SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
ACHMAD MUZZAKY
NRP : 13.7734 / N
i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan Nautika
ii
Kf, MENTERIAN Pf, RHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGCI ILM(J PIII,AYARAN
ACEMAD IIIUZZAI(Y
13.17341N
DIPLOMAIV
NAT]TII{A
MDNING(ATXAN DISIPI-IN KEIUA
ANAK BUAII X-APAL PADA PROSES
EMBARXAST DAN DEBAIiI(ASI DI KM.
NGCAPIJI,IJ
Tk r (rrr/d)
3112002t21 ml
d/4-
st HARr rM.s si T [r MTr
Pr"t ( III/" )
NrP_ l9a0B0? 200502 2 002
KEMENTERIAN PERIIUBUNGAN
BADAN PENGf,MBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN
NAUTII({
MENINGIGTI'AN DISIPLIN Kf,R.'A ANAK BTIAII
XAPAL PADA PROSIiS EIITBARIiASI DAN
DEBAR(ASI DI I<M. NGGAPIILII
Bismillahirahmanirahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini sesuai dengan kemampuan yang ada pada penulis. Skripsi ini
merupakan kewajiban bagi para Taruna dan Taruni Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program Diploma IV.
Adapun penyusunan skripsi ini didasarkan atas pengalaman yang Penulis dapatkan
selama menjalani praktik laut di KM. Nggapulu, serta pengetahuan yang diberikan oleh
dosen pada saat pendidikan dengan melalui literatur-literatur yang berhubungan dengan
judul skripsi yang Penulis ajukan. Adapun judul skripsi yang penulis ajukan adalah
“Meningkatkan Disiplin Kerja Anak Buah Kapal Pada Proses Embarkasi Dan
Debarkasi Di KM. Nggapulu”
Penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak yang telah
mendukung dan membantu memberikan masukan, sehingga pada kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas diberikannya nikmat kesehatan dan waktu
luang untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada Ayah dan Ibuku, Bambang Supriyanto dan Yayah Carsiyati yang tersayang
dan tercinta yang selalu mendukung segalanya kepada penulis melalui do’a dan
keridhaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Yth, Capt. Sahattua P. Simatupang, MM.,MH selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran.
4. Yth, Suhartini, S. SI.T M.MTr. selaku Ketua Jurusan Nautika.
5. Yth, Capt. Basri Daramin, MM selaku Pembimbing Penulisan Materi Skripsi yang
telah meluangkan waktu dan pikiran serta kesempatan dalam membimbing materi
skripsi ini.
6. Yth, Aji Amanto, S.Si.T selaku Pembimbing Penulisan Skripsi yang telah
memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Kepada adik-adik saya, Syafira Rizki serta Suci Agisni yang telah menjadi motivasi
saya untuk segera menyelesaikan skripsi saya.
iv
8. Elvrina Junio yang setia mendampingi, memberikan semangat serta dukungan
kepada saya.
9. Kepada PT. Pelayaran Nasional Indonesia dan Nakhoda beserta seluruh Anak Buah
Kapal KM. NGGAPULU yang memberikan saya pengalaman yang berharga dan tak
ternilai.
10. Seluruh teman-teman angkatan LVI Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta dan
yang terkhusus teman-teman saya taruna Officer Plus-90 angkatan LVI yang selalu
memberikan dorongan, semangat dan selalu mendoakan penulis untuk maju,
terimakasih atas suka-dukanya selama ini.
11. Teman-teman saya kelas Nautika VII/VIII C yang telah memberikan warna dalam
hidup saya, canda serta tawanya dan juga memberikan semangat sampai penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas ceritanya.
12. Teman-teman sekamar dan anak kamar DC 209, serta seluruh junior Asisten 2
Taruna (WT) dan Asisten 2 Taruni angkatan LIX yang selalu memberikan hiburan
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan seluruh junior yang telah
memberi warna dalam kehidupan saya di asrama sehingga saya dapat menjalani
semester akhir ini dengan penuh semangat.
13. Dan kepada semua pihak yang yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu penulis untuk menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Pelayaran Jakarta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
skripsi ini, oleh karena itu dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis
mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang bersifat membangun dan berguna
bagi penulis dalam kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, semoga penulisan skirpsi ini dapat benar-benar di manfaatkan sebaik-baiknya
dan dapat membuka wawasan dan pandangan penulis serta pembaca
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Penulis
Achmad Muzzaky
13.7734/N
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I : PENDAHULUAN 1
vi
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 31
A. Kesimpulan................................................................................................ 49
B. Saran .......................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 18
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Posisi Tim Embarkasi dan Debarkasi KM. NGGAPULU
Voy 14 / 2016 ................................................................................ 27
Tabel 4.3 Grafik perbandingan jam kapal sesuai jadwal dan keterlambatan
........................................................................................................ 37
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
KERANGKA PEMIKIRAN
MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA ANAK BUAH KAPAL PADA PROSES EMBARKASI
NB
DAN DEBARKASI DI KM. NGGAPULU
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Terbengkalainya jadwal kapal disebabkan oleh lambatnya proses Embarkasi dan Debarkasi.
2. Kerugian perusahaan akibat naiknya penumoang gelap ke atas kapal KM. NGGAPULU.
3. Prosedur pembayaran tiket yang kurang jelas, akibatnya, timbul kerancuan penumpang saat memesan tiket online atau ofline
4. Ketidaktepatan waktu dalam mengurus clearance kapal, sehingga proses penyelesaian clearance menjadi sangat lama
5. Pelayanan yang diberikan kepada penumpang kurang memuaskan, sehingga penurunan jumlah penumpang PT. PELNI pun
cukup signifikan.
BATASAN MASALAH
Terlambatnya proses embarkasi dan debarkasi di Kerugian perusahaan diakibatkan penumpang gelap
KM. NGGAPULU, hingga menyebabkan yang naik ke atas KM. NGGAPULU.
terbengkalainya jadwal kapal.
RUMUSAN MASALAH
Apakah yang menjadi penyebab terlambatnya proses Apakah yang menjadi penyebab naiknya penumpang
embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU? gelap diatas di KM. NGGAPULU?
ANALISIS DATA
Tidak siapnya anak buah Kurangnya Kontrol dari Kurangnya jumlah Banyaknya frekuensi
kapal yang bertugas atasan/perwira diatas personel petugas anak jumlah penumpang,
sebagai petugas kapal pada saat proses buah kapal pada saat terutama di pelabuhan
embarkasi dan debarkasi. embarkasi dan debarkasi. embarkasi dan debarkasi. Indonesia bagian timur.
PEMECAHAN MASALAH
OUTPUT
Dengan melakukan arahan berupa teguran maupun sanksi, serta meningkatkan pengawasan anak buah kapal
pada saat embarkasi dan debarkasi, mengecek kehadiran petugas embarkasi dan debarkasi, serta melakukan
koordinasi dengan operasi PT PELNI di darat , maka dapat meningkatkan kedisiplinan ABK sehingga jadwal
kapal tidak terbengkalai dan tidak adanya penumpang gelap naik ke atas KM. NGGAPULU.
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini transportasi laut masih memegang peranan yang sangat dominan sebagai
alat angkut yang belum dapat digantikan dengan jenis angkutan lain, karena
angkutan laut merupakan suatu sistem pengangkutan dalam jumlah besar yang
belum dapat dilakukan oleh jenis angkutan lainnya. sebagaimana diketahui, dunia
ini sebagian besarnya terdiri dari lautan. Mengingat demikian pentingnya angkutan
laut, terlebih pada era globalisasi dimana secara bebas terjalin maka angkutan laut
memegang peranan yang menentukan dalam sistem transportasi.
Manusia dan lingkungan adalah sebagai unsur utama sedangkan unsur teknis dan
peraturan hanyalah unsur pelaku dan lingkungan unsur dominan untuk pelaku
tersebut, dimana efektifitas unsur teknis dan unsur peraturan tetap ditentukan oleh
unsur manusia dan lingkungannya. Unsur-unsur inilah yang menjadi bahan utama
atau aspek yang sangat penting bagi berjalannya sebuah roda perekonomian
perusahaan. Untuk itulah dalam pembahasan skripsi ini, penulis mengutamakan
membahas manusia sebagai pelaku dan lingkungan sebagai penunjang utamanya
dan kedisiplinan manusia tersebut dalam setiap kegiatan yang dilakukan diatas
kapal. Karena dalam bekerja diatas kapal kedisiplinan sangat diperlukan dan diatur
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
6
Secara umum prinsip disiplin berarti suatu ketaatan dalam melaksanakan perintah-
perintah sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. dengan demikian kita
sudah membantu dan menunjang keberhasilan suatu pekerjaan. Kurangnya
kedisiplinan akan mengakibatkan pelayanan yang kurang optimal sehingga
kedisiplinan harus lebih ditingkatkan khususnya dalam hal pengoperasian kapal
agar memicu anak buah kapal lebih giat lagi untuk mencapai hasil kerja yang
diharapkan.
2
Sehingga keberangkatan kapal tertunda satu jam dari jadwal yang ditentukan pada
awalnya jam 13.00 WIB tapi kenyataannya kapal berangkat pada jam 14.07 WIB.
Dengan demikian kapal terlambat tiba di pelabuhan tujuan. Adapun kejadian pada
tanggal 07 april 2016 di pelabuhan Ambon terdapat banyak penumpang gelap yang
naik keatas kapal. Setelah diinterogasi, penumpang tersebut, pada saat proses
embarkasi dan debarkasi dilaksanakan belum ada tim pemeriksa tiket di gangway.
Disitulah mereka mengambil kesempatan untuk naik ke atas kapal.
Sehubungan dengan kejadian tersebut maka penulis tertarik untuk membuat skripsi
dengan judul :
“Meningkatkan Disiplin Kerja Anak Buah Kapal Pada Proses Embarkasi dan
Debarkasi Di KM. Nggapulu”
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun masalah yang menyangkut latar belakang diatas menurut penulis yaitu :
3. Sistem prosedur pembayaran tiket yang kurang jelas, akibatnya, timbul kerancuan
penumpang saat memesan tiket online maupun ofline.
3
4. Ketidaktepatan waktu dalam mengurus clearance kapal, sehingga proses
penyelesaian clearance menjadi sangat lama.
B. BATASAN MASALAH
Pada batasan masalah ini penulis mencoba membatasi permasalahan yang akan
dibahas yaitu :
1. Terlambatnya proses Embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU, hingga
menyebabkan terbengkalainya jadwal kapal.
C. RUMUSAN MASALAH
Ditinjau dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh penulis, maka
dapat dirumuskan masalah yaitu:
Untuk mengetahui kedisiplinan kerja anak buah kapal dalam melaksanakan tugas
kerja dan bertanggung jawab guna menunjang keberhasilan dan kelancaran
pengoperasian kapal secara efektif dan efisien.
4
permasalahan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kelancaran dan
keberhasilan pengoperasian kapal.
b. Sebagai bahan kajian bagi setiap pemimpin diatas kapal terhadap kurangnya
kedisiplinan anak buah kapal yang kurang disiplin.
c. Sebagai bahan masukan bagi setiap anak buah kapal yang melaksanakan
tugas kerja agar lebih meningkatkan kedisiplinan untuk menunjang
keberhasilan pengoperasian kapal.
e. Sebagai bahan acuan dalam menunjang pengoperasian kapal yang efektif dan
efisien.
Adapun sistematika penulisan skripsi sesuai dengan panduan penulisan skripsi oleh
STIP ( Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran ). Berikut adalah sistematika penulisan dari
skripsi ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan inti utama pembahasan skripsi yang diangkat
penulis. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah mengenai
rendahnya kedisiplinan kerja anak buah kapal pada proses embarkasi dan
debarkasi penumpang di KM. NGGAPULU.
5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat melakukan penelitian,
yaitu saat penulis melakukan praktik langsung di lapangan. Bab ini berisi
teknik pengumpulan data, populasi dan teknik analisa data yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Disiplin berasal dari kata “Discipline” yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi, sifat disiplin
berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap perkerjaan (I.G
Wursanto, Manajemen kepegawaian. Kenisius, Yogyakarta, 1989, hal 108).
Disiplin adalah ketaatan dengan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas kepada perintah-
perintah atau petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh: Atasan/Pimpinan/Komandan
dan dengan mempergunakan pikirannya. Disiplin yang terbaik adalah disiplin
yang timbul karena keinsyafan, pengertian yang baik mengenai tujuan dan karena
loyal kepada Atasan/Pimpinan ataupun Team. Pujian pimpinan kepada anggota
bawahannya, baik perorangan ataupun kesatuan, terhadap sesuatu tugas yang telah
diselesaikan dengan baik, dapat memperkuat ikatan disiplin dan kerjasama tim.
Musuh terbesar daripada disiplin dalam kesatuan atau organiasasi adalah ragu-
ragu atau rasa takut, yang biasa timbul karena hal-hal yang belum diketahui.
Oleh karena penerangan-penerangan yang bersifat pengisian jiwa dan
penerangan mengenai segala hal, sehingga tidak ada hal yang mereka ketahui,
akan merupakan usaha yang sangat baik untuk mengatasi perasaan-perasaan
tersebut. Di samping itu, dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang kontinu,
akan tumbuh pula rasa percaya dirinya, sehingga rasa ragu-ragu atau rasa takut
itu setidak-tidaknya berkurang.
(Diktat Kepemimpinan, R. Soetoro)
Astrid S. Susanto juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap
organisasi, maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
Cara seorang atasan atau pemimpin agar bawahannya yang tidak disiplin menjadi
pekerja yang berdisiplin baik antara lain:
b. Jika karena kesalahan pekerja itu sendiri, maka tindakan terhadap pekerja
tersebut ialah dengan cara menegur, memberi arahan dan bila deperlukan
diberikan hukuman yang tepat oleh pihak yang berwenang demi kepentingan
bersama.
c. Memilih dan memutuskan tindakan apa yang harus diambil dalam mengatasi
persoalan tersebut.
8
Kedisiplinan harus dieperlukan sebagai suatu kebiasaan atau bahkan dijadikan
sebagai suatu kewajiban yang dilakukan secara terus menerus tidak terputus
selama sedikitnya 30-90 hari.
Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan diri:
a. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.
d. Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, tetapi disarankan
untuk tidak terlalu kaku. Jika diperlukan, jadwal dapat diubah sesuai dengan
kondisi dan situasi kondisi yang ada.
e. Berusaha untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program yang salah disusun
sebelumnya.
a. Faktor pendidikan.
Usaha sadar serta sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka
mengalihkan pengetahuan kepada seseorang terhadap orang lain.
b. Faktor lingkungan
yang memiliki peranan yang begitu mempengaruhi terhadap kedisiplinan setiap
orang. Sifat kedisiplinan setiap orang selain juga dipengaruhi dari faktor genetik
juga dapat dipengaruhi dari faktor lingkungan, karena jika lingkungan
berkondisikan baik, maka pengaruh yang diambil seseorang tersebut juga baik
dan sebaliknya. Apabila lingkungan kondisinya buruk maka buruk pula yang
diperolehnya.
9
Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai
adalah:
Perhatian yang besar dari pemimpin. Keluhan dan kesulitan mereka ingin
didengar dan dicarikan jalan keluarnya.
10
3) Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi
pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka.
Fungsi khusus dari disiplin dapat dijabarkan dalam tiga kisi penting, yaitu :
Kehidupan yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang,
termasuk pemimpin dan bawahan. Pemimpin terbukti berdisiplin tinggi dalam
sikap hidup dan kerja dan hal yang akan mempengaruhi para bawahan untuk
berdisiplin tinggi yang dijadikan model oleh bawahannya.
11
a. Disiplin Preventif
b. Disiplin Korektif
12
Dalam kondisi khusus, terdapat kesalahan kekeliruan yang dilakukan
dengan sengaja ataupun tidak. Hal-hal berikut harus diperhatikan oleh
pemimpin.
Bobot dari kesalahan yang dapat diperbuat oleh seorang bawahan yang
dimaksud :
a) Teguran
Teguran dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran lisan
sampai kepada teguran tertulis yang dicatat secara teratur.
Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang dinilai ringan.
b) Peringatan atau ancaman keras
Peringatan atau ancaman keras perlu diberikan bagi pelanggaran
yang dinilai berat dan besar oleh pemimpin. Peringatan atau
ancaman keras harus selalu diberikan dalam bentuk tulisan.
c) Pemutusan Hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja dapat diberikan atas penilaian
terhadap pelanggaran berat seorang bawahan yang sangat
merugikan dan tidak dapat diperbaiki lagi.
13
b. Teladan Pimpinan
Dalam menentukan disiplin kera karyawan maka pimpinan dijadikan teladan
dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang
baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan.
c. Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan
terhadap pokegaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula, perusahaan
harus memberikan balas jasa yang relatif besar.
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplian karyawan, karena ego dan
sifat manusia yang selalu merasa dia penting dan minus diperlakukan khusus
dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam
pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang
terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.
e. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat harus dijadikan suatu tindakan yang nyata dalam
mewujudkan kedisplinan karyawan perusahaan, dengan waskat, atasan secara
langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu
bawahannya, sehingga kondite setiap bawahan dinilai objektif.
f. Sanksi Hukuman
Sanksi hukum berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai.
Karena dengan sanksi hukuman, pegawai akan semakin takut untuk
melanggar peraturan-peraturan organisasi. Berat/ringannya sanksi hukuman
yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan
pegawai.
g. Ketegasan
Pemimpin harus berani tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan
indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinanya.
h. Hubungan kemanusiaan
Pimpinan atau manajer harus barusaha menciptakan suasana hubungan
kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal. Jika
14
tercipta human relationship yang serasi, maka terwujud lingkungan dan
suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik
pada perusahaan.
[http://hasriadiandi.blogspot.co.id/]
1.6 Tujuan kedisiplinan
a. Tujuan umum
Tujuan umum disiplin kerja adalah demi komunitas organisasi dengan motif
organisasi yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus disiplin kerja adalah :
1) Agar anggota organisasi atau karyawan menepati segala peraturan dan
kebijakan pimpinan.
15
2.2 Aturan Pemerintah tentang standar embarkasi dan debarkasi
Kementerian Perhungan mengatur kegiatan Embarkasi dan Debarkasi yang
tertera dalam PM atau Peraturan Menteri yang menjadi pedoman atau standar
mengenai Kegiatan Embarkasi dan Debarkasi pada transportasi laut. Berikut
adalah isi dari Peraturan Menteri Perhubungan, No, 37 Tahun 2015 pada pasal 2
dan pasal 3.
Pasal 2
(1) Standar pelayanan Angkutang Laut merupakan pedoman bagi
penyelenggara jasa pelayanan penumpang angkutan laut dalam memberikan
pelayanan jasakepada penumpang angkutan laut.
(2) Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
Pasal 3
(1) Standar pelayanan penumpang Angkutan Laut di terminal sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a, wajib disediakan dan dilaksanakan
oleh operator terminal penumpang, yang meliputi :
a. Pelayanan Keselamatan
c. Pelayanan kehandalan/keteraturan
d. Pelayanan kenyamanan
f. Pelayanan kesetaraan
16
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Kedisiplinan adalah satu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan, dan ketertiban. Kedisiplinan sumber daya manusia, yang dalam hal ini
adalah Anak Buah Kapal (ABK) merupakan salah satu hal yang berpengaruh ada
lancarnya suatu pelayaran yang berhubungan langsung pada kemajuan suatu
perusahaan pelayaran. Rendahnya disiplin kerja Anak Buah Kapal (ABK) pada
proses embarkasi dan debarkasi di atas KM. NGGAPULU dapat mengakibatkan
terbengkalainya jadwal tiba dan berangkat KM. NGGAPULU di pelabuhan-
pelabuhan berikutnya. Keterlambatan Anak Buah Kapal (ABK) Juga dapat
memungkinkan adanya penumpang gelap yang naik ke atas KM. NGGAPULU.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang disebutkan diatas, maka kedisiplinan Anak
Buah Kapal (ABK) harus ditingkatkan dengan cara mengadakan briefing dari
nakhoda kepada mualim kepada Anak Buah Kapal (ABK) khususnya Anak Buah
Kapal (ABK) bagian deck yang ikut melaksanakan proses embarkasi dan debarkasi
penumpang. Selain itu, nakhoda selaku pemimpin diatas kapal harus memberikan
tauladan yang baik kepada bawahannya dengan cara menunjukan kedisiplinan
dirinya sendiri. Nakhoda juga harus bersikap tegas dengan memberikan sanksi
kepada Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak disiplin.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Penulis mengadakan penelitian tentang rendahnya disiplin kerja Anak Buah
Kapal pada proses embarkasi dan debarkasi di KM. NGGAPULU pada saat
penulis melaksanakan praktek laut pada semester V dan VI sebagai deck cadet
selama satu tahun diatas KM. NGGAPULU dari tanggal 27 Februari 2016
sampai dengan tanggal 1 Maret 2017. Rute KM. NGGAPULU saat itu ialah
Surabaya, Maumere, Larantuka, Kupang Lewoleba, Ambon, Fak-fak, Sorong,
Manokwari, Wasior dan Nabire sebagai pelabuhan terakhir. Rute tersebut ialah
rute yang diberikan oleh armada operasi PT. PELNI guna membangun jalur
konektivitas dengan KM. DOBONSOLO.
2. Tempat Penelitian
Penulis mengadakan kegiatan penelitian diatas KM, NGGAPULU milik
perusahaan PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PELNI). PT PELNI
ialah perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran. Perusahaan ini merupakan
perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. PELNI memiliki
kantor pusat dan beberapa kantor cabang yang dapat mendukung pengoperasian
kapal-kapal PT. PELNI. Kantor pusat PT. PELNI sendiri terletak di Jl. Gajah
Mada NO. 14 Jakarta Pusat. KM. NGGAPULU memiliki daerah operasi dari
Surabaya hingga Nabire, Papua Barat. Penulis melakukan penelitian di KM.
NGGAPULU selama setahun.
B. METOE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan metodologi
yang menyelidiki suatu fenomena dan permasalahan. Kemudian membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata laporan terperinci, dari pandangan
responden dan kemudian melakukan studi pada situasi yang dipahami, dimana
data-data yang diperoleh disusun secara sistematis dan teratur. Kemudian data
kualitatif adalah data yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati oleh penulis selama melaksanakan praktek laut.
20
b). Observasi tidak langsung
Adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek
penelitian tanpa menggunakan peralatan khusus dengan langsung
mengamati dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan saat
terjadinya masalah.
c). Observasi partisipasi
Adalah pengamatan dimana peneliti turut mengambil bagian dalam
suatu penelitian yang dilakukan pihak lain, peneliti masuk kedalam
situasi pengamatan dan ikut aktif melakukan kegiatan dalam hal
tersebut, dilakukan dengan alat panca indra, bisa dibantu dengan
instrument berupa: lembar pengamatan, panduan pengamatan,
panduan observasi dan daftar cocok (check list ) . Semisalnya adalah
bagaimana penulis melakukan kegiatan embarkasi dan embarkasi saat
berada di pelabuhan tanjung perak. Pada saat mengikuti kegiatan
embarkasi dan debarkasi penulis melihat beberapa anak buah kapal
yang harusnya bertugas pada saat embarkasi dan debarkasi yang
masih melakukan kegiatan yang lain dibandingkan degan melakukan
tugas mereka saat embarkasi dan debarkasi. Semisalnya, penulis
menemukan beberapa anak buah kapal yang melakukan kegiatan
seperti kerja di bagian dek, atau anak buah kapal yang berada dikamar
nya. Bahkan ada anakbuah kapal yang penulis temukan kembali dari
rumahnya di daerah sekitar Surabaya, dimana banyak anak buah kapal
yang berdomisili di wilayah dekat Surabaya. Penulis membawa
beberapa absen tim embarkasi dan debarkasi dan mencoba mencatat
beberapa anak buah kapal yang tidak hadir pada saat proses embarkasi
dan debarkasi. Penulis menemukan bahwa lebih dari setengah petugas
embarkasi dan debarkasi tidak hadir pada saat proses itu berlangsung,
dan penulis mencatat nya untuk dijadikan sebagai data penulisan
skripsi.
21
a) Wawancara bebas
Pertanyaan diajukan secara bebas, kadang-kadang, responden tidak
sadar bila sedang diwawancarai. Wawancara bertujuan agar responden
memiliki kontrol atas proses wawancara. Dalam hal ini, responden
memiliki kontrol yang signifikan terhadap materi, panjangnya
jawaban, iklim wawancara, dan formalitas. Pertanyaan cenderung
terbuka dan netral untuk memberikan kesempatan maksimal pada
responden dankebebasan untuk merespon. Wawancara non direktif
yang khas adalah jurnalistik, sejarah lisan, investigasi, konsultasi,
ulasan kerja, dan pemecahan masalah.
Pada saat proses embarkasi dan debarkasi berlangsung, penulis
menanyakan beberapa anak buah kapal yang hadir pada saat
embarkasi dan debarkasi, mengenai anak buah kapal yang tidak ada
pada saat proses tersebut berlangsung.penulis mendapatkan beberapa
informasi yang menunjukan bahwa sebagian besar anak buah kapal
yang tidak hadir pada saat proses embarkasi dan debarkasi
berlangsung, melakukan pesiar dan kembali kerumah masing-masing
yang notabene tidak jauh dari kota Surabaya.
b) Wawancara bebas terpimpin
Perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin dalam
pelaksanaan pewawancara membawa pedoman bergaris besar.
Wawancara bebas terpimpin bertujuan untuk mendapatkan informasi
dari responden, kemudian secara perlahan mengontrol wawancara
sesuai dengan kontrol pewawancara. Hal ini misalnya terjadi ketika
terjadi sesi wawancara tentang minat seorang responden, dalam hal ini
para anak buah kapal, dalam melakukan kegiatan embarkasi dan
debarkasi, tetapi penulis perlu untuk memberikan informasi tentang
kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan aturan pada saat proses
tersebut berlangsung. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan
bebas di awal untuk membuat responden leluasa mengungkapkan
keinginannya, kemudian beralih ke pendekatan terpimpin untuk
memberikan informasi organisasi, dan kembali menggunakan
pendekatan bebas dalam menjawab permasalahan yang dialami oleh
responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan daari para
22
responden. Keuntungan yang diperoleh dalam pendekatan kombinasi
ini adalah wawancara diatur sesuai dengan peran masyarakat , namun
pewawancara tetap memiliki peran. Namun demikian, dibutuhkan
kemampuan fleksibilitas dalam memilih pendekatan yang paling tepat,
serta memiliki kemampuan untuk mengetahui dengan tepat kapan
harus beralih dari satu pendekatan kepada pendekatan lain.
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis gunakan yaitu data primer. Data primer
adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok
(orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian
(benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan
cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode
observasi). Data ini merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
secara langsung, dengan metode survey, yaitu mengamati, mengukur dan
23
mencatat secara langsung di lokasi penelitian digunakan untuk meningkatkan
kedisiplinan anak buah kapal pada saat pengaturan penumpang ketika kegiatan
embarkasi dan debarkasi sedang berlangsung. Kelebihan dari data primer
adalah data lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang
dilihat.dan didengar langsung oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan
dari sumber yang fenomenal dapat dihindari. Kekurangan dari data primer
adalah membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan
relatif cukup besar.
C. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi dengan judul “Meningkatkan Disiplin Kerja Anak Buah
Kapal Pada Proses Embarkasi dan Debarkasi di KM. NGGAPULU” penulis
melakukan penelitian dengan subjek penelitian para anak buah kapal pada proses
embarkasi dan debarkasi.
24
organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju. Dengan lebih
memperhatikan kedisiplinan anak buah kapal yang menjadi akar permasalahan
pada judul skripsi yang penulis angkat, diharapkan skripsi ini menjadi sebuah
referensi dari berbagai permasalahan berupa kurangnya disiplin anak buah kapal
pada saat melakukan pekerjaanya.
25
Hal inilah yang membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kedisiplinan anak
buah kapal pada saat bekerja diatas kapal sehingga menimbulkan masalah yang
merugikan baik kepada pemilik maupun kepada pencarter, yaitu : Terjadinya
keterlambatan pemuatan penumpang akibat lambannya pengaturan penumpang
pada saat embarkasi dan debarkasi. Berikut adalah beberapa laporan
keterlambatan jadwal kapal KM. NGGAPULU :
Tabel 3.1.
Menunggu
8 Sorong 14:00 17:00 22:03 00:35 02:32
dokumen kapal
Menunggu KM
9 Manokwari 06:00 09:00 13:28 15:26 06:26 SINABUNG
berangkat.
26
Menunggu muatan
dan dokumen
14 Sorong 23:00 01:00 20:24 01:01 00:01
kapal, tim
embar/debar
Menunggu
20 Maumere 12:00 14:00 12:58 14:15 00:15
dokumen kapal
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa sebagian besar keterlambatan kapal
disebabkan oleh terlambatnya proses embarkasi dan debarkasi dimana keterlambatan
anak buah kapal yang menjadi petugas embarkasi dan debarkasi terlambat untuk
datang dan melakukan tugasnya. Kedisiplinan anak buah kapal harus ditingkatkan
guna mencegah terjadinya keterlambatan jadwal kapal, bahkan membuat penumpang
gelap naik keatas.
Sebagai mana diketahui, bila KM. NGGAPULU sudah memasuki wilayah Indonesia
bagian timur, maka pelabuhan-pelabuhan disana sudah banyak penumpang sebelum
KM. NGGAPULU akan sandar, bahkan mereka sudah berbaris dan menunggu KM.
NGGAPULU sedang sandar. Hal ini tentunya diperlukan koordinasi antara pihak
darat dengan pihak kapal. Namun yang terjadi di lapangan adalah minimnya
koordinasi dengan pihak darat sehingga membuat proses embarkasi dan debarkasi
cenderung berjalan tidak relevan.
Saat melakukan pemeriksaan tiket serta over bagasi petugas pemeriksa menemukan
penumpang yang tidak memiliki tiket saat naik ke atas kapal dan ikut berlayar.
Berikut adalah data beberapa penumpang yang kedapatan tidak meiliki tiket, mereka
di bawa ke kantor kapal untuk menyelesaikan administrasi pembayaran diatas kapal.
27
Tabel 3.2
Data beberapa penumpang gelap yang kedapatan berada di KM. NGGAPULU
10
JUMLAH Rp1.200.000
Dari beberapa data yang diangkat oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa
keterlambatan proses embarkasi dan debarkasi menyebabkan terbengkalainya
jadwal kapal. Meningkakan disiplin anak buah kapal menjadi kunci dari
permasalahan yang ada, sehingga dapat dipecahkan.
Jika kesiapan anak buah kapal dapat ditingkatkan maka kewaspadaan petugas
embarkasi dan debarkasi dapat meningkat sehingga dapat mengurangi, bahkan
tidak ada lagi penumpang gelap yang naik keatas KM. NGGAPULU.
Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
28
a. Tahap Orientasi
Penulis mencari gambaran penulisan secara umum melalui sumber bacaan
sebanyak-banyaknya. Pada wawancara di lapangan, penulis mengadakan
pengenalan dengan mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi saat itu.
b. Tahap Eksplorasi
Observasi dilakukan terhadap hal-hal yang dianggap ada kaitannya dengan
focus, wawancara yang mendalam dan terstruktur untuk memperoleh
informasi-informasi yang penting. Disini penulis mencari pihak yang
berkompeten dalam menunjang penelitian, yang diantaranya :
3) Pemilik Kapal
Pemilik kapal yang digunakan sebagai objek penelitian adalah PT.
PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PELNI). Kapal yang
digunakan penulis sebagai objek penelitian adalah KM. NGGAPULU.
29
4) Tahap Member Check
Hasil penelitian dan wawancara yang sudah terkumpul akan penulis
tuangkan dalam laporan. Dari hasil tersebut dibandingkan dengan
kesesuaian yang ada dengan peraturan-peraturan dan prosedur yang ada.
30
BAB IV
A. DESKRIPSI DATA
Saat ini transportasi laut masih memegang peranan yang sangat dominan sebagai alat
angkut yang belum dapat digantikan dengan jenis angkutan lain, karena angkutan
laut merupakan sistem pengangkutan dalam jumlah besar yang belum dapat
dilakukan oleh jenis angkutan lainnya. Sebagaimana diketahui, dunia ini sebagian
besarnya terdiri dari lautan. Mengingat demikian pentingnya angkutan laut, terlebih
pada era globalisasi dimana hubungan dagang secara bebas terjalin maka angkutan
laut memegang peranan yang menentukan dalam sistem transportasi.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai disiplin kerja anak buah kapal, penulis akan
memaparkan data-data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian diatas
kapal dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi berdasarkan teori-teori
yang didapatkan. Selama penulis melaksanakan praktek laut di KM. NGGAPULU,
penulis menemukan ketidakdisiplinan anak buah kapal pada proses embarkasi dan
debarkasi yang mengakibatkan terbengkalainya jadwal pelayaran KM. NGGAPULU
dan adanya penumpang gelap yang ikut berlayar seperti yang telah diuraikan pada
penulis di bagian sebelumnya.
Fakta kejadian sebagai berikut :
32
Tabel 4.1.
KAPAL KAPAL
NO. PETUGAS TUGAS-TUGAS
SANDAR BERLABUH
- Markonis - Mualim -
2 Anjungan -I jaga Posko
- Kadet
- Kadet deck
deck
Mengatur/melayani surat
3 Kantor kapal - PUK - I - PUK - I keluar/masuk
- Satpam - Satpam
harian harian - Pengamanan
- Satpam 2 - Satpam 2
Org Orang - Mengarahkan Penumpang
Kiri :
- Komandan regu
- Mualim - II
33
Sr
- Satpam 2
Org - Mengarahkan Penumpang
- Pelayan 2
Org - Mengarahkan Penumpang
- Satpam 2
Org - Mengarahkan Penumpang
- Pelayan 2
Org - Mengarahkan Penumpang
Informasi - Jenang -
8 deck VI I/II - Jenang - I/II - Komandan Regu
Informasi - Jenang -
9 deck V III - Jenang - III - Komandan Regu
34
- Markonis
II - Markonis - II - Mengatur Penumpang
- Pelayan - Pelayan
Data pada tabel 4.1 Menjelaskan bahwa setiap anggota dari tim debarkasi dan
debarkasi di KM. NGGAPULU memiliki posisi dan tanggung jawab masing-masing
pada saat kegiatan embarkasi dan debarkasi dilaksanakan.
Kenyataan yang terjadi ialah beberapa anak buah kapal datang dengan terlambat ke
posnya masing-masing dengan alasannya masing-masing. Sikap para anak buah
kapal yang tidak disiplin tersebut tentu akan berdampak negatif bagi perusahaan
pelayaran, kapal, Nakhoda, anak buah kapal lainnya bahkan anak buah kapal itu
sendiri. Berikut adalah tabel laporan keterlambatan perjalanan kapal yang dibuat
oleh mualim 1 kepada Senior Manager Nautika PT. PELNI di kantor pusat.
Tabel 4.2.
35
5 Lewoleba 01:00 03:00 06:38 07:34 04:34 Tim Embar/Debar
Menunggu
8 Sorong 14:00 17:00 22:03 00:35 02:32
dokumen kapal
Menunggu KM
9 Manokwari 06:00 09:00 13:28 15:26 06:26 SINABUNG
berangkat
Menunggu muatan
dan dokumen
14 Sorong 23:00 01:00 20:24 01:01 00:01
kapal, tim
embar/debar
Menunggu
20 Maumere 12:00 14:00 12:58 14:15 00:15
dokumen kapal
Data pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa dipelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan
Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon kapal terlambat diberangkatkan, disebabkan karena
36
tim embarkasi dan debarkasi yang terlambat datang ke pos masing-masing.
Keterlambatan tersebut berakibat pada terlambatnya waktu keberangkatan kapal. Hal
ini akan menimbulkan ketidaknyamanan pada penumpang yang memilih KM.
NGGAPULU.
Berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan seharusnya jam 04.00 anak buah kapal
sudah berada di posisi masing-masing dan bersiap untuk kegiatan embarkasi dan
debarkasi. Kenyataan yang terjadi adalah ketika kapal sudah sandar pun masih ada
beberapa orang anak buah kapal yang belum menempati posisi yang seharusnya,
mereka lebih memilih mengerjakan kegiatan lain daripada mengerjakan tugasnya
pada saat embarkasi dan debarkasi. Anak bauh kapal tersebut juga cenderung
bermalas-malasan untuk stand by di posnya karena, mereka menganggap bahwa
mereka datang setelah kapal sandar pun bukan merupakan sebuah masalah,
sehingga ketika kapal sandar, tangga gangway diturunkan, pintu embarkasi
dibuka, penumpang langsung menerobos naik dan turun dari kapal dengan
petugas embarkasi dan debarkasi seadanya.
37
Melalui Tabel 4.3. penulis mencoba membuat grafik perbandingan jadwal kapal
berangkat sesuai jadwal yang diberikan kantor pusat, dan realisasi keberangkatan
kapal yang mengalami keterlambatan. Bisa dilihat dari tabel diatas bahwa telah
terjadi pergeseran grafik yang cukup terlihat besar, sehingga dapat dikatakan bahwa
kapal mengalami keterlambatan bukanlah hal yang sepele, melainkan harus ditangani
dengan segera sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi penumpang, dan juga
perusahaan pelayaran.
Tabel 4.4.
10
JUMLAH Rp1.200.000
Data pada tabel 4.4. diatas penulis mengambil data yang berupa rute perjalanan pada
voyage sebelumnya menjelaskan bahwa sepanjang perjalanan KM. NGGAPULU ke
38
beberapa pelabuhan di Indonesia timur, ditemukan sejumlah penumpang gelap yang
naik ke atas kapal dan ikut berlayar. Dari beberapa pelayaran tersebut diatas, dapat
dilihat bahwa penumpang tak bertiket akan dikenakan sanksi pembayaran di kapal
jika kedapatan oleh petugas pemeriksa tiket dan over bagasi. Hal tersebut disebabkan
karena keterlambatan beberapa anggota tim embarkasi dan debarkasi.
B. ANALISIS DATA
39
Ketika proses embarkasi dan debarkasi berlangsung, kurangnya pengawasan
dari atasan yaitu nakhoda/perwira yang turut andil dalam kegiatan tersebut
menyebabkan anak buah kapal yang bertugas saat proses embarkasi dan
debarkasi melakukan kegiatan lain, bahkan bermalas-malasan saat bertugas
dengan meninggalkan pos tugasnya. Di atas kapal saat penulis melakukan
kegiatan embarkasi dan debarkasi, penulis melihat hanya ada seorang perwira
dek yang berjaga di dek penumpang, yaitu Mualim II junior. Mualim II junior
adalah perwira yang bertanggung jawab atas penumpang, baik dari segi tiket
penumpang maupun jumlah penumpang, oleh karena itu hanya mualim II
junior saja yang berada di dek penumpang saat melakukan kegiatan tersebut.
Sedangkan mulaim I berada di anjungan dan mualim III berkonsentrasi
mengatur muatan di palka. Hal ini menyebabkan pengawasan menjadi kurang
dan menyebabkan petugas embarkasi dan embarkasi menjadi lalai.
40
notabene masyarakat di daerah tersebut masih menggunakan kapal laut sebagai
akses mereka dari satu daerah ke daerah lainnya baik itu berupa pengiriman
muatan, bahkan pos. Dikarenakan transportasi udara yang masih minim, dan
transportasi darat yang kesulitan menembus medan di daerah daerah tersebut,
bahkan jumlah jalan raya sebagai akses transportasi darat masih sangat sedikit.
Sehingga jumlah penumpang menjadi sangat banyak. Tak ayal bahkan di
beberapa pelabuhan jumlah tiket yang sudah disediakan habis terjual sehingga
menyebabkan beberapa penumpang nekat naik keatas kapal tanpa memiliki
tiket.
Berbagai masalah yang telah penulis paparkan pada skripsi ini merupakan fakta-
fakta yang memang terjadi pada saat melakukan praktek laut diatas kapal. Dari
analisis data yang ada. berikut merupakan masalah dan alternatif pemecahan
masalah yang penulis ambil:
41
Sebagai atasan diatas kapal, maka nakhoda serta perwira harus melakukan
pengawasan terhadap anak buah kapal, khususnya pada poses embarkasi dan
debarkasi. Pengawasan yang dilakukan akan menjadikan anak buah kapal
dapat lebih berdisiplin terhadap aturan yang sudah dibuat. Pengawasan dari
atasan merupakan salah satu indikator kedisiplinan anak buah kapal. Dimana
Setiap kegiatan yang dilakuakan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang
akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang telah di tetapkan. Dengan adanya pengawasan,
maka sedikit banyak para anak buah kapal akan terbiasa melaksanakan
disiplin kerja. Sebagaimana diketahui bahwa Nakhoda dalam mengambil
tindakan selaku pemimpin di kapal sebagaimana ditegaskan dalam pasal 341
KUHD, maka nakhoda mempunyai kewajiban yang diantaranya :
1) Nakhoda berkewajiban berbuat dengan kemampuan dan ketelitian serta
kebijaksanaan sedemikian rupa; seperti yang perlu untuk menunaikan
tugasnya.
Maka dalam konteks tersebut nakhoda harus mengetahui sebaik-baiknya
pelanggaran yang terjadi, antara lain:
a. Dalam keadaan apa pelanggaran tersebut terjadi.
b. Bentuk pelanggaran seperti apa yang terjadi.
c. Mengapa harus mengambil tindakan.
d. Berapa banyak telah terjadi pelanggaran.
e. Siapa saja yang terlibat dalam pelanggaran itu.
2) Mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan sebanyak-banyaknya.
Pengumpulan fakta merupakan faktor yang sangat penting apabila akan
memperbaiki disiplin. Hal ini karena pokok permasalahan yang dibahas
adalah tentang kemampuan kerja profesional seseorang.
3) Pilihlah tindakan apa yang harus diambil (termasuk tindakan sementara).
4) Laksanakan tindakan itu.
42
diberikan bagi pelanggaran yang dinilai berat dan besar oleh pemimpin.
Peringatan atau ancaman keras harus selalu diberikan dalam bentuk tulisan.
Dengan teguran atau ancaman keras diharapkan anak buah kapal yang tidak
berdisiplin saat melakukan tugasnya menjadi lebih berdisiplin.
43
Melakukan sosialisasi sebelum proses Embarkasi dan Debarkasi dapat
memberikan pengetahuan kepada calon penumpang KM. NGGAPULU
tentang bagaimana prosedur naik keatas kapal KM. NGGAPULU. Dengan
sosialisasi tersebut penumpang akan mendapatkan informasi yang jelas
apabila terdapat beberapa masalah yang penumpang alami sebelum naik
keatas kapal, seperti, belum memiliki tiket, dek mana yang akan menjadi
tempat persinggahan penumpang, serta pengaturan embarkasi dan debarkasi
pada saat terjadi ledakan penumpang dipelabuhan-pelabuhan yang sangat
ramai.
Usaha-usaha ini nantinya dapat diterapkan pada penyebab utama timbulnya masalah
yaitu rendahnya disiplin kerja anak buah kapal pada proses embarkasi dan debarkasi
di KM. NGGAPULU. Oleh karena itu untuk memperoleh pemecahan masalah yang
sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas, maka usaha-usaha tersebut akan
dievaluasi kembali sehingga nantinya diharapkan dapat ditemukan suatu solusi yang
tepat dan akurat. Berikut adalah evaluasi alternatif pemecahan masalah :
1. Melakukan Briefing kepada anak buah kapal, serta teguran terhadap anak
buah kapal yang lalai.
a. Keuntungan terhadap alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dapat meningkatkan kesadaran anak buah kapal untuk berdisiplin dalam
bekerja khususnya pada proses embarkasi dan debarkasi diatas kapal. Menegur
secara lisan anak buah kapal yang tidak disiplin merupakan cara yang efektif
untuk menindak anak buah kapal yang tidak disiplin tersebut agar menyadari
dan tidak mengulangi kesalahannya lagi
b. Kerugian terhadap alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Kekurangan dari diadakannya briefing atau pengarahan dari nakhoda ke anak
buah kapal ialah pada saat nakhoda sedang memberikan pengarahan, anak buah
kapal tidak memperhatikan arahan yang diberikan oleh nakhoda atau bahkan
44
tidak hadir dalam pengarahan tersebut. Tetapi jika orang tersebut memiliki
watak yang keras, teguran pun tidak akan berpengaruh pada orang tersebut.
3. Memberikan sanksi terhadap anak buah kapal yang tidak berdisiplin berupa
teguran atau ancaman keras
a. Keuntungan dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Dengan adanya sanksi tertulis juga peringatan atau ancaman keras, anak buah
kapal diharapkan akan lebih berdisiplin sehingga mereka terbiasa
melakukannya dan tidak perlu diawasi secara terus-menerus oleh nakhoda atau
perwira diatas kapal khususnya pada saat proses embarkasi dan debarkasi.
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Kerugian dari adanya pemberian sanksi ini adalah, dikhawatirkan anak buah
kapal akan terlalu merasa ditekan sehingga, beberapa dari mereka dapat saja
melanggar aturan tersebut. Bahkan jika sanksi yang diberikan tidak tegas dan
tidak direalisasikan, alternatif pemecahan masalah ini akan menajdi sia-sia.
45
membuat mereka senantiasa standby di pos jaga mereka selama proses
embarkasi an debarkasi
b. Kerugian dari alternatif pemecahan masalahnya adalah :
Akan tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan adalah kurangnya efisiensi
pelaksanaan kegiatan ini karena anak buah kapal tidak serius dalam
menerapkannya, dimana check list ini hanya dianggap sebagai suatu formalitas
saja.
46
E. PEMECAHAN MASALAH
1. Melakukan Briefing kepada anak buah kapal, serta teguran terhadap anak
buah kapal yang lalai.
Melakukan Briefing atau arahan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah.
Dengan melakukan arahan yang diberikan oleh nakhoda sebagai pemimpin
tertinggi di atas kapal, diharapkan menggugah kesadaran anak buah kapal untuk
meningkatkan kedisiplinan mereka, khususnya saat proses embarkasi dan
debarkasi. Teguran dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari teguran secara
langsung kepada anak buah kapal yang tidak disiplin sampai kepada teguran
tertulis. Teguran dapat diberikan bagi kekeliruan yang dinilai ringan.
47
a. Dalam keadaan apa pelanggaran tersebut terjadi.
b. Bentuk pelanggaran seperti apa yang terjadi.
c. Mengapa harus mengambil tindakan.
d. Berapa banyak telah terjadi pelanggaran.
e. Siapa saja yang terlibat dalam pelanggaran itu.
2) Mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan sebanyak-banyaknya.
Pengumpulan fakta merupakan faktor yang sangat penting apabila akan
memperbaiki disiplin. Hal ini karena pokok permasalahan yang dibahas adalah
tentang kemampuan kerja profesional seseorang.
3) Pilihlah tindakan apa yang harus diambil (termasuk tindakan sementara).
4) Laksanakan tindakan itu.
48
BAB V
A. KESIMPULAN
Setelah menguraikan dan melakukan analisa dari masalah- masalah yang timbul di
KM. NGGAPULU dalam hal kedisiplinan kerja anak buah kapal pada proses
embarkasi dan debarkasi, maka dapat diambil kesimpulan atas permasalahan yang ada
yaitu :
1. Tidak siapnya anak buah kapal yang bertugas sebagai petugas embarkasi dan
debarkasi .Terlambat datangnya anak buah kapal ke pos-pos embarkasi diatas kapal
adalah penyebabnya, bahkan terdapat beberapa anak buah kapal melakukan
aktifitas lain pada saat embarkasi dan debarkasi.
2. Kurangnya kontrol dari atasan / perwira diatas kapal pada saat proses embarkasi
dan debarkasi, sehingga membuat anak buah kapal yang bertugas merasa tidak
diawasi dan menjadi lalai dalam tugasnya.
3. Kurangnya jumlah personel petugas anak buah kapal pada saat embarkasi dan
debarkasi di indikasikan menajdi penyebab penumpang gelap dengan leluasa naik
keatas kapal. Bahkan penulis pernah mendapati beberapa anak buah kapal
melakukan aktivitas atau kegiatan lain dimana seharusnya ia melakukan embarkasi
dan debarkasi.
Setelah kesimpulan disusun dan dipaparkan secara jelas, langkah selanjutnya dan
sekaligus sebagai akhir dari pembahasan skripsi disusunkan saran-saran sebagai
upaya dan tindak lanjut dalam meningkatkan kedisiplinan anak buah kapal KM.
NGGAPULU dalam kegiatan embarkasi dan debarkasi yang akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Disarankan agar anak buah kapal yang bertugas dalam embarkasi dan debarkasi
diberikan arahan atau Briefing dari Nakhoda sebagai pemimpin tertinggi diatas
kapal.
2. Disarankan kepada perwira diatas kapal agar dapat mengontrol anak buah kapal
yang bertugas pada proses embarkasi dan debarkasi sehingga mereka terkesan
merasa diawasi.
50
50
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 03 Februari 2018
dari KBBI Online.
http://kbbi.web.id/embarkasi
Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 03 Februari 2018
dari KBBI Online.
http://kbbi.web.id/debarkasi
Rehardi, Mohammad Rian, Motivation of The Day: “Disiplin Sebagai Penentu Sukses”
.Diakses 20 September 2017 dari Samset 86 blog.
http://samset86.blogspot.com/2009/03/motivation-of-day-disiplin-sebagai.html
Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 18 September 2017
dari KBBI Online.
http://kbbi.web.id/disiplin
Susanto, Astrid S., Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Aksara (Jakarta: 1974)
ORANG ( TERMASUK
JUMLAH ABK : ……………….. 98
NAHKODA )
KM. NGGAPULU, 05 SEPTEMBER 2016
NAKHODA,
ETA ETD
NO. PELABUHAN
Hari Tanggal Jam Hari Tanggal Jam
1 Surabaya Minggu 21-Aug- 16 23.00 Senin 22-Aug-16 12.00
2 Maumere Selasa 23-Aug-16 23.00 Rabu 24-Aug-16 01.00
3 Larantuka Rabu 24-Aug-16 06.00 Rabu 24-Aug-16 08.00
4 Kupang Rabu 24-Aug-16 15.00 Rabu 24-Aug-16 18.00
5 Lewoleba Kamis 25-Aug-16 01.00 Kamis 25-Aug-16 03.00
6 Ambon Jumat 26-Aug-16 03.00 Jumat 26-Aug-16 06.00
7 Fak-fak Jumat 26-Aug-16 23.00 Sabtu 27-Aug-16 02.00
8 Sorong Sabtu 27-Aug-16 14.00 Sabtu 27-Aug-16 17.00
9 Manokwari Minggu 28-Aug-16 06.00 Minggu 28-Aug-16 09.00
10 Wasior Minggu 28-Aug-16 16.00 Minggu 28-Aug-16 18.00
11 Nabire Senin 29-Aug-16 02.00 Senin 29-Aug-16 14.00
12 Wasior Senin 29-Aug-16 22.00 Selasa 30-Aug-16 00.01
13 Nabire Selasa 30-Aug-16 07.00 Selasa 30-Aug-16 10.00
14 Sorong Selasa 30-Aug-16 23.00 Rabu 31-Aug-16 01.00
15 Fak-fak Rabu 31-Aug-16 13.00 Rabu 31-Aug-16 15.00
16 Ambon Kamis 1-Sep-16 08.00 Kamis 1-Sep-16 11.00
17 Lewoleba Jumat 2-Sep-16 11.00 Jumat 2-Sep-16 13.00
18 Kupang Jumat 2-Sep-16 20.00 Jumat 2-Sep-16 22.00
19 Larantuka Sabtu 3-Sep-16 05.00 Sabtu 3-Sep-16 07.00
20 Maumere Sabtu 3-Sep-16 12.00 sabtu 3-Sep-16 14.00
21 Surabaya Senin 5-Sep-16 01.00
DOKUMENTASI KEGIATAN
EMBARKASI DAN DEBARKASI DI KM. NGGAPULU
Nama Kapal : KM Nggapulu
Call sign : YGRG
I M O Number : 9226499
Galangan Pembuat : Jos.L.Meyer. Papenburg. Germany
Tahun Pembuatan : 2001
Tgl Delivery : 22 Maret 2002
No. Bangunan : S.662
Klasifikasi : BKI + A 100 O Passenger Vessel + SMO
Tanda Selar : GT 14685 No.1359 / Pst
Pelabuhan Pendaftaran : Manokwari ( skr Jakarta )
Sister ship : KM Dorolonda
Ukuran Utama
Panjang Seluruh (LOA) : 146,50 m Draft ( Sarat ) : 5,90 m
Panjang Antara Garis Tegak (LBP) : 130,00 m Sarat Minimum : 4,44 m
Lebar ( Breadth ) : 23,40 m Sarat Maksimum : 5,90 m
Bobot Mati (DWT) : 3559 T Tinggi s/d Geladak 4 : 10,80 m
Isi Kotor (GT) : 14685 T Tinggi s/d Geladak 5 : 13,40 m
Isi Bersih (NT) : 4629 T Kecepatan : 20 Knot