Anda di halaman 1dari 34

CONTAINER PETI KEMAS

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Matakuliah Pemuatan Cargo
Dosen Pengampu Capt Hans Tomasoa

Disusun oleh :
Heri Iskandar (10018006)
Nautika 3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Container (Peti Kemas)”. Karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami

selesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan semua pihak

yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah. Kami menyadari bahwa

makalah ini tidak akan terwujud seperti sekarang tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca.

Penyusun,

Heri iskandar
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Makalah .................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 2

1.3. Tujuan Makalah ................................................................. 3

1.4. Kegunaan Makalah ............................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 4

2.1. Sejarah Container............................................................... 4

2.2. Definisi Container .............................................................. 6

2.3. Jenis-Jenis Container ........................................................ 8

2.4. Kegunaan Petikemas .......................................................... 14

2.5. Ukuran Standar Peti Kemas ............................................... 15

2.6. Keuntungan Menggunakan Container ............................... 16

2.7. Persiapan Pemuatan Barang ke dalam Container .............. 18

2.8. Sistem Angkutan Peti Kemas ............................................ 20

2.9. Istilah-Istilah yang Lazim Digunakan dalam Pemanfaatan

Container ............................................................................ 23

2.10. Sistem Penomoran Peti Kemas Standar Internasional ....... 24

2.11. Sistem Pengapalan Peti Kemas .......................................... 26


BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 29

3.1. Kesimpulan ........................................................................ 29

3.2. Saran .................................................................................. 30


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis internasional merupakan suatu aktivitas berupa transaksi bisnis

diantara lebih dari dua negara yang melibatkan pihak individu perorangan,

individu perusahaan, kelompok perusahaan dan atau agen internasional. Dari

sekian banyak aktivitas bisnis internasional yang paling sering kita dengar

adalah aktivitas ekspor dan impor dalam bentuk barang atau merchandise.

Namun kita kurang mengetahui bagaimana proses pengiriman barang ekspor

atau impor tersebut dan media apa yang digunakan untuk pengiriman barang.

Berkaitan dengan pengiriman barang dari suatu negara ke negara lain

tentu melalui media yang tidak biasa karena jarak yang menghubungkan kedua

negara tersebut cukup jauh dan penuh hambatan baik itu melalui jalur darat,

udara maupun laut. Media yang saat ini digunakan oleh para negara pengekspor

dan pengimpor adalah container atau yang sering kita sebut peti kemas.

Container atau peti kemas adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan

teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO)

sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan

diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta

api dan kapal petikemas laut.

Awalnya peti kemas berupa kotak yang hanya bisa diisi melalui salah

satu ujungnya, namun perkembangan selanjutnya membutuhkan peti kemas


yang dapat juga diisi dari atas (top loading), peti kemas setengah tinggi, lapis

nylion dan berpintu samping. Hadirnya peti kemas sejak awal abad lalu (tahun

1950) merupakan titik awal revolusi dibidang transportasi, baik laut, udara

maupun darat. Bahkan yang lebih hebatnya lagi, peti kemas yang sebenarnya

hanya alat bantu dalam pelayaran dan transportasi, telah merombak secara total

sistem transportasi didunia. Oleh karena itu kami mengambil tema makalah

“Container (Peti Kemas)” untuk menambah pengetahuan mengenai alat bantu

transportasi tersebut serta kami berharap akan dapat memberikan informasi

dan bahan pembelajaran kepada pembaca.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Sejarah Container ?

2. Jelaskan Definisi Peti Kemas ?

3. Sebutkan Jenis-jenis Container?

4. Apakegunaan Peti Kemas?

5. Sebutkan Ukuran Standar Peti Kemas?

6. Apa saja Keuntungan Menggunakan Container?

7. Persiapan Pemuatan Barang kedalam Container?

8. Sistem Angkutan Peti Kemas?

9. Istilah-Istilah yang Lazim Digunakan di dalam Pemanfaatan Container?

10. Sistem Penomoran Peti Kemas Standar Internasional?

11. Sistem Pengapalan Peti Kemas?


1.3.Tujuan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui jenis-jenis container.

2. Mengetahui keuntungan menggunakan container.

3. Mengetahui cara persiapan pemuatan barang ke dalam container.

4. Mengetahui istilah-istilah yang lazim digunakan dalam pemanfaatan

container.

1.4. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara praktis makalah ini diharapkan

bermanfaat bagi :

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan mengenai container.

2. Pembaca/Dosen, sebagai media informasi tentang container secara

teoritis maupun secara praktis.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Container

Sejarah Container Crane dimulai pada saat membuat Container Crane

untuk perusahaan Matson pada tahun 1958. Crane tersebut masih

menggunakan “ A-Frame”. Setelah itu perusahaan Crane dari Eropa mulai

masuk dan menjual Container Crane di pasaran. Setelah itu pada akhir tahun

60 an dan awal tahun 70 an, perusahaan Crane dari Jepang mulai memasuki

pasar Container Crane. Hal tersebut diikuti oleh perusahaan dari Korea

Selatan. Perkembangan terakhir adalah perusahaan Crane dari China yang

dipimpin oleh ZPMC masuk ke pasar dan merebut banyak order di Dunia

karena harga yang ditawarkan sangat bersaing.

Dari Container Crane pertama yang relatif sederhana maka Container

Crane berkembang dalam dimensi, kekuatan angkat maupun kecepatan

angkat.

- Panamax : Outreach s/d 35m yang digunakan untuk

kapal-kapal yang melewati Terusan Panamax.

- Post Panamax : Outreach s/d 45m

- Super Post Panamax : Outreach lebih besar dari 45 m

- Suez-Max : Outreach s/d 66 m yang digunakan untuk

kapal-kapal yang melewati Terusan Suez.


Container Crane sekarang ini sudah menjadi banyak variasinya, antara

lain dengan model double Trolley, dengan ketinggian yang Low Profile, dan

lainnya. Jenis teknologinya pun bermacam macam, dilihat dari penggeraknya

seperti AC Drive, dilihat dari kemampuan angkat seperti dua Container

sekaligus dan lainnya. Container Crane akan berkembang terus menerus,

sejalan dengan teknologi baru yang ditemukan dan hal tersebut sangat menarik

untuk diketahui.

Kemudian pada tahun 1956, perusahaan transportasi Amerika. Malcom

Mc Lean memperkenalkan peti kemas yang pertama. Kapal kargo milik

perusahaan Mc Lean, Ideal X membawa sebanyak 58 peti kemas dalam

pelayaran dari New York menuju Houston, USA.

Desain peti kemas tersebut dapat dipindahkan dari kereta api, truk,

dan kapal dengan mudah dan dirancang sedemikian rupa untuk

mempermudah perpindahannya. Selama proses transfer dari satu alat angkut

ke alat angkut lainnya, kemasan tersebut tidak perlu di bongkar dan

dipindahkan isinya.

Filosofi dibalik peti kemas adalah membungkus atau membawa

muatan dalam peti-peti yang sama dan membuat kendaraan saat mengangkut

sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu berupa kapal laut, kereta api, truk,

atau angkutan lainnya, dan dapat membawa secara cepat, aman, efisien,

atau bila mungkin dari pintu kepintu.


Di Indonesia sendiri, perkembangan petikemas baru dimulai sejak

tahun 1970 an yang ditandai dengan adanya kapal dan pelabuhan

petikemas pertama di indonesia. Kapal full container pertama di

indonesia adalah KM Gloria Express yang berbobot mati 7.670

DWT milik perusahan pelayaran samudera PT.Gesuri Lloyd. Pada tanggal

12 Mei 1980. Kapal ini melakukan pelayaran perdananya dari Tanjung priok

menuju Korea, Hongkong dan Jepang. Kapal ini di buat tahun 1979 di

galangan kapal Singapore ship building & Engineering Ltd. Dengan desain

dari jerman barat.

2.2. Definisi Peti Kemas

Sesuai Customs Convention on Container pada tanggal 2 Desember

1972 di Geneva, Swiss, menyepakati bahwa container adalah alat

pengangkutan barang yang berkarakteristik sebagai berikut :

1. Berbentuk permanen dan kokoh, sehingga dapat dipergunakan

berulangkali untuk pengangkutan barang

2. Seluruh atau sebagian tertutup, sehingga berbentuk peti atau kerat

dan dimaksudkan untuk diisi barang yang akan diangkut

3. Didesain sedemikian rupa untuk mempermudahkan mobilitas

pengangkutannya, sehingga memungkinkan pemindahan barang antar

sarana transportasi tanpa harus membongkar isi muatan terlebih dahulu


4. Dilengkapi dengan perangkat yang memudahkan penanganan

pemindahannya khususnya apabila dipindahkan dari satu moda

transportasi ke moda transportasi lainnya

5. Dibuat sedemikian rupa sehingga muda diisi dan dikosongkan

6. Mempunyai isi, bila diukur dari dalam sebesar satu meter kubik atau

lebih

7. Dibuat dari baja, alumunium, fiber glass, dan dilengkapi dengan

pintu yang dapat dikunci dari luar.

8. Termasuk perlengkapan atau peralatannya yang diangkut bersama-

sama container bersangkutan

Indonesia sebagai bagian dari organisasi kepabeanan internasional ikut

merativikasi konvensi tersebut. Petnyataan tersebut ditekankan dalam

Keputusan Presiden Nomor 45 tahun 1989 tentang pengesahan Customs

Convention on Containers, 1972.

Lebih lanjut The International Standard Organization (ISO), menetapkan

pengertian container sebagai alat transportasi yang :

1. Sifatnya cukup kuat untuk dipergunakan berulang kali

2. Dirancang secara khusus sebagai fasilitas untuk membawa barang

dengan moda transportasi yang ada


3. Dipasang alat-alat yang memungkinkan sewaktu-waktu digunakan

untuk menangani dari satu alat transportasi ke alat transportasi lainnya

4. Dirancang sedemikian rupa sehingga mudah diisi dan dikosongkan

5. Mempunyai isi ruangan dalam sekurang-kurangnya 1 m3 = 35,3 Cuft

2.3. Jenis-jenis Container

Secara umum jenis container dapat di bagi menjadi 3 jenis kering,

reefer, serta kontainer khusus. Sedangkan ukuran kontainer terdiri dari

kontainer 20 feet, 40 feet dan 45 feet. Namun ukuran kontainer dapat

dimodifikasi dalam setiap rangkaian kontainer,meskipun tidak terlalu

signifikan.Berikut adalah penjelasan tentang jenis dan ukuran container standar

internasional pada pelayaran, yang sering kita gunakan untuk mengirim barang

 Kontainer Kering / Dry Container

Ada beberapa ukuran dan tipe container kering/dry container :

a. 20 feet dengan kapasitas muat sampai 30 metrik kubik. Namun perlu

diingat bahwa standar yang diperbolehkan otoritas pelabuhan tidak

sama di tiap-tiap negara. Bagi Indonesia, rata-rata untuk pengiriman

internasional hanya diperbolehkan sampai maksimum 20 ton, demikian

juga di sebagian besar wilayah Asia. Sementara di Chili, dan negara-

negara Amerika Tengah banyak yang maksimum 18 ton.

b. 40 feet standar dengan tinggi 8'6 feet dengan kapasitas muat sampai 60

metrik kubik dan 40 feet high cube dengan tinggi 9'6 feet dengan

kapasitas muat sampai 70 metrik kubik. Batas berat yang diijinkan

12
biasanya sampai 27-28 ton. Jika di wilayah Amerika Serikat hanya

25ton.

c. 45 feet dengan tinggi 9'6 feet high cube dengan kapasitas muat sampai

86 meter kubik.

Beberapa pelayaran menyediakan untuk kebutuhan khusus, misalnya:

 Kontainer yang dilengkapi dengan balok menggantung digunakan

untuk mengirim pakaian / pakaian digantung tanpa packing karton,

 Kontainer untuk muatan ekstra berat atau kontainer dengan ukuran

pintu yang lebih besar dan dimensi yang lebih besar.

 Cincin Bull bar dan peringatan untuk tali kargo

 Wadah berjendela (berventilasi kontainer) untuk tanaman yang

memerlukan sirkulasi udara seperti kopi, cokelat, bawang merah,

bawang putih, dll.

 Kontainer Pendingin / Reefer Container

Kita bisa menggunakan container yang dilengkapi dengan

pendingin, dan kita dapat mengatur suhu kontainer sesuai yang dibutuhkan.

Kontainer ini disiapkan untuk pengiriman barang yang membutuhkan

perawatan khusus, seperti ikan beku, sayuran, buah segar. Biasanya,

kontainer reefer ini dilengkapi dengan fitur-fitur khusus seperti:

 Dehumidification sistem yang menjamin suhu dan kelembaban wadah.

 Bahkan Super freezer kontainer terenda dapat mempertahankan suhu

pada -60 ° C / -76 ° F.

 Kontainer Khusus

13
Kontainer ini dipergunakan untuk kargo:

a. Kargo dengan dimensi dan berat barang melebihi batas normal

penggunaan kontainer standar.

b. Kontainer Flat rak dan tween deck buatan (ATD), baik 20 "dan 40",

merupakan kontainer yang tidak memiliki dinding atau atap permanen.

c. Tutup bisa dibuka sesuai kebutuhan. Cocok untuk proses loading dari

atas atau dari samping kontainer. Biasanya digunakan untuk mesin-

mesin berat, pipa, dll.

d. Open Top Container, 20 'dan 40' yang atapnya dapat dibuka atau ditutup

dengan terpal.

Container mempunyai standard dimension dan keistimewaan dalam

hal penanganan dan untuk aliran perpindahan dari satu cara pemindahan

ke yang lainnya.

Container berdasarkan muatannya, sebagai berikut :

 DRY CONTAINER STANDARD

Container standard yang digunakan untuk mengangkut semua jenis

muatan umum (kargo kering).

 OPEN TOP CONTAINER

Container digunakan terhadap semua jenis kargo umum (kargo kering),

khususnya digunakan untuk muatan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Muatan Berat

b. Muatan tinggi

14
c. Muatan yang proses pemuatanya tidak dapat dilakukan secara

normal ( loading dari atas )

 FLATRACK CONTAINER

Flatracks digunakan khususnya untuk mengangkut muatan berat ( Alat

berat Heavy lift dan kargo overheight atau overwidth ).

 REFRIGERATED CONTAINER

Reefer Container digunakan untuk mengangkut muatan yang

memerlukan penanganan suhu tertentu / di atas atau di bawah titik beku.

Barang-barang dibagi menjadi barang dingin dan barang beku,

tergantung pada suhu yang diinginkan. Umumnya meliputi produk

buah-buahan, sayuran, daging dan susu, seperti mentega dan keju.

 TANK CONTAINER

Container tangki digunakan untuk mengangkut muatan cair, seperti:

Bahan pangan: jus buah, minyak manis. Kimia: bahan berbahaya,

seperti bahan bakar, zat beracun, agen perlindungan korosi

 HANGER TAINER

Digunakan untuk muatan pakaian yang cara penyimpanannya dengan

cara digantung.

 FANTAINER / VENTILATION

Kontainer berventilasi digunakan terutama untuk mengangkut muatan

yang memerlukan sirkulasi udara yang cukup. Salah satu yang paling

signifikan dari komoditas tersebut adalah biji kopi

15
 BULK CONTAINER

Bulk Container digunakan terutama untuk mengangkut muatan dalam

bentuk curah, seperti butiran, bahan pakan, rempah-rempah.

 OPEN SIDE CONTAINER

Jenis container yang didesignt untuk dapat melakukan pemuatan

muatan dari sisi samping.

 PLATFORMS

Jenis container yang dipergunakan untuk muatan dengan ukuran lebih

besar dan beratnya melebihi standar muatan pada umumnya.

Ukuran peti kemas standar yang digunakan ditampilkan dalam tabel berikut:

Peti kemas 20 Peti kemas 40 Peti kemas 45

kaki kaki kaki

inch metrik inch metrik inch metrik

panjang 20'0" 6,058 m 40′ 0″ 12,192 m 45′ 0″ 13,716 m

dimensi
lebar 8′ 0″ 2,438 m 8′ 0″ 2,438 m 8′ 0″ 2,438 m
luar

tinggi 8′ 6″ 2,591 m 8′ 6″ 2,591 m 9′ 6″ 2,896 m

dimensi 18′ 39′


panjang 5,758 m 12,032 m 44' 4″ 13,556 m
dalam 10 5/16" 5 45/64″

16
7′ 7′ 7′
lebar 2,352 m 2,352 m 2,352 m
8 19/32″ 8 19/32″ 8 19/32″

7′ 7′ 8′
tinggi 2,385 m 2,385 m 2,698 m
9 57/64″ 9 57/64″ 9 15/16″

width 7′ 8 ⅛″ 2,343 m 7′ 8 ⅛″ 2,343 m 7′ 8 ⅛″ 2,343 m


bukaan
8′
pintu
tinggi 7′ 5 ¾″ 2,280 m 7′ 5 ¾″ 2,280 m 2,585 m
5 49/64″

1,169 2,385 3,040


volume 33,1 m³ 67,5 m³ 86,1 m³
ft³ ft³ ft³

52.910 67.200 67.200


berat kotor 24.000 kg 30.480 kg 30.480 kg
pon pon pon

4.850 8.380 10.580


berat kosong 2.200 kg 3.800 kg 4.800 kg
pon pon pon

48.060 58.820 56.620


muatan bersih 21.800 kg 26.680 kg 25.680kg
pon pon pon

17
2.4. Kegunaan Peti Kemas

Peti kemas digunakan sebagai media pelindung dan sekaligus sebagai

media pengangkut barang-barang telah memberikan manfaat yang besar

bagi dunia perdagangan. Manfaat dari penggunaan peti kemas adalah :

1. Proses pembongkaran dan pemuatan barang dapat lebih cepat

2. Dapat menurunkan resiko kerusakan terhadap muatan, oleh karena

barang-barang dapat ditata dengan baik dan cermat dalam ruangan peti

kemas.

3. Dapat menurunkan resiko kehilangan dan pencurian. Struktur peti kemas

yang terkunci rapat akan mengurangi tingkat kehilangan barang selama

perjalan menuju tempat eksportir

4. Memudahkan pengawasan saat pemuatan barang ke dalam peti kemas

dan pada saat pembongkaran barang dari peti kemas

5. Menghindari resiko tertukarnya atau tercampurnya barang dengan

barang-barang milik eksportir lain.

18
2.5. Ukuran Standar Peti Kemas

19

3
Internaional Standard Organization menetapkan ukuran-ukuran standar peti

kemas sebagai berikut:

1) Container 20’ Freight (20 feet)

Ukuran luar : 20’ x 8’ x 8’6”, atau 6,058m x 2,438m x 2,591m

Ukuran dalam : 5,919 x 2,340 x 2,380m

Kapasitas : 33 Cbm

Pay load : 22,1 ton

2) Container 40’ Freight (40 feet)

Ukuran luar : 40’ x 8’ x 8’6’ atau 12,192 x 2,438 x 2,591m

Ukuran dalam : 12,045 x 2,309 x 2,379m

Kapasitas : 67,3 Cbm

Pay load : 27,396 ton

3) Container 40’ High Cube Dry (40 feet)

Ukuran luar : 40’ x 8’ x 9’6” atau 12,192 x 2,438 x 2,926 m


Ukuran dalam : 12,056 x 2,347 x 2,684m
Kapasitas : 76 Cbm
Pay load : 29,6 ton

2.6. Keuntungan Menggunakan Container

Kapal-kapal konvensional yang tadinya memegang peranan penting,

dalam angkutan break bulk cargo, kini telah digantikan oleh kapal-kapal petak

cellular ship, mother vessel, dan full container ship. Jalan-jalan raya telah

20
berubah menjadi Highway yang mudah dijelajahi oleh truck atau trailer peti

kemas untuk pelayanan angkutan door to door service. Gerbong-gerbong

kereta api sudah dimodifikasi untuk angkutan peti kemas. Era ini kita sebut

dengan era kontenerisasi, atau jaman jayanya peti kemas.

Volume angkutan dengan menggunakan Container, makin lama makin

memegang peranan penting, dibandingkan dengan volume angkutan dengan

kemasan konvensional dan kapal-kapal konvensional. Karena itu, wajar sekali

bila pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah angkutan barang,

mempelajari dengan seksama tentang perpetikemasan, khususnya yang

menyangkut tata cara yang berlaku dalam mengirim barang maupun menerima

barang ekspor-impor dengan memakai kemasan peti kemas.

Manfaat paling besar dari Container yaitu semakin lancarnya lalu lintas

barang dalam perdagangan internasional. Hal ini terjadi karena proses bongkar

muat menjadi sangat cepat. Arus barang dari produsen ke konsumen menjadi

sangat cepat karena dimungkinkannya door to door service. Gangguan dalam

kelancaran arus barang ini akan berpengaruh langsung pada stabilitas ekonomi

Nasional, begitupula pada kelancaran pembangunan,yang akhirnya akan

membawa dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Berikut beberapa keuntungan penggunaan peti kemas dalam

pengangkutan barang lewat laut adalah:

1. Muat bongkar barang dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan dengan

sistem pengepakan konvensional.

21
2. Penurunan presentase kerusakan karena barang-barang disusun secara

mantap dan hanya disentuh pada saat pengisian maupun pengosongan peti

kemas tersebut.

3. Berkurangnya presentase barang-barang yang hilang akibat dicuri ( theft

& pilferage) karena barang-barang tersebut tertutup dalam peti kemas

tersebut.

4. Memudahkan shipper yang bila perlu dapat menyimpan barangnya

kedalam peti kemas di arena pergudangannya sendiri. Si penerima pun

dapat mengawasi pembongkaran di arena pergudangannya sendiri ( door

to door service).

5. Dapat dihindarkan pencampuran barang barang yang sebenarnya tidak

boleh bercampur satu sama lain.

2.7. Persiapan Pemuatan Barang kedalam Container

Penerapan sistem pengangkutan dengan menggunakan peti kemas

memungkinkan pengapalan door to door service, artinya bahwa pengapalan

yang berlangsung dari pintu gudang eksportir dan berakhir pada pintu gudang

importir, diurus/diselenggarakan oleh satu tangan.

Eksportir dan importir disatu pihak hanya berhubungan dengan satu

perusahaan pengangkutan saja, tanpa mengingat bahwa barang yang mereka

perdagangkan itu pengangkutanya secara fisik dilaksanakan oleh dua atau

lebih perusahaan pengangkutan. Dalam rangka penyerahan door to door

tersebut masing-masing pengangkutan menggunakan sarana transportasi

yang berbeda-beda seperti truck, kereta api, kapal laut domestik, kapal laut

22
ocean going, dimana sistem pengangkutan yang menggunakan berbagai

macam sarana angkutan ini lazim disebut Multi Modal Transportation

system. Pengangkutan yang melibatkan beberapa jenis sarana angkutan

tersebut, sudah barang tentu memerlukan sistem kerjasama yang rapi agar

tidak terjadi hambatan dan kerancuan dalam pelaksanaanya. Sehubungan

dengan itu maka sistem pengangkutan door to door service merupakan suatu

sistem pengangkutan terpadu yang menekankan kerapian kerjasama antara

jenis sarana angkutan satu dengan lainya. Untuk pengangkutan sambung

menyambung yang melibatkan beberapa jenis sarana angkutan tersebut,

hanya digunakan satu bill of lading saja yang disebut Combined Transport

Bill of Lading yang dikeluarkan oleh ocean carrier.

Pengapalan muatan dengan menggunakan peti kemas dapat

diselenggarakan dalam beberapa cara dan kondisi sebagai berikut :

1. CY to CY (container yard to container yard)

Dalam kondisi CY to CY ini perjalanan peti kemas bermula dari CY

di pelabuhan pemuatan dan berakhir pada CY di pelabuhan

tujuanya. Dengan demikian peti kemas yang disiapkan di CY sudah

berisi muatan karena sudah dilakukan stuffing di luar pelabuhan, jadi

kondisi pengapalanya bisa juga disebut FCL to FCL (full container load

to full container load).

2. CFS to CFS (Container freight Station to Container Freight Station)

Dalam kondisi ini maka peti kemas diisi muatan digudang CFS

pelabuhan pemuatan, dari mana petikemas langsung dimuat ke kapal dan

23
setibanya di pelabuhan tujuan, setelah dibongkar dari kapal langsung

diangsur ke gudang CFS untuk di stripping.

3. CFS to CY (Container Freight Station to Container Yard)

Pada kondisi ini maka muatan di stuffing digudang CFS pelabuhan

pemuatan dan setelah tiba dipelabuhan tujuan, langsung ditimbun di

dilapangan penumpukan CY yang bersangkutan menunggu dikeluarkan

oleh pemilik barang. Kondisi pengapalan ini terjadi bila beberapa

shipment break bulk dikapalkan kepada satu consegnee, yang disebut

juga LCL to FCL.

4. CY to CFS (Container Yard to Container Freight Station).

Pada kondisi ini peti kemas sudah di staffing di luar pelabuhan

dan disiapkan di CY untuk dimuat dan sesampainya dipelabuhan tujuan

langsung diangsur ke gudang CFS setempat untuk di stripping. Barang

akan diambil oleh consignee masing-masing yang

mempunyai Cosolidated Ocean Bill of Lading. Kondisi pengapalan ini

terjadi bila seorang shipper mengapalkan beberapa shipment

LCL kepada beberapa orang cosignee.

2.8. Sistem Angkutan Peti Kemas

Penggunaan peti kemas untuk angkutan barang telah berkembang pesat

sejak dasawarsa tujuhpuluhan. Indonesia sudah ikut melibatkan diri dalam

sistem angkutan peti kemas yang sudah berkembang luas dalam pola

angkutan di dunia sebagai bagian dari perkembangan teknologi maju yang

mencari upaya untuk mendapatkan efesiensi optimal. Peti kemas secara

24
umum dapat digambarkan sebagai gudang yang dapat dipindahkan,

yang digunakan untuk mengangkut barang, merupakan perangkat

perdagangan dan sekaligus juga merupakan komponen dari sistem

pengangkutan. Oleh karena komoditi yang diperdagangkan dalam

perdagangan dunia jenisnya beraneka ragam, demikian juga arah

pengangkutan dan sarana penunjangnya berbeda-beda, maka jenis peti

kemas yang diperlukan bagi pengangkutan barang antar negarapun

berbeda-beda pula. Jenis peti kemas yang banyak digunakan dalam

perdagangan impor-ekspor adalah sebagai berikut :

a. Dry Cargo Container

Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut general cargo yang

terdiri dari berbagai jenis barang dagangan yang kering yang sudah

dikemas dan tidak memerlukan perlakuan atau penanganan khusus.

b. Reefer Container.

Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus

dikapalkan dalam keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan dll.

c. Bulk Container

Peti kemas ini digunakan untuk mengangkut muatan curah seperti

beras, gandum yang tidak dikemas. Konstruksinya tidak

menggunakan pintu seperti lazimnya, melainkan hanya bukaan kecil

25
dibagian bawah belakang. Untuk membongkar muatan curah,

bagian depan peti kemas didongkrak dan pintu/bukaan kecil dibuka

supaya muatan meluncur keluar. Pada pemuatanya, barang dicurahkan

melalui bukaan yang berada pada atap peti kemas.

d. Open-side Container.

Peti kemas ini pintunya disamping, memanjang sepanjang peti kemas,

tidak diberi pintu melainkan hanya terpal saja guna melindungi

muatan dari pengaruh cuaca. Penggunaanya untuk pengapalan muatan

tertentu yang tidak dapat atau sulit dimasukkan dari pintu yang biasa.

e. Soft Top Container.

Jenis peti kemas ini terbuka pada bagian atasnya, dari mana muatan

diletakkan ke dalam peti kemas dan diambil dari sana

pada pembongkaranya. Bagian atas tersebut biasanya ditutup dengan

terpal, untuk melindungi muatan terhadap pengaruh cuaca.

f. Open Top, Open Side Container.

Peti kemas ini bagian atas dan sisi-sisinya terbuka, jadi hanya berupa

geladak dengan empat tiang sudut dan empat set lubang untuk

memasukkan locking pin. Penggunaanya untuk pengapalan barang

berat yang tidak perlu mendapat perlindungan terhadap

pengaruh cuaca.

26
g. Flat Rack Container

Peti kemas ini hanya terdiri dari landasan (plat form) saja, dan

penggunaanya untuk pengapalan barang berat yang ukuranya sedikit

melebihi luas peti kemas. Di kapal kontainer ini dikapal pemuatanya

diletakkan diatas geladak.

h. Tank Container Jenis peti kemas ini berupa tanki baja berkapasitas

4.000 galon ( 15.140 liter) yang dibangun di dalam kerangka peti

kemas, mirip seperti tanki yang dimasukkan kedalam peti kemas jenis

open top-open side. Tank Container digunakan untuk

mengapalkan bahan kimia atau bahan cair lainya.

2.9. Istilah-Istilah yang Lazim Digunakan di dalam Pemanfaatan Container

Berbagai istilah yang umum dalam operasional peti kemas:

1. Full Container Load (FCL) : kondisi dimana pengisian barang kedalam

peti kemas dan menghitung jumlah barangnya dilakukan oleh shipper

(eksportir), dan setelah diangkut ke pelabuhan diserahkan kepada

pengangkut di Container Yard (CY).

2. Depo Container : tempat penumpukan peti kemas kosong, berupa sebuah

lapangan penumpukan yang diusahakan oleh seseorang atau badan

usaha, dimana ditempat tersebut ditimbun peti kemas kosong dari

berbagai pemilik untuk sewaktu-waktu sesuai DO yang diserahkan peti

kemas tersebut diambil untuk digunakan.

27
3. Equipment Interchange Receipt (EIR) : dokumen sebagai hasil survey

dan mencatat keterangan mengenai kondisi atau kerusakan pada bagian

peti kemas, pada saat penyerahan atau peralihan tanggung jawab. EIR

harus ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu yang menyerahkan

dan yang menerima.

4. TEU (Twenty foot Equivalent Unit)

5. CY (Container Yard) : Tempat penumpukan/penyimpanan kontainer

6. FCL (Full Container Loaded) :Container yang diisi hingga penuh dari

tempat asalnya, dan siap untuk dikirim ke tempat tujuan.

7. Consolidation : Bilamana beberapa muatan yang terpisah, disatukan

untuk mengisi satu kontainer sehingga cepat penuh dan bisa dikirim

8. LCL (Less than Container Load Kontainer) : Adakalanya kontainer

hanya terisi stengah sehingga bisa diisi dengan barang lain di pelabuhan

berikutnya.

9. Refers/Pendingin : Refigerated container of ship kontainer dengan

pendinginnya.

10. Stuffing : penyusunan kontainer di dalam kapal maupun di CY

11. Stripping/Unstuffing : pengeluaran barang dari kontainer

2.10. Sistem Penomoran Peti Kemas Standar Internasional

Struktur penomoran peti kemas mengacu pada standar internasional sistem

penomoran peti kemas (DIN EN ISO 6346). Jumlah digit nomor peti kemas

terdiri dari 11 digit dimana angka terakhir merupakan kode pengecekan

terhadap digit-digit sebelumnya. Sebagaimana diatur dalam German

28
Marine Insurer (GDV, 2009), sistem penomoran peti kemas standar

internasional terdiri atas 4 bagian, yaitu :

1. Kode pemilik (Owner code)

Kode pemilik tediri atas 3 digit huruf kapital. Masing-masing pemilik

container harus memiliki kode yang bersifat unik dan tidak boleh sama

dengan pemilik container lainnya. Unutk keperluan tersebut maka

harus terdaftar pada International Container Bureau yang

berkedudukan di Paris.

2. Kode produk barang yang dapat diangkut(product group code)

Kode produk ini terdiri dari salah satu dari 3 alternatif huruf U, J, dan Z.

Kode U, untuk mendidentifikasi bahwa peti kemas dapat mengangkut

semua jenis barang. Kode J, mengidentifkasi bahwa peti kemas khusus

untuk mengangkut barang-barang yang berhubungan dengan peralatan.

Kode Z, mengidentifikasi bahwa peti kemas khusus untuk keperluan

trailer dan chassis.

3. Kode Registrasi (Registration Number)

Kode registrasi terdiri dari enam digit angka yang mencerminkan

nomor pendaftaran peti kemas tersebut kepada Bureau International

des Container. Apabila nomor registrasi kurang dari enam digit, maka

pada digit terakhir akan diisi angka 0.

4. Kode Kontrol (Check Digit)

Kode kontrol harus terdiri atas satu digit dan strukturnya dibuat terpisah

dalam satu kotak tersendiri. Kode ini berguna untuk memvalidasi apakah

29
kode pemilik, kode kelompok, dan kode registrasi telah dikirimkan

dengan cermat. Jika hasil verifikasi sistem tidak sesuai maka sistem akan

memberikan kode error

2.11. Sistem Pengapalan Peti Kemas

Penerapan sistem pengangkutan dengan menggunakan peti kemas

memungkinkan pengapalan door to door service, artinya bahwa pengapalan

yang berlangsung dari pintu gudang eksportir dan berakhir pada pintu gudang

importir, diurus/diselenggarakan oleh satu tangan.

Eksportir dan importir disatu pihak hanya berhubungan dengan satu

perusahaan pengangkutan saja, tanpa mengingat bahwa barang yang mereka

perdagangkan itu pengangkutanya secara fisik dilaksanakan oleh dua atau

lebih perusahaan pengangkutan. Dalam rangka penyerahan door to door

tersebut masing-masing pengangkutan menggunakan sarana transportasi

yang berbeda-beda seperti truck, kereta api, kapal laut domestik, kapal laut

ocean going, dimana sistem pengangkutan yang menggunakan berbagai

macam sarana angkutan ini lazim disebut Multi Modal Transportation

system. Pengangkutan yang melibatkan beberapa jenis sarana angkutan

tersebut, sudah barang tentu memerlukan sistem kerjasama yang rapi agar

tidak terjadi hambatan dan kerancuan dalam pelaksanaanya.

Sehubungan dengan itu maka sistem pengangkutan door to door service

merupakan suatu sistem pengangkutan terpadu yang menekankan kerapian

kerjasama antara jenis sarana angkutan satu dengan lainya. Untuk

30
pengangkutan sambung menyambung yang melibatkan beberapa jenis sarana

angkutan tersebut, hanya digunakan satu bill of lading saja yang disebut

Combined Transport Bill of Lading yang dikeluarkan oleh ocean carrier.

Kondisi Pengapalan Peti Kemas

Pengapalan muatan dengan menggunakan peti kemas dapat

diselenggarakan dalam beberapa cara dan kondisi sebagai berikut :

1. CY to CY (container yard to container yard)

Dalam kondisi CY to CY ini perjalanan peti kemas bermula dari CY di

pelabuhan pemuatan dan berakhir pada CY di pelabuhan

tujuanya. Dengan demikian peti kemas yang disiapkan di CY sudah berisi

muatan karena sudah dilakukan stuffing di luar pelabuhan, jadi kondisi

pengapalanya bisa juga disebut FCL to FCL (full container load to full

container load).

2. CFS to CFS (Container freight Station to Container Freight Station)

Dalam kondisi ini maka peti kemas diisi muatan digudang CFS pelabuhan

pemuatan, dari mana petikemas langsung dimuat ke kapal dan setibanya

di pelabuhan tujuan, setelah dibongkar dari kapal langsung diangsur ke

gudang CFS untuk di stripping.

31
3. CFS to CY (Container Freight Station to Container Yard).

Pada kondisi ini maka muatan di stuffing digudang CFS pelabuhan

pemuatan dan setelah tiba dipelabuhan tujuan, langsung ditimbun di

dilapangan penumpukan CY yang bersangkutan menunggu dikeluarkan

oleh pemilik barang. Kondisi pengapalan ini terjadi bila beberapa

shipment break bulk dikapalkan kepada satu consegnee, yang disebut juga

LCLto FCL.

4. CY to CFS (Container Yard to Container Freight Station).

Pada kondisi ini peti kemas sudah di staffing di luar pelabuhan dan

disiapkan di CY untuk dimuat dan sesampainya dipelabuhan tujuan

langsung diangsur ke gudang CFS setempat untuk di stripping. Barang

akan diambil oleh consignee masing-masing yang

mempunyai Cosolidated Ocean Bill of Lading. Kondisi pengapalan ini

terjadi bila seorang shipper mengapalkan beberapa shipment LCL kepada

beberapa orang cosignee

32
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, kami menyimpulkan

beberapa hal yaitu :

1. Secara umum jenis container dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu kering,

reefer, serta kontainer khusus. Berdasarkan muatannya terdiri dari 10

jenis, sedangkan ukuran kontainer terdiri dari kontainer 20 feet, 40 feet

dan 45 feet.

2. Dari sekian banyak keuntungan menggunakan container, manfaat paling

besar dari Container yaitu semakin lancarnya lalu lintas barang dalam

perdagangan internasional. Hal ini terjadi karena proses bongkar muat

dan arus barang dari produsen ke konsumen menjadi sangat cepat.

3. Pengapalan muatan dengan menggunakan peti kemas dapat

diselenggarakan dalam beberapa cara dan kondisi diantaranya CY to

CY (container yard to container yard), CFS to CFS (Container freight

Station to Container Freight Station), CFS to CY (Container Freight

Station to Container Yard) dan CY to CFS (Container Yard to Container

Freight Station).

4. Banyak istilah-istilah yang lazim digunakan di dalam pemanfaatan

container yang perlu kita ketahui karena berkaitan dengan pengoperasian

container itu sendiri.

33
3.1. Saran

Dengan adanya berbagai jenis container (peti kemas) dan segala

perkembangannya , diharapkan dapat memperlancar perdagangan

internasional terutama aktivitas ekspor atau impor barang sehingga akan

mempengaruhi pertumbuhan suatu negara serta mencukupi segala

kebutuhan negara yang bersangkutan

34

Anda mungkin juga menyukai