Label (Labelling): kertas bergambar dan bertuliskan, berbentuk segi empat yang
menggambarkan Barang Berbahaya yang ditempel pada kemasan berukuran 100 mm x 100 mm.
Label adalah tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang disertakan pada wadah atau
kemasan suatu produk dengan cara dimasukkan ke dalam, ditempelkan atau dicetak dan
merupakan bagian dari kemasan tersebut untuk memberikan informasi menyeluruh dan secara utuh
dari isi wadah/kemasan produk tersebut. Pelabelan pada kemasan produk harus dipersyaratkan
sedemikian rupa, sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak serta
terletak pada bagian kemasan yang mudah untuk dilihat dan dibaca dengan jelas.
Label adalah identitas suatu produk. Tanpa label kita tidak dapat membedakan antara
produk satu dengan yang lainnya. Label adalah bagian yang sangat penting dari suatu produk agar
konsumen dapat memperoleh produk sesuai yang diharapkan dan sehat serta aman dikonsumsi.
Beberapa Industri besar yang membutuhkan label untuk produk–produk mereka adalah : Industri
Makanan & Minuman, Permen dan Cokelat, Pharmacy, Perawatan diri, Kosmetik/kecantikan,
Mainan, Elektronik, Mobil dan Motor (Oli), Bahan kimia (Chemical), Rumah Tangga dan Retail.
Khusus untuk Industri Makanan & Minuman, Karena penggunaan label terbesar ada di
sektor ini, label tersebut harus sesuai dengan ketentuan UU/No.23/1992 Tentang Produksi dan
Peredaran Makanan. Makanan harus memenuhi standar persyaratan kesehatan dan label; dan
periklanan tidak boleh memberikan informasi menyesatkan dari produk tersebut. Peraturan
tersebut juga berpedoman kepada CAC (Codex Alimentarius Commission) dan FLG (Food
Labelling Guide) yang memuat ketentuan mengenai persyaratan Mutu, label dan periklanan. Label
harus memberikan informasi yang jelas, detail dan mudah dimengerti oleh masyarakat umumnya
atau konsumen khususnya.
1. Ketentuan Umum :
b. Semua persyaratan atau peringatan yang memuat ketentuan yang ditetapkan wajib
menggunakan huruf Latin.
c. Seluruh peringatan atau keterangan harus ditulis dengan lengkap dan mudah dibaca.
d. Pada label tidak boleh dicantumkan gambar atau apapun yang dapat mengakibatkan salah
penafsiran pada produk itu sendiri.
e. Pada label dilarang mencantumkan referensi atau apapun yang bertujuan untuk dapat
meningkatkan penjualan.
2. Pada Label, informasi yang HARUS DAN WAJIB dicantumkan adalah sebagai berikut :
a. Nama Produk. Di dalam Label selain nama produk, boleh dicantumkan nama dagang bila
ada. Nama produk tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia bila diperdagangkan di
Indonesia. Bahasa asing dapat digunakan sepanjang tidak bertentangan dengan keterangan
dalam Bahasa Indonesia. Penggunaaan Bahasa, angka, dan huruf selain bahasa Indonesia,
angka Arab dan huruf Latin diperbolehkan sepanjang tidak ada padanannya, atau dalam rangka
perdagangan keluar negeri. Pemberian nama produk tersebut harus memiliki deskripsi yang
jelas dan cocok terhadap produknya itu sendiri dan tidak menyesatkan. Penggunaan nama harus
yang mudah dimengerti oleh konsumen dan menunjukkan sifat produk tersebut. Kemudian
mengacu kepada Surat Keputusan BP POM RI No. HK.00.05.52.4321 Yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya pelanggaran pelabelan produk pangan dan memudahkan pemahaman
pelabelan pangan, mensyaratkan : Nama dagang tidak boleh menggunakan nama generik dan
kata-kata : Alami, Natural, Murni dan Suci.
b. Komposisi atau Daftar Ingridien. Harus dicantumkan daftar lengkap Ingridien jumlah bahan
utama penyusunan makanan dan termasuk bahan tambahan yang digunakan dengan urutan
mulai dari bagian yang terbanyak. Prosentase berat bahan utama produk tertentu juga harus
dicantumkan. Untuk bahan tambahan makanan, Seperti pewarna, dapat dicantumkan nama
golongan disertai Nomor Indeks khusus untuk pewarna tersebut.
c. Isi Netto/Berat Bersih. Isi netto dalam berat atau volume harus dinyatakan dalam satuan Kg,
gr, cc atau Lt. Untuk makanan yang dikemas dalam cairan, yang dicantumkan adalah bobot
makanan tersebut.
o Semua label ditempel di tempat aman pada kemasan sehingga mudah dibaca, dilihat dan
tidak kabur
o Setiap label harus ditempel atau tercetak secara jelas dan warna yang kontras
o Ditempel yang kuat dan ukurannya sesuai aturan yang berlaku.
Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki adalah 24.000 kg, dan untuk 40 kaki
(termasuk high cube container), adalah 30.480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload yang
bisa diangkut adalah 21.800 kg untuk 20 kaki, 26.680 kg untuk 40 kaki.
Ukuran peti kemas standar yang digunakan ditampilkan dalam tabel berikut:
dimensi
lebar 7′ 8 19/32″ 2,352 m 7′ 8 19/32″ 2,352 m 7′ 8 19/32″ 2,352 m
dalam
Berbagai variasi bentuk peti kemas digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun
menggunakan ukuran yang standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda
angkutan.
Peti kemas barang umum untuk diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang
paling banyak digunakan
Peti kemas tangki yaitu tangki baja yang dibangun di dalam kerangka container
digunakan untuk mengangkut Tanki yang di dalamnya diisi barang-barang yang
berbahaya, misalnya gas, minyak, bahan kimia yang mudah meledak.
Peti kemas berventilasi untuk barang organik yang membutuhkan ventilasi
Peti kemas Generator
Peti kemas berpendingin digunakan untuk mengangkut barang – barang yang
memerlukan suhu pendingin, misalnya untuk jenis sayur-sayuran, daging dll.
Peti kemas curah, digunakan untuk mengangkut muatan curah, misalnya beras, gandum,
dll.
Peti kemas yang diperlengkapi dengan isolasi
Peti kemas dengan pintu disamping digunakan untuk mengangkut muatan yang
ukurannya tidak memungkinkan dimasukan dari pintu belakang Petikemas. Jadi semua
sisi Peti kemas harus dibuka. Misalnya alat – alat berat.
Collapsible ISO
Jenis peti kemas Tabung gas, tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan dinding samping,
depan belakang dan atas.
Kereta api yang sedang menarik peti kemas tangki 20 kaki yang berdampingan dengan
petikemas barang umum.
Suatu kereta api antarmoda yang mengangkut peti kemas