PENDAHULUAN
1
2
d. Untuk mengetahui kontribusi apa saja yang di berikan oleh VTS kepada
Negara.
2. Kegunaan Penulisan
Kegunaan penulisan karya tulis yang penulis harapka nsemoga
penulisan ini bermanfaat bagi orang lain pada umumnya dan penulis
khususnya. Adapun kegunaan penulisan ini adalah:
a. Bagi Akademi
Hasil penelitian ini dapat menjadi perhatian untuk lebih
meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan untuk dapat mengahsilkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil sehingga dapat
bersaing di dunia kerja baik didalam negeri maupun internasional.
b. Bagi Penulis
Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuannya serta mampu mempraktekkan teori-teori yang didapat
selama mengikuti pendidikan, dan juga sebagai persyaratan kelulusan
dari program Diploma III jurusan nautika di STIMART"AMNI"
Semarang dengan sebutan ahli madya (Amd). Melatih taruna untuk
menuangkan pemikiran ataupun pendapat dalam bahasa yang dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Bagi pembaca
Bagi pembaca untuk menambah wawasan dan gambaran
tentang pengaruh sarana bantu navigasi untuk meningkatkan
keselamatan pelayaran.
BAB I Pendahuluan
Meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Kegunaan Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Menjelaskan pengertian tentang Kantor Distrik Navigasi sarana batu
navigasi , kenavigasian, kapal, Sarana bantu navigasi pelayaran, dan
keselamatan pelayaran.
BAB III Gambaran Umum Objek Riset
Terdiri dari gambaran umum objek riset, pengumpulan data dan analisis
data.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan yang mengenai rumusan masalah
BAB V Penutup
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada awalnya tanda visual diwujudkan berupa nyala api diatas bukit
yang tinggi untuk malam hari sedangkan siang hari berupa asap yang
mengepul. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi maka akan
digunakan berbagai sumber cahaya SBNP antara lain jaringan PLN, generator
(mensu) ataupun solar cell dan untuk dapat dilakukan pemantauan dan
pengendalian dari jarak jauh diarahkan kepada otomatisasi guna effisiensi.
a. Menara Suar
b. Rambu Suar
c. Resilient Light Beacon
d. Pelampung Suar
e. Suar Penuntun
1) Menara Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang bersuar
dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 20 mil laut yang dapat
membantu untuk menunjukan para navigator dalam menentukan posisi
dan atau haluan kapal, menunjukan arah daratan dan adanya pelabuhan
serta dapat dipergunakan sebagai tanda batas wilayah negara
2) Rambu Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang bersuar
dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 10 mil laut yang dapat
membantu untuk menunjukan para navigator adanya bahaya atau
rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, dan bahaya
terpencil serta menentukan posisi dan/atau haluan kapal.
3) Resilient Light Beacon (RLB) adalah sarana bantu navigasi pelayaran
tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 10 mil
laut yang dapat membantu untuk menunjukan para navigator adanya
bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, dan
bahaya terpencil serta menentukan posisi dan/atau haluan kapal.
4) Pelampung Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran apung yang
bersuar dan mempunyai jarak lebih kurang dari 6 mil laut yang dapat
membantu untuk menunjukan para navigator adanya bahaya/rintangan
12
navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, kerangka kapal dan
untuk menunjukan perairan aman serta pemisah alur.
5) Suar penuntun ( landing light ) adalah suatu alat penerang lensa atau
lampu yang mampu memberikan penerangan dengan sifat sinar tertentu,
dipasang diatas bangunan sejenis menara di dalam pelabuhan atau selat
yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada kapal-kapal yang
beriperasi di alur-alur pelayaran yang sulit dan sempit di pelabuhan atau
selat.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
DISNAV KELAS II
KELOMPOK
INSTANSI
JABATAN
FUNGSIONAL
17
4. Seksi Logistik
Seksi Logistik mempunyai tugas menyusun rencana kebutuhan dan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pengahapusan perlengkapan dan
peralatan untuk penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran,
telekomunikasi, kapal negara kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel,
pengamatan laut, survey hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sebgai unit
pelaksana teknis secara langsung di lapangan dalam melakukan kegiatan
sarana bantu navigasi, kapal negara kenavigasian, fasilitas pangkalan,
bengkel, pengamatan laut, survey hidrografi, serta pemantauan alur dan
perlintasan.
KN. Suar 11 dibangun oleh PT. Dumas Surabaya pada tahun 1979.
Kapal dengan panjang hampir 23 meter dan lebar 6,6 meter ini berbahan
dasar baja. Anak buah kapal yang bertugas di kapal ini 11 orang kapal ini
mampu menampung 9.000 liter bahan bakar dan air tawar 8.000. kecepatan
mecapai 7 mil per jam.
KN. Suar 11 yang yang merupakan tipe kapal bantu perambuan,
sesuai dengan tipenya, KN.Suar 11 memeiliki tugas membantu navigasi
pelayaran, antara lain merawat dan memelihara tanda suar seperti
pelampung suar dan rambu suar. KN. Suar 11 kerap melakukan patroli di
sepanjang alur pelintasan menuju pelabuhan.
Tabel 2
Tabel Kapal Negara SUAR 11
2. KN. B-126
KN.B-126 dibangun oleh PT. Djantar Jakarta pada tahun 1962. Baru
pada
tahun
1997
kapal ini
berada di
Distrik
23
4. KN. KUMBA
KN.Kumba dibangun oleh perusahaan Niigatashipyard asal Jepang
pada tahun 1974. Kapal dengan panjang 50,5 meter dan lebar 10 meter ini
berbahan dasar baja. Anak buah kapal yang bertugas di kapal seberat 552,8
ton ini 23 orang. Kapal ini memiliki daya tampung bahan bakar minyak 24
ton dan air tawar 192 ton.
BAB IV
PEMBAHASAN
Beroperasi selama 24 jam setiap hari, VTS yang dilengkapi radar dan
CCTV dapat memantau sekaligus merekam pelanggaran atau tindak pidana di
perairan. Penyelundupan, pembajakan, pencemaran perairan dan transaksi
ilegal dapat diketahui secara visual dan otomatis direkam.
2. Menara antena
3. Rumah genset
4. Rumah dinas oprasional dan
5. Fasilitas pengaman pagar keliling
dan Radar.berikut di bawah ini akan kita bahas satu persatu alat-alat yang ada
di VTS kontrol antara lain:
1) Radar
Radar Merupakan salah satu Peralatan Navigasi Elektronik,
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan
navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar
berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di
sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal,
pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini
juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek
tersebut.
Jarak jangkau minimum radar adalah sama dengan jarak yang dapat
dilihat oleh mata manusia dan jarak maksimum tergantung kepada jenis
dan kemampuan radar. Meskipun demikian, target dibalik sudut tidak
akan tampak di radar.
Maka dari itu alat navigasi radar juga bisa dipasang instalasi
perangkat VTS yang berguna sama halnya dikapal,hanya proses outputnya
saja yang agak berbeda dengan radar diatas kapal. Hal itu dibedakan karena
di VTS sendiri radar yang digunakan itu di kombinasikan dengan peta
elektronik untuk mempermudah para operator VTS untuk memantau
pergerakan kapal-kapal yang tidak bisa di identifikasi oleh perangkat AIS.
Informasi ini dapat ditampilkan pada sebuah layar atau sebuah tampilan
Electronic Chart Display Information System (ECDIS). AIS dimaksudkan
untuk membantu petugas yang memantau kapal dan mengizinkan otoritas
maritim untuk mengikuti dan memonitor pergerakan kapal. Alat ini bekerja
dengan terintegrasi yang distandarisasi sistem penerima VHF dengan
sebuah sistem navigasi elektronik, misalnya sebagai Long Range
Navigation Version C (LORAN-C) atau pengirim Global Positioning
System, dan sensor navigasi lainnya yang terdapat di dalam kapal
(gyrocompass, indicator penghitung beloknya, dan lain-lain).
AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari
dari kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio,
dan karena tidak semua kapal yang dilengkapi dengan AIS, sistem ini berarti
yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat peninjau dan untuk
menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem pencegah
tabrakan secara otomatis, sesuai dengan International
Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).
Ketika suatu kapal berlabuh, pergerakan dan identitas dari kapal lain
patut diperhatikan oleh navigator untuk membuat keputusan untuk
menghindari tabrakan dengan kapal lain dan bahaya karena karang. Alat
penginderaan (tak terbantu, binoculars, night vision), pergantian bunyi
(peluit, klakson, radio VHF), dan radar atau Automatic Radar Plotting Aid
(ARPA) secara history digunakan untuk maksud ini. Bagaimanapun juga,
kurangnya identifikasi target pada layar, dan penundaan waktu serta
terbatasnya kemampuan radar dalam mengamati dan menghitung pergerakan
kapal disekelilingya, khususnya pada jam-jam sibuk, kadangkala
menghambat tindakan yang cepat dalam menghindari tabrakan.Sementara
itu, persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data
yang berlaku dapat diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic chart
atau sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasi gabungan pada
sebuah tampilan tunggal.
Vessel Traffic Service Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic
Service (VTS) boleh ada dalam mengatur lalu lintas kapal.Sekarang, AIS
menyediakan kesadaran akan lalu lintas.
1. Kapal Perang
2. Kapal Angkatan Laut
3. Kapal Pembantu
38
4. Kapal Pemerintah
Kemampuan AIS digunakan sebagai pelengkap pada informasi
bernavigasi, AIS sebagai alat yang sangat membantu, tetapi tidak dapat
menggantkan system navigasi radar dan VTS, Sebenarnya, AIS memberikan
jalur terbaik secara signifikan seperti informasi yang sangat akurat,
melayani setiap waktu, mampu menjelaskan tentang jalur alternatif secara
cepat.
3) Radio komunikasi
Radio komunikasi di VTS sangat lah penting,sama halnya di atas
kapal disini radio ini juga mempunyai fungsi yang sangat dominan yaitu
untuk berkomunikasi dengan kapal-kapal yang sedang berada di area VTS.
Untuk VTS di distrik Navigasi Kelas II Semarang sendiri radio komunikasi
yang di pakai yaitu Radio VHF yang sama frekuensi jangkauannya bisa
mencapai 40-50 Nautical Mile, Dikarenakan area pelabuhan Semarang
tidaklah terlalu luas jadi dengan VHF sudah bisa mendukung kelancaran
berkomunikasi dengan kapal-kapal yang masuk dan keluar dari sekitar area
VTS. Untuk frekuensi yang dipakai di area pelabuhan tanjung emas
Semarang yaitu saluran frekuensi VTS nya ialah channel 68. Sistem
komunikasi darat pada sistem GMDSS digunakan untuk dapat melakukan
komunikasi dalam jarak jangkau yang pendek,sedang dan jauh dengan
menggunakan frekuensi yang berada pada jalur frekuensi yang berada pada
jalur frekuensi VHF (very high frequency), HF ( High frequency), Serta
UHF (Ultra High frequency).
Radio Komunikasi HF, VHF dan UHF adalah alat dan perangkat
komunikasi radio yang berfungsi sebagai pemancar/penerima (transceiver)
yang bekerja dalam pita frekuensi HF, VHF dan UHF untuk keperluan
stasiun-stasiun radio dalam dinas komunikasi radio teresterial (termasuk
stasiun Amatir Radio dan Komunikasi Radio antar Penduduk) sesuai dengan
daftar tabel alokasi pada pita frekuensi tersebut.Dimana perangkat
39
Gelombang radio dengan frekuensi di atas pita UHF adalah super high
frequency atau frekuensi super tinggi (SHF) dan extremely high frequency
atau frekuensi ekstrem tinggi (EHF). Sedangkan sinyal frekuensi yang lebih
rendah termasuk ke dalam very high frequency atau frekuensi sangat tinggi
(VHF).
4.3. Informasi dan cara kamonukasi yang di berikan oleh Vessel Traffic
Service (VTS).
1.informasi yang diberikan VTS
Untuk menjaga keselamatan pelayaran di alur pelayaran sempit,hal
yang sangat penting dilakukan oleh pihak VTS adalah memberi informasi
kepada kapal-kapal yang akan masuk ke alur pelabuhan atau seblaiknya.
Langkahini di ambil untuk menjaga alur tetap aman dan tanpa kendala untuk
41
di lewati oleh kapal serta pada saat kapal-kapal hendak berpapasan jauh dari
resiko tubrukan atau kandas karena kondisi alur yang mendukung.
Informasi-informasi yang di berikan oleh VTS bagi kapal-kapal di
sekitar area VTS antara lain:
a. Sehubungan dengan kondisi alur pelayaran
dalam tahap ini perhitungan draught kapal yang akan masuk atau
sebaliknya dari pelabuhan itu harus dihitung dengan kedalaman perairan di
alur pelabuhan denganpertimbangan kedalaman alur pada saat itu, Tinggi
air pasang atau rendahnya air surut pada saat itu, dan juga draught kapal
yang akan melintasi alur pelabuhan, Sehingga pihak VTS bisa memutuskan
kapal yang akan meninggalkan pelabuhan ataupun yang akan memasuki
pelabuhan dengan draught yang dimiliki boleh masuk pada jam berapa
ataupun amannya pada waktu kapan.
berasal dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, antara lain seperti
penerimaan hasil penjualan barang inventaris kantor yang tidak digunakan lagi,
penerimaan hasil penyewaan barang milik negara, hasil penyimpanan uang
negara pada bank pemerintah atas jasa giro, penerimaan kembali uang persekot
gaji atau tunjangan, selain penerimaan umum tersebut masih ada lagi PNBP
yang bersifat fungsional yaitu penerimaan yang berasal dari hasil hasil
pungutan kementerian negara atau lembaga atas jasa yang diberikan
sehubungan dengan tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan fungsi
pelayanan kepada masyarakat. Penerimaan funsional tersebut terdapat pada
sebagian besar kementerian negara atau lembaga, namun macam dan ragamnya
berbeda antara satu kementerian negara atau lembaga dengan kementerian
negara atau lembaga lainnya, tergantung kepada jasa pelayanan yang diberikan
oleh masing-masing kementerian negara atau lembaga.
(PNBP) Ditjen Perhubungan Laut, pada Tahun 2015, dari target Rp. 620
miliar, realisasinya melebihi target yaitu mencapai Rp 1,6 triliun.
Diharapkan dengan perbaikan jenis dan besaran tarif PNBP sebagaimana
yang diatur dalam PM 77 tahun 2016 ini, diharapkan pemasukan negara dari
PNBP semakin meningkat dan lebih besar lagi. Tentunya pemasukan
tersebut nantinya digunakan kembali untuk peningkatan-peningkatan, baik
dari aspek keselamatan, kapasitas, maupun pelayanan di sektor perhubungan
laut sesuai fokus kerja Kemenhub.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Dengan memperhatikan permasalahan yang telah
diuraikan terlebih dahulu, maka penulis dapat menyimpulkan fungsi dan
peranan vessel traffic service (VTS) sebagai sarana bantu pelayaran guna
meningkatkan keselamatan berlayar di wilayah jawa tengah adalah sebagai
berikut:
49
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang di tarik dari hasil Karya tulis diatas,
maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Dalam upaya meningkatkan Keselamatan dan Keamanan di laut hendaknya
VTS dalam memberikan pelayanan kepada kapal-kapal di area wilayahnya
harus selalu siap terhadap situasi dan keadaan yang terjadi saat itu.
2. Memberikan Training atau sosialisasi kepada seluruh operator VTS dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa sesuai SMCP (Standars Marine
Comunication Phrases).
50
DAFTAR PUSTAKA
AN. Cockroft and JNF Laneijer. 1993. vessel Traffic service, Incorporates 1993.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
52