Anda di halaman 1dari 50

PENGGUNAAN CORIOLIS MASS FLOWMETER DALAM

KEGIATAN BONGKAR MUAT SECARA STS DI KAPAL


MOTHERSHIP

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menempuh Program Diploma III

Pada Jurusan Nautika

Disusun oleh:

FIKRI HAUZAN

NIT. 16304228

AKADEMI MARITIM (AKMI) SUAKA BAHARI CIREBON


TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Penggunaan Coriolis Mass Flowmeter Dalam Kegiatan

Bongkar Muat Secara STS di Kapal Mothership

Nama Taruna : Fikri Hauzan

Jurusan/NIT : Nautika / 16304228

Tugas Akhir dengan judul dan atas taruna tersebut di atas telah disetujui

untuk dapat diujikan, sebagai bagian dari persyaratan untuk menperoleh gelar Ahli

Madya pada jurusan Nautika Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon.

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Capt. Drs. H. M. Thamrin Laomang, M.Mar Drs. Hadi Pramono, M.Pd.

Ditetapkan di : Cirebon

Tanggal : 25 Juni 2020

Mengetahui,

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Dedi Nuryaman, S.DPO., M.Mar

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Penggunaan Coriolis Mass Flowmeter Dalam Kegiatan

Bongkar Muat Secara STS di Kapal Mothership

Nama Taruna : Fikri Hauzan

Jurusan/NIT : Nautika / 16304228

Tugas Akhir dengan judul dan atas taruna tersebut di atas telah disetujui

untuk dapat diujikan, sebagai bagian dari persyaratan untuk menperoleh gelar Ahli

Madya pada jurusan Nautika Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon.

DEWAN PENGUJI

Penguji I Penguji II

Capt. H. Ahmad Suhardono, M.Mar Abdul Fattah M.M

Pembimbing I Pembimbing II

Capt. Drs. H. M. Thamrin Laomang, M.Mar Drs. Hadi Pramono, M.Pd

Ditetapkan di : Cirebon

Tanggal : 7 Juli 2020

Mengetahui,

Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon

Direktur

Asep Rahmat, SH., MM

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fikri Hauzan

NIT : 16304228

Jurusan : Nautika

Judul Tugas Akhir : Penggunaan Coriolis Mass Flowmeter Dalam Kegiatan

Bongkar Muat Secara STS di Kapal Mothership

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Tugas Akhir ini adalah

betul-betul hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tugas

Akhir ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Akademi Maritim Suaka Bahari Cirebon.

Demikian surat pernyataan ini saya tulis dan bisa dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Cirebon, Juni 2020

Yang membuat pernyataan,

Fikri Hauzan

iii
MOTTO

“Lakukanlah yang terbaik dan berusahalah dengan sungguh-sungguh. Hal

menang atau kalah bukanlah kehendak kita. Selama kita sudah berusaha dan

melakukan yang terbaik, kita pasti mendapatkan yang terbaik pula”.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul

“Penggunaan Coriolis Mass Flowmeter Dalam Kegiatan Bongkar Muat

Secara STS di Kapal Mothership” dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan

pendidikan gelar Diploma III Program Studi Nautika pada Kampus Akademi

Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Asep Rahmat, SH., MM. selaku Direktur Akademi Maritim (AKMI)

Suaka Bahari Cirebon.

2. Capt. Drs. H. M. Thamrin Laomang, M. Mar selaku pembimbing materi yang

selama ini selalu membimbing dan mengarahkan penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

3. Bapak Drs. Hadi Pramono, M.Pd. selaku pembimbing penulisan yang selama

ini selalu membimbing dan mengarahkan penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

4. Seluruh Dosen dan Civitas Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon

yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan penulis selama

menjadi Taruna di Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon.

v
5. Ayah dan Ibu Tercinta yang selama ini telah memberikan dorongan,

semangat, dan motifasi selama penulis menjalankan pendidikan di Akademi

Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon

6. Rekan-rekan Taruna Taruni angkatan XXX, yang selama ini telah

memberikan dorongan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini, untuk itu

penulis mengharapkan segala partisipasi dari semua pihak untuk memberikan

masukan dan kritik yang membangun, serta saran demi sempurnanya karya tulis

ini

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh

semua pihak kepada penulis. Dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

kita semua dan penulis pada khususnya.

Cirebon, Juni 2020

Penulis

Fikri Hauzan

vi
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN. .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN. .................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................ 3

C. Ruang Lingkup .................................................................................... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................... 4

E. Metode Penelitian ................................................................................. 5

BAB II : LANDASAN TEORI .............................................................................. 9

A. Teori ...................................................................................................... 9

B. Prinsip-Prinsip Bongkar Muat ........................................................... 17

vii
BAB III : PEMBAHASAN PENELITIAN .......................................................... 22

A. Objek Penelitian................................................................................... 22

B. Analisis dan Pembahasan Penelitian .................................................. 22

C. Pemecahan Masalah ............................................................................ 32

BAB IV : PENUTUP .............................................................................................. 38

A. Kesimpulan ........................................................................................... 38

B. Saran ..................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 40

RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................. 41

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan bongkar muat merupakan salah satu tujuan utama dari sandarnya

sebuah kapal di dermaga. Kapal berlayar dari satu dermaga ke dermaga lain

adalah untuk mengantarkan muatan, baik itu container, barang curah, peti kemas,

BBM, dan termasuk mengangkut manusia untuk kapal penumpang.

Kegiatan bongkar muat tidak hanya dilakukan saat sandar di dermaga saja,

melainkan dapat juga di tengah laut, contohnya adalah Ship to Ship Transfer atau

yang sering disebut dengan STS. Ship to Ship Transfer merupakan kegiatan

bongkar muat dari satu kapal ke kapal lain secara langsung. Kegiatan STS ini

biasanya dilakukan oleh kapal tanker dan kapal curah. Kali ini, penulis akan

membahas mengenai proses STS di kapal tanker.

Dalam kegiatan bongkar muat dengan cara STS ini, ada salah satu kapal

yang menjadi mothership. Kapal mothership sendiri adalah kapal yang berfungsi

layaknya dermaga. Mothership akan menampung minyak yang dibawa oleh kapal

shuttle, kemudian akan didistribusikan ke kapal-kapal lain yang sandar di kapal

mothership tersebut.

Selama melaksanakan kegiatan praktek laut, penulis mendapatkan

kesempatan untuk melaksanakan praktek di kapal mothership, yakni di MT.

Sengeti selama kurang lebih 6 bulan. Di sana penulis mendapat banyak ilmu

1
mengenai kegiatan STS, terutama bagaimana peran kapal sebagai mothership.

Biasanya kegiatan bongkar dengan sistem STS hanya dilakukan dari mothership

ke satu kapal yang berada di salahsatu sisinya saja. Namun, di MT. Sengeti,

mothership dapat melaksanakan kegiatan bongkar ke dua kapal sekaligus yang

sandar di sisi kanan dan kirinya.

Dari kegiatan-kegiatan yang penulis jalani di kapal mothership, ada salah

satu alat yang menarik dan akan penulis jadikan sebagai inti materi dalam

penulisan karya tulis ini. Alat tersebut adalah coriolis mass flow meter. Tentunya

flowmeter ini adalah salahsatu alat atau faktor yang menunjang MT. Sengeti untuk

dapat melaksanakan kegiatan bongkar ke dua kapal sekaligus.

Sehubungan dengan pengalaman penulis dalam melaksanakan praktek laut,

maka dalam kesempatan ini penulis menyusun sebuah karya tulis dengan judul

”Penggunaan Coriolis Mas Flowmeter Dalam Kegiatan Bongkar Muat Secara

STS Di Kapal Mothership”.

Berbeda dengan kapal lainnya, yang paling diutamakan dari kapal

mothership adalah performa pompanya untuk mendapatkan hasil maksimal dalam

waktu yang seefisien mungkin. Jika kebanyakan mothership hanya bisa bongkar

ke salahsatu kapal saja, maka tentu akan lebih baik jika dapat bongkar ke dua

kapal sekaligus.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi permasalahan-

permasalahan yang tertulis di atas, maka penulis menguraikan beberapa rumusan

masalah yang dapat diambil, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah pengaruh dari penggunaan coriolis mass flowmeter di kapal

mothership?

2. Apa saja kelebihan dan kelemahan coriolis mass flowmeter terhadap

kegiatan bongkar muat?

3. Bagaimana prosedur penggunaan coriolis mass flowmeter agar mendapat

hasil yang maksimal?

C. Ruang Lingkup

Agar pembahasan dalam tugas akhir ini tetap berfokus pada pokok

permasalahan yang diuraikan di atas menjadi terarah, maka penulis memberikan

pembatasan ruang lingkup dalam penelitian ini. Faktor yang membatasi penelitian

ini adalah kemampuan peneliti, dana serta jangka waktu penelitian. Kali ini

penulis hanya membahas tentang pengaruh penggunaan alat flowmeter terhadap

kegiatan bongkar muat di kapal mothership dan apa saja kelebihan serta

kekurangan dari penggunaan alat ini. Namun, penulis tidak akan menguraikan

mengenai prosedur pelaksanaan kegiatan sandar atapun lepas sandar yang

berkaitan dengan STS.

3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendapatkan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu

untuk mengetahui dan menganalisis:

a) Untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan alat Coriolis mass

flowmeter di kapal mothership.

b) Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan dari alat Coriolis

mass flowmeter terhadap kegiatan bongkar muat.

c) Untuk mengetahui cara penggunaan coriolis mass flowmeter agar

mendapatkan hasil bongkar muat yang maksimal.

2. Manfaat Penelitian

Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi

acuan bagi pihak tertentu sebagai bahan atau sumber informasi. Maka dari

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a) Perusahaan

Bagi perusahaan kiranya dapat dijadikan sebagai masukan untuk

dapat melaksanakan pendistribusian minyak jalur laut yang lebih

efisien dengan menggunakan teknologi dari coriolis mass flow

meter,

4
b) Crew Kapal Mothership

Untuk crew kapal, karya tulis ini dapat dijadikan sebagai upaya

untuk untuk dapat melaksanakan kegiatan bongkar muat yang lebih

sederhana dan efisien,

c) Penulis

Bagi penulis hasil penelitian ini sebagai tambahan khasanah ilmu

pengetahuan dan meningkatkan wawasan sekaligus sebagai sarana

pengembangan sesuai dengan teori-teori yang telah diperoleh

sebelumnya dan dikaitkan dengan permasalahan yang ada.

E. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan jenis

pendekatan kualitatif yang berkarakter deskriptif. Bogdan dan Biklen

berpendapat bahwa satu karakteristik penelitian kualitatif adalah data

deskriptif. Sebab jika ditelusuri, penelitian kualitatif merupakan bentuk

penelitian yang memerlukan proses reduksi yang berasal dari hasil

wawancara, observasi atau sejumlah dokumen. Data-data tersebut nantinya

akan dirangkum dan diseleksi agar bisa dimasukkan dalam kategori yang

sesuai. Pada akhirnya muara dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif

terletak pada pelukisan atau penuturan berkaitan dengan masalah yang

5
diteliti. Pelukisan atau penuturan inilah yang disebut deskriptif. Penelitian

deskriptif menurut Hadad Nawawi: dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan

keadaan subjek/ objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.penulis memilih pendekatan

jenis ini karena peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian. Penulis dapat

mendapatkan informasi atau data-data yang cukup akuran baik itu dari

penggunaan alatnya langsung maupun dari wawancara langsung dengan

operatornya.

2. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan di sini dalam penyampaian

masalah adalah metode deskriptif, yaitu untuk menggambarkan dan

menguraikan objek yang diteliti. Adapun pengertian deskriptif adalah

tulisan yang berisi pemaparan, uraian dan penjelasan tentang suatu objek

sebagaimana adanya pada waktu tertentu dan tidak mengambil kesimpulan

yang berlaku secara umum.

Ditinjau dari jenisnya, penelitian di sini adalah studi lapangan.

Penelitian studi lapangan yaitu mempelajari secara intensif tentang latar

belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok,

dan masyarakat. Penelitian lapangan atau field research yang juga

dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif. Ide penting

dari jenis penelitian ini bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk

mengadakan pengamatan langsung tentang suatu objek penelitiannya.

6
Dalam hal ini penulis datang langsung ke lapangan yaitu di kapal MT.

Sengeti pada saat melaksanakan praktek laut.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa data

yaitu sebagai berikut:

a) Observasi

Pengertian observasi adalah pengamatan secara langsung kepada

suatu objek yang diteliti, dalam hal ini penulis mengadakan observasi

langsung mengenai pengaruh penggunaan alat berupa coriolis mass flow

meter terhadap proses bongkar muat di kapal Mothership.

b) Metode Interview sebagai data primer.

Pengertian interview adalah sebagai proses tanya jawab secara

lisan yang dilakukan seseorang dengan saling berhadapan dan saling

menerima serta memberi informasi. Metode ini menghendaki adanya

komunikasi langsung antara penulis dengan berbagai narasumber seperti

Loading Master setempat, Chief Officer di kapal Mothership dan juga

crew lain yang terlibat.

c) Metode Kepustakaan sebagai data sekunder.

Metode kepustakaan termasuk metode pelengkapan dan dapat

menunjang dalam teknik pengumpulan data. Metode ini digunakan dengan

maksud untuk mendapatkan data dengan jalan mempelajari buku-buku

7
yang ada hubungannya dngan pokok masalah yang diteliti. Metode

kepustakaan ini hampir sama dengan studi literatur.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh artinya daya

yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut menbentuk

watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

Sedangkan menurut Surakhmad pengaruh adalah kekuatan yang

muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat

memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

Maka, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu,

baik itu dari manusia maupun benda serta segala sesuatu yang ada di dunia

sehingga mempengaruhi apapun yang ada di sekitarnya.

Dalam karya tulis ini topik yang diangkat adalah pengaruh

penggunaan coriolis mass flow meter terhadap kegiatan bongkar muat

secara sts di kapal mothership.

2. Bongkar Muat

Menurut F. D. C. Sudjatmiko (1993: 348): Bongkar Muat adalah

pemindahan muatan dari dan ke atas kapal untuk ditimbun ke dalam atau

langsung diangkut ke tempat pemilik barang dengan melalui dermaga

pelabuhan dengan mempergunakan alat pelengkap bongkar muat, baik

9
yang berada di dermaga maupun yang berada di kapal itu sendiri.

Sedangkan menurut Subandi (1989: 27) yaitu: Bongkar muat adalah sebuah

rangkaian kegiatan perusahaan terminal untuk melaksanakan pemuatan

atau pembongkaran dari dan ke atas kapal.

Menurut keputusan Menteri Perhubungan berdasarkan Undang-

Undang No. 21 Tahun 1992, KM No. 14 Tahun 2002, Bab I Pasal 1,

Bongkar Muat adalah kegiatan bongkar muat barang dari dan atau ke kapal

meliputi pembongkaran barang dari palka ke atas dermaga di lambung

kapal ke gudang lapangan penumpukan atau sebaliknya (stevedoring),

kegiatan pemindahan barang-barang dari dermaga di lambung kapal ke

gudang lapangan penumpukan atau sebaliknya (cargodoring) dan kegiatan

pengambilan barang dari gudang atau lapangan dibawa ke atas truk atau

sebaliknya (receiving/delivery).

Sedangkan secara umum, Bongkar Muat di kapal tanker dapat

diartikan sebagai proses kegiatan memindahkan muatan dari ruang

muat/tanki kapal ke tanki timbun suatu terminal atau sebaliknya dengan

menggunakan peralatan pompa-pompa kapal maupun pihak terminal.

Menurut Martopo (2001: 2) proses penanganan dan pengoperasian

muaan didasarkan pada prinsip-prinsip pemuatan.

3. Gaya Coriolis

Gaya coriolis merupakan pemikiran dasar dalam penemuan alat

coriolis mass flowmeter. Efek Coriolis melekat pada fenomena defleksi

(pembelokan arah) gerak sebuah benda pada sebuah kerangka acuan yang

10
berputar, khususnya di permukaan Bumi. Sebuah benda yang bergerak

lurus dalam kerangka yang berputar, akan terlihat berbelok oleh pengamat

yang diam di dalam kerangka tersebut. Bumi selalu berotasi, dan rotasi

tersebut selalu menimbulkan fenomena alam. Salah satunya adalah angin

yang dikenal dengan angin utama (angin timur, barat, dan pasat). Bumi

merupakan sebuah bola (globe), kecepatan rotasi bumi tercepat ada di

khatulistiwa dan yang paling lambat adalah di kutub. Hal ini karena bumi

lebih lebar di daerah khatulistiwa sehingga sebuah titik di khatulistiwa akan

melakukan perjalanan lebih jauh dalam satu hari dibanding dengan sebuah

titik di kutub. Massa udara dari daratan kutub akan bergerak lebih cepat

ketika mencapai daerah khatulistiwa. Sebagai akibatnya massa udara akan

membelok ke arah kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi

selatan. Perubahan arah massa udara inilah yang disebut efek Coriolis.

Gaya Coriolis ini merupakan konsep penting dalam memahami secara

penuh sirkulasi atmosfer dan lautan.

Angin-angin utama itu berhembus dalam suatu arah yang hampir

tetap pada garis-garis lintang tertentu. Angin tersebut timbul karena

peredaran atmosfer dan rotasi bumi. Seandainya bumi tidak berotasi, angin

akan bergerak lurus ke utara atau ke selatan. Jadi gaya Coriolis adalah gaya

semu yang timbul akibat efek dua gerakan yaitu gerak rotasi bumi dan

gerak benda relatif terhadap bumi. Gaya Coriolis merupakan gaya yang

membelokkan arah arus yang berasal dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan

itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri di

11
belahan bumi selatan. Gaya ini mengakibatkan adanya aliran arus angin

yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan

dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan.

4. Coriolis Mass Flow Meter

Coriolis Mass Flow Meter merupakan jenis flow meter yang real

menghitung massa suatu fluida yang mengalir dalam flowmeter. Coriolis

Mass Flow Meter merupakan alat untuk mengukur massa cairan yang

bergerak melalui sensor coriolis yang berupa pipa khusus. Coriolis Mass

Flow Meter ini bekerja berdasarkan hukum Coriolis, di mana pengukuran

dari fluida yang melewati sensor coriolis terhitung dengan massa atau

berat.

Menurut fungsinya, flow meter jenis ini tidak berbeda dengan jenis

yang lain, yakni untuk mendeteksi serta membaca besarnya kecepatan

suatu aliran sehingga didapatkan flow rate suatu fluida. Namun, yang

membedakannya adalah prinsip kerjanya. Jika flow meter lain menghitung

kecepatan fluida berdasarkan volumenya, maka flow meter jenis ini

menghitungnya berdasarkan massa dari fluida tersebut. Flow meter jenis

ini memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi hingga mampu mendeteksi

aliran pada error 0.1%.

5. Kapal

Menurut Djoko Subandrijo (2014: 3), menyatakan bahwa “Kata

kapal mencakup setiap jenis kendaraan air, termasuk kapal tanpa benaman

12
dan pesawat terbang laut, yang digunakan atau dapat digunakan sebagai

sarana angkutan di air”.

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,

“kapal” adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik

atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan

di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang

tidak berpindah-pindah.

Berdasarkan pengertian di atas, definisi kapal adalah alat

transportasi yang digunakan di perairan laut dengan menggunakan mesin

atau tidak sebagai alat penggerak.

6. Mothership atau Kapal Induk

Mothership atau Kapal Induk merupakan kapal yang berfungsi

untuk menampung minyak dari kapal penyuplai yang kemudian akan

didistribusikan ke kapal pengambil.

7. Ship to Ship Transfer

Menurut SOLAS Consolidated (2014: 354) menyatakan

bahwa,”Ship to ship activity means any activity not related to a port

facility that involvesthe transfer of goods or person from one ship to

another”. Yang artinya, Kegiatan ship to ship berarti setiap kegiatan tidak

terkait dengan fasilitas pelabuhan yang melibatkan transfer barang atau

orang dari satu kapal ke kapal yang lain.

13
Menurut Ship to Ship Transfer Guide (2013: xi), Ship to Ship (STS)

transfer operation is an operation where liquid or gaseous cargo is

transferred between ships moored side by side. Such operations may take

place when one ship is at anchor or alongside or when both are underway.

In general, the expression includes the approach manouvere, mooring,

hose connection, procedures for cargo transfer, hose disconnection,

unmooring, and departure manouvere. Yang artinya yaitu sebuah operasi

di mana muatan cair atau gas yang dipindahkan antara kapal-kapal yang

ditambatkan satu sama lain. Di mana salah satu kapal berlabuh jangkar

atau sandar atau saat keduanya berlayar. Secara umum, pelaksanaannya

mulai dari olah gerak kapal saat kapal tiba, penambatan kapal, pemasangan

selang, prosedur transfer muatan, pelepasan selang, pelepasan tambat

kapal dan olah gerak pada saat kapal akan berangkat.

Menurut Sjaifuddin Thahir, Ship to Ship Transfer merupakan

kegiatan kapal untuk memindahkan muatan kapal (bisa dalam bentuk

minyak ataupun gas) dari kapal tanker atau kapal curah ke kapal jenis yang

sama atau jenis kapal lain di mana kedua kapal diposisikan berdekatan

bersama-sama. Kegiatan STS dapat dilakukan baik dalam posisi kapal

yang sedang berlabuh atau mengapung di laut.

Sedangkan menurut Ship to Ship Transfer Checklist di kapal MT.

Sengeti, ada beberapa persiapan dan tahapan-tahapan yang harus

dilakukan, antara lain:

14
1. Persiapan alongside

Sebelum kapal melakukan proses bongkar muatan, maka shuttle

ship akan melakukan maneuvering dan berthing dengan kapal

mothership yang berlabuh jangkar. Untuk itu harus dilakukan

komunikasi mengenai apa yang harus diperhatikan oleh kedua kapal.

Komunikasi yang sangat penting ini meliputi:

a. Penataan letak dan ukuran fenders harus sedemikian rupa agar

mothership dan shuttle ship tidak berbenturan.

b. Persiapan mooring equipment yang akan digunakan kedua kapal.

c. Transfer of personel antara kedua kapal.

d. Menyegarisluruskan manifold muatan antara kedua kapal.

2. Setelah alongside

Sesudah kapal menempel atau alongside maka kedua kapal akan

melakukan komunikasi tantang proses bongkar muatan itu sendiri yang

meliputi:

a. Penggunaan chanel radio dan mempersiapkan chanel lain jika terjadi

kerusakan pada chanel utama.

b. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan.

3. Tindakan sebelum memulai proses bongkar

Pihak kapal mengisi checklist tentang keselamatan dan

penanggulangan keselamatan, agar apabila terjadi keadaan yang tidak

diinginkan dapat dipertanggungjawabkan dengan checklist tersebut.

15
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pihak kapal adalah:

a. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran di dekat manifold

meliputi pemadam portable dan fix. Serta posisi pompa hydrant pada

posisi standby dan siap digunakan.

b. Memulai cargo hose handling, mengirim ke shuttle ship untuk

dipasang di manifold dan memastikan cargo transfer hose pada

keadaan baik sebelum memulai proses bongkar.

c. Pengecekan cargo transfer hose apakah ada kebocoran setelah

melakukan leaktest.

4. Selama proses bongkar muatan

Ullage (tinggi ruang kosong di dalam tanki) di dalam tanki yang

sedang diisi harus selalu diperhatikan dan diperiksa untuk mengukur

jumlah muatan dalam tanki.

5. Pengawasan selama proses bongkar muatan

Selama proses bongkar berlangsung perlu diadakan pengawasan,

dengan tujuan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan bagi

kedua kapal.

6. Setelah proses bongkar

Setelah melaksanakan proses bongkar muatan, kedua belah pihak

kapal harus melakukan perhitungan muatan apakah muatan yang

dibongkar sesuai dengan perjanjian BL (Bill of Lading).

16
B. Prinsip-Prinsip Bongkar Muat

Prinsip-prinsip pemuatan di kapal MT. Sengeti adalah sebagai berikut:

1. Melindungi kapal (To protect the ship)

Maksudnya adalah untuk menjaga agar kapal tetap selamat selama

kegiatan bongkar muat maupun dalam pelayaran agar layak laut dengan

menciptakan suatu keadaan pertimbangan muatan kapal.

2. Melindungi muatan (To protect the cargo)

Dalam peraturan perundang-undangan Internasional dinyatakan

bahwa perusahaan pelayaran atau pihak kapal bertanggungjawab atas

keselamatan dan keutuhan muatan, muatan yang diterima di atas kapal

secara kualitas dan kuantitas harus sampai di tempat tujuan dengan selamat

dan utuh, oleh karenanya pada waktu memuat, di dalam perjalanan

maupun pada saat membongkar haruslah diambil tindakan untuk

mencegah kerusakan muatan tersebut.

3. Keselamatan kerja buruh dan anak buah kapal (Safety of crew and

longshoreman)

Untuk menjamin keselamatan kerja bagi anak buah kapal serta

buruh-buruh, maka dalam operasi bongkar muat kapal perlu diperhatikan

beberapa hal, antara lain:

a) Tugas-tugas anak buath kapal selama proses pemuatan dan

pembongkaran,

b) Keamanan pada waktu pemuatan dan pembongkaran muatan,

c) Keselamatan kerja.

17
4. Kelestarian lingkungan (Environment protect)

Dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat perlu diperhatikan

masalah kelestarian lingkungan. Sedapat mungkin dihindarkan

pencemaran atau kerusakan lingkungan sekitar yang diakibatkan oleh

kegiatan tersebut.

5. Memuat atau membongkar muatan tepat dan sistematis (To obtain rapid

and systematic loading and discharging)

Maksudnya dalam melaksanakan bongkar muat diusahakan agar

tidak memakan waktu yang banyak, maka sebelum kapal tiba di pelabuhan

pertama di suatu daerah, harus sudah tersedia rencana pemuatan dan

pembongkaran (stowage plan).

6. Memenuhi ruang muat (To obtain maximal use of available cubic of the

ship)

Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka tiap-tiap

perusahaan perkapalan menginginkan kapal-kapalnya membawa muatan

secara maksimal pula, di mana kapal dimuati penuh pada seluruh tanki.

Mengenai pemuatan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

tentang perkapalan No. 51 tahun 2002 bagian kelima belas pasal 91:

a. Setiap kapal, sesuai dengan jenis dan ukurannya, harus dilengkapi dengan

informasi stabilitas untuk memungkinkan nakhoda menentukan semua

keadaan pemuatan yang layak pada setiap kondisi kapal.

b. Cara pemuatan dan pemadatan barang dan serta pengaturan balas harus

memenuhi persyaratan keselamatan kapal.

18
c. Muatan geladak diizinkan dengan mempertimbangkan kekuatan konstruksi

geladak, stabilitas kapal, alat-alat pencegah terjadinya pergeseran muatan

geladak, dan keleluasaan jalan masuk atau keluar dari ruang akomodasi,

saluran-saluran pemadaman kebakaran, pipa-pipa di geladak, peralatan

bongkar muat dan operasional kapal.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan keselamatan yang

menyangkut pemuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) diatur

dengan Keputusan Menteri.

Mengenai pemuatan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

tentang Perkapalan No. 51 tahun 2002 Bagian Ke Lima Belas pasal 92:

a. Pengangkutan barang berbahaya dan limbah bahan berbahaya dan beracun

harus memenuhi persyaratan sesuai dengan sifat bahaya dan pengaruhnya

terhadap lingkungan.

b. Pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun harus mendapat izin

dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang

bertanggungjawab di bidang pengendalian lingkungan.

c. Barang berbahaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) terbagi dalam

beberapa kelas.

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkutan barang berbahaya dan

limbah bahan berbahaya dan beracun sebagaimana dimaksud dalam ayat.

(a) diatur dengan Keputusan Menteri.

Dalam pengaturan penimbunan dan pemadatan muatan (barang-barang)

di dalam masing-masing palka atau tanki kapal diusahakan sedemikian rupa

19
sehingga tercapai pemakaian maksimum atas ruangan masing-masing palka

(full) dan tercapai pemakaian maksimum atas daya angkut kapal (down) berarti

perlu diusahakan agar tercapainya keadaan full and down. Tanki-tanki kapal

yang dibangun untuk tujuan pengangkutan muatan minyak (crude oil,

premium, solar), yaitu merupakan bulk cargo disebut grainspace dan kapasitas

tanki kapal disebut grain cubic capacity. Ruangan kapal yang dibangun untuk

tujuan pengangkutan muatan atau barang-barang potongan (peti, karung, diikat

dalam drum, dan sebagainya), yang merupakan general cargo disebut

balespace dan kapasitas ruangan kapal disebut bale cubic capacity. Agar

tercapainya pemakaian maksimal atas daya angkut kapal diperlukan berat

muatan (barang-barang, bahan-bahan bakar, air tawar, air asin, air ketel,

perbekalan anak buah kapal) sesuai dengan bobot mati daya angkut kapal

(dead weight lifting capacity), sedangkan khusus untuk muatan barang-barang,

berat barang-barang sesuai dengan bobot mati barang (cargo dead weight)

kapal. Pengaturan dan teknik pemuatan di atas kapal merupakan salahsatu

kecakapan pelaut yang menyangkut berbagai macam aspek tentang bagaimana

cara melakukan permuatan di atas kapal, bagaimana cara melakukan perawatan

muatan selama dalam pelayaran, dan bagaimana melakukan pembongkaran di

pelabuhan tujuan (Purba, 1980: 131).

Perlu disadari oleh semua awak kapal, bahwa perusahaan pelayaran

adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis, yang bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini dapat terwujud

apabila perusahaan dapat menekan biaya sampai seminimal mungkin. Stowage

20
atau penataan muatan merupakan suatu istilah dalam kecakapan pelaut, yaitu

suatu pengetahuan tentang memuat dan membongkar muatan dari dan ke atas

kapal sedemikian rupa agar terwujud lima prinsip pemuatan yang baik. Untuk

itu para perwira kapal dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai,

baik secara teori maupun praktek tentang jenis-jenis muatan, perencanaan

pemuatan, sifat dan kualitas barang yang akan dimuat, perawatan muatan,

penggunaan alat-alat pemuatan, dan ketentuan-ketentuan lain yang menyangkut

masalah keselamatan muatan.

21
BAB III

PEMBAHASAN

A. Objek Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian terkait dengan karya tulis ini di atas

kapal MT. Sengeti, yang merupakan salahsatu kapal mothership milik PT.

Pertamina pada saat melaksanakan praktek laut. MT. Sengeti ini beroperasi di

Outter Bar Balikpapan, Kalimantan Timur.

B. Analisis dan Pembahasan Penelitian

Kegiatan bongkar muat dengan cara ship to ship (STS) transfer ini pada

umumnya hanya dilakukan dari mothership ke satu kapal saja yang sandar di

salahsatu sisinya. Adapun kapal lainnya yang juga mendapat order untuk

loading di sana akan menunggu sampai kapal pertama selesai. Namun, untuk

meningkatkan produktivitas dalam bongkar muat, ada juga yang melakukan

bongkar ke 2 kapal tersebut secara bersamaan. Berdasarkan kemampuannya,

kapal mothership memang dapat melakukan kegiatan bongkar ke 2 kapal

sekaligus, pasalnya setiap kapal tanker memiliki jumlah pompa cargo lebih dari

satu kemudian mempunyai line cargo atau jalur pipa yang berbeda. Namun,

kalaupun dilakukan, hal tersebut harus dilaksanakan dengan cara yang cukup

rumit.

22
Ada cara lain yang bisa membantu kapal mothership dalam melakukan

bongkar ke dua kapal sekaligus tanpa menggunakan dua pompa. Alat tersebut

adalah coriolis mass flowmeter. Coriolis mass flowmeter merupakan jenis

flowmeter yang cara kerjanya menggunakan sensor fluida, bukan dengan

mekanik manual seperti yang digunakan dalam flowmeter lainnya.

Untuk strukturnya, coriolis mass flowmeter itu sendiri terdiri dari sensor

RTD, pick off coil, drive coil, measuring tube, transmitter dan transducer.

Bagian-bagian pada coriolis mass flowmeter ditunjukkan oleh gambar 3.1:

Core processor

Kumparan pengendali ( Drive Coil)

Sensor Pick off coil

Penutup (Case)

Tabung aliran ( Measuring tube)

Sensor RTD

Proses koneksi

Arah aliran (Direction Flow arrow)

Gambar 3.1. Komponen utama Coriolis mass 1 flowmeter

1. Sensor RTD (Resistant Temperature Detector)

Pada coriolis mass flowmeter menggunakan sensor RTD, seperti yang

ditunjukkan pada gambar 3.2:

23
Gambar 3.2 RTD Sensor 1

Sensor RTD (Resisant Temperature Detector) terdiri dari gulungan

platinum. Sensor tersebut digunakan untuk mengukur temperature. RTD

memiliki 2 buah pelat pengukur suhu, di mana pelat pertama sebagai suhu

referensi dan pelat lainnya berfungsi untuk mengukur suhu aliran/fluida.

2. Pick Off Coil

Pick off coil adalah kumpulan kumparan dan magnet yang diletakkan di

salahsatu badan tabung aliran sedangkan magnet dipasang di tabung sisi

lain. Pick off coil ini mendeteksi osilasi/getaran pada tabung aliran.

3. Drive Coil

Drive coil (kumparan penggerak) dan magnet adalah komponen yang

berada di tengah tabung aliran. Komponen inilah yang memberikan vibrasi

atau getaran pada tabung aliran sehingga tabung bisa berosilasi naik dan

turun serta bertentangan satu sama lain.

4. Tabung Aliran (Measuring Tube)

Tabung aliran adalah tabung ganda yang berbentuk seperti huruf “U”

berbentuk lengkung. Fluida yang akan diukur mengaliri tabung U ganda

24
secara merata masing-masing setengah fluida yang akan diukur. Pada

tabung aliran dipasang drive coil yang akhirnya menyebabkan tabung aliran

berosilasi.

5. Transmitter

Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perunahan dari

komponen penangkap perubahan sinyal (sensing element) dari sebuah

sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh alat pengendali

(controller). Pada coriolis mass flowmeter ini transmitter berfungsi

sebagai:

a. Mengirim pulsa arus ke sensor kumparan pengendali yang

menyebabkan tabung aliran bergetar.

b. Mengolah sinyal sensor input, melakukan perhitungan, dan

menghasilkan berbagai output ke perangkat tambahan yang

dihubungkan ke hardware.

6. Transducer

Transducer adalah suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi je

bentuk energi yang lain. Dari sisi pola aktivitasnya, transducer dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

1. Transducer pasif yaitu transducer yang dapat bekerja bila mendapat

energi tambahan dari luar. Contohnya adalah thermistor. Untuk

mengubah energi panas menjadi energi listrik, maka thermistor harus

dialiri arus listrik.

25
2. Transducer aktif, yaitu transducer yang bekerja tanpa tambahan energi

dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.

Pada coriois mass flowmeter, transducer yang digunakan adalah transducer

pasif karena untuk beroperasi menggunakan tenaga listrik.

7. Core Processor

Core processor adalah processing unit yang membaca semua intruksi untuk

melakukan tindakan tertentu. Intruksi diterima dan dijalankan secara

langsung. Semua yang dilakukan pada komputer harus diproses oleh

processor. Fungsi processor dalam sebuah instrumen sangatlah penting

karena komponen ini berfungsi untuk memproses data yang diterima dari

masukan atau input, kemudian menghasilkan keluaran atau output. Fungsi

processor diibaratkan sebagai sebuah otak dari komputer karena setiap data

yang diproses akan selalu melalui processor untuk kemudian diolah dan

menghasilkan data.

Dalam prinsip kerjanya, coriolis mass flowmeter ini menerapkan gaya

coriolis. Gaya coriolis yang dihasilkan dalam alat ini terdapat pada tabung U.

Gaya coriolis ditunjukkan oleh getaran tabung saat fluida mulai mengalir di

dalamnya. Getaran tidak menggambarkan gerak melingkar sempurna, tetapi

memberikan efek coriolis yaitu pembelokan arah. Flowmeter jenis ini tidak

mengukur fluida berdasarkan volume per satuan waktu, tetapi massa per satuan

waktu. Misalnya kilogram per detik.

Analogi gaya coriolis pada flowmeter adalah jika kita punya selang, lalu

kita pegang dengan kedua tangan sehingga selang tersebut menggantung

26
membentuk huruf “U”.Lalu kita goyangkan tangan kita bersamaan ke arah

depan lalu ke belakang. Maka selang akan bergoyang seirama dengan tangan

kita. Goyangan pada selang yang dialiri fluida dan yang tidak dialiri fluida

akan berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3:

(a) (b)

Gambar 3.3 Simulasi gaya Coriolis pada selang air a) tidak ada fluida , b) ada fluida ( Umar
Habibie, 2013)

Gambar di atas menunjukkan ada perbedaan goyangan selang pada saat

dialiri dan tidak dialiri fluida. Gambar (a) adalah selang tanpa berisi air dan

gambar (b) adalah selang yang berisi air. Saat digoyang, selang yang pada

gambar (a) seluruh bagian akan bergerak seirama. Namun, saat diisi air,

goyangannya sudah berubah menjadi seperti pada gambar (b). saat air itu mulai

masuk ke selang, perubahan gerakan sudah mulai terlihat karena ada perbedaan

massa di dalam selang.

Selang air dimisalkan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian A dan B.

pada saat ada fluida yang mengalir di dalam selang air, selang bagian A akan

bergerak ke depan sedangkan bagian B akan bergerak ke belakang pada rentan

waktu yan sama. Posisi selang bagian A dan B akan bergantian fasa,

27
maksudnya adalah setelah A bergerak ke depan dan B bergerak ke belakang

pada saat yang sama, fasa berikutnya adalah A bergerak ke belakang dan B

bergerak sebaliknya juga, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4:

(a) (b)

Gambar 3.4 Simulasi gaya Coriolis pada selang air a) Tidak ada fluida , b) dialiri fluida (Umar
Habibie, 2013)

Pada gambar di atas ditunjukkan analogi gaya coriolis pada selang air

tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan fasa antara bagian A dan B pada

selang yang diisi air. Perbedaan fasa inilah yang menjadi prinsip pengukuran

pada coriolis mass flowmeter. (Umar Habibie, 2013)

Di dalam coriolis mass flowmeter, saat ada fluida masuk ke dalam

tabung aliran maka fluida akan terbagi secara merata pada kedua tabung aliran

yang berbentuk U. Posisi tabung aliran akan berbeda ketika ada massa fluida di

dalamnya atau tidak ada fluida. Begitu juga gaya coriolis yang dihasilkan pada

tabung aliran tersebut juga menyebabkan perbedaan osilasi atau getaran saat

ada fluida yang mengalir dan tidak, perbedaan posisi dan osilasi tabung aliran

ditunjukkan pada gambar 3.5:

28
(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.5 (a) posisi tabung aliran saat tidak ada fluida, (b) ayunan tabung

aliran saat tidak ada fluida, (c) ayunan tabung aliran pada saat ada fluida, (d)

ayunan tabung aliran pada saat ada fluida.

Perbedaan posisi dan osilasi yang terjadi pada tabung aliran ini

disebabkan oleh adanya gaya coriolis yang dihasilkan pada tabung aliran. Pada

sat fluida mengalir di dalam tabung aliran maka gaya coriolis menyebabkan

perbedaan fasa getaran pada kedua ujung tabung aliran. Perbedaan fasa inilah

yang menjadi prinsip pengukuran pada coriolis mass flowmeter.

Drive coil yang terpasang pada badan tabung aliran bagian tengah

membuat tabung berayun secara konstan jika tidak ada fluida yang mengalir di

dalamnya, sedangkan pada saat ada fluida di dalamnya maka akan terjadi beda

fasa dan inilah yang yang ditangkap oleh sensor pick off coil yang terpasang di

29
kedua ujung tabung aliran sebagai aliran fluida. Drive coil terpasang pada

tabung aliran di bagian tengahnya yang membuat tabung bisa berosilasi baik

turun serta bertentangan satu sama lain. Sementara pick off coil dipasang pada

kedua ujung tabung aliran, seperti yang terlihat pada gambar 3.6:

Gambar 3.6 Coriolis mass flowmeter tampak dalam

Pada gambar 3.6 huruf A adalah drive coil yang membuat tabung

berosilasi secara konstan saat tidak ada fluida yang mengalir. Huruf B yang C

adalah sensor pick off coil yang mendeteksi secara tepat osilasi yang terjadi

pada tabung aliran. Sensor pick off coil mengirimkan sinyal yang diterima

untuk ditampilkan ke monitor digital sebagai hasil pengukuran.

Flowmeter ini tidak hanya mampu mendeteksi aliran fluida. Namun,

juga menghitung densitas fluida tersebut. Tabung aliran yang dialiri air jika

dibandingkan dengan tabung aliran yang dialiri minyak maka frekuensi ayunan

yang dialiri minyak akan lebih tinggi jika dibandingkan tabung yang diisi air

karena densitas dan massa jenis minyak lebih ringan dari air. Pick off coil akan

menangkap frekuensi ayunan sebagai komponen massa jenis fluida dan

30
mengirim sinyal ke monitor untuk menampilkan hasil pengukuran. Grafik

sinusoidal yang tergambar merupakan representasi dari sensor flowmeter,

komponen, frekuensi mendeskripsikan densitas fluida, dan komponen beda

fasa mendeskripsikan massa fluida seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.7:

(a) (b)

Gambar 3.7 (a) Representasi beda fasa gelombang (b) Representasi frekuensi yang
mempresentasikan densitas fluida (Umar Habibie, 2013)

Tegangan yang dihasilkan dari masing-masing pick off coil menciptakan

gelombang sinus yang mewakili gerak suatu tabung relatif terhadap yang lain.

Ketika tidak ada aliran, kedua gelombang berada dalam satu fasa. Ketika ada

aliran induksi gaya coriolis memaksa tabung untuk memutar, mengakibatkan

dua gelombang sinus beda fasa. Perbedaan waktu di gelombang sinus

barbanding lurus dengan laju aliran massa melalui tabung. Perbedaan frekuensi

dan beda fasa pada gelombang sinusoidal akan dibaca oleh sensor dan hasilnya

ditampilkan di monitor.

Di MT. Sengeti, alat ini hanya digunakan pada saat kegiatan bongkar

saja. Untuk kegiatan pemuatan, selang langsung dihubungkan ke manifold

31
sehingga minyak tidak melewati alat ini. Hal ini karena pada saat loading,

kapal hanya boleh menerima muatan dari satu kapal saja.

C. Pemecahan Masalah

1. Pengaruh Coriolis Mass Flowmeter Dalam Kegiatan Bongkar Muat

Suatu alat diciptakan pasti dengan fungsi tersendiri. Begitu pula

dengan Coriolis mass flowmeter. Penggunaan alat ini dalam kegiatan

bongkar muat pasti mempunyai pengaruh tersendiri. Pengaruh yang sangat

terasa dalam penggunaan alat ini adalah dapat mempermudah pekerjaan

para perwira kapal serta pekerja lapangan lain seperti Loading Master.

Coriolis mass flowmeter ini dapat dikatakan mempermudah pekerjaan

karena dengan teknologinya yang tinggi, alat ini dapat membantu dalam

menghitung muatan dengan keakuratan yang sangat tinggi serta dapat

dijadikan acuan dalam penentuan jumlah muatan untuk bill of lading.

Selain itu, alat ini juga merupakan salah satu syarat diizinkannya kegiatan

pembongkaran ke dua kapal sekaligus.

2. Kelebihan dan Kelemahan Coriolis Mass Flowmeter

Dari berbagai alasan yang ditemui dalam hal mengapa kapal

mothership tidak melakukan bongkar ke 2 kapal sekaligus, salahsatunya

adalah untuk menghindari terjadinya overdischarge ke salah satu kapal

karena tidak termonitornya jumlah muatan yang terbongkar dan juga

kekeliruan dalam menentukan jumlah muatan untuk pembuatan bill of

lading.

32
Jika perhitungan muatan dibagi dua berdasarkan mana yang belum

melewati pompa dan yang sudah melewati pompa, maka dalam kegiatan

bongkar tanpa menggunakan coriolis mass flowmeter kita hanya dapat

menghitung rate dan jumlah muatan yang sudah terbongkar hanya dari

pengecekan muatan sebelum pompa saja. Yaitu perhitungan dari ullage

dan sisa muatan dalam tanki yang dibongkar. Sedangkan setelah pompa

kita tidak dapat lagi melakukan perhitungan rate dan jumlah muatan yang

sudah keluar sehingga kita tidak dapat bongkar ke dua kapal sekaligus jika

hanya menggunakan 1 pompa. Pasalnya, jika kita hanya dapat menghitung

muatan sebelum pompa saja dan juga hanya menggunakan satu pompa,

maka kita tidak dapat menghitung dengan riil berapa muatan yang sudah

terbongkar ke kapal yang berada di sebelah kanan dan berapa muatan yang

sudah terbongkar ke kapal yang berada di sebelah kiri. Hal ini dapat

menyebabkan apa yang seperti penulis katakan dalam paragraf pertama.

Jika mengesampingkan segala aturan dan hanya melihat

berdasarkan kemampuannya, setiap kapal tanker bisa saja melakukan

bongkar ke dua kapal sekaligus tanpa menggunakan coriolis mass

flowmeter. Namun, cara atau tahapan yang harus disiapkan cukup rumit.

Kapal harus mempersiapkan 2 tanki dari 2 line cargo yang berbeda, mulai

dari suction sampa dengan ujung manifold. Pompa yang digunakan pun

harus sesuai line nya. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap

konsumsi bahan bakar karena menggunakan 2 pompa secara bersamaan.

Maka dari itu, penggunaan coriolis mass flowmeter ini akan memberikan

33
konsumsi bahan bakar yang lebih rendah meskipun kapal melakukan

bongkar ke 2 kapal sekaligus.

Berdasarkan apa yang telah penulis ketahui selama melaksanakan

praktek laut di MT. Sengeti, Coriolis mass flow meter sangat membantu

dalam hal demikian. Pasalnya alat tersebut dapat mendeteksi berapa

jumlah muatan yang sudah melewatinya dan juga alat ini dipasang setelah

pompa sehingga aman untuk pembongkaran ke 2 kapal walau hanya

dengan menggunakan 1 pompa saja. Alat ini juga memiliki tingkat

keakuratan yang sangat tinggi sehingga cocok untuk digunakan dalam

pendistribusian cairan atau fluida yang bernilai atau berharga tinggi seperti

bahan bakar minyak. Bukan hanya itu saja. Coriolis mass flowmeter juga

dapat mendeteksi berapa berat jenis dan suhu fluida yang melewatinya.

Tentunya dengan keakuratan yang tinggi juga.

Selain itu, dalam coriolis mass flowmeter ini juga terdapat valve

yang akan tertutup secara otomatis jika jumlah muatan yang terbongkar

sudah mencapai targetnya. Hal ini jelas sangat membantu dalam hal

mencegah terjadinya overdischarge di kapal mothership dan tentunya juga

mencegah terjadinya kerugian terhadap perusahaan.

Setiap canggihnya teknologi pastilah memiliki kelemahan. Begitu

pula dengan corioliss mass flowmeter. Di samping keunggulannya,

terdapat pula beberapa kelemahan yang penulis dapati selama

melaksanakan praktek di MT. Sengeti. Dalam keunggulannya yang bisa

membantu membongkar muatan ke 2 kapal walau hanya menggunakan 1

34
pompa saja, ada kelemahan berupa flowrate yang kurang maksimal. Hal

tersebut dapat terjadi karena aliran minyak yang keluar dari pompa harus

terbagi ke dua sisi.

Coriolis mass flowmeter memanglah alat yang tangguh karena dia

dapat bertahan dalam cuaca yang dingin dan panas. Namun, ada kalanya

alat mengalami trouble. Dalam perbaikan alat ini, kita tidak bisa

memperbaikinya sendiri. Hal ini karena komponen-komponen alat ini

sangatlah kompleks dan rumit sehingga kita harus mendatangkan

kontraktor dari darat yang memang ahli dalam bidang ini.

Istilah harga berbanding lurus dengan kualitas memang sangatlah

terasa di alat ini. Ketika kita ingin merasakan atau mendapatkan teknologi

yang tinggi, maka dana yang dikeluarkan pun harus tinggi. Alat ini

mempunyai harga yang sangat mahal, Berbeda jauh dengan harga

flowmeter jenis lain. Meskipun bukan menggunakan dana pribadi orang

kapal, tapi tentunya ini juga akan menjadi pertimbangan pihak shorebase

atau perusahaan. Namun, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan

menghindari kerugian karena kesalahan dalam perhitungan, maka ada

baiknya jika setiap kapal mothership menggunakan coriolis mass

flowmeter meskipun dengan harga yang mahal.

3. Penerapan Coriolis Mass Flowmeter

Dalam penerapannya, alat ini dipasang di antara manifold kapal

mothership dan manifold kapal shuttle. Alat ini cukup kuat dalam

menghadapi berbagai macam cuaca sehingga aman meskipun disimpan di

35
luar ruangan. Kemudian untuk control-nya, alat ini dihubungkan dengan

monitor yang berada di dalam cargo control room.

Sebelum penggunaan atau pembongkaran dimulai, alat ini harus

diperiksa dan di preset perhitungannya. Untuk mereset alat ini, operator

cukup melakukannya di cargo control room. Disana terdapat monitor

untuk memulai, menghentikan dan mereset perhitungan. Data yang

dimasukkan pada saat mereset adalah nomor SP, nama kapal penerima,

nominasi muatan dan satuan yang dipakai. Seperti yang ditunjukkan oleh

Gambar 3.8

Gambar 3.8 Menu preset pada monitor coriolis mass flowmeter

Saat pengoperasiannya, alat ini harus diperhatikan benar-benar.

Alat ini tidak boleh sampai masuk angin. Istilah masuk angin ini adalah

suatu kondisi di mana terdapat udara dalam aliran fluida dikarenakan

muatan sudah hampir habis sehingga tinggi permukaan minyak sejajar atau

lebih rendah dari ballmuth dalam tanki. Apabila alat ini sampai masuk

36
angin, maka perhitungan akan tidak akurat kedepannya. Agar normal

kembali, alat ini harus reset atau hitung ulang. Untuk menghindari agar

alat ini tidak masuk angin, maka sebaiknya muatan tidak dihisap sampai

kering.

Dalam memulai pembongkaran pun, ada langkah-langkah tertentu

agar flowmeter tidak masuk angin. Prosesnya tidak berbeda jauh seperti

memulai pembongkaran pada umumnya. Perbedaannya adalah setelah

pompa running, maka minyak akan disirkulasikan terlebih dahulu sampai

pergerakan minyak sudah lancar dan dipastikan tidak terdapat udara dalam

aliran. Setelah semuanya dipastikan lancar, maka barulah perwira jaga

akan membuka valve flowmeter otomatis yang terdapat di cargo control

room. Kemudian Loading Master akan membuka valve flowmeter manual

yang ada dekat manifold. Untuk posisinya, valve flowmeter otomatis

berada sebelum sensor dan tabung “U”, sedangkan valve flowmeter manual

berada setelah sensor dan tabung “U”. Urutan ini dilakukan agar saat

memulai, sensor dan tabung “U” akan terlebih dahulu terisi sehingga tidak

ada udara yang terjebak.

37
BAB IV

PENUTUP

D. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang penulis dapat selama melaksanakan penelitian di

kapal MT. Sengeti mengenai pengaruh dari penggunaan Coriolis mass

flowmeter. Maka penulis mengambil beberapa poin sebagai berikut:

1. Pengaruh dari penggunaan Coriolis mass flowemeter adalah memberi

perhitungan yang akurat mengenai jumlah muatan yang terbongkar

sehingga dapat memenuhi syarat untuk melakukan bongkar ke dua kapal

sekaligus serta dapat dijadikan acuan dalam menentukan jumlah muatan

untuk bill of lading.

2. Alat ini memiliki kelebihan yaitu membantu kapal untuk dapat melakukan

bongkar ke dua kapal sekaligus, mengantisipasi terjadinya over discharge,

serta memudahkan crew kapal dalam melakukan kegiatan bongkar. Namun,

alat ini juga memiliki kelemahan yakni perawatan dan perbaikan yang

cukup rumit, serta harganya yang sangat mahal.

3. Dalam penggunaannya, alat ini memiliki tips tersendiri guna mendapatkan

hasil yang maksimal serta untuk menghindari terjadinya masuk angin yang

dapat menghambat kegiatan perhitungan.

38
E. Saran

Penulis mengajukan beberapa saran untuk dapat direalisasikan sebagai

penunjang kelancaran pendistribusian BBM serta kelancaran dalam kegiatan

bongkar muat secara STS, yaitu:

1. Kepada pihak perusahaan, disarankan agar dapat menyediakan Coriolis

mass flowmeter di kapal mothership untuk mendapatkan perhitungan yang

lebih akurat sehingga dapat mencegah terjadinya kerugian.

2. Kepada pihak kapal yang telah menggunakan Coriolis mass flowmeter

agar tetap melakukan perhitungan secara manual untuk dapat mengetahui

saat terjadinya keselisihan dalam perhitungan.

3. Kepada pihak kapal yang telah menggunakan Coriolis mas flowmeter agar

dalam penggunaannya harus diperhatikan dengan benar mulai dari

persiapan pembongkaran sampai selesai bongkar agar mendapatkan hasil

yang maksimal.

39
DAFTAR PUSTAKA

Academia. 2016. Prinsip Kerja Coriolis Mass Flowmeter. (Online).


https://www.academia.edu/24689594/Prinsip_Kerja_Coriolis_Mass_Flowm
eter?show_app_store_popup=tru, diakses 24 Mei 2020
Anonim, 2013. Pengertian Gaya Coriolis. (Online).
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-gaya-coriolis/, diakses 27
Mei 2020
Habibie, Umar. 2013. Prinsip Kerja Coriolis Massa Flowmeter. (Online).
https://umarhabibie.wordpress.com/2013/04/16/penggunaan-efek-coriolis-
sebagai-coriolis-mass-flowmeter/, diakses 24 Mei 2020
OCIMF. 2013. Ship to Ship Transfer Guide for Petroleum, Chemcals and
Liquefied Gases First Edition. Edinburgh: Whitherby Publishing Group Ltd
Wiratama, Rudi. 2013. Fungsi Flowmeter. (Online).
http://www.flowiratama.com/2010/11/coriolis-flow-meter.html, diakses 3
Juni 2020
Winoto, Rudi. 2019. Coriolis Mass Flowmeter. (Online).
https://www.google.com/amp/s/rudywinoto.com/flow-measurement/type-
flow-meter/coriolis-mass-flow-meter/famp, diakses 21 Mei 2020

40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Fikri Hauzan

NIT / Jurusan : 16304228/ Nautika

Tempat / Tanggal Lahir : Kuningan/ 10 Februari 1998

Agama : Islam

Alamat : Wilayah I Peundeuy, Desa Patalagan,

RT 001/RW 001, Kec.Pancalang, Kab. Kuningan

Jawa Barat.

Nama Orang Tua

a. Ayah : Yahya

b. Ibu : Nurhanah, S.Pd.

Riwayat Pendidikan

a. SD NEGERI 2 PATALAGAN : 2004 - 2010

b. SMP NEGERI 1 PANCALANG : 2010 - 2013

c. SMA NEGERI 1 CILIMUS : 2013 - 2016

d. AKADEMI MARITIM SUAKA BAHARI CIREBON : 2016 - 2020

Pengalaman Praktek di Kapal

Nama Kapal : MT. SENGETI

Jenis Kapal : Tanker

Nama Perusahaan : PT. Pertamina Perkapalan

Alamat Perusahaan : Jl. Yos Sudarso No. 32-34, Tanjung Priok

Jakarta, 14320, Indonesia

41

Anda mungkin juga menyukai