Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK DARAT ( PRADA )

PT. BAHARI EKA NUSANTARA

( BEN LINE AGENCIES )

DISUSUN OLEH:

TESHA ULYA SOFA

16304293

AKADEMI MARITIM ( AKMI ) SUAKA BAHARI CIREBON


Jl. Jenderal Sudirman No. 156 Ciperna Cirebon Selatan
Telp. / Fax. (0231) 485993
LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Diajukan kehadiran Tugas Akhir

Ketua Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga

( SARIM, S.Sos. )

Pembimbing I Pembimbing II

( .......................................... ) ( .......................................... )

Mengetahui

Direktur
Akademi Maritim (AKMI) Suaka Bahari Cirebon

(.......................................................)

i
HALAMAN PENGESAHAN

FUNGSI HEALTH BOOK TERHADAP KESEHATAN KAPAL

YANG DIAGENI OLEH PT. BAHARI EKA NUSANTARA

DIPELABUHAN MERAK

Disusun oleh :

TESHA ULYA SOFA

NIT : 16304293

Penguji I Penguji II

(........................................) (........................................)

Mengetahui
Ketua Jurusan
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga

( SARIM, S.Sos )

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TESHA ULYA SOFA

NIT : 16304293

Judul Tugas Akhir : “FUNGSI HEALTH BOOK TERHADAP KESEHATAN

KAPAL YANG DIAGENI OLEH PT. BAHARI EKA

NUSANTARA DIPELABUHAN MERAK”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Tugas Akhir ini adalah

betul-betul hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tugas

Akhir ini diberi citasi dan ditunjukan dalam daftar Pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

berseda menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh

sesuai dengan peraturan yang berlaku di PT. BAHARI EKA NUSANTARA

DIPELABUHAN MERAK.

Demikian surat pernyataan saya tulis, dan bisa dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Merak, 19 Juli 2019

TESHA ULYA SOFA


NIT. 16304293

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Yang

memberikan rahmat dan kaunianya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktek Darat (PRADA), yang Penulis susun berdasarkan ilmu yang di

peroleh selama di kuliah, serta kegiatan-kegiatan yang Penulis ikuti selama

pelaksanaan Praktek Darat (PRADA) pada PT. Bahari Eka Nusantara Cab. Banten

Dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama Penulis

melaksanakan penyusunan laporan tugas akhir ini. Rasa hormat dan terimakasih

penulis sampaikan pada :

1. Kepada Kedua Orang Tua tercinta yang selalu medoakan dan memberikan

semangat dan dorongan, baik moril maupun materil kepada Penulis.

2. Bapak Asep Rahmat SH.,MM selaku Direktur Akademi Maritim Suaka

Bahari ( AKMI ) Cirebon.

3. Bapak Sarim S, Sos selaku Ketua Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga di

Akademi Maritim Suaka Bahari ( AKMI ) Cirebon.

4. Kepada Seluruh Keluarga yang selalu memberikan kepada Penulis dorongan

dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Para Dosen yang telah mendidik dan mengajar Penulis selama di Akademi

Maritim Suaka Bahari ( AKMI ) Cirebon.

6. Bapak Robert Tambunan, selaku Kepala Cabang PT. Bahari Eka Nusantara

Cab. Banten.

iv
7. Bapak Andri Candra Guna ( Kepala Operasional ) selaku Pembimbing selama

melaksanakan Praktek Darat (PRADA).

8. Karyawan PT. Bahari Eka Nusantara Cab. Banten yang telah banyak memberi

informasi dan membimbing Penulis dalam pengerjaan laporan ini.

9. Teman-teman cadet yang selalu memberikan semangat kepada Penulis

sehingga Penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Dalam penyelesaian laporan Prada ini, Penulis telah berusaha semaksimal

mungkin agar hasil yang dicapai dapat memuaskan dan bisa mendekati kata

sempurna. Tetapi Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan–

kekurangan dalam penulisan Laporan Prada ini.

Akhirnya dengan kerendahan hati Penulis berharap Laporan Prada ini

dapat bermanfaat bagi pembaca, maka dari itu Penulis siap menerima kritik dan

saran yang sifatnya membangun untuk dapat memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada agar Laporan Prada ini menjadi lebih sempurna lagi.

Merak, 19 Juli 2019

TESHA ULYA SOFA


NIT. 16304293

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

MOTTO

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Darat ( PRADA ) ................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Ruang Lingkup .......................................................................... 3

D. Tujuan / Kegunaan ..................................................................... 3

E. Metode Penulisan ....................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sejarah Perusahaan .................................................................... 5

B. Gambaran Umum ....................................................................... 6

1. Visi ......................................................................................... 6

2. Misi ........................................................................................ 6

3. Layanan Perusahaan .............................................................. 6

4. Kegiatan – Kegiatan yang Dilakukan .................................... 7

5. Alamat Perusahaan ................................................................ 8

6. Struktur Organisasi ................................................................ 9

vi
C. Teori- Teori ................................................................................ 9

1. Kantor Kesehatan Pelabuhan ................................................. 9

2. Keagenan ............................................................................... 11

3. Pelabuhan ............................................................................... 14

4. Kapal ...................................................................................... 17

BAB III PEMBAHASAN

A. Bagaimana Cara Mengenai Penerbitan Buku Kesehatan (Health

Book) Kapal ............................................................................... 19

B. Hambatan Apa Saja yang Mungkin Terjadi Ketika Penerbitan Buku

Kesehatan (Health Book) Kapal ................................................ 21

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 26

B. Saran .......................................................................................... 26

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara yang dikenal sebagai Negara Maritim yang

sebagian besar luas wilayahnya merupakan perairan yang terdiri atas pulau –

pulau. Oleh sebab itu sarana transportasi laut sangatlah penting untuk

melangsungkan kebutuhan masyarakat Indonesia. Salah satu sarana

Transportasi Laut yang sering digunakan adalah angkutan laut yang berupa

kapal. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energy lainnya, ditarik atau

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan

dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

Kebersihan kapal sangatlah penting untuk kesehatan Awak (Crew)

kapal dan penumpang. Maka perlu adanya pengecekan kebersihan kapal yang

sering dilakukan oleh intansi terkait. Instansi yang melakukan tindakan

tersebut adalah Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan. Karantina Kesehatan

adalah tindakan karantina dalam upaya pencegahan dan pembatasan penyakit

serta faktor resiko gangguan kesehatan dari dan atau keluar negri serta suatu

area ke area lain dari dalam negri melalui pelabuhan, bandara dan lintas darat.

Peranan perusahaan pelayaran sangatlah penting untuk menghindari

terjadinya penularan penyakit diatas kapal pada Awak (Crew) kapal dan

1
2

penumpang. PT. Bahari Eka Nusantara adalah Perusahaan Pelayaran yang

melayani Jasa Keagenan Kapal. Perusahaan Pelayaran juga dapat

memudahkan kinerja petugas karantina untuk menyelesaikan pengurusan

dokumen-dokumen kapal yang dibutuhkan oleh instansi karantina. Selain itu

perusahaan pelayaran juga menyiapkan kotak kesehatan atau sering disebut

dengan Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Kebersihan kapal yang paling diperhatikan adalah dapur kapal, karena

dapur kapal tempat mudahnya Awak (Crew) kapal dan penumpang terjangkit

penyakit. Lalu dilihat juga dengan kebersihan toilet yang ada dikapal,

kemudian kamar Awak (Crew) kapal dan penumpang. Apabila tempat-tempat

tersebut tidak memenuhi syarat kebersihan yang sudah ditentukan oleh

Karantina Kesehatan Pelabuhan. Surat Izin Berlayar (SIB) dan Ship Sanitation

Control Exemption Certificate (SSCEC) atau Ship Sanitation Control

Certificate (SSCC) dari Karantina tidak diterbitkan. Untuk menerbitkan

dokumen tersebut, maka Awak (Crew) kapal harus memenuhi syarat yang

sudah ditentukan oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan.

Ship Sanitation Control Exemption Certificate (SSCEC) adalah

sertifikat diberikan kepada kapal yang hasil pemeriksaan sanitasi dengan

faktor resiko rendah. Sedangkan Ship Sanitation Control Certificate (SSCC)

diberikan kepada kapal dengan hasil pemeriksaan sanitasi dengan faktor tinggi

atau ditemukan tanda-tanda keberadaan Vector.

Dalam menyelesaikan masalah tersebut PT. Bahari Eka Nusantara

sebagai agen mempunyai peranan penting untuk mengatasi masalah yang


3

terjadi dikapal. Agen adalah pihak ketiga yang menjembatani antara Awak

(Crew) kapal dengan instansi yang terkait. Sehingga penulis mengambil judul

“FUNGSI HEALTH BOOK TERHADAP KESEHATAN KAPAL YANG

DIAGENI OLEH PT. BAHARI EKA NUSANTARA CAB. BANTEN”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara menangani penerbitan Buku Kesehatan (Health Book)

Kapal ?

2. Hambatan apa saja yang mungkin terjadi ketika penerbitan Buku

Kesehatan (Health Book) Kapal ?

C. RUANG LINGKUP

Mengingat luasnya pembahasan dalam masalah, terbatasnya waktu,

dan menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan dikuasai maka

penulis membatasi pada kegiatan penerbitan Buku Kesehatan (Health Book)

Kapal yang diageni oleh PT. Bahari Eka Nusantara sebagai agen Perusahaan

Pelayaran.

D. TUJUAN / KEGUNAAN

Adapun tujuan atau kegunaan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur Sanitasi Karantina kapal di pelabuhan Merak.

2. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan Perusahaan terhadap Kapal yang

diageninya.
4

E. METODE PENULISAN

1. Metode Deskriptif

Metode deskripsi memiliki tujuan untuk mengumpulkan data secara

rinci dan actual. Didalam penelitian ini menjelaskan gejala-gejala yang

telah ada seperti mengenali masalah dan memeriksa kondisi serta praktek

yang masih berlaku. Penelitian ini juga membuat komparasi atau

perbandingan mengenai yang dilakukan dalam menentukan solusi

menghadapi suatu permasalahan.

2. Metode Kualitatif

Metode Kualitatif adalah sebuah metodologi penelitian yang

menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap suatu

permasalahan tertentu. Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian riset

yang bersifat deskripsi, dan lebih banyak menggunakan analisis serta

menekankan pada proses pemaknaan. Tujuan metode kualitatif dalah untuk

memahami secara mendalam dan keseluruhan pada suatu permasalah yang

sedang diteliti secara mendetail.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. SEJARAH PERUSAHAAN

PT. Bahari Eka Nusantara Cab. Banten dibuka pada 07 Oktober 2014

sebagai agen pengiriman, Bea Cukai, Sewa Tugboat / Tongkang. Kami

adalah anggota register INSA no : 0267/INSA/BTM/XI/2014. INSA adalah

Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia. Personil kami memiliki

pengalaman bekerja di beberapa eksposur dan pengalaman lepas pantai dan

Transportasi Laut yang paling menuntut. Kami memiliki banyak partisipasi

dalam Transportasi Marine¸ Offshore dukungan dan pengiriman badan /

pemasok bisnis lokal dan juga pemilik Kapal asing sehingga banyak yang

memiliki pangkalan kerjasama yang baik di Batam.

Kami sepenuhnya memahami Peraturan Pemerintah (PP), persyaratan

dan Prosedur Pelabuhan Kesehatan / Karantina, Imigrasi, Bea Cukai dan

Pelabuhan Kantor Syahbandar. Karyawan Operasional kami memiliki

pengalaman dalam menanggani dan tanggapan cepat atas perintah instruksi

dari Master / pemilik kapal dan juga 24 jam untuk membuka ponsel / aplikasi

agar mudah dikomunikasikan.

5
6

B. GAMBARAN UMUM

1. VISI

Perusahaan pelayaran kelas dunia yang selalu memberikan

layanan terbaik kepada pelanggan dalam memenuhi kebutuhan Kelautan,

Transportasi, terutama kargo dan cair dengan standar internasional untuk

menjamin keselamatan hidup, properti, dan perlindungan lingkungan di

laut.

2. MISI

a. Promosi layanan ramah, tepat waktu, koperasi dan kualitas terjamin.

b. Menciptakan dan memelihara hubungan bisnis yang saling

menguntungkan yang didasarkan pada kepercayaan, rasa hormat dan

etika bisnis yang bermatabat.

c. Memberikan layanan nilai tambah berdasarkan tekad untuk

menghasilkan layanan pelanggan.

3. LAYANAN PERUSAHAAN

a. Pembersihan Kapal luar dalam.

b. Pengaturan Galangan Kapal (NAHKODA), Pemasok kapal dan

pengaturan awak.

c. Untuk membuat sertifikat pengecualian control sanitasi kapal

pembaruan (SSCEC).

d. PPKA (izin berbendera asing), PEB / PIB ( Permohonan ekspor

impor dokumen ke Bea Cukai.


7

e. Untuk melakukan petugas kontol status pelabuhan ( PSCO ), sebagai

persyaratan SOLAS 1/19 (f) peraturan.

f. Menghadiri kebutuhan medis, repatriasi, pemesanan hotel, dan

pemesanan penerbangan.

g. Menghadiri daftar makanan, persediaan air bersih dan MGO / MDO

dari pihak PERTAMINA.

h. Untuk membuat baru / mengubah bendera jika kapal dan mengatur

untuk audit surveyor.

i. Untuk mensuplai tenaga manusia dan untuk mengatur kesepakatan

Crew seperti : NAHKODA, CHIEF OFF, CHIEF ENGINEER, dll.

j. Penanganan dokumen untuk pengusaha asing di Indonesia.

4. KEGIATAN-KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Sesuai dengan aktifitas perusahaan yang bergerak dalam shipping

agent services maka kegiatan – kegiatan yang dilakukan di

perusahaan ini adalah

a. Menangani dan melayani setiap kapal yang masuk maupun keluar

dari pelabuhan.

b. Melayani kebutuhan kapal dan CREW / ABK.

c. Membuat dokumen – dokumen kapal yang diperlukan oleh kapal

ataupun dokumen - dokumen yang keluar masuknya kapal.

d. Mengajukan dokumen – dokumen kapal ke Instansi – instansi

terkait yaitu, Bea Cukai, Syahbandar, Imingrasi, Karantina, dan

lain-lain.
8

e. Memperpanjang masa expire dokumen – dokumen kapal, bila

diperlukan.

5. ALAMAT PERUSAHAAN

Kantor : PT. BAHARI EKA NUSANTARA Cab. BANTEN

Perumahan Arga Baja Pura

JL. Burang-rang No. 24 Cilegon

Merak - Banten

Telephone : (+62 254 570351)

Fax : ( +62 254 570356)

Email : mrk-portservices@benline.co.id

6. STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA CABANG

ROBERT TAMBUNAN

KEPALA OPERASIONAL KEUANGAN

JOVAN MARIO VISCA • RIFKY GAZNA S


• MULYADI

ANGGOTA

• I WAYAN ANDIKA
• ATAULA
9

C. TEORI – TEORI

1. KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Menurut Permenkes RI No. 356/MENKES/PER/IV/2008 Kantor

Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP adalah Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab pada Dirjen Pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan.

Berdasarkan Permenkes RI No. 356/MENKES/PER/IV/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, fungsi

KKP adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kekarantinaan.

b. Melaksanakan pelayanan kesehatan.

c. Melaksanakan pengendalian resiko lingkungan di bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat Negara.

d. Melaksanakan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah

penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali.

e. Melaksanakan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,

dan kimia.

f. Melaksanakan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai

penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan

internasional.

g. Melaksanakan, memfasilitasi, dan mengadvokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang


10

kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan

haji dan perpindahan penduduk.

h. Melaksanakan, memfasilitasi, dan mengadvokasi kesehatan kerja di

lingkungan, bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara.

i. Melaksanakan pengawasan Kesehatan Alat Angkut dan muatannya.

j. Melaksanakan pemberian Pelayanan Kesehatan kerja Bandara,

Pelabuhan, dan Lintas Batas Darat Negara.

k. Melaksanakan jejaring informasi dan teknologi dibidang Kesehatan

Bandara, Pelabuhan, dan Lintas Batas Darat Negara.

l. Melaksanakan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,

dan surveilans Kesehatan Pelabuhan.

m. Melaksanakan pelatihan teknis bidang Kesehatan Bandara, Pelabuhan,

dan Lintas Batas Darat Negara.

n. Melaksanakan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

Sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan,

yaitu:

a. Free Pratique adalah Dokumen Kesehatan yang diberikan kepada

kapal yang datang dari luar negri. Dimana dokumen Free Pratique

diberikan jika setelah pemeriksaan kapal oleh tim dari Kantor

Kesehatan Pelabuhan. Dinyatakan kapal bebas dari faktor resiko

penyakit menular dan penyakit potensial wabah.


11

b. Ship Sanitation Control Exemption Certificate (SSCEC) adalah

sertifikat diberikan kepada kapal yang hasil pemeriksaan sanitasi

dengan faktor resiko rendah. Sedangkan Ship Sanitation Control

Certificate (SSCC) diberikan kepada kapal dengan hasil pemeriksaan

sanitasi dengan faktor tinggi atau ditemukan tanda-tanda keberadaan

Vector.

c. Health Book Setiap kapal yang melakukan Pelayaran Wajib

mempunyai Buku Kesehatan Kapal (Health Book) sebagai alat

koordinasi antar Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan nahkoda.

Apabila dalam pemeriksaan Dokumen Kesehatan Kapal ditemukan

kapal yang tidak atau belum mempunyai Buku Kesehatan Kapal

maupun Lembaran Buku Kesehatan tersebut telah habis, maka

diharuskan membuat Buku Kesehatan baru yang diterbitkan oleh

Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat.

d. Surat Ijin Berlayar Kapal (Port Health Clearance) setiap kapal

yang akan berlayar kedalam maupun keluar negri diberikan Surat Ijin

Berlayar (SIB). SIB akan diberikan jika memenuhi persyaratan

kesehatan seperti SSCEC yang masih berlaku, buku kesehatan yang

valid.

2. KEAGENAN

Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang

terjadi bilamana dua pihak bersepakat membuat perjanjian, dimana salah

satu pihak yang dinamakan Agen (Agent) setuju untuk mewakili pihak
12

lainnya yang dinamakan Pemilik (Principal) dengan syarat bahwa pemilik

tetap mempunyai hak untuk mengawasi agennya mengenai kewenangan

yang dipercayakan kepadanya.

Secara Garis Besar Agen Kapal dibagi menjadi 3 (tiga) bagian,

yaitu :

a. General Agen (agen umum)

Perusahaan pelayaran nasional yang ditunjuk oleh perusahaan

pelayaran asing untuk melayani kapal-kapal milik perusahaan asing

tersebut selama berlayar dan singgah di Pelabuhan Indonesia.

b. Sub-Agen

Perusahaan Pelayaran yang ditunjuk oleh general agen untuk

melayani kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu. Sub-Agen

berfungsi sebagai wakil atau agen dari general agen.

c. Cabang Agen

Cabang dari general agen di pelabuhan tertentu.

Pihak-pihak atau instansi yang terkait dalam proses keagenan

kapal diantaranya yaitu :

1) Syahbandar

Syahbandar adalah Pejabat Pemerintah di Pelabuhan yang

di angkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk

menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya

ketentuan peraturan Perundang-Undangan untuk menjamin

Keselamatan dan Keamanan Pelayaran.


13

2) Bea Cukai

Bea adalah Pungutan Negara yang dikenakan terhadap

barang–barang yang di Impor dan di Ekspor, Cukai adalah

Pungutan Negara yang dikenakan terhadap barang–barang tertentu

yang mempunyai sifat ataupun karakteristik yang ditetapkan

dalam Undang–Undang.

3) Imigrasi

Imigrasi adalah Perpindahan Penduduk dari satu tempat

atau negara luar kedalam negeri dengan tujuan ialah menetap.

Orang yang melakukan imigrasi tersebut disebut imigran. Contoh

imigrasi : orang Jepang pindah menetap ke Indonesia.

4) Karantina dan kesehatan

Karantina Kesehatan adalah tindakan Karantina dalam

upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta faktor resiko

gangguan kesehatan dari dalam atau luar negeri serta dari suatu

area ke area lain dari dalam negeri melalui pelabuhan bandara dan

lintas batas darat.

5) Vessel Traffic Services (VTS)

VTS adalah Pelayanan Lalu Lintas Kapal di wilayah yang

ditetapkan yang saling terintegrasi dan dilaksanakan oleh pihak

berwenang (Menteri Perhubungan serta dirancang untuk

meningkatkan Keselamaan Kapal, efisiensi bernavigasi dan

menjaga lingkungan yang memiliki kemampuan untuk berineraksi


14

dan menanggapi situasi perkembangan lalu lintas kapal diwilayah

VTS dengan menggunakan sarana perangkat radio dan elektronika

pelayaran.

3. PELABUHAN

a. Definisi

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang

Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan

dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai

tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau

bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilits keselamatan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Sedangkan menurut UU Pelayaran No.17 Tahun 2008

pengertian Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,

keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang, dan/atau

barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan

intra-dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional

dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.


15

b. Jenis-Jenis Pelabuhan

Jenis pelabuhan dapat dibagi menurut,

1) Alamnya

Menurut alamnya Pelabuhan Laut dibagi menjadi

Pelabuhan Terbuka dan Pelabuhan Tertutup. Pelabuhan Terbuka

adalah Pelabuhan dimana kapal-kapal bisa masuk merapat secara

langsung tanpa bantuan pintu-pintu air. Pelabuhan di Indonesia

umumnya Pelabuhan Terbuka. Pelabuhan Tertutup adalah

Pelabuhan dimana kapal-kapal yang masuk harus melalui

beberapa pintu air. Pelabuhan Tertutup dibuat pada pantai dimana

terdapat perbedaan pasang surut yang besar dan waktu pasang

surutnya berdekatan.

2) Pelayanannya

Menurut sasaran pelayanannya, jenis Pelabuhan bisa

dibagi menjadi Pelabuhan Umum dan Pelabuhan Khusus. Sesuai

PP. 69/2001, Pelabuhan Umum adalah Pelabuhan yang

diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat umum.

Penyelenggara Pelabuhan Umum adalah unit pelaksana teknis /

satuan kerja Pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan. Pelabuhan

Daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-batas

yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas Bongkar Muat, lapangan

penumpukan dan gudang, serta Prasarana dan Sarana Angkutan


16

Barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebaga

Pelabuhan Umum.

Pelabuhan Khusus adalah Pelabuhan yang dikelola untuk

kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pengelola

Pelabuhan Khusus adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota atau Badan Hukum Indonesia yang

memiliki izin untuk mengelola Pelabuhan Khusus (KM 55 Tahun

2002).

3) Lingkup Pelayaran yang dilayani

Menurut lingkup pelayaran yang dilayani. Sesuai PP No.69

Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan pasal 5 dan 6, peran dan

fungsi Pelabuhan dibagi menajadi Pelabuhan International Hub,

Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Regional, dan Pelabuhan Lokal.

a) Pelabuhan Internasional Hub

Pelabuhan Utama Primer yang berfungsi melayani

kegiatan dan Alih Muatan Angkutan Laut Nasional dan

Internasional dalam jumlah besar dan jangkuan pelayaran

yang sangat luas serta merupakan simpul dalam Jaringan

Transportasi Laut Internasional.

b) Pelabuhan Internasional

Pelabuhan Utama Sekunder yang berfungsi melayani

kegiatan dan Alih Muat Angkutan Laut Nasional dan

Internasional dalam jumlah besar dan jangkuan pelayanan


17

yang luas serta merupakan simpul dalam Jaringan

Transportasi Laut.

c) Pelabuhan Nasional

Pelabuhan Utama Tersier yang berfungsi melayani

kegiatan dan Alih Muat Angkutan Laut Nasional dan

Internasional dalm jumlah menengah seta merupakan simpul

dalam Jaringan Transportasi Tingkat Provinsi.

d) Pelabuhan Regional

Pelabuhan Pengumpan Primer yang berfungsi

melayani kegiatan dan Alih Muatan Angkutan Laut Nasional

dalam jumlah yang relative kecil serta merupakan pengumpan

dari Pelabuhan Utama.

e) Pelabuhan Lokal

Pelabuhan Pengumpan Sekunder yang berfungsi

melayani Angkutan Laut Regional dalam jumlah kecil serta

merupakan pengumpan pada Pelabuhan Utama dan/atau

Pelabuhan Regional.

4. KAPAL

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kapal adalah Kendaraan

Pengangkut Penumpang dan Barang di Laut (Sungai dan sebagainya).

Sedangkan menurut UU no 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, kapal

adalah kendaraan dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan

dengan tenaga angin, tenaka mekanik, energi lainnya, ditarik atau


18

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di

bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.
BAB III

PEMBAHASAN

A. BAGAIMANA CARA MENANGANI PENERBITAN BUKU

KESEHATAN (HEALTH BOOK) KAPAL ?

Setiap Kapal yang melakukan pelayaran wajib mempunyai Buku

Kesehatan Kapal (Health Book) sebagai alat koordinasi antar Kantor

Kesehatan Pelabuhan dengan Nahkoda. Apabila dalam pemeriksaan

Dokumen Kesehatan Kapal ditemukan Kapal yang tidak atau belum

mempunyai Buku Kesehatan Kapal maupun lembaran Buku Kesehatan

Kapal tersebut telah habis, maka diharuskan membuat Buku Kesehatan baru

yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat.

PT. Bahari Eka Nusantara Cab. Banten sebagai Agent yang melayani

Kapal ketika Kapal datang maupun Kapal berangkat baik itu Kapal luar

negeri dan Kapal dalam negeri. Dalam melayani Kapal yang ingin pergi ke

luar negeri atau kapal luar negeri yang ingin masuk ke Wilayah Indonesia.

Langkah-langkah penerbitan Buku Kesehatan (Health book) Kapal,

yaitu :

1. Agent Pelayaran membuat surat permohonan kepada Kepala Kantor

Kesehatan Pelabuhan untuk penerbitan buku kesehatan kapal baru atau

berganti nama serta yang telah habis atau buku hilang.

2. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan mendisposisikan kepada Kepala

sesksi pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi untuk

19
20

melakukan pemeriksaan fisik dan dokumen kesehatan pada setiap kapal

yang melakukan pelayaran di wilayah Indonesia.

3. Bagi kapal baru atau kapal berganti nama, buku kesehatan kapal harus

didahului dengan pemeriksaan fisik kapal seta pemeriksaan sanitasi kapal

dalam rangka penerbitan SSCEC/SSCC.

Berikut langkah-langkah penerbitan SSCEC/SSCC, yaitu :

a. Agent pelayaran membuat surat permohonan penerbitan

SSCEC/SSCC kepada Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan.

b. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan mendisposisikan permohonan

tersebut kepada Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan SE (Untuk

Menerbitkan SSCEC/SSCC) dan Kepala Seksi Pengendalian Risiko

Lingkungan (Untuk pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan

SSCEC/SSCC)

c. Kepala seksi pengendalian Risiko Lingkungan melaporkan hasil

pemeriksaan kepada Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan.

d. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan mendisposisikan hasil

pemerikasaan tersebut.

e. Agent pelayaran melakukan penyelesaian pembayaran.

f. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan meregistrasi SSCEC/SSCC yang

akan dikeluarkan kedalam buku registrasi penerbitan SSCEC/SSCC.

g. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan menyerahkan Sertifikat kepada

Agen Pelayaran.
21

4. Bagi kapal yang Buku Kesehatannya habis, Buku Kesehatan Kapal

langsung diterbitkan bila dokumen lainnya lengkap dan berlaku.

5. Bagi kapal yang buku kesehatannya hilang, surat permohonan perlu

disertai dengan berita acara kehilangan dari kepolisisan setempat.

6. Endorsement Buku Kesehatan.

7. Agent pelayaran menyelesaikan pembayaran.

B. HAMBATAN APA SAJA YANG MUNGKIN TERJADI KETIKA

PENERBITAN BUKU KESEHATAN (HEALTH BOOK) KAPAL ?

Hambatan yang biasanya terjadi pada saat penerbitan Buku kesehatan

(Health Book), yaitu Human Error dan Komunikasi.

1. Human Error

Terkadang sering terjadi pada manusianya sendiri yang tidak

menekankan pada kebersihan kapal. Sehingga membuat Vector dan Tikus

berkeliaran di sekitar kapal. Yang paling ditekankan dalam kebersihan

kapal adalah dapur kapal. Karena dapur kapal sumber utama dari segala

macam penyakit jika tidak dibersihkan secara rutin. Toilet Crew kapal

yang jarang dibersihkan juga dapat sebagai sumber penyakit kedua setelah

dapur kapal, karena dengan kotornya toilet kapal menyebabkan aroma

kapal atau keadaan kapal menjadi tidak sedap. Yang ketiga yaitu tempat

tidurnya Crew kapal dan keempat lingkungan sekitar kapal.

Apabila kapal tidak sering dibersihkan, sehingga berdampak pada

kebersihan kapal. Kapal menjadi kotor dan banyak Vector serta Tikus.

Dengan kotornya kapal menyebabkan kapal menjadi lebih lama di


22

Pelabuhan dan biaya semakin menumpuk. Untuk menghilangkan Vector

harus melakukan Spraying yaitu dengan cara :

a. Sehari sebelum Spraying Agent Pelayaran memberitahu Nahkoda

bahwa Kapal tersebut akan di Spray.

b. Kemudian Nahkoda memberitahukan ke seluruh Crew Kapal bahwa

kapal akan melakukan Spraying.

c. Crew kapal mengkemasi barang-barang yang rentan dengan bahan

kimia.

d. Pada saat mulai Spraying, Crew kapal menggunakan masker untuk

melindungi saluran pernafasan dari bahan kimia.

e. Petugas Karantina mulai Spraying kapal.

f. Selesai di Spraying, kapal dibersihkan kembali untuk membuang

bangkai Vector yang telah mati.

g. Sesudah di bersihkan kapal dicek lagi, apabila sudah tidak ada Vector.

Kapal dinyatakan bersih.

h. Agen pelayaran menyelesaikan pembayaran.

Untuk mengurangi biaya tambahan yang tak terduga dan

mempercepat proses clearance out/in kapal. Crew kapal wajib

membersihkan lingkungan kapal seperti :

a. Deck

Setiap hari deck dibersihkan sedikitnya satu kali sehari, apabila

basah segera dikeringkan, kotoran / sampah tidak boleh berserakan dan

semua barang-barang / alat-alat diatur dengan rapi. Deck yang bersih


23

dan rapi selain mencegah penyakit kecelakaan juga memberikan kesan

awal yang baik bagi setiap pengunjung serta membuat orang /

penumpang nyaman tinggal di dalam kapal.

b. Kamar ABK dan Penumpang

Ventilasi dan penerangan yang cukup serta kebersihan dapat

menjamin kesehatan, kesejahteraan serta keamanan ABK maupun

penumpang. Bila penerangan secara alami tidak mencukupi, maka

diberikan penerangan secara mekanis dengan menggunakan lampu

neon. Alat penerangan di dalam kapal tidak boleh menggunakan lilin

atau lampu minyak.

Tujuan adanya ventilasi adalah untuk memasukkan udara segar

dan mengeluarkan udara yang kotor. Bila kamar tidak mempunyai

sistem ventilasi yang baik, akan menimbulkan beberapa keadaan yang

dapat merugikan kesehatan seperti sesak nafas.

c. Kamar Mandi dan Kakus

Sebaiknya setiap waktu dalam keadaan bersih. Di dalam kamar

mandi juga sebaiknya tersedia pembersih lantai atau kreolin 5% dalam

larutan air dan selalu tersedia air bersih yang cukup serta memenuhi

syarat kesehatan. Diusahakan agar penyaluran air kotor lancar.

Diusahakan agar penyaluran air kamar mandi dan kakus tidak

diperkenankan sebagai tempat penyimpanan. Di samping itu, kran

harus berfungsi dengan baik, lantai tidak boleh licin dan tidak
24

diperkenankan para penumpang untuk mencuci alat makan dalam

kamar mandi / kakus.

d. Dapur

Merupakan tempat penyimpanan dan tempat pencucian alat-

alat dapur (alat makan / minum, dan sebagainya). Makanan dan

minuman yang disediakan, diolah, disimpan dan disajikan harus secara

hygienis untuk memperkecil kemungkinan timbulnya penyakit seperti

disentri, cholera, typus, keracunan dan sebagainya.

e. Kamar Pendingin

thermometer ditempatkan di kamar pendingin dengan suhu

ruangan 100C.

f. Tempat Penyimpanan Makanan yang tak membusuk

Selain bersih tempat penyimpanan makanan juga memerlukan

ventilasi yang cukup, makanan yang berserakan akan menarik tikus

dan serangga; Pengaturan barang harus sedemikian rupa, sehingga

tikus tidak bersembunyi / bersarang di antara barang-barang; Pestisida

dan sejenisnya dilarang disimpan di tempat penyimpanan makanan.

g. Pengelola makanan

Mempunyai perilaku hygienis dan saniter yaitu, selalu mencuci

tangan bila kotor, menutup hidung dan mulut sewaktu batuk / bersin

dan tidak merokok sewaktu bertugas; Personal hygienis harus

diperhatikan yaitu: tidak menderita penyakit menular, berpakain

bersih, badan, rambut tangan dan kuku bersih; Bila ada pengelola
25

makanan yang terdapat dibebaskan sementara dari Food

Handling, maka pengelola tersebut tidak dapat mengelola makanan

sampai ia tidak lagi merupakan sumber penularannya.

h. Persediaan air bersih

Air bersih sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan di kapal

untuk kegiatan memasak air minum dan makanan, mencuci, keperluan

mandi dan sebagainya. Diantara kegunaan-kegunaaan air tersebut,

yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu,

untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai

persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi

manusia.

2. Komunikasi

Alat komunikasi disini mempunyai peranan yang sangat besar

dalam pelayanan terhadap kapal. Karena disini pihak agent dan kapal

khususnya harus mengadakan komunikasi yang jelas agar dapat melayani

kapal dengan puas, jadi disini PT. Bahari Eka Nusantara harus

mempunyai Handy Talky (HT). tapi sayangnya PT. Bahari Eka Nusantara

belum mempunyai Handy Talky (HT). Untuk mencari jalan keluarnya,

dalam melayani kapal yang diageni oleh PT.Bahari Eka Nusantara .

Dalam berkomunikasi masih manual menggunakan E-mail dan

Handphone.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis menguraikan, menganalisa dan memecahkan

masalah. Maka penulis mengambil kesimpulan sebagi berikut:

1. Dalam menunjang kegiatan di Pelabuhan, peran keagenan sangat penting

dan diperlukan, demi kelancaran kegiatan kapal pada saat kapal

melakukan penerbitan Buku Kesehatan (Health Book) yang baru ataupun

pergantian buku.

2. Dalam proses kegiatan yang menyangkut tentang Kesehatan Kapal PT.

Bahari Eka Nusantara harus menjalin kerja sama yang baik dengan

Kantor Kesehatan Pelabuhan terutama Pelabuhan Batam.

3. Dalam melakukan pelayanan keagenan PT. Bahari Eka Nusantara tentu

saja tidak semua kegiatan berjalan dengan lancar seperti apa yang sudah

direncanakan. Akan tetapi semua kesalahan belum tentu terjadi pada

Agent Pelayaran, karena adanya hambatan yang terjadi pada saat

penerbitan Buku Kesehatan (Health Book) yang harus diminimalisir agar

dapat mempercepat proses penerbitan Buku Kesehatan (Health Book).

B. SARAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bagian-bagian

sebelumnya, maka Penulis akan mencoba memberikan saran yang ditujukan

kepada pihak-pihak yang terkait maupun yang tidak terkait secara langsung.

26
27

1. Supaya proses fungsi dan tugas keagenan dalam pengurusan Penerbitan

Buku Kesehatan (Health Book) berjalan secara efektif dan efisien

disarankan untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan Kantor

Kesehatan Pelabuhan.

2. Lebih memperhatikan ketelitian, kecermatan, kecepatan dan disiplin

waktu dalam pengurusan Karantina Kapal. Sehingga diharapkan dapat

mengurangi resiko kesalahan dalam proses Penerbitan Buku Kesehatan

(Health Book) Kapal.

3. Diharapkan kepada semua pihak yang terkait dapat meningkatkan

pelayanan kapal agar pelayanan kapal sesuai dengan rencana.

Anda mungkin juga menyukai