KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Kuasa
atas telah terselesaikannya penulisan buku ajar untuk mata kuliah Sistem Dalam
Kapal. Mengingat perlu tersedianya buku acuan mata kuliah Sistem Dalam Kapal
bagi mahasiswa jurusan Perkapalan. Kami, selaku tim penulis yang juga
merupakan tim pengajar mata kuliah tersebut berusaha memberikan buku acuan
tersebut. Materi yang tersaji merupakan suatu rangkaian yang saling terkait
secaralangsung dan tiap bab merupakan dasar untuk ke bab berikutnya. Kompilasi
bahan ajar ini merupakan implementasi dari GBPP dan SAP mata kuliah Sistem
Dalam Kapa1. Dan kami selaku tim berharap dengan adanya kompilasi bahan ajar
ini mahasiswa perkapalan khususnya akan dapat memperoleh sumber pegangan
untuk kelancaran proses belajar mengajar di ke1as.
Kepada rekan-rekan dosen pengajar ataupun pembaca buku ini, kami selaku tim penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan buku ini. Pdnulis
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan buku ini. Dan penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaiaan penulisan buku ajar untuk materi kuliah Sistem Dalam Kapal.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Layout Kamar Mesin ...................................................................4
2.2 Sistem Perpipaan .........................................................................27
BAB 3 PENYAJIAN DATA
3.1 Data kapal.....................................................................................50
3.2 Coefisien Kapal............................................................................50
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Pompa dan Pipa Bilga ............................................50
4.2 Perhitungan Pompa dan Pipa Ballast ..........................................55
4.3 Perhitungan Pompa dan Pipa Kebakaran .....................................60
4.4 Perhitungan Pompa dan Pipa Tawar.............................................65
4.5 Perhitungan Pompa dan Pipa Pendingin.......................................70
4.6 Perhitungan Pompa dan Pipa Pelumas ........................................72
4.7 Perhitungan Pompa dan Pipa Bahan Bakar..................................76
4.8 Perthitungan Pompa dan Pipa Diesel............................................81
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................82
5.2 Saran ............................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................84
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................85
iii
2016
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kapal merupakan bangunan apung yang terdiri atas beberapa bagian atau
ruangan penting yang terdapat di dalamnya. Perlu diketahui bahwa ruangan yang
ada di atas kapal terbatas dan sangat berguna, sehingga pengaturan dan
pemanfaatan ruang yang efisien sangat diharapkan Salah satu ruangan di atas
kapal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam penataannya adalah kamar
mesin (engine room). Hal ini disebabkan karena kamar mesin pada suatu kapal
merupakan pusat dari semua instalasi dan layanan permesinan di atas kapal.
Dengan dasar itulah maka diperlukan adanya suatu penanganan dan
keahlian khusus untuk penatan dan pengaturan komponen-komponen di dalam
kamar mesin tersebut. Penatan dan pengaturan komponen-komponen di dalam
kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan pemakaian kamar
mesin dengan menempatkan setiap peralatan (equipment) yang diperlukan tepat
pada tempatnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar peralatan tersebut dapat
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan pada pengoperasiannya di atas kapal.
Selain itu, penataan kamar mesin juga dimaksudkan untuk memberikan
keleluasaan operator manakala akan memperbaiki atau merawat peralatan di
kamar mesin.
Dengan demikian peletakan dari setiap komponen tidak lepas dari
bagaimana sistem instalasi yang harus direncanakan oleh seorang Engineer. Setiap
sistem dalam kapal merupakan jaringan instalasi pipa yang khusus dengan semua
komponen mesin, alat-alat dan perlengkapannya yang dirancang untuk
menjalankan fungsi-fungsi tertentu di atas kapal.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana cara mendesain
Page 1
2016
Page 2
2016
Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan
kompresi, ditambah dengan hambatan yang ada pada engine, yaitu tenaga
untuk menggerakkan bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, dan
lain-lain.
Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedang
berada pada langkah ekspansi.
Page 3
2016
Page 4
2016
Suatu sistem bahan bakar terdiri atas beberapa peralatan yang mendukung
sistem tersebut, dimana sistem ini dibagi menjadi 2 sistem yaitu sistem transfer
dan sistem supply bahan bakar ke motor induk.
1. Sistem Transfer
Komponen-komponen peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang sistem
transfer adalah sebagai berikut :
a. Storage tanker (Bunker)
Fungsi dari bunker ini adalah untuk mencegah masalah ketersesuaian yang
terjadi saat penambahan bahan bakar baru terhadap bahan bakar yang telah
ada. Pada tangki ini juga dilengkapi dengan pemanas yang dirancang
sedemikian rupa sehingga bahan bakar yang berada dibunker mencapai
suhu 10 o C dibawah nilai pour point.
b. Settling tank (Tangki pengendapan)
Tangki pengendapan umumnya berjumlah 2 buah tangki harus tersedia.
Pengendapan awal pada tangki ini memungkinkan untuk dilakukannya
pengendapan yang lebih baik pada waktu yang diberikan. Kapasitas
penyimpanan dari tangki settling ini harus dirancang untuk mampu
menampung keperluan supplai bahan bakar minimal 24 jam. Tangki ini
didisain agar dapat mengendapkan kotoran dan air yang ikut terbawa
bahan bakar.
c. Pemanas tangki
Permukaan pemanas tangki juga harus memiliki ukuran untuk mampu
memanaskan seluruh isi tangki pada suhu 75 oC, kurang dari 6 hingga 8
jam. Pendistribusian panas harus terus dikendalikan secara otomatis
tergantung dari suhu bahan bakar. Hal ini dilakukan untuk menghindari :
- Olahan dari lumpur endapan karena pemanasan, koil pemanas harus
diatur pada jarak yang cukup dari dasar tangki.
- Pembentukan lapisan aspal (untuk bahan bakar HFO) dari bahan bakar
sehingga suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 75 oC.
Page 5
2016
Page 6
2016
Pompa ini digunakan untuk pendistribusian bahan bakar yang berasal dari
tangki settling ke tangki service melalui centrifuge. Head pump dipilih
berdasarkan tekanan yang dibutuhkan oleh sistem.
b. Centrifuge; merupakan alat penyaring fluida. Pada sistem ini fungsi
centrifuge adalah untuk mentreatment bahan bakar dimana normalnya 2
buah centrifuge harus terpasang untuk bahan bakar jenis HFO, sedangkan
untuk DO tidak harus ada dengan kapasitas 0,27 l/kwh atau 0,2 l/BHP.
c. Fuel oil service tank; tangki ini harus dapat memenuhi kebutuhan selama 8
sampai 12 jam. Tank harus didisain agar air dan partikel kotor lain tidak
dapat masuk pipa suction dari pompa booster penyaringan ini dilakukan
oleh separator yang bekerja pada continous operation. Untuk tangki ini
harus dilengkapi dengan coil pemanas yang dirancang untuk temperatur
tangki sebesar 75 oC. Viskositas maksimum bahan bakar dalam tangki
adalah 140 cst. Pada tangki ini dilengkapi dengan heater, pemanasan ini
dengan tujuan agar viscositas yang tinggi, sehingga dibutuhkan panas
untuk merendahkan viscositasnya. Selain itu yangki dilengkapi dengan
ruangan endapan dengan sudut inklinasi 10o serta katup kuras yang
dipasang pada titik terendah. Endapan tersebut harus dikuras dari service
tank pada waktu yang kontinyu.
d. Fuel oil daily tank; tangki ini harus mampu memenuhi kebutuhan bahan
bakar DO selama 8 sampai 12 jam. Tangki diesel oil ini peletakannya
minimal 2,5 m diatas sumbu crankshaft motor induk. Sedang untuk
perlengkapan tangki dilengkapi dengan ruang endapan lumpur dan katup
kuras.
e. Three way cock; katup ini digunakan untuk mengganti bahan bakar dari
penggunaan MDO ke HFO dan sebaliknya. Umumnya dioperasikan secara
manual dan sekurangnya dilengkapi dengan dua saklar untuk mengatur
alarm pada pengukuran viskositas dan sistem pengendali selama
penggunaan heavy fuel.
f. Pompa supplai; kapasitas tekan minimum ialah 4 bar pada temperatur
kerja 90 oC dari konsumsi bahan bakar maksimum, sehingga head pompa
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 7
2016
Page 8
2016
Page 9
2016
2.
3.
4.
Page 10
2016
Katup ini terpasang pada sisi masuk dari motor dengan range temperatur
54oC.
5.
Automatic Filter
Sisa beram hasil pembakaran yang dibawa oleh minyak pelumas disaring
oleh separator. Kemudian untuk menjaminnya digunakan filter yang
terintegrasi. Filter ini dipasang dengan harga tertentu. Spesifikasi filter
yang ditentukan dari produsen ialah 34 m pada kerapatan saringan
dengan surface load 8 l/cm2.h.
6.
Booster Pump
Type dari pompa ini dapat berupa screw, gear ataupun sentrifugal yang
tujuannya memberikan laju fluida yang lebih besar, sehingga didapatkan
dorongan yang lebih kuat. Pada sistem pelumasan ini, pompa booster
digunakan untuk daerah katup.
7.
Indicator Filter
Alat ini berbentuk filter duplex yang dibersihkan secara manual. Filter ini
dihubungkan secara langsung dengan filter otomatis dan tandon dari
wadah yang menampung beram/serpihan yang terkandung/terbawa oleh
pelumas. Indikator filter ini melindungi motor dari aliran pelumas yang
kotor dengan penduga perbedaan tekanan yang terpasang pada indikator
yang dihubungkan dengan alarm/monitor. Filter otomatis dan filter
indikator ini harus terhubung dengan alarm. Saluran kuras dari ruang
tandon filter ini dihubungkan ke tangki penampung minyak sisa (leak oil
tank). Bagian aliran pipa antara filter dengan sisi masuk motor harus dapat
selalu diperiksa sebelum pemasangan dan pada bengkokan harus
mempertimbangkan ukuran flens untuk memungkinkan pemeriksaan yang
menyeluruh pada dinding dalam pipa. Kerapatan filter yaitu 60 m dengan
beban permukaan 8 l/cm2h.
8.
Separator
Minyak pelumas secara intensif dibersihkan dengan cara penyaringan yang
mana berfungsi sebagai pengganti filter yang mana akan menghemat biaya
Page 11
2016
operasi (ekonomis). Jenis dari separator harus dari jenis self cleaning type,
pengaturannya harus disesuaikan dengan kuantitas dari minyak pelumas
pada 1 l/kw. Dengan kuantitas minyak pelumas sedemikian maka separator
harus membersihkan sebanyak 8 kali sehari (24 jam). Kurang dari 7 kali
sehari tidak diijinkan. Rumus untuk menentukan kapasitas nominal
separator adalah :
Q =
1xPx8 x100 x 24
(l/h)
24 xBxt
separator)
9.
10.
Condensate Traps
Wadah embun diperlukan di pipa pada turbocharger, dan tangki harian
(service) untuk dipasang sedekat mungkin ke pipa ventilasi. Hal ini akan
menghindarkan dari kembalinya air hasil pengembunan ke engine atau
tangki harian.
11.
12.
Page 12
2016
4. Sistem Pendingin
Sistem pendingin pada motor induk diatas kapal berdasarkan fluida
pendingin terdiri dari air tawar, air laut ataupun minyak pelumas. Tapi prosentase
terbesar yang berpengaruh pada sistem pendingin adalah akibat dari air tawar dan
air laut. Ada 2 macam sistem pendinginan yaitu :
-
mesin yang akan didinginkan, kemudian fluida yang keluar dari mesin langsung
dibuang kelaut. Fluida yang digunakan pada sistem pendinginan ini dapat berupa
air tawar ataupun air laut. Sistem ini ini kurang menguntungkan dalam hal
operasional. Dimana apabila fluida yang digunakan adalah air tawar maka akan
menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan tidak ekonomis. Sedangkan
apabila menggunakan air laut dapat menyebabkan kerusakan pada komponen
mesin dan akan terjadi endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan.
Sistem pendinginan tertutup ini merupakan kombinasi antara sistem
pendinginan air tawar dan air laut. Sistem pendinginan air tawar (Fresh Water
cooling System) melayani komponen-komponen dari mesin induk ataupun mesin
bantu meliputi : main engine jacket, main engine piston, main engine injektor.
Kebanyakan sistem pendingin air tawar menggunakan peralatan sirkulasi
pendingin untuk sistem pendingin air laut yang secara terpisah. Dimana peralatan
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 13
2016
untuk
daerah
operasi
yang
banyak
pasirnya
disarankan
Page 14
2016
Sistem pendingin yang terjadi pada instalasi air tawar dapat dilihat pada
gambar diagram pipa berikut ini :
Adapun komponen-komponen peralatan pada sistem pendinginan ini antara lain :
1. Expansion tank; merupakan tangki limpahan dimana apabila terjadi
kekurangan atau kelebihan pada proses pemompaan, maka air pendingin
dapat diperoleh dari tangki ini apabila terjadi perubahan volume pada
sistem (seperti kebocoran). Disamping itu dilengkapi dengan vent pipe,
sehingga tekanan air pendingin dalam tangki tidak tinggi
2. Central cooling water pump; berfungsi memompa air yang berasal dari
mesin ke central coler atau langsung melalui thermostatic valve
bersirkulasi lagi masuk ke mesin dengan temperatur 36 oC, pompa ini
digerakkan oleh elektromotor denngan tekanan 2-2,5 bar dengan suhu
maksimum pada pompa mencapai
60 oC.
Page 15
2016
Page 16
2016
Page 17
2016
Sistem Pemompaan
Pemilihan suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus
diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair
yang akan dipompa. Agar pompa dapat bekerja dengan baik tanpa mengalami
kavitasi, perlu direncanakan besarnya tekanan minimum yang tersedia pada inlet
pompa yang terpasang pada instalasinya. Dengan dasar tersebut maka putaran
pompa dapat ditentukan. Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa dapat
diketahui seperti diatas. Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar
(khususnya perubahan kapasitas dan head) maka putaran dan ukuran pompa yang
akan dipilih harus ditentukan dengan memperhitungkan hal tersebut. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pemilihan pompa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 : Data yang diperlukan untuk pemilihan pompa
No.
1.
Data yang
Keterangan
Diperlukan
Kapasitas
Diperlukan
juga
keterangan
mengenai
kapasitas
Kondisi Isap Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa.
(suction)
3.
4.
Kondisi
Tekan
(discharge)
Head
pompa
5.
Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat kimia),
Page 18
2016
Jumlah
pompa
7.
Kondisi kerja
8.
Penggerak
9.
Poros
Tempat
instalasi
penentuan
jumlah
pompa
yang
akan
digunakan,
harus
Biaya awal instalasi; umumnya untuk laju aliran total yang sama, biaya
keseluruhan untuk pembangunan fasilitas mekanis kurang lebih tetap sama
meskipun menggunakan jumlah pompa yang berbeda. Atau dengan kata lain
jumlah biaya untuk fasilitas mekanis kurang lebih proposional terhadap laju
aliran asalkan head, NPSH tersedia, model dan jenis pompa tetap sama.
Tetapi jika jumlah pompa yang digunakan sedemikian rupa hingga
memungkinkan dipakainya pompa standar yang murah, maka biaya
keseluruhan untuk fasilitas mekanis kadang-kadang dapat lebih rendah.
Page 19
2016
berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan.
Perhitungan Pompa
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti
yang diinginkan, dapat ditentukan berdasarkan kondisi instalasi yang akan
dilayani pompa. Head total dapat dirumuskan sebagai berikut :
v d2
h = ha + hp + hl +
2g
Page 20
2016
ha = head statis total (m); yaitu perbedaan tinggi antara muka air di sisi
keluar dan sisi isap; tanda positif (+) dipakai jika muka air disisi
luar lebih tinggi dari sisi isap.
hp = perbedaan head tekanan yang terjadi pada kedua permukaan air
(m)
hp = hp2 hp1
h1 = berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan
= hld + hls
v2/2g = head kecepatan keluar (m)
g
L v2
D 2g
dimana;
vD
Page 21
2016
Aliran yang melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa,
bentuk penampang, atau arah aliran berubah. Kerugian head di tempat-tempat
transisi yang demikian ini dapat dinyatakan dengan rumus :
hf = f
v2
2g
dimana;
Page 22
2016
D 3,5
0,5
) ](
)
2R
90
f = 0,946 sin 2
+ 2,047 sin 4
2
(v1 v 2 ) 2
2g
Page 23
2016
dimana; harga f 1
Pengecilan penampang secara mendadak
Kerugian head akibat pengecilan mendadak dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Hf = f
v 22
2g
v2
2g
Page 24
2016
v12
2g
dan
hf 1 2 = f2
v 22
2g
Dimana;
v32
2g
dan
hf 2 - 3 = f2
v32
2g
v2
2g
v2
2g
Page 25
2016
Dalam menghitung kerugian pada pipa dengan diameter kecil, akan sangat
mudah apabila dipakai panjang pipa lurus ekivalen Lf. Besaran ini menyatakan
kerugian pada peralatan pipa (sambungan, belokan, katup, dll) dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus. Harga-harga Lf untuk berbagai peralatan pipa
yang umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
e) Kerugian head untuk zat cair istimewa
Perhitungan kerugian head untuk pipa yang dialiri oleh fluida selain air dapat
ditentukan dengan cara berikut ini :
- hitung bilangan Reynolds Re dari aliran
- kerugian head ditentukan dengan cara seperti pada air dimana koefisien
gesek
diambil untuk bilangan Reynolds yang bersangkutan
Nilai bilangan Reynolds :
Re =
vD
v =
Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu
fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan
mesin atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari
tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga
mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan
sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem perpipaan
harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan
sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang
dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi dari
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 26
2016
kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian
rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi
harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup
tanpa merusak isolasi.
Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan
instalasi pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun
segi keamanan dalam pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturanperaturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem
pendukung permesinan.
Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal untuk
perencanaan dan pembangunannya. Sistem perpipaan mempunyai hubungan yang
sangat
erat
dengan
prinsip-prinsip
analisa
static
dan
dinamic
stress,
Page 27
2016
Page 28
2016
2.
3.
4.
5.
Pipa udara, duga, limpah maupun pipa yang berisikan zat cair yang
berlainan tidak boleh melalui tangki-tangki air minum, air pengisi ketel dan
minyak pelumas. Bilamana hal tersebut tidak dapat dihindarkan, pengaturan
penembusan pipa-pipa tersebut pada tangki harus ditenbtukan bersama
dengan pihak klasifikasi. Semua pipa yang melalui ruang muat/bak rantai
harus dilindungi terhadap benturan dan kerusakan dengan diselubungi.
6.
7.
Semua jaringan pipa harus ditunjang pada beberapa tempat untuk mencegah
pergeseran dan lenturan, jarak antara penunjang pipa ditentukan oleh
diameter dan massa jenis media yang mengalir. Jika system jaringan pipa
dilalui oleh fluida yang panas, maka penunjang pipa diusahakan sedemikian
rupa sehingga tidak menghalangi thermal ekspansion.
8.
Sea chest pada lambung kapal harus diatur pada kedua sisi kapal dan
dipasang serendah mungkin, dan dilengkapi dengan pipa-pipa uap atau pipa
Page 29
2016
udara dengan diameter disesuaikan dengan besarnya sea chest dan paling
kecil 30 mm, yang dapat ditutup dengan katup dan dipasang sampai diatas
geladak sekat. Juga dilengkapi dengan saringan air laut untuk mencegah
masuknya kotoran yang akan menyumbat saluran dari bottom valve . Pipapipa uap atau udara bertekanan berfungsi sebagai pelepas uap di
sea chest dan membersihkan saringan kotak air laut (grating).
Pipa uap atau pipa udara bertekanan tersebut harus dilengkapi
dengan katup-katup yang melekat lasngsung pada sea chest.
Umumnya pipa udara pembersih (blow off) sea chest bertekanan
2 3 kg/cm2.
9.
dipasang
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
terjadi
11.
Page 30
2016
Berat pipa
2.3.1
melakukan
bongkar-muat,
dan
secara
langsung
juga
Page 31
2016
berkisar antara 10% 15% dari displacement kapal. Komponenkomponen penyusun sistem ballast terdiri dari :
1.
berfungsi sebagai pusat sumber air laut untuk semua kebutuhan kapal termasuk
kebutuhan air ballast, jumlah dan ketinggiannya disesuaikan dengan
kebutuhan, yang lebarnya dibatasi 1 (satu) jarak frame.
2.
ballast dari dan keluar tangki ballast, untuk desain diameternya dapat
ditentukan dari volume tangki ballast secara keseluruhan dan desain waktu
pengisian yang disesuaikan dengan waktu bongkar muat di pelabuhan.
3.
terletak pada double bttm tank dan sebagian pada tangki ceruk. Untuk tangki
yang terletak pada double bottom dipisah menjadi dua bagian yaitu bagian port
dan starboard yang tiap sisinya terdiri dari empat buah tangki.
Page 32
2016
4.
Tangki ballast
Sea chest
Pipa utama dan cabang
Katup dan fitting
Pompa
Overboard
Page 33
2016
Sistem Bilga
Kegunaan tangki bilga pada kapal adalah sebagai tempat penampungan
fluida rembesan dari air laut yang ikut masuk kedalam kapal melalui stern tube.
Disamping itu, terjangan ombak serta hujan yang naik di bagian deck kapal
dialirkan menuju tangki bilga guna untuk ditampung sebelum dibuang ke laut. Di
selah-selah tangki induk (coferdum) pun merupakan tempat dimana sering
terdapat rembesan-rembesan fluida yang harus dialirkan ke tangki penampungan
tersebut.
Adapun deskripsi aliran pipa serta alat-alat penunjang aliran fluida bilga
adalah sebagai berikut :
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 34
2016
Fluida-fluida yang terdapat pada coferdum dan tangki bilga diisap dengan
menggunakan pompa yang kemudian disaring oleh separator, penggunaan
separator pada sistem bilga ini dimaksudkan untuk memisahkan kandungan
minyak dan air pada fluida tersebut, hasil dari penyaringan tersebut menghasilkan
dua jenis fluida, yang pertama air yang kemudian langsung dibuang ke laut dan
minyak yang kemudian di tampung di sludge tank. Pada sistem ini perancang
menggunakan 2 buah pompa serta katup/valve sebagai pengatur aliran dan 1 unit
separator.
a. Cara Kerja
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat
cair tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well,
kemudian zat cair tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga
dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui Overboard
yang tingginya 0,76 meter diatas garis air. Sedangkan zat cair yang
mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam Engine room akan
ditampung didalam Bilge Well yang terletak dibawah Main Engine,
kemudian akan disalurkan menuju Incinerator dan Oily Water Separator
untuk dipisahkan antara air, kotoran dan minyaknya. Untuk minyaknya
dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran yang tercampur
akan dikeluarkan melalui Overboard.
b. Bilge well
Bilge Well merupakan suatu tempat dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan untuk menampung berbagai kotoran atau dalam bentuk
zat cair yang ada di kapal. Jumlah dari bilge well minimum dua buah
untuk kiri dan kanan sepasang dan setimbang, tergantung pada jumlah
tangki ballast, ditambah dengan beberapa bilge well yang terletak dibawah
ruang mesin. Letak Bilge Well dalam tangki ballast diupayakan pada
paling pinggir dan paling belakang dalam tangki tersebut. Juga berdekatan
dengan Manhole (lobang jalan masuk manusia). Volume dari bilge well
tersebut maksimal 0,57 m3, sedangkan tinggi bilge well tersebut minimal
0,5 tinggi double bottom. Pada bagian atas bilge well harus ditutup dengan
strainer.
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 35
2016
Page 36
2016
bilga
x Tempat
isapan
bilga
diatur
sehingga
tidak
Page 37
2016
darurat saja. Namun demikian, sistem ini harus selalu dirawat demi mencegah
kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Fluida yang digunakan adalah air alut yang dipompakan dari sea chest
menuju ke hidrofor yang selanjutkan di alirkan ke bagian-bagian kapal seperti
geladak, pop dek, main dek, navigation deck, engine room hingga bagian haluan
Page 38
2016
kapal, pengaturan aliran fluida diatur oleh katu-katup yang dapat menfokuskan
aliran fluida pemadam di bagian yang mengalami kebakaran.
a.
b.
Page 39
2016
harus
dilakukan
terhadap
api
dengan
suatu
Page 40
2016
Pompa bahan bakar dengan tenaga listrik, purifier , motor fan, fan
boiler minyak termal dan pompa kargo harus dilengkapi dengan
peralatan
pemutus
darurat,
sepraktis
mungkin,
yang
Page 41
2016
transfer, pompa supply, separato, dan furifier merupakan rangkaian peralatan yang
harus dilalui oleh fluida tersebut. Adapun deskripsi alirannya adalah sebagai
berikut :
Bahan bakar yang di supply dari darat kemudian ditampung di tangki
utama, setelah itu dilakukan pemompaan bahan bakar menuju ke tangki
pengendapan, selama proses pemompaan, fluida bahan bakar tersebut melewati
proses saringan mulai dari filter kemudian masuk di furifier setelah itu masuk di
separator hingga sampai pada tangki pengendapan, di tangki pengendapan, bahan
bakar diendapkan guna memisahkan partikel-partikel kecil yang mungkin masih
bercampur sebelum di suplay ke tangki harian. Dari tangki pengendapan, bahan
bakar kemudian dipompakan masuk ke tangki harian yang selanjutnya disalurkan
menuju ke mesin utama. Penyaluran bahan bakar ke mesin utama pada desain ini
menggunakan sistem grafitasi karena letak tangki harian yang berada di lantai dua
kamar mesin.
Proses pemompaan bahan bakar menggunakan dua buah pompa transfer
(satu sebagai cadangan) dan satu buah pompa suplay serta masing-masing satu
separator dan furifier
2.3.5
Page 42
2016
tangki yaitu tangki utama, tangki pengendapan dan tangki harian. Adapun
deskripsi aliran fluida minyak pelumas adalah sebagai berikut :
Pelumas dari tangki utama dialirkan menuju ke tangki pengendapan yang
selanjutnya dialirkan menuju ke tangki harian, kemudian dari tangki harian,
pelumas dipompakan masuk ke mesin utama dan mesin bantu yang sebelumnya
disaring terlebih dahulu dengan filter, adapun barm-bram atau partikel kecil yang
mengendap di tangki pengendapan dialirkan menuju ke sludge tank.
2.3.7
bahan bakar. Minyak diesel yang ada pada tangki induk dipompakan menuju ke
tangki harian yang sebelumnya melalui disaring terlebih dahulu melalui filter
kemudian diteruskan ke furifier dan selanjutnya mengalami proses penjernihan
tahap akhir oleh separator sebelum masuk di tangki harian, di tangki harian
tersebut kemudian dipompakan masuk ke mesin bantu yang terletak di lantai dua
kamar mesin.
2.3.8
1.
Sistem Sanitary
Sistem Sanitary atau bisa disebut domestic water system adalah sistem
distribusi air bersih (fresh water) di dalam kapal yang digunakan oleh ABK dalam
memenuhi kebutuhan akan air minum dan memasak, untuk mandi, mencuci dan
lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan di WC (water closed) maka dengan
perencanaan sistem yang sama digunakan sistem air laut (sea water) yang disuplai
ke tiap deck yang memiliki kamar mandi. Kedua sistem pelayanan diatas memiliki
dasar kerja yang sama menggunakan pompa otomatis untuk mensuplai fluida ke
tangki yang sudah memiliki tekanan (hydropore) yang disuplai dari sistem udara
tekan. Udara tekan ini direncanakan memiliki head dan tekanan yang memadai
untuk dapat mensuplai air ketempat yang memerlukan, diantaranya kamar mandi,
laundry room, galley, dan wash basin. Pompa dioperasikan secara otomatis
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 43
2016
dengan swicth tekanan yang bekerja berdasar level air yang dikehendaki [DA.
Taylor].
a.
b.
Toilet dan kamar mandi pada tiap-tiap deck diusahakan satu jalur,untuk
Sewage Treatment
Pembuangan limbah yang tidak ditreatment di perairan teritorial pada
menggunakan suatu tangki untuk menampung limbah padat dan akan dibuang
pada area yang diijinkan pada tempat penampungan limbah di pantai.
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 44
2016
ini
meminimalkan
limbah
yang
dikumpulkan
dan
sehingga
Hydropore
Peran air pressure system pada sistem Hydrophore berfungsi sebagai
Page 45
2016
relay switcher akan bekerja otomatis menghidupkan Fresh Water Pump dan
mengisi kembali tangki hydrophore hingga volume udara berkurang dan
tekanannya meningkat. Selanjutnya jika tekanan mencapai 5,5 kg/cm2, maka
pompa akan diberhentikan secara otomatis melalui pressure relay switcher.
Hydropore digunakan untuk melayani sistem air tawar atau air laut yang
diperlukan untuk sanitari, air minum, dan air tawar. Pertimbangan perhitungan
kapasitasnya dengan memperhatikan jumlah ABK dan berdasar standart U.S.
sebesar 114 liter/orang/hari sehingga didapatkan spesifikasi hydropore UH 102
produk dari SHINKO dengan kebutuhan udara tekan sebesar 5 bar. Kebutuhan
udara tekan ini akan di suplai dari sistem udara tekan melalui reduction valve
untuk menurunkan tekanan dari 30 bar menjadi 5 bar.
4.
untuk membuang sewage dalam area yang terkontrol. Sistem ini didesain untuk
memenuhi jumlah minimum kotoran sanitari kapal selama kapal berlabuh.
Kemudian dapat dipompakan keluar pada area bebas atau fasilitas yang didapat
dari pelabuhan. Cairan yang memenuhi diminimumkan oleh pembuangan air yang
sudah kotor dari shower, bak mandi, pencuci tangan, dapat langsung dibuang ke
overboard dan dengan menggunakan cairan yang dikumpulkan didalam holding
tank sebagai pembilas dan media pemindah. Parameter sistem ini untuk
menghasilkan cairan yang disirkulasi ulang sehingga akan diterima dengan layak
dan relatif tidak berbahaya. Kotoran yang memenuhi harus diterima setelah
periode pengendapan yang lama ke fasilitas pelabuhan. Pada desain untuk kapal
ini menggunakan jenis chemical recirculating sistem.
menjaga kadar kimia secara tepat dan ini ditentukan oleh pengambilan sample
setiap hari dan dilakukan tes kimia yang sederhana, Kegagalan untuk menjaga
kadar yang tepat dapat dihasilkan dari bau kimia dari air bilas dan warna yang
pekat. Dengan kadar yang tidak tepat memungkinkan untuk meningkatkan
alkaline yang akan menyebabkan korosi pada pipa dan tangki.
5.
Page 46
2016
Page 47
2016
Ukuran Utama
Tipe kapal: G E N E R A L C A R G O
3.2
= 77,4
meter
Breath (B)
= 13,02
meter
Defth (H)
= 5,76
meter
Draught ( T)
= 4,36
meter
Speed (Vs)
= 10,5
knot
Displacement
= 3256,04
ton
DWT
=2194,05
ton
= 0,69
Cm
= 0,98
Cwl
= 0,79
Cpv
= 0,70
Cph
= 0,87
Page 48
2016
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1
4.1.1
pompa bilga adalah pompa ynag menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi
untuk mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukkan pelayaran kapal
kemasukan air laut dari lubang palka yang tidak kedap merembeskan air dari pori
plat, bocoran dari plat dan pengelasan yang mengalami keretakan. Selain itu
pompa ini berfungsi menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan dari sumur
penampungan (bilga Course) untuk dibuang ke laut setelah megalami penyaringan
dan pemisahan limbah.
Diameter Pipa
Perhitungan Diameter Pipa (Berdasarkan BKI 2006 Sec.11 N 2.2)
Dimana:
L
=
B
=
H
=
77.4 m
13.02 m
5.76 m
dH = 89.05 mm
Maka dipilih diameter pipa 100 mm
Kapasitas Pompa
Kapasitas Pompa Bilga Utama (Berdasarkan BKI 2006 Sec.11 C. 3.1)
Q
=
=
Q
= 47,5
Page 49
=
=
2016
ha
= 3,26 m + 1,35 m
= 4,61 m
hp
hp2
hp
=00
=0m
Hl
Dalam buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung
kerugian gesek pada pipa lurus.
Page 50
2016
Dimana :
Q
= diameter pipa
= 0,1 m
hf1
= 2.922 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
Dimana :
f
= koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang sama hal.
34 diberikan formula untuk menghitung kerugian belokan pipa
sebagai berikut:
= 0.294
V
hf2
= 0,06 m
Page 51
2016
= 1,08 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katub dan sambungan pipa :
Dimana :
f
Jumlah
n
6
2
10
sambungan T
koefisien
f
10
1.91
0.19
hasil kali
nxf
0.42
3.82
1.9
1.8
=
Hf3
Jadi, hi
14.4
80.12
=16.334 m
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
= (2.922 + 1,08 + 16.334) m
= 20,336 m
Page 52
2016
dimana :
Q
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= 32 - 125 MN Series
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 500 mm
Tinggi
= 305 mm
Diameter Pompa
= 330 mm
Diameter Poros
= 50 mm
Berat
=
RPM
= 2850 Hp
Input
= 4,5 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Buah
Pompa Cadangan
=1
Buah
Total Pompa
=2
Buah
4.1.1
Pompa Ballast
Pompa ballast adalah pompa yang digunakan untuk mengisi dan
= 461,411 m3
= 1,025
ton/m3
Page 53
2016
= 472,6 ton.
Sehingga standart ukuran pipa baja (BKI) sesuai kapasitas tangki
direncanakan diameter pipa ballast = 150 mm
Tabel 6.3. Standart ukuran diameter pipa
Sampai 20
60
20 40
70
40 75
80
75 120
90
120 190
100
190 265
110
265 360
125
360 480
140
480 620
150
620 800
160
800 1000
175
1000 1300
200
Kapasitas Pompa
Kapasitas Pompa Ballast Utama (Berdasarkan BKI 2006 Sec.11 C.
3.1)
Q
=
=
= 129,375
=
=
Page 54
2016
Ht
= T hdbkm + 0,3
Dimana :
Hdb = ( 350 + 45B )
= (350+45x13,02)
= 0,935 m
hdbkm = 1,40 m (dari rencana umum)
ht
= 4,36 1,40 + 0,3
= 3,26 m
hi
= hdbkm 0,05 m (jarak pipa isap dari dasar tangki)
= 1,40 0,05
= 1,35 m
ha
= 3,26 m + 1,35 m
= 4,61 m
hp
hp2
hp
=00
=0m
Hl
Dalam buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung
kerugian gesek pada pipa lurus.
Dimana :
Q
Page 55
2016
= diameter pipa
= 0,1 m
hf1
= 2.922 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
Dimana :
f
= koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang sama hal.
34 diberikan formula untuk menghitung kerugian belokan pipa
sebagai berikut:
= 0.294
V
hf2
= 0,06 m
= 1,08 m
Page 56
2016
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katub dan sambungan pipa :
Dimana :
f
Hf3
Jadi, hi
Jumlah
9
2
4
6
Koefesien
10
1,79
0,75
1,8
Nilai
90
3,58
3
10,8
107,38
=16.334 m
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
= (2.922 + 1,08 + 16.334) m
= 20,336 m
Page 57
HP
= 11,681
KW
2016
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= CA-85/20
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 1010 mm
Tinggi
= 400 mm
Diameter Poros
= 65 mm
Berat
= 140 KG
RPM
= 20 Hp
Input
= 15 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Buah
Pompa Cadangan
=1
Buah
Total Pompa
=2
Buah
2.3.4
juga pompa ini digunakan sebagai pompa cadangan unttuk ballast dan sistem
bilga. Satu pompa pemadam kebakaran sedikitnya melayani 3 selang pemadam.
(Buku Marine Power Plat By P. Akimov, hal 495)
a. Penentuan Laju Aliran Pompa
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 69, laju aliran
pompa dengan kecepatan aliran 122 m/menit dapat dihitung dengan menggunakan
formula :
Q
= Qb (m3/ jam)
dimana :
QB
(m3/ jam)
Page 58
2016
= 3,26 m + 1,35 m
= 4,61 m
hp
hp2
Page 59
2016
=0
hp
=00
=0m
Hl
Dalam buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung
kerugian gesek pada pipa lurus.
Dimana :
Q
= diameter pipa
= 0,08 m
hf1
= 60,189 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 60
2016
Dimana :
f
= koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang sama hal.
34 diberikan formula untuk menghitung kerugian belokan pipa
sebagai berikut:
= 0,294
V
hf2
=
= 0,07 m
= 1,45 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katub dan sambungan pipa :
Dimana :
f
Penyebab
Katup bundar
Saringan
Sambungan siku
Sambungan T
Hf3
Jumlah
13
1
2
8
Koefesien
10
1,79
0,75
1,8
Nilai
130
1,79
1,5
14,4
147,69
= 31,15388265 m
Page 61
2016
(Hp)
= 31,047
(kW)
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= 200 L
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 1309 mm
Tinggi
= 482 mm
Diameter Poros
= 65 mm
Berat
= 330 KG
RPM
= 46 Hp
Input
= 34 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Buah
Pompa Cadangan
=1
Buah
Total Pompa
=2
Buah
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 62
2.3.5
2016
= V/t (m3/jam)
= Volume Tangki Harian Air Tawar (m3)
= 1,32
= 0,1666
(10 menit)
= 7,926
m3/jam
= 0,1321
m3/menit
= 0,002
m3/detik
b. Hydrophore Units
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 61, volume
tangki hydrophore dapat dihitung dengan menggunakan formula
V=
(m3)
dimana :
q
= volume air yang disuplai oleh pompa dalam waktu 1~2
menit.
P1
= 0,48 (m3)
= Tekanan akhir pompa
= 4,5 (kg/cm2)
P2
(kg/cm2)
sehingga :
V
= 2,16 (m3)
Page 63
2016
Dalam Rules "BKI Vol. III tahun 1978" tentang konstruksi mesin,
diameter pipa pemadam utama dapat dihitung dengan menggunakan
formula :
d
= 0.8 x db (mm)
dimana :
db
= diameter pipa bilga (mm)
= 100 (mm)
sehingga :
d
= 80 (mm)
d. Penentuan Heat Total Pompa
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + hp + hl+ (V2/2g)
Dimana :
ha
=
Perbedaan tinggi antara titik sembarang dipipa keluar dan
sembarang titik dipipa isap (m).
=
ht + hi (untuk tinggi permukaan pipa buang minimal 30 cm
diatas sarat).
Jadi :
Ht
= T hdbkm + 0,3
Dimana :
Hdb = ( 350 + 45B )
= (350+45x13,02)
= 0,935 m
hdbkm = 1,40 m (dari rencana umum)
ht
= 4,36 1,40 + 0,3
= 3,26 m
hi
= hdbkm 0,05 m (jarak pipa isap dari dasar tangki)
= 1,40 0,05
= 1,35 m
ha
= 3,26 m + 1,35 m
= 4,61 m
hp
hp2
Page 64
2016
=0
hp
=00
=0m
Hl
Dalam buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung
kerugian gesek pada pipa lurus.
Dimana :
Q
= diameter pipa
= 0,08 m
hf1
= 60,189 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 65
2016
Dimana :
f
= koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang sama hal.
34 diberikan formula untuk menghitung kerugian belokan pipa
sebagai berikut:
= 0,294
V
hf2
=
= 0,07 m
= 1,45 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katub dan sambungan pipa :
Dimana :
f
Penyebab
Katup bundar
Saringan
Sambungan siku
Sambungan T
Hf3
Jumlah
13
1
2
8
Koefesien
10
1,79
0,75
1,8
Nilai
130
1,79
1,5
14,4
147,69
= 31,15388265 m
Page 66
2016
(Hp)
= 31,047
(kW)
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= 132 S
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 969
Tinggi
= 345
Diameter Poros
= 65
Berat
= 210
RPM
=3
Input
= 2,2
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Pompa Cadangan
=1
Total Pompa
=2
mm
mm
mm
KG
Hp
Kw
Buah
Buah
Buah
Page 67
2.3.6
2016
= (6 ~ 8)*BHP (liter/jam)
dipilih = 6
(liter/BHP)
12347,76
(liter/jam)
12,34776
(m3/ jam)
12,34776
1000
0,9
(m3/ jam)
(kg/ m3)
P1 + P2 + P3 + P4 + (m)
dimana :
* P1
* P2
(m)
(m)
Page 68
2016
* P4
(m)
(m)
= Margin
=3
(m)
sehingga :
P
= 55
(m)
=
= 2,794760494
(Hp)
= 2,084891328
(kW)
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= 132 S
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 969
Tinggi
= 345
Diameter Poros
= 65
Berat
= 210
RPM
=3
Input
= 2,2
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Pompa Cadangan
=1
Total Pompa
=2
2.3.7
mm
mm
mm
KG
Hp
Kw
Buah
Buah
Buah
= 0,193 (m3)
menit sehingga :
Q
= 2,322580645
(m3/ jam)
Page 69
2016
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 492 diberikan formula
untuk menentukan diameter pipa :
D
= 4/3 x (Q)1/2 (cm)
= 20,32002032
(mm)
Diameter pipa yang digunakan
= 40 (mm)
c. Penentuan Heat Total Pompa
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 26 diformulakan :
H = ha + hp + hl+ (V2/2g)
Dimana :
ha
=
=
ha
= 3,26 m + 1,35 m
= 4,61 m
hp
hp2
hp
=00
=0m
Page 70
2016
Hl
Dalam buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr. Haruo
Tahara pada hal 31 Hazen-William.s memberikan formula untuk menghitung
kerugian gesek pada pipa lurus.
Dimana :
Q
= diameter pipa
= 0,1 m
hf1
= 2.922 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 32 terdapat formula untuk menghitung kerugian head
yang terdapat dalam jalur pipa :
( Rumus umum untuk kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa )
= Total kerugian head yang terdapat dalam jalur pipa.
= hf21 + hf22 + hf23
Dimana :
f
= koefisien kerugian belokan pipa, dan dalam buku yang sama hal.
34 diberikan formula untuk menghitung kerugian belokan pipa
Page 71
2016
sebagai berikut:
= 0.294
V
hf2
= 0,06 m
= 1,08 m
Pada buku Pompa dan Kompresor Oleh Ir.Sularso, MSME & Prof. Dr.
Haruo Tahara pada hal 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian head
pada katub dan sambungan pipa :
Dimana :
f
Hf3
Jadi, hi
Jumlah
9
2
4
6
Koefesien
10
1,79
0,75
1,8
Nilai
90
3,58
3
10,8
107,38
=16.334 m
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
= (2.922 + 1,08 + 16.334) m
= 20,336 m
Page 72
2016
= 0,203 m
Sehingga
H
= ha + hp + hl+ (V2/2g)
= 4,61 m + 0 + 20,336 m + 0,203 m
= 28,706 m
1. Perhitungan daya pompa
N=
dimana :
Q
HP
= 11,681
KW
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= CA-85/20
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 1010 mm
Tinggi
= 400 mm
Diameter Poros
= 65 mm
Berat
= 140 KG
RPM
= 20 Hp
Input
= 15 Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Buah
Pompa Cadangan
=1
Buah
Total Pompa
=2
Buah
2.3.8
harian
=1,34860788 (m3/hari).
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
RUDI/D33114004
Page 73
2016
volume bahan bakar yang harus dipindahkan ke tangki harian = 0,45 (m3)
sedangkan lama pemompaan = 0,5
(jam)
sehingga :
Q
0,89
(m3/ jam)
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 492 diberikan formula
untuk menentukan diameter pipa :
D
=
4/3 x (Q)1/2 (cm)
=
12,57921531 (mm)
Diameter pipa yang digunakan
=
90
(mm)
= kapasitas pompa
= 129,375 m3/jam
= efisiensi pompa
= 0,9
HP
= 1,681
KW
Page 74
2016
d. Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor"
oleh Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
H
= ha + hp + hf + (V2/ 2g) (m)
dimana :
* ha
hdb
= (350 + 45 B) (mm)
= ht + hi
(m)
= 0,9359
(m)
dimana :
hdbkm = hdb + (0.5 hdb) (m)
ht
5,685 (m)
1,40
(m)
=0,05 (m)
hi
hdbkm - li (m)
1,35385
(m)
7,03885
(m)
(m)
Jadi,
ha
* hp
(m)
Hpi
Page 75
2016
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR.
Haruo Tahara hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung
kerugian pada pipa lurus :
Q
(m3/ detik)
hf1
= (m)
(m)
= 0,0007 (m)
C
= Diameter pipa
= 0,09 (m)
hf2
(m)
=
= 90
= 0,059990475
(m)
= 0,294253278
V
g
9,81
(m/s)
(m/s2)
= 17
buah,
sehingga :
hf2
1,019838069 (m)
Page 76
2016
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR.
Haruo Tahara hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian pada katup
dan sambungan pipa :
hf3
(m)
Hf3
Jadi, hi
Jumlah
9
2
4
6
Koefesien
10
1,79
0,75
1,8
Nilai
90
3,58
3
10,8
107,38
=16.334 m
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
= (2.922 + 1,08 + 16.334) m
= 20,336 m
Page 77
HP
= 11,681
KW
2016
Spesifikasi Pompa
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe
= CA-85/20
Dimensi Pompa
mm
Panjang
= 1010 mm
Tinggi
= 400 mm
Diameter Poros
= 65 mm
Berat
= 140 KG
RPM
= 1,5 Hp
Input
=1
Kw
Jumlah Pompa Direncanakan
Pompa Utama
=1
Buah
Pompa Cadangan
=1
Buah
Total Pompa
=2
Buah
2.3.9
Diesel
Pada buku machinery outfitting design manual, hal 51, pompa ini
berfungsi untuk memindahkan minyak pelumas dari tangki induk ke tangki harian
untuk dapat digunakan mesin utama dan genetrator.
a. Kapasitas Pompa
("Marine Power Plant", P. Akimov, 492)
Q
= V/t (m3/jam)
= 0,083
(5 menit)
= 1,56 m3/jam
= 0,026
m3/menit
= 0,00043
m3/detik
b. Diameter Pipa
("Pompa dan Kompresor", Prof. Dr. Haruo Tahara, 23; Tabel 2.10)
Berdasarkan nilai
Q
= 0,026
D
m3/menit
= 50 mm
Page 78
2016
= ht hi
= tinggi pipa buang (m)
= 6
hi
hp
hpi
hi
hv
hl
Page 79
= 10,666.Q1,85.L/C1,85.D4,85
2016
= 0,000433333
L
hl2
= K.hv (m)
Penyebab
Katup bundar
Saringan
Sambungan siku
Sambungan T
Jumlah
5
3
6
2
Hi1
= 0,157883698
hi
= 0,170687108
Koefesien
10
1,79
0,75
1,8
Nilai
50
5,37
4,5
3,6
63,47
= 4,43317464
Q.H.g (HP)
3600.75.h
= Efesiensi pompa
= 0,9 (Pompa baru)
Page 80
2016
HP
= 0,01910028 KW
e. Pompa Yang Digunakan
("Brosur Pompa Bombas Azcue")
Tipe : 25 - 130 CP Series
Dimensi Pompa
Panjang :
409
Tinggi :
247
Diameter Pompa :
Diameter Poros :
Berat : 22
RPM : 2850
Input : 2
Hp
Kw
Buah
Pompa Cadangan :
Buah
Total Pompa : 2
Buah
Page 81
2016
Page 82