Anda di halaman 1dari 14

PERLINDUNGAN ASURANSI TERHADAP KAPAL POMPONG

SEBAGAI ALAT PENGANGKUTAN NIAGA


DI KOTA TANJUNG PINANG
Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta
Universitas Maritim Raja Ali Haji
marniarani.thabrani@yahoo.co.id & pery_rehendra@yahoo.com

ABSTRAK content analisys). Langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan


mengidentifikasi dan menginventarisasi ketentuan-ketentuan hukum
Kecelakaan akibat tubrukan kapal pompong
normatif yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum
tujuan Pelantar-Kampung Bugis dengan
sekunder berdasarkan perumusan masalah, kemudian hasil analisis
kapal barang KM Trisakti tujuan Tanjung
diuraikan secara lengkap, rinci, jelas dan sistematis sebagai jawaban
Batu-Tanjung Unggat yang pernah terjadi
dari rumusan masaah dalam penelitian ini.
pada Agustus 2014, telah berakibat kapal
pompong tenggelam. Serta terjadinya angin Keyword: insurance, marine transportation
puting beliung yang berakibat terhadap
tenggelamnya kapal pompong tujuan
Tanjungpinang-Pulau Penyengat pada
Agustus 2016, telah menewaskan hampir A. Latar Belakang Masalah

K
seluruh penumpang juga menyebabkan
arakteristik Provinsi Kepulauan Riau yang secara geografis
kapal tenggelam dan hancur. Peristiwa
terdiri dari pulau dan perairan laut memiliki 2.408 pulau
terjadinya tubrukan kapal serta cuaca buruk
tersebut merupakan risiko yang sangat
besar dan kecil, yang 30 persen diantaranya belum bernama dan
mungkin dihadapi setiap saat oleh pemilik berpenduduk. Dengan kondisi geografis tersebut, sebagai sarana
kapal pompong. Untuk mengatasi risiko transportasi dan penunjang bagi mencari nafkah masyarakat
tersebut, harus ada bentuk perlindungan setempat, maka transpotasi laut menjadi hal yang mutlak.
terhadap segala risiko yang mungkin terjadi Dalam masyarakat pesisir Kepulauan Riau, khususnya dalam
terhadap kapal Pompong sebagai aset dan wilayah Kota Tanjungpinang, kapal yang digunakan sebagai
sumber penghasilan bagi pemiliknya. Salah transportasi tradisional oleh masyarakat setempat dinamakan
satu bentuk pengalihan risiko kerugian yang dengan sebutan kapal Pompong. Pompong sebagai Kapal
mungkin terjadi adalah dengan mengguna- yang digunakan oleh masyarakat sebagai sarana transportasi
kan mekanisme asuransi. Hasil penelitian penyeberangan antar pulau. Pompong tersebut berukuran 2-
ini bertujuan untuk menelaah tentang kapal 5 GT (Gross Tonnage). Kapal motor kecil (pompong), banyak
pompong sebagai objek asuransi dan skema
digunakan oleh masyarakat di kawasan pesisir (hinterland),
perlindungan asuransi yang tepat bagi kapal
dimana lewat sarana ini, masyarakat menyeberang dari satu
pompong. Penelitian ini tergolong penelitian
pulau ke pulau lain.
hukum normatif-empiris/terapan (applied
normative law) dengan menggunakan data
primer dan sekunder. Pendekatan masalah Tabel 1.
yang digunakan adalah pendekatan normatif Data jumlah kapal motor kayu di Kota Tanjung Pinang
analitis substansi hukum (approach of legal TAHUN (UNIT)
NO ARMADA PERIKANAN
2011 2012 2013 2014
1 TANPA PERAHU 153 109 102

38 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

2 PERAHU TANPA MOTOR 710 820 710 665 Gambar 1.


3 MOTOR TEMPEL 321 301 301 361 Kapal Kapal Kayu (Pompong) di Masyarakat Pesisir
4 KAPAL MOTOR 410 352 393 394
Kota Tanjung Pinang
Data : Ekspose kepala Bappeda Kota Tanjung Pinang
dalam penilaian anugrah Pangripta Nusantara 2015

Kota Tanjungpinang merupakan Ibu Kota Provinsi


Kepulauan Riau yang masih menggunakan dan menjaga
eksistensi atau keberadaan sarana pengangkutan laut
pelayaran-rakyat tradisional berupa pompong (kapal
kayu). Salah satu wilayah yang dihubungkan dengan
menggunakan kapal pompong antara lain adalah
Pulau Penyengat.
Pulau Penyengat terletak di Kelurahan Penyengat,
Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang,
Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis wilayah
Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0º40’ LS dan
07º19’ LU serta antara 103º3’ BT sampai dengan 110º
00’ BT.
Letak Pulau Penyengat yang dikelilingi oleh
perairan, membuat transportasi yang dipakai sampai
saat ini menggunakan sarana perhubungan laut. Sarana
ini merupakan satu-satunya alternatif bagi masyarakat
yang keluar masuk pulau ini. Alat transportasi laut
yang digunakan berupa kapal motor yang dalam
istilah setempat disebut pompong. Pompong ini
Pernah terjadi kecelakaan kapal pompong tujuan
tersedia baik di pelabuhan Tanjungpinang maupun di
pelantar Kampung Bugis ke pelabuhan Pelantar Dua
pelabuhan Penyengat yang melayani penumpang.
Kota Tanjungpinang tepatnya pada hari Sabtu tanggal
Jalur laut yang menjadi wilayah berlayarnya kapal 2 Agustus 2014, di mana kapal yang ditumpangi 6
Pompong dari satu pulau ke pulau lainnya tersebut, penumpang dan 1 nakhoda tenggelam dikarenakan
bukan tanpa risiko yang mungkin akan terjadi baik mesin kapal pompong mati dan bersamaan dengan itu
terhadap kapal Pompong sebagai aset kegiatan usaha kapal barang (KM Trisakti) yang berlayar dari Tanjung
pemiliknya. Risiko yang mungkin terjadi pada saat Batu menuju Tanjung Unggat melaju dari sisi kanan
berlayar di laut diantaranya, kapal tenggelam yang kapal pompong sehingga menabrak kapal pompong
bisa diakibatkan oleh situasi cuaca maupun tubrukan tersebut hingga hancur. Kecelakaan kapal akibat cuaca
dengan kapal niaga atau dengan kapal lainnya yang buruk anging putting beliung juga pernah terjadi pada
sedang berlayar. Sifat kapal pompon yang terbuat dari tanggal 21 Agustus 2016 yang menewaskan sepuluh
kayu dan beroperasi di laut yang sarat akan bahaya, orang penumpang dan dua orang luka-luka serta
baik dari alam maupun dari manusia.

http://batam.tribunnews.com/2014/08/02/kami-
tenggelam-di-laut-karena-pompong hancur-lebur,diakses
pada tanggal 24 September 2017 pukul 11:18 WIB.

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 39


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

tenggelamnya kapal pompong. B. Perumusan Masalah


Untuk mengatasi risiko tersebut, harus ada bentuk Guna lebih mempertajam kerangka bahasan dan
perlindungan terhadap segala risiko yang mungkin kajian, maka peneliti memberikan batasan tersebut
terjadi terhadap Kapal Pompong sebagai asset.Salah dengan memberikan rumusan masalah sebagai
satu bentuk pengalihan risiko kerugian yang mungkin berikut:
terjadi adalah dengan menggunakan mekanisme
1. Apakah Kapal Pompong dapat memenuhi unsur-
asuransi.
unsur sebagai objek asuransi yang memiliki resiko
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 asuransi ?
tentang Pelayaran tidak mengatur secara eksplisit
2. Bagaimanakah model skema pembiayaan asuransi
mengenai jenis Kapal Pompong sebagai salah satu
bagi kapal pompong ?
sarana pengangkutan niaga melalui jalur laut. Padahal
untuk membuat suatu skema asuransi bagi badan
usaha di bidang perasuransian, harus mengacu pada C. Metode Penelitian
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Pendekatan Masalah
Asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko
Penelitian ini tergolong penelitian hukum
diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada
normatif-empiris/terapan (applied normative law)
masyarakat atas kemungkinan terjadinya risiko
dengan menggunakan data primer dan sekunder.Tipe
kerugian khususnya terhadap kapal Pompong yang
penelitiannya adalah deskriptif eksplanatoris, yaitu
merupakan harta benda berharga bagi pemiliknya.
memaparkan hasil peneltian dan pembahasan secara
Dengan adanya perlindungan asuransi terhadap
rinci, lengkap, komprehensif, dan sistematis yang
Pompong, kekhawatiran akan terjadinya risiko
mudah dipahami.Pendekatan masalah yang digunakan
kerugian akan berkurang manakala risiko itu dialihkan
adalah pendekatan normatif analitis substansi hukum
kepada jasa perusahaan asuransi. Selain itu juga dapat
(approach of legal content analisys).
meningkatkan peran badan usaha asuransi dalam
berkontribusi bagi pembangunan perekonomian Langkah-langkah yang ditempuh dalam
bangsa Indonesia. Dengan demikian hasil dari pendekatan normatif analitis substansi hukum
penelitian ini akan mengarah kepada peningkatan (approach of legal content analisys) sebagai berikut:
pemberdayaan masyarakat. a. Mengidentifikasi dan menginventarisasi
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti ketentuan-ketentuan hukum normatif yang
mencoba memberikan batasan bahasan sehingga berupa bahan hukum primer dan bahan hukum
tidak terlampau luas dalam kesamaan pandangan sekunder berdasarkan perumusan masalah.
dalam melakukan penelitian. Pembatasan tersebut b. Menganalisis bahan hukum primer dan bahan
dengan memberikan judul “Perlindungan Asuransi hukum sekunder yang telah ada, yang disesuaikan
Terhadap Kapal Pompong Sebagai Alat Pengangkutan dengan perumusan masalah.
Niaga di Kota Tanjungpinang.” c. Hasil analisis diuraikan secara lengkap, rinci, jelas
dan sistematis sebagai jawaban dari rumusan
masaah dalam penelitian ini.

http://www.tribunnews.com/nasional/2016/08/21/detik-
 2. Data dan Sumber Data
detik-kapal-tenggelam-di-tanjung-pinang-yang-tewaskan-10-
penumpangnya, diakses pada tanggal 24 September 2017 pukul
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11:20 WIB. data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer

40 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer Keberadaan hukum asuransi di Indonesia berakar
bersumber dari ketentuan peraturan perundang- dari Kodifikasi Hukum Perdata (Code Civil) dan
undangan yaitu: Hukum Dagang (Code de Commerce) pada permulaan
abad kesembilanbelas semasa pemerintahan kaisar
a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
Napoleon di Perancis. Pada waktu itu, Hukum Dagang
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang
Belanda hanya memuat pasal-pasal mengenai
Perasuransian;
asuransi laut sampai diundangkannya rancangan
c. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wet Boek van
Pelayaran; Koophandel) tahun 1838 yang memuat peraturan-
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 peraturan mengenai asuransi kebakaran, asuransi
Tentang Angkutan di Perairan. hasil bumi dan asuransi jiwa. Sistem inilah yang juga
Sumber hukum selanjutnya adalah Sumber dianut untuk Hindia Belanda dahulu yang sampai
Hukum Sekunder yang bersumber pada literatur- sekarang masih berlaku di Indonesia.
literatur hukum di bidang asuransi dan pengangkutan. Istilah asuransi dan pertanggungan digunakan
Selain data sekunder yang telah tersebut di atas, dalam dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang
penelitian ini akan dilakukan wawancaraterhadap Usaha Perasuransian. Setelah undang-undang ini
pemilik pompong, Pihak Perusahaan Asuransi, Pihak dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dengan Undang-
Perbankan. Wawancara dilakukan sebagai bahan Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perausransian,
pendukung dan untuk mevalidasi data yang telah isitilah pertanggungan sudah tidak digunakan lagi,
diperoleh peneliti. hanya memakai istilah asuransi saja.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang juga
3. Analisis Data menggunakan istilah asuransi dan pertanggungan.
Secara umum, metode analisis yang digunakan Asuransi atau Pertanggungandalam Pasal 246 KUHD
dalam penelitian ini adalah metode content analitis, adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
yaitu dengan cara menganalisis data sekunder penanggung mengikatkan diri kepada seorang
yang telah dikumpulkan, selanjutnya dari hasil tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
yang ditemukan melalui data sekunder kemudian memberikan penggantian kepadanya karena suatu
dikomparisikan dengan hasil wawancara dari kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
pemilik pompong, Pihak Perusahaan Asuransi, Pihak diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
Perbankan. Hasil analisa data sekunder dengan suatu peristiwa yang tak tertentu.
wawancara dianalisis secara kualitatif. Pengertian Asuransi atau Pertanggungan
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
Tentang Usaha Perasuransian,adalah perjanjian
E. Kerangka Teori antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak
Keberadaan asuransi di Indonesia telah ada sejak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
masa penjajahan Belanda. Asuransi yang hadir pada dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
masa bangsa Indonesia masih bernama Nederlands penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
Indie tersebut, dalam rangka untuk menjamin usaha kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan. diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
Karena Nederlands Indie adalah daerah jajahan, maka

Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia,
Intermasa, Jakarta, hlm. 15-17.
sistem hukum yang berlaku di pemerintah kerajaan 
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2000, Kitab Undang-
Belanda dengan asas konkordansi berlaku juga di Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan, Pradnya
negara jajahannya. Paramita, Jakarta, hlm. 74.

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 41


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung Berdasarkan pengertian asuransi di atas, unsur-
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, unsur suatu kegiatan perasuransian, terdiri dari:
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
a. Adanya pihak-pihak, yaitu perusahaan asuransi
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
dan pemegang polis;
yang dipertanggungkan.
b. Adanya perjanjian;
Setelah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
c. Adanya risiko atau peristiwa yang tidak pasti
Tentang Usaha Perasuransiandicabut dan dinyatakan
(Evenemen);
tidak berlaku, pengertian asuransi yang diatur dalam
d. Hak dan kewajiban pihak-pihak.
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
Tentang Perasuransian,langsung menyatakan bahwa Pihak-pihak dalam kegiatan usaha perasuransian
asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu merupakan subyek hukum pendukung hak dan
perusahaan asuransi dan pemegang polis, tidak lagi kewajiban, yaitu perusahaan asuransi selaku
dikatakan antara pihak penanggung dan tertanggung. pihak Penanggung dan Pemegang Polis selaku
pihak Tertanggung. Penanggung dalam kegiatan
Ditentukan dalam pasal tersebut bahwa polis
perasuransian harus berstatus sebagai perusahaan
merupakan dasar bagi penerimaan premi oleh
badan hukum. Tertanggung dapat berstatus
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
perseorangan, persekutuan atau badan hukum.
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung
Penanggung adalah pihak yang bertanggung
atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,
jawab atas segala risiko kerugian atau kehilangan
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
keuntungan yang dimungkinkan terjadi. Karena
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
Penanggung bersedia menerima risiko kerugian, maka
mungkin diderita tertanggung atau pemegang
Tertanggung mempunyai kewajiban membayar premi
polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak
kepada Penanggung.
pasti; atau
Hubungan yang terjadi antara Penanggung dan
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada
Tertanggung tersebut didasarkan pada perjanjian
meninggalnya tertanggung atau pembayaran
yang tertuang dalam polis standar. Polis asuransi
yang didasarkan pada hidupnya tertanggung
merupakan dasar atau bukti bagi para pihak bahwa
dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
telah terjadi perjanjian atau kesepakatan antara
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan
Penanggung dan Tertanggung.
dana.
Asuransi di Indonesia merupakan salah satu ben-
H.M.N Purwosutjipto menjelaskan bahwa
tuk lembaga keuangan bukan bank (Nonbank Fiancial
asuransi merupakan perjanjian timbal balik antara
Institution). Disebut sebagai lembaga keuangan bukan
penutup (pengambil) asuransi dengan penanggung,
bank, karena asuransi melakukan kegiatan usaha di
dimana penutup asuransi mengikatkan diri untuk
bidang jasa keuangan yang menghimpun dana dari
membayar sejumlah premi, sedangkan penanggung
masyarakat dengan cara mengeluarkan surat berharga
mengikatkan diri untuk membayar uang yang
dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
jumlahnya telah ditetapkan pada saat ditutupnya
masyarakat dalam bentuk investasi.
pertanggungan kepada penikmat dan didasarkan atas
hidup dan matinya seseorang yang ditunjuk. Setiap kegiatan di bidang jasa keuangan pada
dasarnya didasarkan pada adanya risiko atau
H.M.N Purwosutjipto, 2003, Pengertian Pokok Hukum

peristiwa yang mungkin terjadi pada harta benda
Dagang Indonesia Jilid 6, Djambatan, Jakarta. Hlm 10. Dikutip
dari Rr. Dijan Widijowati, 2012, Hukum Dagang, Penerbit Andi,
milik seseorang. Risiko itu dapat berupa bahaya yang
Yogyakarta, hlm. 194. mengancam benda atau objek asuransi, bahaya yang

42 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

berasal dari faktor ekonomi, alam, atau manusia, risiko kewajiban. Teori Pengalihan Risiko dalam asuransi
dapat bersifat pribadi, kekayaan, atau tanggung jawab, (risk transfer theorie) yang menyatakan bahwa,
dan risiko tersebut memiliki peluang menimbulkan tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya
kerugian. terhadap harta kekayaan miliknya atau terhadap
jiwanya. Untuk mengurangi atau menghilangkan
Selain itu,risiko yang dapat diasuransikan, harus
beban risiko tersebut, pihak tertanggung berupaya
memenuhi kiteria sebagai berikut:
mencari jalan dari pihak lain yang bersedia mengambil
a. Dapat dinilai dengan uang; alih beban risiko ancaman bahaya dengan membayar
b. Harus risiko murni, artinya hanya berpeluang sejumlah premi. Dalam dunia bisnis perasuransian,
menimbulkan kerugian; yang bersedia menerima pengalihan risiko tersebut
c. Kerugian timbul akibat bahaya/peristiwa tidak adalah Penanggung yang berstatus perusahaan
pasti; asuransi.
d. Tertanggung harus memiliki insurable interest; Perkembangan bisnis asuransi begitu sangat
e. Tidak dilarang undang-undang dan bertentangan berkembang karena mekanisme pengalihan risiko
dengan ketertiban umum dan kesusilaan. yang begitu menarik minat masyarakat. Pengalihan
risiko tersebut dilakukan dengan sebuah perjanjian
Selain risiko asuransi, yang dapat kepentingan
yang dibuat oleh pihak yang ingin melindungi
yang diasuransikan juga adalah evenemen. Evenemen
kepentingannya dengan pihak yang mau menanggung
adalah peristiwa yang menurut pengalman manusia
pengalihan risiko itu, disebut dengan antara
normal tidak dapat dipastikan terjadi, atau walaupun
penanggung dan tertanggung (Perusahaan Asuransi
sudah pasti terjadi, saat terjadinya itu tidak dapat
dan Pemegang Polis).
ditentukan dan jugatidak diharapkan akan terjadi, jika
terjadi juga mengakibatkan kerugian. Konsekwensi dari pengalihan risiko tersebut,
maka berlaku teori tujuan asuransi yang kedua, yaitu
Peristiwa yang dapat digolongkan dalam
pembayaran ganti kerugian. Dalam hal tidak terjadi
pengertian evenemen, memiliki ciri-ciri sebagai
peristiwa yang menimbulkan kerugian (evenemen),
berikut:
maka tidak ada masalah terhadap risiko yang
a. Peristiwa yang terjadi itu menimbulkan kerugian; ditanggung oleh penanggung. Dalam praktiknya tidak
b. Terjadinya itu tidak diketahui, tidak dapat senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh-
dipredikdi lebih dahulu sungguh terjadi. Ini merupakan kesempatan baik
c. Berasal dari faktor ekonomi, alam, dan manusia; bagi penanggung mengumpulkan premi yang dibayar
oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri
d. Kerugian terhadap diri, kekayaan dan tanggung
kepadanya. Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh
jawab seseorang.
terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko
Untuk mengatasi risiko kehilangan, kerusakan, berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung
kerugian terhadap harta benda tersebut, maka teori yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian
tujuan yang berlaku dalam kegiatan perasuransian seimbang dengan jumlah asuransinya.
adalah teori pengalihan risiko. Dengan berlakunya Perjanjian Asuransi merupakan salah satu jenis
teori pengalihan risiko, masing-masing pihak, yakni perjanjian khusus yang diatur dalam Kitab Undang-
penanggung dan tertanggung memiliki hak dan Undang Hukum Dagang (KUHD). Sebagai perjanjian,

Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia 
Djoko Imbawani Atmadjaya, 2012, Hukum Dagang Indonesia:
Cetakan Kelima, Citra Aditya Bakti, hlm. 118-119. Sejarah, Pengertian, dan Prinsip-prinsip Hukum Dagang, Setara

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2000, Kitab Undang- Press Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang, Malang,
Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan, Pradnya Hlm. 313.
Paramita, Jakarta, hlm. 75.  Ibid, hlm. 12-14.

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 43


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

maka ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku umum.12
juga bagi perjanjian asuransi.10
Kepentingan dalam asuransi juga merupakan
Ketentuan KUHPdt, mengatur syarat-syarat salah satu prinsip yang harus diterapkan dalam
sah suatu perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 pembayaran ganti kerugian. Sebagaimana diatur
KUHPdt. Menurut ketentuan pasal tersebut, ada dalam Pasal 250 KUHD, bahwa apabila seseorang telah
empat syarat sah suatu perjanjian, yaitu kesepakatan mengadakan perjanjian pertanggungan, dan pada
para pihak, kewenangan berbuat, objek tertentu, saat itu ia tidak mempunyai kepentingan terhadap
dan kausa yang halal, yaitu kesepakatan para pihak. benda yang dipertanggungkan, maka penanggung
Sedangkan ketentuan Pasal 251 KUHD mengatur tidak wajib mengganti kerugian.13 Ketentuan Pasal
tentang kewajiban pemberitahuan dari tertanggung 250 KUHD ini lebih dikenal dengan prinsip subrogasi
kepada penanggung kondisi benda yang menjadi yang diterapkan untuk kepentingan penanggung.
objek asuransi.11
Syarat perjanjian asuransi selanjutnya adalah
Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung kewenangan berbuat pada perjanjian asuransi, ada
meliputi kesepakatan mengenai benda yang menjadi yang bersifat subjektif dan objektif. Kewenangan
objek asuransi, pengalihan risiko dan pembayaran subjektif, kedua pihak telah dewasa, berakal sehat,
premi, evenemen dan ganti kerugian, syarat-syarat tidak berada di bawah pengampuan. Kewenangan
khusus asuransi, dan pembuatan perjanjian asuransi objektif, tertanggung mempunyai hubungan yang sah
yang disebut polis. Kewenangan berbuat, tertanggung dengan objek asuransi.14
dan penanggung wenang melakukan perbuatan
Perjanjian asuransi harus dalam bentuk tertulis.
hukum yang diakui oleh undang-undang.
Dalam praktik bisnis, perjanjian asuransi telah dibuat
Terjadinya perjanjian asuransi didasarkan pada dalam bentuk baku (standard contract), yakni dalam
kesepakatan. Kesepakatan dapat didasarkan pada bentuk akta yang disebut Polis. Polis adalah surat yang
teori tawar-menawar dan teori penerimaan. Teori dikeluarkan oleh Penanggung sebagai bukti bahwa
tawar-menawar menyatakan, perjanjian asuransi seseorang/suatu perusahaan/suatu badan hukum
terjadi dan mengikat kedua pihak apabila penawaran telah menutup pertanggungan dengan perusahaan
dari pihak yang satu dihadapkan dengan penerimaan asuransi (pertangungan).15
dari pihak yang lain. Sedangkan pada teori penerimaan
Hal ini berarti Polis merupakan alat bukti tertulis
(ontvangst theorie), perjanjian asuransi mengikat
bahwa perjanjian asuransi telah terjadi. Pembuktian
tertanggung dan penanggung dibuktikan dengan
dan syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus
perbuatan nyata atau dokumen perbuatan hukum.
asuransi yang menurut undang-undang, diancam
Perjanjian asuransi harus mencantumkan benda batal jika tidak dimuat dalam polis, harus dibuktikan
yang menjadi objek kepentingan yang dimungkinkan secara tertulis.16
memiliki risiko dapat merugikan tertanggung. Objek 12
Abdulkadir Muhammad, 2011. Op. Cit, hlm.49-52.
tertentu dalam perjanjian asuransi dapat berupa 13
Baca Marnia Rani, 2015, Pengantar Hukum Bisnis, Umrah
harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada Press, Tanjungpinang, hlm. 74-75, sebagaimana yang dikutip
dari R. Soebekti dan R. Tjitrosudibio, 2000, Kitab Undang-
harta kekayaan, dapat pula berupa jiwa atau raga Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan, Pradnya
manusia. Yang dicantumkan dalam perjanjian. Kausa Paramita, Jakarta, hlm. 74.
14
Ibid, hlm. 50-51.
yang halal adalah isi perjanjian tidak bertentangan 15
C.S.T Kansil dan Christine S.T. Kansil, 2013, Pokok-pokok
10
Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Cetakan Kelima, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 49. Jakarta, Hlm. 182.
11
R. Soebekti dan R. Tjitrosudibio. 2000. Kitab Undang- 16
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2000, Kitab Undang-Undang
Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan. Pradnya Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan Pasal 255, 258
Paramita. Jakarta. Ayat (1) dan (2), Pradnya Paramita, Jakarta, hlm. 75.
44 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019
Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

Setiap perjanjian, khususnya dalam hal ini adalah Setiap kapal yang dioperasikan dalam kegiatan
perjanjian asuransi, harus dilaksanakan dengan itikad pelayaran harus memenuhi persyaratan keselamatan
baik (the utmost good faith). Penanggung hanya kapal yang disebut Kelaiklautan kapal. Kelaiklautan
dapat memperkirakan risiko dan menetapkan jumlah Kapal menurut ketentuan Pasal 1 Angka 33 Undang-
premi, bilamana kepadanya diberitahukan secara jujur Undang nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
semua fakta mengenai yang akan dipertanggungkan. adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan
Salah dalam memberikan keterangan, apalagi dengan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan
sengaja memberikan keterangan yang salah atau dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,
menyembunyikan fakta, merupakan alasan kuat bagi kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang,
penanggung membebaskan diri dari memberikan status hukum kapal, manajemen keselamatan dan
pembayaran ganti rugi.17 pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen
Teori yang kedua yang digunakan untuk mengkaji keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori Berdasarkan jenis-jenis angkutan niaga laut di atas,
tentang pengangkutan laut yang diatur dalam Undang- pompong dalam penelitian ini dapat dikategorikan
Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. sebagai jenis kapal Angkutan Pelayaran Rakyat,
Jenis-jenis pengangkutan niaga yang digunakan dalam karena memenuhi Persyaratan teknis berukuran
pelayaran perdagangan melalui laut menurut Pasal 7 sampai dengan GT 500 (lima ratus Gross Tonnage)
undang-undang ini meliputi, angkutan laut dalam dan digerakkan oleh tenaga angin sebagai penggerak
negeri, angkutan laut luar negeri, angkutan laut utama dan motor sebagai tenaga penggerak bantu.19
khusus, dan angkutan laut pelayaran-rakyat.
Tanggung jawab angkutan sangat luas. Setiap
Angkutan yang terkait dengan penelitian ini pelaku bisnis perkapalan wajib mengasuransikan
adalah jenis Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat diatur tanggung jawabnya untuk menjamin terjadinya
dalam Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor kerugian akibat risiko yang terjadi di laut. Tanggung
17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Angkutan Laut jawab tersebut termasuk terhadap kerugian hilang
Pelayaran-Rakyat adalah usaha rakyatyang bersifat atau rusaknya kapal peralatan kapal itu sendiri.
tradisional dan mempunyai karakteristiktersendiri Asuransi terhadap kapal pada bisnis asuransi di sebut
untuk melaksanakan angkutan di perairandengan Asuransi Hull and Machinery.20
menggunakan kapal layar, kapal layar bermotor,dan/
Asuransi menjadi penting bagi pemilik kapal
atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia
khususnya bagi pompong, karena setiap orang
dengan ukuran tertentu.
tidak dapat menduga peristiwa apa yang dapat
Kegiatan angkutan laut pelayaran-rakyat sebagai
terjadi di laut. Jika peristiwa itu membahayakan
usaha masyarakat yang bersifat tradisional dan
kapal, penumpang, muatan barang, dan anak buah
merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan
kapal ataupun nakhoda, dapat berakibat kerugian,
mempunyai peranan yang penting dan karakteristik
kerusakan ataupun kehilangan bagi pihak-pihak
tersendiri. Kegiatan angkutan laut pelayaran-rakyat
terkait. Atas dasar hal tersebut asuransi diperlukan
dilakukan oleh orang perseorangan warga negara
guna mengatasi bahaya risiko yang terjadi di laut.
Indonesia atau badan usaha dengan menggunakan
kapal berbendera Indonesia yang memenuhi Bahaya yang terjadi di laut disebut maritime perils
persyaratan kelaiklautan kapal serta diawaki oleh yang terdiri dari perils of the sea dan perils on the sea.
Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia.18 Bahaya laut yang berupa perils of the sea berhubungan
17
Amir, M.S, 2000, Seluk-Beluk dan Teknik Perdagangan Luar
19
Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010
Negeri, PPM, Jakarta, hlm. 77. Tentang Angkutan di Perairan.
18
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
20
F.X. Sugiyanto, 2009, Hukum Asuransi Maritim: Protection &
Pelayaran. Indemnity (P & I) Insurance, Salemba Humanika, Jakarta, hlm.7.

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 45


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

dengan peristiwa yang kebetulan terjadi (incidental tenda penutup dan yang lainnya.24
cause) atau peristiwa yang tiak tertentu di laut yang
Kapal pompong juga merupakan harta kekayaan
bukan merupakan kejadian biasa (normal). Perils of
yang dijadikan alat untuk menyelenggarakan kegiatan
the sea contohnya adalah kapal terdampar, terkandas,
pengangkutan oleh pemiliknya. Kapal pompong
tenggelam, dan lain-lain bencana yang mungkin terjadi
sebagai alat pengangkutan memiliki risiko bahaya yang
(which may happes).Perils on the sea merupakan
dapat menimpanya ketika sedang menyelenggarakan
bahaya laut yang bukan diakibatkan langsung oleh
kegiatan pengangkutan dari Dermaga Penyengat
kejadian yang terjadi di laut, yang meliputi kebakaran
ke Pulau Penyengat. Bahaya yang dapat menimpa
kapal, bahaya peperangan, pembajakan kapal,
kapal Pompong adalah tubrukan kapal, bencana
perampokan pencurian dan sebagainya.21
alam seperti angin puting beliung, yang peristiwa
tersebut dapat mengakibatkan kapal tenggelam dan
berdampak pada hilangnya sumber penghasilan bagi
F. Pembahasan
pemilik kapal pompong.
1. Kapal Pompong sebagai Objek Asuransi
Peristiwa kapal pompong tenggelam akibat angin
Asuransi merupakan perjanjian. Sebagai kencang dan gelombang besar ini pernah terjadi pada
perjanjian, asuransi harus memenuhi unsur-unsur tanggal 21 Agustus 2016. Sebuah kapal pompong yang
sahnya suatu perjanjian. Salah satu sahnya perjanjian merupakan angkutan pelayaran-rakyat tradisional
adalah adanya objek tertentu. Objek tertentu dalam masyarakat Kepulauan Riau tenggelam di perairan
suatu perjanjian adalah benda. Benda sebagai objek laut yang berangkat dari Tanjungpinang menuju
dalam perjanjian asuransi dapat berupa harta kekayaan Pulau Penyengat. Lima belas penumpang meninggal
dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan, dunia dan dua orang menderita luka-luka.25 Selain itu
dapat pula berupa jiwa dan raga manusia.22 juga pemilik pompong mengalami kerugian materiil
Benda yang dijadikan sebagai objek asuransi berupa tenggelamnya kapal pompong sebagai sumber
adalah harta kekayaan yang mempunyai nilai penghasilan keluarga.
ekonomi, yang dapat dihargai dengan sejumlah uang. Peristiwa tenggelamnya kapal pompong ini harus
Benda asuransi selalu berwujud, misalnya gedung dapat dijadikan pelajaran bagi para pihak untuk
pertokoan, rumah, kapal. Benda asuransi selalu dapat mengasuransikan Kapal Pompong, agar risiko
diancam oleh bahaya atau peristiwa yang terjadinya kerugian kehilangan harta kekayaan sebagai sumber
itu tidak pasti. Ancaman bahaya itu mungkin terjadi penghasilan dapat dialihkan pada perusahaan
yang mengakibatkan benda asuransi dapat rusak, asuransi, dengan begitu kepal pompong yang telah
hilang, musnah, atau berkurang nilainya.23 hancur dapat mendapatkan ganti kerugian guna
Kapal pompong dalam penelitian ini dapat membeli kapal pompong baru.
dijadikan objek asuransi dengan melihat nilai/harga Dengan demikian, syarat harta kekayaan dapat
beli dari Kapal Pompong. Hasil wawancara peneliti dijadikan objek asuransi mempunyai nilai ekonomi,
pada sepuluh pemilik pompong, harga Kapal pompong terpenuhi pada Kapal Pompong, mengingat kapal
yang dibeli berada diharga dua puluh juta untuk kapal Pompong merupakan sumber penghasilan bagi bagi
kayu tanpa mesin, mencapai enam puluh jutaan bila pemilik pompong. Sedangkan syarat adanya peristiwa
telah dilengkapi mesin dan perlengkapan lain seperti yang mungkin dapat mengakibatkan kerugian serta

Radiks Purba, 1998, Asuransi Angkutan Laut, Rineka Cipta,


21 24
Hasil wawancara dengan pemilik kapal pompong Bapak
Jakarta, hlm. 75-76. Zaidan pada tanggal 9 Desember 2018.
22
Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, 25
https://nasional.tempo.co/read/797931/17-korban-kapal-
Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 51. tenggelam-di-tanjung-pinang-ditemukan/full&view=ok, diakses
23
Ibid, hlm. 87. pada tanggal 7 desember 2018 pukul 14.:51.

46 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

hilangnya sumber penghasilan bagi pemilik pompong dengan ukuran tertentu mempunyai syarat
juga terpenuhi, karena ancaman bahaya yang bisa ukuran paling kecil GT 7 (tujuh gross tonnage)
kapanpun terjadi pada kapal pompong. dan paling besar GT 35 (tiga puluh lima gross
tonnage) sebagaimana yang diatur dalam Pasal 54
Sebagai alat pengangkutan, kapal pompong harus
ayat (4) juncto ayat (2) huruf c Peraturan Menteri
memenuhi persyaratan untuk dapat menyeleng-
Perhubungan Nomor 93 Tahun 2013 Tentang
garakan kegiatan pengangkutan. Menurut penulis,
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan
kapal pompong dapat dikategorikan sebgai apal
Laut.
angkutan pelayaran-rakyat. Angkutan pelayaran-
rakyat. Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat adalah usaha Berdasarkan ketiga persyaratan untuk angkutan
rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai pelayaran-rakyat di atas, syarat ukuran kapal yang
karakteristik tersendiri untuk melaksanakan angkutan tidak memenuhi Peraturan Menteri Perhubungan
di perairan dengan menggunakan kapal layar, kapal Nomor 93 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
layar bermotor, dan/atau kapal motor sederhana dan Pengusahaan Angkutan Laut, yaitu ukuran kapal,
berbendera Indonesia dengan ukuran tertentu.26 yang mana kapal pompong bukanlah jenis kapal layar
tradisional dengan tenaga angin, bukan pula masuk
Kapal pompong sebagai alat pengangkutan harus
dalam kategori jenis kapal layar motor berukuran
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
GT500 maupun jenis kapal motor berukuran paling
a. Penyelenggaraannya dilakukan oleh orang besar GT 35 dan paling kecil GT7, karena kapal
perseorangan warga negara Indonesia atau pompong adalah kapal motor berukuran GT 5.
perusahaan sebagaimana diatur dalam Pasal 15
Selain harus memenuhi syarat sebagai kapal
ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008
angkutan pelayaran-rakyat, sebagai objek perjanjian
Tentang Pelayaran;
asuransi, kapal pompong juga harus memenuhi syarat
b. Sertifikat Keselamatan/Kelaiklautan (certificate
sebagai objek asuransi. Suatu benda dapat dijadikan
of seaworthiness). Berdasarkan hasil wawancara
objek asuransi apabila terdapat kepentingan dari
dengan pemilik pompong dari Penyengat, kapal
orang yang mengasuransikan (baca : tertanggung),
pompong, kapal pompong memiliki Sertifikat
terhadap benda yang akan diasuransikan.
Keselamatan untuk berlayar menyelenggarakan
kegiatan pengangkutan;27 Menurut teori kepentingan. Pada benda asuransi
melekat hak subjektif yang tidak berwujud. Karena
c. Syarat ukuran kapal, yakni kapal pompong
benda asuransi dapat rusak, hilang, musnah, atau
merupakan kapal motor berukuran GT 5
berkurang nilainya, maka hak subjektif juga dapat
(lima gross tonnage). Untuk syarat kapal layar
rusak, hilang, musnah, atau berkurang nilainya.
tradisional hanya digerakkan sepenuhnya dengan
Dalam literatur hukum asuransi, hak subjektif ini
tenaga angin. Sedangkan syarat ukuran kapal
disebut kepentingan (interest). Kepentingan itu
angkutan pelayaran rakyat sebagaimana diatur
sifatnya absolut, artinya harus ada pada setiap objek
dalam Pasal 54 ayat (3) juncto ayat (2) huruf b
asuransi dan mengikuti ke mana saja benda asuransi
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93 Tahun
itu berada. Kepentingan itu harus sudah ada pada
2013 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
benda asuransi pada saat asuransi diadakan atau
Angkutan Laut, untuk jenis kapal layar motor
setidak-tidaknya pada saat terjadi peristiwa yang
berukuran tertentu mempunyai syarat ukuran
menimbulkan kerugian (evenemen).28
GT500 (limaratus gross tonnage). Kapal motor
Kepentingan dimaksud menurut ketentuan Pasal
26
Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008
Tentang Pelayaran. 268 KUHD harus memenuhi kriteria sebagai berikut:29
27
Salinan sertifikat keselamatan/ certificate oc seaworthiness 28
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, 2011, hlm. 87.
terlampir. 29
Ibid, hlm. 88.

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 47


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

a. Harus ada pada setiap asuransi (Pasal 250 perlindungan asuransi bagi kapal pompong sebagai
KUHD); alat pengangkutan bagi masyarakat Tanjungpinang
b. Harus dapat dinilai dengan uang; merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan.
Namun permasalahannya adalah apakah perusahaan
c. Harus diancam oleh bahaya;
asuransi yang ada di Kota Tanjungpinang memiliki
d. harus tidak dikecualikan oleh undang-undang.
skema penawaran asuransi bagi Kapal Pompong yang
Kepentingan pemilik kapal pompong pada berbahan dasar kayu, sementara bahaya pelayaran di
kapal pompong, sehingga kapal pompomg dapat laut tidak hanya dapat menimpa kapal-kapal besar,
dijadikan objek asuransi adalah pada bahaya yang tetapi juga kapal-kapal tradisional yang berbentuk
mungkin terjadi pada kapal pompong, misal kapal seperti kapal pompong.
tenggelam karena tubrukan kapal atau bencana
Asuransi bagi kapal pompong yang merupakan
angin puting beliung. Jika kapal tenggelam, maka
jenis angkutan pelayaran-rakyat yang bersifat
akan mengakibatkan kehilangan sumber penghasilan,
tradisional, sudah suatu keniscayaan mengingat kapal
karena kapal pompong dijadikan sebagai alat untuk
pompong selain bernilai ekonomi karena harga beli
mencari nafkah bagi pemiliknya.
yang relatif mahal juga digunakan sebagai alat untuk
Berdasarkan unsur-unsur yang pada Pasal 250 mencari penghasilan oleh pemiliknya, serta rentan
KUHD di atas, dapat disimpulkan pada dasarnya apabila dapat terkena bahaya akibat dari tubrukan kapal di
mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan laut maupun cuaca buruk yang dapat mengakibatkan
Nomor 93 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan kapal tenggelam, sehingga berdampak pada hilangnya
dan Pengusahaan Angkutan Laut, Kapal Pompong sumber penghasilan dari pemilik pompong.
tidak dapat dijadikan sebagai objek asuransi, karena
Asuransi kapal dalam bisnis perasuransian pada
walapun bernilai secara ekonomi (dapat dinilai dengan
dasarnya termasuk dalam lingkup jenis asuransi
uang), meng2ingat harga beli yang cukup tinggi dan
laut (marine insurance). Marine Insurance yang
dijadikan sumber penghasilan bagi pemilik pompong,
berkembang saat ini ada beragam jenisnya, seperti
mempunyai sertifikat keselamatan/ certificate
asuransi kargo, asuransi penumpang, asuransi
of seaworthiness, namun tidak memenuhi unsur
pencemaran kapal laut, asuransi kerangka kapal, dan
persyaratan ukuran kapal.
yang lainnya.
Risiko bahaya (evenemen) yang dapat mengancam
Hasil wawancara peneliti pada perusahaan
kapal pompong yang dapat berakibat kerugian berupa
asuransi PT Jasindo (Persero), untuk skema asuransi
kehilangan sumber penghasilan sama besarnya
laut, kepala cabang Badan Usaha Milik Negara
dengan risiko yang dihadapi jenis kapal besar lainnya.
(BUMN) yang bergerak dalam usaha perasuransian ini
Namun karena kondisi kapal yang tidak sesuai
menyatakan bahwa, skema asuransi yang ditawarkan
dengan peraturan perundang-undangan, membuat
di bisnis asuransi laut yang berkembang saat ini, pada
kapal pompong menjadi sulit untuk dijadikan objek
umumnya lebih mengutamakan asuransi kargo dan
perlindungan asuransi oleh perusahaan asuransi.
kerangka laut.
Jasindo menyediakan dua jenis produk asuransi
2. Model Skema Pembiayaan Asuransi Bagi Kapal
yang bertujuan untuk memberikan jaminan
Pompong
perlindungan kerugian atas kecelakaan maupun
Kecelakaan kapal di laut bisa terjadi pada konsekuensi yang timbul dari aktivitas pelayaran dan
siapapun, yang dapat mengakibatkan kerugian finansial kegiatan-kegiatan pendukungnya. Dengan jaminan
berupa kehilangan sumber penghasilan.30 Untuk itu yang mencakup kerugian karena kerusakan fisik
30
Johnson, T. L. (1996). Fishing Vessel Insurance--how Much is
maupun tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.
Enough?. Fairbanks: Alaska Sea Grant College Program.

48 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

Adapun detail penawaran asuransi yang ditawarkan Mengingat risiko bahaya yang dihadapi kapal
pada Jasindo meliputi Hull and Machinery Insurance pompong selama melakukan kegiatan pengangkutan
(Asuransi Rangka Kapal), Builders Risks Insurance, di laut, terlebih lagi telah pernah ada peristiwa
Terminal Operator Liability, Ship Repairer Liability, tenggelamnya kapal pompong, sudah semestinya
Container Insurance, Protection and Indemnity (P&I) perusahaan asuransi memiliki skema perlindungan
dan Wreck and Removal Insurance.31 Berdasarkan asuransi bagi jenis kapal tradisional seperti ini.
jenis-jenis penawaran asuransi di bidang kelautan
yang ada pada Jasindo tersebut, untuk asuransi kapal
tidak termasuk dalam lingkup perlindungan asuransi. G. Kesimpulan dan Saran

Penelitian juga dilakukan pada PT Asuransi Sinar 1. Kesimpulan


Mas Tanjungpinang. Perusahaan asuransi ini memiliki Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
skema marine insurance yang meliputi Marine hal-hal sebagai berikut:
Hull,Marine Cargo, dan Simas Kapal.32 Dari ketiga jenis
a. Secara nilai ekonomi, kapal pompong dapat
asuransi tersebut, yang paling memungkinkan bagi
dijadikan objek asuransi dengan melihat nilai/
kapal pompong adalah Simas Kapal, jenis asuransi yang
harga beli dari Kapal Pompong yang mencapai
memberikan jaminan terhadap kapal dari kerusakan
enam puluh jutaan bila telah dilengkapi mesin
yang disebabkan oleh bahaya laut, termasuk tabrakan
dan perlengkapan lain seperti tenda penutup
serta polusi yang diakibatkan tumpahnya bahan bakar
dan yang lainnya. Selain itu, kapal pompong juga
kapal ke laut.
merupakan harta kekayaan yang dijadikan alat
Namun asuransi Simas Kapal ini hanya diper- untuk menyelenggarakan kegiatan pengangkutan
untukkan bagi kapal tunda dan tugboat serta kapal oleh pemiliknya. Kapal pompong sebagai alat
besi sejenis dibawah GT 3.500. Sedangkan kapal pengangkutan memiliki risiko bahaya yang dapat
pompong berukuran GT 5 (lima gross tonnage) menimpanya ketika sedang menyelenggarakan
dan hal ini membuat perusahaan asuransi seperti kegiatan pengangkutan dari Dermaga Penyengat
Jasindo dan Sinar Mas menolak untuk memberikan ke Pulau Penyengat. Dengan demikian, syarat
penawaran asuransi terhadap kapal pompong karena harta kekayaan dapat dijadikan objek asuransi
kapal pompong terbuat dari kayu yang mudah rusak, mempunyai nilai ekonomi, terpenuhi pada Kapal
seandainya jenis kapal tradisional ini menjadi kapal Pompong, mengingat kapal Pompong merupakan
besi, pihak Jasindo akan mempertimbangkan untuk sumber penghasilan bagi bagi pemilik pompong.
memberikan perlindungan asuransi terhadap kapal Sedangkan syarat adanya peristiwa yang mungkin
pompong.33 dapat mengakibatkan kerugian serta hilangnya
Selain itu, Jasindo menyatakan bahwa kemung- sumber penghasilan bagi pemilik pompong
kinan pemberian penawaran perlindungan asuransi juga terpenuhi, karena ancaman bahaya yang
dapat dilakukan kepada Kapal Pompong melalui bisa kapanpun terjadi pada kapal pompong.
skema asuransi nelayan yang preminya tidak terlalu Kapal pompong sebagai alat pengangkutan
mahal yakni Rp 175.000,00 yang preminya seratus juga memenuhi syarat sebagai penyelenggara
persen dibayar pemerintah. pengangkutan niaga dilakukan oleh orang
perseorangan warga negara Indonesia, dan
31
http://www.jasindo.co.id/product/korporasi/bidang-
memilikiSertifikat Keselamatan/Kelaiklautan
kelautan-marine-insurance, diakses pada tanggal 6 Desember (certificate of seaworthiness). Namun kapal
2018 pukul 13.57. pompon tidak memenuhi syarat ukuran kapal
32
https://www.sinarmas.co.id/produk/pengangkutan/simas-
kapal, diakses pada tanggal 6 Desember 2018 pukul 14.27. untuk jenis kapal layar motor berukuran tertentu
33
Hasil wawancara dengan PT Jasindo Cabang Tanjungpinang. mempunyai syarat ukuran GT500 (limaratus gross

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 49


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

tonnage). Kapal motor dengan ukuran tertentu untuk memberikan penawaran asuransi terhadap
mempunyai syarat ukuran paling kecil GT 7 (tujuh kapal pompong karena kapal pompong terbuat
gross tonnage) dan paling besar GT 35 (tiga puluh dari kayu yang mudah rusak, seandainya jenis
lima gross tonnage), sedangkan kapal pompong kapal tradisional ini menjadi kapal besi.
berukuran GT 5 (lima gross tonnage).
b. Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada
2. Saran
perusahaan asuransi PT Jasindo (Persero)kepala
cabang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
model skema pembiayaan asuransi Bagi penelitian, penelitia memberi saran sebagai berikut :
Kapal Pompong, yang bergerak dalam usaha a. Perlu ada peran pemerintah dalam mendorong
perasuransian ini menyatakan bahwa, skema dan memberikan insentif kepada pemilik kapal
asuransi yang ditawarkan di bisnis asuransi laut pompon melalui sebuah aturan, agar kapal
yang berkembang saat ini, pada umumnya lebih pompon dapat memenuhi syarat sebagai objek
mengutamakan asuransi kargo dan kerangka perlindungan asuransi, terutama dari segi ukuran
laut. Jasindo menyediakan dua jenis produk kapal pompong, sehingga perusahaan asuransi
asuransi yang bertujuan untuk memberikan dapat mempertimbangkan menjadikan kapal
jaminan perlindungan kerugian atas kecelakaan pompon sebagai objek perlindungan asuransi;
maupun konsekuensi yang timbul dari aktivitas
b. Mendorong pemerintah untuk memberikan upaya
pelayaran dan kegiatan-kegiatan pendukungnya.
dikeluarkannya sebuah aturan yang diperuntukkan
Dengan jaminan yang mencakup kerugian karena
bagi perusahaan asuransi agar dapat memberikan
kerusakan fisik maupun tanggung jawab hukum
skema penawaran perlindungan asuransi bagi
kepada pihak ketiga. Jasindo menyatakan bahwa
kapal pompon sebagai alat pengangkutan niaga
kemungkinan pemberian penawaran perlindungan
yang menjamin keselamatan penumpang dan
asuransi dapat dilakukan kepada Kapal Pompong
mengurangi risiko terjadinya kerugian finansial
melalui skema asuransi nelayan yang preminya
bagi pemilik kapal pompong.
tidak terlalu mahal yakni Rp 175.000,00 yang
preminya seratus persen dibayar pemerintah.
Penelitian juga dilakukan pada PT Asuransi Sinar DAFTAR PUSTAKA
Mas Tanjungpinang. Perusahaan asuransi ini
memiliki skema marine insurance yang meliputi Amir, M.S, 2000, Seluk-Beluk dan Teknik Perdagangan
Marine Hull,Marine Cargo, dan Simas Kapal. Luar Negeri, PPM, Jakarta.
Dari ketiga jenis asuransi tersebut, yang paling Atmadjaya, Djoko Imbawani. 2012. Hukum Dagang
memungkinkan bagi kapal pompong adalah Simas Indonesia: Sejarah, Pengertian, dan Prinsip-
Kapal, jenis asuransi yang memberikan jaminan prinsip Hukum Dagang. Setara Press Fakultas
terhadap kapal dari kerusakan yang disebabkan Hukum Universitas Widyagama Malang.
oleh bahaya laut, termasuk tabrakan serta polusi Malang.
yang diakibatkan tumpahnya bahan bakar kapal
Daniel, F.Aling. 2008. Tinjauan Yuridis Tentang Kapal
ke laut.Namun asuransi Simas Kapal ini hanya
Laut Sebagai Objek Jaminan. Karya Ilmiah
diperuntukkan bagi kapal tunda dan tugboat
Universitas Sam Ratulangi. Fakultas Hukum.
serta kapal besi sejenis dibawah GT 3.500.
Manado.
Sedangkan kapal pompong berukuran GT 5 (lima
gross tonnage) dan hal ini membuat perusahaan H.M.N Purwosutjipto. 2003.Pengertian Pokok Hukum
asuransi seperti Jasindo dan Sinar Mas menolak Dagang Indonesia Jilid 6.Djambatan. Jakarta.

50 UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019


Marnia Rani & Pery Rehendra Sucipta . Perlindungan Asuransi Terhadap Kapal Pompong ...

Johnson, T. L. (1996). Fishing Vessel Insurance--how ditemukan/full&view=ok, diakses pada tanggal


Much is Enough?. Fairbanks: Alaska Sea Grant 7 desember 2018 pukul 14:51.
College Program.
Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil 2013.Pokok-
Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia
Edisi Kedua.Sinar Grafika. Jakarta.
Muhammad, Abdulkadir. 2011. Hukum Asuransi
Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Purba, Radiks. 1998. Asuransi Angkutan Laut. Rineka
Cipta. Jakarta.
Prodjodikoro, Wirjono. 1986.Hukum Asuransi di
Indonesia. Intermasa. Jakarta.
Rr. Dijan Widijowati. 2012.Hukum Dagang.Penerbit
Andi. Yogyakarta.
R. Subekti dan R. Tjitrodusibio. 2000. Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
Kepailitan. Pradnya Paramita Jakarta.
Sugiyanto, F.X. 2009. Hukum Asuransi Maritim:
Protection & Indemnity (P & I) Insurance.
Salemba Humanika. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran.
http://www.jasindo.co.id/product/korporasi/bidang-
kelautan-marine-insurance, diakses pada
tanggal 6 Desember 2018 pukul 13.57 WIB.
https://www.sinarmas.co.id/produk/pengangkutan/
simas-kapal, diakses pada tanggal 6 Desember
2018 pukul 14.27 WIB.
http://batam.tribunnews.com/2014/08/02/kami-
tenggelam-di-laut-karena-pompong hancur-
lebur, diakses pada tanggal 24 September 2017
pukul 11:18 WIB.
http://www.tribunnews.com/nasional/2016/08/21/
detik-detik-kapal-tenggelam-di-tanjung-
pinang-yang-tewaskan-10-penumpangnya,
diakses pada tanggal 24 September 2017 pukul
11:20 WIB.
https://nasional.tempo.co/read/797931/17-
korban-kapal-tenggelam-di-tanjung-pinang-

UIR Law Review Volume 03, Nomor 01, April 2019 51

Anda mungkin juga menyukai