PENDAHULUAN
1
2
BAB 5 PENUTUP
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang dianalisa
dari pembahasan masalah yang terjadi pada hasil dan pembahasan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
informasi untuk keselamatan dan efisiensi gerakan lalu lintas kapal dalam
wilayah VTS. Pengaturan lalu lintas tentang perencanaan manuver kapal
dan keterangan-keterangan khusus pada waktu terjadi kemacetan atau
bilamana gerakan angkutan khusus bisa berpengaruh terhadap kelancaran
lalu lintas kapal.
8. Bab VIII Kapal Nuklir (Nuclear Ships), berisi ketentuan yang harus
dipenuhi oleh kapal yang menggunakan tenaga nuklir,
termasuk bahaya-bahaya radiasi yang ditimbulkan.
9. Bab IX Manajemen Keselamatan Dalam Mengoperasikan Kapal
(Management for the Safe Operation of Ships) Berisi
ketentuan tentang manajemen pengoperasian kapal untuk
menjamin keselamatan pelayaran. Bab ini hadir karena
peralatan canggih tidak menjamin keselamatan tanpa
manajemen pengoperasian yang benar, dan bab inilah lahir
(ISM) Code.
10. Bab X Keselamatan untuk kapal berkecepatan tinggi (safety
measures hor high-speed craft), berisi ketentuan
pengoperasian kapal yang berkecepatan tinggi. Dari sini
kemudian diberlakukan (HSC) Code.
11. Bab XI-1 Langkah khusus untuk meningkatkan keselamatan maritim
(special measures to enhance maritime safety), berisi
ketentuan tentang Recognized Organization (RO) yaitu
badan yang ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana survei
kapal atas nama pemerintah, nomor identitas kapal dan port
state control (pemeriksaan kapal berbendera asing oleh
suatu negara).
12. Bab XI-2 Langkah khusus untuk meningkatkan keamanan maritim
(special measures to enhance maritime eecurity), berisi
ketentuan bagaimana meningkatkan keamanan maritim,
oleh kapal, syahbandar dan pengelola pelabuhan. dari bab
ini kemudian diberlakukan International Ship and Port
(ISPS) Code.
13. Bab XII Langkah keselamatan tambahan untuk kapal pengangkut
muatan curah (additional safety measures for bulk carriers),
berisi ketentuan tambahan tentang konstruksi untuk kapal
16
1. Jenis Data
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data suatu pengamatan dapat
dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-
kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka).
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data dari penjelasan kata verbal tidak dapat
dianalisis dalam bentuk bilangan atau angka. Data kualitatif berupa
gambaran mengenai objek pengamatan dan memberikan dan
menunjukkan kualitas objek pengamatan yang dilakukan.
b. Data Kuantatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable)
atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.
Variabel dalam ilmu statistika adalah atribut, karakteristik, atau
pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek
pengamatan.
Dari 2 (dua) jenis data di atas, pada karya tulis ini penulis
menggunakan data kualitatif sebagai sarana dalam pengumpulan data.
2. Sumber Data
Menurut sumbernya, data penulisan ini digolongkan sebagai data
primer dan data sekunder.
16
17
21
22
pantai yang berdekatan, tempat kerja dan instalasi lepas pantai dari efek
samping yang mungkin timbul dari lalu lintas maritim.
Jenis-Jenis SBNP :
a) Menara Suar.
Menara Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang
bersuar dan mempunyai jaraktampak sama atau lebih 20 mil laut
yangdapat membantu untuk menunjukan para navigator dalam
menentukan posisi dan/atau haluan kapal, menunjukan arah daratan
dan adanya pelabuhan serta dapat dipergunakan sebagai tanda
bataswilayah negara.
b) Rambu Suar.
Rambu Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang
bersuar dan mempunyai jaraktampak sama atau lebih 10 mil laut
yang dapat membantu untuk menunjukan para navigator adanya
bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong,
dan bahaya terpencil serta menentukan posisi dan/atau haluan
kapal.
c) Resilient Light Beacon
Resilient Light Beacon (RLB) adalah sarana bantu navigasi
pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama
atau lebih 10 mil laut yang dapat membantu untuk menunjukan
paranavigator adanya bahaya/rintangan navigasi antara lain karang,
air dangkal, gosong, dan bahaya terpencil serta menentukan posisi
atau haluan kapal.
d) Pelampung Suar.
Pelampung Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran apung
yang bersuar dan mempunyai jaraklebih kurang dari 6 mil laut yang
dapat membantu untuk menunjukan para navigator adanya
bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong,
kerangka kapal dan untuk menunjukan perairan aman serta pemisah
alur.
28
b. Telekomunikasi Pelayaran
Telekomunikasi adalah telekomunikasi khusus untuk keperluan
dinas pelayaran yang berupa pemancaran, pengiriman atau penerimaan
tiap tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui
sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagtik lainnya dalam dinas
bergerak pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran.
a. Dasar Hukum:
1) Undang-Undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
2) Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
3) Peraturan Menteri Perhubungan No : PM 26 Tahun 2011 tentang
Telekomunikasi Pelayaran.
4) Peraturan Menteri Perhubungan No : KM. 30 tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi.
5) ITU (Radio Regulation), IMO (SOLAS) dan IALA (VTS).
b. Peraturan Tentang Telekomunikasi Pelayaran
1) Undang Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran tertuang pada pasal 192, Setiap alur-pelayaran wajib
29
c. Bengkel Kenavigasian
SHIP’S PARTICULER
ITEM DETAIL
NAMA KAPAL KN.EDAM
IMO NUMBER 0009842621
BKI NUMBER 1601020070
KEPEMILIKAN DISTRIK NAVIGASI
KELAS I TG. PRIOK
TYPE/ KLAS KAPAL INDUK
PERAMBUAN/ I (SATU)
TEMPAT/ BATAM-INDONESIA
TAHUNPEMBUATAN 2017
KONSTRUKSI BAJA
PANJANG 60 METER
KESELURUHAN
LEBAR 12 METER
DRAFT 3,5 METER
GROOS TON (GT) 1208 TON
KECEPATANKAPAL 15 KNOT
MOTOR INDUK YANMAR 6 AYM-ETE
(2 X 1920 KW/ 2 X 2610 HP-750 RPM)
TAWAR
JUMLAH AWAK KAPAL 24 ORANG
LPG 72 KG ( 6TABUNG @ 12 KG )
4.2 PEMBAHASAN
1. Manfaat Vessel Traffic Service (VTS) dalam bernavigasi diwilayah
Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok
Pada umumnya VTS memberikan layanan tentang information
service. Layanan ini menyediakan informasi penting yang berguna bagi
pembuatan keputusan bernavigasi di atas kapal dan diberikan tepat pada
waktu yang diperlukan.
Beroperasi selama 24 jam setiap hari, VTS yang dilengkapi radar dan
CCTV dapat memantau sekaligus merekam pelanggaran atau tindak
pidana diperairan. Penyelundupan, pembajakan, pencemaran perairan dan
transaksi ilegal dapat diketahui secara visual dan otomatis direkam.
Karena juga dilengkapi dengan CCTV, maka dapat diketahui pula situasi
real time areal pelabuhan. Jadi tidak hanya pergerakan kapal, VTS ini
dapat mengetahui pergerekan kendaraan, barang dan orang di pelabuhan.
Data visual juga otomatis terekam.
Efisiensi dari VTS akan tergantung pada keandalan dan kontinuitas
komunikasi tergantung pada kemampuan sistem untuk mendeteksi situasi
bahaya yang berkembang dan kemampuan untuk memberikan peringatan
36
4.3 Hasil
1. Dengan menggunakan sarana VTS memungkinkan untuk identifikasi dan
pemantauan kapal, perencanaan strategis pergerakan kapal dan
penyediaan informasi serta bantuan navigasi. Hal ini juga dapat
membantu dalam pencegahan polusi dan koordinasi penanggulangan
keadaan darurat tumpahan minyak di laut atau area pelabuhan. Efisiensi
dari VTS akan tergantung pada keandalan dan kontinuitas komunikasi
serta kemampuan untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas.
Kualitas dari pencegahan kecelakaan di area pelayaran atau pelabuhan
46
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dengan memperhatikan permasalahan yang telah diuraikan
terlebih dahulu, maka penulis dapat menyimpulkan fungsi dan peranan
Vessel Traffic Service (VTS) sebagai sarana bantu pelayaran guna
meningkatkan keselamatan berlayar di wilayah Teluk Jakarta adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengurangi tingkat kecelakan kapal di laut bahwa VTS, berperan
cukup penting dalam meningkatkan sistem keamanan, keselamatan,
efisiensi bernavigasi, perlindungan lingkungan, penjejakan kapal di di
wilayah cakupan VTS, dan efektifitas operasi armada pelayaran dengan
sistem pengawasan setiap saat (24 jam).
2. Kesamaan bahasa antara operator VTS dan awak kapal sangatlah penting
guna mengindari kesalahpahaman antara keduanya maka dari itu
komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan Standard Marine
Comunication Phrases (SMCP) yang telah di terapkan.
3. Kontribusi VTS, untuk negara yaitu ikut berpartisipasi dalam pembangun
Indonesia melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sangat
bermanfaat, karena digunakan sebagai sumber penerimaan dalam
Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang nantinya akan
digunakan untuk membiayai belanja pemerintah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis ambil dari permasalahan
terebut. Maka penulis memberikan beberapa saran yang mungkin dapat
dipertimbangkan untuk kebaikan bersama. Berikut beberapa saran penuli :
1. Dalam upaya meningkatkan Keselamatan dan Keamanan di laut
hendaknya VTS dalam memberikan pelayanan kepada kapal-kapal di
47
48
area wilayahnya harus selalu siap terhadap situasi dan keadaan yang
terjadi saat itu.
2. Meningkatkan peralatan navigasi dan komunikasi yang belum
ada,sehingga dapat meningkatkan kinerja VTS dalam melayani kapal-
kapal dalam negeri maupun luar negeri. yang memasuki wilayah
cakupan VTS Tanjung Priok.
3. Mensosialisasikan terkait anggaran yang harus dibayar oleh kapal-kapal
yang menggunakan jasa VTS, dan transparansi dalam mengelola
anggaran yang telah diterima dari hasil PNBP agar perusahaan atau
instansi yang menggunakan jasa VTS merasakan kegunaan atas biaya
yang telah mereka keluarkan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Idonesia, Tahun 2007 tentang Peranan, bagian dari tugas
utama yang harus dilaksanakan.
Pieter Baitti. 2000. Peralatan keselamatan yang sesuai dengan aturan yang
berlaku.
IMO. (2010). ISM code, international safety management code and guidelines on
implementation of the ISM code. IMO Publishing.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3