PENDAHULUAN
1
pemerintah setempat untuk mengoperasikan Kapal Laut dengan rute yang sama.
Armada yang dioperasikan oleh PT. DARMA INDAH ada 2 tipe kapal yaitu
Kapal Cepat dan Kapal Ferry. Kapal Ferry ini merupakan moda transportasi baru
yang hadir dalam pelayaran laut rute Tulehu-Pulau Seram (Masohi). Kehadiran
Kapal Ferry yang d
ikelola oleh pihak swasta ini secara langsung memberikan alternatif pilihan
moda transportasi Kapal Laut kepada calon penumpang transportasi laut rute
Tulehu-Masohi.
2
Gambar 1.3 Trayek Tulehu – Masohi (google map)
3
2. Kecelakaan laut menimpa KMP Dausa KW 02 di perairan Desa
Lermatang, Kabupaten Kepulauan Tanimbar karena diterjang
gelombang, namun 30 penumpang dan anak buah kapal telah
diselamatkan.
"Peristiwa ini terjadi pada Rabu, (4/12) , pukul 13.20 WIT di perairan
Desa Lermatang, Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan
Tanimbar, Maluku," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M
Roem Ohoirat, di Ambon, Kamis (5/12). Dalam kejadian tersebut
terdapat dua penumpang luka-luka, yakni Samuel Rangkouw (73)
mengalami luka robek bagian kaki kiri karena terkena muatan seng dan
seorang lainya luka memar serta iritasi kulit di bagian perut karena
tersiram premium yang tumpah.
4
1) Jenis kapal yang diteliti adalah Kapal Motor Penumpang (KMP)
dengan tujuan Tulehu – Masohi.
2) Sampling responden di khususkan untuk penumpang Pelayaran
Tulehu – Masohi.
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi pendapat penumpang terhadap risiko yang bisa
terjadi pada proses pelayaran kapal lintas penyeberangan antar
Tulehu - Masohi.
2) Membuat usulan yang dapat direkomendaskan sebagai tindakan
perbaikan yang harus dilakukan operator kapal, penumpang dan
otoritas pelabuhan berkaitan dengan keselamatan kapal.
Penulisan ini terdiri dari 3 Bab dengan perincian adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Bab I ini menguraikan latar belakang penulisan, rumusan masalah, Batasan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Berisi kajian pustaka yang berisikan landasan teori atau dasar-dasar teori
5
yang dipakai sebagai acuan untuk menjelaskan penulisan ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
menerapkan ketentuan tentang manajemen keselamatan pengoperasian kapal
dan pencegahan polusi di laut (Ashury, 2020). Oleh karena itu, ISM code
merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan, akan tetapi penerapannya
yang tepat adalah merupakan tanggung jawab pemilik kapal.
Pelayaran rakyat merupakan salah satu potensi yang amat penting dalam
sistem transportasi laut sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2008. Pelayaran rakyat merupakan kelompok usaha yang
dijalankan oleh golongan masyarakat namun kehidupan mereka tampaknya
belum memperlihatkan perubahan yang signifikan meskipun telah banyak
upaya dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
c. Revitalisasi Keselamatan Pelayaran
8
Keselamatan Pelayaran meningkatkan daya saing melalui
pengingkatan produktifitas dan pengembangan industri hilir berbasis
Keselamatan.
2. Meningkatkan penguasaan ekonomi nasional dengan
mengikutsertakan masyarakat dan pengusaha lokal;
3. Mendukung pengembangan wilayah;
9
berkaitan langsung dengan pola dan cara hidup pelaku angkutan sungai
yang sebagian besar berbasis tradisional. Sehingga setiap langkah
sosialisasi yang dilakukan akan menuju pada arah yang tepat dan dapat
diterima semua pihak (Aulia Windyandari, 2011).
2. Kesyahbandaran
10
kesyahbandaran.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas diatas maka syahbandar
memiliki kewenangan sebagai berikut :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pemerintahan dipelabuhan.
2. Konstruksi kapal.
3. Bangunan kapal.
5. Stabilitas kapal.
11
2. Scheepen Ordonansi 1953 (SO. 1935) .
b. Internasional
12
sebagainya).
Bahaya merupakan segala kondisi yang dapat merugikan baik
cidera atau kerugian lainnya, atau bahaya adalah sumber situasi atau
tindakan yang berpotensi menciderai manusia. Dalam pekerjaan
apapun, bahaya selalu ada dan tidak mungkin menghilangkannya
secara mutlak, tapi risikolah yang dapat ditekan sehingga
tingkatannya menjadi lebih rendah dan dapat diterima oleh semua
pihak yang terkait dalam pekerjaan tersebut (dapat diterima artinya
upaya keselamatan sudah dilakukan secara maksimal dan risiko yang
ada tidak begitu berarti jikapun terjadi insiden maka proses pekerjaan
tidak akan terganggu secara signifikan).
Menurut KBBI, risiko adalah akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan
atau tindakan.
Risiko adalah peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan,
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa, penyimpanan hasil
actual dari hasil yang diharapkan, dan suatu probabilitas dari hasil
yang berbeda. Risiko dalam konteks ilmu rekayasa umumnya
didefenisikan sebagai sesuatu yang menghasilkan konsekuensi dan
peluang terjadinya sebuah kejadian. Seringkali, konsekuensi diubah
dalam bentuk kuantitas dan bisa juga sangat subjektif. Secara umum
untuk menjelaskan risiko merupakan ukuran dari peluangdari
berbagai variasi konsekuensi (Kristiansen, 2005).
Menurut Hanafi (2006:1), pengertian resiko adalah bahaya,
akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang
sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa risiko
dalam hal ini selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan.
Dengan demikian risiko memiliki karakteristik, yaitu :
1. Merupakan suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
13
2. Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Risiko individu
Risiko kematian
Risiko kelompok
Cacat sementara
14
dapat dikelompokkan menjadi risiko kematian dan risiko cacat tubuh.
Risiko yang diperoleh seseorang akibat dari kecelakaan dapat
terjadi berupa kematian dan cacat. Risiko kematian yang terjadi pada
kecelakaan bisa menimpa hanya pada perseorangan atau individu
maupun yang mengakibatkan kejadian fatal yakni risiko kematian
berkelompok. Pada risiko terjadinya cacatpun terbagi menjadi dua
ketegori yakni cacat permanen dan cacat sementara yang diakibatkan
oleh kecelakaan. Pendekatan yang serupa dapat digunakan pada risiko
lingkungan, risiko asosiasi dengan kerusakan pada aset. Ada banyak
alternatif ukuran yang diberikan pada konsekuensi.
Dalam faktanya banyak aktor/pelaku yang terlibat dalam upaya
keamanan (safety) yang dapat dipakai sebagai ukuran statistik yang
berbeda. Sebagai contoh, keamanan menejer secara umum tergantung
pada tingkat pengalaman keamanan, saat analisis risiko menjadi
perhatian besar dengan tingkat estimasi /prediksi terhadap
risiko/keamanan (Artana , 2007).
Dalam membahas masalah ini perlu dibedakan antara Risiko,
Hazard, dan Peril yang biasa dipakai dalam membahahas masalah
keselamatan. Hazard adalah suatu kejadian yang bersifat kualitatif
yang mempunyai pengaruh terhadap besarnya jumlah kemungkinan
terjadinya kerugian ataupun besarnya jumlah dari kerugian yang
mungkin terjadi. Hazard harus dibedakan dari Peril, dimana Peril
adalah kejadian yang menimbulkan kerugian itu sendiri misalnya
kebakaran, tabrakan, dan lain sebagainya. Sedangkan hazard adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi maupun kerusakan dari
Peril. Jadi penjelasan diatas dapat kita mengambil contoh sederhana
untuk menjelaskan ketiga pengertian diatas. Misalnya sebuah kapal
terbakar, dimana kapal tersebut terbuat dari kayu, yang memuat bahan
bakar minyak (BBM), yang tidak dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran yang tidak memadai. Dari sini dapat ditentukan bahwa
Peril adalah kejadiannya, Hazard adalah faktor yang dapat
15
mrnimbulkan besarnya kerusakan dalam hal ini kapal terbuat dari
kayu, muatan BBM dan peralatan yang memadai sedang risiko adalah
berhubungan dengan peluang terjadinya kejadian dan konsekuensi apa
yang akan timbul kalau kejadian itu terjadi.
16
17