Anda di halaman 1dari 43

BAB V

PERKEMBANGAN PENJAJAHAN
BANGSA EROPA DI INDONESIA
A. Lahirnya Kolonialisme Imperialisme
Barat
Awalnya kolonialisme dan impresialisme barat
bukan dilatarbelakangi menguasai bangsa-bangsa di
Asia dan Afrika. Tujuan utama kedatangan para
penjelajah Barat adalah berdagang. Kemudian
bangsa Barat mulai menguasai wilayah yan
didudukinya secara politik dan militer untuk
mengamankan monopoli perdagangan.
1. Faktor Utama Gold, Gospel, Glory
a. Gold : adanya prospek ekonomi di Dunia Timur serta
keinginan untuk berdagang secara langsung dengan Dunia
Timur.
Faktor Konstantinopel
 Faktor konstatinpoel adalah kota tempat barang berharga dari
didunia timur ramai diperdagangkan,diantaranya
emas,perak,rempah-rempah,tembikar,karpet,gading,batu
mulia,dan sutra. Dikota kekaisaran romawi,bangsa barat mebeli
barang tersebut dari perdagangan perantara (middleman) dan
orang-orang barat menjualnyadengan harga lebih mahal,dari
sini orang barat mengenal kekayaan dari dunia timur.
Keberhasilan ekspedisi ke india berawal dari penemuan
tanjung harapan di Afrika Selatan oleh Bartolomeu dia pada
th 1488 akan tetapi baru melau Vasco da Gama pada th
1498. portugis berhasil membuang sauh(berlabuh) di india.
Berkembangnya Paham Merkantilisme di Eropa
Merkantilisme adalah teori ekonomi yangmenyatakan
bahwa kesejahteraan suatu Negara ditentukan oleh oleh
banyaknya aset/modal yang dimiliki serta besarnya volume
perdagangan global suatu Negara yang berupa emas, perak,
dan komoditas lain yang dimiliki oleh negara.
Merkantilisme berkembang pada abad ke-15 sampai abad ke-17 dan
dianut oleh banyak Negara di Eropa seperti Portugis, Spanyol, Inggris,
Perancis dan Belanda. Awalnya mereka berdagang dengan sesama
bangsa Eropa. Untuk mencapai tujuan, negara Eropa berupaya
meemonopoli jalur perdagangan penting di antara mereka sendiri.
b. Gospel : menyebarkan agama Nasrani
Faktor utama yaitu adanya keinginan untuk menyebarkan agama
Nasrani ke seluruh dunia. Portugis dan Spanyol adalah negara yang
dilandasi agama Katolik.
c. Glory : mencapai kejayaan sebagai bangsa
Sebagai bangsa yang lama dikuasai oleh bangsa Moor, Portugis ingin
bangkit dan membuktikan kepada bangsa lain bahwa Portugis mampu
membangun bangsanya dengan kekuatan sendiri.
2. Faktor Pendukung

Pada penemuan baru dalam berbagai bidang termasuk


dalam bidang teknologi maritime, seperti kompas,
navigasi, kartografi (pembuatan peta) dan karavel (perahu
cepat berukuran kecil yang bisa melawan arah angin).
Para penjajah juga didorong oleh idealisme pribadi.
Penemuan Galileo-Galile bahwa dunia itu bulat. Rasa
penasaran dan idealisme pribadi diperkuat oleh Marco
Polo tahun 1271 – 1292
Portugis dan spanyol mejadi tempat pengungsian
pengusaha dan pekerja asal konstatinopel ketika
kota ini dikuasai oleh Kesultanan Ottaman tahun
1453. Sebagian dari mereka ahli dalam ekonomi
termasuk seluk-beluk perdagangan di Asia dan
Afrika dan ahli dalam bidang maritim.
3. Faktor Pemicu : Jatuhnya
Konstantinopel tahun 1453
Jalan untuk mencapai ketiga tujuan utama itu (Gold,
Gospel, Glory) terbuka ketika tahun 1453 Konstatinopel
dikuasai oleh bangsa Turki Usmani (Ottaman). Sultan
Mehmed II (1432 – 1481), penguasa Ottaman, menghambat
pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya.
Akibatnya satu-satunya akses orang Eropa memalui darat ke
Asia terputus, yang tentu sangat memengaruhi lalu-lintas
serta volume perdagangan rempah – rempah.
Masa ketika orang Eropa (Portugis dan kemudian Spanyol)
melakukan perjalanan ke wilayah Timur ini dikenal dengan
sebutan era Penjajahan Samudera, yang berlangsung tahun
1450an – 1650.
Tahun 1488, Bartolomeu Dias berlayar menyusuri pantai
barat Afrika. Ia mengitari Tanjung Harapan dan terus
menyusuri bagian timur Afrika melewati Mossel Bay dan
kwaaihoek (Afrika Selatan). Dalam pelayaran pulang, ia
berlabuh di sebuah tanjung bebatuan di Afrika Selatan yang
menghadap Samudera Atlantik, kemudian disebut Tanjung
Harapan.
B. Kolonialisme-Imperialisme Barat
(Eropa) di Indonesia
1.Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
Portugis masuk ke Indonesia di bawah pimpinan pelaut
terkenal Afonso de Albuquerquer (1453 – 1515). Sasaran
pertama ekspedisi militernya adalah Malaka. Ia tiba di
tempat tersebut pada awal Juli 1511, dan tanggal 10 Agustus
1511 Malaka ditaklukan.
Persekutuan Portugis – Pajajaran kemudian mencemaskan
kerajaan Islam di Jawa, terutama Kesultanan Demak (1475-
1548). Khawatir akan penduduk Jawa oleh Portugis, Demak
menyerang Pajajaran pada tahun 1526-1527. Pada tahun
1512 Portugis ekspedisi ke daerah utama penghasil rempah
yaitu Maluku. Antonio de Abreu dan Franscisco Serrao
pemimpin ekspedisi tersebut.
Mereka merintis poros perdagangan Ternate-Malaka-
Goa-Lisbon. Portugis menjalin persekutuan dengan
Kesultanan Ternate, berkepentingan untuk menerima
Portugis yaitu untuk mengimbangi Tidore.
Padrao Pajajaran -Portugis
2. Masuknya bangsa Spanyol ke Indonesia
Tujuan kedatangan Spanyol ke Nusantara tentu tidak berbeda jauh
dengan bangsa Portugis. seperti menyebarkan agama Nasrani, mencari
kejayaan dan kekayaan serta menemukan wilayah kekuasaan atas tanah
atau wilayah jajahan yang subur dan menghasilkan bagi bangsa Eropa.
Bangsa Spanyol datang ke Indonesia tepatnya di Maluku pada 8
November 1521 dipimpin oleh Kapten yang bernama Joan Sbastian
El Cano.
Kedatangan Spanyol di Maluku tepatnya di Tidore disambut baik oleh
Sultan yang memerintah Tidore saat itu karena mereka sedang
bersengketa dengan kerajaan Ternate yang didalangi oleh Portugis
tentu kedatangan Spanyol nantinya akan dianggap menguntungkan
karena dapat membantu mengusir Portugis dari Maluku. 
Akhirnya Sebelum terjadi peperangan besar antara Portugis
dan Spanyol maka dilakukanlah perjanjian ulang yang mana
memperjelas perjanjian sebelumnya yaitu perjanjian
Saragosa pada 22 April 1529 isi dari perjanjian ini yaitu :
• Spanyol harus meninggalkan Maluku yang lebih dahulu
ditemukan oleh Portugis dan sesuai dengan jalur
pelayarannya.
• Spanyol kembali ke Filiphina dan mendirikan Pusat
kekuasaannya di sana bukan di Maluku
• Portugis tetap tinggal di Maluku dan bebas melakukan
perdagangan
3. Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia
Pada tahun 1595, Belanda dalam rutenya hingga ke Nusantara
yaitu Indonesia adalah Barat Afrika --Tanjung, Harapan--
Samudra Hindia--Selat Sunda--Banten yang membawa 4 kapal
yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Sesampainya di Indonesia tepatnya di Banten, yang pada saat
itu Banten di bawah pemerintahan Maulana Muhammad.
Masyarakat Banten menerima kedatangan rombongan Cornelis
de Houtman, dan mereka pun diisinkan untuk berdagang.
Rombongan kedua yang berkebangsaan Belandapun masuk
ke Banten yang dipimpin oleh Jacob van Neck dan Van
Waerwyck pada tahun 1598 yang membawa delapan kapal
pengangkut rempah - rempah.
Pada saat yang bersamaan, Banten dan Portugis sedang
mengalami "keburukan", dan bangsa Belanda pun pandai
pandai mengambil hati para penguasa sehingga merekapun
diisinkan mengambil rempah - rempah, seperti Lada dan
dikirim ke Bangsanya sendiri.
Sedangkan ke 3 kapalnya tersebut berlayar ke Maluku
untuk menguras rempah - rempah Nusantara.
C. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) tahun 1602-1709

1.Sejarah Lahirnya VOC


Tujuan terbentuk VOC yaitu :
• Menghindari terjadi persaingan
• Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan
bangsa Eropa
• Monopoli perdagangan rempah – rempah di Indonesia
• Membantu pemerintah Belanda yang berjuang melawan
penduduk Spanyol
Pemerintah memberi hak istimewa / hak oktroi
kepada VOC yaitu :
Melakukan monopoli perdagangan
Menjalankan kekuasaan kehakiman
Memiliki angkatan perang sendiri

2. Kebijakan VOC di Indonesia


Tahun 1609 direktur VOC Belanda dikenal sebutan Heeren
Zeventeen atau Seventeen Gentlemen menugaskan ke Nusantara
Laksamana Pieterszoon Verhoven.
Rombongan ini tiba di Belanda pada tanggal 8 April 1609.
Pada saat yang sama, Inggris di bawah pimpinan Kapten
William Keeling telah lebih dulu berada di tempat itu.
Karena didesak pergi oleh Verhoeven, Keeling pun mundur
ke Pulau Run dan Pulau Ai.
Verhoeven kemudian bermaksud membangun
benteng dan pos perdagangan di Banda. Akan
tetapi ,rencana itu ditolak para tetua masyarakat Banda,
yang dikenal dengan sebutan Orang Kaya. Namun,
Verhoeven bersikeras membangun benteng tersebut.
Dalam rangka mendukung kebijakan-kebijakannya,secara
garis besar VOC melakukan dua hal sebagai berikut.
Pertama, VOC tidak segan-segan menggunakan
cara-cara kekerasan untuk menghukum siapa saja yang
menentang kemauan dan kebijakannya.
Kedua, VOC memakai taktik devide et
impera, secara harfiah berarti “Pecah-belahlah dan kuasai”.
Salah satu bentuknya adalah mencampuri urusan dalam
negeri setiap kerajaan.
Dalam bagian selanjutnya, kita akan membahas dua
gubernur jenderal VOC, baik karena posisinya sebagai
perintis, yaitu Pieter Both, maupun karena kebijakan dan
tindak-tanduknya yang kejam dan represif dalam
menerapkan kebijakan-kebijakan VOC di atas,yang
tercemin dalam diri Jan Pieterszoon Coen.
a.Pieter Both (1610-1614) : Peletak Dasar VOC
Pieter both (1568-1615) ditunjuk sebagai geburnur jenderal pada
bulan November 1610 sampai 1614 dengan tugas utama, yaitu
menciptakan monopoli perdagangan di Nusantara. Both pertama-
tama mendirikan pos perdagangan diBanten dan Jaakarta (1610). Ia
lalu membangun markas besar VOC di Ambon.
Meski berkantor pusat di Ambon, ia juga mendirikan kantor
dagang VOC mula-mula di banten (1610) lalu kemudian di Jayakarta
(1611).
Gubernur jenderal VOC setelah Both adalah Gerald Reynst
(1614-1615), Laurents Rael (1615-1619, dan Jan Pieterszoon Coen
(1619-1623 ; 1627-1629).
b. Jan Pieterszoon Coen (1619-1623 ; 1627-1629) Ijzeren Jan atau Jan
Besi

Pada tahun 1619 Heeren zeventien menunjuk Jan Pieterszoon Coen sebagai
gubernur jenderal. Langkah pertama Coen adalah memindahkan markas besar VOC
dari Ambon ke Jayakarta, yang dianggap lebih strategis.
Jayakarta waktu itu dikuasai oleh Kesultanan Banten. Coen pun menyusun siasat.
Mula-mula ia membangun suatu benteng yang kokoh. Pada bulan Mei 1619, Belanda
menyerang Jayakarta serta membumihanguskan kraton dan hamper seluru
pemukiman penduduk. Jayakarta ini kemudian diganti namanya menjadi Batavia.
Coen bermaksud merealisiskan monopoli perdagangan pala dan cengkeh di Maluku
termasuk Banda. Ada tiga langkah yang dilakukannya: 1. Mengusir orang
Inggris
2. Mengusir dan melenyapkan penduduk asli Belanda
3. Menerapkan kebijakan esktirpasi
◦ Jan Pieterszoon Coen
Langkah pertama berhasil dilakukan pada tahun 1620. Pada tahun itu, Belanda
membunuh Kapten Inggris Nathaniel Courthope (1585-1620), yag memimpin
basis pertahanan Inggris di Pulau Run.
Langkah kedua,pada tahun 1621 berangkatlah Coen ke Belanda. Sesampainya
di Benteng Nassau pada bulan Februari tahun itu, Coen dan pasukannya menyerang
Pulau Lontor .Desa Selamon dijadikan markas besar. Orang-orang Banda yang
masih hidup dikapalkan ke Batavia dan dijual sebagai budak. Penduduk yang
berhasil melarikan diri ke pegunungan menderita kelaparan. Jumlah warga Banda
yang dibawa ke Batavia mencapai 883 orang. Sebanyak 176 orang meninnngal
dalam perjalanan. Karena kebengisannya itu, ia mendapatkan julukan Ijzeren Jan
atau Jan Besi.
Langkah ketiga J.P Coen adalh menerapkan kebijakan esktirpasi, yaitu
membinasakan tanaman rempah-rempah dalam rangka menekan kelebihan produksi
cengkeh. Tujuan utama kebijakan ini adalah menjaga agar harga rempah-rempah di
pasar dunia tetap stabil.
Gubernur jenderal VOC yang telah dirintis
oleh J.P.Coen,yaitu :
◦ Mempertahankan monopoli
◦ Menerapkan pajak contingenten dan verplichte leverantie
◦ Mencegah penyeludupan cengkeh dan pala oleh para petani dan
raja setempat terutama di Ternate
◦ Melanjutkan kebijakan ekstirpasi dan Pelayaran Hongi
◦ Melayani pusat-pusat perdagangan Islam Nusantara dalam rangka
memperluas wilayah perdagangan dan jangkauan monopoli
◦ Memperkuat pertahanan untuk mencegah pendudukan Nusantara
oleh Inggris,dengan membangun banyak benteng dan pos
pertahanan
Gambar mata uang VOC 2 sisi dalam kepingan mata uang gulden
3. Berakhirnya Kekuasaan VOC Pada Tahun 1799
Setelah berkuasa lebih 200 tahun,VOC mengalami kemunduran
hinga dibubarkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1799. Sebab-
sebab kemunduran dan pembubaran VOC adalah :
a. Faktor Internal
o korupsi di semua tingkatan,yaitu dari pegawai rendah sampai
pejabat tinggi VOC.
o Sebagian pegawai dan pejabat VOC ikut serta dalam kegiatan
perdagangan rempah-rempah demi kepentingan dirinya
sendiri,sesuatu yang illegal dan merugikan kepentingan VOC.
o Perdagangan gelap merajalela, yang memboros monopoli
perdagangan VOC.
oAnggaran biaya untuk para pegawai sangat besar karena makin
meluasnya kekuasaan VOC
o Biaya perang untuk menanggulangi perawanan rakyat seperti
Makassar sangat besar
o Adanya persaingan dari perserikatan dagang lainnya seperti East
Indian Company (Inggris) dan Compagnie des Indes (Perancis) ;
para pejabat dan pegawai VOC yang korup membuat persaingan ini
tidak dapat dimenangkan oleh VOC.
o Pemasukan yang kecil diserta utang yang menumpuk menyulitkan
VOC untuk memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham
b. Faktor Eksternal : dikuasai Perancis
Pada tahun 1795,Perancis dibawah Napoleon Bonaparte menguasai
Belanda dan mendirikan Republik Bataaf ( 1795-1806). Sebelumnya
pada tahun yang sama, atas dukungan Perancis, raja Belanda Willem
V digulingkan oleh kaum republican. Belanda pun kembali menjadi
republic. Raja Belanda Willem V menyingkir ke Inggris (1795).
Belanda menjadi sekutu Perancis dalam gerakan anti-monarki untuk
melawan Inggris.
Penduduk ini merupakan bagian dari cita-cita imperialisme
Napoleon untuk menyebarluaskan hasil dan cita-cita Revolusi
Perancis 1789-1799 yaitu republikanisme, kebebasan, kesetaraan, dll
ke seluruh negara Eropa yang umumnya masih menganut system
pemerintah monarki.
D. Indonesia pasca-VOC : Masuknya
Pengaruh Perancis dan Pendudukan Inggris
Ketika Belanda diduduki Perancis tahun 1795 dan VOC
dibubarkan pada tahun 1799, praktik terjadi semacam
kekosongan kekuasaan di Nusantara. Semantara itu, Inggris
mengicar Nusantara. Jawa adalh satu-satunya daerah koloni
Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris
setelah Isle de France dan Mauritius pada tahun 1807.
Di sisi lain, di Eropa sendiri perang antara Perancis
(didukung sekutunya Belanda) dan Inggris berkecamuk lagi
pada tahun 1803. Perancis menguasai wilayah darat dan
Inggris wilayah laut. PemerintahBelanda sadar bahwa
mustahil mengirim bantuan ke Batavia karena jalur laut
dikuasai Inggris melalui blockade laut. Atas saran Napoleon,
pemerintah Belanda mengangkat Herman Williem
Daendels (1762-1818), seorang bekas
advokat,patriot,jenderal,dan pengagum Napoleon Bonaparte
untuk mengemban tugas berat itu: membangun pertahanan di
Nusantara untuk menghadapi kemungkinan serangan Inggris.
1. Herman Willem Deandels (Januari 1808-Mei
1811) : Gubernur Jenderal “Perancis” yang
Keras dan Otoriter
Daendels memegang dua tugas utama, yaitu : (1)
mempertahankan Pulau Jawa agar jangan sampai jatuh ke
tangan Inggris dan (2) memperbaiki keadaan tanah jajahan
dari berbagai aspek,terutama penyelewengan kekuasaan dan
kroupsi. Kekuasaan Belanda di wilayah Nusantara tidak lagi
bertujuan memperoleh keuntungan ekonomi yang sebesar-
besarnya seperti yang dilakukan VOC, tetapi lebih untuk
mempertahankan koloni tersebut selama mungkin untuk
kepentingan pemerintah.
Daendels kemudian menerapkan sejumlah kebijakan di tanah koloni ini
sebagai upaya menahan serbuan Inggris ke jawa. Kebijakan-kebijakan tersebut
diantaranya :
◦ Membangun jalan raya pos dari Anyer (ujung barat Jawa) sampai Panarukan
(ujung timur Jawa)
◦ Mendirikan benteng-benteng pertahanan, seperti Benteng Lodewijk (Louis) di
Surabaya,Benteng Meester Cornelis (Jatinegara sekarang) di Batavia dll
◦ Membangun angkatan perang yang terdiri dari orang-orang pribumi,seperti
Legiun Mangkunegara
◦ Mendirikan pabrik senjata di Surabaya,pabrik Meriam di Semarang, dan
sekolah militer di Batavia
◦ Membangun rumah sakit dan tangsi-tangsi militer yang baru
Deandels juga menerapkan sejumlah kebijakan lain seperti :
oMembagi Pulau Jawa menjadi 9 prefektur,setara karesidenan
oMengangkat para bupati di seluruh Pulau Jawa menjadi pegawai
pemerintah
oMenaikkan gaji pegawai agar tetap loyal kepada pemerintah
colonial, serta menindak pegawai yang korup dengan hukuman
seberat-beratnya
oMendirikan badan pengadilan yang disesuaikan dengan adat-
istiadat yang berlaku
Herman Willem Deandels
2. Thomas Stamford Raffles (1811-1814) : Letnan Gubernur
Inggris

Inggris menunjuk Thomas S. Raffles sebagai letnan gubernur.


Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh kongsi dagang Inggris
bernama East Indian Company (EIC) yang berkedudukan di Kalkua,
India. Ia menekankan asas liberal yaitu kebebasan, kesetaraan, dan
supremasi hukum. Beberapa kebijakannya yaitu :
 Menghapus sistem Tanam Paksa
 Mmemberi kebebasan kepada rakyat
 Menghapus pajak hasil bumi
 Membagi Pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan
 Pemungutan pajak sewa tanah
Thomas Stamford Raffles
E. Masa Kekuasaan Belanda kedua (1816-1942)
Konvensi London Mengembalikan hak Belanda atas Nusantara. Pemerintah
Belanda mengangkat Van Der Capellen (1816-1826) sebagai gubernur jenderal.
Belanda kemudian mengirim du Bus de Gisignies (1826-1830).
Kedatangan Belanda disambut berbagai perlawanan yaitu Perang Saparua
(1878), perlawanan sultan Palembang (1818-1825), Perang Diponegoro (1824).
1. Kebijakan Tanam Paksa (Cultuurselsel) : Johannes Van Den
Bosch (1830-1870)
Sejak abad ke-18 di bawah Gubernur Jenderal VOC Hendrick
Zwaardecroon (1720-1725), kebijakan ini dirintis di Tanah Sunda (Priangan),
namanya Preangerstelsel (Sistem Priangan).
Johannes Van Den Bosch
2. Kebijakan Pintu Terbuka (1870-1900) Eksploitasi Manusia Agraria

a. Latar Belakang
 Perubahan politik di Belanda
 Pengaruh Revolusi Industri

b. Penerapan dan dampak Kebijakan Pintu Terbuka


 Eksploitasi manusia
 Eksploitasi agrarian

c. Reaksi terhadap Kebijakan Pintu Terbuka


3. Politik Etis 1901

Ratu Wihelmina dengan tegas menyatakan, Pemerintah Belanda


memiliki panggilan moral terhadap kaum pribumi Hindia Belanda.
Ratu Wihelmina kemudian menuangkan panggilan moral tadi ke
dalam apa yang kelak disebut Trias van Deventer yang meliputi :
1. Irigasi (Pengairan)
2. Migrasi
3. Edukasi
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai