Anda di halaman 1dari 38

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENERAPAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN INSTALASI


LISTRIK DI KAPAL TANTO SAKTI II

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut
Diploma III Pelayaran

DWI YOGA PRATAMA

NIT. 04.16.099.1.43

ELEKTRO PELAYARAN

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
PENERAPAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK
DI KAPAL TANTO SAKTI II

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut
Diploma III Pelayaran

DWI YOGA PRATAMA

NIT. 04.099.1.43

ELEKTRO PELAYARAN

PROGRAM DIPLOMA III


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Dwi Yoga Pratama
Nomor Induk Siswa : 04.16.099.1.43
Program Diklat : Elektro Pelayaran
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PENERAPAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN INSTALASI


LISTRIK DI KAPAL TANTO SAKTI II
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali
tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan merupakan ide saya
sendiri. Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,.................................
.

Materai 600

DWI YOGA PRATAMA

ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENERAPAN PERAWATAN DAN


PERBAIKAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
DI KAPAL TANTO SAKTI II

Nama Taruna : Dwi Yoga Pratama


Program Diklat : Elektro Pelayaran
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

SURABAYA, ..............................................

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Dwi Santoso, ST,MT,M.Pd Ardhiana Puspitacandri, S.Psi,m.Psi


Penata TK.1 (III/d) Penata muda TK.1(III/b)
NIP. 19780819 200003 1 001 NIP.19800619 201503 2 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Elektro Pelayaran

A.A Istri Sri Wahyuni, S.SiT, M.Adm.SDA


Penata Tk. (III/d)
NIP. 19781217 200502 2 001
iii
PENERAPAN PERBAIKAN DAN PERAWATAN INSTALASI LISTRIK
DI KAPAL TANTO SAKTI II
Disusun Oleh :
Dwi Yoga Pratama
04.16.099.1.43
Elektro Peleyaran

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada Tanggal ........................................

Menyetujui :
Penguji II
Penguji Penguji II II
Penguji Penguji III Penguji III

Agus Dwi Santoso, ST,MT,M.Pd Drs.Suharto,M.T. Sri mulyatno Herlambang,S.T.,M.T.


Agus Dwi Santoso, ST,MT,M
Penata Tk.1 (III/d) Pembina (IV/a) Pembina (IV/a)
NIP.
NIP. 19780819 200003 1 001 NIP. 19661219 199403 1 001 NIP. 19720418 199803 1 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan Elektro

A.A Istri Sri Wahyuni, S.SiT, M.Adm.SDA


Penata Tk. (III/d)
NIP. 19781217 200502 2 001

iv
KATA PENGANTAR

Kami memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas penelitian penerapan perawatan dan perbaikan sistem instalasi listrik dikapal
dapat dilaksanakan dengan tepat waktu.

Penelitian ini dilaksanakan karena ketertarikan peneliti pada masalah yang


sering terjadi di atas kapal, padahal faktor inilah yang sering menghambat
performa kerja bagi pelaut di atas kapal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan penelitian ini


mendalami masalah tentang bagaimana cara perbaikan instalasi khususnya di
bagian penerangan dengan sesuai prosedur. Peneliti telah melakukan
pengumpulan data kemudian menyusun simpulan sehingga terjadi fakta yang
sesuai tujuan penelitian.

Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan, antara lain kepada:

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Capt. Heru Susanto M.M


2. Dosen pembimbing I Agus Dwi Santoso ST, MT, M.Pd
3. Dosen pembimbing II Ardhiana Puspitacandri, S.Psi., M.Psi

Demikian, Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat


meningkatkan performa kerja pelaut dan seluruh awak kapal yang sedang
berlayar.

Surabaya, 2 September 2019

Dwi Yoga Pratama


v
ABSTRAK

DWI YOGA PRATAMA, Penerapan perawatan dan perbaikan instalasi


listrik dikapal Tanto Sakti II. Dibimbing oleh Agus Dwi Santoso ST,MT,M.Pd
dan Ardhiana Puspita Candri, S.Psi.,M.Psi

Instalasi listrik merupakan rangkaian peralatan listrik yang dirangkai


sedemikian rupa yang menghubungkan komponen satu dengan yang lain yang
berfungsi sebagai penunjang kenyamanan diatas kapal. Kerusakan yang terjadi
terhadap instalasi listrik dapat menggangu kegiatan diatas kapal. Dengan adanya
instalasi listrik penerangan yang berkaitan dengan instalasi listrik peneliti
menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan pernerapan perawatan dan
perbaikan instalasi listrik. Dalam perawatan instalasi listrik terdapat standart
operating procedure (SOP) dan syarat-syarat bagi eletrician yang mengatur
segalanya berkaitan dengan bagaimana cara perawatan dan perbaikan instalasi
listrik dengan tujuan untuk meminimalisir kerusakan dan segala macam bentuk
kecelakan kerja. Oleh kerena itu dibuatlah persyaratan umum instalasi listrik
(PUIL) dan standart operating procedur (SOP) untuk di ikuti oleh semua
eletrician.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif


deskriptif dan objek penelitian adalah MV. Tanto Sakti II dengan jenis kapal
container. Penyajian data yang disajikan penulis adalah hasil observasi, hasil
wawancara dan hasil dokumentasi berupa foto. Hasil penelitian mengenai
perawatan dan perbaikan instalasi listrik terjadi kendala dikarenakan banyaknya
komponen lnstalasi listrik penerangan yang harus mendapat perawatan.

Perawatan dan perbaikan yang dilakukan diatas MV. Tanto Sakti II telah
berjalan dengan baik yang berkaitan dengan pengecekan pada komponen instalasi
penerangan serta kerusakan yang terjadi padalampu TL disebabkan oleh tidak
stabilnya tegangan yang dihasilkan oleh shaft generator pada putaran mesin
induk kapal dan batas pengunaan komponen instalasi listrik. dengan permasalahan
tersebut diperlukan tindakan perawatan dan peerbaikan yang terjadwal sesuai
dengan SOP yang ada diatas kapal MV. Tanto Sakti II.

Kata kunci : perawatan dan perbaikan instalasi listrik

vi
`DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………... ......................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................... .............................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Review Penelitian Sebelumnya ......................................................... 5
2.2 Landasan Teori ................................................................................... 5

2.2.1 Pengertian Perawatan dan Perbaikan Instalasi Penerangan ........ 5

2.2.2 Komponen Instalasi Listrik.................................................. ...... 7

2.2.3 Gangguan Pada Instalasi Listrik ............................................... 18

2.3 Kerangka Penelitian ................................................................. 20

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 21
3.3 Sumber Data ............................................................................... 21

vii
3.4 Pemiliihan Informan ...................................................................... 22

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 23

3.6 Teknik Analisis Data ..................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 28
4.2 Hasil penelitian ................................................................................ 29

4.2.1 Penyajian Data ................................................................................ 30

4.2.2 Hasil Observasi ............................................................................... 31

4.2.3 Hasil Wawancara ........................................................................... 33

4.2.4 Analisis Data ............................................................................ 34

4.3 Pembahasan ..................................................................................... 35

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 38

5.2 Saran ................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Panel Instalasi Penerangan......................……………… 31


Gambar 4.2 Lampu TL yang Rusak .................................................. 31

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik

yang saling berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam

satu lingkup sistem ketenagalistrikan. Instalasi listrik yang baik adalah

suatu rangkaian peralatan listrik yang aman bagi manusia dan lingkungan

sekitarnya. Mengingat bahwa listrik dapat pula membahayakan manusia

dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Instalasi listrik kapal atau sistem distribusi daya listrik di atas

kapal merupakan salah satu instalasi yang sangat penting untuk

mengoptimalkan kinerja operasional kapal itu sendiri. Intalasi tersebut

dimulai dari unit pembangkit listrik yang berupa generator yang

kemudian akan melalui berbagai macam komponen sistem distribusi.

Di dunia perkapalan, kelistrikan sangat penting. Baik untuk

penerangan dan keperluan lainnya yang menggunakan energi listrik. Seperi

instalasi penerangan digunakan untuk menghubungkan peralatan

penerangan listrik satu dengan yang lain ke seluruh kapal guna

mempermudah saat diatas kapal. Tidak hanya sistem penerangan tapi

sistem instalasi daya digunakan untuk menghubungkan sumber listrik ke

alat bantu lain seperti motor induksi. Dan juga alat akomodasi seperti

kompor elektrik yang digunakan untuk memasak makanan saat berlayar.

Tanpa adanya instalasi listrik di kapal, maka peralatan pemenuh kebutuhan

1
2

di kapal yang menggunakan energi listrik tidak akan berfungsi dan tidak

jarang menimbulkan kerugian pada perusahaan & membahayakan

keselamatan pelayaran. Mengingat begitu pentingnya instalasi listrik

dikapal sehingga penerapan perawatan dan perbaikan perlu di perhatikan.

Berdasarkan paparan diatas peneliti mengambil judul “penerapan

perawatan dan perbaikan sistim instalasi listrik dikapal MV. Tanto Sakti II”

yang sering digunakan di atas kapal & memberikan kemudahan dalam

melakukan perawatan dan perbaikan instalasi listrik.

Berdasarkan uraian di atas yang mana peneliti melaksanakan

praktek berlayar di salah satu perusahan kapal kontainer dalam negeri,

pada karya ilmiah terapan ini akan membahas mengenai perawatan dan

perbaikan pada instalasi listrik yang berfokus kepada instalasi listrik

penerangan yang kerap mengalami kerusakan yang terdapat pada kamar

mesin. Maka peneliti dalam merencanakan pembuatan karya ilmiah

terapan ini dengan mengambil judul: “PENERAPAN PERAWATAN DAN

PERBAIKAN INSTALASI LISTRIK DI KAPAL MV. TANTO SAKTI II”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah diatas maka

perumusan maslah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara penerapan perawatan instalasi listrik di kapal MV.

Tanto Sakti II ?

2. Bagaimana cara penarapan perbaikan instalasi listrik di kapal MV. Tanto

Sakti II ?
3

1.3 Batasan Masalah

Batasan penelitian ini dibatasi pasa perbaikan dan perawatan instalasi

listrik di dalam kamar mesin pada bagian penerangan listrik.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian dari Karya Ilmiah Terapan ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengatahui cara penerapan instalasi penerangan di kapal MV. Tanto

Sakti II

2. Mengetahui bagaimana cara perawatan dan perbaikan terhadap instalasi

listrik di kapal MV. Tanto Sakti II.

1.5 Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini akan diketengahkan beberapa bahasan yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca, yaitu :

1. Manfaat Secara Teoritis

a Untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh serta menambah

pengetahuan bagi penulis tentang perawatan dan perbaikan sistem

istalasi peneranagan listrik.

b. Sebagai perbandingan antara teori dengan praktek nyata dilapangan

pada waktu Praktek laut.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Membagi pengetahuan dan wawasan khususnya bagi para taruna di

Politeknik Pelayaran Surabaya sebagai calon Perwira, agar dapat

dijadikan sebagai bahan acuan materi bagi peneliti berikutnya untuk


4

dapat menyempurnakan serta memiliki output yang lebih baik dan

diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat umum

tentang instalasi penerangan listrik dikapal.

b. Sebagai tindakan antisipasi terhadap kecelakaan diatas kapal yang

disebabkan oleh rusaknya sistem instalasi listrik dikapal.

c. Manfaat untuk Institusi yaitu Politeknik Pelayaran Surabaya sebagai

bahan acuan yang dapat diterapkan di dalam Institusi guna

menyiapkan calon perwira yang memiliki kecakapan serta

pengetahuan tentang perawatan dan perbaikan sistem instalasi listrik

saat praktek laut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Penelitian Terdahulu

Tabel .2.1 Review Penelitian

No Penulis Judul Hasil Penelitian

1 Suardi Desain Instalasi 1. Besaran yang digunakan


(2017) Kelistrikan Kapal untuk penerangan adalah
220 volt sementara untuk
sistem pemompaan 380
volt.
2. Hasil perhitungan luas
penampang dan diameter
kabel dapat ditentukan
type kabel yang
digunakan.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori ini digunakan sebagai sumber ilmu atau teori yang

menjadi dasar dari penelitian. Disamping itu, landasan teori digunakan juga

sebagai landasan untuk menujukan bagaimaa masalah itu diangkatdan dapat

dihubngkan dengan pengetahuan yang luas. Pada landasan teori ini penulis

memaparkan tentang instalasi penerangan listrik dan komponen instalsai

penerangan listrik.

2.2.1 Pengertian Perawatan dan Perbaikan Instalasi Penerangan

Perawatan dan perbaikan adalah kombinasi dari semua tindakan yang

dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi

yang dapat diterima dan berfungsi seperti sediakala atau paling tidak

mendekati sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan dengan lancar

5
6

(mesin dan peralatannya paling tidak mencapai umur ekonimisnya dan

menghindari kemacetan serta kerusakan sekecil mungkin), sehingga kapal

dapat tetap beroperasi secara efektif, efisien, produktif dan tepat waktu sesuai

dengan yang telah direncanakan.

Kegiatan perawatan dibedakan menjadi 2 yaitu

1. Perawatan berencana

2. Perawatan darurat

Instalasi penerangan merupakan suatu instalasi yang bebannya

merupakan komponen penerangan. Rangkaian instalasi penerangan terdiri

dari beberapa komponen listrik yang saling berhubungan dari sumber listrik

ke beban yang terletak pada suatu tempat ataupun ruangan tertentu. Instalasi

penerangan umumnya dirangkai dari beberapa titik cahaya sehingga dapat

terbentuk suatu sistem yang mempunyai fungsi untuk menerangi suatu

tempat.

Untuk merancang suatu sistem rangkaian instalasi penerangan, kita harus

mempunyai rencana pemasangan sehingga memiliki acuan dalam

pemasangan instalasi tersebut. Selain itu instalasi penerangan dapat berfungsi

dengan baik dan aman apabila memenuhi syarat pemilihan pengaman danjuga

penghantar. Maka dari itu seorang perencana haruslah memahami betul

peraturan-peraturan yanh berlaku untuk setiap pemasangan instalasi listrik

khususnya pada instalasi penerangan. Untuk mengetahui persaratan umum

instalasi listrik khususnya pada bagian instalasi agar dapar merancang suatu

rangkaian yang aman dan baik dapat berpedoman pada PUIL. Pada PUIL
7

tersebut dijelaskan peraturan dan persyaratan yang harus ditaati dalam

kelistrikan.

2.2.2 Komponen Inslatasi Listrik

Untuk merawat sebuah sistem instalasi penerangan tentunya

memerlukan komponen-komponen penting yang digunakan untuk instalasi

listrik yang baik. Komponen-komponen instalasi penerangan tersebut

diantaranya yaitu saklar,fiting, stop kontak, kabel, pipa dan MCB. Fungsi dari

komponen-komponen instalasi listrik penerangan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker

Menurut Kusnandar A (2008) MCB pada instalasi listrik penerangan

adalah sebagai sistem proteksi atau pengaman dalam instalasi listrik

apabila terjadi beban berlebih beserta hubungan singkat arus listrik

(konsleting). MVCB ini terpasang pada box MCB.

MCB pada instalasi listrik penerangan memiliki 3 fungsi utama

yaitu :

a. Sebagai pemutus arus listrik yang mengarah ke beban

b. Sebagai proteksi beban lebih apabila MCB mendeteksi

adanya arus listrik yang melebihi batas.

c. Sebagai proteksi hubung singkat apabila terjadi konsleting

atau hubungan singkat arus listrik.


8

2. Kabel listrik

Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan

untuk instalasi di kapal terbuat dari bahan tembaga kecuali pada

kasus kabel termokopel untuk peralatan instrumen dimana bahan

logam khusus dan campuran seperti Cupro-nikel digunakan pada

beberapa kabel.

Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan

bahan PVC atau beberapa bahan lainnya sebagai bahan isolasi.

Isolasi kabel sangatlah penting karena isolasi kabel tersebut harus

mampu melindungi konduktor dari kerusakan yang disebabkan oleh

kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban

mekanis, perubahan suhu dan lain-lain. Selain itu isolasi kabel

harus sesuai dengan karakteristik listrik listrik dari konduktor dan

juga arus listrik akan tergantung pada kondisi dari konduktor. Secara

singkat beberapa kerusakan pada konduktor akan mengurangi area

luasan dari penampang konduktor sehingga akan meyebabkan

tahanan listrik dari konduktor akan meningkat. Selanjutnya akan

menyebabkan suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari yang

direncanakan. Kerusakan pada isolasi kabel akan berakibat pada

tahanan isolasi yang keseluruhan mendekati nol yang selanjutnya

akan berakibat terjadinya short circuit. Jadi jelaslah, perlu

identifikasi kondisi yang ada dikapal dan di sekitar lokasi dimana

kabel akan ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu


9

(tipe) kabel yang mampu melindungi kabel dari situasi yang

bersifat dapat merusak.

Kondisi dari ruangan-ruangan dan deck-deck yang ada di

kapal sangatlah bervariasi tetapi pada dasarnya dapat

dikelompokkan dalam 3 kondisi utama yaitu:

a. Ruangan-ruangan tertutup untuk permesinan atau ruangan

kerja yang mempunyai ciri-ciri karakter sebagai berikut :

suasana yang berminyak, suhu tinggi atau rendah, kemungkinan

kerusakan akibat beban mekanis atau kombinasi dari beberapa

kondisi tersebut secara bersamaan.

b. Ruangan-ruangan terbuka atau deck yang mana mempunyai

karakter lingkungan berminyak, kemungkinan kerusakan akibat

beban mekanis, atau udara laut yang berkadar garam tinggi serta

basah akibat air laut.

c. Ruangan-ruangan semi tertutup seperti ruang kantor, ruang

akomodasi, dan ruangan kru/anak buah kapal (ABK) lainnya

dengan karakter dipengaruhi oleh udara laut dan beban mekanis.

Kondisi-kondisi yang berbeda dari ruangan seperti yang

dinyatakan diatas akan berpengaruh terhadap spesifikasi peralatan

yang akan dipasang di kapal seperti halnya kabel listrik yang akan

digunakan.
10

a. Akibat dari lingkungan yang merusak di kapal.


Yang dimaksud dengan lingkungan yang bersifat merusak

adalah kondisi lingkungan yang banyak memberikan andil terhadap

terjadinya kerusakan peralatan-peralatan di kapal. Lingkungan ini

mempunyai karakter seperti : suhu tinggi, suhu rendah, kondisi kerja

berminyak, terjadinya beban mekanis pada saat bekerja, udara laut,

air laut. Adapun efek dari kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 2.2 Efek Kabel

Lingkungan Efek Pada Kabel

Suhu Tinggi Isolasi meleleh atau permukaan isolasi


mengeras

Suhu Rendah Isolasi dan konduktor tembaga mudah patah

Air laut atau Korosi pada armour/degradasi material


udara laut isolator, korosi pada support

Minyak/kimia Destruksi pada susunan kimia isolator

Beban Isolator dan konduktor pecah


mekanis

Sumber. Instalasilistrikrumah.com
11

b. Konduktor

Konduktor adalah material yang dapat mengalirkan arus

listrik dari suatu sumber menuju ke peralatan-peralatan listrik

yang membutuhkan arus listrik. Bahan-bahan yang biasanya

dipakai sebagai konduktor dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk

fisik :

1) Konduktor logam; seperti tembaga, aluminium, bronze, dan

wolfram.

2) Konduktor cair sering disebut dengan elektrolit seperti air

raksa, sulphonamide acid, dan nitrit argentum.

3) Konduktor gas; biasa digunakan untuk lampu penerangan

seperti argon, kripton, neon, dan helium. Selain sebagai

konduktor juga berfungsi sebagai pewarna dari cahaya.

c. Isolator

Material isolator adalah suatu material yang digunakan

untuk mengisolasi arus listrik atau dengan kata lain material ini

mempunyai tahan yang sangat besar terhadap arus listrik.

Biasanya terdiri dari bahan organik dan anorganik yang

dihasilkan dari proses kimia. Material isolasi dapat

diklasifikasikan dalam beberapa klas berdasarkan pada batas suhu

maksimum yang diijinkan dengan klasifikasi sebagai berikut :


12

Tabel 2.3 klasifikasi isolasi

Kelas Temperatur Maksimum (o C)

Y (O) 90

A 105

E 120

B 130

F 155

G 180

H 718

Sumber. Instalasilistrikrumah.com

Kabel yang digunakan untuk marine use dan instalasi

lainnya, sebagian besar menggunakan bahan isolasi atau

pelindung yang terbuat dari bahan berupa :

1) Polyvinil Chloride (pvc)

2) Butyl rubber

3) Ethylene Propylene Rubber (epr)

4) Polythene
13

5) Cross-linked Polyethylene (xlpe)

6) Silicone Rubber

d. Sheating (Pelindung/Penyekat)

Sheating digunakan untuk memberikan perlindungan

terhadap kabel listrik. Sheating atau pelindung ini secara

sederhana berupa pelindung kabel terhadap kekuatan mekanik

atau melindungi kabel terhadap kebakaran, uap, bahan kimia,

minyak dan bahan lainnya ataupun kombinasi dari salah satu

faktor tersebut.

Pada penggunaan kabel dalam bidang perkapalan atau

marine used, sheating terdiri dari :

1) Polyvinyl Chloride (PVC)

2) PolyChloropene (Neophene)

3) Chloro Sulphonat Polyethelene (Csp, Hypalon)

4) Silicone Rubber

5) Lead

6) Copper

e. Type Kabel

Penggunaan kabel di kapal disesuaikan dengan fungsinya

yaitu sebagai penghantar daya untuk kebutuhan listrik di kapal.


14

Sistem instalasi daya di kapal dibagi dalam beberapa kelompok

yaitu :

1) Sistem Daya dan Penerangan (Power and Light System)

Type kabel yang digunakan adalah S, SO, dan ST untuk

sistem daya yang besar. Sedangkan untuk peralatan lampu

portable, alat-alat bengkel dan alat-alat bantu lainnya.

3. Pipa pelindung instalasi

Pipa instalai digunakan untuk melindungi pemasangan

kawat/hantaran. Dengan pipa akan diperoleh pemasangan instalasi

yang lebih baik/rapi. Pemasangan pipa ada yang merupakan suatu

keharusan dan ada yang tidak, jadi hanya suatu kebijaksanaan.

Maksutnya, agar dinding tampak rapi,bersih, dan baik.

Pipa listrik yang dipakai untuk instalasi ini bisa disebut pipa

union. Pipa ini terbuat dari plat besi yang dibuat dalam pabrik tanpa

menggunakan las. Pipa union lunak dapat dibengkokkan dalam

keadaan dingin dan dipotong mengggunakan gergaji besi dengan

mudah. Pipa dibuat dalam beberapa macam ukurn agar lebih

ekonomis pemakaiannya. Besara pipa ditetapkan berdasarkan garis

tengah dalam ukuran inci. Sedangkan panjang pipa pada umumnya

sama yaitu 400 cm.

4. Lasdop

Lasdop adalah komponen yang berfungsi untuk menutupi dan

melindungi sambungan kebel listrik pada sistem instalasi penerangan


15

sehingga aman dari sentuhan luar. Sebelum sambungan ditutup

dengan lasdop, sambungan terlebih dahulu dibungkus dengan isolasi.

5. Saklar

Sakelar switch merupakan komponen instalasi penerangan listrik

yang berfungsi menyambung dan memutus aliran listrik pada suatu

penghantar. Berdasarkan besarnya tegangan listrik, sakelar dapat

dibedakan menjadi sakelar untuk listrik bertegangan rendah, tinggi,

serta sangat tinggi. Pada kapal, sakelar yang biasa digunakan adalah

sakelar untuk listrik bertegangan tinggi.

Berdasarkan jenis-jenisnya saklar untuk instalsi listrik

penerangan ada beberapa macam yaitu :

a. Sakelar tunggal merupakan sakelar yang hanya mempunyai

satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik

serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat

listrik yang digunakan.

b. Sakelar majemuk merupakan sakelar yang memiliki satu buah

kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, namun

memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan

beberapa beban listrik/alat listrik yang digunakan. Jumlah

kanal output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar

tersebut.
16

6. Fiting

Fiting merupakan suatu kompponen yang berfungsi sebagai

tempat untuk memasang bola lampu yang digunakan sebagai

penerangan. Fiting akan terhubung ke saklar, agar dapat menyalakan

atau menutup dari fittng tersebut merupakan terbuat dari bahan

isolasi yang berfungsi agar aman pada saat memasang ataupun

menggati lampu. Berdasarkan konstruksinya kita mengenal 2 macam

fiting yaitu :

a. Fiting Ulir, cara pemasangan Bola lampu dengan cara

memutar, fiting jenis ini banyak disukai karena lebih kuat.

b. Fiting Bayonet , cara pemasangan bola lampu dengan cara

ditekan/ditusukan seperti memasang bayonet pada senjata

pedang.

7. Lampu

Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti kata lampu adalah

komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai sumber

penerangan listrik.

Jenis-jenis lampu pada instalasi listrik penerangan yaitu :

a. Lampu Pijar

Cahaya pada lampu pijar di bangkitkan dengan

mengalirkan arus lisrrik dalam suatu kawat halus. Dalam kawat

ini energi listrik diubah menjadi energi cahaya. Pada umumnya

kawat ini menggunakan kawat wolfram. Kawat ini memiliki titik


17

lebur yang tinggi yaitu 3655 K, yang akan diperoleh lampu

dengan flux cahaya spesifik yang tinggi yaitu 50l m/W. Dalam

penggunaannya lampu jenis ini memiliki umur rata – rata 1000

jam nyala.

b. Lampu tabung Flouresent (TL)

Lampu tabung Flouresent (TL) berdiameter tabungnya 38

mm, dengan panjang tergantung pada daya tabung, sebelah dalam

tabung diberi lapisan serbuk. Pada tiap ujung tabung terdapat

sebuah elektroda yang terdiri dari kawat pijar dan wolfram

dengan sebuah emiter untuk memudahkan emisi–emisi electron.

Tabung flouresent diisi dengan uap air raksa dan gas mulia argon,

dalam keadaan menyala tekanan uap air raksa dalam tabung

sangat rendah. Uap air raksa ini memancarkan sinar ultraviolet

dengan panjang gelombang 253,7 mμ. Sinar ini diserap oleh

serbuk flouresent dan diubah menjadi cahaya tampak.

c. Lampu Light Emitting Diode (LED)

Pada dasarnya Light Emitting Diode (LED) itu merupakan

adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang

terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mampu

memancarkan cahaya. Kini LED mampu menghasilkan cahaya

besar dengan konsumsi energi listrik (tetap) kecil. Keunggulan

LED dibanding lampu fluoroscent adalah ramah lingkungan,

cahaya tajam, umur panjang, dan murah.


18

2.2.3 Ganguan pada instalasi listrik

Gangguan listrik sering terjadi dan tidak terdeteksi secara kasat

mata, permasalahan jalur tenaga listrik tersebut diantaranya banyak

gangguan seperti fluktuasi tegangan atau bahkan terputusnya tenaga

listrik. Langkah penanganannya pun tidak mudah.

pada sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa, biasanya gangguan arus

yang sering terjadi antara lain sebagai berikut:

1. Adanya beban berlebih (overload)

Pada dasarnya gangguan semacam ini bukanlah sebuah

gangguan yang murni, akan tetapi jika terus menerus dibiarkan maka

dapat merusakan berbagai peralatan listrik yang dialiri oleh arus

tersebut. Dengan kata lain, pada saat gangguan ini tengah terjadi,

maka arus yang mengalir tersebut akan melebihi dari kapasitas

peralatan listrik serta pengaman yang telah terpasang sebelumnya.

2. Adanya sebuah hubungan singkat arus listrik

Biasanya gangguan hubungan singkat tersebut bisa terjadi pada

fasa kedua, fasa ketiga, hingga satu fasa menuju tanah, dua fasa ke

tanah, ataupun 3 fasa menuju tanah. Gangguan hubungan singkat

yang sering terjadi ini pun dapat juga dikelompokkan menjadi dua,

yaitu sebuah gangguan hubungan singkat simetri, ataupun gangguan

hubungan singat tak simetri (asimetri). Untuk yang simetri, biasanya


19

merupakan sebuah hubungan singkat tiga fasa, sementara yang

lainnya dapat dikategorikan sebagai hubungan singkat tak simetri

atau asimetris. Gangguan inilah yang dapat mengakibatkan arus

lebih pada fasa, dan juga dapat berakibat pada tegangan fasa yang

terganggu.
20

2.3 Kerangka Berfikir

Penerapan perawatan dan


perbaikan

Pelaksanaan perawatan dan


perbaikan secara optimal

Memperpanjang umur komponen


instalasi listrik

Mengurangi biaya perawatan dan


perawatan serendah mungkin

KENYAMANAN DAN
KEAMANAN PELAYARAN
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penyusunan Karya Ilmiah Terapan ini Penulis menggunakan

metode penelitian Kualitatif, karena penulis berusaha mengumpulkan,

menyusun dan menyelesaikan data tentang perawatan dan perbaikan

instalasi penerangan dikapal, kemudian menganalisa tingkat efisiensi

perawatan untuk mendukung keselamatan pelayaran.

Menurut Moleong (1999) mendefinisikan metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode

kualitatif adalah suatu cara dalam menganalisa data-data yang akurat

berdasarkan wawancara atau pengamatan secara langsung tentang suatu

kejadian.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian dilaksanakan di atas kapal MV. Tanto

Sakti II. Pada saat melaksanakan praktek.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penyusunan

karya ilmiah terapan ini merupakan informasi yang diperoleh penulis

melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan buku yang

berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dari sumber-

sumber ini sebagai berikut :

21
22

a) Data Primer

Menurut Moleong (2002) data primer adalah data yang

diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, melalui narasumber

yang tepat dan yang dijadikan responden dalam penelitian penulis.

Yaitu hasil observasi langsung terhadap instalasi penerangan listrik

yang terpasang diatas kapal pada saat praktek layar. Dalam melengkapi

pengamatan juga dilakukan wawancara-wawancara dengan electrician

dan awak kapal. Kadang-kadang pengamatan harus bervariasi atau

dikombinasikan dengan wawancara, disesuaikan dengan situasi saat

pengamatan dan kondisi yang ada.

b) Data Sekunder

Menurut Moleong (2002) data sekunder adalah sumber data

penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

perantara, atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder

diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan

dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan

formal dari keadaan nyata dalam observasi serta informasi lain yang

didapat.

3.4 Pemiliihan Informan

Menurut Moleong (2002), apabila seseorang mengadakan penelitian,

secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau

peristiwa tertentu. Menurut Suryabrata (2003), penelitian adalah suatu

proses atau rangkaian langkah-langkah yang digunakan secara terencana dan


23

sistematis, guna mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pada penelitian ini Informan yang akan

diwawancarai ialah Electricent.

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu

penelitian yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian

kesimpulan. Oleh karena itu, pemilihan teknik dan alat pengumpulan data

yang tepat dapat membantu pencapaian hasil atau pemecahan masalah yang

tepat dan benar. Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai analisis

dan pengujian tentang kesimpulan yang dirumuskan. Kemudian data

disusun secara sistematis, sesuai dengan masalah yang akan dibahas yaitu

mengenai Penerapan Perawatan Dan Perbaikan Sistim Instalasi Penerangan

Listrik Di Kapal.

Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah yang akan

dipecahkan. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik dan materi

pengumpulan data yang tepat dapat membantu mencapai hasil atau

pemecahan masalah yang akurat yaitu tercapainya penerapan perawatan

instalasi penarangan listrik yang tepat.

l. Metode Observasi

Menurut Margono (1997), mendefinisikan observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian. Metode ini dilakukan melalui pengamatan


24

langsung pada objek yaitu instalasi penerangan listrik dikapal, faktor

yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi masalah perawatan tersebut.

Tujuannnya adalah agar mengerti akan keadaan objek yang

dijadikan topik yaitu instalasi penerangan listrik serta dapat mencapai

keadaan optimal dari sistim penerapan perawatan dan perbaikan tersebut

melalui prosedur - prosedur secara efisien.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui

proses tanya jawab lisan yang dilakukan seseorang saling berhadapan dan

saling menerima serta memberikan informasi. Dalam metode wawancara

data-data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun

yang berkompeten dalam suatu masalah ataupun pihak-pihak yang

bersangkutan dengan materi yang disusun oleh penulis. Adapun dalam

penulisan ini, dilakukan wawancara dengan responden electrician

3. Metode Studi Dokumentasi

Metode penulis ini dilakukan dengan melihat atau mengambil

gambar-gambar, voyage memo 'yang berkaitan dengan objek yang

diteliti yaitu instalasi listrik. Dalam hal ini penulis dapat mengetahui

keadaan yang sebenarnya dari objek yang akan diteliti di dalam KlT

ini.
25

4. Lembar checklist

Lembar checklist adalah suatu daftar pengecekan , berisi nama

subjek dan beberapa gejala atau identitas lainnya dari sasaran

pengamatan. Pada penelitian ini penulis hanya tinggal menilai dan

memberikan tanda atau checklist pad setiap permunculan gejala

lengkap atau tidaknya sasaran pengamatan.

Tabel 3.1 Daftar checklist sop

Terlaksana atau tidak


No Sop
Ya Tidak Keteranagan

1
Pembersihan instalasi

2
Pengecekan instalasi

Penggunaan alat
3
keselamatan

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam

menyampaikan masalah adalah deskriptif kualitatif untuk menggambarkan

dan menguraikan objek yang diteliti. Adapun yang dimaksud dengan

deskriptif menurut Moleong (2002) di sini adalah data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dari uraian diatas,

dapat diketahui peran penting metodologi penelitian untuk memberikan

keterangan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan bagi seorang

peneliti. Dengan dasar seperti itu penulis akan memaparkan pengalaman


26

dan ilmu yang diperoleh selama di kapal pada saat praktek laut dalam

karya ilmiah terapan ini.

3.6 Teknik Analisis Data

Pada penulisan Karya llmiah Terapan ini digunakan metode

pendekatan dengan menggambarkan secara keseluruhan permasalahan ketika

penerapan perawatan dan perbaikan instalasi peneranagan dengan cara

membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan - bahan tertentu yang

berhubungan dengan penelitian baik berupa buku, artikel, maupun karya

ilmiah lainnnya termasuk majalah dan bulletin.

Dari data-data yang telah terkumpul maka penulis akan mereduksi

kembali sehingga akan diambil bagian - bagian yang lebih penting dengan

metode wawancara terhadap Informan di kapal yaitu Mualim Jaga mengenai

bagiamana prosedur perawatan sistim instalasi listrik.

Setelah mereduksi data, penulis akan menampilkan data dalam bentuk

naratif dengan menyusun kronologi kejadian maupun diagram flow chart.

Proses terakhir dari penyusunan ialah menarik kesimpulan dengan cara

mengecek atau memverifikasi pada sistim instalasi listrik. Di bawah ini ialah

flow chart (Diagram) metode penelitian Kualitatif menurut Miles &

Huberman.
27

Diagram 3.1. Proses Analisis Datalapangan menurut Miles and

Huberman.

Data Data
Collection display

Data
reduction

Condusions :
Drawing/verifying
DAFTAR PUSTAKA

Anwar .(2017). Sop Perawatan Instalasi Listrik.


https://dokumensaya.com/download/sop-perawata-instalasi-listrik_pdf.
Diunduh pada 15 mei 2018.

Ariani Zulfaidah .(2012). Teknik Kelistrikan Kapal ; Semarang.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. PUIL 2000, Yayasan PUIL ; Jakarta.

J. Lexy Moleong.(2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Remaja Pos Dakarya.

Kusnadar,A.(2008). Teknik Dasar Instalasi Listrik (Bandung ; ARFINO


RAYA).

Kusnandar ,A .(2000). Pemasangan Dasar Instalasi Listrik ( Bandung


; ARMICO ).

Margono, S .(1997). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi .(1995). Metodologi Penelitian Survei.


Jakarta : LP3ES

Salim,Agus ;(2013). Teknik Dasar Kelistrikan Kapal. Kementerian Pendidikan


& Kebudayaan.

Suryatmi,f.(1998). Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta ; Bineka cipta.

Suryabrata,Sumadi.(2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Raja


Grafindo Persada

Standar Nasional Indonesia.(2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik.


Jakarta; Yayasan PUIL.

41

Anda mungkin juga menyukai