Anda di halaman 1dari 75

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI

OPTIMALISASI PERAWATAN FUEL OIL PURIFIER


GUNA MENDUKUNG KELANCARAN
PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI KAPAL
MV.HANJIN NINGBO

Diajukan guna memenuhi persyaratan


Untuk Penyelesaian Program Pendidikan Diploma IV

Oleh :

ALFEBTRA ANDANA
NRP. 11.6528 / T

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


JAKARTA
2014
8
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : ALFEBTRA ANDANA


NRP : 11.6528 / T
Program pendidikan : DIPLOMA IV
Jurusan : TEKNIKA
Judul : OPTIMALISASI PERAWATAN FUEL OIL
PURIFIER GUNA MENDUKUNG KELANCARAN
PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI KAPAL
MT.PRAMESTI

Jakarta, Februari2014

Pembimbing Materi Pembimbing Penulisan

SANTOSA HADI DRS.PURNOMO.


Penata Tk.I (III/d) Pembina (IV/a)
NIP.19660310199903 1 002 NIP. 19690423199709 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknika

BUSWAN, M.Pd
Penata Tk.I (III/d)
NIP. 19680203199709 1 001
9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : ALFEBTRA ANDANA


NRP : 11.6528 / T
Program pendidikan : DIPLOMA IV
Jurusan : TEKNIKA
Judul : OPTIMALISASI PERAWATAN FUEL OIL
PURIFIER GUNA MENDUKUNG KELANCARAN
PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI KAPAL
MV.HANJIN NINGBO

Jakarta, Februari 2014

Penguji I Penguji II Penguji III

Ir. TATA SUKAPRADJA,MM YULIANSYAH, ST.,MT DEBY HOSPITAL, ST.,M.Sc


Pembina Tk.I (lV/b) Penata Muda ( III/a) Penata Muda Tk.I (III/b)
NIP.19560624199203 1 001 NIP.19770706201012 1 001 NIP.19831222200912 1 005

Ketua Jurusan Teknika

BUSWAN, M.Pd
Penata Tk.I (III/d)
NIP. 19680203199709 1 001

10
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat berkat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, dengan judul:

“OPTIMALISASI PERAWATAN FUEL OIL PURIFIER GUNA


MENDUKUNG KELANCARAN PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI
KAPAL MV.HANJIN NINGBO’’

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi kurikulum pada program pendidikan
Diploma IV semester VIII bidang teknikaSekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini disadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik isi
maupun pemilihan kata-kata yang kurang sesuai. Untuk itulah penulisan dengan
kerendahan hati membuka diri untuk menerima dan menindaklanjuti segala macam dan
saran maupun masukan yang sifatnya baik dan membangun.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih dan rasa bangga
kepada :
1. Yth. Bapak Capt. Zulfarmi Syawal,SH.MH, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran Jakarta.
2. Yth. Bapak Buswan, M.Pd, selaku Ketua jurusan Teknika.
3. Yth. Bapak Hartaya, MM selaku Dosen Pembimbing Materi Skripsi.
4. Yth. Bapak Capt. Prihartanta Eka Budi Jatmika, MMselaku Dosen Pembimbing
Penulisan skripsi.
5. Segenap Dosen dan Staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta yang telah
memberikan bimbingan,petunjuk,dan pengarahannya kepada penulisan.
6. Kedua orang tua saya Bapak Juanda dan Ibu Senawati yang telah memberikan doa,
semangat serta dukungan moral kepada penulis selama proses penyusunan skripsi
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Kepada Angkatan 54 khususnyagelombang 2, yang sudah memberikan semangat
terhadap penulis dalam penyusunan skripsi.

11
8. Kepada penghuni dormitori I Atas, khususnya kamar I 7 yang telah memberi
semangat dan bantuan terhadap penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan koreksi dan saran yang bersifat membangun, dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu teman sesama
profesi pelaut ataupun profesi lainnya agar dapat menambah ilmu pengetahuan guna
menuju kejayaan karir dimasa mendatang.

Jakarta, Februari 2014


Penulis,

ALFEBTRA ANDANA
NRP .11.6528/T

12
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................................... ii

TANDA PENGESAHAN ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 3
C. Batasan Masalah .................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
E. Tujuan dan Manfaat penyusunan Skripsi ............................................ 4
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7


B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 23


B. Metode Pendekatan Dan Teknik Pengumpulan Data ......................... 25
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 29
D. Teknik Analisis Data .......................................................................... 29
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
13
A. Deksripsi Data .................................................................................... 30
B. Analisis Data ...................................................................................... 33
C. Alternatif Pemecahan Masalah .......................................................... 41
D. Evaluasi Terhadap Alternatif Pemecahan Masalah ............................ 50
E. Pemecahan Masalah ........................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 53
B. Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

14
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Pengendapan minyak......................................................................... 8
Gambar 2.2 Pemisahan secara sentrifugal............................................................. 9
Gambar 2.3 Bowl Purifier .................................................................................... 10
Gambar 4.1 Pemilihan gravity disk....................................................................... 47

15
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Bagan strategi perawatan................................................................... 19
Tabel 4.1 Tabel pokok masalah......................................................................... 31
Tabel 4.2 Tabel perawatan Mitsubishi Selfjector............................................... 45
Tabel 4.3 Tabel gravity disk............................................................................... 48

16
DAFTAR SINGKATAN

HFO Heavy Fuel Oil


CBT Commercial Basic Training
PMS Planning Maintenance System
SDM Sumber Daya Manusia

17
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Heavy Fuel Oil Purifier “MITSUBISHI SELFJECTOR SJ 30 G”


Lampiran 2 Pembersihan Piringan Purifier
Lampiran 3 Mangkuk Purifier
Lampiran 4 Pemasangan Disk Purifier
Lampiran 5 Main seal
Lampiran 6 Pilot Valve
Lampiran 7 Gravity Disk

18
19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya perdagangan dunia terutama lewat laut,maka
banyak perusahaan pelayaran niaga yang mengadakan kapal sebagai alat
transportasi laut. Baik kapal ukuran kecil sampai kapal ukuran besar akan
disediakan oleh pihak perusahaan pelayaran untuk mengirimkan barang dan jasa.
Maka untuk memenuhi semua permintaan para pengguna barang dan jasa, pemilik
kapal harus memenuhi semua aturan di laut agar kapal layak di operasikan di laut.
Sehingga kapal dapat digunakan untuk mengangkut barang dan jasa sesuai
kebutuhan para pengguna kapal.
Untuk memperlancar penggunaan dan pengoperasian kapal di laut,maka perusahaan
pelayaran akan mengadakan sistem pengoperasian dan perawatan yang diadakan
dari kantor pelayaran dan akan dilaksanakan di atas kapal. Dimana awak kapalakan
melakukan laporan data tentang semua keadaan alat-alat di kapal baik di
anjungan,dek maupun di Kamar Mesin. Dengan perawatan yang dilakukan di atas
kapal maka akan memperpanjang umur daripada peralatan yang ada di atas
kapal,sehingga otomatis akan memperlancar pengangkutan barang dan jasa. Hal
inilah yang sangat dibutuhkan oleh pihak perusahaan pelayaran guna menunjang
kinerja daripada pengangkutan barang dan jasa di laut.
PT. Lautan Jaya Hasana,Tbk adalah tempat dimana penulis melakukan praktek laut
selama satu tahun lamanya. Tepatnya di Kapal MV.HANJIN NINGBO Perusahaan
ini merupakan perusahaan yang beroperasi khusus untuk Kapal tanker, dengan 13
kapal minyak,16 kapal gas dan 2 kapal offshore dan 66 kapal kimia. Kapal
MT.PRAMESTI ini menggunakanMesin Induk satu set B&W dengan tenaga
penggerak Mesin Diesel sebesar 6150 KW.

20
Mesin Induk adalah sebagai mesin penggerak utama kapal, oleh sebab itu untuk
menunjang kinerja dari Mesin Induk, maka akan dibutuhkan pesawat bantu. Heavy
Fuel Oil Purifier adalah salah satu pesawat bantu yang digunakan PT.Berlian Laju
Tanker,Tbk di Kapal MT.PRAMESTI untuk membersihkan bahan bakar di atas
kapal Pramesti. Tipe mesin bantu tersebut adalah Mitsubishi Selfjector dengan
kapasitas 3500 Liter Per Hari. Dimana pesawat bantu ini berperan untuk
mendukung kinerja daripada pengoperasian kapal.
Untuk pengoperasian mesin kapal maka bahan bakar adalah suatu yang sangat
penting untuk kebutuhan Mesin Induk kapal, untuk mengoptimalkan kinerja
daripada kapal tersebut maka dibutuhkan bahan bakar dengan kualitas yang
bagus.Akan tetapi tidak semua bahan bakar yang digunakan di atas kapal itu bagus.
Maka salah satu pesawat bantu yang digunakan di kapal MT.PRAMESTI adalah
Heavy Fuel Oil Purifier. Purifier ini berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dari
air, kotoran maupun endapan lumpur yang terkandung di dalam bahan bakar.
Sehingga bahan bakar akan lebih murni dan lebih sempurna untuk digunakan oleh
Mesin Induk di atas kapal. Pembakaran di dalam silinder daripada mesin induk
akan lebih sempurna dengan kualitas bahan bakar yang murni dan bagus.
Dari apa yang telah saya amati di atas Kapal MT.PRAMESTI, bahwa Heavy Fuel
Oil Purifier sering mengalami masalah, yaitu terjadinya tumpahan minyak pada
Fuel Oil Purifier ke tangki minyak kotor, mangkuk dan piringan daripada purifier
sering kotor bahkan jumlah penambahan minyak di tangki kotor sangat drastis
meningkat akibat sering bocor dari Purifier. Hal ini disebabkan kurang
sempurnanya pemisahan antara minyak, lumpur dan air yang terkandung di dalam
bahan bakar tersebut. Dengan kualitas bahan bakar yang tidak bagus juga akan
mempengaruhi kinerja daripada Purifier sehingga akan menyebabkan kotornya
mangkuk Purifier dengan cepat sehingga butuh perawatan secara rutin. Sehingga
Mesin Induk mengalami masalah dalam pembakaran dan juga akan mempengaruhi
ruang pembakaran di dalam silinder dan dinding silinder Mesin Induk. Dinding
silinder akan cepat kotor akibat kotoran ataupun lumpur daripada bahan bakar. Hal
ini terjadi saat kapal MT.PRAMESTI bunker Low Sulphur Heavy Fuel Oil
(minyak hitam dengan kadar sulpur yang rendah) dari Texas menuju Lehavre
(Prancis). Dimana bahan bakar tersebut kualitasnya kurang bagus sehingga
mengurangi kinerja daripada purifier selama dalam perjalanan, karena purifier
selalu bermasalah disebabkan pesawat ini tidak mampu melakukan pemisahan

21
kotoran dan alarm tumpahan/peluberan minyak selalu berbunyi. Ternyata masalah
ini disebabkan penumpukan kotoran di dalam mangkuk dan pipa saluran sehingga
pesawat ini tidak mampu mendorong kotoran-kotoran yang ada di dalam mangkuk
tersebut. Maka purifier harus dibersihkan setiap hari. Dalam kenyataan ini banyak
masalah yang ditemukan yaitu mangkuk kotor dan sistem perpipaan macet akibat
tersumbat oleh kotoran minyak. Ternyata tumpahan/peluberan minyak yang sering
dari purifier ini sangat mengakibatkan banyak kerugian seperti: berkurangnya
minyak secara signifikan dari tangki berganda, banyak minyak kotor ditampung di
tangki harian sehingga membutuhkan incinerator untuk membakar minyak.
Di Kapal MT.PRAMESTI memiliki manajemen sistem perawatan dan
pengoperasian pesawat Heavy Fuel Oil Purifier yang akan dilakukan oleh awak
kapal. Perawatan ini dilakukan untuk memberikan perlindungan pada mesin agar
tidak mudah mengalami kerusakan serta memberikan daya tahan pada Mesin Induk
saat beroperasi, baik pada waktu berlayar jarak dekat maupun jarak jauh.

Dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul sebagai berikut:
“ OPTIMALISASI PERAWATAN FUEL OIL PURIFIER GUNA
MENDUKUNG KELANCARAN PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI
KAPAL MT.PRAMESTI ”. Dari judul ini penulis akan menjelaskan dan
merumuskan serta memecahkan masalah tersebut demi tercapainya pengoptimalan
kinerja daripada Purifier di kapal MT.PRAMESTI.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Perawatan pesawat bantu Heavy Fuel Oil Purifier membutuhkan ketelitian dan
keahlian dalam menganalisa faktor-faktor apa saja yang dapat mengakibatkan
kerusakan dan masalah pada Purifier tersebut dan bagaimana melakukan perawatan
pada Purifier menurut buku manual di atas kapal, sehingga dapat bekerja dengan
baik.
Dari pernyataan diatas , maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Kotornya bowl purifier.
2. Kurang telitinya pengoperasian dan perawatan Heavy Fuel Oil Purifier.
3. Belum dijalankan perawatan dengan sistem perencanaan di atas kapal.
4. Sering terjadinya tumpahan minyak pada Purifier.
5. Tidak didukungnya permintaan suku cadang dari pihak perusahaan.

22
C. BATASAN MASALAH
Mengingat banyak penyebab terjadinya masalah yang ditemukan dalam
pengoperasian Purifier maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan
dibahas, sehingga tetap fokus dalam masalah pokok yang terkait dengan judul
skripsi. Masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Kotornya bowl purifier.
2. Sering terjadinya tumpahan minyak pada Purifier.

D. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan pengalaman penulis selama praktek laut di atas kapal dan kejadian-
kejadian yang pernah dihadapi oleh penulis sesuai yang telah dijelaskan pada latar
belakang, maka penulis menentukan bahwa rumusan masalah yang harus dibahas
dalam pokok permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Mengapa bowl Purifier kotor dan bagaimana cara mengatasinya.
2. Mengapa sering terjadi tumpahan minyak pada Purifier dan bagaimana cara
pemecahannya.

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN SKRIPSI


1. Tujuan Penyusunan Skripsi
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:
a. Mencari penyebab terjadinya tumpahan minyak pada mangkuk Heavy Fuel Oil
Purifier.
b. Membantu mencari solusi dalam melakukan perawatan serta pengoperasian yang
benar pada Purifier.
c. Memberi masukan pada perusahaan pelayaran tentang pentingya menjalankan
Planning Maintenance System (sistem perawatan berencana) sesuai dengan apa
yang telah kita temukan di atas kapal tentang perawatan kinerja daripada Purifier.

2. Manfaat Penyusunan Skripsi


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menambah wawasan serta pengetahuan tentang pentingnya perawatan pada
Heavy Fuel Oil Purifier baik secara teknis maupun secara teori bagi para pembaca
makalah.

23
b. Memberi informasi tentang pentingnya sistem perawatan sesuai dengan sistem
perawatan yang terencana pada rekan-rekan apabila menjumpai masalah yang
sama.
c. Sebagai sumbang saran kepada rekan-rekan apabila mengalami kejadian dan
masalah yang sama.

F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI


Pada sistem penulisan ini adalah terdiri dari lima bab, antara bab pertama sampai
bab lima saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistem penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang dari masalah yang terjadi di atas
Kapal MT. Pramesti, tujuan dan kegunaan penelitian, perumusan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tentang hasil penelitian terdahulu, tinjauan pustaka yang
menguraikan ilmu dan teori- teori yang relevan serta sesuai dengan penelitian yang
terdapat dalam pustaka serta kerangka pemikiran yang berisi masalah yang diteliti
sehingga mendapatkan solusi.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini memberikan konkret yang berkaitan dengan waktu dan tempat
penelitian, teknik pengumpulan data, subjek penelitian serta teknik analisis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang kajian-kajian yang terdiri di atas kapal kemudian di
analisis data dari teori referensi buku dan alternative pemecahan masalah itu di
evaluasi sehingga menemukan pemecahan masalah yang tepat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir ini penulis dapat menyimpulkan pemecahan masalah dari
pengoperasian dan perawatan pada Heavy Fuel Oil Purifier mengingat pentingnya
dalam pengoperasian mesin induk di atas kapal MT.PRAMESTI.

24
B. Saran
Memberikan usulan-usulan bagi awak kapal dan pihak perusahaan dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi pada Heavy Fuel Oil Purifier.

25
26
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Guna mendukung pembahasan di dalam penulisan ini, penulis menggunakan
beberapa pustaka, dimana pustaka tersebut saling berkaitan dengan permasalahan
yang dibahas. Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang beberapa pengertian-
pengertian dan teori-teori prinsip kerja pada sistem pemisahan bahan bakar minyak
pada Heavy Fuel Oil Purifier guna menunjang kinerja operasional Mesin Induk di
Kapal MT.PRAMESTI.
Pengertian Fuel Oil Purifier
Purifier adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran dari bahan
bakar minyak secara sentrifugal.Zat-zat yang dipisahkan seperti air, lumpur, dan
kotoran-kotoran padat yang tercampur dalam bahan bakar minyak.
1. Teori -Teori Yang Berkaitan Dengan Pemisahan Bahan Bakar.
(Motor-Motor Diesel dan Turbin Gas. Akademi Ilmu Pelayaran Jakarta, Hal:414-
425).
Cara kerja dari Fuel oil Purifier hampir sama dengan gaya berat yang dalam
prosesnya didukung oleh gaya sentrifugal sehingga proses pemisahannya sangat
cepat. Dengan kecepatan putaran yang sangat tinggi sehingga proses pemisahan
minyak sangat cepat dibandingkan dengan sistem pemisahan secara gravitasi/gaya
berat ataupun pengendapan dalam tangki dasar berganda.

Proses yang dilakukan dalam pemisahan minyak Heavy Fuel Oil (HFO) adalah
sebagai berikut:

a. Proses pemisahan minyak secara gravitasi atau gaya berat.


Untuk membuang kotoran-kotoran dan air dari bahan bakar minyak di atas
kapal motor dan kapal uap dinamakan “tangki endapan”. Tangki ini merupakan

27
tangki-tangki yang besar, bilamana kita membiarkan cairan atau minyak dalam
waktu yang lama, maka bagian-bagian yang berbobot lebih berat akan
berangsur-angsur mengendap. Oleh karena itu pengendapan pada bahan bakar
yang sangat kental adalah suatu proses yang sangat lama, maka dengan
pemanasan pada tangki dapat mempercepat proses tersebut. Maka secara
umum pada saat bunker masinis kapal akan menempatkan bahan bakar pada
tangki-tangki endapan. Setelah itu dibersihkan dengan menggunakan Purifier
ke tangki harian untuk pemakaian ke Mesin Induk.

Gambar 2.1
Pengendapan minyak
b. Metode saringan
Untuk pembersihan bahan bakar dengan pemakaian saringan dibagi dalam
dua kali penyaringan.Ini berarti agar dapat memperoleh hasil yang maksimal,
untuk setiap saringan dipergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang
besar sedangkan saringan halus dipergunakan untuk menyaring bagian
kotoran yang kecil atau yang halus.
c. Proses pemisahan minyak secara sentrifugal
Proses ini sangat baik dilakukan di atas kapal, karena proses pemisahan yang
sangat cepat dibandingkan secara gravitasi. Untuk melakukan pemisahan
secara sentrifugal maka digunakan sebuah alat yang disebut sebagai Purifier.
Kotoran-kotoran yang lebih berat dan lebih kasar akan lebih mudah dipisahkan
daripada bahan-bahan yang lebih halus dan ringan. Untuk suatu pemisahan
yang sempurna dari kotoran-kotoran maka dari itu ada syarat-syarat yang harus
diperlukan sebagai berikut:
1) Percepatan sentrifugal harus sebesar dan secepat mungkin.
2) Cairan yang hendak dibersihkan harus secair mungkin dan tidak mencapai
titik nyala.

28
3) Pemanasan yang sesuai terhadap bahan bakar untuk memudahkan
pemisahan pada sentrifugal.
Untuk menyempurnakan proses pemisahan ini maka mangkuk-mangkuk pada
Purifier diperlukan dalam memisahkan kotoran-kotoran halus, alat ini sering
disebut sebagai “ clarifier”. Pada waktu pembersih dijalankan maka kita
mengisi air terlebih dahulu kemudian mengisi minyak untuk memudahkan
proses perbandingan berat jenis sehingga sangat mudah dalam proses
pemisahan. Minyak yang bersih akan menempel di dinding-dinding mangkuk
kemudian akan mengalir ke pipa keluar menuju tangki harian, sedangkan
kotoran-kotoran padat akan bertumpuk untuk dibuang ke tangki penampung
kotoran bahan bakar,tangki penampung ini di atas kapal disebut dengan
“sludge tank”. Gambar berikut merupakan gambar sederhana proses
pemisahan oleh Purifier secara sentrifugal.

Gambar 2.2

Pemisahan secara sentrifugal

d. Pemanasan minyak dalam tangki berganda.


Proses pemanasan minyak dalam tangki ini sangat penting untuk memperlancar
proses purifikasi minyak. Dengan memanaskan minyak hingga suhu 40-450C
kemudian dipanaskan lagi melalui pemanas atau sering disebut dengan heater
hingga 98-1000C. Proses ini dibutuhkan agar pemisahan minyak dapat
sempurna. Karena jenis minyak yang digunakan adalah minyak berat atau

29
heavy fuel oil maka sangat susah untuk dipurifikasi apabila tidak dipanaskan
terlebih dahulu.
e. Prinsip kerja Fuel Oil Purifier
Prinsip kerja Purifier adalah memisahkan minyak dari air, lumpur dan kotoran
lainnya dengan gaya sentrifugal berdasarkan berat jenisnya sehingga partikel
yang mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh meninggalkan
porosnya, sedangkan partikel yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan
selalu berada mendekati porosnya.
Proses kerja Fuel Oil Purifier dengan cara sentrifugal merupakan proses
pemisahan yang sangat cepat. Berikut adalah gambar atau bagan dari suatu
mangkuk daripada Purifier. Untuk lebih memahami maka akan dijelaskan pada
gambar:
Keterangan gambar sebagai berikut:
1) Bowl
2) Bowl bagian bawah
3) Silinder utama
4) Cincin
5) Lubang pembuka bowl
6) Lubang penutup bowl
7) Lubang kotoran keluar
8) Minyak bersih
9) Pemisah air
10) Kotoran minyak
11) Lubang keluar air
12) Saluran air masuk
13) Cincin isian air
Gambar 2.3
14) Saluran air penggerak pegas
Bowl purifier
15) Katup pegas
Susunan alat-alat dan cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Bowl atau mangkuk tersebut terbagi dari dua bagian atas (1) dan bawah (2),
dalam bagian bawah ini terletak suatu dasar yang dapat bergerak (3) . Jika
pembersih tidak bergerak , maka dasar ini terletak pada seperti digambarkan di
bagian kiri gambar. Cincin yang dapat dipindahkan (4) berada dibawah
pengaruh pegas-pegas yang digambarkan dalam posisi teratas, seperti

30
dinyatakan dalam bagian kanan gambar. Sekeliling porosnya dekat A, ada
suatu cincin yang tidak bergerak (tidak digambarkan), darimana dapat
dimasukan air kedalam kamar-kamar (5) atau (12) menurut keperluannya.
Setelah sentrifuge mencapai putaran nominal yaitu kira-kira 5 menit setelah
digerakkan, dari suatu tangki kecil yang khusus dipasang untuk itu, melalui
cincin isi dimasukkan air tawar ke dalam kamar (5). Melalui lubang-lubang (6)
air ini masuk ke bawah dasar yang dapat bergerak (3), jadi mendapat tekanan
gaya-gaya sentrifugal dan dengan demikian mengempa dasar ini ke atas, dalam
posisi yang digambarkan di sebelah kanan. Lubang-lubang (7) sekeliling
“Bowl”.Oleh karena itu menjadi tertutup dan sentrifugal sudah siap untuk
dipakai.
Sebagaimana telah dijelaskan lebih dahulu, setelah dimasukkan air dan sesudah
itu minyak, maka perkerjaan yang normal dapat dimulai.Air yang telah
dipisahkan keluar melalui lubang-lubang (8) dan minyak yang telah
dibersihkan itu lewat melalui pinggiran (9), kotoran yang padat berkumpul
secara lambat laun dalam bagian lingkaran yang diberi bentuk konis dinyatakan
dengan (10).
Untuk membersihkan ”Bowl” saluran masuk dari minyak ditutup dahulu, dan
sesudah itu, sebagai pengganti minyak dimasukkan sedemikian banyak
air,sehingga hampir semua minyak yang tadinya berada dalam “bowl” keluar
melewati pinggiran (9) dan kelebihan air keluar dari (11).
Sesudah itu dimasukkan lagi air tawar dari tangki kecil melalui cincin isian ke
dalam kamar (12).Dari sini air masuk melalui saluran (13) di atas cincin (4).
Juga air ini mendapat tekanan oleh gaya-gaya sentrifugal yang mengempa
cincin (4) ke bawah sambil menekan pegas-pegas menjadi satu. Memang
keluar sebagian dari air itu melalui lubang-lubang (15) akan tetapi yang masuk
adalah lebih banyak daripada yang hilang.
Karena menurunnya cincin (4), maka lubang-lubang (14) menjadi terbuka, di
atas dasar (3) suatu tekanan yang tinggi yang disebabkan oleh gaya-gaya
sentrifugal dari air di dalam “bowl”.Tekanan ini mengempa dasar (3) ke
bawah, dimana air di bawah dasar keluar melalui lubang-lubang (14) dan
(15).Oleh menurunnya dasar (3) maka lubang-lubang (7) menjadi terbuka maka
kotoran disemprot keluar dalam suatu kompartemen terpisah dari selubung,
darimana kotoran disalurkan keluar.

31
Jika selanjutnya pemasukan air melalui (12) dan (13) ke sebelah atas dari
cincin diputuskan, maka semua air yang ada disana keluar melalui lubang-
lubang (15) dan cincin ini di bawah pengaruh pegas-pegasnya kembali ke
dalam posisi yang teratas. Keadaannya lalu kembali seperti pada permulaan
uraian ini dan cara kerjanya dapat diulangi lagi.

2. Menurut General Engineering Knowledge, Lislie Jackson and Thomas P.


Morton, (Hal 417-425).
Filterisasi pada bahan bakar minyak dan pelumas berfungsi untuk menyaring
kotoran-kotoran yang tidak diinginkan, seperti partikel pasir dan sedimen
ataupun lumpur. Kotoran-kotoran ini dapat mengganggu atau bahkan merusak
permesinan yang ada di kapal khususnya untuk Purifier.
Pada sistem sentrifugal ada 2 tipe, yaitu dengan diameter bowl yang besar
dengan penempatan grafity disk atau piringan dan tipe bowl tubular tanpa
grafity diskatau piringan. Kedua tipe sentrifugal memberi kebaikan pemisahan
dan pemurnian minyak. Pergerakan partikel pada piringan tipe sentrifugal akan
tampak jika minyak mengalir dalam kondisi aliran yang deras antara 2 buah
plat sejajar yang disebut dengan kecepatan plot. Hal ini akan terlihat semua
partikel menemukan jalannya menuju ke samping bawah pada grafity disk,
memasukkan region kecepatan kosong dan bisa bergerak bersamaan dengan
kecepatan sentrifugal turun ke samping bawah pada piringan yang kemudian
ke permukaan sludge pada bowl.

Bagian dari beberapa faktor yang mempengaruhi batas ukuran partikel adalah:
a. Viskositas minyak dalam sentrifugal, yaitu angka yang tertinggi dan
terbesar akan terikat pada partikel, dari sini minyak harus dipanaskan
terlebih dahulu dengan temperatur tinggi sesuai yang dianjurkan.
b. Jarak celah disk, diameter terhadap vertikal.
c. Kecepatan putaran pada Purifier.

3. Pengoperasian HeavyFuel Oil Purifier Berdasarkan Buku Manual


Mitsubishi Selfjector SJ 30G Di Kapal MT.PRAMESTI.
Dalam proses pengoperasian Purifier MITSUBISHI SELFJECTOR, alat
keselamatan adalah hal yang paling utama yang harus dilakukan agar

32
pengoperasian Purifier berjalan dengan baik dan benar. Membaca buku manual
terlebih dahulu akan memudahkan dan lebih efisien dalam pengoperasian
Purifier, maka ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan Purifier
antara lain:
a. Prosedur Pembilasan
1) Jalankan purifier sampai putaran pada mangkuk menjadi normal.
2) Mangkuk dalam keadaan kosong dan terbuka artinya belum ada bahan
bakar yang dimasukkan ke mangkuk.
3) Selanjutnya buka katup pengisian air untuk menutup mangkuk.
4) Buka katup pemindahan air otomatis untuk pembilasan.
5) Biarkan berputar selama 5 menit sampai Purifier berjalan normal.
6) Kemudian lakukan pembilasan dengan membuka katup pengisian air.
b. Uji Layak Jalan
Tujuan diadakannya uji layak jalan yaitu untuk mengetahui apakah Purifier
tersebut dapat beroperasi dengan normal tanpa ada kendala ataupun
gangguan.
c. Uji Jalan Sentrifugal
Tujuannya untuk mengetahui apakah putaran pada mangkuk sudah normal
tidak ada getaran yang dapat membahayakan saat pesawat tersebut
dioperasikan.
d. Pengoperasian Purifier secara manual menurut buku manual.
1) Isi air lewat corong air yang berada di atas penutup, air akan masuk ke
dalam saluran distributor yang selanjutnya melewati lubang masuk di
kaki distributor, air akan terlempar keluar menempel di
dindingmangkuk, maksud pengisian air adalah untuk membuat water
seal dapat menahan minyak terbuang ke saluran air.
2) Cek saluran air, apakah pembilasan air sudah mengalir keluar, kalau
sudah keluar, berarti airdancincin atau water seal telah terbuka.
3) Bila sistem air tawar sudah bekerja dengan baik maka buka katup bahan
bakar untuk dialirkan ke dalam purifier.
4) Melakukan pengecekan terhadap proses purifikasi, bila bahan bakar
keluar melalui pipa keluar bahan bakar maka proses pemisahan telah
berjalan normal, tetapi bila terdapat kelainan, hentikan purifier dan

33
lakukan pengecekan terhadap komponen-komponennya yang dapat
mengakibatkan purifikasi tidak berjalan dengan normal.
e. Prosedur Untuk Menghentikan Purifier
1) Tutup katup pemanas minyak.
2) Tutup katup masuk dan keluar bahan bakar pada purifier.
3) Lakukan Blow-Down dengan menggunakan air tawar untuk proses
pembilasan.
4) Tekan tombol stop pada panel untuk menghentikan pengoperasian
purifier.
5) Setelah motor berhenti, maka tutup katup pembuangan ke tangki
kotoran.
f. Pengawasan pada saat pengoperasian
Hal ini harus langsung dilakukan pada saat proses pengoperasian Purifier,
hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Dalam hal apapun apabila terjadi kebisingan pada Purifier, maka
segera menghentikan pengoperasian dan menyelidiki penyebabnya,
dan setelah mengambil tindakan perbaikan, mulai pengoperasian
kembali.
2) Purifier sementara akan menghasilkan getaran saat melewati
kecepatan kritis pertama sebelum putaran normal, jika getaran
berlanjut terus-menerus segera menghentikannya, sebab ada
kemungkinan kurang seimbang dalam pemasangan mangkuk.
3) Setelah bahan bakar masuk ke dalam Purifier maka tekanan harus
diperiksa harus bekerja dengan normal supaya hasil purifikasi
sempurna.
4) Apabila semua berjalan normal maka pengoperasian dapat
dilanjutkan.

g. Komponen pada Purifier


Menurut buku Manual Purifier Mitsubishi Selfjector yang ada di Kapal
MT.PRAMESTI menyebutkan bahwa komponen pada Purifier adalah
sebagai berikut:

34
1) Komponen Luar
a) Ball valve
Berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air pengoperasian
dengan tekanan tinggi untuk membuka mangkuk.
b) Globe Valve
Glove valve berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air
pengoperasian tekanan rendah untuk penutupan mangkuk.
c) Feed Valve (flow control valve)
Flow control valve berfungsi sebagai alat kontrol kecepatan aliran
minyak selama pengoperasian purifier berlangsung.
d) Solenoid Valve For Water ( pengoperasian air )
Berfungsi untuk membuka katup aliran air pengoperasian
ke dalam tangki air pengoperasian apabila mendapat sinyal dari
dalam tangki bahwa level air di dalam tangki berkurang.
e) Thermometer
Berfungsi untuk mandeteksi temperatur bahan bakar yang masuk
ke dalam Purifier selama pengoperasian purifier berlangsung.
f) Gear Pump
Berfungsi untuk mensuplai bahan bakar dari settling tank ke
dalam purifier untuk dipisahkan dari air dan kotoran lainnya.
g) Safety Joint
Merupakan bagian purifier yang akan menghubungkan
secara otomatis tenaga dari motor ke pompa roda gigi ketika
purifier dioperasikan.
h) Butterfly Valve
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran kotoran menuju
ke tangki kotoran.
i) Heater
Berfungsi untuk memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke
dalam Purifier.
j) Reducing Valve
Reducing valve berfungsi untuk mensuplai dan mereduksi air
pengoperasian tekanan tinggi untuk menutup mangkuk.
k) Electromotor

35
Elektromotor berfungsi untuk memutar atau menggerakkan poros
pada purifier.
2) Komponen dalam
a) Disc
Disc adalah piringan dalam purifier yang berfungsi untuk
menahan aliran minyak yang akan dibersihkan secara perlahan-
lahan hingga akhirnya minyak keluar menuju ke tangki harian
b) Bowl Body
Berfungsi sebagai tempat dudukan bowl hood purifier.
c) Bowl Nut
Berfungsi untuk mengunci atau menahan bowl hood agar tidak
terlepas dari dudukannya.
d) Bowl Hood
Berfungsi sebagai tempat peletakan daripada piringan-
piringanyang merupakan tempat terjadinya proses pembersihan
minyak.
e) Main Seal Ring
Main seal ring berfungsi sebagai pelapis atau penyekat
antara main cylinder dan bowl hood agar minyak tidak terbuang
ke tangki kotoran pada saat Purifier sedang beroperasi.
f) Distributor
Berfungsi sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang
akan dibersihkan dan berfungsi membagi minyak ke tiap-tiap
bagian bowl disc melalui lubang distributor.
g) Main Cylinder
Main cylinder merupakan komponen dalam purifier yang
berfungsi sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang
akan dibersihkan.
h) Pilot Valve
Pilot valve berfungsi untuk membuka katup saluran air
pembuangan menuju tangki kotoran.
i) Gravity Disc

36
Gravity disc adalah sebuah cincin yang dipasang dalam purifier
untuk menghindari agar minyak dan air tidak bersatu kembali
pada saat minyak dan air keluar.
j) Bowl Disc
Piringan-piringan yang berfungsi sebagai pemisah minyak, air
dan kotoran menurut struktur dan susunan dari mangkuk tersebut.
k) Drain Nozzle pada Bowl Body
Berfungsi untuk mengeluarkan air pengisian untuk
mengangkat main cylinderI pada tekanan rendah pada saat air
pengisian tekanan tinggi masuk dan membuka pilot valve.
l) Sliding Bowl Bottom
Berfungsi untuk membuka kemudian membuang kotoran-kotoran
yang ada di dalam mangkuk lewat sludge port.
m) Spiral Gear
untuk menghubungkan dengan putaran antara poros
mendatar dan poros tegak.
n) Shaft
Shaft disini ada dua buah yaitu shaft horizontal dan shaft
vertikal sebagai penghubung antara putaran dari motor ke poros.

4. Manajemen Perawatan, Menurut Goenawan Danuasmoro, Yayasan Bina


Citra Samudera, Jakarta 2003 ( hal:7-9).
Dalam buku ini dikatakan bahwa semakin tua umur kapal maka kondisinya
juga akan semakin menurun, maka biaya perawatan juga akan semakin besar.
Tujuan daripada perawatan menurut buku ini adalah untuk mempertahankan
kondisi dan menjaga tingkat kemerosotan kapal serendah mungkin agar kapal
dapat dioperasikan setiap saat dibutuhkan.
Adapun jenis perawatan adalah Perawatan berencana dan insidentil. Salah satu
tujuan manajemen perawatan adalah mengurangi jumlah perawatan insidentil,
yang akan mengurangi jumlah kerusakan.
Ada dua jenis perawatan berencana:
a. Perawatan pencegahan
Perawatan ini ditujukan untuk mencegah kegagalan atau berkembangnya
kerusakan, atau menemukan kegagalan sedini mungkin.Dapat dilakukan

37
melalui penyetelan secara berkala, rekondisi atau penggantian alat-alat atau
berdasarkan pemantauan kondisi.
b. Perawatan korektif
Perawatan ini bertujuan untuk memperbaiki kerusakan yang sudah
diperkirakan, tetapi yang bukan untuk mencegah karena ditujukan bukan
untuk alat-alat yang kritis atau yang penting bagi keselamatan atau
penghematan.Strategi perawatan ini membutuhkan perhitungan/penilaian
biaya dan ketersediaan suku cadang kapal yang teratur.

Tabel 2.1

Bagan Strategi perawatan

PERAWATAN

PERAWATAN PERAWATAN

BERENCANA INSIDENTIL

PERAWATAN PERAWATAN

PENCEGAHAN PERBAIKAN

PERAWATAN PEMANTAUAN

PERIODIK KONDISI

PENGUKURAN PENGUKURAN

BERKESINAMBUNGAN PERIODIK

38
c. Tujuan daripada sistem perawatan tersebut antara lain:
1) Untuk mempertahankan kapal dapat beroperasi secara regular dan
meningkatkan keselamatan,baik awak kapal maupun peralatan di atas
kapal.
2) Untuk membantu perwira kapal menyusun dan mengatur rencana
dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kinerja kapal,dan mencapai
maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan oleh para manager di kantor
atau perusahaan.
3) Untuk memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang paling mahal
berkaitan dengan waktu dan material, sehingga mereka yang terlibat
benar-benar meneliti dan dapat meningkatkan metode yang
mengurangi biaya perawatan.
4) Agar dapat melaksanakan pekerjaan secara sistematis tanpa
mengabaikan hal-hal terkait dan melakukan pekerjaan dengan cara
paling ekonomis.
5) Untuk memberikan kesinambungan perawatan sehingga perwira yang
baru naik dapat mengetahui apa yang telah dikerjakan dan apalagi
yang harus dikerjakan.
6) Sebagai bahan informasi yang akan diperlukan bagi pelatihan dan agar
seseorang dapat melaksanakan tugas secara bertanggung jawab.
7) Untuk menghasilkan fleksibilitas sehingga dapat dipakai oleh kapal
yang berbeda walaupun dengan organisasi dan pengawakan yang
berbeda.
8) Memberikan umpan balik informasi yang dapat dipercaya ke kantor
untuk meningkatkan dukungan pelayanan dan desain kapal.

B. KERANGKA PEMIKIRAN
Kurang optimalnya perawatan terhadap HeavyFuel Oil purifier di atas
kapal,sehingga berpengaruh terhadap kinerja dari Mesin Induk. Berdasarkan buku
manual dan buku panduan lainnya diatas kapal maka perlu di teliti permasalahan
yang dapat menghambat kinerja dari Fuel Oil purifier di atas Kapal

39
MT.PRAMESTI. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan perawatan Fuel Oil purifier
guna mengoptimalkan kinerja dari pesawat bantu tersebut.

Dengan membaca buku manual purifier maka diharapkan para awak kapal dapat
mengetahui cara pengoperasian serta memperbaiki jika terjadi sesuatu
permasalahan pada Purifier. Berdasarkan hal tersebut maka perawatan di atas kapal
harus dilakukan sesuai dengan Planning Maintenance System( PMS) atau sering
disebut perawatan berencana pada purifier.

Oleh sebab itu harus dilaksanakan usaha peningkatan perawatan terhadap purifier
agar proses pembersihan bahan bakar optimal dan menghasilkan bahan bakar yang
bersih sehingga siap digunakan untuk Mesin Induk.

Maka untuk lebih memahami penjelasan pada skripsi ini, agar semua teori
berkesinambungan satu sama lain maka dibuatlah sebuah kerangka pemikiran pada
pokok permasalahan. Sehingga dapat dimengerti bagaimana masalah terjadi dan
pengaruh dari dalam serta luar lingkungan sehingga masalah pada Purifier ini dapat
dicegah dan dipecahkan masalahnya.Apabila perawatan dapat dilakukan dengan
baik dan benar, maka hal tersebut tidak seharusnya terjadi.

Akan tetapi karena banyaknya para awak kapal maupun para pekerja yang ada di
kantor kurang mampu, maka hal-hal tersebut pun terjadi. Terkadang banyak para
awak kapal tidak melakukan pelatihan ataupun perkenalan terlebih dahulu
mengenai perkapalan baik dikantor ataupun di kapal. Seperti yang telah penulis
alami sendiri banyak Taruna yang baru saja join di perusahaan langsung
diberangkatkan ke kapal. Dengan ini maka ilmu, kemampuan serta keterampilan
harus dibutuhkan di kapal. Untuk lebih memahami keterkaitan daripada semua
kegiatan dan aktivitas tersebut maka akan dijelaskan dalam sebuah kerangka pikir.

Adapun pola pikir yang akan di bahas adalah berdasarkan pokok masalah yang
telah terjadi di Kapal MT.PRAMESTI milik PT.Berlian Laju Tanker,Tbk adalah
sebagai.berikut:

40
KERANGKA PEMIKIRAN

MASALAH POKOK

Kotornya bowl dan terjadinya tumpahan minyak pada


Purifier.

Masalah

1. Kurangnya pembilasan pada bowl


1. Perawatan tidak sesuai Perawatan
purifier
Berencana
2. Kualitas bahan bakar yang kurang
2. Sumber Daya Manusia yang kurang
bagus.
terampil.
3. Kurangnya pembersihan dan
3. Kemampuan dan Keterampilan
overhaul pada purifier
Masinis yang kurang dalam
4. Ukuran gravity disk yang tidak
perbaikan permesinan
tepat
5. Main seal rusak
6. Pilot valve tidak berfungsi

1. Melakukan pemantauan kondisi. 1. Melakukan perawatan Berencana.


2. Melakukan perawatan sesuai 2. Melakukan perawatan sesuai buku
kondisi dan jamkerjapurifier. manual Purifier.
3. Melakukan pengoperasian sesuai 3. Melakukan pelatihan terhadap
petunjukbuku manual Purifier. SDM untuk meningkatkan
4. Melakukan pemilihan ukuran Keterampilan.
gravity disk

TUJUAN

Agar Purifier beroperasi dengan baik guna menunjang


kelancaran Mesin Induk di Kapal MT.PRAMESTI

41
42
BAB III

METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


1. Waktu Penelitian
Dalam rangka menyusun skripsi ini, penelitian dilakukan pada masa praktek laut
(prala) selama kurang lebih dari satu (1) tahun yang dilaksanakan pada saat
semester V dan semester VI yang merupakan Program Diploma IV Sekolah
Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta terhitung sejak tanggal 05 November 2011
sampai 03 November 2012. Selama praktek tersebut digunakan untuk
mengamati dan meneliti permasalahan yang terjadi di atas Kapal MT. Pramesti
yang merupakan salah satu kapal kimia dari sebanyak 66 kapal kimia lainnya
yang dimiliki oleh PT.Berlian Laju Tanker Tbk. Sampai tanggal 30 April 2011
sebanyak 97 kapal tanker dioperasikan oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk,
dimana 66 kapal kimia,13 kapal minyak,16 kapal gas dan 2 kapal offshore.

2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah Kapal
MT.PRAMESTI yang merupakan armada dari PT.Berlian Laju Tanker Tbk,
yang berlokasi di Jalan Abdul Muis No.40 Jakarta, Indonesia.Pelatihan secara
teori maupun Comersial Basic Training (CBT) telah dilakukan di Kantor PT.
Berlian Laju Tanker Tbk ini sebelum taruna diberangkatkan ke kapal.

Berikut adalah data-data spesifikasi kapal tempat penelitian selama praktek laut.

Nama Perusahaan : PT. Berlian Laju Tanker Tbk, Jakarta


Nama Kapal : MT.PRAMESTI
Kebangsaan : Singapura
Tipe Kapal : Oil/Chemical Tanker
43
Nama Panggilan : 9V7973
No IMO : 9442548
Bendera : Singapura
Klasifikasi : NK/NS(TankerOil,Chemical kelas II&III)
Pemilik Kapal : Mount Rinjani Shipping Pte.Ltd
Tahun Pembuatan : 25 Agustus,2008
Bobot Mati : 20.831 T
Berat kotor : 12.105 T
Berat Bersih : 6665 T
Panjang Keseluruhan Kapal : 147.83 M
Lebar Kapal : 24.20 M
Tinggi Kapal : 12.89 M
Mesin Induk : 1 Set B&W 6S42MC (MARK6)
Mesin Bantu : Yanmar 6N18L-EV, 3 Set x 500 KW
Boiler : Aalborg Industry KK, 16.000 Kg/jam
Mesin Emergency : 1 Set 72 KW
Tenaga Mesin Induk : 6150 KW
Bow Thruster : 515 KW
Baling-Baling : Single Screw Right Hand Fixed
Area Pelayaran : Ocean Going
Kecepatan Kapal : 15.1 Knots
Mesin Crane : 1 Set tipe hidrolik, Kapasitas 5 T
Pompa Kargo : 22 (Set)s Pompa sentrifugal
Jumlah Tangki : 22 tangki termasuk 2 tangki slop
Tangki Ballast : 18 Nos, 7848.56 m3
Tangki Air Tawar : 3 Nos,304.98 m3
Tangki Cleaning : 2 Nos, 365.38 m3
Tangki Minyak Heavy Fuel : 4 Nos, 936.37 m3

Untuk lebih memahami daripada pengamatan dan penelitian yang dilakukan di


atas Kapal, maka data-data dari MesinHeavy Fuel Oil Purifier juga akan
dituliskan sebagai mesin yang di teliti.

44
Berikut adalah data-data spesifikasi dari HeavyFuel Oil Purifier:

Tipe : Mitsubishi Seljector

Model : SJ 30G

Kapasitas : 3500 L/h

Berat : 370 Kg

Revolution : 10.000 min-1

Motor : 5.5 KW

B. METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Metode Pendekatan
Agar pemecahan masalah di skripsi ini dapat dilakukan dengan baik dan
sistematis maka penulis menggunakan beberapa metode pendekatan masalah
yang dianggap sesuai dengan masalah di dalam skripsi ini. Adapun metode
pendekatan pada skripsi ini, yaitu:
a. Studi Kasus
Pada metode ini, penulis menemukan sebuah kasus yang sering terjadi di
Kapal MT.PRAMESTI yaitu keluhan para Masinis terhadap kebocoran atau
peluberan minyak pada HeavyFuel Oil purifier. Kemudian masalah ini kami
amati dan diteliti bersama para Masinis di atas kapal guna mencari penyebab
daripada masalah tersebut. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemakaian
bahan bakar diatas kapal, karena bahan bakar terbuang dengan percuma sebab
tidak dapat dipakai lagi dan bila kasus ini terus-menerus terjadi dan tidak
segera dilakukan perbaikan ataupun penanganan maka dapat merugikan kapal
maupun perusahaan.Dengan panduan buku manual dan dokumen-dokumen
serta catatan-catatan harian masinis yang ada di atas kapal, maka penulis
dapat mempelajari dan menemukan penyebab terjadinya masalah tumpahan
minyak yang terjadi pada Purifier.

b. Problem Solving
Dalam pembahasan masalah Purifier ini, maka penulis telah mencari data-
data dan dokumen serta catatan harian para Masinis di atas kapal.Berdasarkan

45
informasi dan data-data yang di kumpulkan di atas kapal maka nantinya akan
dapat disimpulkan dengan tepat bagaimana dalam memecahkan masalah
tersebut.
c. Deskriptif Kualitatif
Pendekatan deskriptif kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada fakta dan data yang didapat pada masalah
yang terjadi. Pada pendekatan ini penulis membuat suatu gambaran terhadap
proses pengoperasian daripada HeavyFuel Oil Purifier. Data-data dan
catatan-catatan harian dari masinis merupakan bukti nyata untuk mengetahui
gambaran mengenai masalah yang terjadi pada Purifier.Dari fakta-fakta
tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bagaimana untuk memecahkan
masalah Purifier secara kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data


Dalam rangka menyusun skripsi ini maka pengumpulan data dan informasi yang
lengkap, objektif dan dapat dipertanggung-jawabkan agar dapat menjadi suatu
gambaran dan pandangan yang benar, sehingga dapat diolah dan disajikan serta
diuji kebenarannya. Dalam penyusunan skripsi ini digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian
di Kapal MT.PRAMESTI selama melakukan praktek kerja.yaitu terjadinya
tumpahan minyak pada Purifier dan kotornya mangkuk Purifier. Dimana
permasalahan terjadi akibat belum dilaksanakan perawatan sesuai Perawatan
Berencana pada HeavyFuel Oil Purifier serta kerusakan pada mangkuk
Purifier. Kemampuan dari masinis dan awak Kapal juga merupakan salah
satu faktor penyebab masalah ini terjadi dalam perawatan pesawat bantu ini.
Adapun dampak dari permasalahan ini yaitu banyaknya bahan bakar yang
terbuang ke tangki kotor bahkan menyebabkan kinerja dari Mesin Induk yang
kurang sempurna, sehingga kelancaran dari pengoperasian kapal pun
terganggu juga.Pengamatan langsung juga saya lakukan terhadap Purifier
dimana sering terjadi bunyi ataupun getaran yang tidak normal pada
Purifier.Ternyata masalah ini disebabkan dari kurang mampunya masinis
dalam melakukan perawatan yang secara teratur terhadap purifier.

46
b. Wawancara
Teknik wawancara pun dilakukan untuk lebih mendalami dan memahami
bagaimana hal itu bisa terjadi. Masinis empat sebagai penanggung jawab
pesawat bantu di kapal telah saya ajukan berbagai pertanyaan untuk
memperoleh data yang lebih akurat, sebab masinis empat langsung
menangani alat ini. Adapun pertanyaan pada saat wawancara yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Mengapa HeavyFuel Oil Purifier mengalami tumpahan atau peluberan
minyak?
Masinis IV menjawab: Adanya kerusakan pada komponen Fuel Oil
Purifier dapat menyebabkan hal tersebut terjadi.
2) Komponen apa yang rusak dan mengapa masinis tidak segera
menggantinya?
Masinis IV menjawab: seperti mangkuk-mangkuk Purifier, gravity
disk,seal dan o-ring pada silinder utama adalah penyebab terjadinya
kebocoran pada Purifier.
3) Apa yang menyebabkan terjadinya getaranabnormal padaPurifier?
Masinis IVmenjawab :
a) Terjadinya kesalahan pemasangan pada komponen Purifier.
b) Kotornya bowl purifier sehingga terjadi pengembangan pada bowl
yang mengakibatkan ketidakseimbangan.
c) Posisi kapal yang goyang ataupun miring akibat cuaca buruk.
4) Apa yang menyebabkan bowl dan piringan Purifier kotor?
Masinis IV menjawab:
a) Pengaruh dari bahan bakar pada saat bunker ada kemungkinan bahan
bakar dengan kualitas yang kurang bagus.
b) Perawatan dan pengawasan yang kurang terhadap Purifier.

Cara ini dianggap cukup efisien mengingat tidak selamanya data yang
terdapat pada buku manual Purifier dapat menyelesaikan suatu masalah yang
terjadi. Selain itu penulis melakukan diskusi pada rekan-rekan taruna di kelas
dengan maksud mendapatkan perbandingan antara masalah yang pernah
terjadi pada kapal masing-masing selama praktek laut, khususnya yang
berkaitan dengan Heavy Fuel Oil Purifier.

47
c. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi juga dilakukan dengan
mengambil dan meneliti dokumen-dokumen kapal, gambar-gambar atau
arsip-arsip dan surat-surat keterangan yang ada di kamar mesin yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Data-data tersebut
merupakan data-data yang akurat dan kongkrit di kamar mesin.Data-data
tersebut memberikan keterangan yang nyata dan benar di atas kapal selama
melakukan pelayaran, dimana data-data tersebut telah didokumentasikan serta
dilaporkan kepada perusahaan. Dokumen yang telah dibaca dan dilihat yang
berada di Kapal MT. Pramesti adalah sebagai berikut:
1) Catatan harian di kamar mesin atau sering disebut Log Book.
2) Catatan bulanan yang merupakan laporan bulanan ke kantor.
3) Surat laporan perawatan dan perbaikan menurut Planning Maintenance
system (PMS).
4) Poto-poto dokumentasi saat perbaikan dan bongkar purifier.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka ini diperoleh dari berbagai sumber buku ataupun buku manual
yang akan digunakan sebagai perbandingan untuk menemukan pemecahan
dan pembahasan masalah dengan tepat.

C. SUBJEK PENELITIAN
1. Populasi
Sebagai populasi dalam penelitian ini, populasi diambil dari seluruh prosedur
perawatan mengenai pesawat bantu HeavyFuel Oil Purifier yang ada di atas
Kapal MT.PRAMESTI milik Perusahaan PT. Berlian Laju Tanker Tbk, salah
satunya adalah pesawat bantu HeavyFuel Oil Purifier.

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penulisan skripsi ini digunakan teknik analisis dengan metode deskriptif
kualitatif dari studi kasus. Teknik analisis ini memaparkan suatu kejadian atau
peristiwa yang terjadi di atas Kapal MT.PRAMESTI yang berkaitan dengan
HeavyFuel Oil Purifier.Dengan metode analisis tersebut penulis berharap dapat
memudahkan para pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini serta dapat
memberikan solusi ataupun pemecahan masalah dengan baik.

48
49
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA
Berikut ini adalah beberapa gambaran dan data dari pengalaman yang pernah
dialami oleh penulis pada waktu melaksanakan praktek laut di kapal MT.
PRAMESTI. Selama penulis melaksanakan praktek laut tersebut, penulis
menemukan permasalahan yang terjadi pada Heavy Fuel Oil Purifier yang
mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Tipe : MITSUBISHI SELFJECTOR

Model : SJ 30 G

Separator temperatur : 980C

Kapasitas : 3500 L/h

Berat : 370 Kg

Putaran : 10.000 min-1

Motor : 5.5 KW

Pada skripsi ini, penulis menggambarkan permasalahan yang dialami seperti pada
tabel berikut:

50
Tabel 4.1

Tabel Pokok Masalah


KEADAAN PERMASAL-
WAKTU INDIKASI SEBAB AKIBAT
KAPAL AHAN

a) Kotoran
menumpuk di
bowl Purifier.
a. kurangnya 1) Kurang pedulinya
pembilasan masinis jaga dan b) Semakin banyak
terhadap oiler untuk kotoran di
bowlPurifier melakukan dalam bowl
pembilasan dapat
terhadap Purifier. menimbulkan
getaran pada
b. Kualitas Purifier.
bahan bakar 2) Pemeriksaan
yang kurang tidak langsung
c) Dapat
bagus pada dilakukan
menimbulkan
08 JAN
1. Kotornya saat bunker. terhadap bahan
BERLAYAR korosi pada
2012 bowl bakar sebelum
disk-disk
Purifier bunker
Purifier.

c. kurangnya
d) Jika getaran
pembersihan 3) Kurangnya
berlangsung
dan overhaul pengetahuan
lama dapat
pada masinis untuk
mengakibatkan
bowlpurifier melakukan
disk-disk pecah
overhaul terhadap
atau retak.
purifier

e) Umur
komponen
Purifier
berkurang

51
a) Banyak
1) Masinis tidak
minyak yang
mampu melakukan
terbuang ke
pemilihan ukuran
sludge tank
gravity disk yang
a. Ukuran
tepat
gravity disk b) Tangki
yang tidak minyak kotor
tepat cepat penuh.
2) Masinis tidak
melakukan

b. Main seal pengecekan pada c) minyak kotor


rusak main seal saat harus dibakar
bongkar Purifier di Incinerator.
2) Terjadinya
08 JAN tumpahan d) Kualitas
BERLAYAR
2012 minyak c. Pilot Valve bahan bakar
3) Masinis tidak
pada tidak memeriksa ke Mesin
Purifier berfungsi komponen pilot Induk kurang

valve pada badan bagus

mangkukPurifier

d. Tidak e) Komsumsi
stabilnya bahan bakar
4)
tekanan dari tangki
jarangnyamelakuka
pada air berganda
n pembersihan pada
suplai sangat drastis
saringan reducer
berkurang
untuk air supplai.
tapi banyak
terbuang ke
tangki kotor.

52
1. Kotornya Bowl Purifier.
Hal ini terjadi pada tanggal 08 Januari 2012 pada saat Kapal berlayar dari
Texas (Amerika) menuju Le Havre ( Prancis). Kapal bertolak pada tanggal 02
Januari 2012 dari Texas dengan menggunakan bahan bakar Heavy Fuel
Oil.Dalam perjalanan sebelum memasuki daerah Eropa khususnya daerah
Sulphur Emission Control Area (SECA) dimana daerah tersebut harus
membutuhkan minyak kadar belerang yang rendah. Setelah melakukan
penggantian bahan bakar dimulai dari tanggal 06 Januari.Kemudian ada
laporan dari masinis IV pada tanggal 08 Januari mengatakan bahwa Purifier
mengalami gangguan yaitu sering terjadi alarm kebocoran minyak pada
Purifier. Kemudian dilakukan pembongkaran pada purifier pada saat itu juga
ditemukan bahwa mangkuk Purifier Kotor, terdapat banyak residu padat
melekat pada mangkuk dan piringan-piringan purifier

2. Terjadinya Tumpahan Minyak Pada Purifier.


Dari tabel diatas telah dipaparkan mengenai masalah yang terjadi di Kapal
MT.PRAMESTI pada saat berlayar menuju Eropa, dimana masalah tersebut
sangat mempengaruhi kinerja Purifier yang mengakibatkan timbulnya masalah-
masalah lain yang saling berkaitan antara satu sama lain.
Sebelum melakukan pembongkaran itu telah didata bahwa pertambahan minyak
di tangki kotor meningkat secara drastis.Hal ini telah di data selama 2 hari
terakhir pada logbook minyak kotor.Masalah ini berkaitan dengan kasus pertama
yaitu pada saat terjadi alarm pada Purifier. Sebelumnya juga oiler jaga
mengatakan bahwa alarm itu sering terjadi, tapi oiler hanya melakukan tindakan
dengan melakukan Discharge test pada panel, maksud dari Discharge test ini
adalah melakukan pembilasan secara paksa pada purifier. Maka untuk lebih
memahami masalah-masalah yang terjadi pada purifier maka akan dibahas pada
analisa data.

B. ANALISIS DATA
Pada bagian ini penulis akan menguraikan data-data yang ada dan menjelaskan
penyebabtimbulnya masalah pada Purifier serta mencari hubungan dari
permasalahan dan cara mengatasi permasalahan tersebut. Pada bagian ini penulis
akan menguraikan data-datadan menjelaskan penyebab dari permasalahan tersebut.

53
Adapun masalah-masalah Purifier yang telah terjadi di Kapal MT.PRAMESTI
adalah sebagai berikut:
1. Kotornya Bowl Purifier.
Purifier yang beroperasi terus-menerus akan menimbulkan berkurangnya daya
tahan pada bagian-bagian Purifier. Salah satu penyebab tersebut adalah sering
terjadinya kotor pada mangkuk dan disk-disk Purifier dan menyebabkan
penurunan hasil purifikasi.

Penyebab-penyebab kotornya bowl purifier adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya pembilasan pada bowl purifier.


Peranan pembilasan dengan menggunakan air tawar merupakan salah satu
sistem kerja pada purifier.Banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pembilasan mangkuk ini. Dengan melakukan pembilasan sesuai
interval waktu yang tepat akan mengurangi residu maupun kotoran yang
melekat pada mangkuk dan disk-disk Purifier. Pada saat pembongkaran
sebelumnya pada Purifier telah ditemukan banyak kotoran-kotoran padat
melekat pada mangkuk dan disk Purifier, hal ini terjadi karena masinis IV
sebagai masinis yang bertanggung-jawab terhadap pesawat ini tidak
memperhatikan kinerja Mesin tersebut. Oiler jaga juga melakukan hal yang
sama yaitu tidak melakukan pengawasan pada saat jam jaga sehingga hal
tersebut dapat terjadi.
Di kapal MT.PRAMESTI masinis jaga melakukan pembilasan Purifier sekali
dalam jam jaga, berarti hanya dilakukan 1 kali dalam 4 jam. Hal ini tidak
disadari oleh masinis karena masinis tidak membaca buku manual Purifier,
karena setiap Purifier yang berbeda jenis berbeda juga waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pembilasan. Dan untuk melakukan pembilasan
itu masinis harus benar-benar memahami dan mengerti cara dari sistem
pembilasan, baik jumlah air yang digunakan, tekanan air dan interval waktu
yang diperlukan untuk membilas mangkuk.
Begitu juga dalam jumlah air tawar yang digunakan untuk pembilasan
Purifier harus digunakan dengan tepat sesuai buku manual selfjector SJ 30G,
karena setiap jenis pesawat yang berbeda juga memiliki kapasitas yang
berbeda.Di Kapal MT.PRAMESTI masinis maupun oiler jaga melakukan
pembilasan yang tidak tepat, mungkin 1 kali atau 2 kali dan waktu waktu

54
pembilasan tidak tepat.Hal inilah yang mengakibatkan mangkuk dan
piringan-piringan di dalam Purifier cepat kotor dan bahkan dapat
menimbulkan karat pada piringan tersebut.

b. Buruknya kualitas bahan bakar pada saat bunker.


Kualitas bahan bakar merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
purifikasi minyak. Hal buruk yang pernah dilakukan MT.PRAMESTI adalah
pada saat bunker bahan bakar Low Sulphur Fuel Oil di Amerika. Yang
dimaksud dengan Low sulphur ini adalah minyak dengan kadar belerang yang
rendah. Bahan bakar ini akan berpotensi mengurangi kadar belerang pada
pembakaran di dalam silinder Mesin Induk dan juga berpotensi mengurangi
kadar belerang pada gas buang Mesin Induk Kapal. Di Kapal
MT.PRAMESTI yang bertanggung jawab terhadap bunker bahan bakar
adalah Masinis III, dimana pada saat itu masinis tidak langsung mengecek
bahan bakar tersebut sampai bunker selesai. Masinis biasanya hanya
mengecek jumlah atau kuantitas bahan bakar yang akan pompa ke tangki.
Faktor yang mempengaruhi buruknya kualitas bahan bakar adalah sebagai
berikut:
1) Kandungan air
Air yang terkandung di dalam Heavy Fuel Oil dapat berasal dari berbagai
sumber dan bisa berupa air biasa atau bahkan air laut.Air juga dapat
dihasilkan dari kondensasi yang terjadi di dalam tangki penyimpanan
bahan bakar. Semakin tinggi kandungan air dapat menyebabkan penurunan
kandungan energi pada bahan bakar tersebut, yang nantinya akan
mengakibatkan peningkatan jumlah komsumsi bahan bakar. Bila HFO
terkontaminasi dengan air laut maka kandungan garam yang terdapat pada
air laut dapat menyebabkan korosi pada sistem bahan bakar termasuk
sistem injeksi bahan bakar.Air laut dapat menjadi penyebab masalah
deposit dan korosi terutama pada area bertemperatur tinggi.
2) Kandungan sulfur
Sulfur yang terkandung dalam bahan bakar HFO dapat mengakibatkan
korosi temperatur rendah. Sulfur juga dapat menyebabkan deposit pada
sistem gas buang, biasanya bersama dengan vanadium dan deposit ini
dapat menyebabkan korosi pada temperatur tinggi.

55
3) Kandungan abu
Abu yang terdapat pada bahan bakar HFO juga mengakibatkan buruknya
kualitas bahan bakar.
4) Kandungan residu karbon
Kandungan residu karbon yang tinggi akan mengakibatkan pembentukan
deposit di dalam ruang bakar dan sistem udara gas buang.
5) Kandungan aspal
Kandugan aspal yang terdapat pada bahan bakar HFO ini juga dapat
menyebabkan pembentukan deposit pada ruang bakar dan pada sistem gas
buang. Kandungan aspal ini dapat mengurangi kualitas pembakaran pada
ruang silinder Mesin Induk.
6) Kandungan sedimen
Kandungan sedimen pada bahan bakar HFO ini dapat berupa organik dan
anorganik. Seperti pasir, karat, lumpur dan kotoran lainnya.Kandungan-
kandungan inilah yang menyebabkan kualitas bahan bakar menjadi kurang
bagus.
c. Kurangnya pembersihan dan overhaul pada mangkuk Purifier.
Setelah membahas mengenai pembilasan dan pengaruh kualitas bahan bakar
yang terjadi di Kapal MT.PRAMESTI. Salah satu penyebab kotornya
mangkuk Purifier adalah akibat jarangnya pembersihan atau overhaul pada
Purifier. Masinis di Kapal kurang melakukan pembersihan terhadap
komponen-komponen Purifier karena Masinis kurang memperhatikan jam
kerja Purifier. Bila semakin lama Purifier beroperasi maka akan semakin
menimbulkan kotoran-kotoran semakin meningkat pada mangkuk ataupun
piringan-piringan Purifier.
Faktor-faktor yang menyebabkan minimnya pembersihan ataupun overhaul
pada Purifier di Kapl MT.PRAMESTI adalah sebagai berikut:
1) Kurangnya perhatian masinis di Kapal MT.PRAMESTI terhadap jam kerja
Purifier sehingga jarang melakukan pembongkaran.
Masinis di Kapal kurang memperdulikan jam kerja pesawat ini di Kapal,
sehingga masinis membiarkan Purifier beroperasi secara terus menerus
selama tidak ada kerusakan.Akibat jalannya pesawat ini secara
berkelanjutan maka masinis tidak dapat menentukan bagian mana atau
komponen mana yang harus diperiksa dan perlu diganti.Terutama masinis

56
IV sebagai masinis yang bertanggung jawab terhadap pesawat ini tidak
memberikan jadwal pembongkaran dan pengecekan pada Purifier.sebab
jika hanya melakukan pembilasan tidak cukup untuk meningkatkan proses
pemisahan minyak yang sempurna.
2) Tidak adanya jadwal overhaul yang dibuat oleh masinis pada pesawat
Purifier
Penjadwalan adalah peranan yang sangat penting dalam melakukan
kegiatan kerja di atas Kapal.Di Kapal MT.PRAMESTI masinis sering
melakukan pekerjaan tanpa dengan menentukan jadwal kerja. Hal inilah
salah satu yang menyebabkan banyak kegiatan di atas Kapal sering saling
bertemu antara satu sama lain. Dimana harusnya mengerjakan Purifier
padahal masih ada pekerjaan lain lagi yang harus dikerjakan dan
sebaliknya. Karena tidak adanya jadwal perbaikan ataupun pembongkaran
tersebut maka sering pelaksanaan pembersihan dan pembongkaran
pesawat Purifier sering tertunda.

2. Terjadinya Tumpahan Minyak Pada Purifier


Dari sistem kerja purifier yang benar adalah bekerjanya semua komponen
dengan normal.Semua dapat bekerja dengan normal apabila dilakukan sesuai
prosedur pengoperasian dan prosedur pemberhentian purifier.Pada kasus ini
Kapal MT.PRAMESTI mengalami suatu masalah yang sangat mengganggu
kinerja purifier saat beroperasi, yaitu sering terjadinya tumpahan minyak ke
tangki kotor.
Adapun penyebab-penyebab terjadinya tumpahan minyak adalah sebagai
berikut:
a. Tidak tepatnya ukuran gravity disk yang digunakan pada Purifier
Pengaruh gravity disk ini sangat berperan penting dalam proses pemisahan
minyak pada purifier. Dalam purifier minyak yang masuk akan berputar, dan
akan terjadi pelemparan secara sentrifugal sehingga zat cair yang mempunyai
berat jenis lebih berat akan terlempar jauh, sedangkan yang lebih ringan akan
berada dekat sumbu putaran. Jika berat jenis yang masuk ke purifier berubah-
ubah maka ukuran gravity disk juga akan diubah. Yang menjadi masalah pada
Kapal MT.PRAMESTI adalah masinis IV tidak melakukan pemasangan

57
gravity disk yang sesuai dengan tipe minyak yang baru. Sebab spesifik bahan
bakar yang baru berbeda dengan bahan bakar yang lama.
Faktor-faktor yang menyebabkan pemilihan ukuran gravity disk yang tidak
tepat adalah sebagai berikut:
1) Kurangnya pengetahuan masinis dalam menentukan spesifik gravity bahan
bakar.
Untuk melakukan penentuan ukuran gravity disk yang tepat maka salah
satu hal yang harus dilakukan adalah mendapatkan spesifik gravity bahan
bakar. Spesifik gravity (SG) ini juga dapat diperoleh dari suplier bahan
bakar pada saat melakukan bunkering.Jadi masinis yang menperoleh
spesifik gravity tersebut harus menuliskan dan melampirkannya di buku
logbook ataupun dituliskan pada buku harian. Bahan bakar yang
digunakan pada purifier ini adalah jenis HFO yang merupakan minyak
berat. Dimana semakin berat bahan bakar tersebut maka akan semakin
tinggi spesifik gravitinya. Seperti pada bahan bakar HFO spesifik
gravitinya sekitar lebih dari 0,9500 pada temperatur 600F. Bahan bakar ini
merupakan jenis minyak berat, sedangkan untuk jenis minyak ringan dan
sedang sekitar 0.8300- 0.9500.
Kesalahan dalam penentuan spesifik gravity bahan bakar ini akan
berpengaruh pada proses pemilihan ukuran diameter disk. Ketidak
mampuan masinis dalam memilih ukuran disk inilah yang menyebabkan
pemasangan ukuran disk yang tidak tepat pada Purifier sehingga pesawat
tersebut sering mengalami kebocoran minyak ke tangki kotor.Penumpukan
minyak di tangki kotor dapat menambah pekerjaan lain, karena minyak
kotor tersebut tidak dapat lagi digunakan melainkan harus dibakar di
Incinerator.
2) Tidak sesuainya kekentalan bahan bakar (viskositas)
Salah satu syarat yang dibutuhkan untuk menentukan ukuran diameter
gravity disk adalah harus menentukan kekentalan bahan bakar. Untuk
bahan bakar jenis HFO juga dapat diperoleh pada saat bunker. Viskositas
ini artinya merupakan kecepatan aliran fluida atau cairan, yang
memperoleh satuan mm2/s (cst) diukur pada temperatur 500C. Untuk bahan
bakar yang digunakan di Kapal MT.PRAMESTI adalah 380 CSt. Setelah
memperoleh data itu dari suplier maka dapat dilakukan untuk pemilihan

58
ukuran gravity disk.Di Kapal MT.PRAMESTI masinis sering tidak
menentukan kekentalan bahan bakar tersebut.sehingga masinis tidak
pernah melakukan penggantian terhadap gravity disk. Dimana masinis bila
menggunakan bahan bakar yang berbeda tetap saja masinis memasang
gravity disk yang lama, padahal spesifik dan kekentalan bahan bakar
tersebut tidak sama.
b. Main seal rusak
Main seal merupakan salah satu komponen purifier yang sangat berpengaruh
pada sistem kerja purifier.Main seal ini berada pada permukaan silinder
utama. Komponen ini berfungsi untuk menutup rapat antara bowl hood
dengan bowl body. Bila main seal tersebut mengalami kerusakan pada
permukaaannya ataupun terjadi goresan maka dapat menimbulkan antara
bowl hood dan bowl body tidak tertutup rapat. Bila permukaan itu tidak
tertutup rapat maka minyak dapat keluar dari dalam mangkuk ke pipa kotoran
kemudian ke tangki kotor.Masinis IV di Kapal MT.PRAMESTI pada saat itu
melakukan pembongkaran pada purifier.Setelah melakukan pembongkaran
tersebut masinis mencoba membuka main seal pada silinder tersebut untuk
memeriksanya. Masinis mengecek seal tersebut dengan keadaan terdapat
goresan dan seal tersebut agak mengeras akibat panas. Seal tersebut dapat
mengeras karena terbuat dari bahan karet, sehingga bila terjadi kontak
langsung dengan area panas dapat menyebabkan terjadinya pengerasan pada
karet seal tersebut.
Akan tetapi masinis tidak melakukan penggantian komponen dengan seal
yang baru. Masinis IV langsung saja memasang kembali seal tersebut seolah-
olah tidak ada kerusakan pada seal. Hal inilah juga yang dapat menyebabkan
terjadi kebocoran minyak pada Purifier.
c. Pilot valve tidak berfungsi
Komponen ini berada pada bagian badan mangkuk purifier dimana bagian ini
sangat mempengaruhi dalam proses purifikasi. Pilot valve ini berfungsi untuk
menahan air pada saat purifier beroperasi.Air suplai dari operating water
valve dimasukkan ke mangkuk untuk menekan silinder utama ke bawah dan
keatas. Yang dimaksud kebawah dan keatas adalah menekan silinder ke posisi
menutup mangkuk dan ke bawah adalah menekan pilot valve untuk
mengeluarkan air yang berada di dalam silinder utama keluar sehingga

59
silinder utama yang menutup menjadi terbuka untuk membuang sisa-sisa
minyak bersama kotoran di dalam mangkuk purifier pada saat pembilasan. Di
dalam pilot valve ini terdapat O-ring yang berfungsi untuk menahan air
masuk dan keluar silinder utama. Di Kapal MT.PRAMESTI saya
memperhatikan masinis IV tidak membongkar pilot valve tersebut dengan
alasan komponen ini kecil dan susah untuk membukanya. Padahal bagian ini
sangat berpengaruh pada saat pembilasan purifier.
Masalah yang akan timbul bila tidak dilakukan pembersihan pada bagian ini
adalah terjadinya kemacetan pada pilot,dimana O-ring tidak dapat bekerja
akibat adanya kotoran yang melekat pada bagian permukaan pilot tersebut.
Bila dibiarkan secara terus-menerus maka endapan kotoran akan semakin
tebal melekat pada komponen ini dan mengakibatkan pilot valve tidak
berfungsi. Hal ini juga menjadi penyebab peluberan minyak dari mangkuk
purifier.
d. Tidak stabilnya tekanan pada air suplai
Dalam pembilasan pada proses purifier adalah menggunakan air tawar, maka
untuk menjaga kelancaran purifikasi ini keadaan air tawar yang akan masuk
ke purifier harus diatur tekanan yang sesuai. Dalam sistem air bilas ini
memiliki sebuah komponen yang dinamakan dengan reducer.Reducer ini
berfungsi untuk mengurangi tekanan yang terlalu tinggi dari tangki hidrofor
ataupun pompa.Di purifier Mitsubishi Selfjector ada sebuah saringan sebelum
reducer tersebut yang disebut dengan strainer. Strainer ini berfungsi untuk
menyaring air tawar yang akan digunakan untuk membilas mangkuk purifier.
Masinis IV di Kapal MT.PRAMESTI terkadang tidak memperhatikan strainer
ini, jarang dibersihkan. Padahal bila strainer ini tidak dibersihkan akan terjadi
sumbatan yang mengakibatkan menurunnya tekanan pada reducer, sehingga
air yang masuk ke mangkuk tidak mencapai tekanan yang di tentukan.

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Berdasarkan fakta-fakta dan kejadian-kejadian yang telah di analisa oleh penulis,
maka diketahui bahwa kendala yang terjadi pada pesawat bantupurifier di Kapal
MT.PRAMESTI disebabkan oleh dua hal yaitu, kotornya mangkuk dan terjadinya
tumpahan minyak pada purifier. Sehubungan dengan kendala yang telah ditemukan

60
pada pesawat tersebut maka perlu diuraikan beberapa alternatif pemecahan
masalah.
1. Untuk Mencegah Kotornya Bowl Purifier.
Dari beberapa data atau masalah yang telah dianalisis ternyata kekotoran pada
mangkuk purifier ini menjadi salah satu kendala pada proses purifikasi minyak.
Yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menghindari sehingga tidak terjadi
kekotoran pada bowl Purifier adalah:
a. Melakukan pembilasan pada bowl purifier.
Pembilasan terhadap mangkuk telah dilakukan di Kapal MT.PRAMESTI, tapi
proses pembilasan tersebut masih kurang sempurna.
Maka langkah-langkah yang dilakukan untuk pembilasan yang tepat adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan pembilasan sebanyak 24 kali dalam satu hari.
Berarti pembilasan ini harus dilakukan setiap 1 kali dalam 1 jam, hal ini
berarti semakin sering melakukan pembilasan maka akan semakin
meningkatkan kelancaran pada proses purifikasi, karena mangkuk dalam
kondisi bersih. Waktu yang dibutuhkan untuk pembilasan ini juga harus
diatur intervalnya yaitu sekitar 60 menit. Jadi setiap 1 jam harus dilakukan
pembilasan. Hal ini berlaku untuk jenis bahan bakar tipe C heavy oil 380
cst pada 500C. Peristiwa ini disesuikan dengan buku manual Purifier.
2) Pembilasan dilakukan dengan menggunakan air tawar sebanyak 3.5 liter
dalam setiap kali pembilasan.
Pembilasan ini akan normal bila menggunakan jumlah air sebanyak 3.5
liter kedalam mangkuk Purifier. Bila tidak, maka dapat menimbulkan
abnormal pada saat pembilasan.Pembilasan yang abnormal ini dapat
menyebabkan minyak tercampur dengan air.
3) Tekanan pada air tawar sekitar 0.03 Mpa.
Tekanan ini sangat berpengaruh untuk pembilasan supaya kotoran dapat
terbuang dari mangkuk ke tangki kotor. Tekanan ini juga dibutuhkan untuk
mendorong silinder utama naik dan turun pada waktu pembilasan, bila
tidak maka pembilasan akan gagal dilakukan. Tekanan ini akan digunakan
baik untuk sealing water dan pembukaan bowl disk dan penutupan bowl.
Bila tekanan berkurang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam

61
pembukaan bowl dan penutupan bowl sehingga terjadi kebocoran dari
mangkuk.
b. Meningkatkan kualitas bahan bakar
Kualitas bahan bakar menjadi hal utama pada proses pemisahan minyak
pada purifier, dimana semakin bagus kualitas bahan bakar akan semakin
mudah untuk di purifikasi. Akan tetapi kurang bagusnya kualitas bahan
bakar yang digunakan oleh Kapal MT.PRAMESTI pada saat bunker sangat
telah mempengaruhi kinerja purifier di Kapal tersebut.
Dalam analisis data telah ditentukan beberapa penganalisaan untuk masalah
kualitas bahan bakar tersebut. Maka pemecahan masalah yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengendapan pada tangki dasar berganda.
Pengendapan pada tangki ini menjadi cara pertama yang dilakukan
masinis di Kapal MT.PRAMESTI guna memisahkan kandungan-
kandungan berupa air,kotoran, abu, sedimen yang terkandung di dalam
bahan bakar. Dengan mengendapkan selama beberapa hari maka
kandungan yang lebih berat akan berada pada bagian dasar tangki. Cara
ini sangat cocok dilakukan di Kapal MT.PRAMESTI untuk proses
pemisahan pertama tanpa membutuhkan bantuan alat lain.
2) Melakukan pemanasan pada tangki dasar berganda.
Cara ini dilakukan masinis di Kapal MT.PRAMESTI untuk
mempercepat proses pengendapan minyak pada tangki. Proses
pemanasan ini hanya dilakukan oleh masinis pada saat ingin
memindahkan atau dua hari sebelum memindahkan minyak ke tangki
settling. Pemanasan akan dilakukan sekitar 40-500C. Pemanasan ini
dilakukan supaya memudahkan pemompaan minyak dan disamping itu
juga akan mempercepat proses pengendapan minyak pada tangki.
Apabila pemanasan dilakukan terus-menerus akan membutuhkan
pengawasan yang lebih terhadap sistem pemanas, itulah sebabnya
masinis hanya melakukan ini bila ingin memindahkan minyak ke tangki
settling.
3) Membersihkan saringan sebelum pemindahan bahan bakar.
Pemasangan saringan sebelum pompa menjadi cara yang sangat efektif
untuk penyaringan kotoran-kotoran yang terhisap oleh pompa bahan

62
bakar. Di Kapal MT.PRAMESTI telah di instalasi sebuah saringan atau
sering disebut dengan filter.Tapi dengan hanya melakukan pemasangan
ini tidak cukup untuk memudahkan pemompaan dan peyaringan
minyak. Untuk itulah di Kapal MT.PRAMESTI masinis melakukan
pembersihan saringan sesering mungkin guna mempercepat proses
penyaringan dan pemompaan minyak. Disamping itu juga untuk
mencegah kotoran halus masuk ke tangki settling.
4) Melakukan pemanasan pada tangki settling
Hal ini dilakukan masinis untuk mempertahankan temperatur minyak
sebelum ke pesawat Purifier , tapi pemanasan ini juga berfungsi untuk
melakukan pemisahan minyak secara gravitasi dalam ukuran kecil.
Masinis akan melakukan penceratan pada katup setiap hari untuk
mengeluarkan air akibat kondensasi yang tercampur dalam bahan bakar.
Pemanasan di dalam tangki ini dilakukan sekitar 65-750C untuk
memudahkan pemanasan lanjut di pesawat Heater sebelum bahan bakar
di purifikasi. Karena minyak tersebut akan dipanaskan sekitar 980C
untuk suhu bahan bakar pada Purifier pada saat proses purifikasi
berjalan.
c. Meningkatkan pembersihan dan overhaul pada bow Purifier
Pembongkaran ataupun overhaul pada purifier ini membutuhkan kemampuan,
yang menjadi kendala di Kapal MT.PRAMESTI adalah kurangnya
kekompakan masinis dengan oiler jaga dalam melakukan perawatan dan
pengawasan purifier.
Adapun cara yang dilakukan di Kapal MT.PRAMESTI untuk meningkatkan
pembersihan dan pembongkaran adalah sebagai berikut:
1) Membuat jadwal pembersihan purifier di ruang kamar mesin.
Maksud dan tujuannya adalah agar setiap masinis maupun oiler jaga dapat
bertangggungjawab terhadap kinerja purifier, dimana bila terjadi
kerusakan ataupun kegagalan fungsi pada purifier maka yang akan
bertanggungjawab adalah masinis jaga untuk saat itu. Dan akan
ditanggulangi selanjutnya oleh masinis IV di Kapal MT.PRAMESTI bila
masalah berlanjut terus. Dengan adanya jadwal tersebut maka masinis
harus selalu mempersiapkan waktunya untuk melakukan pembersihan
terhadap pesawat tersebut.

63
2) Melaksanakan pengecekan dan perawatan terhadap komponen purifier.
Masinis di Kapal harus menuliskan jadwal perawatan dan pengecekan
terhadap komponen purifier sesuai jam kerjanya. Supaya di kemudian
hari pada saat akan melakukan perawatan maka masinis dapat
memperkirakan waktu untuk melakukan perbaikan selanjutnya.
Dengan melakukan penjadwalan di Kapal MT.PRAMESTI dapat
mempertahankan kinerja purifier sehingga akan memperpanjang umur
komponen-komponen yang terdapat pada purifier. Kesadaran dari para
masinis sangat diperlukan di Kapal MT.PRAMESTI guna
mempertahankan kondisi purifier selfjector tersebut.

Berikut adalah tabel jadwal pengecekan pada komponen Purifier di


Kapal MT.PRAMESTI.

Tabel 4.2
Tabel perawatan Mitsubishi Selfjector
Bagian yang Pengecekan Waktu pengecekan Keteran-
di cek detail (bulan) gan

Keseluruhan di Endapan kotoran Setiap Setiap Setiap


dalam bowl dan korosi 3 6 12
disk
Disk-disk Endapan kotoran, 
korosi dan retak
O-ring Kerusakan 
Silinder utama Kerusakan 
Main seal ring Kerusakan 
Pilot valve Kerusakan 
Gravity disk Kontaminasi, 
korosi, dan retak

64
2. Terjadinya Tumpahan Minyak Pada Purifier
Tumpahan minyak pada Purifier ini menjadi masalah besar pada proses kerja
purifier dimana semakin banyak hambatan yang telah terjadi akibat peluberan
minyak ke tangki sludge.

Adapun cara yang dilakukan untuk mencegah tumpahan minyak adalah sebagai
berikut:

a. Melakukan pemilihan ukuran gravity disk yang tepat


Di Kapal MT.PRAMESTI tumpahan minyak ini telah menjadi kerugian besar
akibat peluberan minyak pada purifier. Maka langkah-langkah yang
dilakukan masinis untuk mengatasi masalah peluberan dalam pemilihan
ukuran gravity disk dapat dilihat pada contoh berikut:
1) Memilih gravity disk menggunakan nomogram ditunjukkan seperti garis
merah pada tabel berikut. Menentukan spesifik gravity pada temperatur
minyak pada 150C.
Kondisi yang dianjurkan
a) Spesifik gravity bahan bakar adalah 0,925 pada 150C.
b) Threating temperatur adalah 700C
c) Feed rate pada 3000L/h
Dari perpotongan antara garis 1 spesifik gravity 0.925 dan vertikal pada
700C,gambar garis horizontal 2 mencapai 1000C.
Sambungkan ujung antara garis 2 pada 3000 L/h pada kapasitas threating
menggunakan garis 3.
Baca antara garis gravity yang dibuat oleh garis 3.
Pada kasus 1(ditunjukkan pada garis merah) pemilihan gravity disk tepat
melintasi pada diameter 79 mm.

65
Selection of Gravity Disc
Specific Gravity
1.00 8000
7500
65 7000
66.5
68.5
0.95 6500
Case 2 71.5
6000
Case 1
75
5500

0.90 79
5000

4500

4000
Inside Diameter of
0.85 Gravitry Disc(mm) 3500

3000

2500
0.80
2000

1500

0.75 1000
Feed Rate (L/h)
1520 30 40 50 60 70 80 90 100oC
Separating Temparature

Gambar 4.1

Pemilihan gravity disk

2) Melakukan Pemilihan gravity disk seperti ditunjukkan pada garis biru


Threating condition
a) Spesifik minyak adalah 0.944 pada suhu 500C
b) Threating temperature adalah 980C
c) Feed rate adalah 1250 L/h
Perpotongan antara garis 4 pada spesifik gravity 0.944 dan garis
vertikal pada 500C pada spesifik gravity 150C gambar garis 5 garis
vertikal mencapai 980C dan garis horizontal mencapai pada 1000C

66
Sambungkan garis antara garis horizontal pada titik 1250 L/h dan
threating capacity pada garis 6
Baca pada garis yang melintasi gravity disk pada garis 6, pada kasus ini
diameter Gravity Disk memiliki diameter 71.5mm.
Setelah mendapat hasil tersebut maka masinis dapat mencocokkan
dengan ketersediaan ukuran diameter gravity disk pada tabel buku
MITSUBISHI SELFJECTOR SJ 30G sebagai berikut:

Tabel 4.3
Tabel gravity Disk
Model Inside diameter gravity disc (mm)

SJ10G /GH 64 65 66.5 68.5 71.5 74 78 79

SJ20G /GH 64 5.65 66.5 68.5 7.15 75 77 78 82 83

SJ30G /GH 65 66.5 68.5 71.5 75 79 82 86 90

SJ50G /GH 86.5 88.5 91 94 98 103 107.5 113 115

SJ60G /GH 86 88.5 91 94 98 103 106.5 110.5 115

SJ70G /GH 87.5 91 94 98 103 107.5 113 119 122

SJ100G/GH 113 116 120 124 129 136 140.5 142 150 153 153

SJ120G/GH 113 116 120 124 129 136 140.5 142 146.5 150

SJ150G/GH 114 118 122 127 134 142 145.5 146.5 153 160

b. Mengganti main seal yang rusak


Komponen ini menjadi salah satu bagian penting dari proses pemisahan
minyak. Bila terjadi kesalahan dalam pemasangan ataupun pembongkaran
main seal ini maka dapat mnyebabkan kebocoran pada purifier. Cara yang
dilakukan dalam penggunaan main seal ini adalah:
1) Mengganti main seal lama dengan yang baru bila terjadi kerusakan pada
main seal baru.
Penggantian yang baru harus dilakukan bila seal yang lama tersebut sudah
terjadi kerusakan ataupun ada goresan pada permukaan seal tersebut.
Mengerasnya seal tersebut juga dapat mengurangi daya kerja dan daya
tahannya sehingga harus diganti dengan seal yang baru.
2) Membongkar main seal dengan hati-hati bila main seal baru tidak ada.

67
Pada saat pembongkaran maka main seal ini harus diperiksa dengan hati-
hati, pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan obeng dan
perhatikan jangan sampai terjadi goresan pada permukaan seal bila seal
tersebut harus dipakai lagi.
c. Memperbaiki pilot valve yang tidak berfungsi
Pilot valve berfungsi sebagai pemicu untuk pembukaan dan penutupan
silinder utama pada saat pembilasan mangkuk purifier. Kegagalan dari fungsi
komponen ini akan berpengaruh dalam peluberan minyak pada purifier. Maka
cara yang dilakukan untuk mencegah kegagalan fungsi komponen ini adalah:

1) Melakukan pengecekan dan pembersihan terhadap pilot valve.


2) Melakukan pengetesan sistem kerja pilot valve dengan cara menekan
pilot valve dengan tangan.
3) Mengganti O-Ring pilot valve untuk mencegah kebocoran air dari badan
mangkuk.
4) Memasang pilot valve dengan benar untuk mencegah kemacetan pada
pilot valve.
poin diatas dilakukan masinis dalam waktu pembongkaran untuk mencegah
kegagalan fungsi komponen tersebut supaya tidak terjadi peluberan minyak
pada Purifier.
d. Menstabilkan tekanan dari air suplai
Untuk menghindari masalah ini terjadi seperti pada bahasan analisis data,
maka masinis IV selalu membersihkan saringan air yang menuju ke reducer.
Tekanan pada reducer tetap dijaga sekitar 0.03Mpa atau 0.3Kgf/cm2.Tekanan
ini sesuai dengan tekanan yang ditentukan pada buku manual Purifier.Untuk
menjaga agar tekanan ini tetap stabil maka masinis di Kapal MT.PRAMESTI
melakukan pembersihan strainer dengan mengikuti jadwal pembersihan yang
telah dibuat oleh masinis.Sehingga harus sesuai interval waktu yang
digunakan dalam pembersihan.

D. EVALUASI TERHADAP ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah dikemukakan, maka penulis
mengadakan evaluasi pemecahan masalah yang ada sehingga mendapatkan solusi

68
yang terbaik sebagai jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada. Adapun
evaluasinya adalah sebagai berikut :
1. Kotornya Bowl Purifier
Untuk mengurangi kekotoran pada mangkuk purifier maka cara yang paling
efisien dilakukan di atas Kapal MT.PRAMESTI adalah:
a. Melakukan pembilasan yang tepat sesuai interval waktu yang dibutuhkan
sesuai buku manual dan kondisi Purifier.
Dengan melakukan pemecahan masalah seperti diatas maka Purifier dapat
berjalan lebih lancar dibandingkan sebelumnya. Pembilasan yang semakin
sering pada Purifier semakin meningkatkan kinerja Purifier.

Pemecahan seperti ini sangat efisien dilakukan di atas Kapal


MT.PRAMESTI, akan tetapi dapat diketahui masih adanya kelebihan dan
kekurangan dalam melakukan cara tersebut antara lain:

1) Kelebihan
a) Kondisi bowl purifierakan semakin bersih dan terhindar dari kotoran
yang dapat menyebabkan korosi pada disk-disk Purifier.
b) Dapat mempertahankan kinerja proses purifikasi sehingga dapat
Purifier dapat beroperasi lebih lama.
c) Dapat memperpanjang umur komponen-komponen purifier terutama
pada bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan komponen
bagian dalam Purifier.
d) Kualitas minyak yang masuk ke Mesin Induk akan semakin bagus.
2) Kekurangan
a) Pembilasan yang semakin sering akan menyebabkan minyak juga
terbawa ke tangki kotor semakin banyak.
b) Adanya kemungkinan besar komsumsi bahan bakar yang banyak
padahal minyak tersebut banyak terbuang ke tangki kotor.
c) Minyak kotor di tangki sludge menjadi banyak dan harus dibakar di
incinerator sehingga membutuhkan incinerator beroperasi.
d) Membutuhkan tenaga dan pengawasan yang extra oleh masinis dan
oiler jaga pada saat jam jaga.
Proses pembilasan yang sering dan sesuai interval adalah cara alternatif
dilakukan di Kapal MT.PRAMESTI guna mengurangi kekotoran pada

69
mangkuk Purifier. Sebab sangat gampang dilakukan dan mudah
pengawasanya dan besar manfaatnya.

2. Terjadinya Tumpahan Minyak Pada Purifier


Beberapa pokok masalah telah dibahas berdasarkan kejadian yang
menimbulkan peluberan minyak pada purifier di Kapal MT.PRAMESTI .
Dari pembahasan masalah tersebut maka ada suatu masalah yang menjadi
cara yang paling tepat dilakukan di Kapal MT.PRAMESTI guna mencegah
peluberan minyak pada Purifier.
a. Menentukan ukuran gravity disk yang tepat
Ukuran gravity disk yang kurang tepat menjadi salah satu penyebab
tumpahan minyak pada purifier.maka cara yang harus dilakukan untuk
mencegah peluberan minyak adalah sebagai berikut:
1) Memilih ukuran gravity disk yang tepat dan sesuai tipe purifier yang
digunakan di atas Kapal.
Pemilihan gravity disk sangatlah efisien dilakukan di atas Kapal guna
untuk mengurangi peluberan minyak pada purifier.Menyelesaikan
masalah ini terdapat keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungan dan
kerugiannya adalah sebagai berikut:
a) Keuntungan
(1) Pemilihan gravity disk yang tepat dapat dilakukan dengan
bantuan tabel pada buku manual.
(2) Pemasangan gravity disk yang tepat dapat mencegah peluberan
minyak pada purifier.
(3) Sangat efisien dilakukan dibandingkan dengan pembongkaran
komponen lainnya, seperti main seal dan pilot valve
(4) Tidak terjadi penumpukan minyak pada tangki sludge dan
mengurangi beban penoperasian Incinerator.

b) Kerugian
(1) Sangat susah dilakukan bila tidak ada tabel selector disc
tersedia di Kapal

70
(2) Harus memiliki kemampuan dalam melakukan pemilihan
gravity disk.

E. PEMECAHAN MASALAH
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah dievaluasi oleh penulis
dengan melihat dari segi keuntungan dan kerugiannya, maka penulis mengambil
pemecahan masalah yang terbaik antara lain:
1. Untuk Mencegah Kotornya Bowl Purifier
a. Melakukan pembilasan secara benar dan tepat pada Purifier
b. Pembilasan dilakukan sesuai anjuran buku manual dan kondisi Purifier
2. Untuk Menghindari Terjadinya Tumpahan Minyak Pada Purifier
a. Memilih ukuran gravity disk yang tepat dan sesuai tipe purifier yang
digunakan yaitu ukuran gravity disk untuk MITSUBISHI SELFJECTOR SJ
30G

71
72
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pemecahan masalah yang telah dibahas pada bab IV
mengenai Pesawat bantu di Kapal MT.PRAMESTI yaitu kotornya bowl dan sering
terjadi tumpahan minyak pada Purifier bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan
dengan adanya kerjasama antara awak kapal. Dari hasil tersebut maka dapat
disimpulkan:
1. Mengapa BowlPurifier Kotor.
a. Kurangnya pembilasan yang dilakukan masinis pada mangkuk Purifier.
b. Buruknya kualitas bahan bakar yang kurang bagus saat bunker.
c. Kurangnya pembersihan, pemeriksaan dan overhaul pada bowl dan
komponen-komponen Purifier.
2. Mengapa Sering Terjadi Tumpahan Minyak Pada Purifier.
a. Pemasangan Ukuran gravity disk yang tidak tepat pada Purifier.
b. Rusaknya main seal silinder pada Purifier.
c. Tidak berfungsinya pilot valve dengan baik sehingga terjadi kemacetan yang
mengakibatkan kegagalan pembilasan.
d. Tidak stabilnya tekanan pada air suplai yang masuk ke Purifier.

B. SARAN
Supaya dapat dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan perawatanPurifier di
atas Kapal MT. PRAMESTI maka diperlukan suatu perawatan dan manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan sesuai prosedur kerja di atas kapal
MT. PRAMESTI. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilaksanakan oleh
penulis, ada beberapa saran yang harus diperhatikan untuk mempertahankan kinerja
Purifier MITSUBISHI SELJECTOR di kapal MT. PRAMESTI, yaitu:

73
1. Mengapa BowlPurifier Kotor Dan Bagaimana Cara Mengatasinya.
Ditujukan kepada masinis di atas Kapal MT.PRAMESTI untuk melakukan
pembilasan yang tepat, melakukan pengecekan dan pengawasan serta
pembongkaran yang rutin untuk mengurangi tingkat kekotoran pada
bowlPurifier.
2. Mengapa Sering Terjadi Tumpahan Minyak Pada Purifier Dan Bagaimana
Cara Pemecahannya.
Diharapkan masinis mampu mengetahui fungsi dan sistem kerja semua
komponen-komponen pada Purifier seperti pengecekan pada pilot valve,
mengganti main seal, menentukan ukuran gravity disk yang tepat menjaga
tekanan air yang masuk ke Purifier. Hal ini harus dilakukan oleh masinis untuk
mencegah proses peluberan minyak pada Purifier.
Seluruh saran yang telah dipaparkan tersebut dihimbaukan kepada masinis di
atas Kapal MT.PRAMESTI supaya saran tersebut dapat bermanfaat dan dapat
dilaksanakan dalam pengoperasian MITSUBISHI SELFJECTOR SJ 30G.
Kepada pemilik perusahaan juga dihimbaukan untuk bekerja sama antara
karyawan kantor dengan awak kapal dalam pemberdayaan sumber daya manusia
guna meningkatkan kualitas masinis kapal di atas Kapal MT.PRAMESTI. Saran
ini tidak hanya untuk di Kapal MT.PRAMESTI melainkan juga dapat
bermanfaat untuk kapal lainnya yang memiliki alat dan permesinan yang sama
di kapal lainnya.

74
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Ilmu Pelayaran. Motor- Motor Diesel Dan Turbin-Turbin Gas kapal,
Jakarta,1976
Goenawan Danuasmoro, Manajemen Perawatan, Jakarta: Yayasan Bina Citra
Samudera,2003
“Instruction Manual Book Heavy Fuel Oil Purifier ,”
Mitsubishi Selfjector
JacksonLeslie And Thomas P.Morton,”General Engineering Knowledge For Marine
Engineer,” Volume 8, London,2003
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Pedoman Penulisan Skripsi,
Jakarta ,2010

75
LAMPIRAN 1

Heavy Fuel Oil Purifier “MITSUBISHI SELFJECTOR SJ 30 G”

76
LAMPIRAN 2

Pembersihan Piringan Purifier

77
LAMPIRAN 3

Mangkuk Purifier

78
LAMPIRAN 4

Pemasangan Disk Purifier

79
LAMPIRAN 5

Main seal

80
LAMPIRAN 6

Pilot Valve

81
LAMPIRAN 7

Gravity Disk

82

Anda mungkin juga menyukai