SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kalk
ii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN
LILI PURNAMASITA, S.SiT, M.MTr IMAM SADJIONO, S.Pel, MMTr LARSEN BARASA, S.E.,M.M.Tr
Penata Tk. I (III/d) Penata Tk. 1 (III/d) Penata Tk I (III/d)
NIP. 19791022 200212 2 001 NIP. 19540427 197903 1 004 NIP. 19720415 1998031 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kalk
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH S.W.T yang menciptakan Alam Semesta beserta
isinya, yang menguasai Alam Semesta beserta isinya, yang memiliki ilmu pengetahuan
meliputi seluruh Alam Semesta beserta isinya, dan hanya Dialah yang patut disembah
tiada Tuhan Selain ALLAH S.W.T. Alhamdulillah selalu terucap atas segala hidayah-
Nya kepada seluruh umat di Dunia, yang memberikan Iman dan limpahan rizki kepada
seluruh makhluk di Alam Semesta ini, serta yang memberikan nikmat kesehatan
sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu berkat seluruh
limpahan karunia dan hidayah-Nya, tidak lupa kepada junjungan umat yaitu Nabi
Muhammad S.A.W yang telah mensyiarkan agama ALLAH S.W.T dengan penuh
Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban sebagai Taruna Sekolah Tinggi
Berdasarkan hal tersebut maka dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
penyempurnaan.
sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ini, maka pada kesempatan yang baik ini
iv
1. Yth. Capt. Marihot Simanjuntak,MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan sebagian ilmunya
2. Yth. Bapak April Gunawan Malau, S.Si,MM selaku kepala jurusan Ketatalaksanaan
4. Yth. Ibu Vidya selasdini Siregar, S.SiT.,M.M.Tr selaku Dosen Pembimbing Materi
5. Yth. Ibu Herwin Nasution, SH.,MH. selaku Dosen Pembimbing Penulisan yang
tulis ini.
6. Yth. Para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta pada umumnya dan para
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam membantu
7. Yang tercinta Bapak Widodo dan Ibu Sulistiyah selaku kedua orang tua yang tak
henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun material dan serta kasih
sayangnya.
v
Akhirnya penulis hanya dapat berharap semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR….................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xi
BAB I. PENDAHULUAN
D. Rumusan Masalah...……………………………………..... 3
B. Kerangka Pikir………………………………………......... 21
C. Hipotesis………………………………………………...... 22
vii
BAB III METODE PENELITIAN
C. Subjek Penelitian...……………………………………..... 24
A. Deskripsi Data..................……………………………......... 28
B. Analisis Data…………………………………………......... 33
E. Pemecahan Masalah............................................................... 43
A. Kesimpulan …………………………………………….... 45
B. Saran …………………………………………………...... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR BAGAN
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.7 Analisis pengaruh kecepatan bongkar muat terhadap kinerja terminal
Surabaya............................................................................................ .......... 34
x
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Kunjungan Kapal di PT.Terminal Peti Kemas Surabaya Agustus 2016
Lampiran 2 Laporan Kunjungan Kapal di PT.Terminal Peti Kemas Surabaya September 2016
Lampiran 3 Laporan Kunjungan Kapal di PT.Terminal Peti Kemas Surabaya Oktober 2016
Lampiran 4 Laporan Kunjungan Kapal di PT.Terminal Peti Kemas Surabaya November 2016
Lampiran 5 Laporan Kunjungan Kapal di PT.Terminal Peti Kemas Surabaya Desember 2016
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terminal Petikemas merupakan mata rantai penting dalam sistem transportasi
barang lewat laut. Peningkatan jumlah barang yang diperdagangkan pada tahun
terakhir ini, membutuhkan peran Terminal Petikemas yang semakin tinggi
dengan kinerja lebih baik sehingga mampu menjamin kelancaran transportasi
barang. Kinerja terminal petikemas adalah indikator yang dibutuhkan untuk
menilai kelancaran operasional terminal petikemas dalam melayani kegiatan
transportasi barang dan pengembangannya kedepan. Analisa kinerja
operasional Terminal Petikemas akan berdampak pada upaya peningkatan
pelayanan saat ini dan masa mendatang.
Terminal Petikemas Surabaya merupakan salah satu unit pelaksana teknis dari
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III yang melaksanakan pengusahaan dan
pelayanan jasa bongkar muat petikemas. Seluruh kegiatan pelayanan petikemas
baik operasi kapal maupun operasi terminal dilaksanakan oleh Terminal
Petikemas Surabaya baik pelayanan di dermaga petikemas ocean going dan
pelayanan petikemas antar pulau. Peranan perencanaan dan pengendalian
operasi di Terminal Petikemas Surabaya adalah untuk menunjang kegiatan
operasional dalam rangka meningkatkan produktivitas bongkar muat petikemas
agar menjadi prima, inovatif, profesional dan peningkatan secara
berkesinambungan kepada pengguna jasa. Pelayanan prima yang diberikan
dapat diartikan bahwa perusahaan harus selalu menjaga mutu serta kualitas
pelayanan dan mengutamakan kepuasan pelanggan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas. Penulis
mengidentifikasi masalah, sebagai berikut :
1. Container crane yang sering mengalami kerusakan.
2. Menurunnya produktivitas bongkar muat.
3. Kurangnya disiplin operator.
4. Kurangnya perawatan pada container crane.
2
C. BATASAN MASALAH
Dari judul skripsi ini akan ditemukan adanya permasalahan yang mungkin
dapat diangkat dan dibahas namun, diperlukan suatu pembahasan masalah agar
materi yang dibahas tidak meluas, pada penelitian ini penulis membatasi diri
pada hal-hal yang berkaitan dengan Pengaruh Kecepatan Bongkar Muat
Terhadap Kinerja Terminal Petikemas di PT.Terminal Petikemas Surabaya
Pelindo III. Tetapi dalam hal ini penulis hanya membatasi masalah hanya pada
identifikasi masalah 1 dan 2, yaitu:
1. Container crane yang sering mengalami kerusakan.
2. Menurunnya produktivitas bongkar muat.
D. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membahas tentang masalah yang
berkaitan dengan Pengaruh Kecepatan Bongkar Muat Terhadap Kinerja
Terminal Petikemas di PT.Terminal Petikemas Surabaya. Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah korelasi antara Container crane yang sering mengalami
kerusakan terhadap Menurunnya produktivitas bongkar muat.
2. Bagaimana mengatasi kerusakan pada container crane.
2. Manfaat Penelitian
a) Dapat berguna secara teoritis dan memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kemaritiman. Serta
sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mengetahui bagaimana
meningkatkan produktivitas bongkar muat.
3
b) Dapat menjadi bahan masukan yang bersifat ilmiah bagi
pelabuhan guna mengavaluasi apakah kineja dan pelayanan serta
persiapan-persiapan yang dilakukan dapat meminimalisasi
menurunya produktivitas bongkar muat.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sehubungan dengan pemikiran ini maka penulis skripsi terdiri dari 5 (lima)
bab, dimana bab satu dengan bab yang lainnya saling terkait dan dilengkapi
dengan daftar pustaka yang secara teori dapat dijadikan referensi oleh penulis
dan didukung pula dengan lampiran-lampiran. Untuk gambaran lebih jelasnya
mengenai skripsi ini, maka sistematika penulisan skripsi disusun sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menguraikan masalah latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
4
pendekatan dan tehnik pengumpulan data, subjek penelitian
yang merupakan informasi tentang subjek yang menjadi fokus
penelitian, serta tehnik analisis data yang digunakan dalam
penelitian.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan kajian terhadap teori-teori, aturan – aturan manual maupun prosedur
serta penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Untuk
penelitian kuantitatif kajian pustaka dibuat sesuai dengan variabel penelitian.Untuk
penelitian pemecahan masalah kajian pustaka digunakan untuk merumuskan
kerangka penulisan yang berguna untuk menganalisis penyebab timbulnya masalah
dan menemukan pemecahan yang tepat.
Penulisan tinjauan pustaka dibuat secara singkat, padat dan menggambarkan secara
jelas variabel yang diamati sesuai dengan obyek penelitian. Selain itu dijelaskan
konsep variabel yang terdapat didalam hipotesis dengan dukungan teori yang
relevan dan hasil penelitian sebelumnya. Sebagai dasar untuk penelitian yang akan
dilakukan, untuk itu literature review dari setiap terbitan/buku/publikasi/jurnal
yang dianggap relevan dibahas secara kritis.
Untuk memudahkan pemahaman pembaca yang berhubungan dengan penulisan
skripsi ini, maka penulis mengambil beberapa referensi para ahli tentang teori- teori
yang berhubungan dengan skripsi ini yaitu :
1. Pengertian Kinerja
Menurut Armstrong dan Baron dalam buku Manajemen Kinerja (2014: 2)
Pengertian performance sering di artikan sebagai kinerja, kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimanah cara
mengerjakannya.kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi kepuasan konsumen dan
memberikan kontribusi ekonomi.
Menurut Colquitt,LePine dan Wilson dalam buku Manajemen Kinerja
(2014: 2)
Mengemukakan bahwa kinerja adalah nilai serangkaian perilaku pekerja yang
memberi kan konteribusi baik secara positif maupun negatif, pada penyelesaian
tujuan organisasi pendapat lain memandang kinerja sebagai cara untuk
memastikan bahwa pekerja induvidual atau tim mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka dan mereka tetap fokus pada kinerja efektif dengan
memberikan perhatian pada tujuan, ukuran dan penilaian.
2. Bongkar Muat
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan NO. PM. 74 tahun 2016 tentang
“penyelenggaraan dan pengusahaan angkutan laut” (2016:8) : “kegiatan
bongkar muat adalah kegiatan yang bergerak dalam bidang bongkar muat
barang dari dan ke kapal di pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring,
cargodoring, dan receiving/ delivery.
Menurut Suyono ( 2010 – 35) kegiatan bongkar muat adalah kegiatan bongkar
muat petikemas yang terdiri dari stevedoring, cargodoring, yard plan, dan
receiving/delivery (penerimaan/penyerahan).
Dari pengertian kegiatan bongkar muat diatas dapat dijelaskan menjadi 4
bagian dari kegiatan bongkar muat, yaitu :
a) Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga
atau memuat barang dari dermaga ke dalam kapal sampai dengan tersusun
dalam palka kapal dengan menggunakan Quay Crane.
b) Cargodoring adalah kegiatan mengngkut petikemas dari dermaga ke tempat
lapangan penumpukan petikems selanjutnya menyusun dilapangan
penumpukan petikemas atau sebaliknya.
c) Yard plan adalah merupakan suatu usaha menyusun dan menyimpan
petikemas dalam lapangan penumpukan yang tersedia disebuah terminal
petikemas.
d) Receiving/delivery (penerimaan/penyerahan) adalah pekerjaan
memindahkan petikemas dari lapangan penumpukan petikemas dan
menyerahkan sampai tersusun diatas chasis head truck dipintu lapangan
penumpukan atau sebaliknya.
7
Lebih jauh Suyono membagi kegiatan receiving/delivery menjadi 2 macam,
yaitu:
a) Pola muatan angkutan langsung adalah pembongkaran atau pemuatan dari
kendaraan darat langsung dari dan ke kapal.
b) Pengangkutan tidak langsung adalah penerimaan/penyerahan barang atau
petikemas setelah melewati gudang atau lapangan penumpukan.
Menurut Arwipnas terdapat tiga faktor utama yang diperlukan dan memegang
peranan penting dalam kegiatan bongkar muat, yaitu :
1) Peralatan.
2) Buruh.
3) Metode/sistem.
Kegiatan faktor tersebut harus telah dipersiapkan sebelum kedatangan kapal
sehingga pada saat kegiatan akan dimulai semua faktor tersebut telah siap dan
tidak menyebabkan banyak waktu yang terbuang.
1) Kesiapan peralatan dan perlengkapan bongkar muat (quay crane, head truck
dan chasisnya, rubber tyred gantry crane dan perlengkapan bantu lainnya).
2) Kesiapan dan keterampilan buruh dan penggunaan buruh yang tepat.
3) Peranan supervisor (foreman).
4) Bay plan yang baik.
5) Kesiapan barang untuk dimuat.
6) Kesiapan dokumen muatan.
8
Dari tujuan dan sasaran kegiatan bongkar muat yang ada, salah satunya adalah
menghindari terjadinya long hatches, over hatches, dan long distances. Ketiga
factor ini harus dihindari sekaligus dalam kegiatan bongkar muat, untuk
menghindari kerugian waktu, biaya, dan tenaga, berikut dibawah ini pengertian
dan bagaimana cara untuk menghindari terjadinya Long hatches, Over Hatches,
dan Long Distances :
1) Long Hatches.
Yaitu terjadinya kelambatan keberangkatan kapal sebagai akibat,
tertumpunya kegiatan bongkar muat hanya pada salah satu palka tertentu.
Untuk menghindari terjadinya long hatches:
a) Dalam membuat bay plan dengan membagi rata muatan secepat
mungkin pada setiap palka.
b) Penempatan jumlah gang buruh dan jumlah shift yang bekerja harus
tepat waktu dan direncanakan sebelum kegiatan dilakukan.
2) Over Hatches.
Yaitu terpisahnya sebagian kecil muatan dipalka lain dari party atau
kelompok barangnya sehingga akan menimbulkan kesulitan dan menambah
lamanya waktu bongkar dipelabuhan bongkar.
Untuk menghindari terjadinya over hatches:
a) Melakukan pengawasan secara efektif.
b) Dalam membuat bay plan, tidak memisahkan 1 party barang di palka-
palka lain memisahkan 1 party barang di palka-palka lain.
3) Long Distances.
Yaitu terbawanya muatan yang seharusnya dibongkar di pelabuhan
sebelumnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam pembuatan bay plan
sehingga muatan bongkar muat pelabuhan pertama berada di bawah muatan
pelabuhan kedua dalam satu palka. Untuk dapat membongkarnya (di
pelabuhan pertama) maan muatan pelabuhan kedua harus dibongkar
terlebih dahulu, namun apabila jumlahnya cukup banyak maka biasanya
muatan tersebut dibongkar di pelabuhan kedua dan untuk selanjutnya
dikapalkan kembali ke pelabuhan pertama.
9
3. Petikemas
a. Pengertian Petikemas
Menurut Suyono “Petikemas (Container) adalah satu kemasan yang dirancang
secara khusus dengan ukuran tersebut, dapat dipakai berulang kali, diperlukan
untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya.
Filosofi di balik petikemas adalah membungkus atau membawa muatan dalam
peti-peti yang sama dan membuat semua kendaraan dapat mengangkutnya
sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu berupa kapal laut, kereta api, truk,
atau angkutan lainnya, dapat membawa secara cepat, aman, dan efisien atau bila
mungkin dari pintu ke pintu (door to door).
Menurut Suyono terdapat keuntungan dan kerugian memakai petikemas,
diantaranya adalah:
1) Keuntungan memakai Petikemas.
a) Cepat dan ekonomis dalam menangani petikemas, terutama dalam
bongkar muat di pelabuhan atau interface.
b) Keamanan terhadap kerusakan dan pencurian lebih terjaga, terutama
untuk barang-barang kecil atau berharga.
c) Efisien, karena satu gang yang terdiri dari 12 orang dapat melaksanakan
kegiatan bongkar muat kapal petikemas dalam waktu 3 atau 4 hari. Bila
dilakukan hal yang sama oleh 100 orang akan memakan waktu 3 atau 4
minggu.
d) Pembungkus barang tidak perlu terlalu kuat, karena tumpukan
(stacking) dapat dibatasi setinggi dalamnya petikemas.
e) Bisa untuk angkutan door to door.
2) Kerugian memakai Petikemas.
a) Kapal petikemas mahal (lebih mahal dari kapal barang biasa).
b) Jumlah banyaknya petikemas harus tiga kali banyaknya petikemas yang
ada di kapal. Satu kelompok yang akan dimuat dan satu kelompok yang
akan dibongkar.
c) Harus dibuat terminal khusus untuk bongkar muat petikemas dan harus
menggunakan peralatan khusus untuk mengangkut dan menumpuknya.
d) Dapat terjadi ketidakseimbangan dalam perdagangan antar Negara, bila
suatu Negara tidak cukup persediaan petikemasnya.
10
b. Ukuran Petikemas
International Standar Organization (I.S.O) telah menetapkan ukuran-ukuran
dari petikemas yang dikutip oleh Suyono (2003:179) sebagai berikut:
TABEL 2.1
Ukuran Petikemas
c. Jenis-Jenis Petikemas
Menurut Sudjatmiko, jenis-jenis petikemas yang banyak digunakan dalam
perdagangan impor dan ekspor sangat banyak dan diantaranya yang terpenting
dapat disebutkan dibawah ini:
1) Dry Cargo Container, Petikemas jenis ini digunakan untuk mengangkut
General Cargo (muatan umum) yang terdiri dari berbagai jenis barang
dagangan yang kering dan sudah dikemas dalam Commodity Packing atau
loose yang tidak memerlukan perlakuan atau penanganan khusus.
11
2) Reefer Container, jenis petikemas ini digunakan untuk mengangkut barang
yang harus dikapalkan dalam keadaan beku seperti ikan segar, daging
hewan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
3) Bulk Container, jenis petikemas ini digunakan untuk mengangkut muatan
curah (Bulk Cargo) seperti beras, gandum yang tidak dikemas,
konstruksinya tidak menggunakan pintu biasa melaikan melalui pintu
dibagian bawah untuk membongkar muatan curah, bagian depan
didongkrak dan pintu atau bukaan kecil dibuka supaya muatan muncul
keluar. Pada pemuatannya, barang diarahkan melalui bukan yang berada
pada atap petikemas.
4) Open Side Container, petikemas ini pintunya berada disamping, memanjang
sepanjang petikemas, tidak diberi pintu sebagaimana jenis-jenis lainnya
melainkan hanya terpal saja guna melindungi muatan dari pengaruh cuaca.
5) Open Top Container, jenis petikemas ini bagian atas dan sisi-sisinya
terbuka jadi hanya berada geladak dengan empat tiang sudut dan empat set
lubang untuk memasukkan locking pin.
6) Flat Rack Container, ini sebenarnya bukan petikemas, karena hanya terdiri
dari landasan (Platform) saja. Penggunaan untuk pengapalan barang berat
yang ukurannya sedikit melebihi luas petikemas.
7) Tank Container, jenis petikemas ini berupa tangki baja berkapasitas 4000
galon atau 40 liter yang dibangun didalam kerangka petikemas, mirip
seperti tangki yang dimasukkan kedalam petikemas jenis open top, open
side. Tank Container digunakan untuk mengapalkan bahan kimia atau
bahan cair lainnya sesuai kebutuhan.
4. Pelabuhan
Menurut Prof,Dr,Ir.Bambang Triatmodjo, ,CES.,DEA.(2008:3) Pelabuhan
adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik
turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan
tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
12
5. Crane
Menurut YS.Biichu crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment)
yang digunakan sebagai alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane
bekerja dengan mengangkat material yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat
yang diinginkan. Alat ini memilki bentuk dan kemampuan angkat yang
besar dan jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya digunakan
dalam pekerjaan pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri,
pergudangan dll.
6. Manajemen Peralatan
Pengertian perawatan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang efektif .
Menurut DR.DA.Lasse,S.H.DRS,M.M. manajemen peralatan adalah
Manajemen yang meliputi perencanaan kebutuhan alat, pengadaan,
perawatan, pemasokan bahan, operasional, pengembangan keterampilan
personel, metode kerja dan sistem informasi alat. Perencanaan perawatan
perawatan beberapa ahli membedakan tiga macam pilihan rumusan
kebijakan perawatan, yaitu:
Peralatan adalah suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat yang gunanya
adalah untuk mendukung berjalannya pekerjaan. Peralatan pada umumnya
lebih tahan lama
13
7. Kinerja Pelayanan Kapal
Tingkat pencapaian pelayanan kegiatan atau atribut kerja dalam kegiatan
operasional pelabuhan dapat diukur dan dijadikan pedoman dalam
pemberian jasa di pelabuhan. Menurut Raja Oloan Saut Gurning dan Drs.
Eko Hariyadi Budiyanto (2007 :171) kinerja operasional tersebut secara
keseluruhan dapat dikelompokkan dan terdiri dari :
Indikator yang digunakan dalam menggambarkan tingkat kinerja
pelayanan kapal adalah :
14
mulai meminta pemanduan untuk memasuki / meninggalkan
pelabuhan, dengan rumus :
WT (gross) = WT (net) + Postpone Time (PT)
15
f. Effective Time ( ET)
Adalah waktu sesungguhnya (real time ) yang dipakai oleh kapal selama
bertambat di dermaga untuk berlangsungnya kegiatan bongkar muat.
g. Idle Time ( IT )
Merupakan waktu yang terpakai oleh kapal selama bertambat di dermaga
yang tidak digunakan untuk kegiatan bongkar muat dan berada di dalam
jam kegiatan bongkar muat, misalnya kegiatan yang terhenti karena hujan.
Raja Oloan Saut Gurning dan Drs.Eko Hariyadi Budiyono (2007 : 174)
menjelaskan bahwa : Tingkat kemampuan pelayanan kapal atau performasi
kinerja operasional secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh
16
kemampuan kecepatan bongkar muat atau disebut dengan produktivitas
bongkar muat.
17
9. Utilitas Fasilitas dan Peralatan
a. Pengertian Dermaga
Dermaga adalah tempat dimana kapal dapat berlabuh atau sandar guna
melakukan kegiatannya, baik bongkar/muat atau kegiatan lainnya. Untuk
bongkar muat container, pelabuhan menyediakan dermaga petikemas.
Dermaga Petikemas merupakan dermaga yang digunakan untuk
melakukan aktivitas bongkar muat kapal container. Dermaga petikemas
terdiri dari pelataran dermaga, gudang-gudang, lapang terbuka dan
perlengkapan crane untuk membantu pembongkaran/ pemuatan kapal.
Di dermaga petikemas terdapat lebih banyak peralatan bongkar muat.
b. Peralatan Bongkar Muat
Peralatan bongkar muat adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam
kegiatan penanganan barang di atas kapal, didermaga dan dilokasi
penumpukan. Banyak atau sedikitnya barang yang di bongkar/muat
tergantung dari kinerja alat itu sendiri. Kinerja alat merupakan tolak ukur
atas kemampuan kerja alat bongkar muat yang digunakan.
Alat bongkar muat digunakan untuk membantu kelancaran proses
bongkar muat sehingga tercapai produktivitas yang optimal. Bentuk,jenis
dan fungsi dari peralatan yang digunakan diasumsikan harus dapat
menangani seluruh jenis muatan yang diangkut oleh kapal dan sesuai
dengan sasaran pokok dari seluruh kegiatan pelayanan barang di
pelabuhan yang bermuara kepada kelancaran kegiatan bongkar muat
diatas kapal yang akan mempengaruhi lamanya kapal bersandar di
dermaga.
Adapun peralatan mekanik yang digunakan dalam kegiatan bongkar muat
di dermaga Petikemas PT (Persero) Terminal Petikemas Surabaya (TPS)
adalah sebagai berikut :
1) Container crane
Menurut Soehardi Rachmat (2001:4) Container crane adalah alat
bongkar muat container berupa crane yang terletak disisi dermaga
dengan bentuk dan kapasitas sedemikian rupa yang dapat langsung
memindahkan container dari atas trailer kekapal atau sebaliknya.
18
2) Rubber Tyred Gantry (RTG)
RTG adalah RTG crane adalah suatu alat angkut yang berfungsi
untuk memindahkan container dari head truck ke terminal container
atau sebaliknya dan sebagai pengatur tumpukan susunan container.
Dalam operasinya RTG crane dapat mengangkut beban container
berkisar 36 sampai 40 ton dengan kebutuhan listrik rata-rata 300-500
kw yang disuplay dari generator listrik.
3) Forklift
Merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut dan menyusun
petikemas di lapangan penumpukan petikemas.
4) Head Truck
Alat yang digunakan untuk menarik chasis yang diatasnya terdapat
petikemas dari dermaga kelapangan untuk disusun dan sebaliknya
dari lapangan kedermaga untuk dimuat ke kapal.
5) Chasis
Alat yang digunakan untuk mengangkut petikemas dari dermaga ke
lapangan atau keluar pelabuhan. Pada umunya berukuran 20 atau 40
feet. Dan penggunaannya bersamaan dengan head truck.
6) Reach Stacker (RS)
Merupakan alat bongkar muat kapal yang merupakan kombinasi
antara forklift dengan mobile crane yang dilengkapi spreader
(pengangkat petikemas). Sehingga mampu mengangkat petikemas
dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang fleksibel (bisa pendek
maupun jauh).
19
c) Tarif trucking
d) Tarif lift on/lift off
e) Tarif angsur
f) Tarif stripping
g) Tarif stuffing
h) Tarif shifting
i) Tarif reefer
Tarif pelayanan jasa lainya meliputi :
a) Tarif pelayanan jasa petikemas OH/OW/OL
b) Tarif batal muat petikemas
c) Tarif gerakan ekstra
d) Tarif be handle
e) Tarif kapal transshipment
f) Tarif pelayanan jasa yang memerlukan penanganan khusus
g) Tarif overbrengen
Penetapan besaran tarif pelayanan jasa petikemas dapat dikenakan secara
tarif paket maupun tarif berdasarkan per kegiatan.
Terhadap tarif pelayanan jasa petikemas kosong dikenakan tarif lebih
rendah dari tarif pelayanan jasa petikemas isi.
Tarif pelayanan behandle dikenakan sesuai dengan pelayanan yang telah
diberikan, ditambah dengan biaya administrasi dan menjadi bahan pemilik
barag dan atau pihak yang menguasai petikemas.
Tarif transshipment dikenakakn atas kegiatan membongkar petikemas dari
kapal pengangkut pertama, disusun dan ditumpuk dilapangan penumpukan
dan membuat kembali ke kapal pengangkut ke dua pada dermga
konvensional yang sama. Tarif transshipment dikenakan sesuai dengan
pelayanan yang telah diberikan ditambah biaya administrasi.
20
B. KERANGKA PIKIR
Bagan 2.1.
Kerangka Pemikiran
Sebab Akibat
Solusi
Penambahan sarana dan prasarana
Perawatan yang intensif terhadap peralatan bongkar muat
Tujuan
Mengupayakan agar stabil atau meningkatnya kinerja crane dalam kegiatan
bongkat muat petikemas dan upaya pemakaian alat bongkar muat petikemas
dengan melakukan perawatan yang intensif terhadap alat bongkar muat pada
PT.Terminal Petikemas Surabaya Pelindo III.
21
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis membuat hipotesis yang bersifat
kuantitatif untuk topik yang disajikan yang mana dalam pengertiannya hipotesis
menunjukan hubungan serta adanya pengaruh kecepatan bongkar muat dan kinerja
terminal petikemas. Dimana untuk memberikan jawaban sementara atau perkiraan
pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor Peralatan
a. Tidak dilaksanakannya perencanaan dan pengendalian perawatan
container crane sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
b. Masih terdapat banyak container crane yang sering mengalami kerusakan
dan sudah tidak dapat beroperasi lagi dengan maksimal.
B. SARAN
Untuk dapat meminimalisasi pengaruh kecepatan bongkar muat petikemas
didermaga petikemas PT.Terminal Petikemas Surabaya, maka penulis
memberikan saran kepada pihak yang berkepentingan agar dapat memberi
masukan positif yang sifatnya membangun demi kelangsungan pengelolaan dan
kemajuan perusahaan dimasa yang akan mendatang.
46
46
DAFTAR PUSTAKA
http://alat-berat07.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-jenis-alat-berat-crane.html