Halaman
Daftar Isi 1
I Gambaran Umum 2
A. Dasar Hukum 2
B. Latar Belakang 3
C. Tujuan 5
D. Sasaran 5
E. Jenis Kegiatan 6
F. Penerima Manfaat 6
II Petunjuk Teknis Pelaksanaan DPM 6
A. Ketentuan Umum 6
B. Perencanaan Kegiatan 7
C. Pelaksanaan Persiapan 8
D. Pelaksanaan 8
III Pelaksanaan Persiapan 11
IV Pelaksanaan Kegiatan DPM Triwulan I Tahun 2019 15
V Evaluasi dan Monitoring 19
VI Permasalahan Pelaksanaan DPM 20
VII Rekomendasi dan Saran Tindak Lanjut 20
VIII Foto-Foto Kegiatan DPM 22
IX Rencana Kegiatan DPM Bulan Mei – Juni 2019 27
1
LAPORAN DPM
I. GAMBARAN UMUM
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber
Daya Manusia di Bidang Transportasi;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
12. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 84 Tahun 2009
tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Pendidikan dan
Pelatihan serta Beasiswa di Bidang Transportasi sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 63
Tahun 2018 ;
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 70 Tahun 2013
tentang Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikasi, serta Dinas
Jaga Laut;
15. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 56 Tahun 2018;
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 70 Tahun 2013 Tentang Pendidikan dan Pelatihan
Sertifikasi Serta Dinas Jaga Pelaut.
2
B. Latar Belakang
1. Keselamatan dan Keamanan Jasa Transportasi
Tingkat kesadaran akan keselamatan bertransportasi yang
rendah, disebabkan karena kurangnya pengawasan dan
pembinaan terhadap keselamatan transportasi dari regulator,
serta disebabkan karena kurangnya kompetensi dan
implementasi keselamatan pada operator.
Menurut IMO (International Maritime Organization), besarnya
persentase penyebab terjadinya kecelakaan kapal menurut
faktor kesalahan manusia sebesar 43,06%, faktor alam
33,57%, dan faktor teknis 23,35%.
Penyebab kecelakaan pada kapal, yaitu rendahnya kesadaran
awak kapal tentang keselamatan pada pelayaran, rendahnya
penguasaan kompetensi keselamatan pelayaran, kapal tidak
dilengkapi peralatan keselamatan sebagaimana seharusnya,
cuaca buruk seperti gelombang besar. Oleh karena itu
pengetahuan dan keterampilan dari awak kapal serta
peralatan keselamatan dan kelaiklautan kapal seharusnya
menjadi perhatian bagi awak kapal.
Pengetahuan dan keterampilan tentang keselamatan dari
awak kapal dapat memperkecil resiko kecelakaan dini
maupun kecelakaan yang telah terjadi, sehingga dapat
terhindar dari akibat fatal yang tidak diinginkan.
Maka dibutuhkan suatu mekanisme dan kerangka dalam
meningkatkan keselamatan melalui diklat dan sosialisasi.
Melalui 2 (dua) aspek ini (diklat dan sosialiasi), diharapkan
mampu meningkatkan :
1) Kompetensi terhadap keselamatan dan keamanan jasa
tranportasi melalui diklat.
2) Kesadaran terhadap keselamatan dan keamanan jasa
transportasi melalui sosialiasi kepada masyarakat.
Sehingga diharapkan nantinya akan tercipta sistem
keselamatan dan keamanan jasa transportasi yang
berkelanjutan berdasarkan regulasi.
3
kemiskinan. Untuk mewujudkannya, berbagai program telah
dilaksanakan, diantaranya pembangunan infrastruktur yang
masif. Di Kementerian Perhubungan sendiri, berbagai
bandara, pelabuhan, dan prasarana transportasi lainnya
dibangun dan ditingkatkan kapasitasnya dalam melayani
pergerakan orang dan barang. Konektivitas menjadi salah
satu kunci dalam rangka mengurangi kesenjangan yang
terjadi antardaerah dan meningkatkan tingkat perekonomian.
4
yang siap untuk menyosialisasikan keselamatan
bertransportasi.
C. Tujuan
Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan DPM ini adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan bidang
transportasi;
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi;
3. Meningkatkan Pelayanan Publik yang terkait dengan
transportasi;
4. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat
untuk mempermudah dalam mendapatkan pekerjaan di
bidang transportasi; dan
5. Membekali regulator, operator dan masyarakat dalam
peningkatan kompetensi dan keterampilan melalui
pelaksanaan diklat untuk meningkatkan kualitasnya
sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja.
D. Sasaran
1. Community Development, dengan sasaran masyarakat umum
dengan tujuan umum mengurangi pengangguran dan angka
5
kemiskinan serta sosialisasi keselamatan pelayaran dan
membangun ekonomi daerah terdampak bencana ;
2. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran, para nelayan dan
ABK pelayaran rakyat;
3. Revitalisasi SMK, sasaran SMK Pelayaran dengan sasaran
compliance lulusan SMK terhadap standar serta menambah
kompetensi lulusan;
E. Jenis Kegiatan
Kegiatan Diklat Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan
oleh PIP Makassar meliputi:
1. Diklat Basic Safety Training (BST) Kapal Niaga _based on
STCW Code A VI-1; 7 hari
2. Diklat Security Awareness Training; 1 hari
3. Diklat Advance Fire Fighting; 3 hari
4. Diklat Dasar-dasar Keselamatan Kapal Tradisional (BST
KLM); 3 hari
5. Diklat Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 60 Mil; 3 hari
6. Diklat Crisis Management Training (CMT), Pelatihan
Managemen Krisis KLM; 1 hari
7. Diklat Crowd Management and Human Behaviour Training
(CMHBT), Pelatihan Managemen Massa dan Perilaku Manusia
untuk KLM; 1 hari
8. Diklat Teknis Awal Dasar-Dasar Kesyahbandaran, 5 hari.
F. Penerima Manfaat
Adapun penerima manfaat dari kegiatan DPM ini adalah para
masyarakat di wilayah Zonasi yang telah ditetapkan oleh
Pusbang SDM Perhubungan Laut meliputi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat, sedangkan untuk Sulawesi Tengah saat ini
belum terjangkau dengan pertimbangan memberi waktu yang
cukup untuk recovery setelah mengalami bencana alam Gempa
Bumi dan Tsunami.
6
Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan memiliki
ketentuan, diantranya.
B. Perencanaan Kegiatan
Jumlah Kuota Diklat Pemberdayaan Masyarakat PIP Makassar
sebanyak 7.750 orang dengan 16.300 sertifikat. Dalam rangka
efektifitas pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat, maka
Perencanaan Kegiatan dibuatkan SOP yang meliputi:
1. Penyusunanan Kebutuhan Untuk anggaran Kegiatan Diklat;
2. Persetujuan kebutuhan anggaran untuk kegiatan Diklat;
3. Pembentukan tim DPM;
4. Penetapan Tim DPM;
5. Sosialisasi perencanaan DPM sesuai zona yang di tetapkan.
7
C. Pelaksanaan Persiapan
Agar kegiatan Diklat Pemberdayaan Masyarakat dapat berjalan
sesuai ketentuan yang berlaku maka Training sebagai
penyelenggara pelaksanaan diklat mempunyai berbagai
persiapan, diantaranya :
1. Penyiapan tempat seleksi peserta DPM;
2. Kesiapan dan penandatanganan MOU;
3. Memeriksa kesiapan berkas calon peserta untuk menjadi
peserta diklat;
4. Melaksanakan seleksi administrasi;
5. Melaksanakan seleksi kesehatan Peserta;
6. Pengumuman hasil administrasi dan kesehatan;
7. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan diklat;
8. Acara Pembukaan DPM;
9. Pelaksanan pembelajaran teori dan praktek;
10. Dokumentasi dan press release;
11. Acara Penutupan DPM.
D. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat pimpinan
UPT Diklat membentuk panitia dan menetapkan keputusan
panitia pelaksanaan DPM.
Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana
dimaksud mencangkup kegiatan :
1. Penyusunan jadwal dan waktu pelaksanaan DPM;
2. Penyiapan fasilitas DPM baik sarana maupun prasarana;
3. Pelaksanaan penerimaan Peserta DPM;
4. Pelaksanaan pembelajaran DPM sesuai dengan anggaran,
jenis,dan target Peserta DPM;
5. Pelaksanaan ujian atau penilaian DPM;
6. Pemberian Surat Tanda Tamat DPM; dan
7. Pemberian sertifikat kompetensi melalui UPT Diklat.
8
Gambar Alur Pelaksanaan DPM
9
No Jenis Diklat Lama Pelaksanaan
10
III. PELAKSANAAN PERSIAPAN
Untuk Pelaksanaan Persiapan Kegiatan DPM dapat dilihat pada Prosedur Penerimaan Peserta Diklat Pemberdayaan
Masyarakat, sebagai berikut :
0 Pembentukan Tim DPM Daftar nama panitia 1 hari SK panitia Ka. UP T / Satker
11
Satker / Lemdik Laut
mengirim surat kepada
perguruan negeri setempat Penyelenggara Diklat
6 untuk bekerja sama dalam Surat 1 hari MOU / Satker &
pengawasan dan memastikan P erguruan Tinggi
kesesuaian status warga untuk
menjadi peserta DPM
Pelaksanaan seleksi
admininistrasi dan kesehatan Penyelenggara Diklat
Form Pelaksanaan Laporan Hasil
11 dengan pendampingan dari 1 hari / Satker, PP SDM PL
Seleksi Seleksi
Sekertariat Badan / PPSDMP dan Set. Badan
Laut / PTN
12
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DPM TRIWULAN I TAHUN 2019
masyarakat Kabupaten Bone dan Makassar serta Siswa dari Penyelenggara Diklat
Tim DPM, penyelenggara
22
diklat, Setdan, PTN secara SMK 6 Bulukumba, SMK 7 Bulukumba dan SMK 9 Makassar.
Form Evaluasi 1 hari
/ Satker, Perguruan
Tinggi, Ka. UPT,
bersama sama melaksanakan
Jenis Diklat yang diberikan terdiri dari diklat BST (Basic
PPSDM PL dan Set.
evluasi penyelenggaraan diklat
Badan
13
B. KEGIATAN DPM KAPAL TRADISIONAL
Kegiatan DPM Kapal Tradisional ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan pemahaman keselamatan serta
sertifikasi bagi para nelayan. Jenis diklat yang diberikan terdiri
dari BST KLM yang diterbitkan oleh PIP Makassar a.n Direktur
Jenderal Perhubungan Laut dan Sertifikat Surat Keterangan
Keterampilan (SKK) 60 Mil bekerjasama dengan Syahbandar
Utama, KSOP dan KUPP sebagai Unit Pelaksanan Teknis di
bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang memiliki
kewenangan untuk penerbitannya.
1. DPM KAPAL TRADISIONAL ANGKATAN I
Pelaksanakan Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM)
bertempat di Mamuju. Jumlah peserta 169 orang dari
masyarakat Kab. Pasangkayu yang mana diklat terdiri dari
diklat BST (Basic Safety Training) Kapal Layar Motor. Dari 169
peserta tersebut 144 orang mendapat tambahan diklat SKK
(Surat Keterangan Kecakapan) 60 Mil, CMT KLM dan CMHBT
KLM. Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada 21 – 30
Januari 2019. Rekruitmen peserta bekerjasama dengan Dinas
Perhubungan Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat.
14
4. DPM KAPAL TRADISIONAL ANGKATAN IV
Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM)
bertempat di Mamuju. Jumlah peserta 198 orang dari
masyarakat Mamuju yang mana diklat tersebut terdiri dari
diklat Dasar-dasar Keselamatan Kapal Tradisional (BST KLM)
dan SKK (Surat Keterangan Kecakapan) 60 Mil yang
berlangsung pada 25 Februari – 4 Maret 2019. Rekruitmen
peserta bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Provinsi
Sulawesi Barat.
15
8. DPM KAPAL TRADISIONAL ANGKATAN VIII
Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM)
bertempat di Mamuju. Jumlah peserta 214 orang dari
masyarakat Mamuju yang mana diklat tersebut terdiri dari
diklat Dasar-dasar Keselamatan Kapal Tradisional (BST KLM)
dan SKK (Surat Keterangan Kecakapan) 60 Mil yang
berlangsung pada 11 – 16 Maret 2019. Rekruitmen peserta
bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi
Barat.
16
Total capaian orang/sertifikat DPM Kapal Tradisional PIP
Makassar sampai akhir Triwulan I adalah 4.900 orang/sertifikat
atau sebesar 52% dari total target 14.400 orang/sertifikat untuk
Tahun Anggaran 2019. Capaian terhadap jadwal pelaksanaan
adalah sebesar 74%.
1. ANGKATAN I
Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM)
bertempat di Makassar. Jumlah peserta 25 orang dari ASN di
lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan
dan Dinas Perhubungan Kota Makassar. Jenis Diklat yang
dilaksanakan adalah Diklat Teknis Awal Dasar-dasar
Kesyahbandaran yang berlangsung pada 4 – 8 Maret 2019.
17
VI. PERMASALAHAN PELAKSANAAN DPM
a. Terbatasnya fasilitas ruangan kelas untuk para peserta.
b. Pada wilayah-wilayah yang konektivitasnya masih rendah,
akses transpotasi menuju tempat kegiatan sangatlah terbatas,
sehingga banyak peserta yang lama menununggu kapal
penyebrangan ke tempat lokasi kegiatan DPM.
c. Cuaca yang terkadang kurang mendukung ketika kegiatan
praktek lapangan (Pemadaman api) Fire Fighting.
d. Penambahan peserta di hari pelaksanaan.
e. Terbatasnya peralatan pemadam kebakaran sehingga tidak
semua peserta dapat melakukan simulasi pemadaman api.
f. Kurangnya kedisiplinan peserta ketika kegiatan belajar
berlangsung.
g. Kurangnya pengetahuan peserta DPM terhadap teknologi IT,
sehingga menyulitkan pendataan berbasis online.
h. Peserta DPM dari masyarakat yang tergabung menjadi nelayan,
kesulitan melengkapi berkas persyaratan seperti : Ijasah, Akte
Kelahiran, Kartu Keluarga. Bahkan adapula calon peserta DPM
kategori nelayan yang tidak bersekolah dan kondisinya buta
huruf.
i. Kurangnya minat nelayan yang mengikuti diklat DPM Kapal
Tradisional karena proses diklat yang dilaksanakan selama 6
hari akan membuat mereka tidak bekerja dan kehilangan mata
pencaharian, Jumlah uang saku diklat yang diberikan sebesar
Rp.50.000,-/hari dianggap tidak seimbang dengan penghasilan
yang mereka tinggalkan selama mengikuti diklat. Kurangnya
law imposement kepada pada nelayan di wilayah Indonesia
Timur khususnya di daerah Sulawesi Selatan merupakan salah
satu alas an nelayan tidak berminat untuk mengikuti diklat
tersebut.
j. Sulitnya memonitoring prosentase masyarakat yang telah
menerima manfaat, setelah mengikuti DPM. Misalkan
prosentase lulusan DPM yang telah bekerja.
18
dengan mencarikan fasilitas tempat tinggal sementara untuk
peserta yang tinggal di luar daerah.
c. Faktor cuaca juga menjadi menghambat pelaksanaan kegiatan
praktek di lapangan, contohnya angin kencang dan juga hujan,
sehingga kegiatan dapat dilaksanakan setelah cuaca dianggap
membaik.
d. Adanya penambahan peserta pada saat hari kegiatan dimulai
juga menjadi permasalahan karena persediaan modul,
warepack, kaos dan peralatan lainnya yang sudah dipesan
dengan jumlah yang sudah ditetapkan, sehingga para peserta
tambahan dapat mengikuti kegiatan dengan menyesuaikan
pakaian dan peralatan lain seadanya.
e. Khusus di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, keterbatasan
peralatan praktek seperti alat pemadam kebakaran, tidak
semua peserta dapat melakukan simulasi pemadaman api.
Sehingga waktu pelaksanaan praktek menjadi lebih panjang.
f. Kurangnya kedisiplinan peserta ketika kegiatan belajar
berlangsung,terutama peserta BST KLM yang pesertanya
adalah nelayan. Pada malam hari peserta pergi melaut dan
siangnya saat pelaksanaan mereka kelelahan/mengantuk..
g. Sebaiknya ditambahkan materi pembelajaran dasar-dasar
teknologi computer kepada para peserta DPM, agar
mempermudah pendataan berbasis online.
h. Bagi calon peserta dari nelayan, PIP Makassar telah
memberikan kebijakan yang akomodatif untuk melengkapi
dokumen persyaratan.
i. Sebaiknya diadakan bimbingan teknis Aplikasi untuk
pendataan berbasis online, agar mempermudah monitoring
lulusan DPM.
19
VIII. FOTO KEGIATAN DPM
20
21
22
23
24
IX. RENCANA KEGIATAN DPM BULAN MEI – JUNI 2019
FORMAT RENCANA DIKLAT PEMBERDAYAAN MANUSIA PERHUBUNGAN BULAN MEI - JUNI 2019
DINAS
4 KKTPI 60 Dek Angkt XXIII 27 6 29 6 3 24 √ - - 200 146.806.298 LUWU TIMUR PERHUBUNGA LUWU TIMUR
N LUWU TIMUR
F. SKK 60 MESIN / KECAKAPAN KAPAL TRADISIONAL PENANGKAP IKAN DENGAN PELAYARAN MAKSIMAL 60 MIL BAGIAN MESIN (KKTPI 60 MESIN)
DINAS
1 KKTPI 60 Mesin Angkt XX 20 6 22 6 3 24 √ - - 200 146.806.298 PIP MAKASSARPERIKANAN MAROS
KAB. MAROS
DINAS
PERIKANAN
2 KKTPI 60 Mesin Angkt XXI 20 6 22 6 3 24 √ - - 200 146.806.298 BANTAENG BANTAENG
KAB.
BANTAENG
DINAS
GALESONG
3 KKTPI 60 Mesin Angkt XXII 27 6 29 6 3 24 √ - - 200 146.806.298 PIP MAKASSARPERIKANAN
TAKALAR
KAB. TAKALAR
DINAS
4 KKTPI 60 Mesin Angkt XXIII 27 6 29 6 3 24 √ - - 200 146.806.298 LUWU TIMUR PERHUBUNGA LUWU TIMUR
N LUWU TIMUR
G. DIKLAT AWAL DASAR-DASAR KESYAHBANDARAN (DADK)
DISHUB
1 DADK Angkt III 24 6 28 6 5 50 √ - - 25 61.263.333 MAKASSAR MAMUJU
SULBAR
Pembukaan Diklat
Penutupan Diklat
DIREKTUR
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
25