LIMBAH INDUSTRI
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS)
LIMBAH B3
Disusun Oleh :
Ainun Rosa Muqaroroh NRP 10411610000009
Inayah Wulandari NRP 10411710000098
Nina Adriana NRP 10411710000102
M. Kanzul Ulum B NRP 10411710000107
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)..................................................................2
2.2 Persyaratan Lokasi Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3...........................2
2.3 Persyaratan Bangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3....................3
2.4 Tata Cara Penyimpanan Sementara Limbah B3.............................................................6
2.5 Persyaratan Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3................................7
2.6 Sistem, Mekanisme dan Prosedur.......................................................................................7
2.7 Ketentuan Teknis TPS Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun...............................8
2.8 Simbol dan Pelabelan.............................................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan percobaan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk memahami persyaratan mendirikan tempat penyimpanan sementara (TPS)
limbah B3.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Letak lokasi TPS berada di area kawasan kegiatan
2. Merupakan daerah bebas banjir
3. Letak bangunan berjauhan atau pada jarak yang aman dari bahan lain yang mudah
terkontaminasi dan/atau mudah terbakar dan atau mudah bereaksi atau tidak
berdekatan dengan fasilitas umum
3
Jika disimpan limbah cair yang terdiri dari oli bekas dan solvent kedaluarsa,
yaitu kemasan oli bekas dalam bentuk drum dari logam dia meter 60 cm,
tinggi 80 cm sedangkan solvent kedaluarsa dikemas dalam drum plastik
dengan ukuran variasi yaitu drum A diameter 40 cm tinggi 50 cm, drum B 30
cm tinggi 65 cm.
Dari contoh kasus di atas maka berapa selayaknya volume minimal dari
bak penampung
Jawab:
Kita bandingkan dari ukuran-ukuran kemasan yang ada, yaitu :
Dari ketiga perhitungan di atas maka volume bak penampung yang diambil
3
adalah volume bak penampung terbesar dalam hal ini 0,23 m .
Lokasi bak penampung sebaiknya berada di dalam tempat penyimpanan dan
jika bak penampung berada di luar tempat penyimpanan, maka :
1) Bak penampung harus dalam keadaan tertutup
2) Bak penampung harus dibuat kedap air
3) Saluran dari lokasi tumpahan dalamtempat penyimpanan menuju bak
penampung harus dalam keadaan tertutup dan dibuat melandai dengan
kemiringan minimal 1% menuju bak penampungan
Penyimpanan limbah B3 fasa cair yang mudah menguap dalam kemasan,
harus menyisakan ruang 10% dari total volume kemasan. Jika yang disimpan
berupa fase padat, maka :
1) Tempat penyimpanan tidak memerlukan bak penampung
2) Lantai tempat penyimpanan tidak perlu ada kemiringan
m. Jika yang disimpan limbah B3 yang memiliki sifat self combustion perlu
dipertimbangkan untuk mengurangi kontak langsung dengan oksigen
n. Jika limbah B3 yang disimpan berupa fasa padat di mana kandungan air masih
memungkinkan terjadi rembesan atau ceceran (misal lumpur IPAL), maka :
Tempat penyimpanan memerlukan bak penampung dengan volume bak
penampung disesuaikan dengan perkiraan volume ceceran
Bak penampung harus dibuat kedap air
Kemiringan lantai minimal 1% menuju saluran bak penampung
o. Jika yang disimpan berupa limbah B3 dengan karakteristik berbeda, maka :
Perlu ada batas pemisah antara setiap jenis limbah yang berbeda karakteristik
Memerlukan bak penampung dengan volume yang disesuaikan
Bak penampung harus dibuat kedap air
Kemiringan lantai 1% mengarah ke saluran bak penampung
4
p. Jika bangunan tempat penyimpanan brada lebih tinggi dari bangunan sekitarnya,
maka diperlukan penangkal petir
q. Luas area tempat penyimpanan disesuaikan dengan jumlah limbah yang
dihasilkan/dikumpulkan dengan mempertimbangkan waktu maksimal
penyimpanan selama 90 hari.
Memiliki penerangan
v v v
dan ventilasi
Memiliki saluran
drainase dan bak v v v v
penampung
2. Jika menyimpan dalam jumlah yang besar per satuan waktu tertentu seperti, fly ash,
bottom ash, nickel slag, iron slag, sludge oil, drilling cutting maka tempat
penyimpanan dapat didesain sesuai dengan kebutuhan tanpa memenuhi sepenuhnya
persyaratan yang ditetapkan pada butir 1 (satu) di atas.
3. Tempat penyimpanan B3 dapat berupa tangki atau silo.
5
Gambar 2.2 Tempat Penyimpanan Sementara Bagian Dalam
6
Symbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus sesuai dengan
karakteristik limbah yang dikemas
Symbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus mempunyai ukuran
minimum adalah 10 cm x 10 cm atau lebih besar
Symbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus terbuat dari bahan yang
tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin mengenainya dan
harus melekat kuat pada permukaan kemasan
Symbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus dipasang pada sisi-sisi
kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah terlihat
Symbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 tidak boleh terlepas atau
dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan
dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3
Symbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 yang kemasannya telah
dibersihkan dan akan dipergunakan kembali untuk pengemasan limbah B3
harus diberi label “kosong”
Label harus dipasang pada kemasan limbah B3 yang berfungsi untuk
memberikan informasi dasar mengenai kualitatif dan kuantitatif dari suatu
limbah B3 yang dikemas
h) Limbah B3 yang berupa padatan dapat disimpan di dalam kemasan jumbo bag,
drum, karung, atau disimpan tanpa kemasan (curah)
i) Setiap kemasan wajib diberikan symbol dan label sesuai dengan karakteristik
limbah yang disimpan
j) Setiap limbah yang disimpan dalam kemasan karung, jumbo bag atau drum dialasi
dengan palet
7
5. Verifikasi berkas dan SK, apabila ada kesalahan dalam pengentryan data
dikembalikan ke BO
6. Verifikasi berkas
7. Penandatanganan SK izin secara elektronik
8. Pencetakan SK dan pembubuhan stempel apabila diambil dalam bentuk hardcopy atau
pengiriman SK melalui email dalam bentuk softcopy
9. Penyerahan SK izin
8
dilakukan penanganan yang sesuai agar terhindar dari bahaya. Label limbah B3 seharusnya
mudah terbaca, proporsional terhadap kemasan, berisi informasi lengkap dan jelas tentang
limbah B3. Berikut merupakan contoh label kemasan TPS limbah B3.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Lokasi untuk penyimpanan limbah B3 harus memenuhi persyaratan teknis yang
ditetapkan.
2. Bangunan untuk tempat penyimpanan sementara limbah B3 harus memenuhi
persyaratan teknis yang ditetapkan.
3. Tempat penyimpanan harus sesuai dengan karakterisitik dari limbah B3 dan
mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan.
4. Untuk mendapat izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 harus mengikuti
sistem, mekanisme, dan prosedur yang sudah ditetapkan.
3.2 Saran
Sebaiknya setiap perusahaan atau pihak ke-3 yang bekerjasama dengan perusahaan
wajib mengetahui persyaratan mendirikan tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3
dan cara pengelolaan Limbah B3 yang memenuhi persyaratan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bapedal, 1995. Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 tentang tata cara dan
persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan berbahaya dan
beracun, Bapedal, Jakarta, Indonesia.
Bapedal, 1995. Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 tentang simbol dan label
limbah B3, Bapedal, Jakarta, Indonesia.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman – Izin TPS Limbah B3
(https://dinlh.slemankab.go.id/pelayanan-2/limbah-b3/).
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
(https://sipp.menpan.go.id/pelayanan-publik/kalimantan-selatan/kabupaten-tabalong/izin-
tempat-penyimpanan-sementara-limbah-b3).
Kumala Sari, Tika dkk. 2013. MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH B3 ”Pengelolaan
Limbah B3 PT.Indominco Mandiri”.
https://www.academia.edu/5071765/MAKALAH_B3_ BUAT_PAK_WELLY.
(diakses pada 22 April 2020)
Lampiran Peraturan Bupati Ciamis Nomor 63 Tahun 2015 Tanggal 31 Desember 2015
(Persyaratan lokasi, bangunan, dan tatacara penyimpanan sementara limbah B3 dan
pengumpulan limbah B3).
Mamur, Syafira Natasya., dkk. 2015. Makalah Perizinan Pengelolaan Limbah B3.
Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Tata Laksana
Perizinan Dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Oleh Pemerintah Daerah
(https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/PERMENLH_30_2009.pdf).
Pemerintah Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 Tahun tentang pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Lembaran Negara RI tahun 1999, No.18.
Sekretariat Negara. Jakarta.
ii