Anda di halaman 1dari 88

OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERSIAPAN RUANG MUATAN

CURAH UNTUK MENUNJANG KELANCARAN PENGOPERASIAN DI


ATAS MV. DEWI AMBARWATI.

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pelayaran pada


Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
Oleh

JOSEPH TRITAMARO SIMANJUNTAK


NIT.551811136769 N

PROGRAM STUDI NAUTIKA DIPLOMA IV


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN
SEMARANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERSIAPAN RUANG


MUATAN CURAH UNTUK MENUNJANG KELANCARAN
PENGOPERASIANDIATAS MV.DEWI AMBARWATI

Disusun Oleh:

JOSEPH TRITAMARO SIMANJUNTAK


NIT.551811136769 N

Telah disetujui dan diterima, selanjutnya dapat diujikan di depan


Dewan Penguji Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang

Semarang........................2023

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


Materi Materi
Metodologi Dan Penulisan

CAPT.FIRDAUS SITEPU,S.ST.,M.Si,.M.Mar FATIMAH.S.Pd,M.Pd


Penata (III/c) Penata Tk (III/c)
NIP. 19780227 200912 1 002 NIP. 19850518 201012 2 005

Mengetahui
Ketua Program Studi Nautika

YUSTINA SAPAN, S.ST., MM


Penata Tk I (III/d)
NIP. 19771129 200502 2 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

“OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERSIAPAN RUANG MUATAN


CURAH UNTUK MENUNJANG KELANCARAN PENGOPERASIAN DI
ATAS MV. DEWI AMBARWATI”

DISUSUN OLEH:

JOSEPH TRITAMARO SIMANJUNTAK


NIT 551811136769 N

Telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi prodi nautika, Politeknik


Ilmu Pelayaran
Pada hari Jum,at, tanggal 27 Januari 2023
Dan dinyatakan lulus…..

Penguji I Penguji II

Capt. KAROLUS GELEUK SENGADJI, M.M Capt. DIAN KURNIANING SARI, S.ST.,M.M
PembinaUtama Muda (IV/c) Pembimbing Tingkat I (III/d)
195910161995031001 197602062008122001

Penguji III

MOH. ZAENAL ARIFIN, S.ST, M.M


Penata (III/c)
197603092010121002

Mengetahui,
Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Capt. DIAN WAHDIANA, M.M


Pembina Tingkat I (IV/b)
NIP. 19700711 199803 2 003

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Joseph Tritamaro Simanjuntak
NIT : 551811136769 N
Program Studi : Nautika
Judul Skripsi : “Optimalisasi perawatan dan persipan ruang muatan curah
untuk menunjang kelancaran pengoperasioan diatas MV.
Dewi Ambarwati”

Dengan ini menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang
lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya.pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Atas pernyataan ini saya siap menangung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Januari 2023


Yang membuat pernyataan

JOSEPH TRITAMARO SIMANJUNTAK


NIT.551811136769 N

iv
MOTTO

“Kau takkan pernah mampu menyebrangi lautan sampai kau berani berpisah

dengan daratan”.(Christopher Colombus)

“Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan

indonesia tak mungkin bertahan.(Najwa Shihab)

“berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi

manusia yang berguna” (Einstein)

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya hingga terselesainya skripsi ini, maka skripsi ini kupersembahkan

untuk:

1. Orang Tua Penulis,Bapak Pargaulan Dwikora Simanjuntak.MM,Mar.Eng dan

Ibu Dorti Rulita L Tobing, terimakasih telah memberikan dukungan baik

moril maupun materil yang tiada terkira, serta kasih sayang dan do’anya

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di PIP semarang.

2. Saudara Kandung Penulis Ananta Simajuntak, Salomo Simanjuntak,Dan

Johannes Simanjuntak

3. Pasangan penulis Dwi Astuti,S.Ak

4. Capt.Firdaus Sitepu,S.ST,.M.Si,.M.Mar Selaku Dosen Pembimbing I

5. Ibu Fatimah.S,Pd,.M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II

6. Seluruh dosen dan tenaga pendidik PIP Semarang

7. Seluruh Kawan-kawan Angkatan LV Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

yang mesupport saya dalam mengerjakan skripsi

vi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena

Berkat dan Karunianya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini penulis mengambil bidang keahlian

Nautika, berusaha menyusun skripsi dengan judul :

“OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERSIAPAN RUANG

MUATAN CURAH UNTUK MENUNJANG KELANCARAN

PENGOPERASIAN DI ATAS MV. DEWI AMBARWATI”

Judul skripsi penulis pilih karena berdasarkan pengalaman dan penelitian

selama praktek di MV. Dewi Ambarwati, ditambah dengan berbagai disiplin ilmu

yang penulis dapatkan dari buku-buku yang pernah penulis baca.

Di dalam penulisan skripsi penulis berusaha semaksimal mungkin untuk

memecahkan masalah-masalah yang timbul sesuai dengan kemampuan dan

pengetahuan yang penulis miliki, baik pada saat saya menimba ilmu di bangku

sekolah maupun pengalaman selama melaksanakan praktek laut di kapal. Kiranya

skripsi dapat bermanfaat unutk menambah pengetahuan bagi rekan-rekan

pembaca yang belum memahami atau baru ingin mempelajari hal-hal yang ingin

dibahas dalam skripsi, penulis menyadari dalam penulisan skripsi masih jauh dari

sempurna baik dari segi pembahasan materi maupun dari segi pemilihan kata dan

penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya

vii
tanggapan-tanggapan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun guna

melengkapi skripsi berikut.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak, penulis tidak akan

dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Untuk itu pada kesempatan penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada yang terhormat :

1. Bapak Capt.Dian Wahdiana.M.M selaku Ketua Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang

2. Ibu Yustina Sapan.S.ST,.MM selaku Ketua Program Studi Nautika.

3. Bapak Capt.Firdaus Sitepu.S.St.,Msi, selaku dosen pembimbing materi skripsi

saya.

4. Ibu Fatimah, S.Pd., M.Pd selaku dosem pembimbing penulisan skripsi.

5. Kepada Yth. Seluruh civitas akademika, staff dan dosenpengajar jurusan

nautika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

6. Seluruh rekan taruna/taruni Angkatan LV seperjuangan baik susah maupun

senang selama di asrama maupun di luar asrama, dan terima kasih atas

kenang-kenangan yang tidak mungkin terlupakan baik senang maupun susah

yang membuat penulis termotivasi menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada semua Crew MV. Dewi Ambarwati atas dukungannya selama penulis

praktek di atas kapal.

8. Seluruh teman-teman Nautika terutama kelas Nautika VIII D yang sangat saya

cintai dan banggakan yang selalu berbagi saat susah dan senang..

viii
Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan

di dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena penulis berharap semoga skripsi

berikut dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca yang budiman.

Semarang, 2023
Penulis,

JOSEPH TRITAMARO
SIMANJUNTAK
NIT 551811136769 N

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................................iv
MOTTO..................................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
GAMBAR TABEL...............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
ABSTRAKSI.........................................................................................................xv
ABSTRACK........................................................................................................xvi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................1
B. FOKUS PENELITIAN...............................................................................3
C. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4
D. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................4
E. MANFAAT PENELITIAN........................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
KAJIAN TEORI....................................................................................................6
A. DESKRIPSI TEORI...................................................................................6
B. KERANGKA PENELITIAN...................................................................23
BAB III..................................................................................................................26
METODE PENELITIAN....................................................................................26
A. METODE PENELITIAN.........................................................................26
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN...............................................27
C. SAMPEL SUMBER DATA PENELITIAN............................................28
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA........................................................28
E. INSTRUMEN PENELITIAN..................................................................31
F. TEKNIK ANALISIS DATA KUALITATIF..........................................31
G. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA.......................................................33

x
BAB IV..................................................................................................................34
HASIL PENELITIAN.........................................................................................34
A. GAMBAR KONTEKS PENELITIAN....................................................34
B. DESKRIPSI DATA...................................................................................38
C. TEMUAN...................................................................................................43
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.................................................49
BAB V....................................................................................................................63
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................63
A. SIMPULAN...............................................................................................63
B. KETERBATASAN PENELITIAN..........................................................64
C. SARAN.......................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67
LAMPIRAN..........................................................................................................68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................72

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1.Penundaan Muat......................................................................................41

Gambar 4. 2. kurangnya perawatan palka...................................................................43

Gambar 4. 3.Persiapan Palka Yang Kurang baik.......................................................44

Gambar 4. 4.Pembersihan Tergesa-gesa......................................................................45

xii
GAMBAR TABEL

Tabel 2. 1.Kerangka PemikiranTabel....................................................................25

Tabel 3. 1.Skip Particular.......................................................................................27

Tabel 4. 1.Penelitian Terdahulu.............................................................................37

Tabel 4. 2.Sop palka.............................................................................................53

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Imo Crew List...............................................................................................68

Lampiran 2.Ship Particular Full.......................................................................................69

Lampiran 3.Ship Particular..............................................................................................70

xiv
ABSTRAKSI

Joseph Tritamaro Simanjuntak, NIT: 551811136769 N, 2023, “Optimalisasi


perawatan dan persiapan ruang muatan curah untuk menunjang kelancaran
pengoperasian di atas MV. Dewi Ambarwati”, skripsi. Program Diploma IV,
Program Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I:
Capt. Firdaus Sitepu,S.ST., Pembimbing II: Fatimah.S.S.Pd,M.Pd

Kapal curah adalah salah satu transportasi laut yang digunakan dalam
pengangkutan muatan biji-bijian yang efektif dan efisien. Di dalam kapal curah
terdapat tempat untuk menaruh muatan yang di sebut palka/ ruang muat. dengan
adanya ruang muatan yang baik akan timbul hasil yang baik pula dalam segi
penanganan muatan. Muatan yang terjaga dengan baik akan menjaga kualitas
muatan itu sendiri. Oleh karena itu perlunya persiapan ruang muatan untuk
menunjang kelancaran pengoperasian di atas kapal. Di kapal MV. DEWI
AMBARWATI pernah terjadi kegagalan pemuatan karena ruang muat yang tidak
siap yang mengakibatkan pengunduran pemuatan barang.Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui penyebab sering terjadinya penundaan pemuatan di atas
kapal MV.Dewi Ambarwati dan mengetahui solusi akan tidak terjadi lagi
kurangnya perawatan ruang muatan.

Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam menyusun penelitian ini


adalah metode deskripstif kualitatif, yaitu menganalisis data secara non-statistik
dengan membandingkan data yang telah dikumpulkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti terhadap


perawatan dan persiapan ruang muatan curah, bahwa penyebab seringnya
penundaan pemuatan di kapal karena kurangnya persiapan palka dan kurangnya
ketelitian yang di lakukan oleh crew kapal pada saat cleaning palka. dan
Kurangnya peralatan dan tidak terawatnya kondisi peralatan. Upaya yang di
lakukan agar tidak terjadi penundaan pemuatan dengan cara menentukan waktu
dan pengawasan dalam pembersihan ruang muat. Serta melakukan evalusi setiap
bulannya agar persiapan ruang muat berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Persiapan ruang muatan yang sesuai dengan prosedur akan terciptanya ruang muat
yang optimal dan kelancaran pengoperasian di atas atas kapal MV. Dewi
Ambarwati.

Kata kunci: optimalisasi, ruang muatan, curah

xv
ABSTRACK

Joseph Tritamaro Simanjuntak, NIT: 551811136769 N, 2023, "Optimizing the


maintenance and preparation of the bulk cargo space to support the smooth
operation of the MV. Dewi Ambarwati”, thesis. Diploma IV Program, Nautical
Studies Program, Semarang Maritime Polytechnic, Advisor I: Capt. Firdaus
Sitepu,S.ST., Advisor II: Fatimah.S.S.Pd,M.Pd

Bulk ship is one of the sea transportation used in the effective and efficient
transportation of grain cargo. Inside the bulk carrier there is a place to put the
cargo which is called the hold/load space. with good cargo space, good results
will also arise in terms of cargo handling. A well-maintained load will maintain
the quality of the load itself. Therefore it is necessary to prepare the cargo space
to support the smooth operation of the ship. at MV. DEWI AMBARWATI has
experienced loading failures due to unprepared cargo space which resulted in
delayed loading of goods. The aim of this research is to find out the causes of
frequent delays in loading on the MV.Dewi Ambarwati ship and find out the
solution will not happen again due to lack of cargo space maintenance.

The research method used by researchers in compiling this research is a


qualitative descriptive method, namely analyzing data non-statistically by
comparing the data that has been collected.

Based on the results of research conducted by researchers on the


maintenance and preparation of bulk cargo spaces, the cause of frequent delays
in loading on ships is due to the lack of preparation of the holds and the lack of
accuracy carried out by the ship's crew when cleaning the holds. and Lack of
equipment and poor maintenance of equipment conditions. Efforts are made to
avoid delays in loading by determining the time and supervision in cleaning the
cargo space. As well as conducting evaluations every month so that the
preparation of the loading space runs smoothly without a hitch. Preparation of
cargo space in accordance with procedures will create optimal cargo space and
smooth operation on board the MV ship. Goddess Ambarwati.

Keywords: optimization, cargo space, bulk

xvi
17
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Angkutan dengan memanfaatkan transportasi laut di era kini bisa

dikatakan sebagai jasa yang sangat efisien, ekonomis, dan cenderung sangat

murah dibandingkan dengan sarana transportasi yang lain,Selain itu bisa

disebut dengan transportasi yang aman karena sangat jarang sekali adanya

kecelakaam selama penngiriman muatan atau barang antar pelabuhan daripada

transportasi lainnya seperti di darat atau udara.

Perkembangan transportasi khususnya di bidang kelautan, kapal laut

dikelompokkan berdasarkan jenis muat yang akan diangkut, di antaranya yaitu

bulk carrier vessel atau kapal curah. Kapal ini difungsikan, dibuat, atau

dirancang untuk aspek transportasi laut umum untuk mengangkut muatan

curah sebab proses menempatkan muatan dengan menuangkan muatan.

Produk muatan yang berupa curah yang akan dipasarkan didunia terdiri dari

atas beberapa bagian:

Produk-produk dari pertanian,yaitu : butir ( jagung , gula ,

beras ,gandum, kedelai, dan lainnya) Produk-produk industri, yaitu: cement,

iron, alumnia, bauxite, ore, coal, silicasand, dan lain-lainnya yang dibutuhkan

untuk keperluan keperluan industri.

Di dalam kapal-kapal curah tempat untuk menaruh muatan-muatan itu

disebut palka/ruang muat, dengan sudah disediakan ruang muat untuk

pemuatan

dengan baik muatan yang akan diisi ke ruang muat sudah jelas akan terjaga

1
2

dengan aman. Walaupun didalam kesepakatan penyewaan (Charter Party)

tempat muat akan disiapkan oleh pencharter, namun permasalahan tanggung

jawab dengan perawatan dan pengecekan palka, harus selalu dilakukan oleh

awak kapal. Urusan-urusan pengunduran waktu pemuatan atau perombakan

akibat ketidaksiapan palka tidak perlu dilakukan. Melalui persiapan yang lebih

baik dari setiap awak kapal yang terlibat, serta Kru deck akan mendapatkan

uang tambahan oleh perusahaan yang sudah disepakati 2 pihak.

Oleh sebab itu,ruang muatan harus diberikan perhatian khusus dengan

perawatan yang sangat optimal,sehingga ada dalam kondisi terbaik tanpa

adanya masalah saat menerima muatan ke ruang muatan.Permasalahan yang

pernah terjadi di MV.DEWI AMBARWATI yaitu sebelum Dilaksanakannya

pemuatan Inspector datang ke atas kapal disaat kapal berlabuh jangkar.

Kemudian Inspector akan melakukan pengecekan pada ruang muatan dan

didapati ruang muatan yang tidak siap untuk dimuat serta keadaan yang

kurang bersih sesudah itu terlihat juga karat-karat didalam palka yang

mengakibatkan pengunduran pemuatan Batu bara.

Dampak dari peristiwa ini maka diperlukan waktu untuk melaksanakan

pembersihan ulang sampai bersih sesuai dengan yang diarahkan Inspector

supaya dinyatakan siap untuk dimuat, Dampak lain adalah yaitu masalah

penambahaan waktu beserta penambahan biaya karena kapal diposisi berlabuh

jangkar, dan akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan ketidakpercayaan oleh

pencharter kepada perusahaan pemilik kapal.

Oleh sebab itu pentingnya kondisi ruang muat dalam keaadaan bersih
3

bahwa wajib mengechekan ulang Chief Officer sesudah anak buah kapal

melaksanakan pembersihan (cleaning) pada ruang muat.Perawatan ruang muat

tersebut diatas kapal-kapal curah perlu dilakukan oleh ABK (anak buah kapal)

setiap saat untuk kelancaran pengoprasian,Kapal kegiatan pemuatan batu bara

dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada penundaaan muat oleh sebab itu

masalah-masalah yang terjadi diatas MV.Dewi Ambarwati tidak terjadi lagi

masalah penundaan muat karena kurang siap untuk dimuat.

Berdasar pada pengalaman penulis selama Praktek laut diatas kapal

MV.Dewi Ambarwati,sangat sering terjadi penundaan muat yang disebabkan

kurang bersih ruang muat dan tidak siap untuk dimuat. Hal ini terjadi

dikarenakan ABK (anak buah kapal) kurang berpengalaman dalam melakukan

pencucian ruang muat, oleh sebab itu dikarenakan tidak cukup teliti dalam

pengecekan ruang muatan sesudah cleaning selesai dilakukan. Tentunya

masalah ini tidak dapat dibiarkan, yang menjadikan perusahaan pelayaran itu

rugi besar.

Mengacu pemaparan tersebut, penulis memberikan judul:

“OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERSIAPAN RUANG

MUATAN CURAH UNTUK MENUNJANG KELANCARAN

PENGOPERASIAN DI ATAS MV. DEWI AMBARWATI” untuk kertas

kerja ini.

B. FOKUS PENELITIAN
Penelitiian yang akan dibahas pada skripsi ini yaitu: di kapal MV. Dewi

Ambarwati masih ada kendala yang dihadapi dalam mempersiapkan ruang

muat, di antaranya:
4

1. Kadang kala terjadinya pengunduran waktu untuk pemuatan diatas kapal

MV.Dewi Ambarwati.

2. Kurangnya perawatan ruang muat dalam melaksanakan pengoprasian

kapal.

C. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu di kapal MV. Dewi

Ambarwati masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam

mempersiapkan ruang muat. Sehingga bisa dirumuskan masalah dalam skripsi

ini, yaitu:

1. Mengetahui penyebab sering terjadinya penundaan pemuatan di kapal MV.

Dewi Ambarwati dan bagaimana cara mengatasinya?

2. Mengetahui penyebab kurangnya perawatan palka dalam melaksanakan

pengoperasian kapal MV. Dewi Ambarwati dan bagaimana cara

mengatasinya?

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulis membahas skripsi ini, yaitu untuk:

1. Mengetahui penyebab penyebab sering terjadinya penundaan pemuatan

di kapal MV.Dewi Ambarwati.

2. Mengtahui solusi akan tidak terjadi lagi kurang perawatan ruang muatan.

E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian skripsi ini, di antaranya:

1. Menurut sudut teoritis

adalah memberikan bayangan kepada pembaca dan penulis yang akan

bekerja diatas kapal, dan bila terjadi masalah yang sama.


5

2. Menurut sudut praktis

a. Sebagai bayangan dan ilmu pengetahuan bagi calon perwira diploma

IV nautika yang mungkin bekerja di atas kapal sebagai Officer diatas

kapal bulkcarierr

b. Sebagai saran untuk crew diatas kapal MV.Dewi Ambarwati

khususnya dan untuk seluruh kapal bulkcarierr lain yang

mendapatkan peristiwa yang sama.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. DESKRIPSI TEORI
Penting dalam kajian ini untuk mengambil beberapa teori dari buku

pendukung yang bisa membantu dalam memberikan pemahaman terkait

perawatan dan persiapan ruang muat dan perencanaan yang baik. Teori-teori

yang menunjang dalam kajian ini dipaparkan sebagaimana berikut:

1. Definisi-definisi

a. Optimalisasi

Definisi dari optimalisasi yaitu capaian hasil sesuai yang

diharapkan, sehingga optimalisasi ini yaitu apabila hasil yang dicapai

sesuai yang diinginkan secara efisien dan efektif. Kata optimalisasi

apabila meninjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud :

1995 : 628) memiliki asal kata dari optimal yang memiliki arti

tertinggi, terbaik. Selain itu, optimalisasi juga banyak diartikan sebagai

suatu ukuran di mana bisa terpenuhinya seluruh kebutuhan dari

berbagai kegiatan yang dilakukan.

Nurrohman (2017) memberikan definisi dari optimalisasi sebagai

usaha peningkatan kinerja pada pribadi maupun suatu unit kerja yang

menyangkut kepentingan umum untuk bisa mencapai keberhasilan dan

kepuasan dari pelaksanaan kegiatan tersebut.

Sehingga bisa didapatkan kesimpulan bahwa optimalisasi yaitu

perbuatan, cara, proses, dan upaya untuk memanfaatkan berbagai

sumber daya yang ada untuk bisa mencapai kondisi terbaik, paling

6
7

diinginkan, dan paling menguntungkan dalam kriteria tertentu dan

batas-batas tertentu.

b. Perawatan

Perawatan yaitu kegiatan yang ditujukan dalam rangka

memastikan suatu fasilitas secara fisik dapat melakukan apa yang

diinginkan pemakai/pengguna secara terus-menerus. Secara lebih jelas

untuk definisi pemeliharaan yaitu kombinasi dari tindakan-tindakan

yang dilakukan dalam menjaga barang atau memperbaiki barang

hingga kondisi yang dapat diterima (Kurniawan, 2013). Sedangkan

Patrick (2001) memberikan definisi komprehensif dari perawatan yaitu

aktivitas untuk menjaga dan memelihara fasilitas yang ada dan

perbaikan, menyesuaikan atau mengganti untuk memperoleh kondisi

operasi produksi supaya sesuai perancangan yang ada.

Sehingga, bisa didapatkan kesimpulan bahwa perawatan yaitu

ditujukan dalam rangka memastikan suatu kinerja mesin/peralatan

fasilitas supaya bisa tetap beroperasi secara baik tanpa adanya

kerusakan serta apabila rusak diusahakan untuk melakukan perbaikan

dan dikembalikan ke kondisi siap untuk dioperasikan.

c. Persiapan

Mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010 : 300) persiapan

yaitu perlengkapan dan persediaan (untuk sesuatu), tindakan

(rancangan) untuk melakukan sesuatu.

Persiapan yakni aktivitas yang dikerjakan sebelum pekerjaan


8

dilaksanakan. Persiapan akan didapatkan hasil berupa kegiatan yang

memuaskan.

d. Ruang muat

Ruang muat (palka) berdasarkan penjelasan dari Capt. Istopo

(2004:15) yaitu ruang di bawah geladak yang berfungsi menjadi

tempat untuk menyimpan muatan.

e. Curah

Barang curah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

diartikan sebagai muatan barang yang tidak dikemas dalam peti kemas.

f. Pengoperasian

Arti dari pengoperasian yaitu suatu perbuatan, cara, atau proses

mengoperasikan suatu hal untuk mencapai suatu tujuan. Sementara

pengoperasian pada konteks ini yaitu suatu proses atau tujuan di mana

proses bongkar muat di kapal dapat berjalan secara baik

g. Kapal

Menurut aturan tentang pelayaran yang termuat dalam UU No.17

tahun 2008, secara ringkas diterangkan bahwa definisi dari kapal yaitu

kendaraan air yang memiliki jenis dan bentuk tertentu, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, serta energi yang

lain, ditunda atau ditarik, kendaraan di bawah permukaan laut, dan

termasuk kendaraan yang memiliki daya dukung dinamis.Kapal Curah

(Bulk Carrier)

1) Menurut Istopo (Kapal dan Muatannya: 1999)


9

Bulk Carrier atau kapal curah yaitu kapal besar yang sebatas

memiliki satu dek yang mengangkut muatan curah atau yang tidak

dibumgkus. Suatu muatan, dipompa, dicurah ke dalam kapal

dengan memanfaatkan bantuan mesin curah serta apabila tidak

dengan bantuan mesin maka karung berisikan muatan yang

diangkat ke kapal dengan derek kapal ditaruh terlebih dahulu di

atas palka. Kemudian karung tersebut dibuka untuk isinya

dicurahkan ke dalam palka. Ditempat pembongkaran, isi palka

dibongkar atau dihisap dengan conveyor. Bentuk palka dari kapal

bulk carrier adalah corong supaya muatan yang ada bisa terkumpul

ditengah-tengah palka.

Cara bongkar muat setiap kapal tidak sama. Terdapat kapal

curah yang mempergunakan crane milik kapal sendiri atau

dinamakan deck crane serta terdapat pula yang bongkar muatnya

dengan conveyor. Namun jarang bagi kapal dengan muatan curah

untuk mempergunakan deck crane sebagai alat bantu bongkar muat

dengan lengan pengungkit (boom) serta dengan bantuan tenaga

listrik.

Kemampuan deck crane pada setiap kapal curah tidak sama,

crane tersebut mempunyai kemampuan yang bergantung pada

besarnya DWT kapal curah, sebab bertambah besarnya DWT kapal

maka SWL (Safety Working Load) atau kekuatan deck crane juga

semakin besar. SWL ini merupakan kemampuan crane atau deck


10

crane dalam mengangkut suatubenda berat atau beban dengan

aman. Bertambah besarnya SWL,

maka bertambah besar pula kemampuan deck crane tersebut

serta dalam pemakaiannya akan semakin lebih cepat sebab suatu

beban bisa diangkut secara lebih banyak.

Di kapal curah terdapat tipe deck crane yang dinamakan

boom ganda atau yang dilengkapi dua buah boom. Kekuatan yang

dimiliki oleh boom ganda lebih besar dalam proses pengangkatan

muatan atau barang dibandingkan deck tunggal. Namun, pada

kenyataannya kini kapan berjenis muatan curah kebanyakan

mempergunakan conveyor untuk alat bantu bongkar muat. Sebab

dengan bantuan conveyor, pembongkaran muatnya ternyata lebih

cepat.

Terdapat banyak kelebihan dari kapal curah dibandingkan

jenis kapal dengan satu tipe yakni berjenis kapal cargo. Kelebihan

pada kapal curah di antaranya, yaitu:

a) Tidak terlalu besar biayanya.

b) Bisa diminimalisir apabila timbul kerusakan muatan.

c) Tidak terlalu rumit proses pembongkarannya.

d) Bisa memperkecil jumlah penggunaan tenaga kerja.

e) Proses bongkar muat bisa berjalan aman dan cepat.

Seiring jumlah kebutuhan yang meningkat, maka dalam

rangka memenuhi kebutuhan terutama yang berhubungan dengan


11

jenis kapal curah, sehingga dibuatlah kapal curah dengan ukuran

yang beragam dan dijumpai pula kapal curah dengan tahun

pembuatan yang masih baru. Ini menunjukkan bahwa yang

meningkat bukan sebatas ukuran dan jenisnya saja, namun

terdapat peningkatan pula untuk jumlah armada yang ada.

2) Kapal curah menurut penjelasan dari lsbester (Bulk Carrier

Practice: 007) berdasarkan ukurannya terbagi ke dalam beberapa

jenis, yakni:

a) VLBC ( Very Large Bulk Carriers ): Ini adalah kapal curah

dengan DWT melebihi 180.000 ton.

b) Handymax Bulkers: Ini adalah kapal curah dengan DWT

kisaran 35.000-50.000 ton.

c) Handy Sized Bulkers: Ini adalah kapal curah dengan draft di

bawah 11,5 meter dan DWT kisaran 10.000-35.000 ton.

d) Cape-Sized Bulkers: Ini adalah kapal curah uang umumnya

memiliki draft maksimal 17 meter serta DWT dalam kisaran

100.000-180.000 ton.

e) Panamax Bulker: Ini adalah kapal curah dengan DWT melebihi

Handy Sized bulkers dinamakan Panama Bulkers sebab

sedemikian rupa dibuat supaya dapat melewati Panama Canal.

f) Mini Bulker: Ini adalah kapal curah dengan DWT di bawah

10.000 ton.
12

2. Persiapan Ruang Muat

a. Capt. Istopo dan Capt. O. S. Karlio (2002: 235-236) memberikan

penjelasan bahwa beberapa hal di bawah ini perlu untuk dilakukan

dalam mempersiapkan ruang muat:

1) Menyapu dari atas kebawah dengan bersih. Sehingga tweendeck

lebih dulu barulah menyusul lower hold. Bekas papan penyangga

muatan atau dunnage terlebih dulu, dilakukan pengumpulan

menjadi satu diikat di tempat yang sudah dibersihkan. Singkirkan

dari dalam palka untuk yang bisa merusak muatan (misal yang

berminyak) atau yang sudah rusak.

2) Tutup-tutup got dibuka, dan seorang Mualim yang harus

memeriksa. Strumboxes atau saringan kemarau dilakukan

pembersihan dan pompa lensanya dites, dengan mempergunakan

kaleng berisikan air, harus pula dilakukan pengetesan scupper di

tween deck, berbagai sumbatan dilepaskan jika muatan sebelumnya

merupakan bulk cargo, sesudahnya dilakukan pemasangan kembali

strumboxes dan papan-papan penutup got.

3) Harus dilakukan pengetesan terhadap alat CO2 atau alat-alat

kebakaran.

4) Periksa kondisi papan-papan penutup palka di tween deck. Tiang,

rantai, atau pagar –pagar keamanan di tween deck dipasang seperti

seharusnya. Perlu pula untuk diperingatkan dalam hal ini,

khususnya pada kapal-kapal yang berlayar ke Australia dan Eropa,


13

di mana sangat memperhatikan keamanan buruh.

b. D. J House (1994:153-154) pada buku Seaman Ship Techniques

memberikan penjelasan bahwa persyaratan umum dalam

mempersiapkan ruang muat adalah sbb:

1) Ruang muat harus disapu seluruhnya secara bersih dan harus

disingkirkan sisa-sisa muatan sebelumnya. Jika dibutuhkan

pencucian pada ruang muat, maka sesudah disemprot dengan air

laut biasanya diakhiri dengan dibilas air tawar.

2) Operasikan sistem ventilasi penahan agar bisa memeriksa atau

mengetahui kondisi kipas.

3) Harus dilakukan pemeriksaan terhadap daun penutup palka

khususnya kemampuan kedap airnya pada seluruh sambungan.

4) Saluran pengeringan palka harus bebas dari sumbatan dan

bermacam hambatan.

5) Alat pendeteksi api dan asap harus dicoba serta terlihat bisa bekerja

secara baik.Harus dilakukan pembersihan pada area di sekitar got

serta seluruh penghisap got/ saluran pembuangan bisa bekerja

secara baik.

c. Menurut Istopo (1999:247) dalam buku Kapal dan Muatannya,

terdapat 3 (tiga) tahap dalam mempersiapkan ruang muat muatan curah

seperti dibawah ini:

1) Tahap Cleaning

Cleaning adalah membersihkan ruang muatan curah dari sisa


14

muatan dan kotorannya, dimana sisa muatan tersebut disapu

(sweeping) dan di sekop (scraping), kemudian sisa muatan dan

kotoran tersebut dikumpulkan dan diangkut untuk dipindahkan ke

main deck. Pembersihan ruang muat tersebut merupakan tanggung

jawab Mualim 1, dengan demikian pelaksanaan pembersihan ruang

muat langsung dibawah pengawasan dari Mualim 1 atau perwira

kapal yang ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan tersebut.

Secara umum pelaksanaan pembersihan ruang muat dapat

dilakukan dengan mengeluarkan sisa dan bekas muatan yang

sebelumnya, meyapu kotoran dan debu yang masih tersisa di

dinding dan tank top palka, membersihkan got-got, kemudian

diangkat ke main deck.

2) Tahap Washing

Washing adalah membersihkan ruang muat muatan curah

dengan cara menggunakan bahan kimia yang berbahan dasar air

seperti aquaclean, dengan campuran komposisi yang tepat

kemudian disemprotkan kedinding-dinding ruang muat atau palka.

Setelah didiamkan kira-kira 15 menit, kemudian disemprot air laut

dan dilanjutkan untuk dibilas air tawar, sangat disarankan bila

harus menggunakan bahan kima agar menggunakan bahan kimia

berbahan dasr air, ramah lingkungan dan tidak membahayakan

Anak Buah Kapal.

3) Tahap Drying
15

Drying adalah mengeringkan ruang muat dari air cucian yang

menggenang dengan pompa bilge yang dihisap melalui got palka

sampai kering. Air cucian yang masih tertinggal dimana pompa

bilge tidak mungkin lagi untuk digunakan maka harus dilakukan

pengeringan dengan dipel (mopping) bersama dengan melakukan

pembersihan sisa muatan yang mengendap, kemudian ruang muat

ditutup dengan peranginan ruang muat dibiarkan dalam keadaan

terbuka. Persiapan tersebut sangat tergantung dari jenis dan sifat

muatan yang akan dimuati serta bentuk dan keadaan ruang muat.

4) Tahap Pemeriksaan, Pengetesan Ruang Muat

Pelaksanaan pemeriksaan, pengetesan ruang muat oleh

Mualim I atau dibantu satu orang surveyor jika diperlukan.

Beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, yaitu:

a) Kebersihan ruang muat secara menyeluruh. Tidak hanya bersih,

namun harus pula kering.

b) Hatch cover atau tutup palka apakah masih atau tidaknya kedap

air. Pengetesan bisa dilakukan melalui menyemprot air

bertekanan tinggi di atas tutup palka, kemudian dilihat dari

dalam, dijurnalkan semua baik checking ataupun pemeriksaan

palka.

c) Peranginan atau lobang ventilasi dilakukan pengecekan apakah

ada kotoran yang menyumbat. Ventilasi palka dijalankan agar

bisa diketahui tersumbat atau tidaknya saluran.


16

d) Man holes atau lobang lalu orang dari/ke tangki, dilakukan

pengecekan apakah kondisinya baik, khususnya packing dan

baut-bautnya.

e) Heat detector atau alat penemu uap panas yang ujung-ujungnya

ada di dalam palka dilakukan pengetesan dengan cara

melakukan pembakaran majun di dalam palka. Sesudah di “on”

kan alat smoke detector di anjungan maka dari alat tersebut

akan terlihat asap, sehingga ini bermakna baik. Sama halnya

pipa-pipa CO2 ke ruang palka perlu untuk dilakukan

pengetesan terhadap kerja alat, apakah bocor atau tidaknya

pipa-pipa. Segera dibetulkan apabila ada yang bocor.

f) Dilakukan pemeriksaan tangga di dalam palka khususnya

pemegang dan trap-trap untuk keselamatan buruh dan ABK.

g) Penerangan palka dicek, apakah cukup ataukah tidak

jumlahnya. Segera diganti/dibetulkan apabila ada yang rusak

atau padam.

h) Drainase (got-got/ pembuangan) harus bersih. Kondisi saringan

baik serta tidak tersumbat karat atau kotoran. Pengetesan

dilakukan dengan cara air dimasukkan ke dalam got, kemudian

dilakukan pemompaan. Jika tidak menggunakan air, bisa

dengan

i) telapak tangan ditadahkan di bawah lobang hisap. Kondisi

dinyatakan baik apabila telapak tangan kesedot.


17

j) Dunnage (penerapan), harus tetap berjumlah cukup dan

berkondisi baik. Apabila ada yang rusak maka diganti baru atau

diperbaiki.

d. Martopo dan Soegiyanto (2004: 57-59) memberikan penjelasan bahwa

prinsip-prinsip pemuatan penting untuk diperhatikan dalam penataan

muatan. Sebab apabila prinsip tersebut diperhatikan, maka bisa

menekan peluang timbulnya risiko yang bisa membahayakan kapal.

Serta bisa memaksimalan penataan muatan di ruang muat sehingga

mempercepat pengoperasian kapal dan mengurangi kerugian-kerugian

yang bisa terjadi.

Pembersihan ruang palka dibersihkan sebagaimana di bawah ini:

1) Seluruh kotoran di ruang palka disapu, sesudahnya seluruh kotoran

di angkat ke atas geladak.

2) Pastikanlah bahwa yang kering bukan sebatas bagian palka saja,

namun harus kering pula bagian bilges.

3) Saat mencuci palka gunakanlah air tawar. Air laut akan kering

lebih lama dan cenderung meninggalkan kristal-kristal garam yang

bisa menjadikan muatan rusak.

4) Jika ruang muat dimuati muatan yang meninggalkan bau, maka

bau tersebut dihilangkan dengan memberi chloride dalam ruang

muat,

5) sebab jika masih tetap ada bau tersebut, maka muatan lainnya akan

bisa tercemari.
18

6) Sebelum ruang palka tersebut dimuati muatan, maka yakinkan

bahwa terdapat cukup waktu untuk melakukan pengeringan ruang

palka.

7) Pastikan ruang palka kering dan bersirkulasi udara baik

3. Perawatan Ruang Muat

a. Menurut Goenawan Danuasmoro, (2003:4),perawatan kapal

merupakan suatu cara untuk mempertahankan kondisi suatu alat serta

menjaga agar serendah mungkin tingkat kemerosotan kapal, supaya

kapal (termasuk seluruh fasilitas/ alat/ mesin yang ada) bisa beroperasi

dengan baik. Lewat perawatan akan bisa mencari cara untuk

memperlambat atau mengontrol tingkat kemerosotan. Perawatan dapat

diklasifikasikan dan ditunjukan menjadi perawatan insidentil dan

berencana. Tujuan perawatan di antaranya yaitu untuk menekan

banyaknya insidental yang bisa menurunkan kerusakan dan off-hire.

Ada dua jenis perawatan berencana:

1) Perawatan pencegahan

Ini merupakan perawatan yang ditujukan dalam

mengantisipasi berkembangnya kerusakan atau mencegah

kegagalan.

2) Perawatan korektif

Ini merupakan perawatan yang ditunjukkan dalam rangka

memperbaiki kerusakan yang telah diprediksi.

b. Menurut Daji H. Carisan


19

Perawatan kapal yaitu sebuah kegiatan atau usaha yang dilakukan

pada kapal dalam rangka mengantisipasi timbulnya kerusakan serta

mengembangkan ke arah kondisi yang lebih baik, dimana apabila

terdapat kerusakan maka dibutuhkan pekerjaan perbaikan kapal, sebab

bertambahnya usia kapal dan bagian-bagian dari konstruksi kapal yang

aus menjadikan kemampuan kapal menurun.

Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa perawatan

membutuhkan biaya cukup mahal dan membutuhkan penanganan yang

baik, dengan demikian perusahaan pelayanan akan mengupayakan

untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan. Terdapat bermacam

kendala yang kerap dihadapi dalam hal pengoperasian kapal, sebab

terdapat pemilik kapal yang senantiasa memperhitungkan atau

memperhatikan bahwa perawatan rutin terhadap bagian-bagian kapal

adalah pemborosan, oleh karenanya perlu diterapkannya aspek-aspek

penerapaan manajemen rencana perawatan kapal seefesien mungkin.

Di dalam blognya juga dijelaskan bahwa dalam melakukan kegiatan

perawatan perlu untuk mempertimbangkan lima hal, yakni:

1) Memperhatikan lingkungan.

2) Menjaga efisiensi dengan cara memperhatikan berbagai

pengeluaran operasi.

3) Mejaga penampilam kapal sebagai sarana pengangkut muatan.

4) Menjaga modal dengan meningkatkan nilai jual kapal bekasnya

nanti atau memperpanjang usia kapal.


20

5) Kewajiban pemilik kapal dan menyangkut kelaiklautan dan

keselamatan kapal.

c. Menurut efendi (2016) perawatan ruang muat yaitu usaha atau

kegiatan untuk menjaga atau memelihara peralatan atau fasilitas kapal

serta melakukan penggantian atua perbaikan yang dibutuhkan agar ada

kondisi operasi kapal yang memuaskan sesuai yang direncanakan.

d. Perawatan merupakan usaha dalam memperlambat atau

mengendalikan tingkat kemerosotan yang secara rutin dilakukan dan

diulang-ulang agar menjaga supaya fasilitas (peralatan) senantiasa

berkondisi baik. Tahap-tahap yang efesien dalam perawatan yaitu

sebagai berikut:

1) Pengukuran besar dan lama kerja waktu kerja.

2) Perncanaan dan penjadwalan: menentukan dalam urutan yang

bagaimana dan oleh siapa pekerjaan akan dilaksanakan.

3) Training metode, kondisi kerja sama yang nyaman, pengetahuan,

peralatan kerja, penyiapan keterampilan, dan lingkungan.

4) Perawatan pencegahan, penjadwalan awal pekerjaan yang selalu

diulang-ulang.

Terdapat penurunan lama waktu operasi dimana ini bergantung

pada jasa penunjang dan ketersediaan suku cadang (Manajemen

Perawatan dan Perbaikan, hal: 4). Kegiatan yang dijadwalkan

mencakup aktivitas perawatan pada berbagai jenis peralatan yang

dilakukan dengan berkala seperti kalender, jam kerja mesin.


21

4. Bongkar Muat

Secara singkat yang dimaksud dengan kegiatan bongkar muat yaitu

aktivitas melakukan pembongkaran barang-barang dari atas kapal

dengancrane dan sling kapal ke dermaga atau daratan paling dekat di tepi

kapal, lalu dari dermaga dengan lori, forklift, dimasukkan serta ditata ke

gudang yang ditunjuk syahbandar pelabuhan. Sedangkan yang dimaksud

engan kegiatan muat yaitu aktivitas yang kebalikannya. Indikator yang

sifatnya penting dalam mengukur seberapa efisiennya tingkat kegiatan

operasi yaitu meliputi waktu operasi bongkar-muat (time and motion

measurements), kecepatan, dan ukuran-ukuran tonase. Terdapat empat

macam indikator operasi bongkar-muat muatan umum untuk pelabuhan-

pelabuhan internasional, yaitu:

a. Rasio pemakaian fasilitas dermaga (Berth Occupancy).

b. Waktu pelayanan kapal (Service Time).

c. Arus Barang (Output).

d. Biaya bongkar-muat barang (Cost per Ton Handled) Operasi bongkar

muat dari/ke kapal.

1) Penyelenggara Bongkar Muat menurut penjelasan dari Rasyid et all

(2016) seperti yang termuat pada pasal 2 Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM.60 Tahun 2014 diterangkan secara

ringkas bahwa ini merupakan aktivitas usaha bongkar muat barang

dari dan ke kapal di pelabuhan dimana mekanisme yang ada terdiri

dari stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery serta


22

dilakukan oleh badan usaha yang didirikan khusus dan dengan izin

usaha untuk bongkar muat. Bongkar muat di pelabuhan dalam

pelaksanaannya yaitu dengan mempergunakan peralatan bongkar

muat yang sudahmenjamin keselamatan kerja, memiliki layak

operasi, serta dilakukan tenaga kerja yang bersertifikat kompetensi.

Tiga kegiatan pokok dalam bongkar muat, terdiri dari:

a) Stevedoring

Ini merupakan suatu pekerjaan membongkar barang dari kapal

ke truck/ tongkang/ dermaga atau memuat barang dari truck/

tongkang/ dermaga ke dalam kapal hingga tersusun dalam

palka kapal dengan crane darat atau crane kapal.

b) Cargodoring

Ini merupakan pekerjaan melepaskan barang dari jala-jala atau

tali di dermaga serta mengakutnya menuju lapangan atau

gudang penumpukan barang atau kebalikannya.

c) Receiving/Delivery

Ini merupakan suatu pekerjaan untuk memindahkan barang dari

lapangan penumpukan atau timbunan tempat penumpukan di

gudang dan menyerahkannya hingga tersusun di atas kendaraan

di lapangan penumpukan / di pintu gudang atau sebaliknya.

2) Amir (2004: 194) memberikan definisi dari kegiatan bongkar muat

sebagai aktivitas melakukan pembongkaran barang dari palka atau

dek kapal serta meletakkannya ke dalam tongkang atau ke atas


23

dermaga. Atau sebaliknya, memuat dari dalam tongkang atau dari

atas dermaga serta meletakkannya ke dalam palka atau ke atas dek

kapal dengan memperguanakn derek kapal.

3) Amir (2004: 198) memberikan penjelasan bahwa bongkar muat

langsung ke atas tongkang/ truk yaitu suatu pekerjaan membongkar

dari jala/sling di lambung kapal ke atas palka tongkang atau ke atas

kendaraan di dermaga, termasuk memadatkannya dalam tongkang

atau menyusun di atas kendaraan. Atau sebaliknya, pekerjaan

mengangkut susunan di atas palka tongkang atau kendaraan dan

memasukkan ke dalam jala/sling.

B. KERANGKA PENELITIAN
Sangat pentingnya perencanaan kerja yang baik supaya pekerjaan di atas

kapal dapat dilakukan secara baik serta sesuai yang direncanakan. Mengacu

pemaparan dalam beberapa teori sebelumnya, maka bisa didapatkan asumsi

bahwa tidak akan terjadi penundaan pemuatan apabila persiapan ruang muat

dilakukan sesuai prosedur serta dengan perencanaan yang baik. Melalui

perencanaan yang baik, maka akan terjadi efisiensi biaya, tenaga, dan waktu.

Terlebih dengan perencanaan perawatan ruang muat yang juga sanga penting

untuk dilakukan.

Ruang muat yaitu jasa satu-satunya yang bisa dijual perusahaan

pelayanan. Ini dikarenakan muatan yang diangkut kapal di dalam palka,

terutama muatan curah bisa dilihat berdasarkan kualitas palka serta akan

menjaga kualitas muatan itu sendiri nantinya. Perawatan palka yang baik dapat

mempercepat dan memudahkan pihak kapal untuk mengadakan cleaning palka


24

dengan ditunjang perlengkapan cleaning yang tersedia dan crew yang

terampilSebelum pemuatan dilakukan, maka cargo surveyor akan mengecek

ruang muat. Apabila surveyor memberikan pernyataan bahwa ruang muat siap

untuk dimuat maka akan terlaksana kelancaran pelayaran. Namun bila cargo

surveyor memberikan pernyataan bahwa tidak layak, maka akan terganggu

kelancaran pelayaran serta perusahaan pelayaran akan merugi. Terdapat

beberapa kendala dalam persiapan ruang muat itu sendiri antara lain yaitu

karena jarak tempuh pelayaran yang relatif singkat, perubahan muatan yang

semula batu bara menjadi alumina, buruknya cuaca selama pencucian ruang

muat serta kondisi kapal harus bersih sebelum memuat, sementara ada

keterbatasan jumlah tenaga pelaksana.

Sama halnya perawatan ruang muat yang dilakukan sebelum pemuatan.

Perawatan dalam pelaksananaannya akan berjalan baik jika ada peralatan

perawatan, adanya cukup waktu untuk pelaksanaan, serta sumber daya

manusia yang dapat menjalankannya. Pengawasan seluruh pekerjaan

pencucian dan perawatan ruang muat oleh perwira atau Mualim I pada anak

buah kapal sangatlah penting dilakukan supaya capaian hasilnya memuaskan,

sehingga tidak terjadi penundaan proses pemuatan.


25

Tabel 2. 1.Kerangka Pemikiran

OPTIMALISASI PERAWATAN DAN PERSIAPAN RUANG MUAT CURAH


DI ATAS KAPAL MV. DEWI AMBARWATI UNTUK MENUNJANG
KELANCARAN PENGOPERASIAN KAPAL DI MV.DEWI AMBARWATI

Masalah 1 : Masalah 2:
Sering terjadinya penundaan Kurangnya perawatan palka dalam
pemuatan di kapal MV. Dewi melaksanakan pengoperasian
Ambarwati. kapal.

Apakah yang menyebabkan sering Apakah yang menyebabkan


terjadinya penundaan pemuatan kurangnya perawatan palka dalam
dikapal MV.Dewi Ambarwati dan melaksanakan pengoperasian kapal
bagaimana cara mengatasinya? MV. Dewi Ambarwati dan
bagaimana cara mengatasinya?

1. Membuat perencanaan sebelum mempersiapkan ruang muat.


2. Pengadaan suku
Perawatan dancadang atau
persiapan peralatan
ruang muatanuntuk
curahperawatan
untuk palka.
menunjangvisual
3. Melakukan kelancaran pengoperasian
inspection di atas kapalpersiapan
setelah melakukan MV.
Dewi Ambarwati menjadi lebih optimal.
ruang muat.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Metode penelitan terhadap masalah dalam skripsi ini memanfaatkan

jenis penelitian menurut sifat penelitian non eksperimen, yaitu penelitian

deskriptif kualitatif. Data deskriptif kualitatif didapatkan mengadakan

pengumpulan data secara mendalam, terinci, dan intensif terhadap data

penelitian, yakni perawatan dan persiapan ruang muat kapal untuk menunjang

kelancaran pengoperasian kapal, selama penulis melaksanakan penelitian.

Dengan kata lain, pengumpulan data dalam penelitian ini dari bermacam

sumber, ditujukan dalam rangka mempelajari secara intensif terkait latar

belakang masalah, posisi, dan kondisi suatu peristiwa atau gejala secara

spesifik

1. Metode penelitian deskriptif kualitatif menurut penjelasan dari Mukhtar

(2013: 10) yaitu suatu metode yang peneliti gunakan dalam rangka

menemukan teori atau pengetahuan terhadap apa yang diteliti dalam suatu

waktu. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan pada

pelaksanaan penelitian ini.

2. Metode penelitian deskriptif kualitatif menurut penjelasan dari Moleong

(2005:4), yakni pendekatan penelitian di mana pengumpulan data yang ada

yaitu berbentuk gambar, gambar, kata-kata, dan tidak berwujud angka.

Berbagai data ini bias didapatkan melalui hasil memo, catatan,

dokumentasi pribadi, video tape, foto, catatan lapangan, wawancara, serta

dokumentasi yang lain.

26
27

B. TEMPAT PENELITIAN
1. Tempat Penelitian

Tempat penulis melakukan penelitian selama melaksankan praktek

laut (PRALA) selama 12 bulan 12 hari dilaksanakan di kapal MV. Dewi

Ambarwati perusahaan MSI Indonesia. Berikut adalah data-data kapal

pada waktu penulis selama melakukan praktek laut :

Tabel 3.1.Ship Particular


Nama kapal MV.DEWI AMBARWATI

Kode panggilan YCNB2

IMO Number 9 5 2 8 8 61

Tipe kapal Bulk Carrier

Pelabuhan registrasi Jakarta

Tahun pembuatan 1983

Pembuat CHENGXI SHIPYARD, JIANGYIN CHINA

Perusahaan Pemilik Kapal PT.PELITA SAMUDRA SHIPPING

Biro klasifikasi BV

Rute pelayaran Tramping

Jumlah palka 5 buah

Panjang Kapal Keseluruhan 183,40 m

Ukuran dan Kapasitas Kapal No. 1: (14.40 X 14.00 Mtr), 6363.20 ton

No. 2 & 5: (19.20 X 15.60 Mtr), 8267 ton

No. 3: (24.0 X 15.60 Mtr), 9509.20 ton

No. 4: (21.60 X 15.60 Mtr), 9002.90 ton


28

Rincian mengenai Ship’s Particular selengkapnya dapat dilihat pada

lembar lampiran.

C. SAMPEL SUMBER DATA PENELITIAN


Penulis menggunakan metode studi kasus yaitu mempelajari peristiwa

yang ada, di aman skripsi ini mengambil objek penelitian dari bagaimana cara

mengatasi penundaan pemuatan sehingga kegiatan bongkar muat dapat

berjalan dengan lancar. Penulis meneliti semua elemen di dalam wilayah

penelitian di mana subjek awak kapal MV. Dewi Ambarwati yang dijadikan

sample teoritis.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yakni cara-cara atau teknik yang bisa peneliti

manfaatkan dalam rangka melakukan pengumpulan data. Tujuan dari

pelaksanaan pengumpulan data yaitu dalam rangka mendapatkan berbagai

bahan yang akurat, relevan, dan nyata. Sugiyono (2018: 224) memberikan

penjelasan bahwa perolehan pengumpulan data dari hasil dokumentasi,

wawancara, dan observasi. Setiap data mempunyai kekurangan dan

kelebihannya masing-masing. Oleh sebabnya, lebih baik menggunakan

beberapa teknik untuk mengumpulkan data, sehingga semua data bisa saling

melengkapi agar bisa mencapai kesempurnaan skripsi ini. Data penelitian ini

dalam pengumpulannya dengan menggunakan teknik berikut:

1. Metode Observasi

Ini merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data melalui

mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap berbagai unsur yang

terlihat dalam objek yang diteliti (Sugiarto, 2017: 68). Informasi dan data
29

yang dikumpulakan dari metode ini yakni dengan mengadakan penelitian

dan pengamatan terhadap objek penelitian secara langsung yang terhitung

dari 05 Oktober 2020 hingga 17 Agustus 2021. Data penelitian didasarkan

pada pengamatan dan pengalaman penulis selama praktek laut di atas

kapal MV. Dewi Ambarwati sebagai deck cadet selama 10 bulan.

2. Metode Wawancara

Sugiyono (2017: 194) memberikan penjelasan bahwa wawancara

dipergunakan menjadi teknik untuk mengumpulkan data yaitu jika peneliti

hendak mengadakan studi pendahuluan dalam rangka menemukan masalah

penelitian, serta jika peneliti ingin mengetahui berbagai hal secara lebih

dalam dari responden dan responden tersebut berjumlah tidak banyak.

Data dan informasi didapatkan melalui hasil wawancara langsung dari

sumbernya berbentuk tanya jawab dengan anak buah kapal bagian deck

dan mualim 1 untuk mendapatkan informasi yang tentunya sangat berguna

dalam proses penulisan skipsi ini. Pokok-pokok wawancara yang penulis

lakukan di antaranya yaitu:

a. Sejauh mana pengetahuan anak buah kapal dalam proses pembersihan

ruang muat agar kapal dapat dikatakan siap untuk dimuat dan

aplikasinya dalam dunia kerja.

b. Juga mengetahui hal-hal yang menjadi kendala bagi crew kapal dalam

pelaksanaan perawatan dan persiapan ruang muat


30

c. Sejauh mana pengetahuan anak buah kapal dalam proses pembersihan

ruang muat agar kapal dapat dikatakan siap untuk dimuat dan

aplikasinya dalam dunia kerja.

d. Juga mengetahui hal-hal yang menjadi kendala bagi crew kapal dalam

pelaksanaan perawatan dan persiapan ruang muat

3. Studi Dokumentasi

Suharsimi Arikanto (2011: 201) memberikan penjelasan bahwa

dokumentasi yaitu barang-barang tertulis. Sementara dokumen menurut

penjelasan dari Sugiyono (2013: 240) yaitu catatan peristiwa lampau.

Bentuk dokumen dapat berupa karya-karya monumental, gambar, atau

tulisan dari seseorang. Dokumentasi berbentuk tulisan, contohnya yaitu

kebijakan, peraturan, biografi, cerita, sejarah kehidupan, dan catatan

harian. Contoh yang berbentuk gambar yaitu sketsa, gambar hidup, foto,

serta sebagainya. Contoh yang berbentuk karya yaitu karya seni yang

berupa film, patung, gambar, serta sebagainya. Studi dokumen dalam

penelitian kualitatif yaitu pelengkap dari penggunaan metode wawancara

dan observasi. Pelaksanaan metode dokumentasi oleh penulis yaitu dengan

cara melihat berbagai dokumen yang menyangkut permasalahan yang

dikaji dalam skripsi ini. Berdasarkan dengan apa yang dimaksud dengan

pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa dokumentasi yaitu

langkah dalam menyediakan dokumen-dokumen dengan bukti yang akurat

yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.


31

E. INSTRUMEN PENELITIAN
Pendekatan kualitatif adalah metode yang efektif untuk menyatukan data

kunci atau data terpenting secara spontan. Dalam penelitian ini yang menjadi

instrumen kunci adalah penulis. Subjek memiliki peran sebagai peneliti dalam

pengumpulan data-data penting. Data akan ditinjau kembali guna jika

data yang dikumpulkan sesuai dengan penelitian. Pengamatan, Dokumentasi,

juga Wawancara merupakan alat yang digunakan dalam penelitian. Validasi

harus dilaksanakan sebelum penulis melakukan penelitian berhubungan

dengan pada saat penulis berada di tempat kejadian. Oleh karena itu, penulis

harus memahami dan menguasai metode penelitian kualitatif.

Peneliti harus seefektif mungkin saat melaksanakan penelitian agar

terwujud tujuan dari penelitian. Jika poin-poin penelitian absolut,penelitian

yang sederhana dapat dikembangkan.dengan demikian memudahkan saat

wawancara, pengarsipan, dan pengamatan.

F. TEKNIK ANALISIS DATA KUALITATIF


Tujuan dari pelaksanaan analisis yaitu untuk menyederhanakan hasil

pengolahan data, dengan demikian akan bisa diartikan dan dimengerti secara

lebih mudah. Jenis data kualitatif digunakan pada penelitian ini, dimana proses

analisisnya secara non-statistik. Analisis data melalui langkah ini dengan cara

membandingkan seluruh data yang sudah dikumpulkan; sementara data skripsi

ini dianalisis dengan cara analisis data deskriptif, dimana menggambarkan

secara keseluruhan.

Analisis data kualitatif menurut penjelasan Sugiyono (2018:482) yaitu

bersifat induktif, atau analisis dengan berlandaskan perolehan data, kemudian


32

dilakukan pengembangan ke dalam suatu pola hubungan atau hipotesis.

Masalah pada saat menyiapkan ruang muat serta mengadakan studi kasus

terkait masalah di atas dimaksudkan dalam rangka mencari solusi yang dapat

diterapkan dalam mengatasi masalah yang ada.

Terdapat 4 proses untuk menganalisis data:

1. Pengumpulan Data

Proses pengambilan data bisa pula dengan diikuti analisis data. Data

yang ada yaitu seluruh hal yang bisa diamati, didengar, dan dilihat.

Perolehan data tidak merupakan data akhir yang bisa dianalisis langsung

untuk menarik kesimpulan akhir.

2. Reduksi Data

Berlangsungnya tahapan ini secara terus-menerus selama

berlangsungnya penelitian. Ini ditujukan dalam rangka mengarahkan,

menggolongkan, menajamkan, serta menghilangkan data yang tidak

dibutuhkan dan mengorganisasikan data tersebut.

3. Penyajian Data

Penyajian data yaitu serangkaian informasi yang tersusun yang dapat

memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan suatu tindakan.

Melalui mencermati penyajian data, maka akan lebih memudahkan peneliti

dalam memahami apa yang ada dan apa yang harus dilakukannya. Bentuk

penyajian data bisa beragam, seperti tabel, chart, grafik, uraian singkat,

maupun bagan.
33

4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Mengacu pada reduksi dan penyajian data, peneliti menyimpulkan

dengan ditunjang bukti kuat pada tahapan pengumpulan data. Kesimpulan

dalam hal ini yaitu jawaban atas rumusan permasalahan yang dipaparkan

sejak awal oleh peneliti.

G. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA


pengujian keabsahan data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu

subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

1. Menurut Sugiyono (2015:83) triangulasi data merupakan teknik

pengumpulan data yang sifatnya menggabungkan berbagai data dan

sumber yang telah ada.

2. Menurut Wijaya (2018:120-121), triangulasi data merupakan teknik

pengecekan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara

dan berbagai waktu.

3. Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan dengan cara mencocokan

data yang didapat dari observasi,pengamatan dan wawancara.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. GAMBAR KONTEKS PENELITIAN


1. DATA BANDING PENELITIAN TERDAHULU

Dalam penelitian ini peneliti mencantumkan data bandingpenelitian

terdahulu untuk menghindar anggapan kesamaan penelitian ini dan

mengembangkan penelitian terdahulu dalam peneltian lebih baru.maka

peneliti mencantumkan data banding terdahulu,sebagai berikut:

a. Hasil Penelitian Endang lestari (2018)

Penelitian Endang lestari (2018),berjudul ” Persiapan Ruang

Muat Pada Kapal Curah Guna Menunjang Keberhasilan Dalam Proses

Pemuatan di MV. C. UTOPIA” Berdasarkan data yang telah

dikumpulkan, maka dalam menganalisis data digunakan teknik

deskriptif kualitatif yaitu berupa tulisan yang berisikan tentang paparan

dan uraian yang didapatkan dari studi kepustakaan dan hasil dari

pengamatan mengenai suatu permasalahan tentang persiapan ruang

muat untuk melakukan pemuatan diatas kapal.

Proses pembersihan ruang muat yang dilakukan dengan baik

akan memperlancar proses pengoperasian kapal. Dengan demikian

akan meningkatkan penghasilan perusahaan pelayaran yang

berdampak juga pada meningkatnya kesejahteraan para awak kapal.

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah kerja yang tepat agar

ruang muat dapat disiapkan dengan waktu yang singkat.

34
35

Dalam melakukan persiapan ruang muat, yang perlu diperhatikan

adalah kebersihan dari bilge, hatch cover, ventilasi dan bagian dalam

palka itu sendiri.Kunci utama dari keberhasilan untuk persiapan ruang

muat terletak pada koordinasi dan kesadaran dari setiap crew kapal.

Masing-masing crew kapal harus mengetahui akan tugas dan

tanggungjawabnya masing-masing.Hasil Penelitian Capt.Abdul

Rochman (2021)

b. Hasil Penelitian Capt.Abdul Rochman (2021),

Penelitian Capt.Abdul Rochman (2021), berjudul “Optimalisasi

Ruang Muat Dalam Mencapai Keberhasilan Pemuatan Diatas Kapal

MV.OCEAN HIRYU” Berdasarkan data yang telah dikumpulkan,

maka dalam menganalisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah kuantitatif deskriptif.

Dalam penelitian ini mempunyai hasil penelitian yaitu sebagai

berikut:

1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan ABK tentang proses

persiapan ruang muat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

diatas kapal MV. Ocean Hiryu.

Setiap kapal untuk memperlancar pengoperasiannya harus

mempunyai perencanaan perawatan yang baik, sehingga pelayaran

dapat terlaksana sesuai target. Kapal curah yang sudah cukup lama

tidak melaksanakan perawatan dry docking memerlukan

pemeriksaan dan perawatan khusus yang tentunya sangat berbeda


36

dengan kapal yang masih baru atau kapal yang setelah dock. Kapal

curah yang baik adalah suatu kapal yang dibuat dan dirawat dengan

tepat serta dapat digunakan dengan baik dan aman untuk

mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.

Keterampilan serta pengetahuan crew kapal minim tentang

prosedur cleaning palka yang benar dan rendahnya tingkat

ketelitian pada saat proses cleaning palka berlangsung. Terbukti

dengan masih adanya sisa muatan pada bagian-bagian

palka.Pelaksanaan pembersihan ruang muat yang dilaksanakan

terkesan tergesa gesa yang dilaksankan oleh crew kapal sehingga

dalam pelaksanaannya tidak maksimal.

2) Kurangnya layaknya peralatan penunjang untuk proses persiapan

ruang muat.

Layak atau tidaknya perlengkapan dan peralatan cleaning

palka dapat dilihat pada saat pemakaiannya pada saat kegiatan

cleaning palka . Didalam setiap pekerjaan khususnya perawatan

maupun persiapan sebelum pemuatan perlu diperhatikan

penyediaan suku cadang- suku cadang yang ada kaitannya dengan

peralatan dan perlengkapan keselamatan. Terkadang alat – alat

yang digunakan selama proses pekerjaan berlangsung terjadi

kerusakan dan kekurangan dalam penyediaannya. Ini membuat

terhambatnya suatu pekerjaan, karena dengan terjadinya kerusakan

pada suatu alat ditambah dengan kurangnya penyediaan dari suku


37

cadang akan mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pencucian

dan perawatan ruang muat. Hal ini menunjukan kurangnya

dukungan perusahaan dalam penyediaan peralatan.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang disebutkan di atas,

berikut ini disertakan tabel persamaan dan perbedaan antara

penelitian terdahulu dan penelitian saat ini:

Tabel 4. 1.Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu Persamaan Perbedaan

Persiapan Ruang Saling Penilitian terdahulu hanya

Muat Pada Kapal memuat menjelaskan tentang persiapan

Curah Guna muatan ruang muat yang lebih spesifik

Menunjang curah kebersihan hatch

Keberhasilan Dalam cover,ventilasi,bilge,dan didalam

Proses Pemuatan di palka tersebut sedangkan

MV. C. UTOPIA peneliti saat ini mengembangkan

tentang perawatan dan persiapan

ruang muat untuk kelancaran

pengoprasian diatas kapal

Optimalisasi Ruang Sama-sama Penelitian terdahulu

Muat Dalam dilaksanakan menggunakan metode penelitian

Mencapai diatas kapal kuantitatif sedangkan penelitian

Keberhasilan muatan saat ini menggunakan metode

Pemuatan Diatas curah penelitian kualitatif.

Kapal MV.OCEAN

HIRYU
38

B. DESKRIPSI DATA
A. Sering terjadinya penundaan pemuatan di kapal MV. Dewi

Ambarwati

Pada tanggal 10 Oktober 2020 MV.Dewi Ambarwati melakukan

pelayaran dari Cilacap menuju Kendawangan Kalimantan Barat untuk

memuat alumina. Pada saat sebelum muatan selesai dibongkar pada

tanggal 10 Oktober tengah malam, Mualim I langsung menginstruksikan

Bosun dan deck rating untuk membantu melakukan pembersihan pada

palka yang dilakukan oleh buruh darat. Proses pembersihan ini dilakukan

oleh bosun, 5 orang deck rating dan ditambah 1 deck cadet, proses

pembersihan 5 ruang muat memang harus benar-benar dikerjakan lebih

giat dari biasanya karena muatan yang akan dimuat adalah alumina dan

biasanya akan menghadapi cuaca buruk saat melewati laut selatan. Setelah

semua deck rating melakukan pembersihan pada sisa-sisa muatan batu

bara Mualim I biasanya mengintruksikan untuk istirahat pada hari itu dan

melanjutkan tahap selanjutnya pada siang hari, setelah itu semua deck

rating pada hari pertama mulai melakukan pembersihan ruang muat yang

dimulai dari palka nomor 1 dan 2.

Pembersihan ruang muat dilakukan dengan tahap penyapuan. Sisa-

sisa pemuatan yang ada di ruang muat dikumpulkan lalu dimasukan ke

dalam wadah / drum yang diikat dengan seutas tali lalu ditarik ke atas dek

dengan menggunakan crane kapal yang selanjutnya akan dibuang di

pelabuhan tujuan. Pada hari kedua tanggal 11 Oktober 2020, semua deck
39

ratings melanjutkan tahap penyapuan pada palka 3,4 dan 5. Setelah tahap

penyapuan selesai maka lanjut ke tahap kedua yaitu pembersihan dengan

penyemprotan melalui media air laut dengan tujuan memudahkan proses

pembersihan pada ruang muat dari sisa-sisa kotoran. Pompa got harus

berfungsi dengan baik agar dapat menghisap air laut sekaligus debu yang

ada dalam palka, sehingga dapat menghindari genangan air didalam ruang

muat yang akan mengakibatkan terhambatnya.

Persiapan pada tahap berikutnya yaitu pembilasan dengan

menggunakan air tawar.Tujuan dari penggunaan air tawar ini yaitu agar

kristal-kristal garam yang di timbulkan akibat pengeringan air laut dapat

dibersihkan yang akan menyebabkan ruang bekarat.

Tahap selanjutnya adalah mengeringkan ruang muat, ruang muat

dibiarkan terbuka untuk mendapatkan peranginan dan pengeringan oleh

matahari agar mempercepat proses pengeringan dengan ketentuan keadaan

cuaca megizinkan artinya tidak atau sedang hujan. Selain itu, untuk

mempercepat proses pengeringan terutama pada permukaan lantai ruang

muat yang agak cekung ke dalam dan di dalam got digunakan busa. Tahap

terakhir adalah pengecekan ruang muat seperlunya. Mualim I

memperkirakan bahwa kapal akan tiba di pelabuhan tujuan dengan kondisi

ruang muat yang siap untuk dimuat dengan kondisi yang baik tapi pada

kenyataannya pada saat kapal melewati laut selatan cuaca pada saat itu

kurang baik sehingga pembersihan terhenti, yang mana kapal mengalami

rolling sehingga hatch cover harus ditutup, sehingga pada hari itu tanggal
40

11 Oktober tahap penyemprotan air laut tidak berjalan dengan baik dan

dilajutkan pada hari berikutnya. Dengan waktu yang semakin sedikit deck

rating dituntut untuk bekerja labih maksimal agar pada saat kapal tiba di

tempat tujuan kapal sudah siap dimuat. Di lain sisi, kondisi ruang muat

yang sebelumnya memuat batu bara meninggalkan bekas kotor dan

berminyak pada dinding palka yang mana membuat deck rating kesusahan

untuk mopping dinding palka yang tinggi dan harus menggunakan

chemical untuk membersihkan palka guna menghilangkan kandungan batu

bara yang tertinggal dalam palka.

Kapal pun tiba di daerah Kendawangan, Kalimantan Barat pada

tanggal 23 Oktober 2020. Kapal menunggu sehari dilokasi berlabuh

kemudian masuk ke daerah memuat, Mualim I langsung menemui

surveyor untuk melakukan pengecekan.Setelah melakukan pengecekan

ternyata kapal belum memenuhi persyaratan kebersihan dan perawatan

karena sebagian besar ruang muat dan dibagian bawah penutup palka

masih terlihat bekas-bekas dari muatan sebelumnya yaitu batubara dan

dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas dari muatan tersebut.

Surveyor lalu memberikan kesempatan kepada pihak kapal untuk

mempersiapkan kembali sampai palka benar-benar siap dan bersih dari

sisa-sisa muatan sebelumnya. Akhirnya palka kembali dibuka dan

dibersihkan kembali dengan cara mengelap dinding dinding palka dengan

majun dan disapu sampai bersih. Tetapi pekerjaan tersebut berlangsung

lama karena peralatan-peralatan yang digunakan sangat kurang dan banyak


41

peralatan yang sudah hampir rusak. Setelah dikira semua sudah bersih

surveyor dipanggil kembali untuk memeriksa ruang muat. Surveyor

mengadakan pemeriksaan ulang dan setelah diperiksa ulang Surveyor tetap

belum memberikan ijin untuk memuat.

Kemudian crew kapal disuruh kembali untuk membersihkan sebaik

mugkin. deck rating bekerja kembali untuk membersihkan ruang muat

tesebut sebisa dan sebaik mungkin, yang pada akhirnya surveyor

memberikan surat keterangan untuk muat agar melancarkan pemeriksaan

tersebut. Persiapan dan perwatan yang kurang baik oleh anak buah kapal

terhadap ruang muat dapat dilihat pada kondisinya yang penuh dengan

karat dan bekas bekas muatan sebelumnya, sehingga pada saat

dilakukannya pemeriksaan oleh Surveyor mengalami kendala karena

dianggap kondisinya tidak layak untuk dimuat, sehinga terjadinya

penundaan pemuatan yang dapat merugikan perusahaan akibat waktu yang

terbuang untuk memperbaikinya.

Gambar 4. 1.Penundaan Muat


B. Kurangnya Perawatan Palka Dalam Melaksanakan Pengoperasian

Palka
42

Setibanya kapal di pelabuhan Taboneo, Kalimantan Selatan pada

tanggal 26 Oktober 2020, ternyata kapal tidak langsung muat tetapi kapal

lego jangkar terlebih dahulu dikarenakan belum adanya informasi dari

agent. Pada saat berlabuh jangkar surveyor dan agent naik ke atas kapal

untuk memeriksa dokumen dan memeriksa keadaan ruang muat. Karena

mengetahui akan hal tersebut, Mualim I memerintahkan AB dan OS jaga

untuk membuka tutup palka guna memeriksa ruang muat. Pada saat

membuka tutup palka yang berjenis hydraulic, daun palka sangat susah

terbuka. Setelah dicek bersama-sama dimana hydraulic tersebut terdapat

kebocoran di sealnya sehingga menyebabkan proses buka tutup palka yang

memakan waktu yang lama. Kemudian deck rating yang berjaga mencoba

menutup hydraulic jack tersebut dengan karet ban yang dimana guna

memperkecil kebocoran yang terjadi.

Fakta yang lain menyebutkan sebelum kapal berangkat menuju

Balikpapan, Mualim I bersama bosun mengecek persediaan peralatan

untuk perawatan palka dan melihat bahwa peralatan tersebut sangat

kurang, sehingga perlu diadakan penambahan. Oleh karena itu mualim I

membuat permintaan perusahaan tentang peralatan tersebut. Tetapi

perusahaan pelayaran tidak dapat memenuhinya dengan alasan tertentu.

Sehingga dalam pelaksanaan perawatan ruang muat, para crew

menggunakan alat yang kurang memadai. Alat tersebut baru bisa terpenuhi

ketika kapal berada di cilacap dengan selang waktu yang tidak bisa di

tentukan.
43

Perlu diketahui seorang bosun semestinya melakukan pengecekan

perlengkapan deck tanpa harus diperintahkan dan diawasi oleh seorang

perwira dalam hal ini adalah Mualim I. Tetapi kenyataannya dia hanya

menunggu perintah saja dan hubungan antara mualim I dengan bosun dan

hubungan bosun dengan anak buahnya yaitu klasi tidak saling mendukung

dalam pekerjaan yang hanya saling menunggu suatu pekerjaan tersebut

dikerjakan oleh orang lain.

Gambar 4. 2. kurangnya perawatan palka


C. TEMUAN
1. Seringnya terjadinya penundaan di kapal MV. Dewi Ambarwati

Setiap kapal untuk memperlancar pengoperasiannya haruslah

mempunyai perencanaan perawatan yang baik, sehingga pelayaran dapat

terlaksana sesuai dengan jadwal. Kapal curah tentunya memerlukan

pemeriksaan dan perawatan khusus yang tentunya sangat berbeda dengan

jenis-jenis kapal lainnya. Kapal curah yang baik adalah suatu kapal yang

diluncurkan, dirawat dengan tepat dan sempurna yang dapat dipakai dengan

aman dan berhasil guna untuk modal keuangan perusahaan.


44

Berdasarkan deskripsi data di atas, maka penulis mencoba menganalisa

hal-hal yang menyebabkan terjadinya penundaan pemuatan sebagai berikut:

a. Persiapan palka yang kurang baik dan kurang teliti yang dilakukan oleh

crew kapal waktu cleaning palka

Penundaan pemuatan yang terjadi dikarenakan kurang baik dan

teliti yang dilakukan oleh kru saat pembersihan palka, terbukti dengan

adanya karat dan sisa-sisa muatan sebelumnya yang terdapat di dalam

palka. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi sebab menurut teori yang

ada, proses pembersihan ruang palka bukan hanya pada palka saja, tetapi

bagian-bagian lain termasuk hatch cover (D.J House 1994 :153 ). Semua

bagian harus dicek dan tidak ada satu lobang pun yang terdapat di hatch

cover yang memungkinkan air masuk ke dalam palka serta

mengakibatkan muatan basah serta rusak.

Gambar 4. 3.Persiapan Palka Yang Kurang baik


b. Pelaksanaan pembersih ruang muat yang dilaksanakan terkesan tergesa-

gesa

Pada saaat pembersihan ruang muat yang dilaksanakan oleh crew

kapal terksan tergesa-gesa sehingga dalam pelaksanaannya tidak

maksimal. Ini disebabkan karena waktu yang di berikan sangat terbatas


45

dan kondisi cuaca sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan cleaning

palka tersebut. deck rating yang berjumlah 7 orang terdiri dari 3 orang

juru mudi, 2 orang klasi, 1 orang bosun dan 1 orang taruna praktek laut

tidak cukup untuk membersihkan palka yang berjumlah 5 buah sehingga

crew harus bekerja ekstra agar dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut

sesuai waktu yang ditentukan sehingga ruang muat siap di muat di

pelabuhan.

Gambar 4. 4.Pembersihan Tergesa-gesa


c. Kurangnya pengawasan dalam pembersihan ruang muat

Dalam proses pembersihan ruang muat, Mualim I selaku perwira

yang bertanggung jawab terhadap proses pembersihan ruang muat di

bawah Nakhoda masih sangat kurang karena tidak ada pengecekan

yangdilakukan oleh Mualim I dan tidak ada juga bimbingan serta arahan

atau intruksi yang diberikan oleh Mualim I kepada bosun atau awak

kapal dengan semena-mena dalam bekerja membersihkan ruang muat,

para awak kapal melakukan kebersihan ruang muat tidak sesuai dengan

prosedur dan tidak maksimal dalam melakukan pembersihan ruang muat.

Pernah peneliti alami di atas kapal, saat melakukan pembersihan


46

ruang muat para awak kapal yang melakukan pembersihan ruang muat

hanya membersihkan ruang muat dengan cara dibilas dengan air laut

yang disalurkan melalui hoze dari fire hydrant dengan tanpa

menggunakan chemical soap dan tanpa melakukan proses brush dengan

menggunakan alat-alat penunjang kebersihan ruang muat, setelah selesai

melakukan proses pembilasan terhadap dinding dan lantai pada ruang

muat para awak kapal pun tidak melakukan proses pengeringan terhadap

ruang muat. Akibatnya ruang muat tidak bersih maksimal dan masih

terdapat sisa-sisa kotoran dari muatan sebelumnya di dalam ruang muat.

Sehingga pada saat cargo surveyor melakukan pengecekan terhadap

ruang muat, cargo surveyor menyatakan bahwa ruang muat belum siap

untuk menerima muatan dan tidak akan menandatangani proses memuat

muatan selama masih ditemukan sisa-sisa kotoran yang masih terdapat di

dalam ruang muat.

2. Kurangnya Perawatan Palka Dalam Melaksanakan Pengoperasian

Palka

a. Kurangnya kerjasama dan saling pengertian oleh anak buah kapal di atas

kapal MV. Dewi Ambarwati dengan atasan

Kesiapan palka atau ruang muat dalam melaksanakan fungsinya

sebagai tempat menerima dan membongkar muatan tergantung dari

kegiatan perawatan yang dilakukan oleh crew kapal sebagai pelaksana

pemeliharaan dan perawatan palka guna menjamin kesiapan palka dalam

pengoperasian dan pelaksanaanya, maka perawatan yang baik


47

merupakan faktor yang menunjang dalam pengoperasian kapal. Tetapi

kebalikannya perawatan yang kurang baik akan menjadi penghambat

dalam memperlancar pengoperasian kapal. Kurangnya atau mungkin

ketidaksiapan ruang muat disebabkan oleh tidak harmonisnya crew kapal

dalam kerjasama perawatan palka.

b. Kurangnya keterampilan dan kemampuan anak buah kapal dalam

perawatan palka

Kegiatan perawatan palka merupakan tanggung jawab kepala kerja

di bagian deck yaitu chief officer. Namun anak buah kapal

sebagaipelaksananya harus melaksanakan tugasnya dengan penuh

perhatian kesungguhan dan tanggung jawab sehingga memperoleh hasil

guna yang baik pula. Pekerjaan anak buah kapal dalam melaksanakan

kegiatan perawatan palka tergantung dari:

1) Pengalaman bekerja pada kapal tua, kapal baru atau kapal yang

berbeda tipe dan jenisnya.Kemampuan mengerjakan tugas oleh anak

buah kapal dalam menerima order kerja dari pimpinan kerja masing

masing

2) Adanya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaanya, bukan karena

faktor paksaan.

3) Kepedulian anak buah kapal untuk mengetahui hal-hal yang baru,

guna menambah wawasan pengalaman dan kemampuannya

Sehingga diharapkan kerusakan yang sifatnya kecil dapat

ditanggulangi oleh anak buah kapal tanpa menghambat proses


48

bongkar muat. Hal ini sangat dibutuhkan agar operasional kapal terus

berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti

c. Kurangnya Peralatan dan tidak terawatnya kondisi peralatan

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan perawatan terhadap

palka yang mana faktor suku cadang sebagai pendukung utama di atas

kapal harus cukup dan selalu tersedia untuk semua peralatan di atas

kapal karena sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai perbaikan.

Ketidaksiapan suku cadang di atas kapal dapat menghambat kelancaran

perawatan dan perbaikan terhadap suatu bagian kapal. Lamanya waktu

operasi yang menurun akan bergantung atas tersedianya suku cadang dan

jasa penunjang. Oleh karenanya, yang paling penting adalah bilamana

ada sparepart (suku cadang) yang sudah tidak dapat dipakai harus segera

meminta penggantinya. Kapal yang meminta suku cadang pada waktu

terjadi kerusakan bukanlah kapal yang melaksanakan jenis perawatan

pencegahan yang dimana perawatan pencegahan adalah perawatan yang

ditunjukan untuk mencegah kegagalan atau berkembangnya kerusakan,

tetapi akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar (Goenawan

Danuasmoro, 2003:4).

d. Keadaan cuaca dan laut yang tidak mendukung

Keadaan cuaca dan laut merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengarui setiap bagian alat-alat kapal yang akan dirawat selama

kapal dalam pelayaran. Seandainya terjadi hujan, salju dan olengan

(senget) kapal yang besar, perawatan terhadap beberapa bagian palka


49

tidak dapat dilaksanakan. Misalnya bila saat itu terjadi hujan yang besar,

perawatan pengecatan terhadap tutup palka atau pemberian grease

(gemuk) pada wire dan block atau track wheelnya terhadap tutup palka

merupakan tindakan sia-sia bahkan merupakan salah satu tindakan

pemborosan.

Selain itu, jiwa dan keselamatan anak buah kapal dapat terancam

apabila pengecatan dalam palka terhadap dinding palka tetap

dilaksanakan pada saat terjadinya olengan kapal yang besar dalam

pelayaran. Saat proses pembilasan palka menggunakan air tawar dan

tiba-tiba terkena hujan maka harus dilakukan penyiraman kembali

menggunakan air tawar, karena air hujan mengandung kadar garam

sehingga dapat menyebabkan proses korosi lebih cepat.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Setelah dilakukannya analisa terhadap permasalahan dalam pelaksanaan

persiapan ruang muat dan perawatan ruang muat banyak sekali persoalan

yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan ini dan berdasarkan analisa

yang dilakukan dengan melakukan pembahasan terhadap semua penyebab

permasalahan yang terjadi serta menjawab semua persoalan., maka berikut ini

akan dipaparkan untuk memecahkan permasalahan sbb:

1. Keadaan cuaca dan laut yang tidak mendukung

Melakukan pengecekan prediksi cuaca. Ketika sedang melaksanakan

jaga, perwira jaga dapat melaksanakan prediksi cuaca dengan informasi

yang ada seperti dari weather fax, MF/HF radio, navtex atau dapat dilihat

secara visual sehingga ketika diketahui akan terjadi cuaca buruk perwira
50

jaga dapat merubah rute agar terhindar dari cuaca buruk tersebut dengan

persetujuan Nahkoda.

2. Persiapan palka yang kurang baik dan kurang teliti yang dilakukan oleh

crew kapal waktu cleaning palka.

Mualim 1 memberikan arahan mengenai tahapan cleaning palka

dengan didukung pembuatan poster dan pembuatan video, serta

demonstrasi secara langsung mengenai cara-cara bekerja di atas kapal,

khususnya dalam pelaksanaan persiapan ruang muat. Dengan demikian

tingkat pemahaman akan sistem karakteristik dari peralatan dan perawatan

maupun pencucian ruang muat yang akan dilaksanakan dapat lebih mudah

dipahami dan dikerjakan. Di dalam suatu perencanaan sampai

pelaksanaan persiapan ruang muat, peralatan-peralatan yang digunakan

sangat dibutuhkan suatu pengertian dan pengetahuan oleh anak buah kapal

tentang karakteristik atau sistem kerja dari peralatan-peralatan yang akan

digunakan, cara pencucian dan perawatan ruang muat dengan baik sampai

semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan di atas kapal.

Karakteristik dari peralatan yang dimaksud adalah sifat operasional,

batas-batas kemampuan alat bekerja, bentuk konstruksi serta dasar dari

bagaimana perawatan peralatan tersebut.

3. Kurangnya pengawasan dalam pembersihan ruang muat

Mengadakan pengawasan pada saat proses persiapan ruang muat.

Dalam proses pembersihan ruang muat, Mualim I selaku perwira yang

bertanggung jawab terhadap proses pembersihan ruang muat dibawah


51

Nakhoda harus selalu melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap

awak kapal yang sedang melakukan proses pembersihan ruang muat jika

di perlukan Mualim I dapat turun langsung membantu proses pembersihan

ruang muat.Mualim I dapat memberikan bimbingan serta arahan atau

instruksi kepada awak kapal yang sedang melakukan proses pembersihan

ruang muat, sehingga akan berdampak juga pada psikologi para awak

kapal bahwa Mualim I ikut turun dalam proses pembersihan ruang muat

dan membakar semangat awak kapal bekerja membersihkan ruang muat

sesuai dengan prosedur dan melakukan pembersihan ruang muat dengan

maksial. Sehingga proses pemuatan tidak akan tertunda lagi dikarenakan

oleh ruang muat yang masih kotor dan dapat meminimalisir waktu dan

biaya yang dilakukan untuk operasional dalam pembersian ruang muat.

4. Pelaksanaan pembersihan ruang muat yang dilaksanakan terkesan tergesa-

gesa.

Mualim I harus mengambil tindakan dengan membuat rencana kerja

yang cermat dan tepat mengenai pengaturan waktu untuk pelaksanaan

pembersihan palka. Rencana kerja ini dibuat dengan menentukan

pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum memasuki

daerah-daerah yang keadaan cuacanya selalu berubah-ubah misalnya pada

hari pertama mengumpulkan sisa-sisa muatan pada palka 1 sampai palka 5,

memberikan gemuk (grease) baru pada track wheel, roda dan nipple pada

winch motor, dst. Sehingga proses persiapan palka dapat terus berjalan

tanpa dipengaruhi oleh keadaan cuaca..


52

5. Kurangnya Peralatan dan tidak terawatnya kondisi peralatan

1. Melakukan perbaikan terhadap peralatan yang rusak dan perawatan

terhadap peralatan perawatan ruang muat bukan hanya pada saat akan

digunakan.

2. Melakukan pengadaan peralatan perawatan ruang muat yang dianggap

perlu dengan menggunakan uang kas kapal untuk mempercepat proses

pengadaan suku cadang di atas kapal. Namun sebelum pembelian

peralatan perawatan ruang muat dilaksanakan sebaiknya atas

persetujuan kantor pusat terlebih dahulu. Pengadaan peralatan

3. perawatan dan pembersihan ruang muat dan suku cadangnya di atas

kapal dengan menggunakan uang kas kapal dapat bersifat sementara

dengan harapan agar pekerjaan pembersihan ruang muat dapat berjalan

terus menerus dan tidak terkendala dengan kurangnya peralatan beserta

suku cadangnya karena perusahaan tidak memberikan sesuai apa yang

diminta pihak kapal Selain itu, peralatan perawatan harus digunakan

seefisien mungkin. Usahakan peralatan perawatan tersebut dapat

mencukupi kebutuhan perawatan sampai permintaan suku cadang

paralatan perawatan dapat terpenuhi oleh perusahaan. Dengan

demikian kejelian seorang Mualim I dalam merencanakan perawatan

sangat dibutuhkan. Penggunaan peralatan perawatan, waktu dan

personil yang akan mengerjakan perawatan harus benar-benar di

pikirkan

6. Penerapan Standar Operasi Prosedur Cleaning Palka


53

Menurut penulis penerapan SOP palka diatas kapal MV.Dewi

Ambarwati sangat dibutuhkan karena salah satu pemecah masalah

terhadap masalah masalah yang sering terjadi diatas kapal,ada beberapa

prosedur yang harus dijalankan saat cleaning palka yaitu:

Tabel 4. 2Tabel SOP Cleaning Palka


.
Stage
Hold Stage
Code

A Dry / Sweeping/ Blowing of Upper sections of the hold

B Use of chemicals // Application of Chemicals

C Seawater Wash , Washing of Hatch cover undersides

D Scrubbing remove Stain Cargo

E Fresh Water Rinsing

F of Hold Bilges

G Drying of Holds
Removal of loose scales, loose paint and Atmospheric
H rust from tank tops

I Removal of Stain Cargo, Stain rust scale by painting


54

7. Seringnya Terjadinya Penundaan Pemuatan di Kapal MV. Dewi

Ambarwati

a. Memberikan pengetahuan melalui buku-buku, poster, video, atau

demonstrasi secara langsung tentang cara-cara bekerja di atas kapal,

khususnya dalam pelaksanaan persiapan dan perawatan ruang muat.

Kelebihan :

Apabila seluruh diberikan edukasi berupa buku, video, atau pemberian

contoh secara langsung, tingkat pemahaman dalam menggunakan

peralatan untuk perawatan dan pencucian ruang muat semakin tinggi

dan dapat melaksanakan perawatan lebih baik dan tidak membuang

waktu dalam proses pembersihan.

Kekurangan :

Membutuhkan waktu untuk deck rating memahami cara menggunakan

peralatan dan melakukan persiapan ruang muat secara efisien,

sedangkan persiapan ruang muat harus terus-menerus dilakukan bukan

hanya saat akan digunakan.

b. Membuat rencana kerja yang cermat dan tepat mengenai pengaturan

waktu dan cuaca untuk pelaksanaan pembersihan palka

Kelebihan :

1) Dengan membuat rencana kerja dengan menentukan pekerjaan

mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum memasuki

daerah-daerah yang keadaan cuacanya selalu berubah-ubah, proses

pembersihan palka dapat terus berjalan tanpa dipengaruhi oleh


55

keadaan cuaca. Sehingga tidak ada pekerjaan yang terhambat.

2) Terhindar dari cuaca buruk sehingga dapat melaksanakan persiapan

ruang muat tanpa halangan.

Kekurangan :

Dibutuhkan pemahaman yang tinggi terhadap perubahan cuaca di tiap

daerah yang dilalui kapal. Terkadang perubahan cuaca bisa terjadi

lebih cepat ataupun lebih lambat. Tingkat buruknya cuaca pun menjadi

penentu efektif atau tidaknya pengerjaan persiapan ruang muat. Hal itu

membuat seluruh deck rating kewalahan karena kurang persiapan

walaupun sudah dibuat perencanaan.

c. Mengadakan pengawasan pada saat proses persiapan ruang muat..

Kelebihan :

1) Proses pembersihan ruang muat dapat dipastikan siap muat.

2) Persiapan ruang muat akan terkendali dari kedisiplinan waktu yang

diberikan oleh perwira.

3) Pekerjaan akan berjalan sangat optimal.

Kekurangan :

1) Pekerjaan akan terasa berat dilakukan oleh anak buah kapal dengan

peningkatan kedisiplinan waktu yang diberikn oleh perwira.

2) Anak buah kapal akan kelelahan fisik.

8. Kurangnya Perawatan Palka Dalam Melaksanakan Pengoperasian Palka

a. Kurangnya keterampilan, pengetahuan, dan etos kerja yang dimiliki

oleh crew kapal.


56

1) Melakukan pengadaan job training sebelum naik ke atas kapal

Kelebihan

a) kapal akan lebih siap bekerja di atas kapal baik dari segi mental

maupun pengetahuan.

b) Bagi pihak kapal akan lebih mudah membimbing crew yang

sudah memperoleh job training yang mereka laksanakan

c) sebelum naik ke atas kapal. Bagi pembimbing (trainer) akan

menambah penghasilannya dengan diadakan training ini.

Kekurangan

Bagi perusahaan pengadaan job training ini akan menambah

pengeluaran perusahaan karena pasti membutuhkan pengajar yang

berbakat dan ahli di bidangnya yang pastinya trainer tersebut pasti

dibayar untuk itu. Waktu yang ada juga menjadi lama dengan

pengadaan training ini, mungkin yang biasanya dengan waktu satu

bulan sudah bisa memberangkatkan sejumlah crew ke atas kapal,

dengan adanya training ini waktu tersebut hanya bisa digunakan

pelatihan saja.

2) Penambahan deck rating yang berkualitas

Kelebihan :

Penambahan sejumlah crew baru sangatlah membantu

meringankan pekerjaan yang ada, khususnya pada waktu persiapan

ruang muat yang sangat membutuhkan banyak tenaga untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan waktu yang sangat


57

singkat.

Kekurangan :

a) Menambah crew baru di atas kapal bararti menambah beban

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Bukan hanya

gaji yang harus dikeluarkan setiap bulannya, tapi uang yang

lainnya seperti uang permakanan setiap harinya, ansuransi dan

juga tunjangan-tunjangan lain yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan untuk kesejahteraan karyawannya.

b) Untuk pihak kapal penambahan sejumlah crew juga akan

menambah pekerjaan khususnya Mualim I sebagai pemimpin

para crew yang bekerja di atas deck. Mualim I harus selalu

membimbing crew baru agar melaksanakan pekerjaan dengan

baik dan memperhatikan keselamatan. Dengan ini maka

Mualim I akan bertambah pekerjaanya.

3) Mengadakan pertemuan bulanan bulanan di atas kapal,

memberikan pengarahan pelaksanaan tugas setiap saat, dan

pengawasan yang baik dan tegas dari perwira atau pemimpin kapal

atas kinerja anak buahnya secara terus-menerus.

Kelebihan :

a) Hubungan antara deck rating akan semakin dekat dan

harmonis, sehingga dapat bekerjasama tanpa segan-seganan

dan lebih inisiatif.

b) Selain itu, seluruh pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan


58

tepat waktu.

Kekurangan :

a) Pemberian sanksi atas kesalahan akan memakan waktu yang

seharusnya dapat dimanfaatkan untuk bekerja.

b) deck rating akan merasa ragu-ragu dalam bekerja karena

ditegur dan diawasi terus-menerus oleh perwira atau pemimpin

di atas

c) kapal. Pekerjaan yang dituntut harus sempurna dan tepat waktu

membuat deck rating kelelahan dan sakit karena over work.

4) Kurangnya peralatan dan tidak terawatnya kondisi peralatan

a) Melakukan perbaikan terhadap peralatan yang rusak dan

perawatan terhadap peralatan perawatan ruang muat bukan

hanya pada saat akan digunakan.

Kelebihan :

 Peralatan perawatan selalu tersedia dan dalam kondisi yang

baik untuk digunakan.

 Mengurangi pengeluaran perusahaan untuk pembelian

peralatan yang tidak penting.

 Memperlancar proses perawatan ruang muat.

Kekurangan :

 Terbaginya fokus anak buah kapal terhadap perawatan deck

dengan memperbaiki peralatan ruang muat yang rusak.

 Menghambat pekerjaan lain yang sudah direncanakan.


59

b) Melakukan pengadaan peralatan perawatan ruang muat yang

dianggap perlu dengan menggunakan uang kas kapal untuk

mempercepat proses pengadaan suku cadang di atas kapal

Kelebihan :

 Penyediaan perlengkapan perawatan akan lebih cepat tanpa

menunggu lama sampai perlengkapan tersebut dipenuhi

oleh perusahaan sehingga operasional kapal tidak tertunda

pelaksanaannya.

 Pihak perusahaan akan sedikit dibantu oleh pihak kapal

yang mungkin situasi perusahaan pada saat itu yang belum

memungkinkan untuk memenuhi keperluan tersebut. Bisa

juga karena pertimbangan lain seperti jauhnya area

pelayaran untuk mengirimkan barang ke tempat tersebut

atau menunggu pelabuhan atau Negara yang menyediakan

perlengkapan perawatan tersebut dengan harga yang relatif

lebih murah.

Kekurangan :

 Pihak kapal akan merasa tidak diperhatikan kebutuhannya

sehingga mengakibatkan para crew kapal malas untuk

melaksanakan perawatan dengan peralatan yang serba

terbatas.

 Persediaan kas kapal akan berkurang yang seharusnya

digunakan untuk keperluan crew sendiri sebagai store kapal


60

seperti penyediaan rokok atau voucher telepon dan

sebagainya.

c) Peralatan perawatan harus digunakan seefisien mungkin

Kelebihan :

 Untuk pihak kapal akan dapat melaksanakan perawatan

ruang muat tanpa adanya rasa khawatir mengenai kesediaan

peralatan perawatan.

 Perusahaan akan lebih hemat dalam pengeluaran biaya

pengadaan untuk persiapan ruang muat atau peralatan

lainnya yang digunakan untuk bekerja sehari-hari.

Kekurangan :

 Penggunaan yang terlalu hemat mengakibatkan

pelaksanaan perawatan jadi tidak maksimal karena

penggunaan perlengkapan tersebut tidak dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

 Kualitas dari perawatan tidak menjamin peralatan tersebut

akan tahan lama.

 Keadaan cuaca dan laut yang tidak mendukung Melakukan

pengecekan prediksi cuaca, agar terhindar dari cuaca buruk

perwira jaga melakukan pengecekan cuaca dan ketika

melihat akan ada cuaca buruk maka perwira jaga akan

merubah rute pelayaran agar terhindar dari cuaca buruk

tersebut dan hal ini harus dengan persetujuan dari Nakhoda.


61

Namun hal tersebut juga mempunyai kelebihan dan

kekurangan, yaitu:

Kelebihan :

 Terhindar dari cuaca buruk sehingga dapat melaksanakan

perawatan ruang muat tanpa halangan

 Kegiatan di atas kapal dapat berjalan dengan lancar.

Kekurangan :

 Jika merubah rute akan menambah pekerjaan Mualim 2.

 Jika rute banyak berubah maka akan memperlambat

perjalanan dan juga lebih banyak memakai bahan bakar.

9. Seringnya terjadinya penundaan pemuatan di kapal MV. Dewi Ambarwati.

Tertundanya pemuatan pada kapal MV. Dewi Ambarwati disebabkan

oleh kelalaian crew kapal dalam mempersiapkan ruang muat misalnya

tidak teliti dalam proses persiapan ruang muat, kurangnya pengawasan

terhadap deck rating yang mempersiapkan ruang muat dan yang terakhir

oleh faktor cuaca yang tidak mendukung. Maka penulis menganggap

bahwa pemecahan masalah yang terbaik adalah :

a. Menambah pengetahuan dan keterampilan deck rating yang sudah ada

tentang cara melakukan perawatan ruang muat yang benar dan

efektif.Mengadakan pengawasan pada saat proses persiapan ruang

muat, pengawasan perwira khususnya Mualim I (chief officer) dalam

pelaksanaan persiapan ruang muat guna mencegah terjadinya hal-hal

yang tidak diinginkan pada saat pihak surveyor melakukan


62

pemeriksaan pada palka, sehingga kapal dapat beroperasi secara

maksimal

10. Kurangnya Perawatan Palka Dalam Melaksanakan Pengoperasian Palka.

Dari permasalahan di atas dapatlah diambil suatu pemecahan

masalah yang terbaik yaitu :

a. Melakukan pengadaan job training sebelum naik ke atas kapal.

b. Melengkapi peralatan cleaning yang kurang sehingga alat-alat yang

dibutuhkan memadai dan sewaktu-waktu ada kerusakan pada alat yang

sudah tidak bisa lagi diperbaiki tidak akan khawatir dikarenakan

tersedianya cadangan alat tersebut.

c. Melakukan pengecekan prediksi cuaca, agar terhindar dari cuaca buruk


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan terhadap

permasalahan yang timbul diatas kapal MV.Dewi Ambarwati dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Penyabab sering terjadinya penundaan pemuatan di atas kapal MV. Dewi

Ambarwati.

Menurut penulis setelah menganalisa berbagai permasalahan yang

timbul diatas kapal tentang penyebab sering terjadinya penundaan

pemuatan dikapal MV.Dewi Ambarwati,Maka dapat di ambil penyebab

atas permasalahan,Yaitu:

a. Persiapan palka yang kurang baik dan kurang teliti yang dilakukan

oleh crew kapal waktu cleaning palka.

b. Pelaksanaan pembersihan ruang muat yang dilaksanakan terkesan

tergesa-gesa.

c. Kurangnya pengawasan dalam pembersihan ruang muat.

d. Kurangnya peralatan dan tidak terawatnya kondisi peralatan.

e. Keadaan cuaca dan laut yang tidak mendukung.

f. Mualim 1 harus menentukan waktu agar tidak terjadinya lagi

dipelaksanaan yang terkesan tergesa-gesa.

g. Mualim 1 harus mengawasi dalam pembersihan ruang muat.

63
64

2. Penyebab kurangnya perawatan palka dalam melaksanakan pengoprasian

di kapal MV.Dewi Ambarwati

Menurut penulis setelah menganalisa berbagai permasalahan yang

timbul diatas kapal tentang penyebab kurangnya perawatan palka,Maka

dapat diambil penyebab atas permasalahan tersebut,Yaitu:

a. Kurangnya keterampilan, pengetahuan, dan etos kerja yang dimiliki

oleh crew kapal

b. Tidak adanya pengarahan sebelum melakukan perawatan,dan hasilnya

melaksanakan tidak sesuai rencana

c. Kurangnya peralatan dan kondisi peralatan yang tidak terawat

B. KETERBATASAN PENELITIAN
Dari penelitialn yalng telah dilakukan, peneliti memiliki keterbatalsaln

dalam melakukan penelitian, berikut ini merupakan keterbatasan dalam

penelitian ini:

1. Penelitialn halnyal dalpalt dilalkukaln di saltu tempalt yalitu kalpall

MV.Dewi Ambarwati

2. Penelitialn tidalk dalpalk dilalkukaln secalral lalngsung di pelabuhan

tersebut, kalrenal paldal salalt peneletialn dilalkukaln dallalm kondisi

palndemi covid-19.

3. Peneliti tidak dapat melakukan wawancara secara langsung dengan pihak

surveyor padahal saat proses pemuatan berlangsung.


65

C. SARAN
Sebagai masukan dalam kajian ini, maka akan diberikan saran-saran

untuk berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam

menunjang kelancaran operasional kapal. Dalam hal ini pemeriksaan dan

perawatan di atas kapal guna mencapai hasil yang semaksimal mungkin untuk

menunjang kelancaran bongkar muat. Adapun saran-saran yang dimaksud

adalah:

1. Pihak kapal harus ada kerjasama yang baik antara seluruh anak buah di

kapal baik antara perwira maupun anak buah kapal, agar terciptanya suatu

lingkungan kerja yang baik dan solid sesuai dengan yang diharapkan.Serta

dalam pelaksanaan perawatan di atas kapal hendaklah selalu ada kerja

sama yang baik antara pihak kantor dan kapal, sehingga jika ada

permintaan barang (suku cadang) untuk kebutuhan persiapan dan

perawatan palka akan terpenuhi demi kelancaran pengoperasian kapal.

2. Perusahaan pelayaran harus melakukan kerjasama yang baik dengan pihak

kapal dalam memilih dan menempatkan crew kapal serta dalam

mengadakan pembinaan secara terus menerus terhadap crew kapal, agar

dapat bekerja sama dalam mengatasi masalah yang dapat menghambat

kelancaran proses bongkar muat.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Capt. Istopo, Capt. O.S Karlio ( 2002 : 235 – 236 ) Kapal dan Muatannya.
Bandung PT. Karyakriya

Daji, Adjie. 2016. Manajemen Perawatan Kapal.


http://adjiedaji.blogspot.com/2016/04/manajemen-perawatan-kapal.html
(diakses pada September 2021)

Danuasmoro Goenawan (2003), Manajemen Perawatan, Jakarta, penerbit:


Yayasan Bina Citra samudera

Harsono (1984). Manajemen Pabrik, Edisi Kedua, Penerbit Balai Aksara,


Indonesia.

House, D. J. 1994, Seamanship Techniques, Butterworth - Heinemann Ltd.

Istopo, Kapal Dan Muatannya, Koperasi Karyawan BP3IP, Jakarta, 1999.

Martopo,Arso.Soegiyanto. 2004. Penanganan dan Pengaturan


Muatan.Semarang:Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

O'Connor, Patrick D.T. 2001. Practical Realibility Engineering, Fourth Edition.


England: John Wiley & Sons. Ltd.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiarto, Eko. (2017). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif : Skripsi dan


Tesis. Yogyakarta : Suaka Media.

Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.


(Bandung: ALFABETA)

UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

67
68

LAMPIRAN

Lampiran 1.Imo Crew List


69

Lampiran 2.. Ship Particular Full


70

Lampiran 3.Ship Particular


71

Lampiran 4. Hasil Cek Plagiasi Naskah Skripsi


72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi
1. Nama : Joseph Tritamaro Simanjuntak
2. Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon,10 Juli 2000.
3. NIT : 551811136769 N
4. Agama : Kristen Protestan
5. Jenis Kelamin : Laki-Laki
6. Golongan Darah :O
7. Nama Ayah : Pargaulan Dwikora Simanjuntak.MM.,Mar.Eng
8. Nama Ibu : Dorti Rulita L Tobing
9. Alamat : Komp.Pelindo II B6 No11 Rt013/Rw009 kel/ kec
Cilincing, jakarta utara

B. Pendidikan
1. SDN Pengampon 1 Cirebon (2006-2012)
2. SMPN 15 Cirebon, tahun (2012–2015)
3. SMAN 3 Cirebon, tahun (2015–2018)
4. PIP Semarang, tahun (2018 – sekarang)

C. Pengalama Praktek Laut


1. Nama Kapal : MV DEWI AMBARWATI
2. Perusahaan : PT. MSI SHIP MANAGEMENT
3. Alamat : Sudirman Park Rt.12/Rw.11, Karet Tengisan,
Tanah Abang, Jakarta, 10250

Anda mungkin juga menyukai