Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, limbah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
terkontaminasi (Filter Udara) tergolong Limbah B3 Indonesia Nomor 101 tahun 2014 pada Lampiran
dari sumber tidak spesifik dengan Kode Limbah II,limbah B3 korosif adalah limbah yang memiliki salah
A109d dan memiliki Kategori bahaya 2. satu atau lebih sifat-sifat berikut:
d. Catridge Bekas - Limbah dengan pH sama atau kurang dari 2 (dua)
Catridge merupakan komponen penting yang untuk Limbah bersifat asam dan sama atau lebih
terdapat dalam printer inkjet, catridge dapat diganti besar dari 12,5 (dua belas koma lima) untuk yang
atau dilepas, dan memiliki fungsi sebagai tempat bersifat basa. Sifat korosif dari Limbah padat
penampungan tinta di dalam printer yang dilakukan dengan mencampurkan Limbah dengan
dikeluarkan ke kertas pada saat proses cetak. Bahan air sesuai dengan metode yang berlaku dan jika
berbahaya yang ada dalam lampu catridge adalah limbah dengan pH lebih kecil atau sama dengan 2
PCB dan bekas tinta. Berdasarkan Peraturan (dua) untuk Limbah bersifat asam dan pH lebih
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang besar atau sama dengan 12,5 (dua belas koma lima)
Pengelolaan Limbah B3, catridge tergolong Limbah untuk yang bersifat basa; dan/atau
B3 dari Sumber Tidak Spesifik dengan Kode - Limbah yang menyebabkan tingkat iritasi yang
Limbah sama seperti elektronik waste yakni B107d ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema
dan memiliki Kategori bahaya 2. dan pembengkakan atau edema. Sifat ini dapat
e. Dust Grinding diketahui dengan melakukan pengujian pada
Dalam aktivitas produksi PT. Perjuangan Baja hewan uji mencit dengan menggunakan metode
Indonesia, berpotensi menimbulkan dust grinding. yang berlaku.
Dust grinding merupakan serbuk besi sisa
pemotongan maupun pembentukan besi. Dust Pada tahap operasional PT. Perjuangan Baja
Grinding sangat berpotensi mencemari lingkungan Indonesia, menghasilkan limbah B3 Korosif seperti:
karena dapat mencemari badan air maupun air tanah a. Aki Bekas
jik terbawa aliran air. Dust Grindingdapat Akumulator (Accu/Aki) adalah alat yang dapat
dikatagorikan sebagai limbah B3 karena mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada
mengandung unsur logam berat. Berdasarkan prinsipnya, fungsi dari aki adalah sebagai sumber
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 energi listrik seperti baterai. Bahan berbahaya yang
tentang Pengelolaan Limbah B3, dust rrinding terkandung dalam aki adalah cairan Asam Sulfat
tergolong Limbah B3 dari Sumber Spesifik Umum (H2SO4) yakni cairan asam dengan kandungan pH
dengan Kode Limbah B323-1 dan memiliki Kategori kurang dari 7. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
bahaya 2. Dan berdasarkan karakteristik bahan yang Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
terkandung, Dust Grinding dapat dikategorikan B3, Aki bekas tergolong Limbah B3 dari Sumber
Limbah B3 yang bersifat beracun. Tidak Spesifik dengan Kode Limbah A102d dan
memiliki Kategori bahaya 1. Dan berdasarkan
1.2 Limbah B3 Korosif (Corrosive-C)
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
3/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)
Rudy Sugiarto, Ir
karakteristik bahan yang terkandung, Aki Bekas tester, pensky martens closed cup, atau metode lain
dapat dikategorikan Limbah B3 Korosif. yang setara dan termutakhir; dan/atau
- Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada
temperatur dan tekanan standar yaitu 25oC (dua
b. BateraiBekas puluh lima derajat Celcius) atau 760 mmHg (tujuh
Baterai merupakan komponen yang dapat mengubah ratus enam puluh millimeters of mercury) mudah
energi kimia menjadi energi listrik. Pada prinsipnya, menyala melalui gesekan, penyerapan uap air atau
fungsi dari baterai adalah sebagai sumber energi perubahan kimia secara spontan dan jika menyala
listrik. Bahan berbahaya yang terkandung dalam dapat menyebabkan nyala terus menerus. Sifat ini
baterai adalah Merkuri, cadmium, timbal, litihium, dapat diketahui secara langsung tanpa harus
nikel dan zinc. Bahan berbahaya tersebut merupakan melalui pengujian di laboratorium.
material dengan kandungan asam dengan pH kurang
dari 7. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor Pada tahap operasional PT. Perjuangan Baja
101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Indonesia, menghasilkan limbah B3 mudah menyala
B3,Baterai bekas tergolong Limbah B3 dari Sumber seperti:
Tidak Spesifik dengan Kode Limbah A102d dan a. Kemasan Bekas B3 (drum dromus, dan drum oli
memiliki Kategori bahaya 1. Dan berdasarkan mesin)
karakteristik bahan yang terkandung, Baterai Bekas Dalam aktivitas produksi PT. Perjuangan Baja
dapat dikategorikan Limbah B3 Korosif. Indonesia, berpotensi menimbulkan kemasan bekas
dari oil cutting atau dromus. Oil cutting merupakan
1.3 Limbah B3 Mudah Menyala (ignitable-I) Water Solube yang dapat membentuk emulsi putih
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik (Milky) yang sangat stabil setelah dicampur dengan
Indonesia Nomor 101 tahun 2014 pada Lampiran II, air. Digunakan sebagai pendingin metal, dan
limbah B3 bersifat mudah menyala adalah limbah yang mencegah korosi akibat dari pemotongan, bubut,
memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut: mapun tapping.Karena sifat pelumas yang di
- Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol katagorikan seagai B3, maka kemasan yang
kurang dari 24% (dua puluh empat persen) volume digunakan pun juga terkatagori sebagai limbah B3.
dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
(enam puluh derajat Celcius) atau 140oF (seratus 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Kemasan
empat puluh derajat Fahrenheit) akan menyala jika Bekas B3 tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber Spesifik dengan Kode Limbah B104d dan memiliki
nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg (tujuh Kategori bahaya 1. Dan berdasarkan karakteristik
ratus enam puluh millimeters of mercury). bahan yang terkandung, kemasan bekas B3 dapat
Pengujian sifat mudah menyala untuk limbah dikategorikan Limbah B3 yang bersifat mudah
bersifat cair dilakukan menggunakan seta closed menyala.
b. Kemasan Bekas B3 (Kaleng cat, tinner, dll)
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
4/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)
Rudy Sugiarto, Ir
Di Indonesia, produk cat tembok rata-rata Pelumas merupakan suatu cairan yang memiliki
menggunakan campuran solvent berupa thinner dan kekentalan (viscocity) yang digunakan sebagai
spiritus. Solvent tersebut merupakan jenis senyawa pelumas pada mesin-mesin kendaraan bermotor dan
kimia yang mudah terbakar. Berdasarkan Peraturan mesin-mesin industry. Bahan berbahaya yang
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang terkandung dalam pelumas adalah campuran
Pengelolaan Limbah B3, kemasan bekas B3 beberapa bahan organic, terutama hidrokarbon
tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik dimana bahan-bahan tersebut sangat mudah menyala
dengan Kode Limbah B104d dan memiliki Kategori dalam kondisi tertentu. Berdasarkan Peraturan
bahaya 1. Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang
c. Sludge logam mengandung minyak Pengelolaan Limbah B3, Pelumas bekas tergolong
Proses produksi PT. Perjuangan Baja Indonesia Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik dengan
terdiri dari proses pemotongan dan pembentukan. Kode Limbah B105d dan memiliki Kategori bahaya
Dalam proses tersebut, terdapat timbulan dust 2. Dan berdasarkan karakteristik bahan yang
grinding yang tercampur oil cutting. Sehingga dalam terkandung, oli bekas dapat dikategorikan Limbah
aktifitas produksi PT. Perjuangan Baja Indonesia, B3 Cairan Mudah Menyala karena memiliki titik
berpotensi menimbulkan limbah Sludge logam nyala (flash point) yang rendah.
mengandung minyak. Karena terdapat kandungan f. Limbah terkontaminasi B3 (Filter Oli, Gasket dan
minyak pelumas, maka limbah tersebut dapat Seal)
dikatagorikan sebagai limbah B3 mudah menyala. Dalam kegiatan produksi PT. Perjuangan Baja
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun Indonesia, untuk proses loading unloading bahan
2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, sludge logam maupun produk, menggunakan 1 unit forklift. Di
mengandung minyak tergolong Limbah B3 dari dalam forklift terdapat komponen yang berfungsi
Sumber Spesifik dengan Kode Limbah B345-2 dan sebagai penyaring pelumas yakni filter oli. Filter oli
memiliki Kategori bahaya 1. yang tidak terpakai dapat dikatagorikan sebagai
d. Majun bekas limbah padat B3 karena terdapat bekas pelumas
Kain majun yang digunakan untuk membersihkan yang menempel pada komponen tersebut.
ceceran pelumastergolong sebagai limbah padat B3 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
yang mudah terbakar. Hal ini dikarenakan 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, limbah
kandungan pelumas yang yang dapat terkontaminasi (Filter Oli) tergolong Limbah B3 dari
menyala/terbakar pada kondisi tertentu. Berdasarkan sumber tidak spesifik dengan Kode Limbah A108d
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 dan memiliki Kategori bahaya 1.
tentang Pengelolaan Limbah B3, Majun bekas
tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik 2. TUJUAN
dengan Kode Limbah B110d dan memiliki Kategori
Mengantisipasi Kondisi Darurat dari Limbah B3 yang
bahaya 2.
disimpan serta dapat menangani kejadian-kejadian yang
e. Pelumas bekas membahayakan.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
5/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Untuk pelekatan label limbah B3 pada kemasan/ Dalam mengantisipasi kondisi darurat saat
wadah limbah B3 harus disesuaikan dengan terjadinya kelalaian pada pemenuhan SOP
sifat dan karakteristik limbah B3,dan apabila Pengelolaan, maka wajib disediakan Kotak P3K
terdapat lebih dari satu jenis karakteristik pada TPS Limbah B3. Kotak P3K hanya digunakan
limbah B3 maka label limbah B3 yang dipakai sebagai penunjang pertolongan pertama dalam
adalah label yang menunjukkan keseluruhan terjadinya kecelakaan kerja. Agar dapat berfungsi
sifat limbah B3. ketika kondisi darurat, kotak P3K wajib dilakukan
pengecekan secara kontinu. Terutama terkait
kualitas dan kuantitas obat-obatan yang disediakan.
c. Safety Shower
Beberapa limbah B3 yang dihasilkan oleh PT.
Perjuangan Baja Indonesia merupakan zat yang
dapat menyebabkan iritasi pada bagian tertentu
seperti kulit dan mata. Untuk mengantisipasi
Gambar 06. Pelekatan Simbol danLabel B3 pada kondisi daruratnya, maka PT. Perjuangan Baja
Kemasan Limbah B3 Indonesia telah menyediakan 1 unit westafel yang
digunakan sebagai pertolongan pertama dalam
mengatasi dampak iritasi tersebut.
6. FASILITAS TAMBAHAN TPS B3 Secara ideal, system pembuangan air dari safety
Fasilitas penunjang TPS Limbah B3 merupakan shower langsung dialirkan ke unit pengolahan
fasilitas wajib yang harus disediakan di sekitar TPS limbah melalui system perpipaan. Namun karena
Limbah B3 untuk keperluan pengelolaan maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, maka
tanggap darurat dari kegiatan TPS Limbah B3. Fasilitas dari westafel air bekas pencucian ditampung
Tambahan seperti APAR, Kotak P3K, dan Safety terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pembuangan
Shower. secara manual terhadap air yang ada di bak
a. APAR tampung ke dalam tangki septic yang telah tersedia
APAR merupakan alat pemadam kebakaran ringan. melalui floor drain yang ada di kamar mandi.
Pada rencana operasional TPS Limbah B3 milik
PT. Perjuangan Baja Indonesia, dihasilkan
beberapa jenis limbah B3 dengan katagori mudah 7. PROSEDUR PENANGGULANGAN
menyala. Pada kondisi eksisting di depan TPS Prosedur Penanggulangan TPS B3 merupakan SOP
Limbah B3 terpasang APAR berjumlah 1 unit yang diterapkan untuk menangani proses terkait limbah
dengan jenis Powder. Agar dapat digunakan ketika B3 yang akan masuk ke dalam TPS B3, proses
kondisi darurat, maka APAR tersebut wajib penyimpanan, hingga proses penyerahan kepada pihak
dilakukan pengecekan secara kontinu. ke-3 (pengangkut). Prosedur penanggulangan tiap jenis
limbah B3 yang dihasilkan pada kegiatan PT.
b. KotakP3K Perjuangan Baja Indonesia adalah sebagai berikut:
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
9/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)
Rudy Sugiarto, Ir
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
10/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir
Rudy Sugiarto, Ir