Anda di halaman 1dari 68

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI
ANALISIS PENURUNAN PERFORMA F.O PURIFIER
GUNA MENUNJANG KELANCARAN PENGOPERASIAN
MESIN INDUK DI MV. MANALAGI HITA

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan


Untuk Penyelesaian Program Pendidikan Diploma IV

Oleh :

REZZA FAYTURAHMAN
NRP: 15.8460/T

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


JAKARTA
2019

i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : REZZA FAYTURAHMAN


NRP : 15.8460/T
Program Pendidikan : Diploma IV
Jurusan : TEKNIKA
Judul : ANALISIS PENURUNAN PERFORMA F.O
PURIFIER GUNA MENUNJANG
KELANCARAN PENGOPERASIAN MESIN
INDUK DI MV. MANALAGI HITA

Jakarta, 02 April 2019

Pembimbing Materi Pembimbing Penulisan

ALI MUKTAR SITOMPUL ,MT EDI KURNIAWAN,ST


Penata Tk. I (III/d) Penata Muda Tk. I (III/b)
NIP: 197303312006041001 NIP: 198004152000031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknika

NAFI ALMUZANI, M.M.Tr


Penata Tk. I (III/d)
NIP: 197209012005021001

ii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA TANGAN PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : REZZA FAYTURAHMAN


NRP : 15.8460/T
Program Pendidikan : Diploma IV
Jurusan : TEKNIKA
Judul : ANALISIS PENURUNAN PERFORMA F.O
PURIFIER GUNA MENUNJANG
KELANCARAN PENGOPERASIAN
MESIN INDUK DI MV. MANALAGI HITA

Ketua Penguji Anggota Anggota

M.RIDWAN,S,SI.T.,MM ALI MUKTAR SITOMPUl ,MT DIAH ZAKIAH. ST.,MT


Penata (III/c) Penata Tk. I (III/d) Penata Tk. I (III/d)
NIP. 197807072009121005 NIP: 197303312006041001 NIP .197905172006042015

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknika

NAFI ALMUZANI, M.M.Tr


Penata Tk. I (III/d)
NIP: 19720901 200502 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini penulis mengambil bidang
keahlian Teknika, berusaha menyusun skripsi ini dengan judul:

“ANALISIS PENURUNAN PERFORMA F.O PURIFIER GUNA


MENUNJANG KELANCARAN PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI MV.
MANALAGI HITA”

Penulis menyadari bahwa penyusun skripsi ini jauh dari sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan, baik ditinjau dari cara penyajian penulisan, penyajian
materi, serta penggunaan bahasa, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna penyempurnaan skripsi ini, yang akhirnya dapat berguna untuk umum
maupun penulis sendiri.

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini, terutama kepada:

1. Yth, Capt. Marihot Simanjuntak, M.M, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran Jakarta.
2. Yth, Bapak Nafi Almuzani, M.M.Tr, selaku Ketua Jurusan Teknika.
3. Yth, Bapak Ali Muktar.,MT, sebagai Dosen Pembimbing materi skripsi, yang
telah rela meluangkan sedikit waktunya untuk membimbing dan memberikan
arahan dalam penyusunan skripsi.
4. Yth, Bapak Edi Kurniawan, ST, sebagai Dosen Pembimbing penulisan, yang
telah memberikan bimbingan tentang penulisan skripsi ini.
5. Kepada keluarga tersayang, Bapak Ahmad Ali dan Ibu Siti Fatimah yang
menjadi penyemangat dan inspirasi penulisan , terima kasih atas dukungan ,
nasihat, semangat dan doanya . serta kakak saya Yusnita dan Muhamad Luthfi
dan adik – adik saya Aditya Rahmansyah dan Siti Dewi Ambar Wati menjadi
sosok penghibur dan penyemangat di kala sedih

iv
6. Seluruh Crew kapal MV.MANALAGI HITA, terutama untuk perwira mesin
yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama menjadi cadet.
7. Kepada rekan-rekan taruna khususnya Angkatan LVIII atas kebersamaannya.
8. Senior-senior dan junior yang telah banyak membantu, memberi dukungan dan
doa.
9. Teman kamar di dormitori J-203 yang telah memberikan banyak bantuan dan
semangat.
10. Seluruh staff Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran terima kasih atas
bantuannya dalam mencari buku – buku yang penulis butuhkan dalam menyusun
skripsi ini.
11. Penyamangat pendukung, tempat berkeluh kesah , dan membagi kesedihan serta
kebahagiaan penulis, IPDA Hanna Widya Sari S. Tr. K, terima kasih yang
teramat banyak. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah dan
rencana kita.
12. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung serta teman – teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan sehingga penulis
dapat menyelasaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat Nya kepada mereka atas segala
bantuan dan jasa baiknya yang telah diberikan.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan
tanggapan dan saran dari semua pihak guna menambah wawasan ilmu yang berguna
nantinya bagi penulis dan para pembaca di masa yang akan datang.

Jakarta, April 2019

Penulis,

REZZA FAYTURAHMAN
NRP. 15.8460/T

v
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM....................................................................................................i

TANDA PERSETUJUAN......................................................................................... ii

TANDA PENGESAHAN..........................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................... iv

DAFTAR ISI..............................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...........................................................................3

C. Batasan Masalah................................................................................ 3

D. Rumusan Masalah........................................................................... 3

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................... 3

F. Sistematika Penulisan........................................................................ 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka................................................................................7

B. Kerangka Pemikiran..........................................................................22

BAB III : METODOLOGI PENILITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................... 23

B. Metodologi Pendekatan Teknik Pengumpulan Data......................... 25

C. Subjek Penelitian............................................................................... 28

D. Teknik Analisis Data..........................................................................29

vi
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data....................................................................................30

B. Analisis Data......................................................................................32

C. Alternatif Pemecahan Masalah.......................................................... 44

D. Evaluasi Alternatif Pemecahan Masalah........................................... 44

E. Pemecahan Masalah...........................................................................46

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................ 47

B. Saran.................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Prinsip kerja F.O Purifier........................................................................ 12

Gambar 4.1 Panduan mengecek Pilot Valve.............................................................. 33

Gambar 4.2 Panduan suhu bahan bakar untuk purifier…………………………........ 34

Gambar 4.3 Panduan mengecek gravity disc…………………………………………...35

Gambar 4.4 Bowl disc yang kotor………………………………………………….... 36

Gambar 4.5 Upper bearing………………………………………………………….....39

Gambar 4.6 Lower bearing………………………………………………………….... 40

Gambar 4.7 Level oli pelumas yang kurang………………………………………...... 41

Gambar 4.8 Bowl disc yang bersih………………………………………………….... 42

Gambar 4.9 Panduan mengecek vertical shaft………………………………………... 43

Gambar 4.10 Panduan mengecek friction clutch……………………………………... 43

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto kegiatan Over Haul F.O Purifier

Lampiran 2 : F.O Purifier pipping

Lampiran 3 : Foto F.O Purifier MITSUBISHI KAKOKI KAISHA di MV.


MANALAGI HITA

Lampiran 4 : Gambar nama-nama bagian dari F.O Purifer MITSUBISHI KAKOKI

KAISHA

ix
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI

ANALISIS PENURUNAN PERFORMA F.O PURIFIER


GUNA MENUNJANG KELANCARAN PENGOPERASIAN
MESIN INDUK DI MV. MANALAGI HITA

Oleh :

REZZA FAYTRAHMAN
NRP: 15.8460/T

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


JAKARTA
2019

x
DAFTAR PUSTAKA

K, Handoko. 1972. Lemari Es. Jakarta: Ichtiar Baru

R, Adji. Mesin Pendingin. Jakarta: Persatuan Pelaut Indonesia

Sumanto. 1996. Dasar-dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta: Andi

Widodo, Sapto dan Syamsuri Hasan. 2008. Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Jakarta

www.buana-ilmu2.blogspot.com/2011/01/manajemen-perawatan-mesin.html, diunduh
pada tanggal 18 Desember 2016.

www.maritimeworld.web.id/2011/04/ mesin-pendingin-secara-umum.html,
diunduh pada tanggal 18 Desember 2016.

xi
KEMENTERIAN PERIIUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

.)
, ffh,
q(
v."i//,)
-tE4y7
:-./ )

TANDA PERSETUJUAN SKRIPST

)i anra REZZA I.A\'1'T]RAH}IAN


\RP r5.8,160/'t
Program Pendidikan Diploma lV
.lurusan I'I]K\IKA
Judul A\]\I,ISIS PEI\t]RT NA\ PERIOR}IA }.O
I'trRIllll,lR (;t. \,\ \tINt \.lA-\-G
Kh l,AN(l-{R,\N PENcOPhR,\SI-,\\ Nt LSIN
I\DTiK DI ]!I\" IIIANALAGI I{IT,{

Jakarta, 02 April 2019

Pembimbing Materi Pembimbiog Penulisan

AII MI'KTAR SITOMPUL ,MT E,I,I KURNIAWAN.ST


Penata Tk I ([Vd) Penata Muda Tk I (I[/b)
NIPi 197303312006041 001 NIP: 1980011s2000031002
Nlcigetahui,
Kctua Program Studi I'eknika

NAFI ALMIIZANI. M.XI.Tr


Penata Tk. I ([Yd)
NIP: 197209012005021001
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA TANGAN PENGESAHAN SKRIPSI

\ama ITLZZA T"\\'I'TiR.\H\IAN


NRP 15.8.160/T
Program Pendidikan I)iplo a IY
.Iutusan TLIiNIK,\
Judul .\N,\l,lSIS PhNt Rt,\.{N PIIRFORy.\ F.O
Pt RllrlI]R Gt]N..\ \{ENl INJ,\\C
KELAN(1,\RA\ PhNG()IERASIAN
\IESIN INDTIK DI \IY. }'IANAI,AGI HI I"I

Ketua Penguji .\nggota ,\nggota

,,W
M.RIDWAN.S.SI.T..MM DIAE ZAKIAII. ST..MT
Penata (IIVG) Penata Th. I (IIUd) Petrata Tk I (UVd)
NIP. 19780707200912100s NIP: 197303312006041001 NrP.19790s17200604201s

Ucngetahui,
Ketua Program Studi Teknika

NAFI ALMUZANI. M.M.Tr


Perata Tk I (III/d)
NIP: 19720901 200502 1 001

111
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada umumnya bahan bakar yang diterima oleh kapal kemungkinan masih
mengandung kadar air dan sedimen. Sebelum digunakan untuk memenuhi
kebutuhan mesin induk maupun mesin bantu, bahan bakar terlebih dahulu
mengalami berbagai macam proses diantaranya pengendapan, pemanasan,
penyaringan, dan purifikasi. Hal ini semua bertujuan untuk mendapatkan bahan
bakar yang bersih bebas dari kandungan air dan sedimen. Pada kapal-kapal yang
digerakan dengan motor diesel, pemakaian bahan bakar perlu diperhatikan dan
dijaga kebersihnya sebab bahan bakar yang kotor akan berpengaruh pada mesin
induk.

Mesin induk membutuhkan bahan bakar untuk membantu proses pembakaran.


Bahan bakar awal kita terima dari bunker yang disimpan di dalam tangki Double
Bottom, bahan bakar yang berada di dalam tangki Double Bottom masih
mengandung lumpur dan air. Oleh karena itu dibutuhkan pesawat bantu f.o purifier
untuk memisahkan bahan bakar dengan lumpur dan air.

Peranan Fuel Oil Purifier cukup berpengaruh untuk kelancaran pengoperasian


Mesin Induk, Mesin Induk harus mendapat kan waktu analisis secara berkala agar
Mesin Induk dapat berjalan dengan lancer dan tahan dalam waktu yang lama sesuai
jam kerja yang telah ditentukan.Maka ketelitian dan keahlian para ahli mesin kapal
terhadap menganalisis purifier sangat berpengaruh dalam mempertahankan kualitas
bahan bakar.

Untuk menunjang kelancaran Fuel Oil Purifier seharusnya selalu diadakan analisis
secara berkala, agar tidak mengalami masalah dalam pengoperasianMesin Induk.
Efisiensi penggunaan bahan bakar merupakan hal yang paling menonjol dalam
operasional Mesin Induk sehingga pembakaran lebih sempurna dengan
menggunakan bahan bakar jenis Heavy Fuel Oil ( H.F.O ) yang sudah melalui
pengembangan yang lebih baik.

Bila ditinjau dari segi permasalahannya H.F.O Purifier yang sering terjadi di atas
kapal, adalah Terjadinya luber/tumpah dari lubang sludge yang mengakibatkan
tangkiF.O sludge cepat penuh, Terjadi getaran yang sangat tinggi pada bodi F.O
purifier,Ampere terlalu tinggi, Adanya oli yang bercampur dengan air pada oil pan
purifier, Tidak sempurnanya hisapan F.O feed pump dari tangki settling ke F.O
purifier.

Pada kapal memiliki manajemen analisis dan pengoperasian dari system H.F.O
Purifier Yang berbeda tapi pada dasarnya sama. Perawatan dilakukan untuk
memberikan perlindungan pada mesin agar tidak mudah mengalami kerusakan
serta memberikan daya tahan lama pada Mesin Induk saat beroperasi, baik pada
waktu berlayar pada jarak jauh maupun dekat.

Dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul sebagai berikut, yaitu :

“ANALISIS PENURUNAN PERFORMA F.O PURIFIER GUNAMENUNJANG


KELANCARAN PENGOPERASIAN MESIN INDUK DI MV. MANALAGI HITA”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Analisis pesawat bantu purifier membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam


menganalisa, factor-faktor apa saja yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
H.F.O Purifier tersebut dan bagaimana melakukan perawatan pada purifier sesuai
instruksi dari manual book, sehingga dapat mempertahankan kualitas bahan bakar.

Dari pernyataan diatas, maka masalah-masalah dalam pembuatan skripsi adalah :

1. Terjadinya luber/tumpah dari lubang sludge yang mengakibatkan tangki F.O


sludge cepat penuh.

2. Terjadi getaran yang sangat tinggi pada bodi F.O purifier.

3. Ampere terlalu tinggi.

2
4. Adanya oli yang bercampur dengan air pada oil pan purifier.

5. Tidak sempurnanya hisapan F.O feed pump dari tangki settling ke F.O purifier..

C. BATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan waktu dan pengetahuan pemahaman, maka penelitian ini


dibatasi pada :

1. Terjadinya luber/tumpah dari lubang sludge yang mengakibatkan tangki F.O


sludge cepat penuh.

2. Terjadi getaran yang sangat tinggi pada bodi. F.O purifier

D. RUMUSAN MASALAH

Sesuai pengalaman penulis selama praktek laut (prala) di kapal dan kejadian yang
pernah dihadapi oleh penulis sesuai yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
penulis menentukan bahwa rumusan masalah ini dititik beratkan pada pokok
permasalahan, yaitu :

1. Mengapa terjadinya luber/tumpah dari lubang sludge yang mengakibatkan


tangki F.O sludge cepat penuh.
2. Mengapa terjadi getaran tinggi pada bodi Fuel Oil Purifier.

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.

1. Tujuan penilitian

a. Untuk mengatasi luber atau tumpahnya h.f.o purifier dari lubang sludge.

b. Untuk mencegah terjadinya getaran yang sangat tinggi pada bodi f.o purifier.

3
2. Manfaat Penilitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Dari aspek keilmuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah agar
penelitian ini dapat berguna untuk pembaca guna mengoptimalkan kinerja
Purifier sehingga bias menunjang pengoperasian Mesin Induk yang akhirnya
tercapai kelancaran beroperasinya suatu kapal dalam pelayaran, serta dapat
memperkaya pengetahuan.
b. Dari aspek guna terhadap perusahaan, masinis kapal atau orang yang bekerja
diatas kapal diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan yang timbul
terhadap pesawat bantu Purifier. Sehingga melalui penelitian-penelitian ini
masalah-masalah yang terjadi akan terpecahkan dan menghasilkan suatu
jawaban.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk dapat mempermudah dan memahami isi dari skripsi ini agar tidak terjadi
kesalahan dalam penyusunan, maka skripsi ini akan disajikan dalam beberapa bab
dan tiap bab akan dibagi sub bab yang saling berkaitan sehingga dapat
mempermudah pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini, adapun sistematika
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bab pertama ini penulis menguraikan masalah gambaran umum, latar
belakang penulis membuat judul serta permasalahanya, alasan pemilihan
judul, tujuan kegunaan penelitian, perumusan masalah, pembatasan
masalah, dan sistematika penulisan.

B. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi secara garis besar dengan focus
terhadap permasalahan yang terjadi.

4
C. Batasan Masalah
Penulis melakukan pembatasan masalah terhadap permasalahan yang
dituangkan dalam skripsi ini dimana disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki dan pengalaman yang diperoleh oleh penulis.

D. Rumusan Masalah
Didalam perumusan masalah diuraikan tentang faktor yang menyebabkan
timbulnya masalah.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan penelitian
Disebutkan garis-garis besar tujuan yang ingin dicapai.
2. Manfaat penelitian
Memaparkan penelitian yang ditujukan bagi para pembaca dan armada
pelayaran.

F. Sistematika Penulisan
Menjelaskan secara singkat tentang urutan dan isi dari setiap bab yang
ditulis dari skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI


A. TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan teori dan istilah-istilah yang relevan dengan pembahasan
F.O Purifier
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Membuat teori yang berkaitan dengan timbulnya permasalahan pada
F.O Purifier.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Berisi tempat penulis melaksanakan praktek selama setahun dan
mengalami masalah pada F.O Purifier.

5
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Menuturkan cara penulis dalam mendapatkan serta mengumpulkan data
tentang F.O Purifier.
C. SUBJEK PENELITIAN
Pengambilan data umum serta data khusus atau data tentang F.O Purifier
yang akan diteliti lebih lanjut.
D. TEKNIK ANALISIS DATA
Menguraikan metode yang digunakan dalam menganalisis data tentang
F.O Purifier

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. DESKRIPSI DATA
Sub bab ini membuat data tentang F.O Purifier serta fakta-fakta yang
ditemukan di atas kapal mengenai F.O Purifier
B. ANALISIS DATA
Menganalisis data yang ada sehingga ditemukan penyebab timbulnya
masalah pada F.O Purifier
C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Menjelaskan alternative pemecahan masalah yang ditemukan
D. EVALUASI PEMECAHAN MASALAH
Menjelaskan evaluasi terhadap pemecahan masalah yang telah
ditemukan.
E. PEMECAHAN MASALAH
Menjelaskan pemecahan masalah yang dapat dilakukan secara teknik
operasional.

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menjelaskan kesimpulan terhadap masalah pada F.O Purifier
berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan masalah.
B. SARAN
Dikemukakan usul-usul konkrit untuk penyelesaian masalah yang ada
tentang F.O Purifier diatas kapal, baik usul praktis mau pun usul
teoritis.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Guna mendukung pembahasan di dalam penulisan skripsi ini, penulis telah
menggunakan beberapa pustaka, dan pustaka tersebut saling berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas penulis pada penulisan skripsi ini.

1. PENGERTIAN ANALISIS
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan,perbuatan, dan sebagainya) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Edisi
Keempat, Departement Pendidikan Nasional.) Dengan demikian arti dari
Analisis adalah usaha untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Menurut
Wiradi,”Scholar cum activis ( guru) studi di Agaria”. Analisis adalah
aktivitas yang menurut sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali menurut
kriteria tertentu dan dicari kaitanya dan ditaksir maknanya.

2. PENGERTIAN PENURUNAN PERFORMA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penurunan adalah proses, cara,
perbuatan menurun, menuruni, atau menurunkan, penyusutan, pengurangan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, performa adalah
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang
peralatan). Menurut Nurlaila, “penulis buku harian nasional” (2010 : 71).
Performa adalah hasil atau keluaran dari suatu proses. Jadi penurunan
performa adalah cara menurunya kemampuan kerja dari fuel oil purifier.
3. PRINSIP PEMBERSIHAN BAHAN BAKAR
Pada sebuah buku yang dikeluarkan oleh Akademi Ilmu Pelayaran tentang
permesinan kapal (1979 : hal 414 – 415) dituliskan bahawa diatas kapal –
kapal motor diadakan syarat – syarat yang lebih tinggi untuk kebersihan
minyak bahan bakar, oleh karena orang menganggap bahwa kerusakan
silinder berhubungan dengan itu dan harus dicegah, bahwa lubang – lubang
kecil yang halus dari alat pengabutan menjadi tersumbat.
Untuk membuang kotoran – kotoran dan air itu dari bahan bakar orang kerap
kali menerapkan diatas kapal – kapal uap dan kapal – kapal motor apa yang
dinamakan “tangki – tangki endapan” (dalam bahasa Inggris “Settling
Tank”). Ini adalah tangki – tangki yang besar, didalam dimana kita
membiarkan cairan benda berada selama waktu yang lama, pada waktu mana
bagian – bagian yang bebobot lebih besar berangsur – angsur mengendap.
Bagian – bagian kecil yang mempunyai massa jenis yang lebih besar akan
mencoba untuk berpindah melalui bahan bakar , dengan massa jenis yang
lebih ringan tetapi pada pemindahan ini mereka mengalami suatu resistansi
yang banyak oleh karena kekentalan minyak (viskositas besar).
Oleh karena itu pengendapan pada minyak – minyak amat kental adalah
suatu proses yang lama, yang oleh karena pemanasan (yang sebagaimana
akan kita lihat kemudian menambah keenceran) dapat dipercepat.
Bagaimanapun juga dalam tangki pengendapaan itu minyak akan baru
dibersihkan sebaik mungkin bila semua kotoran – kotoran dan bagian –
bagian air dan juga kotoran –kotoran yang pada permulaannya berada di
dekat permukaan cairan yang telah mendapat kesempatan untuk mencapai
dasar.

4. FILTERISASI
Menurut Leslie Jackson dan Thomas D Morton (2009 : hal 416) dalam buku
yang mereka tulis menjelaskan bahwa Filterisasi pada bahan bakar minyak
dan pelumas berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang tidak
diinginkan, seperti partikel pasir dan sedimen. Kotoran-kotoran ini dapat
mengganggu atau bahkan merusak permesinan yang ada di kapal.

8
Pada sistem sentrifugal ada 2 tipe, yaitu dengan diameter bowl yang besar
dengan penempatan grafity disc atau piringan dan tipe bowl tubular tanpa
grafity disc atau piringan. Kedua tipe sentrifugal memberi kebaikan
pemisahan dan pemurnian minyak. Pergerakan partikel pada piringan tipe
sentrifugal akan tampak jika minyak mengalir dalam kondisi aliran yang
deras antara 2 buah plat sejajar yang disebut dengan kecepatan plot. Hal ini
akan terlihat semua partikel menemukan jalannya menuju kesamping bawah
pada grafity disc/piringan, memasukkan region kecepatan kosong dan bisa
bergerak bersamaan dengan kecepatan setrifugal turun kesamping bawah
pada piringan yang dimungkinkan kepermukaan sludge pada bowl.

Bagian dari beberapa faktor yang mempengaruhi batas ukuran partikel


adalah:
a. Viscositas minyak dalam sentrifugal, yaitu angka yang tertinggi dan
terbesar akan terikat pada partikel, dari sini minyak harus dipanaskan
terlebih dahulu dengan temperatur tinggi sesuai yang dianjurkan.
b. Jarak celah disc, diameter dan inklimasi terhadap vertikal.
c. Kecepatan putaran pada purify

5. PENGERTIAN PURIFIER

Pengertian purifier menurut Leslie Jackson dan Tomas D. Morton. Reed.s


General Engineering Knowledge for Marine Engineer, adalah :

“suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah antara minyak dan kotoran
dimana akibat gaya sentrifugal yang ada maka berat jenis benda cair yang
besar akan terlempar menjauhi interface, sedangkan berat jenis benda cair
yang ringan akan tetap berada pada wilayah piringan disc”.

Di kapal, purifier berfungsi untuk membersihkan bahan bakar dari kotoran


cair maupun padat (lumpur) sehingga kerusakan pada mesin akibat
penggunaan bahan bakar yang tidak bersih dapat dikurangi.

9
6. PRINSIP KERJA PURIFIER
a. Menurut H.D. McGeorge penulis buku Marine Auxiliary Machinery (1995 :
hal 56 – 59), benda cair dengan berat jenis yang berbeda dapat dipisahkan
dengan gravitasi di dalam settling tank. Secara matematis, metode
pemisahan tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:

= ( − )

Benda cair dengan berat jenis yang berbeda juga dapat dipisahkan dengan
metode yang lain yaitu gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal adalah gaya yang
bekerja pada benda yang berputar dengan arah gaya menjauhi pusat atau
inti. Rumus dibawah ini adalah rumus proses pemisahan fluida dengan
gaya sentrifugal. Rumusnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

= ( − )

dimana:
Fs = Gaya Pemisahan
ω = kecepatan sudut
r = radius efektif
D= Diameter
G = Gaya Gravitasi
Pw = Berat Jenis Air
Po = Berat Jenis Minyak

b. Berdasarkan yang tertulis pada buku manual FO Purifier MITSUBISHI


SELFJECTOR pada halaman 3-1 di bagian Operation Manual, proses
kerja purifier adalah sebagai berikut. Tenaga putar yang dihasilkan dari
motor di transmisikan lewat friction clutch keporos horizontal (horizontal
shaft) lalu dengan bantuan spiral gear memutarkan poros vertikal (vertical
shaft). Vertical shaft tersebut dibantu dengan adanya bearing atas dan
bearing bawah. Pada vertical shaft itu juga terdapat bowl yang berfungsi
vital dalam proses pemisahan minyak dengan material-material lainnya.

10
Bowl tersebut berputar dengan kecepatan yang sama dengan vertical shaft.
Untuk menyuplai fluida – dalam hal ini minyak – pada purifier, maka
sebuah gear pump terhubung dengan horizontal shaft lewat sebuah safety
joint. Lalu untuk mengirimkan fluida yang berberat jenis ringan, maka
terdapat impeller yang terdapat di bagian atas bowl. Dengan demikian,
fluida yang lebih berat dan juga kotoran akan di keluarkan oleh impeller
tersebut. Supaya lebih jelas, penulis mencantumkan gambar dari buku
manual tersebut

Gambar 2.1 Prinsip kerja F.O purifier

c. F.O masuk ke pipa cairan umpan (1), kemudian melalui distributor (A) dan
masuk bagian luar disk (B). Cairan berat (air) dan benda padat dipisahkan oleh

11
disc tersebut dan dibuang oleh impeller. Selanjutnya, cairan berat masuk ke
bagian luar dari puncak disc dan melewati disc gravity (F) yang akan
dikeluarkan dari mesin oleh impeller. Pemisahnya (G) harus ditempatkan pada
limit/batas tertentu dengan kontrolnya dapat diubah dengan cara mengubah
diameter dalam dari gravity disc. Selanjutnya, langkah berikutnya setelah
pengumpulan selesai. Penting untuk mengatur sekat/penutup air sebelumnya
agar minyak tidak akan merembes ke cairan berat pada daerah luar pipa.
Setelah air disupply oleh bagian (4) dan melewati gravity disc, melewati bagian
luar disc puncak dan diakumulasikan pada perimeter dalam mangkuk
selfjector.

Pesawat fuel oil purifier merupakan pesawat yang sangat penting diatas kapal,
maka perlu beberapa hal yang harus diperhatikan pada pesawat ini sesuai
dengan buku manual diatas kapal.

Menurut buku petunjuk fuel oil purifier KYDH 204 SD – 23, sebelum
mengoperasikan suatu pesawat, diperlukan beberapa hal yang harus dilakukan,
diataranya:

1. PERSIAPAN SEBELUM PENGOPERASIAN


a. Perhatikan level oil pada carter pada electromotor.
b. Pastikan seluruh koneksi (hubungan) dibagian purifier tidak ada yang
longgar.
c. Periksa gelas duga dari gear case purifier apakah minyak lumas yang
ada telah mencukupi standar atau tidak.
d. Pastikan bahwa kran yang berhubungan dengan sistem dalam posisi
yang tepat.
e. Periksa posisi dari rem harus dalam keadaan bebas.
f. Pastikan arus listrik tersedia pada motor.
g. Periksa sekeliling purifier dalam keadaan normal.

2. PENGOPERASIAN FUEL OIL PURIFIER


a. Nyalakan electromotor, tunggu selama 2-5 menit agar kecepatannya
dalam kondisi normal.

12
b. Pastikan keran pembuangan bahan bakar yang bersih dalam keadaan
tertutup, agar tidak tercampur dengan sisa bahan bakar yang ada di
purifier sebelumnya.
c. Lakukan pengetesan pada mangkok ( bowl ) untuk mengetahui ada
tidaknya kebocoran.
d. Sebelum memasukkan bahan bakar, air panas dimasukkan kedalam
mangkok. Setelah mangkok dalam kondisi panas, aturlah keran air
panas hingga 1-3 tetes/ detik.
e. Buka keran uap ( steam ) untuk bahan bakar sesuai temperatur yang
ditentukan.
f. Buka keran untuk hasil pembuangan bahan bakar yang bersih, dan buka
keran bahan bakar yang menuju purifier.
g. Kemudian atur tekanan steam pemanas pada saluran bahan bakar yang
bersih hingga 1,5 bar atau bisa ditinggikan hingga 2 bar sehingga
temperatur masuk heavy fuel oil 90oC.
h. Kemudian start purifier

3. PENGAWASAN SELAMA PENGOPERASIAN


Perhatikan selama 10 menit untuk mengetahui bahwa purifier berjalan
normal. Selain itu setiap jam melakukkan pengecekan untuk memastikan
bahwa suhu dan tekanan dari fuel oil purifier dan preheater sesuai.
a. Lakukan pengontrolan terhadap purifier selama beroperasi sering
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalny terjadi tumpahan minyak
atupun kebocoran – kebocoran lainnya pada sistem, untuk mencegah
hal demikian perlu diadakan pengontrolan terhadap pesawat tersebut
yang sedang beroperasi.
b. Lakukan pengeblowan terhadap pesawat purifier, hal ini untuk
membersihkan lumpur-lumpur yang menempel pada piringan-piringan
pesawat fuel oil purifier.

4. MEMATIKAN PENGOPERASIAN FUEL OIL PURIFIER


a. Tekan tombol stop proses purifikasi.
b. Tutup keran uap pemanas steam bahan bakar pada pemanas awal
(preheater).

13
c. Buka keran masuk bahan bakar ke fuel oil purifier selama 5 menit,
kemudian tutup keran tersebut.
d. Tutup keran pada sisi tekan bahan bakar untuk bahan bakar yang bersih
menuju tangki harian.
e. Melakukan proses blow down secara manual yaitu proses membuang
sisa bahan bakar yang terdapat pada fuel oil purifier menuju sludge
tank.
f. Tutup keran air panas yang menuju ke fuel oil purifier.
g. Stop electromotor pada fuel oil purifier.
5. PENGERTIAN DAN ISTILAH – ISTILAH

Untuk memperjelas pembaca dalam memahami skripsi ini dan tidak terjadi
salah menafsirkan arti kata tersebut, maka ada beberapa pengertian –
pengertian yang perlu diberikan yang berdasarkan, antara lain:

a. H.F.O (Heavy Fuel Oil)


Heavy fuel oil adalah jenis bahan bakar minyak yang sangat kental dan
berwarna hitam gelap yang digunakan sebagai bahan bakar. Biasanya
H.F.O yang dipisahkan di dalam purifier memiliki massa jenis 0,991
ton/m3.

Gambar 2.2 H.F.O (Heavy Fuel Oil)


b. Separator Sentrifugal
Adalah suatu system kerja dari separator (purifier) dengan cara
berputar dimana percepatan digantikan dengan gaya berat oleh sebuah
percepatan sentrifugal yang besarnya 6000-10000 kali lebih besar dari
percepatan gravitasi.

14
.
Gambar 2.3 Gaya Sentrifugal

c. Main Cylinder
Adalah bagian purifier berupa mangkuk yang dapat bergerak menutup
pada saat proses pemisahan bahan bakar atau membuka pada saat
pengeluaran kotoran (sludge).
d. Operating Water
Adalah air yang digunakan untuk menurunkan main cylinder dan
menutup lubang-lubang pembuangan sludge (kotoran).
e. Pilot Valve
Adalah katup yang bekerja secara otomatis guna membuang atau
menahan operating water yang dipergunakan untuk mengoperasikan
purifier.

Gambar 2.4 Pilot Valve


f. Spiral Gear
Adalah roda gigi yang ada dalam crank case pada purifier yang
digunakan untuk mentransmisikan daya dari horizontal shaft untuk
memutar vertical shaft sehingga purifier dapat bekerja.

Gambar 2.5 Spiral Gear

15
g. Uper Bearing
Adalah sebuah bantalan yang terdapat pada vertical shaft pada bagian
atas yang digunakan untuk menjaga vertical shaft selalu berputar pada
prosesnya.

Gambar 2.6 Upper Bearing


h. Lower Bearing
Adalah sebuah bantalan yang terdapat pada vertical shaft pada bagian
bawah yang digunakan untuk menjaga vertical shaft untuk selalu
berputar pada porosnya.

Gambar 2.7 Lower Bearing

i. Crank Case
Adalah suatu bagian yang terdapat pada bagian bawah purifier yang
berisikan oli yang digunakan untuk melumasi setiap komponen purifier
yang berada di dalam purifier.

Gambar 2.8 Crank Case H.F.O ( Heavy Fuel Oil) Purifier)

16
j. Bowl Disc
Adalah bagian dari purifier yang berisikan disc-disc yang digunakan
untuk memisahkan bahan bakar dari kotoran dan juga air.

Gambar 2.9 Bowl Disc

k. Vertical Shaft
Adalah suatu poros yang berada di dalam crank case yang digunakan
untuk memutarkan purifier.

Gambar 2.10 Vertical Shaft


l. Main Seal Ring
Adalah sebuah ring yang terbuat dari Teflon yang berada di dalam
bowl disc yang digunakan untuk memastikan jika bahan bakar yang
telah dipisahkan oleh purifier tidak ikut masuk ke dalam pilot valve dan
terbuang menuju sludge tank.

Gambar 2.11 Main Seal Ring

17
m. Water Chamber
Adalah komponen yang terdapat di dalam purifier yang digunakan
untuk mendistribusikan air bertekanan yang digunakan untuk
menurunkan dan membuang sisa-sisa pemisahan purifier menuju
sludge tank dan juga air yang tidak bertekanan yang digunakan untuk
mengangkat purifier.

n. Spesific Gravity
Perbandingan antara berat massa suatu zat dan air pada volume yang
sama dimana air mempunyai berat jenis 1 artinya 1 liter air mempunyai
berat sebesar 1kg.

Gambar 2.12 Specific Gravity


o. Steam
Adalah uap panas bertekanan yang dihasilkan oleh boiler yang
digunakan untuk memanaskan bahan bakar.
p. Viscosity
Kekentalan suatu zat cair dimana kekentalan rendah akan mudah
mengalir dan kekentalan yang tinggi akan susah mengalir.
q. Carbon Residu
Prosentasi dari unsur arang (carbon) yang tersisa dari bahan bakar yang
di bakar.
r. Gaya Gravitasi
Gaya menuju pusat bumi yang diakibatkan oleh gaya tarik bumi.

18
s. Gaya Sentrifugal
Gaya yang dihasilkan suatu benda yang berputar yang arahnya
menjauhi titik pusat putaran.
t. Fuel Oil Purifier
Alat yang berfungsi untuk memisahkan bahan bakar hevy fuel oil
(HFO) dari kotoran yang berupa padat atau pun air yang terdapat pada
bahan bakar heavy fuel oil (HFO) dimana pesawat ini bekerja
berdasarkan berat jenis pada putaran tinggi sehingga berat jenis yang
bersih dan kotoran akan terpisah.
u. Disc
Kumpulan piringan-piringan yang berbentuk kerucut yang digabungkan
didalam bowl disc dengan tujuan meningkatkan efesiensi pemisahan.
v. Pre-Heater
Alat yang berfungsi sebagai pemanas untuk menaikan (pemanas awal)
suhu bahan bakar sebelum masuk kedalam purifier dengan tujuan agar
mudah mengalir.
w. Saringan
Suatu alat untuk memisahkan partikel kotoran bahan bakar berbentuk
padat yang terkandung dalam bahan bakar heavy fuel oil (HFO).
x. Friction Clutch
Suatu alat yang berfungsi sebagai penerus gaya (canvas coupling) yang
diberikan pada electromotor ke poros purifier.

Gambar 2.13 Friction Clutch


y. Mesin Induk
Mesin utama dari kapal yang menggerakan kapal.

19
z. Bar
Suatu tekanan dimana 1 bar sama dengan tekanan udara pada
permukaan air laut yang sama dengan 76 cmhg
aa. Sludge Tank
Tangki penampung pembuangan kotoran padat dan air yang berasal
dari hasil purifikasi.
bb. Solid Space
Ruangan didalam heavy fuel oil (HFO) purifier dimana kotoran
tertahan dan akan keluar menuju sludge tank melalui proses blow
down.
cc. Sliding Piston
Gerakan dari piston yang ditekan oleh air bertekanan, sehingga kotoran
padat dapat menuju kesaluran pembuangan sludge tank.

dd. Tangki Harian


Tangki penyimpanan bahan bakar bersih yang berasal dari hasil
purifikasi heavy fuel oil purifier yang dapat langsung digunakan oleh
mesin induk.

20
d. KERANGKA PEMIKIRAN
Adapun kerangka pemikiran yang berdasarkan permasalahan yang telah
disebutkan sebagai berikut:

PERFORMA F.O PURIFIER DI MV. MANALAGI HITA MENURUN

Lubernya H.F.O purifier


H.F.O Purifier mengalami getaran yang
sangat tinggi

a). pilot valve yang sudah mampet

b). suhu bahan bakar yang tidak stabil


a). vertical shaft yang sudah terkikis
c).tidak sesuainya ukuran gravity disc
dengan specific gravity dari bahan bakar. b). horizontal shaft yang sudah terkikis

d). banyaknya lumpur didalam bowl disc c). kurangnya minyak pelumas yang ada
didalam crankcase
e). main seal ring yang sudah rusak.
d). friction clutch yang sudah aus.
f). water chamber yang mampet
e). banyaknya lumpur didalam bowl disc.

a). mengganti pilot valve dengan


spare yang baru, atau
membersihkan pilot valve

b). mengurangi steam yang masuk


ke dalam heater jika terlalu panas a).mengganti vertical shaft dengan spare
dan menambah steam yang masuk yang baru.
kedalam heater jika kurang panas
b). mengganti horizontal shaft dengan spare
c). mengganti gravity disc dengan yang baru.
yang sesuai
c). menambahkan minyak pelumas kedalam
d).membersihkan bowl disc sampai crankcase.
bersih
d). mengganti dengan spare yang baru
e). mengganti main seal ring dengan
e). membersihkan bowl disc sampai bersih
spare yang baru

f). membersihkan water chamber


sampai bersih / mengganti dengan

Performa F.O purifier menjadi baik

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Waktu yang dipakai penulis untuk melakukan penelitianya itu selama penulis
menjalani praktek laut dari tanggal 14 Agustus 2017 s/d 19 Agustus 2018. Dalam
jangka waktu tersebut penulis mencoba meneliti dan mendalami permasalahan yang
ada hubunganya dengan skripsi yang dibuat dan tempat penelitian adalah di atas
kapal MV. MANALAGI HITA. Kapal ini berbendera Indonesia, dengan nama
perusahaan PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES yang bertempat di
Surabaya.

SHIP PARTICULAR FOR SEA PROJECT

1.Name Of Vessel : MV. MANALAGI HITA

2. Type Of Vessel :FLUSH DECKER WITHOUT FORECASTLE

3. Flag : Indonesia

4.IMO Number : 9317121

5.Port Of Registry : Jakarta

6.Owner : PT. MANALAGI

7. Service Route : Tramping

8.Call Sign : YBMY2

9. Year Of Build : 2005

10. Builder : TSUNEISHI CORPTN


11. Gross Tonnage :30.046

12. NET Tonnage : 18,207

13. Dead Weight Tonnage (DWT) : 52454

14. BHP : 7800 Kw

15. Length Over All (L.O.A) : 189,99

16. L.B.P : 182,00

17. Breadth Moulded : 32,26

18. Depth Moulded : 17,00

19. Maximum Draft :12.545

20. Accomodation : 25 MEN/CREW

21. Fuel Oil : 2078.5 M3

22. Fresh Water : 509 M3

23. Drill Water : N/A

24. MUD : N/A

25. Dry Bulk Tanks : 5 HATCHES

26. Deck Loading : N/A

27. Bollard Pull : SWL 64 T

28. Speed : 14,0 KNOTS MAX 14,7 KNOTS

29. MAX RPM : 110 RPM

30. MAIN ENGINE : MITSUI MAN-B&W 6S50MX

31. Gear Box : N/A

32. Generator :3 Sets x Daihatsu (Shanghai) 5DK-20 480kW x 900 rpm

33. Emergency Generator : Daihatsu (Shanghai) 3DK-20

23
B. METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Metode Pendektan

Metode pendekatan adalah suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan


masalah-masalah yang terjadi mengkaitkan beberapa konsep untuk mencari
solusi pemecahan masalah yang terjadi pada H.F.O Purifier.Dibawah ini
merupakan beberapa konsep yang digunakan untuk melakukan penelitian, antara
lain:

a. Studi Kasus
Penelitian yang dilakukan oleh penulis selama praktek diatas kapal mengenai
masalah yang terjadi dalam studi kasus ini akan menyebutkan mengenai
masalah-masalah yang terjadi pada saat kapal dalam pelayaran.
1) H.F.O Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi diatas kapal MV.
MANALAGI HITA
2) Terjadinya Overflow pada H.F.O Purifier diatas kapal MV. MANALAGI
HITA.
b. Problem Solving
Dari beberapa masalah diatas yang terjadi sesuai dengan penelitian selama ini
dilakukan saat praktek dikapal bahwa disetiap masalah pasti ada sebab – akibat
yang akan terjadi. Oleh karena itu, untuk mencari solusi pemecahan masalah
harus sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi. Antara lain sebagai berikut :
1) Mengecek kembali komponen-komponen yang ada pada H.F.O Purifier
2) Membersihkan Bowl Disc secara berkala.

B. Teknik Pengumpulan Data

Data penyusunan skripsi ini diperlukan adanya data-data dan informasi yang
lengkap, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menjadi suatu
gambaran dan pandangan yang benar dan terpercaya, sehingga dapat diolah dan
disajikan serta diuji kebenaranya. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan
data yang berkaitan dengan analisis fuel oil purifier dalam skripsi ini, penulis
menggunakan Teknik pengumpulan data, antara lain :

24
a. Observasi
Observasi adalah salah satu dari Teknik pengumpulan data secara
mengamati, meninjau dan menganalisis obyek ataupun permasalahan
yang akan diteliti secara langsung, sehingga data didapat bersifat obyektif.
Selama penulis melakukan praktek diatas kapal yang dilakukan selama 1
tahun diatas kapal MV. MANALAGI HITA, maka data-data yang ada
dapat dilampirkan. Penulis hanya mengalami dan mengamati langsung
beberapa pengamatan yang terjadi diatas kapal.

Permasalahan tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan dari analisis


dan pemantauan rutin masinis terhadap fuel oil purifier diatas kapal. Dari
hasil pengamatan ini maka penulis memperoleh data mengenai masalah
pada fuel oil purifier.

b. Wawancara
Wawancara adalah suatu Teknik pengumpulan data yang dibutuhkan
dengan cara melakukan suatu tanya-jawab yang dilakukan oleh peneliti
kepada masinis dengan maksud mencari suatu jawaban yang
dimaksudkan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode wawancara
untuk mendapatkan penjelasan dan jawaban yang lebih jelas dan rincian
mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pun suatu hal yang tidak mengerti.

Adapun jenis dan macam pertanyaan yang dilakukan penulis kepada masinis
dikamar mesin adalah permasalahan yang berhubungan dengan topik yang akan
diteliti oleh penulis yaitu analisis performa f.o purifier untuk menunjang
kelancaran pengoperasian dari pada mesin induk dikapal MV. MANALAGI
HITA.

Pada dasarnya permasalahan yang terjadi diatas kapal tidak semua diajarkan
secara rinci dalam buku petunjuk (manual book) ataupun buku lainya
berdasarkan atas pengalaman-pengalaman para masinis selama berlayar.

25
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagaiberikut:
Cadet : selamatsiang bass, bolehkah saya mengajukan beberapa
pertanyaan?
Masinis 4 : ya, tentu saja Za, apa yang dapat saya bantu?
Cadet :saya ingin menanyakan tentang beberapa pertanyaan mengenai
masalah-masalah yang sering terjadi pada purifier dikapal kita
bass
Masinis 4 : Memangnya masalah apa yang ingin kamu tanyakan?
Cadet :Bagaimana menurut bass apabila purifier kita mengalami
getaran yang sangat tinggi dan jika terjadi overflow pada
purifier
kita?
Masinis 4 : Saat purifier kita mengalami getaran yang sangat tinggi, ini
bias disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari komponen yang
sudah aus, pemasangan komponen yang kurang tepat, dan juga
banyak factor lainya, jadi kita harus memeriksa dari semua
faktor hingga kita mengetahui permasalahnya Zaa..
Cadet : Lalu bagaimana bila purifier mengalami overflow bas??
Masinis 4 : Jika purifier mengalami overflow juga mempunyai beberapa
faktor yang mengakibatkannya mulai dari komponen yang
belum terpasang dengan pas, kotornya bowl disc, dan faktor
lainya, jadi kita juga harus memeriksa semua faktor hingga
menemukan dimana penyebab overflow tersebut.
Cadet : Siap bas, jadi seperti itu bas.. terimakasih bas karna telah
membagi informasi kepada saya
Masinis 4 : Iya sama-sama Za.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan melihat


atau membaca arsip-arsip dan surat-surat keterangan diruang kamar mesin.
Penulis hanya menerangkan dokumen-dokumen yang ada dikamar mesin
antaralain :

1) Catatan harian kamar mesin (Engine Log Book)

26
2) Catatan pemeriksaan rutin perawatan (routine check maintenance)
3) Catatan bulanan kamar mesin (monthly jurnal)
4) Surat laporan kerusakan (Damage Report)
5) Surat permintaan suku cadang
6) Buku petunjuk manual (instruction manual book)

d. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu Teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku
ataupun sumber yang dapat dijadikan referensi ataupun acuan pendukung sebagai
tambahan dan perbandingan dalam penelitian dan pembahasan yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Dimana kita mengetahui Bersama bahwa setiap
kapal mempunyai konstruksi fuel oil purifier yang berbeda-beda dan mempunyai
kesamaan berupa bagian-bagian utamanya maupun cara peengoperasian dan
perawatanya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan bukupetunjuk (instruction


manual book) dari kapal selama melakukan penelitian, berisikan tentang panduan
lengkap dan pengoperasian untuk menambah ataupun sebagai pendukung
pembahasan pada penelitian ini. Penulisan juga menggunakan buku-buku referensi
dari perpustakaan maupun dokumen yang berdasarkan dengan masalah yang akan
dibahas dalam penyusunan skripsi. Selain itu juga harus dipadukan dengan ilmu
pengetahuan yang penulis dapat saat mengikuti bagku perkuliahan pada program
Pendidikan Diploma IV di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) serta pengalaman
penulis selama melakukan praktek laut (PRALA) diatas kapal MV. MANALAGI
HITA, sehingga lebih mudah untuk dipahami dan dikuasai oleh penulis dalam
penyusunan skripsi ini.

C. SUBJEK PENELITIAN
Didalam sampel kita ingin mengetahui jenis dari purifier yang akan kita teliti.
Dengan meneliti fuel oil purifier dikapal MV. MANALAGI HITA maka diharapkan
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian ini. Sesuai dengan
penjelasan tersebut diatas, maka subyek penelitian yang diambil adalah pemurnian
bahan bakar yang dilakukan oleh fuel oil purifier untuk pembakaran mesin diatas

27
kapal. Adapun spesifikasi dari obyek penelitian adalah fuel oil purifier SJ 30G/GH
mempunyai data sebagai berikut.

Purifier : Mitsubishi Selfjector

Model No : SJ30G/GH

Maker : Mitsubishi Kakoki Kaisha, Ltd

D. TEKNIK ANALISA DATA

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode
deskritif kualitatif. Metode deskritif kualitatif adalah Teknik analisis yang
dipergunakan untuk memaparkan dan menggambarkan kejadian atau peristiwa yang
terjadi diatas kapal sesuai kondisi saat itu yang timbul yang berkaitan dengan fuel
oil purifier. Dengan Teknik analisis ini diharapkan skripsi ini dapat menghasilkan
pemecahan masalah terhadap permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

28
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA
Selama melaksanakan praktek laut (prala) di atas kapal MV.MANALAGI HITA,
penulis pernah mengalami beberapa permasalahan yang terjadi pada pengoperasian
fuel oil purifier yang berguna untuk memisahkan bahan bakar dengan lumpur, bahan
bakar yang bersih memegang peranan penting pada system pembakaran mesin di
atas kapal untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna.

Berdasarkan hal yang diatas, penulis menengahkan beberapa permasalahan yang


menyangkut proses pemisahan yang menggunakan fuel oil purifier dan kendala-
kendala yang sering timbul dalam pengoperasian yang telah dilakukan. Adapun
tujuan dari system pemisahan itu sendiri adalah untuk mendapatkan bahan bakar
yang bersih sehingga tidak terjadi kehilangan usaha pada mesin di atas kapal
tersebut.

Dengan demikian diperlukan perhatian yang baik terhadap analisis dari pesawat fuel
oil purifier, sehingga mesin diatas kapal dapat beroperasi dengan baik.
Permasalahan tersebut akan diuraikan dengan terperinci berdasarkan kejadian yang
dialami penulis di kapal MV.MANALAGI HITA.

Sebelum melihat fakta-fakta dan data yang diuraikan pada bab sebelumnya maka
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diatas kapal pada fuel oil purifier yang
berakibat atau berpengaruhnya pada kinerja dari mesin di atas kapal adalah :
1. Lubernya H.F.O.Purifier

2. H.F.O. Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi

Adapun fakta-fakta yang dialami penulis diatas kapal sehubungan dengan


terjadinya masalah pada fuel oil purifier adalah :
1. Lubernya H.F.O.Purifier
Saat penulis melakukan dinas jaga hari minggu 1 april 2018 jam 16.00 – 20.00
pada saat kapal melakukan perjalanan dari Manokwari menuju Merak, seperti
biasa second engineer menyuruh penulis untuk melakukan pengecekan pada
setiap permesinan yang ada didalam kamar mesin untuk memastikan bahwa
semua permesinan berada dalam keadaan normal dan tidak ada masalah yang
terjadi. Setelah penulis mengecek permesinan yang ada dibagian bawah kamar
mesin, penulis masuk ke dalam purifier room untuk mengecek keadaan
permesinan yang ada disana. Saat penulis masuk kedalam purifier room, tidak
ada hal yang aneh sehingga penulis kembali ke dalam engine control room
untuk memberitahukan bahwa tidak ada hal yang aneh yang terjadi didalam
kamar mesin. Tetapi tiba-tiba terdengar alarm yang memberitahukan jika sluge
tank level sudah mencapai titik maksimum-nya. Second engineer dan penulis
langsung berlari menuju purifier room. Sesampainya didalam purifier room,
second engineer langsung menecek lubang pengintip dari purifier menuju sludge
tank pada purifier no.1.

2. H.F.O.Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi


Saat penulis melaksanakan praktek laut (prala) pertama kali 14 Agustus 2017,
penulis menghadapi permasalahan pada fuel oil purifier. Pada saat itu sedang
terjadi pergantian jam jaga20.00 – 00.00 antara masinis jaga dan kapal dalam
perjalanan dari Sangata menuju Merak yang sedang membawa clinker. Kapal
sudah berjalan kurang lebih 5 jam dengan speed 11 knot sesuai perintah dari
kantor. Seperti biasa oiler yang sedang berjaga dengan masinis 4 melakukan
pengecekan pada semua permesinan yang ada didalam kamar mesin. Semuanya
berjalan dengan baik, tetapi saat memasuki purifier room, fuel oil purifier
mengeluarkan bunyi yang berisik. Hal tersebut langsung diberitahukan pada
Masinis 4 karena dia yang sedang berjaga pada saat itu. Lalu dia mendatangi
purifier room untuk mengecek dari mana asal suara yang ada didalam purifier
room. Setelah dilakukan pengecekan, Masinis 4 menemukan bahwa suara yang
ada didalam purifier room berasal dari purifier no.1. Lalu Masinis 4
memberitahukan hal ini kepada second engineer yang bertugas sebagai kepala
kerja didalam kamar mesin. Lalu Masinis 4 untuk melakukan pengecekan
mengapa purifier no.1 mengeluarkan bunyi seperti itu.

30
Setelah dilihat kedalamnya, terlihat pembuangan dari purifier menuju sludge
tank dipenuhi dengan fuel oil. Mengetahui hal itu, second engineer menyalakan
purifier no.2 dan mematikan purifie rno.1. Lalu kami naik kedalam engine
control room dan second engineer menyruuh Masinis 4 untuk turun dan
mengecek ada masalah yang terjadi pada purifier no.1.

B. ANALISIS DATA
Analisa merupakan langkah awal untuk mencari penyelesaian suatu masalah.
Didalamnya berisi penyebab timbulnya sekaligus untuk mencari bagaimana
pemecahan dari masalah tersebut dan dapat kita jadikan pelajaran agar kita dapat
mengatasi masalah tersebut apabila suatu saat masalah yang sama muncul. Semua
permesinan yang ada diatas kapal membutuhkan perhatian khusus guna kelancaran
pengoperasian kapal pada waktu berlayar. Salah satunya adalah mesininduk yang
berfungsi sebagai penggerak kapal. Salah satu penunjang kelancaran pengoperasian
mesin induk adalah H.F.O.Purifier. oleh karena itu penulis menengahkan beberapa
permasalahan menyangkut faktor-faktor yang disebabkan oleh H.F.O.Purifier yang
tidak bekerja dengan baik dan juga penanggulangannya.

Adapun fungsi dari purifier seperti yang telah dijelaskan pada definisi-definisi
terdahulu adalah pesawat bantu yang berfungsi untuk memisahkan minyak air dan
kotoran dengan menggunakan gaya sentrifugal yang bekerja berdasarkan perbedaan
berat jenis dari minyak air dan kotoran sehingga zat yang mempunyai berat jenis
lebih besar akan terlebih dahulu terlempar keluar. Untuk mengetahui garis besar
proses kerja dari purifier adalah sebagai berikut :
Tenaga putar yang dihasilkan dari motor di transmisikan lewat friction clutch
keporos horizontal (horizontal shaft) lalu dengan bantuan spiral gear memutarkan
poros vertical (vertical shaft). Vertical shaft tersebut dibantu dengan adanya bearing
atas dan bearing bawah. Pada vertical shaft itu juga terdapat bowl yang berfungsi
vital dalam proses pemisahan minyak dengan material-material lainnya. Bowl
tersebut berputar dengan kecepatan yang sama dengan vertical shaft. Untuk
menyuplai fluida dalam hal ini minyak pada purifier, maka sebuah gear pump
terhubung dengan horizontal shaft lewat sebuah safety joint. Lalu untuk
mengirimkan fluida yang berberat jenis ringan, maka terdapat impeller yang

31
terdapat di bagian atas bowl. Dengan demikian, fluida yang lebih berat dan juga
kotoran akan dikeluarkan oleh impeller tersebut.
Pada bagian ini penulis akan menguraikan data-data yang ada dan menjelaskan
penyebab dari timbulnya masalah pada f.o purifier serta mencari hubungan dari
permasalahan tersebut dan cara mengatasi permasalahan itu. Dari hasil deskripsi
data diatas, kemudian penulis menganalisis data permasalahan sebagaiberikut :
1. Lubernya H.F.O. Purifier
a. Pilot value
Pilot value adalah bagian yang ada pada bowl disc yang merupakan tempat
keluaran sisa-sisa kotoran pada saat proses pemisahan yang dilakukan oleh
purifier. Apabila pilot value ini mampet, secara otomatis maka sisa-sisa
kotoran saat proses pemisahan akan menjadi menumpuk didalam bowl disc.
Apabila hal ini terjadi, maka saat proses pemisahan berikutnya terjadi, bahan
bakar dan lumpur tidak akan dipisahkan dengan baik dan akan membuat
bahan bakar luber menuju sludge tank. Akan tetapi dari hasil analisis dan
juga pengecekan yang dilakukan oleh penulis pada pilot value, tidak
Ditemukan masalah dan pilot value keadaan yang baik.

2.1.2.5 Menarikkatup pilot


Menggunakan kunci batang segienam, lepaskan mur
katup {132}
CATATAN
Pastikan untuk memasukkan batang segienam dengan
aman di lubang segienam dari mur katup.Jika tidak,
kerusakan pada lubang segienam dapat terjadi.

Pegang dongkrak {3} {809} pada bagian katup


penuntun, masukkan baut pembongkaran kedalam
katup penuntun{128), lalu turunkan mur untuk
melepaskannya. Tarik yang lain dengan prosedur yang
sama. 0

Lepaskan jack {3} dan tarik katup pilot (128) dan


lembar katup (130) dari panduan katup (125).

Gambar 4.1 Gambar panduan mengecek pilot value

32
b. Suhu bahan bakar
Untuk membantu proses pemisahan yang akan dilakukan oleh purifier,
bahan bakar harus dinaikan terlebih dahulu suhunya. Oleh karena itu
terdapat heater yang akan memanaskan bahan bakar sebelum masuk
kedalam purifier untuk dipisahkan. Suhu normal yang dibutuhkan oleh
bahan bakar sebelum masuk kedalam purifier adalah sekitar 90°C sampai
98°C. Akan tetapi jika suhu bahan bakar terlalu tinggi juga tidak bagus untuk
proses pemisahan di purifier dan bila didiamkan, bahan bakar akan luber dan
masuk kedalam sludge tank. Lalu jika suhu bahan bakar yang masuk
kedalam purifier dalam keadaan rendah, maka akan mengganggu proses
pemisahan yang akan dilakukan oleh purifier karena proses pemisahan akan
menjadi sulit karena bahan bakar berbentuk masih seperti aspal. Dan hal itu
akan membuat purifier menjadi luber dan bahan bakar akan masuk kedalam
sludge tank. Akan tetapi dari hasil analisis dan juga pengecekan yang
dilakukan pada suhu bahan bakar yang masuk kedalam purifier, tidak
ditemukan masalah dan suhu bahan bakar yang masuk kedalam purifier
dalam keadaan normal. Berikut adalah data dari manual book tentang suhu
bahan bakar.

Gambar 4.2 Gambar panduan suhu bahan bakar untuk purifier

33
c. Gravity Disc
Dalam proses pemisahan yang dilakukan oleh purifier, terdapat suatu
komponen penting yaitu gravity disc. Gravity disc akan menentukan bisa
tidaknya bahan bakar naik dan masuk kedalam service tank. Oleh karena itu
pemilihan ukuran dari gravity fisc sangatlah penting dalam proses pemisahan
yang dilakukan oleh purifier. Jika ukuran dari gravity disc tidak sesuai
dengan spesific gravity dari bahan bakar, bahan bakar akan masuk kedalam
saluran sludge tank dan menyebabkan purifier menjadi luber. Akan tetapi
dari hasil analisis dan juga pengecekan yang dilakukan oleh penulis pada
gravity disc, tidak ditemukan masalah dan gravity disc sudah sesuai dengan
spesific gravity dari bahan bakar.

Gambar 4.3 Gambar panduan mengecek gravity disc


d. Bowl disc
Pada proses pemisahan yang dilakukan oleh purifier, pastiakan
meninggalkan sisa-sisa lumpur didalam bowl disc. Apabila lumpur didalam
bowl disc sudah semakin banyak dan menumpuk, maka proses pemisahan
yang akan dilakukan menjadi terganggu. Jika hal ini terus dibiarkan, maka
purifier akan luber dan akan masuk kedalam sludge tank. Dari hasil analisis
dan juga pengecekan yang dilakukan oleh penulis pada bowl disc, ternyata
terdapat banyak lumpur yang sudah membeku diantara disc-disc, sehingga

34
bahan bakar yang masuk kedalam purifier tidak dapat dipisahkan karena
sudah tertutup oleh lumpur yang membeku.

Gambar 4.4 Gambar bowl disc yang kotor


e. Main seal ring
Didalam bowl disc, terdapat sebuah seal ring yang berukuran sama dengan
bowl disc yang berfungsi untuk memastikan bahwa kotoran yang sudah
terpisah dari bahan bakar tidak tercampur kembali. Jika main seal ring ini
rusak, maka bahan bakar yang sudah terpisah dari kotoran dari proses
pemisahan menjadi tercampur kembali dan ikut dengan kotoran dan dibuang
kedalam sludge tank. Akan tetapi dari hasil analisis dan juga pengecekan
yang dilakukan oleh penulis pada main seal ring, tidak ditemukan masalah
dan main seal ring dalam keadaan yang baik. Berikut adalah panduan untuk
melakukan pemasangan pada main seal ring agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
f. Water chamber
Didalam pengoperasian purifier, water chamber sangat berpengaruh karena
alat ini akan mendistribusikan air untuk mengagkat bowl disc dan juga
menurunkannya. Apabila alat ini tidak berfungsi dengan baik dan juga
mampet, maka air tidak dapat didistribusikan dan pengoperasian dari purifier
akan menjadi terganggu karena bowl disc tidak dapat terangkat dan bisa juga
tidak dapat diturunkan dan bahan bakar yang sudah dipisahkan dari kotoran

35
akan tercampur kembali dan terbuang menuju sludge tank. Akan tetapi dari
hasi lanalisis dan juga pengecekan yang dilakukan oleh penulis pada water
chamber, tidak ditemukan masalah dan water chamber dalam keadaan yang
baik. Berikut adalah panduan manual book untuk mengecek water chamber.

2. H.F.O. Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi


a. Spiral gear
Gesekan yang terjadi pada spiral gear mengakibatkan perubahan bentuk
spiral gear dan mengakibatkan kelurusan putaran purifier menjadi tidak
stabil. Akan tetapi dari hasil analisis dan juga pengecekan yang dilakukan
oleh penulis pada spiral gear, tidak ditemukan masalah dan spiral gear
dalam keadaan yang baik.
b. Upper bearing
Gesekan yang terjadi pada upper bearing dengan vertival shaft
mengakibatkan perubahan bentuk yang terjadi pada upper bearing dan
mengakibatkan perputaran pada purifier menjadi tidak centre. Akan tetapi
dari hasil analisis dan juga pengecekan yang dilakukan oleh penulis pada
upper bearing, tidak ditemukan masalah dan upper bearing dalam keadaan
yang baik.

Gambar 4.5 Gambar Upper Bearing


c. Lower bearing
Gesekan yang terjadi pada lower bearing dengan vertical shaft
mengakibatkan perubahan bentuk yang terjadi pada lower bearing dan
mengakibatkan perputaran pada purifier menjadi tidak centre. Akan tetapi

36
dari hasil analisis dan juga pengecekan yang dilakukan oleh penulis pada
lower bearing, tidak ditemukan masalah dan lower beraring dalam keadaan
yang baik.

Gambar 4.6Gambar Lower Bearing


d. Oli pelumas yang ada didalam crank case
Level oli pelumas berpengaruh pada putaran purifier. Bila level oli pelumas
didalam crank case kurang, maka putaran purifier akan semakin berat karena
gesekan antara komponen-komponen purifier didalam crank case menjadi
lebih tinggi. Dan dari hasil analsiis dan juga pengecekan yang dilakukan
oleh penulis, ditemukan bahwa level oli pelumas yang ada di dalam crunk
case bearada di bawah posisi normal.

Panduan cara mengecek level oli pelumasan

1. Minyak Pelumasan

Oli pelumasan dalam kotak perkakas melumasi satu sama lain dari poros vertikal dan horizontal serta gigi
akselerasi. Metode pelumasan yang tersedia meliputi pelumas baik dan percikan pelumasan oleh roda
spiral. Sebagai kinerja pemeliharaan pelumasan secara serius mempengaruhi kehidupan setiap unit
transmisi daya, perawatan yang memadai harus dieksekusi pada penanganannya.

Untuk pelumasan ini, lepaskan penutup roda gigi atau colokan pelumas yang terpasang pada penutup roda
gigi.

PERINGATAN

Sebelum memasok oli pelumas, pastikan untuk menghentikan SELFJECTOR.Oli menjadi sangat panas
selama operasi. Untuk menghindari risiko oli tersebar ke mana-mana untuk membakar tangan operator
atau melukai matanya, jangan lepaskan steker atau penutup gigi ketika SELF JECTOR sedang beroperasi.

1.1 Jumlah minyak

PERINGATAN

37
Kuantitas oli harus diperiksa dengan SELFJECTOR dipegang secara horizontal. Mengisi ulang oli
pelumas melebihi garis merah atas (H) dapat menyebabkan zat aditif yang terkandung dalam oli pelumas
disimpan ke dalam lumpur, yang dapat memakan waktu cukup untuk tidak melebihi merah atas. baris (H)

Lihat 1.1 untuk jumlah oli yang sesuai. Isi ulang oli hingga garis merah (H) pada pengukur oli seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.2. Operasi selama memastikan bahwa level oli jatuh di antara garis merah (H)
dan (L) .

Gambar 4.7 Gambar level oli pelumas yang kurang


e. Bowl disc
Pada proses pemisahan yang dilakukan oleh purifier, pasti akan
meninggalkan sisa-sisa lumpur didalam bowl disc. Apabila lumpur didalam
bowl disc sudah semakin banyak dan menumpuk, maka akan mempengaruhi
putaran dari purifier sehingga akan menimbulkan getaran yang tinggi. Akan
tetapi dari hasil analisis dan juga pengecekan yang telah dilakukan penulis
pada bowl disc, tidak ditemukan masalah dan bowl disc dalam keadaan
bersih.

38
Gambar 4.8 Gambar bowl disc yang bersih
f. Vertical shaft
Gesekan yang terjadi antara vertical shaft dengan komponen lainnya yang
ada didalam crank case, dapat mengakibatkan perubahan bentuk dari vertical
shaft tersebut. Apabila terjadi perubahan bentuk itu, perputaran dari purifier
tentu akan menjadi tidak centre. Dari hasil analisis dan juga pengecekan
yang dilakukan oleh penulis pada vertical shaft, ditemukan bahwa vertical
shaft sudah mengalami keausan, hal ini terliha tdari diameter vertical shaft
yang berada di paling ujung atau yang bersinggungan langsung dengan bowl
body, terlihat diameternya sudah semakin mengecil.

39
Gambar 4.9 Gambar panduan mengecek vertical shaft
g. Friction clutch
Friction clutch adalah penghubung motor listrik dengan purifier. Bila
friction clutch tersembunyi menjadi aus, maka permukaannya akan menjadi
berubah dan perputaran motor listrik tidak akan sama dengan putaran
purifier. Jika hal ini diteruskan, maka akan mengakibatkan putaran purifier
akan menjadi terganggu. Akan tetapi dari hasil analisis dan juga pengecekan
yang telah dilakukan oleh penulis pada firction clutch, tidak ditemukan
masalah dan priction clutch dalam keadaan yang baik.

Gambar 4.10 Gambar panduan mengecek friction clutch

40
C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada beberapa hal yang dapat
menimbulkan masalah yang terjadi pada fuel oil purifier, maka dapat dibuat secara
alternative pemecahan masalah yang dapat dilakukan secara teknik operasional.
Dalam hal ini pesawat fuel oil purifier perlu adanya pemantauan. Permasalahan
yang sangat terjadi dan telah disebutkan pada bab-bab sebelumnya harus segera
diatasi agar fuel oil purifier dapat bekerja dengan baik dan alternative pemecahan
masalahnya antara lain :
1. Lubernya H.F.O. Purifier akibat banyaknya lumpur didalam bowl disc
a. Membersihkan bowl disc setiap 500 jam sekali
b. Melakukan blow 2 kali setiap 4 jam
c. Bersihkan Pilot valve yang tersumbat
2. H.F.O. Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi akibat vertical shaft yang
sudah aus
a. Mengganti vertical shaft dengan spare yang baru
b. Melakukan pengelasan pada vertical shaft dengan menggunakan kawat las
tipe 313

D. EVALUASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Dari alternatif beberapa pemecahan masalah yang telah dilakukan diatas,
dapat diketahui bahwa alternative pemecahan masalah tersebut harus memenuhi
syarat. Hal ini dimaksudkan agar dalam pemecahan-pemecahannya nanti akan lebih
terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan sehingga masalah dapat teratasi. Dari
alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan di atas masing-masing memiliki
keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif pemecahan masalah kemudian
menjadi pertimbangan dalam membuat sebuah evaluasi pemecahan masalah.
Alternatif masalah yang dipilih adalah alternatif pemecahan masalah yang
mempunyai banyak keuntungan, baik dalam hal materi, waktu dan tenaga serta
memiliki kerugian yang sangat kecil.
Dengan mempertimbangkan berbagai keuntungan dan kerugian dari
alternatif pemecahan masalah di atas maka di dapatlah sebuah evaluasi pemecahan
masalah yaitu :

41
1. Lubernya H.F.O. Purifier karena kotornya bowl disc
a. Membersihkan bowl disc setiap 500 jam sekali
1) Kelebihan dan keuntungan
a) Purifier akan dapat bekerja dengan baik karena bowl disc selalu
bersih
b) Dapat menjaga komponen yang ada di dalam bowl disc karena sering
dibersihkan
2) Kekurangan dan kelemahan
a) Memakan banyak tenaga
b) Memakan banyak chemical yang digunakan untuk membersihkan
disc
c) Memakan banyak waktu
b. Melakukan blow 2 kali setiap 4 jam
1) Kelebihan dan keuntungan
a) Tidak memerlukan banyak tenaga
b) Tidak memerlukan banyak waktu
2) Kekurangan dan kelemahan
a) Dapat merusak beberapa komponen yang ada dalam purifier
b) Membuang lebih banyak bahan bakar menuju sludge tank

2. H.F.O Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi akibat vertical shaft yang
sudah aus
a. Mengganti vertical shaft dengan spare yang baru
1) Kelebihan dan keuntungan
a) Lebihtahan lama
b) Tidak membutuhkan banyak tenaga
c) Pastikan sudah centre karena mengganti dengan spare yang baru
2) Kekurangan dan kelemahan
a) Biaya mahal
b) Waktu pengerjaan menjadi lama apabila menunggu vertical shaft
yang baru datang
b. Melakukan pengelasan pada vertical shaft dengan menggunakan kawat las
tipe 313

42
1) Kelebihan dan keuntungan
a) Biaya lebih murah
b) Waktu pengerjaan menjadi lebih cepat karena langsung di lakukan
pengelasan vertical shaft
2) Kekurangan dan kelemahan
a) Tidak tahan lama
b) Ada kemungkinan vertical shaft menjadi tidak centre
c) Membutuhkan banyak tenaga

E. PEMECAHAN MASALAH
Dari evaluasi pemecahan masalah tersebut diatas, maka alternatif yang
dipilih untuk memecahkan masalah pada H.F.O. Purifier adalah :

1. Untuk mengatasi lubernya H.F.O. Purifier dipilih pemecahan masalahnya


adalah membersihkan bowl disc setiap 500 jam sekali. Karena sesuai manual
book setiap 500 jam bowl disc harus dibersihkan

2. Untuk mengatasi H.F.O. Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi dipilih
pemecahan masalahnya adalah dengan mengganti vertical shaft dengan spare
yang baru. Karena jika dilakukan pengelasan akan mendapatkan hasil yang
kurang maksimal.

43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kelancaran pengoperasian kapal, yaitu kerja dari mesin induk tidak terlepas
dari dukungan pesawat-pesawat bantu dengan system kerja dan perawatan yang
baik. Purifier (separator) yang seperti kita ketahui pesawat / alat pembersih media
cair seperti minyak pelumas, menjadi bagian penting dalam operasional mesin
induk, dan mesin bantu. Namun dari hasil penelitian dan berdasarkan kenyataan di
lapangan, masalah pada fuel oil purifier diatas kapal MV. MANALAGI HITA
sering terjadi dan mengganggu kelancaran operasional kapal.
Untuk dapat bekerja dengan baik, fuel oil purifier memerlukan perhatian
dalam hal pengoperasian dan analisis permasalahan. Masalah-masalah atau
gangguan-gangguan seperti kerusakan pada instalasi mesin dari fuel oil purifier
yang mengakibatkan kinerja dari fuel oil purifier menjadi tidak maksimal sehingga
mengganggu kelancaran operasional kapal. Dari uraian diatas dan uraian pada bab-
bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut :

1. Yang menyebabkan lubernya H.F.O. Purifier adalah karena kotornya bowl disc,
sehinnga menyebabkan bowl disc tidak dapat berputar dengan baik..

2. Yang menyebabkan H.F.O. Purifier mengalami getaran yang sangat tinggi


adalah karena vertical shaft sudah mengalami keausan, sehingga menyebabkan
putaran vertical shaft tidak dapat berputar sempurna.
B. SARAN
Sesuai dari uraian permasalahan-permasalahan yang terjadi di atas dan
deskripsi data, serta adanya kesimpulan yang didapat, maka untuk menghin dari
terjadinya permasalahan-permasalahan yang terjadi pada fuel oil purifier, maka
penulis memberikan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat jika para pembaca
terutama para rekan-rekan yang satu profesi bila menemui fuel oil purifier jenis ini.
Adapun saran tersebut antara lain :
1. Untuk mencegah lubernya H.F.O. Purifier dilakukan pembersihan bowl disc
setiap 500 jam sekali
2. Untuk mencegah terjadinya getaran yang sangat tinggi pada H.F.O. Purifier
dilakukan penggantian vertical shaft dengan spare yang baru.

45
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Ilmu Pelayaran. Motor – Motor Diesel dan Turbin – Turbin Gas Kapal (1976)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKetiga).

Leslie Jackson, Thomas P Morton, General Engineering Knowledge (London Adlard


Coles Nautical, 2009)

Mc, George,Hd.Penulis buku Marine Auxiliary Machinery 7th Edition (hal 56-59, 1995)

Purifier Mitsubishi Kakoki Kaisha LTD, Instruction Manual Book, “

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Jakarta Balai Pustaka

Wiradi,”Scholar cum activis (guru) studi di Agaria”

46
.l
u.,t

;t
FRAME & COVER ASSEMBLY
.!l
=i 320 317 318 408 319 3i3

3l
324 314 312 3r

x3
30 30
x30 31
30
J 32

I
E

J
3
{

e 21
= 2t
J '. /
20 x1x'!L,/

J
i \t'.-l-- -
2l
21
-l
I 21

= ! 2l
t
I

-t
1
51
-,I I
iI 403
EI
t 404
!q

S T50G- 1 50G
l
x i-;
;l +

_\ll1l!
.] 1. X8ro:04. -105$S_J Lo_E - S_ 30 ailEE

]' MITSUBIISI{I KAKOKI KAISHA, LTD. !\16N0, 206352


Parts List DWG- No. 206352

Synbol Material Q'q{ Parts tio


c32556C01
F10120,i5a
?03 if*aE$ 111012D1
r'li +,j'iet
204 -l- ?ir Et00810:3
2L !*lr<y+> sasket L01400805
2t6 :/1/ !iuc NAOl]l5CL
205545001
208 XE i'l,,rF F1008020c
- 2Og ':./-l,d/4, .155820001

2t0 /u, .1i3?1400!


21L ?tr/ AL303rA
213 l:vr/\4/ 45€331001
214 &6?f& 450538001
,15 xErl*/tl. F10080?cc
216 ,-}7<y+, Ll68050ic
2\7 &*,ia^ 4038090t'1
27'd 7\/- !^3 j\w Nirri {20695001
2t9 Jrl +537:3!01
220 Ctr/' N3R A1003?A
225 a/'1a.rl 20651600r
226 i-Al,'trl Ft0l002ic
A1003fl
plxe NA0008c1
24r w.*@.+4& 1 350?05!C1
21: /-G,*7,i. F1008015C
243 Ft0050r0c
^E,5r.1. alun:niln alloy cssrins 032,140!cl
30: r\'E tJl 8;li,,r.). cllnnilllr nolybdr.us sreel ai01c025c
303 Arr'l O in8 NER I 420465.{
304 te+ I 450557001.
305 cltrohiuh ioll,bd.num si*l 4 F300601:c
305 ^Et{i8+/"f
TH7-1.' t 20657000:
309 iiF,ttlSd/rf .iTonitn nolJ,bdenln 6te.l 4 F30080!0G
3to ot:,// C .irs TBR l A20100A
311 ortrl O rinc NBR r t10034{

311 xE ,if.fE il.itl- :iromjm nblybderum s:€e: 3 :30C8C20C


31i Alrl O.i!c 2 Aioozd{
317 r/r-,.zl- I 3la9?800r
3LE O"y' O .ins 1 ,\10016A
3r9 i&r!!E 1 3371i7103
3?0 7\i+ri. I Gi022Ar1C
32r '42W4>-.) inpeuer (!) I 33717900i
322 W&4r-:) iEpeller (1) I 337178001
O jlie N3R 1 A1003lA
32,1 it4Eftlf 2 337186102
325 :-/ -l/sra, 2 L044032\5
326 :=i-ri): 2 {092?5001
327 Orrrfri- 2 ,15056700I

sl20c 7r-,/:'ilr-.El€. 3E Mi,.subishi Kakoki Ka'sha. LTD. G200201


Pads List DWG. No. 20t1352

Q'tr Pa,.ts No

3r8 rfiriEtt€ c;nneca.6lu:e (:l) r $72.14102

3?9:2-l.rr7+r' I L038028r3
I 4l066E0Cl
I
'a+ ! .i55C29Ci1

333 l:))l ! A1002.qA

ffi I aoso03srs
2 319987106
-----oz :,=Ura;.--*- *= t L0{aoa2l5

--: 4a=7-Tri;ffi - LrFooloto-


4$ iiAr4nV- *'-t. c):per)jl:! { Nloclou
-4nj "l!"; I 31507800r
'40i==r,.ri 3 NtsO1aCO!
- 4r1-ER7Vr, i""g" - *i* ,t;----- --- - 1 ?05a80i0?
- l; : )t. - ---;lb^"**"1bs .,pp"-fr" - rsool3ll
=;L --
- ioet*,@' -'""rt"e*1-.t',b" ---ffi
110 rlF-r.r4 *i*!o. .oDp:r_atloY 1 NDoollll
-*FiAVi- cor:e-allov 1 N000r013
- u, -r-r.4.1, - --i "h*"-..t".
oo*i"ii"o*- *pe"--no' -4 l'!{olJ'l
-ql 1 tiF0010L,
|',:1 )rai>#+ - I :
,i5656.100

1 1i665400!

Sl20C 7,-,- r..2/{*.$8. elrr Mitsubishi K*oki Ku lsla, l.TD. G200202


BOITL ASSEMBLY
"l
134

i 120

;l 121

H
133

116

1
1t2

11
124

it'
I i
*
;

i;l
_t 1:l
iJ
":l
=l
-l ii
,il
?:l
= :t
,i
-l al

;i :;
:!
;'l ni 130
ai

ai
:T
it
l tt

;l
DETA]L sJ50G:15QG

:I ;f, ursueusHl KAKoKI KAIsHALTD. ,1,/6,N0 2068{6


Paits Lisl DWC. No. 2116316

Slebol Q'ry Parrs i,lo


-lal EEf I313.Q600i
\02 ot>2' O rins 1iiJ85iA0l
lQ3 )yft:2 .i33171i01
t04 *#.2 ,t 7: /, 450553002
tu *.",tj>/ lraE05ittl
iol +rrrts ?0555900t
m6 *1iP:, 452350001
r01 or:.,d O rins )]BR 45alrita0lt?
t0i *ntjj 105;d!0r:
$e +?ii:, '. 1i?411001
----iIo-S+-: I 4;38i13001
rii +#ffi --dGl1-f
* liz-Elt6&u :!a59r10?
1!r .,k AE 20i55i10_r
Lu at AU0070B
1D lEEl--'i* 1313550!.1
L$ Att?'
\11 0)r,
---------ni6- O rjnc
N3R
A802438

I {65837001
ire [eE6ryt- i 205558001.
---itrdF7i>;\' i 337i1r001
*2 i:- ii:lfit[ ;ia,n;;;;;;l '|:& -2
:l22 f.t^r+)l r 33?M00i
AE6i-yr; 1 436i7C001
t24 Efll I 4ao4z',tAtl
t2S )\)r/)tlr" 2 31?75000r
!26 01)rr'
-tu\2? Or>/ O nn3
r2g /14eyF,stt:/ 2 +50.128001
\29 0r>/ i" '-A4ro lzF
---:uo;n7r;{ : 4350000cr
Lst Oyr, O :ing 2 A41C]3F
't32 /:rt:/+yt 2 45!4!9001
a--ad5612od--..-
13+ E&r';r:. /{ a -5$m5mr-
ttr cfil&F,4+*t*i4rlAfr
Sp*aial €oqred pNLs ior c heavy oil.
+2 1.t.8&r6ffi6r:Fa#fl((i:e',.,
PL@se relq to the list ol6ra,ity dlscs.

sj2oc Eti Mitsubishi Kakoli Kaisha, LTD. o100301


VERTICAL SHAF"T ASSEIIBLY

711 708 705 703 ?10 709 706 707 7f)4 702 522

51

51

51

51

5i
52

=
t
r!!
=t I
!

t
I
t
!
.Bl t
3l 1,
-:l
-*1
ll
J ;
:l
g'
!

I
!
I E
I

.l

a
;f umsuensru KAKexr KlglAtlrl DH6,rig, 20681t
I';rts ] i:t DWC. No. 206343

Sylnirol Matcrial Q'ty Parl$ No

5C1 {60H2) 1:t3I30l:


i01 +_rIi: l3t3Ii0'll
502 {t+,ft,B& loc}i vasher J300€ca

503 #rE,fir-yl. Iochui L J2008CC


2C0865001
i04 1

505 O rifg ]iER 2


^:0i55A
6 !i053r.001
50€
.:iC52li001
50?
508 ; !1i98i0rr
s09 31425700r
-LsFdr*ar-7
510 :s&4t-;
iil xi.*-t*e- :16208J8
c1060r,A?
._j*515lfr]frE-t.- - 2!091)r001

--5i4-iiii!Tm-- l!u:!080c
- "ltExE-t
- Jr0:2D1
5la ellmi um au5t ces ns {50525001
--4c62-- r:BR A?003s4

518 aLuDsun .lloy cMling {Eo--aaa-


--71e 6117 NI]N 420!354
i[i:]a 436i04001

521 i^.'+(1) ;p;".' (r-- srotuastdl


--!rr:xl,r-
-5zo
--5nTm
il l4 ?.40i.1I
20i;9!c0L
-"-6rt6;jr-- \BN A101001
----rb-*EBEFr. ch:rnun rr,1yLa.n:5 rr*l 1008!2rc
' szd-r'iE6 .p.'s :li008fl
-- w Ftr{ - ".r- I 11402242
I 31425800--

ize n6.7AF I 142305J1

$o +h-1- i cr060r5A2
a3: -r:/);17!d4, -^ : 3i?1170a1

7r':r. -lfEtF t :27305J2


-s32 2 ts30060

BB4 :1^-+lzj i ,i3649!C01

53; i 1'Jl]15l:.ol
5i6 ,E* 1 ltorsJo
-- 537 TEmqr;i- I 436149ri01

538 ri- i 4361a0001


t r56501i01
r01 i 3:.1263;r01

?0? a F3008;lr6E

1t3 ^5r\
ii*)):/,, operatlrg r,ster nozzLe L 33?115001

704 fffi.ll',6s)rf 3 i6005r20:l


?05 ope.atins !va',cl chMber 71110C:

705 ii001t03i
-1q7 ^6d/tl.
6 :i5r0,tBZ

108 Ar2 r\9Al80q


+-(r/:r.'r
iA9 l37l I ilLl!1
' 710 ,-,qi11lrtdlr:. ch.cmilD nolyMenum sleel E{00608c?

st2o..; Eii l*xiiE l\,lii.sunishi (!L.,nl Iiaisa.a, l-TD G40020 I


HORIZONTAi, SIiAITT ASSEMBLY

4 622 6A2 603

'i

*
r'\
\
=
a:t

J
!:
"f it
jlii
E
=

I
:lil
I rl
;t
+l
:l
I
it
x :l
I
llrl
_t

i;l
.- -:1
st Eil
'I
.,1
i!l
E]

!i
I
;i
I
I
ri
,A
I
ii
:;
i-1
cBc:sll0q_
csti:100cH. r2Q!li
Irlh_Drsg!ggq_d4!g!qr

:t MITSUBIISHI KAKOKI KAISHA,LTD. !\rr, No 20 611 0


Parts List DWC. No. 1064i0

ivla:erial Q'ty Parts Nc


105;4s001
'.-ft3-m6rf F r0c30t0c
2si 7-r,=+E,la 04c95

235 Jv*+t$ 15:0J12001


E4XO,C32E

231 /v*+)\YF )v 3r ??5;001

232 av-+'4=t'l 3i59iii01


t 315960001

2,1l] ,,r,,{J:-U,l.nll 2 E100512t1


i 200853001

FHxldE ball beaine (1) z 116307J1

603 S1;+- keY 2 CL!0040A2


-eoz
611 tuE,q+ri. I 1200?c0
6!5 4}iEE I J:007C0
-- 6r6-S=f,c8Ei:irtrr* i:ia,n:ns rire (c) I D3035D2
a:7 xqril"i8iibrxi .::oriun loiyiaeni:a steel I E400620G6
" -6ie=,;Etg- !";.;:-,{,e ::ri I 132497001

6ag )-4)vY-), NAR 1 t(r456510A


atl CU// NBiI I A202804
__5t-1,{/y:, tE;, I 451058001

6 Lz i-E?rt:----------;,r- t Tmrl]osoc
6t i =.r',,'.:
614 i<af,)v'F F1a1aa30a
-=E]:@- H 1IJ lID I
6te iL:,/-,. i+(SoH;J iirutseac:oF r-- sDe.ialbr.nz6 6ting L 206414AA':
6\6 - speciai bront c*doc I 2C546,i011

5t1 ^X4z/r*iW
*7-lt "rta6;66frr- I ,1r!48101:

61A arrrara*, 1 2008590ni


r ?008630i!
620 tiE-/iE: r r)rtrrl chroniuB nol-rtdetrum ste€l t 840M2G7
ffi- ""pG;Gv :, 3ir5o?slc.
azt 7')rr;:,5ar;\5ruz) iicrjon.lu:ch(50H2) .1 3850781ni
e?J ,1.{,{AA 200856001

rz: n*.-'r/+ Fr0i.i!.25C


624 ort, C,in8 t,Ea A2Ct,!0,q
62i *.1)'/>-rv K1{565r'J,1
6rs-frEE rh ar008c20a
62',t )1- 12)
- 7a-!2110i 1

628 cn oniun rolybdeDum steel :.1004c4c?


^Ei.li3r!sh11 2li5550Ci
,10
031 Htui,{ ,:08:i9lll
s32 &{*r,{'-E# 450451001
---r-ii + - i--ii: ij^,I. h I; !?i0112C\
;3r rir!,l' F1010020c
^.fi
y_f./ry+,
635 {5099r0o1

slzl]c fiHil.flP c310201

Anda mungkin juga menyukai