Anda di halaman 1dari 9

PEMANDUAN Adalah kegiatan pandu dalam membantu, memberikan saran dan informasi kepada Nahkoda tentang keadaan perairan

setempat yang penting agar navigasi-pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancer demi keselamatan kapal dan lingkungan. Orang atau pelaut yang mempunyai keahlian di bidang nautika yang telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pemanduan kapal.

PERAIRAN PANDU Tujuan ditetapkan sebagai perairan pandu yaitu untuk kepentingan keselamatan, keamanan berlayar, perlindungan lingkungan maritime , serta kelacaran berlalu lintas di perairan, pelabuhan dan terminal khusus, serta perairan tertentu. Yang disebut perairan pandu terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Perairan wajib pandu, adalah suatu wilayah perairan yang karena kondisi perairannya wajib dilakukan pemanduan bagi kapal berukuran tonase kotor tertentu. 2. Perairan pandu luar biasa, adalah suatu wilayah perairan yang karena kondisi perairannya tidak wajib dilakukan pemanduan, namun apabila Nahkoda atau Pemimpin Kapal memerlukan pemanduan dapat mengajukan permintaan untuk menggunakan fasilitas pemanduan. PENETAPAN PERAIRAN PANDU Dalam penetapan suatu perairan tersebut baik perairan wajib pandu ataupun perairan pandu luar biasa didasarkan pada tingkat kesulitan berlayar, yang terdiri dari: a. Factor kapal yang mempengaruhi keselamatan berlayar 1. Frekuensi kepadatan lalu lintas kapal 2. Ukuran kapal (tonase kotor, panjang kapal, dan sarat kapal) 3. Jenis kapal 4. Jenis muatan kapal b. Factor di luar kapal yang mempengaruhi keselamatan berlayar

1. Kedalaman perairan 2. Panjang alur perairan 3. Banyaknya tikungan 4. Lebar alur perairan 5. Rintangan/bahaya navigasi di alur perairan 6. Kecepatan arus 7. Tinggi ombak 8. Ketebalan/keekatan kabut 9. Jenis tambatan kapal 10. Keadaan sarana bantu navigas-pelayaran Perairan pandu ditetapkan oleh: a. Menteri untu perairan wajib pandu, dan b. Direktur Jenderal untu perairan pandu luar biasa. Dalam usulan penetapan perairan wajib pandu yang disampaikan oleh Syahbandar atau Unit Penyelenggara Pelabuhan kepada Menteri melalui direktur Jenderal disertai dokumen yang terdiri atas: a. Peta lokasi perairan yang diusulkan, dilengkapi dengan titik koordinat sesuai dengan peta laut dan gambar situasi, b. Hasil kajian perairan yang ditinjau dari factor kapal yang mempengaruhi keselamatan pelayaran, c. Berita acara peninjauan lokasi oleh tim teknis terpadu Direktorat Jenderal Laut dan secretariat Jenderal.

NILAI KESULITAN FAKTOR-FAKTOR DI LUAR KAPAL


No . Faktorfaktor Panjang alur perairan (Mill) Tikungan (Jumlah) Lebar alur perairan (meter) Kedalama n perairan (meter) Rintangan (jenis) Kecepatan arus (knot) Kecepatan angin (knot) Tinggi ombak (Meter) Ketebalan / kepekatan kabut Tambatan (Jenis) Kecukupa n dan keandalan SBNP (Persen) Nilai Max Unsur 1.000 TINKAT KESULITAN 100% 100 =1.000 19 =950 <100 =900 3 =850 Kerang ka, kabel laut =800 10 =750 23 =700 3 =650 100 =600 90% >90100 =950 17-18 =900 >100200 =800 >3-5 =800 Karang , batu =750 9 =600 21-23 =600 >2.63.0 =600 90 =550 Moorin g Buoy =500 80% >80-90 =900 15-16 =800 >200250 =700 >5-7 =750 Gosong , pasir =700 8 =500 19-20 =550 >2.42.6 =550 80 =500 Derma ga apung =400 30% =350 70% >70-80 800 13-14 =700 >250300 =600 >7-9 =700 Gosong , lumpur =650 7 =400 16-18 =400 >2.22.4 =500 70 =450 Konstr uksi kayu =300 40% =300 60% >60-70 =600 11-12 =600 >300350 =500 >9-11 =650 Arus pusar =500 6 =300 13-15 =300 >1.92.2 =450 60 =400 Breast Dolphi n =200 50% =250 50% >50-60 =400 9-10 =500 >350400 =400 >11-12 =600 Tongga k =400 5 =250 11-12 =200 >1.71.9 =400 50 =350 40% >40-50 =200 7-8 =400 >400450 =300 >12-13 =550 Sero terapu ng =300 4 =200 8-10 =150 >1.51.7 =300 40 =300 30% >30-40 =150 5-6 =300 >450500 =200 >13-14 =500 Jarring kapal ikan =200 3 =150 6-7 =100 >1-1.5 =200 30 =200 20% >20-30 =100 3-4 =200 >500550 =100 >14-15 =450 Kapal ikan =100 2 =100 5 =50 0.5-1.0 =100 20 =100 10% 10-20 =50 0-2 =100 >550 =50 >15 =400 Kotoran /sampahsampah =50 1 =50 0-4 =25 0-0.5 =50 10 =50

1.

2. 3.

950 900

4.

850

5.

800

6.

750

7.

700

8.

650

9.

600

10.

550

STS =550

Beton =100

Baja =50

11.

500

10% =450

20% =400

60% =200

70% =150

80% =100

90% =50

100% =10

BOBOT ATAS FAKTOR-FAKTOR KAPAL/DI LUAR KAPAL PERAIRAN WAJIB PANDU No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. FAKTOR-FAKTOR Nilai kesulitan Frekuensi gerakan kapal /hari Jenis kapal yang dominan Ukuran kapal (GT) L.O.A (Meter) Draft (Meter LWS) Jenis muatan yang dominan BOBOT B 3.000 s/d 5750 7 s/d 14 Penuumpang 10.000 s/d 3.000 100 s/d 150 5 s/d 7 Penumpang

A Lebih dari 5.750 Lebih dari 14 Tanker, kontainer Bulk carrier Lebih dari 30.000 Lebih dari 150 Lebih dari 7 Berbahaya

C Kuran dari 3.000 1 s/d 6 Barang umum Kurang dari 10.000 Kurang 100 Kurang dari 5 Container di geladak/umum

PETUGAS PANDU Merupakan pelaksana proses pemanduan di perairan wajib pandu dan perairan panduu luar biasa. Untuk menjadi petugas pandu harus memenuhi persyaratan: a. Paling rendah berijasah pelaut ahli nautika tingkat III, b. Mempunyai pengalaman berlayar sebagai Nahkoda paling singkat tiga tahun, c. Lulus pendidikan dan pelatihan pandu yang diselenggarakan oleh pemerintah, d. Memiliki umur kurang dari 60 tahun serta sehat jasmani dan rohani. Petugas pandu yang telah lulus pendidikan dan pelatihan pandu yang diselenggarakan oleh Direktur jenderal akan diberikan sertifikat pandu, yang terdiri atas: a. Sertifikat pandu tingkat II, Hanya dapat melakukan pemanduan terhadap kapal yang berukuran panjang (length Over All / LOA) kurang dari 200 meter.

b. Sertifikat pandu tingkat I, Dapat melakukan pemanduan kapal dengan ukuran panjang (length Over All / LOA) tidak terbatas (unlimited) c. Sertifikat pandu laut dalam. Dapat melakukan pemanduan bagi kapal dengan sarat 15 meter atau lebih di luar perairan pelabuhan.

PELAKSANAAN PEMANDUAN Dalam pelaksanaan pemanduan petugas pandu wajib memberikan petunjuk dan keterangan yang diperlukan Nahkoda atau pemimpin kapal serta membantu oleh gerak kapal. Sedangkan Nahkoda atau pemimpin kapal harus memberikan keterangan mengenai data dan karakteristik yang berkaitan dengan olah gerak kapalnya kepada petugas pandu. Kewajiban-kewajiban pemanduan, yaitu: petugas pandu dalam melaksanakan tugas

1. Membantu nahkoda atau pemimpin kapal untuk mengambi tindakan yang tepat dalam menjamin keselamatan dan keamanan berlayar, 2. Memberikan semua petunjuk yang dierlukan kepada dahkoda untuk berlayar dengan selamat dan untuk ketertiban lalu lintas kapal, 3. Memenuhi permintaan Nahkoda untuk mengambil olah gerak kapal, 4. Pandu harus berkoordinasi dengan kapal lain yang dipaandu, maupun yang tidak dipandu serta dengan menara control untuk ketertiban, kelancaran dan keselamatan lalu lintas kapal, 5. Sesegera mungkin melaporkan bila terjadi kecelakaan di dalam/di luar kapal kepada Syahbandar dan ikut aktif ambil bagian penanganannya sebatas kewenangan, 6. Mengetahui kedalaman laut alur pelayaran di dalam batas perairan pandu, 7. Menerima dan menindak lanjuti laporan petugas pndu tentang kecelakaan atau bahaya apapun yang terjadi, 8. Melaporkan kepada pengawas pemaanduan tentang perubahan kedalaman alur pelayaran di perairan pandu yang diperoleh dari hasil pemeruman, serta penempatan sero penangkap ikan atau penghalang

alur lainnya, perubahan posisi, cahaya dan/atau periode rambu /pelamung suar, 9. Ikut mengamati kemungkinan terdapat pembuangan sampah dan/atau minyak dari kapal, yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan alur pelayaran, 10. Melaporan kemungkinan adanya jangkar, rantai, dan taali kapal di alur pelayaran yang dapat membahayakan pelayaran lainnya, 11. Berpakaian seragam dinas kepanduan dan dilengkaapi dengan perlengkaan keselamatan serta alat komunikaasi, 12. Membantu Nahkoda agar menaati dan memahami peraturan setempat yang berlaku, 13. Melaporkan kepada Syahbandar bila Nahkoda menyimpang dari petunjuk yang diberikan atau menyulitkan petugas pandu dalam bertugas, 14. Memberikan bimbingan kepada calon pandu dan sesame pandu tentang pengenalan alur pelayaran setempat, 15. Melakukan pengamatan sarat muka belakang kapal, kondisi stabilitas kapal setiap kali sebelum memandu.

SARANA BANTU DAN PRASARANA PEMANDUAN Sarana Bantu Pemanduan adalah peralatan atau system yang berada di luar kapal serta didesain dan dioperasikan secara langsung digunakan pandu dalam melakukan tugas-tugas pemanduan untuk meningkatkan keselamatan, efisiensi dalam berolah-gerak kapal. Prasarana Pemanduan adalah peralatana atau system yang didesain untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi secara tidak langsung digunakan untuk membantu pandu dalam melakukan tugas-tugas pemanduan. Sarana bantu pemanduan yang digunakan dalam proses pemanduan meliputi : 1. Kapal Pandu 2. Kapal tunda, merupakan kapal yang digunakan untuk membantu olah gerak kapal. Dengan ketentuan: a. Panjang kapal 70 meter sampai dengan 100 meter menggunakan 1 unit kapal tunda yang mempunyai daya paling rendah 800 DK,

b. Panjang kapal di atas 100 meter sampai 150 meter menggunakan 2 unit kapal tunda dengan jumlah daya paling rendah 1.600 DK, c. Panjang kapal diatas 150 meter sampai dengan 200 meter menggunakan 2 unit kapal tunda dengan jumlah daya paling rendah 3.400 DK, d. Panjang kapal di atas 200 meter sampai 300 meter menggunakan paling sedikit 2 unit kapal tunda dengan jumlah daya paling rendah 5.000 DK, e. Panjang kapal 300 meter ke atas ditunda paling sedikit 3 unit kapal tunda dengan jumlah daya paling rendah 10.000 DK. 3. Kapal kepil

PERSYARATAN SARANA BANTU DAN PRASARANA PEMANDUAN DISESUAIKAN DENGAN KELAS PERAIRAN WAJIB PANDU
No. 1. Perairan Wajib Pandu Kelas I Sarana Bantu a. Kapal tunda paling pemanduan sedikit 2 unit dengan jumlah kekuatan paling rendah 4.000 DK. b. Kapal pandu paling sedikit 2 unit berkecepatan paling rendah 12 knots. c. Kapal kepil paling sedikit 2 unit berkecepatan paling rendah 7 knots. 2. Prasarana Pemanduan a. Stasiun pandu/ menara pengawas/ Kankan luas bangunan paling sedikit 350 M2 dengan kelengankapannya Factor-Faktor Perairan Wajib Pandu Perairan Wajib Pandu Kelas II Kelas III a. Kapal tunda paling a. Kapal tunda paling sedikit 1 unit sedikit 1 unit berkekuatan paling berkeceatan paling rendah 2 x 750 DK. rendah 2 x 400 DK.

b. Kapal pandu paling b. Kapal pandu/kepil sedikit 1 unit paling sedikit 1 unit berkecepatan berkecepatan paling rendah 10 paling rendah 7 knots. knots. c. Kapal kepil paling sedikit 1 unit berkecepatan paling rendah 7 knots. a. Stasiun pandu/ menara pengawas/ kantor luas banguna paling sedikit 200 M2 dengan kelengkapannya. a. Stasiun pandu/ menara pengawas/ kantor luas bangunan paling sedikit 150 s/d 200 M2 dengan kelengkapannya

b. VHF handly talky untuk tiap personil pandu dengan frekuensi sesuai ketentuan internasional. c. Baju renang (life jacket) untu setiap personil pandu.

b. VHF handly talky untuk tiap personil pandu dengan frkuensi sesuai ketentuan internasional. c. Baju renang (life jacket) untu setiap personil pandu.

b. VHF handly talky untuk tiap personil pandu dengan frkuensi sesuai ketentuan internasional. c. Baju renang (life jacket) untu setiap personil pandu. d. Kendaraan dan rumah operasional disesuaikan dengan kebutuhan

d. Kendaraan dan d. Kendaraan dan rumah operaisonal rumah operasional disesuaikan dengan disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan.

PROSEDUR PEMBERIAN PELAYANAN JASA PEMANDUAN 1. Perusahaan angkutan laut atau penyeberangan atau agen kapal yang kapalnya membutuhkan pelayanan jasa pemanduan, 1 x 24 jam sebeluum kapal dipandu wajib mengajukan ermintaan tertulis kepada pengelola pelayanan jasa pemanduan setempat dengan tembusan kepada Syahbandar setempat. 2. Permintaan pelayanan jasa pemanduan bersisi informasi mengenai rencana gerakan kapal yang akan dipandu, sebelum kapal masuk, melakukan gerakan tersendiri atau keluar pelabuhan di dalam wilayah perairan wajib pandu. 3. Berdasarkan permintaan jasa pemanduan, pengelola pelayanan jasa pemanduan memberikan pelayanan jasa pemanduan yang dibutikab dengan formullir bukti jasa pandu yang ditandatangani oleh Nahkoda. 4. Apabila kapal telah bersandar di dermaga/jetty, berlabuh atau sampai pada posisi batas perairan pandu atau posisi akhir tujuan pemanduan, Nahkoda menyerahkan kembali formulir bukti penggunaan jasa pandu setelah diisi dan memberikan penilaian serta ditandatangani, kepada pandu yang telah menyelesaikan tugas.

SYAHBANDAR DAN TUGASNYA Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan

pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuhan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Syahbandar sebagai pengawas pemanduan mempunyai tugas: 1. Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan pemanduan di perairan yang dilakukan pemanduan, 2. Melakukan pengawasan teknis pemanduan meliputi pengawasan keselamatan pemanduan dan penertiban pelayanan pemanduan dengan mengupayakan penanggulangan hambatan operaisonal, 3. Menetapkan petunuk teknis tata cara pemanduan setempat bersama penyelenggara pemanduan, 4. Melaporkan kepada Direktur Jenderal mengenai kendala dan hambatan operaisonal pemanduan disertai saran pemecahan, 5. Melakukan penilaian terhadap keluhan pelayanan pemanduan, 6. Memberikan izin/dispensasi tidak menggunakan pandu kepada Nahkoda, 7. Menerima dan menindak lanjut laporan pandu mengenai Nahkoda yang tidak mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau petunjuk pandu, 8. Menerima dan menindaklanjuti laporan pandu tentang perubahan kedalaman, Sarana Bantu Naavigasi-Pelayaran, adanya hambatanhambatan, rintangan, pencemaran, dan pengotoran di perairan.

Anda mungkin juga menyukai