Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 6 NO 1 FEBRUARI 2019

PROSES PENGAMBILAN DATA PADA AHP (ANALYTICAL


HIERARCHY PROCESS) MENGGUNAKAN PRINSIP CLOSED LOOP
CONTROL SYSTEM
Rio Aurachman
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
rioaurachman@telkomuniversity.ac.id

ABSTRAK

Analyical Hierarchy process adalah sebuah pendekatan dan metod eyang jamak digunakan peneliti dan awam
dalam penentuan keputusan berdsarkan banyak kriteria. AHP menggunakan pendekatan matrix berpasangan
yang beresiko membuat proses perhitungan inkonsisten. Hal itu dikarenakan proses perhitungan menggunakan
skala rasio yang membandingkan antara dua alternative atau kriteria. Perbandingan tersebut mungkin sekali
menjadi tidak konsisten karena keterbatasan dari kapasitas komputasi benak manusia. Oleh karena itu diperlukan
sebuah metode dan alat pengambilan data yang dapat memberikan langsung nilai konsistensi pada saat pengisian
kuesioner AHP. Sehingga responden dapat melakukan koreksi dengan baik dan peneliti tidak perlu mengulang
pengisian kuesioner yang membuat responden enggan. Proses perancangan dan perhitungan menggunakan
spreadsheet baik itu Microsoft excel atau pun produk dari google. Hasil perancangan menunjukkan, proses
pengisian dapat langsung memberikan informasi kepada responden apakah pengisiannya sudah konsisten atau
belum sehingga dapat langsung dilakukan perbaikan.

Kata kunci: AHP, spreadsheet, concstency, questionnaire, programming, formula

ABSTRACT

Analyzing hierarchy process is an approach and multiple methods used by researchers and laypersons in
decision making based on many criteria. AHP uses a matrix pairing approach which risks making inconsistent
calculation processes. That is because the calculation process uses a ratio scale that compares between two
alternatives or criteria. These comparisons may be inconsistent because of the limitations of the computing
capacity of the human mind. Therefore we need a method and data collection tool that can provide a direct
value of consistency when filling out the AHP questionnaire. So that respondents can make corrections well and
researchers do not need to repeat filling in questionnaires that make respondents reluctant. The process of
designing and calculating using a spreadsheet be it Microsoft Excel or a product from Google. The design
results show that the filling process can directly provide information to the respondent whether the filling has
been consistent or not so that repairs can be made immediately.

Keywords: AHP, spreadsheet, concstency, questionnaire, programming, formula

PENDAHULUAN menjadi nilai rasio. Perubahan nilai tersebut


Pengantar dan Penjelasan bagi Awam menjadi nilai rasio memudahkan manusia dalam
Dalam pengambilan keputusan, terkadang memahami persoalan dan penilaian sehingga
harus melibatkan beberap kriteria yang bersifat mendapatkan informasi yang berharga.
intanggible. Karena itu, kriteria tersebut perlu AHP memiliki singkatan Analytical
dihitung bersama kriteria yang tangible, yang mana Hierarchy Process. AHP menggunakan hirarki
pengukuran tersebut harus dievaluasi dan sesuai pengambilan keputusan yang berurut mulai dari
terhadap tujuan dari pengambil keputusan(Saaty, kriteria, sub kriteria, hingga alternatif. Sub kriteria
2008). tersebut dapat dibedah menjadi sub sub kriteria.
AHP adalah sebuah metode yang umum Setiap level dipecah menjadi beberapa sub pada
digunakan untuk menerjemahkan perspektif level di bawahnya. Antara entitas pada level yang
kualitatif dari sebuah penilaian dan mengubahnya sama lalu dibandingkan dan memiliki bobot

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.6.1.55-64
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id//index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

kepentingannya masing-masing. Bobot tersebut sebuah bentuk keusioner yang mudah dipahami
dinormalisasi sehingga total penjumlahannya oleh responden sekaligus mencegah pengisian yang
bernilai satu. inkonsisten.
AHP menggunakan skala perhitungan rasio.
Skala tersebut membandingkan rasio antara dua STUDI LITERATUR
variabel. penilaian dari perbandingan yang tertuang Teori System Control
pada matrix perbandingan di AHP dimungkinkan Sistem memiliki beberapa tipe control atau
tidak konsisten. Terdapat cara untuk mengukur kendali. Beberapa diantaranya adalah Open Loop
konsistensi dari penilaian tersebut. Terdapat pula Control, Feedback Control, Self Regulation, dan
cara untuk meningkatkan konsistensi dari hasil Feed Forward Control. Open loop controls adalah
penilaian tersebut(Saaty, 2008). Perbandingan rasio sebuah sistem yang menerima input untuk sistem
untuk lebih dari 2 variabel beresiko membuat hanya berdasarkan perkiraan bagaimana perilaku
penilaian inkonsisten. Inkonsistensi di sini merespon input tersebut. Tidak terdapat informasi
bermakna ada satu variable yang satu waktu bagaimana perilaku dari sistem akibat input
dikatakan lebih penting dari variable lainnya, tetapi tersebut. Open loop controls sering terdapat pada
sekaligus lebih tidak penting dibandingkan variable panduan untuk melakukan sesuatu atau resep dalam
tersebut. Maka dari itu, dalam proses perhitungan, melakukan sesuatu. Closed loop control adalah tipe
terdapat prosedur untuk menguji konsistensi dari kontrol yang memanfaatkan informasi tentang
perhitungan. Uji konsistensi tersebut menggunakan perilaku sistem, berdasarkan input yang telah
diberikan sebelumnya. Informasi tentang perilaku
Latar Belakang sistem yang merupakan efek dari input
Proses perhitungan menggunakan metode sebelumnya, menjadi masukan untuk pemberi input
AHP, khususnya pada tahap menentukan matrix atau pengendali sebagai bahan evaluasi. Informasi
perbandingan, beresiko terjebak dalam ini digunakan oleh pemberi input untuk melakukan
inkonsistensi. Umumnya, peneliti akan menyiapkan penyesuaian terhadap sinyal kontrol atau input Self
sebuah kuesioner untuk diisi oleh responden. regulation adalah tipe khusus dari closed loop
Responden mengisi kuesioner tersebut, kemudian control di mana input inheren di dalam sistem.
peneliti akan menghitung hasil penilaian dari Feed-forward control melakukan prediksi apakah
responden. Pada saat perhitungan tersebut hasil dari input sebelum input tersebut diberikan ke
ditemukanlah bahwa ternyata responden mengisi dalam sistem. Input yang dimaksud dapat berarti
kuesioner secara tidak konsisten. Sehingga peneliti controllable maupun uncontrollable. Berdasarkan
perlu mengembalikan pengisian kuesioner yang prediksi tersebut, pengendali akan melakukan
mana proses tersebut memakan waktu yang tidak penyesuaian sehingga output dari sistem terjaga dan
sedikit. sesuai dengan harapan. tipe control ini pun
Diperlukan sebuah rancangan sistem melakukan antisipasi terdapat kemungkinan
pengambilan data untuk AHP yang dapat secara gangguan yang akan muncul. (Hans, McNickle, &
cepat dan langsung memberikan peringatan kepada Dye, 2012).
responden bilamana pengisian kuesionernya Penelitian ini mencoba untuk mengubah tipe
dilakukan secara tidak konsisten. Dalam konsep kontrol dari pengambilan data pada AHP dalam
sistem, dapat dikatakan, proses pengambilan data bentuk dua paradigma. Paradigma pertama adalah
AHP umumnya menggunakan close loop system. pengambilan data yang umumnya berbentuk open
Penelitian ini bermaksud memberi kontribusi untuk loop menjadi closed loop. Artinya awalnya
menyediakan sistem pengambilan data AHP yang pengambilan data hanya mencatat saja hasil
menggunakan prinsip self regulated system. pendapat perbandingan dari responden tetapi
Sehingga tidak terjadi proses yang inefisien dalam responden tidak diberi informasi tentang apakah
hal perpindahan data dan pengisian keusioner yang hasil masukannya konsistenatau tidak konsisten.
error karena tidak konsisten. Pada saat pengisian, Kemudian, penelitian ini berusaha mengubah tipe
responden langsung mendapat informasi apakah kontrol menjadi closed loop yang mana responden
nilai yang di-input-kan konsisten atau inkonsisten. mendapatkan feedback tentang bagaimana
Hal ini diharapkan dapat mengefisiensikan proses konsistensi dari jawabannya sehingga responden
pengambilan data pada penelitian yang sebagai pengendali dapat menyesuaikan input data
menggunakan metode AHP. yang ia berikan.
Beberapa software yang sudah menyediakan
sarana pengisian yang tidak sesuai dengan
kuesioner paper based. Penelitian ini mengusulkan

56
Rio Aurachman : Proses Pengambilan Data Pada Ahp (Analytical Hierarchy Process) Menggunakan Prinsip Closed Loop Control System

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 55- 64© 2019

Kepentingan
1 Equal Importance
2 Weak or slight
3 Moderate importance
4 Moderate plus
5 Strong importance
6 Strong plus
7 Very strong or demonstrated
importance
8 Very, very strong
Gambar 1 Feedback Control Loop (Hans, 9 Extreme importance
McNickle, & Dye, 2012) Terdapat beberapa bidang yang menerapkan
AHP. AHP, misalnya, digunakan untuk
Paradigma kedua adalah, penelitian ini
menentukan prioritas dari 6 kriteria dan 26 sub
berusaha mempercepat proses feedback yang kriteria untuk mengkoordinasikan pharmaceutical
terdapat pada feedback control system. Hal ini bila
supply chain operation(Mehralian, Moosivand,
dipandang bahwa proses pengambilan data AHP
Emadi, & Asgharian, 2017).Terdapat pula
yang ada sejauh ini sudah memenuhi feedback
penerapan dari metode AHP untuk mengevaluasi
control. Setelah responden memberikan input data dan menentukan ranking dari crticial success factor
di matrix perbandingan, analis akan mengolah dan
untuk perusahaan automobile dalam menerapkan
menghitung dahulu hasil penilaian responden,
green supply chain management (Singh, 2017).
kemudian memberikan hasil penilaian konsistensi
Dan juga terdapat penelitian yang merancang
kepada responden agar responden memberikan sebuah model pengambilan keputusan yang
penyesuaian dari input yang responden berikan.
terstruktur dan terintegrasi untuk mengevaluasi
Proses ini memerlukan waktu yang lama dan bisa
sustainable suppliers dalam konteks industri
berhari-hari. Maka penelitian ini berusaha
telekomunikasi. Model keputusan tersebut
mempercepat proses feedback tersebut sehingga mengkombinasikan AHP dan Improved grey
responden dapat pada saat itu juga mengetahui
relational analysis (IGRA). AHP digunakan untuk
apakah penilaian yang responden lakukan sudah
menghitung bobot kriteria sustainabilitas dan IGRA
konsisten atau belum.
digunakan untuk menilai ranking dari
supplier(Ahmadi, Petrudi, & Wang, 2017).AHP
AHP juga digunakan untuk menginvestigasi aktivitas
Analystical Hierarchy Process melalui yang berkaitan dengan kesadaran lingkungan
langkah-langkah berikut(Saaty, 2008): berdasarkan perspektif Socio-psychographic dan
1. Definisikan permasalahan dan tentukan mengevaluasi efeknya terhadap brand equity.
tipe pengetahuan yang dicari Secara total terdapat 74 responden yang merupakan
2. Strukturkan hirarki keputusan dari level pakar di bidang terkait.(Misra & Panda, 2017).
teratas, diturunkan kepada level AHP juga digunakan untuk bidang-bidang di
intermediate, lalu diturunkan kembali pada luar industri seperti misalnya untuk melakukan
objective dari perspektif yang lebih luas persiapan landslide Vulnurable Zonation Mapping
3. buat matriks perbandingan berpasangan. untuk Kallar River Sub Watersheds, di Bahavani
Setiap elemen di level yang lebih tinggi Basin, Tamil Nadu, dengan mempertimbangkan 10
digunakan untuk membandingkan elemen faktor yang relevan. Semua faktor ini dikonversi
yang terdapat pada level tepat di menjadi layer dengan extration terhadap data
bawahnya, yang berkaitan spasial yang terkait. Landslide Vulnerable Zonation
4. Gunakan prioritas yang didapatkan dari Index dihitung menggunakan teknik weighted
perbandingan untuk menentukan bobot linear combination berdasarkan bobot dan rating
dari entitas yang berada pada level menggunakan metode AHP(Rahaman &
bawahnya. Lakukan untuk seluruh level. Aruchamy, 2017). Dalam bidang lingkungan,
Skala penilaian pada matrix perbandingan teknik AHP juga digunakan untuk mengevaluasi
AHP mengikuti klasifikasi berikut(Saaty, 2008): dampak dari tambang batubara terhadap
: lingkungan dan penggunaan lahan. Penelitian ini
Tabel 1 Intensitas Kepentingan merupakan studi kasus di Ha Long City, Quang
Ninh Province, Vietnam. Penelitian tersebut
Intensitas Definisi

57
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id//index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

dilakukan berbasis pada analisus terhadap sampel 3. Apakah terdapat ketidaksesuaian dari
serta AHP survey terhadap 40 keluarga, 30 pendekatan yang dilakukan? dan
manajer, dan 30 teknisi di area pertambahan batu berdasarkan ketidaksesuaian tersebut,
bara (Vu, Do, & Vo, 2017). diberikan rekomendasi penelitian lebih
Terdapat pula penelitian yang melakukan lanjut apa yang perlu dilakukan?
literature revie terhadap banyak penelitian di Penelitian ini juga membahas bahwa
bidang AHP. Penelitian tersebut meneliti 88 integrated AHP lebih tepat untuk digunakan
artikel dalam jurnal dan membahas 5 dan juga memberikan saran kepada praktisi
pertanyaan di antaranya (Ho & Ma, The state- dan penliti untuk secara efektif menerapkan
of-the-art integrations and applications of the integrated AHP. (Ho, Integrated analytic
analytic hierarchy process, 2017): hierarchy process and its applications A
1. Tipe integrated AHP yang literature review, 2008).
diintegrasikan seperti apa yang paling
banyak menyedot banyak perhatian METODE PENELITIAN
2. Dalam bidang apa, integrated AHP Penelitian ini menggunakan pendekatan
paling sering diterapkan? pemodelan sistem. Secara garis besar diawali
3. Apa tipe permasalahan yang menjadi dengan memahami proses dan logika dari
pembahasan terbanyak untuk perhitungan. Proses dan logika tersebut
Integrated AHP? digambarkan dalam bentuk Influence Diagram.
4. Bagaimana trend dari publikasi ilmiah Kemudian logika tersebut dituangkan menjadi
terkait integrated AHP? persamaan matematika. Kemudian model dan
5. Dalam jurnal internasional apa, persamaan matematika tersebut dituangkan
Integrated AHP paling sering menjadi bentuk pemrograman dalam
dipublikasikan? software.Gambar 3 Metodologi
Penelitianmenunjukkan diagram alir proses
Beberapa hasil dari penelitian tersebut adalah, penelitian ini.
Integrated AHP-Fuuzzy approach paling Proses pemodelan proses dan logika
populer digunakan. Permasalahan logistik di menggunakan Influence diagram. Proses ini
bidang manufaktur adalah penerapan dari membutuhkan input informasi logika dari
Integrated AHP yang paling populer. perhitungan dan masalah yang coba dipecahkan.
Pemilihan dan evaluasi supplier menggunakan Setidaknya proses ini membutuhkan informasi
AHP integrated merupakan yang paling sering variable apa yang dapat dikendalikan, variable apa
diteliti. integrasi AHP dengan lebih dari satu yang tidak dapat dikendalikan oleh user, hubungan
metode meningkatkan daya tarik dari para dan kaitan antara variable sistem dan nilai tujuan
peneliti untuk dikaji dan dipelajari(Ho & Ma, akhir. Selain menggunakan influence diagram,
The state-of-the-art integrations and proses dan logika dapat pula dipetakan
applications of the analytic hierarchy process, menggunakan Causal Loop Diagram. Tetapi
2017). Selain itu terlebih dahulu terdapat Causal Loop Diagram lebih tepat untuk
penelitian yang juga melakukan review pada memberikan informasi hubungan antara variable
integrated AHP. Fokus telah bergeser pada yang bersifat dinamis dan senantiasa berubah
integrated AHP dibanding AHP yang berdiri seiring waktu berjalan, Tahapan penelitian ini
sendiri. Lima metode yang umum dipandu oleh dasar teori tentang pemodelan sistem
dikombinasikan dengan AHP termasuk dan pemodelan matematika. Tahap penelitian ini
diantaranya adalah mathematical dilakukan secara penuh oleh peneliti dan proses
programming, Quality Function Deployment kreatif dari peneliti. Penulisan dapat menggunakan
(QFD),meta-heuristics, Analisis SWOT, dan software grafis atau untuk awal dapat meggunakan
Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian kertas dan alat tulis pada umumnya. Tahap
tersebut melakukan review pada artikel yang penelitian ini menghasilkan logika dari sistem yang
terkait AHP sejak tahun 1997 hingga 2006 akan dimodelkan dan kaitan antara sistem.
untuk menjawab 3 pertanyaan. Tahap berikutnya adalah perancangan model
1. Apa tipe integrated AHP yang paling matematika. Tahap ini dapat dilakukan setelah
memikat perhatian para peneliti proses dan logika telah dipetakan pada tahap
2. Di bidang apa integrated AHP paling sebelumnya. Proses dan logika tersebut kemudian
banyak diterapkan diperjelas hubungan dan kaitannya menggunakan
Bahasa persamaan matematika. Dengan jelasnya

58
Rio Aurachman : Proses Pengambilan Data Pada Ahp (Analytical Hierarchy Process) Menggunakan Prinsip Closed Loop Control System

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 55- 64© 2019

persamaan matematika tersebut akan membuat


Start
nilai dari setiap variable akan lebih jelas. Tahap
penelitian ini dipandu oleh dasar teori tentang AHP
dan beberapa rumus perhitungan yang terdapat Pemodelan Proses
dan Logika
pada metode AHP tersebut.
Tahap berikutnya adalah menuangkan proses,
Perancangan Model
logika, dan model matematika yang telah dirancang matematika
pada sebuah software pemrograman. Sotware yang
akan digunakan adalah format spreadsheet Pemrograman
sederhana. Spreadsheet tersebut dapat dikemas
dalam bentuk Microsoft excel atau google
spreadsheet. Spreadsheet dipilih karena bentuknya Verifikasi dan
yang umum dan mudah dipahami oleh banyak Validasi
pengguna dari AHP. Proses perhitungannya yang
jelas, membantu pengguna untuk melakukan
Verified dan
modifikasi dari perangkat hitung yang sedang valid?
dirancang ini. Pada tahap ini akan dijelaskan secara
rinci bagaimana hubungan antara cell pada
spreadsheet dan kaitannya dengan model End
matematika. Tahap penelitian ini dipandu oleh
petunjuk formula dan penggunaan spreadsheet.
Tahap penelitian berikutnya adalah Gambar 3 Metodologi Penelitian
melakukan verifikasi dan validasi dari model,
proses, logika, dan pemrograman yang telah Gambar 2 Tampilan Spreadhseet
dirancang. Proses ini bertujuan untuk mengevaluasi Kuesioner Untuk Input Datamenunjukkan
apakah pemrograman sudah mencitrakan model komponen awal dari kuesioner spreadhseet
matematika, apakah model matematika sudah tersebut. Cell B1:B4 menunjukkan kriteria
mencerminkan proses serta logika, dan apakah yang akan dibandingkan dan dinilai. Cell
proses serta logika sudah mencitrakan F2:Z8 menunjukkan kuesioner yang akan diisi
permasalahan yang sedang coba dipecahkan. oleh responden. Kuesioner tersebut
Proses evaluasi dan cek ini dilakukan dengan cara membantuk responden untuk membandingkan
membandingkan dan menguji kesesuaian antara antara kriteria kiri dan kriteria kanan. Bila
beberapa tahap tersebut. Bila seluruh tahapan sudah responden akan condong memilih kriteria
sesuai maka, model dapat dikatakan valid dan sebelah kiri lebih penting maka akan diisi cell
terverifikasi. yang condong ke kiri seperti dicontohkan pada
cell L3. Setiap baris membandingkan antara
HASILDAN PEMBAHASAN dua kriteria. Dikarenakan terdapat 4 kriteria
Tahap Pengembangan Kuesioner maka setiap kriteria tersebut harus
Bagian pertama dari kuesioner spreadsheet dibandingkan satu sama lain. Jumlah baris
adalah bagian penentuan kriteria dan penuangannya perbandingan tersebut adalah nilai \combinasi
secara otomatis menjadi kuesioner. Penelitian ini dari 4 oleh 2 yaitu sama dengan 3!. Setiap
akan mengilustrasikan untuk perhitungan baris terdiri dari 17 opsi penilaian. Yaitu mulai
perbandingan antara 4 kriteria. dari 9 di sebelah kiri dan 9 di sebelah kanan.
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Namun untuk memudahkan dalam proses
perhitungan, maka nilai setiap cell
disesusaikan secara realatif pada cell kiri
sehingga nilainya menjadi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Gambar 2 Tampilan Spreadhseet Kuesioner / / / / / / / /
Untuk Input Data 2 3 4 5 6 7 8 9

59
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id//index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Cell G3:G8 serta Y3:Y8 menunjukkan terendah. Jika kita mengukur n kriteria maka
nomor dari kriteria yang dibandingkan sesuai diperlukan sebuah matrix perbandingan n x n
dengan A1:A4. yang disebut sebagai pairwaise comparison
matrix yang juga disebut dengan matrix A.
Untuk riset ini matrix A memiliki dimensi 4 x
4. Sebuah cara untuk mengkuantifikasi
preferensi dari pengambil keputusan dalam
mengukur mana yang lebih penting dari setiap
kriteria atau alternative yang tertulis pada baris
Gambar 4 Tampilan Spreadhseet Trace I (I =1, 2, …. n) dibandingkan yang ttertulis
Precedence dari Input Kuesioner pada kolom i.
AHP menggunakan skala diskrit mulai
Gambar 4 Tampilan Spreadhseet Trace dari angkat 1 hingga 9 di mana aij = 1
Precedence dari Input Kuesioner khsususnya memiliki makna bahwa i dan j sama
kolom D menunjukan identifier dari perbandingan. pentingnya. aij = 5 menunjukkan bahwa I
Sebagai contoh 1.02 menunjukkan perbandingan extremely more important dibandingkan j. aij =
antara kriteria 1 dibandingkan kriteria 2. Maka nilai 9 menunjukkan i extremely more important
2.01 di kolom D menunjukkan perbandingan antara dibandingkan j. Nilai lainnya di antara 1 dan 9
kriteria 2 dibandingkan kriteria 1. Yang mana nilai memiliki makna yang secara proporsional
perbandingan tersebut tertera pada kolom E. mengikuti nilai 1,5, dan 9 tadi. Konsistensi
sebagai contoh karena responden mengisi dalam penilaian membutuhkan sebuah
perbandingan kriteria A (1) dan kriteria B (2) pada konsekuensi logis jika aij = k maka aji = 1/k.
cell 5. Maka responden memberikan informasi Dan juga nilai diagonal dari matrix A harus
bahwa kriteria A lima kali lebih penting sama dengan 1, karena menunjukkan
dibandingkan kriteria B. Maka dari itu perbandingan kriteria/alternative dengan
perbandingan antara krietria A(1) dibandingkan dirinya sendiri (aij di mana i=j).
kriteria B (2) adalah 5. Maka nilai 1.02 adalah 5.
Karena matrix perbandingan, 2,01 yaitu kebalikan
perbandingan 2 oleh 1 adalah kebalikan dari 5 yaitu
1/5. Hal itu bisa kita lihat untuk kolom D yang
bernilai 2.01 berkesuaian dengan kolom E yang
bernilai 0.2 atau 1/5.
Kolom D3 hingga D8 menunjukkan
identifikasi kriteria kiri dibandingkan kriteria
kanan pada kuesioner. Sedangkan baris
D9:D14 membandingkan kriteria kanan
dibandingkan kriteria kiri pada kuesioner. Dan
D15:D18 menunjukkan nilai perbandingan
antara kriteria yang sama. Sebagai contoh 2.02 Gambar 5 Tampilan Spreadhseet Tahap
yaitu perbandingan antara kriteria 2 dengan Menyusun Matrix Perbandingan
kriteria 2 yang tentu nilainya adalah 1 karena
kriteria 2 sama pentingnya dengan kriteria 2. Sebagai contoh, pada Gambar 5 Tampilan
Begitu pula sama halnya dengan baris 1.01, Spreadhseet Tahap Menyusun Matrix
3.03, dan 4.04. Maka total ada 4x4 =16 nilai Perbandingan, untuk matrix perbandingan a13
perbandingan yang harus diekstrak dari yang ditunjukkan oleh cell AE2 menunjukkkan
kuesioner tersebut sesuai dengan matrix nilai perbandingan atara kriteria 1 dan 3 yaitu
perbandingan antara 4 kriteria dengan 4 bernilai 3. Nilai tersebut sesuai dengan nilai E4
kriteria yang berjumlah 16 cell nilai yaitu 3 yang diidentifikasikan oleh D3 yang bernilai
perbandingan AB1:AF5. 1.03. Cell AE2 tersebut memiliki formula
=VLOOKUP(AB2+AE1/100, D3:E18, 2, FALSE)
yaitu berpatokan pada tabel pada cell D3:E18,
Matriks Perbandingan
Bagian pertama dari kuesioner dengan look up value AB2 (kriteria 1)
Proses dari AHP adalah menentukan bobot danAE1(kriteria 3)/100, serta melihat nilai pada
relative yang nantinya dijadika penentuan kolom 2 di tabel tersebut.
dalam mengurutkan prioritas tertinggi ingga

60
Rio Aurachman : Proses Pengambilan Data Pada Ahp (Analytical Hierarchy Process) Menggunakan Prinsip Closed Loop Control System

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 55- 64© 2019

Sebagai contoh untuk matrix perbandingan a13


yang ditunjukkan oleh cell AE2 menunjukkkan
nilai perbandingan atara kriteria 1 dan 3 yaitu
bernilai 3. Nilai tersebut sesuai dengan nilai E4
yaitu 3. Begitu seterusnya hingga didapatkan
matrix perbandingan yang lengkap. = 0.559 ( 4)

Normalisasi Dengan cara yang sama, maka didapatkanlah


Tahap berikutnya adalah melakukan vector prioritas atau bobot dari tiap alternative
normalisasi dan sehingga didapatkan bobot dari kriteria.
masing-masing sub kriteria dan kriteria yang sudah Pada spreadsheet, hal itu dimodelkan dengan
ternormalisasi.. Normalisasi dilakukan dengan cara AQ2 = AN2/4 di mana AN2 adalah hasil
membagi elemen dari tiap kolom dengan total penjumlahan dari AI2 hingga AL2. Begitu pula
penjumlahan dari kolom tersebut. dengan cara yang sama didapatkan nilai AQ2,
AQ3, AQ4, dan AQ5. Ke empat cell tersebut
( 1)
adalah vector prioritas dari ke-empat kriteria hasil
pengolahan dari pengisian kuesioner yang telah
dipaparkan di tahap awal.
untuk i = 1,2,3,….n dan j = 1,2,….n
Sebagai contoh untuk mendapatkan n11 untuk
matrix perbandingan adalah sebagai berikut

Gambar 7 Tampilan Spreadhseet Tahap


Penentuan Vektor Prioritas
(2) Uji Konsistensi
Penentuan vektor prioritas bisa dikatakan
Menggunakan cara yang sama, akan bisa adalah tujuan dari perhitungan ini, tapi terdapat
didapatkan nilai hasil normalisasi dari matrix suatu keraguan apakah pengisian yang sudah
perbandingan untuk setiap cell nya. Formula dilakukan dan nilai prioritas yang didapatkan
spreadsheet yang digunakan adalah merupakan adalah benar-benar tepat dan konsisten. Karena
pembaggian dari cell AC2 oleh cell AC6, di mana penilaian yang dilakukan adalah penilaian
AC6 adalah hasil penjumlahan dari AC2 hingga perbandingan preferensi, ada kemungkinan
AC5. Begitu seterusnya didapatkan nilai untuk responden yang melakukan pengisian tidak
masing-masing cell pada tabel normalisasi. konsisten dalam membuat penilaian. Ilustrasi dari
kondisi tersebut adalah sebagai berikut. Bila kriteria
1 lebih penting dari kriteria 2 dan kriteria 2 lebih
penting dari kriteria 3 maka seharusnya responden
akan menyatakan bahwa kriteria 1 lebih penting
dari kriteria 3 bila ia konsisten. Namun manusia
sebagai responden beresiko lupa atau punya
Gambar 6 Tampilan Spreadhseet Tahap Tabel preferensi yang tidak logis sehingga justru
Normalisasi menyatakan sebaliknya yaitu kriteria 3 lebih
penting dari kriteria 1. Hal ini lah yang disebut
Penentuan Vektor Prioritas tidak konsisten dan peneliti perlu ragu dengan hasil
Tahap berikutnya adalah menentukan rata-rata pengisian kuesionernya, apakah diisi dengan benar
dari setiap baris pada matrix hasil normalisasi yang atau responden mengisi dengan cara random.
nantinya akan menunjukkan vector prioritas dari Kuesioner AHP pada umumya tidak mampu
setiap kriteria. mendeteksi potensi error ini. Sehingga kerap terjadi
(3) peneliti mengumpulkan penilaian dari responden,
menghitungnya, menguji konsistensi lalu
Sebagai contoh untuk alternatif kriteria 1 menyadari ternyata responden tidak konsisten
dalam membuat penilaian melalui kuesioner.

61
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id//index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Peneliti pun terpaksa harus kembali menemui Semakin dekat nilai nmax dengan n maka
responden untuk pengisian ulang. Responden pun semakin konsisten matrix A tersebut..AHP
terkadang merasa enggan harus mengisi kembali menggunakan rumus konsistensi yaitu:
kuesioner yang sama untuk kedua kalinya. Maka
kami mengusulkan sebuah metode agar
ketidakkonsistean tersebut disadari langsung tepat ( 7)
pada pengisian kuesioner, sehingga responden bisa
melakukan penyesuaian dari jawabannya hingga Di mana CI = indeks konsistensi untuk A
didapatkan penilaian yang konsisten. Hal ini dapat
terjadi bila logika perhitungan menggunakan AHP
ini telah dituangkan dalam sebuah logika
pemrograman computer. Hal ini dapat diawali
dengan merancang logika perhitungan tersebut ke =
dalam sebuah spreadsheet.
Konsistensi merupakan efek dari koherensi =0.058
penilaian yang dilakukan pengambil keputusan ( 8)
menggunakan matrix pairwise comparison. . Maka
kita bisa membuat pernyataan bahwa dengan w Dan RI = random consistency of A
sebagai vector yang menunjukkan bobot relatif wi ,
di mana I = 1,2, …..,n, maka A akan konsisten bila

Aw=nw ( 5 )
=0.99 ( 9)
Bila adalah computed average vector maka
Maka dari itu nilai konsistensai dari matrix A
dapat ditunjukkan bahwa adalah
( 6)

Maka dapat kita hitung nmax adalah rata-rata


dari vector yang setiap elemennya dibagi

dengan . nmax adalah hasil penjumlahan dari


= 0.0589 ( 10 )
komponen vektor yang merupakan hasil kasil Jika nilai CR ≤ 0.1 maka dapat dikatakan
antara matrix perbandingan dan vektor prioritas. bahwa matrix A telah dibuat secara konsisten. Nilai
ini lah yang dihasilkan oleh sistem dan spreadsheet
bersamaan dengan responden melakukan penilaian
melalui kuesioner. Sehingga bila nilai CR tersebut
lebih dari 0.1 maka responden dapat serta merta
Gambar 8 Tampilan Penentuan Nmax langsung melakukan perubahan terhadap data yang
responden isi kan ke dalam kuesioner.
Sebagaimana dapat kita lihat pada spreadhset
bahwa AS6 adalah hasil penjumlahan dari AS2, Uji Validasi dan Verifikasi
AS3, AS4, dan AS5 dimana ke empat cell tersebut Pada tahap ini akan dilakukan analisis
adalah hasil kali matrix antara matrix perbandingan terhadap sistem yang sudah dirancang. Salah satu
AC2:AF5 dan vektor prioritas AQ2:AQ5. Formula analisis yang dapat dilakukan dalah melakukan
yang digunakan pada spreadsheet adalah verifikasi dan validasi terhadap rancangan model.
=MMULT(AC2:AF5,AQ2:AQ5). AS6 tersebut Metode yang dapat digunakan adalah melakukan
adalah nilai dari nmax. pemeriksaan apakah setiap persamaan sudah
diwakili oleh pemrograman. Tabel berikut
menjelaskan pemetaan antara model matematika
dan formula excel yang digunakan sebagai tools
Gambar 9 Tampilan Spreadhseet Tahap Uji pemrograman.
Konsistensi

62
Rio Aurachman : Proses Pengambilan Data Pada Ahp (Analytical Hierarchy Process) Menggunakan Prinsip Closed Loop Control System

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 6 (1) pp 55- 64© 2019

Tabel 2Verifikasi Persamaan KESIMPULAN


Sistem perhitugan yang dirancang ini dapat
Persamaan Formula menjadi solusi dari masalah yang ditemui pada saat
=AC2/AC6 pengambilan data untuk metode AHP. Pengisian
AC6 = SUM(AC2:AC5) kuesioner yang tidak konsisten akan dapat tercegah
=AN2/AN6
AN2=SUM(AI2:AL2)
AN6=SUM(AN2:AN5)
Nmax =SUM(AS2:AS5)
=(AU2-B7)/(B7-1)

=1.98*(B7-2)/B7 Gambar 10 Tampilan Spreadhseet Tahap


Membandingkan Input Kuesioner dan Nilai
Konsistensi
=AV2/AW2
Pada saat responden melaukanpengisan pada
kolom H hingga X, tepat saat itu juga responden
Tabel 2tersebut menunjukkan bahwa dapat melihat pada cell B6 apakah nilai yang ia
pemrograman yang telah dilakukan valid dan isikan konsisten atau tidak konsisten. Bila tidak
mewakili logika perhitungan.

konsisten, responden dapat langsung DAFTAR PUSTAKA


melakukan perubahan input data. Ahmadi, H. B., Petrudi, S. H., & Wang, X.
Responden dapat difasilitasi dengan perangkat (2017). Integrating sustainability into
lunak untuk pengisian kuesioner di mana logika supplier selection with analytical
dari perangkat lunak tersebut mengandung logika hierarchy process and improved grey
perhitungan yang dipaparkan dalam penelitian ini. relational analysis: a case of telecom
Pada penelitian selanjutnya, dapat pula industry. The International Journal of
dirancang sebuah logika perhitungan untuk metode Advanced Manufacturing Technology,
ANP. Dapat pula diteliti bagaimana efek 2413–2427.
penggunakan kuesioner yang langsung H. D., McNickle, D., & Dye, S. (2012).
memberikan nilai konsistensi terhadap hasil akhir Management science: decision-making
penelitian. Selain itu dapat pula dibahas bagaimana through systems thinking. Palgrave
rancangan perangkat lunak yang tepat untuk macmillan.
menindaklanjuti penelitian ini. Secara lebih Ho, W. (2008). Integrated analytic hierarchy
mendalam, dapat pula dibahas bagaimana process and its applications A literature
membuat sistem menjadi Self-Regulated System review. European Journal of
yaitu sistem yang mampu membuat memperbaiki operational research, 211-228.
sendiri nilai konsistensinya namun tidak jauh Ho, W., & Ma, X. (2017). The state-of-the-art
berbeda dari persepsi penilaian responden. Ilustrasi integrations and applications of the
dari Self Regulated System dapat kita lihat pada analytic hierarchy process. European
Error! Reference source not found. Journal of Operational Research.
Mehralian, G., Moosivand, A., Emadi, S., &
Asgharian, R. (2017). Developing a
coordination framework for
pharmaceutical supply chain: using
analytical hierarchy process.
International Journal of Logistics
Systems and Management (IJLSM).
Misra, S., & Panda, R. K. (2017).
Environmental consciousness and brand
equity: An impact assessment using
analytical hierarchy process (AHP).
Journal of Marketing Practice: Applied
Marketing Science, 40-61.

63
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id//index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Rahaman, S. A., & Aruchamy, S. (2017). (GSCM) in an automobile industry


Geoinformatics based landslide using Analytical Hierarchy Process
vulnerable zonation mapping using (AHP) technique. Journal of Automation
analytical hierarchy process (AHP), a and Automobile Engineering, 1-19.
study of Kallar river sub watershed, Vu, T. P., Do, N. H., & Vo, T. C. (2017).
Kallar watershed, Bhavani basin, Tamil Application of Analytical Hierarchy
Nadu. Modeling Earth Systems and Process (AHP) Technique to Evaluate
Environment, 41. the Combined Impact of Coal Mining on
Saaty, T. L. (2008). Decision making with the Land Use and Environment. A Case
analytic hierarchy process. Int. J. Study in the Ha Long City, Quang Ninh
Services Sciences, 83–98. province, Vietnam. International
Singh, M. (2017). Identification of Critical Journal of Environmental Problems, 54-
Success Factors (CSF’s) to implement 58.
Green Supply Chain Management

64

Anda mungkin juga menyukai