Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Istilah aufklarung berasal dari bahasa Jerman, yang artinya pencerahan. Dalam bahasa
Inggris, aufklarung berpadanan dengan istilah enlightenment yang artinya pencerahan atau
penerangan. Jika zaman Renaissance adalah peralihan dari zaman pertengahan ke zaman
modern dan dianggap sebagai masa peremajaan bangsa, maka peristiwa aufklarung adalah
masa pendewasaan bagi Bangsa Eropa. Zaman ini diberi nama zaman pencerahan karena
pada zaman ini manusia mulai mencari cahaya baru melalui rasionya sendiri..

Merujuk pada buku Pemikiran Dibalik Peristiwa Renaissance dan Aufklarung karya
Heri Purwanto, abad pencerahan berlangsung pada abad XVII - XVIII (1685-1815).
Negara pelopornya adalah Inggris dan Prancis. Dapat dikatakan bahwa, di kedua negara ini
memang banyak lahir ilmuwan dan pemikir atau filsuf yang gagasannya sangat
berpengaruh untuk lahirnya abad pencerahan.

Meskipun, keduanya sama-sama membawa pencerahan bagi penduduk Eropa, tapi


ternyata dua peristiwa berbeda. Pada zaman Renaissance, kemampuan akal manusia sudah
berkembang, tetapi hal tersebut hanya menghasilkan kemajuan pada bidang humaniora,
filsafat, politik, seni, sastra serta hukum. Namun, belum mampu menciptakan perubahan
dan perkembangan dalam bidang ekonomi demi kesejahteraan manusia.
Melalui slogan Aufklarung, "Sapere Aude!" yang memiliki arti "Beranilah Berpikir
Sendiri", Immanuel Kant, filsuf asal Jerman mengajak orang-orang untuk semakin berani
dan bebas menggunakan akalnya.

Menurut Kant, bila manusia masih belum yakin dengan kemampuan akalnya untuk
menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia, maka artinya manusia tersebut belum
dewasa. Melansir dari buku Sejarah: Peristiwa Di Eropa yang Berpengaruh terhadap
Kehidupan Umat Manusia karya Alin Rizkiyan Putra, menurut pendapat para tokoh yang
mempelopori terjadinya zaman pencerahan, akal dan budi manusia harus digunakan untuk
menjawab masalah kehidupannya.

1
Dapat disimpulkan bahwa terjadinya zaman ini telah memberikan kontribusi yang
sangat besar bagi perubahan sejarah Eropa bahkan sejarah dunia. Salah satu peristiwa
besar yang dipengaruhi oleh Aufklarung adalah Revolusi Perancis 1789 yang ikut serta
mempengaruhi tatanan masyarakat dunia. Aufklarung dapat diartikan juga sebagai gerakan
besar di Eropa pada abad ke-18 Masehi yang memberikan kedudukan luar biasa terhadap
akal dan budi manusia. Disebut sebagai zaman kelanjutan dari zaman renaissance yang
merupakan masa peremajaan pikiran. Kelanjutan dari masa peremajaan merupakan masa
pendewasaannya, yaitu aufklarung. Zaman ini telah banyak membawa perubahan pola
pikir manusia. Manusia mulai menggunakan akalnya untuk meneliti secara kritis segala
sesuatu dalam kehidupannya termasuk dalam kehidupan bernegara.

Ilmuwan Sir Isaac Newton (1687) merupakan pelopor dasar terjadinya Aufklarung.
Dengan karyanya yang berjudul Philosophiae naturalis principia mathematica (ilmu
pengetahuan alam berdasarkan prinsip-prinsip matematis) telah berpengaruh terhadap
berkembangnya ilmu pengetahuan. Pada abad pertengahan di Eropa terjadi perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah yang menjadi
landasan dalam merumuskan persoalan dan solusi. Metode ilmiah ini menggunakan
hipotesis, eksperimen (percobaan), dan observasi (pengamatan). Metode ilmiah ini yang
menggantikan pendekatan ilmiah sebelumnya yang berdasarkan kepercayaan atau tradisi.

Pengaruh aufklarung sangat dirasakan pada perkembangan teknologi dan pemikiran


abad modern. Selain itu, masa aufklarung juga menghasilkan beberapa filsafat penting
yang masih diadopsi sampai saat ini dalam berbagai ilmu pengetahuan. Secara garis besar,
pengaruh aufklarung bagi dunia terbagi menjadi dua yaitu pengaruh dalam bidang
pemikiran dan teknologi. Dalam bidang pemikiran, zaman aufklarung telah menyebabkan
berkembangnya paham liberalisme dan nasionalisme. Aufklarung mengedepankan dan
memaksimalkan kemampuan akal manusia, kemudian mendorong munculnya berbagai
ideologi baru.

Sedangkan, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mulai bermunculan


penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
berhasil merevolusi bidang iptek di Eropa dan bermanfaat sampai saat ini.

2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis mengangkat topik mengenai “ abad pencerahan”
sebagai pembahasan kali ini. Serta dikemas dengan lebih mendetail dan bahasa yang
mudah dipahami

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai alat pembelajaran penulis mengenai
Peristiwa Auklarung baik latar belakang terjadinya serta dampak dan hal lain dibalik
peristiwa aufklarung.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Aufklarung


1. Kondisi Sosial
Aufklarung dapat diartikan sebagai gerakan kultural yang muncul dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat Eropa untuk menentang dan memberantas segala bentuk
takhayul, prasangka, dan mitos yang tidak sesuai dengan akal budi.

Pada awalnya aufklarung tidak bisa dipisahkan dari peran kaun Borjuis di negara
Prancis, Inggris, Belanda, dan Jerman, yang dengan kekayaan dan waktu luang yang
dimilikinya banyak memberikan perhatian terhadap kegiatan pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama perhatian terhadap kegiatan belajar, membaca, dan menghitung
yang diberikan oleh kaum Borjuis terhadap masyarakat Eropa.

Dengan demikian, semangat aufklarung tidaklah lahir dengan dimotori oleh kaum
agamawan ataupun para bangsawan Eropa. Kedua kelompok ini kendatipun secara
ekonomi memungkinkan, tidak banyak memberikan perhatian terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan, tetapi lebih cenderung berobsesi mempertahankan kekuasaannya.
Begitu juga, semangat aufklarung tidak lahir dari kalangan petani Eropa karena disamping
dalam kehidupan mereka tidak banyak mengalami perubahan, komonitas kelompok
pekerja tangan dan kelas kelompok masyarakat yang lainnya, belum kuat untuk
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

Faktor yang mendorong Eropa mengalami masa-masa aufklarung pada abad ke-
18. Pertama, adanya kemakmuran yang melimpah dalam kehidupan masyarakat Eropa,
terutama dalam kehidupan masyarakat Borjuis. Pada abad ke-17 M, di negara-negara
Eropa yang terkemuka seperti Inggris, Francis, dan Belanda mengalami kemakmuran
yang selalu meningkat. Kemakmuran ini banyak ditemukan dalam masyarakat kota,
terutama kelompok masyarakat yang disebut kaum Borjuis atau Paura. Dengan kekayaan
yang dimilikinya, mereka bisa memperoleh kekuasaan setinggi-tingginya, tidak terkecuali

4
di antara kaum Borjuis itu sendiri. Dengan demikian, tidaklah mengherankan bahwa
kelompok masyarakat Borjuis memiliki pengaruh yang sangat besar.1

Sekalipun demikian, martabat kaum aristokrasi/bangsawan tetap tinggi. Begitu


juga mereka masih memiliki hak-hak istimewa. Kelompok kaum Borjuis terkemuka
belum merasa puas jika belum memiliki gelar yang diperoleh dari raja atau belum
membeli tanah dari salah seorang bangsawan. Dengan keadaan seperti ini, muncullahgaris
perbedaan antara bangsawan lama (aristokrasi) dan bangsawan baru (borjuis terkemuka)
dan borjuis kecil. Kelompok bangsawan baru dengan kekuasaannya secara turun-temurun
dapat menduduki jabatan penting di luar dan didalam kota, sedangkan bagi kaum Borjuis,
kedudukan itu sangat tertutup. Sekalipun demikian, kelompok masyarakat Borjuis kecil
dengan tingkat kemakmuran yang cukup besar yang dimilikinya telah menjadi pendorong
untuk menginsafkan masyarakat dan menolak susunan masyarakat yang berlaku tersebut
dan menolak tradisi yang berkembang itu.

Kedua, faktor yang mendorong Eropa memasuki masa aufklarung adalah adanya
perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan munculnya
kegiatan penyelidikan dan eksperimen di kalangan orang-orang terpelajar Eropa.
Memasuki abad ke-18 M, kegiatan penyelidikan dan eksperimen merupakan “dua kunci”
sukses yang mengantarkan Eropa memasuki masa pencerahan. Dengan berbekal kedua
kunci itu, bangsa Eropa dapat membuka tabir ilmu pengetahuan secara bertahap.2

Perlu diketahui bahwa di kalangan masyarakat Eropa pada periode pertengahan


orang tidak boleh mengemukakan gagasan atau melakukan kegiatan yang bertentangan
dengan gereja. Namun, pasca masa renaissans, terutama memasuki abad ke-18, orang-
orang Eropa mulai memiliki keberanian menolak apa yang datang dari gereja dan
menerima gagasan baru. Hal ini menjadi semakin nyata dari usaha yang dilakukan
Vesalius yang pernah melakukan terobosan dengan melakukan kegiatan obdukusi (periksa
potong mayat) dalam rangka mencari tahu rahasia badan manusia. Pada hal pada periode
pertengahan, orang tidak diperbolehkan melakukan obdukusi karena dipandang
1
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 276.
2
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 277.
5
merendahkan martabat manusia. Akan tetapi, Vesallus tetap berkeyakinan bahwa akan
mengetahui fungsi organ tubuh, ia harus menguraikan tubuh yang telah menjadi mayat.

Kegiatan penyelidikan dan eksperimen di kalangan orang-orang Eropa tidak hanya


terbatas pada yang dilakukan Vesallius Servet, Harvey, dan Malphigi melalui
eksperimennya telah membuka rahasia peredaran darah. Begitu juga, Tycho Brahe,
Keppler, Cheristian Huygens, dan Galileo Galilei dengan teropong bintangnya telah
mengadakan berbagai penemuan dalam dunia astronomi. Anthoni Van Leewenhoek
dengan mikroskop yang dipakainya telah melakukan penyelidikan terhadap keberadaan
makhluk terkecil bahkan sampai mikroorganisme. Semua penemuan-penemuan tersebut
telah merupakan modal yang dapat menguatkan manusia akan berbagai kemungkinan-
kemungkinan yang dapat dilakukan oleh akalnya.

Ketiga, faktor yang mendorong Eropa memasuki masa-masa aufklarung karena di


kalangan orang-orang Eropa muncul sikap kritis, pada abad ke-17 tampak keberadaan
orang-orang Eropa untuk untuk berpikir dan bersikap kritis dalam menyerang dan
menentang paham-paham yang telah usang. Rene Discrates, seorang ahli ilmu alam
Prancis dengan dalil pokoknya cogito ergo sum, yang berarti saya berpikir, jadi saya ada.
Manusia dalam berpengetahuan, yang pertama-tama harus memiliki sikap ragu-ragu,
artinya manusia dengan menerima apa yang belum jelas dan nyata. Kedua, orang harus
berteguh keyakinan bahwa manusia dapat menguasai alam materi dan alam rohani secara
rasional. Tampaknya, Descrates dan para pengikutnya mulai memandang bahwa segala
yang ada sebagai mekanisme yamg sangat teratur, yang tidak saja terikat pada hukum,
tetapi segala yang ada tidak dapat melepaskan diri dari hukum.3

Inilah diantara faktor-faktor yang mendorong Eropa memasuki masa-masa


pencerahan. Dari ketiga faktor tersebut, terlihat bahwa masyarakat Eropa pada abad ke-18
seakan-akan menemukan kembali warisan budaya Yunani yang rasional dan warisan
budaya Romawi yang cenderung terikat pada undang-undang.

2. Kondisi Politik

3
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 278-279.
6
Gagasan yang ada pada masa Pencerahan digagas karena raja atau kaisar
memerintah hampir semua masyarakat pertanian yang menetap. Masyarakat kecil kadang-
kadang menerapkan pemerintahan demokratis, di mana semua warga negara berpartisipasi
dalam urusan politik, atau pemerintah republik, di mana delegasi mengirim utusan untuk
berbagai kepentingan konstituen. Beberapa masyarakat, terutama mereka yang memiliki
kepemimpinan pusat yang lemah, juga bergantung pada pemerintahan aristokratik, di
mana elit istimewa mengawasi urusan publik. Namun, peraturan hierarkis yang mengalir
dari seorang raja atau kaisar sejauh ini merupakan bentuk pemerintahan yang paling
umum dalam masyarakat pertanian menetap. Dalam membenarkan peraturan mereka, raja
dan kaisar di seluruh dunia sering mengidentifikasi diri mereka dengan para dewa atau
mengklaim sanksi ilahi untuk otoritas mereka. Beberapa penguasa adalah imam, dan
kebanyakan orang bekerja sama erat dengan otoritas agama. Atas dasar hubungan mereka
dengan kekuatan ilahi, raja dan kaisar mengklaim supremasi politik yang berdaulat dan
wewenang untuk memerintah. Di kekaisaran China, misalnya, rumah-rumah dinasti
diklaim sebagai peraturan sesuai dengan "amanat surga", sementara di masa awal
pemerintahan modern Eropa, raja-raja yang memusatkan sering kali menegaskan "hak
ilahi raja untuk memerintah sebagai raja yang absolut.4

Para tokoh pemikir juga banyak yang menyerukan persamaan. Mereka mengutuk
hak-hak legal dan sosial yang dinikmati oleh bangsawan, yang dalam pandangan filosofis
tidak memberi kontribusi lebih besar kepada masyarakat yang lebih besar daripada
seorang petani, tukang, atau pekerja kerajinan. Mereka merekomendasikan pembentukan
sebuah masyarakat di mana semua individu akan setara di depan hukum. Advokat
kesetaraan politik yang paling menonjol adalah pemikir Prancis-Swiss Jean-Jacques
Rousseau (1712-1778).

3. Kondisi Agama
Pada abad pertengahan terjadi perdebatan sengit antara akal dan iman atau antara
gereja dan kalangan proletar Eropa. Hal itu terjadi selama kurang lebih 8 abad lamanya.
Mereka dipaksa mengikuti doktrin yang telah dikeluarkan oleh pihak gereja dalam
dogma-dogma gereja nya. Mereka juga dipaksa untuk melupakan akan kebudayaan

4
Ziegler Herbert. 2005. Traditions and Encounters II. London: Lyn Uhl, hal. 783-784.
7
mereka dulu, yaitu kebudayaan Romawi dan Yunani. Namun, semakin lama mereka pun
semakin merasakan akan kejanggalaan tentang doktrin yang mereka terima itu. Terasa
berada di luar akal rasional (irasional). Hegemoni antara akal dan iman benar-benar tidak
seimbang pada zaman itu. Pada abad itu akal kalah total dan iman menang mutlak. Abad
ini telah mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia dalam bidang pemkiran,
padahal manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju dengan cepat. Abad ini
juga telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan orang-orang yang berfikir kreatif
diluar dogma gereja, karena pemikirannya berlawanan atau berbeda dengan pikiran tokoh
gereja pada saat itu. Abad ini tidak saja lamban, lebih dari itu secara pukul rata filsafat
mundur pada abad ini jangankan menambah, menjaga warisan sebelumnya pun abad ini
tidak mampu.

Melihat keadaan yang begitu parah pada zaman pertengahan di Eropa, maka
beberapa diantaranya melakukan suatu gerakan pembaharuan untuk lahir kembali dalam
artian lahir sebagai manusia yang tebebas dari kungkungan gereja (dogma) atau dalam
bahasa lain sebagai abad pencerahan. Abad Pencerahan adalah suatu abad dimana terjadi
gerakan pembebasan manusia dari ketidakdewasaan yang dibuatnya sendiri.
Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan untuk mempergunakan pengertiannya sendiri
tanpa bimbingan orang lain. Ketidakdewasaan ini dibuatnya sendiri bila penyebabnya
bukannya pada kurangnya pikiran melainkan kurangnya ketegasan dan keberanian untuk
mempergunakan pikiran itu tanpa bimbingan orang lain. Gejala aufklarung yang
mewarnai kehidupan masyarakat Eropa muncul pertama kali pada abad ke-18. Secara
sederhana, aufklarung bermakna pencerahan. Secara lebih luas, aufklarung dapat diartikan
sebagai gerakan kultural yang muncul dan berkembang dalam kehidupan masyarakat
Eropa Untuk menentang memberantas segala bentuk takhayul, prasangka, dan mitos yang
tidak sesuai dengan akal budi. 5

Aufklarung, sebagai gerakan kultural yang tumbuh dan berkembang di Eropa pada
abad ke-18 M.pada awalnya tidak bisa dipisahkan dari peran kaum borjuis di negara
prancis, inggris, belanda, dan jerman, yang dengan kekayaan dan 3waktu luang yang

5
http://dian-kurnia.blogspot.co.id/2010/05/aufklarung-masa-pencerahan-eropa.html di unduh pada tanggal 18
februari pukul 21.00.
8
dimilikinya banyak memberikan perhatian terhadap kegiatan belajar, membaca, dan
menghitung yang diberikan oleh kaum borjuis terhadap masyarakat Eropa.

Semangat aufklarung tidak lahir dengan dimotori oleh kaum agamawan ataupun
para bangsawan Eropa. Kedua kelompok ini kendatipun secara ekonomi memungkinkan,
tidak banyak memberikan perhatian terhadap tidak banyak memberikan perhatian
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi lebih cenderung berobsesi
mempertahankan kekuasaannya. Begitu juga, semangat aufklarung tidak lahir dari
kalangan petani Eropa, karena disamping dalam kehidupan mereka tidak banyak
mengalami perubahan, komunitas kelompok pekerja tangan dan kelas kelompok
masyarakat yang lainnya, belum kuat untuk memberikan pendidikan kepada anak-
anaknya.6

Kaum intelektual pada masa pencerahan ini berusaha mengganti dan menetang
takhayul dengan ilmu pengetahuan, dan memperbaiki beberapa penyimpangan yang
dilakukan oleh gereja dan negara.

Gerakan budaya diawali pada 1650-1700 itu dipicu oleh filsuf baruch spinoza
(1632-1677), john locke (1632-1704), pierre bayle (1647-1706), fisikawan isaac newton
(1643-1727), dan filsuf voltaire (1694-1778). Kaum intelektual ini mendapat dukungan
dari kerajaan, sehingga membawa abad pencerahan pada titik puncaknya sekitar 1790-
1800. Setelah itu, penekanan pada penalaran memberi jalan munculnya Romantisime
yang memberi penekanan pada emosi dan memicu timbulnya kekuatan kontra
pencerahan.

Di perancis pencerahan diawali dengan penerbitan ensiklopedia (1751-1772) yang


disunting oleh denis diderot (1713-1784) yang berisi tulisan dari kaum intelektual filsuf
terkemuka seperti Voltaire, Rousseau (1712-1778) dan montesquieu (1689-1755). Sekitar
25.000 eksemplar yang terdiri dari volume 35 telah terjual, dan setengahnya terjual di luar
prancis. Pasukan intelektual baru menyebar ke pusat-pusat perkotaan di seluruh eropa,
terutama inggirs, skotlandia, jerman, belanda, rusia, italia, austria, dan spanyol kemudia
6
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 276-277.
9
menyebrangi atlantik menuju koloni-koloni Eropa dan memengaruhi pemikiran benjamin
franklin dan thomas jefferson yang menjadi penggerak revolusi Amerika cita-cita politik
pencerahan telah mengilhami banyak munculnya deklarasi kemerdekaan dan kebebasan di
amerika, prancis, polandia, lithuania dan negara-negara lain. 7

Ada beberapa faktor yang mendorong Eropa mengalami masa aufklarung pada
abad ke-18. Pertama, adanya kemakmuran yang melimpah dalam kehidupan masyarakat
Eropa, terutama dalam kehidupan masyarakat Borjuis. Kedua, adalah adanya perhatian
yang besar terhadap ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan munculnya penyelidikan
dan eksperimen di kalangan orang-orang terpelajar Eropa. Ketiga, karena dikalangan
orang-orang Eropa muncul sikap kritis. 8

A. Proses Terjadinya Peristiwa Aufklarung

Sumber:
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQkncce3CPkZvnMbCIzvaI6
CqIyED8wExW0-4yK6KWVWtBMDcR0DAaz_CXT

7
Nina Karina Setyo Andayani, dkk. History Of The World Sejarah Dunia Kuno Dan Modern, penerbit indoliterasi,
yogyakarta 2013, hlm. 6
8
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 277-278
10
Aufklarung di Eropa terjadi juga di tiga negara besar di Eropa. Diantara negara-negara itu
terdapat Jerman, Inggris, dan juga Prancis.
1. Pencerahan di Jerman
Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu bermusuhan  sikapnya terhadap
agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha menyerang
dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, serta menggantinya dengan
agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat pantheistic, akan tetapi semuanya itu
berjalan tanpa “perang’ terbuka.

Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang bercita-cita untuk
mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu menjadi suatu kesusilaan yang
berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas menampakkan perhatian kepada
perasaan. Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi oleh gerakan rohani di Inggris dan
di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa filsafat Jerman tidak berdiri sendiri.

Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff(1632-1694), Christian


Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin yang sebenarnya di bidang filsafat adalah
Christian Wolff (1679- 1754).9

la mengusahakan agar filsafat menjadi suatu ilmu pengetahuan yang pasti dan
berguna, dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas dengan bukti-
bukti yang kuat. Penting sekali baginya adalah susunan sistim filsafat yang bersifat
didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang tegas. Dialah yang
menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan
bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Karena pekerjaannya itu filsafat menarik
perhatian umum.

Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran Leibniz dan
menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. Dalam bagian-bagian
yang kecil memang terdapat penyimpangan-penyimpangan dari Leibniz.

2. Pencerahan di Inggris
9
Harun Hadiwijono.1993. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX. Yogyakarta: Kanisius, hal. 63.

11
Di Inggris filsafat Pencerahan dikemukakan oleh ahli-ahli pikir yang bermacam-
macam keyakinannya. Kebanyakan ahli pikir yang seorang lepas daripada yang lain,
kecuali tentunya beberapa aliran pokok.

Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, suatu aliran dalam
filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri dengan gagasan Eduard
Herbert yang dapat disebut pemberi alas ajaran agama alamiah.

Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama. Juga agama
Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia menentang segala
kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala skeptisisme di bidang agama ia
bermaksud sekuat mungkin meneguhkan kebenaran-kebenaran dasar alamiah dari agama.

Dasar pengetahuan di bidang agama adalah beberapa pengertian umum yang pasti
bagi semua orang dan secara langsung tampak jelas karena naluri alamiah, yang
mendahului segala pengalaman dalam pemikiran akal. Ukuran kebenaran dan
kepastiannya adalah persetujuan umum segala manusia, karena kesamaan akalnya. Isi
pengetahuan itu mengenai soal agama dan kesusilaan.
Inilah asas-asas pertama yang harus dijabarkan oleh akal manusia sehingga
tersusunlah agama alamiah, yang berisi: a) bahwa ada Tokoh yang Tertinggi; b) bahwa
manusia harus berbakti kepada Tokoh yang Tertinggi itu; c) bahwa bagian pokok
kebaktian ini adalah kebajikan dan kesalehan; d) bahwa manusia karena tabiatnya benci
terhadap dosa dan yakin bahwa tiap pelanggaran kesusilaan harus disesali; e) bahwa
kebaikan dan keadilan Allah

3. Pencerahan di Prancis
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris. Para pelopor
filsafat di Perancis sendiri (Descartes, dll) telah dilupakan dan tidak dihargai lagi.
Sekarang yang menjadi guru mereka adalah Locke dan Newton.
Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada masa tersebut  adalah:

Di Inggris para filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran mereka
dikenal oleh umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak semula diberikan

12
dalam bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat ditangkap oleh golongan yang
lebih luas , yang tidak begitu terpelajar seperti para filsuf. Hal ini menjadikan keyakinan
baru itu memasuki pandaangan umum. Demikianlah di Perancis filsafat lebih eras
dihubungkan dengan hidup politik, sosial dan kebudayaan pada waktu itu. Karena sifatnya
yang populer itu maka filsafat di Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam. Agama
Kristen  diserang secara keras sekali dengan memakai senjata yang diberikan oleh
Deisme.10

Sama halnya dengan di Inggris demikian juga di Perancis terdapat bermacam-macam


aliran: ada golongan Ensiklopedi, yang menyusun ilmu pengetahuan dalam bentuk
Ensiklopedi, dan ada golongan materialis, yang meneruskan asas mekanisme menjadi
materialisme semata-mata.

B. Dampak Peristiwa Aufklarung


1. Ekonomi

Indikasi bahwa Eropa mengalami emajuan ditandai juga dengan pesatnya


perekonomian negara-negara Eropa. Indikasi bahwa Eropa mengalami kemajuan pada
abad ke-18 dan ke-19 melihat juga dengan meningkatnya taraf kehidupan perekonomian
bangsa-bangsa Eropa. Perlu diketahui bahwa tingkat kehidupan perekonomian bangsa-
bangsa Eropa mengalami kemajuan karena daerah baru terbuka baginya mereka dapat
memperoleh kekayaan yang tak terhingga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
negerinya. Berangkat dari kenyataan ini, secara secara perlahan-lahan kemajuan barat
mulai melampaui kemajuan Islam yang sejak lama telah mengalami kemunduran.
Selanjutnya, perekonomian negara-negara Barat menjadi semakin maju karena dipercepat
oleh adanya penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.11

Meskipun Industrial sudah dimulai sejak abad ke-18, terutama dalam produksi
tekstil, pada 1800, emapt dari lima orang Eropa masih bergantung pada pertanian untuk
hidup. Pertambahan populasi karena berkurangnya tingkat moralitas berkat kesehatan dan
kebersihan yang lebih baik memicu perkembangan kota; pada 1700, Eropa memiliki 10
10
Harun Hadiwijono.1993. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX. Yogyakarta: Kanisius, hal. 49.
11
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hlm. 283.
13
kota dengan penduduk lebih dari 100.000; pada 1800, jumlahnya menjadi 17. Pada saat
bersamaan, petani memanfaatkan pendekatan ilmiah dalam bertani, dengan tanaman dan
ternak yang lebih produktif. Kemajuan dibidang transportasi laut, darat, sungai, serta
kanal mendukung perdagangan diseluruh Eropa, dan setelah berkembangnya
kolonialisme, di seluruh dunia.12

Ekonomi Physiocrats dan filsuf Skotlandia Adam Smith telah dipandang sebagai
pendiri ilmu sosial ekonomi modern. Physiocrats, sebuah kelompok Prancis, tertarik
untuk mengidentifikasi undang-undang ekonomi alam yang mengatur masyarakat
manusia. Mereka mempertahankan bahwa jika individu bebas untuk mengejar
kepentingan diri ekonomi mereka sendiri, semua masyarakat pada akhirnya akan
mendapatkan keuntungan.13

Negara, karenanya, seharusnya tidak mengganggu permainan bebas kekuatan


ekonomi alam dengan menerapkan peraturan pemerintah mengenai ekonomi. Negara
harus meninggalkan ekonomi sendirian. Doktrin ini dikenal dengan nama Prancisnya,
laissez-faire (LEH • SAY FEHR), yang berarti "membiarkan (orang) melakukan (apa
yang mereka inginkan)."14

Pernyataan terbaik laissez-faire dibuat pada tahun 1776 oleh Adam Smith dalam
karyanya yang terkenal The Wealth of Nations. Seperti Physiocrats, Smith percaya bahwa
negara seharusnya tidak ikut campur dalam masalah ekonomi. Memang, Smith hanya
memberi tiga peran dasar kepada pemerintah: melindungi masyarakat dari invasi (tentara);
membela warga negara dari ketidakadilan (polisi); dan menjaga pekerjaan umum tertentu,
seperti jalan dan kanal, yang dimiliki individu swasta tidak mampu.15

2. Sosial
Abad 18 pemikiran filsafat diliputi oleh suatu masa yang dinamakan “Aufklarung”
berarti pencerahan (bahasa Inggris : “Enlightenment”). Zaman ini tidak lepas dari
pengaruh Renaissance sebagai gerakan sebelumnya, dan merupakan buah pahit dari

12
Jeremy Black, Atlas Sejarah Dunia, (Erlangga, 2009)
13
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 521.
14
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 521.
15
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 521.
14
Empirisme dan Rasionalisme yang muncul beberapa saat sebelumnya. Gerakan
Aufklarung ini muncul melanda hampir semua negara Eropa terutama di Inggris, Perancis
dan Jerman.

Immanuel Kant (Jerman) menggambarkan bahwa kurun waktu selama ini,


manusia telah melakukan kesalahan dengan tidak mau memanfaatkan akalnya sendiri.
Manusia telah keluar dari keadaan tidak akil balig (Unmundigkeit ). Voltaire
menyebutnya zaman ini adalah zaman akal .16

Maka semboyan gerakan ini adalah Sapere Aude artinya “berani berpikir sendiri”.
Sehingga kepercayaan akal atau rasio sangat berperanan besar dalam abad 18 ini , seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada saat itu.

Digambarkan bahwa pada saat itu :


1. Hampir setiap tahun terjadi penemuan ilmiah baru yang mendasarkan pada fisika
klasiknya Isaac Newton (1687) dengan judul buku Philosophiae naturalis principia
mathematica (ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip – prinsip matematisnya).
(Dengan demikian pengaruh Descartes telah dibuang jauh – jauh).
2. Juga adanya usaha untuk mengumpulkan segala pengetahuan secara sistematis yaitu
Ensiklopedi. Ensiklopedi yang terbit pertama kali yaitu Encyklopaedia Britanica.
3. Metode yang dipakai dalam filsafat adalah metode induksi yaitu berpangkal pada
gejala –gejala dan mencoba mengembalikan kepada beberapa azas dan hukum yang
bersifat umum, ini sesuai dengan cara Newton dalam menyelidiki alam.
4. Analisa adalah alat yang tepat dipakai bagi segala pemikiran, termasuk didalamnya
untuk mengkritik penguasa.

3. Agama
Berkat usaha ilmiah manusia seperti Copernicus, Galileo dan Newton, gagasan
baru tentang orde dan operasi alam semesta mulai berakar pada abad ke-17.
Perkembangan ini sangat mengganggu kaum konservatif di Gereja, yang harus
menghadapi pertanyaan yang tidak nyaman mengenai peran Tuhan di alam semesta baru
ini. John Locke mendestabilisasi peran agama lebih jauh lagi ketika dia mendalilkan

16
Soemargono, Soejono. 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yagyakarta: Tiara Wacana Yogya.
15
bahwa perilaku moral mungkin lebih berakar kuat dalam proses alam daripada yang
ditanamkan oleh hukum Tuhan. Studi baru dalam kritik biblika, yang berasal dari negara-
negara Jerman, menganalisis Alkitab sebagai sumber sejarah, diciptakan oleh manusia,
dan oleh karena itu tunduk pada kesalahan faktual. Terlepas dari tantangan-tantangan ini
bagi Gereja, Pencerahan tidak boleh dicirikan sebagai serangan yang tak henti-hentinya
terhadapnya atau, dalam hal ini, sebagai pertempuran terus-menerus antara akal dan
takhayul. Memang benar bahwa Pencerahan Prancis memiliki unsur anti-ulama yang kuat.
Namun, di tempat-tempat seperti Skotlandia, pendeta memainkan peran penting dalam
proses pencerahan, membuat kontribusi yang sering dan penting di berbagai wilayah.
Selanjutnya, pertanyaan seputar kepercayaan dan kepercayaan tidak diperumit oleh
adanya gerakan seperti Deisme - sistem kepercayaan yang menerima pencipta ilahi,
namun pencipta yang mengatur alam semesta bergerak sesuai dengan hukum alam dan
kemudian membiarkannya berkembang. tentu saja.17

4. Politik
Teori politik yang tercerahkan dini sangat dipengaruhi oleh pria yang mengalami
langsung penganiayaan di tangan rezim abad ke-17. Thomas Hobbes dan John Locke
telah meninggalkan Inggris untuk menghindari penganiayaan politik, sementara di
Provinsi Bersatu, Hugo Grotius telah menghabiskan waktu di penjara karena kepercayaan
agama dan politiknya. Untuk mencegah kondisi ini mengakibatkan penganiayaan serupa,
struktur politik yang ada harus diubah agar sejarah tidak terulang kembali. Karena bukti
intoleransi religius sebagai katalisator dalam pemalsuan individu, para ahli teori politik
Pencerahan sangat ingin memisahkan peran gereja dan negara dalam sistem politik masa
depan. Sementara para teoretikus politik merumuskan dan memperbaiki sistem mereka,
semakin banyak panggilan untuk reformasi politik. Banyak orang merasa tidak puas
dengan absolutisme yang ada di Eropa, terutama di Prancis di bawah Louis XIV. Di
Prusia, di bawah Frederick the Great, dan Austria, di bawah Joseph II, sejenis despotisme
tercerahkan ada di mana penguasa mengizinkan nilai-nilai pencerahan yang berkembang,
sementara tetap mempertahankan kontrol politik absolut. Namun, seiring bertambahnya
usia, seruan untuk memisahkan kekuatan untuk mencegah pelanggaran monarki, menjadi

17
McDougal Littell. 2008. Welcome to World History. US: Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company, hal. 7.
16
lebih gencar. Dalam arti praktis, Revolusi Amerika dan Prancis sangat bergantung pada
teori politik yang tercerahkan untuk membenarkan tindakan mereka.18

18
McDougal Littell. 2008. Welcome to World History. US: Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company, hal. 7.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terjadinya zaman ini telah memberikan kontribusi yang
sangat besar bagi perubahan sejarah Eropa bahkan sejarah dunia. Salah satu peristiwa
besar yang dipengaruhi oleh Aufklarung adalah Revolusi Perancis 1789 yang ikut serta
mempengaruhi tatanan masyarakat dunia. Aufklarung dapat diartikan juga sebagai gerakan
besar di Eropa pada abad ke-18 Masehi yang memberikan kedudukan luar biasa terhadap
akal dan budi manusia. Disebut sebagai zaman kelanjutan dari zaman renaissance yang
merupakan masa peremajaan pikiran. Kelanjutan dari masa peremajaan merupakan masa
pendewasaannya, yaitu aufklarung. Zaman ini telah banyak membawa perubahan pola
pikir manusia. Manusia mulai menggunakan akalnya untuk meneliti secara kritis segala
sesuatu dalam kehidupannya termasuk dalam kehidupan bernegara.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1.
Bandung: CV Pustaka Setia.

Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang
Modern. Jakarta: Rajawali Pers.

Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018


pukul 18.22 WIB.

Atang Abdul Hakim. 2008.Filsafat Umum dari Metologi Sampai teofiologi. Bandung : Pustaka
Setia.

Beekman,Gerard. TT. Filsafat para filsuf berfilsafat,diterjemahkan oleh R.A.Rivai. Jakarta :


Erlangga.

Budi Hardiman. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: Erlangga.

Harrun Hadiwijono. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.

Hermann Luchterband. 1973. The Philosophy of the Enlightenment The Christian Burgess and
the Enlightenment. London: Great Britain.

Julian Holand. 2009. The Kingfisher History Encyclopedia Jilid 4, terj. Nino Oktorino, dkk.
Jakarta: PT Lentera Abadi.

Junarso Ridwan dkk. 2010. Tokoh-Tokoh Ahli Fikir Negara & Hukum Dari Zaman Yunani Kuno
Sampai Abad 20. Bandung: Nuansa.

Juhaya S. Praja. 2008. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta : Prenada Media.

Louis o. Kattsoff. TT. Pengantar Filsafat. New york : the Ronald Press Company.

Leo Agung, 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-


Hill, hal. 247.
19
McDougal Littell. 2008. Welcome to World History. US: Houghton Mifflin Harcourt Publishing
Company.

Nina Karina dkk. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta:
Penerbit Indoliterasi.

20

Anda mungkin juga menyukai