Anda di halaman 1dari 131

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun [PLB3]

Dan Operasional Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun [OPLB3]


Oleh : NUSFA MUZDALIFAH
UNIT KOMPETENSI
Unit kompetensi diadopsi dari
SKKNI yang ditetapkan melalui
Kepmenaker RI No. 191 Tahun
2019 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Pengelolaan
Air, Pengelolaan Air Limbah,
Pengelolaan dan Daur Ulang
Sampah, dan Aktivitas Remediasi
Golongan Pokok Pengelolaan dan
Daur Ulang Sampah Bidang
Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
MAKSUD DAN TUJUAN

Pada program Pelatihan Pengelolaan Limbah B3 (PLB3) Sertifikasi BNSP Level Penanggung Jawab PLB3
ini di selain dimaksudkan untuk membantu industrialisasi dalam memenuhi persyaratan perundang-undangan
yang berlaku baik dari sisi sistem pengelolaan dan kompetensi SDM diharapkan juga setelah mengikuti
pelatihan ini para peserta dapat:
• Mengetahui dan memahami aplikasi peraturan dan perundangan yang terkait dengan pengelolaan limbah
B3;
• Mampu membuat perencanaan dan pelaksanaan minimasi Limbah B3 yang tepat;
• Memahami dan dapat mengaplikasikan proses penyimpanan serta pengumpulan limbah B3 yang tepat;
• Paham dan mengetahui teknik pemantauan pengelolaan limbah B3 yang benar;
• Mengetahui cara untuk mengevaluasi pengelolaan limbah B3;
• Dapat membuat pelaporan pengelolaan limbah B3;
• Mengetahui dan dapat mengaplikasikan teknologi yang tepat dalam pengemasan limbah B3;
• Dapat membangun dan mengimplementasikan K3 dalam proses pengelolaan limbah B3.
MAKSUD DAN TUJUAN

Pada program Pelatihan Operasional Pengelolaan Limbah B3 Sertifikasi BNSP level Operasional PLB3 ini
di selain dimaksudkan untuk membantu industrialisasi dalam memenuhi persyaratan perundang-undangan
yang berlaku baik dari sisi kompetensi personil yang memiliki peran penting dalam kesuksesan pengelolaan
limbah B3, serta diharapkan juga setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat:
• Mengetahui dan memahami cara untuk meminimasi Limbah B3;
• Mengetahui cara yang tepat dalam penyimpanan limbah B3;
• Memahami dan dapat memantau proses pengelolaan limbah B3;
• Dapat menyusun laporan kegiatan dalam proses pengelolaan limbah B3;
• Mengetahui cara yang tepat dalam pengemasan limbah B3;
• Memahami implementasi K3 yang tepat dalam pengelolaan limbah B3.
PENGERTIAN
MENURUT PASAL 1 PP NO. 22 TAHUN 2021

Bahan Berbahaya dan Beracun yang Limbah Bahan Berbahaya dan


selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, Beracun yang selanjutnya
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara disebut Limbah B3 adalah sisa
langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak Lingkungan suatu usaha dan/atau kegiatan
Hidup, dan/atau membahayakan Lingkungan yang rnengandung B3.
Hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.

Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi


pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.
PENGERTIAN (lanjutan...)
✓ Bahan Baku B3 / Non B3
✓ Air
✓ Energi

✓ Sistem Batch atau Continue


✓ Temperatur / Tekanan
✓ Zat Penolong / Pelarut / Resin Katalis

Air Limbah dan


✓ PRODUK UTAMA Limbah Padat B3

✓ PRODUK SAMPING
Air Limbah dan
Limbah Padat Non B3
❖ Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
❖ Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja
❖ Peraturan Pemerintah Nomor 22
DASAR
HUKUM
Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pengelolaan Limbah B3

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


❖ Permenlhk Nomor 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
PERUBAHAN UU 32/2009
MELALUI UU 11/2020
UU
11/2020
tentang
Cipta
Kerja

UU
32/2009
tentang
PPLH
AMANAT
Undang-Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja untuk
ditindaklanjuti dalam PP (Terkait Revisi UU 32/2009)
7. Pengaturan Baku Mutu Lingkungan Hidup (Pasal 20);

8. Pengelolaan Limbah B3 (Pasal 59, Pasal 61);

9. Dana Penjaminan Pemulihan Lingkungan (Pasal 55);

10. Pengawasan dan Sanksi (Pasal 71, 76, 82C);


SKEMA

PENGELOLAAN LIMBAH B3

Pengumpul

Penghasil
Pemanfaat Penimbun
LB3

Pengolah
PENGELOLAAN LIMBAH B3
PP RI No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Pasal 274

Setiap Orang yang


menghasilkan Limbah
wajib melakukan
pengelolaan Limbah
yang dihasilkannya
Penyelenggaraan Pengelolaan
Limbah B3 (Pasal 274 - 449)

Penyimpanan Pengumpulan Pengangkutan


Penetapan LB3 Pengurangan LB3
LB3 LB3 LB3

Dumping
Perpindahan
Pemanfaatan LB3 Pengolahan LB3 (Pembuangan) Pengecualian LB3
Lintas Batas LB3
LB3

Penanggulangan
Pencemaran dan/atau Sistem Tanggap
Kerusakan LH dan Pembiayaan
Darurat PLB3
pemulihan fungsi LH
PENETAPAN LIMBAH B3
Berdasarkan PP RI Nomor 22 Tahun 2021
TUJUAN
PEMBELAJARAN

• MENGERTI TENTANG KATEGORISASI LB3


(DASAR HUKUM DAN PENGERTIANNYA)
• MEMAHAMI MAKNA KATEGORI LIMBAH
• MENGERTI CARA PENETAPAN LB3 SESUAI
KATEGORISASI-NYA
• BISA MENENTUKAN PENGECUALIAN LIMBAH
DARI LIMBAH B3
DARI MANA LB3 BERASAL?

1. Bahan baku (dilengkapi MSDS)


2. Bahan Penolong (Katalis atau Solvent)
3. Proses Produksi (Menghasilkan LB3)
4. Bengkel, Gudang, Kantor, dan Perumahan
Kategori Limbah B3
LIMBAH B3

KATEGORI 1 KATEGORI 2
(AKUT) (KRONIS)
Resiko Resiko Resiko Resiko
(0,1-24,99 %) (25,0-49,9 %) (50,0-74,9 %) (75,0-99,9 %) RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,
PENGELOLAANNYA BERBEDA

SIMPAN SIMPAN

ANGKUT ANGKUT

TIMBUN TIMBUN
Sumber Limbah B3

LIMBAH B3 berdasarkan sumbernya:


✓ Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Tabel 1 Lampiran IX)

✓ Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3


yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang, dan kemasan B3 (Tabel 2 Lampiran IX)

✓ Limbah B3 dari sumber spesifik


o spesifik umum (Tabel 3 Lampiran IX)
o spesifik khusus (Tabel 4 Lampiran IX)
Tata Cara
Penetapan
Kategori Apakah limbahB3
memiliki kategori
YA
LIMBAH B3
KATEGORI 1
Limbah B3 YA bahaya 1?

Apakah a d a TIDAK
LIMBAH dalam Tabel LIMBAH B3
1, 2, 3,4,
KATEGORI 2
Lampiran IX?

TIDAK
LIMBAH
NONB3
TATA CARA PENETAPAN LIMBAH B3
(DILUAR DAFTAR LIMBAH B3) OLEH PEMERINTAH
Dalam hal terdapat Limbah di luar
daftar Limbah B3 sebagaimana
Memenuhi
+ List
tercantum dalam Lampiran IX LB3
karakteristik LB3

Melakukan Uji
PEMERINTAH
Karakteristik
(Lampiran X) Tidak memenuhi
Tetap
Karakteristik Limbah B3 karakteristik LB3 Limbah
meliputi: Non B3
a. mudah meledak;
b. mudah menyala; +
c. reaktif;
d. infeksius;
e. korosif; dan/atau
f. beracun.

Limbah nonB3 :
slag besi, slag nikel, dan FABA (fly
PEMERINTAH data + referensi
ash bottom ash) dari PLTU
CARA MEMBACA KODEFIKASI

A101a
Kategori 1/2 Nomor Urut Kelompok
Nomor Tabel
1/2/3/4 Nomor Urut Tabel
Tujuan
Kodefisikasi
Limbah B3 1. Memudahkan identifikasi Jenis LB3 dan Kemungkinan
Bahayanya
2. Memudahkan untuk memanajemen/Penanganan Limbah secara
benar dan baik (mengurangi resiko):
a. Pengemasan
b. Penyimpanan
c. Pengiriman
d. Penimbunan
APAKAH SEMUA POTENSI LB3
SUDAH DIIDENTIFIKASI ?

UNTUK IDENTIFIKASI SUMBER LB3 MELALUI :


1. Dokumen Lingkungan (Tabel UKL –UPL)
2. Mempelajari Proses Produksi (Bahan Baku, Bahan Penolong, dan
Prosesnya), Aktivitas Pendukung Proses/Produksi (Bengkel,
Transportasi, Pupuk, dll), dan Proses Pengolahan Limbah (IPAL dan
Laboratorium)
3. Klinik Kesehatan
PENGURANGAN
Limbah B3
Berdasarkan PP RI Nomor 22 Tahun 2021
PRINSIP PENGELOLAAN
LIMBAH B3

1. KEHATI-HATIAN
(PRECAUTIONARY)
2. TANGGUNGJAWAB MUTLAK
(STRICT LIABILITY)
3. PENCEMAR
BERTANGGUNGJAWAB
BAHAYA DAN ANCAMAN LEBIH DIUTAMAKAN

Dalam melakukan Pengurangan LB3, proses pelaksanaan 3R (Reuse,


Reduce, dan Recycle).
❑ Reuse, bisa dilakukan untuk pelaksanaan yang sejenis; misal drum oli
bekas di workshop, bisa dipakai kembali ataupun kain majun bekas
kemarin, masih bisa digunakan. TIDAK UNTUK KEPERLUAN LAINNYA,
misal casing filter dipakai untuk Pot bunga.

❑ Recycle bisa dilakukan untuk mendapatkan nilai lebih, contoh


Pemanfaatan Oli Bekas
❑ Reduce (Pengurangan lebih diutamakan)
Siklus Pengurangan Limbah B3
Penyusunan
Rencana

Pelaporan Pelaksanaan
dan Evaluasi
PENGURANGAN LIMBAH B3
dilakukan melalui:
3. Menggunakan teknologi
1. Substitusi 2. Modifikasi Proses ramah lingkungan

Pemilihan bahan baku


dan/atau bahan penolong Pemilihan dan
yang semula mengandung
B3 digantikan dengan penerapan proses
bahan baku dan/atau
bahan penolong yang tidak produksi yang lebih
mengandung B3 efisien
OPTIMALISASI DAN PENGURANGAN LB3
Dari mana asal Limbah B3, maka bisa dilakukan
optimalisasi untuk pengurangannya:

1. Lampu TL yang rusak, selama masih garansi bisa dikembalikan ke


seller.
2. Oli dari mesin dan kendaraan; selama mesin terjaga kinerjanya,
maka penggantian oli dapat diminimalisasi.
3. Bahan yang bisa direfill, maka wadahnya bisa dipakai kembali
untuk pengisian, contoh: drum oli, tinta mesin foto copy, dll.
LAPORAN
PELAKSANAAN PENGURANGAN LIMBAH B3

Laporan Pelaksanaan MENTERI


Pengurangan Limbah B3 LHK
Pengelolaan Limbah B3
Berdasarkan PP RI Nomor 22 Tahun 2021

PENYIMPANAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN


& PEMANFAATAN
PENGUMPULAN
PENYIMPANAN LIMBAH B3
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
Penyimpanan adalah kegiatan
menyimpan Limbah B3 yang dilakukan Pasal 285-297 PP No. 22 Tahun 2021
oleh Penghasil Limbah B3 dengan tentang Penyelenggaraan
maksud menyimpan sementara Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
TPS LIMBAH B3
PERSYARATAN TPS LIMBAH B3

TEMPAT PENYIMPANAN: CARA PENYIMPANAN/


PENGEMASAN:
❖ Lokasi Penyimapanan
❖ Peralatan ❖ Bentuk Kemasan
Penangulangan ❖ Kompatibilitas
❖ Fasilitas Penyimpanan ❖ Simbol dan Label
PERSYARATAN
LOKASI
PENYIMPANAN
1. Bebas banjir (tidak mudah
tergenang air) dan tidak
rawan bencana alam
2. Dapat direkayasa dengan
teknologi untuk perlindungan
dan pengelolaan lingkungan
hidup, apabila tidak bebas
banjir dan rawan bencana
alam
3. Berada di dalam
penguasaan Setiap Orang
yang menghasilkan Limbah
B3
Sarana yang harus
tersedia pada
TPS Limbah B3
❖ Peralatan dan sistem
pemadam kebakaran
❖ Pagar pengaman
❖ Pembangkit listrik cadangan
❖ Fasilitas pertolongan pertama
❖ Peralatan komunikasi
❖ Gudang tempat penyimpanan
peralatan dan perlengkapan
❖ Pintu darurat
❖ Alarm
CONTOH SISTEM SIRKULASI UDARA
dalam Ruang Penyimpanan Limbah B3
1. Bangunan dapat
melindungi dari Hujan
dan Sinar Matahari
Langsung (memiliki Atap
Pelindung)
2. Memiliki Penerangan dan
Ventilasi (Ada Lampu
Penerangan dan
mempunyai Sirkulasi
Udara)
3. Memiliki Saluran
Drainase dan
Penampungan yang baik
KELENGKAPAN TEMPAT PENYIMPANAN -TPS LIMBAH B3
Sudah memiliki...
Sudah memiliki...
Sudah

memiliki...
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3

E-Commerce MarketingPlan 42
Pengemasan Kemasan Limbah B3
wajib dilekati Label
Limbah B3 Limbah B3 dan Simbol
Limbah B3

Pengemasan Limbah B3 dilakukan Label Limbah B3 paling sedikit


dengan menggunakan kemasan: meliputi keterangan mengenai:

o Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 o Nama limbah B3;
sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan o Identitas penghasil limbah B3;
disimpan o Tanggal dihasilkannya limbah B3; dan
o Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada
dalam kemasan
o Tanggal pengemasan limbah B3.
o Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya
tumpahan saat dilakukan
o Penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
o Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat,
atau tidak rusak
E-Commerce MarketingPlan 44
SIMBOL LIMBAH B3
Sesuai Permenlh No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3

SIMBOL Limbah B3

25 cm
A B

Ukuran simbol
(minimal):

ALATANGKUT
25 cm x 25 cm

WADAH/KEMASAN
10 cm x 10cm
A
25 cm 45o
30% 45%
Your Text Here Your Text Here
This PowerPoint Template has This PowerPoint Template has
clean and neutral design that can clean and neutral design that can
be adapted to any content and be adapted to any content and
meets various market segments. meets various market segments.
E-Commerce MarketingPlan 51
Simbol & Label
Contoh Kemasan dan Tata Cara Pemberian
Simbol dan Label

20%

70%

LB3
LB3 Cair Cara Pemberian Simbol dan Label
Padat/Sludge
Contoh Pemberian Simbol yang Belum Tepat

Contoh Label Limbah B3 pada Wadah/Kemasan


CONTOH POLA PENYIMPANAN KEMASAN DRUM
di Atas Palet dengan Jarak Minimum antar Blok
Kemasan berisi limbah B3 yang
tidak saling cocok harus disimpan Penyimpanan Kemasan
secara terpisah, tidak dalam satu
blok, dan tidak dalam bagian Limbah B3 dengan
penyimpanan yang sama.
Menggunakan Rak
Penempatan kemasan harus
dengan syarat bahwa tidak ada
kemungkinan bagi limbah-limbah
tersebut jika terguling/tumpah
akan tercampur/masuk ke dalam
bak penampungan bagian
penyimpanan lain.
PENYIMPANAN LB3 DENGAN JUMBO BAG
PENYIMPANAN LB3 DENGAN INTERMEDIATED
BULK CONTAINER (IBC)
PENYIMPANAN LB3 DENGAN CONTAINER
TATA RUANG
TPS LIMBAH B3

CONTOH PEMBERIAN SIMBOL PADA TEMPAT PENYIMPANAN


LIMBAH B3 YANG MENYIMPAN LEBH DARI 1 (SATU)
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

Penampang
Melintang
Impoundment
di Permukaan

Sistem
Tanggul
Sumur pengumpulan
Liner atau
pantau dan
ganda penghalan
air pengambilan
g
tanah lindi (leachate)

Standar waste
impoundment
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

Penampang
Melintang
Fasilitas
Penumpukan
Limbah (waste
pile)
Sistem Liner ganda
pengumpulandan Tanggul atau
pengambilan lindi penghalang
(leachate) ganda

Standar
waste pile
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

TANGKI CATATAN:
Volume dalam
tanggul minimum
harus 110% dari
volume tangki

Pelapis Eksternal Penampung


Pompa kedua untuk
& motor pemipaan
PENAMPANG
MELINTANG TANGKI
TANGGUL TANGGUL

Tanah dasar
Pondasi beton
yang diperkuat
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

SILO
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

GUDANG
TPS LIMBAH B3
PENGUMPULAN LIMBAH B3
adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dari berbagai penghasil dengan jenis Limbah B3 yang dikumpulkan sesuai Perizinan
dengan disertai Dokumen Bukti Penyerahan Limbah B3. Dalam Operasionalnya pengumpulan harus mendapat Persetujuan
Lingkungan dan Perizinan Berusaha untuk kegiatan Bidang Usaha Pengumpulan Limbah B3
PRINSIP PENGUMPULAN LIMBAH B3
❖ SEGRESI
Pemisahan sesuai nama dan karakteristiknya

❖ PENYIMPANAN LIMBAH B3
Mengikuti aturan penyimpanan

❖ DILARANG
1) Melakukan pemanfaatan / pengolahan sebagian atau seluruhnya dari Limbah B3
yang dikumpulkan
2) Menyerahkan Limbah B3 yang terkumpul kepada pengumpul lainnya
3) Melakukan pencampuran

SARANA PENGUMPULAN LIMBAH B3


❖ Fasilitas Pengumpulan (Gudang, waste Impoundment, Gudang Penyimpanan, Waste pile, Tangki,
Silo)
❖ Tersediamya Laboratorium uji LB3 atau adanya alat Analisa mudah meledak, mudah menyala, reaktif,
dan korosif.
❖ Sistem Pengemasan
❖ Tata Letak Lokasi sesuai kaidah kehati-hatian
❖ Sistem Tanggap Darurat
❖ Penghitungan Biaya dan Model Keekonomian
PRINSIP PENGUMPULAN LIMBAH B3
Fasilitas tambahan yang wajib dimiliki dalam
melakukan kegiatan pengumpulan limbah B3,
meliputi:
❖ Laboratorium
❖ Fasilitas Pencucian
❖ Fasilitas Bongkar – Muat
❖ Kolam Penampungan Darurat
❖ Peralatan Penanganan Tumpahan
❖ Sarana lain yang harus tersedia:
✓ peralatan dan sistem pemadam kebakaran;
✓ pagar pengaman;
✓ pembangkit listrik cadangan;
✓ fasilitas pertolongan pertama;
✓ peralatan komunikasi;
✓ gudang tempat penyimpanan peralatan dan
✓ perlengkapan;
✓ pintu darurat;
✓ alarm.
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Pengangkutan LB3 adalah proses memindahkan Limbah B3 dari suatu
tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh Pengangkut yang memiliki Izin
Pengelolaan Limbah B3untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3.
PENGANGKUTAN
DASAR HUKUM LIMBAH B3

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
(Pasal 310 – 314)

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:


P.4/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020 tentang Pengangkutan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
74
❖ Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 diterbitkan
PENGANGKUTAN oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
❖ Pengangkutan Limbah B3 wajib disertai dengan

LIMBAH B3
❖ Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan menggunakan
Manifest Pengangkutan Limbah B3
❖ Pengangkut Limbah B3 wajib dilakukan oleh badan
usaha berbadan hukum (PT, Koperasi, Yayasan)
alat angkut tertutup untuk Limbah B3 Kategori 1
→ tidak termasuk CV, NC, UD. → cirinya terdaftar
sebagai badan hukum di Kemenkumham
❖ Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan menggunakan
alat angkut terbuka untuk Limbah B3 Kategori 2

❖ Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:


✓ Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3
✓ Izin Berusaha di bidang Pengangkutan LB3 dari
Menteri Perhungan

❖ Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 menjadi dasar


diterbitkannya Perizinan Berusaha di Bidang
Pengangkutan
E-Commerce MarketingPlan 77
E-Commerce MarketingPlan 78
PADA SAAT PENGANGKUTAN :
1. SPESIFIKASI KENDARAAN SESUAI DENGAN KAPASITAS/JUMLAH LIMBAH YANG
AKAN DIANGKUT

2. MENGISI FESTRONIK (BAGIAN PENGANGKUTAN)


3. MEMPERHATIKAN COMPATIBILITAS LB3 DALAM MENGANGKUT LEBIH DARI SATU
JENIS LIMBAH
4. MENGANGKUTAN DILAKSANAKAN DENGAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DAN
5. WASPADA TERHADAP KEMUNGKINAN RESIKO YANG TIMBUL(MELEDAK,
TERBAKAR, MERACUNI DLL)
6. PENGANGKUTAN MELALUI JALUR PENGAKUTAN YANG SUDAH
DIRENCANAKAN.
CONTOH PT. EDELWEIS TRANSPORTASI
HALWA
Gambar Alat Angkut
Apabila terjadi kecelakaan,
hubungi
Telp. (021) 85906527
CONTOH
Pemilihan Alat Angkut Sumber: Geocycle

 TIDAK SESUAI
 SESUAI
CONTOH
Kecelakaan Transportasi/
Angkutan Limbah B3
KONSEP MANIFES DALAM
DRAFT PERMEN LH

• Mudah meledak
(explosive)- E
• Mudah menyala
(Ignitable) – I
• Reaktiv (reactive) – R
• Infeksius (Infectious) –
X
• Korosif (corrosive) – C
• Beracun (toxic) - T
Manifes Limbah B3
[MANUAL]

• Dalam Surat rekomendasi


memuat nomor unik
[KODE] manifes yang
berbeda-beda untuk setiap
pengangkut, contoh: JV, BC,
AA, XU, dan lain-lain yang
dirangkai dengan nomor urut
manifes

DIMANA BARCODE
Kementerian
LingkunganHidup
DITEMPATKAN ? [saat
ini]
Ditempelkan pada
bagian sebelah kiri
atas.
Ditempelkan pada
setiap lembarmanifes
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3

Pemanfaatan Dalam hal setiap Pemanfaatan Limbah B3 meliputi: Pemanfaatan Limbah B3 dilakukan
Limbah B3 wajib orang tidak dengan mempertimbangkan:
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai
dilaksanakan oleh mampu substitusi bahan baku • Ketersediaan teknologi
Setiap Orang melakukan sendiri, • Pemanfaatan Limbah B3 sebagai • Standar produk apabila hasil
yang Pemanfaatan substitusi sumber energi
menghasilkan Limbah B3 Pemanfaatan Limbah B3 berupa
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai
Limbah B3 diserahkan produk
bahan baku
kepada • Pemanfaatan Limbah B3 sesuai
• Baku mutu atau standar
Pemanfaat dengan perkembangan ilmu lingkungan hidup
Limbah B3 pengetahuan dan teknologi
Pemanfaatan Limbah B3 sebagai Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan
substitusi sumber energi antara lain: baku yaitu Pemanfaatan Limbah B3 oli
Pemanfaatan Limbah B3 sludge minyak bekas yang dimanfaatkan sebagai
seperti oil sludge, oil sloop, dan oli bahan baku utama pada industri daur
bekas, yang dimanfaatkan sebagai ulang oli bekas.
bahan bakar alternatif pada industri
semen.
Pengolahan
Padatan
menjadi
Campuran
Bahan Baku
Batako

Sumber : Chevron Gn. Salak


PENGOLAHAN LIMBAH B3
PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pengolahan Limbah B3
adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Dalam hal setiap orang tidak mampu
Dilakukan dengan mempertimbangkan: melakukan sendiri, pengolahan limbah B3
a. Ketersediaan teknologi dapat diserahkan kepada Pengolah
b. Baku mutu atau standar lingkungan Limbah B3

Pengolahan limbah B3 dilakukan dengan


cara:
1. Termal
2. Stabilisasi dan solidifikasi
3. Cara lain sesuai perkembangan teknologi
Contoh
pengolahan
dengan
Incinerator
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan
menempatkan Limbah B3 pada fasilitas penimbunan
dengan maksud tidak membahayakan kesehatan
manusia dan Lingkungan Hidup.
PENIMBUNAN
LIMBAH B3
Menurut
Permenlhk
No. 6 Th. 2021
SISTEM PELAPISAN DASAR (LINER)
PENIMBUSAN AKHIR
PERIZINAN
Pengelolaan Limbah B3
Berdasarkan PP RI Nomor 22 Tahun 2021

PENYIMPANAN PEMANFAATAN
Asistensi Pengelolaan Limbah B3 Persetujuan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan
Terintegrasi Pemanfaatan Limbah B3
PENGUMPULAN dengan PENGOLAHAN
Persetujuan Teknis Pengelolaan
Persetujuan Persetujuan Teknis Pengelolaan

Lingkungan
Limbah B3 untuk kegiatan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengumpulan Limbah B3 Pengolahan Limbah B3
PENGANGKUTAN PENIMBUNAN
Persetujuan Teknis Pengelolaan Persetujuan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengangkutan Limbah B3 Penimbunan Limbah B3
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Kedepan, Selama ini Kewenangan
tidak ada izin TPS LB3 ada di
Izin TPS LB3
lagi izin TPS Kab/Kota
LB3 berdiri
diintegrasikan ke
sendiri
dalam NIB atau
Cukup dengan memenuhi
dokumen Amdal,
persyaratan & ketentuan teknis TPS
UKL-UPL LB3 yg ditetapkan
(tergantung risiko
Pelaku Usaha).
Bila terjadi perubahan karena
pengembangan kegiatan
Perubahan
Dokumen
Amdal, UKL-UPL,
atau disesuaikan
dengan peraturan
PERUBAHAN IZIN PENYIMPANAN
PP 101 / 2014 PP 22 / 2021
Pemberi Izin Penyimpanan(Bupati/Walikota) Persetujuan Lingkungan

Terdapat Persyaratan Pengajuan Perizinankepada Terintegrasi dalam dokumen:


Bupati/Walikota a.Nama, sumber, karakteristik, jumlah limbah B3 yang
akan disimpan
b.Dokumen tentang Penyimpanan B3
c.Dokumen tentang Pengemasan B3
d.Persyaratan Lingkungan Hidup e.Kewajiban
Teknis
Biasanya Berlaku 5 Tahun Persetujuan Lingkungan wajib diubah apabila,ada
perubahan :
a.Nama Limbah yang Disimpan
b.Lokasi/Tempat PenyimpananB3
c.Desain dan Kapasitas FasilitasPenyimpan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK

JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3 Menyampaikan Laporan


Pembangunan Fasilitas
Menteri LHK, Gubernur (14 hari kerja sejak selesai Menteri, Gubernur,
(untuk Pengumpulan Skala VALIDASI pembangunan) dan Bupati/Walikota sesuai
Provinsi); dan Bupati/ 2 hari kerja Uji Coba dengan Pertek PLB3
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota). Proses pembangunan
fasilitas Pengelolaan
Limbah B3 atau Uji Coba
oleh Penghasil Limbah B3
VERIFIKASI
10 Hari kerja
Terbit Perizinan Berusaha Menteri,
Mengajukan Permohonan Tidak: Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai

Ya/Sesuai
Persetujuan Teknis: Disertai alasan kewenangan penerbitan Perizinan
penolakan. Berusaha sesuai sektor
VERIFIKASI

Tidak
(Lihat RPP NSPK)
1. Pengumpulan Limbah B3; 7 Hari
2. Pengolahan Limbah B3, kerja
3. Pemanfaatan Limbah B3,
Ya
Penerbitan SLO
4. Penimbunan Limbah B3. Terbit Persetujuan Lingkungan
Proses Penerbitan 7 Hari kerja
7 Hari Kerja

PERTEK Penanggung jawab Usaha/Kegiatan Penyampaian surat


diterbitkan mengajukan permohonan Uji AMDAL agar merubah pertek.
Pemohon/ Menteri, atau pemeriksaan formular UKL-UPL. 7 Hari kerja.
Jasa Pengelola Gubernur, atau (Salah satunya menguji Rincian Teknis
Limbah B3 Bupati / Penyimpanan Limbah B3)
WaliKota. Dasar dalam perubahan
Persetujuan Lingkungan
Kewenangan Penerbitan Persetujuan Teknis

Pemerintah Pemerintah
Pusat Daerah
(Provinsi, Kabupaten, Kota)
1. Menteri: Pengumpulan LB3 1. Gubernur: Pengumpulan
skala nasional; LB3 skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota:
3. Pengolahan LB3; Pengumpulan LB3 skala
4. Penimbunan LB3; dan Kab./Kota.
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
SISTEM MANAJEMEN K3
01 Keselamatan dan 02 Perlunya 03 Untuk keselamatan
Kesehatan Kerja mengidentifikasi kerja perlu diterapkan :
menjadi prioritas sumber-sumber Pemakaian APD (saat
dalam melakukan bahaya dalam area bekerja), membuat
pekerjaan atau kerja, seperti rambu-rambu
rutinitas harian; yang kemungkinan Keselamatan
bertujuan untuk timbulnya kebakaran Kesehatan Kerja di
mensukseskan (bila terkena api, area IPAL (K3), dan
pelaksanaan badan manusia), Prosedur Penanganan
pekerjaan sesuai meledak (peralatan Kecelakaan Kerja
target yang yang berkapasitas (Tanggap Darurat).
ditetapkan dan juga besar seperti pompa),
untuk kenyamanan ataupun kejatuhan
dalam bekerja. peralatan berat (letak
peralatan di tempat
tinggi).
POTENSI BAHAYA
❖ Identifikasi bahaya harus dilakukan melalui penilaian terhadap zat-zat pada limbah
industri ataupun turunannnya spt. tercecer/tertumpah (apakah mengandung zat-zat
berbahaya dan beracun?)
❖ Membuat Derajat Bahaya pada daerah Limbah B3 diproses (kecil, sedang, ataupun
besar); bisa dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.

❖ Setiap Penanggungjawab/Operator LB3 mengerti tentang pekerjaannya dan resiko yang

membersamainya sehingga berhati-hati terhadap resiko tersebut.


❖ Untuk pelibatan bahan B3, harus memiliki MSDS (material safety data sheet).
MASALAH TERBESAR DALAM BEKERJA :
Human error
• Potensi terjadinya kesalahan dalam tindakan dalam PENGELOLAAN limbah B3 bisa
terjadi (kapanpun dan di manapun)
• Untuk mengurangi resiko (potensi) terjadi human error (kesalahan), maka perlu
ditetapkan prosedur BEKERJA yang dilaksanakan secara rigid.
• Penanggungjawab menetapkan mekanisme kerja, untuk meminimalisir terjadinya
kesalahan tindakan, sehingga perlu adanya struktur kerja yang jelas.

• Perlu adanya risalah (log book) pekerjaan yang akan digunakan untuk penanganan cepat
atas semua potensi bahaya
PELENGKAP BEKERJA: Penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri) dan APK (Alat Pengaman
Kerja)

❑ Alat Pelindung Diri terdiri atas : Helm, ear plug, sarung tangan/sintetis, kacamata,
safety shoes, respirator/masker, wear pack
❑ Alat Pengaman Kerja (APK) : Rambu-Rambu Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pasir, sekop, ataupun eye shower dan keran air
yang berfungsi.

❑ Pemakaian APD diwajibkan bagi setiap orang yang akan beraktivitas pada area IPAL,
mengingat proses pengolahannya berpotensi menimbulkan bahaya (baik kecil hingga
besar).
❑ APK ditempatkan di area kerja lebih bertujuan untuk mengingat agar berhati-hati dan
waspada dalam bekerja
TANGGAP DARURAT
❖ Untuk antisipasi terhadap kondisi emergency, maka diperlukan prosedural
tanggap darurat
❖ Antisipasi dengan Peralatan dan SDM terlatih terhadap tanggap darurat (obat-
obatan, APAR, dan tim tanggap darurat)
❖ Antisipasi kondisi bahaya dalam skala besar: perlu adanya koordinasi
dengan pihak eksternal seperti klinik/rumah sakit, dan pemadam kebakaran
setempat.
❖ Pelatihan untuk menghadapi tanggap darurat, harus dilakukan untuk
menyiapkan kondisi bahaya dan dalam rangka penanganan di tingkat pertama.
❖ Peralatan tanggap darurat selalu terperiksa dan terdaftar secara berkala,
dalam rangka kesiapsiagaan
Pengamanan Lokasi Bahaya
# TATA LETAK PERALATAN
Untuk mengurangi Resiko Kecelakaan penempatan peralatan disesuaikan dengan derajat bahayanya; apabila
beresiko tinggi, maka ditempatkan ditempat yang aman (tertutup, tidak bisa diakses oleh sembarang orang, dan
menempatkan camera pengintai)

Peralatan harus diidentifikasi tingkat bahaya nya, agar bias diposisikan di tempat yang aman
Untuk areal yang sempit; ketinggi alat harus menyesuaikan dengan tingkat resikonya. Apabila alat-alat berat (sangat
tidak direkomendasikan pada tempat yang tinggi)

# PEMBERIAN PENGAMANAN
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan bahaya, pengamanan melalui pembuatan pagar (pengaman), menyiapkan
orang yang mengawasi secara langsung maupun tidak langsung (camera pengawas), dan Rambu-rambu peringatan.
Pengamanan yang berlapis harus diterapkan secara procedural dan terus menerus.
PENGAMANAN
LOKASI BERBAHAYA

Sangat Kecil TINGAT KESIAPSIAGAAN:

Sangat Waspada
Kecil
RESIKO
Sedang
Tidak Waspada
Berat
P ROGRAM
KEDARURATAN
Organisasi

Koordinasi (Alur
Komunikasi)

Fasilitas dan Peralatan


Infrastruktur termasuk Peringatan Dini
dan Alarm
Program Kedaruratan
Prosedur Penanggulangan
Fungsi
Penanggulangan
Pelatihan dan Geladi
Kedaruratan
ALUR KOMUNIKASI
PRASARANA

o JALUR EVAKUASI

o TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

o PUSAT PENGADUAN DAN PELAYANAN


INFORMASI

o TEMPAT EVAKUASI
PROSEDURAL PENANGANAN
✓ Identifikasi Kejadian
✓ Pelaporan
✓ Penugasan Tim
✓ Perkiraaan Sebaran Dampak
✓ Tindakan Mitigasi
✓ Tindakan Perlindungan Segera
PELAPORAN
LIMBAH B3
PP 22/2021
Pasal 296 ayat 1 (c)
PP 22/2021
Pasal 296 ayat (2)
dan ayat (3)
Mekanisme Pelaporan
1. Melaporkan kepada DLH Kab/Kota
2. Pemerintahan Penerbit Persetujuan Lingkungan
3. KLHK, Direktorat Jenderal Sampah & LB3

Laporan Secara Manual dan Elektronik:


Elektronik Melalui SIMPEL (PermenLHK No 87 Tahun
2016), juga dilakukan secara Manual (Hard Copy) kepada
DLH Kab/Kota dan Provinsi.
PELAPORAN LB3 Manual (PermenLHK : P.12/2020 ttg Penyimpanan)
Setiap kegiatan Penyimpanan Wajib Melakukan Pencatatan (Log Book Laporan
Harian/ pada saat Limbah Dihasilkan)
Menyusun Neraca Limbah B3
ELEKTRONIK :
PermenLHK No 87 Sistem Pelaporan Elektronik Perizinan Bidang Lingkungan Hidup
Tahun 2016 bagi Usaha dan/atau Kegiatan

TERINTEGRASI DENGAN FESTRONIK,


Artinya : Laporan Pengangkutan dengan Menggunakan Festronik
Ketika sudah selesai sampai Pengolah, maka dilaporkan melalui SIMPEL dengan
mencantumkan kode FESTRONIK

SIMPEL MERUPAKAN HAK PENGELOLAANNYA ADA DI KLHK, sehingga tidak perlu lagi melaporkan secara
Manual ke KLHK.

Pemda (sampai saat ini) belum punya hak dan kewenangan secara “PENUH” terhadap SIMPEL, hanya per
tahun PENILAIAN PROPER.
Semoga Bermanfaat
PENGELOLAAN
Limbah Non B3
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
a. pengurangan Limbah nonB3;
b. penyimpanan Limbah nonB3;
c. pemanfaatan Limbah nonB3;
d. penimbunan Limbah nonB3;
Ruang Lingkup
Pengelolaan e. perpindahan lintas batas Limbah
nonB3;
Limbah nonB3 f. penanggulangan Pencemaran
(Pasal 450 – 470) Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Pemulihan Fungsi Lingkungan
Hidup; dan
g. pelaporan.
Pengelolaan Limbah nonB3

Pengelolaan Limbah nonB3 dilakukan terhadap :


termuat dalam daftar Limbah nonB3 yang Sesuai persyaratan teknis
✓ Limbah nonB3 TERDAFTAR tercantum dalam Lampiran XIV Pengelolaan Limbah nonB3

Limbah B3 yang dikecualikan dari Limbah B3 Sesuai yang tertuang dalam


✓ Limbah nonB3 KHUSUS berdasarkan penetapan pengecualian dari penetapan pengecualian
Limbah B30
Pengelolaan Limbah B3 dari sumber spesifik

Rincian pengelolaan Limbah nonB3


Dalam hal pelaksanaan yang termuat dalam Persetujuan
Usaha dan/atau Kegiatan
menghasilkan Limbah nonB3 Lingkungan :
baru yang tidak termuat a. identitas Limbah nonB3;
dalam Persetujuan
b. bentuk Limbah nonB3;
Lingkungan, penghasil
Limbah nonB3 melakukan c. sumber Limbah nonB3;
perubahan Persetujuan d. jumlah Limbah nonB3 yang dihasilkan setiap bulan; dan
Lingkungan e. jenis pengelolaan Limbah nonB3.
Pengelolaan 1. pengurangan Limbah nonB3; DILARANG melakukan
Limbah 2. penyimpanan Limbah nonB3; a. Dumping (pembuangan)
nonB3 3. pemanfaatan Limbah nonB3; Limbah nonB3 tanpa Persetujuan
MELIPUTI : 4. penimbunan Limbah nonB3; dari Pemerintah Pusat;
terhadap 5. perpindahan lintas batas Limbah
Limbah b. pembakaran secara terbuka
nonB3; (open burning);
nonB3 6. Penanggulangan Pencemaran c. pencampuran Limbah nonB3
terdaftar Lingkungan Hidup dan/atau dengan Limbah B3; dan
Kerusakan Lingkungan Hidup d. melakukan penimbunan Limbah
dan pemulihan fungsi nonB3 di fasilitas tempat
Lingkungan Hidup; dan pemrosesan akhir.
7. pelaporan.

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
➢ Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
➢ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
PENGHASIL

Pengajuan
PL Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,
kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai Terbit Perizinan Berusaha
sektor
oleh Menteri, Gubernur, atau
(Salah satunya menguji Rincian Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah nonB3: penerbitan Perizinan Berusaha
1. Pengurangan Limbah nonB3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
2. Penyimpanan Limbah nonB3
OSS 3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3

Terbit Persetujuan Lingkungan


oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor (Lihat RPP NSPK)

Penghasil
Limbah B3
Kode Jenis Limbah Sumber Limbah nonB3
Limbah nonB3

N101 Slag Besi/Baja Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Steel Slag)

Daftar
Limbah
N102 Slag nikel (slag Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan
nickel) teknologi selain teknologi induction furnace atau kupola.

nonB3 N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Lampiran XIV) dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace/kupola
N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi electric arc furnace
(EAF)
N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace atau kupola.
N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas
pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, atau dari kegiatan
lain yang menggunakan teknologi selain stoker Boiler

N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, atau
dari kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler
N108 Spent bleaching Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan
earth minyak hewani atau nabati yang menghasilkan SBE hasil
ekstraksi dengan kandungan minyak di bawah 3 %

N109 Pasir foundry (sand Proses casting logam dengan penggunaan pelarut
foundry) dengan titik nyala diatas 600C
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai