Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT POTENSI DAERAH DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DANA ITS TAHUN 2020

Teknologi Food dehydrator 10 tray FDH-10 untuk Pengawetan Bawang Merah Pada
Industri Pertanian Masyarakat Kecamatan Puncu, Kediri

Tim Pengabdi:
M. Abid Ubaidillah (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Aristya Dewi (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Denny Aulia A. (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Siti Wulandari (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Seren Fregita S. A. (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Ananda M. K (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Dhinar Cindarriyani (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Tharika Wilda Nur A. (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Ivan Erza R (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)
Inayah Wulandari (Dept. Teknologi Rekayasa Kimia Industri /Fakultas Vokasi)

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
BAB I
RINGKASAN

Puncu merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, tempat dimana kami


melaksanakan KKN. Produktivitas tanaman sayur dan buah – buahan di kecamatan ini
juga menunjukkan perkembangan yang cukup bagus. Beberapa sayuran yang cukup
potensial yaitu cabe, tomat, kacang panjang, dan bawang merah. Bawang merah yang
dihasilkan di kecamatan ini cukup melimpah. Area tanaman bawang merah di
Kabupaten Kediri sekitar 1.821 Hektar. Pada saat panen raya di Kabupaten Kediri lebih
tepatnya di Kecamatan Puncu, harga bawang merah anjlok di kecamatan tersebut. Hal
ini terjadi karena stok bawang merah di pasar mengalami over. Bahkan banyak sekali
bawang merah yang terbuang, busuk, yang hanya menjadi sampah dan tidak dapat
diperjual – belikan kembali. Hal tersebut dapat merugikan petani. Maka dari itu, kami
berinovasi membuat makanan kering seperti buah kering atau sayuran kering, sebagai
contoh kami membuat bawang merah yang dikeringkan. Kami menggunakan mesin
food dehydrator untuk mengeringkan produk sayur atau buah tersebut. Dengan bantuan
mesin ini, pengeringan yang sudah tidak bergantung pada panasnya matahari dan
kondisi cuaca apapun. Sehingga para petani tidak merugi lagi karena harga bawang
merah yang anjlok dan stok bawang merah yang melimpah ruah.
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah kami susun target luaran yang kami
harapkan setelah pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu yang pertama petani
dapat memanfaatkan bawang merah yang seringkali banyak terbuang karena sangat
melimpah, kedua petani tahu bagaimana cara menggunakan mesin food dehydrator pada
bawang merah dan ketiga petani dapat menggunakan mesin food dehydrator yang akan
digunakan untuk mengeringkan bawang merah.
Rencana jadwal kegiatan kami di tempat tujuan sebagai tempat KKN yaitu
kurang lebih kami akan melakukan pembukaan KKN di kantor kelurahan setempat di
hari pertama, lalu Pelaksaan Tour Keliling desa sebagai sarana pendekatan para
mahasiswa kepada masyarakat desa, Melakukan Wawancara kepada masyarakat desa,
menganalisa hasil wawancara, diskusi bersama kepala desa mengenai hasil
wawancara, Melakukan survey tempat yang akan digunakan untuk sosialisasi produk
inovasi mahasiswa, persiapan sosialisasi, Seminar inovasi produk mahasiswa kepada
masyarakat serta melaksanakan evaluasi setelah kegiatan seminar selesai, pelaksanaan
kebersihan Desa bersama masyarakat, Pelaksanaan pengajaran untuk anak-anak desa,
Pelaksanaan program kesehatan dan senam Bersama dan terakhir akan ada Penutupan
kegiatan KKN di kantor desa kecamatan.
BAB II
PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Sektor pertanian masih menjadi salah satu penyumbang PDB terbesar di
Indonesia. akan tetapi di sisi lain tidak dapat menjamin kesejahteraan para petaninya.
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kemiskinan di daerah perdesaan.
Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian, menempati urutan kedua setelah
tanaman pangan dalam struktur pembentukan PDB sektor pertanian. Subsektor
hortikultura terutama produksi sayuran memperlihatkan kecenderungan yang terus
meningkat terhadap pembentukan PDB. Salah satu komoditas sayuran yang telah lama
dibudidayakan adalah bawang merah. Bawang merah merupakan salah satu komoditi
sayuran yang memiliki nila ekonomi tinggi ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi
nasional, sumber penghasilan petani, dan potensinya sebagai penghasil devisa negara.
Beberapa provinsi yang merupakan penghasil bawang merah di Indonesia yaitu Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Utara. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2002) dalam Riyanti (2011)
menyebutkan bahwa potensi produktivitas bawang merah di Indonesia mencapai lebih
dari 20 ton/ha. Nurhapsa (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat pendapatan petani bawang merah di Kecamatan Anggeraja adalah sebesar
45.16776 juta/ha dengan nilai R/C ratio sebesar 2,11 (Maharani, 2019).
Produksi bawang merah di Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami
fluktuasi, namun cenderung terus mengalami peningkatan produksi. Peningkatan
produksi bawang merah setiap tahun diharapkan juga dapat meningkatkan
pendapatan petani. Namun pada kenyataannya, diindikasikan masih banyak kendala
yang dihadapi para petani untuk meningkatkan pendapatannya. Daerah Kediri Jawa
Timur mempunyai potensi agroklimat yang baik untuk kegiatan usahatani tanaman
hortikultura diantaranya adalah pengembangan produksi komoditas bawang merah.
Berdasarkan data BPS Kediri (2018), Setiap tahunnya produktivitas bawang merah di
Kediri menunjukan trend yang meningkat, peningkatan produktivitas tanaman dapat
meningkatkan pendapatan petani. Hal ini memberikan gambaran bahwa terdapat potensi
yang sangat besar dalam usahatani bawang merah di Kediri (Maharani, 2019).
Bawang merah (Allium ascalonicum. L.) adalah salah satu komoditas
hortikultura yang cukup potensial dan diperkirakan dapat dikembangkan sebagai satu
komoditas unggul. Menurut Wibowo (1998), Bawang merah merupakan tanaman
semusim yang memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder
pangkal yang saling membungkus dan membengkak membentuk umbi lapis. Bawang
merah merupakan produk hidup berbentuk umbi lapis, dan memiliki sifat mudah
sekali mengalami kerusakan. Jenis kerusakan yang terjadi berupa pelunakan umbi,
keriput, keropos, busuk, pertunasan, pertumbuhan akar dan tumbuhnya jamur.
Kerusakan-kerusakan semacam itu pada proses penyimpanan akan menyebabkan
turunnya kualitas umbi bawang merah di samping kehilangan berat, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi harga bawang merah di pasaran.
Setelah dipanen, bawang merah harus segera dijemur untuk melayukan dan
menguapkan air pada daun dan umbi serta mengeringkan tanah yang melekat pada umbi
agar mudah terlepas untuk selanjutnya disimpan di gudang. Pada waktu penjemuran,
umumnya bawang merah dengan daunnya diikat dan dibolak-balik agar umbi ber-
tambah besar. Pembesaran umbi dimungkinkan karena proses fotosintesis masih
berlangsung selama daun masih berwarna hijau. Umbi yang pada saat panen berbentuk
lonjong, setelah kering akan menjadi bulat berisi (padat). Walaupun dianggap kering,
kadar air umbi relatif tinggi, yakni 65%. Untuk mengurangi kerusakan serta meng-
anekaragamkan produk, umbi perlu diawetkan atau diolah (Mulia, 2008).
Bawang merah merupakan produk hidup berbentuk umbi lapis, dan
memiliki sifat mudah sekali mengalami kerusakan. Jenis kerusakan yang terjadi berupa
pelunakan umbi, keriput, keropos, busuk, pertunasan, pertumbuhan akar dan
tumbuhnya jamur. Kerusakan-kerusakan semacam itu pada proses penyimpanan akan
menyebabkan turunnya kualitas umbi bawang merah di samping kehilangan berat, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi harga bawang merah di pasaran. Pertanian dan juga
pemerintah Daerah telah berupaya memberikan bantuan kepada gapoktan atau
kelompok tani, dalam rangka mendukung pencapaian swasembada bawang merah.
Tentu saja harapannya bantuan tersebut dapat bermanfaat sesuai yang diharapkan
sehingga ketersediaan bawang merah dapat terjaga sepanjang tahun dengan harga yang
stabil dan terjangkau. Bawang merah harus disimpan di tempat dengan
lingkungan spesifik jika diharapkan kualitas produk yang tinggi. Di samping itu,
perlakuan terhadap bawang merah juga mempengaruhi kualitas produk. Umbi bawang
merah dikatakan baik apabila pada waktu panen umbi sudah cukup tua, tidak terluka,
dan cukup kering. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk memperpanjang
umur simpan serta mempertahankan mutu bawang merah selama penyimpanan (BBP,
2018).
Penanganan pasca panen yang banyak dilakukan oleh para petani pada
umumnya masih secara sederhana atau tradisional. Caranya adalah umbi bawang
disebarkan di tempat bebas menerima sinar matahari dengan alas terpal atau dibuatkan
para-para pakai bambu. Cara ini dianggap paling murah dan dapat diterapkan secara
luas namun diketahui ada beberapa kendala antara lain dapat menurunkan mutu dan
meningkatkan kehilangan produksi. Untuk pengeringan dengan prinsip penjemuran
perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi. Pengeringan menggunakan alat
pengering yang menggunakan tenaga listrik (oven) bisa meningkatkan kualitas karena
penggunaannya sangat steril, namun pengeringan ini juga memiliki kelemahan antara
lain biaya operasional yang mahal tidak sesuai dengan sekala usaha tani, perawatan dan
pengoperasian membutuhkan tenaga terampil (Wadli, 2005).
Penanganan pasca panen bawang di tingkat petani umumnya dilakukan secara
tradisional. Padahal untuk mendapatkan umbi bawang yang baik dan berkualitas harus
dibarengi dengan penanganan pasca panen yang benar. Hal ini yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana mempertahankan kualitas umbi bawang itu sendiri. Sedikit saja
kecerobohan dalam menanganinya dapat mengakibatkan kerusakan dan terkontaminasi.
Hal ini berakibat turunnya nilai jual bawang.
Pengawetan umbi bawang merah yang biasa dilakukan adalah dengan
pengeringan. Ada beberapa teknik pengeringan untuk mempertahankan mutu sayuran.
Teknik pengeringan yang banyak digunakan dalam pengolahan hasil pertanian dan
bahan pangan adalah pengeringan dengan energi surya dan panas serta perlakuan
perbedaan tekanan uap air (Aman et al. 1992).
Menurut Asgar dan Sinaga (1992), untuk memperpanjang masa simpan,
pengeringan hendaknya mencapai kadar air di bawah 14%, padahal bawang merah yang
dikeringanginkan masih mengandung air 65-70%. Akibatnya, umbi mudah rusak dan
tumbuh tunas terutama bila udara lembap. Oleh karena itu, diperlukan metode yang
tepat untuk memperpanjang umur simpan serta mempertahankan mutu bawang merah
selama penyimpanan.
II.2 Rumusan Masalah
Pada saat musim panen bawang merah, petani kerap mengalami kerugian akibat
menurunnya kualitas bawang merah. Bawang merah merupakan produk hidup
berbentuk umbi lapis, dan memiliki sifat mudah sekali mengalami kerusakan. Hal ini
karena proses penanganan pasca panen yang banyak dilakukan oleh para petani pada
umumnya masih secara sederhana atau hanya dengan pengeringan dibawah sinar
matahari. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk memperpanjang umur
simpan serta mempertahankan mutu bawang merah selama penyimpanan.

II.3 Tujuan
Tujuan dari KKN yang ingin dilakukan oleh kelompok kami yaitu dapat
membantu petani bawang merah dalam meningkatkan mutu kualitas bawang merah
pasca panen sehingga dapat meningkatkan nilai jual bawang merah. Hal ini dilakukan
dengan memberikan alat untuk pengeringan modern yaitu Teknologi Food dehydrator 10
tray FDH-10 untuk pengawetan bawang merah.
BAB III
SOLUSI PERMASALAHAN

Puncu merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri. Produktivitas


tanaman sayur dan buah – buahan di kecamatan ini juga menunjukkan perkembangan
yang cukup bagus. Beberapa sayuran yang cukup potensial yaitu cabe, tomat, kacang
panjang, dan bawang merah. Bawang merah yang dihasilkan di kecamatan ini cukup
melimpah. Area tanaman bawang merah di Kabupaten Kediri sekitar 1.821 Hektar. Pada
saat panen raya di Kabupaten Kediri lebih tepatnya di Kecamatan Puncu, harga bawang
merah anjlok di kecamatan tersebut. Hal ini terjadi karena stok bawang merah di pasar
mengalami over. Bahkan banyak sekali bawang merah yang terbuang, busuk, yang
hanya menjadi sampah dan tidak dapat diperjual – belikan kembali. Hal tersebut dapat
merugikan petani. Maka dari itu, kami berinovasi membuat makanan kering seperti
buah kering atau sayuran kering, sebagai contoh kami membuat bawang merah yang
dikeringkan.
Dapat diketahui makanan kering pernah menjadi makanan pokok astronot,
teknologi ini bisa menjadi solusi untuk menghemat limbah produk buah dan sayur yang
terbuang sia – sia. Antara 20 sampai 40 persen buah dan sayuran yang ditanam di
pertanian biasanya ditolak karena alasan penampilan, oleh karena itu terciptanya inovasi
ini agar hasil panen yang tadinya akan masuk tempat sampah menjadi produk yang
menghasilkan uang. Kami menggunakan mesin food dehydrator untuk mengeringkan
produk sayur atau buah tersebut. Mesin food dehydrator adalah sebuah mesin yang
membantu mempercepat proses pengeringan sebuah produk makanan tertentu. Dengan
bantuan mesin ini, pengeringan secara manual yang bergantung pada panasnya matahari
tidak lagi diperlukan. Mesin ini juga memungkinkan kegiatan pengeringan makanan
dalam kondisi cuaca apapun. Sehingga para petani tidak merugi lagi karena harga
bawang merah yang anjlok dan stok bawang merah yang melimpah ruah.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN

VII.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment”, yang secara harfiah
bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau peningkatan
“kekuasaan”(power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung
(disadvantaged). Sementara Swift dan Levin mengatakan pemberdayaan menunjukkan
pada usaha “realocation of power” melalui pengubahan struktur sosial. Sedangkan
Rappaport mengungkapkan pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat
mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya (Suharto, 1997: 214 - 215).
Selanjutnya Craig dan Mayo dalam buku Abu Huraerah (2011: 102) mengatakan bahwa
konsep pemberdayaan termasuk dalam pengembangan masyarakat dan terkait dengan
konsep-konsep: kemandirian (self-help), partisipasi (partisipation), jaringan kerja
(networking), dan pemerataan (equity).
Menurut Ife seperti dikutip Edi Suharto (2014: 59), pemberdayaan memuat dua
pengertian kunci, yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan
bukan hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan
atau penguasaan klien atas:
1) Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan
aspirasi dan keinginanya.
2) Lembaga-lembaga : kemampuan menjangkau,menggunakan, dan
mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan
sosial, pendidikan, dan kesehatan.
3) Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan
gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.
4) Sumber-sumber : kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal,
kemasyarakatan.
5) Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme
produksi, distriusi dan pertukaran barang serta jasa.
6) Reproduksi : kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,
perawatan anak, pendidikan, dan sosialisasi.
VII.2 Tahapan Pelaksanaan KKN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) perkiraan akan dilaksanakan pada
pertengahan bulan Juni 2020. Sebelumnya telah melalui serangkaian persiapan untuk
mendukung terlaksananya program kerja KKN. Persiapan telah dilakukan baik oleh
pihak LP2M selaku koordinator dan mahasiswa sebagai peserta KKN. Serangkaian
persiapan tersebut diantaranya antara lain: pendaftaran peserta KKN, pertemuan PP-
KKN dengan KKP, melakukan observasi ke desa tempat praktik lapangan yang
dilakukan sebanyak dua kali, yang meliputi observasi fisik dan nonfisik desa.
Pembekalan sekaligus peresmian KKN yang dilakukan oleh Rektor, DPL dan LP2M
dengan materi pemberdayaan masyarakat melalui KKN. Melakukan koordinasi dengan
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kelompok secara efektif dan pembekalan
dari fakultas. Mahasiswa KKN juga melakukan koordinasi, rapat, dan pertemuan
dengan kelompok untuk membahas program kerja. Melakukan koordinasi dengan pihak
masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan KKN.
Setelah melaksanakan pendataan dan observasi desa, serta melaksanakan
tahapan-tahapan yang telah dilalui baik dari segi fisik maupun nonfisik, selanjutnya
merumuskan program-program kerja yang sesuai, melakukan koordinasi dan tindak
lanjut pada Kepala Dusun. Program-program yang ada meliputi program kelompok dan
program individu. Program kelompok terdiri dari program fisik, program nonfisik,
program tambahan, dan kegiatan insidental. Program individu diklasifikasikan atas tiga
macam yaitu program utama, program penunjang, dan program tambahan. Program
kelompok adalah program yang direncanakan, dilaksanakan, dan
dipertanggungjawabkan oleh seluruh anggota kelompok meskipun pada teknis
pelaksanaannya program ini dapat dikerjakan oleh minimal lebih setengah jumlah
anggota kelompok. Program individu adalah program yang direncanakan, dilaksanakan,
dan dipertanggungjawabkan secara individual meskipun pada teknis pelaksanaannya
dapat dikerjakan sendiri, bekerjasama, atau dibantu oleh teman demi kelancaran dan
keberhasilan program. Jumlah pelaksana program individu kurang dari setengah jumlah
anggota kelompok. Program utama adalah program yang diangkat berdasarkan
kompetensi bidang studi atau keahlian khusus yang dimiliki oleh mahasiswa peserta
KKN, sedangkan program yang diluar itu disebut program penunjang.
VII.3 Pemanfaatan dan Pemberdayaan Hasil Olahan dengan Food Dehydrator
A. Spesifikasi mesin Food Dehydrator :
 Type mesin : MKS-FDH6
 Jumlah rak : 6 buah
 Kapasitas : 1 kg – 5 kg (tergantung produk)
 Ukuran rak : 28,5 cm x 20 cm
 Listrik : 400 Watt, 220 V
 Machine Control : Digital Control
 Suhu : 300C -800C
 Timer : 1-24 jam
 Material : Stainless Steel
 Dimensi : 30 cm x 36 cm x 35 cm
 Berat : 7,5 kg
Gambar IV.1 Spesifikasi Alat
B. Cara mengeringkan Produk dengan mesin Food Dehydrator
1. Iris produk dengan irisan tipis-tipis, sehingga saat kering tidak terlalu keras

Tabel Daftar Bahan dan Lama Pengeringan Produk


Jenis Makanan Ketebalan (cm) Temperatur (0C) Timer (jam)
Pisang 0,5 65 9
Apel 0,4 Max temperature 8
Mangga 0,5 Max temperature 10
Longan Keluarkan kulit Max temperature 9
luar dan bijinya
Pitaya 0,5 65 7
Yam 0,5 Max temperature 8
Lemon 0,4 45 15
Anggur Dimensi 0,7 65 40
Sausage Dimensi 2 Max temperatur 15
Ayam 0,6 Max temperature 7
Daging 0,6 Max temperature 7
Ikan 0,6 Max temperature 7

2. Masukan produk ke mesin Food Dehydrator, di atas rak yang telah disediakan
3. Atur suhu dan timer sesuai keinginan anda
4. Bersihkan rak setelah pemakaian

Gambar IV.2 Prosedur Food Dehydrator


C. Keunggulan mesin Food Dehydrator :
1. Sistem sirkulasi udara panas efisien, produk cepat kering
2. Mesin terdiri dari : elemen pemanas, kipas, timer, thermostatic, rak, dll
3. Aplikasi mesin untuk mengeringkan buah, sayur, daging, kacang-kacangan,
herbal, dll.
4. Mesin dilengkapi dengan pengatur suhu dan timer. Sehingga anda bisa dengan
mudah menyesuaikan lama pengeringan berdasarkan bahan yang anda keringkan
5. Suhu bisa diatur 300C - 800C
6. Mudah dioperasikan dan dibersihkan hemat energy dan nutrisi makanan tetap
terjaga
7. Sistem sirkulasi panas yang efisien, pemanasan merata dan sama setiap rak.
8. Sistem sirkulasi panas sangat efisien dengan adanya kipas yang bisa
menyebarkan panas ke semua area.
BAB V
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun maka target luaran yang
diharapkan setelah pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah dapat ditunjukkan
pada tabel 1. Disamping itu, hasil dari kegiatan ini juga akan digunakan untuk
menyusun luaran berupa seminar hasil dari pengabdian masyarakat yang telah dilakukan
serta publikasi ilmiah pada jurnal nasional.

Table 1. Target Luaran Yang Diharapkan Tercapai Setelah Pelaksanaan


KKN
No Kegiatan Target Luaran Pada Mitra
1. Penyuluhan Tentang Pemanfaatan 80% dari petani mampu memahami
Bawang Merah dan Mesin Food tentang:
Dehydrator 1. Manfaat bawang merah
2. Pemanfaatan bawang merah
dalam bentuk produk
3. Kegunaan Mesin Food
Dehydrator

Yang dapat ditunjukkan melalui


lembar penilaian dengan skor
minimal 70% dari indicator yang
ditentukan
2. Pelatihan Cara Penggunaan Mesin 80% dari petani mampu memahami
Food Dehydrator Pada Bawang tentang:
Merah 1. Penyiapan peralatan dan bahan
yang digunakan
2. Penggunaan mesin food
dehydrator pada bawang merah
dari awal hingga akhir proses
3. Perawatan pada mesin food
dehydrator
Yang dapat ditunjukkan melalui
lembar penilaian dengan skor
minimal 70% dari indicator yang
ditentukan
3. Pembentukan Petani yang dapat 80% dari petani :
Memanfaatan Bawang Merah 1. Memahami dan menjelaskan
dengan Menggunakan Mesin Food tentang: pemanfaatan bawang
Dehydrator merah dengan menggunakan
mesin food dehydrator kepada
anggotanya berdasarkan materi
yang telah diberikan
2. Mempraktekkan penyiapan
peralatan dan bahan serta
penggunaan mesin food
dehydrator pada bawang merah
3. Mempraktekkan perawatan
pada mesin food dehydrator

Yang dapat ditunjukkan dari


kemampuan menjelaskan dan
mempraktekkan melalui lembar
penilaian dengan skor minimal 70%
dari indicator yang ditentukan

BAB VI
ANGGARAN
VI.1 Program Utama

No Nama Barang Unit Satuan Harga Jumlah


1. Food dehydrator 1 buah Rp. 3.300.000 Rp. 3.300.000
10 tray FDH-10
2. Pisau 20 buah Rp. 10.000 Rp. 200.000
3. Kitchen gloves 2 pasang Rp. 25.000 Rp. 50.000
4. Masker wajah 1 kardus Rp. 20.000 Rp. 20.000
5. Hand gloves 1 kardus Rp. 40.000 Rp. 40.000
6. Bawang merah 20 kilogram Rp. 35.000 Rp. 700.000
Jumlah Rp. 4.310.000

VI.2 Program Penunjang


1. Anggaran untuk Penyuluhan Alat

No Nama Barang Unit Satuan Harga Jumlah


1. Print modul 20 rangkap Rp. 3.000 Rp. 60.000
2. Cetak banner 1 lembar Rp. 50.000 Rp. 50.000
3. Sewa proyektor 1 buah Rp. 300.000 Rp. 300.000
4. Air mineral 2 dus Rp. 16.000 Rp. 32.000
Jumlah Rp. 442.000

2. Anggaran untuk Pembuatan Packaging

No Nama Barang Unit Satuan Harga Jumlah


1. Toples 40 buah Rp. 5.000 Rp. 200.000
2. Gunting 10 buah Rp. 6.000 Rp. 60.000
3. Isolasi 5 buah Rp. 3.000 Rp. 15.000
Jumlah Rp. 275.000
VI.3 Program Pendukung
1. Anggaran untuk ATK

No Nama Barang Unit Satuan Harga Jumlah


1. Pulpen 2 lusin Rp. 18.000 Rp. 36.000
2. Buku tulis 10 buah Rp. 3.000 Rp. 30.000
3. Spidol 5 buah Rp. 3.000 Rp. 15.000
Jumlah Rp. 81.000

2. Anggaran untuk Kelompok

No Nama Barang Unit Satuan Harga Jumlah


1. Transportasi survei 4 Orang Rp. 50.000 Rp. 200.000
2. Transportasi 10 Orang Rp. 50.000 Rp. 1.000.000
penerjunan
3. Konsumsi selama 2 10 Orang Rp. 25.000 Rp. 3.500.000
minggu
4. Pembuatan laporan - - Rp. 40.000 Rp. 40.000
4. Obat-obatan 10 orang Rp. 10.000 Rp. 100.000
Jumlah Rp. 4.840.000

Total Anggaran : Rp. 9.948.000


VII
JADWAL

VII.1 Tahapan Pelaksanaan KKN


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) perkiraan akan dilaksanakan pada
pertengahan bulan Juni 2020. Sebelumnya telah melalui serangkaian persiapan untuk
mendukung terlaksananya program kerja KKN. Persiapan telah dilakukan baik oleh
pihak LP2M selaku koordinator dan mahasiswa sebagai peserta KKN. Serangkaian
persiapan tersebut diantaranya antara lain: sosialisasi mengenai kegiatan KKN dibulan
juni 2020, pembentukan kelompok KKN, pembuatan proposal KKN tiap kelompok,
melakukan observasi ke desa tempat KKN yang meliputi observasi fisik dan nonfisik
desa. Pembekalan sekaligus peresmian KKN yang dilakukan oleh Rektor, DPL dan
LP2M dengan materi pemberdayaan masyarakat melalui KKN. Melakukan koordinasi
dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kelompok secara efektif dan
pembekalan dari fakultas. Mahasiswa KKN juga melakukan koordinasi, rapat, dan
pertemuan dengan kelompok untuk membahas program kerja. Melakukan koordinasi
dengan pihak masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan KKN.
Setelah melaksanakan pendataan dan observasi desa, serta melaksanakan
tahapan-tahapan yang telah dilalui baik dari segi fisik maupun nonfisik, selanjutnya
merumuskan program-program kerja yang sesuai, melakukan koordinasi dan tindak
lanjut pada Kepala Dusun. Program KKN kelompok terdiri dari program fisik, program
nonfisik, program tambahan, dan kegiatan insidental.program kelompok ini juga akan
melakukan pengaplikasian dan demo produk inovasi yang dilakukan oleh peserta KKN.
Mahasiswa juga akan melakukan pengajaran terhadap anak-anak didesa tersebut serta
melakukan kegiatan untuk menunjang keshatan dan kebersihan didesa tersebut seperti
olahraga bersama serta kegiatan satu hari bersih. Program kelompok sendiri merupakan
program yang direncanakan, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan oleh seluruh
anggota kelompok meskipun pada teknis pelaksanaannya program ini dapat dikerjakan
oleh minimal lebih setengah jumlah anggota kelompok. Nanti juga akan diadakan tour
keliling desa sebagaimana bentuk upaya pendekatan mahasiswa kepada masyarakat
disana dan ditutup dengan berkumpul serta berdoa bersama dikantor desa kecamatan
setempat bersama masyarakat disana.
Tabel VII.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan

Seluruh mahasiswa Semester


Pembukaan KKN di kantor VI (Enam) Teknik Kimia
1. 1 Juni 2020 09.00 – Selesai
kelurahan setempat Industri FV-ITS serta
masyarakat desa

Pelaksaan Tour Keliling desa


Seluruh mahasiswa Semester
sebagai sarana pendekatan para
2. 2-3 Juni 2020 08.00 – Selesai VI (Enam) Teknik Kimia
mahasiswa kepada masyarakat
Industri FV-ITS
desa

Seluruh mahasiswa Semester


Melakukan Wawancara kepada VI (Enam) Teknik Kimia
3. 4 Juni 2020 09.00- Selesai
masyarakat desa Industri FV-ITS serta
masyarakat desa

Masing-masing kelompok
4. Menganalisa hasil wawancara 5 Juni 2020 –
Desa

Diskusi bersama kepala desa


5. 6 Juni 2020 10.00 – Selesai Seluruh Peserta KKN
mengenai hasil wawancara

Melakukan survey tempat yang


akan digunakan untuk
6. 7 Juni 2020 10.00 – selesai Seluruh Peserta KKN
sosialisasi produk inovasi
mahasiswa

Seluruh mahasiswa Semester


7. Persiapan sosialisasi 8 Juni 2020 09.00 – Selesai VI (enam) Teknik Kimia
Industri FV-ITS

Seminar inovasi produk Seluruh mahasiswa Semester


mahasiswa kepada masyarakat VI (Enam) Teknik Kimia
8. 9 Juni 2020 09.00 – Selesai
serta melaksanakan evaluasi Industri FV-ITS serta
setelah kegiatan seminar selesai masyarakat desa

Seluruh mahasiswa Semester


Pelaksanaan Kebersihan Desa
9. 10 Juni 2020 09.00- Selesai VI (enam) Teknik Kimia
bersama masyarakat
Industri FV-ITS
Seluruh mahasiswa Semester
Pelaksanaan pengajaran untuk VI (enam) Teknik Kimia
10. 11-13 Juni 2020 –
anak-anak desa Industri FV-ITS serta anak
anak desa

Seluruh mahasiswa Semester


Pelaksanaan program kesehatan VI (Enam) Teknik Kimia
11. 14 Juni 2020 10.00 – Selesai
dan senam bersama Industri FV-ITS serta
masyarakat desa

Seluruh mahasiswa Semester


Penutupan kegiatan KKN di VI (Enam) Teknik Kimia
12. 15 Juni 2020 10.00 – selesai
kantor desa kecamatan Industri FV-ITS serta
masyarakat desa
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA

Aman, W., Subarna, M. Arfah, D. Syah, dan A.I. Budiwati. 1992. Pengeringan dalam
Petunjuk Laboratorium Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Institut
Pertanian Bogor. hlm. 177-194.
Asgar, A. dan R.M. Sinaga. 1992. Pengeringan bawang merah (Allium ascalonicum L.)
dengan menggunakan ruang berpembangkit vortex. Bulletin Penelitian
Hortikultura XXII(1): 134-139.
Badan Pusat Statistik Kediri. 2018. Luas Panen dan Jumlah Produksi Sayuran Kediri.
(ID) : Badan Pusat Statistik Kediri Jawa Timur.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Teknologi
Penanganan Pasca Panen Bawang Merah Indonesia di Indonesia. Kementerian
Pertanian. 2016, science . innovation . networks www.litbang.deptan.go.id.
Diakses pada tanggal 08 Maret 2020.
Detik News. (09 Mei 2017). Teknologi Buah Kering Bantu Kurangi Limbah Makanan.
Diakses pada tanggal 08 Maret 2020, dari https://m.detik.com/news/abc-australia/d-
3496058/teknologi-buah-kering-bantu-kurangi-limbah-makanan
PT RAMESIA MESIN INDONESIA. Ramesia Food Dehydrator. Diakses pada tanggal
08 Maret 2020, dari https://ramesia.com/food-dehydrator/
Jawa Pos, Radar Kediri. (26 November 2017). Disperta Petakan Sayuran Andalan Tiap
Kecamatan, Ini Alasannya. Diakses pada tanggal 08 Maret 2020, dari
https://radarkediri.jawapos.com/read/2017/11/26/29515/disperta-petakan-sayuran-
andalan-tiap-kecamatan-ini-alasannya/
Maharani, Navita. 2019. Pendapatan Usahatani Bawang Merah. Prodi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Islam Kadiri, Kediri.
Mulia Sri A. 2008. Teknik Pengeringan Bawang Merah Dengan Cara Perlakuan Suhu
Dan Tekanan Vakum. Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 2.
Wadli. 2005. Kajian Pengeringan Rumput Laut Menggunakan Alat Pengering Efek
Rumah Kaca. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Wibowo, S. 1998. Budidaya Bawang: Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay.
Penebar Swadaya. Jakarta
IX PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN MITRA
X GAMBARAN IPTEK

Dehidrasi akan menurunkan tingkat aktivitas air atau water activity yaitu jumlah
air yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakannya. Prinsip utama dari dehidrasi adalah penurunan kadar air untuk
mencegah aktivitas mikroorganisme. Pada banyak produk, seperti sayuran, terlebih
dahulu dilakukan proses pengecilan ukuran (misalnya diiris) sebelum dikeringkan.
Pengecilan ukuran akan meningkatkan luas permukaan bahan sehingga akan
mempercepat proses pengeluaran air.
Mesin food dehydrator adalah mesin yang bisa digunakan untuk mengeringkan
produk makanan misalnya sayur, buah, biji – bijian dan daging. Mesin pengering bahan
makanan ini sangat mudah dan sederhana dalam mengeringkan bahan makanan. Dengan
menggunakan mesin untuk mengeringkan bahan makanan ini maka kegiatan
mengeringkan bahan makanan akan semakin cepat dan mudah. Saat ini dalam
mengeringkan bahan makanan atau produk makanan tak perlu lagi menunggu waktu
lama dan tak perlu repot. Pengeringan bahan makanan tak usah menjemurnya dibawah
sinar matahari cukup dengan memasukan bahan makanan kedalam mesin pengering.
Kegiatan ini tentu sangat membantu para pengusaha kuliner, para ibu rumah tangga,
petani dan berbagai kegiatan pengeringan bahan makanan lainnya. Mesin ini merupakan
mesin pengering makanan digital dengan model terbaru yang mudah dioperasikan.
Dengan adanya mesin pengering maka kegiatan pengeringan bisa berjalan dengan
mudah.
Keuntungan dengan adanya mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Mesin terdiri dari : elemen pemanas, kipas, timer, thremostat, rak, dll
(Functional parts: Heating element, fan, timer, thermostat, trays, etc)
2. Sistem sirkulasi udara panas efisien, produk cepat kering (Hot air circulation
system, high efficiency, can dehydrate food rapidly)
3. Aplikasi mesin untuk mengeringkan buah, sayur, daging, kacang-kacangan,
herbal, dll (Apply to dry fruits, vegetables, meat, herbs, nuts, and other kinds of
food)
4. Suhu bisa diatur 30-80 derajat celcius (Adjustable temperature: 30-80 degrees)
5. Mudah dioperasikan dan dibersihkan, hemat energi dan nutrisi makanan tetap
terjaga
Mesin yang dapat mengeringkan bahan makanan ini banyak sekali
keunggulannya, sehingga sangat berkualitas untuk digunakan. Mesin ini terdiri dari
elemen pemanas, timer, kipas, rak, thermostat dan sebagainya. Mesin pengering ini
memiliki banyak sekali kelengkapan sehingga membuat proses pengeringan berjalan
dengan mudah. Mesin menggunakan sistem sirkulasi udara panas yang efisien membuat
produk ini menjadi cepat kering.
XI PETA LOKASI

Ruang lingkup wilayah pengabdian masyarakat ini adalah kecamatan Puncu,


Kabupaten Kediri yang memiliki luas wilayah 2672,186 hektar dan jumlah penduduk
59.548 orang. Jarak dari Institut Teknologi Sepuluh November ke Puncu, Kediri yaitu
86,7 km yang di tempuh dalam waktu 2,5 jam perjalanan.

.
Gambar 1. Peta Lokasi KKN Puncu, Kediri
Lampiran Biodata Tim Pengabdi

1. Ketua Tim
a. Nama lengkap :Muhammad Abid Ubaidillaj
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 10411710000064
d. Fungsional :
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia Industri/ Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl Kejawan Putih Tambak, No. 57/72
Mulyorejo, Surabaya dan 08223312414
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

2. Anggota 1
a. Nama lengkap : Ni Wayan Aristya Dewi
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000003
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri/Fak.
Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl Krisnantara II blok B100 canggu, Kuta
utara, bali dan 081916406566
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian : Kampung Binaan HIMADEKKIM
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

3. Anggota 2
a. Nama lengkap : Denny Aulia Apriniaz
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000009
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri/Fak.
Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No 84
Perum. Randuagung, Gresik
087856134447
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

4. Anggota 3
a. Nama lengkap : Siti Wulandari
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000038
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri/Fak.
Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Desa Padomasan, Kec. Jombang Kab.
Jember dan 089666532325
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

5. Anggota 4
a. Nama lengkap : Seren Fegrita Septia Karya
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000049
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri/Fak.
Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Kedurus 3 SD no 24 Surabaya
(081336274642)
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

6. Anggota 5
a. Nama lengkap : Ananda Maulidha K
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000053
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri/Fak.
Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Donowati (081249921395)
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

7. Anggota 6
a. Nama lengkap : Dhinar Cindarriyani
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000055
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknologi Rekayasa Kimia Industri/Fak.
Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Raya Kalirungkut No. 42B, Rungkut,
SBY
085784325307
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

8. Anggota 7
a. Nama lengkap : Tharika Wilda Nur Alifa
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000065
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia Industri/ Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Wonorejo IV No.28B, Surabaya dan
081244285606
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

9. Anggota 8
a. Nama lengkap : Inayah Wulandari
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 10411710000098
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia Industri/ Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Samanhudi RT.14 RW.02 dan
085748897031
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :
10. Anggota 10
a. Nama lengkap : Ivan Erza Reynaldi
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 104117100000
d. Fungsional : Mahasiswa
e. Jabatan Struktural :
f. Bidang Keahlian :
g. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia Industri/ Vokasi
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. tlp : Jl. Samanhudi RT.14 RW.02 dan
085748897031
j. Riwayat Penelitian :
k. Riwayat Pengabdian :
l. Publikasi Ilmiah :
m. Paten :

Anda mungkin juga menyukai