). Tanaman kentang
dapat dibudidayakan di beberapa negara beriklim sedang, tropis dan subtropis
(Otroshy, 2006). Di Indonesia, kentang dibudidayakan oleh petani di daerah
dataran tinggi antara 800-1800 m (Ma’rufatin, 2011).
Kentang merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman
berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki
batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau kemerahan atau
berwarna ungu. Umbinya berawal dari cabang samping yang masuk ke dalam
tanah, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan karbohidrat sehingga bentuknya
membengkak. Umbi ini dapat mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk
cabang yang baru (Aini, 2012). Terdapat dua jenis kentang berdasarkan
penggunaannya yaitu kentang industri dan kentang sayur. Perbedaan keduanya
terletak pada karakteristik kimia dan pemanfaatannya. Karakteristik penting untuk
kentang sayur adalah tekstur dan mealiness sedangkan karakteristik yang
diperlukan kentang industri adalah bentuk dan ukuran ubi yang seragam, kadar
pati tinggi, kadar gula reduksi rendah, dan specific gravity (Sg) tinggi

4
(Kusandriani, 2014). Berikut klasifikasi ilmiah dari tanaman kentang yang dikutip
dari Setiadi (2009), yakni:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (Spermatophyta)
Kelas : Magnoliophyta (Dicotyedonae/Berkeping
Dua) Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae (Berumbi)
Famili : Solanaceae (Berbunga
terompet)
Genus : Solanum (Daun mahkota berletakan satu sama lain)
Spesies : Solanum tuberosum
Dalam Ma’rufatin (2011), kentang merupakan salah satu tanaman dikotil
yang bersifat semusim dan berbentuk semak atau herba. Pada pertumbuhan
kentang sendiri, terdapat empat fase pertumbuhan. Dimulai dari pertumbuhan
vegetatif yaitu fase yang ditandai dengan tumbuh atau munculnya tunas. Fase
tersebut terjadi kurang lebih 2-4 minggu sampai fase inisiasi. Pada fase inisiasi ini
juga diikuti dengan pembentukan stolon dilanjutkan pembesaran umbi yang
terjadi selama 7-8 minggu. Terakhir adalah fase pemasakan yang memerlukan
waktu selama 2-3 minggu. Pada fase ini ditandai dengan terbentuknya kulit umbi
kemudian bagian atas dari tanaman akan berwarna kekuning-kuningan dan mati.
Sehingga jumlah waktu yang diperlukan selama proses pertumbuhan kentang
adalah sekitar 13-20 minggu atau 90-140 hari. Dari jumlah hari tersebut dapat
dikatakan bahwa kentang merupakan tanaman berumur pendek (Sunarjono, 2007).
Dalam Sumarni dkk, (2013) kentang cocok di tanam di daerah subtropis
dan di dataran tinggi tropika pembentukan umbi terjadi dengan baik pada suhu
siang 25oC dan suhu malam 17oC atau lebih rendah. Suhu perakaran yang baik
untuk pertumbuhan umbi adalah 14,9oC sampai 17,7oC. Tanaman kentang
tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 oC sampai
20oC, serta cukup sinar matahari (313 W/m2) dengan kelembaban udara 80-90%
(Sunarjono, 2007).
Teknik Budidaya Kentang
Kentang tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian tempat
500 mdpl sampai dengan 3000 mdpl, dengan temperatur udara 20 derajat sampai

5
25 derajat dan kelembaban udara 80% - 90%. Untuk mengoptimalkan
pertumbuhan kentang memerlukan curah hujan rata-rata 1000 mm selama
pertumbuhan dengan intensitas cahaya matahari yang cukup. Kondisi tanah yang
baik adalah tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Berikut
merupakan langkah teknis budidaya tanaman kentang.
1. Persiapan Bibit
Pilih umbi yang sehat dan tidak terinfeksi penyakit, bibit yang baik
digunakan yang berasal dari umbi tua. Dengan bobot umbi yang baik yaitu
30 – 50 gram. Untuk persiapan bibit kentang dibutuhkan waktu yang tidak
sebentar karena dalam persiapan bibit kentang umbi tanaman kentang
diharuskan disimpan terlebih dahulu selama kurang lebih 3 – 4 bulan
lamanya, manfaat dari penyimpanan dalam jangka waktu yang lama yaitu
untuk mengetahui kelayakan bibit untuk ditanam dan sudah bertunas
dengan baik.

Gambar 2 Persiapan Bibit Kentang


2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan merupakan proses penyiapan lahan sebelum
dilakukannya penanaman. Tanah untuk budidaya kentang harus
digemburkan terlebih dahulu, dengan cara membajak atau mencangkul.
Tanah dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm, pembajakan tanah
dilakukan 2 sampai 3 kali supaya tanah benar-benar gembur. Setelah
selesai pembajakan dilakukan penjemuran minimal satu minggu. Dalam
budidaya kentang dibuat bedengan dengan lebar 80 cm, tinggi 10 cm, dan

6
panjang bedengan menyesuaikan lahan, untuk jarak antar bedengan diberi
40 cm sebagai parit atau sebagai akses air.

Gambar 3 Pengolahan Lahan


3. Pemberian Pupuk Dasar
Setelah pengolahan lahan dilanjutkan dengan pemberian pupuk dasar
untuk memenuhi kebutuhan makro dan mikro pada tanaman dengan dosis
yang telah ditentukan. Tujuan dari pemberian pupuk dasar yaitu sebagai
penyedia unsur hara makro dan mikro pada awal pertumbuhan dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk dasar dilakukan
dengan ditaburkan diatas bedengan secara merata, pupuk yang baik untuk
pemupukan dasar adalah pupuk kandang, dengan dosis 20 – 30 ton per
hektar lahan. Bisa juga ditambahkan dengan pupuk kimia NPK sebanyak
300-350 kg per hektar lahan. Kemudian pupuk ditutup kembali dengan
tanah agar tidak terbawa air hujan. Setelah pemupukan dasar dibiarkan
selama 10-15 hari sebelum penanaman dilakukan.
4. Seleksi Bibit dan Cara Menanam Bibit
Umbi yang baik untuk ditanam adalah umbi yang sudah memiliki tunas
kurang lebih 2 cm dengan memiliki jumlah tunas mencapai 3 hingga 5
tunas pada satu umbi, dan telah melewati proses penyimpanan selama 3-4
bulan. Permukaan umbi yang akan ditanam juga harus mulus tidak ada
cacat. Menanam umbi kentang dilakukan dengan melatakan bibit kentang
pada bedengan yang telah dibuat lubang tanam kurang lebih 8 cm dan
jarak antar tanaman 20 cm – 30 cm. Kemudian ditimbun kembali dengan
tanah.
5. Pemeliharaan

7
Pemeliharaan tanaman merupakan perawatan yang dilakukan pada tanam
untuk mencapai produktifitas yang maksimal. Dalam pemeliharaan
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu :
a) Pengairan
Pengairan harus kontinyu dilakukan satu minggu sekali atau setiap
hari, tergantung pada cuaca dan keadaan air. Waktu pengairan yang
baik yaitu pagi atau sore hari. Pengairan dilakukan dengan cara
disiram dengan gembor/ember ataupun dengan mengenangi selokan
(parit).
b) Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau yang
kurang baik. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15
hari. Penyulaman dilakukan dengan cara mengambil tanaman yang
mati dan menggantikannya dengan tanaman yang baru.
c) Penyiangan
Pembersihan gulma atau pembersihan rumput biasanya dilakukan
ketika umur tanaman 1 bulan, cara penyiangan dilakukan dengan
mencabut rumput menggunakan tangan ataupun membersihkan
menggunakan alat. Dilakukan secara hati-hati supaya tidak merusak
perakaran tanaman inti.
d) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu musim tanam
yaitu pembumbunan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah
tanam, pembumbunan yang kedua dilakukan setelah umur 40 hari
setelah tanam atau 10 hari setelah pembumbunan pertama (Anonim,
1989). Pembubunan dilakukan untuk memberi kesempatan agar umbi
dan stolon bisa berkembang dengan baik. Pembubunan dilakukan
dengan menimbun pangkal tanaman.
e) Pemupukan
Pemberian pupuk bisa dengan pupuk organik ataupun pupuk
anorganik. Dalam pemupukan ini merupakan pemupukan susulan

8
yamg dilakukan biasanya 2 kali yaitu pada 21 hari setelah tanam dan
45 hari setelah tanam selama satu periode tanam.
f) Hama dan penyakit
a. Hama pada kentang
1) Ulat gerayak (Spodoptera litura)
Menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan
jaringan hingga habis daunnya. Pengendaliannya dilakukan
dengan memangkas daun yang ditempeli ulat atau dengan
menyemprotkan Azordin.
2) Kutu daun (Aphis sp)
Menghisap cairan dan menginfeksi tanaman dapat
dikendalikan dengan membakar daun yang terinfeksi dan
menyemprotkan Roxion 40 EC.
3) Orong-orong (Gryllotalpa sp)
Menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman
muda akibatnya tanaman menjadi pekat terinfeksi.
Pengendaliannya dilakukan dengan tepung sevin 85 S yang
dicampur dengan pupuk kandang.
4) Hama penggerek umbi (Phtoremae poerculella Zael)
Pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya
jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang
merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang
bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena
sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian dilakukan
secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25
EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.
5) Hama trip (Thrips tabaci)
Menyerang pada daun yang diawali dengan bercak-bercak
putih pada daun, berubah menjadi abu-abu perak kemudian
mengering. Pengendaliannya dengan cara memangkas
bagian daun yang terserang atau dengan menggunakan
Basudin 60 EC, Mitac 200 EC

9
b. Penyakit pada kentang
1) Penyakit busuk daun
Disebabkan jamur Phytopthora infestans. Gejala yang
muncul yaitu timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah, bercak-bercak ini akan berkembang
dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan
bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium.
Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian
menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45.
2) Penyakit layu bakteri
Disebabkan jamur Pseudomonas solanacearum. Dengan
gejala beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan
daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian
dilakukan dengan sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Atau
bisa menggunakan bakterisida.
3) Penyakit busuk umbi
Disebabkan oleh jamur Colleotrichum coccodes. Dengan
gejala daun menguning dan menggulung, layu dan kering.
Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat
bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan
akar dan umbi muda busuk. Pengendaliannya dengan cara
pegiliran tanaman dan penggunaan bibit yang baik.
4) Penyakit fusarium
Disebabkan jamur Fusarium sp. Dengan gejala infeksi pada
umbi yang menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan
tanaman layu. Pengendalian dilakukan dengan
menghindari terjadinya luka saat penyiangan atau
menggunakan Benlate.
6. Panen
Waktu panen kentang yang baik yaitu berumur 80-90 hst. Supaya
menghasilkan produk kentang yang bermutu. Selain dari itu waktu bisa
dilihat dari perkembangan fisik, yaitu dari daun batang yang berubah dari

1
warna hijau segar menjadi kekuningan dan mengering lebih dari 75%. Bila
tanda-tanda visual tersebut sudah tampak, daun kemudian dipangkas dan
dibiarkan selama tujuh hari. Panen dilakukan dengan cara menggali ubi
kentang secara hati-hati dengan cara manual menggunakan cangkul atau
sejenisnya. Waktu panen dianjurkan dilakukan pada pagi hari atau sore
hari saat cuaca sedang cerah.
Good Agriculture Practice
Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang
dihasilkan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat dalam bentuk
manual(yang tentu saja akan secara terus menerus diperbaiki) yang akan
diterapkan oleh petani. Dengan mengikuti manual tersebut secara tepat, maka
produksi pertanian akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kontrol
kualitas dapat dilakukan dengan mengecek proses produksi. Setiap penyimpanan
kualitas & produktifitas dapat diketahui dari penyimpangan proses.
Good Agricultural Practices (GAP) adalah technology application based
on morality, responsibility, equity and prosperity atau dengan kata lain GAP
adalah penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan
teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen
aman konsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan
keuntungan ekonomi bagi petani.
GAP merupakan salah satu Non-Tariff Barrier (NTB), diperkenalkan
pertama tahun 2000 atas bahan pangan segar (sayur dan buah) di Uni Eropa.
Indonesia sejak 2003 telah memiliki ketentuan GAP Sayuran, dan telah diakui
internasional sebagai INDOGAP (2004). Secara berangsur semua produk bahan
pangan yang diperdagangkan secara global dipersyaratkan (voluntarily) memiliki
sertifikat GAP. Secara bebas definisi GAP dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan dari cara-cara khusus (spesifik) yang apabila diterapkan dalam
pertanian akan menghasilkan produk yang selaras dengan nilai-nilai yang
diharapkan dari praktek praktek tersebut. Terdapat sejumlah cara yang
menyatakan apakah sesuatu praktek tersebut “baik”, tergantung dari standar yang
dipakai.

1
Good Agricultural Practices (GAP), mencakup penerapan teknologi yang
ramah lingkungan, penjagaan kesehatan dan peningkatan kesejahteraan pekerja,
pencegahan penularan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan prinsip
traceability (dapat ditelusuri asal-usulnya dari pasar sampai kebun). Di bidang
pertanian praktek GAP lebih diarahkan pada budidaya tanaman hortikultura baik
tanaman buah-buahan, sayuran maupun tanaman biofarmaka. Kita ketahui ketiga
komoditas inilah yang menjadi andalan Indonesia untuk ekspor yang
menghasilkan devisa bagi negara. Melalui penerapan GAP terdapat empat hal
yang akan dicapai yaitu keamanan pangan, kesejahteraan pekerja (petani),
kelestarian lingkungan, dan hasil pertanian yang diketahui asal usulnya.
Good Handling Practices
Good Handling Practices (GHP) adalah cara penanganan pasca panen
yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemanfaatan
sarana dan prasarana yang digunakan. GHP merupakan suatu pedoman yang
menjelaskan cara penanganan pasca panen hasil pertanian yang baik agar
menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak di konsumsi. GHP berisi tentang
tata cara, bangunan dan lingkungan, lokasi serta persyaratan dalam penanganan
pangan pada setiap penanganan pasca panen.
Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Menurut Lupiyoadi (2001), pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh 10
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk memperlancar arus
barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang efisien guna
menciptakan suatu permintaan yang efektif. Menurut Hasyim (2012), pemasaran
adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa
dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk
menciptakan permintaan efektif. Dalam pemasaran, terjadi suatu aliran barang
dari produsen dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran.

1
Strategi Pemasaran
Menurut pendapat Sofjan Assauri (2011:168) mengatakan bahwa strategi
pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu
di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi
pemasaran memiliki tiga komponen yakni segmentasi, targeting, positioning. Ciri
penting rencana strategi pemasaran menurut Sofjan Assauri (2008 : 183) adalah:
a. Titik tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan
b. Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh
c. Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang
mempengaruhi perkembangan perusahaan.
d. Jadwal dan waktu (timing) yang ditentukan adalah yang sesuai dan
mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
e. Penyusunan rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan
lingkungan yang dihadapi.
Analisa Usaha Tani
Analisa Usaha Tani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisiensi dan efektif pada suatu
usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan,
tenaga kerja, modal, dan manajemen (shinta 2011). Analisa usaha tani digunakan
untuk menghitung untung dan rugi dalam sebuah wirausaha pertanian.
a. Biaya produksi
Didalam usahatani, biaya produksi sangat penting untuk diperhitungkan
karena petani bertujuan mencapai keuntungan yang maksimal.
 Biaya tetap (Fixed cost) ialah biaya yang tidak berkaitan dengan
jumlah barang yang diproduksi, namun harus dibayar.
 Biaya variabel (Variable cost) merupakan biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi berlangsung.
 Biaya total (Total cost) merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya
Variabel
b. Penerimaan

1
Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani
selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atatu penaksiran.
Penerimaan dapat diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dengan
harga jual (Suratiyah 2015). TR = T x Q
Keterangan :
TR = Penerimaan (Total Revenue)
P = Harga jual
Q = Produk yang dihasilkan
c. Pendapatan
Data pendapatan dapat digunakan sebagai ukuran untuk melihat apakah
suatu usaha menguntungkan atau merugikan. Dengan rumus :
NR = TR – TEC
Keterangan :
NR = Pendapatan
TR = Penerimaan
TEC = Total biaya eksplisit
d. Keuntungan
Π = TR – TC
Keterangan :
Π = Keuntungan
TR = Penerimaan
TC = Biaya Total
e. Kelayakan
Dalam analisis kelayakan usahatani digunakan beberapa kriteria yaitu R/C
(Revenue Cost Ratio), produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, dan
produktivitas modal. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai R/C > 1,
dan apabila nilai R/C < 1 maka usaha tersebut tidak layak dilanjutkan.
(suratiyah, 2015).

1
METODE PELAKSANAAN

Waktu Dan Tempat


Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) tahun akademik 2023 ini dilaksanakan
mulai tanggal 1 Juni - 31 Juli 2023 yang bertempat di Taman Teknologi Pertanian
Cikajang Jl. Raya Simpang Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat.
Materi Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang akan dilaksanakan di di
Taman Teknologi Pertanian Cikajang, Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat meliputi pembelajaran budidaya dan pemasaran kentang
industri.
Tabel 1 Materi kegiatan PKL

No Tujuan Materi Output


1 Mengetahui Budidaya Budidaya kentang Mampu mengetahui
kentang industri industri dan mempraktikan
budidaya kentang
industri
2 Mengetahui analisa Analisa usaha tani Mampu menganalisa
usaha tani budidaya budidaya kentang biaya tetap, biaya
kentan industri industri variabel, pendapatan,
keuntungan, BEP
volume produksi, BEP
harga produksi, B/C
Ratio dan ROI.

3 Mengetahui agro Pemasaran dan strategi Mampu memahami


pemasaran budidaya strategi saluran
marketing atau
kentang industri pemasaran kentang G2
pemasaran kentang
industri

Prosedur Pelaksanaan
Tabel 2 Prosedur Pelaksanaan

Kegiatan Jam
1 Praktik kerja lapangan
2 Istirahat

1
3 Praktik kerja lapangan
4 Diskusi

Tabel 3 Tahap Pelaksanaan

No Jadwal Rencana Kata kunci


pelaksanaan kegiatan
1 Minggu ke 1 Persiapan benih  Varietas benih
 Asal benih
 Jumlah benih
 Harga benih
2 Minggu ke 2 Persiapan lahan  Luas lahan
 Alat pengolahan lahan
 Bahan Media
 Perlakuan lahan

 Ukuran bedengan

3 Minggu ke 3 Penanaman  Cara penanaman


 Waktu penanaman
 Umur tanaman

 Jarak tanam

4 Minggu ke 4 Pemeliharaan  Pemupukan :


1. Jenis pupuk
2. Dosis pupuk
3. Waktu pemupukan
4. Cara pemupukan
 Penyulaman
1. Waktu penyulaman

2. Cara penyulaman
 Penyiangan
1. Cara penyiangan
2. Waktu penyiangan

1
3. Alat yang digunakan

 Penyiraman
1. Waktu penyiraman
Sistem penyiraman3.
Sumber air
 Pengajiran dan
pengikatan
1. Bahan ajir
2. Ukuran ajir
3. Waktu pengajiran
4. Waktu pengikatan
5. Bahan pengikatan
 Pengendalian hama dan
penyakit
1. Cara pengendalian
2. Alat pengendalian
3. Waktu pengendalian
4. Bahan bahan
pengendalian
5. Dosis obat
pengendalian
5 Minggu ke 5 Panen  Waktu Panen
dan  Cara panen
pasca  Sortasi
panen  Grading
 Cara pencucian
 Umur
 Hasil
6 Minggu ke 6 Pemasaran  Target pasar
 Harga jual
 Pendapatan
 Keuntungan

1
DAFTAR PUSTAKA

Sudarminto Setyo Yuwono. 2015. Kentang (Solanum tuberosum L.) Universitas


Brawijaya. lecture.ub.ac.id

Asandhi, A. A. dan N. Gunandi. 1985. Syarat Tumbuh Tanaman Kentang, p.20-


27. Dalam Kentang. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai
Penelitian Hortikultura. Lembang.

Buharman B. dan Harnel (2010) yang berjudul “Analisis Prospek Bisnis


Penangkaran Benih Kentang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat”.

Kusdibyo, A.Asandhi A. 2004. Waktu Panen Dan Penyimpanan Pasca Panen


Untuk Mempertahankan Mutu umbi Kentang Olahan. Ilmu pertanian. Vol.
11(1).

Diwa, A. Dianawati, M. Sinaga, A. 2015. Petunjuk Teknis Budidaya Kentang.


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat.

1
Lampiran 1 Jurnal Harian Kegiatan

JURNAL HARIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

Nama : Diva Ayu Amalia

NIRM : 020121206

Lokasi PKL : Taman Teknologi Pertanian Cikajang

Paraf
No Hari / Tanggal Jam Kegiatan Pembimbing Keterangan
Eksternal

1
Lampiran 2 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Diva Ayu Amalia


NIRM : 02.01.21.206
Semester : IV (empat)
Nama Perusahaan : Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cikajang
Alamat : Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang,
Kabupaten
Garut
Pembimbing Internal : 1. Prof. Dr. Drs. Lukman Efendy. M.Si.
2. Suherlan, SST.
Pembimbing Eksternal : 1. Teten Rustendi S. Hut
2. Hergandi

Materi Koreksi Paraf


No. Hari/ Tanggal
Konsultasi Pembimbing Pembimbing

2
Lampiran 3 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I

Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I

Kegiatan Pelaksanaan
Pembekalan 15 Mei 2023
Survei lokasi PKL 29 Mei 2023
Penyusunan proposal 16 Mei - 28 Mei 2023
Konsultasi dan pengesahan 16 Mei - 28 Mei 2023
Proposal PKL 22 Mei 2023
Pelaksanaan PKL I di lapangan 1 Juni - 31 Juli 2023
Konsultasi dan perlengkapan laporan 23 Juli 2023
Ujian PKL I 8 Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai