LIMBAH B3
BERDASARKAN
PP 101 TAHUN 2014
Tri Widjaja
Departemen Teknik Kimia ITS
PP 101 TAHUN 2014
Terdiri dari 20 Bab , 259 Pasal
Bab-I. Ketentuan Umum Bab XIII. Penanggulangan
Bab-II Penetapan Limbah B3 Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup dan
Bab-III Pengurangan Limbah B3
Pemulihan Fungsi Lingkungan
Bab-IV Penyimpanan Limbah B3 Hidup;
Bab-V Pengumpulan Limbah B3
Bab XIV Sistem Tanggap Darurat
Bab-VI Pengangkutan Limbah B3 dalam Pengelolaan Limbah B3
Bab-VII Pemanfaatan Limbah B3
Bab XV Pembinaan
Bab-VIII Pengolahan Limbah B3
Bab XVI Pengawasan
Bab-IX Penimbunan Limbah B3
Bab-X Dumping Limbah B3 Bab XVII Pembiayaan
Bab-XI Pengecualian Limbah B3 Bab XVIII Sanksi Administratif
Bab-XII Perpindahan Lintas batas Bab XIX Ketentuan Peralihan
Limbah B3
Bab XX Ketentuan Penutup
Bab-1 Ketentuan Umum
PENYIMPANAN
ISI
PENGANGKUTAN
PENGUMPULAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN
Bab-II. PENETAPAN LIMBAH B3
Pasal 3, Ayat (1), (2), (3) dan (4)
(1). Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan.
beda
Memiliki efek
tunda dan
berdampak tidak
langsung terhadap fly ash,
Katagori II manusia & Carbon aktif
lingkungan bekas,
Memiliki toksisitas Botol infus,
sub-kronis atau Copper slag
kronis
LIMBAH B3 BERDASAR SUMBERNYA
Tabel
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik.
Umumnya bukan dari proses utama tetapi berasal dari
kegiatan lain seperti pemeliharaan, pencucian alat, inhibitor
korosi, pelarutan karat serta pengemasan.
Detail pada Lampiran I , Tabel I
(6)
(7)
(8)
(9)
Bahan kimia yang mudah meledak
• Zat kimia yang peka terhadap suhu dan tekanan
yang tinggi atau goncangan yang mendadak. Zat
padat atau cair atau campuran keduanya, akibat
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam
jumlah dan tekanan besar serta suhu yang tinggi
sehingga bisa menimbulkan peledakan.
• Contoh : Trinitrotoluen (TNT), nitroglycerine,
amonium nitrat.
BAB
BAB –– III
III
PENGURANGAN
PENGURANGAN LIMBAH
LIMBAH B3
B3
Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk
mengurangi dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari
Limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Pasal 10.
Wajib melakukan Pengurangan Limbah B3.
2. Pengumpul Limbah B3
(badan usaha yang
melakukan kegiatan
pengumpulan Limbah B3
BAB-VI
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Pasal 47.
(1). Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan
alat angkut yang tertutup untuk Limbah B3 kategori 1.
(2) Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan menggunakan
alat angkut yang terbuka untuk Limbah B3 kategori 2.
Pasal 99
(1). Pengolahan Limbah B3 wajib dilaksanakan oleh
setiap orang yang menghasilkan limbah B3.
(2). Dalam setiap orang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak mampu melakukan sendiri ,
pengolahan Limbah B3 diserahkan kepada Pengolah
Limbah B3
1. Penghasil LB3
Pasal 100
(1). Dilakukan dencan cara:
a. Thermal
b. Stabilisasi dan solidifikasi, dan/atau
c. Cara lain sesuai perkembangan teknologi.
(2). Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan
mempertimbangkan :
a. Ketersediaan teknologi;
b. Standard Lingkungan Hidup atau Baku Mutu
Lingkungan Hidup.
Jenis dan karakteristik Proses pengolahan Timbulan
Mudah
meledak Emisi
memenuhi
Mudah Fisik BML
terbakar Kimia
Reaktif
Solidifikasi/ Gas Limbah
Korosif
stabilisasi Cairan cair
Infeksi memenuhi
Padatan BML
Beracun
(TCLP) Insinerasi Limbah
padat
Limbah memenuhi
organik TCLP, uji
beracun Recoveri kuat tekan
Limbah
anorganik
beracun Alternatif pengolahan limbah B3 Landfill
BAB – IX
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Pasal 145
o Limbah medis wajib diawasi secara ketat dan dikelola sesuai peraturan sebagai limbah B3,
yakni melalui a.l: strategi pemilahan, perlakukan khusus (misal: menggunakan autoclave,
hydroclave, microwave atau disinfeksi secara kimia), penempatan khusus (misal: safety box,
wadah dan kantong plastik khusus limbah B3 tertentu dengan warna dan simbol limbah B3
tertentu), penyimpanan sementara di TPS, pemanfaatan atau pengolahan jika layak secara
kesehatan lingkungan, pembakaran menggunakan insenerasi dengan kriteria teknologi standar
yang dioperasikan dengan baik dan benar, hingga pengiriman ke penimbunan akhir secured
landfill.
o Sampah domestik rumah sakit, sampah domestik rumah-tangga adalah limbah padat sisa
kegiatan non-medis rumah sakit yang berkategori non-B3. Bila sudah dipilah dengan baik
dan/atau dimanfaatkan dengan prinsip 3R, sisa yang tidak termanfaatkan bisa langsung dikirim
ke TPA (tempat pembuangan akhir) yang umumnya dikelola oleh pemkot.
PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
o Sebagaimana limbah B3 lainnya, pengelolaan limbah medis juga dilakukan dengan cara:
minimisasi dan pemilahan, penyimpanan sementara, pengangkutan, pengolahan atau
pemanfaatan, dan penimbunan akhir.
o Khusus limbah medis yang bersifat infeksius, karena karakter bahaya-nya, terdapat
beberapa metoda dan alat yang sudah dikenal dan biasa digunakan sebagai sarana
penanganan awal, sebelum pengolahan (misal: insenerasi), yakni a.l:
Flow Diagram: Proses Pengolahan limbah Rumah Sakit dengan Teknik Insenerasi
PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH B3 DARI FASYANKES
Pengelolaan Limbah B3 (pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan, PP 101/2014). Prinsipnya:
oPolluter pays principle: di mana penghasil bertanggung jawab terhadap limbah B3
yg dihasilkan.
oMinimisasi limbah B3: upaya untuk mendahulukan reduksi dan hirarki pengolahan
limbah B3 yg dihasilkan.
oPerubahan paradigma dari from cradle to grave menjadi from cradle to cradle:
mencakup pemantauan sejak limbah B3 dihasilkan sampai dengan pengelola akhir
dan orientasi pemanfaatan limbah B3 jika memungkinkan.
oKedekatan (proximity): pengelolaan/pengolahan sedekat mungkin dengan tempat
dihasilkan.
Pembangunan Model Pengelolaan Limbah B3 untuk Fasyankes di Makassar
-Sampah umum seperti tisu, kapas dan bahan yang tidak terkena limbah
infeksius digabung dengan sampah biasa untuk dibuang.
-Benda tajam harus digabung, terlepas apakah terkontaminasi atau tidak, dan
harus dimasukkan ke wadah anti bocor (biasanya terbuat dari logam atau
plastik berkepadatan tinggi dan tidak tembus)
-Kantung dan wadah untuk limbah infeksius harus ditandai dengan lambang
atau tulisan zat infeksius.
-Limbah yg sangat menular jika memungkinkan, segera disterilkan dg autoklaf
-Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit.
-Limbah sitotoksik, sebagian besar diproduksi di rumah sakit besar atau
fasilitas penelitian, harus dikumpulkan dalam wadah yang kuat dan anti bocor
dengan jelas diberi label "Limbah sitotoksik".
• Sejumlah kecil limbah kimia atau farmasi dapat dikumpulkan bersama dengan
limbah infeksius.
• Sejumlah besar obat-obatan kedaluwarsa atau kedaluwarsa yang disimpan di
bangsal atau departemen rumah sakit harus dikembalikan ke apotek
pembuangan.
• Limbah kimia dalam jumlah besar harus dikemas dalam wadah tahan bahan
kimia dan dikirim ke fasilitas pengolahan khusus (jika tersedia).
• Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (misalnya kadmium atau
merkuri) harus dikumpulkan secara terpisah.
• Wadah aerosol dapat dikumpulkan dengan limbah layanan kesehatan umum.
• Limbah infeksius radioaktif tingkat rendah Apusan, jarum suntik untuk
penggunaan diagnostik atau terapeutik) dapat dikumpulkan dalam kantong
atau wadah kuning untuk limbah infeksius jika ini ditujukan untuk pembakaran.