KOMPETENSI AGRIBISNIS
PROPOSAL
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSALPRAKTIK KERJA LAPANGAN
Menyetujui,
Pembimbing l
Prof. Dr. Drs. Lukman Efendy. M.Si.
NIP. 19580801 198603 1 001
Pembimbing ll
Suherlan, SST.
NIP. 19770305 200912 1 001
Diketahui,
Ketua Program Studi
Ait Maryani, SP., M.Pd.
NIP. 19591009 198202 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
penyusunan proposal kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) dengan judul
Agribisnis Tanaman Kentang Industri (Solanum tuberosum L.) di Taman
Teknologi Pertanian Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut ini tepat pada
waktunya.
Penyusunan laporan ini tentu tidak terlaksana dengan baik tanpa adanya
motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Drs. Lukman
Efendy. M.Si. selaku dosen pembimbing I, Suherlan, SST., selaku dosen
pembimbing II, serta kedua orang tua dan seluruh pihak yang telah memberikan
dukungan dan do'a dalam proses penyusunan laporan ini.
Penyusunan Proposal kegiatan PKL I ini disusun dengan sebaik-baiknya,
namun masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal PKL 1 ini, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan. Dan tidak lupa harapan kami semua proposal PKL ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan untuk kami.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agribisnis merupakan rangkaian kegiatan budidaya di lini on-farm (di
dalam lahan budidaya) dan peningkatan nilai tambah komoditas on-farm, melalui
proses pengolahan, pemasaran dan distribusinya (off-farm). Vogeler (1981) di
dalam Samuel et.al. (1996) menyebutkan bahwa agribisnis adalah interelasi dan
koordinasi sistem pangan dan serat yang didominasi oleh sejumlah input dan
perusahaan-perusahaan pengolahnya. Dalam hal ini, agribisnis dinyatakan sebagai
bisnis pangan dan serat, yang di dalamnya selain terjadi kegiatan produksi, proses
pengolahan, distribusi, pasokan input dan pemasaran, juga berkaitan erat dengan
pengaruh kebijakan pemerintah dan pihak institusi pendidikan.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) merupakan penyelangara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan pendidikan di
polbangtan bertujuan menghasilkan job creator dan job seeker yang akan bermitra
dengan dunia usaha /dunia industri/dunia kerja. Sistem pendidikan yang diberikan
berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga
lulusannya mampu mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan
lingkungan. Dalam proses merealisasikan akademik yang baik, profesional dan
berkualitas, Polbangtan Bogor mengadakan program Praktik Kerja Lapang (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan mahasiswa untuk belajar
bekerja peraktis pada dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja yang diharapkan
dapat menjadi sarana penerapan dan keahlian mahasiswa. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dengan
cara ikut bekerja sehari hari pada dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja yang
layak dan representatif dijadikan PKL.
Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cikajang merupakan salah satu pilihan
yang tepat untuk dijadikan lokasi PKL. TTP Cikajang merupakan kawasan
implementasi inovasi yang telah dikembangkan pada Agro Science Park (ASP),
berskala pengembangan dan berwawasan agribisnis hulu-hilir yang bersifat
spesifik lokasi dengan kegiatannya meliputi penerapan teknologi pra produksi,
1
produksi, pra panen, pasca panen, pengolahan hasil, dan pemasaran serta wahana
untuk pelatihan dan pembelajaran bagi masyarakat serta pengembangan kemitraan
agribisnis dengan swasta (Balitbangtan, 2015).
Komoditas utama yang dikembangkan di TTP Cikajang adalah komoditas
kentang. Kentang adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki
permintaan yang tinggi di pasar domestik maupun internasional. Kentang
digunakan sebagai bahan makanan utama dalam berbagai bentuk seperti kentang
goreng, puree, keripik, dan banyak lagi. Dengan permintaan yang terus
meningkat, agribisnis tanaman kentang dapat menjadi peluang yang menjanjikan.
Akan tetapi, agar produk TTP Cikajang dapat dikenal oleh masyarakat maka perlu
dilakukan penanganan dibagian pemasarannya. Manajemen pada Taman
Teknologi Pertanian Cikajang sendiri mempunyai peranan yang sangat penting.
Oleh karena itu, untuk mengetahui manajemen pemasaran pada usaha ini
khususnya kentang perlu dilaksanakannya kegiatan PKL 1 untuk memenuhi ilmu
serta pengalaman dimasyarakat.
Tujuan
Kegiatan praktik kerja lapangan 1 bertujuan untuk :
1. Mempelajari tahapan budidaya tanaman kentang industri (Solanum
tuberosum L.) sesuai dengan prinsip Good Agricultural Practices (GAP).
2. Mempelajari teknis pemasaran tanaman kentang industri (Solanum
tuberosum L.) sesuai dengan prinsip Good Handling Practices (GHP).
Manfaat
Kegiatan PKL 1 diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam budidaya
kentang industri.
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisa usaha tani.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pemasaran kentang.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Agribisnis
Davis, H.J and R.A Golberg (1957) dalam tulisannya yang berjudul (A
Concept of Agribusiness” menuliskan bahwa agribisnis berasal dari kata
Agribusiness dimana Agri = agriculture artinya pertanian dan business artinya
usaha atau kegiatan yang menghasilkan uang. Jadi agribisnis adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian,
peternakan, perikanan dan kehutanan) yang beriorientasi pasar dan peningkatan
nilai tambah. Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
subsistem yaitu:
1. Subsistem Agribisnis/ Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari
benih,bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit,
lembagakredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi
pertanian.
2. Subsistem budidaya / usahatani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan
danikan.
3. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir
Meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata niaga) produk pertanian dan
olahannya Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari
pengumpulan produk usaha tani pengolahan, penyimpanan,dan distribusi
debagian produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung
ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami
proses pengolahanlebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen.
4. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan)
Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau
supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi
untukmendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem
hulu,sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang
3
terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan
penelitian.
Tanaman Kentang
4
(Kusandriani, 2014). Berikut klasifikasi ilmiah dari tanaman kentang yang dikutip
dari Setiadi (2009), yakni:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (Spermatophyta)
Kelas : Magnoliophyta (Dicotyedonae/Berkeping
Dua) Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae (Berumbi)
Famili : Solanaceae (Berbunga
terompet)
Genus : Solanum (Daun mahkota berletakan satu sama lain)
Spesies : Solanum tuberosum
Dalam Ma’rufatin (2011), kentang merupakan salah satu tanaman dikotil
yang bersifat semusim dan berbentuk semak atau herba. Pada pertumbuhan
kentang sendiri, terdapat empat fase pertumbuhan. Dimulai dari pertumbuhan
vegetatif yaitu fase yang ditandai dengan tumbuh atau munculnya tunas. Fase
tersebut terjadi kurang lebih 2-4 minggu sampai fase inisiasi. Pada fase inisiasi ini
juga diikuti dengan pembentukan stolon dilanjutkan pembesaran umbi yang
terjadi selama 7-8 minggu. Terakhir adalah fase pemasakan yang memerlukan
waktu selama 2-3 minggu. Pada fase ini ditandai dengan terbentuknya kulit umbi
kemudian bagian atas dari tanaman akan berwarna kekuning-kuningan dan mati.
Sehingga jumlah waktu yang diperlukan selama proses pertumbuhan kentang
adalah sekitar 13-20 minggu atau 90-140 hari. Dari jumlah hari tersebut dapat
dikatakan bahwa kentang merupakan tanaman berumur pendek (Sunarjono, 2007).
Dalam Sumarni dkk, (2013) kentang cocok di tanam di daerah subtropis
dan di dataran tinggi tropika pembentukan umbi terjadi dengan baik pada suhu
siang 25oC dan suhu malam 17oC atau lebih rendah. Suhu perakaran yang baik
untuk pertumbuhan umbi adalah 14,9oC sampai 17,7oC. Tanaman kentang
tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 oC sampai
20oC, serta cukup sinar matahari (313 W/m2) dengan kelembaban udara 80-90%
(Sunarjono, 2007).
Teknik Budidaya Kentang
Kentang tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian tempat
500 mdpl sampai dengan 3000 mdpl, dengan temperatur udara 20 derajat sampai
5
25 derajat dan kelembaban udara 80% - 90%. Untuk mengoptimalkan
pertumbuhan kentang memerlukan curah hujan rata-rata 1000 mm selama
pertumbuhan dengan intensitas cahaya matahari yang cukup. Kondisi tanah yang
baik adalah tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Berikut
merupakan langkah teknis budidaya tanaman kentang.
1. Persiapan Bibit
Pilih umbi yang sehat dan tidak terinfeksi penyakit, bibit yang baik
digunakan yang berasal dari umbi tua. Dengan bobot umbi yang baik yaitu
30 – 50 gram. Untuk persiapan bibit kentang dibutuhkan waktu yang tidak
sebentar karena dalam persiapan bibit kentang umbi tanaman kentang
diharuskan disimpan terlebih dahulu selama kurang lebih 3 – 4 bulan
lamanya, manfaat dari penyimpanan dalam jangka waktu yang lama yaitu
untuk mengetahui kelayakan bibit untuk ditanam dan sudah bertunas
dengan baik.
6
panjang bedengan menyesuaikan lahan, untuk jarak antar bedengan diberi
40 cm sebagai parit atau sebagai akses air.
7
Pemeliharaan tanaman merupakan perawatan yang dilakukan pada tanam
untuk mencapai produktifitas yang maksimal. Dalam pemeliharaan
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu :
a) Pengairan
Pengairan harus kontinyu dilakukan satu minggu sekali atau setiap
hari, tergantung pada cuaca dan keadaan air. Waktu pengairan yang
baik yaitu pagi atau sore hari. Pengairan dilakukan dengan cara
disiram dengan gembor/ember ataupun dengan mengenangi selokan
(parit).
b) Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau yang
kurang baik. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15
hari. Penyulaman dilakukan dengan cara mengambil tanaman yang
mati dan menggantikannya dengan tanaman yang baru.
c) Penyiangan
Pembersihan gulma atau pembersihan rumput biasanya dilakukan
ketika umur tanaman 1 bulan, cara penyiangan dilakukan dengan
mencabut rumput menggunakan tangan ataupun membersihkan
menggunakan alat. Dilakukan secara hati-hati supaya tidak merusak
perakaran tanaman inti.
d) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu musim tanam
yaitu pembumbunan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah
tanam, pembumbunan yang kedua dilakukan setelah umur 40 hari
setelah tanam atau 10 hari setelah pembumbunan pertama (Anonim,
1989). Pembubunan dilakukan untuk memberi kesempatan agar umbi
dan stolon bisa berkembang dengan baik. Pembubunan dilakukan
dengan menimbun pangkal tanaman.
e) Pemupukan
Pemberian pupuk bisa dengan pupuk organik ataupun pupuk
anorganik. Dalam pemupukan ini merupakan pemupukan susulan
8
yamg dilakukan biasanya 2 kali yaitu pada 21 hari setelah tanam dan
45 hari setelah tanam selama satu periode tanam.
f) Hama dan penyakit
a. Hama pada kentang
1) Ulat gerayak (Spodoptera litura)
Menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan
jaringan hingga habis daunnya. Pengendaliannya dilakukan
dengan memangkas daun yang ditempeli ulat atau dengan
menyemprotkan Azordin.
2) Kutu daun (Aphis sp)
Menghisap cairan dan menginfeksi tanaman dapat
dikendalikan dengan membakar daun yang terinfeksi dan
menyemprotkan Roxion 40 EC.
3) Orong-orong (Gryllotalpa sp)
Menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman
muda akibatnya tanaman menjadi pekat terinfeksi.
Pengendaliannya dilakukan dengan tepung sevin 85 S yang
dicampur dengan pupuk kandang.
4) Hama penggerek umbi (Phtoremae poerculella Zael)
Pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya
jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang
merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang
bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena
sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian dilakukan
secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25
EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.
5) Hama trip (Thrips tabaci)
Menyerang pada daun yang diawali dengan bercak-bercak
putih pada daun, berubah menjadi abu-abu perak kemudian
mengering. Pengendaliannya dengan cara memangkas
bagian daun yang terserang atau dengan menggunakan
Basudin 60 EC, Mitac 200 EC
9
b. Penyakit pada kentang
1) Penyakit busuk daun
Disebabkan jamur Phytopthora infestans. Gejala yang
muncul yaitu timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah, bercak-bercak ini akan berkembang
dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan
bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium.
Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian
menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45.
2) Penyakit layu bakteri
Disebabkan jamur Pseudomonas solanacearum. Dengan
gejala beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan
daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian
dilakukan dengan sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Atau
bisa menggunakan bakterisida.
3) Penyakit busuk umbi
Disebabkan oleh jamur Colleotrichum coccodes. Dengan
gejala daun menguning dan menggulung, layu dan kering.
Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat
bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan
akar dan umbi muda busuk. Pengendaliannya dengan cara
pegiliran tanaman dan penggunaan bibit yang baik.
4) Penyakit fusarium
Disebabkan jamur Fusarium sp. Dengan gejala infeksi pada
umbi yang menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan
tanaman layu. Pengendalian dilakukan dengan
menghindari terjadinya luka saat penyiangan atau
menggunakan Benlate.
6. Panen
Waktu panen kentang yang baik yaitu berumur 80-90 hst. Supaya
menghasilkan produk kentang yang bermutu. Selain dari itu waktu bisa
dilihat dari perkembangan fisik, yaitu dari daun batang yang berubah dari
1
warna hijau segar menjadi kekuningan dan mengering lebih dari 75%. Bila
tanda-tanda visual tersebut sudah tampak, daun kemudian dipangkas dan
dibiarkan selama tujuh hari. Panen dilakukan dengan cara menggali ubi
kentang secara hati-hati dengan cara manual menggunakan cangkul atau
sejenisnya. Waktu panen dianjurkan dilakukan pada pagi hari atau sore
hari saat cuaca sedang cerah.
Good Agriculture Practice
Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang
dihasilkan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat dalam bentuk
manual(yang tentu saja akan secara terus menerus diperbaiki) yang akan
diterapkan oleh petani. Dengan mengikuti manual tersebut secara tepat, maka
produksi pertanian akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kontrol
kualitas dapat dilakukan dengan mengecek proses produksi. Setiap penyimpanan
kualitas & produktifitas dapat diketahui dari penyimpangan proses.
Good Agricultural Practices (GAP) adalah technology application based
on morality, responsibility, equity and prosperity atau dengan kata lain GAP
adalah penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan
teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen
aman konsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan
keuntungan ekonomi bagi petani.
GAP merupakan salah satu Non-Tariff Barrier (NTB), diperkenalkan
pertama tahun 2000 atas bahan pangan segar (sayur dan buah) di Uni Eropa.
Indonesia sejak 2003 telah memiliki ketentuan GAP Sayuran, dan telah diakui
internasional sebagai INDOGAP (2004). Secara berangsur semua produk bahan
pangan yang diperdagangkan secara global dipersyaratkan (voluntarily) memiliki
sertifikat GAP. Secara bebas definisi GAP dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan dari cara-cara khusus (spesifik) yang apabila diterapkan dalam
pertanian akan menghasilkan produk yang selaras dengan nilai-nilai yang
diharapkan dari praktek praktek tersebut. Terdapat sejumlah cara yang
menyatakan apakah sesuatu praktek tersebut “baik”, tergantung dari standar yang
dipakai.
1
Good Agricultural Practices (GAP), mencakup penerapan teknologi yang
ramah lingkungan, penjagaan kesehatan dan peningkatan kesejahteraan pekerja,
pencegahan penularan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan prinsip
traceability (dapat ditelusuri asal-usulnya dari pasar sampai kebun). Di bidang
pertanian praktek GAP lebih diarahkan pada budidaya tanaman hortikultura baik
tanaman buah-buahan, sayuran maupun tanaman biofarmaka. Kita ketahui ketiga
komoditas inilah yang menjadi andalan Indonesia untuk ekspor yang
menghasilkan devisa bagi negara. Melalui penerapan GAP terdapat empat hal
yang akan dicapai yaitu keamanan pangan, kesejahteraan pekerja (petani),
kelestarian lingkungan, dan hasil pertanian yang diketahui asal usulnya.
Good Handling Practices
Good Handling Practices (GHP) adalah cara penanganan pasca panen
yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara pemanfaatan
sarana dan prasarana yang digunakan. GHP merupakan suatu pedoman yang
menjelaskan cara penanganan pasca panen hasil pertanian yang baik agar
menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak di konsumsi. GHP berisi tentang
tata cara, bangunan dan lingkungan, lokasi serta persyaratan dalam penanganan
pangan pada setiap penanganan pasca panen.
Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Menurut Lupiyoadi (2001), pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh 10
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk memperlancar arus
barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang efisien guna
menciptakan suatu permintaan yang efektif. Menurut Hasyim (2012), pemasaran
adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa
dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk
menciptakan permintaan efektif. Dalam pemasaran, terjadi suatu aliran barang
dari produsen dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran.
1
Strategi Pemasaran
Menurut pendapat Sofjan Assauri (2011:168) mengatakan bahwa strategi
pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu
di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi
pemasaran memiliki tiga komponen yakni segmentasi, targeting, positioning. Ciri
penting rencana strategi pemasaran menurut Sofjan Assauri (2008 : 183) adalah:
a. Titik tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan
b. Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh
c. Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang
mempengaruhi perkembangan perusahaan.
d. Jadwal dan waktu (timing) yang ditentukan adalah yang sesuai dan
mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
e. Penyusunan rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan
lingkungan yang dihadapi.
Analisa Usaha Tani
Analisa Usaha Tani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisiensi dan efektif pada suatu
usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan,
tenaga kerja, modal, dan manajemen (shinta 2011). Analisa usaha tani digunakan
untuk menghitung untung dan rugi dalam sebuah wirausaha pertanian.
a. Biaya produksi
Didalam usahatani, biaya produksi sangat penting untuk diperhitungkan
karena petani bertujuan mencapai keuntungan yang maksimal.
Biaya tetap (Fixed cost) ialah biaya yang tidak berkaitan dengan
jumlah barang yang diproduksi, namun harus dibayar.
Biaya variabel (Variable cost) merupakan biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi berlangsung.
Biaya total (Total cost) merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya
Variabel
b. Penerimaan
1
Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani
selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atatu penaksiran.
Penerimaan dapat diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dengan
harga jual (Suratiyah 2015). TR = T x Q
Keterangan :
TR = Penerimaan (Total Revenue)
P = Harga jual
Q = Produk yang dihasilkan
c. Pendapatan
Data pendapatan dapat digunakan sebagai ukuran untuk melihat apakah
suatu usaha menguntungkan atau merugikan. Dengan rumus :
NR = TR – TEC
Keterangan :
NR = Pendapatan
TR = Penerimaan
TEC = Total biaya eksplisit
d. Keuntungan
Π = TR – TC
Keterangan :
Π = Keuntungan
TR = Penerimaan
TC = Biaya Total
e. Kelayakan
Dalam analisis kelayakan usahatani digunakan beberapa kriteria yaitu R/C
(Revenue Cost Ratio), produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, dan
produktivitas modal. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai R/C > 1,
dan apabila nilai R/C < 1 maka usaha tersebut tidak layak dilanjutkan.
(suratiyah, 2015).
1
METODE PELAKSANAAN
Prosedur Pelaksanaan
Tabel 2 Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan Jam
1 Praktik kerja lapangan
2 Istirahat
1
3 Praktik kerja lapangan
4 Diskusi
Ukuran bedengan
Jarak tanam
2. Cara penyulaman
Penyiangan
1. Cara penyiangan
2. Waktu penyiangan
1
3. Alat yang digunakan
Penyiraman
1. Waktu penyiraman
Sistem penyiraman3.
Sumber air
Pengajiran dan
pengikatan
1. Bahan ajir
2. Ukuran ajir
3. Waktu pengajiran
4. Waktu pengikatan
5. Bahan pengikatan
Pengendalian hama dan
penyakit
1. Cara pengendalian
2. Alat pengendalian
3. Waktu pengendalian
4. Bahan bahan
pengendalian
5. Dosis obat
pengendalian
5 Minggu ke 5 Panen Waktu Panen
dan Cara panen
pasca Sortasi
panen Grading
Cara pencucian
Umur
Hasil
6 Minggu ke 6 Pemasaran Target pasar
Harga jual
Pendapatan
Keuntungan
1
DAFTAR PUSTAKA
1
Lampiran 1 Jurnal Harian Kegiatan
NIRM : 020121206
Paraf
No Hari / Tanggal Jam Kegiatan Pembimbing Keterangan
Eksternal
1
Lampiran 2 Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
2
Lampiran 3 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I
Kegiatan Pelaksanaan
Pembekalan 15 Mei 2023
Survei lokasi PKL 29 Mei 2023
Penyusunan proposal 16 Mei - 28 Mei 2023
Konsultasi dan pengesahan 16 Mei - 28 Mei 2023
Proposal PKL 22 Mei 2023
Pelaksanaan PKL I di lapangan 1 Juni - 31 Juli 2023
Konsultasi dan perlengkapan laporan 23 Juli 2023
Ujian PKL I 8 Agustus 2023