Anda di halaman 1dari 5

No Dok : EKJ-P-30

Terbit : 1 Februari 2020


PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
Tgl Rev :-
Hal : 1/5
SETATUS : SALINAN

Daftar Isi :

1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Referensi
4. Prosedur
5. Alat - alat

Disusun oleh Direview oleh Disetujui oleh


Nama Budi Setiadi Nama Nur Eva Pratiwi Nama Ismayanti
Jabatan Sekretaris P2K3 Jabatan Wakil Managemen / MR Jabatan Direktur
TTD TTD TTD
No Dok : EKJ-P-30
Terbit : 1 Februari 2020
PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
Tgl Rev :-
Hal : 2/5

1. TUJUAN
Tujuan dari standar operasional prosedur (SOP) ini dibuat untuk dijadikan sebagai salah satu
kontrol dalam melakukan kegiatan bekerja diketinggian selain Job Safety Analysis (JSA)

2. RUANG LINGKUP
Seluruh divisi dan lokasi area pekerjaan PT. Elbe Karisma Jaya yang menyangkut mengenai
bekerja di ketinggian dan penggunaan alat perancah lainnya.

3. DASAR HUKUM BEKERJA DIKETINGGIAN


1. Permenakertrans No Per 01/Men/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan
2. Permenaker No Per 05/Men/1985 Tentang pesawat angkat dan angkut Pasal 35 s/d 48
3. DJPPK Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No KEP.
45/DJPPK/IX/2008 Pedoman K3 Bekerja di Ketinggian dengan menggunakan akses tali
(Rope Access)
4. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
5. EN Standard/CEN Standard/CE Standard : EN-12277 : Harnesses, EN-12492 :
Helmets, EN-12275 : Connectors, EN-12276 : Frictional Anchors
6. OSHA PART 1910, BS 1139 Metal Scaffolding, AS/NZS 1576 Scaffolding
7. ANSI Z133.1: Arboriculture safety requirement for pruning, repairing, maintaining, and
removing trees.

4. PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN


1. Pastikan sudah melakukan analisis risiko lokasi dan pekerjaan yang hendak dilakukan
sebelum pelaksanaan pekerjaan.

2. Pastikan telah menggunakan alat pengaman diri (APD) yang sesuai. Biasanya, yang
disyaratkan adalah APD berupa full body harness double lanyard.

3. Periksakan kesehatan fisik pekerja. Pastikan bahwa pekerja sedang berada dalam kondisi
prima dan sesuai untuk bekerja di ketinggian.

4. Pastikan bahwa scaffolding yang digunakan untuk bekerja di ketinggian telah diinspeksi


dan dipastikan di dalam kondisi aman.

5. Jika akan menggunakan scaffolding, di bawah ini adalah ringkasan panduan kerja yang
aman:
No Dok : EKJ-P-30
Terbit : 1 Februari 2020
PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
Tgl Rev :-
Hal : 3/5

6. Pastikan bahwa pipa dan platform dari scaffolding tersebut berada dalam kondisi yang
baik, tidak ada tanda-tanda retak, maupun tanda-tanda bengkok.

7. Pastikah bahwa scaffolding didirikan di atas permukaan tanah atau lantai yang stabil.

8. Pastikan bahwa sambungan, kuncian, serta ikatan scaffolding kuat.

9. Pastikan handrail dan tangga juga terpasang.

10. Pastikan bahwa telah memberikan tanda maupun informasi yang mengindikasikan bahwa
pekerja sedang melakukan pekerjaan di ketinggian.

5. ALAT-ALAT
Berikut alat-alat bekerja di ketinggian berikut prosedur inspeksinya :

1. Alat Pelindung Jatuh


Alat pelindung jatuh harus diperiksa secara visual sebelum digunakan.
Pemeriksaan berkala oleh orang yang kompeten untuk mengecek kerusakan atau
keausan alat harus dilakukan setidaknya setiap 6 bulan.

Frekuensi penggunaan yang sering dan tingginya jumlah paparan di area kerja
membutuhkan inspeksi alat pelindung jatuh yang lebih sering. Prosedur
pemeriksaan harus dibuat tertulis dan setiap pemeriksaan harus didokumentasikan.
Juga penting untuk mengikuti rekomendasi produsen pada saat melakukan inspeksi
dan perawatan alat pelindung jatuh. Lakukan penggantian jika peralatan sudah
tidak layak pakai atau telah kedaluwarsa.

2. Harness dan Body Belt

Untuk memeriksa harness atau body belt, sebaiknya ikuti prosedur berikut:
 Webbing – Lakukan pemeriksaan secara visual atau dengan cara memegang webbing.
Pegang webbing dan bengkokkan membentuk huruf “U”. Lihat apakah ada kerusakan
atau tanda-tanda keausan seperti koyak, berserabut, kerusakan pada jahitan,
perubahan warna pada jahitan, atau berjamur.
 D-Rings/ Back Pads – Periksa kondisi ring D untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan
seperti retak, bengkok, atau berkarat. Batang ring D harus berada pada posisi 90
derajat terhadap sumbu panjang pada harness dan harus dapat berputar secara
bebas. Bila Anda menemukan keadaan ring D yang tidak normal, jangan sekalipun
menyepelekannya. Hal ini dikarenakan ring D merupakan satu-satunya bagian yang
akan menahan hentakan saat pekerja terjatuh.
No Dok : EKJ-P-30
Terbit : 1 Februari 2020
PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
Tgl Rev :-
Hal : 4/5

 Buckle – Periksa buckle (gesper) untuk mendeteksi kerusakan seperti retak, bengkok,
berkarat, dan tidak dapat mengunci dengan sempurna. Paku keling pada buckle harus
kuat dan tidak dapat digerakkan oleh jari. Sisi dan kepala paku keling harus rata
terhadap material. Paku keling yang bengkok akan gagal dalam menahan guncangan.
Jangan gunakan full body harness bila terdapat kerusakan pada buckle.

3. Lanyard
Ketika Anda melakukan inspeksi pada lanyard, lakukan pemeriksaan mulai dari
salah satu ujung hingga ke ujung yang berlawanan. Periksa seluruh bagian
lanyard termasuk pada bagian sambungan.
 Snap – Periksa cermat kelainan, retak, karat di permukaan hook dan matanya.
Pengunci harus tetap sesuai dengan dudukannya, tidak bengkok, berubah, atau
terhalang. Per pengunci harus terpasang dan dapat menekan dengan gaya yang
cukup dan merata.
 Thimbles (sarung penutup) – Sarung penutup harus merata berada pada mata
sambungan, dan sambungan tidak boleh longgar atau terpotong rajutannya. Ujung
dari sarung ini harus bebas dari sisi/ pinggiran yang tajam serta tidak memiliki
kelainan atau retak.

 Web Lanyard – Lengkungkan lanyard ke pipa, perhatikan setiap sisi dari web lanyard.
Lanyard yang berubah warna, retak, hangus adalah tanda-tanda nyata dari
kerusakan akibat panas, bahan kimia, atau paparan sinar ultra violet. Periksa juga
terhadap kerusakan jahitan.

 Rope Lanyard – Periksa lanyard dari ujung ke ujung dan lihatlah apakah terdapat
tanda-tanda keausan, kerusakan, dan fiber yang terpotong. Performa lanyard yang
berkurang akibat penggunaan pada beban yang ekstrem akan terlihat dengan
adanya perubahan diameter. Diameter tali harus sama secara menyeluruh.

4. Self-Retracting Lifeline

Untuk memeriksa self-retracting lifeline, baiknya ikuti prosedur tersebut :


 Check permukaan lifeline, pastikan lifeline terpasang kuat pada anchor point, tak ada
kerusakan, retak, kelainan, atau keausan.
 Check kekuatan daya tarik pada lifeline. Jangan gunakan lifeline, jika kekuatan daya
tarik lifeline saat terjadi guncangan atau tarikan tak maksimal atau tak fleksibel.

 Lifeline harus di check secara teratur untuk mendeteksi ada tanda-tanda kerusakan
seperti tali jadi renggang, retak, koyak, berserabut, atau jahitannya rusak.
No Dok : EKJ-P-30
Terbit : 1 Februari 2020
PROSEDUR BEKERJA DIKETINGGIAN No Rev :0
Tgl Rev :-
Hal : 5/5

6. Perawatan Alat Pelindung Jatuh

Perawatan dasar akan membuat alat pelindung jatuh Anda lebih tahan lama dan
bertahan performanya. Penyimpanan alat sama pentingnya dengan bersihkan
peralatan dari kotoran, bahan-bahan penyebab korosi atau kontaminan.

Cara Membersihkan :

Bahan nilon dan poliester :


 Lap semua permukaan yang kotor dengan spons yang dibasahi dengan air sabun/deterjen,
lalu bilas dengan air bersih
 Gantung dan biarlah kering dengan sendirinya
 Jauhi menjemur dekat sumber panas atau dijemur langsung dibawah cahaya matahari
dalam periode waktu yang lama
 Janganlah mengeringkan peralatan berbahan ini menggunakan mesin pengering atau dryer

Cara Menyimpan :

Tempat penyimpanan alat pelindung jatuh harus bersih, kering, dan bebas dari
paparan gas berbahaya, panas berlebihan, sinar ultraviolet, atau material yang
bersifat korosif.

Anda mungkin juga menyukai