Handysize
Handysize memiliki kapasitas kurang dari 40000 DWT. Kapal ini banyak digunakan
untuk mengangkut barang dalam volume kecil. Saat ini, sebagian besar kapal handysize
beroperasi dalam rute perdagangan regional. Kapal handysize sangat cocok untuk
pelabuhan kecil dengan fasilitas terbatas. Kapal handysize memiliki panjang LOA 169
meter, lebar 25 meter, dan draft 9 meter. Kapal jenis ini biasanya terdiri dari lima ruang
kargo dan tiga atau empat buah crane yang tepasang pada bagian deck.
Handymax/Supramax
Handymax dan Supramax adalah kapal curah kering dengan kapasitas kurang dari 60.000
DWT. Kapal Handymax biasanya memiliki kapasitas antara 35.000 dan 50.000 DWT,
sedangkan kapal Supramax relatif lebih besar dalam ukuran dengan 50.000 sampai
60.000 DWT. Kapal ini sangat cocok untuk pelabuhan kecil dengan fasilitas terbatas atau
pelabuhan transshipment. Kapal ini terutama digunakan untuk mengangkut kargo kering
seperti bijih besi, batu bara, semen, baja, pupuk, dan biji-bijian. Kapal jenis ini biasanya
memiliki LOA 190 meter, lebar 31 meter, dan draft 11 meter.
Panamax
Kapal Panamax memiliki kapasitas 60000-100000 DWT. Kapal ini mengangkut batubara,
bijih besi, biji-bijian dan curah halus, termasuk produk baja, semen dan pupuk. Kapal
Panamax mampu melewati Terusan Panama, sehingga lebih fleksibel daripada kapal yang
lebih besar berkaitan dengan mengakses rute perdagangan yang berbeda. Kapal jenis ini
biasanya memiliki LOA 225 meter, lebar 32.2 meter, dan draft 13 meter. Kebanyakan
Panamax dan Post-Panamax tidak memiliki peralatan penanganan sendiri sehingga harus
dilayani oleh peralatan penanganan dari dermaga. Namun, ada beberapa kapal yang telah
memiliki peralatan penanganan sehingga meningkatkan fleksibilitas perdagangan dan
memungkinkan operasi di pelabuhan yang memiliki fasilitas bongkar muat yang tidak
memadai.
Capesize
Kapal Capesize memiliki kapasitas 100000 200000 DWT. Hanya pelabuhan yang
memiliki infrastruktur terpanjang di seluruh dunia yang dapat menampung kapal ukuran
ini. Kapal Capesize terutama digunakan untuk mengangkut bijih besi, batubara dan bijibijian. Kapal jenis ini biasanya memiliki LOA 291 meter, lebar 46 meter, dan draft 17
meter. Kapal jenis ini bahkan tidak dapat masuk Terusan Panama.
Dermaga
Dermaga adalah area terbuka yang menempel pada dinding tambat. Dermaga berfungsi
sebagai area kerja/penghubung antara kapal dan lapangan penumpukan. Fasilitas bongkar
muat kapal berada di dermaga untuk memindahkan barang dari atau ke kapal. Pada terminal
curah kering, terdapat shiploader atau ship unloader di dermaga. Ilistrasi dermaga dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2. 1. Dermaga
Sumber : Thoresen, Carl A. (2003). Port Designers Handbook.
1.2.2
Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan area luar dekat dermaga untuk penyimpanan curah kering
yang akan dimuat ke kapal atau telah dibongkar dari kapal dan akan dibawa keluar terminal.
Lapangan penumpukan harus diperkeras agar dapat menerima beban berat dari benda dan
peralatan yang tertumpuk di atasnya. Lapangan penumpukan curah kering dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
Bongkar Muat
Operasi bongkar muat merupakan kegiatan membongkar material dari kapal atau memuat
material ke dalam kapal yang terjadi di area dermaga. Pada operasi operasi bongkar
menggunakan ship unloader sedangkan muat curah kering menggunakan shiploader.
Ship Unloader
Ship unloader merupakan suatu alat yang digunakan untuk pembongkaran batubara dari
kapal yang tidak mempunyai peralatan bongkar muat sendiri. Ship unloader terdiri dari
beberapa jenis, antara lain:
1. Grabs
Grab digunakan untuk mengambil material dari kapal kemudian diletakkan pada
corong di sisi dermaga yang terhubung dengan konveyor menuju lapangan
penumpukan. Sistem ini akan memerlukan system penunjang karena grab tidak akan
dapat menjangkau sudut-sudut lambung kapal. Ilustrasi grab ship unloader dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
2. Pneumatic System
Peralatan pneumatic dikelompokkan menjadi menjadi jenis pengisap dan penekan.
Sistem pengisap untuk mengumpulkan material dari beberapa tempat. Sedangkan
system penekan untuk mengirim material dari satu tempat ke beberapa tempat. Kedua
sistem dapat dikombinasikan untuk peralatan tertentu. Jenis ini cocok untuk curah
kering dengan spesifik gravity dan viscositas rendah seperti biji-bijian, semen, dan
bubuk batubara. Ilustrasi cara kerja pneumatic sistem dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Shiploader
Shiploader merupakan peralatan muat batubara yang digunakan untuk mencurahkan
material batubara dari fasilitas di dermaga ke dalam kapal. Secara umum shiploader
terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
Radial Loader
Radial shiploadr merupakan shiploader yang memiliki lengan yang dapat berotasi 900
di porosnya dan di ujung lainnya disanggga dengan struktur balok melengkung.
Shiploader jenis ini tidak memerlukan rel karena hatch dapat dijangkau dengan
memutar lengannya. Ilustrasi radial shiploader dapat dilihat pada Gambar 2.10 dan
Gambar 2.11.
Linear Loader
Linear loader merupakan shiploader yang memiliki lengan yang dapat berotasi 900
dan bergeser di porosnya dan di ujung lainnya disangga dengan struktur yang paralel
terhadap kapal. Ilustrasi linear loader dapat dilihat pada Gambar 2.12 dan Gambar
2.13.
Fixed Shiploader
Fixed Shiploader merupakan shiploader yang terpasang secara tetap di dermaga
biasanya untuk melayani tongkang. Pergerakan lengan loader tidak ada atau terbatas
sehingga perlu dilakukan penggeseran tongkang. Ilustrasi fixed shiploader dapat
dilihat pada Gambar 2.16.
Transportasi Horizontal
memindahkan material batubara secara mendatar ataupun miring dari satu tempat ke tempat
lain. Ilustrasi komponen pada konveyor dapat dilihat pada Gambar 2.17.
Konstruksi mudah
Dapat diandalkan dan biaya perawatan rendah
Efisiensi, dengan kebutuhan energi yang rendah
Penumpukan
Stacker
Stacker merupakan alat untuk menumpuk material curah kering, seperti bijih besi, batu
bara, butiran tanah liat, gipsum dan lain sebagainya. Fungsi dari stacker terbagi menjadi 3
jenis arah pergerakan: Luffing, yaitu pergerakan jib atau layar pemasok material secara
vertikal, naik dan turun; Travelling, yaitu pergerakan ke sepanjang area stockyard sesuai
tersedianya area rel alat; dan Slewing atau pergerakan stacker secara rotasional berbasis
pada sumbu tengah dari area stockyard. Ilustrasi stacker dapat dilihat pada Gambar 2.18.
Reclaimer
Reclaimer adalah alat untuk mengambil ulang material dengan menggunakan alat bucket
wheel yang berotasi dan secara terus menerus memindahkan material kering dari
stockyard ke area conveyor belt. Reclaimer dapat bergerak secara horizontal sepanjang
boom, vertikal dan slewing, yaitu apabila alat berada dan digerakan sepanjang sumbu
tengah, sehingga arah pengambilan bisa berlangsung secara rotasional. Ilustrasi reclaimer
dapat dilihat pada Gambar 2.19.
Sumber : ameco.eu.com
Stacker-Reclaimer
Stacker-reclaimer merupakan satu alat yang menggabungkan kedua fungsi dari stacker
dan reclaimer. Satu alat ini dapat bekerja sesuai kebutuhan untuk menumpuk batubara
atau untuk mengambil batubara. Pergerakan alat ini sepanjang rel dan dapat melakukan
gerakan rotasi. Alat ini menggunakan satu konveyor yang arah geraknya dapat diubah
sesuai dengan fungsi kerja alat yang diperlukan. Ilustrasi stacker-reclaimer dapat dilihat
pada Gambar 2. 20.
Sumber : thyssenkrupp-industrial-solutions.co.za
Metode Penumpukan
Chevron
Pada metode ini, penumpukan terdiri dari pelapisan material dengan pergerakan stacker
sepanjang sumbu tengah dari penumpukan. Metode jenis ini menimbulkan segregasi pada
material halus di bagian tengah penumpukan dengan material kuarsa pada permukaan dan
bawah penumpukan. Untuk meratakan distribusi partikel, penumpukan perlu di-reclaim
dari bagian muka penumpukan. Ilustrasi penumpukan chevron dapat dilihar pada
Gambar 2.21 dan Gambar 2.22.
Sumber : rbct.co.za
Windrow
Pada metode ini, material dideposit dari banyak posisi sepanjang area penumpukan.
Metode ini mencegah segregasi dan meratakan distribusi material halus dan kuarsa di
sepanjang penumpukan. Pencampuran yang baik bisa diperoleh jika batubara diambil dari
tumpukan dengan reclaimer.Kerugian metode ini adalah ketika hujan air akan berkumpul
diantara baris tumpukan batubara. Ilustrasi penumpukan windrow dapat dilihat pada
Gambar 2.23 dan Gambar 2.24.
Sumber : www.dbct.com.au
Coneshell
Metode ini dipilih apabila tidak dibutuhkan homogenisasi pada material. Penumpukan
pada metode ini dibuat dengan membuat tumpukan berbentuk corong hingga penuh.
Setelah sebuah corong terbentuk, stacker akan berpindah posisi dan membentuk
tumpukan corong lainnya. . Ilustrasi penumpukan coneshell dapat dilihat pada Gambar
2.25 dan Gambar 2.26.
Penumpukan Batubara
Pembongkaran Batubara
Batubara dipindahkan dari pertambangan ke pelabuhan utama melalui jalur darat dan jalur
laut. Melalui darat, batubara diangkut oleh truk-truk milik perusahaan pertambangan ke
pelabuhan. Perusahaan pertambangan besar biasanya memiliki dermaga khusus untuk
mengirim tongkang batubara ke pelabuhan utama. Operasi pembongkaran batubara dari truk
dilakukan di sisi darat ke lapangan penumpukan. Sedangkan operasi pembongkaran batubara
dari tongkang dilakukan dari sisi laut ke lapangan penumpukan.
Penumpukan Batubara
SR
Feeder
SL
RE
ST
Feeder
SL
Konveyor Penumpukan
Konveyor Muat
SL
Feeder
Feeder
estimasi kapasitas 500 MT/jam. Excavator Catterpilar 390 F L dapat dilihat pada Gambar
4.13.
1.4.3
Pemuatan Batubara
Operasi muat batubara dari lapangan penumpukan ke kapal dilakukan di dermaga. Dermaga
muat curah kering biasanya berupa tipe dolphin karena pengangkutan material batubara ke
dermaga dari lapangan penumpukan hanya memerlukan konveyor. Dermaga tipe dolphin
merupakan dermaga dengan satu tambatan. Perancangan pola operasi muat memperhitungkan
kunjungan kapal. Kunjungan kapal di dermaga digunakan untuk menentukan BOR (Berth
Occupancy Ratio), yaitu perbandingan antara waktu bertambat dibagi dengan jumlah waktu
yang tersedia selama satu periode dan dinyatakan dalam persentase. Nilai BOR yang
diijinkan di terminal curah kering maksimal 60 %.
Spesifikasi shiploader yang digunakan harus disesuaikan dengan kapasitas reclaim yang ada
di lapangan penumpukan. Operasi muat batubara ke kapal menggunakan linear shiploader.
Shiploader ini dapat menjangkau seluruh hatch kapal dengan kombinasi pergerakan
telescoping, luffing, dan pergeseran sepanjang rel. Kapasitas nominal shiploader adalah 1500
MT/jam dengan panjang lengan 11.9-26.9 m. Pergerakan secara longitudinal dapat dilakukan
sepanjang dermaga dengan lebar rel 13.7 m. Shiploader ini terhubung dengan konveyor
dengan lebar 1.4 m. Ilustrasi shiploader dapat dilihat pada Gambar 4. 14.
Gambar 4. 9. Shiploader
Sumber : takraf.com