BERLAYAR
Benny Agus Setiono, Mudiyanto
Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, Program Diploma Pelayaran,
Universitas Hang Tuah
ABSTRAK
Peristiwa kecelakaan beruntun yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat belakangan
ini menjadi sebuah kejadian yang sangat menarik perhatian kita. Terlebih mengingat
jumlah korban yang tidak sedikit. Seperti tenggelamnya kapal Levina I dan KM. Senopati
Nusantara yang menewaskan ratusan penumpangnya. Data yang ada pada Mahkamah
Pelayaran, diketahui bahwa faktor manusia hanya menyumbang 20 persen saja dari angka
kecelakaan. Sebanyak 30 persen disebabkan oleh human error, yang salah satunya adalah
tiadanya jaminan keselamatan yang memadai.
Syahbandar memang memegang semua izin-izin kapal, tapi kalau ada kerusakan nakhoda
harus lapor ke syahbandar. Kalau semua dokumen kapal hidup syahbandar mengeluarkan
clearance (SOLAS 74, pasal 40). Tapi tanggungjawab di kapal ada pada nakhoda
(SOLAS 74, pasal 57). Nakhoda memberangkatkan kapal kalau dia sudah pasti kapal
layak laut. Jadi tanggungjawab berangkatkan kapal atau tidak ada di nakhoda, bukan
syahbandar. Nakhoda wajib memastikan kapal dalam keadaan layak.
Kata kunci: kesalahan manusia (human error), clearance, kapal layak laut.
pelayaran berisiko tinggi. Oleh sebab itu,
keselamatan harus benar-benar dijamin.
Sea survival atau penyelamatan jiwa
manusia di laut merupakan suatu
pengetahuan
praktis
pelaut
yang
menyangkut
bagaimana
cara
menyelamatkan diri maupun orang lain
dalam keadaan darurat di laut. Seperti
setelah mengalami tubrukan, kebakaran,
kandas, dan sebagainya. Dalam proses
penyelamatan ini baik para penolong
maupun yang ditolong harus tahu dan
paham
benar-benar
cara-cara
menggunakan berbagai alat penolong
yang ada dikapal, persiapan-persiapan,
dan tindakan-tindakan yang harus diambil
sebelum dan sesudah menerjunkan diri ke
laut, tindakan-tindakan selama terapung
dan bertahan di laut, tindakan-tindakan
pada
waktu
menaiki
sekoci/rakit
penolong, serta bagaimana sarana
PENDAHULUAN
Latar belakang
Masalah keselamatan transportasi akhirakhir ini, melejit ke permukaan menjadi
tema hangat pemberitaan, baik pada
media televisi maupun di koran, seiring
dengan
kecelakaan-kecelakaan
transportasi yang terjadi pada akhir tahun
2006 dan awal tahun 2007. Peranan
keselamatan pelayaran dalam sistem
transportasi laut merupakan hal yang
mutlak
diperhitungkan,
karena
menyangkut transportasi barang dan
orang menyeberangi lautan dengan penuh
bahaya dan ancaman badai, kabut, dan
gerakan-gerakan dari laut seperti ombak,
arus, karang laut, pendangkalan serta
jalur pelayaran yang tetap dan berubah,
menjadikan transportasi laut dalam
69
70
Perumusan masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber daya awak kapal
71
Tahun 1997
Jumlah
Kapal
Tahun 2002
Persentase
Jumlah
Kapal
Persentase
< 10
3,85
11 15
3,85
6,67
16 20
19,23
3,33
21 25
7,69
23,33
26 30
34,62
13,33
> 31
30,76
16
53,33
Jumlah
26
100,00
30
100,00
pelayaran
dan
72
Manggambarkan
fakta
tentang
masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya,
serta
diiringi
dengan
interprestasi rasional yang adequate
(Dalam Nawawi, 1990 : 64).
73
74
75
76
77
78