Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

ANALISIS PENGURUSAN SERTIFIKAT KESELAMATAN


KAPAL GUNA MENUNJANG KELANCARAN OPERASIONAL
KAPAL DI KANTOR SYAHBANDAR

NUR SYAHIDAH NUR

NIT: 18.43.055

KALK IV D

PROGRAM STUDI KETATALAKSANAAN ANGKUTAN LAUT


DAN KEPELABUHANAN DIPLOMA IV

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan penulisan proposal yang berjudul “Analisis Pengurusan
Sertifikat Keselamatan Kapal Guna Menunjang Kelancaran
Operasional Kapal Di Kantor Syahbandar“.

Maksud dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi


persyaratan bagi Taruna/I yang ingin melaksanakan praktek darat dalam
bidang Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan program
Diploma IV di Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Penulis berharap
semoga proposal ini berguna bagi pembaca karena penulis berusaha
menyusun proposal ini sebaik mungkin dengan keadaan yang sebenar–
benarnya.

Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapatkan


bimbingan, dukungan, dan saran serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada para dosen Ibu Rosliawati, SE., MM., selaku
dosen pembimbing I dan Bapak Muhlis Muhayyang, SH., MH., selaku
dosen pembimbing II, senior-senior saya, serta rekan-rekan seangkatan
saya.

Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat


serta berguna bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
E. Hipotesis .................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori........................................................................... 6
B. Kerangka Pikir............................................................................. 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Yang di Rencanakan.................................... 13


B. Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian............................. 13
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................. 14
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 15
E. Teknik Analisis Data................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang disatukan


oleh wilayah perairan dengan batas-batas, hak-hak, dan kedaulatan
yang ditetapkan dengan undang-undang. Dalam mewujudkan
wawasan nusantara serta menetapkan ketahanan nasional diperlukan
alat transportasi nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
pengembangan wilayah, dan memperkokoh persatuan. Wilayah
perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapi dua per tiga
dari seluruh wilayahnya, sehingga untuk mendukung perekonomian
maka diperlukan sarana transportasi berupa kapal yang memadai.

Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No.17 Tahun 2008


Tentang Sertifikat Keselamatan Kapal diberikan dan persyaratan ISM
Code (Standar Internasional Manajemen Keselamatan dalam
Pengoperasian Kapal), semua perusahaan yang memiliki kapal atau
mengoperasikan kapal-kapalnya harus menetapkan sistem
manajeman keselamatan yang berupa sertifikat kapal. Sertifikat-
sertifikat tersebut bertujuan untuk menjamin kelayakan operasional
kapal dengan aman serta legalitas kapal yang akan berlayar dan
mengerjakan sebuah proyek.

Di dalam perusahaan terdapat proses pengecekan dokumen


sertifikat kapal, yang merupakan proses dilakukannya pengecekan
expired date dokumen sertifikat kapal yang dimiliki oleh perusahaan.
Setiap kapal memiliki dokumen sertifikat permanen dan dokumen
sertifikat sementara. Dokumen sertifikat 2 permanen terdiri dari 14
dokumen sertifikat kapal yang harus dilakukan perpanjangan setiap
2,5 tahun (30 bulan), sedangkan sertifikat sementara terdiri dari 10

1
dokumen sertifikat kapal yang harus dilakukan perpanjangan setiap 3
sampai 5 bulan sekali. Setiap dokumen sertifikat kapal memiliki
expired date yang berbeda, baik sertifikat permanen maupun yang
tidak permanen.

Dari latar belakang diatas muncul permasalahan, seperti pihak


admin kantor dan admin kapal mengalami masalah dalam melakukan
proses pengecekan terhadap masa expired date dokumen sertifikat
kapal. Hal ini terjadi karena banyaknya macam dokumen sertifkat
kapal, dan setiap dokumen sertifikat kapal memiliki expired date yang
berbeda-beda. Tidak adanya warning atau sistem yang mampu
memberikan peringataan terhadap dokumen sertifikat kapal yang telah
memasuki expired date membuat perusahaan sering mengalami
keterlambatan perpanjangan sertifikat kapal. Perusahaan akan
mengalami kerugian jika sertifikat kapal tidak diperpanjang, kapal tidak
bisa berlayar atau disewakan dan juga harus membayar biaya
tambahan kompensasi terhadap dokumen sertifikat kapal yang telah
melewati masa expired date tersebut.

Pihak admin juga mengalami kesulitan jika dokumen sertifikat


kapal mengalami masa expired date pada saat kapal sudah berlayar
atau melakukan perkerjaan proyek. Hal tersebut akan mengakibatkan
kerugian, perusahaan akan dikenakan biaya denda atau tilang, dan
juga akan berpengaruh terhadap jalannya proyek. Permasalahan
berikutnya adalah pihak admin kesulitan dalam melakukan
pengelolaan data-data dokumen sertifikat kapal diantaranya pencarian
data-data sertifikat kapal secara detail serta melakukan update data
sertifikat kapal. Data sertifikat kapal tersebut hanya tercatat pada buku
arsip sertifikat kapal dan harus mencari satu persatu untuk
mengetahui hal tersebut. Hal ini mengakibatkan proses pencarian
memakan waktu dan juga dalam pembuatan laporan dokumen
sertifikat kapal.

2
Pasal 126 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran Direktorat Jendral Perhubungan Laut melalui
Direktur Perkapalan dan Kepelautan menerbitkan Maklumat
Pelayaran 214 pada bulan September Tahun 2009 tentang jenis-jenis
sertifikat keselamatan sebagai berikut:

1. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang


2. Sertifikat Keselamatan Kapal Barang yang terdiri dari:
a. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang.
b. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang.
c. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang.

Pengurusan sertifikat-sertifikat keselamatan dapat dilakukan


apabila persyaratan telah terpenuhi. Pemilik kapal wajib
melaksanakan pengurusan sertifikat keselamatan kapalnya demi
memperlancar operasional perusahaannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik menyusun


sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Pengurusan Sertifikat
Keselamatan Kapal Guna Menunjang Kelancaran Operasional
Kapal di Kantor Syahbandar”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mempunyai beberapa


pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan pengurusan sertifikat keselamatan kapal


dikantor syahbandar sudah sesuai dengan prosedur?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan
pengurusan sertifikat keselamatan kapal guna menunjang
kelancaran operasional kapal dikantor syahbandar?

3
3. Upaya apakah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pengurusan sertifikat keselamatan kapal guna menunjang
kelancaran operasional kapal dikantor syahbandar?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengurusan sertifikat


keselamatan kapal dikantor syahbandar sudah sesuai prosedur.
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pengurusan sertifikat keselamatan kapal guna menunjang
kelancaran operasional kapal dikantor syahbandar.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan dalam pengurusan sertifikat keselamatan kapal guna
menunjang kelancaran operasional kapal dikantor syahbandar.

D. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan dari penelitian yang dilakukan penulis maka akan


diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
Pemilik kapal diharapkan melakukan pengurusan sertifikat
keselamatan kapal dapat dilaksanakan dengan tepat waktu sesuai
dengan standar operasional yang telah ada, agar operasional
kapal dapat berjalan dengan lancar.
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat digunakan sebagai panduan praktis tentang
pengurusan sertifikat kapal khususnya sertifikat keselamatan
kapal, serta dapat memberikan inovasi-inovasi baru atau
penemuan-penemuan yang dapat berpengaruh atau

4
mempermudah proses pengurusan sertifikat keselamatan kapal
sehingga operasional kapal-kapal dapat berjalan dengan tepat
waktu dan lancar.

E. HIPOTESIS

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian diatas, maka


hipotesis penelitiannya adalah diduga dalam proses pengurusan
sertifikat keselamatan kapal guna menunjang kelancaran operasional
kapal masih mengalami hambatan dalam hal pelaksanaan
pengurusan sertifikat kapal.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. Sertifikat Dan Surat-Surat Kapal
Menurut Jusak Johan Handoyo, certificates adalah sertifikat kapal
yang meliputi seluruh persyaratan dan pernyataan bahwa kapal
benar-benar memenuhi persyaratan laik-laut tanpa ada
pengecualian. Jadi sertifikat menjadi bukti tertulis bahwa kapal
tersebut telah memenuhi syarat yang telah di tetapkan.
Sedangkan Menurut Engkos Kosasih, dan Hananto Soewedo,
menyatakan bahwa kelayakan kapal niaga dapat dibuktikan
dengan memiliki sertifikat-sertifikat dan dokumen-dokumen
sebagai berikut:
a. Certificate of Registry, adalah surat tanda daftar kebangsaan.
Artinya kapal tersebut berhak mengibarkan bendera dari
Negara dan berhak atas perlindungan hukum tertentu dari
negara tersebut. Pendaftar tersebut tidak selalu warga negara
dari negaranya, ada yang mendaftarkan kapalnya di negara
lain untuk tujuan keringanan biaya (flag of convenience).
Namun, semua pemilik kapal warga negara Republik
Indonesia diharuskan mendaftarkan kapalnya di Indonesia.
Surat tanda kebangsaan (certificate of registry) di Indonesia
disesuakan dengan besarnya kapal.
b. Tonnage Certificate (Surat Ukur), adalah suratyang
menyebutkan ukuran-ukuran penting kapal, tonnage, LOA,
LBP, lebar, draft, ukuran palka, dan lain-lain. Surat ini
dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla cq. Syabandar.
c. Seaworthines Certificate (Surat Kesempurnaan), adalah
sertifikat yang menyatakan kelaikan kapal termasuk

6
perlengkapan berlayar. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Ditjen.
Hubla cq. Dit. Kapel/Syahbandar. Sertifikat ini merupakan
sertifikat solas.
d. Sertifikat solas terdiri dari Sertifikat Keselamatan
Perlengkapan (termasuk life raft certificate dan CO2instalation
certificate) serta keselamatan konstruksi.Sertifikat pada butir c
dan d ini dikeluarkan setelah persyaratan nautis teknis
dipenuhi (antara lain badan kapal, perlengkapan kapal, mesin-
mesin, penataan lensa, pemadam kebakaran, perkakas
jangkar, kemudi, memenuhi persyaratan).
e. Load Line Certificate (Sertifikat Lambung Timbul), adalah
sertifikat mengenai persyaratan lambung yang timbul
minimum dan maksimum agar stabilitas kapal terpelihara,
yang dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla dan Biro Klasifikasi.
Sertifikat ini berlaku selama lima tahun untuk International
Load Line Certificate (dengan pemeriksaan setiap tahun untuk
Load Line Inspection), dikukuhkan tiap tahun.
f. Sertifikat Pencegahan Pencemaran oleh minyak, adalah
sertifikat bahwa kapal sudah diperlengkapai peralatan yang
disyaratkan. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla. Cp.
Dit. Kapel, masa berlaku lima tahun (dikukuhkan setiap
tahun).
g. Safety Radio Telegraphy Certificate, dikeluarkan oleh Ditjen.
Hubla cq. Syahbandar apabila pesawat radio telegrafi telah
memenuhi syarat, masa berlaku satu tahun.
h. Safety Certificate (Sertifikat Keselamatan) adalah pernyataan
bahwa kapal penumpang telah memenuhi persyaratan badan
kapal, mesin, kekedapan air, alat-alat penolong, radio
telegrafi, dan sebagainya.
i. Hull Classification Certificate dan Machinery Classification
Certificate merupakan tanda dikelaskan pada salah satu Biro

7
Klasifikasi. Sertifikat ini diperbarui setiap selesai special
survey (4 atau 5 tahun sekali).
j. Hull Certificate dan Machinery Annual Inspection yang
diberikan oleh Biro Klasifikasi sebagai penjabaran tahunan
dari Hull/Machinery Classification Certificate.
k. Untuk kapal-kapal yang masih dilengkapai winches untuk
bongkar muatan, dari Biro Klasifikasi diharuskan
penyelenggaraan pemeriksaan :
1) Cargo Gear tahunan (hanya tes dan pemeriksaan visual)
dengan diberikan sertifikat Cargo Gear Annual Inspection.
2) Cargo Gear lima tahunan (tes secara teliti dan
pembongkaran pin/bush dari boom dan blok-blok) dengan
diberikan Cargo Gear Quadrennial Certificate.

2. Sertifikat Keselamatan Kapal


Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Pasal 1 tentang
Pelayaran, menerangkan bahwa keselamatan kapal adalah
keadaan kapal yang memenui persyaratan material, konstruksi,
bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan
serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan
radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah
dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Dalam Pasal 117 Ayat 1,
keselamatan dan keamanan kapal angkutan perairan yaitu kondisi
terpenuhinya persyaratan:
a. Kelaiklautan kapal dan
b. Kenavigasian.

Dijelaskan dalam UU Nomor 17 tahun 2008 Pasal 117 Ayat 2


tentang Pelayaran, kelaiklautan kapal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a wajib dipenuhi setiap kapal sesuai dengan
daerah pelayarannya yang meliputi :

8
a. Keselamatan kapal
b. Pencegahan pencemaran dari kapal
c. Pengawakan kapal
d. Garis muat kapal dan pemuatan
e. Kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang
f. Status hukum kapal
g. Manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari
kapal
h. Manajemen keamanan kapal.

Sesuai dengan penjelasan Pasal 126 Ayat 2 UU No.17 tahun


2008 Tentang pelayaran, maka Direktorat Jendral Perhubungan
Laut, melalui Direktur Perkapalan dan Kepelautan, menerbitkan
Maklumat Pelayaran (MAPEL) 214 pada bulan September 2009,
tentang jenis-jenis sertifikat kesalamatan kapal, sebagai berikut :

a. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang


b. Sertifikat Keselamatan Kapal Barang :
1) Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang
2) Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang
3) Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang.

Berdasarkan ketentuan International Safety Management Code,


setiap operator kapal/pemilik kapal perlu mempunyai catatan-
catatan sebagai berikut untuk pemenuhan sertifikat keselamatan:

a. Berkaitan dengan alat keselamatan, diantaranya daftar alat


penolong, catatan latihan sekoci, catatan perawatan sekoci,
daftar alat pemadam api (busa, serbuk, CO2, dan
sebagainya).
b. Berkaitan dengan lambung, catatan pemuatan ballast/muatan,
catatan tugas/GS, catatan penerapan COW, catatan inspeksi

9
internal tangki ballast, catatan monitor pembuangan minyak,
prosedur survey.
c. Berkaitan dengan mesin, daftar suku cadang/perkakas mesin
maupun listrik, pengukuran isolasi kabel, catatan tes tutup
mati dalam darurat, catatan tes tutup klep jarak jauh, catatan
tes automation/control, laporan KKM (Kepala Kamar Mesin)
mengenai Continuous Machinery of Survey (CMS), catatan
check list, mesin-mesin penting, dan lain-lain.

3. Operasional
Haizer dan Render menerangkan operasional adalah suatu
kegiatan untuk mengubah bentuk yaitu berupa masukan/input
menjadi output sehingga lebih bermanfaat dari bentuk aslinya,
baik berupa barang atau jasa. Sedangkan menurut Eddy Herjanto,
definisi operasional merupakan suatu definisi yang berdasarkan
pada suatu karakteristik yang dapat diobservasi (pengamatan)
dari apa yang sedang didefinisikan ataupun juga mengubah
konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
dapat menggambarkan suatu perilaku maupun gejala yang dapat
diamati serta yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh
orang lain.
Menurut Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo, dalam bukunya
Manajemen Perusahaan Pelayaran menerangkan bahwa dalam
kegiatan operasional perusahaan pelayaran memiliki tugas pokok
adalah sebagai berikut:
a. Mengatur pengoperasian kapal agar menguntungkan
b. Menyusun anggaran eksploitasi, terutama yang menyangkut
pendapatan freight/charter dan biaya variabel
c. Menyelenggarakan logistik muatan dan mengoptimalkan
penggunaan kontainer

10
d. Menyusun jadwal pelayaran armada dengan memperhatikan
jadwal docking/survey/repairs yang disusun oleh direktorat
armada
e. Merundingkan agency agreement dan mengangkat agen
f. Merundingkan kontrak dan menunjuk perusahaan
bongkar/muat
g. Merundingkan kontrak dengan perusahaan
warehousing/terminal serta penunjukannya
h. Mengikuti peraturan nasional maupun internasional yang
menyangkut operasi, misalnya tentang muatan berbahaya,
kemasan-kemasan baru, dan cara bongkar muat baru serta
peralatannya
i. Mengumpulkan port information (update) dari agen-
agen/perwakilan-perwakilan
j. Mengusulkan kapal untuk diistirahatkan (laid up) sementara,
bila merugikan, sementara menunggu analisis rute yang
menguntungkan
k. Merencanakan bongkar muat kapal dengan port captain
l. Mengeluarkan instruksi-instruksi operasional kepada kapal
dan para agen/perwakilan
m. Mengageni kapal-kapal asing, sesuai kontrak/surat
penunjukan

4. Sistem Pengoperasian Kapal


Dalam perusahaan pelayaran dapat mengoperasikan atau
mengusahakan kapal-kapalnya dalam dua jenis yaitu dicarter atau
disewakan kepada pihak ketiga dan dioperasikan sendiri. Sebelum
menyewakan kapal ada sebuah perjanian yang dibuat. Kedua
belah pihak, baik pemilik kapal dan calon pencarter perlu
mempertimbankan berbagai hal. Menurut Engkos Kosasih dan

11
Hananto Soewedo menjelaskan bahwa pertimbangan yang perlu
diperhatikan sebelum menyewa kapal adalah sebagai berikut:
a. Calon pencarter perlu memastikan akan meraih muatan dan
merencanakan eksploitasi kapalnya
b. Pemilik kapal juga perlu menganalisis agar kapal tidak
menganggur sebelum maupun sesudah dicarter
c. Setelah keduanya saling setuju, tuangkan kesepakatan
sementara dalam “Fixture Note”, sehingga calon pencarter
dapat mencari muatan
d. Apabila ragu-ragu dalam membuat Charter Party, bisa
menggunakan form yang sudah baku dari BIMCO, BP Time
untuk Time Charter GENCON 66, Shell Voyage 3 untuk
Voyage Charter dan sebagainya.

B. KERANGKA PIKIR

Pengurusan Sertifikat Keselamatan Kapal Guna Menunjang


Kelancaran Operasional Kapal di Kantor Syahbandar.

Pelaksanaan Pengurusan Sertifikat Keselamatan Kapal di Kantor


Syahbandar.

Hambatan yang dihadapi Upaya yang dilakukan dalam


dalam pelaksanaan mengatasi hambatan dalam
pengurusan sertifikat pelaksanaan pengurusan
keselamatan kapal dikantor sertifikat keselamatan kapal
syahbandar. dikantor syahbandar.

Pelaksanaan pengurusan sertifikat keselamatan kapal dikantor


syahbandar dapat dilaksanakan dengan tepat waktu.

12
Operasional kapal dikantor syahbandar dapat berjalan sesuai
dengan jadwal.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN YANG DIRENCANAKAN


Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisispasi masalah.
Dalam melakukan penelitian dibutuhkan adanya suatu metode,
cara atau taktik sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh oleh
seorang peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam
penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif. Dengan metode ini
penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan mengamati
secara saksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis sehingga akan
memperoleh data-data yang dapat mendukung penyusunan laporan
penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian diproses dan
dianalisi lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari sehingga
memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik
kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.

B. DEFINISI OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional variabel adalah meletakkan arti pada suatu


variabel dengan cara menetapkan keinginan atau tindakan yang perlu
untuk mengukur variabel itu. Disamping itu, tujuannya adalah untuk
memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi dalam
penelitian ini.

14
1. Analisis
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan
seperti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian
dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.
2. Pengurusan
Pengurusan adalah pengawalan dan pengarahan sebuah
kumpulan yang terdiri dari 1 atau lebih orang untuk tujuan
meyelaraskan dan mengharmonikan kumpulan tersebut agar
tercapai sebuah tujuan.
3. Sertifikat keselamatan kapal
Sertifikat Keselamatan Kapal adalah sertifikat yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut  untuk kapal
yang telah memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan,
permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan
serta perlengkapan termasuk radio, dan elektronika kapal
berdasarkan hasil pengujian dan pemeriksaan.
4. Operasional
Operasional adalah konsep yang bersifat abstrak untuk
memudahkan pengukuran suatu variabel atau diartikan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan
penelitian.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Penulis menjadikan admin kantor syahbandar sebagai
sebagai sumber penelitiannya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Cara pengambilan sampel dalam penelitian

15
sangatlah penting terlebih jika peneliti ingin hasil penelitiannya berlaku
untuk seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu admin kantor
syahbandar yang bergerak dibidang pengurusan sertifikat
keselamatan kapal.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan
untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan
dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
1. Wawancara (interview), digunakan dengan mengadakan tanya
jawab langsung dengan para admin kantor yang berwenang untuk
mengumpulkan data mengenai objek yang diteliti. Pada teknik ini
peneliti melakukan wawancara langsung terhadap pihak yang
bersangkutan yaitu admin kantor kesyahbandaran yang memiliki
tugas dibidang pengurusan sertifikat keselamatan kapal.
2. Kuesioner (questionaire), digunakan dengan memberikan
seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Pada teknik ini peneliti mengajukan pertanyaan
secara tertulis kepada admin kantor kesyahbandaran untuk
memperoleh informasi terkait pelaksanaan pengurusan sertifikat
keselamatan kapal.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan adalah Teknik deskriptif
kualitatif, yaitu pengelolahan data kualitatif yang telah diperoleh
melalui gambaran fakta-fakta atau karakteristik yang sebenarnya.
Setelah seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
pengamatan lalu dipelajari, setelah itu mengadakan reduksi data yaitu
suatu usaha untuk membuat rangkuman dan memilih hal-hal yang
penting dari hasil wawancara, observasi atau pengamatan tersebut.

16
Langkah selanjutnya dengan membuat penyajian data.
Penyajian data adalah penyampaian informasi berdasarkan data yang
dimiliki dan disusun secara baik sehingga mudah dalam membuat
kesimpulan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. (2014). Penerbitan Sertifikat


Keselamatan Kapal Penumpang. Retrieved from dephub:
http://hubla.dephub.go.id/pelayanan/Pages/Penerbitan-Sertifikat-
Keselamatan-Kapal-Penumpang.aspx

Direktur Perkapalan dan Kepelautan. (2009). Maklumat Pelayaran


(MAPEL) 214 tentang jenis-jenis sertifikat keselamatan kapal.

Handoyo, J. J. (2016). Manajemen Perawatan Kapal. Jakarta: Penerbit


Buku Maritim Djangkar.

Heizer, J. (2014). Operations Management. Retrieved from Pearson:


https://www.pearson.com/us/higher-education/product/Heizer-
Operations-Management-11th-Edition/9780132921145.html

Hikmayani, Y. (2007). Operasional Kapal. Bogor: Balai Pustaka.

International Safety Management Code dan PM 45 Tahun 2012 Tentang


Manajemen Keselamatan Kapal, Sekretariat Negara, Jakarta.

Jasa Pelayaran. (2017, Desember 6). Sertifikat Keselamatan Kapal


Adalah. Retrieved from Jasa Pelayaran:
http://jasapelayaran.com/sertifikat-keselamatan-kapal-adalah/

Kokasih, E., & Soewedo, H. (2019). Manajemen Perusahaan Pelayaran .


depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Patrarijaya. (2016). Pengoperasian Kapal. Retrieved from patrarijaya:


https://www.patrarijaya.co.id/pengoperasian-kapal/

Pranoto. (2012, february 23). SERTIFIKAT DAN SURAT-SURAT KAPAL.


Retrieved from bppp-tegal: http://www.bppp-
tegal.com/v1/index.php?
option=com_content&view=article&id=165:sertifikat-dan-surat-
surat-kapal&catid=44:artikel&Itemid=85

PT. Reasuransi Indonesia Utama. (2016, Desember 25). Sertifikat


Keselamatan sebagai Salah Satu Syarat Kelaiklautan Kapal.
Retrieved from Indonesia Re:
https://www.indonesiare.co.id/id/knowledge/detail/76/Sertifikat-
Keselamatan-sebagai-salah-satu-syarat-kelaiklautan-Kapal

Republik Indonesia. (2008), Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008


Tentang Pelayaran, Sekretariat Negara, Jakarta.

Wahdoyo. A. (2007). Sertifikat Keselamatan Kapal. Semarang: PT


Gramedia Utama.

Wahyuddin, M. (2011, mei 16). Sertifikat kapal dan surat kapal. Retrieved
from kapal cargo: http://kapal-
cargo.blogspot.com/2011/05/sertifikat-kapal-dan-surat-kapal.html

Yulianto, E.S. (2010). Pengoperasian Kapal. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Anda mungkin juga menyukai