Anda di halaman 1dari 5

[Sejarah] Runtuhnya Dinasti Khilafah Turki Utsmani Akibat Bank

dan Hutang ? [Sebuah Perspektif]


By Pecinta Ilmu6/27/2015 11:30:00 AM1 komentar

Peta wilayah Khilafah Utsmaniyah

Bulan Oktober 1923 merupakan sejarah kelam dalam perjalanan dinasti Islam terbesar di
dunia, Khilafah Utsmaniyyah.

Pada tahun tersebut, Kamal Ataturk memaksa Sultan Hamid II menyerahkan kekuasaan dan
membubarkan Khilafah serta mengumumkan berdirinya negara Turki modern yang sekular.

Khilafah yang berdiri tegak selama lebih dari 600 tahun itu pun berakhir dalam sekejap.

Perang dunia pertama melengkapi proses kehancuran kerajaan Turki Usmani, pada bulan Desember
1914, Dinasti Usmani melibatkan diri dalam perang dunia dan berada di pihak Jerman dan Austria.
Bantuan militer dan ekonomi Jerman, kekuatan terhadap kekuatan Rusia serta keinginan-keinginan
untuk menyelamatkan kendali Turki Usmani menjadi alasan keterlibatan Turki dalam peristiwa
tersebut. Pada tahun 1918, aliansi bangsa-bangsa Eropa mengalahkan aliansi militer Jerman, Turki
dan Austria. Memasuki tahun 1920, Turki Usmani kehilangan keseluruhan provinsi yang ada di
semenanjung Balkan. Mesir kemudian menjadi Negara protektorat Inggris dan secara total bebas dari
kekuasaan kerajaan Turki Usmani.

Namun, apakah sesederhana itu sejarah keruntuhan Khilafah ini? Jelas tidak. Ada banyak perspektif
yang muncul yang mencoba menganalisa latar belakang jatuhnya khilafah. Salah satunya dari aspek
ekonomi.

Ada agenda tersembunyi di balik jatuh bangunnya sebuah daulah Islam. Dalam sebuah
bedah sejarah, disorot tentang kronologi kejatuhan Imperium Utsmani dan kaitannya dengan bank
dan hutang.

Sepanjang abad ke 19 pasca Rennaisance, terjadi proses industrialisasi dan kebangkitan elektronika
di Eropa. Proses ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan satu rancangan pihak tertentu
untuk mengorek keuntungan.

Apa yang terjadi ? Kemajuan teknologi membawa saudara kembar yang menjadi 'protokol atau
prosedur' bersama-sama dengannya, yaitu lahirnya bon-bon, sekuritas, uang kertas dan instrumen
keuangan lainnya.

Bermula dari proyek pembangunan kereta api yang memerlukan modal yang besar, cara pembayaran
Islam tidak lagi boleh dipakai. Produsen kereta api menjadikan Utsmani sebagai objek pemasaran
mengingat wilayah ini merupakan pusat pemerintahan, begitu juga Mesir sebagai pusat intelektual
Islam. Dengan ini, tata cara niaga atau muamalat Islam harus dikesampingkan, dan keputusan para
Ulama dalam hal-hal perniagaan tidak diperlukan lagi.

Padahal, jauh sebelum kebangkitan itu, itu umat Islam menguasai bidang perniagaan dan
perdagangan di kawasan ini. Namun di akhir kejayaannya, beberapa urusan penting kerajaan justru
berada di tangan bankir yang umumnya berasal dari kalangan Yahudi, digemborkan bahwa hal ini
bertujuan untuk menciptakan Turki modern.

Keadaan semakin para setelah Sultan Mahmud II mereformasi angkatan bermodelkan dengan model
tentara Britania. Tentara jihad yang selama ini bermodalkan tauhid diganti dengan tentara bergaji.
Sistem demokrasi pun diperkenalkan. Jabatan Wazir Besar diganti dengan Perdana Menteri, dan
cukai pun dinaikkan.

Reformasi Tanzimat terus bergulir dan diperkenalkan pada tahun 1839 oleh Sultan Abdul Majid.
Sistem Dinasti Khilafah diubah model seperti model Perancis. Hal ini menyebabkan sistem
perniagaan Bazaar dan khidmat masyarakat melalui waqaf yang biasa disebut dengan 'imaret dan
millet (majlis perlindungan bagi golongan minoritas) tidak lagi berfungsi .

Tak hanya itu, pendidikan dua aliran pun diperkenalkan, yaitu tradisional dan sekular yang sangat
saling bertolakbelakang. Institusi keuangan modern pun mulai marak. Hal inilah yang disebut oleh
sebagian sejarawan sebagai 'penjajahan' yang secara tidak sadar berlaku atas dalih modernisasi'
imperium Utsmani.

Apa dampak berikutnya? Undang-undang Islam atas status ahlu Zhimmah dihapuskan. Reformasi
Tanzimat memfokuskan kepada pemusatan administrasi (administrative centralization) menggantikan
sistem Autonomi Amiriah setempat.

Tiga wazir yang ikut mendukung Reformasi tanzimat ini adalah Rasyid, Ali dan Fuad Pasha. Mereka
dikabarkan bersahabat baik dengan bankir Yahudi bernama Camondo. Mereka menghabiskan
banyak waktu bersama mereka di Paris mempelajari teknik modernisasi ala barat. Dapat dikakatakan,
nasihat finansial dari planner Yahudi dirasa perlu untuk modernisasi imperium.

Di masa itu, mayoritas orang Yahudi di Istanbul tinggal di Galata. Pada tahun 1802, Isaac Camondo
mendirikan Bank Camondo. Saudaranya Abraham-Salomon Camondo menggantikannya pada tahun
1832. Karena sumbangannya yang besar kepada agenda reformasi tanzimat, maka beliau
dianugerahi penghargaan "Nishan-I Iftihar" dan diangkat sebagai Komander Mejidiye pada tahun
1849.
loading...
Pada tahun 1842 uang kertas Kaima diperkenalkan sebagai pengganti Dinar dan Dirham. Hal ini
membuat dominasi para bankir Yahudi atas kedaulatan khilafah semakin kuat. Secara tidak sadar,
para bankit ini diuandang untuk menciptakan suatu sistem keuangan modern berunsur riba melalui
bon, kredit, saham dan pengeluaran uang kertas yang dikuasai bankit Yahudi. Reformasi keuangan
ini memberi mereka peluang untuk membuka bank-bank baru.

Pada tahun 1845 Dinasti Utsmaniyah bersama Mm. Alleon dan Theodore Baltazzi mendirikan Bank of
Constantinople yang bertujuan untuk memberi pinjaman kepada Kerajaan.

Melatusnya Perang Crimea semakin memberi peluang kepada bankit Yahudi berkembang dalam
Imperium Othmaniah. Hal ini disebabakan karena kerajaan memerlukan dana besar untuk mendanai
perang. Namanya bank tentu saja memberi pinjaman dengan bunga tinggi.

Pada tahun 1856, berdiri pula Ottoman Bank dan menjadi satu langkah bagi pendirian bank sentral
dengan dana dari luar yang berjumlah 500,000 Pound Sterling. Transformasi modal swasta kepada
Bank Sentral menyebabkan dominasi berada di tangan para pemilik banikir Yahudi Internasional.

Keluarga Rothschilds yang terlibat dalam pendirian Federal Reserve USA juga turut terlibat atas
nama pelaburan melalui Alphonse de Rothchilds. Ayahnya James Rothschilds membuka cabang
French Rothchilds Bank di Istanbul.

Usaha untuk pendirian bank sentral akhirnya berjaya dengan berdirinya 'La Bank Imperiale Ottomane
pada tahun 1863 dengan bantuan Yahudi bernama Emil dan Isaac Pereire. Ini model yang menjadi
superbank seterusnya dari Bank pusat kepada Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF).

Bank ini menjadi bankirnya bank dengan deposit, pengumpul dan pengedaran kredit. Ia akan
menentukan kadar antara Bank, memberi pinjaman, mengurus jual beli, mengatur pembelian
komoditi, memberi dana, melibatkan diri dalam projek pelaburan dan mengeluarkan serta mencetak
uang baru.

Bank Camondo hanyalah bank biasa. Sedangkan Ottoman bank adalah bank dengan dana domestik.
Selanjtunya, Imperial Ottoman bank menjadi Bank Sentral dengan dana internasional.

Bank ini akan menyerap masuk dalam setiap aktivitas masyarakat, bahkan hingga di kendai-kedai
kelontong. Tidak ada aktivitas masyarakat yang terlepas dari sistem Bank, mulai dari aktivitas jual
beli, simpanan, dan lain sebagainya. Bank pada akhirnya berhasil menjadi tuan di dunia ini (Masters
of the Worlds).

Pada tahun 1858 bankir Yahudi mentapkan syarat pinjaman dengan jaminan tranformasi sosial
kepada Kerajaan Utsmaniah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi hutang sangat erat
kaitannya dengan 'teknik rekayasa sosial.

Pada masa itu tidak ada lagi yang namanya Jizyah sebagai penerimaan negara. Bankir-bankir sudah
mencengkeram, Banyak kebijakan negara yang tergadai kepada pemberi pinjaman. Tahun itu juga,
dikeluarkan undang-undang agraria baru yang isinya menafikan hak Sultan sebagai penguasa atas
tanah. Selanjutnya, pada tahun 1867, orang asing pun dibenarkan membeli tanah di Turki.
Strategi Proyek Kereta Api
Proyek kereta api yang menghubungkan Istanbul hingga Wina (Austria) menjadi master
pembangunan, proyek ini digadang-gadang akan menghubungkan dunia Islam dan Eropah. Besarnya
proyek ini tidak terlepas dari peranan bank-bank di London, Paris dan Brussel guna membiayai
proyek raksasa ini dengan bon-bon kerajaan Utsmani. Proyek ini bukan saja berupa pembangunan
fisik dalam bentuk konkrit bangunan semata-mata, tapi merupakan suatu gerakan bertujuan
membuka batas-batas nasional dan bangsa, dan didalangi dengan angka-angka pada dokumen
keuangan berupa saham dan obligasi.

Yang tak diduga, pada tahun 1873 terjadi 'crash 1873 yang menyebabkan jatuhnya nilai bon-bon
tersebut. Kerajaan kesulitan membayar hutang yang nilainya menjadi berkali lipat. Hingga akhirnya
pada tahun 1875, Kerajaan Utsmaniah dinyatakan bangkrut. Para agen bank asing dilantik mewakili
pemegang saham asing, dan kerajaan terpaksa mengenakan cukai terhadap rakyat.

Di saat yang sama, wilayah Serbia memberontak ke Utsmaniah. Bosnia kemudian diserahkan kepada
Austria di bawah bendera Utsmani. Rel kereta api impian tidak selesai dan separoh dari perniagaan
maritim telah jatuh ke tangan Inggris.

Impian awal ingin mendekatkan jarak Istambul ke Wina dari satu minggu menjadi 40 jam berubah
menjadi mimpi buruk kejatuhan Imperuim Utsmani.

Pada tahun 1876. Sultan Abdul Hamid naik tahta menjadi Khalifah. Beliau mau kembali kepada
pemerintahan asli Utsmani pra-reformasi tanzimat. Beliau menolak sistem hirarki barat dan
menginginkan sistem topkapi dan imaret diperintah oleh keluarga diraja Othmaniah semula. Beliau
tidak percaya kepada pegawai-pegawai yang berkhidmat sebelumnya. Secara beransur-ansur beliau
mengurangi peranan mereka dalam kerajaan dan akhirnya beliau berhasil mengurangi hutang
kerajaan.

Pada tahun 1896, perwakilan Zionis menemui beliau. Konon, demi mendapatkan Palestina, mereka
menawarkan bantuan untuk mengatasi krisis keuangan Utsmani. Atas permintaan itu, Sultan Abdul
Hamid menolak dengan tegas. Beliau mengucapkan kata-kata bersejarah yang ditujukan kepada
Herzl melalui utusan yang dihantar untuk perundingan tersebut :
Saya anjurkan supaya dia (Hezrl) tidak meneruskan usaha mendapatkan tanah Palestina. Saya tidak
akan menjualnya walau sejengkal karena itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat saya. Mereka telah
membentuk dan mengekalkan Imperium ini dengan pengorbanan dan darah. Kami akan
pertahankannya dengan darah kami dan tidak akan menyerahkannya kepada sesiapa pun. Puak
yahudi silahkan simpan saja uang mereka yang banyak itu. Bila Imperium ini nanti terpecah belah,
mereka silahkan ambil Palestina secara cuma-cuma, tetapi harus langkahi mayat kami terlebih
dahulu, dan saya tidak akan membenarkan hal itu terjadi berlaku atas sebab apapun..

Karena tidak disenangi, akhirnya Sultan Abdul Hamid digulingkan pada tahun 1908. Pada tahun itu
juga, kantor pertama Zionis di buka di Palestina di bawah firma Rohschilds. Dapat dikatakan, itulah
sebenarnya akhir masa imperium Utsmaniah walaupun ia masih belum dibubarkan secara resmi
hingga tahun 1924.
Itulah perjanalanan sejarah yang terus berulang, bagaimana rencana pembangunan yang dimodali
hutang riba menyebabkan sebuah negara menjadi bangkrut dan menjadi tawanan asing.

[Dikutip dan diubah dari sebuah tulisan di jejaring sosial]


loading.

Anda mungkin juga menyukai