Anda di halaman 1dari 25

TL 5122 PENGELOLAAN LIMBAH B3

DOKUMENLIMBAH B3
(Hazardous Waste Manifest)

OLEH:

Widya Ikhsania 25315004


Darin Fadhilah 25315010
Robertus W. Wijaya 25315013
Dian Puspita S. Z. 25315014
Dynar Hyldajune R. A 25315024
M. Faris Ikhsan 25315033
Fatimah Maulida 25315035
Annisa Maulidya 25315039
Nimas Ardina 25315040
Shanaz Mentari P. 25315344

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Berbagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dihasilkan dariberbagai


kegiatanindustri. Limbah B3 yang dihasilkan tersebut harus dikelola dengan benar sehingga
tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan. Pengelolaan limbah B3 menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan.
Pengelolaan limbah B3 memerlukan dokumen limbah B3 yang menjadi dokumen resmi
terkait pengelolaan limbah B3. Dalam hal penghasil limbah B3 tidak dapat mengelola
limbahnya sendiri, maka perusahaan yang dimaksud secara legal diijinkan untuk bekerja
sama dengan perusahaan jasa pengelolaan limbah B3 berdasarkan syarat dan ketentuan
berlaku. Salah satu syarat wajibnya adalah dengan pengurusan dokumen limbah B3.
Berdasarkan pasal 1 Keputusan Kepala Bapedal No. 2 tahun 1995 tentang Dokumen
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan
pada waktu penyerahan limbah B3 untuk diangkut dari lokasi kegiatan penghasil ke tempat
penyimpanan di luar lokasi kegiatan, dan atau pengumpulan dan atau pengangkutan dan atau
pengolahan limbah B3 dan atau pemanfaatan limbah B3 serta penimbunan hasil
pengolahan.Dokumen ini memiliki fungsilegalitas dari kegiatanpengelolaan limbah B3
sehingga dokumen B3 ini dapat dijadikan sebagai alat pengawasan yang ditetapkan
pemerintah untuk mengetahui mata rantaiperpindahan limbah B3 dari penghasil sampai ke
pengolah limbah.

1
BAB II
ISI

2.1 DokumenLimbah B3 di Indonesia


Dokumen limbah B3 harus diisi oleh penghasil limbah B3, perusahaan pengangkutan,
dan badan usaha pengolahan. Untuk perusahan jasa pengolahan limbah B3, selain wajib
mengisi salah satu bagian di dokumen limbah B3, badan usaha tersebut wajib mengajukan
permohonan kepada Kepala Bapedal untuk mendapatkan nomor registrasi terlebih dahulu
sebelum dokumen limbah B3 dipergunakan (dengan melampirkan izin pengelolaan limbah
B3).Hal ini tercantum pada pasal 3 Keputusan Kepala Bapedal No. 2 tahun 1995 tentang
Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Apabila pengangkutan dilakukan antar
moda, maka dokumen tersebut harus diserahkan kepada pengangkut berikutnya (pasal 5)
Rekomendasi dan izin pengangkutan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis limbah B3 yang diangkut
b. Jenis alat angkut limbah B3 (termasuk nomor polisi kendaraan)
c. Wilayah pengangkutan limbah B3
d. Masa berlaku izin dan rekomendasi
Berikut ini contoh dokumen limbah B3 di Indonesia (Gambar 1).

Gambar 1 Contoh Dokumen Limbah B3 di Indonesia


Pada proses perpindahan limbah B3 menuju tempat pengolahan akhir oleh pihak ke 3,
diperlukan suatu bukti serah terima dari penghasil, pengangkut, dan pengolah atau pemanfaat
limbah B3. Fungsi dari dokumen ini juga sebagai kendali mata rantai limbah B3 yang
nantinya akan dilaporkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup.
Adapun alur distribusi dokumen limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 2, yang terdiri
dari 7 rangkap (sekali pengangkutan) dan 11 rangkap (antar moda pengangkutan) sebagai
berikut:
a. Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah ditandatangani
oleh penghasil, pengumpul dan pengolah limbah B3 (putih).
b. Lembar kedua yang sudah ditandatangani pengangkut limbah B3 oleh penghasil
limbah B3 atau pengumpul dikirim ke badan pengendalian dampak lingkungan
(kuning)
c. Lembar ketiga yang sudah ditandatangani oleh pengangkut limbah B3 disimpan oleh
penghasil atau pengumpul limbah B3 yang menyerahkan limbah B3 untuk diangkut
oleh pengangkut limbah B3.
d. Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pengumpul atau pengolah limbah B3
oleh pengangkut diserahkan kepada pengumpul limbah B3 atau pengolah limbah B3
yang menerima limbah B3 dari pengangkut limbah B3 (merah muda)
e. Lembar kelima dikirim kepada dikirim kepada badan pengendalian dampak
lingkungan setelah ditandatangani oleh pengumpul limbah B3 atau pengolah limbah
B3 (biru).
f. Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada gubernur kepala daerah tingkat I
yang bersangkutan, setelah ditandatangani oleh pengumpul limbah B3 atau pengolah
limbah B3 (krem)
g. Lembar ketujuh dikirim oleh pengangkut kepada penghasil limbah B3 oleh
pengumpul limbah B3 atau pengolah limbah B3, setelah ditandatangani oleh
pengumpul limbah B3 atau pengolah limbah B3 (ungu)
h. Lembar ke delapan – sebelas dikirim oleh pengangkut kepada penghasil atau
pengumpul setelah ditandatangani oleh pengangkut terdahulu atau diserahkan
kepada pengangkut beikutnya (antar moda).

3
Gambar 2 Alur Distribusi Dokumen Limbah B3

Sejak tahun 2013, dokumen limbah B3 menggunakan stiker barcode yang diperoleh di
KLH (Gambar 3). Hal ini merupakan bagian dari pengawasan limbah B3. KLH akan
menetapkan kuota dan merencanakan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Gambar 3Stiker Barcode untuk Pengawasan Limbah B3

2.1.1 Pengisian Dokumen Limbah B3


Cara pengisian dokumen limbah B3 adalah sebagai berikut :
a. Limbah Dokumen limbah B3 harus diisi dengan huruf cetak dan jelas.
b. Nomor 1 sampai dengan nomor 12 diisi oleh penghasil atau pengumpul limbah B3
yang mengirimkan limbah B3 ke tujuan yaitu dari penghasil ke pengumpul atau ke
pemanfaat atau pengolah, dan/atau dari pengumpul ke pemanfaat dan/atau ke
pengolah (disesuaikan dengan kepentingannya).

4
c. Nomor 13 sampai dengan 22 terdiri dari 3 (tiga) bagian yang sama (A, B, dan C)
untuk diisi oleh pengangkut jika pengangkutan limbah B3 berpindah perusahaan
pengangkut. Dengan ketentuan sebagai berikut:
 Huruf A diisi oleh pengangkut pertama (I);
 Huruf B diisi oleh pengangkut kedua (II);
 Huruf C diisi oleh pengangnkut ketiga (III);
d. Nomor 23 sampai dengan nomor 36 diisi oleh pengumpul atau pengangkut atau
pemanfaat yang menerima limbah B3.
e. Nomor 31 sampai dengan nomor 36 diisi setelah limbah dianalis oleh
pengumpul/pengolah/pemanfaat, bila limbah B3 yang disebutkan tidak sesuai atau
tidak memenuhi syarat selanjutnya akan dikembalikan kepada perusahaan
penghasil limbah B3.
Dokumen limbah B3 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Bagian I : diisi oleh penghasil/ pengumpul
b. Bagian II : diisi oleh pengangkut
c. Bagian III : diisi oleh pengumpul/pemanfaat/pengolah
Secara umum, pengisian Dokumen Limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah
ini.

5
Diisi oleh
penghasil/
pengumpul

Diisi oleh
pengangkut

Diisi oleh
pengolah/
pengumpul/
pemanfaat

Gambar 4 Pengisian Dokumen Limbah B3

6
2.1.2 Kriteria Dokumen Limbah B3 (Manifest)

Table 1 Kriteria Dokumen Limbah B3 (Manifest) terhadap Peringkat Proper


Peringkat Proper Biru Merah Hitam
Kriteria Dokumen Manifest limbah B3 dan Penggunaan dan pengisian  Menggunakan
Limbah B3 (Manifest) cara pengisian sesuai dokumen limbah B3 manifest palsu
dengan ketentuan Kep. (manifest) tidak sesuai dan/atau
Ka.Bapedal Nomor: dengan ketentuan dalam  Memalsukan
Kep- Kep. Ka. Bapedal No.: informasi dalam
02/Bapedal/ 09/1995 Kep- 02/Bapedal/09/1995: manifest
 Tujuan akhir
pengelolaan limbah B3
tidak dapat
dipertanggungjawabkan
;
 Tetap melakukan
prosedur penggunaan
manifest yang tidak
sesuai dengan ketentuan
(tetap melakukan
kesalahan tahun
sebelumnya)
Catatan:
1. Satu berkas manifest (7 rangkap atau 11 rangkap) berlaku hanya untuk satu jenis limbah
2. Semua kolom dalam lembar manifest harus terisi sesuai peruntukannya (tidak boleh ada yang kosong).
3. Saat pengangkutan pertama oleh pengangkut dari penghasil limbah B3, maka penghasil limbah menerima
salinan manifest nomor #2 (kuning) dan #3 (hijau).
4. Dalam salinan manifest nomor #2 dan #3 hanya kolom 1 (informasi penghasil) dan kolom 2 (informasi
pengangkut) yang terisi penuh dan ada cap penghasil dan pengangkut. Kolom 3 (informasi penerima limbah
akhir) boleh terisi hanya menyampaikan informasi akan dibawa kemana selanjutnya limbah tersebut tanpa
ada tanggal dan cap penerima akhir limbah.
5. Perusahaan akan menerima salinan manifest nomor #7 (ungu) dari pengangkut yang sudah di tandatangani
dan dicap oleh pengumpul/ pengolah/pemanfaat/penimbun.
6. Salinan manifest nomor #7 harus diterima oleh penghasil limbah selambat-lambatnya 120 hari setelah limbah
diangkut oleh pengangkut untuk dibawa ke pengumpul/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah B3.
7. Kriteria Merah ‘tetap melakukan pengelolaan manifest yang tidak sesuai dengan ketentuan (kesalahan tahun
sebelumnya) ’ maksudnya adalah apabila periode penilaian sebelumnya melakukan pengelolaan manifest
tidak sesuai ketentuan dan tahun ini tetap dilakukan, maka peringkatnya tetap merah walaupun dilakukan
perbaikan.

2.1.3 Pelanggaran Manifest


Dalam melakukan pengangkutan limbah, pengangkut memiliki dokumen limbah
(manifest) yang harus diberikan kepada penghasil limbah dan penerima limbah selanjutnya.
Manifest tersebut sebagai bukti adanya pengiriman ataupun peredaran limbah dari satu
stakeholder terhadap stake holder lainnya. Pelanggaran bisa terjadi apabila manifest yang
diberikannya berupa “aspal” asli tapi palsu. Manifestnya asli tapi tidak ada pengiriman
limbah. Yang terjadi hanya jual beli manifest kosong. Penghasil limbah B3 memiliki manifest
yang seakan-akan telah terjadi pengiriman limbah (pengiriman fiktif). Akibat penggunaan
manifest palsu maka perusahaan akan diberikan peringkat hitam pada proper.

7
Apabila perusahaan mendapatkan proper merah dan hitam, berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Program Penilaian
Perangkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ditindaklanjuti sebagai
berikut :
1. Tindak lanjut terhadap industri yang berperingkat merah adalah memberikan sanksi
administrasi kepada perusahaan merah untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan
2. Usaha dan atau kegiatan yang memperoleh peringkat Proper hitam diserahkan kepada
proses penegakan hukum lingkungan.

2.1.2 WaktuPenerimaanKembaliDokumenLimbah B3
Penghasil limbah B3 akan menerima kembali dokumen limbah B3 dari pengumpul atau
pengolah selambat-lambatnya 120 hari sejak limbah B3 diangkut untuk dibawa ke
pengumpul atau ke pemanfaat atau pengolah limbah B3.

2.2 Dokumen Limbah B3 di Amerika Serikat


Amerika Serikat, sebagai negara industri, lebih banyak mengalami masalah terkait
limbah B3. Masyarakat yang pro-aktif menanggapi isu limbah B3 mendorong pemerintah
untuk menghasilkan peraturan-peraturan untuk mengatur permasalahan limbah B3. Beberapa
peraturan yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan, khususnya terkait pengelolaan
limbah B3 antara lain:
1. Solid Waste Disposal Act (1965) dan Resource Recovery Act (1970) yang mengatur
tentang pengolahan dan daur ulang limbah padat.
2. Toxic Substances Control Act (TSCA) yang mengatur tentang penggunaan bahan
kimia berbahaya yang diproduksi.
3. Resource Conservation and Recovery Act (RCRA) yang mengatur tentang
pengelolaan limbah berbahaya
4. Hazardous and Solid Waste Amendements Act (HSWA) yang mengatur tentang
perlindungan perlindungan masyarakat terkait air tanah dari limbah berbahaya.
5. Comprehensive Environmental Response, Compensation and Liabilities Act
(CERCLA) dan Superfund Amendment and Reauthorization Act (SARA) yang
mengatur tentang pendanaan terkait pembersihan situs disposal limbah B3 yang
sudah berhenti beroperasi.
6. Pollution Prevention Act yang mengatur penanganan pencemaran limbah melalui
prioritas pada minimasi limbah.

8
Dalam pengelolaan limbah B3, lembaga RCRA mengatur aturan yang mengacu pada
prinsip cradle-to-grave yaitu memantau limbah B3 dari timbulan, penyimpanan, transportasi,
pengolahan, hingga penimbunan. Lembaga tersebut melalui suatu lembaga khusus, USEPA
melaksanakan aturan-aturan terkait pelacakan limbah B3. Dalam aturan tersebut, dipaparkan
aturan teknis dan administratif yang diperuntukkan untuk tiga pelaku utama, yaitu:
1. Penghasil (generator),
2. Pengangkut (transporter), dan
3. Pemilik fasilitas pengolah (treatment), penyimpanan (storage) dan penimbunan
(disposal).
Penghasil limbah B3 memiliki kewajiban untuk menganalisis limbahnya sesuai dengan
aturan yang ada di RCRA. Namun, USEPA menyadari keterbatasan kemampuan finansial
industri skala kecil untuk menerapkan aturan tersebut sehingga USEPA mendefinisikan Small
Quantity Generator (SQG). Dalam aturan tersebut, kewajiban untuk menganalisis limbah
diterapkan pada industri yang menghasilkan limbah lebih besar dari 1000 kg per-bulan.
Industri sebagai penghasil limbah B3 sebelumnya diharuskan untuk mendapatkan
nomor identifikasi dari USEPA sehingga memudahkan proses pelacakan. Lembaga tersebut
bekerjasama dengan lembaga transportasi (DOT) dalam membentuk aturan terkait
pengemasan limbah B3 selama proses pengangkutan hingga ke tujuan.

2.2.1 Alur Distribusi Dokumen Limbah B3 di Amerika


Ada 6 salinan dokumen limbah B3 yang diisi oleh industri penghasil. Masing-masing
dokumen tersebut selanjutnya akan didistribusikan kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Dikirim kepada pemerintah negara bagian dimana lembaga penimbunan berada.
2. Dikirim kepada pemerintah negara bagian lokasi limbah B3 berasal.
3. Dikirim kepada industri penghasil limbah oleh lembaga penimbunan limbah B3
(TSD), untuk disimpan oleh industri penghasil.
4. Disimpan oleh lembaga penimbunan limbah B3 (TSD).
5. Disimpan oleh transporter.
6. Disimpan oleh generator.
Salinan ke-7 dan ke-8 sebagai ekstra kopi pada beberapa penghasil limbah dibuat untuk
diberikan lagi kepada pemerintah negara bagian lokasi lembaga penimbunan berada dan
kepada pemerintah lokasi timbulan limbah B3 berasal. Secara skema, alur pengiriman
dokumen limbah B3 dijelaskan sebagai berikut (Gambar 5).

9
Gambar 5Alur Pengiriman Dokumen Limbah B3 di Amerika Serikat

2.2.2 Pengisian Dokumen Limbah B3 di Amerika Serikat


Berikut ini pemaparan contoh dokumen pengangkutan limbah B3 di Amerika Serikat
(Gambar 6) berikut ini.

10
Gambar 6Contoh Dokumen Pengangkutan Limbah B3 di Amerika Serikat

Didalam dokumen tersebut terkandung beberapa poin penting yang harus diisi oleh
pihak industri penghasil, transporter dan penerima limbah B3 yang dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
1. Generator’s U.S. EPA Identification Number
Nomor identitas penghasil limbah B3 yang telah terdaftar di USEPA. Terdiri dari
12 digit nomor.
2. Page 1 of_
Jumlah total halaman dokumen yang diperlukan dalam pengangkutan limbah B3.
3. Emergency Response

11
Nomor panggilan untuk penanganan darurat terkait kecelakaan transportasi.
4. Manifest Tracking Number
Nomor khusus pelacakan.
5. Generator’s Mailing Address, Phone Number and Site Address
Nama industri penghasil limbah B3, alamat email, nomor panggilan, serta lokasi
penghasil limbah B3.
6. Transporter 1 Company Name, and U.S. EPA ID Number
Nama perusahaan pengangkut beserta nomor identitas perusahaan yang telah
terdaftar di USEPA.
7. Transporter 2 Company Name, and U.S. EPA ID Number (jika perlu)
Nama perusahaan pengangkut beserta nomor identitas perusahaan yang telah
terdaftar di USEPA.
8. Designated Facility Name, Site Address, and U.S. EPA ID Number
Nama perusahaan dan lokasi fasilitas yang menerima limbah B3. Selain itu perlu
dicantumkan nomor panggilan perusahaan tersebut beserta nomor identitas
perusahaan tersebut di USEPA.
9. U.S. DOT Description (Including Proper Shipping Name, Hazard Class, ID
Number, and Packing Group (if any))
9a. Jika limbah yang tertera pada 9b merupakan limbah B3 dan limbah non-B3,
maka limbah diidentifikasi dengan kode X.
9b. Nama U.S. DOT terkait pengapalan, kelas limbah, Nomor identitas, grup yang
mengemas limbah B3, serta jumlahnya.
10. Containers (Number and Type)
Nomor identitas kemasan limbah B3 (Tabel 2).
Tabel 1 Daftar Nomor Identitas Kemasan Limbah B3

12
11. Total Quantity
Jumlah limbah B3 yang diangkut.
12. Units of Measure (Weight/Volume)
Unit Besaran yang digunakan untuk mengkuantifikasi limbah B3 (Tabel 3).

Tabel 2 Tabel Unit Besaran yang digunakan untuk mengkuantifikasi limbah B3

13. Waste Codes


Kode limbah B3 sesuai dengan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah negara bagian.
14. Special Handling Instructions and Additional Information
Penghasil limbah diharuskan untuk mengisi panduan khusus dalam menangani
limbah B3 yang akan diangkut.
15. Generator’s/Offeror’s Certifications
Penghasil limbah diharuskan untuk membaca, mengisi tanggal serta
menandatangani pernyataan untuk meminimasi limbahnya.
16. International Shipments
Untuk kasus eksport limbah B3, pengekspor diharuskan untuk memeriksa batasan
wilayah dan mengisi titik keluar dari US. Hal yang sama berlaku untuk import
limbah B3. Perusahaan transport limbah harus memberikan kopian dokumen
kepada U.S. Customs saat mengekspor limbah keluar wilayah U.S.
17. Transporter’s Acknowledgements of Receipt
Pada bagian ini tertera nama transporter yang menerima limbah B3. Orang tersebut
harus mengetahui informasi terkait ketentuan yang tertera saat menandatangani
waktu penerimaan limbah B3.
18. Discrepancy
18a. Discrepancy Indication Space
Penerima limbah B3 (perusahaan penimbunan), ketidaksesuaian dilaporkan
pada bagian ini. Ketidaksesuaian ini dapat berupa kuantitas/jumlah, tipe
limbah, residu, serta penolakan oleh lembaga pengiriman/pengapalan.

13
18b. Alternate Facility (or Generator) for Receipt of Full Load Rejections
Pada bagian ini tertera nama, alamat, nomor panggilan serta nomor
identifikasi EPA untuk lembaga yang menolak pengangkutan limbah B3.
18c. Alternate Facility (or Generator) Signature
Lembaga yang sah mewakili perusahaan dalam menolak/mengembalikan
limbah B3 diharuskan menandatangani serta mengisi tanggal saat limbah B3
tersebut ditolak dalam pengangkutan/pengapalan.
19. Hazardous Waste Report Management Method Codes
Pada bagian ini, tertera laporan terkait metoda penanganan limbah B3 yang diisi
oleh lembaga penerima B3. Laporan tersebut dilaporkan dalam bentuk kode oleh
pihak awal yang menangani, pihak yang menyimpan ataupun pihak yang
menimbun limbah B3 tersebut. Kode-kode tersebut dipaparkan pada Tabel 3
berikut.

14
Tabel 3 Kode pada Laporan Limbah B3

20. Designated Facility Owner or Operator Certification of Receipt


Pada bagian ini tertera nama pihak yang menerima limbah B3 pada perusahaan
penerima. Pihak tersebut harus mengetahui pemberitahuan penerimaan ataupun
penolakan limbah B3 yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Pada bagian
ini pihak tersebut juga menandatangani dan menerakan tanggal penandatanganan
dokumen tersebut.

15
2.3 Dokumen Limbah B3 di Inggris
2.3.1 Pengertian Dokumen Limbah B3 di Inggris
Dokumen limbah B3 di Inggris dikenal dengan istilah consignment note. Consignment
noteadalah salah satu bagian dari sistem kontrol untuk limbah berbahaya. Penghasil,
pengangkut atau pengelola limbah B3 wajib mengikuti semua peraturan dari sistem kontrol
tersebut.Catatan/dokumen tersebut harus selesai sebelum limbah B3 tersebut
dipindahkan.Dokumen yang diperlukan untuk semua perpindahan limbah B3 tersebut antara
lain:
 Kumpulan catatan dari bisnis oleh operator limbah terdaftar
 Perpindahan limbah dari satu tempat ke tempat lain dalam bisnis yang sama
 Perpindahan limbah dari tempat pelanggan, di mana bisnis lain telah menghasilkan limbah
Consignment note tidak diperlukan untuk memindahkan limbah berbahaya untuk:
 Perpindahan limbah berbahaya dalam negeri (selain limbah asbes) dari rumah tangga
domestik untuk tempat pengumpulan awal
 Limbah yang diimpor atau diekspor di bawah kontrol limbah pengiriman internasional
yang menggunakan catatan gerakan yang berbeda

2.3.2 Prosedur Pelengkapan Consignment note


Consignment note memiliki 5 bagian (A-E) yang harus diisi oleh pihak yang
menghasilkan limbah, yaitu:
1. Langkah 1: Produsen atau pemegang melengkapi bagian A dan B
Penghasil atau penyimpan limbah harus mengisi bagian A dan B pada setiap salinan
catatan sebelum limbah tersebut dibuang.
 Bagian A: Detail Pemberitahuan
Penghasil atau penyimpan limbah harus memberikan rincian asal dan tujuan limbah di
Bagian A1 ke A4, yaitu :
a. A1. Kode catatan pengiriman,
Penghasil atau penyimpan harus membuat kode catatan pengiriman dan
memasukkannya keconsignment note. Format untuk kode consignment note harus
'XXXXXX/YYYYY, yaitu:
 ‘XXXXXX ' 6 huruf/angka pertama (tidak simbol atau spasi) adalah nama
perusahaan masuk dalam bagian A2 dari congsignment notedan harus diikuti
dengan' / '

16
 'YYYYY' 5 angka atau huruf (tidak simbol atau spasi) yang dipilih
b. A2. Rincian asal limbah
Penghasil atau pengumpul harus memasukkan semua rincian yang diperlukan untuk
tempat dari mana limbah tersebut dibuang.
c. A3. Tujuan pengiriman limbah B3 (nama, alamat dan kode pos)
Penghasil atau penyimpan limbah B3 harus memasukkan nama, alamat dan kode pos
untuk dibawa ke (penerima barang).Penghasil atau penyimpan limbah B3 harus
memeriksa terlebih dahulu bahwa pihak penerima memegang izin lingkungan, yang
memungkinkan mereka untuk menerima jenis dari limbah yang dikirim.
d. A4. Rincian penghasil limbah jika berbeda dari A2 (nama, alamat, kode pos, telepon,
email, faksimili)
Bagian ini merupakan bagian yang penting jika limbah itu tidak diproduksi oleh
organisasi yang termasuk dalam A2.Sebagai contoh, jika sampah diproduksi oleh
kontraktor atau organisasi yang termasuk A2 adalah perusahaan yang mengelola
fasilitas sampah.
 Bagian B: Deskripsi Sampah
Penghasil limbah B3 harus memberikan informasi tentang limbah tersebut, aktivitas yang
menghasilkan limbah B3 tersebut, komposisi, sifat dan kemasan pada bagian B1 sampai
B3.
a. B1. Proses yang menimbulkan limbah B3 dan B2 Standard Industrial Classification
(SIC) untuk proses yang menimbulkan limbah B3
b. B2. Rincian limbah
Untuk pengumpulan setiap jenis limbah yang berbeda, penghasil limbah harus
memasukkan rincian: deskripsi limbah yang lengkap dari setiap limbah, 6 digit LoW
atau European Waste Catalogue (EWC) yang merupakan 6 digit kode untuk limbah,
kuantitas (kg), komponen kimia/biologi dari limbah beserta konsentrasinya, bentuk
fisik (gas, cair, padat, serbuk, lumpur atau campuran), kode bahaya, jenis, jumlah dan
ukuran kontainer, nomor identifikasi UN, nama pengirim, kelas UN, kelompok
kemasan dan persyaratan penanganan khusus.
2. Langkah 2: Pengangkut limbah memeriksa bagian A dan B, dan menyelesaikan bagian C
Operator pengangkut limbah harus memeriksa bagian A (rincian limbah) dan B
(transportasi) dari catatan dan melengkapi bagian C setelah penghasil atau penyimpan limbah
telah menyelesaikan bagian A dan B dan sebelum limbah tersebut dibuang.

17
Setelahmenandatangani bagian C salinan dokumen harus diserahkan kembali ke pengirim,
penghasil atau penyimpan limbah B3.

 Bagian C: Sertifikat operator pengangkut limbah


Dengan menyelesaikan Bagian C operator pengangkut limbah melakukan 2 hal,yaitu:
 Mengkonfirmasikan telah memeriksa rincian yang diberikan oleh penghasil atau
penyimpan di bagian A dan B
 Memasukkan rincian
3. Langkah 3 : Pengirim memeriksa bagian A, B dan C dan menyelesaikan bagian D
Pengirim (produsen atau pemegang) harus hadir ketika limbah dikumpulkan oleh
operator. Pengirim harus mengkonfirmasi bahwa informasi produsen memegang bagian A
dan B, dan pembawa masuk ke bagian C dengan benar.
 Bagian D : Sertifikat pengirim
Penghasil limbah B3 harus memeriksa dan mengkonfirmasi masing-masing 6 poin
dibawah ini, sebelum menyelesaikan Bagian D, mengenai:
 Informasi dalam A, B dan C telah selesai dan benar. Petugas yang menandatangani
surat harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pernyataan dan hadir
ketika sampah dikumpulkan untuk memeriksa nomor registrasi kendaraan pengangkut.
 Pengangkut (carrier) terdaftar
 Saran tindakan pencegahan yang tepat yang diperlukan untuk bahan limbah.
 Semua sampah yang dikemas dan diberi label dengan benar
 Carrier telah diberitahu mengenai persyaratan penanganan khusus
4. Langkah 4 : Penerima menerima sampah dari operator serta melengkapi bagian E
Pembawa limbah B3 memberikan 2 salinan consignment notekepada penerima limbah B3.
Penerima limbah B3 akan memeriksa limbah dan catatan serta melengkapi bagian E. Limbah
B3 ditolak jika:
 Limbah tersebut tidak disertai denganconsignment note, kecuali dapat dikonfirmasi bahwa
gerakan secara hukum tidak perlu consignment note.
 Kawasan penerima tidak diidentifikasi sebagai tujuan di bagian A3 dari consignment note.
 Kawasan penerima tidak diizinkan untuk menerima limbah tersebut.
 Limbah tersebut tidak akurat atau tidak lengkap diklasifikasikan atau dijelaskan.
 Kendaraan pengangkut limbah B3 bukan diidentifikasikan sebagai kendaraan yang
digunakan pada Bagian C dari consignment note, dan tidak ada jadwal operator dalam
formulir pengangkutan limbah tersebut.

18
 Consignment note tidak berisi semua bidang informasi yang diperlukan dan tidak diatur
dalam secara substansial format yang sama.
 Bagian A ke D dari consignment note telah diubah dengan cara apapun.
Penerima tidak harus mengubah atau memperbaiki informasi apapun dalam Bagian A, B, C
atau D dari consignment note. Jika penerima menolak sampah, penerima harus mengikuti
aturan dalam bimbingan beban menolak.
 Bagian E : sertifikat penerima
Penerima harus memasukkan kode EWC yang diterima, kuantitas setiap kode yang
diterima (kg), kode EWC diterima / ditolak. Penerima memasukkan kode menerima atau
menolak limbah, operasi pengelolaan sampah (R atau kode D).
Informasi dalam Bagian A, B, C dan D dari catatan tidak boleh diubah setelah disepakati dan
ditandatangani. Selain itu, dokumen (manifest) di Inggris juga mengatur gerakan lintas batas.
Limbah pindah ke Inggris dari Skotlandia, Irlandia Utara, Wales atau Gibraltar.

Berikut ini disajikan ringkasan perbedaan Manifest di Indonesia, US, dan UK (Tabel
2).
Table 2Perbedaan Manifest Indonesia, US, dan UK

Indonesia US UK
Dokumen Limbah Manifest Consignment notes
7 rangkap (sekali 6 lembar salinan untuk 5 bagian (A-E) yang harus
pengangkutan) dan 11 penghasil limbah diisi oleh pihak yang
rangkap (antar moda 7-8 lembar salinan sebagai menghasilkan limbah
pengangkutan) ekstra kopi pada beberapa
penghasil limbah dibuat 5 sections (A-E) to be filled
7 sheets (one transport) and untuk diberikan lagi kepada by the waste generator.
Eighth - eleven sheets sent pemerintah negara bagian
by the carrier to the lokasi lembaga penimbunan
producer or collector after berada dan kepada
being signed by the previous pemerintah lokasi timbulan
carrier or delivered to the limbah B3 berasal
next carrier (intermodal).
6 copies for waste generator
7-8 copies as extra copies on
some waste generators are
made to be given again to
the state government where
the landfill location is
located and to the
government where the origin
of the B3 waste originates
Satu manifest hanya berlaku Satu manifest dapat (belum nemu teh)

19
untuk satu jenis limbah digunakan untuk empat
jenis limbah yang
One manifest only applies kompatibel (seperti manifest
for one type of waste pesawat)

One manifest can be used


for four types of
compatible waste (such as
aircraft manifest)
Penghasil limbah B3 akan 35 hari setelah follow up ke Per 3 bulan :
menerima kembali dokumen pengangkut January – Maret-> 30 Apr
limbah B3 dari pengumpul April – June -> 31 July
atau pengolah selambat- 35 days after follow up to July – September -> 31 Oct
lambatnya 120 hari sejak carrier. October – December -> 31
limbah B3 diangkut untuk January
dibawa ke pengumpul atau
ke pemanfaat atau pengolah Per 3 months
limbah B3.

Generator will receive back


manifest from collectors or
processors more or less 120
days after hazardous waste
transported to
collectors/hazardous waste
utilizers/processors.
Menggunakan sistem Menggunakan nomor Single consignment £10
barcode untuk pengawasan identifikasi dari US-EPA (electronic returns) or £19
limbah (berbayar) untuk memudahkan (paper returns)
pelacakan limbah Multiple consignment - £5
Using barcode systemfor (electronic returns) or £10
waste control (paid) Using identification (paper returns)
number from US-EPA for
waste tracking.
Untuk kasus eksport limbah mengatur gerakan lintas
B3, pengekspor diharuskan batas. Limbah pindah ke
untuk memeriksa batasan Inggris dari Skotlandia,
wilayah dan mengisi titik Irlandia Utara, Wales atau
keluar dari US. Hal yang Gibraltar.
sama berlaku untuk import
limbah B3. Perusahaan Waste moved cross-border
transport limbah harus from Scotlandia, North
memberikan kopian Ireland, Wales, or Gibraltar
dokumen kepada U.S. to England
Customs saat mengekspor
limbah keluar wilayah U.S.

20
2.4 Manifest Elektronik
2.4.1 Latar Belakang
Pada tahun 2009, Kementerian Lingkungan Hidup mulai diberlakukan sistem Manifest
Elektronik (Fekstronik). Hal ini dilatarbelakangi oleh :
- Perkembangan industri yang terus meningkat
- Adanya target penurunan beban pencemaran dari sekor industri sebesar 15% dari
basis data 2014 (Rencana Strategis KLHK 2014-2019)
- Diperlukannya suatu sistem informasi yang berfungsi untuk menyimpan, mengolah,
dan mengevaluasi data pengelolaan lingkungan.
- Mempermudah perusahaan/industri dalam melakukan pelaporan secara efektif dan
efisien

2.4.2 Faktor Penyebab Pergantian Manifest Manual ke Manifest Elektronik


Faktor-faktor penyebab pergantian manifest manual ke manifest elektronik di
antaranya:
1. Warna manifest yang berbeda-beda
2. Penulisan dalam manifest tidak jelas dan tidak lengkap
3. Manifest tidak rapi dan dicoret-coret
4. Pernyataan salinan manifest tidak sesuai standar
5. Digunakan untuk lebih dari satu jenis limbah B3
6. Format cetakan yang berbeda-beda
7. Beberapa lembar manifest limbah B3hilang
8. Manifest limbah B3 digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pribadi
(penyalahgunaan manifest limbah B3)
9. Sering terjadi kecurangan pada sistem barcode
10. Masih terdapat ketidaksesuaian antara kode limbah B3, barcode, dan manifest
limbah B3 yang tidak sesuai dengan Tabel limbah B3 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014.

2.4.3 Kelebihan ManifestElektronik


Selain itu, kelebihan Manifestelektronik, yaitu :
a. Ketaatan dalam pengiriman limbah B3 lebih terjamin;

21
b. Administrasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perpindahan limbah B3 lebih
singkat;
c. Tujuan pengiriman dapat dipantau oleh penghasil/pengirim limbah B3;
d. Fleksibilitas dalam jumlah salinan yang dipergunakan/dibutuhkan;
e. Mempermudah proses pelaporan pelaksanaan pengiriman limbah B3;
f. Mempermudah proses pelaporan kegiatan pengelolaan limbah B3 bagi para pihak;
g. Reduksi pembiayaan untuk penggunaan QR Code bagi pengangkut;
h. Ramah lingkungan/paperless;
i. Mempermudah sistem pelaporan pada setiap proses;
j. Memberikan keuntungan secara ekonomi dan kepastian hukum bagi sistem
pengangkutan limbah B3 industri karena harus menjamin bahwa limbah B3 yang
diangkut sampai kepada pengelola limbah B3 yang legal.

2.4.4 Tata Cara Penggunaan Manifest Elektronik


Syarat bagi perusahaan penghasil limbah B3 adalah harus memiliki dokumen
lingkungan, sedangkan bagi pengangkut limbah harus memiliki rekomendasi dan izin
pengangkutan. Bagi pengolah limbah harus mengantongi izin pengolah limbah.Untuk
mendapat hak akses, maka ada tata cara permohonan festronik limbah B3, meliputi :
1. Mengajukan permohonan tertulis
2. Melakukan pendaftaran hak akses secara online melalui festronik.menlhk.go.id
Pemohon mendapat infomasi mengenai persetujuan hak akses festronik.

22
BAB III
KESIMPULAN

1. Dokumen (manifest) limbah B3 di Indonesia, Amerika Serikat, dan Inggris secara


umum memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai alat kontrol dan telusur perpindahan
limbah B3 dari satu pihak ke pihak yang lain. Secara umum dokumen didistribusikan
ke penghasil, pengangkut, penerima (pengumpul atau pengolah) serta pemerintah
yang terkait. Di mana, tujuan dari adanya dokumen limbah yaitu untuk melindungi
kesehatan manusia dan lingkungan.
2. Indonesia menerapkan sistem 7 salinan dokumen limbah B3 yang harus
didistribusikan, Amerika Serikat menerapkan sistem 6 salinan dokumen limbah B3,
sementara Inggris menerapkan sistem dokumen limbah B3 yang lebih ramping yaitu
dengan 5 dokumen salinan.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri. 2016. Kriteria Pengelolaan Limbah B3. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/160322152240KRITERIA%20PROPER%20PL
B3%202016.pdf(diakses tanggal 1 Oktober 2017)
UK Environmental Agency. Dispose hazardous waste. http;//www.gov.uk/guidance/Dispose-
hazardous-waste/overview. (diakses tanggal 15 Oktober 2017)
Hazardous Waste Manifest Distribution.
http://des.nh.gov/organization/divisions/waste/swmb/rims/documents/hw-manifest-
routing.pdf(diakses tanggal 30 September 2017).
Instructions for Completing the Hazardous Waste Manifest.
https://www.epa.gov/sites/production/files/2015-06/documents/man-inst.pdf (diakses
tanggal 30 September 2017)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Teknis Pengelolaan Limbah B3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah B3.
Keputusan Kepala Bapedal No. 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
Management Method Codes Used with the Hazardous Waste Report.
https://www.epa.gov/sites/production/files/2015-06/documents/codes.pdf (diakses
tanggal 30 September 2017)
Uniform Hazardous Waste Manifest: Instructions, Sample Form and Continuation Sheet, and
Management Method Codes. https://www.epa.gov/hwgenerators/uniform-hazardous-
waste-manifest-instructions-sample-form-and-continuation-sheet-and(diakses tanggal 1
Oktober 2017).
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Program
Penilaian Perangkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Suyudi, Yudi. 2014. Rawannya Pelanggaran dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3). Edisi 1. Jurnal Lingkar Widyaiswara

Anda mungkin juga menyukai