1 TUJUAN
1.1. Untuk memastikan adanya Standar, Prosedur dan Peraturan yang berfungsi untuk
memastikan Hidrokarbon (bahan bakar, oli & Grease/oli gemuk) terkelola dan terkendali
dengan efektif di semua aktifitas.
1.2. Untuk memastikan semua karyawan memiliki pengetahuan dan komitmen yang memadai
tentang persyaratan lingkungan yang terkait dengan Hidrokarbon, agar Pengelolaan dan
Pengendaliannya dapat efektif.
1.3. Untuk memastikan semua dampak dan resiko terkait penyimpanan bahan hidrokarbon
bisa diminimalkan bahkan dihilangkan (tumpahan, ledakan, terbakar)
2 RUANG LINGKUP
3 REFERENSI
3.3. PP. 71 Tahun 2004, Tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun.
4 TANGGUNG JAWAB
4.1 Kepala Teknik Tambang bertanggung jawab untuk memastikan adanya sistem dan aturan
tentang Pengendalian dan Pengelolaan Bahan Kimia Hidrokarbon di seluruh areal PT. Antang
Gunung Meratus.Pencegahan.
4.2. Manager Departemen SHE bertanggung jawab untuk memastikan telah di taati dan di
laksanakannya Pencegahan, Pengendalian dan Pengelolaan Bahan Kimia Hidrokarbon di
seluruh areal PT. Antang Gunung Meratus.
4.3 Supervisor departement terkait melakukan inspeksi, pemeriksaan dan laporan terhadap di
taati dan di laksanakannya Pencegahan, Pengendalian dan Pengelolaan Bahan Kimia
Hidrokarbon di seluruh areal PT. Antang Gunung Meratus.
5 DEFINISI
5.1. Hidrokarban adalah Segala bahan yang molekulnya tersusun atas ikatan atom carbon
dan hidrogen ( BBM, Oli, Grease, Air Coolant )
5.2. BBM adalah suatu materi yang bisa di rubah menjadi energi , biasanya bahan bakar
mengandung energi panas yang dapat di lepaskan dan dapat di manipulasi. Kebanyakan
bahan bakar di gunakan manusia melalui proses pembakaran dimana bahan bakar
tersebut akan melepaskan panas setelah di reaksikan dengan oksigen di udara ( bensin,
solar ).
5.3. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat – energy yang karena sifat dan atau
karakteristik dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup.
5.4. Mudah meledak adalah Dapat meledak dengan mengeluarkan gas panas
5.5. Oksidasi adalah Menangkap oksigen untuk meningkatkan pembakaran dan dapat
menimbulkan percikan pada bahan yang dapat terbakar tanpa tambahan sumber pemicu
lain.
5.6. Korosif adalah Menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan makluk hidup.
5.7. Iritan adalah Dapat menyebabkan cidera pada kulit atau mata.
5.8. Karsinogenik adalah Dapat menyebabkan kanker atau memicu pertumbuhan kanker.
5.9. Teratogenik adalah Dapat menyebabkan gangguan pembentukan embrio.
5.10. Mutagenik adalah Menyebabkan kerusakan genetic.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Pengelolaan dan Pengendalian Bahan Kimia
Hidrokarbon
Dengan terbitnya SOP ini, maka segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian
Hidrokarbon harus mentaati prosedur yang tercakup dalam SOP ini.
7 PROSEDUR
Persyaratan dasar berikut harus diterapkan di semua lokasi dan harus diterapkan oleh
semua karyawan dan semua karyawan kontraktor dan sub-kontraktor
Semua workshop, fuel stored (permanen serta termporer) dan semua tempat cuci
kendaraan akan dilengkapi dengan saluran yang layak dan harus ada interceptor oli
yang efektif (trap oli)
Desain untuk semua trap oli harus sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam
standar ini.
Semua trap oli harus dirawat sehingga dapat beroperasi dengan efektif. Termasuk
inspeksi visual harian dan pembersihan (pengosongan) seperti/ketika diminta (rutin
berkelanjutan)
Semua limbah hidrokarbon harus dibuang seperti dijelaskan dalam standar ini dan
dalam
rincian SOP dan instruksi kerja
Perlengkapan fisik harus ada untuk penanganan yang aman dan penyimpanan semua
limbah hidrokarbon sehingga resiko tertumpah diminimalisir (mis: peraturan
penanganan
o filter oli bekas serta tempat penyimpanan khusus untuk mengeringkan filter oli
bekas)
o Sebuah catatan pembuangan limbah oli harus dibuat secara berkelanjutan. Harus
termasuk dalam laporan operasional.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Pengelolaan dan Pengendalian Bahan Kimia
Hidrokarbon
Salinan dari MSDS akan disediakan pada tempat penyimpanan, petugas P3K ataupun
Departemen K3L Pastikan MSDS mudah di akses oleh setiap orang yang bekerja dengan
B3.
Setiap karyawan yang bekerja menggunakan B3 harus dilengkapi dengan pelatihan terlebih
dahulu. Prosedur darurat B3 harus dipahami oleh setiap karyawan yang menggunakan B3.
Untuk menghindari bahaya secara umum, tetapkan bahwa Dilarang mengoperasikan
peralatan panas dan kegiatan merokok atau api terbuka pada semua material B3.
Gunakan selalu Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan penanganan B3.
Setiap limbah B3 harus ditangani secara khusus.
Setiap tumpahan B3 harus dilakukan penyelidikan Insiden, karena pencemaran akibat B3
berdampak serius terhadap pencemaran lingkungan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Pengelolaan dan Pengendalian Bahan Kimia
Hidrokarbon
8 ALUR PROSES
MULAI
Inspeksi
1. Data Inspeksi Dept. SHE
Perawatan oil trap dan 1. Jadwal perawatan oil trap Dept. SHE
kolam pengendap
SELESAI
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan standar fasilitas penyimpanan bahan bakar cair.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan dan Pengendalian B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-
2014/001.
3 URAIAN STANDAR
URAIAN STANDAR
1. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari satu tangki atau sekumpulan tangki untuk
menimbun bahan bakar cair mudah terbakar dengan kapasitas di atas 40.000 liter dan untuk bahan
bakar cair mudah menyala di atas 10.000 liter harus Kepala Inspeksi Tambang.
2. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari satu tangki atau sekumpulan tangki untuk
menimbun bahan bakar cair mudah terbakar dengan kapasitas 5000 sampai dengan 40.000 liter
dan untuk bahan bakar cair mudah menyala dengan kapasitas 1000 sampai dengan 10.000 liter
tidak perlu mendapat izin dari Kepala Inspeksi Tambang.
- Tanda larangan “ Dilarang Merokok “ dan “ Di Larang Masuk Bagi Yang Tidak Berkepentingan “.
4. Pondasi tangki harus di bangun dengan konstruksi beton dan dapat menahan bangunan tangki
beserta isinya.
5. Tempat penimbunan bahan bakar cair yang terdiri dari sekumpulan tangki, maka jarak antara
tangki sekurang – kurangnya adalah 10 meter, maka di setiap tangki harus di pasang instalasi
penyemprot air.
6. Di sekeliling tangki penimbunan atau sekitar tangki harus di buat tanggul pengaman yang terbuat
dari beton atau timbunan tanah.
7. Penangkal petir pada tempat penimbunan bahan bakar cair harus di ukur tahanan pembumiannya
setiap enam bulan atau setelah terjadi petir yang hebat.
8. Pada bagian atas tangki penimbunan bahan bakar cair harus di pasang pipa pengeluaran gas yang
duilengkap sekurang – kurangnya 3 lapis kawat kasa kuningan.
STANDAR
Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar Cair
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/001 REVISI :0
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : of 3
9. Pada dinding tangki penimbunan bahan bakar cair harus di tulis nomor tangki, kapasitas tangki, dan
jenis bahan bakar cair yang di timbun.
10. Pipa pengisian sekurang-kurangnya berjarak 10 meter dari tempat pengeluaran pada lokasi tangki
penimbunan bahan bakar cair.
11. Tempat penimbunan bahan bakar cair di lengkapi dengan pagar pengaman yang berjarak 5 meter
dari tanggul pengaman dan pagar tersebut di lengkapi dengan pintu yang terkunci.
13. Apabila bahan bakar di timbun dalam drum atau wadah lain yang sejenis dan mempunyai kapasitas
kurang dari 5000 liter untuk bahan bakar cair mudah terbakar dan kurang dari 1000 liter untuk
bahan bakar cair mudah menyala maka lokasi penimbunan harus di beri pagar pengaman di
sekelilingnya dan di lengkapi dengan pintu yang terkunci.
14. Tangki penimbunan bahan bakar cair harus memenuhi ketentuan jarak aman minimum sebagai
berikut :
Bahan bakar cair Kapasitas tangki Jarak minimum dari Jarak minimum dari pagar
pagar ke jalan umum pengaman ke bangunan
115.001 – 190.000 9 3
114.001 – 190.000 3 3
STANDAR
Fasilitas Penyimpanan Bahan Bakar Cair
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/001 REVISI :0
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : of 3
- Dapat menahan cairan yang di simpan dan tidak bocor selama penyimpanan.
- Pada sambungan pelat dinding tangki harus di las,di kelilingi atau di baut atau kombinasi ke
dua-duanya.
- Tangki penimbunan harus terbuat dari bahan anti karat atau bagaian dalam dan luar tangki
penimbunan di lapisi anti karat dan di lengkapi dengan pipa pengeluaran.
- Tangki penimbunan di dalam tanah sekurang – kurangnya 1 meter di hitung dari bagian atas
tangki penimbunan dan galian sekitar tangki di isi pasir.
- Di larang di tanam di bawah rel kereta api atau jalan lalu lintas.
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan dalam penempatan Limbah B3.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-
2014/002
3 URAIAN STANDAR
Group A-2 (limbah logam, Group B-2 (limbah pelarut, oli, peledak)
pestisida, asbes)
Group A-4 (limbah pelarut, air) Group B-4 (limbah logam dan gabungan
A1 dan B1)
Group A-5 (limbah pelarut, Group B-5 (gabungan A1, B1, A3)
hidrokarbon)
Group A-7 (limbah chlor, nitrat) Group B-7 (limbah asam, B2, B3, A5,
mudah terbakar)
chlorates and other strong oxidizers acetic acid and other organic acids
chlorine concentrated mineral acid
chlorites group B-2 waste streams
chromic acid group B-3 waste streams
hypochlorites group A-5 waste
nitrates other flammable and combustible
nitric acid, fuming waste
perchlorates
permanganates
peroxides
STANDAR
Tempat Penyimpanan Limbah B3
Sementara
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/004 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 1 of 4
Dibuat oleh : Ditinjau dan disetujui oleh :
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan dalam menentukan stadar Tempat Penyimpanan Limbah B3
Sementara.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 dengan nomor dokumen :
SOP/SHE/I-2014/002
3 URAIAN STANDAR
STANDAR
Tempat Penyimpanan Limbah B3 Sementara
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/004 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : of 4
STANDAR
Tempat Penyimpanan Limbah B3 Sementara
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/004 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : of 4
STANDAR
Tempat Penyimpanan Limbah B3 Sementara
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/004 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : of 4
STANDAR
Kode Warna
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/003 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2014 HALAMAN : 1 of 4
Dibuat oleh : Ditinjau dan disetujui oleh :
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan dalam menentukan stadar kode warna.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-
2014/002
3 URAIAN STANDAR
STANDAR
Kode Warna
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/003 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2014 HALAMAN : of 4
STANDAR
Kode Warna
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/003 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2014 HALAMAN : of 4
STANDAR
Kode Warna
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2014/003 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2014 HALAMAN : of 4
INSTRUKSI KERJA
Pemindahan dan Penyimpanan B3 Cair
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan kerja setiap karyawan dalam proses pemindahan dan penyimpanan
B3.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan dan Pengerndalian B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-
2014/001
3 URUTAN KERJA
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan kerja setiap karyawan dalam proses pemindahan dan penyimpanan
B3.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-2014/001
3 URUTAN KERJA
Penyimpanan B3 Gas
a. Susun tabung dengan posisi berdiri dan harus ada
tutupnya.
b. Pisahkan tabung gas yang masih berisi, dan tabung
gas yang sudah kosong, dan buat penyangga agar
tabung tidak jatuh.
c. Tutup valve dengan benar dan pasang tutupnya
saat penyimpanan atau pengiriman
Pembersihan dan penempatan
d. Pengambilan tabung harus memakai dolly khusus
peralatan
dan terikat / di rantai. Ujung tabung tidak
mengarah ke orang
e. Harus memakai palet khusus bila pengambilan
tabung memakai Forklift. Tabung jangan
diletakkan diatas garpu, atau dibagian belakang
forklift
INSTRUKSI KERJA
Pemindahan dan Penyimpanan B3 Gas
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan kerja setiap karyawan dalam proses pemindahan dan penyimpanan
B3.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan dan Pengerndalian Bahan Hidro Karbon dengan nomor dokumen :
SOP/SHE/I-2014/001
3 URUTAN KERJA
Simbol MSDS
Karakteristik Tipe Jumlah
No Nama Lokasi Tidak Tidak
Hazard (cair/gas/padat) (ton/liter) Tersedia Tersedia
Tersedia Tersedia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
INSTRUKSI KERJA
PENGELOLAAN TPS LIMBAH B3
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan kerja setiap karyawan dalam pengelolaan TPS Limbah B3.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-
2014/002
3 URUTAN KERJA
1 TUJUAN
Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
1.1 Menjadi acuan kerja setiap karyawan dalam Penyerahan Limbah B3 ke TPS.
2 REFERENSI
2.1 SOP Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 dengan nomor dokumen : SOP/SHE/I-
2014/002
3 URUTAN KERJA
Proses selesai.
Selesai
FORMULIR
Jadwal Pembersihan Oil Trap
Dokumen No FRM/SHE/I-2016/005 Revisi 0
Tanggal 7 Januari 2016 Halaman 1 of 1
( .................... ) ( .................... )
FORMULIR
Log Book LB3
Dokumen No FRM/SHE/I-2014/006 Revisi 01
Tanggal 7 Januari 2016 Halaman 1 of 1
Keterangan:
(1) Jika masuknya limbah B3 tidak per hari, maka pengisian form ini disesuaikan dengan masuknya limbah ke TPS
(2) Batas waktu penyimpanan di TPS maksimum 90 (sembilan puluh) hari
(3) Dokumen dapat berupa:
a. Manifest
b. Dokumen internal perusahaan jika limbah B3 diserahkan ke bagian lain (untuk dimanfaatkan/diolah dalam lingkungan perusahaan sendiri)
(4) Setiap lembar harap di paraf oleh petugas yang bertanggung jawab
(5) Faktor konversi:
a. Kondisi tidak dimampatkan, 1 drum = Kg
b. Kondisi dimampatkan, 1 drum = Kg
FORMULIR
NERACA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN
Dokumen No FRM/SHE/I-2014/007 Revisi 01
Tanggal 7 Januari 2016 Halaman 1 of 1
1 Nama Perusahaan :
2 Bidang Usaha :
3 Periode Waktu :
5 TOTAL (A)
JUMLAH JENIS LIMBAH PERIZINAN/NOTIFIKASI
PERLAKUAN
6 (KG) YANG DIKELOLA LIMBAH B3 (d)
(a) (b) (c) ADA TIDAK ADA KADALUARSA
6.1. DISIMPAN
6.2. DIMANFAATKAN
6.3. DIOLAH
6.4. DITIMBUN
6.5. DISERAHKAN KE PIHAK III
6.6. EKSPOR
6.7. PERLAKUAN LAINNYA
7 TOTAL (B) -
8 RESIDU * ( C ) Kg
JUMLAH LIMBAH YANG BELUM
9
TERKELOLA ** (D) Kg
TOTAL JUMLAH LIMBAH YANG
10
TERSISA (C+D) Kg
KINERJA PENGELOLAAN
11 LIMBAH B3 SELAMA PERIODE
SKALA WAKTU PENAATAN {[A-(C+D)]/A} x 100% } = %
KETERANGAN :
* RESIDU adalah jumlah limbah tersisa dari proses perlakuan seperti abu insenerator, bottom ash dan atau
fly ash dari pemanfaatan sludge oil di boiler, residu dari penyimpanan dan pengumpulan oli bekas dll yang
belum dikelola
** JUMLAH LIMBAH YANG BELUM TERKELOLA adalah limbah yang disimpan melebihi skala waktu penaatan
Data-data tersebut diatas diisi dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kondisi yang ada
Mengetahui,
( )
FORMULIR
Penyerahan LB3 ke TPS
Dokumen No FRM/SHE/I-2014/008 Revisi 01
Tanggal 7 Januari 2016 Halaman 1 of 1
Site :
TPS Limbah B3 :
Bulan :
( ......................... ) ( ......................... )
FORMULIR
Berita Acara Serah Terima Limbah B3
DOKUMEN NO : FRM/SHE/I-2016/009 REVISI :0
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 1 of 1
FORMULIR
Inspeksi Kantor Gudang dan Penyimpanan
Revisi 0
STANDAR
Simbol, Label Limbah B3 dan Bahan
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/002 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 1 of 10
Dibuat oleh : Ditinjau dan disetujui oleh :
1. TUJUAN
1.1. Instruksi Kerja ini bertujuan untuk :
Menjadi acuan standard untuk menentukan Simbol, Label Limbah B3 dan Bahan.
2. REFERENSI
2. URAIAN STANDAR
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah ketupat. Pada keempat sisi belah ketupat
tersebut dibuat garis sejajar yang menyambung sehingga membentuk bidang belah ketupat dalam dengan ukuran 95
persen dari ukuran belah ketupat bahan. Warna garis yang membentuk belah ketupat dalam sama dengan warna gambar
simbol. Pada bagian bawah simbol terdapat blok segilima dengan bagian atas mendatar dan sudut terlancip berhimpit
dengan garis sudut bawah belah ketupat bagian dalam.Panjang garis pada bagian sudut teriancip adalah 1/3 dari garis
vertikal simbol dengan lebar 1/2 dari panjang garis horizontal belah ketupat dalam. Simbol yang dipasang pada kemasan
minimal berukuran 10 cmx 10 cm, sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut limbah B3 dan tempat penyimpanan
limbah B3 minimal 25 cmx 25 cm.
Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan atau bahan kimia yang kemungkinan akan mengenainya.
Warna simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut limbah B3 harus dengan cat yang dapat
berpendar (fluorescence).
a. Jenis-Jenis Simbol
Setlap simbol adalah satu gambar tertentu untuk menandakan sifat/karakteristik bahan limbah B3 datam suatu
pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan atau pengangkutan. Terdapat 8 (delapan) jenis simbol Sesuai yang tertera
di bawah ini :
STANDAR
Simbol, Label Limbah B3 dan Bahan
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/002 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 3 of 10
- Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
b. Limbah yang dikemasnya. Jika suatu limbah memiliki karakteristik lebih dari satu, maka simbol yang
dipasang adalah simbol dari karakteristik yang dominan, sedangkan jika terdapat lebih dari satu
karakteristik dominan (predominan), maka kemasan harus ditandai dengan simbol karakteristik
campuran
c. Ukuran minimum yang dipasang adalah 10 cm x 10 cm atau lebih besar, sesuai dengan ukuran
kemasan yang digunakan
d. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin mengenainya
(misalnya bahan plastik, kertas atau pelat logam) dan harus melekat kuat pada permukaan kemasannya
e. Dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah dilih
Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan
dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3
g. Kemasan yang telah dibersihkan dari limbah B3 dan akan dipergunakan kembali untuk mengemas
limbah B3 harus diberi label "KOSONG". Sesuai gambar di bawah ini :
- Gudang tempat penyimpanan limbah B3 harus ditandai dengan simbol dengan mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
a. Simbol dipasang pada setiap pintu tempat penyimpanan limbah B3 dan bagian luar dinding yang tidak
terhalang
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik limbah yang disimpannya
c. Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar, sehingga tulisan pada simbol
dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter
d. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin mengenainya
(misalnya bahan plastik, kertas atau pelat logam)
e. Selama tempat penyimpanan masih difungsikan, simbol tidak boleh terlepas atau dilepas atau diganti
dengan simbol lain, kecuali jika akan digunakan untuk menyimpan limbah B3 dengan karakteristik yang
berlainan
STANDAR
Simbol, Label Limbah B3 dan Bahan
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/002 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 4 of 10
2. LABEL
Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan
kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas.
Terdapat 3 (tiga) jenis label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu:
Tutup
Karet (packing)
Cincin pengunci
Label
Simbol
STANDAR
Simbol, Label Limbah B3 dan Bahan
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/002 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 6 of 10
d. Label Penunjuk Tutup Kemasan
d.1. Bentuk, warna dan ukurannya Label berukuran minimal 7 x 15 m2 dengan warna dasar putih dan warna
gambar hitam. Gambar terdapat dalamframe hitam,terdiri dari 2 (dua) buah anak panah mengarah ke atas
yang berdiri sejajar di atas balok hitam.Label terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak karena goresan
atau akibat terkena limbah dan bahan kimia lainnya.
d.2. Pemasangan Label dipasang dekat tutup kemasan dengan arah panah menunjukkan posisi penutup
kemasan. Label harus terpasang kuat pada setiap kemasan limbah B3, baik yang telah diisi limbah B3,
maupun kemasan yang akan digunakan untuk mengemas limbah B3.
STANDAR
Simbol, Label Limbah B3 dan Bahan
DOKUMEN NO : STD/SHE/I-2016/002 REVISI : 01
TANGGAL : 7 Januari 2016 HALAMAN : 7 of 10
Gas di bawah tekanan Korosif pada logam Bahaya terhadap lingkungan akuatik
A. BAHAYA FISIK
Eksplosif
Toksisitas akut