Anda di halaman 1dari 63

EFISIENSI BAHAN BAKAR MAIN ENGINE MELALUI PERAWATAN

INJECTOR DI MT. GAS PATRA.

Makalah Karya Ilmiah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada diklat peningkatan


Kompetensi Kepelautan Tingkat – I

Disusun Oleh :

SUHARJI
NIPD. 16.20.2.3.2.00061

KEMENTRIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER


DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN POLITEKNIK ILMU PELAYARAN
SEMARANG
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

EFISIENSI BAHAN BAKAR MAIN ENGINE MELALUI


PERAWATAN INJECTOR DI MT GAS PATRA

Disusun oleh :

SUHARJI
NIPD. 16.20.2.3.2.00061

Telah diperiksa dan disetujui, selanjutnya dapat diujikan di depan Dewan Penguji
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Pembimbing I Pembmbing II

FEBRIA SURJAMAN, MT., M, Mar.E TONY.SANTIKO.S.ST., M.Si


Penata muda Tk. I (III/b) Penata (III/c)
NIP. 19730208 1993 1 002 NIP. 19760107200912 1001

Mengetahui
Ketua Program Diklat Peningkatan Kompetensi Kelautan

FEBRIA SURJAMAN, MT., M, Mar.E


Penata muda Tk. I (III/b)
NIP. 19730208 1993 1 002
ii
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “EFISIENSI BAHAN BAKAR MAIN ENGINE

MELALUI PERAWATAN INJECTOR DI MT. GAS PATRA.”

telah di uji dan disahkan oleh tim penguji Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) di

semarang.

Disusun oleh :

SUHARJI
NIPD. 16.20.2.3.2.00061

Telah Diujui dan di sahkan oleh dewan penguji serta dinyatakan lulus

Dengan nilai…… pada tangal ……/ ……/2021

Penguji I Penguji II

H. MUSTOLIQ, MM,,M.Mar.E FEBRIA SURJAMAN, MT.,


Pembina (IV/a) M.Mar.E
NIP. 19650320 199303 1 002 Penata Muda Tk. I (III/b)

Mengetahui
Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Dr. Capt. MASHUDI ROFIK, M.Sc


Penata Tk. I (IV/b)
NIP. 19670605 199808 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan makalah ini memenuhi kurikulum DP–I teknika. Penulisan makalah ini

berdasarkan motivasi penulis untuk membahas beberapa permasalahan yang

terjadi MT. GAS PATRA, dimana dalam hal ini penulis tertarik dengan judul

‘‘Efisiensi bahan bakar main engine melalui perawatan injector di MT GAS

PATRA” Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini masih

terdapat banyak kekurangan baik dalam segi bahasa, susunan kalimat maupun

cara penulisan serta pembahasan materi. Untuk itu penulis senantiasa menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Dr. Capt. Mashudi Rofik, M.Sc selaku Direktur Poloteknik Ilmu

Pelayaran Semarang.

2. Bapak Febria Sujarman, M.T., M.Mar.E. selaku ketua progam diklat

peningkatan kompentesi kepelautan (DPKK)

3. Bapak Febria Surjaman, MT., M.Mar.E selaku Pembimbing I atas segala

bimbingan dan petunjuknya selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Tony Santiko, S.ST., M.Si., M.Mar.E selaku Pembimbing II atas

bimbingan dan petunjuknya selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

iv
6. Seluruh (DPKK) Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dan semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar skripsi ini menjadi suatu karya

ilmiah yang berguna bagi pembaca sekalian, khususnya Pasis PIP Semarang dan

dijadikan sebagai bahan masukan serta memberi manafaat bagi para pembaca.

Semarang, Maret 2021

SUHARJI
NIPD. 16.20.2.3.2.00061

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..................................................................................................I

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................II

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................III

KATA PENGANTAR………..............................................................................IV

DAFTAR ISI..........................................................................................................VI

ABSTRAKSI.....................................................................................................VIII

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................IX

DAFTAR TABEL.................................................................................................X

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................XI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Tujuan dan manfaat penulisan...........................................................4

C. Ruang lingkup…................................................................................5

D. Metode penyajian .............................................................................6

E. Metode Analisa data............................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Fakta……………...............................................................................9

B. Obyek Penelitian................................................................................10

C. Optimal………...................................................................................11

D. Pembakaran……………....................................................................11

E. Upaya yg dilakukan …………………………………………...........15

F. Menurut ahli ……..…………………….…………………………....16

vi
G.Kerangka Pikir Penilitan……...……………………………………..25

H.Sumber Data…………………………………………………………27

BAB III PEMBAHASAN

A. Landasan Teori………………...........................................................29

B. Analisis Penyebab Masalah…............................................................33

C. Analisis pemecahan Masalah.............................................................40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................42
B. Saran...................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Injector......................................................................................... 10

Gambar 2.2 Part Of injector............................................................................. 10

Gambar 2.3 Fuel Pump..................................................................................... 10

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Injektor pada Mesin Induk.......................... 26

Gambar 3.1 Alat untuk pengambilan diagram indikator.................................35

Gambar 3.2 Data Pengabutan...........................................................................36

Gambar 3.3 Data Pengabutan...........................................................................36

Gambar 3.4 Data Pengabutan...........................................................................37

Gambar 3.5 Data Pengabutan...........................................................................38

Gambar 2.1.1 MT GAS

PATRA..........................................................................48

Gambar 2.1.2 Obyek Penilitian............................................................................49

Gambar 2.1.3 Bagian Bagian Object ..................................................................50

viii
DAFTAR TABEL DAN KUISONER

Tabel 2.1 Identifikasi kapal MT GAS PATRA ……………..9

Rekap Kuisoner USG 1.6 USG(Urgency, Seriousness, Growth) …..………41

Kuisoner Masinis 1 1.7. Kuisoner USG…………………….. ……………44

Kuisoner Masinis 2 1.8 Kuisoner USG…………………….. ……………45

Kuisoner Masinis 3 1.9 Kuisoner USG…………………….. ……………46

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Crew List............................................................................47

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mendukung program pemerintah di bidang ekonomi dalam

pemerataan sampai ke daerah-daerah, peranan transportasi sangatlah

besar. Transportasi laut menjadi pilihan utama untuk pengangkutan barang

baik antar pulau, antar negara maupun antar benua sehingga perusahaan-

perusahaan pelayaran sebagai penyedia jasa angkutan barang bersaing untuk

menjadi yang terbaik. Ketatnya persaingan dalam usaha pelayaran menuntut

pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan yang sebaik mungkin

kepada para penggunanya. Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka

perusahaan pelayaran berusaha agar armada yang dimilikanya selalu

beroperasi dengan baik

Pihak divisi armada tidak menghendaki bila salah satu armadanya

mengalami gangguan atau kerusakan yang bisa menyebabkan kapal

mengalami keterlambatan dalam pelayaran

Salah satu peralatan yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran

operasional Motor Induk adalah alat pengabut bahan bakar atau injector yang

xi
merupakan suatu alat untuk mengabutkan, menyemprotkan bahan bakar

kedalam cylinder dalam bentuk kabut. Bahan bakar disemprotkan ke

dalam cylinder melalui lubang – lubang nozzle. Lancarnya pengoperasian

kapal tentu tidak lepas dari kehandalan pesawat penggerak kapal yaitu, Motor

Induk maupun pesawat bantu lainnya yang merupakan suatu sistem yang

berfungsi sebagai penunjang kelancaran operasi kapal.

Motor Induk merupakan mesin utama yang harus mendapatkan

perhatian atau perawatan secara  intensif  dan berkesinambunagan, agar motor

dapat berjalan dengan lancar dan tahan dalam jangka waktu lama, faktor yang

mempengaruhi tidak lancaranya pengoperasian Motor Induk

diantaranya, yaitu pengabutan bahan bakar. Di dalam melaksanakan

perawatan-perawatan alat pengabut bahan bakar.

Sebelumnya para Masinis perlu memahami pencegahan dan

penanggulangan pada alat pengabut bahan bakar yang tidak sempurna dari

Motor Induk, baik dari segi teknik perawatan maupun akibat tidak normalnya

alat pengabut bahan bakar tersebut pada Mesin Penggerak Utama.

Berdasarkan pengalaman saya, selama bekerja di atas kapal selama

satu tahun di kapal MT GAS PATRA, pada saat kapal saya menuju Surabaya

dari pelabuhan Balikpapan, terjadi permasalahan pada  injector, seperti;

xii
pengabutan pada injector  tidak sempurna yang mengakibatkan tingginya suhu

gas buang pada tiap-tiap silinder, sehingga menjadi panas mencapai 430oc

yang seharusnya pada temperature normal 370oc dan kotornya ruang

pembakaran dari jelaga, terjadinya endapan karbon dari hasil pembakaran

tidak sempurna, dari endapan karbon inilah yang menyebabkan kebuntuan,

tetesan dan juga kebocoran pada nozzle dikarenakan jarum pengabut tidak

dapat menutup pada kedudukannya.

Akibat terparah yang terjadi dari bocornya pengabut bahan bakar

adalah patah nya ring piston,  karna endapan karbon yang berada di ruang

pembakaran dari hasil sisa pembakaran yang tidak sempurna dapat masuk ke

dalam runag sempit antara piston dan liner. Yang dapat menyebabkan gesekan

kasar karbon dan ring piston karna adanya pergerakan piston secara terus-

menerus. Jika hal ini terus di biarkan akan merugikan untuk perusahaan.

Karna penting nya peranan injector, maka penulis memilih judul “EFISIENSI

BAHAN BAKAR MAIN ENGINE MELALUI PERAWATAN INJECTOR DI

MT. GAS PATRA”

Skripsi ini dimaksudkan dapat menjadi suatu pertimbangan dari

pembaca terutama yang berada dalam lingkungan perkapalan atau pelayaran

pada khususnya. Serta pembaca dan penulis dalam lingkungan kerja

xiii
menyadari pentingnya melaksanakan perawatan dan perbaikan secara

berkelanjutan menurut manual book yang tersedia diatas kapal sebagai

pedoman kerja diatas

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan
Adapum tujuan penelitian pada kapal MT GAS PATRA adalah:

a) Untuk mengetahui penyebab tidak optimalnya sistem pengabutan

dalam menunjang proses pembakaran pada mesin induk untuk

kelancaran pengoperasian kapal .

b) Untuk mengetahui cara perawatan pada sistem pengabutan agar

selalu

berfungsi dengan baik guna mencapai pembakaran mesin induk yang

optimal.

c) Agar mengerti akan keadaan objek yang dijadikan topik yaitu injector

bahan bakar mesin penggerak utama secara menyeluruh dan

langsung, untuk memberi kesesuaian antara keterangan-keterangan

yang diperoleh dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.

d) Untuk menjadi bahan perbandingan bagi para pembaca untuk bisa

memahami akan pentingnya cara kerja injector pada motor bakar,

terutama yang berkecimpungan dalam dunia pelayaran, mengetahui

penyebab turunnya kinerja injector pada proses pembakaran pada

motor induk dan cara memperbaiki turunnya kinerja injector pada

motor induk

xiv
2. Manfaat Penulisan

a) Secara teoritis

Bertujuan agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengarui terjadinya gangguan dalam sistem pengabutan

bahan bakar terhadap pembakaran yang sempurna pada mesin induk,

bertujuan untuk dapat memperlancar operasional kapal tersebut

b) Secara praktis

Diharapkan bagi para pembaca dapat memahami bagaimana

cara untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengabutan

bahan bakar dan dampak yang ditimbulkan secara langsung dan tidak

langsung di atas kapal.

C. Ruang lingkup

Mengingat bahwa bahasan Injector dapat menyangut hal yang sangat

luas dan harus di bahas dalam waktu yang relative singkat dan terbatas dan

agar pembahasan tetap fokus dan tidak melebar maka sesuai dengan judul

yang di atas maka penulis membatasi ruang lingkup bahasan yaitu efisiensi

bahan bakar main engine melalu perawatan injector.

D. Metode penyajian

Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan

peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu di susun menurut metode

xv
tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat

dipertanggung jawabkan kebenaranya (keilmihannya) Dengan demikian, suatu

tulisan di sebut karya tulis ilmiah bila memenuhi persyaratan

1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah,

2. Langkah pengerjaanya menggunakan metode ilmiah

3. Sosok tampilanya sesuai dan memenuhi syarat sebagai suatu sosok

Keilmuan (Syamsi, 2007 181)

Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menggunakan beberapa

meode yang umum dan layak di gunakan sebagai alat penelitian, adapun

metode yang di gunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi lapangan

Studi lapangan (Field Research) merupakan suatu studi yang

berorentasi pada pengumpulan data di lapangan yang kemudian di analisis

Studi lapangan yang telah dilakukan harus memiliki acuan yang di

gunakan untuk pedoman dalam suatu pelaksanaan Pedoman pedoman

tersebut dapat dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada. Pengalaman dan pengamatan penulis selama bekerja di MT GAS

PATRA selama 6 bulan, serta diskusi tukar menukar informasi dengan

rekan maupun dengan pihak pihak lain yang terkait

xvi
2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunkan indra sehingga tidak hanya dengan pengamatan

menggunakan mata mendengarkan, mencium mengecap dan mengecap.

Tujuan observasi adalah memahai pola dan makna dari perilaku yang di

amati, serta peniliti belajar dari informasi, tempat observasi yaitu di kapal

MT GAS PATRA responden adalah orang yang berperan dalam masalah

yang di teliti dalam hal ini masinis 3 dan ABK seperti proses pengecekan

perawatan dan perbaikan serta kegiatan lainya yang berkaitan dengan

masalah yang di teliti

E. Metode Analisa Data

Metode analisis data merupakan tahapan proses penelitian dimana data

yang sudah dikumpulkan di-manage untuk diolah dalam rangka menjawab

rumusan masalah. Manajemen dan proses pengolahan data inilah yang disebut

analisis data. Analisis data menggunakan teknik statistik merupakan analisis

data kuantitatif. Sedangkan analisis data yang menggunakan analisis tematik

melalui koding dan interpretasi teks adalah analisis data kualitatif.

Metode analisa data disebut juga pengolahan data dan penasaran data

Analisa data adalah rangkaian kegiatan penelaan pengelompokan sistematis,

xvii
Pada verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial akademis dan

ilmwah Sangadi dan sopiah, 2010 198) Adapun teknik analisa data yang

digunakan dalam penelitian makalah ini adalah metode kuantitatif dilakukan

dengan cara memaparkan hasil observasi, inteview mendalam, dan dokumen

dokumen terkait dengan mempertahankan kinena Steering gear di MT GAS

PATRA kemudian dilakukan perawatan dan perbaikan sesuai yang di

inginkan.

xviii
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fakta

MT GAS PATRA merupakan kapal LPG Tanker milik PT PATRA

Ltd yang memiliki rute tramper, Untuk menunjang dan guna kelengkapan

penelitian ini penulis sampaikan data MT GAS PATRA sebagai berikut.

Tabel. 2.1 Identifikasi Kapal MT GAS PATRA

Name of Vessel MT GAS PATRA

Call Sign PNZH

Port of Regestery / Nationality INDONESIA

Owner Pertamina Karya Gapura

Operator Pertamina Karya Gapura

Built at PANYU LINGSHAN SHYIPYARD

Yeart Built 1995

Ship Type LPG Tanker

Gross Tonnage 3433

AIS Type Tanker (HAZ-D)

IMO 9132820

xix
B. Obyek penelitian

1. Injektor

Gambar 2.1 Injector

a. Tipe Injector

Gambar 2.2 Part of injector

2. Fuel Pump

Gambar 2.3 Fuel Pump.

xx
Merk B&W Model : L35SC

Berdasrkan sistematika penulisan, pada bab ini akan di uraikan


landasan teori yang berkaitan dengan judul skripsi “EFISIENSI BAHAN
BAKAR MAIN ENGINE MELALUI PERAWATAN INJECTOR DI
MT. GAS PATRA” teori ini meliputi

C. Optimal

Denifisi-denifisi optimal dari berbagai sumber:

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia online pada link


(http://www.kbbi.web.id/optimal).

1. Optimal adalah terbaik, tertinggi, paling menguntungkan.

2. Mengoptimalkan adalah usaha menjadikan paling baik, atau menjadi

paling tinggi.

3. Pengoptimalan adalah proses, cara, perbuatan mengoptimalkan

(menjadikan paling baik, paling tinggi, dan sebagainya)

D. Pembakaran

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia online pada link


(https://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaran).
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan

bakar dan suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang

disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api. Untuk mencapai pembakaran

yang sempurna maka pengabut bahan bakar pada saat menyemprotkan

xxi
bahan bakar harus bertekanan tinggi yaitu 280-350 kg/cm² dan dalam waktu

singkat dengan memakai pompa penyemprot bahan bakar tekanan tinggi.

Pada sebuah mesin induk, bahan bakar akan tercampur dengan

cepat dengan udara yang mempunyai tekanan tinggi sebelum pembakaran.

Campuran akan terbentuk dan akan menyala akibat suhu akhir kompresi

yang tinggi yaitu 600ºC. Pada mesin induk pembakaran terjadi dikarenakan

oleh bahan bakar minyak yang disemprotkan berupa kabut ke dalam silinder

yang bercampur dengan udara yang bersuhu tinggi. Dalam hal ini kecepatan

pembakaran tergantung pada baik buruknya percampuran antara udara

dengan bahan bakar. Oleh sebab itu maka bahan bakar harus dikabutkan

sehingga reaksi pembakaran dapat berlangsung cepat. Bahan bakar yang

diterima di kapal pada umumnya banyak mengandung kotoran berupa zat

padat dan zat cair. Hal ini disebabkan oleh banyak proses yang ditempuh

oleh bahan bakar. Dengan kenyataan inilah pembakaran kurang baik

walaupun sudah melalui proses penyaringan di dalam pesawat pembersih

bahan bakar dan melalui saringan-saringan bahan bakar sebelum masuk ke

dalam pompa bahan bakar. Bahan bakar yang kotor akan mengakibatkan

rusaknya alat pengabut (injektor).

Persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh sistem injeksi adalah

sebagai berikut :

1. Pembakaran.

xxii
Pembakaran yang terdiri dari bahan bakar berarti bahwa

banyaknya bahan bakar yang diberikan untuk tiap silinder harus dalam

kesesuaian dengan beban mesin dan jumlah yang tepat sama dari bahan

bakar yang harus diberikan kepada tiap silinder untuk setiap langkah daya

mesin. Hanya dengan cara ini mesin akan beroperasi pada kecepatan yang

tetap.

2. Pengaturan waktu.

Pengaturan waktu yang layak berarti mengawali injeksi bahan

bakar pada saat diperlukan adalah mutlak untuk mendapatkan daya

maksimum dari bahan bakar dengan baik serta pembakaran yang

sempurna. Kalau bahan bakar diinjeksikan terlalu awal dalam dapur,

maka penyalaan akan diperlambat karena suhu udara pada titik ini tidak

cukup tinggi. Keterlambatan yang berlebihan akan memberikan operasi

yang kasar dan berisik dari mesin serta memungkinkan kerugian bahan

bakar karena pembasahan dinding silinder. Akibatnya adalah boros bahan

bakar dan asap gas buang hitam dan tidak akan membangkitkan daya

maksimum.

3. Kecepatan injeksi bahan bakar.

Berarti banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam

ruang bakar dalam satu satuan waktu dalam satu derajat dari perjalanan

engkol, kalau dikehendaki untuk menurunkan kecepatan injeksi harus

digunakan ujung nozzel dengan lubang yang lebih kecil, untuk menaikkan

jangka waktu injeksi bahan bakar.

xxiii
4. Pengabutan.

Bahan bakar menjadi semprotan mirip kabut, tetapi harus

disesuaikan dengan jenis ruang bakar. Pengabutan yang baik akan

mempermudah pengawalan pembakaran dan menjamin bahwa setiap

butiran kecil dari bahan bakar dikelilingi oleh partikel oksigen yang dapat

bercampur untuk proses pembakaran.

5. Distribusi.

Distribusi bahan bakar harus dapat menyusup keseluruh bagian

ruang bakar yang berisi oksigen untuk pembakaran. Kalau tidak

didistribusikan dengan baik maka sebagian dari oksigen tidak terbakar

sehingga pembakaran tidak optimal dan keluaran daya mesin akan rendah.

Pengabutan bahan bakar untuk memperoleh bentuk yang

sehalus- halusnya dan penyebaran terutama tergantung dari sistem

penyemprotan yang digunakan.

Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam proses

pembakaran adalah pusaran udara yang sangat diperlukan untuk

memperoleh campuran bahan bakar dengan udara, tergantung dari

hubungan yang serasi antara sistem penyemprotan, sistem pemasukan

udara, bentuk ruang bakar, dinding silinder dan puncak torak. Besarnya

diameter dari lubang-lubang pengabut dibuat dengan ukuran-ukuran

tertentu.

xxiv
Apabila lubang-lubang itu terlalu kecil maka pengabut sangat

sulit dan akan mudah tertutup kotoran atau kerak-kerak, demikian juga

apabila lubang terlalu besar maka pengabutan akan kurang sempurna

karena kecepatan bahan bakar yang akan dikabutkan terlalu besar.

E. Upaya yg dilakukakn dalam rangka efisiensi bahan bakar main engine

melalui perawatan injector di MT GAS PATRA sesuai dengan metode

U.S.G :

1. Perawatan insidentil terhadap perawatan berencana

Perawatan insendentil adalah perawatan yang membiarkan mesin

bekerja sampai rusak, maka kapal akan sering mengangur maka dari itu

beberapa tipe sistem diharapkan dapat memperkecil kerusakan dan beban

kerja karena hal inilah beberapa bentuk sistim perencanaan diterapkan

dengan mempergunakan sistim perawatan berencana

2. Perawatan pencegahan terhadap perawatan perbaikan

Dengan perawatan pencegahan kita mencoba untuk mencegah

terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan, atau untuk

menemukan kerusakan dalam tahap dini.

3. Perawatan periodik terhadap pemantauan kondisi

Perawatan pencegahan biasanya terjadi dari pembukaan secara

periodik mesin dan perlengkapannya untuk menentukan apakah

diperlukan penyetelan-penyetelan dan penggantian- penggantian.

Tujuan dari pemantauan kondisi adalah untuk menemukan kembali

xxv
informasi tentang kondisi dan perkembangannya, sehingga tindakan

korektif dapat diambil sebelum terjadi kerusakan.

4. Pengukuran terus menerus terhadap pengukuran periodic

Maksud utama kebanyakan pengukuran periodik adalah untuk

memberikan pengamanan yang cukup atas terjadinya sesuatu kerusakan

yang terus bertambah atau terjadi kemunduran kondisi. Pengukuran yang

demikian dapat dilakukan pada jangka waktu yang lebih singkat bila

jam kerja meningkat

F. Menurut MALEEV, dalam bukunya operasi dan pemeliharaan mesin

diesel, terdapat dua injeksi bahan bakar yang berlainan antara lain:

1. Injeksi udara.

Injeksi udara digunakan pada awal-awal terbentuknya mesin

diesel. Saat ini jarang digunakan dan hanya untuk mesin besar yang

beroperasi pada bahan bakar yang sangat kental.

Dalam mesin injeksi udara energi potensial dari udara tekan

diubah menjadi energi kinetik, dari energi yang memuai ini digunakan

untuk menghantar bahan bakar ke dalam silinder dari katup semprot,

untuk mengabutkan bahan bakar, dan untuk menimbulkam pusaran dalam

ruang bakar agar bahan bakar dan udara bercampur dengan baik.

2. Injeksi tanpa udara.

Injeksi tanpa udara juga dikenal dengan nama injeksi mekanis.

Pengabutan injeksi mekanis diperoleh bahan bakar cair dengan tekanan

xxvi
tinggi melewati satu atau beberapa lubang yang masuk kearus bahan

bakar membangkitkan kecepatan tinggi dan ini menimbulkan gesekan

besar antara arus cairan dan udara dalam ruang bakar. Karena gesekan ini

maka butiran halus muncul dan dipisahkan menjadi butiran sangat kecil.

Metode penyemprotan bahan bakar dan pembentukan campuran

ada dua sistem utama yaitu sistem penyemprotan tidak langsung dan

sistem penyemprotan langsung. Pada kapal tempat penulis mengadakan

penelitian menggunakan sistem penyemprotan langsung. Sistem

penyemprotan langsung diterapkan pada seluruh motor putaran rendah

dan putaran menegah serta pada sebagian besar dari motor putaran tinggi.

3. Penyemprotan tidak langsung.

Dalam hal ini bahan bakar disemprotkan ke dalam sebuah

pembakaran pendahuluan yang terpisah dari ruang pembakaran utama.

Ruang tersebut memiliki 25-60% dari volume total ruang pembakaran.

Pada sistem penyemprotan ruang pendahuluan bahan bakar disemprotkan

ke dalam ruang tersebut melalui sebuah pengabut berlubang tunggal

(pengabut tap) dengan penyemprotan relatif rendah 100 bar. Pengabutan

pada tekanan tersebut kurang baik, akan tetapi bahan bakar dapat menyala

dengan cepat dengan suhu tinggi dinding ruang pendahuluan tersebut.

Sebagai akibat jumlah udara terbatas dalam ruang pendahuluan

tersebut, maka hanya sebagaian dari bahan bakar yang disemprotkan akan

terbakar dan meskipun bahan bakar akibat suhu tinggi terurai, artinya

xxvii
rangkaian molekul C-H yang dipatahkan dalam rangkaian molekul yang

lebih pendek mudah terbakar. Akibat tekanan yang meningkat dengan

cepat di dalam ruang pendahuluan, maka bahan bakar yang belum

terbakar akan bersama-sama dengan gas pembakaran melalui beberapa

saluran didesak keruang pembakaran utama dengan gaya yang besar

(pengabutan sekunder dan pengabutan gas). Dan akibat gerakan yang

intensif maka sisa bahan bakar akan tercampur dengan baik sehingga

pembakaran selanjutnya berjalan dengan cepat dan sempurna.

Pada mesin induk dengan ruang pusaran ditempatkan diruang

pembakaran berbentuk bola di dalam silinder. Ruang tersebut

berhubungan dengan ruang pembakaran utama melalui sebuah saluran

tangensial. Pada waktu kompresi sebagian dari udara pembakaran melalui

saluran penghubung didesak dalam ruang pusar berbentuk bola sehingga

udara akan berputar. Bahan bakar selanjutnya melalui sebuah pengabut

berlubang tunggal disemprotkan ke dalam ruang pusar sehingga

bercampur dengan udara yang tersedia. Karena sebagian dari permukaan

dinding ruang pusar tidak diinginkan, maka udara yang berpusar di dalam

akan memiliki suhu yang tinggi sehingga bahan bakar dengan cepat tanpa

gejala detonasi.

Beberapa keuntungan penyemprotan tidak langsung adalah

karena penyalaan cepat, dan mesin induk tidak terlalu peka terhadap

kualitas bahan bakar. Tekanan pembakaran maksimal lebih rendah

dibandingkan pada penyemprotan langsung dan motor bekerja dengan

xxviii
tenang. Dengan pengabut berlubang tunggal dengan penyemprotan relatif

besar tidak akan terjadi bahaya penyumbatan.

Kerugian penyemprotan tidak langsung adalah rendemen rendah

akibat kerugian aliran dan kerugian panas di dalam ruang pendahuluan

dan ruang pusar. Motor induk sangat sulit distart dalam bentuk spiral pijar

atau sumbu pijar. Penyemprotan ruang pendahuluan dan penyemprotan

ruang pusar hanya diterapkan untuk motor putaran tinggi.

4. Penyemprotan langsung

Bahan bakar dengan tekanan tinggi disemprotkan ke dalam

ruang pembakaran yang tidak dibagi, tergantung dari pembuatan ruang

pembakaran maka untuk keperluan tersebut digunakan sebuah hingga tiga

buah pengabut berlubang banyak.

Bahan bakar dengan bantuan pompa bahan bakar tekanan tinggi

dipompakan pada saat tepat kekatub bahan bakar yang dilengkapi dengan

pengabut, pada waktu dimulai dengan langkah tekan maka bahan bakar

mula-mula akan dikomprimir dalam silinder, pompa dan saluran

penghubung antara pompa dan pengabut sehinga mencapai tekanan

penyemprotan yang disyaratkan dan baru kemudian akan berlangsung

penyemprotan dan pengabutan. Antara saat awal langkah tekan dan saat

awal penyemprotan terdapat suatu periode perlambatan yang tersebut

tergantung dari kontruksi pompa dan volume bahan bakar dalam pompa

xxix
saluran bahan bakar. Setelah butiran bahan bakar pertama dalam silinder

akan terjadi proses kimia dari penyalaan dan pembakaran.

Dalam hal ini kecepatan pembakaran tergantung pada baik

buruknya percampuran udara dengan bahan bakar. Oleh karena itu maka

bahan bakar harus dikabutkan sehingga reaksi pembakaran dapat

berlanggsung dengan cepat.

Proses pembakaran dapat dipercepat antara lain dengan cara

memusar udara yang masuk ke dalam silinder, yaitu untuk mempercepat

dan memperbaiki proses pencampuran bahan bakar dan udara. Namun

demikian, jika pusaran udara itu begitu besar maka ada kemungkinan

terjadi kesulitan mengoperasikan mesin dalam keadaan dingin. Hal itu

disebabkan karena proses pemindahan panas dari udara kedinding silinder

yang masih dalam keadaan dingin, menjadi lebih besar sehingga udara

tersebut menjadi dingin juga. Sebaliknya jika mesin sudah panas

temperatur udara sebelum langkah kompresi menjadi lebih tinggi,

sehingga dengan pusaran udara dapat diperoleh kenaikan tekanan efektif

rata-ratanya. Oleh sebab itu mesin akan bekerja lebih efisien.

Agar bahan bakar dapat dimasukkan ke dalam silinder dengan

cara tepat diperlukan suatu mekanisme yang sangat teliti dan dapat

dipercaya.(P.Vaan Maanen Hal.4.8 Jilid.1 Motor Diesel Kapal)

Mekanisme tersebut terdiri dari, untuk setiap silinder, sebuah pompa

bahan bakar bertekanan tinggi yang pada umumnya selalu digerakkan

xxx
oleh sebuah nok yang ditempatkan pada sebuah poros nok, sebuah saluran

bahan bakar tekanan tinggi dan sebuah katup bahan bakar dengan

pengabut yang ditempatkan pada tutup silinder. Untuk pengabut yang baik

dari bahan bakar diperlukan kecepatan penyemprotan yang tinggi ( 250

- 350 m/det ) untuk pengabutan langsung dan kecepatan penyemprotan

tinggi tersebut dicapai dengan tekanan pengabutan tinggi hingga 400

bar.

Tekanan penyemprotan tersebut dapat ditingkatkan tanpa guna,

bila kekentalan viskositas bahan bakar terlalu tinggi. Viskositas bahan

bakar distilet (minyak gas atau minyak diesel) pada suhu lingkungan

normal cukup rendah, bahan bakar berat harus dipanasi untuk

mendapatkan viskositas penyemprotan yang disyaratkan. Untuk bahan

bakar yang lebih berat suhu pemanasan adalah hingga 135 oC, suhu yang

lebih tinggi tidak dikehendaki.

Motor diesel dapat bekerja dengan baik dan ekonomis apabila

pembakaran bahan bakar dapat baik dan cepat (sempurna). Untuk

mendapatkan hal tersebut, penyemprotan bahan-bakar ke dalam silinder

harus tepat pada waktu dan kedudukan engkol tertentu, agar percampuran

udara yang telah dikompresi dan bahan bakar yang berupa kabut dapat

sempurna. Untuk ini, maka tekanan mendorong bahan bakar harus cukup

besar dan dapat merubah bahan-bakar menjadi kabut (Motor Bakar, Hal.

155. Jilid 3)

xxxi
Dalam pengabutanC bahan bakar tidak boleh mengenai dinding-

dinding silinder yang mendapat pendinginan dari luar. Percampuran

bahan bakar dan udara itu merupakan suatu campuran bahan bakar yang

o
mudah terbakar pada suhu 600 , yaitu di atas suhu penyalaan

bahan bakar tersebut.

Bilamana pengabutan (penyemprotan) bahan bakar tertunda

waktunya dan tidak merupakan kabut yang halus, maka terjadilah

penimbunan bahan bakar di dalam silinder, yang dapat menyebabkan

detonasi, pada waktu tekanan meninggi. Untuk menjaga agar bahan bakar

dapat bercampur dengan baik, maka diperlukan alat bantu yang disebut

injektor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa injektor mempunyai

tugas antara lain:

a. Membawa bahan bakar berangsur-angsur ke dalam ruang pembakaran.

b. Mengabutkan bahan bakar

c. Mencampur bahan bakar dengan udara, agar pembakaran dapat

berjalan dengan sempurna dan cepat.

Prinsip dasar kerja injektor yaitu bahwa pada nozzle terdapat

sebuah katup jarum, dimana ujung bawahnya terdiri dari dua bidang

kerucut. Kerucut yang pertama menetap pada dudukannya, sedangkan

xxxii
yang kedua menerima tekanan dari bahan bakar. Jika gaya yang

ditimbulkan bahan bakar melebihi gaya pegas maka katup akan terangkat

keatas sehingga membuka lubang nozzle.

Bagian-bagian penting injektor:

a. Nozzle neddle (Jarum Pengabut)

Jarum pengabut berfungsi untuk mengatur jumlah bahan

bakar yang akan dikabutkan melalui mulut pengabut. Jarum pengabut

ditekan pada bidang penutup oleh pegas penutup dengan tekanan

yang dapat diatur dengan perantara baut tekan. Oleh tekanan minyak

gaya-gaya bekerja pada bidang kerucut. Komponen aksial dari gaya

mengangkat jarum berlawanan arah dengan kerja pegas penutup.

Jarum pengabut disebut juga sebagai katup jarum untuk mengabutkan

bahan bakar.

b. Nozzle (Mulut Pengabut)

Mulut pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar

ke dalam ruang bakar. Pada akhir penyemprotan tekanan didesak

menurun dan jarum ditekan kembali pada bidang penutup.

Pembukaan dan penutupan jarum pengabut dapat diawasi dengan

sebuah jarum periksa. Pada cara pengabutan ini pompa bahan bakar

xxxiii
mendesak, jika penyemprotan harus dimulai dan pompa berhenti jika

penyemprotan harus berakhir.

c. Spindel (alat penekan jarum)

Alat penekan jarum yang digunakan untuk menekan jarum

pada lubang injektor pada saat proses pengabutan. Alat penekan

jarum ini sangat penting dalam proses injeksi karena tinggi

rendahnya tekanan dalam injektor ditentukan disini.

d. Lock Nut (Mur pengunci atau pengaman)

Terdapat pada injektor motor diesel yang berguna sebagai

pengaman agar bagian-bagian dari injektor tidak berubah pada waktu

menginjeksikan bahan bakar.

e. Adjusting Screw (baut penyetel)

Baut penyetel berfungsi untuk penyetelan kekuatan dan juga

tekanan dari penyemprotan injektor baut penyetel berada di atas dari

mur pengaman yang berguna untuk melindungi bagian-bagian

injektor lain dan digunakan untuk mengatur posisi mur pengaman

dalam injektor. Adjusting screw terletak dibagian atas dari sebuah

injektor.

f. Spring (pegas)

Pegas disini berguna pengontrol elastisitas dari injektor pada

saat menginjeksikan bahan bakar agar alat penekan jarum dapat

xxxiv
kembali keposisinya lagi dan digunakan dalam penyetelan kekuatan

injeksi bahan bakar.

g. Spindle guide

Spindle guide berada pada kedua ujung spindle yaitu ujung

bawah dan ujung atas. Pada ujung atas berhubungan dengan spring

retainer dan pada ujung bawah berhubungan dengan jarum pengabut

yang berfungsi agar spindle dapat menekan jarum pengabut dengan

baik.

h. Spring retainer (penahan pegas)

Spring retainer sebagai penghubung antara pegas dan

spindle berfungsi untuk menahan agar spindle tetap pada posisinya.

i. Air vent valve (katup pembuangan angin)

Katup pembuangan angin berfungsi untuk menghilangkan

sisa-sisa angin dalam sistem pada saat pemasangan injektor.

Gambar dari bagian-bagian injektor dapat dilihat pada

lampiran gambar no.1

G. Kerangka Pikir Penelitian

Meninjau dari teori-teori yang telah diuraikan di atas, dapat kita

ketahui bahwa peranan injektor pada motor diesel sangat penting. Injektor

sebagai suatu alat untuk mengabutkan bahan bakar sangat mempengaruhi

kesempurnaan dari proses pembakaran di dalam silinder. Apabila


xxxv
pembakaran di dalam silinder tidak sempurna maka tenaga yang dihasilkan

motor diesel tersebut akan berkurang sehingga dapat menganggu kelancaran

pengoperasian kapal. Pada dasarnya yang menjadi penyebab timbulnya

gangguan-gangguan pada injektor adalah kurang maksimalnya perawatan.

Dan seharusnya dapat dikurangi bahkan dicegah dengan diterapkannya

beberapa strategi perawatan yang tepat sehingga pengoperasian kapal tidak

terganggu dan proses berlayar kapal dari satu pelabuhan ke pelabuhan

lainnya akan berjalan dengan lancar.

Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan

sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat

diterima dan diingiinkan. Perawatan yang menyangkut perhatian,

pegawasan, pemeliharaan, perbaikan, dan faktor sumber daya manusia

sebagai operator pelaksana dalam menciptakan kondisi siap operasi dari

suatu mesin induk kapal yang pada prinsipnya memerlukan pananganan dan

perawatan yang efektif dan efisisen, maka diharapkan dapat menunjang

opersional pelayaran yang telah direncanakan oleh perusahaan pelayaran.

Kurang optimalnya kerja


injektor mesin induk

xxxvi
Pembahasan Masalah

Metode U.S.G

Cara mengatasi gangguan Faktor penyebab terganggunya


injektor terhadap mesin kerja injektor pada mesin
induk induk

Perawatan dan Perbaikan

Sesuai prosedur

Mesin
Induk Baik

Bekerja secara optimal

Gambar .2.4 Kerangka Pemikiran Injektor pada Mesin Induk.

H. Sumber Data

Pada penelitian ini diberikan berbagai macam data yang bersifat

kualitatif yang bersumber dari responden, baik secara lisan maupun secara

tulisan dan berkaitan dengan objek yang dipelajari Berbagai macam sumber

data yang dipergunakan pada penyusunan makalah meliputi data primer dan

sekunder.

xxxvii
Data primer maupun sekunder ini mempunyai karakteristik

tersendiri yang menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Meskipun begitu, kedua jenis data ini dapat saling melengkapi sehingga bisa

memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatannya.

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016.187). Dalam hal ini sumber

pada penelitian ini diperoleh dengan cara metode survey dan terjun secara

langsung pada objek penelitian pada waktu di atas kapal. yaitu dengan

cara memahami dan mengamati secara langsung di lokasi penelitian Data

ini diperoleh dengan melaksanakan observasi langsung ke lokasi

penelitian dengan tujuan memperoleh data vang konkrit

Data primer adalah data pertama kali yang dikumpulkan

oleh peneliti melalui upaya pengambilan data di lapangan langsung.

Karena hal inilah data primer disebut sebagai data pertama atau

data mentah

Selain itu dilakukan juga tanya jawab atau wawancara dengan

kru kapal terutama para Masinis sebagai narasumbernya tentang

permasalahan yang akan Penulis angkat Data primer yang diperoleh dari

hasil wawancara kepada para Masinis.

2. Data sekunder

xxxviii
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen Sugiyono 2016 187).

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa

buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang

dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

Data sekunder yang diperoleh dari kajian pustaka diambil dari

buku yang berkaitan dengan directional valve Data dan buku tersebut

dijadikan pembanding dan sumber untuk memperkuat jawaban dalam

pemecahan masalah Sumber sekunder digunakan untuk mendukung atau

melengkapi data yang sudah didapatkan secara langsung Salah satu data

sekunder yang digunakan adalah Instruction Manual Book Main engine

yang terdapat di MT GAS PATRA

xxxix
BAB III

PEMBAHASAN

A. Landasan teori

Sebelum membahas tentang efisiensi bahan bakar main engine

melalui perawatan injector di DI MT. GAS PATRA, maka penulis terlebih

dahulu menyusun landasan teori yang akan digunakan, guna mempermudah

dalam memahami permasalahan, penyebab masalah dan penyelesaian

masalah yang akan diangkat atau dibahas dalam makalah ini Penulis

melakukan penyusunan landasan teori bertujuan untuk memahami secara

teori baik yang bersumber dari buku, dokumen, atau sumber sejenis yang

berasal dari media cetak maupun internet Selain itu untuk melengkapi

kelengkapan penyusunan landasan teori, digunakan sumber lain yang

berasal media lain yang mendukung sumber sehingga diperoleh beberapa

pengertian yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam Skripsi ini.

Untuk itu penulis akan melakukan tinjauan pustaka berdasarkan dasar dasar

diatas

1. Injektor

Injektor merupakan salah satu komponen pada mesin diesel yang

memiliki fungsi yang sangat penting bagi terjadinya proses pembakaran

pada mesin. Fungsi injektor nozzle yaitu untuk menyemprotkan bahan

bakar bertekanan yang berasal dari pompa injeksi di dalam ruang bakar.

xl
Pompa injeksi merupakan bagian dari mesin diesel yang memiliki fungsi

untuk menaikkan tekanan bahan bakar.

a. Prinsip kerja

Prinsip kerja injektor adalah pada saat plunyer memompakan

bahan bakar karena tekanan dari nok (cam). Nok akan meneruskan ke

plunyer dan plunyer tersebut menekan bahan bakar ke dalam ruang

pipa tekanan tinggi (injection pipe) melalui katup pengiriman

(delivery valve). Di dalam pipa tekanan tinggi (injection pipe), bahan

bakar bertekanan tinggi tersebut menekan jarum nosel (nozzle)

mundur sehingga lubang pengabutan (hole) terbuka dan bahan bakar

akan keluar ke dalam ruang bakar dalam bentuk partikel yang sangat

kecil (kabut).

Pada komponen injektor antara nozzle body (badan nosel)

dan nozzle needle (jarum nosel) dikerjakan dengan presisi dengan

toleransi 1/1000 mm (1/4 in). Karena itu, jika terjadi kerusakan pada

salah satu komponen, keduannya harus diganti secara bersama-sama.

2. komponen yang terdapat pada injector

a. Nozzle neddle (Jarum Pengabut)

Jarum pengabut berfungsi untuk mengatur jumlah bahan

bakar yang akan dikabutkan melalui mulut pengabut. Jarum pengabut

ditekan pada bidang penutup oleh pegas penutup dengan tekanan

xli
yang dapat diatur dengan perantara baut tekan. Oleh tekanan minyak

gaya-gaya bekerja pada bidang kerucut. Komponen aksial dari gaya

mengangkat jarum berlawanan arah dengan kerja pegas penutup.

Jarum pengabut disebut juga sebagai katup jarum untuk mengabutkan

bahan bakar.

b. Nozzle (Mulut Pengabut)

Mulut pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar

ke dalam ruang bakar. Pada akhir penyemprotan tekanan didesak

menurun dan jarum ditekan kembali pada bidang penutup.

Pembukaan dan penutupan jarum pengabut dapat diawasi dengan

sebuah jarum periksa. Pada cara pengabutan ini pompa bahan bakar

mendesak, jika penyemprotan harus dimulai dan pompa berhenti jika

penyemprotan harus berakhir.

c. Spindel (alat penekan jarum)

Alat penekan jarum yang digunakan untuk menekan jarum

pada lubang injektor pada saat proses pengabutan. Alat penekan

jarum ini sangat penting dalam proses injeksi karena tinggi

rendahnya tekanan dalam injektor ditentukan disini.

d. Lock Nut (Mur pengunci atau pengaman)

xlii
Terdapat pada injektor motor diesel yang berguna sebagai

pengaman agar bagian-bagian dari injektor tidak berubah pada waktu

menginjeksikan bahan bakar.

e. Adjusting Screw (baut penyetel)

Baut penyetel berfungsi untuk penyetelan kekuatan dan juga

tekanan dari penyemprotan injektor baut penyetel berada di atas dari

mur pengaman yang berguna untuk melindungi bagian-bagian

injektor lain dan digunakan untuk mengatur posisi mur pengaman

dalam injektor. Adjusting screw terletak dibagian atas dari sebuah

injektor.

f. Spring (pegas)

Pegas disini berguna pengontrol elastisitas dari injektor pada

saat menginjeksikan bahan bakar agar alat penekan jarum dapat

kembali keposisinya lagi dan digunakan dalam penyetelan kekuatan

injeksi bahan bakar.

g. Spindle guide

Spindle guide berada pada kedua ujung spindle yaitu ujung

bawah dan ujung atas. Pada ujung atas berhubungan dengan spring

retainer dan pada ujung bawah berhubungan dengan jarum pengabut

yang berfungsi agar spindle dapat menekan jarum pengabut dengan

baik.

xliii
h. Spring retainer (penahan pegas)

Spring retainer sebagai penghubung antara pegas dan

spindle berfungsi untuk menahan agar spindle tetap pada posisinya.

i. Air vent valve (katup pembuangan angin)

Katup pembuangan angin berfungsi untuk menghilangkan

sisa-sisa angin dalam sistem pada saat pemasangan injektor.

B. Analisis Penyebab Masalah

Sebuah injektor pada motor diesel induk dibuat dengan bahan-

bahan yang sudah diuji dengan perhitungan yang akurat mengutamakan

efisiensi serta keamanan. Dengan demikian injektor dapat beroperasi

dengan kemampuan yang baik dan dapat diandalkan dalam jangka waktu

yang sudah ditentukan yang didasarkan pengujian pada saat pembuatan

oleh maker atau pembuat dari mesin tersebut. Suatu alat akan mengalami

kelelehan bahan atau rusak setelah sekian lama digunakan apalagi sampai

melampaui dari jam kerja yang telah ditentukan oleh maker, jika masih

terus digunakan maka alat tersebut tidak akan bekerja dengan baik begitu

juga dengan injektor.

Pada saat penulis bekerja di kapal MT GAS PATRA dimana

bahasan pengamatan pada skripsi ini didasarkan pada pengalaman selama

bekerja di kapal tersebut. Berdasarkan pengamatan ditemukan tanda-tanda

ketidaknormalan dari kerja injektor mesin induk. Setelah diamati

ditemukan beberapa masalah yang disebabkan kurangnya perawatan sesuai

xliv
dengan prosedur dan petunjuk yang tertulis dalam Instruction manual book

sehingga mengakibatkan kerja mesin tersebut tidak optimal.

Kurang optimalnya kerja injektor akan menyebabkan

berkurangnya daya atau tenaga yang dihasilkan oleh mesin induk.

Permasalahan ini dapat dibuktikan atau diketahui dengan cara pengambilan

diagram indikator di setiap silinder mesin induk. Cara pengambilan

diagram indikator dilakukan dengan bantuan beberapa klem dan sebuah

kertas berbentuk persegi panjang dan diklem pada tromol. Bila pencatat

ditekankan pada kertas akan tergores sebuah garis tipis yang akan

membentuk suatu diagram menyerupai buah pisang.

Namun sebelum pengambilan diagram indikator ada beberapa

persyaratan yaitu :

1. Putaran harus mencapai full speed ahead .

2. Tekanan dan suhu harus sudah bekerja normal.

3. Kapal harus steady.

4. Kapal sarat dengan muatan (full loaded).

Setelah syarat tersebut di atas dipenuhi maka dapat dilakukan

pengambilan diagram indikator.

Cara pengambilan diagram indikator adalah sebagai berikut :

1. Katup indikator pada silinder yang diperiksa dibuka sebentar saja

sehinggga gas yang keluar membersihkan katup dan jelaga

kemudian ditutup kembali.

xlv
2. Alat indikator ditempatkan pada katup dengan cara mengikat alat

pengambilan diagram indikator tersebut dengan katup silinder

indikator, pada tromol ditempatkan kertas diagram. Tali tromol

diikatkan pada mesin penggerak.

3. Dengan bantuan katup silinder indikator dihubungkan dengan

udara luar dan pencatat ditekankan pada kertas indikator. Pada

kertas tersebut digariskan garis atmosfer.

4. Katup ditempatkan pada suatu kedudukan tertentu sehinggga

silinder indikator berhubungan dengan silinder motor, dan selama

sebuah proses kerja pencatat ditekankan pada kertas indikator.

Dengan demikian telah tertulis diagram indikator.

5. Agar lintasan tekanan di dalam silinder dapat dinilai lebih baik,

selama perubahan tekanan, maka dipergunakan pegas yang

lembekpada alat indikator. Pada perubahan tekanan kecil dapat

diperoleh simpangan tegak yang tegak dengan pencatatnya.

xlvi
Keterangan :

Gambar 3.1.Alat untuk pengambilan diagram


indikator

Sumber : instruction manual book Hanshin


Diesel Engine.

xlvii
Dari pengalaman kerja yang didapat saat pengambilan diagram

indikator terhadap kerja injektor pada saat baik maupun pada saat

terjadi gangguan adalah :

1. Injektor mengabut normal.

Gambar 3.2. Data Pengabutan

2. Injektor mengabut lebih awal.

Akibat adalah kenaikan tekanan dalam silinder selama bagian

pertama dari pembakaran menjadi terlalu curam dibanding

keadaan normal sehingga tekanan pembakaran maksimum

meningkat.

Gambar 3.3. Data Pengabutan

I
Keterangan : gambar pengabutan injektor.

Garis lurus : ( Garis tidak normal ) Injektor

mengabut tidak sempurna atau karena

sebab-sebab tertentu.

Garis titik-titik : ( Garis Normal ) Injektor mengabut

dengan sempurna.

3. Injektor mengabut terlambat

Kenaikan tekanan dari gas pembakaran di dalam silinder sebagai

akibat dari pengabutan yang terlambat sehingga

tekanan pembakaran maksimum terletak jauh dari normal.

Gambar 3.4. Data Pengabutan

I
4. Injektor mengabut menetes.

Akibat dari injektor menetes adalah pada saat ekspansi, sisa-sisa

tetesan dari bahan bakar akan terbakar. Hal ini akan berdampak

pada daya motor dan akan terjadi ketukan-ketukan pada dinding

silinder saat langkah ekspansi.

Gambar 3.5. Data Pengabutan

Rumusan masalah pada efisiensi bahan bakar main engine

melalui perawatan injector

1. Kurangnya memperhatikan PMS

Planned maintenance system adalah Sistem Pemeliharaan

Terencana yang memungkinkan pemilik atau engineer kapal

untuk melakukan pemeliharaan kapal dalam jangka waktu

tertentu yang berdasarkan pada persyaratan pabrikan dan badan

klasifikasi kapal. Kelalaian dalam melakukan perawatan injector

yang tidak memeperhatikan PMS dapat mengakibatkan kurang

I
optimalnya kinerja injector yang berdampak kurang maksimal

dalam pengabutan bahan bakar

2. Ketidaksesuaian tekanan yang ada di manual book

Untuk mencapai pembakaran yang sempurna maka pengabut bahan

bakar pada saat menyemprotkan bahan bakar harus bertekanan tinggi

yaitu 280-350 kg/cm² dan dalam waktu singkat dengan memakai

pompa penyemprot bahan bakar tekanan tinggi. Pengaturan tekanan

pada injector yang tidak sesuai dengan manual book akan berakibat

pengabutan bahan bakar tidak maksimal

3. Tersumbatnya lubang noozle untuk mengabut

Noozle adalah bagian yang penting dalam injektor karena berfungsi

untuk mengabutkan bahan bakar ke dalam silinder. Kotornya bahan

bakar dapat menyumbat noozle yang akan mengganggu proses

pengabutan bahan bakar yang berakibat pembakaran yang tidak

sempurna

4. Ketidaksesuaian part injector yang diterima dengan instruction

manual book

Pada proses pemeliharaan atau perawatan injector diatas kapal harus

memperhatikan keaslian sukucadang injector. Keaslian sukucadang

sangat berpengaruh pada kinerja dan umur injector. Penggunaan

I
sukucadang palsu akan berpengaruh pada kinerja injector yang tidak

maksimal dan injector akan cepat rusak

C. Analisis pemecahan Masalah

Berikut beberapa upaya pada Cara penanggulangan masalah pada

injector pada saat Penulis melaksanakan kerja laut, diantaranya :

1. Memperhatikan Plan Maintenance System (PMS) agar jam kerja injector

dapat berjalan dan dikerjakan tepat pada waktunya

2. Melakukan pengetesan dan perbaikan pada alat pengabut bahan bakar

dengan cara mengencangkan atau mengendorkan adjustable nut untuk

mengatur tekanan injector sesuai dengan manual book

3. Perawatan pada alat pengabut tentunya juga harus didukung oleh

kualitas bahan bakar yang akan dipergunakan, dengan viscositasnya dan

kualitas bahan bakar yang baik maka akan mengurangi kerusakan-

kerusakan pada bagian-bagian alat pengabut yang disebabkan oleh

kotoran–kotoran penyumbat yang terkandung didalam bahan bakar,

sehingga dengan kualitas bahan bakar yang baik akan lebih

memperpanjang kemampuan dari alat pengabut tersebut.

4. Melakukan perbaikan pada alat pengabut bahan bakar dengan cara

mengganti bagian - bagian dari injector yang sudah tidak layak lagi untuk

dipakai diantaranya adalah needle, spring, lubang orifice ataupun

keseluruhan dari nozzle tersebut apabila sudah tidak layak lagi untuk

I
digunakan dan harus diganti dengan nozzle yang baru. Perawatan tersebut

harus memperhatikan keaslian sukucadang agar kinerja injector optimal.

I
REKAP KUISIONER USG

1.6. Tabel USG (Urgency, Seriousness, Growth)


NO PRIORITAS Urgency Seriousness Growth TOTAL RANKING
MASALAH
1 Kurangya
memperhatikan 5 5 5 100 I
(PMS)
2 Ketidaksesuaia
n tekanan yang
4 3 4 73 IV
ada di manual
book
3 Tersumbatnya
lobang nozzle
4 4 4 80 II
untuk
mengabut
4 Ketidaksesuain
part injector
yang di terima
5 4 4 86 V
dengan
instruction
manual book

Keterangan :

Angka 1 = sangat kecil

Angka 2 = kecil

Angka 3 = sedang

Angka 4 = besar

Angka 5 = Sangat besar

I
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka penulis

mengambil beberapa kesimpulan dengan harapan dapat memberikan

pedoman atau penyelesaian tentang masalah yang sama kepada para

pembaca, yaitu sebagai berikut :

1. Penyebab kurang optimalnya kerja injektor dalam mengabutkan bahan

bakar antara lain : kualitas bahan bakar yang buruk, kedisiplinan kerja

yang tidak sesuai instruction manual book, terlambat atau pendahuluan

pembakaran karena posisi pemasangan barel dan plunyer tidak benar,

tersumbatnya lubang nozzle karena adanya kotoran, jarum pengabut

tidak dapat menutup rapat, jarum pengabut terlalu longgar, aus atau

patahnya pegas, tekanan bosch pump menurun karena kesalahan

pemasangan pipa penghubung injeksi sehingga tekanan bahan bakar

menurun akibat adanya kebocoran, dan suhu pada servis tank rendah.

2. Upaya mengoptimalkan kerja injektor antara lain: perawatan injektor

sesuai dengan jam kerjanya, perbaikan sesuai dengan instruction

I
manual book dan penanganan suku cadangnya.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran

mengenai permasalahan yang dibahas dalam bab sebelumnya, yang mana

saran tersebut semoga dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan

masalah yang terjadi di kapal, antara lain sebagai berikut :

1. Perlunya meningkatkan perawatan injektor untuk mencegah

tersumbatnya lubang pengabut dari kerak dan menjaga kualitas bahan

bakar agar terjadi pengabutan yang sempurna.

2. Perlunya perawatan dan perbaikan injektor yang teratur dan terencana

serta jika ditemukan ketidak normalan dan gangguan pada injektor harus

diatasi sedini mungkin sehingga mesin induk dapat bekerja dengan

optimal sebagai mesin penggerak utama. Perawatan dan perbaikan

dilakukan dengan memperhatikan instruction manual book agar

perawatan terhadap injector dapat berjalan dengan lancar.

I
KUISONER

Nama : SUHARJI

Jabatan : Masinis 1

1.7 Tabel USG (Urgency, Seriousness, Growth)


NO PRIORITAS Urgency Seriousness Growth TOTAL RANKING
MASALAH
1 Kurangya
memperhatikan 5 5 5 100 I
(PMS)
2 Ketidaksesuaia
n tekanan yang
4 3 4 73 IV
ada di manual
book
3 Tersumbatnya
lobang nozzle
4 4 4 80 II
untuk
mengabut
4 Ketidaksesuain
part injector
yang di terima
5 4 4 86 V
dengan
instruction
manual book

Keterangan

Total = x per y X 100%

Angka 1 = sangat kecil


Angka 2 = kecil
Angka 3 = sedang
Angka 4 = besar
Angka 5 = Sangat besar

Nilai x = penggabungan urgency, seriousness, dan growth


Nilai y = Nilai maksimum dari x

KUISONER

I
Nama : JECKSON CAREL PESIWARRISA

Jabatan : Masinis II

1.8 Tabel USG (Urgency, Seriousness, Growth)


NO PRIORITAS Urgency Seriousness Growth TOTAL RANKING
MASALAH
1 Kurangya
memperhatikan 5 5 5 100 I
(PMS)
2 Ketidaksesuaia
n tekanan yang
4 3 4 73 IV
ada di manual
book
3 Tersumbatnya
lobang nozzle
4 4 4 80 II
untuk
mengabut
4 Ketidaksesuain
part injector
yang di terima
5 4 4 86 V
dengan
instruction
manual book

Keterangan

Total = x per y X 100%

Angka 1 = sangat kecil


Angka 2 = kecil
Angka 3 = sedang
Angka 4 = besar
Angka 5 = Sangat besar

Nilai x = penggabungan urgency, seriousness, dan growth


Nilai y = Nilai maksimum dari x

KUISONER

I
Nama : HERI

Jabatan : Masinis III

1.9 Tabel USG (Urgency, Seriousness, Growth)


NO PRIORITAS Urgency Seriousness Growth TOTAL RANKING
MASALAH
1 Kurangya
memperhatikan 5 5 5 100 I
(PMS)
2 Ketidaksesuaia
n tekanan yang
4 3 4 73 IV
ada di manual
book
3 Tersumbatnya
lobang nozzle
4 4 4 80 II
untuk
mengabut
4 Ketidaksesuain
part injector
yang di terima
5 4 4 86 V
dengan
instruction
manual book

Keterangan

Total = x per y X 100%

Angka 1 = sangat kecil


Angka 2 = kecil
Angka 3 = sedang
Angka 4 = besar
Angka 5 = Sangat besar

Nilai x = penggabungan urgency, seriousness, dan growth


Nilai y = Nilai maksimum dari x

I
CREW LIST

NAME OF SHIP`S : MT GAS PATRA


FLAG : INDONESIA
TYPE OF SHIP`S : GAS TANKER
OWNER / OPERATOR : Pertamina Karya - Gapura.

Lampiram 3.1 Crew List

NO NAME OF CREW RANK CERTIFICATE OF COMPETENCY


No. Of Certificate Date Issued
1 RAHMAT ADI Master ANT I 6200073082N10114 15.07.2014
TUMEKO
2 YULIUS SAPTO Ch. Off ANT II 6200159564N20312 15.05.2012
PUTRANTO
3 EKO SISWANTO 2nd. Off ANT III 620101935N303305 28.06.2005
4 IRJAN LUBI 3nd. Off ANT III 620105719N230021 15.06.2004
5 ALVIAN AB A ATTD 620987723N123133 12.04.2009
6 RENDRA NOPAN AB B ATTD 620983727N927123 20.11.2012
7 DERI ALDI AB C ATTD 621213223N823721 28.10.2007
5 LUASMAN Ch. Eng ATT I 6200071634T101104 09.07.2004
5 SUHARJI 1st. Eng ATT I 6200520567T10114 30.12.2014
6 JECKSON CAREL 2nd. Eng ATT 2 6200077638N60101 24.12.2001
PESIWARRISA
7 HERI 3nd Eng ATTD 6201026046T60103 03.10.2003
8 SLAMET SUGIARTO Oiler 1 ATTD 6200089743T60102 06.03.2002
9 GEMBIRA SAMOSIR Oiler 2 ATTD 6201595802350714 12.04.2014
10 ANDYA RIAN Oiler 3 ATTD
11 WAWAN Ch Cook ANTD 6200269374N60710 29.01.2010

Capt. RAHMAT ADI TUMEKO


Master

I
Gambar 2.1.1 MT GAS PATRA

I
Gambar 2.1.2 Obyek Penilitian

I
Gambar 2.1.3 bagian Bagian Object

Anda mungkin juga menyukai