Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGEMBANGAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH


“KURIKULUM 2013”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Dra. Wilda Syahri, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. Yohana Sabrina Sihombing (A1C119042)


2. Dea Aninda (F1061201009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat dan
karunia- Nya kita diberi nikmat kesehatan, iman dan pikiran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah desain pembelajaran kimia dengan judul “KURIKULUM
2013”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Sekolah Menengah di program studi pendidikan kimia Universitas Jambi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.
Dra, Wilda Syahri, M. Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Sekolah Menengah.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami mengucapkan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami berharap pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kemajuan dan kesempurnaan dari makalah ini.

Jambi, 16 November 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Landasan Kurikulum 2013.................................................................................. 3
2.2 Karakteristik Kurikulum 2013 ............................................................................................... 4
2.3 Standar Kompetensi lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar Kurikulum
2013 ........................................................................................................................................... 5
2.4 Model Pembelajaran Kurikulum 2013 .................................................................................. 7
2.4.1 Model Inquiry Learning ........................................................................................ 7
2.4.2 Model Discovery Learning .................................................................................... 8
2.4.3 Project Based Learning ......................................................................................... 9
2.4.4 Problem Based Learning ....................................................................................... 9
2.5 Implementasi Kurikulum 2013 ............................................................................................ 10
2.6 Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 ...................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan
dalam proses kegiatan belajar-mengajar (Nana Syaodih, 2009: 5). Pengertian tersebut
juga sejalan dengan pendapat Nasution (2006: 5) yang menyatakan bahwa kurikulum
dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-
mengajar di bawah bimbingan atau naungan serta arahan atau bisa disebut juga
tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal1 ayat (19), menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana danpengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakansebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuanpendidikan tertentu. Adanya kurikulum di Indonesia merupakan hal yang
sudahseringkali didengar, dari tahun 1947 yang merupakan kurikulum pertama
dengansebutan Rencana Pelajaran 1947, hingga berganti sebelas kali dan yang saat
inidigunakan yaitu Kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum merupakan akibat dariperkembangan masyarakat dan
tuntutan dari pasar modern saat ini.Zaman yang sedang meremaja ini, banyak
tantangan yang yang ditemukandi sekitar masyarakat. Seperti yang diketahui,
maraknya terjadi tawuran danperkelahian antar sekolah yang diakibatkan salah
satunya yaitu mengolok-ngoloksalah satu sekolah. Hal ini merupakan salah satu
contoh betapa kurangnyakarakter seorang siswa dalam diri siswa tersebut. Kurikulum
2013, merupakankurikulum yang secara khusus di desain untuk mengembangkan
kemampuan dan karakter serta peradaban bangsa yang bermanfaat.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Meninjau pentingnya pemahaman akan materi ini, maka penulis akan
menjabarkan materi melalui beberapa poin penting berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum 2013?
2. Bagaimana karakteristik kurikulum 2013?
3. Bagaimana Standar Kompetensi lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013?
4. Bagaimana model Pembelajaran Kurikulum 2013?
5. Bagaimana pengimplementasian Kurikulum 2013?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013?

1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan materi ini adalah untuk menambah wawasan bagi penulis
maupun pembaca mengenai landasan pengembangan kurikulum. Selain itu, tujuan
spesifiknya kami paparkan dalam poin penting berikut:
1. Menjelaskan pengertian kurikulum 2013
2. Menjelaskan karakteristik kurikulum 2013
3. Menjelaskan Standar Kompetensi lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013
4. Menjelaskan model Pembelajaran Kurikulum 2013
5. Menjelaskan implementasi Kurikulum 2013
6. Menjelaskan kekurangan dan kelebihan Kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang diberlakukan di Indonesia
mulai tahun ajaran 2013/2014 (Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs), namun implementasinya masih bersifat
terbatas pada kelas I, VI, VII dan X di beberapa sekolah pilihan (Kemendikbud, 2013a).
Salah satu elemen esensial dalam perubahan kurikulum ini adalah standar penilaian
pendidikan. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi yang dapat dimaknai sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oeh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Batasan
definitif yang demikian dapat ditafsirkan menjadi suatu kerangka dasar bahwa
kurikulum 2013 mengarahkan pembelajaran pada proses pengembangan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab. Dari deskripsi yang telah dipaparkan tersebut jelas bahwa kurikulum 2013
berbasis kompetensi yang dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oeh peserta
didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Batasan definitif yang demikian dapat ditafsirkan menjadi suatu kerangka dasar
bahwa kurikulum 2013 mengarahkan pembelajaran pada proses pengembangan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh
tanggung jawab. Pola pembelajaran yang menekankan pada basis kompetensi dan
karakter melalui seperangkat strategi pencapaian diarahkan pada pencapaian
pembelajaran secara optimal.bPola pembelajaran yang menekankan pada basis
kompetensi dan karakter melalui seperangkat strategi pencapaian diarahkan pada
pencapaian pembelajaran secara optimal. Oleh sebab itu, E. Mulyasa, 2013: 69-70,
mengindentifikasi tiga varian utama dalam pengembangan kurikulum 2013, antara lain:
pertama, penetapan kompetensi yang akan dicapai. Hal ini berupa pernyataan tujuan
(goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik, menggambarkan hasil belajar
(learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap; kedua,
strategi pencapaian kompetensi sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam
menguasai kompetensi; dan ketiga, evaluasi sebagai suatu bentuk kegiatan penilaian
dalam pencapaian kompetensi bagi setiap peserta didik.

3
4
2.2 Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 didalam karakteristiknya berbeda dari karakteristik kurikulum-
kurikulum sebelumnya, yang mana didalam kurikulum 2013 ini menekankan pada
bidang ataupun basis peserta didik di dalam kompetensi. Yang mana dapat diartikan
bahwa didalam kurikulum 2013 ini peserta didik dapat bahkan mampu menguasai
sendiri materi ajar yang diberikan sekolah dan juga lebih menekankan bahwa untuk
peserta didik memahami apa yang telah mereka terima di sekolah.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap, spiritual, dan sosial,


rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang di pelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang di rinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, di mana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
Kurikulum 2013 juga diartikan sebagai outcomes-based curriculum yang berarti
kurikulum yang berbasis hasil maksudnya ialah di dalam kurikulum 2013 ini
menekankan hasil yang diperoleh oleh peserta didik tidak boleh diubah-ubah. Semisal
nilai siswa jatuh maka pendidik akan mengubah nilai tersebut. Disini pendidik tidak
boleh mengubah apa yang telah menjadi hasil dari peserta didik karena di kurikulum
2013 ini karakteristik yang diambil didalam pengimplementasiannya ialah hasil akhir
dari pergerakan dan perjuangan dari peserta didik itu sendiri. Ada delapan karakteristik
kurikulum 2013 yang disampaikan pada Kongres Guru Indonesia pada Tahun 2013
silam di Senayan Jakarta, yaitu:
1. Isu atau konten dari kurikulum ialah kompetensi dinyatakan dalam sebuah bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirincikan lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) adalah suatu gambaran yang secara kategorial mengenai
sebuah kompetensi dalam segi sikap, ilmu pengetahuan, dan keterampilan, dan
keterampilan kognitif dan psikomotorik yang mesti dipelajari dan dipahami peserta
didik untuk berada di jenjang pendidikan.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan suatu kompetensi yang dipahami peserta didik
untuk suatu tema untuk pendidikan tingkat SD/MI, dan mata pelajaran (Mapel)
untuk tingkatan SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK
5

5. Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar pada tingkat pendidikan menengah pertama
diutamakan pada sikap, sedangkan pada tingkat menegah atas
menekankan kemampuan intelektual.
6. Kompetensi Inti menjadi sebuah unsur organisatoris dari Kompetensi Dasar, yaitu
proses belajar dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
7. Kompetensi Dasar dikembangkan pada suatu prinsip yaitu akumulatif yang saling
memperkuat dan memperkaya antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran
yang lain di suatu jenjang pendidikan.
8. Silabus diolah menjadi lebih luas sebagai sebuah rancangan untuk SD/MI dan mata
pelajaran untuk tingkatan SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selalu dikembangkan dari setiap Kompetensi.

2.3 Standar Kompetensi lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar


Kurikulum 2013
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
menerangkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
dan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi (SI), standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. SKL terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.

Sedangkan KI merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas


yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
6

utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan


(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. KI harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. KI berfungsi sebagai unsur
pengorganisasi KD. Sebagai unsur pengorganisasi, KI merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan orgaanisasi horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah
keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran dengan konten KD dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu temuan mingguan dan kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat (Kemendikbud, 2013).

KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenan


dengan sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan
penerapan pengetahuan (KI 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari KD dan
harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). KD merupakan kompetensi
setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari KI. KD adalah konten
atau kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
bersumber pada KI yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran.

SKL Kurikulum 2013 berlaku umum untuk tiap jenjang pendidikan yang meliputi
3 (tiga) aspek yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini merupakan cita-cita
dan impian penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diterapkan bukan sekedar
update pengetahuan dan keterampilan saja. Kurikulum 2013 diterapkan untuk
menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi baik sikap spiritual, sikap sosial ,
pengetahuan dan keterampilan agar nantinya unggul dalam persaingan global abad 21
ini. Keunggulan ini ditunjang dengan pengembangan keterampilan abad 21 seperti
critical thinking, creative thinking, collaborating dan communicating (4C). Keunggulan-
keunggulan ini sudah dicanangkan dan dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Oleh karena itu dalam kurikulum 2013, pembentukan kompetensi lulusan
dilakukan melalui pembelajaran yang dilakukan oleh guru diseluruh matapelajaran.
Dalam konteks ini, materi pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi instrument
penting menuju tercapainya Standar Kompetensi Lulusan yang dicita-citakan. Materi
pembelajaran yang tidak setara dengan Standar Kompetensi Lulusan yang diinginkan
jelas menjadi penyebab tidak tercapainya kompetensi yang diinginkan. Demikian juga
dengan proses pembelajaran, terbentuknya kompetensi lulusan pada peserta didik
tergantung juga dengan proses pembentukan kompetensi yang dilakukan pada proses
pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berjalan optimal jika guru
memahamiKompetensi Dasar (KD), dan menerapkan kompetensi pedagogiknya agar
7

kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kalimat-kalimat dapat diwujudkan pada diri
siswa atau peserta didik.

2.4 Model Pembelajaran Kurikulum 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun


2013 tentang standar proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model
pembelajaran discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek
(Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem
Based Learning).

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2
serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/ atau
KD-4.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2
yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi
pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
3. Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar
peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).
Contoh kegiatan dalam model-model pembelajaran: (1) pembelajaran Inkuiri
(Inquiry Based Learning), (2) pembelajaran Discovery (Discovery Learning), (3)
pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan (4) pembelajaran berbasis
permasalahan (Problem Based Learning) yang dikaitkan dengan pendekatan saintifik
(5M), dijelaskan sebagai berikut.

2.4.1 Model Inquiry Learning


Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal
sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam
model inkuiri terdiri atas:
1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta
atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi. Tahapan ini melatih
peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik
terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
8

3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat
mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang
paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.

2.4.2 Model Discovery Learning


1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat
berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materipembelajaran/topik/tema
yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati
pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat
gambar.
1. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik
diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan
ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan
merumuskan masalah.
2. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan
pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk
menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih
ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami
kegagalan.
3. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik
untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk
diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
4. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek
kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain
bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku
atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
5. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang
serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta
didik.
9

2.4.3 Project Based Learning


Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:

6. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal
agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul
dari fenomena yang ada.
7. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
8. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan
sesuai dengan target.
9. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
10. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
11. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
sama atau mata pelajaran lain.

2.4.4 Problem Based Learning


Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Adapun langkah-langkah
pembelajaran model Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

12. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan
peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
13. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran
salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau
menanya) terhadap masalah kajian.
10

14. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka
menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
15. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data
yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
16. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik
mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan
dievaluasi.

2.5 Implementasi Kurikulum 2013

Pada penerapan (implementasi Kurikulum 2013) di lapangan (baca: sekolah), guru


salah satunya harus menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), karena pendekatan
ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional. Lalu bagaimanakah
kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan
ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:

4. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
5. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
6. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
7. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
8. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
9. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
10. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan


menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil
11

belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan


ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik “tahu mengapa.”
b. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”.
c. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.”
d. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
f. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran disetiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan.

Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh


dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas 10 sampai dengan kelas
12. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke
dalam dua kelompok, yaitu kelas 10 merupakan program umum yang diikuti oleh
seluruh peserta didik, kelas 11 dan 12 merupakan program penjurusan yang terdiri atas
empat program, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam, Program Ilmu Pengetahuan
Sosial, Program Bahasa, dan Program Keagamaan khusus untuk MA.

Struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas:

a. Kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik
12

b. Kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan


dimaksudkan untuk menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK.
Mata pelajaran wajib sebanyak 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24
jam per minggu. Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam
per minggu untuk kelas X, dan 20 jam per minggu untuk kelas XI dan XII. Kelompok
mata pelajaran peminatan SMK/MAK masing-masing 24 jam per kelas. Kelompok
mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik, sedangkan untuk SMK/MAK
bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah
subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan
minatnya.

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib:


a. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan
Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
b. Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam
belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit.
c. Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan
peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan,
pilihan Lintas Minat, dan/atau pilihan Pendalaman Minat.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
13

Tabel di atas menjelaskan perubahan paradigma kurikulum dari kurikulum yang


lama, kemudian mengacu ke kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 yang mana
suasana belajar sangat menyenangkan. Proses belajar terbukti interaktif, inspiratif,
menantang, dan memotivasi siswa, kreatif, dan kemandirian sesuai bakat minat, fisik
dan perkembangan psikologi siswa.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013

Ada beberapa kekurangan dan kelebihan kurikulum 2013 yaitu melihat pentingnya
pendidikan bagi siswa, pemerintah terus berusaha menguji bahkan menganti
kurikulum. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan
bahwa kurikulum baru yang tengah menjalani fase uji publik ini bertujuan utama
membangun kemampuan berpikir anak secara ilmiah. Dia yakin bahwa ini akan
berdampak baik mengingat banyaknya laboratorium alami yang dapat dieksplorasi
oleh anak-anak. Meski banyak meraih prestasi gemilang di kancah dunia dalam
berbagai olimpiade sains dan matematika, rata-rata kemampuan berpikir anak
Indonesia secara ilmiah tetap dianggap masih rendah. Hal ini sempat dimunculkan
lewat penelitian Trends in International Mathematics and Science Study 2007
(TIMSS). Dari beberapa media yang sempat saya baca,ada beberapa kesimpulan yg
bisa saya simpulakan menyangkut kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 2013,
antara lain:

11. Kekurangan kurikulum 2013


Kekurangan-kekurangann yang terdapat pada kurikulum 2013 adalah:
14

a. Kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan
kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum
2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa
membingungkan guru dan pemangku pendidikan.
b. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai
kapasitas yang sama.
c. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian
nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan
pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini
berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam
UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
d. Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar.
e. Tambahan dari kelemahan kurikulum 2013 yaitu guru jarang menjelaskan,
karena guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini
guru sudah tidak perlu menjelaskan materi yang disampaikannya. Padahal kita
tahu bahwa belajar matematika, fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja.
Apalagi buku paket dari pemerintah yang belum dibagikan banyak siswa yang
mengeluh karena tidak bisa memahami materi.

Maka dari itu kami menghimbau agar semua pihak dapat bekerjasama termasuk
dinas terkait, guru dan pemerintah agar kurikulum ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya,bukan hanya rencana saja. Kami mendukung metode ini, tetapi dengan
kerjasama semua pihak seperti dewan pengajar dan pemerintah.

12. Kelebihan kurikulum 2013.


Sulit juga menyimpulkan kelebihan dari kurikulum 2013, mungkin yang menjadi
kelebihan dari kurikulum 2013 adalah setiap anak atau siswa dituntut kreatif dan
inovatif, selain itu ada juga yang namanya pengembangan karakter yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.

Diantara keunggulan kurikulum 2013 yaitu siswa harus aktif dan kreaktif tidak
seperti kurikulum sebelumya, materi dikurikulum terbaru ini lebih kepemecahan
masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan mengikuti
15

materi pembelajaran. Penilaian didapat dari semua aspek. Jadi pengambilan nilai siswa
bukan hanya didapat dari nilai ujianya saja, tetapi juga didapat dari nilai kesopanan,
religi, praktek, sikap, pengetahuan, keterampilan dan lain lain.

Siswa dari Indonesia, hanya mampu menjawab soal-soal yang level kategori
rendah hingga menengah saja, artinya bisa mencapai “intermediat”, sedangkan anak-
anak dari berbagai negara seperti China, Korea dan Jepang termasuk Singapura, sudah
dapat menjawab soal yang sulit dan level lanjutan. Ia mengatakan, jika dilihat data
pada nilai matematika anak didik pada 2007 lebih tinggi dibandingkan pada 2011–
hanya mampu menjawab soal-soal hafalan. Oleh karena itu, tiga mata pelajaran
(bahasa, matematika dan sejarah) untuk tingkat SMA menjadi wajib dan posisi
terdepan dibandingkan yang lainnya.

Wamendikbud mengatakan, mencetak generasi yang berkualitas dan berdaya


saing dengan kompetisi sesuai tuntutan dunia abad 2021, maka perlu dibentuk karakter
dan keilmuan sejak sekarang.Seperti apa generasi yang diinginkan dunia ke depan,
katanya, perlu dididik dari sekarang agar dapat digunakan oleh anak-anak yang tamat
20-30 tahun ke depan.“Kita ingin mewujudkan bahwa kompetensi yang dibutuhkan
masyarakat abad 21, keseimbangan antara soft skills dan hard skills.

Maka dalam kurikulum 2013 memberikan ruang agar anak dapat menguasai tiga
kompetensi sekaligus, meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan,” katanya".
“Belajar untuk mata pelajaran matematika khusus untuk tingkat dasar akan lebih
konkret lagi, seperti menghitung dengan menggunakan lidi dan jenis lainnya. Selama
ini yang diketahui tentang matematika hanya menghitung dan ke depan bagaimana
merumuskan,” katanya.

Jadi, pembelajaran yang cocok bisa merumuskan masalah, menanyakan dan


bukan hanya menyelesaikan masalah dan menjawab semata, karena kalau hafalan akan
mudah lupa.“Yang penting dalam kurikulum 2013 bukan jawabnya, tapi prosesnya
seperti apa peserta didik menyelesaikan persoalan itu, biar pun tidak benar, tapi
prosesnya benar-benar berjalan," tegasnya. Selain itu, tambah dia, metode
pembelajaran ke depan menghindari pengerjaan yang mekanistis, tetapi lebih pada
analitikal sehingga tidak seperti pekerjaan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang diberlakukan di Indonesia
mulai tahun ajaran 2013/2014 (Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs), namun implementasinya masih
bersifat terbatas pada kelas I, VI, VII dan X di beberapa sekolah pilihan
(Kemendikbud, 2013a). Salah satu elemen esensial dalam perubahan kurikulum ini
adalah standar penilaian pendidikan. Penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
(Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:


1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap, spiritual, dan sosial,
rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang di pelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang di rinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, di mana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 tahun


2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
menerangkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
dan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi (SI), standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. SKL terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.

16
17
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang standar proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran inkuiri (Inquiry Based
Learning), model pembelajaran discovery (Discovery Learning), model pembelajaran
berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis
permasalahan (Problem Based Learning).

3.2 Saran
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami
Kelompok 3 sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://yayathidayat67.wordpress.com /2013/12/04 /kekurangan-dan-kelebihan-


kurikulum-2013/ (Diakses pada tanggal 14 November 2021)

Julfahnur. 2018. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SMA. Sulawesi


Selatan: Universitas Muslim Indonesia)

Rachmawati, Rynaa. 2018. Analisis Keterkaitan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),


Kompetensi Inti(KI) , dan Kompetensi Dasar (KD) dalam implementasi
kurikulum 2013. Bandung:Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung

Sufairoh. 2016. Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan
Profesional. Volume 5. No 3

Sulaeman. A. 2015. Pengembangan Kurikulum 2013 dalam Paradigma Pembelajaran


Kontemporer. Jurnal Islamdina. Volume XVI, No 1. Hal: 71-95 dan Gustiani,
Tia. 2014. Penerapan Asesmen Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran Respirasi Serangga di SMP. Bandung:Universitas Pendidikan
Indonesia

Zainuri, Ahmad. 2018. Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang: NoerFikri,


Hlm. 100)

18

Anda mungkin juga menyukai