Anda di halaman 1dari 28

Kelayak Lautan Kapal

(Ship Seaworthines)
Presented by : Taufik Fajar Nugroho, MSc

Surabaya, 09-10 June 2014


Definisi

SEAWORTHINESS (KELAIK-LAUTAN)

Definisi kelaik-lautan menurut :

"THE MARINE ENCYCLOPAEDIC DICTIONARY"

Eric Sullivan F.I.C.S. - Edisi ke dua.


“Seaworthiness is The fitness of a ship to encounter the hazards of the sea with
reasonable safety. In Addition having a sound hull the ship must be fully and
completely crewed and sufficiently fuelled and provisioned for the contemplated
voyage. All her Equipment must be in proper working order and, if she carries
cargo, she must be cargoworthy. The right to claim under a hull policy may be
prejudiced if the ship puts in an unseaworthy condition”.
Definisi Seaworthiness/Laik Laut

Terjemahan bebasnya kurang lebih sebagai berikut :

“Kapal akan dinyatakan seaworthy / laik-laut bila mempunyai kemampuan untuk


menanggulangi / mengatasi semua bahaya yang kemungkinan dialami sewaktu
berlayar (perils of the sea) dengan tingkat keamanan yang memadai. Kapal tidak cukup
hanya memiliki badan (hull) yang kuat namun juga harus dijalankan oleh Nakhoda dan
awak kapal yang kompeten dan cukup jumlahnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. selain itu juga harus dibekali dengan bahan bakar, makanan, serta keperluan
yang lain, cukup untuk mencapai pelabuhan tujuan. Semua perlengkapannya
(termasuk mesin-mesin dan peralatan lainnya untuk penyelamatan di laut serta
penanggulangan kebakaran dll) harus dalam kondisi berfungsi / bekerja dengan baik
dan apabila kapal membawa muatan dia harus laik-muat (cargoworthy), muatan yang
dibawa harus sesuai dengan fungsi dari kapal itu sendiri, tidak melebihi garis batas
muat dan memiliki keseimbangan (stability) yang baik.
Hak untuk meminta ganti rugi dari asuransi seperti dijamin didalam polis hull &
machinery menjadi gugur jika kapal terbukti telah berlayar (nekat) dalam keadaan tidak
laik-laut”.
CARGOWORTHY / CARGOWORTHINESS

Definisi “Cargoworthy / cargoworthiness” menurut :

"THE MARINE ENCYCLOPAEDIC DICTIONARY"

Eric Sullivan F.I.C.S. - Edisi ke dua.

“The ship is to be fully equipped in relation to the type of


cargo she is carrying. If any accident happens due to
deficiency of the ship’s equipment or gear this is said to
be the cause of unseaworthiness”.
Terjemahan bebasnya kurang lebih sebagai berikut :

Sebuah kapal dapat dinyatakan sebagai


cargoworthy apabila kapal tersebut dilengkapi
dengan peralatan yang dapat menangani jenis-
jenis muatan yang diangkutnya selain persyaratan
- persyaratan klasifikasi lainnya yang harus
dipenuhi.
Apabila kapal mengalami kecelakaan karena
perlengkapan-perlengkapan kapalnya tidak
memadai maka penyebabnya dapat dikatakan
sebagai tidak laik laut.
Dokumen dan Sertifikat Kapal
Dokumen dan Surat-Surat Dalam Pengadaan Kapal

• Dokumen Kapal Yang Penting Dalam Pengadaan Kapal


selain dokumen transaksi, antara lain :
1. Sertifikat Keselamatan Kapal;
2. Sertifikat Garis Muat;
3. Sertifikat Pembangunan (builder’s certificate);
4. Sertifikat Klasifikasi;
5. Sertifikat pencegahan pencemaran;

• Surat-surat Kapal, antara lain :


1. Surat Tanda Kebangsaan Kapal;
2. Surat Ukur;
Pembangunan Kapal

• Pembangunan Kapal adalah pembuatan kapal baru di dalam negeri


maupun luar negeri yg langsung berbendera Indonesia
• Perhitungan dan gambar rancang bangun Kapal serta data
kelengkapannya harus disampaikan oleh Pemilik atau Galangan Kapal
kepada Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal untuk dilakukan
penelitian dan pemeriksaan sebelum pengerjaan pembangunan atau
perombakan Kapal dilaksanakan; untuk pengesahan
• Perombakan Kapal = perubahan konstruksi kapal yg sudah ada untuk
mengubah fungsi, stabilitas, struktur dan dimensi kapal
• Jika tempat Kapal dibangun tidak dapat menerbitkan surat-surat Kapal,
dapat diterbitkan ijin khusus untuk 1 kali pelayaran (tanpa
membawa muatan) ke pelabuhan lain yg dapat menerbitkan surat-surat
Kapal; pengganti sementara Surat Ukur, Surat Tanda Kebangsaan dan
Sertifikat Keselamatan
Pendaftaran Sementara Kapal Indonesia

• Kapal yg sedang dibangun dapat didaftarkan sementara oleh


Pemilik Kapal dengan melampirkan :
1. Bukti kepemilikan berupa perjanjian pembangunan Kapal;
2. Identitas Pemilik;
3. Spesifikasi tahapan pembangunan Kapal yg telah selesai
dilaksanakan;
4. Persetujuan pendaftaran Kapal dari Galangan;
5. Dokumen yg berisi tentang ukuran dan tonase Kapal;
• Akta Pendaftaran Sementara dapat diterbitkan jika tahapan
pembangunan Kapal telah mencapai 50% dari nilai kontrak;
berdasarkan keterangan dari Galangan
Akta Pendaftaran Sementara tidak berlaku lagi : 1) saat
Kapal diserahterimakan; atau 2) pembangunan dinyatakan
tidak dilanjutkan
Sertifikat dan Surat-Surat Kapal Di Indonesia

1. Surat Ukur Kapal (Certificate of Tonnage and Measurement)


Surat Ukur Kapal adalah suatu Sertifikat kapal yang diberikan setelah
diadakan pengukuran terhadap kapal oleh juru ukur dan instansi
pemerintah yang berwenang, yang merupakan sertifikat pengesahan
dan ukuran-ukuran serta tonase kapal menurut ketentuan yang
berlaku.
Surat Ukur diterbitkan jika ukuran isi kotor Kapal sekurang-kurangnya
20 m3 / setara dengan GT 7 atau lebih. berlaku untuk jangka waktu
yang tidak terbatas selama kapal masih dioperasikan.
Panjang Kapal Metode Pengukuran
< 24 m Dalam Negeri
24 m atau lebih International
Untuk melewati terusan Khusus
Kapal yang telah diukur menurut metode pengukuran
internasional tidak dibenarkan diukur ulang dengan metode
pengukuran dalam negeri.
Kapal yang telah diukur dan mendapat Surat Ukur wajib
dipasang Tanda Selar.
Tanda Selar adalah rangkaian huruf dan angka yang terdiri
dari GT, angka yg menunjukan besarnya tonase kotor, nomor
Surat Ukur dan kode pengukuran dari Pelabuhan yg
menerbitkan surat ukur.
contoh Tanda Selar :
GT 234 No. 45/Ba
2. Surat Tanda Pendaftaran Kapal
Pendaftaran hak milik atas kapal harus dilengkapi dokumen :
a) bukti kepemilikan;
b) identitas pemilik;
c) surat ukur;
d) Deletion certificate (jika Kapal dibeli dari luar negeri dan sudah
terdaftar di negara asal)
Bukti Kepemilikan Kapal pada butir a) antara lain berupa :
1. Untuk Kapal baru yg sedang dibangun :
Perjanjian pembangunan kapal, berita acara serah terima kapal dan
Surat keterangan galangan;
2. Untuk kapal yg pernah didaftarkan di negara lain :
Bill of Sale dan protocol of delivery and acceptance;
• Kapal yang dapat didaftarkan di Indonesia adalah :
a. Kapal dengan ukuran GT 7 atau lebih;
b. Kapal yg dimiliki WNI atau Badan Hukum Indonesia dan berdomisili
di Indonesia;
c. Kapal milik Badan Hukum yg merupakan usaha patungan dgn pihak
asing yg mayoritas sahamnya dimiliki WNI;
• Atas Pendaftaran Kapal tersebut diterbitkan Grosse Akte
Pendaftaran kepada Pemilik yang memuat hal-hal sbb :
a. nomor dan tanggal akte;
b. nama dan tempat kedudukan Pejabat pendaftaran kapal;
c. nama dan domisili pemilik;
d. data kapal; dan
e. uraian singkat kepemilikan kapal.
• Tanda Pendaftaran Kapal 2008 Pst No. 1410L
Surat Tanda Kebangsaan Kapal
Kapal yang didaftarkan di Indonesia dan berlayar di laut
diberikan Surat Tanda Kebangsaan Kapal (berlaku selama 5 th),
berupa :
SURAT LAUT untuk kapal berukuran GT 175 atau lebih;
PAS BESAR untuk kapal berukuran GT 7 s/d kurang dari GT
175;
PAS KECIL untuk kapal berukuran kurang dari GT 7;

Dokumen Persyaratan : a) fc grosse akte pendaftaran/balik


nama; b) fc Surat Ukur; c) Surat Pernyataan tentang data dan
peruntukan Kapal ; untuk Pas Kecil tdk diperlukan fc Surat
Ukur

Kapal berkebangsaan Indonesia wajib mengibarkan bendera


Indonesia sebagai tanda kebangsaan kapal untuk melaksanakan
asas cabotage guna melindungi kedaulatan negara (sovereignity).
Sertifikat Manajemen Keselamatan Dan Pencegahan Pencemaran
Dari Kapal

Sebagai tanggungjawab negara atas Keselamatan Pelayaran, Kapal


dengan jenis dan ukuran tertentu diharuskan memenuhi persyaratan
Manajemen Keselamatan dan Pencegahan Pencemaran Dari Kapal.
Yang dimaksud dengan Kapal dengan jenis dan ukuran tertentu adalah
Kapal Barang dengan ukuran GT 500 atau lebih dan Kapal Penumpang
semua ukuran yang melakukan pelayaran internasional.
Manajemen Keselamatan dan Pencegahan Pencemaran Dari Kapal adalah
: “satu kesatuan sisdur serta mekanisme yang tertulis dan
terdokumentasi dari perusahaan angkutan laut dan kapal niaga untuk
pengaturan, pengelolaan, pengawasan dan peninjauan ulang secara terus
menerus dalam rangka memastikan dan mempertahankan terpenuhinya
seluruh kesesuaian terhadap standar keselamatan dan pencegahan
pencemaran yg disyaratakan ketentuan internasional”.
• Berdasarkan ketentuan UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008,
Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Pencegahan
Pencemaran Dari Kapal diterbitkan setelah dilakukannya
audit eksternal oleh pejabat pemerintah yang berkompeten;
• Sertifikat yang diterbitkan berupa :
1. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan
(Document of Compliance) untuk Perusahaan; dan
2. Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management
Certificate/SMC) untuk Kapal;
Sertifikat Manajemen Keamanan

• Manajemen Keamanan Kapal adalah “satu kesatuan sisdur


serta mekanisme yang tertulis dan terdokumentasi dari
perusahaan angkutan laut dan kapal niaga untuk pengaturan,
pengelolaan, pengawasan dan peninjauan ulang secara terus
menerus dalam rangka memastikan terpenuhinya seluruh
kesesuaian terhadap kesiapan kapal menghadapi,
mempertahankan dan menjaga keamanan Kapal dalam rangka
meningkatkan keselamatan Kapal”.
• Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sesuai ISPS Code (International Ship and Port
Facility Security Code)
Sertifikat Garis Muat Kapal ( Load Line Certificate )

• Sertifikat Garis Muat Kapal adalah suatu sertifikat


yang diterbitkan oleh Pemerintah Negara Kebangsaan
Kapal, berdasarkan Konvensi Internasional tentang
garis muat dan lambung timbul (free board) yang
memberikan pembatasan garis muat untuk tiap-tiap
musim atau daerah atau jenis perairan dimana kapal
berlayar.

Maksud dan Tujuan dari Sertifikat Garis Muat adalah


agar Kapal tidak dimuati lebih dari garis muat yang
diijinkan sehingga kapal tetap memiliki daya apung
cadangan .
Biro Klasifikasi Indonesia menerbitkan
sertifikat lambung timbul :
1. Sertifikat Lambung Timbul sesuai dengan Peraturan Garis Muat
Indonesia (PGMI 1986) yang berlaku untuk perairan Indonesia
yang berada di daerah tropis dan sekitarnya. Sertifikat ini
berlaku 4 (empat) tahun.
2. Sertifikat Lambung Timbul sesuai International Load Line
Convention (ILLC 1966) yang berlaku untuk kapal samudera yang
berlayar di daerah tropis, subtropis maupun perairan yang
bermusim dingin. Sertifikat ini berlaku 5 (lima) tahun.
• Kapal sesuai jenis dan ukurannya harus dipasangi marka Garis
Muat sesuai daerah pelayarannya; tdk boleh diubah
Peralihan Hak Milik Atas Kapal

Setiap peralihan hak milik atas kapal yang telah


didaftar, pemegang hak yang baru harus mengajukan
permohonan pembuatan akte dan pencatatan balik
nama kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik
Nama Kapal di tempat kapal didaftar paling lama 3
(tiga) bulan sejak terjadinya peralihan hak,
dengan dilengkapi dokumen berupa :
a. bukti kepemilikan;
b. identitas pemilik;
c. grosse akte pendaftaran atau balik nama;
d. surat ukur (jika sudah ada).
Penggantian Bendera Kapal

• Dasar Hukum : Peraturan Menteri Perhubungan No.


KM 26 tahun 2006 tentang Penyederhanaan Sistem
dan Prosedur Pengadaan Kapal dan
Penggunaan/Penggantian Bendera Kapal;

• Pemilik Kapal memberikan pemberitahuan tertulis


kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
(“Dirjen Perla”);

• Dirjen Perla memberikan petunjuk pelaksanaan


penggantian bendera, Persetujuan Penggunaan Nama
serta Penetapan Tanda Panggilan Kapal kepada Adpel
tempat pelaksanaan penggantian bendera Kapal;
• Adpel/ Pejabat Pemeriksa Kapal akan melakukan:
a. Penelitian kelengkapan dokumen yang disyaratkan;
b. Pengukuran dan pemeriksaan nautis, teknis dan
radio serta pencegahan pencemaran dari Kapal;

• Pelaksanaan penggantian bendera Kapal


dinyatakan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Pemilik Kapal atau Nakhoda
dan Pejabat yg melaksanakan penggantian
bendera;
• Pelaksanaan penggantian bendera Kapal
dilakukan di Pelabuhan di tempat Kapal berada
(dapat juga dilakukan di luar negeri);
Dokumen Persyaratan Penggantian Bendera Kapal

1. Bukti pembayaran (Bill of Sale) yang dilegalisiasi oleh


notaris atau pejabat berwenang di negara bendera
asal kapal;
2. Berita Acara Serah Terima (Protocol of Delivery and
acceptance);
3. Surat Keterangan penghapusan (Deletion Certificate)
dari negara bendera asal Kapal;
4. Surat & Sertifikat Kapal yang diterbitkan oleh negara
bendera asal Kapal;
5. Gambar rancangan umum bangunan Kapal (General
Arrangement);
Prosedur Penerbitan Sertifikat Keselamatan Kapal

Prosedur penerbitan Sertifikat


Keselamatan Keselamatan Kapal
dilakukan dengan cara pemilik kapal
mengajukan permohonan untuk
penerbitan sertifikat keselamatan kapal,
sebelum diterbitkan sertifikat
keselamatan kapal terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan terhadap nautis,
teknis dan kondisi kapal oleh petugas
pemerintah yang ditunjuk (Marine
Inspector) yaitu pemeriksaan mengenai
kondisi kapal, peralatan keselamatan,
radio dan mesin kapal. Jika petugas
pemeriksa (Marine Inspector)
menyatakan kondisi kapal dalam
keadaan baik atau layak, dengan
dituangkan dalam laporan pemeriksaan
dan tidak terdapat kekurangan yang
prinsip maka kapal tersebut dapat
diterbitkan sertifikat kapal dengan
menyertakan/melampirkan kelengkapan
dokumen atau persyaratan sebagai
berikut:
PORT CLEARANCE

• Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) adalah dokumen


negara yang dikeluarkan oleh Syahbandar kepada setiap kapal
yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan setelah kapal
memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal dan kewajiban
lainnya.
• Dasar Hukum : Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 01
Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan
Berlayar
• Pemilik atau operator kapal mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Syahbandar dengan melampirkan :
1. surat pernyataan kesiapan kapal berangkat dari Nakhoda
(Master Sailing Declaration) ; dan
2. dokumen muatan serta bukti-bukti pemenuhan kewajiban
kapal lainnya.
Dokumen untuk melengkapi permohonan Port
Clearance terdiri dari:

1. Dokumen Muatan:
o Manifest muatan/daftar penumpang
o Manifest khusus barang berbahaya
o Rencana pemuatan/Stowage plan
o Perhitungan Stabilitas kapal
o Surat pemyataan lashing (untuk muatan berat dan
kendaraan)
2. Daftar awak kapal (crew list)
3. Clearance dari instansi terkait
Kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi oleh
Operator Kapal untuk dapat berlayar, meliputi :
a. Jasa kepelabuhanan;
b. Jasa kenavigasian;
c. Penerimaan uang perkapalan;
d. Persetujuan Bea dan Cukai;
e. Persetujuan Imigrasi;
f. Persetujuan Karantina kesehatan; dan/atau
g. Persetujuan Karantina hewan dan tumbuhan;
• Port Clearance berlaku selama 24 jam sejak waktu
tolak Kapal yg ditetapkan. lewat dari batas waktu,
ajukan kembali
Pencabutan Port Clearance

• Keadaan yang mengakibatkan Pencabutan Port


Clearance :
a) Kapal tidak berlayar meninggalkan pelabuhan,
melebihi 24 jam dari batas waktu tolak yang telah
ditetapkan;
b) Kapal melakukan kegiatan di pelabuhan yang
mengganggu kelancaran lalu Iintas kapal,
membahayakan keselamatan dan keamanan
pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim;
dan/atau
c) Perintah tertulis dari pengadilan negeri.

Anda mungkin juga menyukai