Anda di halaman 1dari 22

PT.

PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH


INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
1/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

1. Pengertian Pada tahap operasional PT. Perjuangan Baja


Indonesia,berpotensi menghasilkan limbah B3 Beracun
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang
seperti:
karena sifat dan atau konsentrasinya dan jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat a. Elektronik Waste berupa Lampu Bekas
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan Lampu TL (Tubular Lamp) adalah lampu listrik
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, yang memanfaatkan gas neon dan lapisan
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk fluorescent sebagai pemendar cahaya pada saat
hidup lainnya. Dalam kegiatan operasional PT. dialiri arus listrik. Bahan berbahaya yang ada dalam
Perjuangan Baja Indonesia menghasilkan berbagai lampu TL adalah Mercury (Hg). Berdasarkan
macam karakteristik limbah B3 seperti: Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
A. Limbah B3 Beracun tentang Pengelolaan Limbah B3, Lampu TL
 Elektronik waste (Lampu TLbekas) tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik
 Elektronik Waste (PCB, Wire dan Lain-lain) dengan Kode Limbah B107d dan memiliki Kategori
 Filter Udara bekas bahaya 2.
 Catridge bekas b. Elektronik Waste berupa PCB, Wire, dan lain-lain
 Dust Grinding Pada aktifitas maintenance bangunan, menghasilkan
B. Limbah B3 Korosif limbah elektronik seperti PCB, Wire dan lain-lain.
 Akibekas Limbah tersebut tergolong limbah B3 beracun
 Baterai bekas karena mengandung logam berat. Berdasarkan
C. Limbah B3 Mudah Menyala Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
 Kemasan bekas B3 (Drum Dromus dan Oli tentang Pengelolaan Limbah B3, PCB, Wire, dan
Mesin) elektronik waste lainnya tergolong dalam Limbah
 Kemasan bekas (Kaleng cat, Tinner, dll) B3 dari Sumber Tidak Spesifik dengan Kode
 Sludgelogam mengandung minyak Limbah B107d dan memiliki Kategori bahaya 2.
 Majun Bekas c. Filter Udara Bekas
 PelumasBekas
Dalam kegiatan penunjang PT. Perjuangan Baja
 Limbah Terkontaminasi B3 (Filter Oli,Gasket dan
Indonesia, terdapat 1 unit forklift sebagai alat
Seal)
angkut. Di dalam forklift terdapat komponen yang
berfungsi sebagai unit pengolahan emisi udara atau
1.1 Limbah B3 Beracun (toxic-T)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik sebagai penyaring udara yakni filter udara. Filter
Indonesia Nomor 101 tahun 2014 pada Lampiran II, udara yang tidak terpakai dapat dikatagorikan
limbah B3 beracun adalah limbah yang memiliki sebagai limbah padat B3 karena terdapat gas emisi
karakteristik beracun berdasarkan uji penentuan yang dihasilkan dari proses operasional forklift
karakteristik beracun melalui TCLP, Uji Toksikologi seperti partikulat CO, NOx, NO2, SO2 dan partikulat
LD50, dan uji sub-kronis. lainnya yang menempel pada komponen tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
2/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, limbah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
terkontaminasi (Filter Udara) tergolong Limbah B3 Indonesia Nomor 101 tahun 2014 pada Lampiran
dari sumber tidak spesifik dengan Kode Limbah II,limbah B3 korosif adalah limbah yang memiliki salah
A109d dan memiliki Kategori bahaya 2. satu atau lebih sifat-sifat berikut:
d. Catridge Bekas - Limbah dengan pH sama atau kurang dari 2 (dua)
Catridge merupakan komponen penting yang untuk Limbah bersifat asam dan sama atau lebih
terdapat dalam printer inkjet, catridge dapat diganti besar dari 12,5 (dua belas koma lima) untuk yang
atau dilepas, dan memiliki fungsi sebagai tempat bersifat basa. Sifat korosif dari Limbah padat
penampungan tinta di dalam printer yang dilakukan dengan mencampurkan Limbah dengan
dikeluarkan ke kertas pada saat proses cetak. Bahan air sesuai dengan metode yang berlaku dan jika
berbahaya yang ada dalam lampu catridge adalah limbah dengan pH lebih kecil atau sama dengan 2
PCB dan bekas tinta. Berdasarkan Peraturan (dua) untuk Limbah bersifat asam dan pH lebih
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang besar atau sama dengan 12,5 (dua belas koma lima)
Pengelolaan Limbah B3, catridge tergolong Limbah untuk yang bersifat basa; dan/atau
B3 dari Sumber Tidak Spesifik dengan Kode - Limbah yang menyebabkan tingkat iritasi yang
Limbah sama seperti elektronik waste yakni B107d ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema
dan memiliki Kategori bahaya 2. dan pembengkakan atau edema. Sifat ini dapat
e. Dust Grinding diketahui dengan melakukan pengujian pada
Dalam aktivitas produksi PT. Perjuangan Baja hewan uji mencit dengan menggunakan metode
Indonesia, berpotensi menimbulkan dust grinding. yang berlaku.
Dust grinding merupakan serbuk besi sisa
pemotongan maupun pembentukan besi. Dust Pada tahap operasional PT. Perjuangan Baja
Grinding sangat berpotensi mencemari lingkungan Indonesia, menghasilkan limbah B3 Korosif seperti:
karena dapat mencemari badan air maupun air tanah a. Aki Bekas
jik terbawa aliran air. Dust Grindingdapat Akumulator (Accu/Aki) adalah alat yang dapat
dikatagorikan sebagai limbah B3 karena mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada
mengandung unsur logam berat. Berdasarkan prinsipnya, fungsi dari aki adalah sebagai sumber
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 energi listrik seperti baterai. Bahan berbahaya yang
tentang Pengelolaan Limbah B3, dust rrinding terkandung dalam aki adalah cairan Asam Sulfat
tergolong Limbah B3 dari Sumber Spesifik Umum (H2SO4) yakni cairan asam dengan kandungan pH
dengan Kode Limbah B323-1 dan memiliki Kategori kurang dari 7. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
bahaya 2. Dan berdasarkan karakteristik bahan yang Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
terkandung, Dust Grinding dapat dikategorikan B3, Aki bekas tergolong Limbah B3 dari Sumber
Limbah B3 yang bersifat beracun. Tidak Spesifik dengan Kode Limbah A102d dan
memiliki Kategori bahaya 1. Dan berdasarkan
1.2 Limbah B3 Korosif (Corrosive-C)
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
3/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

karakteristik bahan yang terkandung, Aki Bekas tester, pensky martens closed cup, atau metode lain
dapat dikategorikan Limbah B3 Korosif. yang setara dan termutakhir; dan/atau
- Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada
temperatur dan tekanan standar yaitu 25oC (dua
b. BateraiBekas puluh lima derajat Celcius) atau 760 mmHg (tujuh
Baterai merupakan komponen yang dapat mengubah ratus enam puluh millimeters of mercury) mudah
energi kimia menjadi energi listrik. Pada prinsipnya, menyala melalui gesekan, penyerapan uap air atau
fungsi dari baterai adalah sebagai sumber energi perubahan kimia secara spontan dan jika menyala
listrik. Bahan berbahaya yang terkandung dalam dapat menyebabkan nyala terus menerus. Sifat ini
baterai adalah Merkuri, cadmium, timbal, litihium, dapat diketahui secara langsung tanpa harus
nikel dan zinc. Bahan berbahaya tersebut merupakan melalui pengujian di laboratorium.
material dengan kandungan asam dengan pH kurang
dari 7. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor Pada tahap operasional PT. Perjuangan Baja
101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Indonesia, menghasilkan limbah B3 mudah menyala
B3,Baterai bekas tergolong Limbah B3 dari Sumber seperti:
Tidak Spesifik dengan Kode Limbah A102d dan a. Kemasan Bekas B3 (drum dromus, dan drum oli
memiliki Kategori bahaya 1. Dan berdasarkan mesin)
karakteristik bahan yang terkandung, Baterai Bekas Dalam aktivitas produksi PT. Perjuangan Baja
dapat dikategorikan Limbah B3 Korosif. Indonesia, berpotensi menimbulkan kemasan bekas
dari oil cutting atau dromus. Oil cutting merupakan
1.3 Limbah B3 Mudah Menyala (ignitable-I) Water Solube yang dapat membentuk emulsi putih
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik (Milky) yang sangat stabil setelah dicampur dengan
Indonesia Nomor 101 tahun 2014 pada Lampiran II, air. Digunakan sebagai pendingin metal, dan
limbah B3 bersifat mudah menyala adalah limbah yang mencegah korosi akibat dari pemotongan, bubut,
memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut: mapun tapping.Karena sifat pelumas yang di
- Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol katagorikan seagai B3, maka kemasan yang
kurang dari 24% (dua puluh empat persen) volume digunakan pun juga terkatagori sebagai limbah B3.
dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
(enam puluh derajat Celcius) atau 140oF (seratus 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Kemasan
empat puluh derajat Fahrenheit) akan menyala jika Bekas B3 tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber Spesifik dengan Kode Limbah B104d dan memiliki
nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg (tujuh Kategori bahaya 1. Dan berdasarkan karakteristik
ratus enam puluh millimeters of mercury). bahan yang terkandung, kemasan bekas B3 dapat
Pengujian sifat mudah menyala untuk limbah dikategorikan Limbah B3 yang bersifat mudah
bersifat cair dilakukan menggunakan seta closed menyala.
b. Kemasan Bekas B3 (Kaleng cat, tinner, dll)
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
4/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

Di Indonesia, produk cat tembok rata-rata Pelumas merupakan suatu cairan yang memiliki
menggunakan campuran solvent berupa thinner dan kekentalan (viscocity) yang digunakan sebagai
spiritus. Solvent tersebut merupakan jenis senyawa pelumas pada mesin-mesin kendaraan bermotor dan
kimia yang mudah terbakar. Berdasarkan Peraturan mesin-mesin industry. Bahan berbahaya yang
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang terkandung dalam pelumas adalah campuran
Pengelolaan Limbah B3, kemasan bekas B3 beberapa bahan organic, terutama hidrokarbon
tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik dimana bahan-bahan tersebut sangat mudah menyala
dengan Kode Limbah B104d dan memiliki Kategori dalam kondisi tertentu. Berdasarkan Peraturan
bahaya 1. Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang
c. Sludge logam mengandung minyak Pengelolaan Limbah B3, Pelumas bekas tergolong
Proses produksi PT. Perjuangan Baja Indonesia Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik dengan
terdiri dari proses pemotongan dan pembentukan. Kode Limbah B105d dan memiliki Kategori bahaya
Dalam proses tersebut, terdapat timbulan dust 2. Dan berdasarkan karakteristik bahan yang
grinding yang tercampur oil cutting. Sehingga dalam terkandung, oli bekas dapat dikategorikan Limbah
aktifitas produksi PT. Perjuangan Baja Indonesia, B3 Cairan Mudah Menyala karena memiliki titik
berpotensi menimbulkan limbah Sludge logam nyala (flash point) yang rendah.
mengandung minyak. Karena terdapat kandungan f. Limbah terkontaminasi B3 (Filter Oli, Gasket dan
minyak pelumas, maka limbah tersebut dapat Seal)
dikatagorikan sebagai limbah B3 mudah menyala. Dalam kegiatan produksi PT. Perjuangan Baja
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun Indonesia, untuk proses loading unloading bahan
2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, sludge logam maupun produk, menggunakan 1 unit forklift. Di
mengandung minyak tergolong Limbah B3 dari dalam forklift terdapat komponen yang berfungsi
Sumber Spesifik dengan Kode Limbah B345-2 dan sebagai penyaring pelumas yakni filter oli. Filter oli
memiliki Kategori bahaya 1. yang tidak terpakai dapat dikatagorikan sebagai
d. Majun bekas limbah padat B3 karena terdapat bekas pelumas
Kain majun yang digunakan untuk membersihkan yang menempel pada komponen tersebut.
ceceran pelumastergolong sebagai limbah padat B3 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun
yang mudah terbakar. Hal ini dikarenakan 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, limbah
kandungan pelumas yang yang dapat terkontaminasi (Filter Oli) tergolong Limbah B3 dari
menyala/terbakar pada kondisi tertentu. Berdasarkan sumber tidak spesifik dengan Kode Limbah A108d
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 dan memiliki Kategori bahaya 1.
tentang Pengelolaan Limbah B3, Majun bekas
tergolong Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik 2. TUJUAN
dengan Kode Limbah B110d dan memiliki Kategori
Mengantisipasi Kondisi Darurat dari Limbah B3 yang
bahaya 2.
disimpan serta dapat menangani kejadian-kejadian yang
e. Pelumas bekas membahayakan.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
5/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

a. Bentuk, warna, ukuran, serta bahan symbol dan


label limbah B3
3. SUMBER REFERENSI
 Simbol Limbah B3 berbentuk bujur sangkar dan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14
diputar 45° sehingga berbentuk belah ketupat.
tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah
Pada keempat sisi belah ketupat tersebut dibaut
Bahan Berbahaya dan Beracun. garis sejajar yang menyambung sehingga
 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 membentuk belah ketupat dalam dengan ukuran
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan 95 % dari ukuran belah ketupat luar,warna garis
Beracun. yang membentuk belah ketupat dalam sama
 Keputusan Kepala Bapedal Nomor 1 tahun 1995 dengan warna yang membentuk belah ketupat
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis luar,pada bagian bawah simbol limbah B3
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan terdapat blok segilima dengan bagian atas
Berbahaya dan Beracun. mendatar dan susdut terlancip berhimpit dengan
 Peraturan Walikota Surabaya Nomor 26 tahun bagian atas mendatar dan susdut terlancip
berhimpit dengan garis sudut bawah belah
2010 tentang Tata Laksana Perizinan Pengelolaan
ketupat bagian dalam. Panjang garis pada
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. bagian sudut terlancip adalah 1/3 (satu per tiga )
dari garis vertikal simbol limbah B3 dengan
4. PETUGAS lebar ½ (satu per dua) dari panjang horizontal
Dalam management PT. Perjuangan Baja Indonesia, belah ketupat.
tupoksi (Tugas Pokok Fungsi) pengelolaan TPS B3  Simbol Limbah B3 yang dipasang pada
merupakan job desk dari Divisi General Affair dengan kemasan dengan ukuran paling rendah 10cm x
staff atas nama Ferri Iswahyudi. 10 cm sedangkan ukuran symbol limbah B3
pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan adalah minimal 25 cm x25 cm
5. PROSEDUR PEMASANGAN SIMBOL DAN atau terlihat dari jarak 20 m.
LABEL LIMBAH B3  Simbol limbah B3 harus dibuat dari bahan yang
Setiap orang yang melakukan pengolahan limbah b3 tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang
kemungkinan akan mengenainya mis : bahan
wajib memberikan symbol limbah B3 dan peabelan
plastic,kertas atau logam dan harus melekat kuat
limbah B3 yang akan dikelolannya. Pemberian symbol
pada pada permukaan kemasan.
dan label B3 dilakukan pada:
 Wadah/ Kemasan limbah B3 b. Jenis simbol limbah B3
 Tempat penyimpanan limbah B3  Simbol limbah B3 Beracun
 Alat angkut limbah B3 Bahan dasar berwarna putih memuat gambar
Pemberian symbol harus disesuaikan dengan berupa tengkorak manusia dengan tulang
karakteristik limbah B3. Pelabelan limbah B3 wajib bersilang berwarna putih dengan garis tepi
dilakukan di wadah atau kemasan limbah B3 sesuai berwarna hitam.Pada bagian bawah gambar
informasi penghasil, alamat penghasil, waktu terdapat Tulisan BERACUN berwarna hitam,
pengemasan, jumlah dan karakteristik limbah B3. serta blok segilima berwarna merah.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
6/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

tulisan MUDAH MENYALA berwarna


putih,dan blok segilima berwarna putih

Gambar 01. Simbol Limbah B3 Beracun

 Simbol limbah B3 Korosif


Belah ketupat terbagi pada garis
horizontalmenjadi dua bidang segitiga. Pada Gambar 03. Simbol Limbah B3 Cairan Mudah
bagian atas berwarna putih terdapat dua gambar Menyala
yaitu sebelah kiri gambar tetsan limbah B3
korosif yang merusak pelat berwarna hitam dan  Simbol limbah B3 Padatan Mudah Menyala
disebelah kanan terdapat telapak tanagan kanan Dasar symbol limbah B3 terdiri dari dua
yang terkena tetesan limbah B3 korosif. Pada warna,yaitu merah dan putih yang sejajar
bagian bawah bidang segitiga berwarna hitam vertical dan berselingan memuat gambar berupa
terdapat tulisan KOROSIF berwarna lidah apiwarna hitam yang menyala pada suatu
putih,danblok segilima berwarna merah. bidang berwarna hitam. Pada bagian tengah
terdapat tulisan PADATAN dan pada bagian
Bawah terdapat tulisan MUDAH MENYALA
berwarna hitam. Blok segilima berwarna
kebalikan dari warna dasar gambar.

Gambar 02. Simbol Limbah B3 Korosif

 Simbol limbah B3 Cairan Mudah Menyala


Bahan Dasar berwarna merah,memuat gambar
berupa lidah api berwarna putih yang menyala
pada suatu permukaan berwarna putih terletak Gambar 04. Simbol Limbah B3 Padatan Mudah
dibawah sudut atas garis ketupat bagian Menyala
dalam,pada bagian Tengah ter dapat tulisan
CAIRAN dan pada bagian bawah terdapat c. Label limbah B3
 Label limbah B3 untuk kemasan
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
7/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

Label limbah B3 untuk kemasan berukuran


paling rendah 15 cm x 20 cm , dengan warna
dasr kuning serat garis tepi berwarna hitam ,dan
tulisan identitas berwarna hitam dengan tulisan
PERINGATAN dengan huruf yang yang lebih
besar dan berwarna merah.

Gambar 06. Label Limbah B3 untukPenunjuk Tutup


Kemasan

d. Pelekatan Simbol dan Label Limbah B3


Gambar 05. Label Limbah B3 untuk Kemasan Pelekatan symbol limbah B3 dan label B3 harus
memenuhi tatacara berikut ini,antara lain:
 Label limbah B3 untuk kemasan kosong  Untuk symbol Limbah B3 yang dilekatkan
Bentuk dasar Label limbah B3 untuk kemasan dalam kemasan harus sesuai dengan
kosong sama dengan bentuk dasar symbol karakteristik limbah B3 yang ada didalam
limbah B3. Label B3 dipasang pada kemasan kemasan.
kosong dengan ukuran minimal 10 cm x 10 cm  Dilekatkan pada wadah atau kemasan yang
dan pada bagian tengah terdapat tulisan mudah dilihat,dan tidak terhalang oleh kemasan
KOSONG berwarna hitam ditengahnya. lainnya.
 Simbol Limbah B3 tidak boleh dilepas dan
terlepas dan mengganti dengan yang lain sampai
kemasan limbah B3 tersebut dibersihkan
terlebih dahulu.
 Untuk pelekatan symbol B3 di gudang
penyimpanan harus disesuaikan dengan
karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam
gudang. Apabila dalam penyimpanan terdiri dari
satu jenis limbah B3,maka simbol limbah B3
Gambar 06. Label Limbah B3 untuk Kemasan Kosong yang dipakai adalah symbol limbah B3 yang
dominan.Simbol limbah B3 yang terdapat di
 Label limbah B3 untuk penunjuk tutup kemasan dalam gudang harus terlihat dari jarak 20 m dan
Label berukuran Minimal 7cm x 15 cm dengan tidak terhalang oleh benda apapun. Selama
warna dasar putih dan terdapat dua nak panah gudang masih difungsikan,maka symbol limbah
yang mengarah keatas yang berdiri sejajar diatas B3 tidak boleh dilepas atau mengganti dengan
blok hitam terdapat frame hitam. symbol limbah B3 yang lain.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
8/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

 Untuk pelekatan label limbah B3 pada kemasan/ Dalam mengantisipasi kondisi darurat saat
wadah limbah B3 harus disesuaikan dengan terjadinya kelalaian pada pemenuhan SOP
sifat dan karakteristik limbah B3,dan apabila Pengelolaan, maka wajib disediakan Kotak P3K
terdapat lebih dari satu jenis karakteristik pada TPS Limbah B3. Kotak P3K hanya digunakan
limbah B3 maka label limbah B3 yang dipakai sebagai penunjang pertolongan pertama dalam
adalah label yang menunjukkan keseluruhan terjadinya kecelakaan kerja. Agar dapat berfungsi
sifat limbah B3. ketika kondisi darurat, kotak P3K wajib dilakukan
pengecekan secara kontinu. Terutama terkait
kualitas dan kuantitas obat-obatan yang disediakan.

c. Safety Shower
Beberapa limbah B3 yang dihasilkan oleh PT.
Perjuangan Baja Indonesia merupakan zat yang
dapat menyebabkan iritasi pada bagian tertentu
seperti kulit dan mata. Untuk mengantisipasi
Gambar 06. Pelekatan Simbol danLabel B3 pada kondisi daruratnya, maka PT. Perjuangan Baja
Kemasan Limbah B3 Indonesia telah menyediakan 1 unit westafel yang
digunakan sebagai pertolongan pertama dalam
mengatasi dampak iritasi tersebut.
6. FASILITAS TAMBAHAN TPS B3 Secara ideal, system pembuangan air dari safety
Fasilitas penunjang TPS Limbah B3 merupakan shower langsung dialirkan ke unit pengolahan
fasilitas wajib yang harus disediakan di sekitar TPS limbah melalui system perpipaan. Namun karena
Limbah B3 untuk keperluan pengelolaan maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, maka
tanggap darurat dari kegiatan TPS Limbah B3. Fasilitas dari westafel air bekas pencucian ditampung
Tambahan seperti APAR, Kotak P3K, dan Safety terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pembuangan
Shower. secara manual terhadap air yang ada di bak
a. APAR tampung ke dalam tangki septic yang telah tersedia
APAR merupakan alat pemadam kebakaran ringan. melalui floor drain yang ada di kamar mandi.
Pada rencana operasional TPS Limbah B3 milik
PT. Perjuangan Baja Indonesia, dihasilkan
beberapa jenis limbah B3 dengan katagori mudah 7. PROSEDUR PENANGGULANGAN
menyala. Pada kondisi eksisting di depan TPS Prosedur Penanggulangan TPS B3 merupakan SOP
Limbah B3 terpasang APAR berjumlah 1 unit yang diterapkan untuk menangani proses terkait limbah
dengan jenis Powder. Agar dapat digunakan ketika B3 yang akan masuk ke dalam TPS B3, proses
kondisi darurat, maka APAR tersebut wajib penyimpanan, hingga proses penyerahan kepada pihak
dilakukan pengecekan secara kontinu. ke-3 (pengangkut). Prosedur penanggulangan tiap jenis
limbah B3 yang dihasilkan pada kegiatan PT.
b. KotakP3K Perjuangan Baja Indonesia adalah sebagai berikut:
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
9/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
10/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

Tabel 1. Prosedur Penanggulangan

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


1 Limbah Lampu TL a. Tata cara penanggulangan
Bekas  Lampu TL bekas yang akan diganti dengan lampu baru, ditempatkan
dalam kemasan kardus lampu baru atau wrapping menggunakan
plastic.
 Menggunakan peralatan safety untuk melakukan pemindahan dari
masing-masing tenant ke TPS B3.
b. Prosedur penanganan apabila lampu TL pecah
Jika dalam pemindahan lampu TL pecah, maka yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu adalah sbb:
 Penggunaan sarung tangan, sepatu dan masker agar pecahan tidak
mengenai tangan dan kaki, dan uap beracun tidak terhirup
 Membuat perimeter dan membersikan pecahan dengan menggunakan
kertas keras atau karton, dan selotip untuk mengambil sisa pecahan.
 Untuk membersihkan sisa bubuk merkuri dapat menggunakan majun
yang telah dibasahi dan selanjutnya di bungkus dengan kantong
plastik.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
 Mematikan semua sistem ventilasi yang menggunakan kipas termasuk
AC, agar serbuk mercuri tidak tersebar;
 Tidak menggunakan sapu dan vacuum cleaner karena akan
memperluas sebaran serbuk merkuri;
 Seka lantai dengan majun basah dan buang dikantong plastik
d. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena serbuk merkuri
- Buangpakaianyang sudah terkontaminasi
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan jangan dimuntahkan (kecuali ada
instruksi dari petugas medis), tetapi berikan minum 8 gelas air putih
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
11/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


dan segera hubungi dokter.

2 Elektronik Waste (PCB, a. Tata cara penanggulangan


Wire dan Lain-lain)  Elektronik waste seperti PCB, wire, dll yang akan diganti dengan
produk elektronik baru, ditempatkan dalam kemasan kardus produk
baru atau diwrapping menggunakan plastic.
 Menggunakan peralatan safety untuk melakukan pemindahan dari
masing-masing tenant ke TPS B3.
b. Prosedsur penanganan
Jika dalam pemindahan elektronik waste seperti PCB bekas, wire
bekas,dan lain-lain, maka yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah
sbb:
 Penggunaan sarung tangan dan sepatu untuk menghindari potensi
terkena goresan pada kulit yang dikarenakan tajamnya elektronik
waste pada saat penggantian komponen elektronik.
 Memastikan elektronik waste tetap kering ketika dibawa ke TPS
limbah B3 mengingat kandungan logam berat di dalam elektronik
waste.
c. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena goresan elektronik waste dengan
cara mengalirkan air bersih pada luka dengan diberi sabun.
- Obati luka goresan dengan antiseptic yang tersedia pada kotak P3K
pada TPS B3.
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak-banyaknya selama 15 menit. Apabila
terjadi iritasi, maka segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.

3 Filter Udara Bekas a. Tata cara penanggulangan


 Filter Udara bekas yang telah diganti dengan produk Filter Udara baru,
ditempatkan dalam kemasan kardus produk baru atau diwrapping
menggunakan plastic.
 Menggunakan peralatan safety untuk melakukan pemindahan dari
masing-masing tenant ke TPS B3.
b. Prosedur penanganan
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
12/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


Jika dalam pemindahan Filter Udara bekas, maka yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu adalah sbb:
 Penggunaan sarung tangan untuk menghindari partikulat yang
menempel di filter seperti debu dll.
 Penggunaan masker untuk menghindari masuknya partikulat yang
menempel pada filter udara ke saluran pernafasan.
 Memasukkan filter udara bekas ke dalam kemasan filter udara baru
ketika proses penggantian. Atau memasukkan filter udara bekas dalam
kemasan plastic.
c. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena polutan dengan sabun dan air
- Cucilah terlebih dahulu pakaian yang sudah terkontaminasi tersebut
sebelum dipakai
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila partikulat terhirup melalui mulut atau tertelan, segera
dimuntahkan kemudian minum 1 gelas susu danair putih untuk
menetralisir racunserta segera untuk menghubungi dokter.
4 Catridge Bekas a. Tata cara penanggulangan
 Catridge yang akan diganti dengan produk catridge baru, ditempatkan
dalam kemasan kardus produk baru atau diwrapping menggunakan
plastic.
 Menggunakan peralatan safety untuk melakukan pemindahan dari
masing-masing tenant ke TPS B3.
b. Prosedur penanganan
Jika dalam pemindahan catridge bekas, maka yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu adalah sbb:
 Penggunaan sarung tangan dan sepatu untuk menghindari potensi
terkena goresan pada kulit yang dikarenakan tajamnya komponen print
pada saat penggantian catridge.
 Memastikan catridge telah kering ketika dibawa ke TPS limbah B3
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
13/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


mengingat catridge merupakan komponen penampung tinta dalam
printer.
c. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena goresan kemasan catridge yang
terbuat dari plastik dengan cara mengalirkan air bersih pada luka
dengan diberi sabun.
- Obati luka goresan dengan antiseptic yang tersedia pada kotak P3K
pada TPS B3.
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak-banyaknya selama 15 menit. Apabila
terjadi iritasi, maka segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
5 Dust Grinding a. Tata cara penanggulangan
 Dalam proses pembentukan dan pemotongan besi, dust grinding yang
dihasilkan ditempatkan dalam kemasan trash bag.
 Dalam proses pemindahan serbuk dari area produksi kedalam trash
bag, dilakukan secara manual (menggunakan sekrup). Untuk pekerja
menggunakan alat safety seperti sarung tangan, masker, safety boot,
safety glasses, dan ear plug.
 Menggunakan peralatan safety untuk melakukan pemindahan dari
masing-masing tenant ke TPS B3.
b. Prosedsur penanganan
Jika dalam pemindahan dust grindingterjadi ceceran, maka yang perlu
diperhatikan terlebih dahulu adalah sbb:
 Pastikan melakukan pengecekan kebocoran terhadap kemasan trashbag
sebelum melakukan pemindahan. Ganti atau rangkapi kemasan ketika
terdapat kebocoran.
 Pastikan dalam pemindahan dari sumber limbah ke dalam TPS Limbah
B3 tidak melewati area yang terdapat air nya, seperti genangan air dll.
 Dalam proses pemindahan, gunakan peralatan safety seperti sarung
tangan, masker, safety boots, safety glasses, dan ear plug.
 Memastikan dust grinding tetap kering ketika dibawa ke TPS limbah
B3 mengingat kandungan logam berat di dalam serbuk tersebut.
c. Tata cara pertolongan pertama
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
14/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena bekas pasir dengan cara
mengalirkan air bersih pada tangan dengan diberi sabun.
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak-banyaknya selama 15 menit. Apabila
terjadi iritasi, maka segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka lakukan pertolongan pertama dengan
membilas ronggahidung dengan air. Dan jika terjadi iritasi
pernafasan, pusing, mual dan pingsan, maka segera hubungi dokter.
6 Aki Bekas a. Prosedur Pengamanan
 Sebelum melakukan penggantian aki dipastikan dulu apabila ada
kebocoran, maka air aki dipindahkan pada jerigen aki yang disediakan.
 Ditempatkan/pemisahan pada wadah/container plastik untuk
melokalisir cairan apabila terjadi kebocoran
 Melakukan pengecekan rutin apabila terjadi kebocoran
b. ProsedurTumpahan/Kebocoran
Jika dalam pemindahan aki bekas terjadi kebocoran, maka kointainer
/wadah berfungsi sebagai tempat penampungan air aki bekas.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan agar tidak masuk kedalam selokan / aliran pembuangan
air serta kedalam tanah.
d. Tata cara pertolongan pertama jika terkena cairan aki
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena cairan berbahaya dengan sabun dan
air
- Buang pakaian yang sudah terkontaminasi
 Kontak Mata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, segera hubungi dokter.
7 Baterai Bekas a. Prosedur Pengamanan
 Dari sumber, baterai bekas dimasukkan kedalam kantong plastic untuk
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
15/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


proses pemindahan ke TPS limbah B3
 Ditempatkan/pemisahan pada wadah/container plastik untuk
melokalisir apabila terjadi kerusakan baterai
 Melakukan pengecekan rutin apabila terjadi kerusakan
b. ProsedurKebocoran
Jika dalam pemindahan baterai bekas terjadi kerusakan, maka kointainer
/wadah juga berfungsi sebagai tempat penampungan zat-zat dalam baterai
bekas.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan agar tidak masuk kedalam selokan / aliran pembuangan
air serta kedalam tanah.
d. Tata cara pertolongan pertama jika terkena zat dalam baterai bekas
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena zat berbahaya dengan sabun dan air
- Buang pakaian yang sudah terkontaminasi
 Kontak Mata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka lakukan pertolongan pertama dengan
membilas ronggahidung dengan air. Dan jika terjadi iritasi
pernafasan, pusing, mual dan pingsan, maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, segera hubungi dokter.
8 Kemasan Bekas B3 a. Prosedur penanganan
(Drum Dromus) Kemasan drum dromus yang telah kosong, dipindahkan dan langsung
ditempatkan dalam TPS limbah B3 sesuai tanda.
b. ProsedurTumpahan/Kebocoran
Jika dalam pemindahan kemasan terkontaminasi B3 terdapat tetesan atau
tumpahan bahan B3 yang tersisa dalam kemasan, maka perlu diseka
menggunakan kain majun dan kemudian kain disimpan dalam drum B3
kain majun.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan atau tetesan agar tidak masuk kedalam selokan / aliran
pembuangan air serta kedalam tanah.
d. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena cairan dengan sabun dan air
- Cuci kembali pakaian yang sudah terkontaminasi jika akan
digunakan kembali.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
16/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


 Kontak Mata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan jangan dimuntahkan (kecuali ada
instruksi dari petugas medis), tetapi berikan minum 8 gelas air putih
dan segera hubungi dokter.
9 Kemasan Bekas B3 a. Prosedur penanganan
(Kaleng cat, tinner, dan Kemasan pelumas dan kemasan mudah terbakar lainnya yang telah
lain-lain) kosong ditempatkan dalam drum 200 liter yang tersedia dalam TPS B3.
b. ProsedurTumpahan/Kebocoran
Jika dalam pemindahan kemasan terkontaminasi B3 terdapat tetesan atau
tumpahan bahan B3 yang tersisa dalam kemasan, maka perlu diseka
menggunakan kain majun dan kemudian kain disimpan dalam drum B3
kain majun.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan atau tetesan agar tidak masuk kedalam selokan / aliran
pembuangan air serta kedalam tanah.
d. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena cairan dengan sabun dan air
- Cuci kembali pakaian yang sudah terkontaminasi jika akan
digunakan kembali.
 Kontak Mata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan jangan dimuntahkan (kecuali ada
instruksi dari petugas medis), tetapi berikan minum 8 gelas air putih
dan segera hubungi dokter.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
17/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


10 Sludgelogam a. Prosedur pengamanan
mengandung minyak Sludge logam mengandung minyak terlebih dahulu ditampung di suatu
wadah yang sudah dipersiapkan untuk tempat penampungan sludge di
area produksi. Dan dari wadahsludge tersebut, akan dituangkan di dalam
masing-masing drum untuk dimasukkan dalam TPS Limbah B3 yang
telah dipersiapkan.
b. Prosedurceceran/ kebocoran
Jika dalam pemindahan sludge terjadi ceceran, maka dilakukan
penanganan dengan memakai majun bekas untuk menyeka sludge tersebut
supaya tidak terpapar di lingkungan. Majun yang terkena sludge
kemudian ditaruh di TPS Limbah B3.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan agar tidak masuk kedalam selokan / aliran pembuangan
air serta kedalam tanah.
d. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena sludge dengan sabun dan air
- Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum di pakai
 Kontak Mata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka lakukan pertolongan pertama dengan
membilas ronggahidung dengan air. Dan jika terjadi iritasi
pernafasan, pusing, mual dan pingsan, maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan cepat dimuntahkan, dan berikan minum
8 gelas air putih dan segera hubungi dokter
e. Tindakan petugas jika terjadi kebakaran
Jika terjadi kebakaran maka hal-hal yang dilakukan:
 Media pemadam kebakaran: berupa APAR
 Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran
- Siramlah wadah yang terpapar dengan panas api agar wadah
tersebut tetap dingin.
- Jika tumpah ataupun kebocoran yang ada tidak terbakar,
semprotkan air untuk mendispersikan uap dan melindungi petugas
yang berusaha untuk menanggulangi kebocoran.
- Semprotan air dapat juga digunakan untuk menghalau tumpahan
dari pemaparan.
f. Tindakan tata cara penanggulangan kebocoran
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
18/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


 Prosedurpencegahan
- Menggunakan tempat penampungan yang sesuai bahan atau
material B3 yang akan dibawa;
- Penggunaan alat pelindung diri yang dipersyaratkan (sarung tangan,
masker, & kacamata pelindung)
- Isi material atau limbah B3 pada tempat penampungan (drum) tidak
lebih dari ¾ volume drum agar tidak tercecer pada saat pemindahan
 Prosedurpengamanan
- Laporkan kejadian tumpahan sesuai dengan system dan prosedur
yang telah ditentukan. Jika terjadi tumpahan yang diperkirakan
dapat memasuki air ataupun di aliran sungai maka segera laporkan
kepada petugas yang berwenang.
 Prosedurtumpahan
- Masukkan tumpahan ke dalam wadah khusus menggunakan majun
dan masukan ke dalam tangki/drum yang digunakan untuk
menampung, selanjutnya di tempatkan di TPS Limbah B3.
11 Kain Majun Bekas a. Prosedur pengamanan
 Setelah penggunaan majun bekas untuk penanganan ceceran
/tumpahan olie/minyak pelumas bekas pada saat proses pemindahan
dari tangki penyimpanan sementara ke drum dan pada saat pemindahan
dari ruang genset ke TPS Limbah B3, dimasukkan di dalam
wadah/drum yang telah disediakan.
 Setelah penggunaan cat dan penanganan ceceran cat menggunakan
koran bekas dan majun, dan selanjutnya kaleng bekas cat, kaleng bekas
tinner , koran bekas dan majun terkontaminasi B3 ditempatkan pada
wadah yang telah disediakan di TPS B3.
b. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan agar tidak masuk kedalam selokan / aliranpembuangan
air serta kedalam tanah.
c. Tata cara pertolongan pertama jika terkena oli:
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena cairan berbahaya dengan sabun dan
air
- Cucilah terlebih dahulu pakaian yang sudah terkontaminasi tersebut
sebelum dipakai
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
19/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan jangan dimuntahkan (kecuali ada
instruksi dari petugas medis), tetapi berikan minum 8 gelas air putih
dan segera hubungi dokter.
d. Tindakan Pemadam Kebakaran, Jika Terjadi Kebakaran
Jika terjadi kebakaran maka hal-hal yang dilakukan:
 Media pemadam kebakaran: berupa APAR
 Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran
- Siramlah wadah yang terpapar dengan panas api agar wadah
tersebut tetap dingin.
- Jika terbakar, semprotkan air untuk mendispersikan uap dan
melindungi petugas yang berusaha untuk memadamkan.
- Semprotan air dapat juga digunakan untuk menghalau tumpahan
dari pemaparan.
e. Tindakan Tata cara penanggulangan
Prosedur pencegahan:
- Menggunakan tempat penampungan yang sesuai bahan atau
material B3 yang akan dibawa;
- Penggunaan alat pelindung diri yang dipersyaratkan (sarung tangan
, masker, & kacamata pelindung)
- Dilarang makan, minum dan menyalakan api selama penanganan
limbah.
12 Minyak Pelumas Bekas a. Prosedur pengamanan
Sebelum melakukan penggantian oli baru, oli bekas terlebih dahulu
dipindah di suatu tangki yang sudah dipersiapkan untuk olie /minyak
pelumas bekas. Pemindahan oli dilakukan untuk mencegah kebocoran
pada saat penggantian oli baru. Dan dari tangki olie bekas akan
dituangkan di dalam masing-masing drum untuk dimasukkan dalam TPS
Limbah B3 yang telah dipersiapkan.
b. Prosedurtumpahan/ kebocoran
Jika dalam pemindahan oli terjadi ceceran, maka dilakukan penanganan
dengan memakai majun bekas untuk menutup ceceran oli bekas supaya
tidak membahayakan orang lain. Majun yang terkena oli kemudian
ditaruh di TPS Limbah B3.
c. Pencegahan terhadap lingkungan
Cegah tumpahan agar tidak masuk kedalam selokan / aliran pembuangan
air serta kedalam tanah.
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
20/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


d. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena cairan berbahaya dengan sabun dan
air
- Cucu pakaian yang terkontaminasi sebelum di pakai
 Kontak Mata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan jangan dimuntahkan (kecuali ada
instruksi dari petugas medis), tetapi berikan minum 8 gelas air putih
dan segera hubungi dokter
e. Tindakan petugas jika terjadi kebakaran
Jika terjadi kebakaran maka hal-hal yang dilakukan:
 Media pemadam kebakaran: berupa APAR
 Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran
- Siramlah wadah yang terpapar dengan panas api agar wadah
tersebut tetap dingin.
- Jika tumpah ataupun kebocoran yang ada tidak terbakar,
semprotkan air untuk mendispersikan uap dan melindungi petugas
yang berusaha untuk menanggulangi kebocoran.
- Semprotan air dapat juga digunakan untuk menghalau tumpahan
dari pemaparan.
f. Tindakan tata cara penanggulangan kebocoran
 Prosedurpencegahan
- Menggunakan tempat penampungan yang sesuai bahan atau
material B3 yang akan dibawa;
- Penggunaan alat pelindung diri yang dipersyaratkan (sarung tangan,
masker, & kacamata pelindung)
- Isi material atau limbah B3 pada tempat penampungan (drum) tidak
lebih dari ¾ volume drum agar tidak tercecer pada saat pemindahan
 Prosedurpengamanan
- Laporkan kejadian tumpahan sesuai dengan system dan prosedur
yang telah ditentukan. Jika terjadi tumpahan yang diperkirakan
dapat memasuki air ataupun di aliran sungai maka segera laporkan
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
21/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


kepada petugas yang berwenang.
 Prosedurtumpahan
- Masukkan tumpahan ke dalam wadah khusus menggunakan majun
dan masukan ke dalam tangki/drum yang digunakan untuk
menampung, selanjutnya di tempatkan di TPS Limbah B3.
13 Limbah Terkontaminasi a. Tata cara penanggulangan
B3 (Filter Oli,Gasket dan  Pastikan kondisi filter oli bekas dalam keadaan kering dari pelumas
Seal) dengan cara dikeringkan menggunakan majun
 Filter Oli bekas yang telah kering dan diganti dengan produk Filter Oli
baru, ditempatkan dalam kemasan kardus produk baru atau diwrapping
menggunakan plastic.
 Menggunakan peralatan safety untuk melakukan pemindahan dari
masing-masing tenant ke TPS B3.
b. Prosedsur penanganan
Jika dalam pemindahan Filter Oli bekas, maka yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu adalah sbb:
 Penggunaan sarung tangan untuk menghindari potensi terkena pelumas
bekas yang menempel di filter oli.
 Penggunaan majun jika terjadi ceceran pelumas bekas yang menempel
pada filter oli sebelum dimasukkan ke dalam kemasan kardus filter oli
baru.
 Menyimpan sarung tangan dan majun bekas mengeringkan pelumas
dari filter oli ke dalam TPS B3
c. Tata cara pertolongan pertama
 KontakKulit
- Bilas bagian kulit yang terkena cairan berbahaya dengan sabun dan
air
- Cucilah terlebih dahulu pakaian yang sudah terkontaminasi tersebut
sebelum dipakai
 KontakMata
- Bilas dengan air sebanyak – banyaknya apabila terjadi iritasi, maka
segera bawa kedokter.
 KontakHidung
- Apabila terhirup, maka bawalah ketempat lapang yang banyak
udara segarnya. Disitu akan mendapatkan pernafasan yang baik.
Tetapi jika terjadi iritasi pernafasan, pusing, mual dan pingsan,
maka segera hubungi dokter.
 Kontakmulut
- Apabila tertelan, usahakan jangan dimuntahkan (kecuali ada
PT. PERJUANGAN BAJA PENGELOLAAN TANGGAP DARURAT LIMBAH
INDONESIA B3
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
22/20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tgl Diterbitkan : Ditetapkan di : Surabaya
(SOP)

Rudy Sugiarto, Ir

No Jenis Limbah B3 Prosedur Penanggulangan


instruksi dari petugas medis), tetapi berikan minum 8 gelas air putih
dan segera hubungi dokter.

Anda mungkin juga menyukai