Anda di halaman 1dari 41

KESADARAN AKAN PENTINGNYA ALAT – ALAT

KESELAMATAN DI ATAS KAPAL FC ARK SHILOH

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menempuh Program Diploma III Pada
Jurusan Nautika

Disusun Oleh
GUNTUR WIBOWO

NIT : 18323053

AKADEMI MARITIM (AKMI) SUAKA BAHARI CIREBON

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : KESADARAN AKAN PENTINGNYA ALAT- ALAT


KESELAMATAN DI ATAS KAPAL FC ARK
SHILOH
Nama Taruna : Guntur Wibowo
Jurusan / NIT : 18323053

Tugas Akhir dengan judul dan atas taruna tersebut diatas telah disetujui untuk
dapat diujikan, sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
pada jurusan Nautika, Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon.

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

(PITRIASARI, SE., M.M.Tr) (Capt. ROCHANDA)

Ditetapkan di : Cirebon
Tanggal : ……..………

Mengetahui
Ketua Jurusan Nautika

(Capt. DEDI NURYAMAN, S.DPO.M.MAR )


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : KESADARAN AKAN PENTINGNYA ALAT – ALAT


KESELAMATAN DI ATAS KAPAL FC ARK SHILOH
Nama Taruna : Guntur Wibowo
Jurusan / NIT : 18323053

Telah berhasil dipertahankan dihadapkan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
pada jurusan Nautika, Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon.

DEWAN PENGUJI

Penguji I Penguji II

……………………….. ……………………………

Pembimbing I Pembimbing II

(PITRIASARI, SE., M.M.Tr) (Capt. ROCHANDA M.Mar)

Mengetahui
Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon
Direktur

(ASEP RAHMAT, SH, MM)


LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Guntur Wibowo

NIT : 18323053

Judul Karya Tulis KESADARAN AKAN PENTINGNYA ALAT – ALAT


KESELAMATAN DIATAS KAPAL FC ARK SHILOH

Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri, yang

kemudian belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program Diploma Tiga

(D3) Jurusan Nautika ataupun pada Program yang lainnya. Tugas Akhir ini adalah milik saya,

karena itu pertanggung jawaban sepenuhnya berada di pundak saya.

Yang Menyatakan

( Guntur Wibowo )
MOTTO

“Tidak ada penderitaan yang abadi, tidak ada kebahagiaan yg abadi. Kecuali

bagi yang pandai bersyukur, selamanya ia akan merasakan kebahagiaan”

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan judul

“KESADARAN AKAN PENTINGNYA ALAT – ALAT KESELAMATAN DI ATAS

KAPAL FC ARK SHILOH”.Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mendapat

bimbingan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu,tenaga dan pikiran yang

begitu berharga sampai terselesaikan nya Tugas Akhir ini.

Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

kepada :

1. Bapak Asep Rahmat ,SH,MM. selaku Direktur Akaemi Maritim (AKMI)

Suaka Bahari Cirebon.

2. Capt.Dedi Nuryaman,S.DPO. Selaku Ketua Jurusan Nautika yang

senantiasa memberikan solusi di setiap masalah.

3. Ibu Pitriasari, SE,M.MTr Selaku pembimbing teknik penulisan yang

senantiasa memberika arahan yang positif.

4. Capt. Rochanda , M.Mar Selaku pembimbing materi yang senantiasa

memberikan saran yang membangun.

5. Segenap Dosen Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon yang

telah memberikan ilmunya sehingga mengantarkan penulis dalam

menyelesaikan studi di Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon .

v
6. Kedua orang tua saya yang telah memberikan bantuan Doa serta Materil

sehingga terselesaikanKarya Tulis Ilmiah ini, Serta Rekan-rekan taruna

yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dalam upaya meningkatkan Kesadaran Anak Buah Kapal Terhadap

pentingnya penggunaan Personal Protective Equipment diatas kapal agar terhindar

dari kecelakaan diatas kapal,karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki

,maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Cirebon, Oktober 2021

vi
DAFTAR ISI

Cover
Lembar Persetujuan ............................................................................. i
Lembar Pengesahan ............................................................................. ii
Lembar Pernyataan .............................................................................. iii
Motto .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................ 8
B. Rumusan Masalah ................................................... 10
C. Ruang Lingkup ....................................................... 10
D. Tujuan Dan Manfaat ............................................... 10
E. Metode Penelitian ................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ................................................... 15
A. Teori ....................................................................... 15
B. Definisi ................................................................... 25

BAB III PEMBAHASAN .......................................................... 31


A. Objek Penelitian ............................................................................. 31
B. Analisis Dan Pembahasan ................................................................ 31
C. Pemecahan Masalah ......................................................................... 34
BAB IV PENUTUP ................................................................... 35
A. Simpulan ......................................................................................... 35
B. Saran ............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 37
RIWAYAT HIDUP PENULIS .......................................................... 38

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kapal sebagai sarana angkutan laut memegang peranan yang sangat penting

dalam kelancaran transportasi laut,serta banyak orang yang menggantungkan

hidupnya diatas kapal,maka bahaya atas keselamatan yang selalu mengancam

setiap saat harus selalu di waspadai. Banyak kecelakaan diatas kapal yang terjadi

dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Akibatnya terjadinya kerugian yang

disebabkan oleh kurangnya penguasaaan dan keterampilan anak buah kapal dalam

mengoperasikan alat-alat keselamatan yang ada diatas kapal.

Keterampilan dalam penggunaan alat-alat keselamatan yang baik dan benar

maka otomatis akan sangat mendukung bagi pengoperasian kapal. Pengoperasian

kapal akan berjalan lancar jika semua anak buah kapal mempunyai keterampilan

dan bertanggung jawab akan apa yang menjadi tugasnya sehingga bisa

meningkatkan keselamatan kerja dan mengurangi resiko kecelakaan kerja bagi

anak buah kapal.

Terjadinya kecelakaan pada waktu anak buah kapal bekerja di atas kapal

seperti mata kemasukan karat, tertimpa benda jatuh, terjepit oleh sesuatu dan

sebagainya itu semua disebabkan karena kurangnya penguasaan anak buah kapal

dalam mengoprasikan alat-alat keselamatan saat bekerja.

8
Dengan banyak terjadinya kecelakan di ataskapal, maka menandakan bahwa

banyak anak buah kapal yang belum terbiasa menggunakan alat keselamatan yang

benar saat bekerja.Oleh karenanya perlu adanya sosialisasi yang teratur kepada

anak buah kapal, agar mereka bisa bekerja dengan baik dan aman saat di atas

kapal.

Pembekalan ilmu kepada anak buah kapal sebelum melakukan

pekerjaan sangat perlu dilakukan.Hal ini harus dilakukan setiap saat, agar

mereka paham betul dan terbiasa menggunakan alat keselamatan. Dengan ini

anak buah kapal akan menyadari bahwa pentingnya alat keselamatan saat

bekerja.

Anak buah kapal, mereka juga harus memiliki kesadaran diri akan

keselamatannya saat bekerja di atas kapal. Contohnya pada saat mereka

membuat tali ataupun menurunkan jangkar.Mereka harus menggunakan alat

pelindung yang diantaranya adalah helm, sarung tangan, baju kerja, serta

safety shoes.Ini bertujuan agar anak buah kapal terbiasa dan senantiasa

waspada dengan resiko yang mungkin terjadi.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis menulis Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul :

“KESADARAN AKAN PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT-

ALAT KESELAMATAN DI ATAS KAPAL FC ARK SHILOH ”

9
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diambil

oleh penulis adalah :

1. Mengapa kedisplinan ABK,dalam penerapan prosedur penggunaan alat

keselamatan kerja diatas kapal masih rendah ?

2. Mengapa keterampilan ABK ,tentang pengguanaan alat – alat

keselamatan kerja diatas kapal masih rendah ?

A. RUANG LINGKUP

Luas dan banyaknya faktor penyebab terjadinyasuatu

kecelakaan, agar terjadi kejelasan dan ketegasan yang menjadi pokok

permasalahandalam penelitian ini maka perlu adanya suatu batasan

masalah.

Dalam penulisan tugas akhir terapan ini, penulis membatasi ruang lingkup

masalah yang hanya terjadi pada saat pelaksanaan kerja di atas kapal.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

10
1. Untuk mengetahui penyebab kurangnya kesadaran anak buah kapal

terhadap penggunaan alat – alat keselamatan diatas kapal

2. Untuk mengetahui cara membiasakan anak buah kapal agar mereka selalu

menggunakan alat keselamatan kerja saat melaksanakan suatu pekerjaan

diatas kapal guna mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Diharapkan penelitian ini dapat mencegah dan mengurangi terjadinya

kecelakaan saat bekerja, serta dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana cara agar kita terbiasa dan sadar akan pentingnya penggunaan

alat keselamatan saat melaksanakan pekerjaan diatas kapal.

2. Diharapkan penelitian ini dapat membuat pengetahuan Taruna atau Taruni

Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon semakin bertambah luas dan

mampu mengurangi tingkat kecelakaan yang disebabkan manusia dalam

penggunaan alat-alat keselamatan di atas kapal.

E. METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Penelitian kualitatif adalah penelitan tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna

(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan

teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan

11
fakta dilapangan.Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk

memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian.Terdapat perbedaan mendasar antara peran

landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian

kualitatif.Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori

menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori

yang digunakan, sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari

data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir

dengan suatu “teori”.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk angket

data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif

diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya

wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah

dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif

adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video,

sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yakni

pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data dari responden

secara langsung oleh peneliti. Data yang digunakan bukan dari hasil

pengumpulan sebelumnya. Teknik

pengumpulan data pada penelitian primer ini dapat berupa

kuisioner, wawancara, observasi, opinion pooling.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

12
Sebagai usaha untuk menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan data melalui Teknik Pengamatan dan

Study Pustaka.

A. Teknik Pengamatan ( Observation )

Metode Observasi menurut Soehardi Sigit (2003) yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti atau kolaboratornya untuk

mencatat kejadian atau peristiwa dengan menyaksikannya.Observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sisitematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian langsung mengenai keselamatan

kerja pada anak buah kapal.

B.Teknik Wawancara ( Interviewing )

Metode interview menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi

(2008) adalah metode pengumpulan data dengan jalan wawancara untuk

mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.

Metode ini menghendaki adanya komunikasi langsung antara penulis dengan

berbagai narasumber seperti nahkoda beserta seluruh anak buah kapal.

C.Study Pustaka

Studi pustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

13
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik.Berikut ini adalah bagan studi kepustakaan yang

penulis lakukan dalam penelitian ini.

Bagan 1.1 Studi Kepustakaan

4. TEKNIK ANALISIS DATA

A. Sumber Data Primer

Data primer dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini adalah data yang

didapat secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini data yang diambil

dengan cara pengamatan dan wawancara dengan orang – orang yang terlibat

secara langsung pada materi atau hal-hal yang berhubungan materi yang

penulis perlukan.

B. Sumber Data Sekunder

Menurut Sumadi Suryabrata (2012) Data sekunder adalah data yang

14
terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang yang tidak sedang

meneliti walaupun data yang dikumpulkan sebenarnya adalah data asli.Data

ini diperoleh dari buku-buku, referensi dan literature yang mempunyai

kaitan dengan obyek yang sedang diteliti.

15
BAB II
LANDASAN TEORI

A.Teori

Alat keselamatan kerja adalah alat yang wajib digunakan oleh setiap pekerja

lapangan dengan kondisi medan kerja yang ekstrim sebagai bagian dari alat pelindung

diri.

Alat keselamatan kerja adalah semua peralatan kerja yang ada di atas kapal yang

berguna untuk mempertahankan hidup ketika terjadi keadaan darurat di atas kapal.

Alat keselamatan kerja adalah kewajiban bagi semua pekerja baik di darat

maupun di laut yang memiliki resiko terhadap kecelakaan kerja. Alat keselamatan kerja

ini dapat mencegah dan mengurangi bahaya yang bisa timbul saat melakukan pekerjaan.

Menurut Captain Philips pengertian, Keselamatan kerja berkaitan

dengan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu

peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar :

a. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang

menjadi sebab sakit cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-

kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

b. Tingkat keselamatan kerja yang tinggi, sejalan dengan pemeliharaan dan

penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan

bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.

c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan kerja yang tinggi, menciptakan

kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja,

16
sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisien yang lebih

tinggi pula.

d. Praktek keselamatan kerja tidak bisa dipisah-pisahkan dari ketrampilan,

keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi

kelangsungan proses produksi.

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan karena

di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan. Captain Philips,

Keselamatan Kerja dan Pencegahan kecelakaan. Untuk mengurangi resiko

kecelakaan maka keselamatan dan kesehatan kerja harus diutamakan. Secara

umum harus diketahui sebab-sebab dan akibat kecelakaan, maka peralatan

serta prosedur kerja di atas kapal juga harus dipatuhi. Secara khusus

penyebab dan penanggulangan pada saat terjadi kecelakaan perlu dipahami

dengan benar oleh seluruh anak buahkapal guna mencegah terjadinya

kecelakaaan kerja.

Berikut klasifikasi kecelakaan kerja:

a. Menurut jenis kecelakaan :

Tertimpa benda jatuh merupakan jenis kecelakan yang sering terjadi

diatas deck.Pada saat melakukan kegiatan bongkar muat seperti jenis

muatan kayu, banyak anak buah kapal yang tidak mengikat muatan

dengan kencang, sehingga muatan tersebut menimpa anak buah kapal.

Selain itu ada juga jenis kecelakaan seperti jatuh, menginjak, terjepit,

gerakan berlebih, kontak suhu tinggi, kontak aliran listrik, kontak dengan

bahan berbahaya dll.

17
b. Menurut media penyebab meliputi :

Kecelakaan ini bukan disebabkan oleh sumber daya manusia,

melainkan disebabkan oleh peralatan yang menunjang kegiatan

manusia.Contohnya alat angkat yang berada diatas kapal seperti crane,

sering terjadi kecelakaan akibat terputusnya tali crane yang berfungsi

untuk mengangkat muatan.Hal itu mengakibatkan suatu kejadian yang

merugiakan kerugian baik bagi anak buah kapal maupun dari perusahan

itu sendiri. Contoh yang lain adalah alat angkut, peralatan lain, bahan,

substansi, radiasi, lingkungan kerja dan penyebab lain.

c. Menurut sifat cidera meliputi :

Patah tulang merupakan salah satu cidera yang sangat beresiko

tinggi.Menurut Mansjoer (2009) fraktur atau patah tulang adalah

putusnya konstinuitas jaringan tulang rawan yang umumnya disebabkan

oleh rudra paksa.

d. Bagian tubuh yang cidera meliputi :

Kepala merupakan bagian tubuh yang sangat vital. Karena itu maka

saat bekerja diatas deck harus benar-benar terlindung. Dengan

menggunakan alat pelindung kepala seperti helm, maka saat melakukan

pekerjaan seperti mengecat bagian lambung kapal kepala akan terlindungi

dari benda atau kayu penyangga yang jatuh dari atasnya. Bagian leher,

badan, anggota gerak atas, anggota gerak bawah juga sangat beresiko

besar jika terjadi kecelakaan.

Berdasarkan Basic Safety Training (2014) menyebutkan bahwa :

18
Tindakan tidak aman dari manusia ( unsafe human acts ), misal :Bagian deck

kapal sering terjadi kecelakaan yang diakibatkan tindakan tidak aman dari

manusia.Hal ini terjadi karena adanya kesalahan yang ditimbulkan oleh

manusia itu sendiri. Berikut beberapa contoh pekerjaan diatas kapal yang

diakibatkan oleh kesalahan manusia :

1. Bekerja tanpa prosedur yang aman

Muatan yang diangkut akan diganti, maka sebagai anak buah kapal

harus membersihkan palka terlebih dahulu. Dalam kegitan ini sering

terjadi kecelakan karena tergelincir saat menggunakan air yang

bertegangan tinggi dan mengakibatkan kepala terbentur ke lantai.Ini

dikarenakan anak buah kapal bekerja tanpa prosedur yang benar seperti

tidak menggunakan safety helmet dan wearpack. Dengan demikian hal

yang seharusnya dilkukan anak buah kapal adalah menjalankan semua

prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, agar terhindar dari

resiko bekerja yang bisa timbul kapan saja,

Gambar 2.1 Kegiatan Cleanning cargo

19
2. Seorang pekerja menggunakan alat keselamatan kerja

Saat membuat tali wire sering terjadi mata kemasukan percikan dari wire

tersebut, ini dikarenakan oleh anak buah kapal yang tidak menggunakan alat

keselamatan yang benar seperti kaca mata pelindung dan sarung tangan.

Dengan hal ini anak buah kapal harus senantiasa menggunakan alat

keselamatan dengan benar saat bekerja. Karena banyak resiko yang bisa

timbul kapan saja.

Gambar 2.2 Kegiatan membuat tali wire

20
3. Tidak menghiraukan peringatan

Kejadian pada anak buah kapal yang sedang memperbaiki sistem

kelistrikan di atas deck, dalam kegiatan tersebut sebelumnya perwira dikapal

sudah memberikan perngatan akan bahaya - bahaya yang ditimbulkan, akan

tetapi anak buah kapal tersebut tidak menghiraukan bahaya yang terjadi,

seperti tidak menggunkan sarung tangan sebagai bahan isolator. Dengan

demikian akan banyak kejadian yang timbul akibat perilaku yang dilakukan

seperti kesengat listrik dengan tegangan tinggi. Dengan hal ini maka anak

buah kapal harus senantiasa bekerja sama dalam bekerja setiap hari, agar

komunikasi antar sesama berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan salah

paham.

Gambar 2.3 Kegiatan ceroboh saat menangani kelestrikan

21
4. Menggunakan alat pelindung yang rusak

Proses pengecatan bagian lambung kapal anak buah kapal perlu

menggunkan alat keselamatan yang lengkap. Hal ini dilakukan di tempat

yang sangat tinggi, sehinggal anak buah kapal harus menggunkannya suatu

alat yang dinamakan Safety Harnes, akan tetapi ada beberapa dari anak buah

kapal tidak memeriksanya terlebih dahulu. Sehingga muncul kemungkinan

terjadi kecelakaan seperti tali pengaman yang terputus, dan mengakibatkan

meraka akan terjatuh langsung dari ketinggian. Dengan hal ini anak buah

kapal harus senantiasa memeriksa semua alat-alat keselamatan yang akan

digunakan, agar megetahui keadaan atau kondisi alat-alat tersebut.

Gambar 2.4 Kegiatan mengecat lambung kapal

a. Keadaan tidak aman ( Unsafe Condition ) misalnya :

Unsafe Condition adalah semua kondisi prasarana, sarana maupun

lingkungan sekitar yang mengandung potensi

22
Bahaya (hazard) yang dapat membahayakan serta menyebabkan

terjadinya kecelakaan. Sebagai anak buah kapal harus sering ngontrol

keadaan di atas deck kapal. Dengan demikian maka anak buah kapal

akan senantiasa merasa aman saat melakukan pekerjaan. Berikut adalah

sebagai contoh dari Unsafe Condition :

1) Peralatan pengamanan yang tidak memenuhi syarat.

Memperbaiki lampu tiang di bagian top deck tidak menggunakan alat

keselamatan yang sesuai standar sehingga mengurangi tingkat keamaanan

saat bekerja.

Gambar 2.5 Peralatan yang tidak sesuai standar

2) Bahan/ peralatan yang rusak atau tidak dapat dipakai.

Pipa/valve pada main deck kapal tanker yang sudah mengalami

pembengkaan karena adanya tekanan yang tinggi sehingga harus diganti.

23
Gambar 2.6 Pipa yang mengalami pembengkakan

3) Penerangan kurang.

Mualim menyiapkan tali di haluan atau buritan untuk sandar pada saat
malam hari, maka membutuhkan penerangan yang cukup agar bisa bergerak atau
bekerja dengan baik. Dengan demikian mualim tidak tergangggu dalam
melaksanakan
pekerjaannya.

Gambar 2.7 Penerangan yang cukup pada haluan

4) Lingkungan yang terlalu sesak, lembab dan bising.

Cleaning tank di kapal tanker anak buah kapal harus menggunakan alat bantu

pernafasan. Karena di dalam tank sangat sedikit kadar oksigennya sehingga

lingkunganya terlalu sesak untuk manusia.

24
Gambar 2.8 Lingkungan yang terlalu sesak

1. Anak buah kapal yang tidak melaksanakan prosedur kerja dengan baik akan

dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan tempat dia bekerja khususnya

bagi anak buah kapal itu sendiri. Seperti saat anak buah kapal sedang

mengelas besi diharuskan menggunakan kaca mata pelindung, tetapi anak

buah kapal tersebut tidak menghiraukannya sehingga percikan api yang

berasal dari besi yang dilas mengenai matanya dan menyebabkan kebutaan.

Gambar 2.10 Kegiatan mengelas besi

25
B. Definisi

Alat pelindung diri (Personal Protective Equipment) bagi crew kapal untuk

menjamin keselamatan dalam bekerja guna mengurangi resiko kecelakaan

kerja di kapal.

a. Pelindung Kepala

Safety Helmets dapat menahan bahaya yang disebabkan oleh benda

yang jatuh dari suatu ketinggian. Bahaya lainnya termasuk panas yang tidak

normal, resiko benturan atau pukulan yang menghancurkan, atau percikan

bahan kimia.

Kulit helm harus dalam satu bagian konstruksinya tanpa klim, dibentuk

untuk menahan benturan. Harnes atau Suspension untuk menyokong

pelindungan di kepala pemakai. Crown Straps membantu menahan kekuatan

benturan, dibentuk pada jarak kelayakan dari pendekatan 25 mm antara kulit

helm dengan batok kepala pemakai. Suspensi harus bisa diatur sebelum helm

digunakan.

Gambar 2.11 Safety Helmets

26
b. Pelindung Pendengaran

Ear Protectors (Pelindung Telinga) merupakan alat keselamtan kerja

di kapal yang sangat vital bagi crew. Hal ini digunakan untuk mengatasi

gangguan pendengaran yang terjadi.

Gambar 2.12 Alat pelindung telinga

c. Pelindung Muka dan Mata

1) Welding helmet adalah alat keselamatan kerja di kapal untuk divisi

pengelasan. Alat ini melindungi crew dari paparan langsung percikan api

dan sinar ultraviolet yang keluar saat proses tersebut.

27
Gambar 2.13 Welding helmet

2) Goggles (pelindung mata)

Merupakan alat yang digunakan untuk melindugi mata dari cidera

akibat kemasukan benda. Bisa debu yang ada di kapal, atau percikan api

intensitas tinggi saat melakukan proses pengelasan.

Dalam memilih pelindung muka dan mata, harus diperhatikan

bentuk dan tingkat bahaya yang dihadapi dan kemampuan pelindung.

Gambar 2.14 Alat pelindung mata (goggles)

28
\

d. Pelindung Tangan dan Kaki

1) Hand Gloves (Sarung tangan) merupakan pelindung tangan berbentuk

sarung tangan. Macam dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan kapal

tersebut misalnya sarung tangan untuk melindungi dari benda panas, sarung

tangan las, atau sarung tangan untuk bahan kimia.

Gambar 2.15 Sarung tangan (hand gloves)

2) Safety Shoes dipakai sebagai pelindung kaki saat berjalan di area kapal.

Memakai safety shoes melindungi kaki pengguna dari halhal yang bisa

membahayakan. Kecelakaan pada kaki biasanya disebabkan karena

pemakaian alas kaki yang tidak cocok, meskipun begitu dirasakan kepada

semua personil yang bekerja diatas kapal untuk menggunakan Safety Shoes

yang tepat.

29
Gambar 2.16 Sepatu kerja / Safety shoes

C. Pelindung Badan

Wear Pack merupakan alat pelindung diri yag digunakan sebagai

pelindung saat bearada di area pekerjaan yang mengandung resiko yang

cukup besar. Wear Pack juga digunakan untuk menunjukan identitas

perusahaan tempat seorang pekerja.

Gambar 2.17 Wearpack

30
a. Perlindungan dari Jatuh

Safety Harness merupakan tali pengaman digunakan crew yang bekerja, di

luar atau di bawah deck atau tempat lain yang terdapat resiko terjatuh dari

ketinggian 2 meter atau lebih. Ujung safety harness diikat pada titik yang

kuat pada kapal. Dan ujung satunya pada crew yang bertugas.

Gambar 2.18 Safety harness

31
BAB III

A. Objek Penelitian

Dalam objek menyampaikan hasil penelitian disusun sesuai dengan tujuan

penelitian. Masing-masing bagian dari penulisan memiliki ketertarikan satu

sama lain, untuk itu sangat dibutuhkan untuk tujuan penelitian melalui

wawancara dan pengumpulan data data

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Kurang disiplinnya ABK dalam penerapan akan pentingnya

penggunaan alat – alat keselamatan yang ada diatas kapal .

Adapun 2 aspek penyebab permasalahan dari kurangnya keterampilan ABK tentang

penggunaan alat – alat keselamatan diatas kapal , yaitu :

A. Kurangnya pengawasan kerja terhadap ABK tentang prosedur

keselamatan.

B. Pemahaman anak buah kapal yang kurang tentang peranan alat – alat

keselamatan kerja dalam mekaksanakan pekerjaan. Ini diakibatkan

karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman bekerja dikapal.

Sehingga anak buah kapal kurang paham akan pekerjaan yang

dilakukan dan resiko – resiko bahaya yang akan menimpanya. Hal

ini yang akan menyebabkan terjadinya kesalahan dan menyebabkan

kecelakaan. Pada waktu bekerja mereka tidak menggunakan

peralatan keselamatan yang sesuai dalam bekerja.

32
2. Kurang terampilnya ABK tentang penggunaan alat-alat keselamatan yang

ada di atas kapal.

Adapun 2 aspek penyebab dari kurangnya keterampilan ABK tentang

penggunaan alat – alat keselamatan yang ada diatas kapal :

A. Kurang pelatihan bagi ABK mengenai cara penggunaan alat – alat keselmatan

yang ada diatas kapal, contohnya :

Pada waktu bekerja mereka tidak menggunakan peralatan keselamatan

kerja . Seperti saat bekerja mengelas dibagian main deck , ada ABK tidak

menggunakan safety helmet sarung tangandan masker. Hal ini sangat

berbahaya bagi keselamatan anak buah kapal, karena pericikan api bisa

terkena tangan atau wajah dari anak buah kapal yang sedang bekerja. Dan

yang lebih parah jika percikan api tersebut terkena mata, karena dapat

mengakibatkan kebutaan.

Gambar Anak buah kapal sedang mengelas

33
B. Kurangnya kesadaran ABK tentang arti dari keselamatan itu sendiri yaitu :

ABK yang tidak melaksanakan prosedur kerja dengan baik akan dapat

menyebabkan kerugian bagi perusahaan tempat dia bekerja khususnya

bagi anak buah kapal itu sendiri. Seperti saat anak buah kapal sedang

mengelas besi diharuskan menggunakan kaca mata pelindung, tetapi

anak buah kapal tersebut tidak menghiraukannya sehingga percikan api

yang berasal dari besi yang dilas mengenai matanya dan menyebabkan

kebutaan.

Gambar Kegiatan mengelas besi

34
C. Pemecahan Masalah

1. Kurangnya disiplinnya ABK dalam penerapan penggunaan alat – alat keselamatan

kerja . Dari permasalahan tersebut diatas maka Analisa pemecahan masalah

adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan pemahaman ABK tentang bahaya – bahaya yang akan terjadi

jika tidak memakai alat – alat keselamatan kerja bila sedang bekerja diatas

kapal

b) Meningkatkan kontrol kerja bagi ABK .

2.Kurang terampilnya ABK dalam penerapan penggunaan alat – alat keselamatan

kerja . Dari permasalahan tersebut diatas maka Analisa pemecahan masalah

adalah sebagai berikut :

a) Melakukan pelatihan dan menambah pengetahuan tentang cara penggunaan

alat – alat keselamatan kerja agar terhindar atau meminimalisir dari bahaya –

bahaya yang akan terjadi jika sewaktu – waktu .

b) Menumbuhkan kesadaran ABK akan pentingnya alat – alat keselamatan yang

ada diatas kapal .

35
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan masalah tersebut diatas , maka dapat ditarik kesimpulan ,

sebagai berikut :

1. Rendahnya kedisplinan ABK dalam menaati peraturan keselamatan kerja .

2. Pemahaman ABK yang kurang tentang peranan alat – alat keselamatan

kerja dalam melaksanakan pekerjaan .

3. Peralatan keselamatan kerja yang tersedia dikapal dan digunakan oleh

ABK untuk bekerja sudah rusak dan tidak layak pakai .

4. ABK yang baru naik atau kerja dikapal kurang melalui tahap familiarisasi

atau pengenalan terhadap lingkungan dikapal dengan benar .

B.Saran

Dari kesimpulan dan permasalahan yang terjadi , kami menyarankan

beberapa hal , Antarara lain sebagai berikut :

1. Sebaiknya nahkoda dan perwira yang lain untuk meningkatkan kedisplinan

ABK pada saat melakukan pekerjaan

2. Sebelum ABK naik kapal pihak perusahaan harus memberikan edukasi –

edukasi tentang pemahanan alat – alat keselamatan kerja yang ada diatas

kapal .

36
3. Sebaiknya nahkoda dan perwira lebih memperhatikan juga alat – alat

keselamatan kerja yang sudah rusak atau tidak layak pakai kemudian

dilaporkan ke pihak perusahaan agar bisa diganti dengan yang baru .

4. ABK yang baru naik diatas kapal harus lebih aktif bertanya agar cepat

familiarisasi atau pengenalan lingkungan dikapal .

37
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Edisi Ketiga.Jakarta :

FK UI Press.PP78-88

Sigit Soehari. 2003. Esensi Perilaku Organisasi. Yogyakarta ; Lukman Offset

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei.Jakarta :

LP3S

Suma’mur, PK. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :

Sagung Seto

Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.Rajagrafindo

Persada

Tarwaka.2008.Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Harapan Press

38
RIWAYAT HIDUP

Nama : Guntur Wibowo

NIT : 18323053

Tempat, Tanggal lahir : Bogor, 12 Agustus 2000

: Komplek Inkopad Blok G 12 no 14 Rt.03 Rw.06


Alamat
Kecamatan Tajurhalang Kelurahan
Sasakpanjang Kabupaten Bogor

Agama : Islam

: 0896-0760-4628
No. Telephone

Nama Orang Tua

Nama Ayah : Tardjani

Nama Ibu : Hj.Nurhasanah

: Komplek Inkopad Blok G 12 no 14 Rt.03 Rw.06


Alamat
Kecamatan Tajurhalang Kelurahan Sasakpanjang
Kabupaten Bogor
Riwayat Pendidikan

1. SDN KARTIKA SEJAHTERA ( Tahun 2006 – 20012 )

2. SMPN 1 TAJURHALANG ( Tahun 2012– 2015)

3. PDF AL-MASTHURIYAH ( Tahun 2015– 2018 )

4. AKMI CIREBON ( Tahun 2018 – Sekarang)

39

Anda mungkin juga menyukai