Anda di halaman 1dari 25

AGRIBISNIS TANAMAN DAUN BAWANG

DI TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN


KECAMATAN CIKAJANG KABUPATEN GARUT
PROVINSI JAWA BARAT

PROPOSAL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I

Hunafa Imania Aditya


NIM. 02.01.21.222

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Nama :Hunafa Imania Aditya T (02.01.21.222)


Program Studi :Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan :Pertanian
Judul :Agribisnis Tanaman Daun Bawang di Taman
teknologi Pertanian Kecamatan Cikajang Kabutan
Garut Provinsi Jawa Barat

Disetujui oleh:

Pembimbing I TTD
Dedy Kusnadi, SP., M.Si
NIP.195711021982021001

Pembimbing II TTD
Titis Pury Purboningtyas, SP. , M.Si
NIP. 19841208 2009122004

Diketahui:

Ketua Prodi TTD


Ait Maryani, SP., M.Pd
NIP. 1959100919820220021

Ketua Jurusan TTD


Dr. Wahyu Trisnasari, S,ST.,M.Si.
NIP. 198310172006042002

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat serta
hidayah–Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) I, yang berjudul Praktik
Kerja Lapangan Kompetensi Agribisnis Bawang Daun di Taman Teknologi
Pertanian (TTP) Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat.
Proposal ini Penulis susun untuk memenuhi syarat mengikuti kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I, dan sebagai acuan pelaksanaan selama kegiatan
tersebut. Dalam penyusunan proposal ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada Dedy kusnadi, SP., M.Si., selaku pembimbing internal I, Titis Pury
Purboningtyas, SP., M.Si., selaku pembimbing internal II. Ucapan
terimakasih juga penyusun sampaikan kepada Ait Maryani, SP., M.Pd., selaku
kepala program studi penyuluhan pertanian berkelanjutan dan Dr. Wahyu
trisnasari, S,ST., M.Si, selaku ketua jurusan pertanian, Teten Rustendi selaku
pembimbing Eksternal, kedua orang tua yang mendukung baik moril maupun
materil, dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
proposal ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat Penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, 13 Februari 2022

Hunafa Imania Aditya

ii
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Tanaman Bawang daun (Alliumfustolasum L.) 3
GAP (Good Agricultural Practice) 4
GHP (Good Handling Practice) 5
GMP (Good Manufacturing Practice) 5
Pedoman Teknis Budidaya Bawang Daun 6
Pemasaran 8
METODE PELAKSANAAN 10
Waktu dan Tempat 10
Materi Kegiatan 10
Prosedur Pelaksanaan 10
PENGENALAN PERUSAHAAN 12
Peta Lokasi 13
Visi, Misi dan Struktur organisasi perusahaan 13
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bawang daun (Allium fistulosum L) adalah salah satu sayuran yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat. Bawang daun merupakan tanaman sayuran daun
semusim dengan habitus seperti rumput. Bagian daun yang masih muda, yang
biasanya sering dikonsumsi. Produksi bawang daun umumnya mengalami
penurunan saat musim hujan.
Curah hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan kerusakan pada bawang
daun. Perubahan musim berpengaruh terhadap fluktuasi intensitas cahaya yang
diterima oleh tanaman. Tanaman yang kekurangan cahaya mengakibatkan
terganggunya metabolisme, sehingga menyebabkan turunnya laju fotosintesis dan
sintesis karbohidrat (Djukri dan Purwoko 2003).
Produksi bawang daun di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut pada tahun
2020 sebesar 28.423 kuintal, menempati peringkat ke 3 tertinggi setelah
Kecamatan Cisurupan dan Cigedug (BPS 2020). Melihat kondisi ini Cikajang
memiliki potensi yang besar jika dilakukan agribisnis budidaya tanaman Bawang
Daun. Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cikajang adalah tempat yang tepat untuk
melakukan PKL 1 merupakan suatu Kawasan implementasi inovasi yang telah
dikembangkan pada Agro Science Park (ASP), berskala pengembangan dan
berwawasan agribisnis hulu-hilir yang bersifat spesifik lokasi.
Kegiatan yang terdapat di TTP Cikajang ini adalah penerapan teknologi
praproduksi, produksi, prapanen, pascapanen, pengolahan hasil, dan pemasaran
serta wahana untuk pelatihan dan pembelajaran bagi masyarakat serta
pengembangan kemitraan agribisnis dengan swasta (Balitbangtan,2015). Alur
kegiatan di TTP sangat tepat dengan kompetensi agribisnis yang akan dicapai
dalam melaksankan PKL 1 ini, sehingga diharapkan mampumenambah wawasan
mengenai produksi tanaman yang baik dan benar dengan prinsip GAP (Good
Agricultural Practice), GHP (Good Handling Practice), dan GMP (Good
Manufacturinng Practice).

1
Tujuan

1. Mempelajari teknik budidaya tanaman bawang daun yang baik dan benar
dengan prinsip GAP.
2. Mempelajari pasca panen tanaman bawang daun dengan prinsip GHP dan
pengolahan hasil tanaman bawang daun dengan prinsip GMP.
3. Mampu melakukan analisis usaha tani pada tanaman bawang daun.
4. Mampu menyusun business plan tanaman bawang daun yang akan
diusahakan.

Manfaat

1. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan budidaya tanaman bawang


daun dengan prinsip GAP.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pasca panen
dan pengolahan hasil tanaman bawang daun dengan prinsip GHP dan GMP.
3. Meningkatkan pengetahuan keberhasilan produksi tanaman bawang daun.
4. Mewujudkan mental dan jiwa wirausaha yang inovatif dan pantang
menyerah.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Bawang Daun (Alliumfustolasum L.)

Taksonomi Bawang Daun (Alliumfustolasum L.)


Bawang daun (Allium fistulosum L. ) merupakan salah satu jenis komoditas
sayuran potensial dan layak dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis.
Di Indonesia bawang daun merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang
digunakan sebagai bahan penyedap rasa (bumbu) dan bahan campuran sayuran
lain pada beberapa jenis makanan popular di Indonesia, seperti soto, sup,
campuran bumbu mi instan, dan penyedap jenis makanan lainnya. Peningkatan
permintaan bawang daun tidak hanya dikalangan rumah tangga, melainkan
produsen makanan instan yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan
penyedap rasa.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Famili : Alliaceae

Genus : Allium
Spesies : AlliumfistulosumL.
Syarat Tumbuh Iklim
a. Bawang daun adalah tanaman setahun atau dua tahun yang berasal dari
daerah subtropics. Untuk berkecambah,bawang daun memerlukan
temperature antara 9 sampai 20 derajat celcius, sedangkan untuk
pertumbuhan selanjutnya diperlukan suhu udara 15 sampai 24 derajat
celcius.
b. Kelembaban optimum berkisar antara 80-90%.
c. Lahan dengan penyinaran cahaya matahari yang cukup.
d. Curah hujan optimum berkisar 60 hingga 100 mm/bulan.

3
Media Tanam
a. Tanah yang ideal adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan
organik, tata udara dan air baik.
b. Andosol adalah jenis tanah yang sangat direkomendasikan untuk menanam
bawang daun.
c. Kemasaman tanah dengan tingkat keasaman antara 5,5-6,5, tidak
kekurangan natrium, kalsium, dan boron. Kekurangan natrium
menyebabkan tanaman kerdil, kekurangan kalsium menyebabkan kuncup
dan pucuk mengering dan kekurangan boron menyebabkan batang dan
tangkai belah-belah dan retak.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini sangat baik jika dibudiayakan didataran tinggi berudara sejuk
dengan ketinggian 1.000-1.200 mdpl.

GAP (Good Agricultural Practices)

GAP (Good Agricultural Practices) adalah sebuah teknis penerapan sistem


sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan, sehingga menciptakan produksi panen yang aman
bagi konsumen, meningkatkan produk usaha tanu dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Prinsip dalam penerapan GAP (Good Agricultural Practices) berdasarkan
Permentan no 48 tahun 2006 tentang Pedoman GAP (Good Agricultural
Practices) yaitu melaksanakan budidaya tanaman secara tepat dan benar sehingga
menghasilkan produk bermutu, produktivitas tinggi, memberikan keuntungan
maksimal, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, kesehatan dan
kesejahteraan petani serta produksi yang berkelanjutan. GAP (Good Agricultural
Practices) mencakup proses sertifikasi produk dari sebelum benih ditanam sampai
meninggalkan kebun. GAP (Good Agricultural Practices) adalah sarana
menggambungkan praktik-praktik Manajemen Hama Terpadu (PHT) dan
pengelolaan Tanamn Terpadu (PTT) dalam rangka produksi pertanian komersial.

4
GHP (Good Handling Practices)

GHP (Good Handling Practices) merupakan prosedur sanitasi untuk


distribusi buah dan sayuran dari ladang hingga ke meja makan. Penerapan GHP
dapat membantu mengurangi resiko kontaminasi terhadap produk segar selama
penanganan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi.
Permentan No. 44 tahun 2009 tentang Good Handling Practices diterbitkan
dengan tujuan menekan kehilangan/kerusakan hasil, memperpanjang daya simpan,
mempertahankan kesegaran, meningkatkan daya guna, meningkatkan nilai tambah
dan daya saing, meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan sarana dan
memberikan keuntungan yang optimun dan/atau mengembangkan usaha pasca
panen yang berkelanjutan.
Ruang lingkup GHP diantaranya adalah pengumpulan, sortasi,
pembersihan/pencucian, grading, pengemasan, pelabelan, pemeraman/ripening,
penyimpanan, transportasi, standarisasi mutu, sarana dan prasarana, keamanan dan
keselamatan kerja (K3) dan pengelolaan lingkungan, pengawasan dan pembinaan.
Pengawasan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal untuk menjamin
mutu produk dan dilaksanakannya sistem manajemen mutu.

GMP (Good Manufactuirng Practices)

Good Manufacturing Practices (GMP) sebagai prinsip kegiatan usaha


pengolahan hasil pertanian secara baik dan benar, sehingga menghasilkan produk
olahan yang memenuhi standar mutu olahan yang aman untuk dikonsumsi
masyarakat di kalangan petani/Gabungan Kelompok Tani/pelaku usaha yang
bermitra dengan petani.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35 Tahun 2009, GMP bertujuan untuk


meningkatkan daya saing produk olahan hasil pertanian; meningkatkan mutu
produk olahan yang dihasilkan secara konsisten sehingga aman dikonsumsi
masyarakat; meningkatkan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian di tingkat
petani/Gabungan Kelompok Tani/pelaku usaha yang bermitra dengan petani; dan
menciptakan unit pengolahan yang ramah lingkungan.

5
Pedoman Teknis Budidaya Bawang Daun

Petunjuk Teknis Budidaya Bawang daun yang dipublikasikan oleh Pusat


Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, teknis budidaya bawang daun
diantaranya sebagai berikut.
Pengolahan Lahan
Lahan dicangkul dengan kedalamam 30-40 cm kemudian ditambahkan
pupuk kandang. Bawang daun menghendaki tanah yang gembur untuk
pertumbuhannya. Bedengan dibuat dengan lebar 1-1,2 m dan panjang sesuai
dengan kondisi lahan. Parit antar bedengan dibuat dengan kedalaman 30 cm dan
lebar 30 cm. Pembuatan parit bertujuan agar drainase lancar, karena bawang daun
tidak menyukai adanya genangan air. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 cm.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam kecil dan bibit
atau tunas anakan ditanam dengan posisi tegak lurus dan ditimbun dengan tanah
Kembali dan disiram.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan terdiri dari pupuk kandang yang diberikan pada saat
pengolahan tanah dengan dosis 10-15 ton/ha. Pupuk lain yang diperlukan adalah
pupuk Urea 200 kg/ha yang diberikan 2 kali yaitu pada saat tanaman berumur 21
hari (setengah dosis) dan sisanya pada saat tanaman berumur 42 hari. Pupuk SP
36 dan KCl juga diberikan dua kali seperti pupuk Urea, dengan dosis pemupukan
pertama SP36 50 kg dan KCl 50 kg, dan pemupukan kedua SP36 50 kg dan KCl
25 kg. Pemupukan dilakukan dengan membuat larikan kurang lebih 5 cm dikiri
dan kanan batang, dan menaburkan pupuk pada larikan tersebut dan
menimbunnya kembali dengan tanah.
Pemeliharaan
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan melakukan penyiraman terutama bila
bawang daun ditanam pada musim kemarau, sedangkan apabila ditanam dimusim
penghujan drainase harus diperhatikan dengan baik agar tidak terdapat genangan
air dilahan.

6
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Hama yang banyak ditemukan dipertanaman bawang daun antara lain
adalah Agrotis sp. (menyebabkan batang terpotong dan putus sehingga tanaman
mati), Spodopteraexigua (ulat bawang yang memakan daun bawang daun), dan
Thripstabaci (menghisap cairan daun). Pengendalian ulat bawang secara mekanis
dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur dan memusnahkannya.
Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.
Penyakit yang menyerang tanaman bawang daun adalah Erwinia carotovora
dengan gejala berupa busuklunak, basah dan mengeluarkan bau yang tidak enak,
selain itu juga serangan Alternariaporri (bercakungu) yang menyerang daun.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman untuk
memutus siklus hidup penyakit dan sanitasi kebun agar tidak lembab. Kondisi
kebun yang kotor dan lembab menyebabkan penyakit dapat berkembang dengan
cepat.
Panen dan Pasca Panen
Tanaman bawang daun mulai dapat dipanen pada umur 2 bulan setelah
tanam. Potensi hasilnya berkisar antara 7-15 ton/ha. Pemanenan dilakukan dengan
mencabut seluruh bagian tanaman termasuk akar, buang akar dan daun yang
busuk atau layu. Bawang daun yang akan ditanam kembali pada pertanaman
berikutnya dipisahkan dengan melakukan pemilihan tunas anakan yang sehat dan
pertumbuhannya baik.
Sortasi sederhana dilakukan menggabungkan rumpun yang berdaun besar
secara terpisah dengan rumpun yang berdaun kecil. Pengikatan rumpun bawang
daun dilakukan dengan lebih dahulu memberi alas pada bagian luar rumpun
sehingga ikatan tidak langsung mengenai rumpun bawang daun. Bawang daun
tidak dapat disimpan lama, sehingga sebaiknya segera dipasarkan agar mutunya
masih terjaga saat sampai ke tangan konsumen.

7
Pemasaran

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa
hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran
dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior,
menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada
dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.
Strategi Pemasaran
Kegiatan yang paling utama pada pemasaran dalam memenuhi kepuasan
konsumen adalah dengan memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi.
Keempat instrumen pemasaran tersebut dikenal dengan istilah pemasaran seperti
berikut:
1. Produk (Product): Keragaman produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama
merek,Kemasan, Ukuran, Pelayanan, Garansi, dan Imbalan.
2. Harga (Price): Daftar harga, Rabat/diskon, Potongan harga khusus,
Periodepembayaran, dan Syarat kredit.
3. Tempat (Place): Saluran pemasaran, Cakupan pasar, Pengelompokkan,
Lokasi,Persediaan, dan Transportasi.
4. Promosi (Promotion): Promosi penjualan, Periklanan, Tenaga penjualan,
Kehumasan/ public relation, dan Pemasaran langsung.

Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran (saluran distribusi) adalah sekelompok organisasi yang
saling tergantung yang membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Saluran
pemasaran merupakan basis lokasi kantor operasional dan administrasi perusahaan
yang memiliki nilai strategis yang memperlancar dan mempermudahpenyampaian
produk dari produsen kepada konsumen melalui transaksi perdagangan (Ali Hasan
2008).

8
Agar barang sampai pada pemakai akhir, perusahaan dapat memilih
alternatif saluran, yaitu :
1. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Produsen memilih agen (penjualan atau pabrik sebagai penyalurnya).
Penyalur menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran pemasaranyang
ada. Sasaran penjualannya terutama ditunjukan kepada para pengecer besar.
2. Produsen Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Produsen menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan
produknya kepada pedagang besar, yang kemudian menjualnya kepada toko- toko
kecil. Agen yang terlihat dalam saluran pemasaran ini terutama agen penjualan.
3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran pemasaran ini sering disebut saluran distribusi tradisional.Produsen
hanya melayani penjualan junlah besar kepada pedagang besar, tidak menjual ke
pengecer. Pembelian pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian konsumen
dilayani pengecer.
4. Produsen – Pengecer – Konsumen
Saluran pemasaran ini disebut saluran pemasaran tidak langsung, pengecer
besar melakukan pembelian kepada produsen, produsen mendirikan toko
pengeceragar dapat secara langsung melayani konsumen.
5. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran pemasaran yang paling pendek dan sederhana, tanpa
menggunakan perantara. Produsen dapat menjual langsung kepada konsumen,
dapat melalui surat pos atau menjual langsung dari rumah ke rumah konsumen.

9
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) I Tahun Akademik 2021/2022 ini


dilaksanakan pada 1 Maret – 31 April 2022. Tempat pelaksanaan di Taman
Teknologi Pertanian (TTP) Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat.

Materi Kegiatan

Materi kegiatan PKL I yang dilaksanakan meliputi pelaksanaan agribisnis


yaitu terkait pelaksanaan budidaya, pemasaran, dan analisis usaha tani pada
komoditas bawang daun yang dilaksanakan oleh Taman Teknologi Pertanian
(TTP) Kabupaten Garut.

Prosedur Pelaksanaan

Tahapan kegiatan pada Praktik Kerja Lapangan I di Taman Teknologi


Pertanian (TTP) Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat ialah sebagai berikut:
Orientasi lapangan
Orientasi lapangan dilaksanakan selama 1 hari sebagai bentuk pengenalan
lingkungan Taman Teknologi Pertanian (TTP) Kabupaten Garut. Orientasi
meliputi: registrasi, pengenalan diri, pengenalan lokasi lahan praktik, pengenalan
lingkungan kantor, pengenalan jajaran petinggi dan staff TTP Kabupaten Garut.
Praktik Lapangan
Praktik lapangan dilaksanakan setiap hari (sesuai penjelasan sebelumnya)
dibawah arahan dan pengawasan dari pembimbing lapangan maupun karyawan.
Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, pertama yaitu dengan
praktik dan melihat secara langsung kondisi dilapangan (data primer), dan kedua
yaitu dengan melakukan wawancara kepada pembimbing lapangan atau karyawan.

10
Diskusi dan Konsultasi
Diskusi dilaksanakan Bersama pembimbing lapangan yang dilaksanakan
setiap hari (seperti penjelasan sebelumnya). Untuk konsultasi dilakukan Bersama
pembimbing internal Ketika beliau sedang melakukan kunjungan ke lokasi PKL I
(Supervisi). Diskusi dan konsultasi dilakukan untuk melengkapi data-data untuk
bahan pembuatan laporan PKL I.
Pada tahap penyusunan laporan, penulis melakukan persiapan keperluan
individu dalam upaya pemenuhan kebutuhan perlengkapan administrasi selama
PKL I, diantaranya:
a. Pembuatan jurnal harian (lembar terlampir)
b. Pembuatan lembar konsultasi (lembar terlampir)
c. Dan beberapa data penunjang lainnya.

11
PENGENALAN PERUSAHAAN

Profil Taman Teknologi Pertanian Cikajang

Sejarah Taman Teknologi Pertanian Cikajang


Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cikajang dibangun oleh Kementerian
Pertanian pada tahun 2015 melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
untuk mewujudkan salah satu keinginan Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko
Widodo. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional
tahun 2015-2019 ditetapkan terbangunnya 100 Sains dan Techno Park (STP) atau
taman Sains dan Teknologi. Taman Sains dibangun di tingkat Provinsi, sedangkan
Taman Teknologi dibangun di tingkat Kabupaten atau Kota.
Kementerian Pertanian bertugas membangun Taman Sains dan Teknologi
Pertanian. Kabupaten Garut memiliki 16 Taman Teknologi Pertanian yang akan
dibangun, salah satunya adalah TTP Cikajang yang dipusatkan di kecamatan
Cikajang. Pembangunan TTP Cikajang dilakukan oleh Kementerian Pertanian
dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerja sama dengan
pemerintah daerah Garut dan Stakeholders lainnya, khususnya dari kelompok
akademisi atau perguruan tinggi yaitu Universitas Padjajaran dan Universitas
Garut.
TTP Cikajang menjadi pusat pelaksanaan pada setiap kegiatan, oleh sebab
itu dibangun sarana dan prasarana pelatihan dan show windows inovasi pertanian
di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Sarana dan prasarana
yang tersedia di TTP Cikajang adalah gedung utama, kandang domba, ruang
pertemuan, ruang display, ruang produksi, ruang alsintan, Gudang penyimpanan
hasil, dan lahan budidaya tanaman.
Saat ini kegiatan di TTP Cikajang tidak hanya sebatas kegiatan budidaya
tanaman yang dilakukan oleh beberapa kelompok tani, tetapi juga membuka
kegiatan agroedu untuk taman kanak-kanak sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan
agroedu yang dilaksanakan oleh TTP Cikajang ini bertujuan untuk menumbuhkan
minat anak terhadap dunia pertanian, sehingga anak-anak memiliki mindset yang
maju terhadap dunia pertanian.

12
Peta Lokasi

Gambar 1. Peta Kabutan Garut


Lokasi Alamat: Jl. Raya Cikandang Kec. Cikajang Kab. Garut Perbatasan
Kecamatan Cikajang:
a. Sebelah Utara : Kec. Cisurupan dan Kec. Bayongbong
b. Sebelah Selatan : Kec. Pakenjeng dan Kec. Cisompet
c. Sebelah Timur : Kec. Banjarwangi
d. Sebelah Barat : Kec. Pamulihan

Tentang desa Cikandang:


a. Jumlah RT/RW : 36/13
b. Ketinggian : 1.310 mdpl.
c. Luas Kawasan : 1.622,488 Ha.
d. Mata Pencaharian : Petani dan buruh tani.

Visi, Misi, dan struktur Organisasi Perusahaan


Visi
TTP Cikajang memiliki visi “Menjadi kawasan agrobisnis hortikultura
dataran tinggi beriklim basah unggulan nasional berbasis inovasi teknologi ramah
lingkungan”.
Misi
1) Menyediakan pelayanan teknis dalam upaya menciptakan wirausaha
berbasis inovasi teknologi.

13
2) Mendiseminasikan inovasi teknologi hortikultura
Tujuan
1) Menjadikan TTP Cikajang sebagai tempat pelatihan, magang, dan
pengembangan usaha agribisnis hortikultura dataran tinggi.
2) Memberikan bimbingan dan pelayanan dalam penerapan inovasi teknologi
hortikultura dataran tinggi.
3) Membangun TTP Cikajang sebagai Pusat Pengembangan Teknologi
hortikultura dataran tinggi.
4) Memberikan dukungan bagi start up untuk menciptakan wirausaha baru
berbasis inovasi.
Komoditas utama yang dibudidayakan di TTP Cikajang adalah tanaman
kentang yang dibudidayakan mulai dari persemaian G-0 hingga pemasaran.
Komoditas lain yang dibudidayakan di TTP Cikajang ini adalah tanaman tomat,
bawang daun, sawi, kubis, dan wortel. TTP Cikajang juga melakukan ternak
domba yang dikelola dengan baik.
Beberapa bentuk dukungan program unggulan daerah garut, antara lain:
a. Menjadikan Kabupaten Garut sebagai penghasil bibit kentang industri
terbesar di Jawa Barat dan Nasional.
b. Menjadikan domba Garut sebagai komoditas unggulan daerah.
c. Mengembalikan citra jeruk garut sebagai salah satu jeruk keprok terbaik di
Indonesia.

14
Struktur Organisasi

Penanggung Jawab
Teten Rustandi, S. Hut

Adm. Lapangan Adm. Kantor


Ervin Erfiana Ari Azahra, S. Pd

Gudang B. Ternak B. Horti Keamanan Kebersihan


Hergandi Jaja Zakaria Hergandi Ayi Gugum
Suryana
Tata
Maintenance
dan
kelistrikan
Kosidin

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi TTP Cikajang


Subsistem Agribisnis Tanaman Teknologi Pertanian Cikajang
Subsistem Agro-Input

15
DAFTAR PUSTAKA

Anni,E. Saptiningsih, and S.Haryanti. 2013. Pengaruh Naungan terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.)
di Bandungan, Jawa Tengah. Jurnal Akademika Biologi. 2(3)
Fera, A.R, Sumartono, G.H, Tini, E.W. 2019. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bawang Daun (Allium fistulosum L.) pada Jarak Tanam dan Pemotongan
Bibit yang Berbeda. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 19(1)
Putri, R. K., Nurmalina, R., & Burhanuddin, B. 2018. Analisis Efisiensi dan
Faktor yang Memengaruhi Pilihan Saluran Pemasaran. MIX: Jurnal Ilmiah
Manajemen, 8(1), 109-135.
Setyowati, F. 2015. Kajian Penggunaan Pupuk Biourin Sapi dan Pupuk Organik
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum
L.). Jurnal Produksi Tanaman. 3(3)
Susmawati. 2017. Analisa Usaha Tani (Allium fistulosum L.) di Kelurahan
Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten Taping Kalimantan Selatan.
ZIRAA’AH. 42 (1) 55
Nurcholifah, I. (2014). Strategi marketing mix dalam perspektif syariah. Jurnal
Khatulistiwa LP2M IAIN Pontianak, 4(1), 73-86.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan /Ot.140/10/2006 Tentang
Pedoman Budidaya Tanaman Pangan Yang Baik Dan Benar (Good
Agriculture Practices)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/Ot.140/7/2008 Tentang
Persyaratan Dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal
Tumbuhan Yang Baik (Good Manufacturing Practices)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/Ot.140/7/2008 Tentang
Persyaratan Dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal
Tumbuhan Yang Baik (Good Handling Practices)

16
LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (PKL I)

JADWAL KEGIATAN PRTAKTIK KERJA LAPANGAN I


JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR


No. Kegiatan Pelaksanaan
1. Pembekalan 8 Februari 2022
2. Penyusunan Proposal 8 – 21 Februari 2022
3. Pemberangkatan PKL 1 1 Maret 2022
4. Pelaksanaan PKL 1 1 – 31 April 2022
5. Ujian PKL 1 Mei 2022

17
Lampiran 2 Jurnal Harian Kegiatan

JURNAL HARIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
Nama Kelompok :
AFNI NURFAUZIA : 02.01.21.196
ARIYANTO : 02.01.21.200
Hunafa Imania Aditya : 02.01.21.214
HUNAFA IMANIA ADITYA : 02.01.21.222
LUTFIAH RIZQI IHSANTY : 02.01.21.228
SITA WULANDARI : 02.01.21.248

Lokasi PKL : Taman Teknologi Pertanian Cikajang


Paraf
No Hari / Tanggal Jam Kegiatan Pembimbing Keterangan
Eksternal

18
Lampiran 3 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

Nama Kelompok : AFNI NURFAUZIA : 02.01.21.196


ARIYANTO : 02.01.21.200
Hunafa Imania Aditya : 02.01.21.214
HUNAFA IMANIA ADITYA : 02.01.21.222
LUTFIAH RIZQI IHSANTY : 02.01.21.228
SITA WULANDARI : 02.01.21.248
Semester : III (Tiga)
Nama Perusahaan : Taman Teknologi Pertanian Cikajang
Alamat : Jalan Raya Simpang Cikandang, No. 853,
Cikandang, Kec. Cikajang, Kab. Garut, Jawa
Barat, 44171.
Pembimbing Internal : 1. Dedy Kusnadi, SP., M.Si
2. Titis Pury Purboningtyas, SP., M.Si
Pembimbing Eksternal : 1. Teten Rustandi, S.Hut
2. Hergandi

Materi Koreksi Paraf


No Hari/ Tanggal
Konsultasi Pembimbing Pembimbing

19
Lampiran 4 Jadwal Palang

Jadwal Palang Praktik Kerja Lapangan I Taman Teknologi Pertanian Cikajang (TTP Cikajang)

WAKTU
TAHAPAN INDIKATOR (MINGGU)
NO
KEGIATAN KEGIATAN FEBRUARI MARET APRIL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan dan Proposal PKL 1
pengajuan proposal
Penerapan Teknik Produksi Bayam Jepang sesuai GAP

2 Penyiapan benih dan Pemilihan varietas


pengolahan lahan benih, penyemaian,
sanitasi lahan,
pengolahan tanah,
pemupukan dasar,
pembuatan bedengan
3 Penanaman Penentuan pola tanam,
jarak tanam
4 Pemeliharaan tanaman Penyulaman,
penyiraman,
pembumbunan,
penyiangan,
pemupukan,
pengendalian OPT

Penerapan Penangan dan pengolahan hasil sesuai prinsip GHP

5 Panen dan pasca panen Pengumpulan hasil


panen, sortasi, grading,
pengemasan
6 Pemasaran Pelaku pemasaran,
lembaga pemasaran,
saluran pemasaran
Menyusun kebutuhan sarana produksi, perencanaan dan evaluasi usaha budidaya Bayam Jepang

20
7 Perencanaan usaha tani Analisis teknik produksi
dan pemasaran yang
meliputi marketing mix,
saluran pemasaran,
efisiensi pemasaran dan
margin pemasaran
8 Penyusunan dan Bimbingan dan laporan
konsultasi laporan PKL 1
9 pengujian laporan Ujian PKL 1

21

Anda mungkin juga menyukai