Anda di halaman 1dari 75

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI

OPTIMALISASI PELAKSANAAN DINAS JAGA GUNA


MENINGKATKAN KEWASPADAAN DAN KEAMANAN
DI MT. SOECHI ASIA XXIX

Oleh :

DIMAS ANGGA PERMADI


NRP : 13.7398 / N

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


Jakarta
2017-2018
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

SKRIPSI

MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA ANAK BUAH


KAPAL PADA PROSES EMBARKASI DAN DEBARKASI
DI KM. NGGAPULU

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan


Untuk Penyelesaian Program Pendidikan Diploma IV

Oleh :

ACHMAD MUZZAKY
NRP : 13.7734 / N

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV


Jakarta
2017-2018

i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : ACHMAD MUZZAKY


NRP : 13.7734/N
Program Pendidikan : DIPLOMA IV
Program Studi : NAUTIKA
Judul : MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA
ANAK BUAH KAPAL PADA PROSES
EMBARKASI DAN DEBARKASI DI KM.
NGGAPULU

Jakarta , 02 APRIL 2018


Pembimbing II
Pembimbing I

AJI AMANTO, S.Si.T


Capt. BASRI DARAMIN, M.M
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19790311 200212 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Nautika

SUHARTINI, S.Si.T M.MTr.


Penata ( III/c )
NIP. 19800307 200502 2 002

ii
Kf, MENTERIAN Pf, RHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGCI ILM(J PIII,AYARAN

TANDA PERSETT].ITJAN SKRIPSI

ACEMAD IIIUZZAI(Y
13.17341N

DIPLOMAIV
NAT]TII{A
MDNING(ATXAN DISIPI-IN KEIUA
ANAK BUAII X-APAL PADA PROSES
EMBARXAST DAN DEBAIiI(ASI DI KM.
NGCAPIJI,IJ

,L},rt, -02 rtPRll, 20lli

Tk r (rrr/d)
3112002t21 ml

(clua Jurusan Nautita

d/4-
st HARr rM.s si T [r MTr
Pr"t ( III/" )
NrP_ l9a0B0? 200502 2 002
KEMENTERIAN PERIIUBUNGAN
BADAN PENGf,MBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TAN DA Pf,NGESAHAN SKRIPSI


ACIIMAD MTIZZAKY

NAUTII({
MENINGIGTI'AN DISIPLIN Kf,R.'A ANAK BTIAII
XAPAL PADA PROSIiS EIITBARIiASI DAN
DEBAR(ASI DI I<M. NGGAPIILII

SUHAIITINI. S.SI.T M.MTr.


P€n,rs Tr. I ( ry. )
NtP. 19300307 200:{2 2 002
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini sesuai dengan kemampuan yang ada pada penulis. Skripsi ini
merupakan kewajiban bagi para Taruna dan Taruni Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program Diploma IV.
Adapun penyusunan skripsi ini didasarkan atas pengalaman yang Penulis dapatkan
selama menjalani praktik laut di KM. Nggapulu, serta pengetahuan yang diberikan oleh
dosen pada saat pendidikan dengan melalui literatur-literatur yang berhubungan dengan
judul skripsi yang Penulis ajukan. Adapun judul skripsi yang penulis ajukan adalah
“Meningkatkan Disiplin Kerja Anak Buah Kapal Pada Proses Embarkasi Dan
Debarkasi Di KM. Nggapulu”

Penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak yang telah
mendukung dan membantu memberikan masukan, sehingga pada kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas diberikannya nikmat kesehatan dan waktu
luang untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada Ayah dan Ibuku, Bambang Supriyanto dan Yayah Carsiyati yang tersayang
dan tercinta yang selalu mendukung segalanya kepada penulis melalui do’a dan
keridhaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Yth, Capt. Sahattua P. Simatupang, MM.,MH selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran.
4. Yth, Suhartini, S. SI.T M.MTr. selaku Ketua Jurusan Nautika.
5. Yth, Capt. Basri Daramin, MM selaku Pembimbing Penulisan Materi Skripsi yang
telah meluangkan waktu dan pikiran serta kesempatan dalam membimbing materi
skripsi ini.
6. Yth, Aji Amanto, S.Si.T selaku Pembimbing Penulisan Skripsi yang telah
memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Kepada adik-adik saya, Syafira Rizki serta Suci Agisni yang telah menjadi motivasi
saya untuk segera menyelesaikan skripsi saya.
iv
8. Elvrina Junio yang setia mendampingi, memberikan semangat serta dukungan
kepada saya.
9. Kepada PT. Pelayaran Nasional Indonesia dan Nakhoda beserta seluruh Anak Buah
Kapal KM. NGGAPULU yang memberikan saya pengalaman yang berharga dan tak
ternilai.
10. Seluruh teman-teman angkatan LVI Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta dan
yang terkhusus teman-teman saya taruna Officer Plus-90 angkatan LVI yang selalu
memberikan dorongan, semangat dan selalu mendoakan penulis untuk maju,
terimakasih atas suka-dukanya selama ini.
11. Teman-teman saya kelas Nautika VII/VIII C yang telah memberikan warna dalam
hidup saya, canda serta tawanya dan juga memberikan semangat sampai penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas ceritanya.
12. Teman-teman sekamar dan anak kamar DC 209, serta seluruh junior Asisten 2
Taruna (WT) dan Asisten 2 Taruni angkatan LIX yang selalu memberikan hiburan
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan seluruh junior yang telah
memberi warna dalam kehidupan saya di asrama sehingga saya dapat menjalani
semester akhir ini dengan penuh semangat.
13. Dan kepada semua pihak yang yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu penulis untuk menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran Jakarta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis
mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang bersifat membangun dan berguna
bagi penulis dalam kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, semoga penulisan skirpsi ini dapat benar-benar di manfaatkan sebaik-baiknya
dan dapat membuka wawasan dan pandangan penulis serta pembaca
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jakarta, 22 Maret 2018

Penulis

Achmad Muzzaky

13.7734/N
v
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ........................................................................................................... i


TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang ........................................................................................... 1


B. Identifikasi masalah................................................................................... 3
C. Batasan masalah ........................................................................................ 4
D. Rumusan masalah...................................................................................... 4
E. Tujuan dan manfaat penelitian skripsi ...................................................... 4
F. Sistematika penulisan ................................................................................ 5

BAB II : LANDASAN TEORI .................................................................................... 7

A. Tinjauan pustaka ....................................................................................... 7


B. Kerangka pemikiran .................................................................................. 17

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 19

A. Waktu dan tempat penelitian ..................................................................... 19


B. Metode pendekatan dan teknik pengumpulan data ................................... 20
C. Subjek penelitian ....................................................................................... 24
D. Teknik analisis data ................................................................................... 24

vi
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 31

A. Deskripsi data ............................................................................................ 31


B. Analisis data .............................................................................................. 39
C. Alternatif pemecahan masalah .................................................................. 41
D. Evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah ...................................... 44
E. Pemecahan Masalah yang dipilih .............................................................. 47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 49

A. Kesimpulan................................................................................................ 49
B. Saran .......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 18

viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Posisi Tim Embarkasi dan Debarkasi KM. NGGAPULU
Voy 14 / 2016 ................................................................................ 27

Tabel 3.2 Laporan Keterlambatan Perjalanan KM. NGGAPULU


Voyage 14 / 2016 ........................................................................... 28

Tabel 4.1 Posisi Tim Embarkasi dan Debarkasi KM. NGGAPULU


Voy 14 / 2016 ................................................................................ 33

Tabel 42. Laporan keterlambatan perjalanan KM. NGGAPULU


Voy 14 / 2016 ................................................................................ 35

Tabel 4.3 Grafik perbandingan jam kapal sesuai jadwal dan keterlambatan
........................................................................................................ 37

Tabel 4.4 Data beberapa penumpang gelap yang kedapatan berada di


KM. NGGAPULU ........................................................................ 38

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Crew List KM. NGGAPULU


Lampiran 2 : Ship Particular KM. NGGAPULU
Lampiran 3 : Rute Pelayaran KM. Nggapulu Voyage 14 2016
Lampiran 4 : Dokumentasi kegiatan Embarkasi dan Debarkasi KM. NGGAPULU

x
KERANGKA PEMIKIRAN
MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA ANAK BUAH KAPAL PADA PROSES EMBARKASI
NB
DAN DEBARKASI DI KM. NGGAPULU

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Terbengkalainya jadwal kapal disebabkan oleh lambatnya proses Embarkasi dan Debarkasi.
2. Kerugian perusahaan akibat naiknya penumoang gelap ke atas kapal KM. NGGAPULU.
3. Prosedur pembayaran tiket yang kurang jelas, akibatnya, timbul kerancuan penumpang saat memesan tiket online atau ofline
4. Ketidaktepatan waktu dalam mengurus clearance kapal, sehingga proses penyelesaian clearance menjadi sangat lama
5. Pelayanan yang diberikan kepada penumpang kurang memuaskan, sehingga penurunan jumlah penumpang PT. PELNI pun
cukup signifikan.
BATASAN MASALAH
Terlambatnya proses embarkasi dan debarkasi di Kerugian perusahaan diakibatkan penumpang gelap
KM. NGGAPULU, hingga menyebabkan yang naik ke atas KM. NGGAPULU.
terbengkalainya jadwal kapal.

RUMUSAN MASALAH

Apakah yang menjadi penyebab terlambatnya proses Apakah yang menjadi penyebab naiknya penumpang
embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU? gelap diatas di KM. NGGAPULU?

ANALISIS DATA

Tidak siapnya anak buah Kurangnya Kontrol dari Kurangnya jumlah Banyaknya frekuensi
kapal yang bertugas atasan/perwira diatas personel petugas anak jumlah penumpang,
sebagai petugas kapal pada saat proses buah kapal pada saat terutama di pelabuhan
embarkasi dan debarkasi. embarkasi dan debarkasi. embarkasi dan debarkasi. Indonesia bagian timur.

PEMECAHAN MASALAH

Melakukan Briefing Meningkatkan Memperhatikan jumlah Melakukan koordinasi


kepada anak buah kapal, pengawasan oleh petugas embarkasi dan dengan petugas
serta teguran terhadap Nakhoda / Perwira debarkasi dengan PT.PELNI di darat saat
anak buah kapal yang terhadap anak buah mengecek keberadaan proses embarkasi dan
lalai. kapal yang bertugas. petugas embarkasi dan debarkasi berlangsung.
debarkasi.

OUTPUT

Dengan melakukan arahan berupa teguran maupun sanksi, serta meningkatkan pengawasan anak buah kapal
pada saat embarkasi dan debarkasi, mengecek kehadiran petugas embarkasi dan debarkasi, serta melakukan
koordinasi dengan operasi PT PELNI di darat , maka dapat meningkatkan kedisiplinan ABK sehingga jadwal
kapal tidak terbengkalai dan tidak adanya penumpang gelap naik ke atas KM. NGGAPULU.

18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya akan berusaha untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. satu hal yang harus diperhatikan bersama
yaitu bahwa keberhasilan sebagai aktivitas di dalam perusahaan dalam mencapai
tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana operasional yang
tersedia, sarana atau prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek
sumber daya manusia. Sumber daya manusia menjadi aspek penting, bahkan aspek
utama dalam bergeraknya roda perusahaan tersebut.

Saat ini transportasi laut masih memegang peranan yang sangat dominan sebagai
alat angkut yang belum dapat digantikan dengan jenis angkutan lain, karena
angkutan laut merupakan suatu sistem pengangkutan dalam jumlah besar yang
belum dapat dilakukan oleh jenis angkutan lainnya. sebagaimana diketahui, dunia
ini sebagian besarnya terdiri dari lautan. Mengingat demikian pentingnya angkutan
laut, terlebih pada era globalisasi dimana secara bebas terjalin maka angkutan laut
memegang peranan yang menentukan dalam sistem transportasi.

Manusia dan lingkungan adalah sebagai unsur utama sedangkan unsur teknis dan
peraturan hanyalah unsur pelaku dan lingkungan unsur dominan untuk pelaku
tersebut, dimana efektifitas unsur teknis dan unsur peraturan tetap ditentukan oleh
unsur manusia dan lingkungannya. Unsur-unsur inilah yang menjadi bahan utama
atau aspek yang sangat penting bagi berjalannya sebuah roda perekonomian
perusahaan. Untuk itulah dalam pembahasan skripsi ini, penulis mengutamakan
membahas manusia sebagai pelaku dan lingkungan sebagai penunjang utamanya
dan kedisiplinan manusia tersebut dalam setiap kegiatan yang dilakukan diatas
kapal. Karena dalam bekerja diatas kapal kedisiplinan sangat diperlukan dan diatur
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
6
Secara umum prinsip disiplin berarti suatu ketaatan dalam melaksanakan perintah-
perintah sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. dengan demikian kita
sudah membantu dan menunjang keberhasilan suatu pekerjaan. Kurangnya
kedisiplinan akan mengakibatkan pelayanan yang kurang optimal sehingga
kedisiplinan harus lebih ditingkatkan khususnya dalam hal pengoperasian kapal
agar memicu anak buah kapal lebih giat lagi untuk mencapai hasil kerja yang
diharapkan.

Dalam hal ini penulis akan mengangkat permasalahan mengenai rendahnya


kedisiplinan anak buah kapal pada saat kegiatan embarkasi di KM. NGGAPULU.
Tentunya dalam melaksanakan proses embarkasi dan debarkasi diperlukan kinerja
yang maksimal untuk memenuhi tuntutan daya saing sehingga menghasilkan
pengoperasian kapal yang efektif dan efisien bukan hanya kemampuan intelektual
yang diutamakan tetapi juga tingkat kedisiplinan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab. Untuk itu peran perwira dan nakhoda kapal sangat diperlukan
dalam meningkatkan kedisiplinan agar nantinya memiliki anak buah kapal yang
bertanggung jawab sehingga kelancaran dan pengoperasian kapal dapat terwujud
dan dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional kapal khususnya proses embarkasi dan


debarkasi penumpang dikapal tentu terdapat banyak kendala yang harus dihadapi.
Ada dua faktor penyebab terjadinya masalah antara lain rendahnya kedisiplinan
anak buah kapal dalam melaksanakan tugas kerja dan kurangnya ketegasan
pimpinan dalam menegakkan kedisiplinan diatas kapal. Data menunjukan bahwa
keterlambatan anak buah kapal pada saat kegiatan embarkasi dan debarkasi
penumpang mengakibatkan kapal tiba dan tolak di pelabuhan berikutnya tidak
sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Salah satu contohnya adalah pada waktu
penulis melaksanakan praktik laut, terdapat beberapa keterlambatan dan kurang
disiplin kerja anak buah kapal pada proses embarkasi dan debarkasi penumpang di
KM. NGGAPULU sedang dilaksanakan. Keterlambatan embarkasi dan debarkasi
di KM. NGGAPULU di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 22
agustus 2015 dari Tanjung Perak, Surabaya dijadwalkan kapal berangkat jam 13.00
WIB karena jumlah penumpang pada saat itu adalah 500 Orang dengan pelabuhan
tujuan Maumere, Larantuka, Kupang, Lewoleba, Ambon, Fak-fak, Sorong,
Manokwari, Wasior, Nabire.

2
Sehingga keberangkatan kapal tertunda satu jam dari jadwal yang ditentukan pada
awalnya jam 13.00 WIB tapi kenyataannya kapal berangkat pada jam 14.07 WIB.
Dengan demikian kapal terlambat tiba di pelabuhan tujuan. Adapun kejadian pada
tanggal 07 april 2016 di pelabuhan Ambon terdapat banyak penumpang gelap yang
naik keatas kapal. Setelah diinterogasi, penumpang tersebut, pada saat proses
embarkasi dan debarkasi dilaksanakan belum ada tim pemeriksa tiket di gangway.
Disitulah mereka mengambil kesempatan untuk naik ke atas kapal.

Adapun latar belakang dari penulisan skripsi ini adalah :


1. Rendahnya kedisiplinan anak buah kapal KM. NGGAPULU saat
melakukan proses embarkasi dan debarkasi.
2. Sering terjadinya keterlambatan jadwal kapal KM. NGGAPULU yang
diakibatkan oleh lamanya proses embarkasi dan debarkasi.
Hal inilah yang membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kedisiplinan anak
buah kapal pada saat bekerja diatas kapal sehingga menimbulkan masalah yang
merugikan baik kepada pemilik maupun kepada si pencarter, yaitu : Terjadinya
keterlambatan pemuatan penumpang akibat lambannya pengaturan penumpang
pada saat embarkasi dan debarkasi.

Sehubungan dengan kejadian tersebut maka penulis tertarik untuk membuat skripsi
dengan judul :

“Meningkatkan Disiplin Kerja Anak Buah Kapal Pada Proses Embarkasi dan
Debarkasi Di KM. Nggapulu”

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun masalah yang menyangkut latar belakang diatas menurut penulis yaitu :

1. Terlambatnya proses embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU, sehingga


menyebabkan terbengkalainya jadwal kapal.

2. Adanya penumpang gelap yang naik ke atas KM. NGGAPULU, sehingga


membuat kerugian pada perusahaan.

3. Sistem prosedur pembayaran tiket yang kurang jelas, akibatnya, timbul kerancuan
penumpang saat memesan tiket online maupun ofline.

3
4. Ketidaktepatan waktu dalam mengurus clearance kapal, sehingga proses
penyelesaian clearance menjadi sangat lama.

5. Pelayanan yang diberikan kepada penumpang kurang memuaskan, sehingga


penurunan jumlah penumpang PT. PELNI pun cukup signifikan.

B. BATASAN MASALAH
Pada batasan masalah ini penulis mencoba membatasi permasalahan yang akan
dibahas yaitu :
1. Terlambatnya proses Embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU, hingga
menyebabkan terbengkalainya jadwal kapal.

2. Kerugian perusahaan diakibatkan penumpang gelap yang naik ke atas KM.


NGGAPULU.

C. RUMUSAN MASALAH
Ditinjau dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh penulis, maka
dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Apakah yang menjadi penyebab terlambatnya proses embarkasi dan debarkasi di


KM. NGGAPULU?

2. Apakah yang menjadi penyebab naiknya penumpang gelap diatas di KM.


NGGAPULU?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN SKRIPSI


1. Tujuan penyusunan skripsi

Untuk mengetahui kedisiplinan kerja anak buah kapal dalam melaksanakan tugas
kerja dan bertanggung jawab guna menunjang keberhasilan dan kelancaran
pengoperasian kapal secara efektif dan efisien.

2. Manfaat penyusunan skripsi

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak buah kapal tentang


pentingnya kedisiplinan dalam mencegah terjadinya permasalaha

4
permasalahan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kelancaran dan
keberhasilan pengoperasian kapal.

b. Sebagai bahan kajian bagi setiap pemimpin diatas kapal terhadap kurangnya
kedisiplinan anak buah kapal yang kurang disiplin.

c. Sebagai bahan masukan bagi setiap anak buah kapal yang melaksanakan
tugas kerja agar lebih meningkatkan kedisiplinan untuk menunjang
keberhasilan pengoperasian kapal.

d. Sebagai gambaran tentang kedisiplinan diatas kapal yang mempunyai dampak


yang sangat besar terhadap pengoperasian kapal.

e. Sebagai bahan acuan dalam menunjang pengoperasian kapal yang efektif dan
efisien.

E. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI


Adapun maksud dari sistematika penulisan skripsi ini adalah untuk mempermudah
penyusunan secara menyeluruh serta agar lebih mudah memahami isi skripsi. Maka
dari itu penyusunan skripsi ini terbagi menjadi 5 ( lima ) bab yang merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan antara bab satu dengan bab berikutnya.

Adapun sistematika penulisan skripsi sesuai dengan panduan penulisan skripsi oleh
STIP ( Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran ). Berikut adalah sistematika penulisan dari
skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan inti utama pembahasan skripsi yang diangkat
penulis. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah mengenai
rendahnya kedisiplinan kerja anak buah kapal pada proses embarkasi dan
debarkasi penumpang di KM. NGGAPULU.

BAB II LANDASAN TEORI


Pada bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam
pembahasan masalah.Teori-teori yang dimuat adalah teori yang dimuat
berhubungan dengan kedisiplinan, bab ini diakhiri dengan memaparkan
kerangka pemikiran penelitian.

5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat melakukan penelitian,
yaitu saat penulis melakukan praktik langsung di lapangan. Bab ini berisi
teknik pengumpulan data, populasi dan teknik analisa data yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan deskripsi data yang memuat fakta-fakta yang terjadi
diatas kapal saat melakukan praktik laut, analisis data yang memuat tentang
penganalisisan data, alternatif pemecahan masalah, mengemukakan cara-
cara memecahkan masalah yang ditentukan dan diakhiri dengan pemecahan
masalah yang dipilih.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini memaparkan dan menjelaskan tentang kesimpulan yang
memuat tentang jawaban terhadap masalah penelitian yang telah dibuat
berdasarkan hasil dan pembahasan serta saran yang memuat tentang usul-
usul dan saran konkrit penelitian bagi penyelesaian masalah.

6
BAB II

LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Teori Disiplin


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
disiplin/di·sip·lin/ n 1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); 2 ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya); 3 bidang studi yang
memiliki objek, sistem, dan metode tertentu;
a. ilmiah 1 cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten
untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi;
2 cabang ilmu;
b. nasional kondisi yang merupakan perwujudan sikap mental dan perilaku
suatu bangsa ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan
peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara;
( http://kbbi.web.id/disiplin)

Disiplin berasal dari kata “Discipline” yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi, sifat disiplin
berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap perkerjaan (I.G
Wursanto, Manajemen kepegawaian. Kenisius, Yogyakarta, 1989, hal 108).

Disiplin adalah ketaatan dengan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas kepada perintah-
perintah atau petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh: Atasan/Pimpinan/Komandan
dan dengan mempergunakan pikirannya. Disiplin yang terbaik adalah disiplin
yang timbul karena keinsyafan, pengertian yang baik mengenai tujuan dan karena
loyal kepada Atasan/Pimpinan ataupun Team. Pujian pimpinan kepada anggota
bawahannya, baik perorangan ataupun kesatuan, terhadap sesuatu tugas yang telah
diselesaikan dengan baik, dapat memperkuat ikatan disiplin dan kerjasama tim.
Musuh terbesar daripada disiplin dalam kesatuan atau organiasasi adalah ragu-
ragu atau rasa takut, yang biasa timbul karena hal-hal yang belum diketahui.
Oleh karena penerangan-penerangan yang bersifat pengisian jiwa dan
penerangan mengenai segala hal, sehingga tidak ada hal yang mereka ketahui,
akan merupakan usaha yang sangat baik untuk mengatasi perasaan-perasaan
tersebut. Di samping itu, dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang kontinu,
akan tumbuh pula rasa percaya dirinya, sehingga rasa ragu-ragu atau rasa takut
itu setidak-tidaknya berkurang.
(Diktat Kepemimpinan, R. Soetoro)
Astrid S. Susanto juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap
organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

 Disiplin yang bersifat positif.

 Disiplin yang bersifat negatif.

Agar pelaut (pekerja) berdisiplin tergantung pada kecakapan atasan untuk


memimpin bahsawanya terutama terhadap bawahan dan reaksi dari kepribadian
pekerja itu sendiri (dalam situasi normal).

Cara seorang atasan atau pemimpin agar bawahannya yang tidak disiplin menjadi
pekerja yang berdisiplin baik antara lain:

a. Mengetahui apa sebenernya penyebab disiplin yang tidak baik itu.

b. Jika karena kesalahan pekerja itu sendiri, maka tindakan terhadap pekerja
tersebut ialah dengan cara menegur, memberi arahan dan bila deperlukan
diberikan hukuman yang tepat oleh pihak yang berwenang demi kepentingan
bersama.

Seorang atasan dalam memperbaiki disiplin bahwasanya harus:


a. Mengetahui sebaik-baiknya persoalan kedisiplinan tersebut mengapa harus
diambil tindakan, apa sifat pelanggaran disiplin tersebut, berapa kali terlibat
pelanggaran disiplin tersebut.
b. Mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan sebanyak-banyaknya.

c. Memilih dan memutuskan tindakan apa yang harus diambil dalam mengatasi
persoalan tersebut.

d. Melakasanakan tindakan yang telah diputuskan sebelumnya.

8
Kedisiplinan harus dieperlukan sebagai suatu kebiasaan atau bahkan dijadikan
sebagai suatu kewajiban yang dilakukan secara terus menerus tidak terputus
selama sedikitnya 30-90 hari.

Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan diri:

a. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.

b. Buat urutan prioritas hal-hal yang akan dilakukan.

c. Buat jadwal kegiatan sendiri secara tertulis.

d. Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, tetapi disarankan
untuk tidak terlalu kaku. Jika diperlukan, jadwal dapat diubah sesuai dengan
kondisi dan situasi kondisi yang ada.

e. Berusaha untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program yang salah disusun
sebelumnya.

1.2 Faktor Kedisiplinan


Kedisiplinan kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Seorang manajer
dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik.
Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik memang merupakan
hal yang cukup sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan antara lain :

a. Faktor pendidikan.
Usaha sadar serta sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka
mengalihkan pengetahuan kepada seseorang terhadap orang lain.
b. Faktor lingkungan
yang memiliki peranan yang begitu mempengaruhi terhadap kedisiplinan setiap
orang. Sifat kedisiplinan setiap orang selain juga dipengaruhi dari faktor genetik
juga dapat dipengaruhi dari faktor lingkungan, karena jika lingkungan
berkondisikan baik, maka pengaruh yang diambil seseorang tersebut juga baik
dan sebaliknya. Apabila lingkungan kondisinya buruk maka buruk pula yang
diperolehnya.

9
Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai
adalah:

a. Besar/kecilnya pemberian kompensasi.


Karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila merasa bahwa
kerja keras yang dilakukannya akan mendapatkan balasan yang setimpal
dengan jerih payah yang telah diberikan pada organisasi atau perusahaan.
b. Ada/tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan.
Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh besar dalam organisasi,
bahkan sangat dominan dibandingkan dengan semua faktor yang
mempengaruhi disiplin pegawai, karena pimpinan dalam suatu perusahaan
masih menjadi panutan para pegawai.
c. Ada/tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
Karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan
diinformasikan kepada mereka.
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Perlunya keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
tingkat pelanggaran yang dibuat, dengan adanya tindakan terhadap
pelanggaran disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada.
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Setiap kegiatan yang dilakuakan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang
akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang telah di tetapkan.
f. Ada tidaknya perhatian pimpinan

Perhatian yang besar dari pemimpin. Keluhan dan kesulitan mereka ingin
didengar dan dicarikan jalan keluarnya.

g. Menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Kebiasaan-kebiasaan itu antara lain:

1) Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan.

2) Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para


karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut.

10
3) Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi
pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka.

4) Memberitahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,


dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan apa walaupun kepada
bawahan sekalipun.

1.3 Fungsi Kedisiplinan

Fungsi khusus dari disiplin dapat dijabarkan dalam tiga kisi penting, yaitu :

a. Meningkatkan kualitas karakter

Meningkatkan karakter akan terlihat pada komitmen kepada Tuhan,


organisasi diri, orang lain dan kerja. Puncak komitmen akan terlihat pada
integritasi diri yang tinggi dan tangguh.

b. Mendorong proses kualitas karakter, sikap dan kerja

Kualitas sikap (Komitmen dan integritas) ditunjang, didukung, dikembangkan


dan diwujudkan dalam kenyataan. Komitmen dan integritas akan terlihat
dalam kinerja yang konsisten.

c. Memproduksi kualitas karakter

Kehidupan yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang,
termasuk pemimpin dan bawahan. Pemimpin terbukti berdisiplin tinggi dalam
sikap hidup dan kerja dan hal yang akan mempengaruhi para bawahan untuk
berdisiplin tinggi yang dijadikan model oleh bawahannya.

1.4 Cara Pelaksanaan Disiplin


Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar
organisasional. Disiplin harus ditegakkan dan dijalankan dalam kepemimpinan
apabila dalam suatu organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju.

Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul “Manajemen


Personalia Dan Sumber Daya Manusia” ada dua tipe kegiatan pendisiplinan,
yaitu :

11
a. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para


karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga
penyelewengan- penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah
untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. Dengan cara ini para
karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa
oleh pihak manajemen.

b. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani


pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk
menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering
berupa suatu bentuk hukuman dan disebut sebagai tindakan pendisiplinan
(disciplinary action). Sebagai contoh bisa berupa peringatan atau skorsing.

Sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik


dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang
berbuat salah. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan, secara ringkas,
adalah sebagai berikut:

1) Untuk memperbaiki pelanggar

2) Untuk menghalangi para karyawan yang kian melakukan kegiatan serupa

3) Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif.

Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya untuk berdisiplin.


Sebab berdisiplin merupakan tanda dan penggerak hidup suatu organisasi
maupun perusahaan. Dalam upaya menjalankan disiplin, cara-cara dibawah
ini dapat ditempuh, antara lain :

a. Disiplin dalam kondisi normal

Dalam kondisi normal, disiplin harus ditegakkan secara terus-menerus


menjelaskan dan mengkomunikasikan ketentuan hidup yang dilakukan
secara kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan nasihat
umum,
briefing, petunjuk khusus, serta nasihat / dorongan on the spot.
b. Disiplin dalam kondisi khusus

12
Dalam kondisi khusus, terdapat kesalahan kekeliruan yang dilakukan
dengan sengaja ataupun tidak. Hal-hal berikut harus diperhatikan oleh
pemimpin.

Bobot dari kesalahan yang dapat diperbuat oleh seorang bawahan yang
dimaksud :

1) Unsur-unsur administrasi, hukum, sosial, ekonomi politik, rohani.


moral/etis yang terdapat dalam kekeliruan/kesalahan tersebut.

2) Kualitas keputusan yang dilakukan dan efeknya erhadap organisasi,


pemimpin dan bawahan yang dimaksud.

3) Disiplin dapat diwujudkan dengan cara-cara berikut:

a) Teguran
Teguran dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran lisan
sampai kepada teguran tertulis yang dicatat secara teratur.
Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang dinilai ringan.
b) Peringatan atau ancaman keras
Peringatan atau ancaman keras perlu diberikan bagi pelanggaran
yang dinilai berat dan besar oleh pemimpin. Peringatan atau
ancaman keras harus selalu diberikan dalam bentuk tulisan.
c) Pemutusan Hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja dapat diberikan atas penilaian
terhadap pelanggaran berat seorang bawahan yang sangat
merugikan dan tidak dapat diperbaiki lagi.

1.5 Indikator kedisiplinan


Indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan pada
suatu perusahaan menurut Hasibuan:

a. Tujuan dan kemampuan


Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan
(pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan bersangkutan.

13
b. Teladan Pimpinan
Dalam menentukan disiplin kera karyawan maka pimpinan dijadikan teladan
dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang
baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan.
c. Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan
terhadap pokegaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula, perusahaan
harus memberikan balas jasa yang relatif besar.
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplian karyawan, karena ego dan
sifat manusia yang selalu merasa dia penting dan minus diperlakukan khusus
dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam
pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang
terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.
e. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat harus dijadikan suatu tindakan yang nyata dalam
mewujudkan kedisplinan karyawan perusahaan, dengan waskat, atasan secara
langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu
bawahannya, sehingga kondite setiap bawahan dinilai objektif.
f. Sanksi Hukuman
Sanksi hukum berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai.
Karena dengan sanksi hukuman, pegawai akan semakin takut untuk
melanggar peraturan-peraturan organisasi. Berat/ringannya sanksi hukuman
yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan
pegawai.
g. Ketegasan
Pemimpin harus berani tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan
indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinanya.
h. Hubungan kemanusiaan
Pimpinan atau manajer harus barusaha menciptakan suasana hubungan
kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal. Jika

14
tercipta human relationship yang serasi, maka terwujud lingkungan dan
suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik
pada perusahaan.
[http://hasriadiandi.blogspot.co.id/]
1.6 Tujuan kedisiplinan

Tujuan kedisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan


datang, bukan menghukum kegiatan di masa lalu sehingga kegiatan yang akan
dilaksanakan dapat lebih berdaya guna. Akan tetapi hal ini dapat menjadi kontra
produktif karena ada individu untuk mengulang kesalahan bila tidak ada
konsekuensi tertentu terhadap pelanggaran.

a. Tujuan umum
Tujuan umum disiplin kerja adalah demi komunitas organisasi dengan motif
organisasi yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus disiplin kerja adalah :
1) Agar anggota organisasi atau karyawan menepati segala peraturan dan
kebijakan pimpinan.

2) Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku.


kedisiplinan menghendaki perbaikan kegiatan untuk masa akan datang
sehingga ketatan karyawan pada peraturan pun dapat ditingkatkan dan
prestasi kerja dapat ditingkakan.

2.1 Pengertian Teori Embarkasi dan Debarkasi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
embarkasi/em·bar·ka·si/ /émbarkasi/ n pemberangkatan dengan pesawat terbang
atau kapal laut;
debarkasi/de·bar·ka·si/ /débarkasi/ n penurunan penumpang (muatan) dari kapal
( http://kbbi.web.id/embarkasi) ( http://kbbi.web.id/debarkasi)
Embakasi menurut W.J.S Poerwadarminta (1994:317) dapat diartikan sebagai
pemberangkatan dengan menggunakan pesawat terbang atau dengan memakai
kapal laut yang dilakukan daritmempat-tempat yang sudah ditetapkan.

15
2.2 Aturan Pemerintah tentang standar embarkasi dan debarkasi
Kementerian Perhungan mengatur kegiatan Embarkasi dan Debarkasi yang
tertera dalam PM atau Peraturan Menteri yang menjadi pedoman atau standar
mengenai Kegiatan Embarkasi dan Debarkasi pada transportasi laut. Berikut
adalah isi dari Peraturan Menteri Perhubungan, No, 37 Tahun 2015 pada pasal 2
dan pasal 3.

Pasal 2
(1) Standar pelayanan Angkutang Laut merupakan pedoman bagi
penyelenggara jasa pelayanan penumpang angkutan laut dalam memberikan
pelayanan jasakepada penumpang angkutan laut.
(2) Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :

a. Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut di terminal; dan

b. Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut di atas kapa

(3) Penyelenggara jasa elayanan penumpang angkutan laut sebagaimana


dimaksud pada ayat meliputi :

a. Unit Penyelenggara Pelabuhan atau Badan Usaha Pelabuhan; dan

b. Perusahaan Angkutan Laut Nasional

Pasal 3
(1) Standar pelayanan penumpang Angkutan Laut di terminal sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a, wajib disediakan dan dilaksanakan
oleh operator terminal penumpang, yang meliputi :
a. Pelayanan Keselamatan

b. Pelayanan keamanan dan ketertiban

c. Pelayanan kehandalan/keteraturan

d. Pelayanan kenyamanan

e. Pelayanan kemudahan dan

f. Pelayanan kesetaraan

16
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Kedisiplinan adalah satu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan, dan ketertiban. Kedisiplinan sumber daya manusia, yang dalam hal ini
adalah Anak Buah Kapal (ABK) merupakan salah satu hal yang berpengaruh ada
lancarnya suatu pelayaran yang berhubungan langsung pada kemajuan suatu
perusahaan pelayaran. Rendahnya disiplin kerja Anak Buah Kapal (ABK) pada
proses embarkasi dan debarkasi di atas KM. NGGAPULU dapat mengakibatkan
terbengkalainya jadwal tiba dan berangkat KM. NGGAPULU di pelabuhan-
pelabuhan berikutnya. Keterlambatan Anak Buah Kapal (ABK) Juga dapat
memungkinkan adanya penumpang gelap yang naik ke atas KM. NGGAPULU.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang disebutkan diatas, maka kedisiplinan Anak
Buah Kapal (ABK) harus ditingkatkan dengan cara mengadakan briefing dari
nakhoda kepada mualim kepada Anak Buah Kapal (ABK) khususnya Anak Buah
Kapal (ABK) bagian deck yang ikut melaksanakan proses embarkasi dan debarkasi
penumpang. Selain itu, nakhoda selaku pemimpin diatas kapal harus memberikan
tauladan yang baik kepada bawahannya dengan cara menunjukan kedisiplinan
dirinya sendiri. Nakhoda juga harus bersikap tegas dengan memberikan sanksi
kepada Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak disiplin.

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu Penelitian
Penulis mengadakan penelitian tentang rendahnya disiplin kerja Anak Buah
Kapal pada proses embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU pada saat
penulis melaksanakan praktek laut pada semester V dan VI sebagai deck cadet
selama satu tahun diatas KM. NGGAPULU dari tanggal 27 Februari 2016
sampai dengan tanggal 1 Maret 2017. Rute KM. NGGAPULU saat itu ialah
Surabaya, Maumere, Larantuka, Kupang Lewoleba, Ambon, Fak-fak, Sorong,
Manokwari, Wasior dan Nabire sebagai pelabuhan terakhir. Rute tersebut ialah
rute yang diberikan oleh armada operasi PT. PELNI guna membangun jalur
konektivitas dengan KM. DOBONSOLO.

2. Tempat Penelitian
Penulis mengadakan kegiatan penelitian diatas KM, NGGAPULU milik
perusahaan PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PELNI). PT PELNI
ialah perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran. Perusahaan ini merupakan
perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. PELNI memiliki
kantor pusat dan beberapa kantor cabang yang dapat mendukung pengoperasian
kapal-kapal PT. PELNI. Kantor pusat PT. PELNI sendiri terletak di Jl. Gajah
Mada NO. 14 Jakarta Pusat. KM. NGGAPULU memiliki daerah operasi dari
Surabaya hingga Nabire, Papua Barat. Penulis melakukan penelitian di KM.
NGGAPULU selama setahun.
B. METOE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan metodologi
yang menyelidiki suatu fenomena dan permasalahan. Kemudian membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata laporan terperinci, dari pandangan
responden dan kemudian melakukan studi pada situasi yang dipahami, dimana
data-data yang diperoleh disusun secara sistematis dan teratur. Kemudian data
kualitatif adalah data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati oleh penulis selama melaksanakan praktek laut.

2. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Teknik pengumpulan lapangan (field rsearch)
Penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek
yang diteliti. Data dan informasi dilakukan melalui :
1) Teknik survey (Observasi)
Observasi merupakan bentuk penerimaan data yang dilukan secara
langsung. Teknik Observasi merupakan teknik yang mengumpulkan data
yang dilakukan dengan cara: sistematis, prosedur yang terstandar dan
tujuannya memperoleh ukuran tentang variabel serta melakukan
pengukuran terhadap variabel. Observasi yang dilakukan, antara lain :
a). Observasi langsung
Adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek
penelitian tanpa menggunakan peralatan khusus dengan langsung
mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlakukan pada saat
terjadinya masalah. Saat berada dikapal penulis melihat beberapa anak
buah kapal yang melakukan embarkasi. Jumlah petugas embarkasi dan
debarkasi tidak sesuai dengan jumlah petugas embarkasi dan
debarkasi yang seharusnya. Sehingga di indikasikan bahwa beberapa
petugas embarkasi dan debarkasi tidak melakukan tugasnya pada saat
proses embarkasi dan debarkasi berlangsung.

20
b). Observasi tidak langsung
Adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek
penelitian tanpa menggunakan peralatan khusus dengan langsung
mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan saat
terjadinya masalah.
c). Observasi partisipasi
Adalah pengamatan dimana peneliti turut mengambil bagian dalam
suatu penelitian yang dilakukan pihak lain, peneliti masuk kedalam
situasi pengamatan dan ikut aktif melakukan kegiatan dalam hal
tersebut, dilakukan dengan alat panca indra, bisa dibantu dengan
instrument berupa: lembar pengamatan, panduan pengamatan,
panduan observasi dan daftar cocok (check list ) . Semisalnya adalah
bagaimana penulis melakukan kegiatan embarkasi dan embarkasi saat
berada di pelabuhan tanjung perak. Pada saat mengikuti kegiatan
embarkasi dan debarkasi penulis melihat beberapa anak buah kapal
yang harusnya bertugas pada saat embarkasi dan debarkasi yang
masih melakukan kegiatan yang lain dibandingkan degan melakukan
tugas mereka saat embarkasi dan debarkasi. Semisalnya, penulis
menemukan beberapa anak buah kapal yang melakukan kegiatan
seperti kerja di bagian dek, atau anak buah kapal yang berada dikamar
nya. Bahkan ada anakbuah kapal yang penulis temukan kembali dari
rumahnya di daerah sekitar Surabaya, dimana banyak anak buah kapal
yang berdomisili di wilayah dekat Surabaya. Penulis membawa
beberapa absen tim embarkasi dan debarkasi dan mencoba mencatat
beberapa anak buah kapal yang tidak hadir pada saat proses embarkasi
dan debarkasi. Penulis menemukan bahwa lebih dari setengah petugas
embarkasi dan debarkasi tidak hadir pada saat proses itu berlangsung,
dan penulis mencatat nya untuk dijadikan sebagai data penulisan
skripsi.

2) Teknik wawancara (interview)


Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan
penjawab atau responden. Ada beberapa teknik wawancara diantaranya :

21
a) Wawancara bebas
Pertanyaan diajukan secara bebas, kadang-kadang, responden tidak
sadar bila sedang diwawancarai. Wawancara bertujuan agar responden
memiliki kontrol atas proses wawancara. Dalam hal ini, responden
memiliki kontrol yang signifikan terhadap materi, panjangnya
jawaban, iklim wawancara, dan formalitas. Pertanyaan cenderung
terbuka dan netral untuk memberikan kesempatan maksimal pada
responden dankebebasan untuk merespon. Wawancara non direktif
yang khas adalah jurnalistik, sejarah lisan, investigasi, konsultasi,
ulasan kerja, dan pemecahan masalah.
Pada saat proses embarkasi dan debarkasi berlangsung, penulis
menanyakan beberapa anak buah kapal yang hadir pada saat
embarkasi dan debarkasi, mengenai anak buah kapal yang tidak ada
pada saat proses tersebut berlangsung.penulis mendapatkan beberapa
informasi yang menunjukan bahwa sebagian besar anak buah kapal
yang tidak hadir pada saat proses embarkasi dan debarkasi
berlangsung, melakukan pesiar dan kembali kerumah masing-masing
yang notabene tidak jauh dari kota Surabaya.
b) Wawancara bebas terpimpin
Perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin dalam
pelaksanaan pewawancara membawa pedoman bergaris besar.
Wawancara bebas terpimpin bertujuan untuk mendapatkan informasi
dari responden, kemudian secara perlahan mengontrol wawancara
sesuai dengan kontrol pewawancara. Hal ini misalnya terjadi ketika
terjadi sesi wawancara tentang minat seorang responden, dalam hal ini
para anak buah kapal, dalam melakukan kegiatan embarkasi dan
debarkasi, tetapi penulis perlu untuk memberikan informasi tentang
kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan aturan pada saat proses
tersebut berlangsung. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan
bebas di awal untuk membuat responden leluasa mengungkapkan
keinginannya, kemudian beralih ke pendekatan terpimpin untuk
memberikan informasi organisasi, dan kembali menggunakan
pendekatan bebas dalam menjawab permasalahan yang dialami oleh
responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan daari para

22
responden. Keuntungan yang diperoleh dalam pendekatan kombinasi
ini adalah wawancara diatur sesuai dengan peran masyarakat , namun
pewawancara tetap memiliki peran. Namun demikian, dibutuhkan
kemampuan fleksibilitas dalam memilih pendekatan yang paling tepat,
serta memiliki kemampuan untuk mengetahui dengan tepat kapan
harus beralih dari satu pendekatan kepada pendekatan lain.

b. Teknik penelitian pustaka (library search)


Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur
buku-buku, dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas. Untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam
membahas masalah yang diteliti. Penulis mencari beberapa referensi buku
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, sehingga diketahui sejauh
mana penerapanya di atas kapal. Teknik ini dimaksud untuk dijadikan
sebagai pola pikir dalam merumuskan pembahasan, agar hasil yang
diperoleh dapat dibandingkan dengan sumber bacaan yang ada. Data-data
tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembuatan
skripsi ini. Referensi buku aupun literature yang penulis dapatkan
dipadukan dengan materi-materi yang didapat dan berhubungan dengan
penulis bahas sehingga dapat membantu penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini dari data-data yang penulis dapatkan semasa melakukan prakter
laut. Untuk mengangkat data ini menjadi sebuah bahan penyusun skripsi
yang akan dituangkan kedalam landasan teori.

3. Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis gunakan yaitu data primer. Data primer
adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok
(orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian
(benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan
cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode
observasi). Data ini merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
secara langsung, dengan metode survey, yaitu mengamati, mengukur dan

23
mencatat secara langsung di lokasi penelitian digunakan untuk meningkatkan
kedisiplinan anak buah kapal pada saat pengaturan penumpang ketika kegiatan
embarkasi dan debarkasi sedang berlangsung. Kelebihan dari data primer
adalah data lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang
dilihat.dan didengar langsung oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan
dari sumber yang fenomenal dapat dihindari. Kekurangan dari data primer
adalah membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan
relatif cukup besar.

C. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi dengan judul “Meningkatkan Disiplin Kerja Anak Buah
Kapal Pada Proses Embarkasi dan Debarkasi di KM. NGGAPULU” penulis
melakukan penelitian dengan subjek penelitian para anak buah kapal pada proses
embarkasi dan debarkasi.

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teknik analisa secara deskriptif
kualitatif atau penjelasan berdasarkan pengalaman atau eksperimen , dimana
penulis mencoba untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi selama praktek laut
yang berhubungan dengan kedisiplinan anak buah kapal pada proses embarkasi dan
debarkasi di KM. NGGAPULU. Penulis juga mendeskripsikan saran-saran yang
baik berdasarkan teori-teori yang ada maupun pengetahuan yang didapat dari
perwira kapal. Untuk memudahkan dalam menganalisa data, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Rendahnya kedisiplinan anak buah kapal KM. Nggapulu.


Dengan berbagai data yang penulis dapatkan berupa beberapa faktor yang
menjadikan kelalaian anak buah kapal pada proses embarkasi dan debarkasi
penulis memfokuskan kepada kedisiplinan anak buah kapal yang penulis angkat
menjadi judul skripsi sebagai akar dari permasalahan yang penulis temukan pada
saat penulis melakukan praktek laut Disiplin sangatlah penting dan menjadi
faktor kunci keberhasilan dari sebuah tujuan perusahaan. Disiplin adalah
kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Disiplin
harus ditegakkan dan dijalankan dalam kepemimpinan apabila dalam suatu

24
organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju. Dengan lebih
memperhatikan kedisiplinan anak buah kapal yang menjadi akar permasalahan
pada judul skripsi yang penulis angkat, diharapkan skripsi ini menjadi sebuah
referensi dari berbagai permasalahan berupa kurangnya disiplin anak buah kapal
pada saat melakukan pekerjaanya.

2. Kerugian perusahaan yang diakibatkan oenumpang gelap yang naik ke


atas KM. NGGAPULU.
Dalam melaksanakan kegiatan operasional kapal khususnya proses embarkasi
dan debarkasi penumpang dikapal tentu terdapat banyak kendala yang harus
dihadapi. Ada dua faktor penyebab terjadinya masalah antara lain rendahnya
kedisiplinan anak buah kapal dalam melaksanakan tugas kerja dan kurangnya
ketegasan pimpinan dalam menegakkan kedisiplinan diatas kapal. Data
menunjukan bahwa keterlambatan anak buah kapal pada saat kegiatan embarkasi
dan debarkasi penumpang mengakibatkan kapal tiba dan tolak di pelabuhan
berikutnya tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Salah satu contohnya
adalah pada waktu penulis melaksanakan praktik laut, terdapat beberapa
keterlambatan dan kurang disiplin kerja anak buah kapal pada proses embarkasi
dan debarkasi penumpang di KM. NGGAPULU sedang dilaksanakan.
Keterlambatan embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU di Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 22 agustus 2015 dari Tanjung Perak,
Surabaya dijadwalkan kapal berangkat jam 13.00 WIB karena jumlah
penumpang pada saat itu adalah 500 Orang dengan pelabuhan tujuan Maumere,
Larantuka, Kupang, Lewoleba, Ambon, Fak-fak, Sorong, Manokwari, Wasior,
Nabire.
Sehingga keberangkatan kapal tertunda satu jam dari jadwal yang ditentukan
pada awalnya jam 13.00 WIB tapi kenyataannya kapal berangkat pada jam 14.07
WIB. Dengan demikian kapal terlambat tiba di pelabuhan tujuan. Adapun
kejadian pada tanggal 07 april 2016 di pelabuhan Ambon terdapat banyak
penumpang gelap yang naik keatas kapal. Setelah diinterogasi, penumpang
tersebut, pada saat proses embarkasi dan debarkasi dilaksanakan belum ada tim
pemeriksa tiket di gangway. Disitulah mereka mengambil kesempatan untuk
naik ke atas kapal.

25
Hal inilah yang membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kedisiplinan anak
buah kapal pada saat bekerja diatas kapal sehingga menimbulkan masalah yang
merugikan baik kepada pemilik maupun kepada pencarter, yaitu : Terjadinya
keterlambatan pemuatan penumpang akibat lambannya pengaturan penumpang
pada saat embarkasi dan debarkasi. Berikut adalah beberapa laporan
keterlambatan jadwal kapal KM. NGGAPULU :

Tabel 3.1.

Laporan Keterlambatan Perjalanan KM. NGGAPULU Voyage 14 / 2016

Jadwal Emplooi Realisasi


Nama Lamanya
No Penyebab
Pelabuhan ETA ETD TA TD Delay (jam)

1 Surabaya 12:00 14:07 02:07 Tim Embar/Debar

2 Maumere 23:00 01:00 05:10 06:11 05:11 Menunggu muatan

3 Larantuka 06:00 08:00 11:10 12:08 04:08 Tim Embar/Debar

4 Kupang 15:00 18:00 20:05 23:01 05:01 Menunggu muatan

5 Lewoleba 01:00 03:00 06:38 07:34 04:34 Tim Embar/Debar

6 Ambon 03:00 06:00 10:19 12:21 06:21 Menunggu muatan

7 Fak-fak 23:00 02:00 06:39 08:25 06:25 Menunggu muatan

Menunggu
8 Sorong 14:00 17:00 22:03 00:35 02:32
dokumen kapal

Menunggu KM
9 Manokwari 06:00 09:00 13:28 15:26 06:26 SINABUNG
berangkat.

10 Wasior 16:00 18:00 23:08 00:00 06:00 Tim Embar/Debar

11 Nabire 02:00 14:00 06:40 13:23 00:00 Home Base timur

Kapal lebih cepat 2


12 Wasior 22:00 00:01 20:52 22:57 22:56
jam

Kapal lebih cepat 2


13 Manokwari 07:00 10:00 06:36 08:11 00:00
jam

26
Menunggu muatan
dan dokumen
14 Sorong 23:00 01:00 20:24 01:01 00:01
kapal, tim
embar/debar

15 Fak-fak 13:00 15:00 15:02 16:42 01:42 Tim Embar/Debar

16 Ambon 08:00 11:00 10:41 12:21 01:21 Menunggu muatan

17 Lewoleba 11:00 13:00 11:50 13:02 00:02 Kapal tepat waktu

18 Kupang 20:00 22:00 20:45 22:49 00:49 Tim Embar/Debar

19 Larantuka 05:00 07:00 06:45 07:44 00:44 Tim Embar/Debar

Menunggu
20 Maumere 12:00 14:00 12:58 14:15 00:15
dokumen kapal

21 Surabaya 01:00 01:00

Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa sebagian besar keterlambatan kapal
disebabkan oleh terlambatnya proses embarkasi dan debarkasi dimana keterlambatan
anak buah kapal yang menjadi petugas embarkasi dan debarkasi terlambat untuk
datang dan melakukan tugasnya. Kedisiplinan anak buah kapal harus ditingkatkan
guna mencegah terjadinya keterlambatan jadwal kapal, bahkan membuat penumpang
gelap naik keatas.

Sebagai mana diketahui, bila KM. NGGAPULU sudah memasuki wilayah Indonesia
bagian timur, maka pelabuhan-pelabuhan disana sudah banyak penumpang sebelum
KM. NGGAPULU akan sandar, bahkan mereka sudah berbaris dan menunggu KM.
NGGAPULU sedang sandar. Hal ini tentunya diperlukan koordinasi antara pihak
darat dengan pihak kapal. Namun yang terjadi di lapangan adalah minimnya
koordinasi dengan pihak darat sehingga membuat proses embarkasi dan debarkasi
cenderung berjalan tidak relevan.

Saat melakukan pemeriksaan tiket serta over bagasi petugas pemeriksa menemukan
penumpang yang tidak memiliki tiket saat naik ke atas kapal dan ikut berlayar.
Berikut adalah data beberapa penumpang yang kedapatan tidak meiliki tiket, mereka
di bawa ke kantor kapal untuk menyelesaikan administrasi pembayaran diatas kapal.

27
Tabel 3.2
Data beberapa penumpang gelap yang kedapatan berada di KM. NGGAPULU

RUAS PELABUHAN KET.


No. TANGGAL NAMA PEMBAYARAN
DARI - KE D / A/ B

1 10-Jul-15 Lenda/23 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

2 Evert/29 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

3 zeth/33 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

4 Maria/38 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

5 Febrian/16 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

6 Ateng/28 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

7 Heni/28 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

8 Ota/25 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

10

JUMLAH Rp1.200.000

Terbilang : === Satu Juta dua Ratus Ribu Rupiah ===

Sumber: PT PELNI. KM NGGAPULU

Dari beberapa data yang diangkat oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa
keterlambatan proses embarkasi dan debarkasi menyebabkan terbengkalainya
jadwal kapal. Meningkakan disiplin anak buah kapal menjadi kunci dari
permasalahan yang ada, sehingga dapat dipecahkan.

Jika kesiapan anak buah kapal dapat ditingkatkan maka kewaspadaan petugas
embarkasi dan debarkasi dapat meningkat sehingga dapat mengurangi, bahkan
tidak ada lagi penumpang gelap yang naik keatas KM. NGGAPULU.
Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

28
a. Tahap Orientasi
Penulis mencari gambaran penulisan secara umum melalui sumber bacaan
sebanyak-banyaknya. Pada wawancara di lapangan, penulis mengadakan
pengenalan dengan mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi saat itu.

b. Tahap Eksplorasi
Observasi dilakukan terhadap hal-hal yang dianggap ada kaitannya dengan
focus, wawancara yang mendalam dan terstruktur untuk memperoleh
informasi-informasi yang penting. Disini penulis mencari pihak yang
berkompeten dalam menunjang penelitian, yang diantaranya :

1) Nakhoda dan Mualim I


Nakhoda sebagai pemimpin tertinggi di atas kapal pada umumnya dan
deck department pada khususnya. Selain itu segala sesuatunya yang
dikerjakan diatas kapal harus melalui persetujuan Nakhoda.
Mualim I dalam hal ini sebagai mualim yang bertanggung jawab mengenai
kegiatan embarkasi dan debarkasi.

2) Anak Buah Kapal (ABK)


Dalam hal ini adalah anak buah kapal bagian dek, pelayan, satpam kapal
serta anak buah kapal yang lain yang turut serta daam kegiatan embarkasi
dan debarkasi. Informasi yang didapat oleh penulis dari mulai wawancara
secara bebas ataupun bebas terpimpin merupakan faktor penting
dikarenakan para petugas embarkasi dan debarkasi adalah aktor utama dari
Permasalahan yang telah diangkat oleh penulis.

3) Pemilik Kapal
Pemilik kapal yang digunakan sebagai objek penelitian adalah PT.
PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PELNI). Kapal yang
digunakan penulis sebagai objek penelitian adalah KM. NGGAPULU.

29
4) Tahap Member Check
Hasil penelitian dan wawancara yang sudah terkumpul akan penulis
tuangkan dalam laporan. Dari hasil tersebut dibandingkan dengan
kesesuaian yang ada dengan peraturan-peraturan dan prosedur yang ada.

30
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Saat ini transportasi laut masih memegang peranan yang sangat dominan sebagai alat
angkut yang belum dapat digantikan dengan jenis angkutan lain, karena angkutan
laut merupakan sistem pengangkutan dalam jumlah besar yang belum dapat
dilakukan oleh jenis angkutan lainnya. Sebagaimana diketahui, dunia ini sebagian
besarnya terdiri dari lautan. Mengingat demikian pentingnya angkutan laut, terlebih
pada era globalisasi dimana hubungan dagang secara bebas terjalin maka angkutan
laut memegang peranan yang menentukan dalam sistem transportasi.

Dalam menjalankan perannya, setiap perusahaan pelayaran memiliki tujuan yang


ingin dicapai. Banyak hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah sumber
daya manusia yang ada. Oleh karena itu, penulis membahas tentang sumber daya
manusia yang ada di KM. NGGAPULU, khususnya mengenai disiplin kerja anak
buah kapal, serta permasalahan yang timbul mengenai rendahnya disiplin kerja anak
buah kapal selama penulis melaksanakan praktek laut di KM. NGGAPULU.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai disiplin kerja anak buah kapal, penulis akan
memaparkan data-data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian diatas
kapal dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi berdasarkan teori-teori
yang didapatkan. Selama penulis melaksanakan praktek laut di KM. NGGAPULU,

penulis menemukan ketidakdisiplinan anak buah kapal pada proses embarkasi dan
debarkasi yang mengakibatkan terbengkalainya jadwal pelayaran KM. NGGAPULU
dan adanya penumpang gelap yang ikut berlayar seperti yang telah diuraikan pada
penulis di bagian sebelumnya.
Fakta kejadian sebagai berikut :

Tanggal : 22 Agustus 2016 & 26 Agustus 2016

Pelabuhan : Tanjung Perak Surabaya, Yos Sudarso Ambon

No. Perjalanan : Voy 14 2016

1. Terlambatnya proses Embarkasi dan Debarkasi dipelabuhan Tanjung Perak


Saat kapal sandar di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada tanggal 22 Agustus
2016, jadwal yang direncanakan, kapal berangkat jam 12.00 WIB dari pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Kegiatan embarkasi dan debarkasi seharusnya
dilaksanakan 2 jam sebelum kapal diberangkatkan. Seharusnya kegiatan
embarkasi KM. NGGAPULU dilakukan jam 10.00 WIB, tetapi pada
kenyataannya kegiatan embarkasi mengalami keterlambatan selama ± 1 jam
karena menunggu kelengkapan para petugas embarkasi yaitu anak buah kapal
KM. NGGAPULU untuk segera menempati posnya masing-masing. Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya merupakan home base dari KM. NGGAPULU dan
sebagian besar anak buah kapal berdomisili di Surabaya dan sekitarnya, sehingga
sebagian anak buah kapal pulang kerumah masing-masing dan kembali ke kapal
tidak tepat waktu.
Hal ini membuktikan bahwa rendahnya tingkat kedisiplinan kerja anak buah kapal
KM. NGGAPULU pada saat proses embarkasi dan debarkasi. Keterlambatan anak
buah kapal mengakibatkan keterlambatan jadwal kapal. Dimulainya kegiatan
embarkasi dan debarkasi yang berakibat pada jadwal pelayaran KM.
NGGAPULU yang seharusnya berangkat jam12.00 WIB, kenyataannya jam 14.07
WIB kapal baru dapat diberangkatkan.

Berikut adalah tabel posisi tim embarkasi dan debarkasi

32
Tabel 4.1.

Posisi Tim Embarkasi Debarkasi KM NGGAPULU Voy 14 2016

KAPAL KAPAL
NO. PETUGAS TUGAS-TUGAS
SANDAR BERLABUH

Penanggung Pengecekan pelaksanaan


1 jawab Mualim - I Mualim - I lapangan

- Markonis - Mualim -
2 Anjungan -I jaga Posko

- Juru Mudi - Juru mudi


jaga jaga

- Kadet
- Kadet deck
deck

Mengatur/melayani surat
3 Kantor kapal - PUK - I - PUK - I keluar/masuk

-Mualim - Mualim - II - Mengatur bongkar/muat


4 Palka II Yr Yr dan mengawasi

- Kadet - Membantu buka/tutup


deck - Kadet deck palka

- Satpam - Satpam
harian harian - Pengamanan

Tangga deck Yang


5 V/ terpakai Kanan :

Tangga - Mualim - - Mualim - II


Gangway II Sr Sr - Komandan regu

- Anggota/sobek ship kupon


- Dokter - Dokter tiket

- Satpam 2 - Satpam 2
Org Orang - Mengarahkan Penumpang

Kiri :

- Komandan regu
- Mualim - II

33
Sr

- Perawat - Anggota/sobek ship kupon


kapal tiket

- Satpam - I - Mengarahkan Penumpang

- Satpam - II - Mengarahkan Penumpang

Tangga deck - Mualim - Satpam 1


6 IV III Sr Orang - Komandan regu

- Perawat - - Anggota/sobek ship kupon


Belakang I tiket

- Anggota/sobek ship kupon


- PUK - III tiket

- Satpam 2
Org - Mengarahkan Penumpang

- Pelayan 2
Org - Mengarahkan Penumpang

Tangga deck - Mualim - Satpam 2


7 IV II Yr Orang - Komandan regu

- Perawat - - Anggota/sobek ship kupon


Depan II tiket

- Anggota/sobek ship kupon


- PUK - II tiket

- Satpam 2
Org - Mengarahkan Penumpang

- Pelayan 2
Org - Mengarahkan Penumpang

Informasi - Jenang -
8 deck VI I/II - Jenang - I/II - Komandan Regu

- Botlier - I - Botlier - I - Mengatur Penumpang

- Pelayan - Pelayan - Mengarahkan Penumpang

Informasi - Jenang -
9 deck V III - Jenang - III - Komandan Regu

34
- Markonis
II - Markonis - II - Mengatur Penumpang

- Botlier - II - Botlier - II - Mengarahkan Penumpang

- Pelayan - Pelayan

Ket. - Pelayan-pelayan mengarahkan Penumpang ke deck-deck ekonomi


- Formasi ini bisa berubah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
- Apabila salah satu tangga embarkasi deck sudah selesai maka Petugas-petugasnya
membantu di
tangga-tangga yang masih digunakan sesuai petunjuk Komandan Regu
- Komandan Satpam saat embarkasi/debarkasi selalu kontrol keliling di semua deck

Data pada tabel 4.1 Menjelaskan bahwa setiap anggota dari tim debarkasi dan
debarkasi di KM. NGGAPULU memiliki posisi dan tanggung jawab masing-masing
pada saat kegiatan embarkasi dan debarkasi dilaksanakan.

Kenyataan yang terjadi ialah beberapa anak buah kapal datang dengan terlambat ke
posnya masing-masing dengan alasannya masing-masing. Sikap para anak buah
kapal yang tidak disiplin tersebut tentu akan berdampak negatif bagi perusahaan
pelayaran, kapal, Nakhoda, anak buah kapal lainnya bahkan anak buah kapal itu
sendiri. Berikut adalah tabel laporan keterlambatan perjalanan kapal yang dibuat
oleh mualim 1 kepada Senior Manager Nautika PT. PELNI di kantor pusat.

Tabel 4.2.

Laporan Keterlambatan Perjalanan KM. NGGAPULU Voyage 14 / 2016

Jadwal Emplooi Realisasi


Nama Lamanya
No Penyebab
Pelabuhan ETA ETD TA TD Delay (jam)

1 Surabaya 12:00 14:07 02:07 Menunggu muatan

2 Maumere 23:00 01:00 05:10 06:11 05:11 Menunggu muatan

3 Larantuka 06:00 08:00 11:10 12:08 04:08 Tim Embar/Debar

4 Kupang 15:00 18:00 20:05 23:01 05:01 Menunggu muatan

35
5 Lewoleba 01:00 03:00 06:38 07:34 04:34 Tim Embar/Debar

6 Ambon 03:00 06:00 10:19 12:21 06:21 Menunggu muatan

7 Fak-fak 23:00 02:00 06:39 08:25 06:25 Menunggu muatan

Menunggu
8 Sorong 14:00 17:00 22:03 00:35 02:32
dokumen kapal

Menunggu KM
9 Manokwari 06:00 09:00 13:28 15:26 06:26 SINABUNG
berangkat

10 Wasior 16:00 18:00 23:08 00:00 06:00 Tim Embar/Debar

11 Nabire 02:00 14:00 06:40 13:23 00:00 Home Base timur

Kapal lebih cepat 2


12 Wasior 22:00 00:01 20:52 22:57 22:56
jam

Kapal lebih cepat 2


13 Manokwari 07:00 10:00 06:36 08:11 00:00
jam

Menunggu muatan
dan dokumen
14 Sorong 23:00 01:00 20:24 01:01 00:01
kapal, tim
embar/debar

15 Fak-fak 13:00 15:00 15:02 16:42 01:42 Tim Embar/Debar

16 Ambon 08:00 11:00 10:41 12:21 01:21 Menunggu muatan

17 Lewoleba 11:00 13:00 11:50 13:02 00:02 Kapal tepat waktu

18 Kupang 20:00 22:00 20:45 22:49 00:49 Tim Embar/Debar

19 Larantuka 05:00 07:00 06:45 07:44 00:44 Tim Embar/Debar

Menunggu
20 Maumere 12:00 14:00 12:58 14:15 00:15
dokumen kapal

21 Surabaya 01:00 01:00

Data pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa dipelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan
Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon kapal terlambat diberangkatkan, disebabkan karena

36
tim embarkasi dan debarkasi yang terlambat datang ke pos masing-masing.
Keterlambatan tersebut berakibat pada terlambatnya waktu keberangkatan kapal. Hal
ini akan menimbulkan ketidaknyamanan pada penumpang yang memilih KM.
NGGAPULU.

2. Naiknya penumpang gelap keatas KM. NGGAPULU dipelabuhan Yos


Sudarso, Ambon
Saat kapal akan sandar di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon pada tanggal 26
Agustus 2016 seharusnya tim embarkasi dan debarkasi sudah stand by di posisi
masing-masing setidaknya setengah jam sebelum kapal tiba. Kapal direncanakan
tiba di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon Jam 06.00.

Berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan seharusnya jam 04.00 anak buah kapal
sudah berada di posisi masing-masing dan bersiap untuk kegiatan embarkasi dan
debarkasi. Kenyataan yang terjadi adalah ketika kapal sudah sandar pun masih ada
beberapa orang anak buah kapal yang belum menempati posisi yang seharusnya,
mereka lebih memilih mengerjakan kegiatan lain daripada mengerjakan tugasnya
pada saat embarkasi dan debarkasi. Anak bauh kapal tersebut juga cenderung
bermalas-malasan untuk stand by di posnya karena, mereka menganggap bahwa
mereka datang setelah kapal sandar pun bukan merupakan sebuah masalah,
sehingga ketika kapal sandar, tangga gangway diturunkan, pintu embarkasi
dibuka, penumpang langsung menerobos naik dan turun dari kapal dengan
petugas embarkasi dan debarkasi seadanya.

37
Melalui Tabel 4.3. penulis mencoba membuat grafik perbandingan jadwal kapal
berangkat sesuai jadwal yang diberikan kantor pusat, dan realisasi keberangkatan
kapal yang mengalami keterlambatan. Bisa dilihat dari tabel diatas bahwa telah
terjadi pergeseran grafik yang cukup terlihat besar, sehingga dapat dikatakan bahwa
kapal mengalami keterlambatan bukanlah hal yang sepele, melainkan harus ditangani
dengan segera sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi penumpang, dan juga
perusahaan pelayaran.

Tabel 4.4.

Data beberapa penumpang gelap yang kedapatan berada di KM. NGGAPULU

RUAS PELABUHAN KET.


No. TANGGAL NAMA PEMBAYARAN
DARI - KE D / A/ B

1 10-Jul-15 Lenda/23 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

2 Evert/29 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

3 zeth/33 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

4 Maria/38 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

5 Febrian/16 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

6 Ateng/28 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

7 Heni/28 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

8 Ota/25 Th Wasior - Sorong D Rp150.000

10

JUMLAH Rp1.200.000

Terbilang : === Satu Juta dua Ratus Ribu Rupiah ===

Data pada tabel 4.4. diatas penulis mengambil data yang berupa rute perjalanan pada
voyage sebelumnya menjelaskan bahwa sepanjang perjalanan KM. NGGAPULU ke

38
beberapa pelabuhan di Indonesia timur, ditemukan sejumlah penumpang gelap yang
naik ke atas kapal dan ikut berlayar. Dari beberapa pelayaran tersebut diatas, dapat
dilihat bahwa penumpang tak bertiket akan dikenakan sanksi pembayaran di kapal
jika kedapatan oleh petugas pemeriksa tiket dan over bagasi. Hal tersebut disebabkan
karena keterlambatan beberapa anggota tim embarkasi dan debarkasi.

B. ANALISIS DATA

Berdasarkan pembahasan data yang ada, maka terbengkalainya jadwal pelayaran


KM. NGGAPULU dan adanya penumpang gelap yang ikut berlayar terjadi karena
rendahnya disiplin kerja anak buah kapal KM. NGGAPULU khususnya pada proses
embarkasi dan debarkasi.
Berikut adalah analisa data yang penulis temukan :
1. Terlambatnya Proses Embarkasi dan Debarkasi di KM. NGGAPULU,
hingga menyebabkan terbengkalainya jadwal kapal.
Berdasarkan data beserta pengamatan yang telah penulis lakukan, berikut adalah
analisis data yang diindikasikan menjadi penyebab terlambatnya keberangkatan
KM. NGGAPULU dipelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
a. Tidak siapnya anak buah kapal yang bertugas sebagai petugas embarkasi
dan debarkasi
Tidak siapnya anak buah kapal pada proses embarkasi dan debarkasi
disebabkan faktor pribadi anak buah kapal tersebut. Masih rendahnya
kesadaran dalam bertugas, kedisiplinan mentaati aturan atau standar embarkasi
debarkasi yang sudah diatur menjadi penyebab utamanya. Ketika penulis
melakukan kegiatan embarkasi dan debarkasi penulis bahkan pernah
menemukan beberapa anak buah kapal yang bertugas pada saat embarkasi dan
debarkasi masih terdapat anak buah kapal yang bertugas melakukan kegiatan
lain, seperti melakukan kerja harian di dek, mengecat lambung kapal atau
bahkan melakukan kegiatan yang bersifat pribadi. Beberapa anak buah kapal
pernah penulis temukan berada dikamarnya dimana ia seharusnya bertugas saat
proses embarkasi dan debarkasi. Hal ini menjadi salah satu faktor lambatnya
proses embarkasi dan debarkasi.

b. Kurangnya kontrol dari atasan/perwira diatas kapal pada saat proses


embarkasi dan debarkasi

39
Ketika proses embarkasi dan debarkasi berlangsung, kurangnya pengawasan
dari atasan yaitu nakhoda/perwira yang turut andil dalam kegiatan tersebut
menyebabkan anak buah kapal yang bertugas saat proses embarkasi dan
debarkasi melakukan kegiatan lain, bahkan bermalas-malasan saat bertugas
dengan meninggalkan pos tugasnya. Di atas kapal saat penulis melakukan
kegiatan embarkasi dan debarkasi, penulis melihat hanya ada seorang perwira
dek yang berjaga di dek penumpang, yaitu Mualim II junior. Mualim II junior
adalah perwira yang bertanggung jawab atas penumpang, baik dari segi tiket
penumpang maupun jumlah penumpang, oleh karena itu hanya mualim II
junior saja yang berada di dek penumpang saat melakukan kegiatan tersebut.
Sedangkan mulaim I berada di anjungan dan mualim III berkonsentrasi
mengatur muatan di palka. Hal ini menyebabkan pengawasan menjadi kurang
dan menyebabkan petugas embarkasi dan embarkasi menjadi lalai.

2. Kerugian Perusahaan diakibatkan penumpang gelap yang naik ke atas KM.


NGGAPULU
Saat KM. NGGAPULU sandar dipelabuhan Yos Sudarso, Ambon, terlihat
banyaknya jumlah penumpang yang akan naik keatas KM. NGGAPULU.
Sehingga berikut adalah analisis data yang diindikasikan menjadi penyebab
naiknya penumpang gelap ke atas kapal.
a. Kurangnya jumlah personel petugas anak buah kapal pada saat
embarkasi dan debarkasi.
Tidak lengkapnya kehadiran petugas embarkasi dan debarkasi yang terdiri dari,
anak buah kapal bagian dek, pelayan, satpam, jenang dan petugas lainnya
membuat pos-pos masuk ke atas kapal menjadi kekurangan personel. Hal ini
menyebabkan penumpang dengan jumlah frekuensi yang banyak menerobos
naik ke atas kapal.

b. Banyaknya frekuensi jumlah penumpang, terutama di pelabuhan-


pelabuhan Indonesia timur
Tidak dapat dipungkiri bahwa, KM. NGGAPULU adalah kapal yang melayani
rute Indonesia timur. Sehingga sebagian besar pelabuhan yang di singgahi oleh
KM. NGGAPULU adalah pelabuhan-pelabuhan di daerah Indonesia timur,
seperti, Ambon, Fak-fak, Sorong, Manokwari, Wasior, dan Nabire, yang

40
notabene masyarakat di daerah tersebut masih menggunakan kapal laut sebagai
akses mereka dari satu daerah ke daerah lainnya baik itu berupa pengiriman
muatan, bahkan pos. Dikarenakan transportasi udara yang masih minim, dan
transportasi darat yang kesulitan menembus medan di daerah daerah tersebut,
bahkan jumlah jalan raya sebagai akses transportasi darat masih sangat sedikit.
Sehingga jumlah penumpang menjadi sangat banyak. Tak ayal bahkan di
beberapa pelabuhan jumlah tiket yang sudah disediakan habis terjual sehingga
menyebabkan beberapa penumpang nekat naik keatas kapal tanpa memiliki
tiket.

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Berbagai masalah yang telah penulis paparkan pada skripsi ini merupakan fakta-
fakta yang memang terjadi pada saat melakukan praktek laut diatas kapal. Dari
analisis data yang ada. berikut merupakan masalah dan alternatif pemecahan
masalah yang penulis ambil:

1. Terlambatnya keberangkatan KM. NGGAPULU di pelabuhan Tanjung


Perak
Berikut adalah alternatif pemecahan masalah dari terlambatnya keberangkatan
KM. NGGAPULU dipelabuhan Tanjung Perak :
a. Melakukan Briefing kepada anak buah kapal, serta teguran terhadap
anak buah kapal yang lalai.
Melakukan Briefing atau arahan menjadi salah satu alternatif pemecahan
masalah. Dengan melakukan arahan yang diberikan oleh nakhoda sebagai
pemimpin tertinggi di atas kapal, diharapkan menggugah kesadaran anak
buah kapal untuk meningkatkan kedisiplinan mereka, khususnya saat proses
embarkasi dan debarkasi. Teguran dapat dilakukan secara bertahap, mulai
dari teguran secara langsung kepada anak buah kapal yang tidak disiplin
sampai kepada teguran tertulis. Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang
dinilai ringan.

b. Meningkatkan pengawasan oleh Nakhoda / Perwira terhadap anak buah


kapal yang bertugas.

41
Sebagai atasan diatas kapal, maka nakhoda serta perwira harus melakukan
pengawasan terhadap anak buah kapal, khususnya pada poses embarkasi dan
debarkasi. Pengawasan yang dilakukan akan menjadikan anak buah kapal
dapat lebih berdisiplin terhadap aturan yang sudah dibuat. Pengawasan dari
atasan merupakan salah satu indikator kedisiplinan anak buah kapal. Dimana
Setiap kegiatan yang dilakuakan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang
akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang telah di tetapkan. Dengan adanya pengawasan,
maka sedikit banyak para anak buah kapal akan terbiasa melaksanakan
disiplin kerja. Sebagaimana diketahui bahwa Nakhoda dalam mengambil
tindakan selaku pemimpin di kapal sebagaimana ditegaskan dalam pasal 341
KUHD, maka nakhoda mempunyai kewajiban yang diantaranya :
1) Nakhoda berkewajiban berbuat dengan kemampuan dan ketelitian serta
kebijaksanaan sedemikian rupa; seperti yang perlu untuk menunaikan
tugasnya.
Maka dalam konteks tersebut nakhoda harus mengetahui sebaik-baiknya
pelanggaran yang terjadi, antara lain:
a. Dalam keadaan apa pelanggaran tersebut terjadi.
b. Bentuk pelanggaran seperti apa yang terjadi.
c. Mengapa harus mengambil tindakan.
d. Berapa banyak telah terjadi pelanggaran.
e. Siapa saja yang terlibat dalam pelanggaran itu.
2) Mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan sebanyak-banyaknya.
Pengumpulan fakta merupakan faktor yang sangat penting apabila akan
memperbaiki disiplin. Hal ini karena pokok permasalahan yang dibahas
adalah tentang kemampuan kerja profesional seseorang.
3) Pilihlah tindakan apa yang harus diambil (termasuk tindakan sementara).
4) Laksanakan tindakan itu.

c. Memberikan sanksi terhadap anak buah kapal yang tidak berdisiplin


berupa teguran atau ancaman keras
Teguran dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran lisan sampai
kepada teguran tertulis yang dicatat secara teratur. Teguran dapat diberikan
bagi kekeliruan yang dinilai ringan. Peringatan atau ancaman keras perlu

42
diberikan bagi pelanggaran yang dinilai berat dan besar oleh pemimpin.
Peringatan atau ancaman keras harus selalu diberikan dalam bentuk tulisan.
Dengan teguran atau ancaman keras diharapkan anak buah kapal yang tidak
berdisiplin saat melakukan tugasnya menjadi lebih berdisiplin.

2. Banyaknya penumpang gelap yang naik ke atas KM. NGGAPULU , saat


berada di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon
Setelah menganalisis permasalahan tentang banyaknya penumpang gelap yang
naik keatas KM. NGGAPULU, berikut adalah alternatif pemecahan masalah
tersebut :
a. Memperhatikan jumlah petugas embarkasi dan debarkasi dengan
mengecek keberadaan petugas embarkasi dan debarkasi
Memperhatikan jumlah petugas embarkasi termasuk dalam pengawasan
terhadap anak buah kapal dalam proses embarkasi dan debarkasi. Nakhoda
atau para perwira dapat membuat sebuah absen kehadiran tim embarkasi dan
debarkasi dan memberikan sanksi terhadap anak buah kapal yang tidak hadir
dalam pengecekan tersebut. Jika kedapatan anak buah kapal yang tidak hadir
dalam tugasnya, nakhoda atau perwira dapat memberikan sanksi yang
sebelumnya sudah tertulis dan sudah disosialisasikan kepada anak buah kapal.
Khususnya pada saat proses embarkasi dan debarkasi.

b. Melakukan koordinasi dengan petugas PT.PELNI di darat saat proses


embarkasi dan debarkasi berlangsung
Ketika proses embarkasi dan debarkasi berlangsung, koordinasi dengan
petugas embarkasi dan debarkasi dari darat yakni operasi PT. PELNI
sangatlah penting. Petugas darat adalah orang-orang yang bertanggung jawab
atas jumlah penumpang serta proses embarkasi dan debarkasi ke kapal dan
dari kapal. Pihak kapal dapat mengkonfirmasi kepada petugas darat dan
meminta informasi mengenai jumlah penumpang, jumlah muatan bahkan
persiapan kapal sandar. Dengan koordinasi dan kerja sama dengan pihak darat
diharapkan tidak ada penumpang gelap yang akan naik ke atas kapal.

c. Melakukan sosialisasi terhadap penumpang yang akan naik keatas KM.


NGGAPULU

43
Melakukan sosialisasi sebelum proses Embarkasi dan Debarkasi dapat
memberikan pengetahuan kepada calon penumpang KM. NGGAPULU
tentang bagaimana prosedur naik keatas kapal KM. NGGAPULU. Dengan
sosialisasi tersebut penumpang akan mendapatkan informasi yang jelas
apabila terdapat beberapa masalah yang penumpang alami sebelum naik
keatas kapal, seperti, belum memiliki tiket, dek mana yang akan menjadi
tempat persinggahan penumpang, serta pengaturan embarkasi dan debarkasi
pada saat terjadi ledakan penumpang dipelabuhan-pelabuhan yang sangat
ramai.

D. EVALUASI TERHADAP ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Secara keseluruhan usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam tahapan pemecahan


masalah yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, lebih bersifat preventif,
walaupun memang ada pula yang bersifat korektif.

Usaha-usaha ini nantinya dapat diterapkan pada penyebab utama timbulnya masalah
yaitu rendahnya disiplin kerja anak buah kapal pada proses embarkasi dan debarkasi
di KM. NGGAPULU. Oleh karena itu untuk memperoleh pemecahan masalah yang
sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas, maka usaha-usaha tersebut akan
dievaluasi kembali sehingga nantinya diharapkan dapat ditemukan suatu solusi yang
tepat dan akurat. Berikut adalah evaluasi alternatif pemecahan masalah :

1. Melakukan Briefing kepada anak buah kapal, serta teguran terhadap anak
buah kapal yang lalai.
a. Keuntungan terhadap alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dapat meningkatkan kesadaran anak buah kapal untuk berdisiplin dalam
bekerja khususnya pada proses embarkasi dan debarkasi diatas kapal. Menegur
secara lisan anak buah kapal yang tidak disiplin merupakan cara yang efektif
untuk menindak anak buah kapal yang tidak disiplin tersebut agar menyadari
dan tidak mengulangi kesalahannya lagi
b. Kerugian terhadap alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Kekurangan dari diadakannya briefing atau pengarahan dari nakhoda ke anak
buah kapal ialah pada saat nakhoda sedang memberikan pengarahan, anak buah
kapal tidak memperhatikan arahan yang diberikan oleh nakhoda atau bahkan

44
tidak hadir dalam pengarahan tersebut. Tetapi jika orang tersebut memiliki
watak yang keras, teguran pun tidak akan berpengaruh pada orang tersebut.

2. Meningkatkan pengawasan oleh Nakhoda / Perwira terhadap anak buah


kapal yang bertugas
a. Keuntungan dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dengan adanya pengawasan, maka anak buah kapal akan senantiasa merasa
waspada, dan akan terbiasa melakukan disiplin.
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Setiap pengawasan terhadap anak buah kapal tidak akan efektif jika anak buah
kapal tersebut tidak memiliki kesadaran untuk berdisiplin. Nakhoda dan
perwira diatas kapal pun memiliki banyak kegiatan yang tak terduga sehingga
perlu kesadaran diri.

3. Memberikan sanksi terhadap anak buah kapal yang tidak berdisiplin berupa
teguran atau ancaman keras
a. Keuntungan dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dengan adanya sanksi tertulis juga peringatan atau ancaman keras, anak buah
kapal diharapkan akan lebih berdisiplin sehingga mereka terbiasa
melakukannya dan tidak perlu diawasi secara terus-menerus oleh nakhoda atau
perwira diatas kapal khususnya pada saat proses embarkasi dan debarkasi.
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Kerugian dari adanya pemberian sanksi ini adalah, dikhawatirkan anak buah
kapal akan terlalu merasa ditekan sehingga, beberapa dari mereka dapat saja
melanggar aturan tersebut. Bahkan jika sanksi yang diberikan tidak tegas dan
tidak direalisasikan, alternatif pemecahan masalah ini akan menajdi sia-sia.

4. Memperhatikan jumlah petugas embarkasi dan debarkasi dengan mengecek


keberadaan petugas embarkasi dan debarkasi
a. Keuntungan dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Melakukan pengecekan keberadaan anak buah kapal yang bertugas dalam
proses embarkasi dan debarkasi dapat membuat anak buah kapal yang bertugas
merasa diawasi dan membuat mereka meningkatkan rasa disiplin. Dan

45
membuat mereka senantiasa standby di pos jaga mereka selama proses
embarkasi an debarkasi
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Akan tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan adalah kurangnya efisiensi
pelaksanaan kegiatan ini karena anak buah kapal tidak serius dalam
menerapkannya, dimana check list ini hanya dianggap sebagai suatu formalitas
saja.

5. Memperhatikan jumlah petugas embarkasi dan debarkasi dengan mengecek


keberadaan petugas embarkasi dan debarkasi
a. Keuntungan dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dengan adanya koordinasi dengan petugas darat, dapat diharapkan bahwa
kegiatan embarkasi dan debarkasi akan berjalan lancer dan aman, sehingga
tidak ada penumpang gelap yang naik ke atas kapal.
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Kenyataan yang terjadi dilapangan adalah sedikitnya petugas darat standby saat
proses embarkasi dan debarkasi. Terkadang hanya kepala operasi saja yang ada
di pelabuhan, hal ini membuat koordinasi tidak berjalan efektif.

6. Melakukan sosialisasi terhadap penumpang yang akan naik keatas KM.


NGGAPULU
a. Keuntungan dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dengan memberikan penyuluhan atau sosialisasi diharapkan penumpang
dapat mengetahui segala informasi yang dibutuhkan sebelum menaiki KM.
NGGAPULU. Seperti informasi tiket, jumlah kuota yang tersedia dikapal.
Sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang.
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
sosialisasi yang dilakukan pada saat akan embarkasi dan debarkasi
dikhawatirkan tidak akan berjalan efektif jika sudah terjadi ledakan
penumpang. Penumpang akan lebih memilih menempati posisinya sebelum
naik keatas kapal daripada duduk diam dan mendengarkan sosialisasi.

46
E. PEMECAHAN MASALAH

Setelah melakukan evaluasi terhadap setiap alternatif pemecahan yang telah


ditentukan dan memperhatikan situasi dan kondisi subjek penelitian, maka alternatif
yang paling tepat untuk dipilih sebagai pemecah masalah pada pembahasan skripsi
ini adalah :

1. Melakukan Briefing kepada anak buah kapal, serta teguran terhadap anak
buah kapal yang lalai.
Melakukan Briefing atau arahan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah.
Dengan melakukan arahan yang diberikan oleh nakhoda sebagai pemimpin
tertinggi di atas kapal, diharapkan menggugah kesadaran anak buah kapal untuk
meningkatkan kedisiplinan mereka, khususnya saat proses embarkasi dan
debarkasi. Teguran dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran secara
langsung kepada anak buah kapal yang tidak disiplin sampai kepada teguran
tertulis. Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang dinilai ringan.

2. Meningkatkan pengawasan oleh Nakhoda / Perwira terhadap anak buah


kapal yang bertugas.
Sebagai atasan diatas kapal, maka nakhoda serta perwira harus melakukan
pengawasan terhadap anak buah kapal, khususnya pada poses embarkasi dan
debarkasi. Pengawasan yang dilakukan akan menjadikan anak buah kapal dapat
lebih berdisiplin terhadap aturan yang sudah dibuat. Pengawasan dari atasan
merupakan salah satu indikator kedisiplinan anak buah kapal. Dimana Setiap
kegiatan yang dilakuakan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan
mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan
sesuai dengan yang telah di tetapkan. Dengan adanya pengawasan, maka sedikit
banyak para anak buah kapal akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja.
Sebagaimana diketahui bahwa Nakhoda dalam mengambil tindakan selaku
pemimpin di kapal sebagaimana ditegaskan dalam pasal 341 KUHD, maka
nakhoda mempunyai kewajiban yang diantaranya :
1) Nakhoda berkewajiban berbuat dengan kemampuan dan ketelitian serta
kebijaksanaan sedemikian rupa; seperti yang perlu untuk menunaikan
tugasnya.
Maka dalam konteks tersebut nakhoda harus mengetahui sebaik-baiknya
pelanggaran yang terjadi, antara lain:

47
a. Dalam keadaan apa pelanggaran tersebut terjadi.
b. Bentuk pelanggaran seperti apa yang terjadi.
c. Mengapa harus mengambil tindakan.
d. Berapa banyak telah terjadi pelanggaran.
e. Siapa saja yang terlibat dalam pelanggaran itu.
2) Mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan sebanyak-banyaknya.
Pengumpulan fakta merupakan faktor yang sangat penting apabila akan
memperbaiki disiplin. Hal ini karena pokok permasalahan yang dibahas adalah
tentang kemampuan kerja profesional seseorang.
3) Pilihlah tindakan apa yang harus diambil (termasuk tindakan sementara).
4) Laksanakan tindakan itu.

3. Memperhatikan jumlah petugas embarkasi dan debarkasi dengan mengecek


keberadaan petugas embarkasi dan debarkasi
Memperhatikan jumlah petugas embarkasi termasuk dalam pengawasan terhadap
anak buah kapal dalam proses embarkasi dan debarkasi. Nakhoda atau para
perwira dapat membuat sebuah absen kehadiran tim embarkasi dan debarkasi dan
memberikan sanksi terhadap anak buah kapal yang tidak hadir dalam pengecekan
tersebut. Jika kedapatan anak buah kapal yang tidak hadir dalam tugasnya,
nakhoda atau perwira dapat memberikan sanksi yang sebelumnya sudah tertulis
dan sudah disosialisasikan kepada anak buah kapal. Khususnya pada saat proses
embarkasi dan debarkasi.

4. Melakukan koordinasi dengan petugas PT.PELNI di darat saat proses


embarkasi dan debarkasi berlangsung
Ketika proses embarkasi dan debarkasi berlangsung, koordinasi dengan petugas
embarkasi dan debarkasi dari darat yakni operasi PT. PELNI sangatlah penting.
Petugas darat adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas jumlah
penumpang serta proses embarkasi dan debarkasi ke kapal dan dari kapal. Pihak
kapal dapat mengkonfirmasi kepada petugas darat dan meminta informasi
mengenai jumlah penumpang, jumlah muatan bahkan persiapan kapal sandar.
Dengan koordinasi dan kerja sama dengan pihak darat diharapkan tidak ada
penumpang gelap yang akan naik ke atas kapal.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah menguraikan dan melakukan analisa dari masalah- masalah yang timbul di
KM. NGGAPULU dalam hal kedisiplinan kerja anak buah kapal pada proses
embarkasi dan debarkasi, maka dapat diambil kesimpulan atas permasalahan yang ada
yaitu :

1. Tidak siapnya anak buah kapal yang bertugas sebagai petugas embarkasi dan
debarkasi .Terlambat datangnya anak buah kapal ke pos-pos embarkasi diatas kapal
adalah penyebabnya, bahkan terdapat beberapa anak buah kapal melakukan
aktifitas lain pada saat embarkasi dan debarkasi.

2. Kurangnya kontrol dari atasan / perwira diatas kapal pada saat proses embarkasi
dan debarkasi, sehingga membuat anak buah kapal yang bertugas merasa tidak
diawasi dan menjadi lalai dalam tugasnya.

3. Kurangnya jumlah personel petugas anak buah kapal pada saat embarkasi dan
debarkasi di indikasikan menajdi penyebab penumpang gelap dengan leluasa naik
keatas kapal. Bahkan penulis pernah mendapati beberapa anak buah kapal
melakukan aktivitas atau kegiatan lain dimana seharusnya ia melakukan embarkasi
dan debarkasi.

4. Banyaknya jumlah frekuensi penumpang, terutama dipelabuhan Indonesia Timur.


Menjadi faktor utama berdesakannya penumpang dikarenakan kurangnya
koordinasi.
B. SARAN

Setelah kesimpulan disusun dan dipaparkan secara jelas, langkah selanjutnya dan
sekaligus sebagai akhir dari pembahasan skripsi disusunkan saran-saran sebagai
upaya dan tindak lanjut dalam meningkatkan kedisiplinan anak buah kapal KM.
NGGAPULU dalam kegiatan embarkasi dan debarkasi yang akan dijelaskan
sebagai berikut :

1. Disarankan agar anak buah kapal yang bertugas dalam embarkasi dan debarkasi
diberikan arahan atau Briefing dari Nakhoda sebagai pemimpin tertinggi diatas
kapal.

2. Disarankan kepada perwira diatas kapal agar dapat mengontrol anak buah kapal
yang bertugas pada proses embarkasi dan debarkasi sehingga mereka terkesan
merasa diawasi.

3. Disarankan kepada nakhoda atau perwira diatas kapal dapat mengecek


keberadaan atau jumlah daripada tim embarkasi dan debarkasi di pos-pos jaga
tim embarkasi dan debarkasi.

4. Disarankan kepada pihak perusahaan agar melakukan koordinasi dan


meningkatkan komunikasi dengan pihak kapal, dalam hal ini PT. PELNI cabang
dan Operasi PT. PELNI, sebelum kapal akan sandar. Sehingga dapat
menanggulangi kejadian atau masalah yang tidak diinginkan.

50
50
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T Hani, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, edisi 2


(Yogyakarta: 1987)

Peraturan Menteri Perhubungan PM No 37 Tahun 2015, tentang Standar Pelayanan


Penumpang Angkutan Laut,. Diakses 18 Desember 2017 dari JDIH Kemenhub
Online.
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2015/PM_119_Tahun_2015.pdf

Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 03 Februari 2018
dari KBBI Online.
http://kbbi.web.id/embarkasi

Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 03 Februari 2018
dari KBBI Online.
http://kbbi.web.id/debarkasi

Hasibuan (1997), Indikator Tingkat Disiplin Karyawan. Diakses 28 September 2017


dari Aldhy;s blog.
http://hasriadiandi.blogspot.co.id/2009/01/indikator-tingkat-disiplin-kerja.html

Rehardi, Mohammad Rian, Motivation of The Day: “Disiplin Sebagai Penentu Sukses”
.Diakses 20 September 2017 dari Samset 86 blog.
http://samset86.blogspot.com/2009/03/motivation-of-day-disiplin-sebagai.html

Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 18 September 2017
dari KBBI Online.
http://kbbi.web.id/disiplin

Soetoro, R., Diktat Kepemimpinan (Jakarta:1998)

Susanto, Astrid S., Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Aksara (Jakarta: 1974)

Wursanto I G., Managemen Kepegawaian. Kenisius (Yogyakarta:1989)


Nama Kapal : KM. NGGAPULU Call Sign :YGRG
Bendera : INDONESIA L. O. A : 146,50 M
Pemilik : PT. PELNI (PERSERO) Isi Kotor : 14.685 GT
Line
Nahkoda : Capt. ROBERT YAN MAKALEW : NP-22
Trayek

CREW LIST KM. NGGAPULU


VOY. : 14/2016 PERIODE : 22-AGUST-2016 S/D. 05-SEPT-2016
NO. SIJIL N A M A NRP. JABATAN B.PELAUT IJASAH
- - Capt. Robert Yan Makalew 03935 Nakhoda B 012328 ANT-I / 2009
1 2845 Puji Asmoro 06008 Mualim - I C 005652 ANT-I / 2011
2 2809 Ali Bathin Padindi 07941 Mualim - II Sr C 033554 ANT-II/2008
3 3004 Arihan S. Aritonang 07945 Mualim - II Yr C 030534 ANT-II/2005
4 2902 Teguh Yuda Arifianto 08412 Mualim - III Sr W 059993 ANT-III/2005
5 2983 Sudanto Martoyo 08148 Mualim - III Yr W 007491 ANT-III/2003
6 2905 Sunudin 04409 Markonis - I X 059007 SRE-II / 2014
7 2912 Drimawang 07650 PUK-I D 003180 B S T / 2015
8 2957 Ramidi 06245 P U K - II W 025659 B S T/2015
9 2932 Hengky V. Porobaten 05038 P U K - III B 064681 B S T/2015
10 2851 M. Noval 04476 Jenang - I V 073290 B S T / 2015
11 2816 Suroto 07271 Jenang - II Y 006373 B S T / 2015
12 2982 Dodo Sembada 04320 Jenang - III X 059006 B S T / 2008
13 2936 Ramadyan Respatio N 14095 Dokter E 000336 B S T / 2015
14 2882 Erwin Ginting 07678 Perawat - I Y 068273 B S T / 2015
15 2831 Marthen Iring 04416 KKM E 008998 ATT-I / 2005
16 2654 Muhammad Illias 06030 Masinis - I Sr B 041128 ATT-II / 2013
17 2937 Hamsi 06088 Masinis - I Yr E 008999 ATT-III/2012
18 2655 Kurnia 04027 Masinis - II D 074054 ATT-III/2009
19 2874 Iko Syahriar 07081 Masinis - III Sr X 040122 ATT-IV/2012
20 2859 Pujirin 04562 Masinis - III Yr D 022540 ATT-V / 2002
21 2839 Gotlintua Simbolon N 08692 Masinis - IV Sr B 052119 ATT-III/2015
22 2939 Agus Rosadi 04546 Masinis - IV Yr W 031237 ATT-V / 2002
23 2938 Achmad As Shiddiq 07009 Ahli Listrik - I Y 058044 B S T / 2015
24 2793 Tursin 06168 Ahli Listrik - II D 046932 B S T / 2014
25 2726 Purwanto 07095 Juru Motor X 009131 ATT-V / 2010
26 2659 Juhdi 07085 Juru Motor Y 068453 ATT-V / 2013
27 2986 Mulyadi 06731 Juru Motor D 022801 ATT-V / 2012
28 2964 Arief Budiman 07265 Mandor Mesin B 033668 ATT-D / 2008
29 2988 Muchtarudin 05427 Pandai Besi C 012845 ATT-D / 2010
30 2763 Dwi Yatno 07076 Kasap. Mesin X 041112 ATT-D / 2001
31 2703 Suheri 06364 Juru Minyak Y 009566 ATT-D / 2012
32 2727 Atep Raharja 04931 Juru Minyak B 017752 ATT-D / 2002
33 2941 Haerudin 05576 Juru Minyak A 050525 ATT-D / 2001
34 2917 Erwin 07305 Juru Minyak C 029985 B S T / 2008
35 2931 Untung Sutrisno 06416 Juru Minyak D 056028 B S T / 2009
36 3002 Ali Hasan 05492 Juru Minyak D 035228 B S T / 2006
37 2910 Totok Suprapto 04798 Serang E 035105 ANT-D/2003
38 2790 Ali Agung 06549 Tandil W 070531 ANT-D/2002
39 2911 Ato Suhaeto 06238 Kasap. Deck C 055552 ANT-D/2002
40 2943 Samiudin 07725 Mistri - I D 011694 ANT-D/2002
41 2780 Suud 06591 Juru Mudi W 063734 ANT-D/2010
42 2942 Nurman 07041 Juru Mudi Y 050589 B S T / 2009
43 2914 Tri Waluyo 07983 Juru Mudi D 011408 ANT-D/2002
44 2985 Saliman 07335 Juru Mudi D 084317 ANT-D/2002
45 2915 Rahmat 06276 Panjarwala C 089227 ANT-D/2002
46 2695 Richard M. Kuway 06434 Panjarwala D 084310 ANT-D/2001
47 2696 Yoarey August Saya 06743 Panjarwala W 070385 ANT-D/2012
48 2960 Abdul Asri 06557 Panjarwala Y 009935 ANT-D/2009
49 2781 Aripuddin 07531 Kelasi B 045888 ANT-D/2002
50 2961 Pius Gultom 05336 Kelasi B 009376 ANT-D/2010
51 2945 Jazuli 07997 Kelasi D 011411 ANT-D/2010
52 2812 Wasman 07161 Pel. Kepala - I X 069444 B S T / 2015
53 2908 Laode Zakir 03966 Pel. Kepala - II E 035103 B S T / 2015
54 2803 Sudiyanto 07378 Per. Masak - I C 023339 B S T / 2015
55 2704 B. Riston Sitinjak N 11302 Per. Masak - II C 048893 B S T / 2002
56 2864 Suherman 07380 Juru Masak C 059752 B S T / 2015
57 2706 Harsono N 11298 Juru Masak X 063000 B S T / 2003
58 2935 Deni 06703 Juru Masak X 083103 B R T/ 2015
59 2863 Ratri Yogasworo N 11295 Juru Masak E 009133 B S T / 2015
60 2947 Masroyali N 11284 Pelayan V 064246 B S T / 2015
61 2920 Ridhon Farikh N 11234 Pelayan W 021892 B S T / 2015
62 2989 Yana Mulyana N 11565 Pelayan C 034295 B S T / 2014
63 2950 Asep Indra Jatnika N 11231 Pelayan Y 020035 B S T / 2015
64 2736 Fatkhur Rakhman 06254 Pelayan W 026802 B S T / 2015
65 2921 Dodi Risman Fauji N 11244 Pelayan D 046935 B S T / 2008
66 2949 Daniel Hariyanto Sitorus N 11535 Pelayan B 061748 B S T / 2015
67 2991 Sonhaji N 11275 Pelayan D 042107 B S T / 2004
68 2797 Budi Haryana N 11459 Pelayan W 026172 B S T / 2015
69 2952 Nahrowi 04067 Penatu X 070242 B S T / 2004
70 2922 Dudi Rohaedi N 11537 Penatu Y 089855 B S T / 2015
71 2994 Dulajis 07458 Pelayan X 069445 B S T / 2015
72 2992 Lasaiko 06875 Pelayan X 032033 B S T / 2010
73 2998 Dedi Hermawan 06300 Pelayan X 031759 B S T / 2003
74 2990 Ivan C. Asmara N 11250 Pelayan C 078274 B S T / 2015
75 2771 Mahfudz Shayfudin N 11257 Pelayan X 027191 B S T / 2015
76 2981 Indra Harmoko 06828 Pelayan X 013773 B S T / 2015
77 2657 Budi Sutrisno 06757 Pelayan W 016303 B S T / 2008
78 2741 Moh. Zaiful Anwar N 11553 Pelayan Y 083346 B S T / 2015
79 2875 Yogi Gelar Permana N 11369 Pelayan W 014547 B S T / 2009
80 2976 Somantri 04330 Pelayan C 029986 B S T / 2009
81 2948 Ferdiansyah N 11273 Pelayan D 022549 B S T / 2015
82 2925 Amiruddin 06749 Pelayan W 047377 B S T / 2015
83 2951 Ashari 07533 Pelayan B 009530 B S T / 2015
84 2740 Mung Karyadi N 11283 Pelayan E 035153 B S T / 2008
85 2997 Ferdinand Alexander Kassi 05168 Pelayan Y 013434 B S T / 2009
86 3003 Andrilata N 11248 Pelayan D 084320 B S T / 2015
87 2977 Ridwan 07333 Danpam C 048863 B S T / 2005
88 2906 Soni Sasono A.W 07337 Satpam B 077722 B S T / 2011
89 3004 Yandi Irawadi 05568 Satpam Y 051039 B S T / 2015
90 2852 Hesron Damanik 06598 Satpam D 011410 B S T / 2008
91 2954 Luat Raja Guk-Guk 07032 Satpam Y 058308 B S T / 2015
92 2956 Nurdin N 22014 Satpam D 076308 B S T / 2013
93 2978 Supriyono N 22015 Satpam E 087838 B S T / 2015
94 2979 Ali Hasan N 22016 Satpam D 027445 B S T / 2013
95 2847 Achmad Muzzaky N 22006 Kadet Deck D 086391 B S T / 2015
96 3000 Muhammad Gilbran A N 22017 Kadet Deck d 029205 B S T / 2014
97 2900 Mulyadi Agusman N 22010 Kadet Mesin E 017604 B S T / 2014

ORANG ( TERMASUK
JUMLAH ABK : ……………….. 98
NAHKODA )
KM. NGGAPULU, 05 SEPTEMBER 2016
NAKHODA,

CAPT. ROBERT YAN MAKALEW


NRP. 03935
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA
JL. GAJAH MADA NO. 14 JAKARTA PUSAT

RUTE PERJALANAN KM. NGGAPULU


VOYAGE. 14. 2016

ETA ETD
NO. PELABUHAN
Hari Tanggal Jam Hari Tanggal Jam
1 Surabaya Minggu 21-Aug- 16 23.00 Senin 22-Aug-16 12.00
2 Maumere Selasa 23-Aug-16 23.00 Rabu 24-Aug-16 01.00
3 Larantuka Rabu 24-Aug-16 06.00 Rabu 24-Aug-16 08.00
4 Kupang Rabu 24-Aug-16 15.00 Rabu 24-Aug-16 18.00
5 Lewoleba Kamis 25-Aug-16 01.00 Kamis 25-Aug-16 03.00
6 Ambon Jumat 26-Aug-16 03.00 Jumat 26-Aug-16 06.00
7 Fak-fak Jumat 26-Aug-16 23.00 Sabtu 27-Aug-16 02.00
8 Sorong Sabtu 27-Aug-16 14.00 Sabtu 27-Aug-16 17.00
9 Manokwari Minggu 28-Aug-16 06.00 Minggu 28-Aug-16 09.00
10 Wasior Minggu 28-Aug-16 16.00 Minggu 28-Aug-16 18.00
11 Nabire Senin 29-Aug-16 02.00 Senin 29-Aug-16 14.00
12 Wasior Senin 29-Aug-16 22.00 Selasa 30-Aug-16 00.01
13 Nabire Selasa 30-Aug-16 07.00 Selasa 30-Aug-16 10.00
14 Sorong Selasa 30-Aug-16 23.00 Rabu 31-Aug-16 01.00
15 Fak-fak Rabu 31-Aug-16 13.00 Rabu 31-Aug-16 15.00
16 Ambon Kamis 1-Sep-16 08.00 Kamis 1-Sep-16 11.00
17 Lewoleba Jumat 2-Sep-16 11.00 Jumat 2-Sep-16 13.00
18 Kupang Jumat 2-Sep-16 20.00 Jumat 2-Sep-16 22.00
19 Larantuka Sabtu 3-Sep-16 05.00 Sabtu 3-Sep-16 07.00
20 Maumere Sabtu 3-Sep-16 12.00 sabtu 3-Sep-16 14.00
21 Surabaya Senin 5-Sep-16 01.00
DOKUMENTASI KEGIATAN
EMBARKASI DAN DEBARKASI DI KM. NGGAPULU
Nama Kapal : KM Nggapulu
Call sign : YGRG
I M O Number : 9226499
Galangan Pembuat : Jos.L.Meyer. Papenburg. Germany
Tahun Pembuatan : 2001
Tgl Delivery : 22 Maret 2002
No. Bangunan : S.662
Klasifikasi : BKI + A 100 O Passenger Vessel + SMO
Tanda Selar : GT 14685 No.1359 / Pst
Pelabuhan Pendaftaran : Manokwari ( skr Jakarta )
Sister ship : KM Dorolonda

Ukuran Utama
Panjang Seluruh (LOA) : 146,50 m Draft ( Sarat ) : 5,90 m
Panjang Antara Garis Tegak (LBP) : 130,00 m Sarat Minimum : 4,44 m
Lebar ( Breadth ) : 23,40 m Sarat Maksimum : 5,90 m
Bobot Mati (DWT) : 3559 T Tinggi s/d Geladak 4 : 10,80 m
Isi Kotor (GT) : 14685 T Tinggi s/d Geladak 5 : 13,40 m
Isi Bersih (NT) : 4629 T Kecepatan : 20 Knot

Penumpang Rakit Penolong / Alat Penolong


Kls I S : 12 Org Pelampung Bundar : 2 Bh ( Lifebouy )
Kls I A : 36 Org Pelampung Bundar dengan 30 mtr Tali : 7 Bh ( Lifebouy with line )
Kls I B : 56 Org Pelampung Bundar dengan Lampu : 4 Bh ( Lifebouy with light )
Kls Ekonomi : 2066 + Org Pelampung Bundar dengan Lampu & Tali : 3 Bh ( L b with Light & SS )
Jumlah : 2170 Org Pelampung Bundar dengan Lampu & Asap : 2 Bh ( Lb w/ line,light & SS )
Anak Buah Kapal : 155 + Org Baju Renang Dewasa ( + 5 % spare ) : 2478 Bh
Total : 2325 Org Baju Renang Anak - Anak ( 10 % ) : 217 Bh
Rakit Penolong Kapsul / Inflatable Life Raft @ 25 org, 78 Bh
Rakit Penolong Persegi / Rigid Liferaft : @ 20 org, 3 Bh
Sekoci Penolong / Life Boat
Sisi Kanan & Kiri Masing2 5 bh. Type SEL 10,5 = 10.54 x 4.26 x 1.85 m. cap @ 150 orang compact lifeboats Bahan : R. Fiber Glass
Sisi Kanan & Kiri Masing2 2 bh. Type CL - P 7,2 = 7.21 x 2.89 x 1.25 m. cap @ 61 orang compact rescue boats Bahan : R. Fiber Glass
Sisi Kanan & Kiri Masing2 2 bh. Type CLR-C 7,2 = 7.21 x 2.89 x 1.25 m. cap @ 61 orang partially enclosed lifeboats Bahan : R. Fiber Glass

Motor = SABB Boats - Diesel - Engine Type L3, 29 HP

Kamar Beku Ambang Palka Derek Radar / G P S


Kamar Daging : 42,50 m3 13 Refer cont 20 feet= on deck L. Crane JRC Type JMA - 9303, 10 cm
Kamar Ikan : 31,40 m3 9 Cargo cont 20 feet = hold Pabrik : KGW Schweriner M.Gmbh JRC Type JMA - 9253-7 CA, 3 cm
Kamar sayur : 25,20 m3 Isi Bales : 1800 m3 Type : EHZS 25 - 18 GPS : JRC JLR 7700 2 Bh
Loby : 36,00 m3 Isi Grain : 1400 m3 Loading max : 25 Ton
Container : 9 bh < reff >
: 13 bh < dry >
Ketel Motor Induk Motor Bantu Incenerator
ALLBORG MARINE 2 (dua) Unit krupp MaK 4 (empat) Unit Daihatsu 1 (satu) Unit
Type : AQ 12 Type : 8 M 601 C Type : 6 DL - 24 K Lindegaard,AS,Norway
Tek. Kerja : 9 Bar Output : 8520 kW, 428 rpm Output : 2 x 882 kW / 1200 HP Kapasitas 25 Kg.
Kapasitas : 1000 kg/h No.ka/ki. 63241 & 63242 750 rpm Type = SH 20 - SR SN=194
No./ Th : 10659 / 2000 2 ABB Turbo Chg VTR 564-11 No.seri : DL 6242 Z 05 69 s/d 72
Tk. Bahan Bakar Tk. Air Ballast Tk. Air Tawar
BW Fore Peak : 317,57 m3 FW Tk 31 P : 131,39 m3
3
BW DB 30 : 83,46 m FW Tk 31 S : 131,39 m3
3
BW Deep Tk 2 : 205,54 m FW Tk 31 C : 183,08 m3
BW DB 51 : 57,93 m3 FW Tk 111 C : 242,59 m3
3 3
FO DB Tk 40 : 89,27 m BW DB 61 : 117,80 m FW Tk 111 P : 221,68 m3
3 3
FO DB Tk 50 : 107,20 m BW DB 71 : 110,96 m FW Tk 111 S : 221,68 + m3
3 3
FO DB Tk 60 : 80,67 m BW DB 82 : 132,82 m Jumlah : 1131,81 m3
FO DB Tk 70 P : 133,74 m3 BW Tank 52 P : 174,05 m3
FO DB Tk 70 S : 133,74 m3 BW Tank 52 S : 174,05 m3
3
FO Overflow DB Tk 80 : 26,62 m BW Deep Tank 12 : 551,09 m3
3
FO DB Tk 81 : 74,61 m BW DB 110 : 40,15 m3 Tk. Miscellaneous
FO DB Tk 101 : 66,00 m3 BW Aft Peak : 302,20 + m3 Laundry water TK 62 : 29,73 m3
3 3
FO Settling Tk 102 P : 80,16 m Jumlah 2267,62 m Feed water DB TK 96 : 10,51 m3
3
FO Settling Tk 102 S : 80,16 m Cool water DB TK 98 : 15,66 m3
3
FO Tk 103 P : 127,56 m Tk. Lubricating Oil Bilge water DB TK 94 : 37,52 m3
FO Tk 103 S : 127,56 m3 M.E LO Storage DB 91 : 34,63 m3 Dirty oil DB Tk 96 P : 19,56 m3
3 3
FO Day Tk 104 P : 33,04 m LO DB RenovationTk 92 : 15,66 m Dirty oil DB Tk 96 S : 19,56 m3
3 3
FO Day Tk 104 S : 33,04 + m M.E LO Circ. DB Tk 93 P : 16,31 m Sludge DB Tk 100 : 20,43 m3
3 3
Jumlah : 1193,37 m M.E LO Circ. DB Tk 94 S : 16,31 m Leak Oil DB Tk 90 : 8,41 + m3
A.E Storage DB Tk 97 : 10,51 + m3 Jumlah : 161,38 m3
Jumlah : 93,42 m3

Baling - Baling Bow Thruster Jangkar


2 LIPS CPP ( Controlable Pitch Propeller ) dia 4195 1 LIPS Bow Thruster 2 STOCKLESS ANCHORS
Type : CT 12 H - 2 dia 2140 Type : SPEK. Nominal size 4590
4 Blades, cupper - Nickel - Alluminium Alloy Cap : 736 kW, 1250 A, 400 V Inmarsat B MMSI : 525005047
1450 rpm TLP : 352599034 FAX : 352599035
1 ABB - E - motor type : MODK 355 L 4 B 352599038 352599039
Sumber data : Capacity Plan, Surat Laut, Instruction & Maintenace Manual Prepared by " moerdi "

Anda mungkin juga menyukai