Anda di halaman 1dari 27

Pengangkutan Limbah B3

Dr. Elanda Fikri, S.KM., M.Kes


Contoh mobil pengangkut Limbah B3
Latar belakang
Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
penimbunan.
Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3.
(1) Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang tertutup untuk Limbah B3
kategori 1.
(2) Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan
menggunakan alat angkut yang terbuka untuk Limbah B3
kategori 2.
(3) Ketentuan mengenai spesifikasi dan rincian penggunaan
alat angkut diatur dalam Peraturan Menteri.
(1) Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:
a. rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
b. izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah
B3.
(2) Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 menjadi dasar
diterbitkannya izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengangkutan Limbah B3.
(3) Untuk memperoleh rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri dan
dilengkapi dengan persyaratan yang meliputi:
a. identitas pemohon;
b. akta pendirian badan usaha;
c. bukti kepemilikan atas dana Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dan
dana penjaminan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup;
d. bukti kepemilikan alat angkut;
e. dokumen Pengangkutan Limbah B3; dan
f. kontrak kerjasama antara Penghasil Limbah B3 dengan Pengumpul
Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau
Penimbun Limbah B3 yang telah memiliki izin.
Dokumentasi
Contoh kontrak kerjasama antara
pengangkut dan pengolah
(4) Dokumen Pengangkutan Limbah B3 paling sedikit
memuat:
a. jenis dan jumlah alat angkut;
b. sumber, nama, dan karakteristik Limbah B3 yang
diangkut;
c. prosedur penanganan Limbah B3 pada kondisi darurat;
d. peralatan untuk penanganan Limbah B3; dan
e. prosedur bongkar muat Limbah B3.
(1) Menteri setelah menerima permohonan rekomendasi sebagaimana
dimaksud,memberikan pernyataan tertulis mengenai kelengkapan
administrasi paling lama 2 (dua) hari kerja sejak permohonan
diterima.
(2) Setelah permohonan dinyatakan lengkap, Menteri melakukan
verifikasi paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja.
(3) Dalam hal hasil verifikasi menunjukkan:
a. permohonan rekomendasi memenuhi persyaratan, Menteri
menerbitkan rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak hasil verifikasi diketahui; atau
b. permohonan rekomendasi tidak memenuhi persyaratan, Menteri
menolak rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 disertai dengan
alasan penolakan.
(4) Rekomendasi paling sedikit memuat:
a. kode manifes Pengangkutan Limbah B3;
b. nama dan karakteristik Limbah B3 yang diangkut; dan
c. masa berlaku rekomendasi.
Pasal 51
(1) Setelah mendapat rekomendasi dari Menteri, Pengangkut
Limbah B3 wajib mengajukan permohonan izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3.
(2) Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan
Limbah B3 diterbitkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perhubungan.
(3) Persyaratan dan tata cara permohonan dan penerbitan izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah
B3 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 52
(1) Pengangkut Limbah B3 yang telah memperoleh izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3 wajib:
a. melakukan Pengangkutan Limbah B3 sesuai dengan rekomendasi
Pengangkutan Limbah B3 dan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pengangkutan Limbah B3;
b. menyampaikan manifes Pengangkutan Limbah B3 kepada Menteri;
dan
c. melaporkan pelaksanaan Pengangkutan Limbah B3.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat:
a. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang diangkut;
b. jumlah dan jenis alat angkut Limbah B3;
c. tujuan akhir pengangkutan Limbah B3; dan
d. bukti penyerahan Limbah B3.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud disampaikan kepada Menteri dan
ditembuskan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perhubungan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 6 (enam) bulan.
Kelengkapan driver pengangkut limbah B3
Persiapkan dokumen yang diperlukan selama melakukan kegiatan pengangkutan
limbah B3, yang masih berlaku dan sah

A. Kartu Identitas Pengemudi pada kendaraan.


B. SIM yang sesuai dengan jenis kendaraan.
C. Buku Uji Berkala/Kartu Uji.
D. STNK.
E. Surat Izin Penyelenggaraan Pengangkutan Barang Berbahaya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
F. Surat Rekomendasi dari KLH.
G. Dokumen Manifest.
H. Surat Jalan/Surat DO jika diperlukan.
Peralatan tanggap darurat yang harus ada
di kendaraan
1. Alat Pemadam Api Ringan.
2. Segitiga Pengaman.
3. Kerucut Pengaman/Traffic Cone.
4. Sekop.
5. Pasir/Serbuk Gergaji.
6. Wadah Penyimpanan Tumpahan.
7. Dongkrak.
8. Kunci-kunci.
9. Ganjal Roda.
10. Pita pembatas.
11. Rambu Portable.
12. Sekring Cadangan.
13. Kotak Obat lengkap.
Pengemudi pengangkut limbah B3 wajib memahami sifat dan karakteristik
limbah B3, agar dapat mengetahui risiko dari limbah B3 yang diangkutnya.
Dengan demikian, pengemudi dapat melakukan penanganan atau tindakan
sesuai dengan tata aturan akan sifat dan karakteristik limbah B3 tersebut, baik
pada saat mengangkut maupun pada saat terjadi kecelakaan.

Pengenalan atau pengidentifikasian terhadap sifat dan karakteristik limbah B3


sangat perlu dipahami sebelum terlibat langsung dalam penanganan limbah B3.
Informasi tentang sifat dan karakteristik limbah B3 pada SDS (Safety Data
Sheet) jika merupakan bahan B3 kadaluarsa, simbol dan label pada kemasan dan
atau informasi dari petugas di tempat penghasil limbah B3.
Contoh peletakan plakat pada kendaraan
pengangkut Limbah B3
Yang harus diperhatikan selama di
perjalanan
1. Parkirkan kendaraan di tempat yang teduh.
2. Upayakan tidak terlalu dekat dengan lokasi pemukiman.
3. Upayakan tidak terlalu dekat dengan FASOS & FASUM.
4. Awasi kendaraan selama perjalanan maupun istirahat.
5. Jaga tingkat stabilitas kendaraan saat melaju di jalan, hal ini
untuk menghindari gesekan atau goncangan yang
mengakibatkan limbah B3 tersebut dapat meledak.
6. Dilarang merokok selama melakukan pengangkutan
limbah B3.
7. Penggunaan APD hanya pada saat penanganan limbah B3.
Penyebab Kebakaran pada Kendaraan
Kebakaran kendaraan dapat disebabkan oleh beberapaf aktor, baik yang
terkait faktor teknis kendaraan,
faktor manusia maupun faktor muatan limbah B3 yang diangkut.
1. Kecelakaan lalu lintas, yang mengakibatkan terbakarnya bahan bakar
dan muatan yang bersifat mudah terbakar.
2. Ban gundul atau gesekan antara ban ganda.
3. Sistem listrik/elektrik, hubungan pendek akibat rusaknya isolator,
atau hubungan antara kawat yang longgar.
4. Longgarnya penghubung bahan bakar dan kinerjasistem pembakaran
bahan bakar yang kurang bagus.
5. Sifat muatan limbah B3 yang mudah terbakar, reaktif, penyegelan yang
kurang tepat atau berlebihan, atau kurangnya ventilasi udara dalam
kargo muatan.
6. Kelalaian manusia (misalnya: merokok dalam radius kurang dari 8
meter dari muatan).
Penanggulangan kebakaran pada
kendaraan pengangkut limbah B3
Mengetahui cara mengatasi kebakaran itu penting, jika tidak
mengetahui apa yang harus dilakukan dapat membuat
kebakaran menjadi semakin parah.
Ketahuilah bagaimana prosedur menggunakan APAR.
Prosedur :
1.Keluar dari jalur parkir ke tempat terbuka, gedung pohon,
semak atau benda lain yg mdh terbakar.
2.Beritahu pelayanan darurat tentang masalah tsbt.
3.Bila terjadi kebakaran pada mesin, matikan mesin secepatnya.
Jangan membuka kap kendaraan (membuka = memberikan
oksigen dan menyebabkan api semakin besar).
4.Padamkan dengan APAR.
Cara memadamkan api dengan APAR
Berdirilah sejauh mungkin dari api.
Cabut pin APAR.
Semprotkan 1 kali ke atas, untuk mengetahui arah angin.
Beradalah searah dengan arah angin.
Bidiklah pada sumber atau dasar kebakaran, bukan ke arah
api dengan teknik sapuan.
Lanjutkan hingga apapun yang terbakar menjadi dingin.
Tidak ada asp atau api bukan berarti kebakaran telah
terpadamkan atau tidak bisa mulai lagi.
Tumpahan Limbah B3 Pada Proses
Penangkutan :
Penanganan Darurat Tumpahan Limbah B3

Kriteria tumpahan limbah B3 yang dapat dikategorikan


menimbulkan kondisi darurat adalah sebagai berikut:
Jumlah tumpahan yang sangat besar (> 50 liter).
Sifat/karakteristik bahan beracun dan berbahaya.
Dampak terhadap kesehatan dan lingkungan.
Dampak susulan yang berbahaya akibat tumpahan.
Jangka waktu dampak.
Pada saat menghadapi kondisi darurat karena tumpahan
limbah B3, pengemudi melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
Melakukan identifikasi lokasi dan dampak tumpahan, apabila dampak tumpahan
cukup luas, hubungi tim tanggap darurat. Apabila dampak tumpahan dapat ditangani
langsung, segera lakukan langkah-langkah penanganan langsung dengan peralatan yang
tersedia.
Mengisolasi area dengan memasang pita pembatas, rambu portable, segitiga pengaman
atau kerucut lalu lintas (traffic cone).
Mempersiapkan semua peralatan untuk penanggulangan kebocoran, seperti serbuk
gergaji, pasir, atau absorbent/ bahan penyerap khusus.
Mencari sumber tumpahan atau kebocoran dan segera melakukan
penanggulangannya secepat mungkin.
Mengumpulkan tumpahan sebanyak mungkin untuk mencegah mengalirnya
tumpahan ke parit atau sungai, terutama pada waktu hujan.
Menyimpan bahan penyerap yang telah terkontaminasi ke dalam drum yang disegel/
seal atau tangki, lalu memindahkannya ke tempat penyimpanan yang sesuai di bawah
arahan pengawas.
Kapasitas daya angkut kendaraan
pengangkut limbah B3 yang dikemudikan
Dalam melakukan pengiriman limbah B3, jenis, tipe, dan kapasitas
kendaraan harus sesuai dengan sifat, jenis limbah, serta jenis
kemasan yang akan digunakan.

Pengemasan Limbah B3
Dalam hal ini pengemudi harus memastikan bahwa limbah B3
yang diangkut telah memenuhi persyaratan kapasitas daya
angkut kendaraan.
Dengan mempertimbangkan keselamatan maka aktivitas muat,
pengiriman dan bongkar limbah B3 dilakukan secara tertutup.
Kendaraan dengan boks tertutup dan tangki untuk curah
menjadi pilihan untuk melakukan pengangkutan limbah B3.
Pemeriksaaan Kemasan Limbah B3
Dalam pemeriksaan ini pengemudi memastikan bahwa
kemasan, jenis dan jumlah kemasan limbah B3 telah sesuai
dengan dokumen manifest yang ada.
Pengemudi harus memastikan kondisi fisik kemasan harus
tidak bocor dan tertutup rapat.
Simbol dan label limbah B3 telah terpasang pada setiap
kemasan.
Mintalah informasi bagaimana penanganan limbah B3
tersebut jika terjadi keadaan darurat, seperti sifat limbah
dan cara penanganannya.
Dilarang menempatkan jenis limbah tertentu yang tidak
diperbolehkan diangkut bersamaan dalam satu kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai