Anda di halaman 1dari 5

JALUR REMPAH

1. Faktor Terjadinya Jalur Rempah

FAKTOR KONSTANTINOPEL

Jatuhnya Konstantinopel membuat bangsa Eropa tidak dapat rempah-rempah kecuali dengan harga
sangat mahal seperti emas. Keadaan terjepit itu mendorong para pedagang Eropa berani mengambil
risiko berlayar tanpa pengalaman ke belahan dunia timur tempat dihasilkannya rempah-rempah.
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani mengakibatkan krisis di Eropa, mengingat
pentingnya peran kota ini bagi pedagang Eropa. Setelah Konstantinopel menjadi ibu kota Turki
Usmani, jalur perdagangan rempah-rempah Asia-Eropa diblokade. Pemerintahan Turki Usmani
banyak membuat peraturan yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam
memperoleh rempah-rempah.
Iklim yang dingin menyebabkan bangsa Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah yang hanya
dapat ditanam di Asia untuk menghangatkan tubuh, hingga bahan pengawet makanan.

FAKTOR MERKANTILISME

Pada perkembangannya, sistem merkantilisme dijadikan sebagai salah satu pendorong bagi bangsa
Eropa untuk melakukan eksporasi, eksploitasi dan kolonialisasi di berbagai belahan dunia. Raja dan
bangsawan Eropa pada sekitar abad 16 Masehi turun pelayaran samudera untuk mencari komoditas
dagang yang laku di pasar Internasional. Merkantilisme memberikan dampak yang besar bagi
Indonesia. Pada sekitar abad ke-16 hingga 18 Masehi, banyak pedagang-pedagang Eropa yang
melakukan hubungan perdagangan dengan masyarakat Indonesia.

Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara-negara imperialis dengan tujuan
memupuk kekayaan berupa logam mulia. Merkantilisme tumbuh dan berkembang pesat pada abad
ke-16 hingga abad ke-18, khususnya di Eropa Barat (Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda).

Inggris memulai pendekatan terhadap merkantilisme pada era Ratu Elizabeth (1558-1603). Ratu
Elizabeth bahkan mengeluarkan Undang-Undang Perdagangan dan Navigasi di Parlemen serta
mengeluarkan perintah kepada angkatan lautnya untuk melindungi perdagangan dan pelayaran
Inggris.

Dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi merkantilisme bertujuan untuk mendirikan negara-
negara nasional yang kuat di Eropa, memperoleh monopoli perdagangan, bahkan memperluas
daerah jajahan.

Adapun tokoh tokoh yang berhubungan dengan Sistem Merkantilisme :

Jean Baptis Colbert, Sir Josiah Child, Thomas Mund, Jean Bodin, Von Hornich, Sir William Petty.

2. Revolusi

REVOLUSI PRANCIS

Secara garis besar, Revolusi Prancis berisikan peristiwa peralihan kekuasaan dari Ancien Regime,
orde lama, dalam bentuk monarki, kepada kekuasaan rakyat, dalam bentuk republik. Dampak
revolusi Prancis terhadap Pergerakan Nasional Indonesia dapat dilihat dari munculnya golongan
terpelajar akibat adanya politik etis. Golongan terpelajar ini yang akhirnya peduli akan nasib
bangsanya.
Revolusi Perancis, juga disebut Revolusi 1789, adalah gerakan revolusioner yang mengguncang
Perancis antara tahun 1787 dan 1799. Peristiwa ini berusaha mengubah hubungan antara penguasa
dan orang-orang yang mereka perintah, serta untuk mendefinisikan kembali sifat kekuasaan politik.

Berkembangnya paham rasionalisme merupakan salah satu penyebab revolusi perancis. Latar
belakang revolusi selanjutnya adalah buruknya pemerintahan di Perancis. Buruknya pemerintahan di
Perancis disebabkan karena kekuasaan tunggal raja yang dalam melaksanakan tugasnya secara
sewenang-wenang.

Adapun tokoh tokoh Revolusi Prancis :

Napoleon Bonaperte, John Locke, Foltaire, Montesquieu, Jean Jacques Rousseau.

REVOLUSI INDUSTRI

Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1760-1850 di mana terjadinya perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta
memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini
menyebabkan terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan
manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai
digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu
pengetahuan pada abad ke-16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René
Descartes, Galileo Galilei. Disamping itu, disertai adanya pengembangan riset dan penelitian dengan
pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan
The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

Selain James Watt, masih ada beberapa tokoh revolusi industri diantaranya seperti:
Alexander Graham Bell yang menemukan pesawat telepon.
James Hargreaves yang membawa pembaruan pada mesin pemintal.
Richard Trevethick yang menemukan kapal uap.
Thomas Bell yang menemukan cap selinder.

3. Portugis dan Spanyol ( Perjanjian Tordesilas )

Perjanjian ini dibuat pada 7 Juni 1494 di Tordesillas, Spanyol. Tujuan diadakannya perjanjian ini
untuk menyelesaikan konflik yang muncul dari banteng kepausan 1481 Aeterni regis yang
menegaskan klaim Portugis atas semua tanah non-Kristen di selatan Kepulauan Canary setelah
Columbus mengklaim Antillen untuk Kastilia, dan untuk membagi hak perdagangan dan penjajahan
untuk semua tanah yang terletak di sebelah barat Kepulauan Canary antara Portugal dan Kastilia
(kemudian diterapkan antara Mahkota Spanyol dan Portugal) dengan mengesampingkan kerajaan
Kristen lainnya.
4. Ekspedisi Penjelajahan Samudra ( Di Temukannya Tanjung Harapan, Africa )

Tanjung Harapan yang terletak di Afrika Selatan ditemukan oleh pelaut Portugis yang bernama
Bartolomeus Dias atau kerap disebut Bartholomeus Diaz. Peristiwa ini penting karena Bartholomeus
Diaz menjadi orang Eropa pertama yang berhasil mencapai Afrika Selatan.

Selain itu, penemuan Tanjung Harapan juga membuka rute laut dari Eropa ke Asia, dan menjadi
pembuka kontak hubungan antara Eropa dengan Afrika dan Timur Jauh.

Pada 10 Oktober 1486, ia ditunjuk oleh Raja John II dari Portugal sebagai kepala ekspedisi untuk
menemukan rute perdagangan baru ke Asia. Bartholomeus Diaz kemudian bertolak dari Lisabon
dengan tiga kapal dan memulai pelayarannya pada Agustus 1487.

Selama menyusuri pantai barat Afrika, ekspedisi ini sering berhenti dan menjelaskan pada suku
setempat bahwa mereka adalah utusan raja Portugis yang hendak melakukan hubungan dagang dan
mencari jalan ke India. Alhasil, Bartholomeus Diaz terpaksa menyerah dan membawa armadanya
pulang ke Portugal. Dalam perjalanan pulang inilah Bartholomeus Diaz menemukan Tanjung Harapan
pada Mei 1488.

5. India dan Cina

Jalur rempah disebut juga sebagai jalur perdagangan maritim yang menghubungkan Asia Tenggara,
khususnya Nusantara dengan India, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Jalur ini mencapai puncaknya
pada abad ke-15 hingga ke-17, di mana bangsa-bangsa Eropa berlomba untuk menguasainya.

Jejak kayu gaharu ditemukan di India. Cengkih dan kayu manis dari Indonesia timur sudah ada di
Mesir dan Laut Merah. Nenek moyang kita juga membawa rempah ke Asia Tenggara, hingga ke
Campa, Kamboja, sehingga terjadi persebaran budaya logam dari Dongson (Vietnam) hingga ke Nusa
Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Sejak awal Masehi, Jalur Rempah telah menghubungkan India
dan Tiongkok. Tercatat, sudah ada pelaut Jawa yang mendarat di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi.
Kapal-kapal Nusantara digunakan para biarawan dari Tiongkok untuk pergi belajar agama Buddha di
Suvarnadvipa atau Sriwijaya dan di India.

Jalur Sutra benua membagi menjadi jalur utara dan selatan begitu dia meluas dari pusat
perdagangan Cina Utara dan Cina Selatan, rute utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan
Semenanjung Crimea, dan dari sana menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia;
rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, dan kemudian ke
Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melalui Levant ke Mesir dan Afrika Utara.

Datangnya bangsa Austronesia ke Nusantara sekitar 4500 tahun lalu dengan perahu menjadi awal
pertukaran rempah dan komoditas antar pulau di Indonesia Timur. Budaya ini yang menjadi cikal
bakal lahirnya budaya bahari yang menyebarkan rempah hingga ke Asia Selatan sampai Afrika Timur.
Tak hanya budaya bahari, adanya jalur rempah membuat segalanya terhubung dan saling
mempengaruhi satu sama lain.

6. Portugis dan Spanyol di susul Belanda, Inggris, dan Prancis

Portugis

Sejarah kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia terjadi pada sekitar abad ke-16
Masehi. Maksud awal dua bangsa Eropa itu ke Nusantara adalah mencari dunia baru penghasil
rempah rempah. Peristiwa yang melatarbelakangi penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa
yakni runtuhnya Konstantinopel akibat serangan Turki Usmani pada 1453 Masehi. Dampaknya, harga
rempah-rempah di Eropa melambung tinggi sehingga bangsa-bangsa imperialis dari Barat, termasuk
Portugis dan Spanyol mencari komoditas ke negeri-negeri di kawasan Timur Jauh, hingga ke
Kepulauan Nusantara.

Pelaut pertama Portugis adalah Bartholomeus Diaz yang meninggalkan Portugis pada 1487.
Kemudian Vasco dan Gama menjalankan perintah Raja Portugis Manuel I untuk melakukan ekspedisi
menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.

Portugis berulang kali mendapatkan perlawanan dari bangsa Melayu di Malaka maupun dari
kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk dari Jawa. Ternyata Portugis mampu menandingi dan
meredam perlawanan-perlawanan tersebut. Setelah itu pada 1512 Portugis berhasil mencapai
Ternate. Sehingga Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang kemudian memonopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku.

Spanyol

Bangsa Spanyol mencari daerah penghasil rempah-rempah melalui Samudra Atlantik. Pada 1519,
Spanyol memberangkatkan lima kapal di bawah pimpinan Fernando de Magelhaens atau Ferdinand
Magellan. Ekspedisi Magellan dimulai dengan mengarungi Samudra Atlantik ke arah barat menuju
pantai timur Amerika Selatan. Mereka menyusuri pantai Amerika Selatan untuk mencari selat di
antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Pada 16 Maret 1521 rombongan Magellan mencapai
Kepulauan Massava (sekarang Filipina). Di situ Magellan mendirikan sebuah tugu batu sebagai
peringatan dan tanda wilayah kekuasan Spanyol.

Rombongan Magellan sampai di Filipina pada April 1521, tetapi ia justru terbunuh setelah terlibat
konflik dengan Mactan. Setelah itu, ekspedisi dilanjutkan di bawah pimpinan Kapten Sebastian del
Cano. Pada 6 November 1521, rombongan tersebut tiba di Tidore dan melaksanakan transaksi
perdagangan dengan Sultan Tidore serta melafalkan beberapa rempah-rempah. Keberhasilan
Sebastian del Cano mendapat sambutan baik oleh raja Spanyol. Sehingga beliau mengirimkan
kembali armadanya ke Indonesia. Namun, hal tersebut ternyata dianggap pelanggaran Perjanjian
Tordesillas bagi Portugis. Sehingga menimbulkan pertempuran antara Spanyol bersama Tidore dan
Portugis bersekutu dengan Ternate.

7. JALUR REMPAH

Perdagangan

Pedagang-pedagang India membawa barang-barang seperti kain sutra, kapas, rempah-rempah,


logam mulia, permata, dan barang seni. Mereka juga membawa ajaran Hindu dan Buddha, serta
sastra, seni, arsitektur, dan sistem pemerintahan India. Pedagang-pedagang Cina membawa barang-
barang seperti porselen, kertas, tinta, teh, gula, dan obat-obatan. Mereka juga membawa ajaran
Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme Mahayana.

Pedagang-pedagang India dan Cina tidak hanya menjual barang-barang mereka di Nusantara, tetapi
juga membeli barang-barang dari Nusantara, seperti emas, perak, timah, tembaga, kayu cendana,
damar, rotan, lada, cengkih, pala, kapur barus, dan mutiara. Barang-barang ini kemudian dibawa ke
India atau Cina untuk dijual lagi dengan harga tinggi.

Pedagang-pedagang India dan Cina juga menetap di beberapa daerah di Nusantara. Mereka
menikah dengan penduduk setempat dan membentuk komunitas-komunitas dagang yang disebut
kampung atau nagari. Mereka juga mendirikan tempat-tempat ibadah sesuai dengan agama mereka,
seperti candi-candi Hindu-Buddha atau kuil-kuil Cina. Mereka juga mengajarkan bahasa, tulisan,
sastra, seni, dan kebudayaan mereka kepada penduduk setempat.

Penguasaan

Penguasa-penguasa dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha tersebut mengadopsi berbagai unsur


budaya India, seperti sistem kasta, gelar raja, upacara-upacara ritual, simbol-simbol kekuasaan, dan
konsep-konsep politik. Mereka juga membangun candi-candi sebagai tempat ibadah dan pemujaan
kepada dewa-dewa atau Buddha. Mereka juga memberikan perlindungan dan dukungan kepada para
pujangga yang menciptakan karya-karya sastra Hindu-Buddha.

Dengan demikian, penguasa-penguasa Hindu-Buddha berperan sebagai pembentuk dan pemelihara


kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara. Mereka membawa pengaruh-pengaruh
politik dan religius India yang kemudian disinkretisasi dengan budaya lokal.

Pujangga

Pujangga adalah orang-orang yang memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang sastra atau seni
kata. Pujangga berperan penting dalam menciptakan karya-karya sastra Hindu-Buddha di Nusantara.
Pujangga juga menjadi pewaris dan penyebar ajaran dan nilai-nilai Hindu-Buddha kepada masyarakat
Nusantara.

 Kakawin, yaitu karya sastra berbentuk puisi yang menggunakan bahasa Jawa Kuno atau Bali
Kuno. Kakawin biasanya mengadaptasi cerita-cerita dari India, seperti Ramayana,
Mahabharata, atau Purana.
 Kidung, yaitu karya sastra berbentuk puisi yang menggunakan bahasa Jawa Pertengahan
atau Bali Pertengahan. Kidung biasanya mengisahkan tentang sejarah, legenda, atau
romansa dari Nusantara.
 Prasasti, yaitu karya sastra berbentuk tulisan yang terukir pada batu, logam, atau benda-
benda lain. Prasasti biasanya berisi tentang catatan-catatan sejarah, hukum, atau keagamaan
dari penguasa-penguasa Hindu-Buddha.
 Teks-teks agama, yaitu karya sastra berbentuk kitab-kitab suci yang mengandung ajaran-
ajaran Hindu atau Buddha. Teks-teks agama biasanya ditulis dalam bahasa Sanskerta atau
Pali, serta menggunakan aksara Pallawa atau Kawi.

Dengan demikian, pujangga-pujangga Hindu-Buddha berperan sebagai pencipta dan penyalur


karya-karya sastra Hindu-Buddha di Nusantara. Mereka membawa pengaruh-pengaruh sastra dan
seni India yang kemudian dikembangkan dan diwariskan oleh generasi-generasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai