NIT: 18.43.055
KALK IV D
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan penulisan proposal yang berjudul “Analisis Pengurusan
Sertifikat Keselamatan Kapal Guna Menunjang Kelancaran
Operasional Kapal Di Kantor Syahbandar“.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
E. Hipotesis .................................................................................... 5
A. Landasan Teori........................................................................... 6
B. Kerangka Pikir............................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
dokumen sertifikat kapal yang harus dilakukan perpanjangan setiap 3
sampai 5 bulan sekali. Setiap dokumen sertifikat kapal memiliki
expired date yang berbeda, baik sertifikat permanen maupun yang
tidak permanen.
2
Pasal 126 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran Direktorat Jendral Perhubungan Laut melalui
Direktur Perkapalan dan Kepelautan menerbitkan Maklumat
Pelayaran 214 pada bulan September Tahun 2009 tentang jenis-jenis
sertifikat keselamatan sebagai berikut:
B. RUMUSAN MASALAH
3
3. Upaya apakah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pengurusan sertifikat keselamatan kapal guna menunjang
kelancaran operasional kapal dikantor syahbandar?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Pemilik kapal diharapkan melakukan pengurusan sertifikat
keselamatan kapal dapat dilaksanakan dengan tepat waktu sesuai
dengan standar operasional yang telah ada, agar operasional
kapal dapat berjalan dengan lancar.
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat digunakan sebagai panduan praktis tentang
pengurusan sertifikat kapal khususnya sertifikat keselamatan
kapal, serta dapat memberikan inovasi-inovasi baru atau
penemuan-penemuan yang dapat berpengaruh atau
4
mempermudah proses pengurusan sertifikat keselamatan kapal
sehingga operasional kapal-kapal dapat berjalan dengan tepat
waktu dan lancar.
E. HIPOTESIS
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Sertifikat Dan Surat-Surat Kapal
Menurut Jusak Johan Handoyo, certificates adalah sertifikat kapal
yang meliputi seluruh persyaratan dan pernyataan bahwa kapal
benar-benar memenuhi persyaratan laik-laut tanpa ada
pengecualian. Jadi sertifikat menjadi bukti tertulis bahwa kapal
tersebut telah memenuhi syarat yang telah di tetapkan.
Sedangkan Menurut Engkos Kosasih, dan Hananto Soewedo,
menyatakan bahwa kelayakan kapal niaga dapat dibuktikan
dengan memiliki sertifikat-sertifikat dan dokumen-dokumen
sebagai berikut:
a. Certificate of Registry, adalah surat tanda daftar kebangsaan.
Artinya kapal tersebut berhak mengibarkan bendera dari
Negara dan berhak atas perlindungan hukum tertentu dari
negara tersebut. Pendaftar tersebut tidak selalu warga negara
dari negaranya, ada yang mendaftarkan kapalnya di negara
lain untuk tujuan keringanan biaya (flag of convenience).
Namun, semua pemilik kapal warga negara Republik
Indonesia diharuskan mendaftarkan kapalnya di Indonesia.
Surat tanda kebangsaan (certificate of registry) di Indonesia
disesuakan dengan besarnya kapal.
b. Tonnage Certificate (Surat Ukur), adalah suratyang
menyebutkan ukuran-ukuran penting kapal, tonnage, LOA,
LBP, lebar, draft, ukuran palka, dan lain-lain. Surat ini
dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla cq. Syabandar.
c. Seaworthines Certificate (Surat Kesempurnaan), adalah
sertifikat yang menyatakan kelaikan kapal termasuk
6
perlengkapan berlayar. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Ditjen.
Hubla cq. Dit. Kapel/Syahbandar. Sertifikat ini merupakan
sertifikat solas.
d. Sertifikat solas terdiri dari Sertifikat Keselamatan
Perlengkapan (termasuk life raft certificate dan CO2instalation
certificate) serta keselamatan konstruksi.Sertifikat pada butir c
dan d ini dikeluarkan setelah persyaratan nautis teknis
dipenuhi (antara lain badan kapal, perlengkapan kapal, mesin-
mesin, penataan lensa, pemadam kebakaran, perkakas
jangkar, kemudi, memenuhi persyaratan).
e. Load Line Certificate (Sertifikat Lambung Timbul), adalah
sertifikat mengenai persyaratan lambung yang timbul
minimum dan maksimum agar stabilitas kapal terpelihara,
yang dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla dan Biro Klasifikasi.
Sertifikat ini berlaku selama lima tahun untuk International
Load Line Certificate (dengan pemeriksaan setiap tahun untuk
Load Line Inspection), dikukuhkan tiap tahun.
f. Sertifikat Pencegahan Pencemaran oleh minyak, adalah
sertifikat bahwa kapal sudah diperlengkapai peralatan yang
disyaratkan. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla. Cp.
Dit. Kapel, masa berlaku lima tahun (dikukuhkan setiap
tahun).
g. Safety Radio Telegraphy Certificate, dikeluarkan oleh Ditjen.
Hubla cq. Syahbandar apabila pesawat radio telegrafi telah
memenuhi syarat, masa berlaku satu tahun.
h. Safety Certificate (Sertifikat Keselamatan) adalah pernyataan
bahwa kapal penumpang telah memenuhi persyaratan badan
kapal, mesin, kekedapan air, alat-alat penolong, radio
telegrafi, dan sebagainya.
i. Hull Classification Certificate dan Machinery Classification
Certificate merupakan tanda dikelaskan pada salah satu Biro
7
Klasifikasi. Sertifikat ini diperbarui setiap selesai special
survey (4 atau 5 tahun sekali).
j. Hull Certificate dan Machinery Annual Inspection yang
diberikan oleh Biro Klasifikasi sebagai penjabaran tahunan
dari Hull/Machinery Classification Certificate.
k. Untuk kapal-kapal yang masih dilengkapai winches untuk
bongkar muatan, dari Biro Klasifikasi diharuskan
penyelenggaraan pemeriksaan :
1) Cargo Gear tahunan (hanya tes dan pemeriksaan visual)
dengan diberikan sertifikat Cargo Gear Annual Inspection.
2) Cargo Gear lima tahunan (tes secara teliti dan
pembongkaran pin/bush dari boom dan blok-blok) dengan
diberikan Cargo Gear Quadrennial Certificate.
8
a. Keselamatan kapal
b. Pencegahan pencemaran dari kapal
c. Pengawakan kapal
d. Garis muat kapal dan pemuatan
e. Kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang
f. Status hukum kapal
g. Manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari
kapal
h. Manajemen keamanan kapal.
9
internal tangki ballast, catatan monitor pembuangan minyak,
prosedur survey.
c. Berkaitan dengan mesin, daftar suku cadang/perkakas mesin
maupun listrik, pengukuran isolasi kabel, catatan tes tutup
mati dalam darurat, catatan tes tutup klep jarak jauh, catatan
tes automation/control, laporan KKM (Kepala Kamar Mesin)
mengenai Continuous Machinery of Survey (CMS), catatan
check list, mesin-mesin penting, dan lain-lain.
3. Operasional
Haizer dan Render menerangkan operasional adalah suatu
kegiatan untuk mengubah bentuk yaitu berupa masukan/input
menjadi output sehingga lebih bermanfaat dari bentuk aslinya,
baik berupa barang atau jasa. Sedangkan menurut Eddy Herjanto,
definisi operasional merupakan suatu definisi yang berdasarkan
pada suatu karakteristik yang dapat diobservasi (pengamatan)
dari apa yang sedang didefinisikan ataupun juga mengubah
konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
dapat menggambarkan suatu perilaku maupun gejala yang dapat
diamati serta yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh
orang lain.
Menurut Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo, dalam bukunya
Manajemen Perusahaan Pelayaran menerangkan bahwa dalam
kegiatan operasional perusahaan pelayaran memiliki tugas pokok
adalah sebagai berikut:
a. Mengatur pengoperasian kapal agar menguntungkan
b. Menyusun anggaran eksploitasi, terutama yang menyangkut
pendapatan freight/charter dan biaya variabel
c. Menyelenggarakan logistik muatan dan mengoptimalkan
penggunaan kontainer
10
d. Menyusun jadwal pelayaran armada dengan memperhatikan
jadwal docking/survey/repairs yang disusun oleh direktorat
armada
e. Merundingkan agency agreement dan mengangkat agen
f. Merundingkan kontrak dan menunjuk perusahaan
bongkar/muat
g. Merundingkan kontrak dengan perusahaan
warehousing/terminal serta penunjukannya
h. Mengikuti peraturan nasional maupun internasional yang
menyangkut operasi, misalnya tentang muatan berbahaya,
kemasan-kemasan baru, dan cara bongkar muat baru serta
peralatannya
i. Mengumpulkan port information (update) dari agen-
agen/perwakilan-perwakilan
j. Mengusulkan kapal untuk diistirahatkan (laid up) sementara,
bila merugikan, sementara menunggu analisis rute yang
menguntungkan
k. Merencanakan bongkar muat kapal dengan port captain
l. Mengeluarkan instruksi-instruksi operasional kepada kapal
dan para agen/perwakilan
m. Mengageni kapal-kapal asing, sesuai kontrak/surat
penunjukan
11
Hananto Soewedo menjelaskan bahwa pertimbangan yang perlu
diperhatikan sebelum menyewa kapal adalah sebagai berikut:
a. Calon pencarter perlu memastikan akan meraih muatan dan
merencanakan eksploitasi kapalnya
b. Pemilik kapal juga perlu menganalisis agar kapal tidak
menganggur sebelum maupun sesudah dicarter
c. Setelah keduanya saling setuju, tuangkan kesepakatan
sementara dalam “Fixture Note”, sehingga calon pencarter
dapat mencari muatan
d. Apabila ragu-ragu dalam membuat Charter Party, bisa
menggunakan form yang sudah baku dari BIMCO, BP Time
untuk Time Charter GENCON 66, Shell Voyage 3 untuk
Voyage Charter dan sebagainya.
B. KERANGKA PIKIR
12
Operasional kapal dikantor syahbandar dapat berjalan sesuai
dengan jadwal.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
1. Analisis
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan
seperti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian
dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.
2. Pengurusan
Pengurusan adalah pengawalan dan pengarahan sebuah
kumpulan yang terdiri dari 1 atau lebih orang untuk tujuan
meyelaraskan dan mengharmonikan kumpulan tersebut agar
tercapai sebuah tujuan.
3. Sertifikat keselamatan kapal
Sertifikat Keselamatan Kapal adalah sertifikat yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk kapal
yang telah memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan,
permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan
serta perlengkapan termasuk radio, dan elektronika kapal
berdasarkan hasil pengujian dan pemeriksaan.
4. Operasional
Operasional adalah konsep yang bersifat abstrak untuk
memudahkan pengukuran suatu variabel atau diartikan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan
penelitian.
15
sangatlah penting terlebih jika peneliti ingin hasil penelitiannya berlaku
untuk seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu admin kantor
syahbandar yang bergerak dibidang pengurusan sertifikat
keselamatan kapal.
16
Langkah selanjutnya dengan membuat penyajian data.
Penyajian data adalah penyampaian informasi berdasarkan data yang
dimiliki dan disusun secara baik sehingga mudah dalam membuat
kesimpulan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuddin, M. (2011, mei 16). Sertifikat kapal dan surat kapal. Retrieved
from kapal cargo: http://kapal-
cargo.blogspot.com/2011/05/sertifikat-kapal-dan-surat-kapal.html