Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH

Aufklarung

Diajukan Pada Diskusi Kelas Mata Kuliah: Sejarah Dunia II


Pengampu : Prof. Dr. H. Sulasman, M. Hum.

Disusun oleh :
Kelompok II KELAS IV/C
Lita Nur Elbayyinah NIM 1165010087
Lulu Liani NIM 1165010088
M Iqbal Alfarizi NIM 1165010093
Miftah Hisyam NIM 1165010095

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018 M/1438 H
Zaman Pencerahan (Aufklarung)

Zaman Pencerahan, 1700-1789. Pada masa ini keinginan untuk berpikir dengan
akal budi pada abad ke-17 mendorong terus meningkatnya berbagai pemikiran sosial
politik baru pada abad ke-18 yang kerap disebut ‘Pencerahan’. 1 Dalam beberapa sumber
juga disebutkanbahwa zaman pencerahan (aufklarung) disebut juga dengan kelahiran
kembali. Hal ini dikarenakan pencerahan kembali mengandung arti “munculnya
kesadaran baru manusia” terhadap dirinya (yang selama ini dikungkung oleh gereja).2

Di antara para sejarawan selalu muncul perdebatan mengenai kegunaan kata


‘masa Pencerahan’ sebagai sebuah kata rujukan dan sebagai sebuah sejarah. Beberapa
di antaranya mempertanyakan apakah masa Pencerahan benar-benar sebuah kemajuan
kebudayaan dari abad pertengahan atau hanya melihatnya sebagai suatu periode
pesimisme dan nostalgia atas era klasik. Beberapa sejarawan modern belakangan lebih
memperhatikan nilai kesinambungan antara era Renaisans dengan era Pencerahan
(aufklarung).3

Abad Pencerahan juga merupakan gerakan budaya kaum intelektual di abad ke-
18, pertama-tama di Eropa dan kemudian di koloni-koloni di Amerika. Tujuannya adalah
mereformasi masyarakat dengan menggunakan penalaran (bukan tradisi, keyakinan dan
wahyu) dan mengembangkan pengetahuan melalui sains.

Kaum intelektual pada Abad Pencerahan berusaha mengganti dan menentang


takhayul dengan ilmu pengetahuan, dan memperbaiki beberapa penyimpangan yang
dilakukan oleh gereja dan negara. Gerakan budaya pada masa ini diawali pada 1650-
1700 dipicu oleh Baruch Spinoza (1631-1677), John Locke (1632-1704), Pierre Bayle
(1647-1706), fisikawan Isaac Newton (1643-1727), dan filsuf Voltaire (1694-1778). Kaum
intelektual ini mendapatkan dukugan dari kerajaan, sehingga membawa Abad
Pencerahan pada titik puncaknya sekitar 1790-1800. Setelah itu, penekanan pada
penalaran memberi jalan munculnya Romantisisme yang memberi penekanan pada
emosi dan memicu timbulnya kekuatan Kontra Pencerahan.4

Abad ke-18 adalah masa yang relatif stabil. Pada abad ini, monarki berkuasa
hampir di seluruh Eropa dan wilayahnya dikendalikan kaum bangsawan atau negara.

1
Julian Holand. 2009. The Kingfisher History Encyclopedia Jilid 4, terj. Nino Oktorino, dkk. Jakarta: PT Lentera Abadi,
hal. 306.
2
Wahyudi Djaja. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak, hal. 66-
67.
3
Wahyudi Djaja. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak, hal. 70-
71.
4
Nina Karina dkk. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi,
hal. 6.
1
Kekaisaran Rusia dan Prusia berkembang menjadi kekuatan besar. Sedangkan Jerman
serta Italia terbagi-bagi menjadi banyak negara kecil, dan Polandia dicaplok negara
tetangganya. Metode pengelolaan tanah yang maju mendukung peningkatan populasi
Eropa; kota-kota bertambah dalam ukuran dan jumlah; perdagangan dan industri meluas
hingga pasar global; filsafat, ilmu pengetahuan, dan kesenian berkembang. Daya tarik
intelektual mendorong munculnya teori-teori politik radikal ‘Pencerahan’, tetapi
kekhawatiran mulai muncul ketika bendera kemerdekaan berkibar di Prancis pada
dekade terakhir abad itu. Meskipun akhirnya gagal, Revolusi Prancis memicu berbagai
reformasi sosial dan politik pada abad ke-19.5

Para penulis era Pencerahan abad ke-18, atau philosophes, seperti Voltaire dan
Diderot memanfaatkan nalar manusia untuk menantang kepercayaan Gereja, negara,
monarki, pendidikan, dan institusi sosial ‘Manusia dilahirkan bebas, tetapi ia hidup
terbelenggu’, ditulis Jean-Jacques Rousseau dalam Social Contract (1762) untuk
mendukung pembentukan masyarakat demokrasi.6

Filsuf Jerman, Immanuel Kant menulis “Beranilah untuk mencari tahu! Milikilah
keberanian untuk menggunakan kepandaianmu sendiri!” Orang tidak lagi tertarik pada
keyakinan tradisional. Berbagai penelitian ilmiah pada abad ke-17 telah memulai
penyebaran proses penelitian dan penyelidikan dunia. Hasilnya, pada abad ke-18,
berbgai ensiklopedi besar diterbitkan untuk mencatat pengetahuan ini.7

Di Prancis, Pencerahan diawali dengan penerbitan ensilklopedia (1751-1772)


yang disunting oleh Denis Diderot (1713-1784) yang berisi tulisan dari ratusan kaum
intelektual filsuf terkemuka seperti Voltaire, Rousseau (1712-1778) dan Montesquieu
(1689-1755). Sekitar 25.000 eksemplar yang terdiri dari volume 35 telah terjual dan
setengahnya terjual ke luar Prancis. Pasukan intelektual baru menyebar ke pusat-pusat
perkotaan seluruh Eropa, terutama Inggris, Skotlandia, Jerman, Belanda, Russia, Italia,
Austria, dan Spanyol, kemudian menyebrangi Atlantik menuju koloni-koloni Eropa dan
memengaruhi pemikiran Benjamin Franklin dan Thomas Jefferson yang menjadi
penggerak Revolusi Amerika. Cita-cita politik Pencerahan telah mengilhami banyak
munculnya deklarasi kemerdekaan dan kebebasan di Amerika, Prancis, Polandia-
Lithuania dan negara-negara lain.8

5
Prof. Jeremy Black. 2009. A Dorling Kindersley Book, terj. Aruminingsih, Henny Wirawan. Jakarta: Penerbit
Erlangga, hal. 198.
6
Prof. Jeremy Black. 2009. A Dorling Kindersley Book, terj. Aruminingsih, Henny Wirawan. Jakarta: Penerbit
Erlangga, hal. 198.
7
Julian Holand. 2009. The Kingfisher History Encyclopedia Jilid 4, terj. Nino Oktorino, dkk. Jakarta: PT Lentera Abadi,
hal. 306.
8
Nina Karina dkk. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi,
hal. 6.
2
Selain Denis Diderot di Prancis dengan menyusun ensiklopodia yang jumlahnya
28 jilid dengan 200 orang kontributor, pada tahun 1775 pun Dr Johnson menerbitkan
buku Dictionary of the English Language. Antara tahun 1768-1771, Encyclopedia
Britannica diterbitkan.9

Pencerahan adalah gerakan filosofis intelektual abad kedelapan belas yang


sangat terkesan dengan pencapaian Revolusi Ilmiah. Mereka menerapan metode ilmiah
untuk memahami semua kehidupan. Mereka berharap dengan menggunakan metode
ilmiah, mereka bisa membuat kemajuan menuju masyarakat yang lebih baik daripada
yang mereka warisi. Alasan, hukum kodrat, harapan, kemajuan - ini adalah kata-kata
umum bagi para pemikir Pencerahan.10

Pencerahan adalah gerakan intelektual yang berasal dari abad ke-17 dan ke-18 di
Eropa dan Amerika yang melahirkan visi "zaman akal budi" tidak hanya bagi peradaban
Barat, namun juga untuk kemanusiaan secara keseluruhan. Dengan demikian, inilah
salah satu gerakan pertama yang mengejar visi global dengan menyebarkan wirausaha,
kewarganegaraan mandiri, dunia bebas, atau kosmopolitan sebagai cita-cita dasar untuk
bercita-cita untuk menciptakan kekayaan, perdamaian dan kebebasan bagi jumlah orang
sebanyak mungkin. dan untuk mengatasi perselisihan agama.11

Pencerahan menawarkan perspektif baru mengenai beragam topik seperti: teori


politik; ekonomi; ilmu pengetahuan dan kedokteran; filsafat; pendidikan; literatur; dan
sejarah. Selain itu, pencerahan juga berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan
tentang perkembangan dan kemajuan umat manusia. Memang diharapkan semua
pengetahuan yang ada dan tersebar di berbagai disiplin ilmu ini, pada akhirnya akan
memperbaiki kehidupan umat manusia dan memberikan hasil praktis yang dapat dicapai
dalam kemajuan kemanusiaan secara umum.12

Pencerahan sangat dipengaruhi oleh gagasan dua orang Inggris abad ketujuh
belas, Isaac Newton dan John Locke. Bagi Newton, dunia fisik dan segala sesuatu di
dalamnya seperti mesin raksasa (mesin dunia Newton). Jika Newton dapat menemukan
hukum alam yang mengatur dunia fisik, maka dengan menggunakan metodenya, para
intelektual Pencerahan mengira mereka dapat menemukan hukum alam yang mengatur
masyarakat manusia.13

Definisi Enlightenment yang paling terkenal adalah filsuf Jerman Immanuel Kant
(1724-1804): "Pencerahan adalah kemunculan manusia dari ketidakmatangan yang
9
Julian Holand. 2009. The Kingfisher History Encyclopedia Jilid 4, terj. Nino Oktorino, dkk. Jakarta: PT Lentera Abadi,
hal. 306.
10
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 518.
11
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
12
Ralph McLean. 2010. Historical Insights: Focus on Teaching The Enlightenment. UK: History at the Higher
Education Academy University of Warwick, hal. 3.
13
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 518-519.
3
dipaksakan sendiri. Ketidakmatangan adalah ketidakmampuan untuk menggunakan
pemahaman seseorang tanpa bimbingan dari orang lain. Ketidakmatangan ini
dipaksakan sendiri bila penyebabnya tidak terletak pada kurangnya akal, namun karena
kurangnya tekad dan keberanian untuk menggunakannya tanpa bimbingan dari orang
lain. Sapere Aude! 'Berani untuk menggunakan pengertian Anda sendiri!' - itulah motto
pencerahan "(Kant 2010 [1784], hal 1).14

Di Barat, visi ini diberlakukan melalui berbagai pendekatan ekonomi, politik dan
sosial seperti revolusi ilmiah dan teknologi; pengembangan kapitalisme kewirausahaan
dan humanisme yang berpusat pada manusia; emansipasi wanita; serta melalui wacana
rasionalisme dan liberalisme publik yang sesuai. Filsuf, ilmuwan dan politisi seperti Denis
Diderot, Voltaire, Adam Newton, Jean-Jacques Rousseau, John Locke, Benjamin
Franklin, Adam Smith, Thomas Jefferson, James Madison dan Thomas Paine
menyebarkan pendidikan publik, media massa dan demokrasi yang independen dan
kritis untuk meningkatkan sosial. partisipasi dan keadilan dengan memberikan
kesempatan yang sama, membuat masyarakat menjadi lebih terbuka dan produktif.
Seniman seperti Gotthold Ephraim Lessing atau Johann Wolfgang von Goethe berkeras
toleransi agama dan budaya. Pencerahan juga meletakkan fondasi untuk pemisahan
negara dan agama, dan dengan demikian untuk institusi negara laisistik modern.
Gagasan masing-masing menemukan ungkapan dalam Konstitusi Amerika tahun 1776
dan dalam Revolusi Prancis tahun 1789 yang mengusulkan kebebasan, persamaan dan
persaudaraan sebagai cita-cita untuk mengejar dengan cara aturan hukum dan
pluralisme budaya dan sosial. Pada tahun 1948, prinsip-prinsip ini mengilhami Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan
sejak saat itu sebagian besar usaha yang berbeda untuk berteori dan menerapkan
bentuk pemerintahan internasional dan global.15

Sebagai ideologi yang saling terkait yang mendasari semua aspek ini yang
bersama-sama membentuk (dan masih mendorong) modernitas seperti yang kita kenal,
Pencerahan tetap ada sampai sekarang di tengah pola pikir Barat modern dan
masyarakat pengetahuan yang dihasilkannya. Sejauh ini memberikan asal mula
sebagian besar karakteristik yang mendefinisikan modernitas selama dua abad terakhir,
Pencerahan tetap merupakan perwujudan dari empat fitur inti yang masih menjadi pusat
masyarakat pasca-industri kontemporer: (1) modernisasi teknologi, (2) sekularisasi, (3)
pluralisasi, dan (4) multiculturalization. Mereka dipelihara bersama oleh praktik kritik
rasional publik sebagai demystification, yaitu oleh Enlightenment sebagai etika dan politik
wacana publik yang spesifik untuk masyarakat demokratis (Jürgen Habermas)16

14
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
15
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
16
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
4
Dalam perspektif kegamaan yang terkait dengan gagasan Pencerahan non Barat,
yaiitu pemahaman mereka berdasarkan peradaban Buddha dn Hindu yang telah ada
sebelumnya, "Pencerahan" sering kali kembali ke awal sejarah manusia dan dengan
demikian dalam banyak hal lebih tua dari Pencerahan yang disebarkan oleh Barat.
Pencerahan di sini terutama menggambarkan keadaan pikiran individu dan kelompok,
yang ditandai oleh wawasan tertinggi tentang esensi dunia dan manusia, terkadang juga
oleh persatuan spiritual individu dengan kolektif dan manusia dengan perintah kosmik.
Sejauh keadaan pikiran ini ada dalam tradisi yang paling relevan yang digambarkan
sebagai keadaan kesadaran yang "lebih tinggi" yang harus dicapai melalui berbagai
tahap pembelajaran dan latihan, Pencerahan sebagai sebuah negara dan sebagai tahap
pikiran harus dibedakan.17

Secara keseluruhan, istilah Pencerahan terdiri dari tiga makna yang secara
historis saling terkait erat: (1) utopia masyarakat terbuka, partisipatif, dan bebas yang
sebagian besar berasal dari Barat, didorong oleh teknologi dan pola pikir yang rasional,
sekuler dan toleran, (2). ) tahap perkembangan (yaitu, zaman modernitas) peradaban
Barat, (3) keadaan pikiran individu atau kelompok tertentu.18

Di era globalisasi, ada kecenderungan bahwa perbedaan - namun dalam banyak


hal pengertian komplementer tentang Pencerahan Barat dan Non-Barat bahwa selama
fase imperialistik ekspansi Barat sering dalam konflik menjadi semakin saling terkait satu
sama lain dalam kerangka kerja proses ekonomi, politik dan sosial lintas-peradaban.
Hasilnya adalah bahwa di satu sisi beberapa pengamat menggambarkan adanya
persaingan yang semakin ketat antara gagasan Pencerahan Barat dan non-Barat, yang
tampaknya merupakan bagian dari "benturan peradaban" seperti yang dijelaskan oleh
Samuel P. Huntington dan ahli teori lainnya. Di sisi lain, ada upaya menuju bentuk-
bentuk baru gagasan integratif terutama oleh bagian-bagian masyarakat sipil global,
yang mencoba mengembangkan konsep lebih transkultural tentang Pencerahan global
yang sesuai untuk abad ke-21.19

Perancis abad kedelapan belas adalah negara Pencerahan dalam bentuk yang
paling lengkap dan paling menyeluruh; dan Encyclopldie yang disutradarai oleh d
'Alembert dan Diderot adalah sejenis simbol dan sebuah program untuk keseluruhan
gerakan.

Encyclopldie tentu saja hanya bagian dari gerakan intelektual yang lebih luas,
dan banyak pemikir penting Pencerahan, termasuk Voltaire, Rousseau, Helvetius dan
d'Holbach, hanya memberikan kontribusi kecil sesekali atau tidak sama sekali. Tidak ada
yang kurang mereka mempertahankan hubungan dekat dengan kelompok yang

17
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
18
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
19
Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018 pukul 18.22 WIB.
5
menghasilkan Encyclopedie dan meskipun ada perbedaan besar di antara mereka, area
pemikiran pemikiran mereka yang terbatas, tetapi bukan gagasan dari Encyclopedie
sebagai pusat gerakan tersebut.20

A. Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Aufklarung


1. Kondisi Sosial
Aufklarung dapat diartikan sebagai gerakan kultural yang muncul dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat Eropa untuk menentang dan memberantas
segala bentuk takhayul, prasangka, dan mitos yang tidak sesuai dengan akal budi.

Pada awalnya aufklarung tidak bisa dipisahkan dari peran kaun Borjuis di negara
Prancis, Inggris, Belanda, dan Jerman, yang dengan kekayaan dan waktu luang yang
dimilikinya banyak memberikan perhatian terhadap kegiatan pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama perhatian terhadap kegiatan belajar, membaca, dan menghitung
yang diberikan oleh kaum Borjuis terhadap masyarakat Eropa.

Dengan demikian, semangat aufklarung tidaklah lahir dengan dimotori oleh kaum
agamawan ataupun para bangsawan Eropa. Kedua kelompok ini kendatipun secara
ekonomi memungkinkan, tidak banyak memberikan perhatian terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan, tetapi lebih cenderung berobsesi mempertahankan kekuasaannya.
Begitu juga, semangat aufklarung tidak lahir dari kalangan petani Eropa karena
disamping dalam kehidupan mereka tidak banyak mengalami perubahan, komonitas
kelompok pekerja tangan dan kelas kelompok masyarakat yang lainnya, belum kuat
untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

Faktor yang mendorong Eropa mengalami masa-masa aufklarung pada abad ke-
18. Pertama, adanya kemakmuran yang melimpah dalam kehidupan masyarakat Eropa,
terutama dalam kehidupan masyarakat Borjuis. Pada abad ke-17 M, di negara-negara
Eropa yang terkemuka seperti Inggris, Francis, dan Belanda mengalami kemakmuran
yang selalu meningkat. Kemakmuran ini banyak ditemukan dalam masyarakat kota,
terutama kelompok masyarakat yang disebut kaum Borjuis atau Paura. Dengan
kekayaan yang dimilikinya, mereka bisa memperoleh kekuasaan setinggi-tingginya, tidak
terkecuali di antara kaum Borjuis itu sendiri. Dengan demikian, tidaklah mengherankan
bahwa kelompok masyarakat Borjuis memiliki pengaruh yang sangat besar.21

Sekalipun demikian, martabat kaum aristokrasi/bangsawan tetap tinggi. Begitu


juga mereka masih memiliki hak-hak istimewa. Kelompok kaum Borjuis terkemuka belum
merasa puas jika belum memiliki gelar yang diperoleh dari raja atau belum membeli
tanah dari salah seorang bangsawan. Dengan keadaan seperti ini, muncullahgaris
20
Hermann Luchterband. 1973. The Philosophy of the Enlightenment The Christian Burgess and the Enlightenment.
London: Great Britain, hal. 3.
21
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 276.
6
perbedaan antara bangsawan lama (aristokrasi) dan bangsawan baru (borjuis
terkemuka) dan borjuis kecil. Kelompok bangsawan baru dengan kekuasaannya secara
turun-temurun dapat menduduki jabatan penting di luar dan didalam kota, sedangkan
bagi kaum Borjuis, kedudukan itu sangat tertutup. Sekalipun demikian, kelompok
masyarakat Borjuis kecil dengan tingkat kemakmuran yang cukup besar yang dimilikinya
telah menjadi pendorong untuk menginsafkan masyarakat dan menolak susunan
masyarakat yang berlaku tersebut dan menolak tradisi yang berkembang itu.

Kedua, faktor yang mendorong Eropa memasuki masa aufklarung adalah adanya
perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan munculnya
kegiatan penyelidikan dan eksperimen di kalangan orang-orang terpelajar Eropa.
Memasuki abad ke-18 M, kegiatan penyelidikan dan eksperimen merupakan “dua kunci”
sukses yang mengantarkan Eropa memasuki masa pencerahan. Dengan berbekal kedua
kunci itu, bangsa Eropa dapat membuka tabir ilmu pengetahuan secara bertahap.22

Perlu diketahui bahwa di kalangan masyarakat Eropa pada periode pertengahan


orang tidak boleh mengemukakan gagasan atau melakukan kegiatan yang bertentangan
dengan gereja. Namun, pasca masa renaissans, terutama memasuki abad ke-18, orang-
orang Eropa mulai memiliki keberanian menolak apa yang datang dari gereja dan
menerima gagasan baru. Hal ini menjadi semakin nyata dari usaha yang dilakukan
Vesalius yang pernah melakukan terobosan dengan melakukan kegiatan obdukusi
(periksa potong mayat) dalam rangka mencari tahu rahasia badan manusia. Pada hal
pada periode pertengahan, orang tidak diperbolehkan melakukan obdukusi karena
dipandang merendahkan martabat manusia. Akan tetapi, Vesallus tetap berkeyakinan
bahwa akan mengetahui fungsi organ tubuh, ia harus menguraikan tubuh yang telah
menjadi mayat.

Kegiatan penyelidikan dan eksperimen di kalangan orang-orang Eropa tidak


hanya terbatas pada yang dilakukan Vesallius Servet, Harvey, dan Malphigi melalui
eksperimennya telah membuka rahasia peredaran darah. Begitu juga, Tycho Brahe,
Keppler, Cheristian Huygens, dan Galileo Galilei dengan teropong bintangnya telah
mengadakan berbagai penemuan dalam dunia astronomi. Anthoni Van Leewenhoek
dengan mikroskop yang dipakainya telah melakukan penyelidikan terhadap keberadaan
makhluk terkecil bahkan sampai mikroorganisme. Semua penemuan-penemuan tersebut
telah merupakan modal yang dapat menguatkan manusia akan berbagai kemungkinan-
kemungkinan yang dapat dilakukan oleh akalnya.

Ketiga, faktor yang mendorong Eropa memasuki masa-masa aufklarung karena


di kalangan orang-orang Eropa muncul sikap kritis, pada abad ke-17 tampak keberadaan
orang-orang Eropa untuk untuk berpikir dan bersikap kritis dalam menyerang dan

22
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 277.
7
menentang paham-paham yang telah usang. Rene Discrates, seorang ahli ilmu alam
Prancis dengan dalil pokoknya cogito ergo sum, yang berarti saya berpikir, jadi saya ada.
Manusia dalam berpengetahuan, yang pertama-tama harus memiliki sikap ragu-ragu,
artinya manusia dengan menerima apa yang belum jelas dan nyata. Kedua, orang harus
berteguh keyakinan bahwa manusia dapat menguasai alam materi dan alam rohani
secara rasional. Tampaknya, Descrates dan para pengikutnya mulai memandang bahwa
segala yang ada sebagai mekanisme yamg sangat teratur, yang tidak saja terikat pada
hukum, tetapi segala yang ada tidak dapat melepaskan diri dari hukum.23

Inilah diantara faktor-faktor yang mendorong Eropa memasuki masa-masa


pencerahan. Dari ketiga faktor tersebut, terlihat bahwa masyarakat Eropa pada abad ke-
18 seakan-akan menemukan kembali warisan budaya Yunani yang rasional dan warisan
budaya Romawi yang cenderung terikat pada undang-undang.

2. Kondisi Politik

Gagasan yang ada pada masa Pencerahan digagas karena raja atau kaisar
memerintah hampir semua masyarakat pertanian yang menetap. Masyarakat kecil
kadang-kadang menerapkan pemerintahan demokratis, di mana semua warga negara
berpartisipasi dalam urusan politik, atau pemerintah republik, di mana delegasi mengirim
utusan untuk berbagai kepentingan konstituen. Beberapa masyarakat, terutama mereka
yang memiliki kepemimpinan pusat yang lemah, juga bergantung pada pemerintahan
aristokratik, di mana elit istimewa mengawasi urusan publik. Namun, peraturan hierarkis
yang mengalir dari seorang raja atau kaisar sejauh ini merupakan bentuk pemerintahan
yang paling umum dalam masyarakat pertanian menetap. Dalam membenarkan
peraturan mereka, raja dan kaisar di seluruh dunia sering mengidentifikasi diri mereka
dengan para dewa atau mengklaim sanksi ilahi untuk otoritas mereka. Beberapa
penguasa adalah imam, dan kebanyakan orang bekerja sama erat dengan otoritas
agama. Atas dasar hubungan mereka dengan kekuatan ilahi, raja dan kaisar mengklaim
supremasi politik yang berdaulat dan wewenang untuk memerintah. Di kekaisaran China,
misalnya, rumah-rumah dinasti diklaim sebagai peraturan sesuai dengan "amanat
surga", sementara di masa awal pemerintahan modern Eropa, raja-raja yang
memusatkan sering kali menegaskan "hak ilahi raja untuk memerintah sebagai raja yang
absolut.24

Para tokoh pemikir juga banyak yang menyerukan persamaan. Mereka mengutuk
hak-hak legal dan sosial yang dinikmati oleh bangsawan, yang dalam pandangan
filosofis tidak memberi kontribusi lebih besar kepada masyarakat yang lebih besar
daripada seorang petani, tukang, atau pekerja kerajinan. Mereka merekomendasikan
pembentukan sebuah masyarakat di mana semua individu akan setara di depan hukum.
23
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 278-279.
24
Ziegler Herbert. 2005. Traditions and Encounters II. London: Lyn Uhl, hal. 783-784.
8
Advokat kesetaraan politik yang paling menonjol adalah pemikir Prancis-Swiss Jean-
Jacques Rousseau (1712-1778).

3. Kondisi Agama
Pada abad pertengahan terjadi perdebatan sengit antara akal dan iman atau
antara gereja dan kalangan proletar Eropa. Hal itu terjadi selama kurang lebih 8 abad
lamanya. Mereka dipaksa mengikuti doktrin yang telah dikeluarkan oleh pihak gereja
dalam dogma-dogma gereja nya. Mereka juga dipaksa untuk melupakan akan
kebudayaan mereka dulu, yaitu kebudayaan Romawi dan Yunani. Namun, semakin lama
mereka pun semakin merasakan akan kejanggalaan tentang doktrin yang mereka terima
itu. Terasa berada di luar akal rasional (irasional). Hegemoni antara akal dan iman
benar-benar tidak seimbang pada zaman itu. Pada abad itu akal kalah total dan iman
menang mutlak. Abad ini telah mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia dalam
bidang pemkiran, padahal manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju
dengan cepat. Abad ini juga telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan orang-
orang yang berfikir kreatif diluar dogma gereja, karena pemikirannya berlawanan atau
berbeda dengan pikiran tokoh gereja pada saat itu. Abad ini tidak saja lamban, lebih dari
itu secara pukul rata filsafat mundur pada abad ini jangankan menambah, menjaga
warisan sebelumnya pun abad ini tidak mampu.

Melihat keadaan yang begitu parah pada zaman pertengahan di Eropa, maka
beberapa diantaranya melakukan suatu gerakan pembaharuan untuk lahir kembali dalam
artian lahir sebagai manusia yang tebebas dari kungkungan gereja (dogma) atau dalam
bahasa lain sebagai abad pencerahan. Abad Pencerahan adalah suatu abad dimana
terjadi gerakan pembebasan manusia dari ketidakdewasaan yang dibuatnya sendiri.
Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan untuk mempergunakan pengertiannya sendiri
tanpa bimbingan orang lain. Ketidakdewasaan ini dibuatnya sendiri bila penyebabnya
bukannya pada kurangnya pikiran melainkan kurangnya ketegasan dan keberanian
untuk mempergunakan pikiran itu tanpa bimbingan orang lain. Gejala aufklarung yang
mewarnai kehidupan masyarakat Eropa muncul pertama kali pada abad ke-18. Secara
sederhana, aufklarung bermakna pencerahan. Secara lebih luas, aufklarung dapat
diartikan sebagai gerakan kultural yang muncul dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat Eropa Untuk menentang memberantas segala bentuk takhayul, prasangka,
dan mitos yang tidak sesuai dengan akal budi. 25

Aufklarung, sebagai gerakan kultural yang tumbuh dan berkembang di Eropa


pada abad ke-18 M.pada awalnya tidak bisa dipisahkan dari peran kaum borjuis di
negara prancis, inggris, belanda, dan jerman, yang dengan kekayaan dan 3waktu luang
yang dimilikinya banyak memberikan perhatian terhadap kegiatan belajar, membaca,
dan menghitung yang diberikan oleh kaum borjuis terhadap masyarakat Eropa.
25
http://dian-kurnia.blogspot.co.id/2010/05/aufklarung-masa-pencerahan-eropa.html di unduh pada tanggal 18
februari pukul 21.00.
9
Semangat aufklarung tidak lahir dengan dimotori oleh kaum agamawan ataupun
para bangsawan Eropa. Kedua kelompok ini kendatipun secara ekonomi memungkinkan,
tidak banyak memberikan perhatian terhadap tidak banyak memberikan perhatian
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi lebih cenderung berobsesi
mempertahankan kekuasaannya. Begitu juga, semangat aufklarung tidak lahir dari
kalangan petani Eropa, karena disamping dalam kehidupan mereka tidak banyak
mengalami perubahan, komunitas kelompok pekerja tangan dan kelas kelompok
masyarakat yang lainnya, belum kuat untuk memberikan pendidikan kepada anak-
anaknya.26

Kaum intelektual pada masa pencerahan ini berusaha mengganti dan menetang
takhayul dengan ilmu pengetahuan, dan memperbaiki beberapa penyimpangan yang
dilakukan oleh gereja dan negara.

Gerakan budaya diawali pada 1650-1700 itu dipicu oleh filsuf baruch spinoza
(1632-1677), john locke (1632-1704), pierre bayle (1647-1706), fisikawan isaac newton
(1643-1727), dan filsuf voltaire (1694-1778). Kaum intelektual ini mendapat dukungan
dari kerajaan, sehingga membawa abad pencerahan pada titik puncaknya sekitar 1790-
1800. Setelah itu, penekanan pada penalaran memberi jalan munculnya Romantisime
yang memberi penekanan pada emosi dan memicu timbulnya kekuatan kontra
pencerahan.

Di perancis pencerahan diawali dengan penerbitan ensiklopedia (1751-1772)


yang disunting oleh denis diderot (1713-1784) yang berisi tulisan dari kaum intelektual
filsuf terkemuka seperti Voltaire, Rousseau (1712-1778) dan montesquieu (1689-1755).
Sekitar 25.000 eksemplar yang terdiri dari volume 35 telah terjual, dan setengahnya
terjual di luar prancis. Pasukan intelektual baru menyebar ke pusat-pusat perkotaan di
seluruh eropa, terutama inggirs, skotlandia, jerman, belanda, rusia, italia, austria, dan
spanyol kemudia menyebrangi atlantik menuju koloni-koloni Eropa dan memengaruhi
pemikiran benjamin franklin dan thomas jefferson yang menjadi penggerak revolusi
Amerika cita-cita politik pencerahan telah mengilhami banyak munculnya deklarasi
kemerdekaan dan kebebasan di amerika, prancis, polandia, lithuania dan negara-negara
lain. 27
Ada beberapa faktor yang mendorong Eropa mengalami masa aufklarung pada
abad ke-18. Pertama, adanya kemakmuran yang melimpah dalam kehidupan
masyarakat Eropa, terutama dalam kehidupan masyarakat Borjuis. Kedua, adalah
adanya perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan

26
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 276-277.
27
Nina Karina Setyo Andayani, dkk. History Of The World Sejarah Dunia Kuno Dan Modern, penerbit indoliterasi,
yogyakarta 2013, hlm. 6
10
munculnya penyelidikan dan eksperimen di kalangan orang-orang terpelajar Eropa.
Ketiga, karena dikalangan orang-orang Eropa muncul sikap kritis. 28

B. Proses Terjadinya Peristiwa Aufklarung

Sumber:
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQkncce3CPkZvnMbCIzvaI6
CqIyED8wExW0-4yK6KWVWtBMDcR0DAaz_CXT

Aufklarung di Eropa terjadi juga di tiga negara besar di Eropa. Diantara negara-negara
itu terdapat Jerman, Inggris, dan juga Prancis.
1. Pencerahan di Jerman
Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu bermusuhan  sikapnya terhadap
agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha
menyerang dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, serta
menggantinya dengan agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat pantheistic,
akan tetapi semuanya itu berjalan tanpa “perang’ terbuka.

Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang bercita-cita untuk
mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu menjadi suatu kesusilaan yang
berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas menampakkan perhatian kepada
perasaan. Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi oleh gerakan rohani di Inggris dan
di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa filsafat Jerman tidak berdiri sendiri.

28
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hal. 277-278
11
Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff(1632-1694), Christian
Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin yang sebenarnya di bidang filsafat
adalah Christian Wolff (1679- 1754).29

la mengusahakan agar filsafat menjadi suatu ilmu pengetahuan yang pasti dan
berguna, dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas dengan bukti-
bukti yang kuat. Penting sekali baginya adalah susunan sistim filsafat yang bersifat
didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang tegas. Dialah yang
menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan
bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Karena pekerjaannya itu filsafat menarik
perhatian umum.

Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran Leibniz dan
menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. Dalam bagian-bagian
yang kecil memang terdapat penyimpangan-penyimpangan dari Leibniz.

2. Pencerahan di Inggris
Di Inggris filsafat Pencerahan dikemukakan oleh ahli-ahli pikir yang bermacam-
macam keyakinannya. Kebanyakan ahli pikir yang seorang lepas daripada yang lain,
kecuali tentunya beberapa aliran pokok.

Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, suatu aliran
dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri dengan
gagasan Eduard Herbert yang dapat disebut pemberi alas ajaran agama alamiah.

Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama. Juga agama
Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia menentang segala
kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala skeptisisme di bidang agama ia
bermaksud sekuat mungkin meneguhkan kebenaran-kebenaran dasar alamiah dari
agama.

Dasar pengetahuan di bidang agama adalah beberapa pengertian umum yang pasti
bagi semua orang dan secara langsung tampak jelas karena naluri alamiah, yang
mendahului segala pengalaman dalam pemikiran akal. Ukuran kebenaran dan
kepastiannya adalah persetujuan umum segala manusia, karena kesamaan akalnya. Isi
pengetahuan itu mengenai soal agama dan kesusilaan.
Inilah asas-asas pertama yang harus dijabarkan oleh akal manusia sehingga
tersusunlah agama alamiah, yang berisi: a) bahwa ada Tokoh yang Tertinggi; b) bahwa
manusia harus berbakti kepada Tokoh yang Tertinggi itu; c) bahwa bagian pokok
kebaktian ini adalah kebajikan dan kesalehan; d) bahwa manusia karena tabiatnya benci

29
Harun Hadiwijono.1993. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX. Yogyakarta: Kanisius, hal. 63.

12
terhadap dosa dan yakin bahwa tiap pelanggaran kesusilaan harus disesali; e) bahwa
kebaikan dan keadilan Allah

3. Pencerahan di Prancis
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris. Para pelopor
filsafat di Perancis sendiri (Descartes, dll) telah dilupakan dan tidak dihargai lagi.
Sekarang yang menjadi guru mereka adalah Locke dan Newton.
Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada masa tersebut  adalah:

Di Inggris para filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran mereka
dikenal oleh umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak semula diberikan
dalam bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat ditangkap oleh golongan yang
lebih luas , yang tidak begitu terpelajar seperti para filsuf. Hal ini menjadikan keyakinan
baru itu memasuki pandaangan umum. Demikianlah di Perancis filsafat lebih eras
dihubungkan dengan hidup politik, sosial dan kebudayaan pada waktu itu. Karena
sifatnya yang populer itu maka filsafat di Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam.
Agama Kristen  diserang secara keras sekali dengan memakai senjata yang diberikan
oleh Deisme.30

Sama halnya dengan di Inggris demikian juga di Perancis terdapat bermacam-macam


aliran: ada golongan Ensiklopedi, yang menyusun ilmu pengetahuan dalam bentuk
Ensiklopedi, dan ada golongan materialis, yang meneruskan asas mekanisme menjadi
materialisme semata-mata.

Diantara tokoh yang menjadi sentral pembicaraan disini adalah Voltaire (1694-1778),

Tokoh-tokoh Aufklarung
1. JOHN LOCKE
Salah satu filsuf Inggris yang paling penting adalah John Locke. Dia percaya
bahwa orang memiliki hak alamiah tertentu yang menjadi milik mereka sebagai manusia.
Di antara hak-hak ini adalah kehidupan, kebebasan, dan harta benda, atau barang-
barang. Locke juga percaya bahwa pemerintah perlu memastikan bahwa orang-orang
mempertahankan hak-hak tersebut. Namun, kekuasaan pemerintah harus dibatasi.
Menurut Locke, ada kontrak sosial antara manusia dan pemerintah mereka. Jika
pemerintah tidak memerintah secara adil, rakyat berhak menggulingkan pemerintah
tersebut.31

John Locke dilahirkan pada tanggal 28 agustus 1632 di Wrington, Somerset


Inggris sebagai anak seorang sarjana hukum bernama Locke, ayahnya seorang
30
Harun Hadiwijono.1993. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Cet IX. Yogyakarta: Kanisius, hal. 49.
31
Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-Hill, hal. 247.
13
pengacara Negara dan pegawai kepada Hakim perdamaian di Chew Magna yang
pernah menjabat sebagai kapten kavaleri untuk parlemen pasukan pada awal bagain
dari perang saudara Inggris. Ibunya Agnes Keene, adalah putri seorang penyamak kulit
dan terkenal sangat cantik.

John Locke adalah seorang filsuf dari inggris yang menjadi salah satu tokoh
utama dari pendekatan empirisme. Locke menekankan penting nya pendekatan empiris
dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mngembangkan ilmu
pengetahuan. Selain itu dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf
negara liberal. Locke menandai lahirnya era modern dan juga pasca Descartes ( post-
Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan
yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Dia memperoleh pendidikan di
Universitas Oxford , dia peroleh gelar sarjana muda tahun 1656 dan gelar sarjana penuh
tahun 1658. Selaku remaja dia sangat tertarik pada ilmu pengetahuan dan di umur 36
tahun dia terpilih jadi anggota “Royal Society”. Dia menjadi sahabat kental ahli kimia
terkenal Robert Boyle dan kemudian hampir sepanjang hidupnya jadi teman dekat Isaac
Newton. Kepada bidang kedokteran pun dia tertarik dan meraih gelar sarjana muda di
bidnag itu meskipun cuma sekali-sekali saja berpraktek. Titik balik dalam kehidupan
Locke adalah pekenalannya dengan pangeran Shafterbury. Dia jadi sekretaris nya dan
menjadi dokter keluarga. Shaftesbury seorang juru bicara penting bagi pikiran liberal
sehingga walau sebentar pernah di penjara oleh Raja Charles II akibat kegiatan
politiknya.32

32
Beekman,Gerard, Filsafat para filsuf berfilsafat,diterjemahkan oleh R.A.Rivai.(Jakarta : Erlangga)
14
Tahun 1682 Shaftesbury lari ke Negeri Belanda dan mati disana tahun
berikutnya. Locke, berkat hubungannya yang begitu akrab dengan mendiang, senantiasa
di awasi dan dibayang-bayangi, kerena itu memaksanya juga lari ke Negeri Belanda
tahun 1683. Dia menetap di belanda sampai pengganti Raja Charles , Raja James II
digulingkan oleh sebuah revolusi yang berhasil. Locke pulang ke kampunya tahun 1689
dan seterusmya menetap di inggris. Tak pernah sekalipun kawin dan meninggal di tahun
1704.

KARYA- KARYA JOHN LOCKE

Buku pertama yang membuat Locke masyhur adalah An Essay Conceming


Human Understanding ( Esai tentang saling pengertian manusia) terbit di tahun 1690. Di
situ di persoalkan asal-usul, hakikat, dan keterbatasan pengetahuan manusia. Ide-ide
Locke pada gilirannya mempengaruhi filosof-filosof seperti pendeta George Berkeley,
David Humme dan Immanuel Kant. Kendati esai itu hasil karya Locke yang paling orisinal
dan merupakan salah satu filosofi klasik yang masyhur. Pengaruhnya tidaklah sebersar
tulisan – tulisan ihwal masalah politiknya.

Dalam buku A Letter Concerming Toleration ( Masalah yang berkaitan dengan


toleransi) yang terbit tahun 1689, Locke menekankan bahwa negara jangan ikut campur
terlampau banyak dalam hal kebebasan menjalankan ibadah menurut kepercayaan
agama masing-masing. Locke bukanlah orang Inggris pertama yang menngusulkan
adanya toleransi agama dari semua skete Protestan. Tetapi argumennya yang kuat yang
di lontarkannya. Yang berpihak kepada perlunya ada toleransi merupakan factor
dukungan penduduk terhadap sikap pandangannya yang lebih dari itu. Locke
mengembangkan prinsip toleransinya kepada golongan non Kristen. Baik penganut

15
kepercayaan primitive,atau islam maupun yahudi tidak boleh dikurangi hak sipilnya
dalam negara semata-mata atas pertimbangan agama.

Tetapi, Locke percaya bahwa toleransi ini tidak berlaku bagi golongan Katolik
karena Locke yakin mereka tergantung pada bantuan kekuatan luar, dan juga tak ada
toleransi bagi kaum atheis. Dengan ukuran zaman kini dia boleh dibilang teramat
berlapang dada, tetapi beralasan memandangnya dari hubungan dengan ide-ide pada
jamanya. Fakta mencatat alas an –alasan yang dikemukakannya demi terciptanya
toleransi agama lebih ,meyakinkan pembacanya dari pengecualian yang di buatnya. Kini,
berkat adanya tulisan-tulisan Locke, toleransi agama sudah meluas bahkan pada
golongan – golongan yan tadinya di kucilkan.

Arti penting Locke lainnya adalah bukunya Two Treatises of Government (Dua
persepakatan dengan pemerintah) terbit tahun 1689 yang isinya merupakan penyuguhan
ide dasar yang menekankan arti penting konstitusi demokrasi liberal. Buku itu
berpengaruh terhadap pikiran politik seluruh dunia yang berbahasa Inggris. Locke yakin
seyakin-yakinnya bahwa tiap manusia memiliki hak alamiah, dan ini bukan sekedar
menyangkut hal hidup, tetapi juga kebebasan pribadi dan hak atas pemilikan sesuatu.
Tugas utama pemerintah adalah melindungi penduduk dan hak milik warga negara.
Pandangan ini acap kali disebut "teori jaga malam oleh pemerintah."

Menolak anggapan hak suci raja, Locke menekankan bahwa pemerintah baru
dapat menjalankan kekuasaannya atas persetujuan yang diperintah. "Kemerdekaan
pribadi dalam masyarakat berada di bawah kekuasaan legislatif yang disepakati dalam
suatu negara." Dengan tegas Locke menekankan sesuatu yang disebutnya "kontrak
sosial." Pikiran ini sebagian berasal dari tulisan-tulisan filosof Inggris terdahulu, Thomas
Hobbes (1588-1679). Tetapi, jika Hobbes menggunakan "kontrak sosial" ini untuk
memperkokoh absolutisme, Locke melihat "kontrak sosial" itu dapat diganti bilamana
legislator mencoba merampas dan menghancurkan hak milik penduduk, atau
menguranginya dan mengarah kepada perbudakan di bawah kekuasaan, mereka berada
dalam keadaan perang dengan penduduk, dan karenanya penduduk terbebas dari
kesalahan apabila membangkang dan biarlah mereka berlindung pada naungan Tuhan
yang memang menyediakan penjagaan buat semua manusia dari kekerasan dan
kemajuan." Juga, masih menjadi kekuatan rakyat untuk menjungkirkan dan mengganti
badan perwakilannya begitu melihat wakil-wakil mereka berbuat bertentangan dengan
kepercayaaii yang diletakkan di pundak mereka ,sikap gigih Locke mempertahankan hak
melakukan revolusi amat kuatnya mempengaruhi Thomas Jefferson dan kaum
revolusioner Amerika lainnya.

Locke berpegang teguh pada perlu adanya pemisahan kekuasaan. Dia


menganggap kekuasaan legislatif harus lebih unggul ketimbang eksekutif dan kekuasaan
yudikatif yang dianggapnya merupakan cabang dari eksekutif. Selaku orang yang
16
percaya terhadap keunggulan kekuasaan legislatif. Locke hampir senantiasa menentang
hak pengadilan yang memutuskan bahwa tindakan legislatif itu tidak konstitusional.
Meski Locke bersiteguh atas prinsip kekuasaan mayoritas, tetapi dijelaskannya bahwa
suatu pemerintahan tidaklah memiliki kekuasaan tanpa batas. Mayoritas harus tidak
merusak hakikat hak-hak manusia. Suatu pemerintahan hanya dapat dibenarkan
merampas hak milik atas perkenan yang diperintah. Di Amerika, gagasan ini dinyatakan
dalam slogan, "Tidak ada pajak tanpa adanya perwakilan." Jelas sekali, pandangan-
pandangan Locke menggambarkan gagasan pihak penggerak revolusi Amerika seabad
sebelum kejadian itu berlangsung. Pengaruhnya atas Thomas Jefferson amatlah
mengesankan. Pikiran Locke merasuk ke benua Eropa, khususnya Perancis, merupakan
fakta tak langsung yang mendorong revolusi Perancis dan Deklarasi Hak-hak Asasi
Manusia. Meskipun tokoh-tokoh seperti Voltaire dan Thomas Jefferson lebih terkenal
daripada Locke, tulisan-tulisannya mendahului mereka dan punya pengaruh kuat
terhadap mereka. 33

PEMIKIRAN JOHN LOCKE

Locke meneruskan pembelajaranya dalam bidang filsafat. Salah satu pemikiran


Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah proses manusia
menadapatkan pengetahuan. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari
pengalaman manusia, sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran manusia
belum berfungsi atau masih kosong ibarat sebuah kertas putih, yang kemudian
mendapatkan isisnya dari pengalaman yang di jalani oleh manusia itu. Ada dua macam
pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah dan batiniah. Pengalaman lahiriah
adalah pengalaman yang menangkap aktvitas nya sendiri dengan cara mengingat,
menghendaki, meyakini, dan sebagainya. Kedua bentuk pengalaman manusia ini lah
yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya.34
Pandangan Locke tentang negara, analisis dari tahap-tahap perkembangan
masyarakat di bagi menjadi 3 :
 Keadaan alamiah, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia yaitu situasi
harmonis, di mana semua manusia memiliki kebebabasan dan kesamaan hak.
Dalam keadaan ini setiap manusia bebas menentukan dirinya dan mengguanakan
apa yanhg di milikinya tanpa bergantung kepada kehendak orang lain. Meskipun
masing-masing bebas terhadap sesamanya, namun tidak terjadi kekacauan karena
masing-masing orang hidup berdasarkan ketentuan hukum kodrat. Ada hak-hak
dasar yang terikat dalam kodrat setiap manusia dan merupakan pemberian tuhan.
Seperti halnya Hak Asasi Manusia pada masyarakat modern.
 Keadaan perang . ketika keadaan alamiah telah mengenal hubungan-hubungan
sosial maka situasi harmoni mulai berubah. Penyebab utamanya adalah tericptanya

33
Beekman,Gerard, Filsafat para filsuf berfilsafat,diterjemahkan oleh R.A.Rivai.(Jakarta : Erlangga)
34
Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang Modern. Jakarta: Rajawali Pers
17
uang, dengan uang manusia dapat mengumpulkan kekasyaan secara berlebihan,
ketidaksamaan harta kekayaan membuat manusia mengenal status tuan – budak ,
majikan-pembantu, dan status-status yang hierarkis lainnya, untuk mempertahankan
harta miliknya, manusia menjadi iri saling bermusuhan dan bersaing keadaaan
alamiah yang harmonis dan penuh damai tersebut kemudian berubah menjadi
keadaan perang yang di tandai dengan permusuhan, kedengkian, kekerasan dan
saling menghancurkan.
 Terbentuknya negara, untuk keluar dari keadaan perang tersebut masyarakat
mengadakan perjanjian. Disinilah lahirnya negara persemakmuran. Dengan
demikian, tujuan berdirinya negara bukannlah menciptkan kesemrataan setiap orang
yang mengadakan perjanjian tersebut. Kedua kuasa dalam perjanjian ini adalah hak
untuk menentukan bagaimana setiap manusia mempertahankan diri dan hak untuk
menghukum setiap pelanggar hukum kodrat yang berasala dari tuhan.
 Agama , Pandangan Locke mengenai agama, Ia menganggap agama Kristen adalah
agama yang paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain, karena ajaran-
ajaran Kristen dapat dibuktikan oleh akal manusia. Locke berangkat dari kenyataan
bahwa manusia adalah makhluk berakal budi, sehingga pastilah disebabkan karena
adanya Tokoh Pencipta yang mutlak dan maha kuasa.
 Filsafat pengetahuan. Pemikiran Locke tentang pengetahuan memiliki pengaruh
besar terhadap para filsuf setelahnya, khususnya David Hummed dan Immanuel
Kant di jerman. Pandangan Locke tentang proses manusia mendapat pengetahuan
memiliki dua implikasi penting. Pertama munculnya anggapan bahwa seluruh
pengetahuan manusia berasal dari pengalaman. Kedua, semua hal yang manusia
ketahui pengalaman, bukannalah objek atau benda pada dirinya sendiri, melainkan
hanya kesan-kesan indrawi dari hal itu yang di terima oleh panca indra manusia.
Sedangkan Kant menolak, manusia dapat mengetahui sesuatu apapun dari di luar
panca inderanya. Pengetahuan atau pemikiran tentang tuhan tidak mungkin lagi,
sebab tuhan berada di luar jangkauan indrawi manusia. Pandangan ini telah banyak
di kritik.
 Bidang politik. Pengaruh pemikiran Locke dalam bidang politik amat besar di
negara-negara Eropa, seperti inggris, prancis, jerman, hingga amerika serikat,
pemikiran-pemikiran politik Locke juga mempengaruhi munculnya Revolusi Prancis.
 Muncul-munculnya negara Sekularistik . pandangan Locke yang memisahkan
urusan negara dan urusan agama dengan sangat ketat merupakan awal dari
munculnya negara- negara sekularistik di kemudian hari. Negara-negara yang
menganut paham secular memisahkan dengan ketat urusan negara dan urusan
agama.
 Psikologi dan epistimologi. Pemikiran-pemikiran Locke terhadap pikiran manusia
telah membawa pengaruh dalam bidang psikologi dan epistimologi. Beberapa filsuf
dan pemikir setelahnya juga di pengaruhi Locke, mereka mendapat pengaruh Locke

18
dalam hal menganalis pengalaman manusia berdasarkan unsur-unsur pengalaman,
kombinasi unsur tersebut dan asosiasi-asosiasi yang terjadi.

2. ADAM SMITH
Pemikir Inggris penting lainnya adalah Adam Smith. Dia mengembangkan
gagasan ekonomi laissez-faire. Dia percaya bahwa ketika menyangkut ekonomi,
pemerintah seharusnya tidak melakukan apapun. Kekuatan alami dalam ekonomi,
seperti penawaran dan permintaan, harus membiarkan kebebasan bekerja. Itu berarti
peran pemerintah sangat terbatas. Misalnya, Smith percaya bahwa pemerintah harus
melindungi warganya dari invasi oleh musuh, tapi bukan dari harta.35

Adam Smith (1723-1790) adalah seorang filsuf sosial Skotlandia dan pelopor
ekonomi klasik. Dia terkenal karena karyanya 'The Wealth of Nations' yang meletakkan
kerangka kerja untuk basis ekonomi pasar bebas. Meskipun sering dianggap sebagai
juara ekonomi Kapitalisme dan laissez-faire, dia juga menyadari keterbatasan
kapitalisme yang tak terkendali dan menganggap karya terpentingnya adalah "Teori
Sentimen Moral". Dalam karya ini Smith menggarisbawahi pentingnya simpati bagi orang
lain sebagai elemen kunci moralitas manusia. Dia berteman baik dengan David Hume
dan bersama-sama mereka adalah elemen kunci dalam Pencerahan Skotlandia.

Adam Smith lahir 5 Juni 1723 di Kirkcaldy, Skotlandia. Setelah belajar di Sekolah
Burgh Kirkcaldy, dia masuk Universitas Glasgow untuk belajar filsafat moral. Ia unggul
dan mendapatkan beasiswa untuk belajar di Balliol College, Universitas Oxford. Namun,
Smith menemukan waktunya di Oxford mengecewakan; Dia tidak terkesan dengan
standar pengajaran, karena kebanyakan tutor tidak tertarik untuk mengajar. Sebagai
konsekuensinya, dia kembali ke Skotlandia di mana dia mulai memberikan ceramah di
Edinburgh sebelum mengikuti sebuah jabatan di Universitas Glasgow. Dari tahun 1751,
dia adalah seorang profesor filsafat Moral di Universitas Glasgow. Ajaran dan
ceramahnya diketahui secara luas dan dia menarik perhatian siswa dari seluruh Eropa.

35
Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-Hill, hal. 247.
19
Sekitar tahun 1750, ia bertemu dengan filsuf David Hume. Mereka memiliki
kesamaan keyakinan tentang kebebasan, kebebasan berbicara dan filsafat. Ini menjadi
persahabatan pribadi dan intelektual yang penting bagi Smith, dan ini memainkan peran
penting dalam filsafat moralnya sendiri.36

Pada tahun 1759, ia menerbitkan The Theory of Moral Sentiments. Ini


mengembangkan gagasan bahwa dalam hubungan manusia, simpati terhadap orang lain
merupakan elemen kunci dari moralitas dan perilaku manusia.

Konsentrasi simpati ini mungkin terdengar kontradiktif dengan tulisannya


kemudian tentang Ekonomi, yang menekankan bagaimana tindakan egois dapat
berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar. Namun, Smith sadar bahwa dengan
mempertimbangkan kesejahteraan orang lain berkontribusi pada perasaan kita akan
kesejahteraan. Selain itu, aspek kehidupan yang berbeda membawa sisi berbeda pada
orang. Misalnya, dalam merancang pabrik, Anda akan berusaha membuat keputusan
yang paling efisien (misalnya pembagian kerja). Dalam menentukan bagaimana
menghadapi orang miskin, simpati manusia menjadi elemen penting pilihan individu.

PEMIKIRAN ADAM SMITH

Setelah filsafat moral, Smith menjadi lebih tertarik pada subjek ekonomi politik.
Tulisannya berkonsentrasi pada nilai tenaga kerja. Ini adalah pendekatan yang berbeda
terhadap filosofi Mercantilisme yang umum terjadi pada saat itu. Mercantilisme
mengemukakan bahwa kekayaan negara bergantung pada cadangan emas dan perak.
Smith berpendapat produktivitas kerja merupakan faktor kunci.

Smith mengklarifikasi beberapa gagasan ekonomi yang ada dan membantu


mempopulerkan konsep 'tangan tak terlihat' dalam produksi. Dia menyatakan bahwa jika

36
Smith, The Curreqottdence . (18 April 1776), 1987, p. 193.
20
orang berusaha memaksimalkan minat mereka sendiri, hal itu akan membawa hasil yang
efisien bagi seluruh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada konflik antara
mengejar tujuan egois dan seluruh masyarakat yang diuntungkan. Dia juga
menghasilkan sebuah teori yang menyatakan bahwa perdagangan bebas adalah
kepentingan setiap orang, bahkan ketika melibatkan impor barang murah dari luar
negeri.

Meskipun menawarkan pembenaran untuk masyarakat kapitalis dan cara kerja


pasar, Smith juga menyadari bahwa bisnis swasta dapat mengeksploitasi konsumen jika
mereka tidak diperiksa. Secara khusus, dia khawatir dengan pertumbuhan kekuatan
monopoli. Dia juga mendukung pengenaan pajak 'adil' progresif yang mengambil secara
proporsional lebih banyak dari orang kaya daripada miskin.

Di luar ekonomi, Smith menentang imperialisme, perbudakan dan


ketidaksetaraan yang luas. Warisan terbesarnya mungkin dalam perkembangan ekonomi
modern. Karyanya kemudian akan diperluas oleh para ekonom yang mengembangkan
model penawaran dan permintaannya, seperti Walras (general equilibrium) dan Paul
Samuelson (penawaran dan permintaan dalam upah dan sewa). Teori kerja Smith juga
digunakan sebagian oleh Karl Marx selama pekerjaannya Modal. Smith juga merupakan
pengaruh penting pada pergerakan perdagangan bebas abad ke-19 dan mempercepat
kemunduran merkantilisme sebagai ideologi ekonomi politik yang berlaku.

Smith paling diingat karena dukungannya terhadap pasar bebas, meskipun


karyanya menunjukkan bahwa ini lebih rumit dan akan menjadi tidak adil untuk memberi
label kepadanya sebagai pendukung tak terkendali dari laissez-faire (tidak ada intervensi
pemerintah). Smith tetap tidak menikah dan tetap dekat dengan ibunya, sampai dia
meninggal. Dia dicirikan sebagai agak canggung dalam penampilan dan agak absen
dalam praktik. Dia sering sedikit memperhatikan detail luar, terperangkap di dunianya
sendiri. Ayah Smith adalah seorang Kristen yang kuat, namun di Oxford Smith
tampaknya telah kehilangan minat pada gereja Kristen, dengan keyakinan bahwa hal itu
dapat ditafsirkan sebagai Deist (Keyakinan akan Tuhan pribadi yang serupa dengan
beberapa pendiri AS).

3. MONTESQUIEU

21
Montesqueieu lahir di paris, Prancis. Ia adalah seorang ahli hukum, negarawan,
dan ahli ilmu pasti. Karya-karyanya antara lain De Lesprit des lois/ L’Esprit des lois (the
spirit of Law) yang isinya mengemukakan konsep pembaharuan dalam kehidupan politik
dan Les Grandeur et Decadence des Romains (kemashuran dan kehacuran Romawi).

Charles-Louis de Secondat, Baron de Montesquieu, mempelajari sejumlah


pemerintah Eropa. Pada 1748, dia mempublikasikan temuannya. Dia sangat mengagumi
pemerintah Inggris. Bahasa Inggris telah menciptakan pemisahan kekuasaan dengan
memiliki tiga brances pemerintah: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Masing-masing
cabang membatasi kekuatan yang lain melalui sistem checks and balances. Meski
DPRD segera menjadi cabang pemerintahan yang dominan. Montesquieu membantu
membuat gagasan pemisahan kekuasaan yang populer. Ide ini mempengaruhi para
pemimpin masa depan Amerika Serikat.37

Dalam hasil pemikiran Monstequeiu banyak faktor yang turut menentukan, antara
lain jenis, bentuk pemerintahan; faktor lain yang bersifat geografis, misalnya iklim, tanah;
bahkan faktor lain pun ikut menentukan seperti peradaban dan agama. Untuk Prancis ia
mengemukakan bahwa bentuk pemerintahan yang tepat adalah monarki konstitusional
dan bukan jenis lain.

Mengenai bentuk pemerintahan republik, negarawan prancia ini mengemukakan


bahwa bentuk pemerintahan itu memang ideal, hanya saja warga untuk bentuk
pemerintahan republik haruslah telah mendapatkan pendidikan yang cukup atau
memadai. Republik yang dimaksud adalah menjadi kekuasaan eksekutif, legislatif, dan
Yudikatif. Teori pembagian kekuasaan dalam suatu negara ini kemudian terkenal dengan
sebutan teori trias Politika.

Trias politika merupakan ide pokok dalam demokrasi barat yang mulai
berkembang di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Menurut ajaran Trias politika
kekuasaan negara terbagi menjadi tiga macam.

a. Kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat undang-undang


b. Kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-undang
c. Kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang.
37
Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-Hill, hal. 248.
22
Trias politika mengajarkan bahwa kekuasaan-kekuasaan ini sebaiknya tidak
diserahkan kepada orang-orang yang sama. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Dengan demikian, diharapkan hak-hak asasi
warga negara dapat lebih terjamin. Konsep tersebut untuk pertama kali dikemukakan
oleh John Locke (1632-1704) dan Monstesquieu (1689-1755).

Selanjutnya pada 1748, Monstesqueiu mengembangkan konsep John Locke


tersebut lebih jauh dalam bukunya L’Espirit des Lois (The Spirit of Laws) yang ditulisnya
setelah dia melihat sifat despotis (sewenang-wenang) dari raja-raja Bourbon di Prancis.
Dia ingin menyusun suatu sistem pemerintahan yang warga negaranya akan merasa
lebih terjamin hak-haknya. Dalam uraiannya Monstesquieu membagi kekuasaan dalam
tiga cabang yang menurutnya haruslah terpisah satu sama lain; kekuasaan legislatif
(kekuasaan untuk membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang, tetapi oleh Monstesqueiu diutamakan tindakan di bidang
politik luar negeri), dan kekuasaan yudikatif (kekuasaan mengadili atas pelanggaran
undang-undang) ide pemisahan kekuasaan tersebut, menurut Monstesquieu,
dimaksudkan untuk memelihara kebebasan politik yang tidak akan terwujud kecuali bila
terdapat keamanan masyarakat dalam negeri.

Monstesquieu menekankan bahwa seseorang akan cenderung untuk


mendominasi kekuasaan dan merusak keamanan masyarakat bila kekuasaan terpusat
ditangannya.

Oleh karenanya, dia berpendapat bahwa agar pemusatan kekuasaan tidak


terjadi, haruslah ada pemisahan kekuasaan yang akan mencegah adanya dominasi satu
kekuasaan terhadap kekuasaan lainnya. Monstesquieu juga menekankan bahwa
kebebasan akan kehilangan maknanya tatakala kekuasaan eksekutif dan legislatif
terpusat pada satu orang atau satu badan yang menetapkan undang-undang dan
menjalankannya secara sewenang-wenang. Demikian pula, kebebasan akan tidak
bermakna lagi bila pemegang kekuasaan menghimpun kedua kekuasaan tersebut
dengan kekuasaan yudikatif. Akan merupakan malapetaka seperti yang dikemukakan
oleh Monstesquieu bila satu orang atau satu badan memegang sekaligus ketiga
kekuasaan tersebut dalam suatu masyarakat.

Karya terakhir Monstesquieu adalah L’Espirit des Lois (jiwa undang-undang) ini
sering dikategorikan sebagai masterpiece dari Monstesquieu. Sebagaimana John Locke
dari Inggris dan para sarjana sezaman, pemikirannya pun masih dipengaruhi oleh ajaran
hukum alam. Namun, berbeda dari John Locke yang memiliki konsep Abstrak, karena
teori-teorinya dibangun dari pemikiran kontemplatif belaka, Monstesquieu justru lebih
rasional dan empiris karena teorinya dalam L’Espirit des Lois banyak dibentuk dari
realitas empiris yang terjadi sampai masa itu. Karyanya itu mengeksplanasi kejadian-

23
kejadian dalam sejarah sosial yang ada untuk kenudian menemukan jiwa undang-
undang di dalamnya.38

Tidak berlebihan kalau ada yang mengatakan bahwa pada L’Espirit des Lois ini,
dia lebih berpretensi sebagai seorang sejarawan ketimbang filusuf politik. L’Espirit des
Lois sebenarnya merupakan sebuah buku yang tebal. Disebutkan oleh R. Haryono Imam
dalam pengantar buku membatasi kekuasaan; telaah mengenai jiwa Undang-undang
bahwa edisi lengkap L’Espirit des Lois terdiri dari tiga puluh satu buku yang dalam edisi-
edisi tertentu kemudian dibagi menjadi enam bagian. Pertama, berkaitan dengan hukum
pada umumnya dan bentuk-bentuk pemerintahan; kedua, mengenai pengaturan militer,
pajak, dan sebagainya; ketiga, berkaitan dengan adat kebiasaan dan ketergantungan
adat kebiasaan pada kondisi iklim; keempat, membahas masalah ekonomi; kelima,
berkaitan dengan agama; keenam, semacam suplemen yang membahas hukum
Romawi, Prancis, dan gaya Feodal.

Yang terutama dapat diperhatikan dalam buku membatasi kekuasaan: Telaah


mengenai jiwa Undang-undang adalah beberapa hal yang menyangkut tema hukum.
Secara umum, hukum digunakan untuk menunjuk hak-hak dan kewajiban yang dilindungi
atau diberlakukan oleh pengadilan serta pada aturan-aturan dasar yang harus diikuti oleh
mereka yang menjalankan kekuasaan.

Dengan bekal kepercayaan bahwa cara untuk mempelajari hukum adalah


mengamati berbagai sistem perundang-undangan yang ada dan diberlakukan di
berbagai negara, Monstesquieu menerangkan raison d’etre (hukum). Baginya, hak-hak
positif warga negara tidak dimiliki secara apriori semata, yaitu pengakuan formal atas
hak-hak kodrati manusia, tetapi yang penting adalah melakukan verifikasi aktual atas
siguasi dimana manusia hidup.

Pendekatan empiris dipertahankan pula dalam menjelaskan tentang kebebasan.


Tidak sepergi filusuf dan pemikir lain sezamannya, Monstesquieu tidak memulai
perhatiannya dengan mengajukan konsep-konsep umum yang abstrak. Menurutnya,
kebebasan berakar dalam tanah. Diartikan bahwa kebebasan lebih mudah
dipertahankan dengan dua prasyarat pokok, yaitu keadaan geografis negara dan
ketentraman yang timbul dafi keamanan. Prasyarat terakhir menghendaki perundang-
undangan menetapkan batas-batas kekuasaan negara serta adanya jaminan hak-hak
individu di dalam hukum. Berkaitan dengan tema kebebasan ini, Mostesquieu
memberikan batasan yang penting bagi terpeliharanya kebebasan itu sendiri, yaitu
pembatasan dengan hukum. Hukum yang baik adalah hukum yang melindungi berbagai
kepentingan umum.

38
Leo Agung, Sejarah Intelektual, (Yogyakarta: penerbit Ombak, 2013), hlm. 43-46.
24
Sebagai tanda dari suatu masyarakat yang bebas ialah semua orang
dimungkinkan untuk mengikuti kecenderungan mereka sendiri sepanjang mereka tidak
melanggar hukum. Suatu sistem hukum muncul menurut Monstesquieu sebagai hasil
kombinasi dari hakikat dan prinsip-prinsip pemerintahan tertentu. Yang disebut
pemerintahan adalah isi yang membentuk pemerintahan (struktur khusus atau khas dari
pemerintahan), sedangkan prinsip adalah cara bertindak atau hasrat manusia yang
menggerakan pemerintahan.

Hakikat pemerintahan ada tiga jenis, yaitu republik, monarki, dan


despotis(sewenag-wenang). Republik dipecah menjadi dua; apabila lembaga rakyat
memiliki kekuasaan tertinggi disebut demokrasi, jika kekuasaan tertinggi berada di
tangan sebagian fakyat disebut aristokrasi. Untuk negara republik, prinsip pemerintahan
yang mutlak diperlakukan adalah keutamaan. Untuk monarki dikehendaki ilham dan
prinsip kehormatan dan dalam pemerintahan despotis diperlukan prinsip rasa takut
(prinsip bahwa rakyat harus takut terhadap penguasa).39

Dari kombinasi tersebut dapat diterangkan kemudian tentang rusaknya suatu


pemerintahan. Rusaknya setiap pemerintahan pada umumnya dimulai dengan rusaknya
prinsip-prinsipnya. Prinsip demokrasi menjadi rusak bukan hanya ketika semangat
persamaan padam, tetapi juga ketika rakyat jatuh kedalam semagat persamaan yang
ekstrem dan ketika setiap warga negara merasa senang setingkat dengan mereka yang
telah dipilihnya untuk memerintah. Aristokrasi rusak apabila kekuasaan para bangsawan
menjadi sewenag-wenang. Monarki bobrok ketika kekuasaan dirampas oleh seorang
yang egois dan mwnyalahgunakan wewenangnya, situasinya, serta cintanya pada
rakyat. Sistem pemerintahan despotis hancur oleh ketidak sempurnaan yang melekat di
dalam dirinya karena kodratnya sebagi suatu prinsip yang korup. Oleh karena itu ,
menurut Monstesquieu, perlu adanya pembatasan kekuasaan. Untuk membatasi
kekuasaan hanya dapat dilakukan dengan kekuasaan juga sehingga timbullah ide bahwa
dalam sebuah negara, kekuasaan harus dipisahkan paing tidak dalam tiga komponen,
yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

4. VOLTAIRE
Filosphe penting lainnya adalah Francois-Marie Arouet, atau Voltaire. Dia adalah
seorang penyair, novelis, dan playright sekaligus philosophe. Beberapa temanya adalah
kebutuhan akan toleransi beragama, keadilan untuk semua, kebebasan berbicara, dan
diakhirinya perdagangan budak. Dia menyerang korupsi di pemerintahan maupun di
Gereja Katolik. Musuh-musuhnya menyuruhnya ditangkap dan dikirim ke pengasingan
dimana dia terus menulis.40

39
Leo Agung, Sejarah Intelektual (Yogyajarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. 47-48.
40
Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-Hill, hal. 248.
25
Salah satu tokoh yang terkenal di bidang filsafat dan juga penulis terkenal yang
menghasilkan karya-karya terkenal dialah Voltaire yang lahir tahun 1694 di Paris dari
keluarga . menengah, dan ayahnya seorang ahli hukum. Di masa mudanya Voltair
belajar di perguruan Jesuit Louis-le-Grand di Paris. Selepas itu dia belajar illmu hukum
sebentar tetapi kemudian ditinggalkannya. Selaku remaja di Paris dia di kenal cerdas,
pandai humor tingkat tinggi dan tersembur dari mulutnya kalimat-kalimat satire. Di bawah
ancient regime alias ucapan-ucapannya yang ,mengandung politik dia di tahan dan
diamankan di penjara Bastile hampir setahun penuh dia meringkuk disitu. 41

Tetapi dia tidak sebodoh pemerintah yang menjebloskannya. Dia bukannya


bengong-bengong seperti orang bego, tetapi dirinya disibukkan dengan menulis sajak-
sajak kepahlawanan Henria de yang kemudian dapat penghormatan tinggi. Tahun 1718,
tak lama sesudah Voltaire menghirup udara bebas, drama Oedip-nya diproduseri di Paris
dan merebut sukses besar. Di umur 24 tahun Voltaire sudah jadi orang termasyhur dan
dalam sisa enam puluh tahun hidupnya dia betul –betul jadi jagonya kesusastraan
perancis.

41
Hadiwijono, Harun. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.
26
Voltaire punya kepintaran ganda yang langka: pintar dalam hubungan uang dan
pintar dalam hubungan ucapan. Tak heran jika setingkat demi setingkat dia menjadi
seorang yang hidup bebas dengan kantong penuh uang. Tetapi tahun 1726 dia dapat
kesulitan. Voltaire sudah menempatkan dirinya selaku orang yang cerdas dan brilian
dalam adu pendapat, bukan saja menurut ukuran jamannya tetapi mungkin untuk ukuran
sepanjang jaman. Tetapi, dia kurang supel dan rendah hati yang oleh kalangan aristokrat
Perancis dianggap suatu persyaratan yang mesti dipunyai oleh seorang kebanyakan
seperti dia. Hal ini menyebabkan pertentangan antara Voltaire dengan kaum aristokrat,
khususnya Chevalier de Rohan yang dikalahkan oleh kecerdasan Voltaire dalam adu
kata. Selang beberapa lama, Chevalier mengupah tukang-tukang pukul mempermak
Voltaire dan menjebloskannya lagi kedalam penjara Bastille. Voltaire dibebaskan dari situ
dengan syarat dia mesti meninggalkan Perancis. Karena itu dia berkeputusan
menyeberang ke Inggris dan tinggal di sana selama dua setengah tahun.42

Tinggalnya dia di Inggris rupanya merupakan titik balik dalam kehidupan Voltaire.
Dia belajar bercakap dan menulis dalam bahasa Inggris dan karenanya menjadi terbiasa
dengan karya-karya besar orang Inggris masyhur seperti John Locke, Francis Bacon,
Isaac Newton dan William Shakespeare. Dia juga berkenalan secara pribadi dengan
sebagian besar cerdik cendikiawan Inggris masa itu.

Voltaire amat terkesan dengan Shakespeare dan ilmu pengetahuan Inggris serta
empirisme, faham yang berpegang pada perlunya ada percobaan secara praktek dan
bukannya berpegang pada teori melulu.Tetapi, dari semuanya itu yang paling
mengesankannya adalah sistem politik Inggris. Demokrasi Inggris dan kebebasan pribadi

42
Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang Modern. Jakarta: Rajawali
Pers.
27
memberi kesan yang amat berlawanan dengan apa yang Voltaire saksikan di Perancis.
Tak ada bangsawan Inggris bisa mengeluarkan letre de cachet yang dapat menjebloskan
Voltaire ke dalam bui. Sebab, kalau toh dia ditangkap secara semena-mena, perintah
pembebasan segera diperolehnya.

KARYA DAN TULISAN VOLTAIRE

Tatkala Voltaire kembali ke Perancis, dia menulis karya falsafahnya yang


pertama Lettres philosophiques yang lazimnya disebut Letters on the English. Buku itu
yang diterbitkan tahun 1734 merupakan tanda sesungguhnya dari era pembaharuan
Perancis. Dalam Letters on the English, Voltaire menyuguhkan gambaran umum yang
menyenangkan tentang sistem politik Inggris berikut pikiran-pikiran John Locke dan
pemikir-pemikir Inggris lainnya. Penerbitan buku itu membikin berang para penguasa
Perancis dan sekali lagi Voltaire dipaksa angkat kaki dari Paris.

Voltaire menghabiskan waktu lima belas tahun di Cirey, sebuah kota di sebelah
utara Perancis. Di sana dia menjadi kekasih Madame du Chatelet, istri seorang marquis
(bangsawan). Nyonya ini cerdas dan berpendidikan. Tahun 1750, setahun sesudah sang
nyonya meninggal dunia, Voltaire pergi ke Jerman atas undangan pribadi Frederick yang
Agung dari Prusia. Voltaire menetap tiga tahun di kediaman Frederick di Potsdam.
Mulanya dia cocok dengan Frederick yang intelektual dan brilian itu tetapi tahun 1753
mereka bertengkar dan Voltaire meninggalkan Jerman.

SASTRA DAN VOLTAIRE

Sesudah meninggalkan Jerman Voltaire menetap di sebuah perkebunan dekat


Jenewa. Di situ dia bisa aman baik dari gangguan Perancis maupun raja-raja Prusia.
Tetapi, pandangannya yang liberal membuat bahkan Swiss tidak aman lagi baginya.
Tahun 1758 pindahlah ia ke suatu perkebunan baru di Ferney, terletak di dekat
perbatasan Perancis-Swis, sehingga memudahkan ia lari ke sana atau ke sini andaikata
ada kesulitan dengan pihak penguasa. Di situ dia tinggal selama dua puluh tahun,
membenamkan diri dalam karya kesusasteraan dan falsafah, bersurat-suratan dengan
pemimpin-pemimpin intelektual di seluruh Eropa dan menerima tamu-tamunya.

Sepanjang tahun-tahun itu, karya sastra Voltaire mengalir terus tak henti-
hentinya. Dia betul-betul seorang penulis dengan gaya fantastis, mungkin penulis yang
paling banyak bukunya dalam daftar buku ini. Semua bilang, kumpulan tulisannya
melebihi 30.000 halaman. Ini termasuk sajak kepahlawanan, lirik, surat-surat pribadi,
pamflet, novel, cerpen, drama, dan buku-buku serius tentang sejarah dan falsafah.

Voltaire senantiasa punya kepercayaan teguh terhadap toleransi beragama.


Tatkala usianya menginjak 60-an, terjadi sejumlah peristiwa yang mendirikan bulu roma
perihal pengejaran dan pelabrakan terhadap orang-orang Protestan di Perancis.
28
Tergugah dan marah besar, Voltaire mengabdikan dirinya ke dalam "jihad intelektual "
melawan fanatisme agama. Kesemua surat-suratnya senantiasa ditutupnya dengan
kalimat "Ecrasez l'infame" yang maknanya "Ganyang barang brengsek itu!" Yang
dimaksud Voltaire "barang brengsek" adalah kejumudan dan fanatisme.

Tahun 1778, ketika umurnya sudah masuk delapan puluh tiga tahun, Voltaire
kembali ke Paris, menyaksikan drama barunya Irene. Publik berjubel meneriakinya
"Hidup jago tua! Hidup biangnya pembaharuan Perancis!" Beribu pengagum, termasuk
Benjamin Franklin, menjenguknya. Tetapi, umur Voltaire sudah sampai di tepi, Dia
meninggal di Paris tanggal 30 Mei 1778. Akibat sikap anti gerejanya, dia tidak peroleh
penguburan secara Kristen. Tetapi, tiga belas tahun kemudian, kaum revolusioner
Perancis yang telah merebut kemenangan menggali makamnya kembali dan
menguburnya di Pantheon Paris.

Karya tulis Voltaire begitu amat banyaknya sehingga sulit membuat seluruh
daftarnya di sini meskipun yang kakap-kakapnya saja dalam artikel yang begini singkat.
Meskipun begitu banyak karya tulisnya, yang lebih penting sebetulnya gagasan pokok
yang dikemukakannya selama hidupnya. Salah satu pendiriannya yang tergigih adalah
mutlaknya terjamin kebebasan bicara dan kebebasan pers. Kalimat masyhur yang sering
dihubungkan dengan Voltaire adalah yang berbunyi "Saya tidak setuju apa yang kau
bilang, tetapi akan saya bela mati-matian hakmu untuk mengucapkan itu." Meskipun
mungkin saja Voltaire tidak pernah berucap sepersis itu, tetapi yang jelas kalimat itu
benar-benar mencerminkan sikap Voltaire yang sebenarnya

PEMIKIRAN VOLTAIRE DAN PENGARUHNYA TERHADAP AUFKLARUNG

Selama jaman pencerahan abad ke-18 Voltaire termasuk filsuf yang termasyhur
diantara berbagai filsuf lainnya yang ada. Ia mengahasilkan banyak sekali karya
meskipun sebenarnya dia bukanlah seorang penulis yang original. Ia peka sekali
terhadap gagasan-gagasan yang tersebar pada jamannya serta pandai
menungkapkannya guna mencapai tujuannya. Banyak sekali pengetahuan yang
dipelajari antara lain sastra, sejarah, ilmu hukum, politik ilmu pengetahuan alam,
kesenian, dan filsafat, sehinga pengetahuanya luas sekali . barangkali pengetahuannya
yang terlalu banyak inilah yang menyebabkan tulisan-tulisan yang di hasilkannya tidak
begitu mendalam. Sebagian karyanya antara lain memuat tentang kesusastraan dan
syair-syair. Melalui berbagai tulisannya , utamanya kepandaiannya dalam bersastra ia
mengkritik kehidupan para penguasa perancis abad ke – 18. 43

Menurut Voltaire Agama alamiah yang memenuhi tuntutan akal ialah ketika orang
mengasihi Tuhan dan berbuat adil serta berniat baik terhadap sesame nya sebagaimana

43
Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang Modern. Jakarta: Rajawali
Pers.
29
terhadap saudaranya sendiri. Tuntutan- tuntutan kesusilaan yang mengenai keadilan dan
kebijakan tidak tergantung pada pandangan-pandangan metafisis atau teologis. Hukum
kesusilaan bukannlah suatu keseluruhan peraturan-peraturan yang di bawa orang sejak
lahir ,melainkan suatu keseluruhan peraturan yang bersifat abadi dan tidak berubah di
segala jaman dan bertempat dimana saja. Isi hukum kesusilaan adalah : hidup seperti
yang kamu inginkan telah kamu lakukan pada saat kamu mati dan berbuatlah terhadap
sesamamu seperti yang kamu inginkan ia berbuat terhadapmu.

Agama mencakup kepastian tentang adanya tuhan. Bahwa tuhan ada hal itu
dapat di bela terhadap atheisme dengan alasan-alasan yang sekali dan semata-mata
bersifat alamiah. Penyusunan alam semesta dan peraturan-peraturan umum kejadian-
kejadian alamiah mengajarkan kepada kita adanya pekerja yang tertinggi, yang
menciptakan segalanya , yaitu tuhan. Akan tetapi kita tidak tahu apa-apa tentang
hakekat dan sifat-sifat tuhan ini. Arti kepercayaan kepada tuhan ialah untuk menjadikan
manusia terikat kepada tuhan oleh suatu kewajiban untuk menyembah dan ,mengasihi
nya serta megharapkan balasan yang adil darinya mengenai kebaikan dan kejahatan
sekalipun kewajiban itu baru diketahuinya secara samar-samar.44

Sebagai tokoh penyebar pencerahan, ia mengkritik keberadaaan dan kebenaran


tahyul. Orang yang percaya akan tahyul telah timbul dalam paganisme, tahyul ini
kemudian di ambil oleh agama yahudi dan menjangkiti geraja Kristen sejak jaman klasik.
Semua bapak gereja tanpa terkecuali, percaya akan kekuatan ilmu sihir. Gereja tidak
mengusir tukang ilmu sihir sebagai orang-prang gila yang sesat jalan melainkan sebagai
orang-orang yang dalam kenyataannya mengadakan hubungan dengan setan.

Dewasa ini sebagian masyarakat Erofa masih ada yang mempercayai terhadap
keberadaan ilmu sihir. Voltaire sebagai tokoh yang beraliran Protestan menganggap
patung suci pengampunan samadi doa-doa bagi orang yang meninggal, air suci dan
semua upacara dari Gereja Roma sebagai kelemahan jiwa yang percaya akan tahyul.
Menurut Voltaire tahyul adalah mengandung unsur-unsur yang menganggap pekerjaan
yang sia-sia sebagai pekerjaan –pekerjaan yang penting –penting. Masalah tahyul
sampai dewasa ini masih dalam perdebatan.

Voltaire melalukan propaganda modern nya terhadap faham humanitas toleransi


terhadap orang yang berbeda agama atau keyakinan, dengan melalui tulisan sastranya
ia menyindir mengenai purbasangka dan kebodohan. Di pergunakannya sandiwara,
bersajak ,epik roman ucu misanya roman Condide digunakan pula uraian dan surat
selebaran. Tetapi, dalam perjuangan nya salah satu alatnya yang terpenting adalah
sejarah. Bukan hal baru lagi , bahwa orang menggunakan sejarah untuk menunjukan
atau melukiskan, bahwa faham seseorang dalam lapangan politik, sosial, atau lapangan
moral. Kritik Voltaire tergadap pemerintahan perancis pada abad ke -18 dimasa
44
Harun Hadjiwijono Sari sejarah filsafat barat 2 : 1920 (Yogyakarta Kanisius) hlm 58
30
pemerintahan Louis ke XIV, mengenai pembaruan agama Kristen dianggap menelikung
terhadap kemerdekaan bebbicara yang pernah ada. Akan tetapi ia melepaskan usaha –
usaha yang besar itu dengan dalih pada pemerintahan yang popular, satu kebijaksanaan
warga negara tidak akan terapai kecuali kebebasan berpolitik juga.

Kontribusi Voltaire sebagai sosok penyebar pencerahan juga kita dapat lapangan
sejarah ia memandang sejarah bukan lagi suatu pertentangan antara kebaikan dan
kejahatan , tetapi pengertian antara mengerti dan tidak mengerti. Sejarah suci dipisahkan
dari sejarah profan. Injil sebagai sumber sejarah tidak lagi memiliki sumber-sumber
profan yang lain. Tujuan sejarah ditentukan oleh akal manusia sendiri yaitu memperbaiki
kondisi hidup manusia dalam arti untuk mengurangi kebodohan mereka dan dengan
demikian agar dapat hidup lebih baik dan lebih bahagia. Oleh Voltaire, sejarah di beri
aspek profan . bukan penyelenggaraan ilahi, melainkan akal lah yang mempimpin
manjsia masa silam yang bukan ke masa kini yang terang, dan masa kini menuju ke
masa depan yang lebih cemerlang.

Tidaklah berlebihan jika kata-kata Voltaire merupakan tokoh pertama yang


sangat paiwai dalam penulisan sejarah baru. Dalam karyanya yang berjudul sejarah
Charles XII yang di terbitkan pada tahun 1713, ia mencoba menerangkan karier raja
swedia yang aneh itu dengan meneliti watak pribadinya. Voltaire melukiskan Charles
sebagai Iskandar Agung dan separuh Don Quixote. Tetapi kehidupan Charles bernuansa
sedih dan buku Voltaire ini memngorbankan kebenaran sejarah demi keasyikan, Buku
lain yang diterbitkan adalah jaman Louis XIV seluruh uraian hebat mengenai jaman yang
cemerlang wawasannya mendalam demikian juga penilaian yang tajam.

Gagasan pokok yang di kemukakannya selama hidup salah satunya adalah


pendirian yang tergigih yakni mutlak nya jaminan kebebasan bicara dan kebebasan pers.
Kalimat masyhur hyang sering dihubungkan dengan Voltaire adalah yang berbunyi “
Saya tidak setuju apa yang kau bilang tetapi akan saya bela mati-matian hakmu untukmu
mengucapkan itu.” Meskipun mungkin saja Voltaire tidak pernah berucap sepersis itu,
tetapi yang jelas kalimat itu benar-benar mencerminkan sikap Voltaire yang sebenarnya.
Prinsip Voltaire yang lainnya adalah kepercayaannya akan kebebasan beragama.
Seluruh karier nya , dengan tak tergoyahkan dia menentang ketidak toleransian agama
serta penguhukuman yang berkaitan dengan soal-soal agama. Meskipun Voltaire peraya
adanya Tuhan, dia dengan tegas menenntang sebagian besar dogma-dogma agama
dan dengan mantapnya dia mengatakan bahwa organisasi berdasar keagamaan pada
dasarnya suatu penipuan. Adalah sangat wajar bila Voltaire tak pernah bahwa gelar-
gelar keningratan perancis dengan sendirinya menjamin kelebihan-kelebihan mutu, dan
pada dasarnya tiap orang sebenarnya paham bahwa apa yang disebut “hak-hak suci
Raja” itu sebenarnya omong kosong belaka . dan kendati Voltaire sendiri jauh dari
potongan seorang demokrat modern (dia condong menyetujui suaru bentuk kerajaan
yang kuat tetapi mengalami pembaharuan – pembahruaan ) dorongan pokok
31
gagasanyya jeas menentang setiap kekuasaan yang diperoleh berdasarkan garis
keturunan. Karena itu tidaklah mengherankan jika sebagian terbesar pengikutnya
berpihak pada demokrasi. Gagasan politik dan agama nya dengan demikian sejalan
dengan faham pembaharuab perancis, dan merupakan sumbangan penting sehingga
meletusnya Revolusi perancis tahun 1789.

5. DENIS DIDEROT

Ia lahir di Langres, Champagne, Perancis pada tahun 1713. Ayahnya adalah


seorang pengrajin dan pedagang alat potong. Diderot adalah seorang siswa yang
cerdas di Kolese Jesuit. Dia berangkat dari kota kelahirannya ke Paris dalam usia
mudanya 19 tahun. Kehidupannya sangat jauh dari mapan, menjadi penerjemah dari
bahasa Inggris. Pada tahun 1747 dia bertemu banyak pemikir dan menjadi editor
Ensiklopedi. Sejak saat itulah dia telah menunjukkan reputasinya dalam keberaniannya
secara orisinil. Apalagi setelah dia diijinkan untuk memiliki fasilitas dalam belajar,
ambisinya bangkit untuk mencari pengetahuan. Bidang pelajaran yang dia minati adalah
matematika, ilmu-ilmu Yunani (filsafat), bahasa Itali, Bahasa Inggris.

Diderot menikah secara diam-diam dan mendapatkan anak-anak yang semuanya


meninggal, kecuali anak perempuannya, Angelique, yang hidup abadi dalam ingatannya
dan menjadikannya sebagai ayah yang berbeda.

Denis Diderot menerbitkan Ensiklopedia 28-volume, atau Kamus Rahasia Ilmu


Pengetahuan, Seni, dan Perdagangan. Butuh 1751-1772 untuk menyelesaikan dan
mengkontemplasikan artikel dengan filosofi penting. Ini menemukan pelanggan di antara
kelas menengah Prancis, termasuk dokter, pengacara, dan guru. Encyclopedia juga

32
diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan memuat gagasan Pencerahan sejauh benua
Amerika.45

Tahun 1751 dia menerbitkan tulisannya dalam Surat untuk yang bisu dan tuli,
masih sama dengan sebelumnya, dia mengkritik tentang pelarian dari penderitaan.
Tahun 1754 tulisannya bertajuk Pensees sur l'interpretation de la nature terbit sebgai
bukti dukungannya terhadap teori evolusi.46

Setelah Ensiklopedi yang dia terbitkan tahun 1759, dia banyak menghasilkan
karya-karya dengan berbagai genre, termasuk dalam hal dialog (seperti skenario)
ataupun catatan-catatan tentang wawancara dengannya. Hingga pada tahun 1782
tentang sebuah eulogi tentang kebaikan Stoa.

Diderot dikenal sebagai penulis cerpen yang berdaya cipta tinggi, dialog dan
novelis, pioner dalam kritik seni, dekat dengan para siswanya dalam pemikiran, peneliti
yang canggih, seorang yang rajin, editor yang tekun, dan handal dalam biologi serta
metafisika. Ia meninggal di Paris dan dimakamkan di Gereja Saint-Roch. Enam tahun
setelah Rousseau dan Voltaire yang mempunyai hubungan erat dalam abad
pencerahan.

PEMIKIRAN DENIS DIDEROT

Pertama kali dia adalah pembela teisme, namun kemudian dia berubah aliran
kepada panteisme. Hal ini disebabkan karena pengalamannya dalam menganalisis
atom-atom dan bahkan benda-benda non organik yang sangat sarat dengan perasaaan.
Selain itu, juga mengembangkan organisme. Bagi dia, teleologi harus memberikan jalan
untuk mendeskprisikan sains.

PERASAAN MORAL

Dari mana datangnya perasaan moral? Diderot memulai dari diri masing-masing
orang, di mana dia berefleksi dalam dirinya sendiri, sebuah proses alamiah untuk
menyetujui sikap-sikap tertentu, konsekuensi atasnya namun tidak melihat qualitas dari
sisi alasan dan perasaan lain dari dirinya. Inilah yang disebut insting. Insting ini tidak
berhubungan dengan organ tubuh. Ini adalah ranah "kejiwaan" itu sendiri sebagaimana
kekuatan kita dalam menghakimi dan beralasan. Alasan hanya sebuah bentuk kekuatan
dari akhir pertimbangan dari persepsi atau kehendak. Dengan perasaan manusia
menikmati kebahagiaan, cinta itu sendiri tanpa alasan. Alasan hanya salah satu petunjuk

45
Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-Hill, hal. 248.
46
https://id.wikipedia.org/wiki/Denis_Diderot diakses pada tanggal 18 februari pukul 13.oo
33
kepada beberapa arti; atau membandingkan dua akhir sebelumnya yang dipengaruhi
oleh kekuatan lain yang muncul dengan spontan. 47

6. DAVID HUME

“Rasio adalah budak nafsu.” -Hume

David Hume sebenarnya termasuk dalam para filusuf zaman pencerahan, ia


adalah sallah seorang filusuf empiris. Bahkan bahkan boleh dikatakan dalam filsafat
Hume, empirisme Inggris menjadi Radikal. Filusuf ini dilahirkan dari keluarga borjuasi
yang terpandang. Ayahnya, seorang tuan tanah yang kaya, meninggal selagi Hume
masih kecil. Semasa mahasiswa di Universitas Edinburgh, Hume meminati studi klasik
dan secara mandiri mempelajari filsafat dan kesusastraan. Kecenderungan ini
bertentangan dengan keinginan ibunya yang menghendakinya studi hukum. Lama
kelamaan menjadi jelas bahwa Hume menyukai filsafat.

BIOGRAFI

1711 : lahir pada tgl 7 Mei di Edinburgh

1725 : pindahvdari studi hukum ke filsafat

1734-37 : tinggal di La Fleche Prancis

1739 : Terbit A Treatise of Human Nature

1740 : Terbit Of Morals

1741 : Terbit Essays, Moral and Political


47
https://id.wikipedia.org/wiki/Denis_Diderot diakses pada tanggal 18 februari pukul 13.oo
34
1748 : terbit Philosophical Essays concerning Human Understanding

1754-62 : terbit the History of Great Britain 4 jilid.

1757 : terbit four Dissertations

1763-66 : bejerja sebagai sekertaris duta besar di Paris

1776 : Meninggal pada 25 Agustus di Edinburgh

Hume menulis sebuah karya yang sangat termasyur, A Treatise of Human


Nature. Karya yang terdiri dari tiga buku ini lama tidak mendapat kritik dari publik
sehingga mengecewakannya. Hume bahkan sempat merasa muak dengan filsafat dan
berpaling ke sejarah politik. Bukunya dalam bidang ini adalah Essays, Moral and
Political. Suatu ketika dia diterima mengajar di Universitas Edinburgh untuk
menggantikan seorang profesor di sana. Karena profesir itu tidak menyukai sikap radikal
Hume dalam karyanya A Treatise of Human Narture, tidak lama kemudian dia diminta
berhenti. Dia melanjutkan minatnya dalam sejarah dan menghasilkan sebuah karya yang
juga termashur dalam historiografi abad ke-18, yaitu History of England. Ia sangat
mengagumi Edward Gibbon (1737-1794).48 Hume juga seorang pemikir yang meminati
masalah Agama, sebuah masalah yang gencar dibahas pada zaman pencerahan.
Karyanya dalam bidang ini adalah Natural History oof Religion dan Fialoques concerning
Natural Religion

Di samping sebagai intelektual, Hume juga seorang yang meminati politik


Internasional. Dia sempat menjabat selaku sekertaris di kedubes Inggris di Prancis dan
sempat mejalin kontak dengan dua orang filusuf pencerahan yang ternama, D’Alembert
dan Diderot. Pada zaman Hume itu banyak filusuf prancis terancam hidupnya karena
dipandang menyebarkan gagasan-gagasan radikal dan Hume banyak membantu
mereka. Dia juga berusaha membantu Rousseau, tetapi filusuf romantis ini tak pernah
peduli dengan keramahtamahan Hume. Di samping berkontak dengan pemikir-pemikir
besar lain, Hume juga banyak bergaul dengan wanita-wanita dari kalangan menengah.
Dalam otobiografinya dia mengakui bahwa dia sangat menikmati keramahtamahan
mereka.

PEMIKIRAN FILOSOFIS DALAM PEMIKIRAN HUME

Banyak orang menyalah pahami pandangan-pandangan Hume, seolah-olah dia


ingin menghancurkan filsafat. Sebetulnya ingin melengkapi filsafat dengan sebuah
metode ilmiah yang rigorus dan dalam usaha berani itu dia mengambil sikap skeptis.
Hume prihatin bahwa metafisika tradisional sangat kabur, tidak pasti, melebih-lebihkan
kemampuan akal manusia. Di samping itu metafisika juga tercampur dengan dogma-

48
Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Erlangga, 2011), hlm. 73-74
35
dogma Katolik, jargon-jargon politis dan takhayul-takhayul rakyat. Karena itu Hume ingin
membersihkan filsafat dari simbol-simbol religius dan metafisis (sekularisasi)

Skeptisisme mendasar dalam pikiean Hume dapat dilukiskan sebagai serangan


terhadap tiga front pemikiran. Pertama, Hume ingin melawan ajaran-ajaran rasionalitas
tentang idea-idea bawaan serta anggapanya bahwa jagat terdiri dari sebuah keseluruhan
yang saling bertautan. Dalam hal ini dia setuju dengan pandangan-pandangan Berkeley
dan Locke. Kedua, Hume menyerang pemikiran-pemikiran religius, entah dari katolik,
Anglikan, maupun dari para penganut deisme yang percaya bahwa Allah membiarkan
alam semesta berjalan mekanis tanpa campur tangannya. Agama masih percaya adanya
sebab tertinggi dan Hume melawan ide kausalitas. Serangan ketiga diarahkan kepada
empirisme sendiri yang masih percaya pada adanya substansi.

KRITIK ATAS ‘SUBSTANSI’ DAN ‘KESADARAN DIRI’

Di dalam rasionalisme diyakini adanya substansi material di luar diri kita. John
Locke, meskipun mulai mempersoalkan pendekatan rasionalitas, tetap mengadaikan
adanya substansi dengan membedakan antara persepsi dan objek. Hume tidak setuju
dengan pendirian Locke itu. Katanya, yang bisa diketahui pikiran hanyalah persepsi,
bukanlah objek. Kita tidak tahu bagaimana kaitannya antara persepsi dan objek-objek di
luar diri kita. Bukti untuk hal itu juga tidak ditemukan secara empiris.

Selanjutnya Hume berusaha menjelaskan bagaimana kita berpikir bahwa


substansi itu ada. Menurutnya, pengamatan mengamati ciri-ciri yang senantiasa ada
bersama-sama. Imajinasi lalu membuat kesatuan artifisial atas ciri-ciri itu dan pikiran pun
medapat kesan seolah substansi itu ada. Misalnya, kita menangkap ciri-ciri hitam, kasar,
berat, padat yang selalu ada bersama-sama, sehingga pikiran menyimpulkan bahwa
‘batu’ yang memiliki ciri-ciri yang kemudian disebut substansi itu hanyalah fiksi saja,
khayal. Substansi hanyalah kumpulan persepsi belaka. Kalau objek di luar kita
disangsikan adanya, bagaimana dengan kesadaran diri ‘aku’? Di dalam menjawab ini
Hume mengambil sikap yang paling skeptis. Berkeley yang tidak percaya akan adanya
objek luar masih percaya adanya substansi rohani, yakni ‘aku’. Akan tetapi Hume juga
mempersoalkan adanya substansi rohani itu. Menurutnya, kita ini selalu menerima
kesan, idea, dan persepsi, seperti panas, dingin, berat, senang, sedih, nikmat, dan
seterusnya sampai kita mendapat kesan bahwa ada suatu kesatuan ciri yang senantiasa
ada bersama-sama dan kita sebut ‘diriku’. Semua ini, menurut Hume, hanyalah
kumpulan persepsi saja, “a bundle of perceptions”. Kalau persepsi-persepsi itu
disingkirkan, kita sehera kehilangan ‘diriku’. Misalnya, sewaktu tidur, katanya, ‘diriku’ itu
tidak ada. Yang paling pasti adalah setelah mati, sebab dengan kematian segala
persepsi betul-betul dihancurkan dan dilenyapkan, sehingga membuat ‘diriku’ ini non-
entitas (bukan kenyataan).

36
MASALAH KAUSALITAS

Sejak lama dalam filsafat, bahkan juga dalam Agama, diyakini adanya hubungan
sebab akibat atau kausalitas yang terjadi di jagat raya. Agama memetafisikan kausalitas
sebagai sebuah kenyataan akhir yang disebut Allah, dan filsafat menanganinya sebagai
masalah pengetahuan tentang dunia luar. Hume berpendapat bahwa pendapat tentang
hubungan niscaya itu tidak benar dan didasarkan pada sebuah kebingungan belaka.

Hume menyarankan bahwa sikap yang tepat terhadap agama adalah sikap
“skeptisisme sehat”. Dia berpendapat bahwa agma bersumber pada takhayul, maka
sikap yang tepat kepadanya adalah membersihkan takhayul-takhayul itu.49 Kita harus
mengembalikan manusia fan agama dari kenyataan adikodratinya ke keyataan
kodratinya yang empiris. Karena skeptisisme itu kita juga sulit menemukan konsep ideal
Hume sendiri tentang Agama. Skeptisime Hume sendiri pada gilirannya tak bisa
dibuktikan secara empiris, maka tinggal sebagai spekulasi dari pihak Hume sendiri.

Menurut David Hume, sumber pengetahuan manusia adalah pengamatan,


manusia tidak mempunyai pengetahuan bawaan seperti yang diyakini oleh Descartes.
Pengamatan diyakini memberi manusia 2 (dua) hal :
a. Impression atau kesan – kesan adalah pengamatan langsung yang diterima dari
pengalaman (lahiriah maupun batiniah) yang menampakkan diri dengan jelas, hidup
dan kuat.
b. Ideas atau ide – ide atau pengertian adalah gambaran tentang pengamatan yang
redup, samar- samar, yang dihasilkan dengan merenungkan kembali .

Menurut Hume, ide atau pengertian adalah tembusan dari kesan – kesan. Jadi isi
kesan dan ide adalah sama. Perbedaannya cuma dalam cara timbulnya dalam
kesadaran, kesan timbul secara langsung dari pengamatan, sedangkan ide ditimbulkan
dengan perenungan.

7. IMMANUEL KANT (1714-1804)

49
Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Erlangga, 2011), hlm. 75-80.
37
Immanuel Kant lahir di Konigserg, Prusia Timur, Jerman. Pikiran-pikiran dan
tulisan-tulisannya yang sangat penting dan membawa revolusi yang jauh jangkauannya
dalam filsafat modern. Ia terpengaruh oleh lahiran Piettisme dari ibunya, tetapi ia hidup
dalam zaman SCEPTISM serta membaca karangan-karangan Voltaire dan Hume. Akibat
dari itu semua ialah bahwa ia mempunyai problema : what can we know? (apa yang
dapat kita ketahui?) what is nature and what are the limits of human
knowledge? (apakah alam ini dan apakah batas-batas pengetahuan manusia itu?)
sebagian besar hidupnya telah ia pergunakan untuk mempelajari logical process of
thought (proses penalaran logis), the external world (dunia eksternal) dan the reality of
things (realitas segala yang wujud). 50

TUJUAN FILSAFAT IMMANUEL KANT

Melalui Filsafatnya kant bermaksud memugar sifat objektivitas dunia ilmu


pengetahuan. Agar supaya maksud itu terlaksana, orang harus menghindarkan diri dari
sifat sepihak rasionalisme dan sifat sepihak empirisme. Rasionalisme mengira telah
memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja. Ternyata bahwa empirisme, sekalipun
dimulai dengan ajaran yang murni tentang pengalaman, tetap melalui idealisme subjektif
bermuara pada suatu skeptisisme yang radikal. Kant bermaksud mengadakan penelitian
yang kritis terhadap rasio murni.

            Menurut Hume, ada jurang yang lebar antara kebenaran-kebenaran rasio murni
dengan realita dalam dirinya sendiri. Menurut kant, syarat dasar bagi segala ilmu
pengetahuan adalah :
a. Bersifat umum dan mutlak, dan
b. Memberi pengetahuan yang baru.51

Menurut kant, Hume lah yang menjadikan dia bangun dari tidurnya


dalam dogmatism, walaupun semulanya kant dipengaruhi rasionalisme Leibniz dan wolff,
kemudian juga dipengaruhi empirisme Hume, sedang Rousseaun juga menampakkan
pengaruhnya.

KRITIK MENURUT IMMANUEL KANT

a. Kritik Atas Rasio Murni

50
Juhaya S. Praja. 2008. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Jakarta : Prenada Media, hal. 115.
51
Juhaya S. Praja. 2008. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Jakarta : Prenada Media, hal. 116.
38
Dalam kritik ini, atara lain kant menjelaskan bahwa ciri pengetahuan adalah
bersifat umum, mutlak dan memberi pengertian baru. Untuk itu ia terlebih dulu
membedakan adanya tiga macam putusan, yaitu:
 Putusan analitis apriori; dimana predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada
subjek,  karena sudah termuat di dalamnya (msialnya, setiap benda menempati
ruang).
 Putusan sintesis aposteriori, misalnya pernyataan “meja itu bagus” di sini predikat
dihubungkan dengan subjek berdasarkan pengalaman indrawi, karena dinyatakan
setelah (=post, bhs latin) mempunyai pengalaman dengan aneka ragam meja yang
pernah diketahui.
 Putusan sintesis apriori; disini dipakai sebagai suatu sumber pengetahuan yang
kendati bersifat sintetis, namun bersifat apriori juga.52

b. Kritik Atas Rasio Praktis

            Rasio  praktis adalah rasio yang mengatakan apa yang harus kita lakukan, atau
dengan kata lain, rasio yang memberi perintah kepada kehendak kita. Kant
memperlihatkan bahwa rasio praktis memberi perintah yang mutlak yang disebutnya
sebagai imperatif  kategori. Kant beranggapan bahwa ada tiga hal yang harus disadari
sebaik-baiknya bahwa ketiga hal itu dibuktikan, hanya dituntut. Itulah sebabnya Kant
menyebutnya ketiga postulat dari rasio praktis. Ketga postulat dimaksud itu ialah:
1.      Kebebasan kehendak
2.      Inmoralitas jiwa, dan
3.      Adanya Allah

Yang tidak dapat ditemui atas dasar rasio teoritis harus diandaikan atas dasar
rasio praktis. Akan tetapi tentang kebebasan kehendak, immoralitas jiwa, dan adanya
Allah, kita semua tidak mempunyai pengetahuan teoritas. Menerima ketiga postulat
tersebut dinamakan Kant sebagai Glaube alias kepercayaan. Dengan demikian, Kant
berusaha untuk memperteguh keyakinannya atas Yesus Kristus dengan penemuan
filsafatnya.53

c. Kritik Atas Daya Pertimbangan

Kritisisme Immanuel Kant sebenarya telah memadukan dua pendekatan alam


pencarian keberadaan sesuatu yang juga tentang kebenaran substanstial dari sesuatu
itu. Kant seolah-olah mempertegas bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan
kebenaran, karena rasio tidak membuktikan, demikian pula pengalaman, tidak dapat
dijadikan tolok ukur, karena tidak semua pengalaman benar-benar nyata dan rasional,

52
Louis o. Kattsoff, Pengantar Filsafat, New york : the Ronald Press Company, hal. 139.
53
Atang Abdul Hakim. 2008.Filsafat Umum dari Metologi Sampai teofiologi. Bandung : Pustaka Setia, hal. 287.
39
sebagaimana mimpi yang nyata tetapi “tidak real”, yang demikian sukar untuk dinyatakan
sebagai kebenaran.

            Dengan pemahaman tersebut, rasionalisme dan empirisme harusnya bergabung


agar melahirkan suatu paradigma baru bahwa kebenaran empiris harus rasional,
sebagaimana kebenaran rasional harus empiris. Jika demikian, kemungkinan lahir aliran
baru yakni rasionalisme empiris.54

8. J. J. ROUSSEAU

Rousseau adalah seorang ahli pikir besar tentang negara dan hukum dari swiss,
tapi ia kadang-kadang menetap di prancis. Ia merupakan salah seorang komunitas
philosophe di prancis abad ke-18. Ajarannya tentang negara dan hukum ditulis dalam
sejumlah bukunya. Discours sur 1 inegalite parmi les homes (tinjauan-tinjauan tentang
ketidaksamaan orang-orang) letters ecrites de la montagne (surat-surat yang ditulis di
gunung-gunung). Dan sebuah bukunya yang paling terkenal, contrac social (perjanjian
Masyarakat).

Selama abad ke-18, terutama diperancis, irang-orang mulai bermimpi tentang


suatu masyarakat baru, dimana manusia dapat hidup bahagia sesuai dengan
martabatanya. Diantara orang-orang tersebut salah satunya ialah Rousseau. Ia
menginginkan suatu masyarakat dimana kebebasan manusia benar-benar terjamin.

Dalam pandangan ajaran filsafatnya, rousseau memasukan unsur perasaan,


sedangkan di zaman-zaman sebelumnya ajaran tentang filsafat itu hanya disusun secara
abstrak-rasional. Sikap rousseau terhadap keadaan atau masalah yang berlaku umum
pada waktu kehidupan adalah sangat bebas. Tetapi kebebasan sikap atau pendiriannya
tersebut tidak hanya terbatas pada pemikiran tentang negara dan hukum saja.

Rousseau meyakini bahwa kebebasan dan perasaan moral diancam oleh situasi
masyarakat yang ditandai oleh kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Karena itu orang
perlu melepaskan cara hidupnyayang telah dinodai oleh kebudayaan dan ilmu

54
Atang Abdul Hakim. 2008.Filsafat Umum dari Metologi Sampai teofiologi. Bandung : Pustaka Setia., hal. 288.
40
pengetahuan untuk kembali pada situasi hidupnya yang asli. Dapat dimengerti bahwa
manusia tidak mungkin kembali pada suatu firdaus yang telah hilang. Akan tetapi akan
dipikirkan apakah manusia dapat mempertahankan kebebasan aslinya dalam
masyarakat sipil, dan bagaimana pula caranya. Bila kebebasan itu dapat diwujudkan
kembali dengan sendirinya perasaan moral akan timbul juga. Sampai disini tampaklah
bahwa ajaran atau gagasan rousseau bahawa manusia berubah menurut seluruh
hakikatnya, dan ketika melalui kontrak sosial ia masuk ke dalam masyarakat sipil. 55

Dari gagasan atau ajarannya tersebut dapat dipahami bahwa hal yang terpenting
dalam konsep pemikiran tentang negara dan hukum rosseau adalah ikhwal kedaulatan
rakyat. Dalam hal itu yang diangkat menjadi persoalan adalah bagaimana cara
mendapatkan suatu keterangan yang masuk akal atau rasional tentang keseimbangan
tentang adanya perjanjian masyarakat yang mengikat dengan kebebasan dari orang-
orang yang menyelenggarakan perjanjian masyarakat tersebut. Dengan kata lain, pada
intinya ia tetap mempersoalkan keseimbangan antara kekuasaan dan kebebasan
mengenai hal tersebut ia memberikan suatu pemahaman, bahwa yang merupakan hal
pokok dalam perjanjian masyarakat tersebut adalah menemukan suatu bentuk kesatuan
yang membela dan melindungi kekuasaan bersama disamping kekuasaan pribadi dan
milik dari setiap orang. Sehingga akan mengakibatkan semuanya menjadi bersatu.
Dengan kata lain, untuk masalah kedudukan kekuasaan dalam situasi sipil rousseau
memberikan pandangan.
1. Dalam situasi sipil kekuasaan tertinggi berada dalam tangan rakyat, karena dalam
kontak sosial tampak mengenai kehndak umum sebagai akar situasi dalam sipil.
2. Kekuasaan rakyat yang berdaulat adalah mutlak, suci dan kebal. Artinya kekuasaan
hukum hanya ada pada masyarakat yang berdaulat, dan bahwa rakyat yang
mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu dalam bidang kehidupan.
3. Rousseau menolak ajaran mengenai pembagian kekuasaan yang di ungkap oleh
lucke dan Montesquieu. Karena menurutnya suatu hal yang mustahil negara dibagi
ke dalam tiga kekuasaan, sebab kekuasaan tersebut ada di tangan rakyat. Memang
terdapat fungsi-fungsi tertentu seperti memerintah, berperang, mengadili, dan lain
sebagainya, tapi semua fungsi tersebut merupakan pengaliran dari suatu kekuasaan
yang tak terbagi.
4. Bentuk pemerintahan dapat dibeda-bedakan, yaitu monarki, aristrokrasi, dan
demokrasi.

Selanjutnya perlu untuk memberikan suatu pemahaman perihal teori rousseau


mengenai negara demokrasi, dimana menurut rousseau prinsip-prinsip dari negara
demokrasi adalah :

55
Junarso Ridwan, dkk. Tokoh-Tokoh Ahli Fikir Negara & Hukum Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Abad 20, Nuansa,
Bandung 2010, hlm. 189-190

41
1. Rakyat adalah berdaulat, yakni merupakan kekuasaan yang tertinggi dalam
negara. Dengan kata lain, menurut konsepnya tersebut adalah rakyat sebagai
atasan sekaligus bawahan.
2. Dalam negara tiap-tiap orang harus dihormati menurut martabatnya sebagai
manusia. Oleh karena itu hak untuk bereksistensi setiap orang harus dijamin
bahkan kepada orang yang jahat pun hak ini harus selalu diberikan.
3. Tiap-tiap warga negara berhak untuk ikut membangun hidup bersama dalam
negara, yaitu mempunyai hak-hak publik. Semua upaya untuk mengecualikan
seseorang atau sekelompok orang dari kehidupan masyarakat haruis ditolak. Hak-
hak publik manusia hanya dapat dihilangkan bila norma-norma kehidupan
masyarakat dilanggar olehnya. 56

Kiranya prinsip-prinsip tersebut memungkinkan dibangunnya sebuah kehidupan


bersama secara optimal diantara berbagai individu dan negara. Kehidupan bersama itu
diatur sesuai cita-cita semua orang yang ikut serta di dalamnya, dimana berbagai aturan
negara berasal dari kehendak orang-orang itu sendiri. Keterasingan yang dirasakan
manusia karena ia harus tunduk pada aturan-aturan yang tidak berasal dari aspirasi dan
keinginannya, haruslah benar-benar dihindari.

Tapi harus diakui bahwa apa yang berlaku secara teoritis belum tentu juga
berlaku secara praktis. Ada kemungkinan bahwa sistem negatif ini menjadi begitu besar
sehingga kesejahteraan rakyat tidak terjamin lagi. Dalam situasi ini sebaiknya
musyawarah antara wakil rakyat dibatasi pengaruhnya atas kebijaksanaan pemerintah,
dan dicari sarana lain untuk menyalurkan kehendak rakyat kearah pemerintahan,
seumpamanya selama perang sistem demokrasi menurut model tersebut tidak berjalan.
Demikian juga situasi masyarakat dan tradisi kebudayaan kadang-kadang tidak
memungkinkan sistem demokrasi tersebut dapat diperankan.

Berdasarkan uraian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem demokrasi
rousseau tidak mungkin diwujudkan. Pikiran-pikiran rousseau lebih merupakan suatu
mimpi ketimbangan suatu realitas. Namun kiranya mimpi tersebut tetap berlaku sebagai
tujuan dan ideal hidup bernegara sampai zaman sekarang ini.57

PEMIKIRAN DAN PENGARUH J.J ROUSSEAU

Kendati mulanya rousseau sahabat sejumlah penulis pembaharu perancis, jalan


pikirannya segera bersimpang dengan jalan tajam dengan mereka. Rousseau
menentang rencana voltaire mendirikan sebuah teater di genewa, rousseau bersikeras

56
Junarso Ridwan, dkk. Tokoh-Tokoh Ahli Fikir Negara & Hukum Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Abad 20, Nuansa,
Bandung 2010, hlm. 190-191
57
Junarso Ridwan, dkk. Tokoh-Tokoh Ahli Fikir Negara & Hukum Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Abad 20, Nuansa,
Bandung 2010, hlm. 191-192
42
bahwa teater merupakan sebuah sekolah yang membejatkan moral. Rousseau dibenci
habis-habisan oleh voltaire.

Tulisan tulisan rousseau dikenal oleh banyak orang sebagai faktor penting bagi
pertumbuhan sosialisme, romantisisme, dan rasionalisme, serta perintis jalan kearah
pecahnya revolusi perancis dan merupakan penyumbang buat ide-ide modern menuju
demokrasi dan persamaan. Dia juga dianggap punya sumbangan penting dalam
pengaruh teori pendidikan modern. Telah lama dipermasalhkan dibidang teoretis bahwa
manusia hampir pada hakikatnya merupakan produk alam sekitanya (karena itu mudah
berubah dan peka) anggapan ini berupa pula dari tulisan-tulisan rousseau, selain itu, dia
juga memiliki andil dalam hal pemikiran bahwa teknologi modern dan masyarakat itu
sesuatu yang buruk.

Memang benar, rousseau seorang anti-rasionalis diukur dari wataknya,


khususnya bertentangan dengan para penulis mashsyur prancis pada jamannya. Akan
tetapi, anti rasionalis bukanlah pula barang baru, kepercayaan politis serta sosial kita
sering bertolak dari emosi dan prasangka kendati kita coba-coba menyebutnya rasional
sekedar satu alasan untuk meyakinkan mereka.

Banyak pikiran menarik dan orisinil terdapat dalam tulisan-tulisan rousseau. Akan
tetapi yang paling menonjol dari kesemuanya adalah gairahnya yang berkobar-kobar
terhadap terjelmanya persamaan hak dan derajat serta perasaan yang membawa bahwa
struktur masyarakat yang ada merupakan sesuatu yang tidak tertahankan
ketidakadilannya. (“manusia dilahirkan merdeka dan dimana-mana dia terbelenggu oleh
rantai”). Rousseau sendiri tidak menganjurkan tindak kekerasan, tetapi jelas dia
menggoda orang lain memilih revolusi kekerasan untuk mencapai perbaikan tingkat demi
tingkat.

Pandangan rousseau terhadap milik pribadi (dan juga terhadap pelbagai pokok
masalah) sering bertentangan satu sama lain. Pernah dia menggambarkan hak milik
pribadi itu merupakan “hak yang paling suci dari semua hak penduduk”. Aka tetapi, bisa
juga dibilang bahwa serangannya terhadap hak milik pribadi punya akibat lebih besar
terhadap sikap para pembacanya ketimbang komentar-komentarnya yang bernada
memuji dan menyanjung. Rousseau merupakan salah satu dari penulis modern pertama
yang punya arti penting mengencam habis hak milik peribadi. Karena itu dia bisa
dianggap selaku pemula dari paham sosialisme dan komunisme modern. Sumbangan
rousseau yang paling penting di bidang konstitusi adalah karyanya yang berjudul Du
Contrac Social (teori perjanjian masyarakat).

KONTRAK SOSIAL DAN KEKUASAAN

Seperti yang dikemukakan rousseau manusia memiliki kebebasan dan bergerak


menurut emosinya. Keadaan tersebut sangat rentan akan konflik pertikaian. Untuk
43
menyelesaikan masalah tersebut, manusia mengadakan ikatan bersama yang disebut
kontrak sosial. Rousseau berpendapat bahwa negara merupakan bentuk nyata dari
konttrak sosial. Individu-individu di dalamnya bersepakat untuk menyerahkan sebagian
dari hak-haknya untuk kepentingan bersama melalui pemberian kekuasaan kepada
pihak-pihak tertentu di antara mereka. Kekuasaan tersebut digunakan untuk mengatur,
mengayomi dan menjaga keamanan maupun harta benda mereka. Hal inilah yang
kemudian disebut sebagai kedaulatan Rakyat. Perbedaan dalam teori kontak sosial
dalam pandangan Hobbes dan Rousseau adalah Hobbes menyatakan bahwa setelah
negara terbentuk sebagai suatu kontrak sosial, negara tidak terikat lagi dengan individu,
tetapi individulah yang terikat dengan negara. Dengan kata lain, negara dapat berbuat
apa saja dengan individu. Berbeda dari Hobbes, Rousseau berpendapat bahwa negara
berasal dari kontrak sosial antara individu. Jadi, negara merupakan representasi
kepentingan individu-individu di dalamnya. Oleh karena itu, negara harus berusaha
mewujudkan kehendak umum bila kehendak itu diabaikan oleh negara, rakyat dapat
mencabut mandatnya terhadap penguasa.

Rousseau mendambakan suatu sistem yang bersifat demokrasi langsung yang


rakyatnya menentukan penguasan atau pemimpin mereka, membuat tata negara dan
peraturan secara langsung. Namun, demokrasi langsung hanya dapat dilaksanakan
pada wilayah yang tidak terlalu luas.

Bila kekuasaan dipegang oleh seluruh atau sebagian warga negara (citizan
magistrates lebih banyak dari ordinary privat citizen), maka bentuk negara tersebut
adalah demokrasi. Akan tetapi bila kekuasaan dipegang oleh beberapa penguasa
(ordinary privat citizen lebih banyak dari citizen magistrates), maka negara tersebuut
berbentuk aristokrasi. Apabila negara tersebut hanya berpusat pada satu orang
penguasa, maka negara tersebut berbentuk monarki. 58

9. GEORGE BARKELEY

58
Leo Agung S, Sejarah Intelektual , penerbit ombak, Yogyakarta 2013, hlm. 54-58
44
“kebenaran adalah gambaran semua orang, tetapi urusan sedikit orang.” Berkeley

George barkeley hidup sampai paruh pertama abad ke-18. Dia adalah orang
kelahiran Irlandia. Dia belajar di Kilkenny School dan Trinity College dan dipandang
sebagai seorang mahasiswa yang brilian, sehingga dalam usia muda dia sudah memberi
kuliah dalam bahasa Yunani di Trinity College. Sebagai seorang Kristiani, dia
memimpikan pertobatan orang-orang Indian di Amerika dan ingin mendirikan sebuah
kolase di kepulauan bermuda. Pada tahun 1729 dia sungguh-sungguh kesana untuk
mewujudkan impian-impiannya, tetapi dia kekurangan dana. Pengaruhnya pada Filsafat
Amerika juga besar, sementara dia tinggal di benua itu. Pada tahun 1731 dia kembali ke
Inggris dan tiga tahun kemudian dia diangkat sebagai Uskup Cloyne. Meskipun dia
menjadi pemimpin agama Katolik Anglikan, dia menerapkan kebijakan toleransi kepada
para penganut katolik Roma di Irlandia. Pada tahun 1752 dia melanjutkan studi lagi ke
Universitas Oxford. Dia meninggal pada hari minggu sore, persis ketika istrinya
membaca keras-keras surat pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus

BIOGRAFI

1685 : lahir pada tanggal 12 maret di dysert Castle Irlandia

1700 : masuk ke Trinity College di Dubin untuk belajar filsafat dan teologi

1707 : meraih gelar Magister Artium

1709 : terbit essay toward a new theory ov vision

1710 : terbit A treatise convcerning the principles of human knowledge

1713 : terbit three dialogues between hylas and phylonous

1713 : keliling Prancis dan Italia selama 7 tahun

1744 : terbit Siris

1729 : pindah kekepulauan bermuda untuk misi Kristen

1753 : meninggal tanggal 14 januari di Oxford59

Berkeley antara lain menulis Treatise concerning the Principles of Human


Knowledge, Essay toward a new Theory of Vision, dan masih banyak buku lain. Buku-
buku filsafat ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran John Locke yang sudah kita

59
Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Erlangga, 2011), hlm. 71.
45
bahas di atas. Salah seorang kenalan Berkeley adalah Jonathan Swift (1667-1745)
penulis buku Gullivers Travel (1726) yang termashur itu.

KRITIK ATAS LOCKE

Meskipun sangat kental dipengaruhi Locke, Berkeley mengkritik pengandaian-


pengandaian dasar Locke dia menolak adanya idea-idea abstrak yang ditarik dari objek-
objek konkret. Misalnya idea lingkaran disimpulkan dari lingkaran-lingkaran konkret.
Menurut Berkeley, kalau yang diacu oleh Locke sebagai lingkaran bukanlah lingkaran
sebagai objek di luar kesadaran kita, melainkan yang diacu adalah ide lingkaran itu
sendiri. Perbedaan pandangan kedua filusuf ini dapat dijelaskan begini. Locke
membedakan antara idea dan pengalaman. Pengalaman dianggap sebagai sesuatu
yang berasal dari objek, sedangkan idea adalah pengalaman yang dicerna oleh subjek.
Berkeley tidak menyutujui perbedaan itu, dengan pendapat bahwa pengalaman dan idea
itu satu dan sama. Pengalaman yang oleh Locke diartikan sebgai pengalaman indrawi,
oleh Berkeley dipahami sebagai pengalaman batiniah. Dengan cara itu pula persepsi,
citra, dan idea sama dengan pengalaman.

Esse est Percipi

Berbeda dari Locke, Berkeley tidak percaya akan adanya idea-idea di luar
perkiraan kita. Dengan konsep kualitas priper Locke mendukung anggapan itu. Menurut
Barkeley, suatu objek ada berarti objek itu dapat dipersepsi oleh pikiran kita. Segala
pandangan metafisis tentang adanya kenyataan-kenyataan yang tidak dapat dipersepsi
oleh pikiran kita adalah omong kosong. Terkenal ucapan Berkeley “Esse est percipi”
(being is being perceived). Arti lebih jauh dari ucapan ini adalah dunia material sama saja
dengan idea-idea kita sendiri. Jadi, sebetulnya dunia material di luar kesadaran itu,
substansi material, tidak ada, yang ada adalah idea atau penangkapan persepsi kita.
Karena itu “being is being perceived” sama dengan “being is seeming”, atau “duniaku
adalah duniaku”. Adanya sesuatu tak lain dari kesan-kesan yang teramati oleh objek.

Teks

“Meja tempat aku menulis ini ada, yakni, aku melihat dan merasakannya, dan jika aku
keluar dari kamarku , aku aku akan berkata bahwa meja itu ada artinya bahwa jika aku
berada dalam kamarku aku dapat mempersepsi meja itu, atau bahwa proses mental
tertentu lainnya nyata-nyata mempersepsi meja itu. Ada bau, yakni, sesuatu terbaui; ada
suara, yaitu sesuati terdengar; sesuatu warna atau bentuk, dan ia dipersepsi oleh
penglihatan atau sentuhan . Semua ini dapat saya pahami dengan hal-hal ini dan
ungkapan-ungkapan lain yang serupa ,... Esse (ada) dari hal-hal itu dipecepi
(dipersepsi); mereka tidak mungkin ada di luar pikiran atau diluar hal-hal yang berpikir
yang mempersepsi mereka.”

46
Pandangan Barkeley ini sekilas seperti rasionalisme karena memutlakkan subjek.
Akan tetapi bila diperhatikan lebih lanjut pandangan ini termasuk empirisme, sebab
pengetahuan subjek itu diperoleh lewat pengalaman itu adalah pengalaman batin.
Selanjutnya, dengan menegaskan tentang adanya sesuatu sama dengan pengertiannya
dalam diri subjek, Berkeley berpandangan idealistis. Dia tidak percaya adanya dunia
luar, sebaliknya beranggapan bahwa dunia adalah idea-idea kita.60

Berkeley dianggap sebagai filsuf yang melanjutkan karya Locke dibidang


metafisika. Namun kesimpulannya berbeda dengan kesimpulan Locke. Oki Berkeley
bermuara dalam idealism yang oleh dia sendiri disebut Immaterialisme, sebab
menyangkal adanya suatu dunia yang ada diluar kesadaran manusia.61

Padangan dasar Berkeley adalah sebagai berikut:


1. Segala realitas diluar manusia tergantung pada kesadaran.
2. Tiada perbedaan antara dunia rokhani dengan dunia bendawi.
3. Tiada perbedaan antara antara gagasan pengalaman batiniah dan gagasan
pengalaman lahiriah.
4. Tiada sesuatu yang berada kecuali roh, yang dalam realitas konkritnya adalah
pribadi-pribadi tokoh-tokoh yang berpikir.

Menurut Berkeley, segala pengetahuan manusia bersandar pada pengamatan.


Pengamatan adalah identik dengan gagasan yang diamati. Pengamatan bukan terjadi
karena hubungan antara subjek yang mengamati dengan objek yang diamati, melainkan
karena hubungan antara pengamatan panca indera yang satu dengan panca indera
yang lain.

Contoh: Pengamatan jarak atau ukuran luas antara subjek dan objek yang
diamati. Pengamatan ini terjadi karena hubungan antara pengamatan penglihatan dan
pengamatan raba. (Penglihatan manusia hanya menunjukkan bahwa ada warna meja,
peraba yang menunjukkan bentuk, kasar dan halusnya). Sebenarnya penglihatan
manusia tidak mengamati jarak atau ukuran keluasan meja itu dengan saya. Penglihatan
tidak menceriterakan berapa jauh jarak antara manusia dan barang yang diamati.
Pengalaman dan kebiasaanlah yang menjadikan manusia menduga bahwa ada jarak ,
ada ukuran keluasan, atau ada ruang di antara manusia dan benda yang diamati.62

Jika manusia mengamati sesuatu padanya ada gambaran tentang sesuatu. Akan
tetapi gambaran itu tidak menggambarkan suatu realitas yang ada diluar manusia.
Gambaran itu tidak mencerminkan sesuatu di luar pengamatan. Di luar pengamatan
tiada benda yang konkrit. Yang ada hanya pengamatan yang konkrit, yang ada adalah
60
Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Erlangga, 2011), hlm. 72-73.
61
Soemargono, Soejono. 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yagyakarta: Tiara Wacana Yogya. Hlm 120
62
Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang Modern. Jakarta: Rajawali
Pers.
47
‘hal diamati’ itu. “Berada” berarti”diamati”. Realitas hal-hal yang diamati terletak hanya
dalam hal ini, bahwa hal itu diamati.

Sifat segala sesuatu yang diamati adalah konkrit. Contoh : manusia tidak dapat
memikirkan keluasan ruang tanpa warna, bentuk, isi. Juga manusia tidak dapat
memikirkan gerak tanpa kecepatan atau kelambatan. Dan manusia tidak dapat
memikirkan segitiga yang tidak siku-siku atau sama sisi atau sama kaki. Jelaslah
menurut Berkeley, hanya gagasan yang konkritlah yang dapat dipakai untuk memikirkan
gagasan konkrit lainnya yang bermacam-macam itu.

Pandangan Berkeley tentang Substansi adalah tidak lebih dari suatu


penggabungan dari gagasan-gagasan. Seandainya manusia meniadakan segala sifat
yang ada pada sesuatu, tidak aka nada sesuatu lagi. Sebab sifat-sifat itulah yang
membentuk isi sesuatu tadi. Sesuatu yang kita kenal sebenarnya adalah sesuatu
kelompok sifat –sifat yang dapat diamati. Contoh: sebuah meja, terdiri dari bentuknya
yang tampak, kerasnya yang dapat diraba, suaranya yang dapat didengar jika meja itu
ditarik dari tempatnya. Dll.

Abad ini tidak saja lamban, lebih dari itu secara pukul rata filsafat mundur pada
abad ini jangankan menambah, menjaga warisan sebelumnya pun abad ini tidak mampu.
Zaman pencerahan di Eropa pada abad ke 18 sering dikaitkan dengan kemodernan
Eropa, baik pemikiran maupun institusi politik dan sosial. Sebagai contoh, Revolusi
Perancis yang tercetus pada 1789, dikatakan, sebagai pengaruh filsafat pencerahan,
termasuk para filsof perancis, seperti Voltire, Holbach, D’Alembert dan lainnya. Dimana
perubahan pemikiran telah membawa kepada perubahan sosial dan institusional yang
kemudian membawa eropa pada era modern.

Aufklarung melahirkan banyak pemikiran baru. Dari sinilah muncul semakin


banyak ketertarikan di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat. Sampai pada suatu saat
lahirlah sebuah penemuan besar yang menjadi ilmu pengatahuan modern, dan mungkin
inilah yang menjadi penemuan terbesar pada masa itu. Penemuan itu adalah teori
Gravitasi yang diungkapkan oleh Sir Isaac Newton, dia dianggap sebagai ilmuwan paling
besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia.63

Seperti itulah pembahasan kami tentang abad pencerahan di Eropa (Aufklarung)


yang terjadi pada awal ke-18 sebagai reaksi dari ketidak terbukaan terhadap pikiran
tentang dunia luar (ilmu pengetahuan). Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari
pembahasan kali ini bahwa keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan bisa memberikan
kemajuan pada diri kita sendiri untuk masa depan kelak.

C. Dampak Peristiwa Aufklarung


63
Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang Modern. Jakarta: Rajawali
Pers.
48
1. Ekonomi

Indikasi bahwa Eropa mengalami emajuan ditandai juga dengan pesatnya


perekonomian negara-negara Eropa. Indikasi bahwa Eropa mengalami kemajuan pada
abad ke-18 dan ke-19 melihat juga dengan meningkatnya taraf kehidupan perekonomian
bangsa-bangsa Eropa. Perlu diketahui bahwa tingkat kehidupan perekonomian bangsa-
bangsa Eropa mengalami kemajuan karena daerah baru terbuka baginya mereka dapat
memperoleh kekayaan yang tak terhingga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
negerinya. Berangkat dari kenyataan ini, secara secara perlahan-lahan kemajuan barat
mulai melampaui kemajuan Islam yang sejak lama telah mengalami kemunduran.
Selanjutnya, perekonomian negara-negara Barat menjadi semakin maju karena
dipercepat oleh adanya penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan.64

Meskipun Industrial sudah dimulai sejak abad ke-18, terutama dalam produksi
tekstil, pada 1800, emapt dari lima orang Eropa masih bergantung pada pertanian untuk
hidup. Pertambahan populasi karena berkurangnya tingkat moralitas berkat kesehatan
dan kebersihan yang lebih baik memicu perkembangan kota; pada 1700, Eropa memiliki
10 kota dengan penduduk lebih dari 100.000; pada 1800, jumlahnya menjadi 17. Pada
saat bersamaan, petani memanfaatkan pendekatan ilmiah dalam bertani, dengan
tanaman dan ternak yang lebih produktif. Kemajuan dibidang transportasi laut, darat,
sungai, serta kanal mendukung perdagangan diseluruh Eropa, dan setelah
berkembangnya kolonialisme, di seluruh dunia.65

Ekonomi Physiocrats dan filsuf Skotlandia Adam Smith telah dipandang sebagai
pendiri ilmu sosial ekonomi modern. Physiocrats, sebuah kelompok Prancis, tertarik
untuk mengidentifikasi undang-undang ekonomi alam yang mengatur masyarakat
manusia. Mereka mempertahankan bahwa jika individu bebas untuk mengejar
kepentingan diri ekonomi mereka sendiri, semua masyarakat pada akhirnya akan
mendapatkan keuntungan.66

Negara, karenanya, seharusnya tidak mengganggu permainan bebas kekuatan


ekonomi alam dengan menerapkan peraturan pemerintah mengenai ekonomi. Negara
harus meninggalkan ekonomi sendirian. Doktrin ini dikenal dengan nama Prancisnya,
laissez-faire (LEH • SAY FEHR), yang berarti "membiarkan (orang) melakukan (apa yang
mereka inginkan)."67

64
Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1. Bandung: CV Pustaka
Setia, hlm. 283.
65
Jeremy Black, Atlas Sejarah Dunia, (Erlangga, 2009)
66
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 521.
67
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 521.
49
Pernyataan terbaik laissez-faire dibuat pada tahun 1776 oleh Adam Smith dalam
karyanya yang terkenal The Wealth of Nations. Seperti Physiocrats, Smith percaya
bahwa negara seharusnya tidak ikut campur dalam masalah ekonomi. Memang, Smith
hanya memberi tiga peran dasar kepada pemerintah: melindungi masyarakat dari invasi
(tentara); membela warga negara dari ketidakadilan (polisi); dan menjaga pekerjaan
umum tertentu, seperti jalan dan kanal, yang dimiliki individu swasta tidak mampu.68

2. Sosial
Abad 18 pemikiran filsafat diliputi oleh suatu masa yang dinamakan “Aufklarung”
berarti pencerahan (bahasa Inggris : “Enlightenment”). Zaman ini tidak lepas dari
pengaruh Renaissance sebagai gerakan sebelumnya, dan merupakan buah pahit dari
Empirisme dan Rasionalisme yang muncul beberapa saat sebelumnya. Gerakan
Aufklarung ini muncul melanda hampir semua negara Eropa terutama di Inggris,
Perancis dan Jerman.

Immanuel Kant (Jerman) menggambarkan bahwa kurun waktu selama ini,


manusia telah melakukan kesalahan dengan tidak mau memanfaatkan akalnya sendiri.
Manusia telah keluar dari keadaan tidak akil balig (Unmundigkeit ). Voltaire menyebutnya
zaman ini adalah zaman akal .69

Maka semboyan gerakan ini adalah Sapere Aude artinya “berani berpikir sendiri”.
Sehingga kepercayaan akal atau rasio sangat berperanan besar dalam abad 18 ini ,
seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada saat itu.

Digambarkan bahwa pada saat itu :


1. Hampir setiap tahun terjadi penemuan ilmiah baru yang mendasarkan pada fisika
klasiknya Isaac Newton (1687) dengan judul buku Philosophiae naturalis principia
mathematica (ilmu pengetahuan alam berdasarkan prinsip – prinsip matematisnya).
(Dengan demikian pengaruh Descartes telah dibuang jauh – jauh).
2. Juga adanya usaha untuk mengumpulkan segala pengetahuan secara sistematis
yaitu Ensiklopedi. Ensiklopedi yang terbit pertama kali yaitu Encyklopaedia Britanica.
3. Metode yang dipakai dalam filsafat adalah metode induksi yaitu berpangkal pada
gejala –gejala dan mencoba mengembalikan kepada beberapa azas dan hukum yang
bersifat umum, ini sesuai dengan cara Newton dalam menyelidiki alam.
4. Analisa adalah alat yang tepat dipakai bagi segala pemikiran, termasuk
didalamnya untuk mengkritik penguasa.

3. Agama
Berkat usaha ilmiah manusia seperti Copernicus, Galileo dan Newton, gagasan
baru tentang orde dan operasi alam semesta mulai berakar pada abad ke-17.

68
Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill, hal. 521.
69
Soemargono, Soejono. 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yagyakarta: Tiara Wacana Yogya.
50
Perkembangan ini sangat mengganggu kaum konservatif di Gereja, yang harus
menghadapi pertanyaan yang tidak nyaman mengenai peran Tuhan di alam semesta
baru ini. John Locke mendestabilisasi peran agama lebih jauh lagi ketika dia mendalilkan
bahwa perilaku moral mungkin lebih berakar kuat dalam proses alam daripada yang
ditanamkan oleh hukum Tuhan. Studi baru dalam kritik biblika, yang berasal dari negara-
negara Jerman, menganalisis Alkitab sebagai sumber sejarah, diciptakan oleh manusia,
dan oleh karena itu tunduk pada kesalahan faktual. Terlepas dari tantangan-tantangan
ini bagi Gereja, Pencerahan tidak boleh dicirikan sebagai serangan yang tak henti-
hentinya terhadapnya atau, dalam hal ini, sebagai pertempuran terus-menerus antara
akal dan takhayul. Memang benar bahwa Pencerahan Prancis memiliki unsur anti-ulama
yang kuat. Namun, di tempat-tempat seperti Skotlandia, pendeta memainkan peran
penting dalam proses pencerahan, membuat kontribusi yang sering dan penting di
berbagai wilayah. Selanjutnya, pertanyaan seputar kepercayaan dan kepercayaan tidak
diperumit oleh adanya gerakan seperti Deisme - sistem kepercayaan yang menerima
pencipta ilahi, namun pencipta yang mengatur alam semesta bergerak sesuai dengan
hukum alam dan kemudian membiarkannya berkembang. tentu saja.70

4. Politik
Teori politik yang tercerahkan dini sangat dipengaruhi oleh pria yang mengalami
langsung penganiayaan di tangan rezim abad ke-17. Thomas Hobbes dan John Locke
telah meninggalkan Inggris untuk menghindari penganiayaan politik, sementara di
Provinsi Bersatu, Hugo Grotius telah menghabiskan waktu di penjara karena
kepercayaan agama dan politiknya. Untuk mencegah kondisi ini mengakibatkan
penganiayaan serupa, struktur politik yang ada harus diubah agar sejarah tidak terulang
kembali. Karena bukti intoleransi religius sebagai katalisator dalam pemalsuan individu,
para ahli teori politik Pencerahan sangat ingin memisahkan peran gereja dan negara
dalam sistem politik masa depan. Sementara para teoretikus politik merumuskan dan
memperbaiki sistem mereka, semakin banyak panggilan untuk reformasi politik. Banyak
orang merasa tidak puas dengan absolutisme yang ada di Eropa, terutama di Prancis di
bawah Louis XIV. Di Prusia, di bawah Frederick the Great, dan Austria, di bawah Joseph
II, sejenis despotisme tercerahkan ada di mana penguasa mengizinkan nilai-nilai
pencerahan yang berkembang, sementara tetap mempertahankan kontrol politik absolut.
Namun, seiring bertambahnya usia, seruan untuk memisahkan kekuatan untuk
mencegah pelanggaran monarki, menjadi lebih gencar. Dalam arti praktis, Revolusi
Amerika dan Prancis sangat bergantung pada teori politik yang tercerahkan untuk
membenarkan tindakan mereka.71

70
McDougal Littell. 2008. Welcome to World History. US: Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company, hal. 7.
71
McDougal Littell. 2008. Welcome to World History. US: Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company, hal. 7.
51
DAFTAR PUSTAKA

Ading Kusdiana. 2013. Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, Cetakan-1.
Bandung: CV Pustaka Setia.

Adisusilo, Sutarjo. 2013. SEJARAH PEMIKIRAN BARAT Dari yang Klasik Sampai yang Modern.
Jakarta: Rajawali Pers.

Anonim. The Enlightenment. https://tec.fsi.stanford.edu. Di unduh pada tanggal 7 februari 2018


pukul 18.22 WIB.

Atang Abdul Hakim. 2008.Filsafat Umum dari Metologi Sampai teofiologi. Bandung : Pustaka
Setia.

Beekman,Gerard. TT. Filsafat para filsuf berfilsafat,diterjemahkan oleh R.A.Rivai. Jakarta :


Erlangga.

Budi Hardiman. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: Erlangga.

Harrun Hadiwijono. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.

Hermann Luchterband. 1973. The Philosophy of the Enlightenment The Christian Burgess and
the Enlightenment. London: Great Britain.

Julian Holand. 2009. The Kingfisher History Encyclopedia Jilid 4, terj. Nino Oktorino, dkk.
Jakarta: PT Lentera Abadi.

Junarso Ridwan dkk. 2010. Tokoh-Tokoh Ahli Fikir Negara & Hukum Dari Zaman Yunani Kuno
Sampai Abad 20. Bandung: Nuansa.

52
Juhaya S. Praja. 2008. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta : Prenada Media.

Louis o. Kattsoff. TT. Pengantar Filsafat. New york : the Ronald Press Company.

Leo Agung, 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Matthew T. Downey. 2006. Contemporary’s World History. Chicago: Wright Group/McGraw-Hill,


hal. 247.

McDougal Littell. 2008. Welcome to World History. US: Houghton Mifflin Harcourt Publishing
Company.

Nina Karina dkk. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta:
Penerbit Indoliterasi.

Prof. Jeremy Black. 2009. A Dorling Kindersley Book, terj. Aruminingsih, Henny Wirawan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ralph McLean. 2010. Historical Insights: Focus on Teaching The Enlightenment. UK: History at
the Higher Education Academy University of Warwick.

Soemargono, Soejono. 1992. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Spielvogel. 2007. Glencoe World History. Washington: Glencoe/McGraw-Hill.

Wahyudi Djaja. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.

Ziegler Herbert. 2005. Traditions and Encounters II. London: Lyn Uhl.

Admin. https://id.wikipedia.org/wiki/Denis_Diderot diakses pada tanggal 18 februari pukul 13.oo


WIB.

Dian Kurnia. http://dian-kurnia.blogspot.co.id/2010/05/aufklarung-masa-pencerahan-eropa.html


di unduh pada tanggal 18 februari pukul 21.00.

53

Anda mungkin juga menyukai