Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode modern islam dikatan mengalami kemuduran karena
secara politis berada dibawah penetrasi koloniaisme. Banyaknya ajaran
ajaran asing yang masuk kedunia islam yang sedikit demi sedikit
melingsirkan citra islam dan juga barat mendominasi dibidang politik dan
pebaharuan. Hal ini yang kemudian membangun semangat kaum muslim
untuk mencontoh barat dalam masalah politik dan peradaban. Banyak
yang wilayah wilayah islam jatuh ditangan kolonialisme karena kerajaan
kerajaan islam mengalami kelemahan. Maka perlu adanya pebahsan
mengenai sejaran kolonialisme barat dan juga corak kolonialisme negara
barat terhadap wilayah wilayah islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Kolonialisme Negara Barat?
2. Bagaimanakah Corak Kolonialisme Negara Barat Terhadap
Wilayah-Wilayah Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan Sejarah Kolonialisme Negara Barat
2. Untuk menjelaskan Corak Kolonialisme Negara Barat Terhadap
Wilayah-Wilayah Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kolonialisme Negara Barat


Dunia islam kalah dan tersingkirkan oleh kekuatan penjajahan
eropa yang membawa semangat gold, glory, dan gospel. Semangat itu
muncul sebagai ujung tombak gereja untuk mengulangi kejayaan
mereka pada saat menaklukan islam melalui perang salib. Periode ini
dimulai saat terjadinya perjanjian carltouiz 26 januari 1699 M antara
turki usmani dengan austria, rusia, polandia, venesia, dan inggris. Isi
perjanjian tersebut diantaranya austria dan turki terikat perjanjian
selama 25 tahun, yang menyatakan seluruh hungaria (yang merupakan
wilayah kekuasaan turki) kecuali translvonia dan kota barat,
diserahkan sepenuhnya pada austria. Sementara wilayah camanik dan
podolia diserahkan kepada polandia. Rusia memperoleh wilayah
sekitar laur azov. Sementara itu venesia dengan diserahkannya athena
kepada turki menjadi penguasa diseluruh valmarthia dan maria.
Dengan demikian perjanjian ini melumpuhkan turki usmani menjadi
negara yang kecil.
Perubahan ini membuat Islam lumpuh. Oleh karena itu, di sinilah
mulai babak baru periode islam pasca keruntuhan kekhalifahan
Abbasiah, sedang Harun Nasution mencatat bahwa pada periode
modern mulai setelah masuknya pengaruh renaissance ke dunia Islam
melalui Mesir oleh Napoleon. Dalam abad ke-19 dan ke-20 didiorong
oleh kebutuhan ekonomi industri terhadap bahan-bahan baku dan
pemasarannya, dan juga kompetisi politik dan ekonomi satu sama lain,
negara-negara Eropa menegakkan kerajaan teritorial-dunia.
Permulaan abad ke-20 kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh
dunia Islam. Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik
dalam skala, dan perubahan yang besar, serta dengan metode
komunikasi ditandai dengan ditemukannnya kapal uap, kereta api, dan
telegrap, Eropa telah siap menguasai ekspansi perdagangan.
Kesemuanya diiringi dengan peningkatan kekuatan angkatan
bersenjata dari negara negara besar Eropa akibatnya Aljazair menjadi
negara Arab pertama yang ditakhukkan prancis. Negeri negeri Islam
pada saatitu tidak lagi hidup dalam stabil dan kebudayaanya, sehingga
keperluan mereka yang mendesak adalah bagaimana menggerakkan
kekuatan agar selamat dari dominasi bangsa lain. Kerajaan Ustmani
misalnya; harus mengadopsi metode metode baru dalam
pengorganisasian militer,administrasi,dan kode kode hukum pola
eropa.
Dari berbagai negara yang melakukan ekspansi ini diberbagai
pelabuhan yang tumbuh akibat dari ekspansi perdagangan eropa,
aliansi baru dari pihak pihak yang berkepentingan dibentuk antara
pemerintah dan para pedagang asing, serta terjadi perdagangan eropa
oleh tuan tuan tanah dan pedagang lokal. Namun,hal itu merupakan
perdagangan yang tidak seimbang, ditambah jatuh mesir dan tunisia di
bawah kontrol eropa kemudian diikuti leh maroko dan libya. Kerajaan
ustmani juga kehilangan hampir seluruh provinsi yang ada di eropa
akibat kekalahan turki utsmani diperang balkan akan dan treaty of
bukharest membawa turki menjadi semakin kecil, 80% wilayah
kekuasaanya di eropa hilang yang dikuasai oleh rusia dan sekutunya.
Hanya istambul, thress, dan adrianopel tinggal dibawah kekuasaan
ustmani. Akhirnya melahirkan nasionalisme turki dibawah gerakan
turki muda yang sudah lahir sebelumnya pada tahun 1908 M--, dan
menjadi negeri turki yang lebih mirip dengan Turki Arab. Sebagai
catatan bahwa propaganda rusia untuk melupuhkan turki utsamni
sangat besar dimana rusia memberi harapan menyelamatkan gereja
gejera kepada yunani guna memetik keuntungan bagi rusia yang
mempengarui non musim untuk memberontak terhadap turki.
Disisi lain agama dan kebudayaan hukum islam terus
dipertahankan pemikiran pemikiran baru mulai bermunculan yang
mencoba untuk menjelaskan sebab sebab kekuatan kekuatan eropa dan
meengusulkan negeri negeri islam agar dapat mengadopsi ide ide eropa
tanpa kehilangan identitas dan kepercayaan diri.
Abad ke-18 orang eropa sudah memiliki kesadaran renaissance
yang tinggi, sedangkan Turki Utsmani masih dalam kemunduran
kekuasann karena kemerosotan moral dan korupsi melanda mereka
pada paruh kedua abad ke-18 sehingga negara negara barat mulai
melirik daerah utsmani. Setelah perang dunia 1 berakhir, tidak lama
kemudian kerajaan utsmani lenyap dengan berdirinya Republik Turki,
negarayang independen. Negara negara arab yang semula dibawah
turki dikontrol oleh penjajah inggris dan prancis kecuali jazirah arab.
Kontrol tersebut membawa dampak positif berupa perubahan
adinistrasi, dankemajuan pendidikana, juga menumbuhkan
nasionalisme.pemerintahan inggris yang menempatkan yahudi di
paestina juga menimbukan situasi menyentuh rasa nasionalisme di
dalam negeri negeri Arab.
Semenjak turki utsmani menjadi kekuatan tunggal di dunia,
menyulitkan dunia barat. Sebagai contoh: bagi orang orang italy yang
hendak ke mesir harus membayar bea cukai yang tinggi ke istanbul
terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kearahan barat untuk bangkit
dari hegemoni turki. Akhirnya inggris menemukan tanjung harapan di
ujungseatan benua afrika colubus menemukan dunia timur termasuk
pilipina. Orang eropa juga berhasil sampai ke india.hal hal tersebut
nenucu kebangkitan eropa yang ditandai dengan revousi prancis dan
kemudian oleh napoleon, kekuatan lain, dan diteruskan oleh tentara
tentara eropa kemana saja mereka bergarak dan berlayar.
Perlu dicatat, bahwa ekspedisi Prancis ke Mesir merupakan hasil
dari serangkaian rencana yang sudah lama dipikirkan oleh Prancis. Hal
ini dapat dikembalikan kepada masa pemerintahan Louis XIV, yang
pertama kali memikirkan untuk menyerbu Mesir guna menhubungkan
jalan pendek –semula melalui tanjung harapan--, yaitu melalui Laut
Tengah dan Laut Merah ke India dan Asia Timur. Begitu juga Prancis
dapat memperluas kemenangan mereka ke arah barat. Dengan
demikian, Prancis dapat menghidupkan kembali ekonomi mereka
dengan mendapatkan tempat (pasar) perdangan yang lebih baik.
Eposide merupakan penertasi besar pertama sari kekuatan Eropa ke
dalam sentral kota di dunia Islam. Ketika berita, kedatangan tentara
Prancis dikomandoi Napoleon di Alexandria sampai ke tangan para
pimpinan mamluk di bawah Turki Usmani di Kairo, mereka tidak
memperdulikannya dan terlalu mengandalkan mereka dan sesumbar,
bahwa jika seluruh bangsa Frank dating, mereka pasti akan dapat
dikalahkan, dan orang mamluk akan menghancurkannya di bawah
telapak kaki kuda mereka. Akan tetapi, yang terjadi sebaliknya orang
Mamluk kalah. Untuk mengambil kaum Muslim di Mesir, Napoleon
membuat pamflet berbahasa Arab yang isinya, orang Mamluk
bukanlah muslim yang baik, tidak sebaik dengan dengan orang Frang
yang dating untuk memulihkan kewibawaan pemerintahan Usman di
Mesir. Pamflet tersebut diawali dengan “Bismillahirrahmanirrahiim”.
Sultan Turki menolak untuk mengakui kedaulatan Prancis di Mesir.
Kekuasaan Prancis disana hanya bertahan hanya 39 bulan. Kemudian
Inggris bekerja sama dengan Rusia, Mamluk, dan Turki Usmani yang
memaksa Prancis tinggalkan Mesir (1801 M). Inggris mendarat di
Abuqir dan mengalahkan serdadu Frank.
Setelah ekspedisi Napoleon berhasil di Mesir (1798-1801 M),
Mesir masuk dalam babak baru, dibawah kekuasaan Napoleon. Saat itu
rakyat Mesir bagaikan hidup dan tidur di zaman kegelapan, yang
memperoleh sinar harapan baru yang menyinari mereka. Akhirnya
mereka berhasil dalam memajukan Mesir di berbagai sektor. Yang
paling abadi adalah kemudian muncul dan berhasilnya nasionalisasi
Mesir dengan kata lain, Mesir untuk Mesir. Dengan penerapan butir-
butir sempoyan renaissance, Napoleon mengangkat harkat dan
martabat Mesir di mana ia mengakui kebersamaan derajat manusia,
kemerdekaan berbicara, dan keadilan yang merta bagi rakyat mesir,
memberi kekuasan yang lebih bagi bangsa Mesir yang memengaruhi
rakyat untuk memusuhi rezim Mamluk yang kejam dan lalim,
menghasilkan Mesir bangkit sebagai bangsa yang satu dan kuat. Di
bidang agama pun Napoleon memperbarui, setelah ia mengalahkan
Paus di Roma dan para pemimpin Malta yang kolot, maka pembaruan
daam bidang agama pun diterima rakyat Mesir dengan mudah,
terutama ia meningkatkan kedudukan ulama.
Dengan berakhirnya perang Napoleon, kekuatan dan pengaruh
Eropa meluas lebih jauh. Pengadopsian teknik-teknik baru dan
manufacture dan pengorganisaian industri memberikan dorongan
akibat dari kebutuhan dan energy yang dilepaskan oleh peperangan-
peperangan itu. Karena, perang telah berakhir dan perdagangan dapat
bergerag\k dengan bebas, dunia menjadi terbuka terhadap kapas yang
murah, baju-baju wool, dan barang-barang metal yang diproduksi
Inggris, Prancis, Belgia, Swiss, dan Jerman Barat. Terjadi Revolusi
(1830-1840) dalam bidang transportasi dengan ditemukannya kapal-
uap dan kereta api. Sebelumnya, transportasi, terutama lewat darat
sangat mahal, lambat, dan penuh resiko. Sekarang menjadi cepat dan
handal, serta proporsi yang timbul dalam total harga barang menjadi
kecil, sehingga memungkinkan untuk memindahkan barang-barang lux
dalam jumlah besar ke pangsa pasar yang besar dan dalam jarak yang
jauh. Arus komunikasi dapat bergerak dengan cepat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan pasar uang internasional: bank-bank,
pertukaran barang, dan mata uang dihubungkan dengan poundrestling.
Keuntungan perdagangan dapat diinvestasikan untuk menggerakkan
aktivitas produksi yang baru. Di belakang para pedagang dan pelayar
berdiri kekuatan angkatan bersenjata dari Negara-negara Eropa.
Mengenai perubahan-perubahan tersebut adalah pertumbuhan
populasi yang terus meningkat pada 1800-1850. Populasi Inggris dari
16 menjadi 27 juta, dan keseluruhan Eropa meningkat sekitar 50%
menyebabkan, London menjadi kota terbesar di dunia dengan populasi
2,5 juta (1850 M). Pertengahan abad ini lebih dari separuh penduduk
Inggris adalah urban. Konsentrasi di perkotaan ini menyediakan tenaga
untuk industri dan angkatan bersenjata, serta pertumbuhan pasar
domestic untuk produksi pabrik. Gaung ekspansi energi dan kekuatan
eropa terasa diseluruh penjuru dunia. Pada tahun 1830 1860 kapal uap
secara reguler menghubungkan pelabuhan selatan dan timur laut
tengah denganLondon, liverpoll, marseille, dan trieste. Tekstil barang
barang logam mendapatkan pasar yang besar dan berkembang. Ekspor
inggris kekawasan laut tengah bagian timur mendapatkan 800%. Saat
yang sama, kebutuhan eropa tehadap bahan baku guna meningkatkan
produksi tanman untuk dijual dan diekspor.(Abdul karim, 2015:347)
Menghadapi ledakan eropa negara arab sama halnya dengan asia
afrika tidak bisa menggerakkan kekuatan yang seimbang. Populasi
tidak banyak berubahan seenjak pertengahan abad ke19. Wabah
penyakit sedikit telah dikontrol namun penyakit kolera datang dari
india. Negeri negeri arab belum memasuki era berkeretaapian kecuali
sebagain kecil mulai di mesir dan aljazair, komunikasi lokal yang
buruk dan sering terjadi kelaparan. Dengan kekuatan baru bukan hanya
prancis dan rusia bahkan negara negara eropa secara umum mulai
mencampuri hubungan sultan dan rakyat yang kristen. Pada 1808
serbia berontak melawan pemerintahan Lokal kerajaan utsmani,
hasilnya dengan pertolongan eropa, negara otonom serbia berdiri pada
1830. Di jazirah arab pelabuhan aden diduduki oleh inggris menjadi
pelabuhan untuk rute ke India, kemudian india. Pada tahun 1830
prancis mendarat dipantai aljazair dan menjajahnya.(Abdul Karim,
2015:348)

B. Corak Kolonialisme Negara Barat Terhadap Wilayah-Wilayah


Islam
Dengan agresi negara-negara Barat yang menguasai wilayah
raksasa Turki Usmani satu demi satu, akhirnya kekuasaan sultan Turki
semakin kecil di wilayah Eropa dan menjadi wilayah-wilayah tertentu
tidak merdeka, tetapi juga tidak dikuasai oleh Usmani, menyebabkan
muncul eastern question (masalah timur). Menurut Lord Morely yang
dicatat K.Ali eastern question muncul akibat dari berbagai persoalan
bangsa yang majemuk, ras, suku, dan agama yang saling bermusuhan,
terlibat dalam urusan dalam negeri Turki Usmani.
Dengan kedatangan pasukan militer Eropa ke dunia Islam
menyadarkan para khalifah Usmani untuk mengadakan perubahan.
Begitupun semasa sultan Mahmud II sejumlah kecil pejabat yang
menyadari perlu adanya perubahan mengambil keputusan-keputusan
yang cukup penting. Kebijakan baru mereka yaitu membubarkan
tentara lama dn menciptakan yang baru dengan para pelatih dari Eropa.
Dengan tentara ini sangat dimungkinkan secara perlahan untuk
medirikan kontrol yang langsung terhadap beberapa provinsi di Eropa,
Anatolia, Iraq, Syiria di Asia, dan Tripoli di Afrika. Keinginan itu
bukan hanya untuk melakukan pengorganisasian dengan cara yang
baru. Keinginan ini diwujudkan dengan mengumumkan piagam
Gulhane.
Setelah tentara prancis meninggalkan Mesir, Muhammad Ali
menjadi penguasa disana. Dalam usaha pembaruan ia melatih sejumlah
perwira dokter dan pejabat di sekolah-sekolah baru yang dikirim ke
Eropa. Didalam negeri Ali melakukan kontrol terhadap seluruh hasil
pertanian, mengambil pajak, dan harta-harta wakaf. Dia juga memaksa
petani untuk menanam kapas, membelinya dengan harga ditentukan
dan menjualnya kepada eksportir di Alexandria, serta berbagai
perubahan. Hal-hal pembaharuan tersebut Ali lakukan guna
memperkokoh posisinya disana. Selain diatas Ali juga membuka
secara lebar pintu Mesir guna didatangkan budaya barat. Angkatan
bersenjata di modernisasikan dan pasukan Albania dibubarkan. Ali
juga mengirimkan bala bantuan di bawah komando putranya atas
permintaan sultan Muhammad II. Walaupun aliansi Ali dan Usmani
berhasil kesuksesan, tetapi negara-negara Barat, Inggris, Prancis, dan
Rusia menghancurkan armada laut Turki dan Mesir, sejak itu tahap
demi tahap Turki Usmani kehilangan Wilayah yang cukup banyak
yang diduduki oleh negara-negara Barat.
Di wilayah Ifriqiyyah-al-maghrib al-Adna’ khususunya Tunisia
yang ada perubahan di bawah rezim Ahmad Bey yang berkuasa sejak
awal abad ke-18. Pemimpinnya adalah kelompok Turki dan Mamluk
yang dilatih secara Modern. Cikal bakal tentara yang dibentuk,
administrasi, dan perpajakan diperluas, hukum-hukum baru
dikeluarkan dan pemerintah berusaha melakukan monopoli atas barang
tertentu. Penerusnya kemudian memproklamirkan reformasi dalam
bidang keamanan, kebebasan sipil, aturan pajak, hak-hak yahudi, dan
pemilikan tanah bagi bangsa asing dan mengontrol semua kegiata
ekonomi. Sementara di al-maghrib al-Aqsa tepatnya di Aljazair
Ahmad Ben Bella terguling pada 1965 M akibat tekanan-tekanan dari
kelompok Islam terhadap nilai-nilai Islam dan kebudayaan Arab.
Penggantinya Houaria Boumedienne yang mengangkat masalah sosial
yang erat berkaitan juga dengan Islam dan Arabisme dari pada
radikalisme sekuler. Turki Usmani kehilangan wilayah-wilayahnya
yang amat penting antara lain dengan berdirinya (1866) Kerajaan
Rumania. Rusia mengumumkan perang (1877) atas Turki Usmani dan
bulan Juli tahun itu juga Jenderal Gurko dari Rusia menyebrangi
Sungai Daniube menuju ke Balkan, dan terus menduduki Adrianopel
(Januari 1878). Perlu ditambah sebelumnya perang Cremia 1854-1855
M terjadi karena masalah penguasaan atas Jeruzalem di Palestina,
maka terjadi ketegangan antara Turki, Prancis, dan Rusia , yang
diklaim Prancis bahwa kota suci itu telah lepas ke tangan Yunani, pada
saat Revolusi Prancis sedang terjadi. Sementara Itali berhasil merebut
Tripoli (1912), dan tahun itu segara-negara Balkan mengumumkan
perang melawan Turki Usmani (Ali, 1969: 67-68 dan Brokelman,
1980: 369 dan 385).
Saat Perang Dunia I (1914-1918) pecah, Turki bergabung dengan
Jerman dan Bulgaria di satu pihak, sedang Itali, Jepang China, dan
Amerika sebagai lawan dari sekutu Turki. Hal ini terjadi karena
permusuhan Inggris, Prancis, dan Rusia. Di sisi lain Anwar Pasya,
pemimpn kelompok radikal, belajar di sekolah militer Jerman yang
mahir dalam peperangan, saat mendukung agar Turki menjadi pro-
Jerman. Di samping itu, simpati Jerman terhadap Turki Usmani
menyebabkan kebijakan Turki berubah –semula netral--, akhirnya ikut
Perang Dunia I. bersama dengan sekutu, Turki turut mengalami
kekalahan dalam perang dahsyat itu, maka, Negara-negara Eropa yang
selama ini berada dalam kekuasaan-nya otomatis lepas dan menjadi
Negara merdeka. Berdasarkan perjanjian Versai (Serves) 1919, peran
utama dimainkan oleh Big Four. PM Prancis, Inggris, dan Itali, serta
presiden Amerika. Drngan perjanjian tersebut kekuatan Jerman sangat
dibatasi –hanya boleh memiliki seratus ribu tentara-- menyebabkan
juga kekuatan Turki bertambah lemah. Berdasarkan perjanjian Versai
tersebut Hijaz tetap menjadi Negara merdeka, sedangkan Syam dan
Lebanon menjadi milik Prancis. Inggris memperoleh mandate atas
Palestina, Trans-Jordan, dan Irak (Ali, 1969;97-101 dan Brockelman
1980; 452).
Persia menjadi rebutan antara Inggris dan Rusia untuk beberapa
lama tanpa ada satupun yang berhasil menjajahinya sehingga ayah
Reza Pahlevi mendeklarasikan kemaharajaan Iran (15 Desember
1925). Kendatipun secara teritoral, Iran merupakan Negara merdeka, di
bidang perekonomian dan industry yang sangat menggantungkan diri
pada bantuan Inggris dan Prancis. Pemerintah Persia (1872)
memberikan konsesi kepada Prancis untuk mengontrol mendapatkan
bea dan cukai selama 24 tahun, sebuah monopoli terhadap konstruksi
rel kereta api dan Tram, hak-hak ekslusif penambangan mineral, metal,
membangun kanal, dan irigasi, serta hak-hak refusal yang pertama
dalam bank-bank Nasional, jalan-jalan, telegraph, dan pabrik-pabrik
sebagai pembayaran kembali terhadap hak royalty dan bagi hasil
dengan keluarga Shah. Pada 1889, Bank Imperial Iran didirikan
dengan bantuan Inggris, sebagai imbalannya, pada 1890 perusahaan
Inggris monopoli industri tembakau Iran termasuk penjualan domestic
dan impor, sedangkan Rusia mencari keuntungan ekonominya melalui
industry penangkapan ikan di Kaspia (1888 M) dan Bank Iran dibentuk
di bawah sponsor Rusia pada era 1890-an. Rusia menjadi investor
peminjaman utama pada shah (Lapidus, 1988: 561). Berbeda dengan
daerah-daerah lain, Persia dapat bertahan, sehingga tidak ada yang
dapat menaklukannya, meskipun demikian, Inggris, Prancis, dan Rusia
saling berebut pengaruh. Bagi Inggris, daerah ini penting
dipertahankan demi kekuasaannya di India. Demikian pula, bagi Rusia
untuk berhubungannya dengan Asia Tengah. (Munotha dkk, 2002: 90-
91 dan Holt, [Ed.], 1970: 687)
Sementara itu, Afghan Liberation Front-Fron Pembebasan Afghan
—dipimpin oleh Sibghatullah Mujaddidi (setelah Perang Dunia1)
memiliki hubungan keluarga yang sangat erat dengan kelompok
revolusioner, Bamachi di Asia Tengah. Pandangan Mujahiddidi yang
konservatif berkaitan dengan masalah-masalah sosial dan politik
semasa kekuasaan Amanatullah yang dinilai pembaru. Ia beruntung
karena prestasi keluarganya dalam memperoleh dukungan bagi
kelompoknya. Sementara hizb-e-Islami, merupakan oposisi dan
kelompok islam fundamental yang mengklaim, bahwa group tersebut
adalah partai politik yang paling tua di kawasan perbatasan Pakistan-
Afghanistan yang dipimpin oleh Gulbuddin Hikmatyar. Hikmatyar
meyakini bahwa rezim Daud adalah kelompok radikal yang berbahaya
dan ia membantu mengorganisasikan pemberontakan di Panshir (1975
M) Hizb yang bersifat fundamental tradisional dan bersemnagat yang
digambarkan oleh Hikmatyar, bahwa system Islam yang murni telah
dilembagakan epat belas abad yang lalu, dan sikap rezim yang berbeda
dari idela itu tidak dapat diterima (voll, 1982: 07). Afghanistan dan
Iran adalah Negara merdeka yang gigih mempertahankan dunia Islam
dari ancaman Inggris maupun Rusia. Upaya Inggris untuk menjajahi
negeri ini berakhir dengan kegelapan dan kekalahan besar yang
menyebabkan mereka menghentikannya pada 1919 M. kegagalan yang
seruap ini dialami oleh rusia yang mencoba menarik Afghanistan
masuk ke dalam republik soviet sosialis. Paham komunis yang diambil
oleh soviet membuat Afghanistan enggan untuk bergabung.
Jika memperhatikan kejadian-kejadian yang telah diuraikan dapat
dikatakan abak ke-19 sampai abad ke-20 hampir seluruh dunia Islam
berada dalam koloni Barat, kecuali Hijaz, Persia, dan Afghanistan.
Selain itu, Negara bermayoritas dari Maroko hingga Merauke,
Indonesia merupakan negeri-negeri kolonial yang dijadikan sebagai
“sapi perahan” untuk memakmurkan dunia Barat.

BAB III
KESIMPULAN
Dunia islam kalah dan tersingkirkan oleh kekuatan penjajahan eropa yang
membawa semangat gold, glory, dan gospel. Semangat itu muncul sebagai ujung
tombak gereja untuk mengulangi kejayaan mereka pada saat menaklukan islam
melalui perang salib. Kelemahan kerajaan islam itu menyebabkan eropa dapat
mencaplok, menguasi wilayah kekuasaan islam dengan mudah. Kemajuan eropa
dalam bidang tekhnologi menjadikan turkiutsmani menjadi kecil namun hal ini
menjadikan eropa baratsegan untuk menyerang turki utsmani. Meskipun telah
banyak usaha usaha yang diakukan untuk mempertahankan turkiutsmani namun
hal ini tidak mencegah kemrosotan turki utsmani. Baru kemudian mengalami
kemajuan setelah melakukan penghalang pembaharuan utama. Gagasan
pembaharuan muncul daam ranah politik. Muncunya gagasan nasionalisme
awalnya mendapat tantangan, namun setelah pan-islamisme redup gagasan ini
mulai berkembang diberbagai negeri islam.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim, 2015. Sejarah Pemikiran danPeradaban islam,
Yogyakarta:Pustaka Book Pubisher.
Badri Yatim, 1996. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai