Pada program Pelatihan Pengelolaan Limbah B3 (PLB3) Sertifikasi BNSP Level Penanggung Jawab PLB3
ini di selain dimaksudkan untuk membantu industrialisasi dalam memenuhi persyaratan perundang-undangan
yang berlaku baik dari sisi sistem pengelolaan dan kompetensi SDM diharapkan juga setelah mengikuti
pelatihan ini para peserta dapat:
• Mengetahui dan memahami aplikasi peraturan dan perundangan yang terkait dengan pengelolaan limbah
B3;
• Mampu membuat perencanaan dan pelaksanaan minimasi Limbah B3 yang tepat;
• Memahami dan dapat mengaplikasikan proses penyimpanan serta pengumpulan limbah B3 yang tepat;
• Paham dan mengetahui teknik pemantauan pengelolaan limbah B3 yang benar;
• Mengetahui cara untuk mengevaluasi pengelolaan limbah B3;
• Dapat membuat pelaporan pengelolaan limbah B3;
• Mengetahui dan dapat mengaplikasikan teknologi yang tepat dalam pengemasan limbah B3;
• Dapat membangun dan mengimplementasikan K3 dalam proses pengelolaan limbah B3.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pada program Pelatihan Operasional Pengelolaan Limbah B3 Sertifikasi BNSP level Operasional PLB3 ini
di selain dimaksudkan untuk membantu industrialisasi dalam memenuhi persyaratan perundang-undangan
yang berlaku baik dari sisi kompetensi personil yang memiliki peran penting dalam kesuksesan pengelolaan
limbah B3, serta diharapkan juga setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat:
• Mengetahui dan memahami cara untuk meminimasi Limbah B3;
• Mengetahui cara yang tepat dalam penyimpanan limbah B3;
• Memahami dan dapat memantau proses pengelolaan limbah B3;
• Dapat menyusun laporan kegiatan dalam proses pengelolaan limbah B3;
• Mengetahui cara yang tepat dalam pengemasan limbah B3;
• Memahami implementasi K3 yang tepat dalam pengelolaan limbah B3.
PENGERTIAN
MENURUT PASAL 1 PP NO. 22 TAHUN 2021
✓ PRODUK SAMPING
Air Limbah dan
Limbah Padat Non B3
❖ Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
❖ Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja
❖ Peraturan Pemerintah Nomor 22
DASAR
HUKUM
Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pengelolaan Limbah B3
UU
32/2009
tentang
PPLH
AMANAT
Undang-Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja untuk
ditindaklanjuti dalam PP (Terkait Revisi UU 32/2009)
7. Pengaturan Baku Mutu Lingkungan Hidup (Pasal 20);
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pengumpul
Penghasil
Pemanfaat Penimbun
LB3
Pengolah
PENGELOLAAN LIMBAH B3
PP RI No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pasal 274
Dumping
Perpindahan
Pemanfaatan LB3 Pengolahan LB3 (Pembuangan) Pengecualian LB3
Lintas Batas LB3
LB3
Penanggulangan
Pencemaran dan/atau Sistem Tanggap
Kerusakan LH dan Pembiayaan
Darurat PLB3
pemulihan fungsi LH
PENETAPAN LIMBAH B3
Berdasarkan PP RI Nomor 22 Tahun 2021
TUJUAN
PEMBELAJARAN
KATEGORI 1 KATEGORI 2
(AKUT) (KRONIS)
Resiko Resiko Resiko Resiko
(0,1-24,99 %) (25,0-49,9 %) (50,0-74,9 %) (75,0-99,9 %) RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,
PENGELOLAANNYA BERBEDA
SIMPAN SIMPAN
ANGKUT ANGKUT
TIMBUN TIMBUN
Sumber Limbah B3
Apakah a d a TIDAK
LIMBAH dalam Tabel LIMBAH B3
1, 2, 3,4,
KATEGORI 2
Lampiran IX?
TIDAK
LIMBAH
NONB3
TATA CARA PENETAPAN LIMBAH B3
(DILUAR DAFTAR LIMBAH B3) OLEH PEMERINTAH
Dalam hal terdapat Limbah di luar
daftar Limbah B3 sebagaimana
Memenuhi
+ List
tercantum dalam Lampiran IX LB3
karakteristik LB3
Melakukan Uji
PEMERINTAH
Karakteristik
(Lampiran X) Tidak memenuhi
Tetap
Karakteristik Limbah B3 karakteristik LB3 Limbah
meliputi: Non B3
a. mudah meledak;
b. mudah menyala; +
c. reaktif;
d. infeksius;
e. korosif; dan/atau
f. beracun.
Limbah nonB3 :
slag besi, slag nikel, dan FABA (fly
PEMERINTAH data + referensi
ash bottom ash) dari PLTU
CARA MEMBACA KODEFIKASI
A101a
Kategori 1/2 Nomor Urut Kelompok
Nomor Tabel
1/2/3/4 Nomor Urut Tabel
Tujuan
Kodefisikasi
Limbah B3 1. Memudahkan identifikasi Jenis LB3 dan Kemungkinan
Bahayanya
2. Memudahkan untuk memanajemen/Penanganan Limbah secara
benar dan baik (mengurangi resiko):
a. Pengemasan
b. Penyimpanan
c. Pengiriman
d. Penimbunan
APAKAH SEMUA POTENSI LB3
SUDAH DIIDENTIFIKASI ?
1. KEHATI-HATIAN
(PRECAUTIONARY)
2. TANGGUNGJAWAB MUTLAK
(STRICT LIABILITY)
3. PENCEMAR
BERTANGGUNGJAWAB
BAHAYA DAN ANCAMAN LEBIH DIUTAMAKAN
Pelaporan Pelaksanaan
dan Evaluasi
PENGURANGAN LIMBAH B3
dilakukan melalui:
3. Menggunakan teknologi
1. Substitusi 2. Modifikasi Proses ramah lingkungan
memiliki...
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
E-Commerce MarketingPlan 42
Pengemasan Kemasan Limbah B3
wajib dilekati Label
Limbah B3 Limbah B3 dan Simbol
Limbah B3
o Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 o Nama limbah B3;
sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan o Identitas penghasil limbah B3;
disimpan o Tanggal dihasilkannya limbah B3; dan
o Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada
dalam kemasan
o Tanggal pengemasan limbah B3.
o Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya
tumpahan saat dilakukan
o Penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
o Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat,
atau tidak rusak
E-Commerce MarketingPlan 44
SIMBOL LIMBAH B3
Sesuai Permenlh No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3
SIMBOL Limbah B3
25 cm
A B
Ukuran simbol
(minimal):
ALATANGKUT
25 cm x 25 cm
WADAH/KEMASAN
10 cm x 10cm
A
25 cm 45o
30% 45%
Your Text Here Your Text Here
This PowerPoint Template has This PowerPoint Template has
clean and neutral design that can clean and neutral design that can
be adapted to any content and be adapted to any content and
meets various market segments. meets various market segments.
E-Commerce MarketingPlan 51
Simbol & Label
Contoh Kemasan dan Tata Cara Pemberian
Simbol dan Label
20%
70%
LB3
LB3 Cair Cara Pemberian Simbol dan Label
Padat/Sludge
Contoh Pemberian Simbol yang Belum Tepat
Penampang
Melintang
Impoundment
di Permukaan
Sistem
Tanggul
Sumur pengumpulan
Liner atau
pantau dan
ganda penghalan
air pengambilan
g
tanah lindi (leachate)
Standar waste
impoundment
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3
Penampang
Melintang
Fasilitas
Penumpukan
Limbah (waste
pile)
Sistem Liner ganda
pengumpulandan Tanggul atau
pengambilan lindi penghalang
(leachate) ganda
Standar
waste pile
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3
TANGKI CATATAN:
Volume dalam
tanggul minimum
harus 110% dari
volume tangki
Tanah dasar
Pondasi beton
yang diperkuat
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3
SILO
FASILITAS FISIK PENYIMPANAN LIMBAH B3
GUDANG
TPS LIMBAH B3
PENGUMPULAN LIMBAH B3
adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dari berbagai penghasil dengan jenis Limbah B3 yang dikumpulkan sesuai Perizinan
dengan disertai Dokumen Bukti Penyerahan Limbah B3. Dalam Operasionalnya pengumpulan harus mendapat Persetujuan
Lingkungan dan Perizinan Berusaha untuk kegiatan Bidang Usaha Pengumpulan Limbah B3
PRINSIP PENGUMPULAN LIMBAH B3
❖ SEGRESI
Pemisahan sesuai nama dan karakteristiknya
❖ PENYIMPANAN LIMBAH B3
Mengikuti aturan penyimpanan
❖ DILARANG
1) Melakukan pemanfaatan / pengolahan sebagian atau seluruhnya dari Limbah B3
yang dikumpulkan
2) Menyerahkan Limbah B3 yang terkumpul kepada pengumpul lainnya
3) Melakukan pencampuran
LIMBAH B3
❖ Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan menggunakan
Manifest Pengangkutan Limbah B3
❖ Pengangkut Limbah B3 wajib dilakukan oleh badan
usaha berbadan hukum (PT, Koperasi, Yayasan)
alat angkut tertutup untuk Limbah B3 Kategori 1
→ tidak termasuk CV, NC, UD. → cirinya terdaftar
sebagai badan hukum di Kemenkumham
❖ Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan menggunakan
alat angkut terbuka untuk Limbah B3 Kategori 2
TIDAK SESUAI
SESUAI
CONTOH
Kecelakaan Transportasi/
Angkutan Limbah B3
KONSEP MANIFES DALAM
DRAFT PERMEN LH
• Mudah meledak
(explosive)- E
• Mudah menyala
(Ignitable) – I
• Reaktiv (reactive) – R
• Infeksius (Infectious) –
X
• Korosif (corrosive) – C
• Beracun (toxic) - T
Manifes Limbah B3
[MANUAL]
DIMANA BARCODE
Kementerian
LingkunganHidup
DITEMPATKAN ? [saat
ini]
Ditempelkan pada
bagian sebelah kiri
atas.
Ditempelkan pada
setiap lembarmanifes
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan Limbah B3
Pemanfaatan Dalam hal setiap Pemanfaatan Limbah B3 meliputi: Pemanfaatan Limbah B3 dilakukan
Limbah B3 wajib orang tidak dengan mempertimbangkan:
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai
dilaksanakan oleh mampu substitusi bahan baku • Ketersediaan teknologi
Setiap Orang melakukan sendiri, • Pemanfaatan Limbah B3 sebagai • Standar produk apabila hasil
yang Pemanfaatan substitusi sumber energi
menghasilkan Limbah B3 Pemanfaatan Limbah B3 berupa
• Pemanfaatan Limbah B3 sebagai
Limbah B3 diserahkan produk
bahan baku
kepada • Pemanfaatan Limbah B3 sesuai
• Baku mutu atau standar
Pemanfaat dengan perkembangan ilmu lingkungan hidup
Limbah B3 pengetahuan dan teknologi
Pemanfaatan Limbah B3 sebagai Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan
substitusi sumber energi antara lain: baku yaitu Pemanfaatan Limbah B3 oli
Pemanfaatan Limbah B3 sludge minyak bekas yang dimanfaatkan sebagai
seperti oil sludge, oil sloop, dan oli bahan baku utama pada industri daur
bekas, yang dimanfaatkan sebagai ulang oli bekas.
bahan bakar alternatif pada industri
semen.
Pengolahan
Padatan
menjadi
Campuran
Bahan Baku
Batako
PENYIMPANAN PEMANFAATAN
Asistensi Pengelolaan Limbah B3 Persetujuan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan
Terintegrasi Pemanfaatan Limbah B3
PENGUMPULAN dengan PENGOLAHAN
Persetujuan Teknis Pengelolaan
Persetujuan Persetujuan Teknis Pengelolaan
Lingkungan
Limbah B3 untuk kegiatan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengumpulan Limbah B3 Pengolahan Limbah B3
PENGANGKUTAN PENIMBUNAN
Persetujuan Teknis Pengelolaan Persetujuan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengangkutan Limbah B3 Penimbunan Limbah B3
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Kedepan, Selama ini Kewenangan
tidak ada izin TPS LB3 ada di
Izin TPS LB3
lagi izin TPS Kab/Kota
LB3 berdiri
diintegrasikan ke
sendiri
dalam NIB atau
Cukup dengan memenuhi
dokumen Amdal,
persyaratan & ketentuan teknis TPS
UKL-UPL LB3 yg ditetapkan
(tergantung risiko
Pelaku Usaha).
Bila terjadi perubahan karena
pengembangan kegiatan
Perubahan
Dokumen
Amdal, UKL-UPL,
atau disesuaikan
dengan peraturan
PERUBAHAN IZIN PENYIMPANAN
PP 101 / 2014 PP 22 / 2021
Pemberi Izin Penyimpanan(Bupati/Walikota) Persetujuan Lingkungan
Ya/Sesuai
Persetujuan Teknis: Disertai alasan kewenangan penerbitan Perizinan
penolakan. Berusaha sesuai sektor
VERIFIKASI
Tidak
(Lihat RPP NSPK)
1. Pengumpulan Limbah B3; 7 Hari
2. Pengolahan Limbah B3, kerja
3. Pemanfaatan Limbah B3,
Ya
Penerbitan SLO
4. Penimbunan Limbah B3. Terbit Persetujuan Lingkungan
Proses Penerbitan 7 Hari kerja
7 Hari Kerja
Pemerintah Pemerintah
Pusat Daerah
(Provinsi, Kabupaten, Kota)
1. Menteri: Pengumpulan LB3 1. Gubernur: Pengumpulan
skala nasional; LB3 skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota:
3. Pengolahan LB3; Pengumpulan LB3 skala
4. Penimbunan LB3; dan Kab./Kota.
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
SISTEM MANAJEMEN K3
01 Keselamatan dan 02 Perlunya 03 Untuk keselamatan
Kesehatan Kerja mengidentifikasi kerja perlu diterapkan :
menjadi prioritas sumber-sumber Pemakaian APD (saat
dalam melakukan bahaya dalam area bekerja), membuat
pekerjaan atau kerja, seperti rambu-rambu
rutinitas harian; yang kemungkinan Keselamatan
bertujuan untuk timbulnya kebakaran Kesehatan Kerja di
mensukseskan (bila terkena api, area IPAL (K3), dan
pelaksanaan badan manusia), Prosedur Penanganan
pekerjaan sesuai meledak (peralatan Kecelakaan Kerja
target yang yang berkapasitas (Tanggap Darurat).
ditetapkan dan juga besar seperti pompa),
untuk kenyamanan ataupun kejatuhan
dalam bekerja. peralatan berat (letak
peralatan di tempat
tinggi).
POTENSI BAHAYA
❖ Identifikasi bahaya harus dilakukan melalui penilaian terhadap zat-zat pada limbah
industri ataupun turunannnya spt. tercecer/tertumpah (apakah mengandung zat-zat
berbahaya dan beracun?)
❖ Membuat Derajat Bahaya pada daerah Limbah B3 diproses (kecil, sedang, ataupun
besar); bisa dibuat dengan zonasi hijau, kuning, ataupun merah.
• Perlu adanya risalah (log book) pekerjaan yang akan digunakan untuk penanganan cepat
atas semua potensi bahaya
PELENGKAP BEKERJA: Penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri) dan APK (Alat Pengaman
Kerja)
❑ Alat Pelindung Diri terdiri atas : Helm, ear plug, sarung tangan/sintetis, kacamata,
safety shoes, respirator/masker, wear pack
❑ Alat Pengaman Kerja (APK) : Rambu-Rambu Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pasir, sekop, ataupun eye shower dan keran air
yang berfungsi.
❑ Pemakaian APD diwajibkan bagi setiap orang yang akan beraktivitas pada area IPAL,
mengingat proses pengolahannya berpotensi menimbulkan bahaya (baik kecil hingga
besar).
❑ APK ditempatkan di area kerja lebih bertujuan untuk mengingat agar berhati-hati dan
waspada dalam bekerja
TANGGAP DARURAT
❖ Untuk antisipasi terhadap kondisi emergency, maka diperlukan prosedural
tanggap darurat
❖ Antisipasi dengan Peralatan dan SDM terlatih terhadap tanggap darurat (obat-
obatan, APAR, dan tim tanggap darurat)
❖ Antisipasi kondisi bahaya dalam skala besar: perlu adanya koordinasi
dengan pihak eksternal seperti klinik/rumah sakit, dan pemadam kebakaran
setempat.
❖ Pelatihan untuk menghadapi tanggap darurat, harus dilakukan untuk
menyiapkan kondisi bahaya dan dalam rangka penanganan di tingkat pertama.
❖ Peralatan tanggap darurat selalu terperiksa dan terdaftar secara berkala,
dalam rangka kesiapsiagaan
Pengamanan Lokasi Bahaya
# TATA LETAK PERALATAN
Untuk mengurangi Resiko Kecelakaan penempatan peralatan disesuaikan dengan derajat bahayanya; apabila
beresiko tinggi, maka ditempatkan ditempat yang aman (tertutup, tidak bisa diakses oleh sembarang orang, dan
menempatkan camera pengintai)
Peralatan harus diidentifikasi tingkat bahaya nya, agar bias diposisikan di tempat yang aman
Untuk areal yang sempit; ketinggi alat harus menyesuaikan dengan tingkat resikonya. Apabila alat-alat berat (sangat
tidak direkomendasikan pada tempat yang tinggi)
# PEMBERIAN PENGAMANAN
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan bahaya, pengamanan melalui pembuatan pagar (pengaman), menyiapkan
orang yang mengawasi secara langsung maupun tidak langsung (camera pengawas), dan Rambu-rambu peringatan.
Pengamanan yang berlapis harus diterapkan secara procedural dan terus menerus.
PENGAMANAN
LOKASI BERBAHAYA
Sangat Waspada
Kecil
RESIKO
Sedang
Tidak Waspada
Berat
P ROGRAM
KEDARURATAN
Organisasi
Koordinasi (Alur
Komunikasi)
o JALUR EVAKUASI
o TEMPAT EVAKUASI
PROSEDURAL PENANGANAN
✓ Identifikasi Kejadian
✓ Pelaporan
✓ Penugasan Tim
✓ Perkiraaan Sebaran Dampak
✓ Tindakan Mitigasi
✓ Tindakan Perlindungan Segera
PELAPORAN
LIMBAH B3
PP 22/2021
Pasal 296 ayat 1 (c)
PP 22/2021
Pasal 296 ayat (2)
dan ayat (3)
Mekanisme Pelaporan
1. Melaporkan kepada DLH Kab/Kota
2. Pemerintahan Penerbit Persetujuan Lingkungan
3. KLHK, Direktorat Jenderal Sampah & LB3
SIMPEL MERUPAKAN HAK PENGELOLAANNYA ADA DI KLHK, sehingga tidak perlu lagi melaporkan secara
Manual ke KLHK.
Pemda (sampai saat ini) belum punya hak dan kewenangan secara “PENUH” terhadap SIMPEL, hanya per
tahun PENILAIAN PROPER.
Semoga Bermanfaat
PENGELOLAAN
Limbah Non B3
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
a. pengurangan Limbah nonB3;
b. penyimpanan Limbah nonB3;
c. pemanfaatan Limbah nonB3;
d. penimbunan Limbah nonB3;
Ruang Lingkup
Pengelolaan e. perpindahan lintas batas Limbah
nonB3;
Limbah nonB3 f. penanggulangan Pencemaran
(Pasal 450 – 470) Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Pemulihan Fungsi Lingkungan
Hidup; dan
g. pelaporan.
Pengelolaan Limbah nonB3
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
➢ Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
➢ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
PENGHASIL
Pengajuan
PL Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,
kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai Terbit Perizinan Berusaha
sektor
oleh Menteri, Gubernur, atau
(Salah satunya menguji Rincian Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah nonB3: penerbitan Perizinan Berusaha
1. Pengurangan Limbah nonB3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
2. Penyimpanan Limbah nonB3
OSS 3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3
Penghasil
Limbah B3
Kode Jenis Limbah Sumber Limbah nonB3
Limbah nonB3
N101 Slag Besi/Baja Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Steel Slag)
Daftar
Limbah
N102 Slag nikel (slag Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan
nickel) teknologi selain teknologi induction furnace atau kupola.
nonB3 N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Lampiran XIV) dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace/kupola
N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi electric arc furnace
(EAF)
N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace atau kupola.
N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas
pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, atau dari kegiatan
lain yang menggunakan teknologi selain stoker Boiler
N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, atau
dari kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler
N108 Spent bleaching Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan
earth minyak hewani atau nabati yang menghasilkan SBE hasil
ekstraksi dengan kandungan minyak di bawah 3 %
N109 Pasir foundry (sand Proses casting logam dengan penggunaan pelarut
foundry) dengan titik nyala diatas 600C
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat